Analisis Fisik Pakan Ikan

27
Analisis Fisik Pakan Ikan 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis ikan bai kebutuhan protein dan kebiasaan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan pellet. Pele terbagi kedalam 2 jenis yaitu: Pelet terapung dan pelet tenggelam. Pakan alami adalah biasa sudah tersedia di alam seperti daun sente, daun talas, daun ubi jalar, plankton Untuk pemberian pakan pada ikan, besaran pakan harus disesuaikan dengan besaran mulut begitu pula dengan kadar protein yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan j budidaya (Deny, 2009. !enurut "nggraeni (20#0, pakan alami adalah pakan ikan yang keberadaannya tersedia di $erbatasnya ketersediaan pakan alami dipengaruhi dan sangat tergantung pada %aktor - %aktor alam seperti suhu, intensitas &ahaya, serta kandungan bahan organik yang terkandung diloka 'e&ara prinsip pakan alami dibedakan menjadi 2, yaitu: pakan alami nabati, &ontohnya: nabati, tumbuhan air dan sayuran segar dan pakan alami he)ani, &ontohnya: plankton he seperti roti%era, daphnia, dan lain*lain adalah jenis proto+oa, golongan in ertebrata golongan in ertebrata besar yakni &a&ing, golongan &rusta&ea, siput, kerang s serangga ke&il. Pakan buatan terdiri dari beberapa ma&am &ampuran bahan makanan yang b dari protein he)ani maupun nabati dan pada umumnya dilengkapi dengan itamin dan miner 'umber protein he)ani antara lain tepung ikan, telur ayam, tepung tulang dan ikan ru&a sumber protein nabati bisa diperoleh dari limbah industri pertanian, seperti bungkil, ampas tahu, kedelai, ka&ang hijau, shorghum dan ubi kayu. Pakan buatan bersi%at mengap karena mengandung bahan perekat yang berasal olahan tepung kanji menjadi &airan kental lem yang memiliki daya serap air &ukup tinggi tetapi minim air. 'emakin rendah mutu pe digunakan akan semakin mudah han&ur dan tenggelam di dasar kolam, maka pakan ini memmi mutu rendah. -erdasarkan bahan bakunya tergolong menjadi dua, yaitu: Pakan -asah dan P ering. 1.2. Maksud dan Tujuan !aksud dari Praktikum /utrisi tentang analisis %isik adalah agar kita dapat mengetahui pakan yang baik untuk ikan serta mengetahui berapa lama )aktu daya apung pakan ikan pakan tenggelam maupun terapung. $ujuan dari Praktikum /utrisi kan adalah untuk mengetahui kualitas dari suatu sampel yang perlu diketahui adalah seberapa lama sampel pakan dapat terapung, menyerap air da besar stabilitas pakan tersebut. 1.. !aktu dan Te"#at Praktikum /utrisi kan pada di lakukan pada tanggal 0 s3d 04 5ktober 20## di laborat ($eknologi 1asil Perikanan 6akultas Perikanan dan lmu elautan Uni ersitas -ra)ijay 2. TIN$AUAN PU%TA&A 2.1. Floating Ability 2.1.1. Pengertian Daya apung pakan buatan dapat di ukur dengan menjatuhkan atau menebarkan pakan tersebu kedalam bejana ka&a yang telah di isi air hingga kedalaman #7–27 &m. 8aktu yang di per pakan sejenak ditebarkan hingga tenggelam di dasar bejana merupakan gambaran men apung pakan buatan tersebut ( "%rianto, 2007. emak merupakan senya)a organik yang mengandung unsure karbon ( , , hydrog oksigen (5 sebagai unsure utama. -eberapa di antaranya ada yang mengandung nitrogen (

description

pakan ikan

Transcript of Analisis Fisik Pakan Ikan

Analisis Fisik Pakan Ikan 1. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disesuaikan dengan jenis ikan baik itu ukuran, kebutuhan protein dan kebiasaan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan pellet. Pelet untuk ikan terbagi kedalam 2 jenis yaitu: Pelet terapung dan pelet tenggelam. Pakan alami adalah pakan yang biasa sudah tersedia di alam seperti daun sente, daun talas, daun ubi jalar, plankton dan lainlain. Untuk pemberian pakan pada ikan, besaran pakan harus disesuaikan dengan besaran mulut ikan begitu pula dengan kadar protein yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan jenis ikan yang di budidaya (Deny, 2009).Menurut Anggraeni (2010), pakan alami adalah pakan ikan yang keberadaannya tersedia di alam. Terbatasnya ketersediaan pakan alami dipengaruhi dan sangat tergantung pada faktor-faktor alam seperti suhu, intensitas cahaya, serta kandungan bahan organik yang terkandung dilokasi perairan. Secara prinsip pakan alami dibedakan menjadi 2, yaitu: pakan alami nabati, contohnya: plankton nabati, tumbuhan air dan sayuran segar; dan pakan alami hewani, contohnya: plankton hewani, seperti rotifera, daphnia, dan lain-lain adalah jenis protozoa, golongan invertebrata mikroskopis, golongan invertebrata besar yakni cacing, golongan crustacea, siput, kerang serta serangga serangga kecil. Pakan buatan terdiri dari beberapa macam campuran bahan makanan yang berasal dari protein hewani maupun nabati dan pada umumnya dilengkapi dengan vitamin dan mineral. Sumber protein hewani antara lain tepung ikan, telur ayam, tepung tulang dan ikan rucah, sedangkan sumber protein nabati bisa diperoleh dari limbah industri pertanian, seperti bungkil, kacang tanah, ampas tahu, kedelai, kacang hijau, shorghum dan ubi kayu. Pakan buatan bersifat mengapung di air karena mengandung bahan perekat yang berasal olahan tepung kanji menjadi cairan kental seperti lem yang memiliki daya serap air cukup tinggi tetapi minim air. Semakin rendah mutu perekat yang digunakan akan semakin mudah hancur dan tenggelam di dasar kolam, maka pakan ini memmiliki mutu rendah. Berdasarkan bahan bakunya tergolong menjadi dua, yaitu: Pakan Basah dan Pakan Kering.1.2. Maksud dan TujuanMaksud dari Praktikum Nutrisi tentang analisis fisik adalah agar kita dapat mengetahui ciri-ciri pakan yang baik untuk ikan serta mengetahui berapa lama waktu daya apung pakan ikan baik itu pakan tenggelam maupun terapung.Tujuan dari Praktikum Nutrisi Ikan adalah untuk mengetahui kualitas dari suatu sampel pakan. Hal yang perlu diketahui adalah seberapa lama sampel pakan dapat terapung, menyerap air dan seberapa besar stabilitas pakan tersebut.1.3. Waktu dan TempatPraktikum Nutrisi Ikan pada di lakukan pada tanggal 03 s/d 06 Oktober 2011 di laboratorium THP (Teknologi Hasil Perikanan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

2. TINJAUAN PUSTAKA2. 2.1. Floating Ability2.1.1. PengertianDaya apung pakan buatan dapat di ukur dengan menjatuhkan atau menebarkan pakan tersebut kedalam bejana kaca yang telah di isi air hingga kedalaman 1525 cm. Waktu yang di perlukan oleh pakan sejenak ditebarkan hingga tenggelam di dasar bejana merupakan gambaran mengenai daya apung pakan buatan tersebut ( Afrianto, 2005).Lemak merupakan senyawa organik yang mengandung unsure karbon (C), , hydrogen (H) dan oksigen (O) sebagai unsure utama. Beberapa di antaranya ada yang mengandung nitrogen (N) dan fosfor (P) . Lemak berguna sebagai sumber energy dalam beraktivitas dan membantu penyerapan mineral tertentu. Lemak juga berperan dalam menjaga keseimbangan dan daya apung pakan dalam air (Mahyuddin, 2008).Menurut Haetami (2005), faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah karakteristik pakan di dalam air. Semakin banyaknya penggunaan azola menyebabkan lebih tingginya daya apung makanan karena komonen serat kasarnya. Ikan bawal air tawar adalah ikan yang bersifat demersal (melayang) dalam merespon pakan. Dari hasil pengamatan pada kondisi wadah percobaan, pakan dengan tingkat azola sebesar 58% cenderung lebih lambat direspon oleh ikan.1. 2. 2.1. 2.1.1. 2.1.2. Faktor yang MempengaruhiFaktor yang mempengaruhi pelet ikan bisa mengambang atau terapung yaitu dari bahan atau dari mesinnya yang hebat dan canggih. Pelet bisa terapung karena ada pori pori dalam pelet yang terjadi karena gesekan dari bahan yang dibawa oleh ekstruder dengan dinding tabung dan dipadatkan diujung ekstruder dengan tekanan tinggi hingga menimbulkan panas yang cukup untuk membuat pelet matang,kemudian masuk kedalam lubang yang dinamakan dies setelah keluar dari lubang dies tersebut dipotong oleh pisau pemotong. Karena perbedaan suhu d idalam dan suhu ruang maka pelet tersebut dapat membuat pori-pori pelet. Intinya dari proses ini adalah thermo mechanical cooking (teknik memasak dengan mekanik). Steam boiler dihilangkan tetapi memasak dengan kekuatan mekanik mesin sehingga menggunakan energi yang cukup besar (Alip, 2010).Hasil penelitian tahun 1981 oleh Sri Hatimah di Kolam Depok menyimpulkan ada perbedaan penambahan bobot antara pelet apung dengan pelet kelem (tenggelam). Pelet apung sudah ditambah zat additive agar bisa berbobot lebih ringan dan mengambang di air. Sedangkan pelet kelem lebih menekankan kandungan gizi pakan sehingga untuk pendederan gurami pelet kelem lebih disukai (Kicau, 2008).Uji daya tahan dalam air dilakukan dengan merendam pellet dalam air dan dihitung berapa lama pellet tersebut tahan dalam air sampai hancur. Semakin lama pellet tersebut hancur, semakin baik dan berkualitas pellet tersebut. Selain dari faktor kekerasan pellet, daya tahan pellet dalam air dapat disiasati dengan beberapa cara, antara lain yaitu dengan mempergunakan perekat, lama pengeringan yang optimal dan merata dan memperbesar ukuran pellet seoptimal mungkin. Pellet umumnya dibuat dari campuran beberapa macam bahan pakan dan umumnya kemudian ditambahkan perekat baik alami maupun kimiawi. Salah satu bahan perekat yang murah dan mudah didapat adalah kanji yang berasal dari tepung tapioka. Lama pengeringan juga menentukan keras tidaknya pellet. Semakin lama dilakukan pengeringan akan semakin keras pellet tersebut, problemnya adalah akan mengurangi kandungan nutrisi pellet. Demikian juga pengeringan dengan suhu yang semakin tinggi akan menyebabkan pellet akan cepat menjadi keras (Handajani dan Wahyu, 2010).2.2. Water Stability2.2.1. PengertianMenurut Fishblog (2008), water stability feed yaitu stabilitas pakan dalam air yang merupakan faktor penting dalam menentukan efisiensi pakan. Pakan yang tahan dalam air yang hanya mengalami sedikit perubahan kualitas dan kuantitas adalah pakan yang mempunyai persyaratan fisik yang cukup baik. Untuk mencapai keadaan ini dianjurkan agar pakan udang secara fisik masih tetap utuh kira-kira selama tiga jam berada dalam air.Cara untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut :1. Sebelum pakan direndam dalam air terlebih dahulu dilakukan analisis kimia.2. Perendaman dilakukan di dalam wadah dengan volume dan kedalaman minimal 0,5 m3 dan 0,6 m.3. Air digerakkan dengan aerator yang kuat, sehingga menimbulkan gelombang dan amplitude minimal 5 cm.4. Pakan diletakkan di dasar wadah yang mempunyai dasar merata.5. Setelah direndam 3 - 6 jam, kembali dilakukan analisis kimia.Pada dasarnya semakin halus bahan baku yang digunakan untuk menyusun pakan, bentuk fisiknya akan semakin baik pula, karena akan tercampur lebih baik sehingga menghasilkan produk yang lebih kompak dan stabil di dalam air, sehingga relatif lebih mudah dicerna.Menurut Aslamyah dan Yushinta (2009), pengujian fisik yang dilakukan pada pakan uji adalah pengamatan water stability meliputi kecepatan pecah dan dispersi padatan, tingkat kekerasan, serta kecepatan tenggelam. Water Stability atau stabilitas pakan dalam air adalah tingkat ketahanan pakan di dalam air atau berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga pakan lembek dan hancur, meliputi uji kecepatan pecah dan dispersi padatan. Uji kecepatan pecah mengukur berapa lama waktu sampai pakan hancur di dalam air, uji pecah diamati secara visual. pada suhu 1050C selama 10 jam. Selanjutnya didinginkan dalam deksikator, lalu timbang sampai berat konstan. water stability atau stabilitas pakan dalam air menjadi pertimbangan utama dalam formulasi pakan kepiting, Pakan buatan dengan water stability yang rendah, menyebabkan pakan mudah hancur dan terdespersi sehingga tidak dapat terpegang oleh kepiting. Secara umum pakan uji sudah mempunyai tingkat stabilitas dalam air ( yang sangat baik, yaitu di atas 5 jam. Menurut Balazs, et al. (1973) secara umum, stabilitas pakan dalam air berkisar dari 35 jam. Stabilitas pakan dalam air menggambarkan kekompakan pakan buatan, semakin lama waktu yang akan dibutuhkan untuk menghancurkan pakan, berarti semakin tinggi kekompakan pakan buatan tersebut.Daya larut pakan dalam air (water stability feed) dapat diukur dengan cara merendam pakan dalam air di dalam gelas. Letakkan pengukur waktu di dekat gelas itu. Cata waktu sampai semuanya melarut.yang baik daya larutnya antara 2-3 jam. Apabila lebih dari batas tersebut, berarti pakan sulit dicerna. Sedangkan bila kurang, bisa jadi pakan tersebut tidak ditemukan (tidak dimakan) udang karena terlalu cepat melarut (Kordi, 2010).1. 2. 2.1. 2.2. 2.2.1. 2.2.2. Faktor yang MempengaruhiMenurut Murdinah (1989), beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas pakan dalam air, seperti kehalusan bahan baku pakan dan proses pencampuran bahan dalam proses pembuatan pakan. Semakin halus bahan pakan, semakin baik pula pakan yang dihasilkan. Bahan pakan akan tercampur merata sehingga menghasilkan produk yang lebih kompak dan stabil di dalam air.Dominy dan Lim (1991), menyatakan disamping proses pembuatan, bahan perekat yang tepat juga sangat menentukan stabilitas pakan dalam air dan sifat-sifat fisik pellet yang lain.Daya larut pakan dalam air (water stability feed) dapat di ukur dengan cara merendam pakan dalam air di dalam gelas. Letakan pengukur wktu didekat gelas itu. Catat waktu samlpai semuanya melarut. Pakan yang baik daya larutnya antara 23 jam. Apabila lebih dari batas tersebut, berarti pakan sulit dicerna. Sedangkan bila kurang, bisa jadi pakan tersebut tidak ditemukan (tidak dimakan) udang karena terlalu cepat melarut (Kordi,2010).2.3. Water Absorption2.3.1. PengertianAdsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkin terjadi proses yang bolak-balik (Tinsley,1979). Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban,dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya,sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon (Webar,1972 dalam Tabin, 2010). Water absorption adalah penggunaan determine rata-rata penyerapan dibawah keadaan spesifik. Water absorption ditunjukkan sebagai faktor terhadap persentase berat. Persen water absorption (berat basah-berat kering)/berat kering) * 100 %. Dimana perlu penambahan pada berat bahan setelah dikurangi dengan air yang terdapat dibawah keadaan yang spesifik. Water absorption dapat mempengaruhi perlengkapan mekanik dan elektrik.Pakan buatan yang baik tidak mengalami proses pencucian secara besar-besaran selama berada didalam air. Dengan demikian, semua komponen yang terkandung didalamnya dapat diserap oleh tubuh ikan. Oleh karna itu, pakan buatan sebaiknya mempunyai karakteristik yang kompak dan kering sehingga ketika dimasukkan ke dalam air pakan menjadi lunak, tetapi tetap hancur. Sebaiknya, keutuhan bentuk pakan buatan di dalam air minimum mampu dipertahankan selama 3 jam. Analisis fisik ditujukan untuk mengetahui presentasi nutrien dalam pakan berdasarkan sifat kimianya, diantaranya serat dan ekstrak bebas nitrogen. Analisa fisik banyak digunakan untuk mengetahui kualitas pakan buatan karena prosedurnya mudah dan relatif murah. Pakan buatan yang baik umumnya mempunyai kandungan air berkisar antara 1012%, protein 2540%, karbihidrat 1012%, lemak 8% dan serat kasar 58% (Afrianto dan Evy liviawaty, 2005).1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.3.1. 2.3.2. Faktor yang MempengaruhiMenurut Dlouhy (1982) dalam Bintari et.al. (2009), proses penyerapan dalam adsorpsi dipengaruhi oleh : 1. Bahan penjerap Bahan yang digunakan untuk menjerap mempunyai kemampuan berbeda-beda, tergantung dari bahan asal dan juga metode aktivasi yang digunakan.2. Ukuran butirSemakin kecil ukuran butir, maka semakin besar permukaan sehingga dapat menjerap kontaminan makin banyak. Secara umum kecepatan adsorpsi ditujukan oleh kecepatan difusi zat terlarut ke dalam poripori partikel adsorben. Ukuran partikel yang baik untuk proses penjerapan antara 100 / +200 mesh. 3. Derajad keasaman (pH larutan)Pada pH rendah, ion H+ akan berkompetisi dengan kontaminan yang akan dijerap, sehingga efisiensi penjerapan turun. Proses penjerapan akan berjalan baik bila pH larutan tinggi. Derajat keasaman mempengaruhi adsorpsi karena pH menentukan tingkat ionisasi larutan, pH yang baik berkisar antara 8 9. Senyawa asam organik dapat diadsorpsi pada pH rendah dan sebaliknya basa organik dapat diadsorpsi pada pH tinggi.Menurut Murtidjo (2001), proses pembentukan pellet memanfaatkan proses gelatimasi pati melalui proses pengepresannya membentuk butiran makanan dalam ukuran tertentu (mm). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan durabilitas dalam air, antara lain sebagai berikut.1. Formula makanan, ukuran patikel setiap bahan makanan dan kandungan serat kasar yang terlalu tinggi menimbulkan masalah pembentukan pellet, demikian juga, jika terlalu banyak lemak (di atas 2%).2. Ukuran lubang pellet yang digunakan3. Kombinasi indicator pembentukan pellet, yakni temperatur, kelembaban dan kecepatan feeder screw untuk optimasi proses gelatinasi.Pengujian daya tahan di dalam air dilakukan dengan jalan merendamnya di dalam air dingin. Waktu yang diperlukan sampai saat pellet yang bersangkutan itu ambyar (hancur) merupakan ukuran daya tahannya. Semakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin baiklah mutunya. Pellet untuk ikan setidaknya harus mempunyai daya tahan selama 10 menit. Untuk pellet udang, daya tahannya seharusnya selama sekitar 24 jam (Mudjiman, 2004).

3. METODOLOGI1. 2. 3. 3.1. Alat dan Fungsi3.1.1. Floating AbilityDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari Pakan pada pengujian Floating Stability dari pakan, alatalat yang digunakan adalah: Beaker glass 500 ml : sebagai wadah air. Aerator 8 Volt : sebagai penghasil oksigen. Stopwatch : untuk menghitung waktu. Selang aerator : untuk mengalirkan oksigen.3.1.2. Water StabilityDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari Pakan pada pengujian Water Stability dari pakan, alatalat yang digunakan adalah: Beaker glass 500 ml : untuk wadah sampel. Oven : untuk mengeringkan seluruh bahan. Stopwatch : untuk mencatat waktu perlakuan. Aerator : untuk menggerakkan air saat perlakuan. Timbangan digital mattler : untuk mengetahui berat sampel (ketelitian 0,01gram). Sendok teh : untuk memindahkan sampel. Saringan : untuk menyaring sampel. Pinset : untuk memindahkan sampel. .1. .1.1. .1.2. 3.1.3. Water AbsorbtionDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari Pakan pada pengujian Water Absorbtion dari pakan, alatalat yang digunakan adalah: Beaker glass 500 ml : digunakan sebagai wadah media dalampengamatan. Oven : digunakan untuk memanaskan bahan untuk mengurangikadar air dari pakan. Timbangan digital mattler : untuk mengetahui berat sampel (ketelitian 0,01gram).3.2. Bahan dan Fungsi3.2.1. Floating AbilityDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari Pakan pada pengujian Floating Stability dari pakan, bahanbahan yang digunakan adalah: Pellet tenggelam : sebagai bahan sampel yang akan diamati sertadigunakan sebagai pembanding. Pellet terapung : sebagai bahan sampel yang akan diamati sertadigunakan sebagai pembanding. Air : sebagai media penguji.3.2.2. Water StabilityDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari Pakan pada pengujian Water Stability dari pakan, bahanbahan yang digunakan adalah: Pakan pellet : untuk sampel pengujian. Aquadest : untuk media rendaman dan untuk membersihkan alat. Kertas saring : untuk mengurangi kadar air pada sampel. Air : untuk membilas alat dan sisa sampel. Aluminium foil : untuk membungkus sampel.3.2.3. Water AbsorbtionDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari Pakan pada pengujian Water Absorbtion dari pakan, bahanbahan yang digunakan adalah: Pelet :digunakan sebagai bahan yang diamati daya serap airnya. Aquades :digunakan sebagai bahan perlakuan untuk daya penyerapan air oleh pellet. Kertas Saring :digunakan untuk menyaring bahan yang digunakan untuk mengurangi kadar air. Saringan :digunakan untuk memisahkan bahan dari aquades. Aluminium foil :digunakan untuk pembungkus bahan saat pengovenan untuk meratakan temperatur dan mencegah terbakarnya bahan.3.3. Skema Kerja3.3.1. Hasil

Beaker Glass 500 ml

Floating Ability diisi airdimasukkan aerator dengan tegangan 8 voltdimasukkan 2 gram pellet tenggelamdiukur waktu dengan stopwatch sejak pertama kali menyentuh airdihentikan waktu stopwatch ketika semua pellet menyentuh dasar beaker glassdihitung total waktu yang diperlukan pellet untuk mencapai dasar beaker glassditentukan kategori daya apung pelletkategori daya apung pellet: Sangat baik, jika daya apung 10 menit Baik,pada daya apung berkisar antara 5 10 menit Sedang, pada daya apung berkisar antara 1 5 menitTidak baik, jika daya apung < 1 menit

3.3.2. Pakan Pellet

Hasil

Water Stability ditimbang sample + 5 gram dimasukkan sample ke dalam beaker glass 200 ml yang telah berisi air dan dicatat waktu saat perendamandiberikan gerakan pada air melalui aerator 8 volt selama 1 menitdiangkat dan sampel disaring dengan saringan 0,5 mmdibilas beaker glass dengan aquadestditimbang kertas saring dan diletakkan menutupi corong Burcher funneldipindahkan sampel pellet dari saringan 0,5 mm ke dalam kertas saring dengan menggunakan sendok tehdibilas dengan air sisa sampel yang ada dalam saringandipindahkan kertas saring yang telah berisi sampel ke dalam aluminium foil yang sudah ditimbangdikeringkan seluruh bahan dalam oven pada suhu 100oC, selama 4 jamdikeringkan 5 gr sampel pakan yang tidak direndam dalam oven seperti proses diatasditimbang seluruh bahan (kertas saring + aluminium foil + sampel) setelah didinginkandihitung nilai water stability menggunakan rumusWater stability =

3.3.3. Water AbsorptionPakan Pellet

Hasil

ditimbang sampel + 5 gramdimasukkan sampel ke dalam beaker glass 600 ml yang telah berisi air selama : (10 detik, 1 menit, 3 menit dan 10 menit)dituangkan sampel ke dalam saringan ukuran 0,5 mmdipindahkan sampel ke dalam kertas saring untuk menghilangkan kadar airdipindahkan sampel yang berada pada kertas saring ke dalam aluminium foil yang sebelumnya sudah diketahui beratnyaditimbang aluminium foil dan isinyadimasukkan ke dalam oven pada suhu 1000C selama 4 jam beserta sampel pakan pellet yang tidak direndamditimbang sampel bersama aluminium foil setelah di ovendihitung nilai water absorbtion dengan rumusperbandingan antara pakan pellet yang direndam dengan yang tidak direndam- 1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. Analisa Prosedur3.4.1. Floating AbilityBerdasarkan praktikum Nutrisi Ikan tentang materi Analisis Fisik dari Pakan, sebelumnya disiapkan alat dan bahan. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum analisis fisik yaitu 500 ml beaker glass, aerator dan stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pelet, air kran dan aquades.Setelah disiapkan alat dan bahan, pakan pelet ditimbang sebagai sampel yaitu dengan berat 2 gr. Kemudian beaker glass 500 ml yang berfungsi sebagai wadah air dan pakan pelet, diisi air kran dan dimasukkan aerator ke dalam beaker glass yang berfungsi untuk memberikan aerasi pakan dalam menentukan berapa lamanya daya apung pakan. Selanjutnya pakan pelet tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah terisi larutan air dan dinyalakan stopwatch yang berfungsi untuk mengukur waktu daya apung pakan pelet. Setelah butiran pakan pelet sudah mencapai dasar beaker glass stopwatch dihentikan, lalu dicatat lamanya daya apung pakan pelet tersebut dan penentuan daya apung dapat dibedakan dengan katagori sebagai berikut:a. Sangat baik jika daya apung 10 menitb. Baik pada daya apung 510 menit c. Sedang, pada daya apung 15 menitd. Tidak baik, pada daya apung < 1 menitDari katagori penentuan daya apung tersebut, data pengamatan dapat dicatat dan ditentukan baik atau tidak baiknya pakan pelet.1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.4.1. 3.4.2. Water StabilityLangkah pertama yang di lakukan pada pengujian water stability adalah menyiapkan alat dan bahan. Alatalat yang di gunakan antara lain beaker glass untuk tempat larutan sementara, corong untuk membantu memasukkan larutan atau sampel, timbangan untuk menimbang sampel kertas saring dan alumunium foil, stopwatch untuk menghitung lama waktu, aerator untuk pemberi gerakan pada air, kertas saring untuk menyaring sampel, sendok teh untuk memindahkan sampel, pinset untuk memindahkan sampel, alumunium foil untuk membungkus sampel, oven untuk memanaskan bahan. Sedangkan alat yang di gunakan adalah sampel pakan pellet sebagai bahan yang di amati, aquadest sebagai pelarut.Setelah alat dan bahan di siapkan, di timbang bahan + 5 gram sampel pakan pellet yang di hasilkan dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram, setelah itu sampel di masukkan ke dalam beaker glass yang sudah diisi 200 ml aquadest, dan di catat waktu saat perendaman, setelah 3 menit, air di berikan gerakan melalui aerator (8 volt) selama 1 menit. setelah 1 menit, aerator segera di angkat dan sampel di saring dengan saringan 0,5 mm, setelah selesai beaker glass di bilas dengan aquadest (gunakan air seefisien mungkin). Lalu berat kertas saring ditimbang, dan diletakkan menutupi corong burcher funnel. Lalu sampel pellet dipindahkan dari saringan 0,5 mm ke dalam kertas saring, dengan menggunakan sendok teh. Sisa sampel yang ada dalam saringan dibilas dengan air. Kertas saring yang berisi sampel dipindahkan (dengan menggunakan pinset) ke dalam alumunium foil yang sudah di timbang sebelumnya. Setelah itu seluruh bahan di keringkan dalam oven pada suhu 100 C selama 4 jam. Sedangkan 5 gram pakan yang lain (tidak direndam) juga dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C. setelah didinginkan seluruh bahan ditimbang (kertas saring + alumunium foil + sampel), lalu dicatat hasilnya.1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.4.1. 3.4.2. 3.4.3. Water AbsoptionDalam praktikum Nutrisi Ikan tentang Analisis Fisik dari pakan dengan pengujian Water Absorption, hal pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan adalah timbangan (ketelitian 10-4 gram), beaker glass 500 ml, saringan 0,5 mm, dan oven. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah pellet, aquadest, kertas saring, dan aluminium foil. Setelah disiapkan alat dan bahan, langkah selanjutnya adalah ditimbang + 5 gram sample pakan pellet dengan timbangan (ketelitian 10-4 gram gram). Kemudian sampel dimasukkan ke dalam beaker glass 600 ml yang telah berisi aquadest selama (10 detik, 1, 3 dan 10 menit). Lalu sampel dituangkan ke dalam saringan ukuran 0,5 mm dan untuk menghilangkan air, sampel dipindahkan ke dalam kertas saring. Setelah itu sampel yang berada pada kertas saring dipindahkan ke dalam aluminium foil yang sebelumnya sudah diketahui beratnya. Kemudian dilakukan penimbangan aluminum foil dan isinya, lalu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 100 oC selama 4 jam. Bersamaan dengan itu dimasukkan pula sampel pakan pellet yang tidak direndam. Setelah dioven sampel bersama aluminium foil ditimbang. Kemudian dihitung water absorption berdasarkan perbandingan antara pakan pellet yang direndam dengan yang tidak direndam. Lalu dibuat grafik hubungan antara absorbsi air dengan waktu perendaman. Dan dicatat hasilnya.3.5. Analisa Hasil3.5.1. Floating AbilityBerdasarkan praktikum Nutrisi Ikan tentang materi Analisis Fisik dari Pakan, terdapat data hasil pengamatan Floating Ability yang dimana bertujuan bertujuan untuk menentuan daya apung pakan pelet. Data hasil pengamatan floating ability untuk kelompok 4 dengan menggunakan pakan pelet berwarna coklat daya apungnya tidak baik yaitu 10.47 detik yang artinya daya apungnya < 1 menit. Hal ini menyebabkan pakan tersebut tidak baik dikonsumsi ikan karena dapat menyebabkan sisa pakan menumpuk di dasar.Menurut Afrianto dan Evi (2005), Daya apung pakan buatan di air merupakan parameter lain yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas pakan. Pakan terapung cocok untuk ikan yang mempunyai kebiasaan mencari pakan di permukaan perairan, sedangkan pakan yang tenggelam lebih tepat untuk ikan yang biasa hidup di dasar perairan, seperti lele dan udang. Daya apung pakan buatan dapat diukur dengan menjatuhkan atau menebarkan pakan tersebut ke dalam bejana kaca yang telah diisi air hingga kedalaman 1525 cm. Waktu yang diperlukan oleh pakan sejak ditebarkan hingga tenggelam di dasar bejana merupakan gambaran mengenai daya apung pakan buatan tersebut.1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.5.1. 3.5.2. Water StabilityPada praktikum Nutrisi Ikan dilakukan pengujian water stability yaitu penentuan berat kering pakan setelah di rendam dalam air selama beberapa waktu tertentukan. Terdapat 5 gr sample pakan pellet yang dimasukkan dalam 200 ml aquadest dan didapat waktu perendaman setelah di aerator selama 1 menit. Kemudian seluruh bahan dikeringkan dan di oven pada suhu 1000 C, setelah itu didinginkan dan seluruh bahan ditimbang dan kemudian didapat perbandingan antara berat kering pakan yang direndam selama 3 menit dengan pakan yang tidak direndam.Terdapat perbedaan antara pakan pelet kering dan pakan pelet basah pada water stability, yaitu pakan pelet kering lebih baik dari pada pakan pelet basah dalam pengukuran water stability. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan menurut Kordi (2010), keunggulan dari pelet terapung adalah mempunyai water stability yang tinggi (tidak mudah hancur) dan memungkinkan pelet dapat bertahan lebih lama di dalam air sehingga ketika termakan tidak ada kandungan nutrisi yang hilang karena hancurnya pelet. Sebaliknya, pelet tenggelam memiliki water stability yang lebih rendah sehingga ketika dimasukkan ke dalam air, pelet akan mudah hancur. Hancurnya pelet akan menghilangkan sebagian nutrisi yang dikandungnya. Konsekuensinya, ikan yang memakan pelet tersebut tidak mendapatkan nutrisi yang lengkap.

3.5.3. Water AbsorptionPada praktikum Nutrisi Ikan, tentang materi pengujian water absorption didapatkan hasil sebagai berikut. Pengujian pakan dibagi menjadi 2 bahan uji yang berbeda, pada praktikum ini, bahan uji yang digunakan adalah pelet. Pada bahan uji pertama berbentuk pelet tipe terapung, sedangkan bahan uji yang lain adalah pelet tipe tenggelam. Selain itu metode pengujian water absorption dititk beratkan pada perbedaan pakan pelet yang direndam dan pakan pelet yang tidak direndam. Perbedaan perlakuan antara kelompok yang menggunakan pelet terapung dan pelet tenggelam ini dimaksudkan, agar kita mengetahui perbedaan water absorption antar pelet tenggelam dan pelet terapung. Pada usaha budidaya, pemberian pakan pelet ini, berdasarkan atas jenis ikan yang dipelihara.Pada jenis ikan yang cenderung berada didasar, biasanya pelet yang digunakan adalah pelet tenggelam, sedangkan sebaliknya, pada ikan yang cenderung mencari pakan yang berada di permukaan, pemberian pakan terapung tentu saja akan lebih efisien. Sehingga, pemberian pakan pada organism budidaya ini disesuiakan dengan spesifikasinya masing masing. Menurut (Shafrudin, 2003), sifat pakan buatan ada yang terapung atau tenggelam. Penggunaan pelet terapung memudahkan kita memantau pakan yang diberikan apakah dimakan atau tidak. Hanya saja pembuatannya lebih rumit, sehingga untuk kadar proten yang sama, harga pelet apung lebih mahal dari pelet tenggelam. Sebagian besar petani menggunakan pelet tenggelam.Sedangkan menurut Khairuman dan Amri (2008), pakan yang dibuat oleh pabrik dikenal dalam bentuk pelet dengan ukuran yang bervariasi. Ada dua macam pelet yakni pelet terapung dan pelet tenggelam. Pelet terapung adalah pelet yang jika diberikan kepada ikan, beberapa saat akan terapung diatas kolam, sedangkan pelet tenggelam jika diberikan kepada ikan biasanya langsung tenggelam atau melayang beberapa saat didalam air.Pada pengujian water absorption dengan menggunakan pelet terapung didapatkan hasil setelah dilakukan pengovenan dengan suhu 1000C dengan lama pemanasan 4 jam. Sedangkan perlakuan untuk bahan pakan yang direndam dan tidak direndam tujuannya adalah untuk menegetahui seberapa besar perbedaan kadar air yang dikandung, pada bahan pakan yang sebelumnya direndan dan tidak direndam. Menurut Yulpiferius (2009), pengujian daya tahan stabilitas pelet dilakukan dengan cara merendam contoh pelet yang akan diuji selama beberapa waktu di dalam air. Tingkat daya tahan pelet dalam air (water stability) diukur sejak pelet direndam sampai pecah. Makin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuyarkan pelet dalam proses perendaman, berarti makin baik mutunya. Pelet ikan yang baik mempunyai daya tahan dalam air minimal 10 menit. Sedangkan pelet pakan udang harus mempunyai daya tahan lebih lama lagi, yaitu sekitar 3060 menit.Uji fisik yang dilakukan pada pakan pelet menurut Handayani (2007), pada dry pellet, walaupun telah mengalami proses pengeringan dengan oven hanya kandungan airnya yang berkurang sedangkan kandungan airnya yang berkurang sedangkan kandungan nutrisi yang terlarut dalam air tidak ikut hilang. Uji fisik yang dimaksud adalah uji daya apung, uji kehalusan dan uji kekerasan. Hasil uji fisik menunjukkan dry pellet dapat mengapung di permukaan air selama kurang lebih 2 menit 40 detik sedangkan pada moist pellet hanya mengapung selama 15 detik, untuk uji kehalusan, balk dry pellet maupun moist pellet memiliki tekstur partikel yang halus.Pengujian secara fisik pada pakan Cara ini digunakan untuk mendapatkan informasi bahan secara keseluruhan, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: MakroskopisMeliputi : warna masih tetap (tidak berubah) , pecah atau utuh (untuk biji-bijian) , bebas bau tengik, bebas benda asing, bebas jamur, bebas insekta, kadar air (basah/kering), MikroskopisMenggunakan mikroskop , untuk mengetahui kemurnian bahan pakan; memerlukan tenaga terlatih yang dapat mengidentifikasi dan menghitung berapa bahan yang tercampur beserta kontaminasinya, misalnya benda asing, jamur, dll (Gunawan, 2010).,

4. Kesimpulan dan Saran4.1 KesimpulanDari hasil praktikum nutrisi ikan materi analisis fisik didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Daya apung pakan buatan dapat di ukur dengan menjatuhkan atau menebarkan pakan tersebut kedalam bejana kaca yang telah di isi air hingga kedalaman 1525 cm. Waktu yang di perlukan oleh pakan sejenak ditebarkan hingga tenggelam di dasar bejana merupakan gambaran mengenai daya apung pakan buatan tersebut. Pelet bisa terapung karena ada pori pori dalam pelet yang terjadi karena gesekan dari bahan yang dibawa oleh ekstruder. Water Stability atau Stabilitas Pakan dalam Air Stabilitas pakan dalam air adalah tingkat ketahanan pakan di dalam air atau berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga pakan lembek dan hancur, meliputi uji kecepatan pecah dan dispersi padatan. Adsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Dari hasil praktikum didapatkan data praktikum bahwa : Pengujian pellet apung oleh kelompok 1,3, dan 5 rata rata mendapatkan hasil sangat baik-baik sekitar 5 - >10 menit lama daya apung. Pengujian pellet tenggelam oleh kelompok 2,4, dan 6 ratarata mendapatkan hasil baik-tidak baik sekitar 1-10 menit lama daya apungnya.

4.2 SaranDiharapkan dengan adanya laporan praktikum ini, dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami mengenai daya apung masing masing jenis pellet berbeda beda tergantung dengan jenisnya sehingga saat pemberian pakan pada ikan, dapat disesuaikan dengan jenis ikannya selain itu agar para pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKAAfrianto , Eddy dan Evi Liviaty. 2005. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta Alip. 2010. Mesin Pellet Ikan Terapung. http://mesinpeletikan.blogspot.com/. Diakses tanggal 12 Oktober 2011Anggraeni, 2010. Pelet ikan.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=manfaat%2Bpakan%2Bikan%2Bfiletype%3Apdf&source=web&cd=30&ved=0CF8QFjAJOBQ&url=http%3A%2F%2Fkemahasiswaan.um.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2010%2F04%2FPKM-GT-10-UM-Happy-Inovasi-Pengolahan-Limbah-Tepung.pdf&ctbs=lr%3Alang_1id&ei=uK2mTt6VGYHNrQflv9HtDQ&usg=AFQjCNEcTsBViS0_owwIBRgsecQwVIKJNA&cad=rja. Diakses tanggal 12 Oktober 2011Deny. 2009. Pelet Ikan.http://www.dejeefish.com/index.php?option=com_content&view=article&id=57&Itemid=64Gunawan, Drh. Dajadi. 2010. Pedoman pembangunan pabrik pakan skala kecil dan proses pengolahan pakan. http://www.ditjennak.go.id/regulasi%5CPedoman%20Pemb%20Pabrik%20Pakan%20Skala%20Kecil.pdf. Diakses tanggal 27 Oktober 2011 pukul 12.00 WIB.Handayani, Ika. Agustin. 2007. Kandungan Nutrisi Pada Pembuatan Pakan Bentuk Pelet Dry Dan Moist Dibalai Budidaya Air Payau Situbondo Propinsi Jawa Timur. http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/272/gdlhub-gdl-s1-2010-handyaniik-13580-pklkhb-k.pdf. Diakses tanggal 26 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB.Khairuman dan Amri, 2008. Kayambang (Salvinia molesta), Lele Sangkuriang (Clarias sp) usia pembesaran, dan pakan buatan. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_056362_chapter2.pdf Diakses tanggal 25 Oktober 2011, pukul 17.00 WIB.Kicau. 2008. Gurami Makannya Apa. http://omkicau.com/2008/10/14/gurami-makannya-apa/. Diakses tanggal 12 Oktober 2011Mudjiman, Ahmad.2004. Makanan Ikan. Jakarta:Penebar Swadana.Shafrudin, Dadang. 2003. Pembesaran Ikan Karper di Karamba Jarring Apung (Pengelolaan Pemberian Pakan). http://files.ictpamekasan.net/materi-kejuruan/pertanian/budi-daya-ikan-air-tawar/pembesaran_ikan_karper_pengelolaan_pemberian_pakan.pdf. Diakses tanggal 25 Oktober 2011, pukul 17.00 WIB.Tabin, 2010. http://Definisi-pengertian.blogspot.com/2009/12/definisi-adsoorbsi-danesorpi.html. Diakses tanggal 26 Oktober 2011 pukul 14.00 WIB.Yulpiferius. 2009. Evaluasi Kualitas Pakan. http://yulfiperius.files.wordpress.com/2011/07/9-evaluasi-kualitas-pakan.pdf. Diakses tanggal 26 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB.

Mesin-pelet.blog.spot :Pengolahan Pelet Pakan Unggas/Ikan

Pakan dalam bentuk pelet biasanya mempunyai ukuran 1-2 cm. Bahan baku pellet harus berupa tepung halus untuk memudahkan pencampuran adonan dan pencetakan pellet. Tepung yang halus dapat menghasilkan pelet yang kompak dan padat sehingga tidak mudah pecah. Untuk pakan ikan, pellet harus dapat melayang beberapa saat dalam air sebelum tenggelam ke dasar kolam untuk memudahkan ikan memakannya. Bahan dasar pakan terdiri atas bahan hewani dan nabati yang formulanya disusun berdasarkan kadar protein yang diinginkan, yaitu rata-rata 25%. Kadar protein ini dapat diperoleh melalui berbagai komposisi campuran bahan dasar, di antaranya dedak halus 65%, tepung ikan 33%, dan tepung daging 2%. Ramuan ini dapat ditambah lagi dengan bahan lain yang banyak mengandung protein seperti bungkil atau tepung kedelai dan tepung jagung. Bahan-bahan dihancurkan hingga berbentuk tepung halus, kemudian diaduk menjadi satu dan dicetak dalam bentuk pelet.

Untuk pengembangan usaha,pembuatan pelet akan lebih efisien bila menggunakan alat dan mesin. Perangkat alsin yang dapat digunakan adalah mesin penepung ikan, pencampur ( mixer), pemanas bahan ( steamer) khusus untuk pelet pakan ikan, mesin pencetak pelet ( pelletiser), dan mesin pengering

Konstruksi Alsin Pembuat Pelet Pakan Unggas/IkanAlsin pembuat pelet pakan unggas/ikan terdiri atas beberapa komponen yang digerakkan oleh motor bakar diesel.

Alat/Mesin PenepungAlat penepung digunakan untuk menghancurkan bahan baku pakan yang berbentuk butiran dan serat kasar, seperti jagung dan ikan rucah (kepala ikan). Penepung menggunakan jenis penghancur hammer mill atau diskmill.

Alat/Mesin Pencampur (Mixer)Alat pencampur digunakan untuk mencampur bahan baku yang telah berupa tepung sehingga diperoleh campuran bahan pelet yang homogeny sesuai dengan formula yang diinginkan.

Alat/Mesin Pencetak PeletAlat pencetak pelet berbentuk silinder, terbuat dari bahan mild steel atau stainless steel. Pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres bahan adonan pelet. Ulir pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan menekan plat berlubang sebagai pencetak pelet. Lubang plat berdiameter, sesuai dengan ukuran pelet yang dikehendaki. Pelet yang keluar dari lubang cetakan akan dipotong oleh pisau yang berputar di bagian luar silinder.

Alat/Mesin Pemanas Uap (Alat steamer)Alat ini digunakan untuk membuat pelet pakan ikan yang dapat mengapung dengan memanfaatkan panas uap air. Pemanasan dapat mengubah kandungan pati dalam bahan baku pakan menjadi dekstrin yang mempunyai sifat perekat, sehingga permukaan pelet dapat dicetak dengan kompak, namun bersifat mudah hancur ( crumble) karena bagian dalamnya berongga, sehingga setelah dicetak dan dikeringkan dapat melayang/mengapung di air sekitar 5 menit. Pemanasan juga dapat mematikan bakteri dan unsure yang membahayakan bagi ikan.

Mesin PengeringBerfungsi mengeringkan pelet hasil cetakan, bertujuan mempertahankan struktur kompak dan padat serta memperpanjang umur simpan pelet dengan menghambat pertumbuhan jamur dengan mengurangi kadar airnya, sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama

Sumber (http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr253032.pdf)

Bagaimana Membuat Formula pakan ikan

Formula pakan ikan didasarkan pada kandungan protein, lemak dan serat. Formula ikan dapat dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan kebutun ikan, pakan ikan untuk anak ikan atau benih akan membutuhkan 50% protein, 8% lemak,. Sedangkan untuk ikan dewasa membutuhkan protein antara 25-30% protein, lemak 7%.Spesifikasi diet Penbesaran Jenis Ikan

Nila

Peliharaan Pembesaran

Lemak 7 %

Protein 26 %

Cara membuat pakan ikan sesuai dengan kebutuhan ikan dapat menggunakan formula campuran dari bahan-bahan pembuatan pakan atau pellet ikan yang akan di jelaskan pada table formula ikan. Bahan-bahan pakan ikan adalah tepung ikan, ampas tahu, dedak, bungkil kelapa, jagung, tepung darah, limbah udang, minyak ikan. Bahan pakan ini banyak terdapat di setiap daerah. Jadi, untuk membuat pellet ikan tidak sulit karena 90% bahan sudah tersedia. Setiap jenis bahan-bahan pakan tersebut memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu memperlajari / mengetahui berapa kandungan nutrisi bahan-bahan pakan sebelum membuat pellet ikan.Table formula pakan ikanKandungan Protein Bahan Makanan Ikan

Nama BahanProteinLemakSerat

Tepung Teri63.714.213.6

Tepung Udang47.478.954.49

Tepung Darah80.855.610

Tepung Bekicot399.331.05

Tepung Ikan62.996.013.6

Tepung Kedelai46.85.313.54

Tepung Terigu12.271.160

Dedak Halus13.32.49.4

Tepung Jagung9.83.221.76

Tepung Singkong0.850.30

Bungkil Kacang Tanah34.513.710.7

Bungkil Kelapa24.08.010

Tepung Ayam Segar15.510.210.36

Hal penting yang harus di perhatikan dalam membuat formula pakan ikan adalah ketersediaan bahan-bahan untuk membuat pellet ikan tersebut harus ada secara terus menerus. Jangan menggunakan bahan yang ketersediannya terbatas atau musiman. Formula ikan yang berubah-ubah akan dapat menurunkan selera makan ikan dalam waktu sementara yang akan berakibat pada pertumbuhan ikan yang lambat.Berikut Kita akan membuat makanan ikan nila dengan dua macam bahan pakan, untuk melihat pengaruh dari setiap bahan dan berapa kandungan protein dari campuran dua atau lebih bahan pakan.Tabel campuran pakan ikan berprotein rendahCampuranBahan Pakan

JumlahKandungan Protein

ATepung ikan10 %5.50

Dedak90 %11.97

Total100 %17.47

Tepung ikan10 %5.50

BJagung90 %8.55

Total100 %14.05

Tepung ikan 10 %5.50

CDedak45 %5.9

Jagung45 %4.2

Total100 %15.6

Ketiga A,B,C campuran di atas masih terlalu rendah untuk mencapai spesifikasi diet yang kita harapkan protein 26 %. Bahkan campuran tiga bahan pada campuran C tepung ikan, dedak, jagung tidak mencukupi. Dan jika kita mencampur bahan pakan yang berprotein tinggi setelah tepung ikan, ampas kacang tanah dan ampas tahu maka hasilnya-pun akan terlalu tinggi. Mari kita lihat:Tabel campuran pakan ikan berprotein tinggiCampuranBahan Pakan

JumlahKandungan Protein

ATepung ikan10 %5.50

Exp.Kacang tanah 90 %31.05

Total100 %36.55

Tepung ikan10 %5.50

BExt. tahu90 %42.12

Total100 %47.62

Tepung ikan 10 %5.50

CExp.kacang T.45 %15.5

Exp. tahu45 %21.6

Total100 %42.6

Seperti kita ketahui kedua table diatas; Tabel campuran pakan ikan berprotein rendah, Tabel campuran pakan ikan berprotein tinggi. Tidak mencapai spesifikasi protein yang kita inginkan 26 %. Jika kedua campuran ini, protein rendah dan protein tinggi di campurkan maka protein yang kita harapkan kemungkinan akan tercapai. Ingat campuran bahan yang kita pakai hanya 90 % dari sepuluh persen tepung ikan dengan protein 5.5 %. Jadi, 26% dikurangi 5.5% sisa 20.5%. kita hanya mencari 20.5% dari campuran bahan pakan. dengan kata lain bahan pakan selain tepung ikan akan berisi 20.5x100/90=22.78%.Jadi, setiap dua bahan pakan harus mencapai 22.8% protein hasil akhir dari campuran. Ada empat kemungkinan campuran yang akan didapat dari bahan berprotein rendah dan protein tinggi.Untuk mendapatkan kebutuhan pakan sesuai standar yang di tentukan,kita dapat menggabungkan bahan pakan protein rendah dan bahan pakan protein tinggi.Protein rendah yaitu dedak, jagung dan protein tinggi adalah ampas kedelai, ampas kacang tanah.

Catatan:Pengurangan antara no.(3) dengan no.(1) menghasilkan no.(5)Sedangkan pengurangan antara no.(3) dengan no.(2) menghasilkan no.(4)

Sebagai contoh untuk kemungkinan empat bahan campuran pakan ikan dapat dilihat sebagai berikut :

Kombinasi dari bahan-bahan diatas dapat di hitung sebagai berikut:

a) kacang tanah =. 9.5 . x100=44.81% (44.8%) (100.0%) (9.5+11.7)dedak =. 11.7 . x100=55.19% (55.2%) (9.5+11.7)

b) kacang tanah =. 13.0 . x100=52.63% (52.6%) (100.0%) (13.0+11.7)jagung =. 11.7 . x100=47.37% (47.4%) (13.0+11.7)

c) kedelai =. 9.5 . x100=28.36% (28.4%) (100.0%) (9.5+24.0)dedak =. 24.0 . x100=71.64% (35.1%) (9.5+24.0)

d)kedelai =. 13.0 . x100=35.14% (35.1%) (100.0%) (24.0+13.0)jagung =. 24.0 . x100=64.86% (64.9%) (24.0+13.0)Jadi, keempat alternative diatas, setiap pasangan bahan hanya mencampur 90% saja, seperti kita lihat dibawah ini:1. 44.8 0.9 = 40.3% kacang dan 55.2 0.9 = 49.7% dedak (Totals=90%)2. 52.6 0.9 = 47.3% kacang dan 47.4 0.9 = 42.7% jagung3. 28.4 0.9 = 25.6 tahu dan 71.6 0.9 = 64.4% dedak4. 35.1 0.9 = 31.6 tahu dan 64.9 0.9 = 58.4% jagung(Totals = 90%)Sekarang kita dapat melihat hasil ke-empat campuran bahan pakan protein dan lemak, bahkan harga dari setiap campuran yang kita buat.Ingat spesifikasi diet yang kita rencanakan adalah protein 26% dan lemak 7%.Ke-empat formula pakan ikan nila yang kita buat tampak sebagai berikut:Bahan2 1/CampuranHarga BahanContribusi

(%)Harga (Rp./ton)Lemak (%)Protein (%)

a) T.ikan10.00.605.50

Dedak49.71.196.61

Kacang T.40.35.5213.90

100.07.3126.01

b) T.ikan10.00.605.50

Jagung42.7 1.924.18

Kacang T.47.36.4816.32

100.09.0026.00

c) T.ikan10.0 0.605.50

Dedak64.41.558.57

Tahu25.60.3311.98

100.02.4826.05

d) T.ikan10.0 0.605.50

Jagung58.42.635.72

Tahu31.60.4114.79

100.03.6426.01

Seperti kita lihat ke-empat campuran sudah mencapai nilai nutrisi ikan yang kita butuhkan 26% protein, dan lemak 7% pada campuran a,b juga tercapai. Pada campuran c,d kita bisa mengunakan minyak nabati atau hewani sebanyak 2% sampai 3% sebagai tambahan. Selamat mencoba.(Sumber : http://ikannila.com/Bagaimana%20Membuat%20Formula%20Pakan%20Ikan.htm)

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA6.2. Bahan-Bahan Untuk Pakan Buatan1. Bahan Hewani1. Tepung IkanBahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%. Kandungan gizi: protein=22,65%; lemak=15,38%; Abu=26,65%; Serat=1,80%; Air=10,72%; Nilai ubah=1,53.Cara pembuatannya:1. Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.2. Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.3. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.2. Tepung Rebon dan BenawaRebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung. Cara pembuatan: 1. Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas; 2. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Kandungan gizi: Protein: Udang rebon=59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); Lemak =3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); Karbohidrat 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); Abu=11,41% (Benawa); Serat=11,82% (Benawa); Air=21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa ,Nilai ubah: Benawa=46 3. Tepung Kepala Udang1. Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.2. Cara pembuatannya: 1. Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling; 2. Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.3. Kandungan gizinya: Protein= 53,74%; Lemak= 6,65%; Karbohidrat= 0%; Abu= 7,72%; Serat kasar= 14,61%; Air= 17,28%.4. Tepung Anak Ayam1. Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur.2. Cara pembuatan: Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak). Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pastadan dapat langsung digunakan. Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.Kandungan gizinya: Protein=61,65%, Lemak=27,30%, Abu=2,34%, Air=8,80%, Nilai ubah=58. Juga mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.Tepung Kepompong Ulat SutraBahan: kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri pemintalan benang sutra alam.Kandungan gizinya: Protein= 46,74%, Lemak= 29,75%, Abu= 4,86%, Serat= 8,89%, Air= 9,76%, Nilai ubah= 1,8.Ampas Minyak Hati IkanBahan: amapas hati ikan yang telah diperas minyaknya.Cara pembuatannya: 0. digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, sehingga sukar dikeringkan. 1. Digiling halus sampai bentuknya seperti pellet.Kandungan gizinya: Protein= 25,08%, lemak= 56,75%, Abu= 6,60%, Air=12,06%, Nilai ubah= 8.Tepung DarahBahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak.Cara pembuatanny: darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung.Kandungan gizinya: Protein= 71,45%, Lemak= 0,42%,Karbohidrat= 13,12%, Abu= 5,45%, Serat= 7,95%, Air= 5,19. Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%.Silase IkanBahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.Cara pembuatan: 0. Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% 24 jan, kemudian diperas. 1. Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan. 2. Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk mencegah tumbuhnya bakteri / cendawan dan menambah daya awet 3 bulan dengan pH 4,5. 3. Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3- 4 kali sehari. 4. Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.Kandungan gizinya: Protein=18-20%, Lemak=1-2%, Abu=4-6%, Air=70- 75%, Kapur=1-3%, Fosfor=0,3-0,9%.Arang Bulu Ayam dan Tepung TulangBahan: arang bulu ayam, tulang ternak.Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan suhu 100 C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 C selama 4 jam, suhu 70 C selama 4 jam, dan 100 C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang dikeringkan pada suhu 100 C, sampai kadar airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi tepung. Pengemasan dan penyimpanan. Kandungan gizinya: Protein=25,54%, Lemak=3,80%, Abu=61,60%, Serat=1,80%, Air=5,52%.Tepung BekicotBahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan sebesar 5-15%.Kandungan gizi: Protein=54,29%, Lemak=4,18%, Karbohidrat=30,45%, Abu=4,07%, Kapur=8,3%, Fosfor=20,3%, Air=7,01.Tepung Cacing TanahDapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal.Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%.Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling.Kandungan proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.Tepung ArtemiaDapat menggantikan tepung ikan/kepala udang.Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.Telur Ayam dan ItikBahan: telur mentah atau telur rbus.Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. Kandungan gizinya: Protein=12,8%, Lemak=11,5%, Karbohidrat=0,7%, Air=74%.SusuBahan: tepung susu tak berlemak (skim).Kandungan gizi: Protein=35,6% Lemak=1,0% Karbohidrat=52,0%, Air=3,5%Bahan NabatiDedakBahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan gizi: Protein=11,35%, Lemak=12,15%, Karbohidrat=28,62%, Abu=10,5%, Serat kasar=24,46%, Air=10,15%, Nilai ubah= 8.Dedak GandumBahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah wheat pollard dengan kandungan gizi: Protein=11,99%, Lemak=1,48%, Karbohidrat=64,75%, Abu=0,64%, Serat kasar=3,75%, Air=17,35%, Nilai ubah=2-3.JagungTerdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.Cantel/SorgumBerwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi: Protein=13,0%, Lemak=2,05%, Karbohidrat=47,85%, Abu=12,6%, Serat kasar= 13,5%, Air=10,64%, Nilai ubah2-5.Tepung TeriguBerasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein=8,9%; Lemak=1,3%; Karbohidrat=77,3%; Abu=0,06%; Air=13,25%.Tepung KedeleKeuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein: 39,6%, Lemak=14,3%, Karbohidrat=29,5%, Abu=5,4%, Serat=2,8%, Air=8,4%, Nilai ubah=3-5.Tepung Ampas TahuKandungan gizinya: Protein=23,55%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=26,92%, Abu=17,03%, Serat kasar=16,53%, Air=10,43%. Tepung Bungkil Kacang TanahBungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein=47,9%, Lemak=10,9%, Karbohidrat =25,0%, Abu=4,8%, Serat kasar=3,6%, Air=7,8%, Nilai ubah=2,7-4.Bungkil KelapaBungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein=17,09%, Lemak=9,44%, Karbohidrat=23,77%, Abu=5,92%, Serat kasar=30,4%, Air=13,35%.Biji Kapuk/RanduBahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya < 5%. Kandungan gizinya: Protein=27,4%, Lemak=5,6%, Karbohidrat=18,6%, Abu=7,3%, Serat kasa=25,3%, Air=6,1 %.Biji KapasBahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein=19,4%, Lemak=19,5%, Asam lemak linoleat=47,8%, Asam lemak palmitat=23,4%, Asam lemak oleat=22,9%.Tepung Daun TuriKelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid lainnya. Kandungan gizinya: Protein=27,54%, Lemak=4,73%, Karbohidrat=21,30%, Abu=20,45%, Serat kasar=14,01%, Air=11,97 %.Tepung Daun LamtoroKelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja. Kandungan gizinya: Protein=36,82%, Lemak=5,4%, Karbohidrat=16,08%, Abu=1,31%, Serat kasar=18,14%, Air=8,8%.Tepung Daun Ketela PohonKelemahannya: racun HCN/asam biru. Kandungan gizi: Protein=34,21%, Lemak=4,6%, Karbohidrat=14,69%, Air=0,12.Isi Perut Besar Hewan Memamah biakBahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Kandungan gizinya: Protein=8,39%, Lemak=5,54%, Karbohidrat=33,51%, Abu=17,32%, Serat kasar=20,34%, Air=14,9%, Nilai ubah=2.Bahan TambahanVitamin dan MineralCara memperoleh: dari toko penjual makanan ayam (poultry shop) yang sudah dikemas dalam bentuk premiks (premix).Premix tersebut mengandung vitamin, mineral, dan asam-asam amino tertentu.Contoh-contoh merek dagang: Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT) Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan. Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin). Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.Penggunaannya : Untuk ikan 1-2% dan untuk udang 10-15%.Garam Dapur (NaCl)Fungsi: sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan.Penggunaannya cukup 2%.Bahan PerekatContoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu, dll. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka.Penggunaannya cukup 10%.AntioksidanBahan: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm. Ragi dan Ampas BirRagi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2.Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir.Kandungan gizi: Protein=59,2%, Lemak=0, Karbohidrat=38,93%, Abu=4,95%, Serat kasar=0, Air=6,12%.Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir.Kandungan gizinya: Protein=25,9%, Serat kasar=15%Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.6.3. Penyiapan PeralatanBinder (Perekat) Dalam Pelet Pakan Ikan Arsip Cofa No. C 095

Ringkasan : - Keuntungan Alginat Sebagai Binder dan Sumbernya - Natrium Alginat Sebagai Binder dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ikan - Pengaruh Binder Dari Alginat dan Guar Gum Terhadap Pertumbuhan Ikan dan Daya Cerna Pakan - Karakteristik Binder Dalam Pelet Pakan Udang - Rumput Laut Sebagai Binder dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Anak Ikan Gabus - Pengaruh Jenis Binder Terhadap Pertumbuhan Juvenil Udang Palaemonidae

Kata penting : Binder, perekat pelet pakan ikan, alginat, alga, phaeophyceae, asam alginat, rumput laut, kelp, natrium alginat, Tilapia, pertumbuhan ikan, efisiensi konversi pakan, rasio efisiensi protein, pakan mujaer, guar gum, daya cerna pakan, rainbow trout, daya cerna protein dan lemak, volume pengambilan makanan, kadar air tinja ikan, karaginan, ikan gabus, tepung gandum, lignosol, agar-agar, Palaemonetes varians, Palaemon elegans, Macrocystis pyrifera, Laminaria digitata, Ascophyllum nodosum, Cyamoposis tetragonolobus, Salmo gairdneri, Ulva, Sargassum, Polycavernosa, Gracilaria, Channa striatus. Download (format pdf bisa diedit; 95 KB; 4 halaman) BOSTER PROGOL : BAHAN PEREKAT PELLET ( BAHAN PAKAN) IKAN/ UDANGNegara Asal:Indonesia

Keterangan:KEGUNAAN : Sebagai pengganti fungsi telur dan minyak ikan, mempunyai daya rekat yang tinggi dan praktis penggunaannya, tidak merusak Multivitamin dan Antibiotik yang akan dicampur dengan pakan.

DOSIS DAN CARA PENGGUNAAN : 5 - 10 gr / kg pakan udang / ikan campur dengan Multivitamin/ Antibiotik yang akan di berikan pada udang/ ikan, kemudian larutkan dengan air secukupnya.

TIPS SINGKAT DALAM PEMBUATAN PELLET IKAN/ UDANGBiaya pakan dalam usaha budidaya ikan dibutuhkan sekitar antara 50 - 50% dari total biaya produksi, sehingga perluadanya upaya untuk menahan biaya tersebut, dengan membuat pakan sendiri. Untuk mengatasi penyediaan pakan buatan ( Pellet) dengan jumlah dan kualitas yang baik.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pellet yaitu : - Pellet harus mudah dicerna oleh ikan.- Mempunyai kandungan gizi yang cukup, terutama kandungan proteinnya harus diatas 25, selain itu harus juga mengandung lemak. Vitamin, mineral, zat kapur dan karbohidrat.- Pellet harus mempunyai daya apung serta tidak cepat hancur di air.- Pellet harus dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Kunjungi Website untuk mendapatkan Produk-Produk Peternakan & Perikanan terkini di : Poultry Shop Online Indonesia : www.majubersamaps.comHP.: 0852.57090.372Sei Rampah, Sumatera Utara, Indonesia

Bagaimana membuat pakan ikan patin tahan 5 menit terendam dalam air? Amiruddin asked 5 month ago Was originally asked on Yahoo Answers Indonesia Bahan pembuat pakan ikan patin adalah bekatul dari beras yang dipolis, ikan rucah, dan dedak padi. setelah dicetak dengan mesin pencetak pakan akan menjadi butiran. biasanya butiran itu hanya tahan setengah menit dalam air. setelah itu hancur, sebelum semua termakan oleh ikan. Nah, bagaimana agar tahan berbentuk butiran dalam waktu 5 menit? AnswerFollow (0) Watchlist

Best AnswerVoter's Choice Suryaanswered5 month agoDaya tahan pakan di dalam air ini bergantung pada tingkat kehalusan bahan baku, jumlah bahan baku yang digunakan sebagi perekat (binder) dan proses pembuatan pakan.

[1] Kehalusan bahan mempengaruhi tekstur dan kekompakan pelet.

Stabilitas pelet di dalam air (Water Stability Feed) atau daya tahan pakan buatan didalam air dapat dilakukan dengan melihat kehalusan bahan baku pakan. Tingkat kehalusan bahan baku akan sangat berpengaruh terhadap kekerasan dan juga kekompakan pakan didalam air.

Karena itu dalam membuat pakan buatan, bahan baku yang digunakan sebaiknya dalam bentuk tepung. Dengan semakin halus bahan baku maka seluruh bahan baku akan tercampur secara sempurna dan bentuk fisik akan semakin baik. Hal ini akan menghasilkan dampak terhadap pakan buatan yang dibentuk menjadi lebih kompak dan stabil.

Selain itu, pakan buatan yang halus akan mudah dicerna oleh ikan. Pakan buatan yang mudah dicerna oleh ikan akan mengakibatkan efisiensi pakan yang sangat baik dan sangat menguntungkan.

[2] Bahan perekat (binder).

Penambahan bahan pengikat di dalam ramuan pakan buatan berfungsi untuk menarik air, memberikan warna yang khas dan memperbaiki tekstur produk. Jenis bahan pengikat yang dapat digunakan antara lain adalah : agar-agar, gelatin, tepung kanji, tepung terigu, tepung maizena, Carboxymethy Cellulose (CMC), karageenan, asam alginat. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka.

Jumlah penggunaan bahan pengikat ini berkisar antara 5 10%.

[3] Proses

1. Perekat dapat dicampur langsung dengan bahan lainnya saat masih kering, atau disendirikan. NB: Bila disendirikan, bahan tersebut diseduh dulu dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer.

2. Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang jumlahnya sedikit dan diakhiri dengan bahan yang jumlahnya paling banyak. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri yang berupa pasta, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit.

3. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan air panas sebanyak 1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil, agar air tidak cepat dingin. Pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna.

4. Adonan didinginkan di atas tampir. Apabila menggunakan ragi, maka pencampurannya dilakukan setelah adonan dingin.