ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repository.ub.ac.id/6290/1/SULASTRI YULIANA.pdfRINGKASAN...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...repository.ub.ac.id/6290/1/SULASTRI YULIANA.pdfRINGKASAN...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
WISATAWAN DALAM BERKUNJUNG KE WISATA PANTAI ANCOL,
KECAMATAN PADEMANGAN, JAKARTA UTARA, PROVINSI DKI JAKARTA
COVER
SKRIPSI
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
SULASTRI YULIANA
NIM 135080400111057
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
WISATAWAN DALAM BERKUNJUNG KE WISATA PANTAI ANCOL,
KECAMATAN PADEMANGAN, JAKARTA UTARA, PROVINSI DKI JAKARTA
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh :
SULASTRI YULIANA
NIM. 135080400111057
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, Juli 2017
Mahasiswa
Sulastri Yuliana
UCAPAN TERIMAKASIH
Secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas berkat kasih, karunia dan kuasa-Nya penulis dapat
melakukan penelitian hingga menyelesaikan laporan ini dengan lancar
Ibu Erlinda Indrayani, S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Tiwi
Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku dosen pembimbing II yang telah sabar
membimbing, memberi masukan dan arahan dalam penyusunan laporan dari
awal hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.
Kedua orang tua, kakak-kakak dan adik-adikku tercinta yang selalu memberikan
doa, dukungan serta semangat untuk terselesaikannya laporan skripsi ini.
Bapak Endang selaku bagian Manajemen Sumber Daya Manusia PT. Taman
Impian Jaya Ancol (TIJA) yang sangat membantu penulis dalam perijinan
penelitian di Pantai Ancol dari awal hingga akhir penelitian, dan pihak-pihak lain
dari PT. TIJA (Mas Eko dan Mba Ocha) yang telah membantu penulis dalam
memberikan data-data yang dibutuhkan pada laporan skripsi ini serta pihak-
pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga membantu
penulis selama penelitian.
Teman-teman seperjuangan dibangku kuliah Umaya, Saida, Wiwin dan Idhoh
yang saling mendukung dan memberi semangat satu sama lain hingga
terselesaikannya laporan ini.
Teman-teman SEPK 2013 yang telah membantu dan memberi semangat serta
doa.
RINGKASAN
SULASTRI YULIANA. Skripsi dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan dalam Berkunjung Ke Wisata Pantai Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta (dibawah bimbingan Erlinda Indrayani S.Pi., M.Si dan Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi.,MM)
Sektor pariwisata yang beragam di Indonesia memiliki potensi untuk terus dikembangkan guna meningkatkan devisa negara. Pada akhir tahun 1965 pemerintah mulai berusaha mengembangkan sektor pariwisata, salah satunya pengembangan pariwisata di Ibukota Jakarta yaitu Jakarta Utara. Wilayah ini terkenal akan wisata baharinya, yaitu Pantai Ancol. Daya tarik kawasan Pantai Ancol menarik perhatian pemerintah untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi kawasan destinasi wisata. Menurut Ginting (2016), kawasan wisata Ancol memiliki jumlah pengunjung terbesar dibandingkan daya tarik pada obyek wisata lain di DKI Jakarta. Berdasarkan data kunjungan yang dimiliki pengelola PT. Taman Impian Jaya Ancol, jumlah pengunjung kawasan wisata Pantai umumnya mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1) karakteristik wisatawan yang berwisata ke Pantai Ancol; 2) faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam berkunjung ke Pantai Ancol; dan 3) faktor dominan yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berkunjung ke Pantai Ancol.
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaf. Metode yang digunakan pada penelitian adalah analisis deskriptif, dan data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dokumenatsi, dan kuesioner. Penentuan sampel dilakukan dengan Incidental Sampling, menggunakan metode Linear Time Function dan didapatkan jumlah sampel sebesar 60 responden, serta sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisa data dilakukan dengan cara analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 20.0 For Windows. Variabel yang digunakan terdiri dari variabel terikat yaitu keputusan berkunjung dan variabel bebas yaitu bauran pemasaran (jasa dan pelayanan, harga tiket masuk, lokasi wisata Pantai Ancol, promosi, pengelola wisata, proses, dan lingkungan fisik), psikologis (motivasi dan persepsi) dan sosial budaya (referensi lingkungan sekitar, kelas sosial, dan kebiasaan).
Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Pantai Ancol dapat dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, pendapatan per bulan, jumlah kunjungan dan tujuan berkunjung. Berdasarkan usia, pengunjung yang berwisata ke Pantai Ancol bervariasi dari anak-anak hingga berusia lebih dari 50 tahun keatas. Berdasarkan jenis kelamin, didominasi oleh perempuan sebesar 53,33% dan laki-laki sebesar 46,67%. Berdasakan tempat tinggal, pengunjung rata-rata berasal dari wilayah DKI Jakarta sebesar 55% dan dari luar DKI Jakarta sebesar 45%. Berdasarkan pendidikan terakhir terdiri dari SMA sederajat, Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana. Berdasarkan jenis pekerjaannya, diantaranya terdiri pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, PNS/ BUMN, Wiraswasta dan Karyawan swasta. Berdasarkan pendapatan rata-rata, pengunjung tergolong kelas menengah. Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan, rata-rata pengunjung telah mengunjungi wisata Pantai Ancol lebih dari satu kali dan memiliki rasa untuk berkunjung kembali ke Pantai Ancol serta berdasarkan tujuan berkunjung rata-rata
wisatawan berkunjung untuk menikmati pemandangan pantai dan mengisi waktu luang.
Berdasarkan pengujian validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik dan uji statistik yang dilakukan, model diketahui telah lolos uji. Pada hasil analisis regresi berganda didapatkan persamaan Y= 0,848 + 0,734 X1 – 0,024 X2 + 0,030 X3 + e. Pada uji koefisien dterminasi didapatkan nilai adjusted R2 sebesar 34,1%. Hal ini berarti bahwa faktor bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berkunjung ke wisata Pantai Ancol sebesar 34,1% dan sisanya sebesar 65,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Pada hasil uji F, diketahui faktor bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya mempengaruhi secara simultan terhadap keputusan berkunjung dengan nilai F hitung (11,172) > F tabel (2,77). Pada hasil uji t, faktor bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan dengan nilai t hitung (4,141) > t tabel (2,002), sedangkan faktor psikologis (t hitung -0,172) dan sosial budaya (t hitung 0,378) berpengaruh namun tidak signifikan.
Berdasarkan nilai koefisien beta, nilai t hitung dan signifikansi pada ketiga variabel, diketahui bahwa bauran pemasaran merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berkunjung ke Pantai Ancol. Hal tersebut diketahui dari nilai koefisien pada bauran pemasaran sebesar 0,620, nilai t hitung 4,141 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Saran yang dapat diberikan bagi pengelola yaitu: a) pada faktor bauran pemasaran yang menjadi faktor dominan mempengaruhi keputusan berkunjung, oleh karena itu pengelola dapat lebih meningkatkan pada strategi promosi yang lebih baik tidak hanya melalui media sosial dan media cetak seperti brosur, namun juga media elektronik seperti televisi dan juga pemasangan baliho untuk wahana yang ditawarkan agar dapat lebih menarik pengunjung untuk datang berwisata; b)mengembangkan pula kawasan di Pantai barat (Pantai Festival) dengan memberi beberapa wahana permainan agar lebih menarik pengunjung; c) Memberi modifikasi atau inovasi pada produk wisata yang ditawarkan agar lebih menarik pengunjung. Serta untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar: a) menambah variabel dan indikator pada variabel penelitian yang akan digunakan; b) menambah jumlah responden dan mengembangkan penelitian dengan metode analisis yang berbeda dan lebih baik
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih
dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN WISATAWAN DALAM BERKUNJUNG KE WISATA PANTAI
ANCOL, KECAMATAN PADEMANGAN, JAKARTA UTARA, PROVINSI DKI
JAKARTA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana perikanan pada program studi Agrobisnis Perikanan, Jurusan Sosial
Ekonomi Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Malang.
Penulis menyadari dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini
banyak kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang tepat dan membangun bagi pembaca dan
semoga laporan skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
Malang, Juli 2017
Penulis
Sulastri Yuliana
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................................. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................................... v
RINGKASAN ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 16
1. PENDAHULUAN ....................................................... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ............................................... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ......................................... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan ............................................................ Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................. Error! Bookmark not defined. 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................... Error! Bookmark not defined. 2.2 Ruang Lingkup Pariwisata .............................. Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Pengertian Pariwisata ................................ Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Jenis-jenis Pariwisata ................................. Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Wisatawan dan Karakteristik ...................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Pemasaran Jasa ............................................ Error! Bookmark not defined. 2.4 Perilaku Konsumen ........................................ Error! Bookmark not defined. 2.5 Pengambilan Keputusan ................................ Error! Bookmark not defined.
2.5.1 Proses dan Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan .... Error! Bookmark not defined. 2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata ......... Error! Bookmark not defined.
2.6 Analisis Regresi Linear Berganda .................. Error! Bookmark not defined. 2.7 Kerangka Berpikir Penelitian .......................... Error! Bookmark not defined.
3. METODE PENELITIAN ............................................. Error! Bookmark not defined. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined. 3.2 Jenis Penelitian .............................................. Error! Bookmark not defined. 3.3 Jenis dan Sumber Data .................................. Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Jenis Data .................................................. Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sumber Data .............................................. Error! Bookmark not defined.
3.4 Populasi dan Sampel...................................... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Populasi ..................................................... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Sampel ....................................................... Error! Bookmark not defined.
x
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................. Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Wawancara ................................................ Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Observasi ................................................... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Dokumentasi .............................................. Error! Bookmark not defined. 3.5.4 Kuesioner ................................................... Error! Bookmark not defined.
3.6 Analisis Data .................................................. Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Definisi Operasional ................................... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ....................... Error! Bookmark not defined. 3.6.4 Uji Asumsi Klasik ....................................... Error! Bookmark not defined. 3.6.5 Analisis Regresi ......................................... Error! Bookmark not defined. 3.6.6 Uji Statistik ................................................. Error! Bookmark not defined.
4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................ Error! Bookmark not defined. 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis ...... Error! Bookmark not defined. 4.2 Keadaan Umum Penduduk Kelurahan Ancol .. Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Jenis Kelamin .... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Usia . Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Jenis Pekerjaan . Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Agama ............... Error! Bookmark not defined. 4.2.5 Keadaan Umum Perikanan ........................ Error! Bookmark not defined.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... Error! Bookmark not defined. 5.1 Profil Umum Wisata Pantai Ancol ................... Error! Bookmark not defined.
5.1.1 Lokasi Pantai Ancol .................................... Error! Bookmark not defined. 5.1.2 Sejarah Pantai Ancol .................................. Error! Bookmark not defined. 5.1.3 Keadaan Umum di Pantai Ancol ................ Error! Bookmark not defined. 5.1.4 Struktur Organisasi .................................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Jumlah Pengunjung ........................................ Error! Bookmark not defined. 5.3 Gambaran Umum atau Karakteristik Responden ........... Error! Bookmark not
defined. 5.3.1 Profil Responden Berdasarkan Usia .......... Error! Bookmark not defined. 5.3.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........... Error! Bookmark not defined. 5.3.3 Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ........ Error! Bookmark not defined. 5.3.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir . Error! Bookmark not defined. 5.3.5 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....... Error! Bookmark not defined. 5.3.6 Profil Responden Berdasarkan Pendapatan/Penerimaan per Bulan . Error! Bookmark not defined. 5.3.7 Profil Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ... Error! Bookmark not defined. 5.3.8 Profil Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung ... Error! Bookmark not defined.
xi
5.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung . Error! Bookmark not defined.
5.4.1 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Bauran Pemasaran (X1) ........................................................................... Error! Bookmark not defined. 5.4.2 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Psikologi (X2) ............ Error! Bookmark not defined. 5.4.3 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Sosial Budaya (X3) ... Error! Bookmark not defined. 5.4.4 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keputusan Berkunjung (Y) ........................................................................... Error! Bookmark not defined. 5.4.5 Uji Validitas ................................................ Error! Bookmark not defined. 5.4.6 Uji Reliabilitas ............................................ Error! Bookmark not defined. 5.4.7 Uji Asumsi Klasik ....................................... Error! Bookmark not defined. 5.4.8 Analisis Regresi ......................................... Error! Bookmark not defined. 5.4.9 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .......... Error! Bookmark not defined. 5.4.10 Uji Statistik ............................................... Error! Bookmark not defined.
5.5 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung ke Pantai Ancol Error! Bookmark not defined.
5.6 Implikasi Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................... Error! Bookmark not defined. 6.1 Kesimpulan .................................................... Error! Bookmark not defined. 6.2 Saran ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...................................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN .................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perubahan Variabel dalam Penelitian .................... Error! Bookmark not defined.
2. Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ............ Error! Bookmark not defined.
3 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdsarkan Jenis Kelamin Tahun 2016 Error!
Bookmark not defined.
4. Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Usia Tahun 2016 ........... Error!
Bookmark not defined.
5. Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2016
.................................................................................. Error! Bookmark not defined.
6. Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Agama Tahun 2016 ...... Error!
Bookmark not defined.
7. Jumlah Nelayan di Kota Jakarta Utara (2009-2013)Error! Bookmark not defined.
8. Produksi Ikan di Kota Jakarta Utara 2015 (dalam satuan Kg)Error! Bookmark not
defined.
9. Harga Tiket Wahana Aqua Fun .............................. Error! Bookmark not defined.
10. Harga Tiket Wahana Banana Boat dan Donut Boat ............ Error! Bookmark not
defined.
11. Jumlah Pengunjung Wisata Pantai di Taman Impian Jaya Ancol ................ Error!
Bookmark not defined.
12. Profil Responden Berdasarkan Usia .................... Error! Bookmark not defined.
13. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... Error! Bookmark not defined.
14. Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... Error! Bookmark not defined.
15. Profil Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan............ Error! Bookmark not
defined.
16. Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .. Error! Bookmark not defined.
17. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan/ Penerimaan per Bulan .......... Error!
Bookmark not defined.
18. Profil Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ............. Error! Bookmark not
defined.
19. Profil Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung ............. Error! Bookmark not
defined.
xiii
20. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Bauran Pemasaran (X1) ..... Error!
Bookmark not defined.
21. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Psikologis (X2) . Error! Bookmark
not defined.
22. Pendapat Responden Terhadap Variabel Sosial Budaya (X3) .. Error! Bookmark
not defined.
23. Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Berkunjung (Y) ......... Error!
Bookmark not defined.
24. Hasil Uji Validitas ................................................. Error! Bookmark not defined.
25. Hasil Uji Reliabilitas ............................................. Error! Bookmark not defined.
26. Kolmogorov Smirnov ............................................ Error! Bookmark not defined.
27. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................... Error! Bookmark not defined.
28. Hasil Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser) .............. Error! Bookmark not defined.
29. Ringkasan Hasil Estimasi Regresi ....................... Error! Bookmark not defined.
30. Model Summary ................................................... Error! Bookmark not defined.
31. Hasil Uji F ............................................................ Error! Bookmark not defined.
32. Hasil Uji t ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir .................................................. Error! Bookmark not defined.
2. Uji Durbin - Watson ................................................ Error! Bookmark not defined.
3. Pantai Festival ....................................................... Error! Bookmark not defined.
4. Lifeguard ................................................................ Error! Bookmark not defined.
5. Hotel Mercure ........................................................ Error! Bookmark not defined.
6. Pantai Ria .............................................................. Error! Bookmark not defined.
7. Taman Bermain di Pantai Ria ................................ Error! Bookmark not defined.
8. Persewaan Kapal ................................................... Error! Bookmark not defined.
9. Permainan di Pantai Ria ........................................ Error! Bookmark not defined.
10. Beach Pool .......................................................... Error! Bookmark not defined.
11. Toilet Umum ........................................................ Error! Bookmark not defined.
12. Lifeguard Beach Pool ........................................... Error! Bookmark not defined.
13. Aqua Fun ............................................................. Error! Bookmark not defined.
14. Sewa Tenda ........................................................ Error! Bookmark not defined.
15. Pantai Lagoon ...................................................... Error! Bookmark not defined.
16. Le Bridge ............................................................. Error! Bookmark not defined.
17. Wahana Banana Boat .......................................... Error! Bookmark not defined.
18. Donut Boat ........................................................... Error! Bookmark not defined.
19. Lifeguard .............................................................. Error! Bookmark not defined.
20. Pos Keamanan .................................................... Error! Bookmark not defined.
21. Pantai Karnaval ................................................... Error! Bookmark not defined.
22. Ancol Beach City Mal ........................................... Error! Bookmark not defined.
23. Restoran Oceanic ................................................ Error! Bookmark not defined.
24. Suasana Malam Tahun Baru ............................... Error! Bookmark not defined.
25. Struktur Organisasi Pengelola Unit Taman Impian Jaya Ancol. Error! Bookmark
not defined.
26. Hasil Uji Normalitas.............................................. Error! Bookmark not defined.
27. Hasil Uji Heterokedastisitas ................................. Error! Bookmark not defined.
28. Hasil Uji Durbin - Watson ..................................... Error! Bookmark not defined.
29. Toko Souvenir ...................................................... Error! Bookmark not defined.
xv
30. Bus Wara Wiri ...................................................... Error! Bookmark not defined.
31. Shelter Bus Wara Wiri .......................................... Error! Bookmark not defined.
32. Acara Festival ...................................................... Error! Bookmark not defined.
33. Tempat Parkir Mobil dan Motor ............................ Error! Bookmark not defined.
34. Petunjuk Lokasi Ancol .......................................... Error! Bookmark not defined.
35. Transportasi Umum ............................................. Error! Bookmark not defined.
36. Pintu Gerbang Masuk Ancol ................................ Error! Bookmark not defined.
37. Tulisan Ancol Taman Impian ................................ Error! Bookmark not defined.
38. Promosi Wahana Permainan ............................... Error! Bookmark not defined.
39. Pengisian Kuesioner ............................................ Error! Bookmark not defined.
40. Keadaan Pengunjung .......................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Kelurahan Ancol ............................................ Error! Bookmark not defined.
2. Fasilitas dan Acara Festival di Wisata Pantai Ancol Error! Bookmark not defined.
3. Dokumentasi Penelitian ......................................... Error! Bookmark not defined.
4. Output Regresi Linear Berganda ........................... Error! Bookmark not defined.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan
luas laut 5,8 juta km2 atau 75% dari total wilayah Indonesia adalah lautan, dan
ditaburi sekitar 17.506 pulau yang dikelilingi 81.000 km garis pantai. Secara
geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera serta memiliki
kekayaan sumberdaya alam yang besar. Lebih dari 7.000 kampung pesisir di
Indonesia menggantungkan hidupnya pada pemanfaatan sumberdaya hayati dari
alam yaitu laut. Sehingga, Indonesia dikenal dengan hasil ekonomi kelautan yang
menjadi sektor potensial untuk memenuhi kebutuhan penduduknya (Kurniawan et.al,
2015).
Pemanfaatan sumberdaya laut yang ada di Indonesia salah satunya yaitu
pada sektor pariwisata. Awalnya, istilah pariwisata popular pada tahun 1958 setelah
diselenggarakannya musyawarah Nasional Tourism II. Namun secara resmi,
pengertian kata tourism menjadi kata “pariwisata” diresmikan oleh Presiden
Soekarno pada tahun 1960 dan mulai dikenal secara luas oleh masyarakat
Indonesia. Perubahan tersebut ditandai dengan perubahan istilah Dewan Tourism
Indonesia menjadi DEPARI atau Dewan Pariwisata Indonesia (Yoeti, 1996).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009, pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai macam
fasillitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,
dan pemerintah daerah. Pariwisata biasa dilakukan untuk mencari rasa senang dan
kepuasan dalam hidup. Pariwisata dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal
jenis kelamin, umur, jabatan atau apapun.
2
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota dari negara
Republik Indonesia, yang juga menjadi pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, serta
tempat berdirinya kantor-kantor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan
swasta, dan perusahaan asing. Selain sebagai pusat perekonomian, Jakarta juga
menjadi salah satu destinasi tujuan wisata yang cukup baik di Indonesia. Beberapa
tempat pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan
mancanegara diantaranya Taman Mini Indonesia Indah, Pulau Seribu, Kebun
Binatang Ragunan, dan Taman Impian Jaya Ancol.
Taman Impian Jaya Ancol mulanya adalah sebuah pesisir pantai yang
diubah menjadi obyek wisata yang menarik tidak hanya bagi wisatawan lokal namun
juga wisatawan nasional dan internasional. Perkembangan wisata yang terdapat di
Taman Impian Jaya Ancol cukup penting bagi suatu kawasan wisata karena
mempengaruhi jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat ini. Wisatawan
yang berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol tidak hanya untuk menikmati
berbagai wahana yang terdapat disana, namun juga ingin merasakan suasana
pantai yang terdapat di dalam kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol.
Menurut Paramitha (2012), Pantai Ancol yang terletak di Jakarta Utara
merupakan objek wisata pantai yang terletak di dalam kawasan tempat wisata
terpadu yang ternama dan memiliki citra yang baik di Indonesia yaitu Taman Impian
Jaya Ancol. Bentuk pengembangan yang terdapat di pantai ini yaitu salah satunya
dalam bentuk resort, telah memiliki standarisasi untuk kenyamanan, keamanan dan
keselamatan pengunjung. Pantai ancol sendiri telah dikembangkan sejak tahun 1966
oleh PT. Pembangunan Jaya Ancol (PJA).
Menurut Ginting (2016), menyatakan bahwa jumlah pengunjung atau
wisatawan nusantara yang mengunjungi Ancol pada tahun 2015 yaitu sebanyak
3
21.354.785 orang (Januari sampai dengan bulan Desember) jumlah tersebut
mencakup pengunjung pantai dan wahana lain dalam kawasan wisata Ancol, dan
merupakan jumlah pengunjung terbesar dibandingkan daya tarik pada obyek wisata
lain di DKI Jakarta. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan
dalam Berkunjung ke Wisata Pantai Ancol, Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta
Utara, Provinsi DKI Jakarta”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik wisatawan yang berkunjung di Pantai Ancol?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi wisatawan dalam berkunjung ke
Pantai Ancol?
3. Faktor-faktor apa yang paling dominan dalam mempengaruhi wisatawan
dalam berkunjung ke Pantai Ancol?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Karakteristik wisatawan yang berkunjung di Pantai Ancol.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam
berkunjung ke wisata Pantai Ancol.
3. Faktor dominan yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke
Pantai Ancol.
4
1.4 Kegunaan
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
1. Pengelola Pantai Ancol
Sebagai sarana untuk memperoleh sumbangsih pemikiran dalam rangka
meningkatkan sistem pengelolaan dan pengembangan Pantai Ancol,
sehingga mampu menjadi salah satu obyek wisata andalan di Kota
Jakarta.
2. Lembaga Akademis (Perguruan Tinggi dan Mahasiswa)
Sebagai sarana informasi untuk menambah pengetahuan dalam bidang
perilaku konsumen pada pariwisata, serta sebagai referensi yang dapat
digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
3. Pemerintah Kota Jakarta Utara
Sebagai sarana untuk memperoleh sumbangsih pemikiran dalam rangka
mengembangkan wisata Pantai Ancol untuk menjadi salah satu obyek
wisata andalan di Kota Jakarta.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hasan, et.al. (2013), menyatakan
bahwa faktor bauran pemasaran, sosial budaya dan psikologi secara simultan dan
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan wisatawan dalam
melakukan kunjungan wisata di Kota Tidore Kepulauan. Adapun faktor psikologi
menjadi faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan wisatawan,
jika dibandingkan dengan faktor bauran pemasaran dan sosial budaya. Pada hasil
nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa sebesar 54,70% variabel
independen yang diteliti mampu mempengaruhi keputusan wisatawan, sedangkan
sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Penelitian lain yang memiliki pembahasan sama dilakukan oleh Ratnasari
(2016), menyatakan bahwa berdasarkan 60 orang responden di Rumah Makan Gule
Kepala Ikan “Mas Agus” didapatkan hasil koefisien determinasi sebesar 46,6%, yang
menunjukkan adanya pengaruh secara simultan variabel bebas (budaya, sosial,
pribadi, psikologi dan bauran pemasaran) terhadap keputusan pembelian. Pada
hasil uji valid (parsial), diketahui bahwa faktor yang berpengaruh secara nyata
terhadap keputusan pembelian di rumah makan tersebut adalah bauran pemasaran,
dan faktor yang berpengaruh secara tidak nyata adalah faktor budaya, faktor sosial,
faktor pribadi dan faktor psikologi.
Penelitian juga dilakukan oleh Syahadat (2005), yang menyatakan bahwa
penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada
kunjungan wisatawan di Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP). Adapun variabel
bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah faktor pelayanan, faktor sarana
6
dan prasarana, faktor obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA) dan faktor
keamanan. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel bebas yang
diuji memberi pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap jumlah
pengunjung, akan tetapi tidak memberi pengaruh secara signifikan (nyata).
Sehingga, dari keempat faktor hanya satu yang mempunyai pengaruh signifikan
(nyata) yaitu, faktor keamanan, sedangkan 3 (tiga) faktor lainnya yaitu pelayanan,
sarana prasarana, dan obyek dan daya tarik wisata (ODTWA) mempunyai pengaruh
terhadap pengunjung akan tetapi tidak sigifikan.
Penelitian oleh Agustin, et.al (2014), menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
diteliti untuk mengetahui minat pengunjung ke objek wisata Pantai Carocok / Pulau
Cingkuak antara lain biaya perjalanan, pendapatan wisatawan, jumlah anggota
keluarga, daya tarik wisata, motivasi perjalanan, kemudahan berkunjung serta
keamanan dan kenyamanan. Berdasar hasil estimasi regresi berganda, variabel-
variabel yang diuji memberi pengaruh secara bersama-sama (signifikan) sebesar
25,34% sedangkan sisanya sebesar 74,66% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan pada penelitian. Pada uji valid (parsial), dari ke lima variabel
hanya variabel jumlah anggota keluarga, motivasi perjalanan serta variabel
keamanan dan kenyamanan yang memberi pengaruh secara signifikan terhadap
permintaan wisatwan dalam berkunjung, sedangkan dua faktor lain mempunyai
pengaruh tetapi tidak signifikan.
Penelitian lain yang memiliki pembahasan yang sama dengan peneliti adalah
penelitian yang dilakukan oleh Widyawati (2016), menyatakan bahwa faktor bauran
pemasaran, psikologis dan sosial budaya berdasar uji analisis regresi berganda
diketahui berpengaruh nyata secara bersama-sama terhadap keputusan wisatawan
dalam berkunjung ke Pantai Balekambang. Namun dari ketiga faktor tersebut, hanya
7
faktor bauran pemasaran dan sosial budaya yang memiliki pengaruh nyata secara
parsial terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Pantai Balekambang. Pada
faktor psikologis memiliki pengaruh yang tidak nyata secara parsial terhadap
keputusan wisatawan dalam berkunjung.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hasan (2013), dimana menggunakan tiga variabel bebas yaitu variabel bauran
pemasaran, psikologis dan sosial budaya dan variabel terikat yaitu keputusan
berwisata. Namun demikian, hasil penelitian yang telah dilakukan berbeda dengan
penelitian terdahulu. Pada uji simultan yang dilakukan, variabel bebas
mempengaruhi secara bersama-sama keputusan berkunjung, namun pada hasil uji
signifikansi hanya variabel bauran pemasaran yang mempengaruhi dan
berpengaruh dominan terhadap keputusan berkunjung, sedangkan variabel
psikologis dan sosial budaya mempengaruhi namun tidak secara signifikan.
2.2 Ruang Lingkup Pariwisata
2.2.1 Pengertian Pariwisata
Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri
atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pada kata pari memiliki arti “banyak” atau
“berkeliling”, sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar tersebut,
maka kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali
atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan kata tour, sedangkan untuk pengertian jamak yaitu “kepariwisataan”
dapat digunakan kata tourisme atau tourism (Yoeti, 1996).
8
2.2.2 Jenis-jenis Pariwisata
Berdasarkan jenisnya, menurut Dewi (2010), obyek wisata dapat dibedakan
dalam tiga jenis diantaranya:
1. Obyek wisata alam, misalnya: laut, pantai, gunung (berapi), danau,
sungai, fauna (langka), flora (langka), kawasan lindung, cagar alam,
pemandangan alam dan lain-lain.
2. Obyek wisata budaya, misalnya: upacara kelahiran, tari-tari (tradisonal),
musik (tradisional, pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke
sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah,
peninggalan tradisonal, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil
lokal, pertunjukkan (tradisional), adat istiadat lokal, museum dan lain-
lain.
3. Obyek wisata buatan, misalnya: sarana dan fasilitas olah raga,
permainan, (layangan), hiburan (lawak atau akrobatik, sulap),
ketangkasan, naik kuda, taman rekreasi, pusat-pusat perbelanjaan, dan
lain-lain.
Menurut Djou (2013), objek wisata laut atau bahari merupakan bentuk wisata
yang menggunakan atau memanfaatkan potensi lingkungan pantai dan laut sebagai
daya tarik utama. Konsep wisata bahari didasarkan pada view, keunikan alam,
karakteristik ekosistem, kekhasan seni dan budaya serta karakteristik masyarakat
sebagai kekuatan dasar yang dimiliki. Konsep wisata bahari juga dikemukakan oleh
Fandeli (1995) dalam Djou (2013), yang menyatakan bahwa wisata perairan atau
wisata bahari (termasuk wisata pantai) adalah kegiatan wisata seperti berenang,
memancing (fishing), menyelam (diving dan snorkeling), berlayar (sailing),
9
berselancar (surfing), ski laut (skiing), berjemur, rekreasi pantai, photografi bawah air
dan lain-lain.
2.2.3 Wisatawan dan Karakteristik
Keberadaan suatu tempat wisata tidak terlepas dari adanya pengunjung atau
wisatawan. Secara etimologi, bila meninjau kata “wisatawan” yang berasal dari kata
Sansekerta: “wisata” yang berarti “perjalanan” atau yang dapat disamakan dengan
kata travel dalam bahasa Inggris, maka “wisatawan” tidaklah tepat sebagai
pengganti kata tourist. Masyarakat Indonesia umumnya mengasosiasikan kata
wisatawan dengan kata tourist, yang sebenarnya berasal dari kata tour (yang berarti
perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain), dan orang yang
melakukan perjalanan tour ini dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah tourist
(Suwena, 2010).
Pada dasarnya cukup banyak pengertian yang ditujukan untuk
mendefinisikan wisatawan, sehingga membuat Komisi Ekonomi Liga Bangsa-
Bangsa (Economis Comission of The league of Nations) dalam Pendit (2006)
memutuskan bahwa mereka yang dianggap sebagai wisatawan yaitu:
1. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan
ke keluargaan, kesehatan dan sebagainya.
2. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-
pertemuan, atau sebagai wakil (utusan) untuk sesuatu keperluan
tertentu, seperti ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan,
olahraga dan sebagainya.
3. Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha-usaha
bisnisnya.
10
4. Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar,
walaupun mereka tinggal kurang dari 24 jam lamanya.
2.3 Pemasaran Jasa
Menurut (British) Institute of Marketing dalam Foster (1974), menyebutkan
bahwa Pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengorganisasi dan
menjuruskan semua kegiatan perusahaan yang meliputi penilaian dan pengubahan
tenaga beli konsumen menjadi perminttan yang efektif terhadap sesuatu barang atau
jasa serta penyampaian barang atau jasa tersebut kepada konsumen terakhir atau
pemakai, sehingga perusahaan dapat mencapai laba atau tujuan lain yang
ditetapkannya.
Jasa merupakan aktivitas ekonomi atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh
satu pihak ke pihak lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikkan.
Berdasarkan definisi tersebut, Hurriyati (2008) menyatakan bahwa jasa pada
dasarnya adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen;
2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan
bantuan suatu produk fisik;
3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
Industri jasa saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan
tumbuh sangat pesat. Menurut Hurriyati (2008), pemasaran jasa merupakan suatu
proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar
sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah
11
organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi hubungan timbal balik
yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan
pelanggan serta kegiatan-kegiatan para pesaing. Fungsi pemasaran terdiri dari 3
komponen kunci yaitu sebagai berikut:
1. Bauran pemasaran (marketing mix), unsur-unsur internal penting yang
membentuk program pemasaran sebuah organisasi;
2. Kekuatan pasar, merupakan peluang dan ancaman eksternal dimana
operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi;
3. Proses penyelarasan, merupakan proses strategik dan manajerial untuk
memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakan-kebijakan
internal organisasi sudah layak untuk mengahadapi kekuatan pasar.
2.4 Perilaku Konsumen
Konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: konsumen
individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu adalah orang-orang atau
individu-individu yang membeli produk (barang, jasa, atau ide) untuk dikonsumsi
sendiri, bersama anggota keluarga, atau bersama teman-teman. Sedangkan
konsumen organisasi diartikan sebagai lembaga atau instansi yang membeli produk
(barang, jasa, atau ide) untuk diperjualbelikan atau untuk kepentingan instansi atau
lembaga tersebut (Sangadji dan Sopiah, 2013).
Menurut Hurriyati (2008), mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan langsung untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sangadji dan Sopiah (2013), yang
menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah disiplin ilmu yang mempelajari
12
perilaku individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang dipergunakan
konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide)
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-
proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.
2.5 Pengambilan Keputusan
2.5.1 Proses dan Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan
pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu
dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Proses
pemilihan dan penilaian biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama
yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai
alternatif tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Langkah
terakhir dari proses itu merupakan sistem evaluasi untuk menentukan efektifitas dari
keputusan yang telah diambil (Amirullah, 2002).
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013), ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan, yaitu faktor psikologis, faktor
situasional, dan faktor sosial. Adapun penjabaran dari ketiga faktor tersebut yaitu:
1. Faktor Psikologis, yang mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran,
sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor
psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap
yaitu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran
produk dalam situasi dan kondisi tertentu secara konsisten. Kepribadian
adalah pola individu merespon stimulus yang muncul dari lingkungannya,
dan didalam kepribadian juga termasuk opini, minat dan prakarsa.
13
Pembelajaran berdampak pada adanya perubahan yang mencakup tiga
aspek (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang bersifat relatif permanen;
2. Pengaruh faktor situasional, mencakup keadaan sarana dan prasarana
tempat belanja, waktu berbelanja, penggunaan produk, dan kondisi saat
pembelian. Waktu yang tepat untuk berbelanja bagi setiap orang
berbeda-beda. Kondisi konsumen saat melakukan pembelian akan
mempengaruhi pembuatan keputusan konsumen.
3. Pengaruh faktor sosial, mencakup undang-undang/ peraturan, keluarga,
kelompok referensi, kelas sosial, dan budaya. Sebelum memutuskan
untuk membeli produk, konsumen akan mempertimbangkan apakah
pembelian produk diperbolehkan atau tidak oleh aturan/ undang-undang
(daerah, regional, nasional, bahkan internasional), yang jika dilarang
konsumen tidak akan melakukan pembelian. Pada kelompok referensi
seperti kelompok pengajian, sekelompok remaja, kelompok pecinta hobi
tertentu yang memutuskan keputusan membeli berdasarkan
kesepakatan. Untuk kelas sosial contohnya kelas atas, menengah dan
bawah. Dan untuk budaya atau subbudaya, contohnya suku Sunda,
Jawa, Batak, Madura, dan lain-lain yang mempunyai budaya/subbudaya
berbeda-beda.
Menurut Suryani (2008), terdapat beberapa proses yang juga mempengaruhi
proses pengambilan keputusan yaitu:
1. Mengenali kebutuhan, kesadaran akan perlunya memenuhi kebutuhan
terjadi karena adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar;
2. Mencari informasi, pencarian informasi akan berbeda tingkatannya
tergantung pada persepsi konsumen atas resiko produk yang dibelinya.
14
Konsumen akan mencari informasi dari berbagai sumber untuk
mendapatkan informasi yang benar-benar obyektif, dan media juga
menjadi salah satu sumber informasi penting bagi konsumen;
3. Mengevaluasi alternatif, informasi yang diperoleh akan menjadi bahan
pertimbangan bagi konsumen dalam pengambilan keputusan. Konsumen
akan mempertimbangkan manfaat termasuk kepercayaan merk dan
biaya atau resiko yang diperoleh jika membeli suatu produk;
4. Mengambil keputusan, terdapat dua faktor yang mempengaruhi
keputusan membeli dan tujuan pembelian yaitu sikap orang lain dan
faktor-faktor situasional yang tidak dapat diprediksikan. Pengaruh sikap
orang lain tergantung pada intensitas sikap negatifnya terhadap alternatif
pilihan konsumen yang akan membeli dan derajat motivasi dari
konsumen yang akan membeli mengikuti orang lain. Sedangkan
keadaan tidak terduga merupakan faktor situasional yang menyebabkan
konsumen mengubah tujuan pembelian maupun keputusan pembelian.
Contohnya: kondisi keuangan yang secara mendadak kurang membaik;
5. Evaluasi Paska pembelian, setelah membeli, konsumen akan
mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli.
Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen akan berpengaruh
terhadap perilaku selanjutnya.
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata
Menurut Sayangbatti dan Baiquin (2013), secara umum dalam sebuah
destinasi, terdapat berbagai macam sub elemen yang saling mendukung dan
memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu kesatuan destinasi
15
yang memiliki nilai dan daya tarik terhadap para calon wisatawan yang datang. Dan
dalam menentukan perjalanan wisata seorang wisatawan, ada dua faktor yang
sangat menonjol dalam mempengaruhi keputusan akhir wisatawan untuk melakukan
kunjungan ke suatu destinasi wisata:
1. Faktor Internal, suatu faktor yang berasal dari sisi wisatawan itu sendiri,
seperti kebutuhan untuk kesehatan fisik, berwisata untuk mengisi waktu
luang, mengatasi perasaan ketakutan pada kondisi tertentu dan
sebagainya atau dapat pula disebut sebagai faktor psikologis dan;
2. Faktor Eksternal, suatu faktor yang berasal dari luar wisatawan yang
biasanya berhubungan dengan keadaan destinasi wisata dan bentuk
pelayanan yang ditawarkan atau dapat pula disebut sebagai faktor
bauran pemasaran.
Menurut Berkowitz (2004) dalam Hasan et.al (2013), menyatakan bahwa
terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yaitu marketing
mix, socialcultural, psikologi dan situasi. Pada keempat faktor tersebut, terdapat
komponen-komponen yang mempengaruhi keputusan konsumen, seperti faktor
bauran pemasaran (product, price, place, promotion, process, people, dan physical
evidence), faktor sosial budaya (kelas sosial, kelompok referensi, keluarga, budaya,
dan subbudaya), faktor psikologis (motivasi, kepribadian, persepsi, pembelajaran,
sikap dan gaya hidup), dan faktor situasi (purchase task, social surroundings,
physical surroundings, temporal effects and antecedent states).
Menurut Sari (2013), menyatakan bahwa bauran pemasaran bukanlah
sebuah teori ilmiah, namun merupakan sebuah konseptual yang didalamnya
mengenai bagaimana keputusan utama manajer membuat penawaran mereka
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wowor
16
(2013), yang menyatakan bahwa bauran pemasaran dikendalikan oleh perusahaan
untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Menurut Kotler (2007)
dalam Sari (2013), menyatakan bahwa konsumen memperoleh rangsangan dari luar
(faktor eksternal) yang terdiri atas bauran pemasaran, ekonomi, teknologi, politik,
budaya yang mempengaruhi keputusan kosumen (faktor internal) seperti
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis dan menghasilkan tanggapan dari
konsumen untuk melakukan pengambilan keputusan.
2.6 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Firdaus (2012), analisis regresi merupakan studi yang mempelajari
tentang hubungan ketergantungan dari suatu variabel (variabel terikat) pada satu
atau lebih variabel lain (variabel bebas), yang dimaksudkan untuk menduga atau
meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) ataupun rata-rata (populasi) dari variabel
terikat berdasarkan nilai-nilai yang diketahui atau tetap dari variabel bebas.
Berdasarkan jumlahnya, analisis regresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1)
analisis regresi sederhana atau regresi dua variabel yaitu mempelajari
ketergantungan satu variabel terikat terhadap satu variabel bebas; dan 2) analisis
regresi berganda atau regresi lebih dari dua variabel yaitu mempelajari
ketergantungan satu variabel terikat terhadap lebih dari satu variabel bebas.
Sedangkan berdasarkan sifat linearitasnya, analisis regresi juga dibedakan menjadi
dua yaitu:
1) Analisis regresi linear, mendefinisikan regresi linear sebagai suatu persamaan
regresi dimana semua koefisien parameter dan semua variabel yang digunakan
dalam persamaan ini bersifat linear.
17
2) Analisis regresi non-linear, yaitu apabila salah satu atau lebih variabel yang
digunakan dalam persamaan ini bersifat non-linear, tetapi koefisien
parameternya tetap bersifat linear.
Menurut Sudarmanto (2005), analisis regresi merupakan suatu alat untuk
menganalisis yang kemudian digunakan menjelaskan tentang sebab-akibat dan
besarnya tingkat akibat yang disebabkan oleh adanya variabel bebas terhadap
variabel terikat. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk menemukan kedudukan
atau lokasi dari rata-rata satu variabel terikat untuk berbagai nilai dari satu atau lebih
variabel bebas. Selain itu dalam analisis regresi juga terkandung adanya proses
penyesuaian terhadap suatu fungsi atau kurva berdasarkan sekumpulan data. Pada
uji regresi linear berganda, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi yaitu uji statistik
parametrik dan uji persyaratan masuk regresi linear ganda.
Menurut Syahadat (2005), yang menyatakan bahwa persamaan umum
regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2X2 + b3X3.................(1)
Keterangan:
Y = subjek dalam variabel dependen
a = konstanta
b = angka arah yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
X = variabel bebas (independent variable)
2.7 Kerangka Berpikir Penelitian
Beragamnya destinasi pariwisata yang ada di Indonesia memang sudah tidak
diragukan lagi, sehingga mampu menarik minat bagi para wisatawan untuk
mengunjungi tempat-tempat pariwisata yang memiliki keunikan dan karakteristik
18
masing-masing. DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia, memiliki daya tarik
pada sektor wisata bahari yang umumnya ramai dikunjungi yaitu Pantai Ancol.
Keberadaan Pantai Ancol hampir tidak pernah sepi dari wisatawan yang datang
berkunjung, sehingga menjadi dasar bagi peneliti untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berkunjung ke Pantai Ancol.
Adapun faktor-faktor (variabel) yang diteliti dapat dibedakan dalam 2 macam,
menurut Kotler dalam Sari (2013) terdiri dari faktor eksternal yaitu, Bauran
Pemasaran (X1) dan faktor internal berupa Psikologis (X2) dan Sosial Budaya (X3).
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam
berkunjung digunakan analisis faktor keputusan berkunjung dengan melakukan
pengujian-pengujian seperti: Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda dan Uji
Statistika. Hasil yang didapatkan dapat dijadikan informasi dalam pengelolaan dan
pengembangan lebih lanjut Wisata Pantai Ancol agar dapat meningkatkan jumlah
wisatawan yang berkunjung. Adapun kerangka pemikiran pada penelitian untuk
mempermudah kegiatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 Kerangka Berpikir
berikut:
19
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Wisatawan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Berkunjung Wisatawan
Faktor Eksternal: 1. Bauran Pemasaran (X1):
Product, Price, Place, Promotion, Process, Physical Evidence, People
Faktor Internal: 1. Faktor Psikologis(X2) 2. Faktor Sosial dan
Budaya (X3)
Analisis Keputusan Berkunjung
Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif 1. Uji Asumsi Klasik: Uji Nomalitas, Uji
Multikolinearitas, Uji Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi.
2. Regresi Linear Berganda 3. Uji Statistika: Koefisien Determinasi
(R2), Uji F, Uji t, Faktor Dominan
Peningkatan Jumlah Wisatawan
Hasil Analisis
Wisata Pantai Ancol
3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wisata Pantai Ancol yang terletak di Jalan
Lodan Timur, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta. Adapun
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan metode, pada penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Metode analisis deskriptif ini dibagi menjadi dua, yaitu: analisis deskriptif kualitatif
dan kuantitatif (Nazir, 2014).
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dengan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis perilaku
pengunjung. Pada analisis deskriptif kualitatif, data yang diperoleh berdasarkan profil
atau sejarah, gambaran secara umum lokasi penelitian serta karakteristik
responden.
21
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: jenis data
kuantitatif dan kualiltatif. Menurut Sugiyono (2014), jenis data kuantitatif yaitu data
yang dapat diklasifikasikan, konkrit, terukur, terdapat hubungan sebab akibat dan
data bersifat kuantitatif atau statistik. Jenis data kualitatif yaitu data yang
memandang realitas sosial sesuatu yang kompleks, utuh/ holistik, data berupa kata-
kata, bersifat deskriptif, dan hubungan gejala interaktif.
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan termasuk dalam jenis data
kuantitatif, yaitu berupa angka atau bersifat statistik, dapat diukur, dan dapat
diklasifikasikan. Adapun data kuantitatif yang terdapat pada penelitian ini yaitu, data
statistik jumlah pengunjung di wisata Pantai Ancol dan data statistik jumlah
penduduk yang berada di Kelurahan Ancol.
3.3.2 Sumber Data
Menurut sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua sumber, yaitu data
primer dan data sekunder. Adapun yang dimaksud data primer dan data sekunder
sebagai berikut:
a. Data Primer
Menurut Hidayat (2011), data primer yaitu data yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung responden yang dijadikan sampel dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Adapun pengambilan data primer yang dilakukan pada penelitian ini
diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak dari pengelola pantai,
kemudian melalui kuesioner yang diberikan langsung kepada pengunjung
22
wisata pantai Ancol yang juga sebagai responden, serta melakukan
pengamatan langsung di kawasan Wisata Pantai Ancol untuk lebih
memperoleh informasi dan data tambahan.
b. Data Sekunder
Menurut Hidayat (2011), data sekunder adalah data yang diperoleh dari
hasil pengolahan pihak kedua/ pengelola atau data yang diperoleh dari hasil
publikasi pihak lain. Data sekunder umumnya dapat diperoleh dari lembaga
pemerintah, lembaga swasta, instansi terkait, pustaka dan laporan lainnya.
Adapun data sekunder yang diperoleh pada penelitian ini yaitu dari instansi
pemerintah seperti kantor kelurahan Ancol, untuk mengetahui keadaan
umum lokasi penelitian dan keadaan umum penduduk serta dari pengelola
wisata untuk mengetahui profil atau sejarah pengelolaan pantai dan data
jumlah pengunjung.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Populasi pada
penelitian ini yaitu pengunjung atau disebut juga wisatawan yang berkunjung ke
Pantai Ancol.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh suatu populasi. Apabila populasi pada lokasi penelitian besar,
sehingga tidak memungkinkan mempelajari semua yang ada pada populasi karena
23
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Sehingga, sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif (mewakili).
Menurut Mustaniroh (2009), menyatakan bahwa apabila jumlah populasi
tidak dapat diketahui secara pasti, maka dalam menentukan jumlah sampel peneliti
dapat menggunakan metode linier time function dalam penentuannya. Hal tersebut
juga diungkapkan oleh Umar (2002), pengambilan sampel berdasarkan Linear Time
Function dapat dilakukan bila jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti
berdasarkan waktu efektif yang digunakan. Adapun rumus dari metode linier time
function adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah responden (orang)
T = Waktu yang tersedia untuk penelitian (menit)
t0 = Waktu pengambilan sampel (menit)
t1 = Waktu yang digunakan responden untuk mengisi kuisioner (menit)
Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Nonprobability sampling juga terdiri dari beberapa teknik dalam
pengambilan sampel, dan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling
incidental. Teknik penentuan sampel tersebut berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti yang dipandang
cocok untuk dijadikan sebagai sampel atau sumber data (Sugiyono, 2014). Adapun
n =
24
penentuan sampel atau pengunjung yang dijadikan sebagai responden pada
penelitian dengan kriteria yaitu pengunjung baik pria dan wanita yang berumur
diatas 17 tahun dan yang berkunjung di hari senin sampai dengan minggu. Adapun
penentuan jumlah sampel yang dapat ditentukan dengan rumus dari metode linier
time function pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
n = 60 orang / responden.
Keterangan:
n = Jumlah responden (orang)
T = Waktu untuk penelitian 7hari (7 hari x 5 jam x 60 menit = 2100 menit)
t0 = Waktu pengambilan sampel 5 jam (5 jam x 60 menit = 300 menit)
t1 = Waktu yang digunakan responden untuk mengisi kuisioner (30menit)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode linear time
function, maka jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu sebanyak 60 orang responden
dan diharapkan sampel yang diambil dapat mewakili populasi secara menyeluruh
dalam penelitian dan mewakili beragam karakteristik pengunjung.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui
wawancara, observasi (pengamatan), dokumentasi dan kuisioner. Adapun
penjelasan dari meode pengumpulan data yang digunakan tersebut adalah sebagai
berikut:
n =
25
3.5.1 Wawancara
Menurut Sugiyono (2014), mengatakan bahwa wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data dengan terlebih dahulu mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri (self-report), atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pibadi.
Wawancara menurut Primyastanto (2012), merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Wawancara adalah
suatu cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara sepihak dan
dikerjakan secara sistematis, serta berlandaskan pada tujuan penelitian yang akan
dilakukan.
Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan kepada responden
yang bersedia untuk diwawancarai terkait info atau data pelengkap yang dibutuhkan
dalam penelitian, dan juga wawancara langsung dilakukan kepada unit pengelola
wisata Pantai Ancol untuk mendapatkan data tentang wisata penelitian di lokasi
tersebut.
3.5.2 Observasi
Observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Metode
observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang
atau sekelompok orang yang diteliti kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut
untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan tersebut,
26
peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati mengalaminya,
menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti
(Djaelani, 2013).
Menurut Hasan (2013), metode observasi yaitu cara pengumpulan data
dengan terjun dan melihat langsung ke lapang terhadap objek yang diteliti
(populasi). Adapun observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
mengamati keadaan sekitar lokasi wisata Pantai Ancol dan mengamati pula kegiatan
atau aktivitas yang terdapat di lokasi wisata tersebut.
3.5.3 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2014), dokumentasi merupakan suatu pelengkap dari
metode observasi dan wawancara dalam sebuah penelitian. Hasil yang didapat dari
dokumentasi berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental. Sedangkan
menurut Hasan (2013), kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) yang ditujukan kepada aobjek yang diteliti
(populasi).
Pada penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa
pengambilan gambar kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan, gambar
lokasi penelian, gambar keadaan sarana dan prasarana di lokasi wisata dan
gambar-gambar lain yang terkait dengan penelitian untuk kelengkapan data peneliti.
3.5.4 Kuesioner
Menurut Sugiyono (2014), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pendapat lain dikemukakan oleh
27
Hasan (2013), kuesioner merupakan salah satu bentuk pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) terhadap objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2014), menyatakan bahwa terdapat salah satu skala
pengukuran yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/ sekelompok
orang mengenai suatu fenomena sosial. Kuesioner yang digunakan pada penelitian
ini untuk mendapat data mengenai keputusan wisatawan dalam berkunjung ke
Pantai Ancol menggunakan skala Likert, dan kuesioner ditujukan kepada sampel
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya dengan teknik penentuan sampel yaitu
menggunakan rumus linear time function dan diperoleh sebanyak 60 responden
yang diharapkan dapat mewakili keberagaman populasi secara menyeluruh.
3.6 Analisis Data
3.6.1 Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
a. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lain, maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi:
1. Variabel Independent: disebut variabel stimulus, predictor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
28
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat).
2. Variabel Dependent: juga dapat disebut sebagai variabel output,
kriteria konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga
sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
Pada penelitian ini, variabel yang digunakan diantaranya yaitu, variabel
terikat (Y) adalah keputusan wisatawan dalam berkunjung ke Pantai Ancol,
sedangkan variabel bebas (X) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan berkunjung wisatawan. Adapun variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain: bauran pemasaran (jasa wisata/ product dan
pelayanan, harga tiket (price), tempat wisata (place), promosi (promotion),
pengelola wisata (people), proses penawaran jasa (process), dan bukti fisik
(physical evidence), faktor psikologis (motivasi dan persepsi), dan faktor
sosial budaya (referensi lingkungan sekitar, kelas sosial, dan kebiasaan
budaya).
Dalam melakukan analisis data, peneliti mengalami beberapa kesulitan
dalam melakukan pengolahan data sehingga terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan perubahan untuk mendapatkan model regresi yang paling
baik. Adapun perubahan-perubahan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel
1 berikut:
29
Tabel 1. Perubahan Variabel dalam Penelitian
No. Perubahan Sebelum
Analisis Data Setelah
Analisis Data Alasan
1 Butir Pertanyaan pada variabel X1
16 15 Untuk melewati uji validitas dan reliabilitas, maka peneliti mengurangi butir pertanyaan yang terdapat di variabel bauran pemasaran (X1) yaitu pada indikator pengelola wisata (X1,5).
2 Butir Pertanyaan pada variabel X2
6 5 Untuk melewati uji validitas dan reliabilitas, maka peneliti mengurangi butir pertanyaan yang terdapat di variabel psikologi (X2) yaitu pada indikator persepsi (X2,4).
3 Butir Pertanyaan pada variabel Y
3 2 Untuk melewati uji validitas dan reliabilitas, maka peneliti mengurangi butir pertanyaan pada variabel keputusan berkunjung, yang semula 3 pertanyaan namun kini hanya menggunakan dua pertanyaan. Adapun indikator yang dihilangkan pada variabel ini adalah mengunjungi wisata pantai secara rutin.
b. Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2014), skala pengukuran merupakan kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan adanya skala
pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrument tertentu
dapat dinyatakan dengan angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan
komunikatif. Adapun macam-macam skala pengukuran dapat berupa: skala
30
nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio, dan dari skala
pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan ratio.
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian yaitu Skala Likert,
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang/
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala Likert, variabel yang
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian menjadi titik tolak
untuk menyusun item-item instrument berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini, pengukuran dengan skala Likert
menggunakan empat golongan penilaian atau jumlah genap, karena bila
jumlah ganjil responden cenderung untuk memilih pertengahan (netral).
Adapun skala pengukuran pada instrumen penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 2. Skala pengukuran variabel penelitian dibawah ini, dan untuk
pemberian skor pada skala Likert sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
Tidak Setuju (TS) : 2
Setuju (S) : 3
Sangat Setuju (SS) : 4
31
Tabel 2. Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Variabel Penelitian
Indikator Item Skala
Pengukuran
Keputusan Berkunjung (Y)
Keputusan wisatawan untuk berkunjung
a. Setelah berkunjung ke Pantai Ancol memiliki rasa ingin mengunjunginya kembali.
Skala Likert b. Setelah berkunjung ke Pantai Ancol memiliki rasa ingin merekomendasikan tentang Pantai Ancol kepada orang lain dari mulut ke mulut.
Bauran Pemasaran (X1)
1. Jasa wisata (X1.1) a. Jasa pariwisata yang ditawarkan.
Skala Likert
b. Kualitas jasa dan pelayanan
2. Harga tiket masuk (X1.2) a. Harga tiket masuk Ancol.
b. Kesesuaian harga tiket dengan kualitas pelayanan.
3. Tempat wisata (X1.3) a. Lokasi wisata Pantai Ancol. b. Akses jalan menuju Pantai Ancol. c. Lokasi Pantai Ancol mudah dijangkau transportasi umum.
4. Promosi (X1.4) a. Bentuk promosi yang dilakukan pihak pengelola Pantai Ancol. b. Kesesuaian promosi yang dilakukan dengan keadaan di lokasi.
5. Pengelola wisata (X1.5) a. Sikap ramah dan baik petugas pengelola Pantai Ancol b. Sikap cepat dan tanggap petugas pengelola Pantai Ancol dalam memberikan pelayanan informasi pada pengunjung
6. Proses penawaran jasa (X1.6)
a. Proses pelayanan petugas pembayaran tiket masuk b. Proses pelayanan petugas parkir
7. Lingkungan Fisik (X1.7) a. Lingkungan disekitar Pantai Ancol sejuk, bersih dan nyaman b. Fasilitas (tempat makan/restoran, tempat penginapan, kamar mandi/ toilet, masjid, tempat parkir) yang disediakan pihak pengelola
Psikologis (X2)
1. Motivasi (X2.1) a. Tujuan wisatawan mengunjungi Pantai Ancol
Skala Likert
b. Pengetahuan wisatawan terhadap Pantai Ancol
2. Persepsi (X2.2) a. Tingkat kebersihan dan kenyamanan Pantai Ancol b. Setelah mengunjungi Pantai Ancol merasa puas c. Memiliki rasa bahwa Pantai Ancol suatu wisata di Jakarta yang wajib dikunjungi
32
Variabel Penelitian
Indikator Instrumen Skala
Pengukuran
Sosial Budaya (X3)
1. Referensi lingkungan sekitar (X3.1)
a. Adanya dorongan dari keluarga untuk berkunjung ke Pantai Ancol
Skala Likert
b. Adanya saran dari teman atau orang lingkungan sekitar untuk berkunjung ke Pantai Ancol
2. Kelas Sosial (X3.2) a. Berdasarkan pendapatan atau penghasilan responden
b. Adanya anggaran khusus untuk berwisata yang disiapkan responden
3. Kebiasaan atau Budaya (X3.3)
a. Berwisata ke Pantai Ancol merupakan suatu kebiasaan responden
3.6.2 Definisi Operasional
Menurut Wardiyanta (2006), definisi operasional merupakan informasi ilmiah
yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur suatu variabel yang merupakan hasil
penjabaran dari sebuah konsep. Pendapat lain dikemukakan Dewi (2010), definisi
operasional adalah penentuan konstrak sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti
dalam mengoperasionalkan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain
untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik.
Pada penelitian ini dilakukan pembatasan terhadap variabel-variabel yang
digunakan, karena dalam memahami perilaku konsumen dalam lingkungan yang
berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang
berbeda (Arsy, 2012). Adapun variabel yang digunakan terdiri dari keputusan
berkunjung (Y) sebagai variabel terikat (dependen), dan variabel bebas
(independen) yang terdiri dari faktor bauran pemasaran (X1), faktor psikologis (X2)
dan faktor sosial budaya (X3). Berikut definisi operasional variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian:
Tabel 2. Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran (Lanjutan)
33
1. Bauran Pemasaran (X1)
Menurut Wowor (2013), bauran pemasaran yang digunakan dalam
analisis adalah konsep 7P yang terdiri dari 4P tradisional yaitu yang terdiri
dari produk (product), harga (price), tempat wisata (place), promosi
(promotion) ditambah dengan 3P khusus untuk pemasaran jasa, yaitu
pengelola wisata (people), proses (proccess) dan lingkungan fisik (physical
evidence).
a. Produk (Product)
Merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.
Pada penelitian ini, produk didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam keputusan berkunjung di Pantai
Ancol. Variabel ini diukur dari keragaman jasa pariwisata yang
ditawarkan dan kualitas jasa pariwisata yang ditawarkan kepada
konsumen, yang dimana dapat mempengaruhi atau tidak mempengaruhi
dalam keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
b. Harga (Price)
Merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya
ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua
pembeli.
34
Pada penelitian ini, harga didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari biaya harga tiket masuk dan kesesuaian harga tiket masuk
dengan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen yang
dimana dapat mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam
keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
c. Tempat (Place)
Merupakan tempat atau lokasi meliputi lokasi dan sistem
penyampaian jasa yang digunakan dalam memasok produk kepada para
pelanggan.
Pada penelitian ini, tempat didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari letak lokasi, akses jalan menuju lokasi dan kemudahan
dijangkaunya oleh transportasi umum yang dilalui konsumen, yang
dimana dapat mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam
keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
d. Promosi (Promotion)
Merupakan usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu
(persuasive communication) calon pembeli, melalui segala unsur acuan
pamasaran.
Pada penelitian ini, promosi didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari bentuk promosi yang dilakukan pengelola dan kesesuaian
promosi yang diberikan dengan keadaan di lokasi, yang dimana dapat
35
mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung
ke Pantai Ancol.
e. Pengelola (People)
Merupakan orang atau karyawan yang memiliki peran penting
karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan
konsumen.
Pada penelitian ini, pengelola didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari sikap petugas dan kesigapan petugas dalam memberi
informasi kepada pengunjung, yang dimana dapat mempengaruhi atau
tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
f. Proses (Proccess)
Merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan dimana
sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan, termasuk
keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan
pelanggan dan persoalan-persoalan keleluasan karyawan.
Pada penelitian ini, proses didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari proses pelayanan saat pembayaran tiket masuk dan sikap
petugas keamanan atau sikap petugas parkir kepada pengunjung, yang
dimana dapat mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam
keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
36
g. Lingkungan Fisik (Physical Evidence),
Merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa
yang ditawarkan.
Pada penelitian ini, lingkungan fisik didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari keadaan lingkungan sekitar dan ketersediaan fasilitas yang
yang ditawarkan kepada pengunjung, yang dimana dapat mempengaruhi
atau tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
2. Faktor Psikologis (X2)
Menurut Arsy (2012), faktor psikologis merupakan cara yang digunakan
untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, merumuskan pikiran dan pendapat dalam mengambil tindakan.
a. Motivasi
Merupakan kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang
mencari cara untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan kepentingan
adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri.
Pada penelitian ini, motivasi didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari tujuan pengunjung berwisata ke Pantai Ancol dan
pengetahuan yang dimiliki tentang Pantai Ancol, yang dimana dapat
mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung
ke Pantai Ancol.
37
b. Persepsi
Merupakan proses yang dilalui orang dalam memilih,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi guna membentuk
gambaran yang berarti mengenai dunia. Seseorang yang termotivasi
siap untuk bertindak, dan bagaimana orang tersebut bertindak
dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi.
Pada penelitian ini, persepsi didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari tingkat kebersihan Pantai Ancol, perasaan puas setelah
berkunjung dan memiliki rasa bahwa Pantai Ancol merupakan objek
wisata yang wajib dikunjungi di Jakarta, yang dimana dapat
mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung
ke Pantai Ancol.
3. Faktor Sosial budaya (X3)
Menurut Arsy (2012), kelas sosial merupakan pembagian masyarakat
yang relatif homogen dan permanen yang anggotanya menganut nilai-nilai,
minat, dan perilaku yang serupa. Menurut Kotler (2004), budaya merupakan
penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar dimana konsumen
mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku.
a. Referensi lingkungan sekitar
Menurut Kotler (2004), keluarga ialah kelompok yang terdiri dari dua
orang atau lebih yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau
adopsi dan tinggal bersama. Menurut Arsy (2012), kelompok adalah dua
orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama, seperti teman, tetangga, dan rekan sekerja.
38
Pada penelitian ini, referensi lingkungan sekitar didefinisikan
sebagai faktor yang pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di
Pantai Ancol. Variabel ini diukur dari dorongan keluarga dan saran dari
teman atau lingkungan sekitar, yang dimana dapat mempengaruhi atau
tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
b. Kelas Sosial
Menurut Arsy (2012), kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal
seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan,
pendidikan, kekayaan dan variabel lain.
Pada penelitian ini, kelas sosial didefinisikan sebagai faktor yang
pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai Ancol. Variabel
ini diukur dari pendapatan yang diperoleh per bulan dan adanya
anggaran khusus yang disiapkan untuk berwisata, yang dimana dapat
mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung
ke Pantai Ancol.
c. Kebiasaan atau Budaya
Menurut Kotler (2004), budaya merupakan penentu keinginan dan
perilaku yang paling mendasar dimana konsumen mendapatkan
kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku.
Pada penelitian ini, budaya atau kebiasaan didefinisikan sebagai
faktor yang pengunjung pertimbangkan dalam berkunjung di Pantai
Ancol. Variabel ini diukur dari berkunjung ke Pantai Ancol yang
merupakan suatu kebiasaan, yang dimana dapat mempengaruhi atau
tidak mempengaruhi dalam keputusan berkunjung ke Pantai Ancol.
39
4. Keputusan Berkunjung (Y)
Menurut Arsy (2012), keputusan pembelian merupakan kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.
Pada penelitian ini, keputusan berkunjung didefinisikan sebagai variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel ini diukur dari adanya rasa untuk mengunjungi kembali dan
merekomendasikan kepada orang lain dalam berkunjung ke Pantai Ancol.
3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Andreansyah (2014), validitas dalam penelitian diartikan
sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur peneliti tentang isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada
kemampuan atau tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran
yang dikehendaki. Jadi, validitas merupakan kemampuan suatu alat ukur
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, oleh sebab itu alat ukur yang
valid akan memiliki varians kesalahan yang rendah sehingga diharapkan alat
tersebut akan dipercaya, bahwa angka yang dihasilkan merupakan angka
yang sebenarnya. Suatu instrument dikatakan valid jika koefisien korelasinya
lebih besar daripada nilai kritis.
Menurut Rianse dan Abdi (2008), pada umumnya penelitian sosial atau
penelitian ekonomi sering menggunakan jenis validitas konstruksi. Validitas
ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya: memiliki proses yang mudah,
40
memiliki tingkat keandalan yang sangat baik, variabel yang digunakan
biasanya berasal dari konstruksi teori. Uji validitas konstruksi dilakukan
dengan analisis faktor, yakni dengan cara mengkorelasikan skor item
instrumen dan memiliki kriteria korelasi (r):
a) r = 0,8 – 1 : nilai validitas sangat tinggi
b) r = 0,6 – 1 : nilai validitas tinggi
c) r = 0,4 – 0,699 : nilai validitas cukup tinggi
d) r = 0,2 – 0,399 : nilai validitas rendah
e) r = 0 – 0,199 :nilai validitas sangat rendah (tidak valid).
b. Uji Reliabilitas
Menurut Andreansyah (2014), reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel.
Menurut Ghozali (2013), suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Hasil penelitian dikatakan reliabel jika terdapat kesamaan
data dalam jangka waktu yang berbeda, sehingga dari hal tersebut
instrument yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama.
3.6.4 Uji Asumsi Klasik
Menurut Gujarati (2003), pada analisis data kuantitatif, sering
digunakan uji persyaratan analisis. Persyaratan uji analisis untuk regresi
linier berganda biasa disebut sebagai uji asumsi klasik. Pada model analisis
regresi, agar tidak terjadi bias atau model regresi bias menjadi BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator), maka diperlukan pengujian asumsi klasik. Dan uji
41
asumsi klasik adalah persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis regresi
linear berganda dan berbasis Ordinary Least Square (OLS). Adapun yang
termasuk dalam pengujian asumsi klasik antara lain: uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedatisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Andreansyah (2014), uji normalitas digunakan untuk menguji
apakah dalam regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini di indentifikasikan dengan
analisis grafik, pada grafik normal plot tersebut titik-titiknya harus menyebar
dengan garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, model regresi
layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Hal sama juga dikatakan
oleh Ghozali (2013), bahwa model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi data normal.
Menurut Dewi (2010), menyatakan bahwa uji normalitas pada SPSS
dapat dideteksi dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram pada residualnya. Selain
itu, terdapat beberapa dasar pengambilan keputusan yang perlu diketahui
dalam uji normalitas yaitu:
1) Jika data tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramya, mak pola distribusi menunjukkan
normal.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal lain atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau garis histogramnya, menunjukkan pola
distribusi tidak normal.
42
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Andreansyah (2014), Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent). Dikatakan tidak ada multikolinearitas diantara variabel
bebas, artinya tidak terjadi hubungan antara variabel bebas. Multikolinearitas
dapat dilihat dengan melihat angka VIF (Variance Influence Factors) masing-
masing variabel bebas. Dan terjadinya multikolinearitas bila nilai VIF > 10
atau nilai toleransi < 0,1. Hal serupa juga dikatakan Ghozali (2013), model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen, dan uji multikolinearitas dapat dihitung dengan menggunakan
alat bantu computer dengan program SPSS.
Menurut Dewi (2010), untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai Tolerance;
2) Variance Inflation Factors (VIF).
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1 / tolerance). Nilai cutoff
yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Adapun ketentuan
pengambilan kesimpulan pada uji multikolinearitas sebagai berikut:
1. Jika nilai Tolerance > 0,10 atau VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinearitas.
2. Jika nilai Tolerance < 0,10 atau VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.
43
c. Uji Heterokedastisitas
Menurut Andreansyah (2014), uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Apabila varian dan
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut dengan
Homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Menurut Ghozali (2013), uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas, dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada
grafik scatterplot atau dengan melakukan uji glejser. Deteksi terjadi atau
tidaknya heterokedastisitas pada grafik scatterplot dilakukan dengan dasar
analisanya sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasi telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, ada titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Adapun Uji Glejser menurut Ghozali (2013), dapat dilakukan dengan
meregresi nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Kemudian apabila
telah diperoleh nilai signifikannya diatas 5%, maka data pada model regresi
tidak terjadi heterokedastisitas dan model layak digunakan.
44
d. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013), menyatakan bahwa dalam uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.
Menurut Gujarati (2003) dalam Dewi (2010), dalam penelitian uji
autokorelasi digunakan uji Durbin- Watson (DW test) untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi. Uji Durbin- Watson digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan dengan syarat adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi serta tidak ada variabel lagi diantara
variabel bebas. Adapun uji Durbin- Watson dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2. Uji Durbin - Watson
Keterangan:
H0 = tidak ada autokorelasi positif
H*0 = tidak ada autokorelasi negatif
45
3.6.5 Analisis Regresi
Menurut Ghozali (2013), mengemukakan bahwa model analisis regresi
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis
pengaruh antara variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen. Rumus
matematis dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel dependen
α = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
X1, X2, X3 = Variabel independen
e = Standard Error
Menurut Sudarmanto (2005), mengemukakan bahwa analisis regresi
merupakan alat untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat dan besarnya tingkat
akibat yang ditimbulkan oleh adanya variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
analisis regresi juga terkandung adanya proses penyesuaian terhadap suatu fungsi
atau kurva berdasarkan sekumpulan data. Pada uji regresi linear berganda terdapat
dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu: uji statistik parametrik dan uji persyaratan
masuk regresi linier ganda.
Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Adapun analisis
regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
bebas yaitu bauran pemasaran (X1), Psikologis (X2) dan Sosial Budaya (X3) terhadap
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + …+ e
46
variabel terikat (Y) yaitu keputusan berkunjung bagi wisatawan. Berikut merupakan
fungsi regresi yang akan digunakan unutuk penelitian:
Keterangan:
Y = Keputusan Wisatawan Berkunjung
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Bauran Pemasaran
X2 = Psikologis
X3 = Sosial Budaya
e = Tingkat kesalahan
3.6.6 Uji Statistik
a. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Dewi (2010), koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk
mengukur kebenaran model analisis regresi. Apabila nilai (R2) mendekati 1,
maka ada hubungan yang kuat dan erat antara variabel terikat dan variabel
bebas dan penggunaan model tersebut dibenarkan Menurut Gujarati (2003),
koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar persentase
sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dinyatakan
dalam persentase. Namun tidak dapat dipungkiri pula ada kalanya dalam
penggunaan koefisien determinasi (R2) terjadi bias terhadap satu variabel
bebas yang dimasukkan dalam model.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
47
Menurut Syahadat (2005), perhitungan pada nilai koefisien determinasi
digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel independen
dapat menjelaskan variabel dependen. Pada koefisien determinasi,
menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel dependen yang
dijelaskan melalui model regresi. Nilai Koefisien Determinasi (R2) harus
berada pada interval 0 < R2 < 1, yang dimana secara logika adalah semakin
baik estimasi model dalam menggambarkan data bila nilai R2 semakin
mendekati nilai 1 (satu). Adapun nilai R2 dapat diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Menurut Firdaus (2012), pada model regresi diperlukan uji signifikansi.
Adapun uji signifikansi yang dapat dilakukan adalah melalui uji F. Uji F
digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikansi yang terjadi pada variabel
bebas terhadap variabel terikat (secara simultan). Dan syarat teoritik pada uji
F adalah apabila nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan
sebaliknya apabila nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal serupa juga dinyatakan Marina dan Danica (2007) dalam Widyawati
(2016), bahwa uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X)
secara bersama-sama atau serentak memberi pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (Y). dan adapun kriteria penilaian pada hipotesis
R2 = (r2) x 100%
48
untuk Uji F yaitu: 1) Ho diterima apabila nilai Fhitung < Ftabel; dan 2) H1 diterima
apabila nilai Fhitung > Ftabel.
c. Uji Parsial (Uji t)
Menurut Firdaus (2012), uji signifikansi pada suatu model regresi dapat
dilakukan dengan mengadakan uji t. Uji ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh signifikan pada variabel bebas terhadap variabel terikat (secara
parsial atau individual). Dan adapun syarat teoritik untuk uji t yaitu apabila
nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima.
Menurut Marlina dan Danica (2007) dalam Widyawati (2016), uji t
dilakukan untuk mengetahui dan menguji apakah setiap variabel bebas (X)
yang digunakan pada penelitian mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (Y). pada uji t ini juga terdapat beberapa syarat,
yaitu: 1) Ho diterima, apabila nilai t hitung < t tabel; 2) H1 diterima, apabila
nilai t hitung > t tabel.
4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis
Kelurahan Ancol merupakan salah satu kelurahan yang termasuk dalam
Kecamatan Pademangan di kotamadya Jakarta Utara yang juga terdiri dari tujuh
Rukun Warga (RW), dengan luas wilayah + 577,28 Ha. Berdasarkan titik koordinat,
wilayah kotamadya Jakarta Utara terletak pada koordinat 106020’00” Bujur Timur
dan 6010’00” Lintang Selatan. Adapun secara geografis, Kelurahan Ancol memiliki
batasan-batasan wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Pantai Laut Jawa
- Sebelah Timur : Sungai Tiram dan Kecamatan Tanjung Priok
- Sebelah Selatan : Jalan Arteri Mangga Dua dan Rel KA Kota- Senen
- Sebelah Barat : Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa, Kecamatan
Taman Sari dan Jakarta Barat.
Berdasarkan keadaan topografi, Kotamadya Jakarta Utara sebagian besar
terdiri dari daratan hasil dari pengerukan rawa-rawa yang mempunyai ketinggian
rata-rata 0 sampai dengan 1 meter diatas permukaan laut yang dapat ditemukan di
sepanjang pantai. Dirinci berdasarkan penggunaan lahan, tanah daratan di
kotamadya Jakarta Utara dengan luas 154,11 Km2 sebesar 47,58% untuk
perumahan, 15,87% untuk areal industri, 8,89% untuk perkantoran, pergudangan
dan sisanya merupakan lahan pertanian, lahan kosong dan sebagainya.
4.2 Keadaan Umum Penduduk Kelurahan Ancol
Data keadaan penduduk pada suatu wilayah umumnya dapat dibedakan
berdasarkan jenis kelamin penduduk terdiri dari laki-laki dan perempuan, umur
penduduk, jenis pekerjaan dan agama.
50
4.2.1 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2016, tercatat bahwa
Kelurahan Ancol memiliki jumlah penduduk sebanyak 30.866 jiwa. Jumlah tersebut
terdiri 16.298 jiwa laki-laki atau sekitar 52,80% dan 14.568 jiwa atau sekitar 47,20%
adalah berjenis kelamin perempuan. Adapun data jumlah penduduk berdasarkan
jenis kelamin di Kelurahan Ancol dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdsarkan Jenis Kelamin Tahun 2016
Sumber: Kantor Kelurahan Ancol, 2016.
4.2.2 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Usia
Berdasarkan komposisi umur, dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan
Ancol terbagi dalam beberapa komposisi umur. Adapun komposisi umurnya terdiri
atas umur anak (0-14 tahun) sebesar 25,87%, umur produktif (15-64 tahun) sebesar
71,05% serta umur tua atau lanjut usia (65 tahun keatas) sebesar 3,08%. Dan dari
luas wilayah Kelurahan Ancol sebesar 577,28 Ha atau 5,7728 Km2 dengan jumlah
penduduk yang berjumlah 30.866 jiwa, dapat diketahui pula bahwa kepadatan
penduduk di Kelurahan Ancol pada tahun 2016 adalah mencapai 5.347 jiwa/km2.
Adapun keadaan penduduk di Kelurahan Ancol berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 4:
No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Laki-laki 16.298 52,80
2. Perempuan 14.568 47,20
Jumlah 30.866 100
51
Tabel 4. Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Usia Tahun 2016
Sumber: Kantor Kelurahan Ancol , 2016.
4.2.3 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Untuk mengetahui jumlah penduduk juga dapat juga dilakukan dengan
mengelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan ataupun mata pencaharian
penduduk. Kelurahan Ancol melakukan pengelompokkan untuk jumlah penduduk
berdasarkan jenis pekerjaan yang di dominasi oleh pekerjaan lingkup TNI, POLRI,
Karyawan Swasta, Pemerintah sebesar 27,65% dan terendah pada mata
pencaharian nelayan sebesar 2,2%. Adapun pengelompokkan tersebut dapat dilihat
pada tabel 5:
Tabel 5. Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tahun 2016
Sumber: Kantor Kelurahan Ancol , 2016.
No Usia (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. 0-14 7.984 25,87
2. 15-64 21.931 71,05
3. >65 951 3,08
Jumlah 30.866 100
No Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. TNI, POLRI, Karyawan
Swasta, Pemerintah 8.535 27,65
2. Pedagang 7.125 23,09
3. Nelayan 681 2,20
4. Buruh 1.430 4,63
5. Pensiunan 1.230 3,99
6. Pertukangan 1.112 3,60
7. Pengangguran 1.354 4,39
8. Fakir Miskin 2.213 7,17
9. Lain-lain 7.186 23,28
Jumlah 30.866 100
52
4.2.4 Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Agama
Pengelompokkan keadaan penduduk juga dapat dilakukan berdasarkan
agama atau disebut juga keyakinan. Keadaan penduduk yang berada dalam wilayah
Kelurahan Ancol umumnya terdiri dari berbagai macam keyakinan, antara lain Islam,
Kristen, Katholik, Buddha dan Hindu. Adapun sebesar 81,45% penduduk menganut
agama Islam, sebesar 8,70% menganut agama Kristen, sebesar 8,07% menganut
agama Katholik, serta sebesar 1,34% merupakan Buddha dan 0,44% penduduk
menganut Hindu. Keadaan penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel 6:
Tabel 6. Keadaan Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Agama Tahun 2016
Sumber: Kantor Kelurahan Ancol , 2016.
4.2.5 Keadaan Umum Perikanan
Nelayan yang beroperasi di wilayah Kotamadya Jakarta Utara umumnya
merupakan penduduk asli. Berdasarkan status kependudukannya, nelayan di
wilayah Jakarta Utara terdiri atas nelayan pendatang dan nelayan tetap. Menurut
Hadianti (2010), nelayan pendatang adalah nelayan yang berasal dari luar wilayah
Jakarta Utara, sedangkan nelayan penetap adalah nelayan yang dari luar maupun
dari dalam wilayah Jakarta Utara yang bertempat tinggal menetap di wilayah
tersebut. Berdasarkan jenisnya, nelayan di wilayah Jakarta Utara terdiri atas nelayan
penetap dan nelayan pendatang, sedangkan berdasarkan statusnya terdiri dari
nelayan pemilik dan nelayan pekerja. Nelayan pemilik merupakan nelayan yang
No Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. Islam 25.141 81,45%
2. Kristen 2.683 8,70
3. Katholik 2.493 8,07
4. Buddha 414 1,34
5. Hindu 135 0,44
Jumlah 30.866 100
53
memiliki sarana penagkapan ikan, yaitu kapal dan alat tangkap, sementara nelayan
pekerja adalah nelayan yang melakukan operasi penangkapan ikan. Menurut Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan (2016), hasil produksi ikan yang masuk
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Jakarta Utara menggunakan alat tangkap
diantaranya seperti: paying, dogol, pukat cincin, jaring insang, jaring rampus, jaring
cumi, rawai tuna, pancing cumi, pancing, bubu, muro ami dan lainnya
Menurut Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara (2016),
jumlah nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah Jakarta Utara
pada tahun 2013 sebanyak 24.028 jiwa. Nelayan tersebut terdiri atas 6.268 jiwa
nelayan penetap dan 17.760 jiwa nelayan pendatang. Apabila ditinjau berdasarkan
status kepemilikikan usaha maka nelayan terbagi atas 2.979 orang nelayan pemilik
dan 21.049 orang nelayan pekerja yang dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Nelayan di Kota Jakarta Utara (2009-2013)
Status Nelayan Jumlah Nelayan Pada Tahun (orang)
2009 2010 2011 2012 2013
Nelayan Penetap Pemilik 1.123 1.326 1.046 794 2.464
Pekerja 9.145 10.199 7.762 6.111 3.804
Jumlah 10.268 11.525 8.808 6.905 6.268
Nelayan Pendatang Pemilik 1.243 1.276 793 726 515
Pekerja 7.436 6.195 6.069 4.591 17.245
Jumlah 8.679 7.471 6.862 5.317 17.760
Jumlah Pemilik 2.366 2.602 1.839 1.520 2.979
Pekerja 16.581 16.394 13.831 10.702 21.049
Jumlah 18.947 18.996 15.670 12.222 24.028
Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, 2016.
Menurut Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara (2016),
jumlah produksi ikan di Kota Jakarta Utara pada tahun 2015 sebanyak 328.372.966
kg. Ikan yang didaratkan tersebut berasal dari tiga TPI yaitu TPI Muara Angke, TPI
54
Kali Baru, TPI Muara Baru. TPI Muara Baru merupakan penyumbang terbesar
produksi perikanan di Jakarta Utara yaitu 234.867.150 Kg atau 71,52% dari total
produksi ikan di Kota Jakarta Utara tahun 2015. Selanjutnya diikuti TPI Muara Angke
sebesar 90.761.867 kg atau 27.63% dari total produksi ikan, dan dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Produksi Ikan di Kota Jakarta Utara 2015 (dalam satuan Kg)
Bulan TPI Muara Angke TPI Kali Baru TPI Muara Baru Total
Januari 6.203.120 376.200 18.497.204 25.076.524
Februari 5.308.039 290.083 20.975.373 26.573.495
Maret 6.439.722 351.870 18.378.332 25.169.924
April 6.785.467 474.391 22.565.184 29.825.042
Mei 7.720.897 261.633 20.493.469 28.475.999
Juni 6.557.350 223.353 22.008.368 28.789.071
Juli 5.143.574 106.227 18.480.760 23.730.561
Agustus 8.316.975 102.379 17.764.737 26.184.091
September 8.391.448 103.948 18.225.008 26.720.404
Oktober 9.321.797 168.965 19.446.259 28.937.021
November 10.644.283 142.561 18.211.221 28.998.065
Desember 9.929.185 142.339 19.821.235 29.892.759
Total (Kg) 90.761.857 2.743.949 234.867.150 328.372.956
Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, 2016
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Profil Umum Wisata Pantai Ancol
5.1.1 Lokasi Pantai Ancol
Wisata Pantai yang berada di Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah
satu destinasi wisata bahari di Jakarta yang terkenal dengan keasrian dan
keindahan pantainya. Wisata Pantai Ancol ini terletak di daerah Ancol, Kecamatan
Pademangan, Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Secara topografis, Pantai di
Taman Impian Jaya Ancol memiliki batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Tanjung Priok
- Sebelah Selatan : Kecamatan Pademangan
- Sebelah Barat : Sunda Kelapa
5.1.2 Sejarah Pantai Ancol
Daya tarik Ancol sebagai sebuah destinasi wisata telah menarik perhatian
Gubernur Hindia Belanda, Adriaan Valckenier, pada awal abad ke-17. Namun, saat
itu fokus Pemerintah tertuju pada Perang Kemerdekaan, dan potensi itu pun
terabaikan. Kemudian, Ancol kembali menarik perhatian Presiden RI yang pertama,
Ir. Soekarno, yang pada akhir Desember 1965 memerintahkan dan menunjuk
Gubernur DKI Jakarta, Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo sebagai Pelaksana
Pembangunan dan Pengembangan Daerah Ancol untuk mengembangkan Ancol
sebagai destinasi wisata. Proyek pembangunan itu terus dilanjutkan pada tahun
1966 oleh Gubernur Ali Sadikin.
Dengan adanya persetujuan Pemerintah DKI Jakarta, maka beliau
memutuskan untuk mengalihkan seluruh pekerjaan Proyek Ancol kepada PT.
56
Pembangunan Jaya. PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, atau yang selanjutnya
disebut “Perseroan”, merupakan sebuah perusahaan pengembang properti dan
kawasan wisata terpadu yang terkemuka dan terbesar di Iindonesia. Dalam
kapasitasnya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol, PT
Pembangunan Jaya berperan dalam mempersiapkan seluruh perencanaan proyek,
mulai dari penyiapan konsep pengembangan, strategi, master plan hingga kegiatan
pembangunan lainnya, termasuk strategi pemasaran. Perencanaan yang fokus dan
terkonsep dengan baik itu berhasil membuat kemajuan dalam proyek pembangunan
Ancol. Seiring dengan pembangunan perekonomian nasional dan membaiknya daya
beli masyarakat, Ancol pun berkembang menjadi sebuah destinasi wisata terpadu,
terbesar, dan terlengkap di Indonesia.
Secara internal, organisasi Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek
Ancol mulai dibenahi menyusul perubahan badan hukum menjadi PT. Pembangunan
Jaya Ancol. Sebanyak 80% saham Ancol dikuasai oleh Pemda DKI Jakarta
sedangkan PT Pembangunan Jaya menguasai saham Ancol sebesar 20%,
perubahan in disahkan melalui Akta Perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992. Seiring
dengan pesatnya ekspansi bisnis yang dilakukan PT Pembangunan Jaya Ancol
Ancol, pada tanggal 2 Juli 2004 Perseroan memasuki lantai bursa melalui
penawaran umum saham perdana kepada public (Initial Public Offering / IPO)
dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan status
perusahaan terbuka, maka koposisi kepemilikkan saham berubah, yakni sebanyak
72% dimiliki Pemda DKI Jakarta, 18% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan
sisanya 10% dimiliki publik. Menyusul pelaksanaan IPO tersebut, Perseroan
melakukan brand repositioning dengan meluncurkan logo baru Ancol Taman Impian
pada tahun 2005. Perseroan juga merevitalisasi sejumlah unit bisnis dalam rangka
57
meningkatan daya tarik di mata publik diantaranya seperti Atlantis Water Adventure,
Ocean Dream Samudra dan pengembangan di kawasan pantai dengan
penambahan beberapa wahana menarik permainan di kawasan wisata pantai Ancol.
5.1.3 Keadaan Umum di Pantai Ancol
Wisata pantai di Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu wisata
bahari di Jakarta yang hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. Hal ini dikarenakan
selain suasana pantai yang sejuk, pengelola juga menyediakan fasilitas-fasilitas
yang dibutuhkan pengunjung seperti terdapatnya beberapa wahana permainan,
beragam restoran maupun warung makan, hotel (tempat penginapan), Ancol Beach
City Mal dan bus wara wiri gratis yang disediakan untuk memudahkan pengunjung
yang tidak membawa kendaraan pribadi selama berada di kawasan wisata Ancol.
Pengelola menyediakan bus wara wiri pada hari senin-jumat (Weekday) sebanyak 5
unit dan pada hari sabtu-minggu (Weekend) sebanyak 7 unit yang diharapkan dapat
memberi kemudahan serta kepuasan pada pengunjung yang datang ke wisata
Ancol.
Umumnya bagi pengunjung yang mengunjungi suatu tempat wisata akan
dikenakan biaya atau dikenal dengan harga tiket masuk. Pada kawasan wisata
Pantai Ancol pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 25.000/ per
orang di hari senin-minggu, untuk kendaraan pribadi seperti mobil sebesar Rp
25.000, untuk kendaraan roda dua/ bermotor sebesar Rp 15.000 dan untuk bus
sebesar Rp 35.000. Selain itu, akses jalan menuju lokasi Pantai Ancol didukung
dengan kodisi jalan yang besar dan mulus atau dapat pula melalui jalan tol, serta
terdapatnya penunjuk arah menuju lokasi tersebut dan didukung pula dengan
transportasi umum seperti busway yang memudahkan pengunjung tiba dikawasan
58
wisata tersebut dengan biaya yang sangat terjangkau. Pengelola menyediakan
empat pintu masuk menuju kawasan wisata Ancol yaitu Pintu Gerbang Utama Barat,
Pintu Gerbang Utama Timur, Pintu Karnaval dan Pintu Masuk Marina yang
dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi pengunjung yang datang dari arah
berbeda yang diharapkan dapat lebih dekat dan cepat dalam menuju kawasan
wisata Pantai Ancol ini.
Keistimewaan lain yang juga ditawarkan oleh pengelola untuk menarik minat
pengunjung dalam berkunjung yaitu terdapatnya suatu program yang disebut
dengan Segar Raga, diberlakukan bagi pengunjung yang ingin melakukan aktivitas
berolahraga diarea Pantai Ancol pada hari sabtu-minggu pukul 05.00 WIB sampai
pukul 08.00 WIB diberikan harga tiket masuk sebesar Rp 15.000. Selain program
tersebut, pengelola juga memberikan promosi terutama pada saat hari-hari libur
nasional guna menarik pengunjung untuk berkunjung ke wisata Pantai Ancol.
Adapun bentuk promosi yang diberikan kepada pengunjung dilakukan oleh
pengelola melalui sosial media seperti website resmi Ancol, instagram dan facebook
official Ancol serta pemberian brosur kepada pengunjung ketika memasuki pintu
gerbang wisata Ancol.
Adapun sebagai bentuk pengelolaan, pemanfaatan dan pemasaran jasa
wisata yang terdapat di Pantai Ancol, maka pengelola membagi kawasan pantai
tersebut dengan memberi penamaan pada pantai berdasarkan kegunaan atau
peruntukkan kawasan area pantai tersebut. Terdapat lima pantai yang dapat
dikunjungi wisatawan diantaranya Pantai Festival, Pantai Ria, Pantai Beach Pool,
Pantai Lagoon dan Pantai Karnaval. Kelima pantai tersebut umumnya memiliki
karakteristik masing-masing yang dapat menarik pengunjung untuk datang
berkunjung. Adapun keadaan kelima pantai tersebut sebagai berikut:
59
a. Pantai Festival
Berdasarkan peruntukkan dan sebagai wujud nyata pengelolaan,
pemanfaatan serta pemasaran jasa di kawasan pantai ini, pengelola
menamakan pantai ini dengan nama Pantai Festival. Pada kawasan pantai
yang terletak sebelah barat ini umumnya sering digunakan bagi kegiatan
festival, baik yang diselenggarakan oleh pihak pengelola maupun
bekerjasama dengan pihak luar. Pengunjung yang berkunjung ke pantai ini
dapat melakukan aktivitas berenang dengan keadaan hamparan pasir yang
putih dan dapat pula menikmati pemandangan dipinggir pantai dengan
menyewa tikar yang ditawarkan pedagang disekitar pantai dengan kisaran
harga Rp 20.000. Pada sekitar kawasan pantai ini juga terdapat beberapa
pos lifeguard dan pos-pos keamanan guna mendukung keselamatan dan
keamanan pengunjung wisata pantai tersebut. Fasilitas pendukung lainnya
yaitu tersedianya beragam warung makan disekitar pantai yang ditawarkan
bagi pengunjung, serta terdapatnya mushola dan tempat penginapan yaitu
Hotel Mercure yang tidak jauh dari kawasan pantai.
Gambar 3. Pantai Festival
Gambar 4. Lifeguard
60
Gambar 5. Hotel Mercure
b. Pantai Ria
Pada kawasan Pantai Ria, memiliki karakteristik yaitu terdapatnya taman
bermain bagi anak-anak yang ingin bermain dengan tetap dapat menikmati
pemandangan di pantai tersebut dan beberapa jenis permainan lainnya.
Pada kawasan Pantai Ria, pengunjung tidak disarankan untuk berenang
dikarenakan curamnya pantai, namun pengunjung dapat tetap menikmati
pemandangan dipinggir pantai dengan menyewa tikar yang ditawarkan
pedagang sekitar pantai. Selain itu, dikawasan pantai pengunjung juga dapat
menaiki kapal yang disewakan untuk berkeliling menyusuri pantai yang ada
di Ancol dan umumnya dikenakan biaya Rp. 20.000 hingga Rp. 30.000/ per
orang. Adapun untuk gambaran sekitar kawasan pantai dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 6. Pantai Ria
Gambar 7. Taman Bermain di Pantai Ria
61
Gambar 8. Persewaan Kapal
Gambar 9. Permainan di Pantai Ria
c. Beach Pool
Kawasan pantai yang disebut Beach Pool ini merupakan suatu kawasan
di Pantai Ancol yang memperbolehkan pengunjung untuk melakukan
kegiatan berenang, dan mencoba wahana permainan yang ditawarkan oleh
pengelola di pantai ini yaitu Aqua Fun. Keadaan sekitar pantai yang sejuk
dan pasir yang putih memberi kenyamanan pada wisatawan yang berkunjung
untuk menikmati keindahan di pantai ini. Disekitar kawasan pantai ini,
pengunjung juga dapat menyewa tikar dengan kisaran harga Rp.20.000 dan
tenda dengan kisaran harga Rp. 25.000. Adapun gambaran sekitar Beach
Pool adalah sebagai berikut:
Gambar 10. Beach Pool
62
Gambar 11. Toilet Umum
Gambar 12. Lifeguard Beach Pool
Pada wahana Aqua Fun, pengelola telah menetapkan harga yang
berikan kepada pengunjung yang hendak mencoba wahana ini dengan
durasi bermain yang diberikan yaitu selama 60 menit. Adapun ketentuan
harga bagi wahana ini sebagai berikut:
Tabel 9. Harga Tiket Wahana Aqua Fun
Harga Tiket Weekday Weekend/ Libur
Individu Rp. 30.000/ per individu Rp. 40.000/ per individu
Umum/ perusahaan (rombongan)
Rp. 24.500/ per individu Rp. 33.500/ per individu
Pelajar (rombongan) Rp. 19.500/ per individu Rp. 27.500/ per individu
Sumber: Data Primer, 2017
Adapun wahana permainan Aqua Fun dan jasa sewa tenda yang
terdapat di Beach Pool dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 13. Aqua Fun
Gambar 14. Sewa Tenda
63
d. Pantai Lagoon
Pantai Lagoon, dimana pada kata lagoon berasal dari bahasa Inggris
yang berarti danau dipinggir laut. Kawasan wisata Pantai Lagoon ini memiliki
karakteristik yaitu, terdapatnya jembatan yang menyerupai huruf “u” yang
dikenal dengan nama “Le Bridge” dan terdapatnya wisata kuliner di atas
jembatan tersebut. Bentuk jembatan yang menyerupai huruf “u” serta
terdapatnya wisata kuliner membuat suasana bagi pengunjung yang datang
ke lokasi tersebut seperti berwisata kuliner pada danau dipinggir laut. Wisata
kuliner yang berada di Le Bridge dikenal dengan nama Columbus Cafe,
sama halnya seperti wisata kuliner pada umumnya, Columbus Cafe
menawarkan berbagai hidangan makanan dan minuman bagi pengunjung
yang datang ke tempat tersebut. Adapun keadaan sekitar Pantai Lagoon
sebagai berikut:
Gambar 15. Pantai Lagoon
Gambar 16. Le Bridge
Keistimewaan lain yang ditawarkan di Pantai Lagoon yaitu terdapatnya
wahana permainan air seperti Banana Boat dan Donut Boat. Seperti wahana
permainan pada umumnya, pengelola juga telah menetapkan harga bagi
kedua wahana air tersebut. Pengunjung dapat menikmati kedua wahana
64
permainan dengan durasi bermain yang diberikan masing-masing selama 15
menit. Adapun ketentuan harga tiket wahana banana boat dan donut boat
dapat dilihat pada tabel 10:
Tabel 10. Harga Tiket Wahana Banana Boat dan Donut Boat
Harga Tiket Weekday Weekend/ Libur
Individu Rp. 30.000/ per individu Rp. 40.000/ per individu
Umum/ perusahaan (rombongan)
Rp. 24.500/ per individu Rp. 33.500/ per individu
Pelajar (rombongan) Rp. 19.500/ per individu Rp. 27.500/ per individu
Sumber: Data Primer, 2017
Adapun keadaan sekitar di Pantai Lagoon serta terdapatnya wahana
Banana Boat dan Donut Boat dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 17. Wahana Banana Boat
Gambar 18. Donut Boat
Gambar 19. Lifeguard
Gambar 20. Pos Keamanan
65
e. Pantai Karnaval (Carnaval)
Pantai Karnaval, umumnya sering diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan
karnaval yang tiap tahunnya rutin diadakan. Adapun kegiatan tahunan yang
rutin diadakan di Pantai Karnaval ini yaitu seperti kegiatan penyambutan
malam Tahun Baru. Menyediakan panggung dan musik hiburan serta adanya
pesta kembang api setiap malam akhir tahun, pantai ini selalu ramai
dikunjungi oleh pengunjung untuk menyambut pesta pergantian tahun
dengan suasana kemeriahan dan keceriaan bersama di Pantai Karnaval.
Pada kawasan pantai ini juga semakin sempurna dengan adanya mal yang
terdapat di sekitar pantai, yang dikenal dengan nama Ancol Beach City
(ABC) Mal.
Seperti mal pada umumnya, di ABC Mall ini juga terdapat restoran yang
menyajikan makanan dan minuman yang bervariasi, toko-toko pakaian dan
atm centre bagi para pengunjung. Selain itu, disekitar pantai juga bisa
ditemui restoran seperti Jimbaran Resto dan Oceanic yang menawarkan
keanekaragaman hidangan seafood maupun non-seafood bagi pengunjung.
Keadaan sekitar kawasan Pantai Karnaval dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 21. Pantai Karnaval
Gambar 22. Ancol Beach City Mal
Gambar 23. Restoran Oceanic
Gambar 24. Suasana Malam Tahun
Baru
Dalam menjaga kelestarian alamnya, di wisata Pantai Ancol diadakan
beberapa kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya. Adapun kegiatan
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa cinta terhadap
alam dan menjaga kelestarian wisata pantai. Kegiatan yang rutin dilakukan di
kawasan pantai ini antara lain adalah Aksi Bersih Pantai yang rutin
dilaksanakan setiap tanggal 1 Januari. Acara ini diselenggarakan sebagai
bentuk edukasi kepada pengunjung mengenai pentingnya menjaga
kebersihan dan keindahan lingkungan. Pihak pengelola melalui kegiatan Aksi
Bersih Pantai ini, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara sukarela
membersihkan area Ancol terutama lokasi Pantai dari sampah yang
berserakan usai acara penyambutan malam Tahun Baru.
Aksi Bersih Pantai ini dikemas dalam sebuah acara lomba timbang
sampah berdurasi 2 (dua) jam dan hadiah utama berupa sepeda bagi
pengunjung yang mampu mengumpulkan sampah lebih dari 5 kg dan hadiah
berupa uang tunai bagi pengunjung yang mengumpulkan sampah terberat.
Selain kegiatan Aksi Bersih Pantai, kegiatan rutin tahunan yang lain yang
sering diadakan di Pantai Ancol yaitu pada saat Hari Imlek, Hari
67
Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Raya Idul Fitri dengan
mengadakan Acara Barongsai dan Tari Seribu Tangan serta menyediakan
panggung hiburan.
5.1.4 Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pimpinan pada perusahaan atau
organisasi membutuhkan koordinasi dengan bawahan begitu pula sebaliknya. Tugas
dan wewenang yang diberikan pada masing-masing bagian itu pun umumnya
bersifat jelas dan terperinci. Pada struktur organisasi yang dimiliki oleh pengelola
Pantai di Taman Impian Jaya Ancol agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka dalam bagan struktur organisasi terdapat dua garis yang menghubungkan
antar unit kerja yang ada dalam organisasi. Garis yang pertama yaitu garis komando
atau dikenal dengan garis perintah, dimana komando/ perintah diberikan dari
pimpinan organisasi kepada unit di bawahnya sampai ke unit terendah dalam
organisasi. Sedangkan garis yang kedua yaitu garis koordinasi, dimana
menunjukkan koordinasi hubungan kerja antar unit/ sub unit kerja agar terjaganya
harmonisasi kegiatan antar unit kerja yang melaksanakan tugas sesuai
spesialisasinya masing-masing.
Adapun struktur organisasi pengelola wisata Pantai Ancol tersebut dapat
dilihat pada Gambar 25. Struktur Organisasi Pengelolaan Taman Impian Jaya Ancol
sebagai berikut:
68
Keterangan:
1. Garis Komando :
2. Garis Koordinasi :
Gambar 25. Struktur Organisasi Pengelola Unit Taman Impian Jaya Ancol.
Sumber: PT. Taman Impian Jaya Ancol, 2017
Dewan Direksi
General Manager Taman Impian
Direktur Utama
Manager Pintu
Gerbang Utama
Manager
Taman Pantai
Manager Pembangunan
dan Pemeliharaan
Manager Umum
dan Keuangan
Bagian
Penjualan
Tiket
Bagian Kasir
Bagian Tiket
Rombongan
Bagian
Administrasi
Bagian
Operasional
Pantai dan
Pasar Seni
Bagian
Keamanan
Bagian Lalu
Lintas dan
Transportasi
Bagian
Taman dan
Kebersihan
Bagian
Pengawas
Proyek
Bagian
Mekanik
Bagian Listrik
Bagian Sipil
dan Dekorasi
Bagian
Pengadaan
Bagian
Keuangan
Bagian Umum
Personalia dan
Gudang
69
Adapun mekanisme kerja pengelola wisata Pantai di Ancol adalah sebagai
berikut:
Direktur Utama
Bertanggung jawab atas semua tujuan strategis perseroan dan memastikan
bahwa perseroan telah memenuhi akuntabilitas kepada perusahaan. Dan berperan
menyusun strategi dan sistem kerja yang efektif serta mengkoordinasikan tugas-
tugas dewan direksi dan membangun citra baik perseroan. mempunyai tugas
mengordinasikan kegiatan seluruh anggota direksi dan menentukan kebijakan dan
prosedur teknis pada level Direktorat yang dipimpinnya dengan memberikan
penilaian atas kinerja dan prestasi bawahan sesuai ketentuan yang berlaku serta
pengembangan kompetensi karyawan pada Direktorat yang dipimpinnya.
Dewan Direksi
mempunyai tugas membagikan tugas kepengurusan dan kewenangan
diantara anggota Direksi dan mendapat laporan Direksi secara berkala menyangkut
kinerja Perseroan serta kemudian meneliti, menelaah dan memberikan tanggapan
terhadap Laporan Tahunan yang diajukan Direksi sebelum Laporan diserahkan
kepada Direktur Utama.
General Manager Pengelolaan Taman Impian
bertanggung jawab terhadap berjalannya mekanisme kerja dan evaluasi
yang efektif dan efisien meliputi koordinasi kerja, pemasaran, administrasi dan
keuangan, pengawasan kualitas, pemeliharaan dan keselamatan kerja.
Manager Taman Pantai
bertanggung jawab dalam memastikan terkelolanya kegiatan operasional
pada Kepala Bagian yang dibawahinya untuk menjamin dan mencapai kualitas
pelayanan yang maksimal, aman dan terciptanya tertib administrasi.
70
Kepala Bagian Operasional Taman Pantai
bertanggung jawab dalam pengarahan dan pengendalian kegiatan
operasional taman pantai, lalu lintas dan transportasi serta keamanan di taman
pantai serta menjaminnya kualitas pelayanan yang aman, nyaman dan tertib bagi
pengunjung dan menjamin terselenggaranya acara yang berkualitas, lancar, aman
dan memberikan kepuasan bagi pengunjung.
5.2 Jumlah Pengunjung
Obyek wisata pantai yang terdapat di Ancol merupakan tempat wisata yang
banyak dikunjungi oleh pengunjung baik dari dalam maupun dari luar Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah pengunjung di wisata ini rata-
rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data jumlah pengunjung wisata Pantai
Ancol dari tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Jumlah Pengunjung Wisata Pantai di Taman Impian Jaya Ancol
No Bulan Tahun (orang)
2012 2013 2014 2015 2016
1 Januari 705.395 587.933 633.381 656.040 751.962
2 Februari 434.731 394.638 363.263 333.657 533.879
3 Maret 597.256 736.153 725.902 504.064 668.126
4 April 828.758 678.229 628.993 538.414 552.289
5 Mei 597.527 626.832 809.834 814.037 847.956
6 Juni 741.578 830.012 709.694 505.978 391.341
7 Juli 787.393 514.432 870.924 983.706 1.141.225
8 Agustus 1.064.048 1.180.196 873.707 780.777 739.798
9 September 621.385 1.010.792 530.399 541.308 577.832
10 Oktober 628.658 615.705 546.370 615.474 569.862
11 November 610.459 573.773 506.427 566.700 519.132
12 Desember 1.081.087 1.051.736 858.671 1.066.840 1.236.388
Jumlah 8.698.275 8.800.431 8.057.565 7.906.995 8.529.790
Sumber: PT. Taman Impian Jaya Ancol, 2017
Jumlah pengunjung di wisata Pantai Ancol dapat dikatakan rata-rata
mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, meskipun di tahun 2015 sempat
71
mengalami penurunan sedikit. Umumnya, pengunjung akan mendatangi wisata
pantai Ancol pada bulan-bulan tertentu, misalnya di saat liburan sekolah maupun
perayaan hari nasional. Hal itu dapat dilihat pada tabel jumlah pengunjung yang
berada di bulan Juli, Agustus dan Desember, yang mengalami peningkatan cukup
tinggi. Adapun pada bulan-bulan tersebut, umumnya merupakan pekan liburan,
perayaan hari nasional maupun perayaan malam tahun baru yang ramai dikunjungi
pengunjung.
5.3 Gambaran Umum atau Karakteristik Responden
Gambaran umum atau karakteristik responden pada penelitian ini dijelaskan
berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan terakhir, pekerjaan,
pendapatan rata-rata per bulan, jumlah kunjungan dan tujuan berkunjung.
Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk mempermudah identifikasi serta
pembahasannya. Responden pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang diperoleh
berdasarkan teknik accidental sampling. Berdasarkan data yang terkumpul, dapat
dianalisis karakteristik pengunjung di wisata Pantai Ancol sebagai berikut:
5.3.1 Profil Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penggolongan karakteristik responden dalam hal usia,
pengunjung di wisata Pantai Ancol memiliki variasi usia yang beragam. Hal tersebut
dapat dilihat pada Tabel 12. Profil Responden Berdasarkan Usia. Pada tabel
tersebut, sebagian besar responden (pengunjung) berada di kisaran usia 21-25
tahun yakni sebesar 36,67%, yang juga disusul oleh responden (pengunjung) yang
berada pada kisaran usia 26-30 tahun sebesar 31,67%. Berdasarkan hasil
pengamatan, pengunjung yang berada pada kisaran usia tersebut, mengunjungi
72
wisata Pantai Ancol untuk berlibur bersama-sama dengan keluarga, teman ataupun
rekan kerjanya. Profil responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Profil Responden Berdasarkan Usia
No. Umur Responden (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 10-16 0 0
2. 17-20 7 11,67
3. 21-25 22 36,67
4. 26-30 19 31,67
5. 31-35 2 3,33
6. 36-40 2 3,33
7. 41-45 3 5,00
8. 45-60 5 8,33
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
5.3.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa
pengunjung didominasi oleh perempuan. Pada Tabel 13. Profil Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin, diketahui bahwa sebanyak 32 orang responden atau
sebesar 53,33% adalah perempuan dan 28 orang responden atau sebesar 46,67%
adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa, tempat wisata merupakan kebutuhan
bagi semua orang untuk berwisata tanpa membedakan jenis kelamin. Profil
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 28 46,67
2. Perempuan 32 53,33
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
73
5.3.3 Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Umumnya, suatu tempat wisata selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung baik
dari daerah sekitar tempat wisata maupun luar daerah tempat wisata tersebut. Jarak
yang jauh atau dekat pun akan menjadi pertimbangan penting bagi setiap wisatawan
yang akan melakukan perjalanan wisata. Berdasarkan data penelitian, dapat
diketahui bahwa pengunjung Pantai Ancol didominasi oleh mereka yang berdomisili
di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yaitu sebanyak 33 orang atau sebesar 55%.
Sedangkan sebanyak 27 orang responden yang diperoleh saat penelitian atau
sebesar 45% adalah berasal dari luar DKI Jakarta, diantaranya berasal dari daerah
Bekasi (Jawa Barat) dan terdapat pula dari luar Pulau Jawa seperti dari Bali,
Banjarmasin dan Padang (Sumatera Barat). Adapun data pengunjung Pantai Ancol
berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
No. Tempat Tinggal Jumlah (orang) Persentase (%)
1. DKI Jakarta 33 55,00
2. Luar DKI Jakarta 27 45,00
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
5.3.4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Umumnya, tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang dapat menunjukkan
sikap seseorang tersebut dalam mencari informasi atau pengetahuan yang
dibutuhkan untuk pengambilan suatu keputusan. Berdasarkan tingkat pendidikan
terakhir, responden dapat di kelompokkan menjadi tingkat SD, SMP sederajat, SMA
sederajat, Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana. Dari 60 responden yang dipilih,
sebesar 58,33% atau 35 orang responden berpendidikan terakhir pada tingkat SMA
Sederajat, dan sebesar 31,67% atau 19 orang responden berada pada tingkat
74
Sarjana serta sisanya 6,67% dan 3,33% masing-masing pada tingkat Diploma dan
Pasca Sarjana. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, pengunjung di wisata Pantai
Taman Impian Jaya Ancol umumnya termasuk dalam kategori orang-orang yang
terdidik dan rata-rata telah menempuh tingkat pendidikan kategori SMA sederajat.
Adapun penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel berikut dibawah ini:
Tabel 15. Profil Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No. Jenjang Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SD 0 0
2. SMP 0 0
3. SMA 35 58,33
4. Diploma 4 6,67
5. Sarjana 19 31,67
6. Pasca Sarjana 2 3,33
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
5.3.5 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan pada responden yang berkunjung ke wisata Pantai Taman
Impian Jaya Ancol umumnya bervariasi dan dapat menggambarkan status ekonomi
responden tersebut. Berdasarkan jenis pekerjaannya, maka dapat digolongkan
diantaranya pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, BUMN/PNS, karyawan swasta
dan wiraswasta. Pada 60 responden (pengunjung) yang terpilih, dapat diketahui
bahwa jenis pekerjaan dari pengunjung Pantai Ancol di dominasi oleh wiraswasta
yaitu sebesar 38,33%, kemudian diikuti oleh ibu rumah tangga sebesar 25%,
karyawan swasta dan BUMN/PNS masing-masing sebesar 21,67% dan 3,33%. Data
responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut:
75
Tabel 16. Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Pelajar 0 0
2. Mahasiswa/i 7 11,67
3. Ibu RT 15 25
4. BUMN/PNS 2 3,33
5. Wiraswasta 23 38,33
6. Karyawan Swasta 13 21,67
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
5.3.6 Profil Responden Berdasarkan Pendapatan/Penerimaan per Bulan
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan finansiil dari pengunjung tersebut.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, karakteristik responden berdasarkan
pendapatan/ penerimaan per bulan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan/ Penerimaan per Bulan
No. Rata-rata Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. <Rp 1.000.000 7 11,67
2. Rp 1.000.000 - Rp 2.500.000 5 8,33
3. Rp 2.500.000 - Rp 3.500.000 19 31,67
4. Rp 3.500.000 - Rp 4.500.000 21 35
5. Rp 4.500.000 - Rp 5.000.000 6 10
6. > Rp 5.000.000 2 3,33
Total 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 17, dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan/
penerimaan per bulan pengunjung dengan persentase tertinggi yakni sebesar 35%
berada pada golongan Rp. 3.500.000 – Rp. 4.500.000, hal ini sesuai dengan
ketetapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang pengupahan,
dimana Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar Rp. 3.355.750 dan
pendapatan tersebut dapat dikatakan tergolong kelas menengah. Kemudian diikuti
76
dengan rata-rata pendapatan/ penerimaan per bulan Rp 2.5000.000–3.500.000
sebesar 31.67%. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebesar
66,67% responden memiliki pendapatan/ penerimaan kelas menengah.
5.3.7 Profil Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan
Karakteristik responden berdasarkan jumlah kunjungan menunjukkan minat
yang dimiliki pengunjung untuk mengunjungi kembali atau merupakan kali pertama
berkunjung pada suatu tempat. Berdasarkan data yang diperoleh dari 60 orang
responden atau pengunjung, diperoleh sebesar 35% atau sebanyak 21 orang
responden memilih sebanyak 4 kali telah mengunjungi obyek wisata Pantai di
Taman Impian Jaya Ancol, namun terdapat juga sebesar 8,33% atau 5 orang
responden yang baru pertama kali mengunjungi Pantai Ancol. Dari hal ini dapat
disimpulkan bahwa lebih dari 50% responden atau pengunjung telah melakukan
kunjungan lebih dari satu kali dan pula memiliki rasa untuk berkunjung kembali ke
wisata Pantai di Taman Impian Jaya Ancol. Adapun, tabel karakteristik responden
berdasarkan jumlah kunjungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 18. Profil Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan
No. Jumlah Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 1 kali 5 8,33
2. 2 kali 6 10
3. 3 kali 13 21,67
4. 4 kali 21 35
5. 5 kali 9 15
6. > 5 kali 6 10
Total 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
77
5.3.8 Profil Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung
Berdasarkan data 60 responden (pengunjung) yang didapat, diketahui
karakteristik responden berdasarkan tujuan berkunjung Pantai Ancol dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 19. Profil Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung
No. Tujuan Berkunjung Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Menikmati Pemandangan Pantai 26 43,33
2. Berenang/wahana lain 4 6,67
3. mengisi waktu luang/hobby 24 40,00
4. jogging/olahraga 1 1,67
5. Lainnya 5 8,33
Total 60 100
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 19, diperoleh dua persentase tertinggi pada karakteristik
responden berdasarkan tujuan berkunjung. Adapun persentase tersebut yakni
sebesar 43,33% responden (pengunjung) mengunjungi Pantai Ancol untuk
menikmati pemandangan pantai, dan kemudian diikuti sebesar 40% responden
(pengunjung) mengunjungi Pantai Ancol untuk mengisi waktu luang/hobby. Namun,
terdapat pula sebesar 5% responden yang mengunjungi Pantai Ancol dikarenakan
bertepatan dengan adanya suatu acara karnaval yang berlokasi di Pantai Karnaval.
Selain itu, terdapat pula sebesar 6,67% responden (pengunjung) mengunjungi
Pantai Ancol untuk menikmati wahana yang terdapat di kawasan Pantai Taman
Impian Jaya Ancol.
78
5.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung bagi wisatawan ke
Pantai Ancol dapat dilihat dari distribusi jawaban responden dan beberapa pengujian
yang telah dilakukan diantaranya: uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, dan
uji statistik. Distribusi jawaban responden digunakan untuk mengetahui frekuensi
dan variasi jawaban responden terhadap item indikator atau pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner meliputi faktor bauran pemasaran, psikologis dan sosial
budaya sebagai variabel bebas dan keputusan berkunjung sebagai variabel terikat
pada objek penelitian. Terdapat empat skala, antara lain Sangat Setuju (SS) dengan
nilai 4, Setuju (S) dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2 dan Sangat Tidak
Setuju (STS) dengan nilai 1, dan beberapa pengujian yang dapat dilihat berikut ini:
5.4.1 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Bauran Pemasaran (X1)
Distribusi jawaban responden terhadap variabel bauran pemasaran (X1),
terdiri dari beberapa indikator diantaranya produk, harga, lokasi atau tempat wisata,
promosi, pengelola wisata, proses dan lingkungan fisik. Adapun distribusi jawaban
responden terhadap masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Bauran Pemasaran (X1)
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
X1.1
Jasa pariwisata yang
ditawarkan di wisata
Pantai Ancol beragam
dan aman
11 48 1 0 60
18,33% 80% 1,67% 0% 100%
98,33% 1,67% 100%
X1.2
Kualitas jasa dan
pelayanan memuaskan
8 44 8 0 60
13,33% 73,34% 13,33% 0% 100%
86,67% 13,33% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
79
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
X1.3
Harga tiket masuk wisata Pantai Ancol terjangkau
11 37 12 0 60
18,33% 61,67% 20% 0% 100%
80% 20% 100%
X1.4
Kesesuaian harga tiket dengan kualitas pelayanan wahana yang diberikan
11 44 5 0 60
18,33% 73,34% 8,33% 0% 100%
91,67% 8,33% 100%
X1.5
Lokasi wisata Pantai Ancol mudah dijangkau dan papan petunjuk lokasi cukup jelas
19 38 3 0 60
31,67% 63,33% 5% 0% 100%
95% 5% 100%
X1.6 Akses jalan menuju wisata Pantai Ancol memadai
18 36 6 0 60
30% 60% 10% 0% 100%
90% 10% 100%
X1.7
Lokasi Pantai Ancol mudah dijangkau dengan transportasi umum (busway)
18 40 2 0 60
30% 66,67% 3,33% 0% 100%
96,67% 3,33% 100%
X1.8
Bentuk promosi yang dilakukan Pantai Ancol melalui media massa baik dan menarik
11 44 5 0 60
18,33% 73,34% 8,33% 0% 100%
91,67% 8,33% 100%
X1.9
Bentuk promosi yang
diberikan sesuai
dengan keadaan di
lokasi Pantai Ancol
5 47 8 0 60
8,33% 78,34% 13,33% 0% 100%
86,67% 13,33% 100%
X1.10
Sikap petugas
pengelola Pantai baik
dan ramah terhadap
pengunjung
9 50 1 0 60
15% 83,33% 1,67% 0% 100%
98,33% 1,67% 100%
X1.11
Sikap cepat dan
tanggap diberikan
pengelola dalam
memberikan informasi
10 48 2 0 60
16,67% 80% 3,33% 0% 100%
96,67% 3,33% 100%
X1.12
Proses pelayanan dan
pembayaran tiket
masuk mudah dan
cepat
15 43 2 0 60
25% 71,67% 3,33% 0% 100%
96,67% 3,33% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Bauran Pemasaran (X1) Lanjutan
80
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
X1.13
Bentuk pelayanan yang
diberikan petuags parkir
cukup baik
7 51 2 0 60
11,67% 85% 3,33% 0% 100%
96,67% 3,33% 100%
X1.14
Lingkungan disekitar Pantai Ancol sejuk, bersih dan nyaman
10 42 8 0 60
16,67% 70% 13,33% 0% 100%
86,67% 13,33% 100%
X1.15
Fasilitas (tempat
makan/ restoran,
tempat penginapan/
hotel, masjid dan
tempat parkir yang
disediakan memadai
10 49 1 0 60
16,67% 81,66% 1,67% 0% 100%
98,33% 1,67% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 20 diatas, menunjukkan bahwa pada indikator Produk
(product), 98,33% responden memilih kategori setuju bahwa jasa pariwisata yang
ditawarkan di wisata Pantai Ancol beragam. Kemudian, sebanyak 86,67%
responden juga memilih kategori setuju bahwa selain beragam kualitas jasa dan
pelayanan pariwisata yang ditawarkan juga aman dan memuaskan bagi pengunjung
yang berwisata di Pantai Ancol. Pada indikator harga (price), sebanyak 80%
responden memilih kategori setuju bahwa harga tiket masuk ke wisata Pantai Ancol
masih dikatakan terjangkau dan 91,67% responden juga memilih kategori setuju
bahwa sesuainya harga tiket yang dikenakan pada pengunjung dengan kualitas
pelayanan wahana yang ada di wisata Pantai Ancol. Meskipun terdapat pula
sebesar 20% responden memilih kategori tidak setuju pada harga tiket masuk yang
dikenakan untuk kendaraan pribadi yang digunakan tidak terjangkau.
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Bauran Pemasaran (X1) Lanjutan
81
Pada indikator tempat atau lokasi wisata (place), responden memilih kategori
setuju sebesar 95% bahwa lokasi Pantai Ancol strategis dan papan petunjuk arah
lokasi jelas. Tingginya persentase tersebut juga di dasarkan pada pendapat
responden sebesar 90% yang menyetujui akses jalan menuju Ancol memadai dan
96,67% responden juga menyetujui lokasi Pantai Ancol yang juga mudah dijangkau
dengan mobil, motor dan transportasi umum. Meskipun, lokasi Pantai Ancol cukup
jauh, namun didukungnya oleh akses jalan yang memadai maka pengunjung pun
mampu menjangkau lokasi wisata tersebut. Pada indikator promosi (promotion),
sebanyak 91,67% responden memilih kategori setuju bahwa bentuk promosi
terhadap wisata ini dikatakan baik yang dapat diketahui melalui media massa berupa
pemberian brosur dan melalui sosial media dengan memperlihatkan keadaan
lingkungan sekitar pantai yang bersih, terdapatnya taman bermain untuk anak serta
beberapa wahana air pada Pantai Ancol. Selain itu, sebanyak 86,67% responden
juga memilih setuju pada kesesuaian promosi yang dilakukan dengan keadaan di
lokasi wisata Pantai Ancol.
Pada indikator pengelola wisata, responden memilih kategori setuju sebesar
98,33% pada sikap ramah dan baik pengelola wisata dan 96,67% setuju dengan
sikap cepat dan tanggap pengelola pantai dalam melayani pengunjung. Hal ini
berdasarkan pada pendapat responden yang mengatakan bahwa sikap petugas di
pintu masuk wisata Pantai Ancol yang ramah dan sopan dalam menyambut
pengunjung, serta terdapatnya beberapa petugas keamanan disekitar pantai yang
baik, ramah serta sigap dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pengunjung.
Pada indikator proses (process), diketahui bahwa sebesar 96,67% responden
menyetujui bahwa proses pelayanan pada wisata ini tergolong baik dan cepat. Hal
ini berdasarkan pendapat responden yang menyatakan bahwa petugas pada pintu
82
masuk dan petugas parkir serta petugas keamanan di lokasi Pantai Ancol melayani
pengunjung yang datang dengan cepat dan menjalankan tugasnya sesuai dengan
tupoksi yang diberikan. Pada indikator lingkungan fisik menunjukkan bahwa 86,67%
responden memilih kategori setuju bahwa lingkungan disekitar Pantai Ancol sejuk,
bersih dan nyaman, serta sebesar 98,33% responden juga memilih pada kategori
setuju bahwa fasilitas (restoran/tempat makan, hotel/ tempat penginapan,
toilet/kamar mandi, masjid dan tempat parkir) yang disediakan pihak pengelola bagi
pengunjung memadai. Berdasarkan pendapat responden dilihat dari hasil kuesioner
terhadap ketujuh indikator pada variabel bauran pemasaran tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk bauran pemasaran yang diterapkan pengelola wisata
tergolong sudah cukup baik. Namun, bagi pengelola perlu untuk dipertimbangkan
kembali mengenai tarif yang dikenakan bagi kendaraan yang digunakan pengunjung
dan juga lebih mengembangkan kawasan pantai barat yaitu Pantai Festival agar
dapat lebih menambah minat wisatawan untuk berkunjung menikmati suasana
Pantai Ancol yang sejuk, bersih dan nyaman serta banyaknya fasilitas yang
ditawarkan.
5.4.2 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Psikologi (X2)
Distribusi jawaban responden terhadap variabel psikologis (X2), terdiri dari
beberapa indikator yaitu motivasi dan persepsi. Adapun distribusi jawaban
responden terhadap masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
83
Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Psikologis (X2)
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
X2.1
Berkunjung ke Pantai Ancol merupakan kebutuhan untuk refreshing dan menghilangkan kejenuhan tehadap aktivitas sehari-hari
19 41 0 0 60
31,67% 68,33% 0% 0% 100%
100% 0% 100%
X2.2
Mengunjungi Pantai Ancol karena memiliki pengetahuan/ informasi tentang Ancol
10 41 9 0 60
16,67% 68,33% 15% 0% 100%
85% 15% 100%
X2.3
Tingkat kebersihan dan kenyamanan Pantai Ancol sangat baik
6 36 17 1 60
10% 60% 28,33% 1,67% 100%
70% 30% 100%
X2.4
Setelah mengunjungi Pantai Ancol merasa puas
13 45 2 0 60
21,67% 75% 3,33% 0% 100%
96,67% 3,33% 100%
X2.5
Pantai Ancol merupakan suatu wisata di Jakarta yang wajib dikunjungi
17 41 2 0 60
28,33% 68,34% 3,33% 0% 100%
96,67% 3,33% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 21 diatas, menunjukkan bahwa responden memiliki
motivasi dan persepsi yang beragam terhadap wisata Pantai Ancol. Pada indikator
pertama yaitu motivasi, dapat diketahui bahwa seluruh responden menyetujui
dengan berkunjung ke wisata Pantai Ancol merupakan bentuk refreshing yang dapat
menghilangkan kejenuhan terhadap aktivitas sehari-hari. Selain itu, dalam
berkunjung ke wisata Pantai Ancol sebanyak 85% responden menyetujui pula telah
memiliki informasi tentang wisata tersebut.
Pada indikator persepsi, menunjukkan sebanyak 70% responden memilih
setuju bahwa wisata Pantai Ancol dikatakan nyaman dan bersih. Namun tidak sedikit
juga, yaitu sebanyak 30% responden menyatakan bahwa wisata pantai ini tidak
84
bersih. Hal tersebut di dasarkan pada pendapat responden yang menyatakan bahwa
kondisi air pantai tidak cukup bersih. Selain itu, sebanyak 96,67% responden
memilih kategori setuju bahwa setelah mengunjungi wisata Pantai Ancol merasa
puas dan menyetujui pula bahwa wisata Pantai Ancol merupakan salah satu objek
wisata di Jakarta yang wajib dikunjungi. Hal tersebut juga didasarkan pada pendapat
responden yang menyatakan bahwa dengan adanya beberapa macam wahana yang
ditawarkan, terdapatnya beragam restoran seafood, toko-toko souvenir dan fasilitas
lain yang ditawarkan seperti mall, bus wara-wiri serta kondisi sekitar pantai yang
sejuk dan bersih dapat memberikan rasa puas bagi pengunjung yang berkunjung ke
wisata Pantai Ancol dan merupakan destinasi wisata bahari Jakarta yang wajib
dikunjungi.
5.4.3 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Sosial Budaya (X3)
Distribusi jawaban responden terhadap variabel psikologis (X3), terdiri dari
indikator yaitu referensi lingkungan sekitar, kelas sosial, dan kebiasaan atau budaya.
Distribusi jawaban pada variabel sosial budaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 22. Pendapat Responden Terhadap Variabel Sosial Budaya (X3)
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
X3.1
Berkunjung ke Pantai Ancol karena adanya dorongan dari keluarga
7 39 11 3 60
11,67% 65% 18,33% 5% 100%
76,67% 23,33% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
85
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
X3.2
Mendapatkan saran dari teman untuk mengunjungi Pantai Ancol
10 40 9 1 60
16,66% 66,67% 15% 1,67% 100%
83,33% 16,67% 100%
X3.3
Berkunjung ke Pantai Ancol karena sesuai dengan penghasilan
8 44 8 0 60
13,33% 73,34% 13,33% 0% 100%
86,67% 13,33% 100%
X3.4
Sebelum berwisata ke Pantai Ancol, terlebih dahulu membuat anggaran khusus
12 27 20 1 60
20% 45% 33,33% 1,67% 100%
65% 35% 100%
X3.5
Mengunjungi Pantai Ancol karena sudah terbiasa/ karena budaya dalam lingkungan sehari-hari
8 40 11 1 60
13,33% 66,67% 18,33% 1,67% 100%
80% 20% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 22 diatas, menunjukkan pada indikator referensi
lingkungan sekitar sebanyak 76,67% responden memilih kategori setuju bahwa
dalam melakukan kunjungan ke wisata Pantai Ancol karena mendapatkan dorongan
dari keluarga dan 83,33% berkunjung ke wisata ini karena mendapatkan saran dari
teman. Hal tersebut diatas, didasarkan pada pendapat responden yang mengatakan
bahwa berkunjung ke Pantai Ancol agar dapat lebih memanfaatkan waktu luang
bersama keluarga dan teman. Kemudian, responden juga mengatakan adanya
saran dari teman atau orang lingkungan sekitar juga mempengaruhi untuk
melakukan kunjungan ke wisata tersebut.
Pada indikator kelas sosial, menunjukkan bahwa sebesar 86,67% responden
menyetujui berkunjung ke wisata Pantai Ancol karena sesuai dengan pendapatan
yang didapat, dan sebesar 65% responden memilih setuju untuk membuat anggaran
khusus sebelum berwisata. Hal tersebut karena adanya pendapat dari responden
yang mengatakan bahwa, pendapatan yang diperoleh cukup bila digunakan untuk
Tabel 22. Pendapat Responden Terhadap Variabel Sosial Budaya (X3) Lanjutan
86
kegiatan seperti berwisata, namun beberapa responden juga perlu membuat
anggaran khusus terlebih dahulu dalam melakukan kunjungan wisata.
Pada indikator budaya, dapat diketahui bahwa sebesar 80% responden
menyatakan setuju bahwa berkunjung ke wisata Pantai Ancol dapat merupakan
rutinitas atau budaya. Hal tersebut didasarkan pada pendapat responden yang telah
melakukan kunjungan dalam lima tahun terakhir lebih dari empat kali dan dapat
disimpulkan bahwa umumnya responden telah memiliki minat untuk berkunjung
kembali atau sudah loyal terhadap lokasi wisata Pantai Ancol.
5.4.4 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Keputusan Berkunjung
(Y)
Pada variabel Keputusan Berkunjung (Y) terdiri dari dua pernyataan, yaitu
memiliki rasa ingin mengunjungi kembali dan merekomendasikan kepada orang lain.
Dan distribusi jawaban responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 23. Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Berkunjung (Y)
Indikator Pernyataan Jumlah dan Persentase
Jumlah SS (4) S (3) TS (2) STS (1)
Y1.1
Setelah bekunjung ke Pantai Ancol, memiliki rasa ingin mengunjunginya kembali
12 48 0 0 60
20% 80% 0% 0% 100%
100% 0% 100%
Y2.2
Setelah berkunjung ke Pantai Ancol memiliki rasa ingin merekomendasikan kepada orang lain dari mulut ke mulut
7 52 1 0 60
11,67% 86,66% 1,67% 0% 100%
98,33% 1,67% 100%
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel keputusan berkunjung,
100% responden memilih untuk mengunjungi kembali Pantai Ancol dan 98,33%
responden juga memilih kategori setuju untuk merekomendasikan wisata ini kepada
87
orang lain dari mulut ke mulut. Dari kedua indikator keputusan berkunjung diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa responden memiliki respon yang baik terhadap
wisata Pantai Ancol dan juga memiliki niat untuk mengunjungi kembali wisata Pantai
Ancol sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang berkunjung ke wisata
tersebut.
5.4.5 Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya pertanyaan
pada kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r tabel. Indikator dinyatakan valid apabila nilai r hitungnya lebih besar
dari nilai r tabel. Berikut ini merupakan tabel hasil uji validitas terhadap kuesioner
yang digunakan dalam penelitian pada masing-masing variabel yaitu dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 24. Hasil Uji Validitas
No Variabel Indikator Item r hitung Sig Keterangan
1. Bauran Pemasaran
1 1 0,575 0,000 Valid
2 0,619 0,000 Valid
2 1 0,558 0,000 Valid
2 0,658 0,000 Valid
3 1 0,639 0,000 Valid
2 0,741 0,000 Valid
3 0,699 0,000 Valid
4 1 0,449 0,000 Valid
2 0,450 0,000 Valid
5 1 0,494 0,000 Valid
2 0,493 0,000 Valid
6 1 0,556 0,000 Valid
2 0,588 0,000 Valid
7 1 0,709 0,000 Valid
2 0,602 0,000 Valid
.Sumber: Data Primer, 2017
88
No Variabel Indikator Item r hitung Sig Keterangan
2. Psikologis 1 1 0,650 0,000 Valid
2 0,587 0,000 Valid
2 1 0,618 0,000 Valid
2 0,795 0,000 Valid
3 0,743 0,000 Valid
3. Sosial Budaya 1 1 0,617 0,000 Valid
2 0,895 0,000 Valid
2 1 0,337 0,000 Valid
2 0,711 0,000 Valid
3 1 0,865 0,000 Valid
4. Keputusan Berkunjung
1 0,901 0,000 Valid
2 0,870 0,000 Valid
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 24 diatas, dapat diketahui bahwa butir pertanyaan pada
kuesioner yang digunakan pada penelitian adalah valid. Hal ini dikarenakan pada
item pertanyaan memiliki nilai r hitung > r tabel. Nilai r tabel diperoleh dengan df =
(N-2) = (60-2) = 58 dengan derajat signifikasi sebesar 5%, didapatkan hasil r tabel
sebesar 0,2542. Dari semua item pertanyaan, didapatkan nilai r hitung > r tabel
dengan nilai positif. Menurut penelitian Ghozali (2013), apabila nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel dan bernilai positif, maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid.
5.4.6 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu nilai yang dapat menunjukkan konsistensi alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, dimana setiap alat pengukur
sebaiknya memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Uji Reliabilitas pada
masing-masing variabel yang digunakan dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s
Alpha yang dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 24. Hasil Uji Validitas (Lanjutan)
89
Tabel 25. Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
1. Bauran Pemasaran (X1) 0,862 Reliabel
2. Psikologis (X2) 0,695 Reliabel
3. Sosial Budaya (X3) 0,723 Reliabel
4. Keputusan Berkunjung (Y) 0,722 Reliabel
Sumber: Data Primer, 2017
Menurut Janti (2014), mengatakan bahwa suatu kuesioner dapat dikatakan
reliabel apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari tahap signifikansi 60% atau
0,06. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hasan, et a.l (2013), menyatakan bahwa
nilai Cronbach’s Alpha yang baik adalah yang mendekati 1. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, berdasarkan tabel diatas diketahui semua indikator pertanyaan
adalah reliabel, dikarenakan memiliki nilai Cronbach’s Alpha >0,06.
5.4.7 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan interpretasi terhadap hasil regresi dari model yang
digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap asumsi klasik yang
terdiri dari dari Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heterokedastisitas dan Uji
Autokorelasi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model tersebut dianggap
relevan atau tidak.
5.4.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel terikat (Y) dan variabel
bebas (X) pada persamaan regresi yang dihasilkan, untuk kemudian diketahui
apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Untuk menguji suatu
data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggunakan grafik
normal P-P Plot yang dapat dilihat pada gambar berikut.
90
Gambar 26. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan grafik P-P Plot diatas, dapat dilihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan
bahwa data terdistribusi secara normal dan telah mengikuti uji asumsi normalitas.
Hal tersebut juga dikemukakan oleh Ghozali (2013), menyatakan bahwa model
regresi yang memenuhi asumsi normalitas yaitu jika data tersebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Selain itu, uji normalitas juga dapat
dilihat pada nilai Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
Tabel 26. Kolmogorov Smirnov
Sumber: Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Kolmogorov Smirnov adalah
1,276 dengan Asymp. Sig sebesar 0,077. Nilai Asymp. Sig (0,077) lebih besar dari
91
signifikansi yang digunakan (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal. Hal ini sesuai dengan penelitian Jainuri (2013), yang
menyatakan bahwa uji normalitas pada model regresi dapat dilihat pada Asymp. Sig
yang harus diatas signifikansi yang digunakan, sehingga data dapat dikatakan
terdistribusi secara normal.
5.4.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (independent), jika terjadi
korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas sehingga model regresi tidak dapat
digunakan. Hasil dari Uji Multikolinearitas pada penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 27. Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Bauran Pemasaran .498 2.008
Psikologis .503 1.987
Sosial Budaya .957 1.045
Dependent Variabel: Keputusan Berkunjung Sumber: Data Primer (2017)
Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai dari
Tolerance dan Variance Infation Factor (VIF) yang dapat mengidentifikasi ada atau
tidaknya gejala multikolinearitas. Berdasarkan tabel 27, diketahui bahwa nilai
Tolerance pada semua variabel adalah >0,10 dan nilai VIF <10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas.
92
Hal ini sesuai dengan Ghozali (2013), menyatakan bahwa terjadinya
multikolinearitas bila nilai Tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10. Kemudian Pamungkas
et al. (2013), menyatakan bahwa model regresi yang baik adalah bila pada model
tersebut tidak terjadi multikolinearitas dengan adanya persyaratan terbebas dari
multikolinearitas yaitu jika nilai VIF kurang dari 10.
5.4.7.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model
regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Apabila varians dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 27. Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan grafik scatterplot (Gambar 27) dapat dilihat bahwa data
menyebar secara acak, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Artinya pada model regresi ini tidak
terjadi heterokedastisitas, sehingga model layak untuk digunakan. Selanjutnya uji
heterokedastisitas dilakukan dengan uji glejser, yang dapat diketahui sebagai
berikut:
93
Tabel 28. Hasil Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig B Std. Error Beta
1 Constant -.941 .247 -3.801 .072
Bauran Pemasaran .382 .104 .563 3.661 .100
Psikologis .025 .081 .047 .310 .758
Sosial Budaya -.051 .046 .122 1.096 .278
a. Dependent Variable: ABS2 Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat bahwa nilai koefisien untuk variabel
bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya menunjukkan nilai >0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas.
5.4.7.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan salah satu dari pengujian dalam asumsi klasik
untuk mengetahui bahwa variabel terikat tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Uji
autokorelasi dapat dilakukan dengan melakukan uji Durbin-Watson.
Autoko
-relasi
Positif
Daerah Keragu-raguan
Daerah
Keragu
-raguan
Autoko
-relasi
Negatif
Tidak Terjadi
Autokorelasi
0 dl 1,479
dl
du 1,689
DW Test 2,308
4 - du 2.311
4- dl 2.521
4
Gambar 28. Hasil Uji Durbin - Watson
94
Berdasarkan analisis regresi, didapatkan nilai Durbin Watson sebesar 2,308.
Pada tabel Uji Durbin Watson dapat diketahui nilai dL sebesar 1,479 dan nilai dU
sebesar 1,689. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpullkan bahwa pada model
regresi tidak terjadi autokorelasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Gujarati (2003),
menyatakan bahwa apabila pada model regresi diperoleh nilai Durbin Watson
diantara dU dan 4-dU maka model dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
5.4.8 Analisis Regresi
Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, guna
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu bauran pemasaran (X1),
psikologis (X2) dan sosial budaya (X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan
berkunjung. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 20.0 maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 29. Ringkasan Hasil Estimasi Regresi
Variabel Koefisien Std. Error Std. Koefisien t Sig.
Konstanta .848 .420 2.017 .049
Bauran Pemasaran .734 .177 .620 4.141 .000
Psikologis -.024 .138 -.026 -.172 .864
Sosial Budaya .030 .079 .041 .378 .707
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas dapat dibuat persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
Dimana:
Y = 0,848 + 0,734 X1 – 0,024 X2 + 0,030 X3 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Berkunjung
95
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Faktor Bauran Pemasaran
X2 = Faktor Psikologis
X3 = Faktor Sosial Budaya
e = standar error
Dari persamaan regresi berganda diatas dapat di interpretasikan sebagai
berikut:
1. a = 0,848
Berdasarkan data diatas diketahui nilai konstanta sebesar 0,848 yang
menunjukkan bahwa jika faktor bauran pemasaran, psikologis dan sosial
budaya dianggap 0 atau tidak ada, maka output Y atau jumlah kunjungan
di wisata Pantai Ancol adalah sebesar 0,828.
2. b1 = 0,734
Dari hasil regresi diatas dapat diketahui bahwa koefisien regresi b1
menunjukkan nilai positif, yang berarti bahwa faktor bauran pemasaran
memiliki hubungan yang searah dengan keputusan berkunjung, dimana
setiap penambahan satu satuan variabel bauran pemasaran (X1), maka
keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Ancol akan bertambah
sebesar 0,734 satuan dengan asumsi X2 dan X3 dalam keadaan konstan.
Hal ini sependapat dengan penelitian Hasan, et al. (2013), yang
menyatakan bahwa faktor bauran pemasaran memiliki nilai positif
terhadap keputusan berkunjung ke wisata yang terdapat di Kota Tidore
Kepulauan.
96
3. b2 = -0,024
Pada tabel hasil analisis regresi, diketahui bahwa koefisien regresi b2
menunjukkan nilai yang negatif, yang berarti bahwa faktor psikologis
mempunyai hubungan yang tidak searah dengan keputusan berkunjung
(Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika faktor psikologis meningkat
sebesar satu satuan maka keputusan berkunjung akan menurun sebesar
0,024 satuan, sebaliknya, bila faktor psikologis mengalami penurunan
sebesar satu satuan, maka keputusan berkunjung akan meningkat
sebesar 0,024 satuan dengan asumsi faktor X1 dan X3 dalam keadaan
konstan. Menurut Premono dan Kunarso (2008), menyatakan bahwa
faktor psikologis memberi pengaruh pada perilaku konsumen namun
bersifat negatif dan berlawanan, yang disebabkan perbedaan terkait
motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan pendirian yang
dimiliki. Berdasarkan wawancara mendalam dengan responden, diketahui
bahwa umumnya wisata Pantai Ancol yang terdapat di Taman Impian
Jaya Ancol (TIJA) bukan merupakan tujuan utama bagi pengunjung yang
berkunjung. Pada lokasi ini terdapat pula wisata lain seperti Dunia Fantasi
(DUFAN), Sea World, Adventure World, Pasar Seni dan lain-lain.
Pengunjung yang berkunjung ke wisata Pantai Ancol memiliki perbedaan
motivasi dan persepsi serta pengetahuan pada suatu tempat wisata.
Menurut Kotler (1997) dalam Premono dan Kunarso (2008), dalam teori
motivasi Maslow, konsumen atau pengunjung akan memiliki motivasi yang
berbeda untuk memilih bentuk rekreasi apa yang lebih diinginkan.
Rekreasi merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan terakhir yakni
kebutuhan akan aktualisasi diri dalam teori motivasi Maslow. Adapun
97
hirarki kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingan menurut Maslow terdiri
dari kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan di
tingkat rendah paling tidak harus cukup terpenuhi sebelum pada tingkat
berikutnya, yang bila cukup terpenuhi dapat menjadi penentu tindakan
atau keputusan yang diambil.
4. b3 = 0,030
Berdasarkan hasil regresi, diketahui bahwa koefisien regresi b3 yang
menunjukkan nilai positif, yang berarti bahwa faktor sosial budaya memiliki
hubungan yang searah dengan keputusan berkunjung, dimana setiap
penambahan satu satuan variabel sosial budaya, maka keputusan
berkunjung ke wisata Pantai Ancol akan bertambah sebesar 0,030 satuan
dengan asumsi X1 dan X2 dalam keadaan konstan atau tetap. Hal ini
sesuai dengan penelitian Hasan, et al. (2013), yang menyatakan bahwa
faktor sosial budaya memiliki pengaruh positif terhadap keputusan
wisatawan berkunjung ke wisata di Kota Tidore.
5.4.9 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi atau R2 merupakan uji untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada model analisis regresi.
Menurut Adriansyah dan Kartawinata (2014), koefisien determinasi pada model
regresi berkisar antara 0 dan 1. Koefisien determinasi yang mendekati angka 1
menunjukkan pengaruh yang kuat variabel bebas terhadap variabel terikat,
sedangkan nilai koefisien determinasi yang mendekati nilai 0 menunjukkan bahwa
variabel bebas tidak berpengaruh kuat terhadap variabel terikat. Menurut Ghozali
98
(2013), menyatakan bahwa koefisien determinasi masih bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan dalam model, sehingga disarankan untuk
menggunakan adjusted R2, karena jumlah variabel independen akan berpengaruh
terhadap koefisien yang dihasilkan. Hasil adjusted R2 pada penelitian dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 30. Model Summary
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel uji R2 diatas, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2
sebesar 0,341 atau 34,1%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas
(bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya) dalam menjelaskan variabel
terikat (keputusan berkunjung) adalah sebesar 34,1%. Sedangkan sisanya sebesar
65,9% (100%-34,1%) variabel terikat dijelaskan oleh faktor lain diluar model
penelitian.
5.4.10 Uji Statistik
Uji statistik dapat dibagi menjadi dua yaitu Uji Simultan (Uji F) dan Uji Parsial
(Uji t). Adapun pengujian statistik pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
5.4.10.1 Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama. Uji F dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
99
a. Apabila F hitung > F tabel, maka variabel bebas berpengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat, dan
b. Apabila F hitung < F tabel, maka variabel bebas tidak berpengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.
Adapun hasil uji simultan (Uji F) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 31. Hasil Uji F
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan hasil uji F dengan menggunakan SPSS, didapatkan nilai F
hitung sebesar 11,177. Menggunakan tingkat probabilitas 5% (α = 0,05) dan nilai df
(degree of freedom) N1= 3 dan df N2 = 56, maka didapat nilai F tabel sebesar 2,77.
Pada hasil output analisis regresi, menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel yaitu
11,177 > 2,77 dengan angka probabilitas sebesar 0,000. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas yaitu bauran pemasaran, psikologis dan
sosial budaya secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap keputusan
pengunjung untuk berkunjung ke wisata Pantai Ancol. Pada hasil uji signifikan, data
dapat dikatakan signifikan bila nilainya < dari 5% derajat signifikansi. Hasil analisis
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < dari derajat signifikansi 5% (0,05) sehingga
data dapat dikatakan signifikan atau dapat dipercaya. Hal ini sependapat oleh
Ghozali (2013), yang menyatakan bahwa variabel bebas memberi pengaruh
100
simultan kepada variabel terikat, apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F
tabel.
5.4.10.2 Uji Parsial ( Uji t)
Uji Parsial dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing -
masing variabel bebas secara individu. Adapun untuk mengetahui pengaruh masing-
masing varibel bebas secara individu dengan melihat nilai t hitung dan
membandingkannya dengan t tabel. Variabel bebas (independent) dikatakan
memberi pengaruh secara parsial jika nilai t hitung > t tabel, adapun hasil uji t dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 32. Hasil Uji t
Model T Sig
1 (Constant) 2,017 ,049
Bauran Pemasaran 4,141 ,000
Psikologis -,172 ,864
Sosial Budaya ,378 ,707
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan hasil uji t diatas, dengan angka signifikan 5% (α = 0,05) dan
nilai df (degree of freedom) = n – k = (60 – 3) = 57, sehingga didapat nilai t tabel
sebesar 2,00247 dengan pembulatan menjadi 2,002. Menurut perhitungan dengan
menggunakan program SPSS 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Variabel Bauran Pemasaran
Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa nilai t hitung (4,141) lebih besar
dari nilai t tabel (2,002) dan tingkat probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 (taraf nyata = 5%), menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan wisatawan dalam
berkunjung ke wisata Pantai Ancol.
101
Pada data hasil penelitian diketahui bahwa pengunjung lebih memilih
kategori setuju pada masing-masing indikator sebagai berikut: sebesar
92,5% pada indikator jasa dan pelayanan, sebesar 85,8% pada indikator
harga tiket masuk, sebesar 93,3% pada indikator lokasi tempat wisata,
sebesar 89,17% pada indikator promosi, sebesar 97,5% pada indikator
pengelola, sebesar 96,67% pada indikator proses pelayanan dan sebesar
92,5% pada indikator lingkungan fisik.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Hasan et al (2013), menyatakan
bahwa faktor bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata di Kota Tidore
Kepulauan, dengan nilai t hitung (3,868) lebih besar dari nilai t tabel (1,66).
Adapun indikator pada bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat,
promosi, proses, pengelola dan lingkungan fisik.
2. Variabel Psikologis
Pada tabel diketahui bahwa nilai t hitung (-0,172) lebih kecil dari nilai t
tabel (2,002) dan tingkat probabilitas sebesar 0,864 yang menunjukkan nilai
lebih besar dari 0,05 (taraf nyata = 5%) sehingga berarti bahwa variabel
psikologis memberi pengaruh namun tidak signifikan terhadap keputusan
wisatawan dalam berkunjung ke wisata Pantai Ancol.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengunjung memilih
kategori tidak setuju pada indikator motivasi sebesar 15% dan pada indikator
persepsi sebesar 36,66%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapatnya
perbedaan motivasi kunjungan serta persepsi terhadap wisata Pantai Ancol
dari para pengunjung yang datang ke wisata ini. Berdasarkan wawancara
102
mendalam dengan responden, diketahui bahwa wisata Pantai Ancol
umumnya bukan merupakan tujuan utama untuk berkunjung dikarenakan di
lokasi Taman Impian Jaya Ancol terdapat pula wisata lain seperti Dunia
Fantasi, Sea World, Adventure World, Pasar Seni dan lain-lain. Menurut
Kotler (1997) dalam Premono dan Kunarso (2008), menyatakan bahwa pada
teori Maslow, konsumen atau pengunjung akan memiliki motivasi yang
berbeda untuk memilih bentuk rekreasi yang diinginkan guna memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri. Pada hasil penelitian, diketahui bahwa
pengunjung/ konsumen telah memiliki pengetahuan (motivasi) dan persepsi
terhadap wisata Pantai Ancol yang dapat menghilangkan kejenuhan dengan
tingkat kenyamanan dan fasilitas cukup memadai dan merasa puas dengan
harga yang terjangkau. Namun demikian, di lokasi Taman Impian Jaya Ancol
tersebut, terdapatnya wisata lain (DUFAN, Sea World, Pasar Seni dan lain-
lain) menjadi lokasi yang dikunjungi lebih utama pada umumnya bagi
pengunjung disamping wisata Pantai Ancol guna memenuhi kebutuhan
aktualisasi diri. Sehingga hal tersebut merupakan salah satu alasan bahwa
variabel psikologis memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
keputusan berkunjung.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Premono dan Kunarso (2007), menyatakan bahwa faktor psikologis memiliki
pengaruh namun tidak signifikan terhadap perilaku pengunjung Taman
Wisata Alam Punti Kayu dengan nilai t hitung (-2,245) lebih kecil dari t tabel
(2,002). Hal tersebut dikarenakan adanya motivasi, persepsi terhadap suatu
tempat wisata dan pengetahuan tentang tempat wisata serta keyakinan dan
pendirian yang dimiliki masing-masing pengunjung berbeda.
103
3. Variabel Sosial Budaya
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai t hitung (0,378) lebih besar dari
nilai t tabel (2,002) dan tingkat probabilitas sebesar 0,707 yang lebih besar
dari 0,05 (taraf nyata = 5%) yang berarti bahwa variabel sosial budaya
berpengaruh namun tidak signifikan terhadap keputusan wisatawan dalam
berkunjung ke Pantai Ancol.
Berdasarkan hasil distribusi jawaban responden, diketahui bahwa
pengunjung menyatakan tidak setuju pada indikator referensi lingkungan
sebesar 40%, pada indikator kelas sosial sebesar 48,33% serta indikator
kebudayaan atau kebiasaan sebesar (20%). Berdasarkan wawancara
mendalam, umumnya responden dalam mengunjungi wisata Pantai Ancol
tidak hanya mendapat dorongan dari keluarga dan saran dari teman, namun
juga keinginan diri sendiri guna memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dan
didukung terjangkaunya harga tiket masuk dan rata-rata pendapatan
pengunjung menunjukkan pendapatan untuk kelas menengah. Hal tersebut
merupakan salah satu alasan bahwa variabel sosial budaya memiliki
pengaruh namun tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung di Pantai
Ancol.
Menurut penelitian Supriyono (2015), menunjukkan bahwa faktor sosial
dan budaya dapat berpengaruh positif namun tidak signifikan atau tidak
nyata terhadap keputusan konsumen untuk membeli di Indomaret, dimana
nilai t hitung faktor sosial (0,153) dan faktor budaya (1,193) < dari nilai t tabel
(1,98). Penelitian lain yang dilakukan oleh Doy (2012), juga menunjukkan
bahwa faktor kelas sosial dan budaya tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan atau secara nyata terhadap keputusan wisatawan mancanegara
104
dalam pengambilan keputusan pembelian produk kerajinan kulit motif
wayang, dimana nilai t hitung variabel sosial (1,583) dan faktor budaya
(0,818) lebih kecil dari nilai t tabel (1,86).
Dari ketiga variabel independen yang digunakan dalam model regresi,
variabel bauran pemasaran merupakan variabel yang memiliki pengaruh
signifikan (nyata) terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke Pantai
Ancol. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (4,141) lebih besar dari t tabel
(2,002) dan nilai probabilitas (0,000) kurang dari tingkat signifikansi (0,05).
5.5 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung ke Pantai
Ancol
Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi keputusan wisatawan
berkunjung ke Pantai Ancol, dapat dilihat dari hasil uji statistik yaitu nilai t hitung
pada tabel 30. Berdasarkan Tabel 30. Hasil Uji t diketahui bahwa dari ketiga variabel
yang diuji, variabel bauran pemasaran merupakan variabel yang memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap keputusan wisatawan dalam berkunjung ke wisata Pantai
Ancol. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil uji t pada variabel bauran
pemasaran, dimana nilai t hitung 4,141 (sig 0,000) lebih besar dibandingkan t hitung
variabel sosial budaya sebesar 0,378 (sig. 0,707) dan nilai t hitung variabel
psikologis sebesar -0,172 (sig. 0,864). Berdasarkan nilai uji t dan tingkat signifikansi
diatas, maka diketahui bahwa variabel bauran pemasaran merupakan variabel yang
dominan mempengaruhi keputusan wisatawan berkunjung diantara ketiga variabel
lainnya yang diuji, hal ini karena pada variabel bauran pemasaran memiliki nilai uji t
yang lebih besar bila dibandingkan dengan variabel yang lain yang digunakan.
105
Hasil ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013),
menyatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi,
tempat, dan saluran distribusi mempengaruhi keputusan konsumen rumah tangga
dalam melakukan pembelian produk dan penggunaan jasa. Selain itu Pratiwi dan
Mandala (2015), menyatakan bauran pemasaran berpengaruh dominan terhadap
keputusan konsumen dalam pembelian produk dan juga penggunaan jasa produk
dari Jegeg Atu Boutique di Kuta. Menurut Berkowitz (2004) dalam Hasan, et al.
(2013), komponen-kompoen yang mempengaruhi keputusan konsumen yaitu bauran
pemasaran yang terdiri dari Poduct, Price, Place, Promotion, Process, People, dan
Physical Evidence.
5.6 Implikasi Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada penelitian dengan
menggunakan metode regresi linear berganda, terdapat beberapa implikasi yang
perlu diterapkan atau digunakan diantaranya bagi:
1. Pengelola Wisata (PT. Pembangunan Jaya Ancol)
Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini,
diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 34,1 yang berarti bahwa dalam model tersebut
cukup dapat menunjukkan bila keputusan berkunjung ke wisata Pantai Ancol
dipengaruhi oleh ketiga faktor yaitu bauran pemasaran, psikologis dan sosial
budaya. Oleh sebab itu, model tersebut cukup dapat digunakan bagi pengelola
wisata untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pengembangan dan peningkatan
jumlah pengunjung wisata Pantai Ancol kedepannya.
Berdasarkan hasil analisis regresi yaitu pada uji F, diketahui bahwa secara
simultan (bersama-sama) keputusan untuk berkunjung ke wisata Pantai Ancol
106
dipengaruhi oleh faktor bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya. Hal
tersebut dapat diketahui dari nilai F hitung (11,177) > F tabel (2,77) dan signifikansi
(0,000) < 0,05 yang berarti bahwa hasil analisis data dapat dipercaya atau signifikan.
Pada bentuk bauran pemasaran yang dilakukan oleh pengelola, responden
rata-rata memilih pada kategori setuju pada tiap indikator yang berarti bahwa bentuk
bauran pemasaran yang dilakukan pengelola sudah cukup baik dan sesuai dengan
keadaan di lokasi maupun sekitar Pantai Ancol. Pengelola diharapkan dapat
mempertahankan komponen-komponen pada indikator bauran pemasaran yang
telah dilakukan. Selain itu, pengelola juga dapat lebih memperhatikan
memperhatikan faktor psikologis dan sosial budaya pada pengunjung agar dapat
lebih memperoleh peningkatan dan kepuasan pengunjung.
Pada hasil uji t, menunjukkan bahwa faktor bauran pemasaran merupakan
faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap keputusan berwisata ke Pantai
Ancol. Pengelola diharapkan dapat mempertahankan bentuk bauran pemasaran
yang telah dilakukan, namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
pengelola diantaranya seperti:
- Mengembangkan atau modifikasi atau memberi inovasi terhadap wahana
permainan yang terdapat di Pantai Ancol sehingga lebih menarik pengunjung
untuk berkunjung;
- meningkatkan bentuk promosi melalui media elektronik seperti televisi dan
juga melalui pemasangan baliho agar dapat menambah informasi kepada
pengunjung;
- mengembangkan kawasan pantai bagian barat (Pantai Festival) agar lebih
mampu menarik minat pengunjung pada kawasan tersebut
107
Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh pengelola wisata adalah faktor
psikologis. Faktor ini terbukti mempengaruhi keputusan wisatawan dalam
berkunjung ke Pantai Ancol namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Oleh sebab
itu, perlu peningkatan lebih lagi pada kualitas jasa dan pelayanan serta menjaga
kebersihan dan kenyamanan di lokasi Pantai Ancol agar pengunjung dapat memiliki
motivasi atau tujuan untuk melakukan kunjungan di wisata Pantai Ancol ini.
2. Peneliti
Pada penelitian ini, nilai R2 yang diperoleh untuk membuktikan pengaruh ketiga
variabel masih tergolong cukup rendah, sehingga pada penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menambah jumlah responden ataupun variabel yang digunakan.
Selain itu, perlunya mengembangkan kembali indikator pada faktor psikologis dan
sosial budaya sehingga diharapkan akan didapatkan nilai pada model yang lebih
baik.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Karakteristik pengunjung yang berwisata di Pantai Ancol bervariasi.
Adapun karakteristik pengunjung tersebut antara lain pengunjung
termasuk dalam kalangan usia muda dan didominasi oleh kaum
perempuan. Pengunjung rata-rata berasal dari wilayah dekat tempat
wisata yaitu wilayah DKI Jakarta dan diikuti daerah Bekasi. Pengunjung
di wisata Pantai Ancol juga tergolong dalam orang terdidik dan memiliki
pekerjaan yang di dominasi oleh wiraswasta serta dari pendapatan yang
diperoleh pengunjung juga rata-rata memiliki penghasilan yang tergolong
kelas menengah. Pada kategori jumlah kunjungan ke wisata Pantai
Ancol, pengunjung rata-rata dapat dikatakan loyal pada tempat wisata
dan melakukan kunjungan untuk mengisi waktu liburan/luang dan
menikmati pemandangan pantai.
2. Faktor bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya diketahui
berpengaruh simultan atau secara bersama-sama terhadap keputusan
wisatawan dalam berkunjung ke wisata Pantai Ancol. Namun, dari ketiga
faktor tersebut, hanya faktor bauran pemasaran yang memiliki pengaruh
nyata secara parsial (signifikan) terhadap keputusan berkunjung
wisatawan di pantai ini. Sedangkan faktor psikologis dan sosial budaya
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan wisatawan
berkunjung di wisata Pantai Ancol. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Hasan (2013), dimana ketiga faktor yang
digunakan yaitu bauran pemasaran, psikologis dan sosial budaya
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung
wisatawan ke Kota Tidore Kepulauan.
3. Faktor yang memiliki pengaruh dominan pada keputusan wisatawan
untuk berkunjung ke Pantai Ancol adalah faktor bauran pemasaran. Hasil
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hasan (2013),
dimana faktor psikologis merupakan faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung ke wisata
di Kota Tidore Kepulauan.
1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan
sebagai berikut:
1. Pengelola Wisata ( PT. Pembangunan Jaya Ancol)
a) Pada faktor bauran pemasaran yang menjadi faktor dominan
mempengaruhi keputusan berkunjung, oleh karena itu pengelola dapat
lebih meningkatkan pada strategi promosi yang lebih baik tidak hanya
melalui media sosial dan media cetak seperti brosur, namun juga media
elektronik seperti televisi dan juga pemasangan baliho untuk wahana
yang ditawarkan agar dapat lebih menarik pengunjung untuk datang
berwisata
b) Mengembangkan pula kawasan di Pantai barat (Pantai Festival)
dengan memberi beberapa wahana permainan agar lebih menarik
pengunjung.
c) Memberi modifikasi atau inovasi pada produk wisata yang ditawarkan
agar lebih menarik pengunjung.
2. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar:
a) menambah variabel dan indikator pada variabel penelitian yang akan
digunakan.
b) menambah jumlah responden dan mengembangkan penelitian
dengan metode analisis yang berbeda dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adriansyah R dan Kartawinata B. R. 2014. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Prosoes Keputusan Penggunaan Pada Konsumen Hotel Posters Bandung. Jurnal Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. 1-13.
Agustin.,Sentosa, Sri Ulfa., dan Aimon, Hasdi. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Domestik Terhadap Objek Wisata Bahari Pulau Cingkuak Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Kajian Ekonomi 3 (5): 1-20.
Amirullah, 2002. Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama. Jakarta: Graha Ilmu. Andreansyah, Riezky Bhrammana. 2014. Pengaruh Strategi Promosi Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. 3 (6): 1-17.
Arsy, Rakhmat Mukhtar An. 2012. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Motor Matic Yamaha (Studi Kasus pada PT. Tunas Kencana Duta Bekasi). Jurnal Manajemen. Universitas Gunadarma.
Dewi, T. Dhita. 2010. Analisis Kunjungan Obyek Wisata Water Blaster Kota Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Djaelani, Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Majalah Ilmiah Pawiyatan 20 (1): 82-92.
Djou, J.A.G. 2013. Pengembangan 24 Destinasi Wisata Bahari Kabupaten Ende. Kawistara: 3 (1): 1-116.
Doy, Steven Juli. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Wisatawan Mancanegara dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Kerajinan Kulit Motif Wayang (Tatuh Sungging). Fakultas Ekonomi: Universitas Gunadarma.
Firdaus , Muhammad. 2012. Ekonometrika: Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Foster, Douglas W. 1974. Dasar-Dasar Marketing. Edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Soetojo. Jakarta: Erlangga.
Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, Nurlela. 2016. Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisata DKI Jakarta. Jurnal Analisis Ekonomi Utama 10 (2): 89-98.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometric. Mc. Graw Hill. New York.
Hasan, Husaen., et.al. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan dalam Melakukan Kunjungan Wisata di Kota Tidore Kepulauan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Hasan, M. 2013. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Wahyu. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional Way Kambas Propinsi Lampung. Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: CV. Alfabeta.
Janti, Suhar. 2014. Analisis Validitas dan Reliabilitas dengan Skala LikertTerhadap Pengembangan SI/TI dalam Penentuan Pengambilan Keputusan Penerapan Strategi Planning pada Industri Garmen. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sales dan Teknologi (SN AST) 2014. Yogyakarta. 1979-911X.
Kotler, Philip. 2004. Marketing Management. PT. INDEKS: Jakarta.
Kurniawan, Andi., Permanasari, Yurika., dan Sukarsih, Icih. 2015. Pemanfaatan Data Suhu Permukaan Laut Citra Pengindraan Jauh Modis Terrs/ Aqua Untuk Identifikasi Wilayah Berpotensi Ikan. Jurnal Prosiding Penelitian Sivitas Akademika (Sains dan Teknologi): hlm 1-6.
Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2007. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Journal Manajemen Bisnis 2 (2): 1978-8339. Universitas Sumatera Utara.
Mustaniroh, A. S, Mulyato, R. A, Nurkhasanah, Siti. 2009. Analisis Positioning Kripik Kentang dengan Pendekatan Metode Multi Dimensional Scalling di Kota Batu. Agrointek 5:2. Universitas Brawijaya. Malang.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Cetakan ke-6. Bogor: Ghalia Indonesia.
Paramitha, Fernia. 2012. Sarana Keselamatan Pengunjung Wisata Pantai (Studi Kasus Pantai Indah Ancol dan Pantai Jakat Bengkulu) Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia: Depok.
Pendit, Nyoman Suwandi. 2006. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Pratiwi, Ketut Indah dan Mandala, Kastawan. 2015. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologis, dan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Kebaya Bordir Pada Jegeg Ayu Boutique di Kuta. E-Jurnal Manajemen 4(11): 3619-3645. Universitas Udayana.
Premono, Tedjo dan Kunarso, Adi. 2008. Pengaruh Perilaku Pengunjung Terhadap Jumlah Kunjungan di Taman Wisata Alam Punti Kayu Palembang. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. V: 5 . Sumatera Selatan.
Primyastanto, Mimit. 2012. Policy (Kebijakan) Pengelolaan SDI (Sumber Daya Ikan) pada Perikanan Over Fishing (Lebih Tangkap). UB Press. Malang.
Ratnasari, Della. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Oleh Konsumen di Rumah Makan Gule Kepala Ikan “Mas Agus” Kabupaten Kediri. Skripsi. Universitas Brawijaya: Malang.
Rianse, Usman dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori
dan Aplikasi). IKAPI. Jakarta. 315 hlm.
Sangadji, Etta Mamang. dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset.
Sari, Yakut Dekrita. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Industri Garment. Fakultas Ekonomi: Universitas Udayana.
Sayangbatti, Dilla Pratiyudha., dan Baiquni, M. 2013. Motivasi dan Persepsi Wisatawan Tentang Daya Tarik Destinasi Terhadap Minat Kunjungan Kembali di Kota Wisata Batu. Jurnal Nasional Pariwisata 5 (2): 126-136.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 230 hlm.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (R&D). Alfabet. Bandung.
Supriyono. 2015. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Individu dan Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Membeli di Indomaret. Jurnal Kelola 2 (3). ISSN: 2337-5965.
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suwena, Widyatmaja. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.
Syahadat, Epi. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP). Jakarta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Wardiyanta, M. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widyawati, Riska. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan dalam Berkunjung ke Pantai Balekambang, Kabupaten Malang – Jawa Timur. Skripsi. Universitas Brawijaya: Malang.
Wiratmanto. 2014. Analisis Faktor dan Penerapannya dalam Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Terhadap Penjualan Media Pembelajaran. FMIPA: Universitas Negeri Yogyakarta.
Wowor, Valdy Ronald. 2013. Bauran Pemasaran Jasa, Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Konsumen Pengguna Mobil Toyota Avanza Veloz PT. Hasjrat Abadi Manado. Jurnal EMBA 1(4): 1229- 1239. Universitas Sam Ratulangi: Manado.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa