Analisis Ffa

3
A. Ba’ist Khaerul U. (1127040001) Analisis Kadar Lemak, Asam Lemak Bebas, Bilangan Asam, dan Bilangan Iodin Pembahasan Analisis Kadar Lemak Bebas Pada percobaan ini, dilkukan untuk menentukan kadar asam lemak bebas dan angka asam pada minyak goreng yang baru dan minyak jelantah. Pertama, sampel minyak ditambah 50 mL alkohol netral panas ini dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak bebas dan mengaktifkan kerja enzim lipase sebelum titrasi. Selanjutnya ditambah indikator PP ini untuk memudahkan pengamatan dimana apabila larutan berwarna merah muda, berarti laruatan asam, sedangkan jika tak berwarna bersifat basa, karena PP saat keadaan asam berwarna merah muda. Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N yang berfungsi sebagai penetral sifat asam lemak bebas yang bersifat asam, dimana NaOH 0,1 N bersifat basa. sehingga terjadi reaksi asam basa pada titrasi. Pada minyak jelantah ada bau tengik ini dikarenakan otooksidasi yang dimulai dengan pembentukan radial-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak. Radikal ini dengan O2 membentuk peroksida aktif yang membentuk hidroperoksida yang mudah pecah, inilah yang mengakibatkan keadaan basa pada larutan. Standarisasi NaOH 0,1 N

description

kadar asam lemak bebas

Transcript of Analisis Ffa

1. Baist Khaerul U. (1127040001)Analisis Kadar Lemak, Asam Lemak Bebas, Bilangan Asam, dan Bilangan IodinPembahasan Analisis Kadar Lemak BebasPada percobaan ini, dilkukan untuk menentukan kadar asam lemak bebas dan angka asam pada minyak goreng yang baru dan minyak jelantah.Pertama, sampel minyak ditambah 50 mL alkohol netral panas ini dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak bebas dan mengaktifkan kerja enzim lipase sebelum titrasi.Selanjutnya ditambah indikator PP ini untuk memudahkan pengamatan dimana apabila larutan berwarna merah muda, berarti laruatan asam, sedangkan jika tak berwarna bersifat basa, karena PP saat keadaan asam berwarna merah muda.Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N yang berfungsi sebagai penetral sifat asam lemak bebas yang bersifat asam, dimana NaOH 0,1 N bersifat basa. sehingga terjadi reaksi asam basa pada titrasi.Pada minyak jelantah ada bau tengik ini dikarenakan otooksidasi yang dimulai dengan pembentukan radial-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak. Radikal ini dengan O2 membentuk peroksida aktif yang membentuk hidroperoksida yang mudah pecah, inilah yang mengakibatkan keadaan basa pada larutan. Standarisasi NaOH 0,1 NLarutan NaOH 0,1 N distandarisasi karena senyawa ini bersifat higroskofis sehingga mudah mengikat air dan megubah konsentrasi, oleh karenanya NaOH merupakan larutan baku sekunder.Dalam percobaan ini pertama, asam oksalat ditambahkan PP dimana untuk memudahkan pengamatan, perubahannya terjadi pada pH 8,0 9,6 yang sesuai dengan rentang pH. Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1N untuk mengetahui konsentrasi dengan diketahui volume yang dibutuhkan untuk mengubah asam(titran) menjadi basa, imana terjadi reaksi netralisasi aau reakasi asam dan basa. Analisi Angka IodinPertama, 5 g minyak baru dan tengik ditambah kloroform ini dimaksudkan untuk melarutkan lemak berdasarkan kepolarannya. Kemudian ditambah aam asetat glasial yang berfungsi untuk mempercepat reaksi dan memberikan kondisi pH asam yang sesuai untuk reaksi KI.Lalu dibiarkan di tempat gelap selama 30 menit, karena untuk mencegah terjadinya hidroperoksida akibat terpapar sinar UV yang dapat mengoksidasi asam lemak.Kemudian dikocok, ini dimaksudkan agar tumbukan antar partikel lebih benyak terjadi sehingga reaksi akan semakin cepat.Ditambahkan 10 mL KI dimaksudkan sebagai indikator dimana reaksinya dengan sampel menghasilkan I2 atau peroksida, akibat masuknya iodin ke dalam struktur helikal KI.Kemudian ditambahkan akuades pana dimaksudkan untuk mengencerkan larutan agar mudah mengikat pati.Dititrasi dengan Na-tiosulfat, senyawa ini berfungsi sebagai reduktor yang akan bereaksi dengan iodin bebas. Ditambah 2 mL pati yang berguna untuk mengikat iodium yang sudah ditambahkan. Perubahan warna karena Na pada Na-tiosulfat berikatan denga iod. Iod dilepaskan oleh KI dengan adanya reaksi oksidasi oleh peroksida.% FFA yang didapat dari minyak yang barulebih besar dari minyak jelantah karena jika minyak semakin teroksidasi suatu senyawa semakin basa, karena ikatan O-H ebrikatan kuat, sehingga asam lemak bebas berkurang.

KesimpulanBerdasarkan percobaan analisis kadar lemak, asam lemak bebas, bilangan asama, dan bilangan iodin didapat : % FFA sampel minya yang baru adalah 0,0896 % dan minyak jelantahnya adalah 0,0768 % Angka iodin dalam sampel minyak yang baru adalah 14,21 mek.Kg-1 sedangkan minyak jelantah 27,20 mek.Kg-1 Angka asam minyak baru 0,0133 % dan minyak jelantah = 0,012 %.

PustakaBintang, Maria.2010.Biokimia Tenik Penelitian.Jakarta:ErlanggaBird, E.W. dan Sturtevant, F. 1992. Extraction of FD&C dyes from Common Food Source.J ChemEduFessenden and Fessenden.1994. Organic Chemistry, 5th edition. California: Wademorth.Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta:Gramedia Pustaka UtamaYulianti,Eny.2009.Adsorpsi Peroksida dan Asam Lemak Bebas (FFA).UIN Malang