Uji Proksimat Pakan Ikan 3

22
UJI PROKSIMAT PAKAN IKAN (Laporan Praktikum Nutrisi) Oleh : Kelompok 3 1. Eshy Tri Wulandari (1214111026) 2. Fajrizah Haris (1214111028) 3. Puji Lestari (1214111051) 4. Renaldho (1214111054) 5. Triando Kurniawan (1214111066) 6. Wijayanti Ristianingrum (1214111068) JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Uji Proksimat Pakan Ikan 3

Page 1: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

UJI PROKSIMAT PAKAN IKAN

(Laporan Praktikum Nutrisi)

Oleh :

Kelompok 3

1. Eshy Tri Wulandari (1214111026)

2. Fajrizah Haris (1214111028)

3. Puji Lestari (1214111051)

4. Renaldho (1214111054)

5. Triando Kurniawan (1214111066)

6. Wijayanti Ristianingrum (1214111068)

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 2: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan usaha budidaya adalah sarana dalam pencapaian

kesejahteraan masyarakat, baik dari kesehatan, pendapatan, penyerapan tenaga

kerja, dan sebagainya. Produksi perikanan budidaya harus ditingkatkan untuk

pencapaian gizi masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan akan protein.

Peningkatan kebutuhan masyarakat akan ikan, akan meningkatkan produksi

perikanan dan mempengaruhi faktor produksi lainnya, terutama pakan ikan.

Komposisi pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ikan agar

menghasilkan ikan yang berkualitas. Pakan ikan yang diberikan tergantung

dari bahan baku yang dibuat. Ketersediaan bahan baku harus berlimpah, baik

secara kualitas dan kuantitas.

Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk

mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan

serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan. Pendapat itu

didukung oleh pernyataan Mulyono (2000),menyatakan bahwa Analisis

proksimat adalah analisis  atau pengujian kimia yang dilakukan untuk

bahan baku yang akan diproses lebih lanjut dalam industri menjadi barang

jadi. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan

atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya

terkandung di dalamnya. Selain itu, analisis proksimat dapat digunakan untuk

mengevaluasi dan menyusun formula ransum dengan baik.

Page 3: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

I.1 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum uji proksimat adalah :

1. Memahami berbagai metode analisis proksimat untuk mengetahui

kandungan protein, karbohidrat, dan lemak pada pakan ikan

2. Menyimpulkan kualitas nutrisi pada suatu pakan ikan yang telah diuji

Page 4: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Adila, (2007) m e n y a t a k a n b a h w a a n a l i s i s

p r o k s i m a t a d a l a h a n a l i s i s terhadap suatu bahan yang menyangkut

air, protein, lemak, abu dan serat.

Amrullah (2004), Analisa proksimat merupakan uji analisa suatu

bahan pakan yang telah lama ada dan dapat digunakan untuk menduga

nilai nutrien dan nilai energi dari bahan atau campuran pakan yang berasal

dari bagian komponen bahan pakan tersebut (NRC, 1994). Analisa

proksimat dibagi ke dalam enam fraksi zat makanan yaitu kadar air, abu,

protein kasar, lemak, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen.

analisis proksimat merupakan analisis yang diambil dari bahan

pakan yang menguap serta bahan yang tinggal  adalah bahan

kering yang dapat dihitung pada penentuan kadar air.

Barry, (2004) yang menyatakan bahwa indikator dari daya

cerna dan bulkiness  suatu bahan pakan merupakan inti utama dari serat

kasar. Buckle (2005) menyatakan sifat-sifat lemak yaitu tidak larut dalam

air dan lemak adalah campuran trigliserida dalam bentuk padat dan terdiri

dari suatu fase padat dan fase cair.

Chandra (2001) Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan

lignin. Selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding sel

tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh ternak monogastrik. Hewan

ruminansia mempunyai mikroorganisme rumen yang memiliki

kemampuan untuk mencerna selulosa dan hemiselulosa. Defano (2000)

menyatakan ditiap bahan pakan yang paling kering sekalipun,masih

terdapat kandungan air walaupun dalam jumlah yang kecil

Herman, (2005) menyatakan bahwa Serat kasar merupakan

kemudahan bagi makluk hidup untuk mendapatkan zat-zat yang

Page 5: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

dibutuhkan oleh tubuh. Jossemariee (2010), Analisis proksimat memiliki

manfaat sebagai penilaian

Page 6: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat

makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Mulyono,

(2000) menyatakan analisis kadar serat kasar adalah usaha untuk

mengetahui kadar serat kasar dalam bahan baku pakan pelaksanaan

dilaboratorium biasanya dilakukan secara kimiawi dengan metode

mendell.

Winarno, (2004) yang menyatakan bahwa Kandungan air dalam

bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan

bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air

merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat

yang akan digunakan dalam pengolahannya. Kandungan air dalam bahan

makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan

mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat

digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Dari dua

pernyataan yang disampaikan bahwa KA sangat mempengaruhi kualitas

pakan. Yunus (2008) yang mengatakan bahwa kandungan yang ada pada

lemak kasar merupakan bukanlah lemak murni melainkan

campuran dari beberapa zat yangterdiri dari klorofil, xantofil dan

karoten.

Penetuan kadar abu berguna untuk menentukan kadar ekstrak tanpa

nitrogen. Disamping itu kadar abu dari pakan yang berasal dari hewan dan

ikan dapat digunakan sebagai indek untuk kadar Ca (Kalsium) dan P

(Fofsor), juga merupakan tahap awal penentuan berbagai mineral yang lain

(Kamal,1998).

Page 7: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Uji proksimat pakan ikan yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya dilakukan

di laboratorium teknologi hasil pertanian Politeknik Negeri Lampung pada Kamis,

24 April 2014.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan diantaranya cawan porselen, mesin oven, timbangan digital,

eksikator, labu kjehldahl, Erlenmeyer, vaccum pump, kertas saring, dan lain

sebagainya. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu pakan a, pakan b, larutan

H2SO4, larutan NaOH, indikator methyl red, air destilata, dan aseton.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada analisis kimia pakan (uji proksimat) adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Kadar Air

Pertama, cawan dipanaskan pada suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian, bahan

(pakan a atau b) seberat A gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang (X

gram). Cawan yang sudah berisi bahan dimasukkan dalam oven pada suhu 1050C

selama 3 jam, kemudian didinginkan dalam eksikator selama minimal 30 menit

dan ditimbang (Y gram), proses pada tahap ini diulangi hingga tidak ada

Page 8: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

perubahan bobot pakan (pengukuran selesai). Lalu hitung persentase kadar air

dengan rumus:

Persentase (%) kadar air = X−Y

Ax100 %

2. Analisa Kadar Abu

Mula-mula cawan porselan dipanaskan dengan muffle furnace pada suhu 6000C

selama 1 jam. Kemudian dibiarkan sampai suhu muffle furnace turun menjadi

1100C. Selanjutnya cawan porselen dikeluarkan dan didinginkan dalam eksisator

selama 30 menit atau lebih. Setelah dingin, cawan ditimbang (A gram). Kemudian

sampel dimasukkan dan ditimbang (B gram) dengan ketelitian 4 desimal. Lalu,

panaskan kembali dalam muffle furnace pada suhu 6000C selama semalam. Cawan

porselen dikeluarkan lalu didinginkan dalam eksikator selama 30 menit, dan

ditimbang (C gram). Kadar abu dihitung dengan rumus:

Persentase (%) kadar abu = C−AB−A

x100 %

3. Analisa Kadar Protein (Metode Semi Mikro Kjehldahl)

Bahan ditimbang 0,5-1,0 gram dan dimasukkan ke dalam labu kjehldahl. Salah

satu labu tidak perlu dimasukkan bahan kedalamnya karena akan digunakan

sebagai blanko. Ditambahkan 3 gram katalis (L2SO4 + Cu SO4.5 H2O) dengan

rasio 9 : 1 dan 10 ml H2SO4 pekat. Lalu, labu dipanaskan selama 3-4 jam hingga

cairan dalam labu berwarna hijau, setelah itu pemanasan dilanjutkan 30 menit

lagi. Kemudian larutan didinginkan dan ditambahkan air destilata sebanyak 30 ml.

Larutan dimasukkan dalam labu takar dan ditambahkan air destila hingga volume

larutan menjadi 100 ml. Lalu, labu destilasi disiapkan dan diisi 10 ml H2SO4 0,05

N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator (methyl red) yang disiapkan untuk

menampung NH3 yang dibebaskan dari bahan pada prosedur sebelumnya selama

Page 9: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

proses destilasi berlangsung. Pemanasan dengan uap terhadap labu destilasi

dilakukan minimal 10 menit setelah kondensasi. Larutan dalam labu Erlenmeyer

dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N. Persentase (%) kadar protein diperoleh

dengan menghitung menggunakan rumus:

Persentase (%) kadar protein = 0,0007∗x (Vb−Vs ) x F x6,25∗¿ x 20

Sx100 %

Keterangan:

Vs : ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel

Vb : ml titran NaOH untuk balnko

F : Faktor koreksi dari 0,05 larutan NaOH

S : Bobot sampel (gram)

* : Setiap ml 0,05 N NaOH ekuivalen dengan 0,0007 gram nitrogen

** : Faktor nitrogen

4. Analisa Kadar Lemak

a) Metode Ether Ekstraksi Soxchlet

Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 1100C selama 1 jam, kemudian didinginkan

selama 30 menit dalam eksikator. Lalu dipanaskan lagi selama 30 menit,

kemudian didinginkan dan ditimbang (A gram). Proses terus diulangi sampai

tidak ada perbedaan bobot labu lebih dari 0,3 miligram. Bahan sebanyak 1-2 gram

dimasukkan dalam tabung filter, lalu dipanaskan pada suhu 90-1000C selama 2-3

jam. Lalu, tabung filter ditempatkan kedalam labu ekstraksi dari alat soxchlet,

kemudian sambungkan kondensor labu ekstraksi pada tahap pertama yang telah

diisi 100 ml petroleum ether. Ether pada labu ekstraksi dipanaskan menggunakan

water bath bersuhu 700C selama 16 jam. Panaskan labu ekstraksi pada suhu

Page 10: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

1000C, kemudian ditimbang (B gram). Persentase (%) kadar lemak dihitung

menggunakan rumus:

Persentase (%) kadar lemak = B−A

Berat Sampelx100 %

b) Metode Folsch

Bahan ditimbang sebanyak A gram dan ditambahkan C ml (20xA) Chlorometanol

perbandingan 2:1, dihomogenkan selama 5 menit. Hasilnya disaring dengan

vaccum pump dan kertas saring. Hasil penyaringan dimasukkan ke dalam labu

pemisah yang sebelumnya telah dimasukkan MgCl2 sebanyak 0,2xC ml. Lalu

dikocok perlahan selama 1 menit dan didiamkan selama 24 jam. Kemudian

diambil lemaknya dan dievaporasi lalu ditimbang (D gram).

Kadar lemak (%) = DA

x100 %

5. Analisa Serat Kasar

Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1100C, kemudian

didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang (A gram). Dengan cara yang sama,

cawan porselen dipanaskan kemudian ditimbang (X gram). Sampel sebanyak 1-2

gram ditimbang lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan H2SO4

0,3 N ke dalamnya dan dipanaskan selama 30 menit. Setelah itu ditambahkan

NaOH 1,5 N sebanyak 25 ml lalu dipanaskan selama 30 menit. Lalu disaring dan

dibilas berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml air panas,

dan 25 ml aseton. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen,

lalu dikeringkan dalam oven selama 1 jam, setelah itu disimpan dalam eksikator

dan ditimbang (Y gram). Cawan porselen dan isinya dipanaskan dalam muffle

furnace, didinginkan kembali dalam eksikator, kemudian ditimbang (Z gram).

Page 11: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

Persentase (%) serat kasar = Y−Z−A

Xx 100 %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Nama Air Abu Protein Lemak Serat

Kasar

Karbohidrat

Sampel %

1 Pakan

Ikan U1

4,5151 6,4031 13,0168 6,7375 5,0396 64,2878

2 Pakan

Ikan U2

4,5127 6,4181 13,0786 6,7454 5,1063 64,1389

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, spesifikasinya untuk

kadar air dan karbohidrat oleh pakan ikan U1 berturut-turut sebesar 4,5151% dan

64,2878% lebih tinggi. Sedangkan untuk kadar abu, protein, lemak, dan serat

kasar oleh pakan ikan U2 dengan persentase fraksi berturut-turut 6,4181%,

13,0786%, 6,7454%, 5,1063% lebih tinggi. Umumnya ikan membutuhkan protein

sekitar 25%-50% dalam pakannya. Protein merupakan sumber energi utama pada

ikan, jika kebutuhan protein tidak dicukupi dalam makanannya, maka akan terjadi

penurunan drastis atau penghentian pertumbuhan (NRC, 1983).

Berdasarkan uji yang telah dilakukan, didapatkan kadar protein pakan tertinggi

terdapat pada pakan ikan U2 dengan persentase 13,0786% dan terendah pada

pakan ikan U1 dengan presentase 13,0168%.   baik tidaknya kandungan protein

Page 12: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

pakan tidak dilihat dari tingginya kadar protein, tetapi dari kelengkapan asam

aminonya (Watanabe, 1988 dalam Rostika, 1997).

Page 13: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

Dari uji proksimat yang dilakukan, pada presentase kadar lemak pada pakan ikan

U1 sebesar 6,7375% dan 6,7454% pada pakan ikan U2. Pakan yang baik

umumnya mengandung 4 –18% lemak. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak

dalam pakan tinggi akan mempercepat proses ketengikan pakan buatan tersebut.

Pakan ikan A dan B memiliki kadar lemak dalam kisaran yang tidak baik untuk

dicerna oleh ikan. Selain mengandung lemak sesungguhnya, ekstrak eter juga

mengandung waks (lilin), asam organik, alkohol, dan pigmen, oleh karena itu

fraksi eter untuk menentukan lemak tidak sepenuhnya benar (Anggorodi, 1994).

Setelah dilakukan uji kadar abu, didapatkan Kadar mineral (abu) tertinggi

pada pakan terdapat pada pakan ikan U2 dan terendah terdapat pada pakan ikan

U1 dengan persentase dari dengan persentase U2 6,4181% dan persentase U1

6,4031%. Kadar abu pada pakan mewakili kadar mineral pakan, kadar yang sesuai

adalah 3-7 % (Winarno, 1997).

Serat kasar yang diperoleh dari hasil analisis adalah 5,0396% untuk

pakan ikan A dan 5,1063 untuk pakan ikan B. Pakan hijauan merupakan sumber

serta kasar yang dapat merangsang pertumbuhan alat-alat pencernaan pada ternak

yang sedang tumbuh. Tingginya kadar serat kasar dapat menurunkan daya rombak

mikroba rumen (Farida, 1998).Kadar derat kasar yang baik untuk pakan ikan %

adalah 3,2313, jadi dapat diketahui jika pakan ikan A dan B tidal baik digunakan

karena akan membuat ikan sulit dalam mencernannya. Terakhir adalah hasil

analisis dari kadar karbohidrat adalah 64,2878% untuk pakan A dan 64,1389%

untuk pakan B.

Page 14: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

V. KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Uji proksimat dilakukan untuk mengetahui kadar suatu komponen tertentu

yang terkandung di dalam bahan pakan seperti kadar (air, abu, protein,

lemak, serat kasar dan karbohidrat)

2. Pakan Ikan U1 memiliki kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak

lebih rendah di banding pakan ikan U2, sedangkan pada kadar serat kasar

dan kadar karbohidrat pakan ikan U1 lebih unggul di banding pakan ikan

U2

3. Kadar lemak pada kedua jenis pakan ikan relatif memenuhi syarat untuk

pakan yang baik.

2. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu sebaiknya jurusa kita mempunyai

alat untuk menguji proksimat pakan ini sendiri, agar praktikan tau bagaimana

proses dalam melakukan uji proksimat ini secara langsung.

Page 15: Uji Proksimat Pakan Ikan 3

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah. 2004. Analisa Bahan Pakan. Universitas Hasanudin. Makassar

Anggorodi. R. 2005. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University

Press. Jogjakarta.

Barry. 2004. Nutrisi Ternak. Gajah Mada University Press Fakultas

Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Buckle. 2005. Analisis kandungan pakan. Institut Pertanian Bogor

Defano. 2000 . Ilmu Makanan Ternak. Gajah Mada University Press Fakultas

Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Herman. 2005. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University Press.

            Jogjakarta.

Kamal, M. 1998. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.

Winarno, 1997. Analisa Hasil Pakan . Erlangga. Jakarta.