KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU...

34
1 KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno PM PSLP PPSUB Agustus 2010 PENDAHULUAN Pengembangan wilayah Kabupaten Malang bagian selatan seyogyanya didasarkan pada keunggulan komparatif wilayah, terutama sektor industri berbasis maritim dan agrokompleks, sesuai dengan kompetensi dan produk unggulan daerah terutama pada kegiatan pertanian, industri kecil dan kerajinan rakyat. Selain itu juga perlu diupayakan percepatan pemberdayaan ekonomi daerah secara efektif dengan memberdayakan pelaku ekonomi dan potensi sumberdaya wilayah. Untuk memenuhi amanat tersebut maka ekonomi daerah harus dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah dengan didasarkan pada keunggulan dan potensi sumberdaya masing-masing daerah, dan percepatan pertumbuhan Kawasan Tertinggal, daerah perbatasan, terpencil, terisolasi, agar tercipta keserasian perkembangan antar wilayah. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan pembangunan yang serasi dan berkeadilan di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan a.l. adalah : (1) belum meratanya distribusi faktor produksi dan prasarana transportasi ke seluruh wilayah yang menyebabkan kesenjangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi; (2) masih terdapatnya daerah dan kawasan yang tertinggal akibat manajemen pembangunan yang cenderung berorientasi pada sentralisasi dan akibat lebih lanjut adanya konsentrasi pertumbuhan ekonomi cenderung terjadi di pusat-pusat wilayah; (3) belum optimalnya pemanfaatan potensi ekonomi wilayah yang bertumpu pada keunggulan komparatif dalam bidang agraris dan maritim, (4) belum optimalnya pemanfaatan keunggulan geografis dan sumberdaya intelektual lokal sebagai basis ekonomi daerah. Tantangan ke depan dalam mewujudkan keseimbangan pertumbuhan antar wilayah di Kabupaten Malang bagian selatan adalah mengupayakan peningkatan penyediaan jaringan prasarana transportasi dan komunikasi yang terintegrasi dan perbaikan iklim usaha dan kelancaran aliran investasi, sehingga tercipta keterkaitan ekonomi antar wilayah. Selain itu, tantangan yang dihadapi dalam menyeimbangkan pertumbuhan antar wilayah adalah bagaimana mendorong perkembangan daerah dan kawasan tertinggal dengan memanfaatkan sumberdaya wilayah yang belum tergali dan menciptakan kawasan-kawasan potensi ekonomi baru.

Transcript of KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU...

Page 1: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

1

KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS SENDANGBIRU

GONDANGLEGI

Oleh: Sri Sulastri

Hasyim Soemarno

PM PSLP PPSUB Agustus 2010

PENDAHULUAN

Pengembangan wilayah Kabupaten Malang bagian selatan seyogyanya didasarkan pada keunggulan komparatif wilayah, terutama sektor industri berbasis maritim dan agrokompleks, sesuai dengan kompetensi dan produk unggulan daerah terutama pada kegiatan pertanian, industri kecil dan kerajinan rakyat. Selain itu juga perlu diupayakan percepatan pemberdayaan ekonomi daerah secara efektif dengan memberdayakan pelaku ekonomi dan potensi sumberdaya wilayah.

Untuk memenuhi amanat tersebut maka ekonomi daerah harus dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah dengan

didasarkan pada keunggulan dan potensi sumberdaya masing-masing daerah, dan percepatan pertumbuhan Kawasan Tertinggal, daerah perbatasan, terpencil, terisolasi, agar tercipta keserasian perkembangan antar wilayah.

Beberapa

permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan pembangunan yang serasi dan berkeadilan di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan a.l. adalah :

(1) belum meratanya distribusi faktor produksi dan prasarana transportasi ke seluruh wilayah yang menyebabkan kesenjangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi;

(2) masih terdapatnya daerah dan kawasan yang tertinggal akibat manajemen pembangunan yang cenderung berorientasi pada sentralisasi dan akibat lebih lanjut adanya konsentrasi pertumbuhan ekonomi cenderung terjadi di pusat-pusat wilayah;

(3) belum optimalnya pemanfaatan potensi ekonomi wilayah yang bertumpu pada keunggulan komparatif dalam bidang agraris dan maritim,

(4) belum optimalnya pemanfaatan keunggulan geografis dan sumberdaya intelektual lokal sebagai basis ekonomi daerah.

Tantangan ke depan dalam mewujudkan keseimbangan pertumbuhan antar wilayah di Kabupaten Malang bagian selatan adalah mengupayakan peningkatan penyediaan jaringan prasarana transportasi dan komunikasi yang terintegrasi dan perbaikan iklim usaha dan kelancaran aliran investasi, sehingga tercipta keterkaitan ekonomi antar wilayah.

Selain itu, tantangan yang dihadapi dalam menyeimbangkan pertumbuhan antar wilayah adalah bagaimana mendorong perkembangan daerah dan kawasan tertinggal dengan memanfaatkan sumberdaya wilayah yang belum tergali dan menciptakan kawasan-kawasan potensi ekonomi baru.

Page 2: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

2

Tantangan lainnya yang dihadapi dalam pengembangan wilayah ini adalah bagaimana mengupayakan kelangsungan kegiatan usaha ekonomi yang sudah ada khususnya di daerah lebih maju dengan pengembangan efisiensi manajemen pemanfaatan teknologi dan dukungan iklim usaha dan jaminan keamanan yang lebih baik, sehingga tetap terjaga kemampuan meningkatkan produktivitas, memberikan nilai tambah, dan menyerap tenaga kerja.

Potensi Wilayah Malang Selatan

1. Potensi Produksi Komoditi Perkebunan

A. Tanaman Tebu Rakyat Sentra produkci tebu pada saat sekarang ialah Kecamatan Gondanglegi,

Bululawang, Bantur dan Pagak (Tabel 1). Tanaman ini telah dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, baik petani lahan kering maupun petani sawah. Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat tinggi, dan produktivitasnya masih sangat beragam. Diperkirakan upaya intensifikasi masih mampu meningkatkan produksi.

Tabel 1. Potensi Produksi Tebu Rakyat

Kecamatan

Luas ha

Total Produksi Ton / th

Sentra Produksi

Bululawang 2532 173.335 BULULAWANG Gondanglegi 5709 405.850 GONDANGLEGI Dampit 955 58.789 Sbmanjing 1265 83.465 Pagak 2013 122.220 PAGAK Kalipare 1267 79.125 Bantur 2133 128.245 BANTUR Gedangan 1225 72.735

Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2008

B. Tanaman Kapok Randu Tanaman kapok randu biasanya ditanam di batas lahan tegalan/pekarangan

sebagai tanaman pagar atau tanaman pembatas. Sumbangan penghasilan petani dari tanaman kapok randu ini cukup memadai mengingat biaya produksinya hampir tidak ada. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai pohon rambatan bagi aneka tanaman menjalar. Daerah sentra produksinya Bantur, Kalipare, dan Donomulyo (Tabel 2).

C. Tanaman Kelapa Rakyat Tanaman kelapa dapat digunakan sebagai tanaman naungan bagi tanaman

pekarangan. Wilayah kecamatan sentra produksi kelapa rakyat ialah Donomulyo, Ampelgading, Pagak, Gedangan, Sumbermanjing dan Bantur (Tabel 3).

Page 3: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

3

D. Tanaman Kopi Rakyat

Sentra produkci kopi rakyat pada saat sekarang ialah Kecamatan Tirtoyudo, Ngajum, Ampelgading, dan Sumbermanjing (Tabel 4). Budidaya tanaman ini telah dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering. Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah. Diperkirakan upaya intensifikasi masih mampu meningkatkan produksi. Kendala yang dihadapi oleh petani untuk menambah populasi tanamannya ialah bibit / tanaman muda yang mati akibat kemarau panjang.

Tabel 2. Produksi Kapok Randu

Kecamatan Luas (ha)

Jumlah Produksi (ton)

Sentra Produksi

Sbmanjing 152 82.80 Kalipare 338 175.70 KALIPARE Donomulyo 197 94.20 DONOMULYO Bantur 378 208.00 BANTUR

Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2008

Tabel 3. Potensi Produksi Kelapa Rakyat

Kecamatan LUAS AREAL

(HA)

Jumlah produksi (ton)

Daerah Sentra Produksi

Gondanglegi 306

264.95 Turen 166 128.60 Dampit 301 231.60 Ampelgading 722 574.55 AMPELGADING Tirtoyudo 307 249.75 Sbmanjing 956

769.65 SB.MANJING Kepanjen 258 215.65 Pagak 559 434.15 PAGAK Kalipare 374 173.76 Donomulyo 2934 2331.87 DONOMULYO Bantur 809

630.45 BANTUR Gedangan 2718 2163.90 GEDANGAN

Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2008

Page 4: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

4

Tabel 4. Potensi Produksi Kopi Rakyat

Kecamatan Luas areal (ha)

Jumlah Produksi (ton)

Daerah Sentra Produksi

Dampit

455

148.15

Ampelgading 1372 616.70 AMPELGADING Tirtoyudo 2278 1301.70 TIRTOYUDO Sbmanjing 1138 598.20 SB.MANJING Ngajum 1814 1012.20 NGAJUM

Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka, 2008

E. Tanaman Cengkeh Rakyat Sentra produkci cengkeh rakyat pada saat sekarang ialah Kecamatan

Tirtoyudo, Ampelgading, Sumbermanjing (Tabel 5). Budidaya tanaman ini telah dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering. Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah. Diperkirakan upaya intensifikasi masih mampu meningkatkan produksi.

Tabel 5. Potensi Produksi Cengkeh Rakyat

Kecamatan Luas areal (ha)

Jumlah Produksi (ton)

Daerah Sentra Produksi

Dampit 97 21.15 Ampelgading 651 132.60 AMPELGADING Tirtoyudo 520 169.17 TIRTOYUDO Sbmanjing

1035

281.80

SB.MANJING

Donomulyo 108 11.65 Gedangan 86 13.70

Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka, 2008

2. Potensi Produksi Tanaman Pangan

A. Komoditas Padi Tanaman padi sawah dan padi ladang (gogo) mempunyai prospek yang snagat

baik untuk dikembangkan di beberapa wilayah kecamatan. Jenis-jenis tanaman padi ladang sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen disajikan dalam Tabel 6.

Page 5: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

5

Tabel 6. Produksi Tanaman Padi sawah dan Padi Ladang

Kecamatan Padi sawah Padi ladang

Produksi (ton) Sentra Produksi

(>20.000 ton) Produksi

(ton) Sentra

Produksi

Gondanglegi 23.530 GDG.LEGI Turen

22.497

TUREN

Dampit 10.478 Sb.manjing 6.829 355 Kepanjen 24.938 KEPANJEN Pagak 2.170 803 Kalipare

3.538

2.500

Kalipare

Donomulyo 12.435 1.835 Bantur 10.765 1.200 Gedangan 5.670 595 Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2008.

B. Komoditi Palawija

Tanaman pangan di lahan kering yang menonjol produksinya di wilayah ini ialah jagung, ubikayu, kacangtanah, kacang hijau dan kedelai. Jenis-jenis tanaman palawija ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman palawija ini disajikan dalam Tabel 7. Wilayah Kecamatan Kepanjen, Turen, Gondanglegi, Pakis, dan Singosari merupakan sentra produksi padi.

Tabel 7. Total Produksi Jagung, Ubikayu

Kecamatan

Jagung

Ubikayu

Total produksi

Sentra produksi (>10000 ton)

Total produksi Sentra produksi (> 20.000 ton)

Gondanglegi 5.079 Turen 6.696 404 Dampit 9.589 92.215 DAMPIT Ampelgading 4.190 65.007 APGADING Tirtoyudo

2.207

65.286

TIRYUDO

Sbmanjing 2.976 16.055 Pagak 8.048 15.197 Kalipare 7.468 25.956 Kalipare Donomulyo 7.206 36.890 DMULYO Bantur

12.875

BANTUR

32.598

BANTUR

Gedangan 13.890 GEDANGAN 57.620 GDANGAN

Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2008

C. Hortikultura Sayuran

Page 6: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

6

Tanaman hortikultura sayuran ini yang menonjol produksinya di wilayah ini meliputi sayuran dataran tinggi dan dataran rendah. Jenis-jenis tanaman palawija ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman ini disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 8. Total Produksi Kacangtanah, dan Kedelai

Kecamatan

Kacangtanah

Kedelai

Total produksi

Sentra produksi Total produksi Sentra produksi

Gondanglegi

17

Dampit 34 Tirtoyudo 22 Pagak

159

PAGAK

238

PAGAK

Kalipare 434 KALIPARE 258 KALIPARE Donomulyo

229

DONOMULYO

118

DONOMULYO

Bantur 295 BANTUR 147 BANTUR Gedangan 12 93 Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2008.

D. Buah-buahan Tanaman hortikultura buah-buahan ini yang menonjol produksinya di wilayah

ini meliputi buah dataran tinggi dan buah dataran rendah. Jenis-jenis tanaman ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman ini disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 9. Potensi Produksi Cabe dan Tomat

Kecamatan Cabe Kacang-panjang Tomat

Total produksi

Sentra produksi

Total produksi

Sentra produksi

Total produksi

Sentra produksi

Gondanglegi 326.5 147.5 154.3 Turen

330.0

Turen

213.7

Dampit 224.4 414.0 Ampelgading 219.8 Kromengan 163.0 Ngajum 280.7 Bantur

531.1

Bantur

304.5

Bantur

Gedangan 188.4

Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2008

Page 7: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

7

Tabel 10. Potensi Produksi Alpokad, Duku dan Durian

Kecamatan Alpokad Duku Durian

Total produksi (ton)

Sentra produksi (>400 ton)

Total produksi

Sentra produksi (> 100 ton)

Total produksi

Sentra produksi (> 100 ton)

Gondanglegi

605.38

Gd.legi

187.86

Gd.legi

Turen 187.23 Turen 158.46 Turen Dampit

169.20

38.24

Tirtoyudo 821.60 T.yudo 81.20 Pakisaji 461.80 Pakisaji Ngajum

128.15

Ngajum

Donomulyo 336.90 Bantur

26.58

Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2008

Tabel 11. Potensi Produksi Jambu, Jeruk dan Mangga

Kecamatan Jambu Jeruk Mangga

Total produksi

Sentra produksi (>100 ton)

Total produksi

Sentra produksi (>300 ton)

Total produksi

Sentra produksi (>200 ton)

Gondanglegi 205.60 Gd.legi 1208.60 Gd.legi 59.54 Turen 48.36 438.60 Turen 99.05 Dampit

90.43

48.10

Tirtoyudo 52.80 Sbermanjing

68.70

Kepanjen 179.42 Pagak 69.57 196.00 Kalipare 212.60 267.80 Kalipare Donomulyo 81.60 117.00 Bantur

136.64

123.68

Gedangan 120.12

Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2008.

Page 8: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

8

Tabel 12. Potensi Produksi Nangka, Pepaya dan Pisang

Kecamatan Pepaya Nangka Pisang

Total produksi

Sentra produksi (>10.000 ton)

Total produksi

Sentra produksi (>200 ton)

Total produksi

Sentra produksi (>500 ton)

Gondanglegi 12092.90 Gd.legi Turen

1613.43

275.60

Dampit 22341.35 DAMPIT 248.60 Dampit 164.56 Tirtoyudo 609.68 186.30 2968.25 T.yudo Sbermanjing 105.20 Kepanjen 508.60 K.panjen Pagak

401.68

Kalipare 150.10 Donomulyo 146.65 318.60 Dn.mulyo 642.35 Dnmulyo Bantur 10586.20 Bantur 208.80 Bantur 1658.10 Bantur Gedangan 1549.00 201.50 Gedangan 211.20

Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2008.

Tabel 13. Potensi Produksi Rambutan, Salak dan Apel

Kecamatan Rambutan Salak

Total produksi

(ton

Sentra produksi

(>200 ton)

Total produksi

Sentra produksi (>200 ton)

Gondanglegi 429.10 Gd.legi 9218.20 Gd.LEGI/ Pagelaran

Turen

260.09

Turen

58.22

Dampit 315.60 Dampit 468.20 Dampit Ampelgading 148.20 Tirtoyudo 135.20 1051.20 TIRTOYUDO Sbermanjing 10.05 11.00 Kepanjen

259.75

K.panjen

32.78

Kromengan 209.10 Krmengan 42.00 Kalipare 141.71 Donomulyo 280.40 Dn.mulyo 243.50 Donomulyo

Bantur 101.17 120.00 Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2008.

Page 9: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

9

Tabel 14. Produksi tanaman hias

No Nama tanaman Luas panen Produksi Sentra produksi

(m2)

(tangkai)

1 Heliconia 47.908 91.652 Donomulyo, Pakis 2

Mawar

128.168

647.348

Ngajum, Wonosari

3 Melati (kg) 233 1.083 Donomulyo, Jabung, Tirtoyudo 4 Sedap malam 21.855 21.805 Pakis, Tirtoyudo

Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2008

Tabel 15. Produksi tanaman Empon-empon

No Nama tanaman

Luas panen Produksi Sentra produksi

(m2)

(kg)

1 Jahe 602.805 632.440 Bululawang, Bantur 2 Laos 55.183 168.991 Bantur, Bululawang, Tajinan 3 Kencur 44.374 95.404 Bantur, Bululawang, Kalipare 4 Kunyit 180.019 267.597 Bululawang, Tirtoyudo, Bantur 5

Lempuyang

3.534

12.929

Tajinan, Tirtoyudo

6 Temulawak 3.904 24.125 Tajinan, Donomulyo, Tirtoyudo, 7

Temuireng

2.937

9.434

Tajinan, Bululawang, Tirtoyudo

8 Kejibeling 301 6.352 Tajinan

Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2008

Page 10: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

10

III. KONSEP OPTIMALISASI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN MALANG BAGIAN SELATAN

5.1. LATAR BELAKANG

Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan yang komprehensif untuk pengembangan sektor-sektor strategis dan wilayah potensial sangat diperlukan dalam pencapaian hasil pembangunan yang optimal di wilayah selatan Kabupaten Malang. Permasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah seringkali perencanaan tata ruang yang ada belum mampu mewadahi dan mengimbangi perkembangan dan potensi sektor pembangunan strategis dan wilayah potensial yang pengembangannya tidak terlepas dari sektor-sektor lain.

Oleh karena itu tujuan dari konsep pengembangan kawasan industri milik masyarakat (KIMAS) berbasis agrokompleks di wilayah Malang selatan ini, adalah memadukan penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara fungsional antar berbagai sektor untuk mendorong sektor strategis-potensial agar tercapai pertumbuhan wilayah yang seimbang secara internal dan eksternal.

Rancang-bangun Kawasan Industri Masyarakat berbasis agrokompleks ini merupakan salah satu bentuk optimalisasi potensi sumberdaya wilayah secara terpadu melalui perencanaan dan penataan ruang untuk sektor strategis dan potensial yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi dari sektor-sektor agrokompleks yang didukung oleh fasilitas, sarana dan prasarana fisik, termasuk jalan lintas Jawa Timur Selatan dan Pelabuhan Samudera Sendang Biru, yang dapat diandalkan.

Konsep Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS) berbasis agrokompleks ini menyatu dengan Pelabuhan Samudera dan kawasan hinterland-nya lebih luas (beberapa bagian wilayah kecamatan di Malang selatan), tergantung dari potensi sentra produksi (fungsi kawasan) serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak aksesibilitas. Faktor jarak aksesibilitas sangat berperan di dalam menentukan orientasi suatu kawasan, terutama kawasan potensial yang jauh dari pusat pengembangannya. Sehingga penentuan kawasan sentra produksi tidak lagi dipengaruhi oleh batas administratif.

Oleh karena itu untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan di daerah Malang Selatan, dipandang perlu adanya penyusunan rencana pengembangan Kawasan Industri Milik Masyarakat guna pengembangan komoditas dan jasa-jasa unggulan, yaitu subsektor pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan, wisata, dan sumberdaya mineral-unggulan yang didukung oleh ketersediaan sumber energi listrik dan air bersih yang memadai, serta fasilitas transportasi dan komunikasi yang tangguh. Kawasan-kawasan ini sebagai Sentra Pengembangan Produksi mulai dari berskala kecil (mikro) hingga bersekala besar (makro) dan ekonomis. Ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Malang selatan, serta pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat. Dalam jangka pendek upaya ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya wilayah dalam arti luas dan pengembangan infrastruktur penunjangnya secara optimal.

Kajian tentang pengembangan KIMAS berbasis agrokompleks di wilayah Malang Selatan ini, mempunyai peran penting sebagai arahan dan peluang lokasi investasi bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat dalam mencapai efisiensi,

Page 11: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

11

efektifitas dan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan sentra-sentra produksi dari sektor agrokompleks. Kajian ini akan mencakup tentang rencana induk, rencana aksi dan rencana implementasi sentra produksi tersebut.

5.2. Tujuan dan Sasaran

5.2.1. Tujuan Umum

Memberdayakan ekonomi daerah dan ekonomi masyarakat Kabupaten Malang bagian selatan bertumpu kepada keunggulan sumberdaya wilayah secara terpadu.

5.2.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dan merancang Kawasan Industri Agrokompleks Milik Masyarakat di wilayah Malang Selatan, yang mampu mengintegrasikan potensi wilayah Sendangbiru hingga Gondanglegi-Kepanjen.

2. Menyusun dan merekayasa konsep keterkaitan sinergis antar cluster /kawasan yang ada dalam sistem ekonomi daerah Malang Selatan

3. Merekayasa strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Kawasan Industri Komoditas Unggulan sehingga mempunyai posisi tawar yang memadai dalam bernegosiasi dengan investor bisnis.

4. Menghimpun teknologi pendukung pengembangan Kawasan industri milik masyarakat berbasis agrokomplek di Malang Selatan, utamanya:

a. Eksploitasi sumberdaya alam yang berkelanjutan b. Pengelolaan lingkungan yang dapat diakses masyarakat c. Eco-labelling d. Teknologi produksi yang berorientasi nilai-tambah e. Teknologi yang berbasis sumberdaya lokal.

5.2.2. Sasaran

Sasaran Pengembangan Potensi Wilayah Malang bagian Selatan ini adalah:

1. Tertatanya Kawasan Industri Masyarakat dengan Komoditi unggulannya melalui pendekatan ruang dan pengisian ruang melalui skenario pengembangan prioritas kawasan (berjenjang) maupun jenis komoditas yang dikembangkan dalam masing-masing kawasan industri tersebut.

2. Pemanfaatan ruang dan segenap sumberdayanya sesuai dengan pengembangan subsektor kelautan, wisata-alam, kehutanan, Hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, sumberdaya mineral, dan lainnya

3. Tertatanya sarana jasa pelayanan perbankan/permodalan dan sistem informasinya mengenai kendala dan persoalan dalam upaya pemberdayaan kegiatan usaha produktif masyarakat.

4. Tertatanya fasilitas-sarana-prasarana penunjang Kawasan Industri , seperti tersedianya jaringan irigasi, listrik, air bersih, transportasi dan telekomunikasi di setiap Kawasan Sentra Produksi dalam upaya pengembangan komoditi unggulan wilayah, menyatu dengan jalan lintas Jawa Timur Selatan.

Page 12: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

12

5. Tertatanya sistem transportasi dan pola aliran barang dari sentra produksi ke penyimpanan sementara/gudang, ke tempat distribusi barang hingga sampai ke tempat tujuan tujuan (pengolahan, pedagang) maupun pasar eksternal melalui jalan lintas Jawa Timur bagian selatan.

5.3. Ruang Lingkup

5.3.1. Ruang Lingkup Kawasan Penentuan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIM) , beserta Kawasan

Sentra Produksi pendukungnya di wilayah Malang Selatan, diarahkan pada wilayah-wilayah kecamatan yang memiliki potensi pengembangan agrokompleks, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan-kelautan, peternakan , wisata-alam, dan sumberdaya mineral; serta harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana di wilayah itu termasuk pasar dan jalan Lintas Jawa Timur Selatan.

Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administratif, tetapi ditentukan oleh fungsinya. Dengan demikian, maka lingkup kawaan bisa relatif luas dapat terdiri dari bagian-bagian wilayah kecamatan, bisa juga relatif kecil dapat terdiri dari satu atau lebih dari dua bagian wilayah kecamatan dan atau antar kabupaten kota.

Besar kecilnya Kawasan Industri Masyarakat sebagai Sentra Produksi komoditi unggulan tidak terlepas dari pada faktor potensi dan fungsi kawasan jarak geografis. Adanya perbedaan jarak yang panjang memungkinkan perlunya pemisahan kawasan, sedangkan jarak terpendek antar kawasan potensial cenderung membentuk satu kesatuan Kawasan Sentra Produksi.

Dalam kaitannya antara batas administratif dengan faktor jarak geografis terhadap kemungkinan terbentuknya kawasan, ada kemungkinan ditemukannya pemisahan dari suatu wilayah kabupaten dan masuk membentuk kawasan baru di suatu wilayah kabupaten lain. Kemungkinan ini dapat saja terjadi di seluruh wilayah kabupaten dan kota, terutama wilayah-wilayah yang berbatasan langsung secara fisik. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.

Page 13: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

13

Wilayah MAKRO

KIM Berbasis Agrokompleks Malang Selatan

KIMIKAN

Kawasan Industri Masyarakat Komoditi Unggulan

MARKET AREA I

OUTLET- KIMHUT OUTLET di

Jawa Timur

KIMBUN

EXPORT (MARKET AREA ll)

Gambar 1. Konsep ruang pengembangan KIMAS Berbasis Agrokompleks

5.3.2. Lingkup Materi

Ruang lingkup materi kegiatan optimalisasi pengembangan wilayah ini:

1. Kebijakan pengembangan tata ruang. Kebijaksanaan ketata-ruangan berkaitan dengan struktur pengembangan wilayah dan pengembangan sektoral.

2. Identifikasi Sumberdaya wilayah dan sumberdaya agrokompleks komoditi unggulan wilayah

3. Kondisi kawasan dan kecenderungan perkembangannya, dapat diidentifikasi potensi yang meliputi a.l.: a. Potensi yang terkandung, baik yang sudah dimanfaatkan, belum dimanfaatkan

dan diperkirakan ada, termasuk di dalamnya identifikasi komoditas unggulan kawasan.

Page 14: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

14

b. Prospek dan kemungkinan pengembangan komoditas pertanian di masa mendatang, baik menyangkut produksi peningkatan nilai tambah maupun pemasarannya, menuntut perlunya kawasan pengembangan sentra produksi. Karena peluang di masa mendatang menghadapi era globalisasi paling tidak dapat meng-antisipasi kemampuan daya saing produksi , pemasaran dan pangsa pasar yang dapat diraih.

4. Penyusunan Skenario Pengembangan Kawasan Industri Masyarakat berbasis agrokompleks di Malang Selatan. Skenario pengembangan kawasan ditempuh melalui skala prioritas pemanfaatan ruang dan segenap sumberdaya wilayahnya dnegan skala priontas kegiatan pengembangan komoditas unggulan. Skenario pengembangan berisi pola pemanfaatan ruang dan struktur ruang, yaitu pengembangan komoditas tanaman pangan dan perikanan serta sistem prasarana penunjangnya dan meru-pakan acuan pengembangan kawasan.

5. Perumusan program pengembangan sektor, komoditas unggulan dan sistem prasarana. Rumusan program pengembangan berisi program-program pengembangan sektor, komoditas dan sistem sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan dan perikanan. Program-program dirumuskan dalam mendukung pencapaian skenario-skenario tersebut.

6. Perumusan program-program pengembangan yang terpilih. program ini merupakan interaktif antara kondisi, kemampuan pembiayaan dan kelembagaan dengan pengembangan kawasan serta kebu-tuhan sarana dan prasarana pendukungnya, di mana proses ini dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga meng-hasilkan suatu tatanan program yang terarah. Rumusan program ini berisi rencana program pengembangan kawasan yang meliputi: besaran penyediaan, lokasi spesifiknya, aspek pembiayaan dan pelaksanaannya serta tahapan pengembangan.

7. Perumusan strategi peningkatan sistem pemasaran hasil produksi yang terintegrasi dengan Jalan Lintas Jawa Timur bagian Selatan. Sebagai upaya untuk menarik minat dunia usaha dan dapat melakukan investasi di kawasan sentra produksi, informasi mengenai peluang pengembangannya perlu disebarluaskan. Media informasi yang digunakan berupa peta dan leaflet yang berisi potensi pengembangan kawasan, dukungan yang ada dan rencana-rencana investasi.

5.3.3. Rentang Waktu Perencanaan

Rentang waktu pelaksanaan Master Plan Kawasan Sentra Produksi (KSP), rencana tindak (Action Plan), dan rencana implementasi (Implementation Plan) adalah 5 tahun, setelah mempertimbangkan bahwa: a. Rentang waktu pelaksanaan Master Plan KIM harus lebih kecil dari RTRW

Kabupaten Malang (Undang-Undang Republik Indonesia No 24 tahun 1992 Tentang Penataan Ruang), karena RTRW ini dianggap merupakan induk dari segala perencanaan yang ada.

b. Rentang waktu rencana penyusunan dan pelaksanaan Rencana Tindak (Action Plan) dan rencana implementasi (Implementation Plan) berkaitan dengan pelaksanaan rencana tahunan dan rencana program lima tahunan dan program tahunan dari Pemerintah kabupaten Malang.

Page 15: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

15

5.4. Kerangka Konsep KIMAS

Skenario master plan KIMAS disusun melalui penyusunan program-program secara terarah dan benar ke dalam tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui (identifikasi, skenario, program pengembangan dan program terpilih). Setiap tahapan program / kegiatan harus dapat mencerminkan alur proses input dan output yang dapat dikendalikan dari acuan dan atau parameter kinerja sehingga program yang dikembangkan sebagai program terpilih mengikuti kerangka pemikiran Master Plan KIMAS. (Bagan Gambar 2 dan Gambar 3)

Skenario rencana tindak dan rencana implementasi yang merupakan pengembangan lanjutan dari program Master Plan yaitu berupa program terpilih, selanjutnya disusun secara sistematis untuk memahami muatan-muatan apa saja yang dapat dijabarkan / diimplementasikan (dalam satuan; volume, biaya, waktu, sumber pembiayaan dan pengelolaannya) dalam setiap program berdasarkan sasaran. Dalam hal ini, program-program yang dimaksud adalah program-program yang memiliki kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Setiap program dilengkapi dengan pola-pola pengembangan pelaksanaan yang mengacu dan memperhatikan seberapa besar dukungan yang ada untuk mengetahui kemudahan-kemudahan maupun kendala-kendala pengembangan usaha di suatu kawasan pengembangan.

Kepentingan tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan informasi awal bagi masyarakat dan investor, misalnya adanya aspek pembiayaan dan mekanisme insentif dan dis-insentif. Di dalam program-program terpilih dari satuan program, ada program yang dapat langsung dilaksanakan (action) tanpa melalui tahapan profil investasi, misalnya program peningkatan sumberdaya manusia melalui sistem pelatihan. Profil investasi dalam hal ini adalah suatu tahapan program yang masih perlu diperkenalkan kepada para pengusaha / investor melalui kegiatan promosi yang dapat diadakan oleh Sekertariat Kawasan Sentra Produksi untuk disosialisasikan kepada segenap lapisan masyarakat.

Page 16: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

16

KAWASAN YANG ADA

Kawasan yang telah berfungsi sebagai sentra produksi

Kawasan yang telah memperoleh berbagai program pembangunan, yang hasilnya dapat dioptimalkan untuk pengembangan produksi pangan dalam jangka pendek

Kawasan potensi dan strategis untuk dikembangkan dan telah memperoleh berbagai program pembangunan dari sektor.

PROSES IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI

PENETAPAN KIMAS PRIORITAS

MASTER PLAN KIMAS Agrokompleks

ACTION PLAN KIMAS Komoditi Unggulan

IMPLEMENTATION PLAN KAWASAN INDUSTRI MILIK MASYARAKAT

Gambar 2. Diagram alir penyusunan rencana induk, rencana aksi dan rencana implementasi KIMAS

Page 17: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

17

RANCANGAN KIMAS (KAWASAN INDUSTRI MILIK MASYARAKAT)

MANAJEMEN PENDANAAN DAN TEKNOLOGI

DANA INVESTASI

LITBANG Teknol Koperasi KIMAS Komoditi Unggulan dana

Kebun KIMAS Teknologi & Mini-Plant SIM-Pasar

Industri Komoditi Unggulan

Industri Industri Pengolahan Limbah Pengolahan Hasil

Page 18: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

18

KETERKAITAN ANTAR CLUSTER DALAM KIMAS

Cluster ALSINTAN

KSP INDUSTRI Hasil Cluster PASAR Komoditi Komoditi PRIMER produk GLOBAL Unggulan Unggulan Primer Limbah Produksi

- Pupuk - Pestisida Bahan kimia Cluster - Agrokimia penolong Pupuk & Pakan

Cluster Cluster Pemasaran & Agrokimia Transportasi

Pasar Industri Industri Cluster Nasional Olahan Pupuk Kemas & Pangan Organik Packaging Agroindustri

SISTEM PERBANKAN DAN ASURANSI

Page 19: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

19

DASAR PERTIMBANGAN

1. Pengembangan potensi sumberdaya wilayah, khususnya Malang Selatan, melalui Kawasan Industri Milik Masyarakat yang mengelola Komoditi Unggulan, yang diintegrasikan dengan Jalan Lintas Jawa Timur Selatan dan Pelabuhan Samudera Sendang Biru

2. Antisipasi pasar hasil-hasil agrokompleks, akibat melimpahnya permintaan hasil-hasil agrokompleks di pasar global dan nasional

3. Sistem Produksi dan Distribusi produk-produk agrokompleks di Jawa Timur dan di Indonesia: - Lemahnya posisi tawar petani /masyarakat produsen - Industri agrokompleks menghadapi kendala aksesibilitas pasar global - Produksi agrokompleks mengalami tekanan berat dari komoditi daerah lain - Sistem kemitraan petani - industri kurang adil

- Potensi wisata bahari yang didukung oleh wana wisata dan agrowisata belum dapat dioptimalkan

- Biaya produksi terbebani oleh biaya transportasi yang relatif tinggi, akibat keterbatasan akses transportasi

4. Industri hilir masih terbatas pada produksi olahan sederhana

TUJUAN:

Memberdayakan ekonomi daerah dan masyarakat pedesaan Malang Selatan melalui pengembangan KIM berbasis agrokompleks guna peningkatan daya saing produk-produk unggulan agrokompleks Kabupaten Malang dan sekitarnya 1. Menginisiasi berkembangnya KIM Berbasis Agrokompleks-Terpadu yang

didukung oleh adanya Jalan Lintas Jawa Timur Selatan dan Pusat Pendaratan Ikan Sendang-Biru

2. Menginisiasi berkembangnya KIM Komoditi Unggulan yang didukung oleh techno-industrial cluster yang efektif dan relevan

3. Pengembangan teknologi Produksi, Konservasi dan pengolahan diversivikasi produk-agrokompleks, termasuk jasa Wisata-alam dan sumberdaya mineral-mulia.

4. Pengembangan kelembagaan pengelola kawasan industri.

Kelayakan Pengembangan KIMAS di Malang Selatan:

1. KEKUATAN:

a. Ketersediaan bahan baku yang didukung oleh keunggulan komparatif kondisi agroekologi

b. Sifat unggul agrokompleks Jawa Timur untuk pasar regional dan nasional c. Ketersediaan SDM dan masyarakat agrokompleks yang unggul d. Sarana /prasarana dan kelembagaan penunjang yang komitmennya tinggi

terhadap pengembangan agrokompleks

Page 20: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

20

e. Potensi pasar yang sangat besar

2. KELEMAHAN a. Kesenjangan hasil-hasil LITBANG ke aplikasi komersial b. Industri Pengolahan Agroindustri bertindak juga sebagai lembaga pemasaran

c. Belum terbentuknya keterkaitan-kemitraan yang adil antar pelaku (cluster) produksi - industri & distribusi Agrokompleks

d. Produk hilir masih terbatas pada olahan sederhana e. Tingginya komponen biaya transportasi dalam struktur biaya produksi, dan belum

adanya pelabuhan yang memadai di Malang Selatan

3. PELUANG

a. Pasar domestik (lokal, regional dan nasional) sangat terbuka, demikian juga pasar global

b. Diversifikasi produk-produk agroindustri sangat potensial c. Kebutuhan pengembangan keterkaitan antar cluster agribisnis dalam kelembagaan

KIM Berbasis Agrokompleks terpadu d. Kebutuhan Pemberdayaan sistem kelembagaan agrokompleks e. Pembangunan Jalan Lintas Jawa Timur Selatan dan jaringan transportasinya

5. ANCAMAN

a. Hambatan-hambatan sistem distribusi komoditi domestik dan ekspor b. Persaingan dengan produk-produk pertanian negara lain c. Persaingan dalam penggunaan lahan d. Hambatan-hambatan sistem industri agrokompleks, pola kemitraan dan partisipasi

masyarakat lokal.

PROGRAM KEGIATAN

1. Pemberdayaan Masyarakat Pengelola KIM Berbasis Agrokompleks Terpadu 2. Pengembangan KIMAS Berbasis Agrokompleks Terpadu dengan komponen

utamanya: a. Kawasan sentra produksi primer b. Kawasan industri pengolahan (Mini Plant) c. Sistem Informasi Pasar d. Penguatan Kelembagaan

3. Kajian Keunggulan produk-produk hilir agroindustri 4. Sosialisasi dan Komersialisasi hasil-hasil kajian 5. Implementasi sistem Quality Assurance (QA)

OUTCOME 1. Berkembangnya KIMAS Berbasis Agrokompleks-terpadu dengan keterkaitan

yang adil di antara cluster-cluster yang ada

Page 21: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

21

2. Terbentuknya pengelola KIMAS Berbasis Agrokompleks yang mampu mengkoordinasikan sistem produksi dan sistem distribusi produk-produknya

3. Berkembangnya industri pengolahan sekala mikro / mini 4. Meningkatnya citra dan keunggulan produk domestik

DAMPAK 1. Sinergi kelembagaan dan industri dalam CLUSTER

2. Sinergi antar pelaku agribisnis/agroindustri dalam KIMAS Berbasis Agrokompleks terpadu

3. Tumbuh-kembangnya semangat masyarakat untuk memproduksi produk unggulan wilayah

4. Tumbuh-kembangnya pasar produk-produk olahan agrokompleks

5.5. RENCANA STRATEGIS

Pendekatan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS) memandang kawasan sebagai suatu sistem produksi, yakni input , proses dan output. Dari sudut pandang ini KIMAS harus mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pro-ses produksi bidang pertanian tanaman pangan dan perikanan. Dengan demikian kajian yang berkaitan dengan penyediaan input di dalam KIMAS, pengolahan sumberdaya dan jenis produk yang dihasilkan perlu dilakukan, sehingga dapat ditentukan besaran komoditas yang akan dikembangkan. Mengenali permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan komoditas tersebut.

Kawasan sentra produksi di Malang Selatan lebih difokuskan kepada kegiatan kelautan khususnya perikanan laut dengan Pusat Pendaratan Ikan (PPI), dan komoditas agroklompleks yang telah ditetapkan sebagai sektor unggulan, termasuk Wisata-alam dan Sumberdaya Mineral-mulia. Sektor unggulan ini selanjutnya dikembangkan sebagai sektor penggerak utama dalam KIMAS.

Dalam kaitannya dengan rencana ruang yang ada, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengisi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang mengacu pada rencana tersebut, sekaligus secara interaktif memberikan umpan balik bagi penyempurnaan rencana itu sendiri. Sedangkan dari sisi output, dimaksudkan untuk meningkatkan per-tumbuhan ekonomi nasional dan daerah, serta sekaligus meng-optimalkan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah.

Keberadaan KIMAS ini menjadi penting sebagai acuan lokasi investasi bagi pemerintah dan swasta, khususnya dalam upaya untuk mencapai efisiensi, efektifitas dan nilai tambah. Pendekatan ini diha-rapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemberdayaan tata ruang dan sumberdaya wilayah yang ada dan dapat mempermudah perumusan dukungan pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian dalam arti luas.

5.5.1. Pengembangan Sistem Informasi Potensi Wilayah

Survei lapangan dilakukan di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan, antara lain dimaksudkan untuk memantapkan kondisi eksisting dan potensi pengembangan komoditas yang berada pada wilayah tersebut.

Page 22: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

22

Hasil kajian data eksisting, baik dari hasil survei instansional maupun survei lapangan, dianalisis menurut kritena-kriteria berdasarkan tingkat kebutuhan dalam pembuatan master plan pengembangan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS). Sementara itu, metoda analisis yang di-lakukan dengan Sistem Informasi Geografis adalah untuk menetapkan secara kewilayahan hasil analisis data struktural (dengan menggunakan cluster analysis), sehingga secara terintegrasi dapat disajikan deskripsi menyeluruh tentang rencana pengembangan Kawasan yang diunggulkan di Malang bagian selatan.

Kontribusi Sistem Informasi Geografis pada tahap pembuatan master plan dalam hal ini berfungsi sebagai alat bantu (tools) analisis terhadap aspek keterkaitan spasial dengan data non-spasial . Sistem Informasi Geografis juga merupakan alat bantu untuk menghasilkan output (master plan).

Metoda pendekatan Sistem Informasi Geografis ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat analisa terhadap aspek keruangan dan non keruangan dibandingkan dengan cara manual. Adapun sasaran yang ingin dicapai dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis adalah: a. Kemudahan dalam penyajian Informasi peta-peta b. Efisiensi analisa spasial dan Sinkronisasi data spasial dan non spasial c. Validasi dan keakuratan data d. Kemudahan dalam menentukan letak (posisi geografis), jarak dan luasan.

5.5.2. Kegiatan Pengembangan KIMAS

Penentuan Kawasan Sentra Produksi dikembangkan dari pengertian fungsi pertanian dalam arti luas. Semua wilayah kecamatan memiliki potensi yang sama untuk diseleksi berdasarkan potensi pertanian tanaman, perikanan, peternakan dan perkebunan berikut sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di setiap wilayah kecamatan.

Skenario pengembangan KSP terpilih ditempuh melalui skala pengembangan kawasan. Pertama, pemilihan KSP prioritas, ditujukan untuk memudahkan pengarahan pemanfaatan ruang yang bergulir / bertahap, terarah guna mengantisipasi kemampuan pembangunan terbatas. Ke dua, pengisian ruang sejalan dengan kemampuan pem-bangunan yang terbatas, sehingga diperlukan adanya sekala prioritas. Dengan skenario tersebut, maka program sektor prioritas pengembangan utama KIM melalui pengisian ruang kawasan terbangun tersebut dapat disajikan secara terintegrasi dan menyeluruh.

Page 23: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

23

(1). Cluster Pelabuhan Samudera Sendang Biru yang didukung oleh fasilitas dan jasa-jasa bisnis, serta sarana-prasarana transportasi yang tangguh, di wilayah Kota Pantai Sendang Biru, Kec. Sumbermanjing wetan

Cluster Kota Pantai Sendang Biru

PELABUHAN SAMUDERA Pusat Jalan lintas Pendaratan Jawa Timur Ikan Bagian selatan

Fasilitas Fasilitas Air bersih Energi Listrik

Terminal Agribisnis

KAWASAN WISATA

Page 24: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

24

(2). Kawasan Industri Masyarakat Wisata (KIMSATA) , yang terdiri atas: Wisata bahari-pantai, Wana-Wisata, dan Agro-Wisata: Salak, Kopi, Kakao, Pisang, Pepaya.

KIMSATA Kawasan Industri Masyarakat Wisata

Kawasan Wisata KAWASAN Wisata KAWASAN Wisata Bahari Pantai Pantai SENDANGBIRU Balekambang Kondang-merak

Wana-Wisata Wana-Wisata Djolotundo Karangkates

Agro-Wisata Agro-Wisata Agro-Wisata Salak Kopi & Kakao Pisang & Pepaya Suwaru - Dampit-Tirtoyudo Gedangan Bantur

Page 25: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

25

(3). Kawasan Industri Masyarakat Perikanan (KIMIKAN), di wilayah pantai Sendang

Biru, dengan komoditi unggulannya penangkapan tuna dan olahan hasil perikanan:

1. Cluster Penangkapan dan Pusat Pendaratan Ikan 2. Cluster Rantai dingin/ Pabrik Es / Cold storage 3. Cluster Industri Pengolahan Ikan 4. Cluster Pusat Pendaratan dan Perdagangan Ikan

KIMIKAN Kawasan Industri Masyarakat Perikanan :

Sendang Biru

Komoditi unggulannya penangkapan tuna dan olahannya:

Cluster Cluster Penangkapan Rantai dingin/Pabrik es Cold storage

Cluster Industri Pengolahan Ikan

Cluster Pusat Pendaratan dan

Perdagangan Ikan

Page 26: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

26

(4). Kawasan Industri Masyarakat Perhutanan (KIMHUT), di wilayah Karangkates, Donomulyo, Kalipare, Pagak, yang terdiri atas kawasan

Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM)

KIMHUT Kawasan Industri Masyarakat

Peternakan - Perhutanan di wilayah Karangkates, Kalipare, Pagak, Donomulyo

Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM)

Breed center Breed center sapi potong lebah madu

Mini-plant Breed center pakan Jati-emas, ternak Kopi, Kakao

Salak, Pisang Pepaya

Mini plant pengolahan ppk organik

KSP PHBM KSP Pengge- (Pengelolaan Hutan Lebah mukan Bersama Masyarakat) Madu

Page 27: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

27

(5). Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN), di wilayah Ampelgading, Tirtoyudo dan Dampit, dengan komoditi unggulannya kopi dan kakao dengan sistem empat strata

1. Strata 1: Tanaman Pelindung (Tegakan hutan, Jati emas) 2. Strata 2: Tanaman kopi atau kakao 3. Strata 3: Tanaman Pakan 4. Strata 4: Sapi Kereman

KIMBUN Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan

Ampelgading-Tirtoyudo

Dampit Komoditi unggulannya kopi dan kakao

KSP MINI PLANT Sistem empat strata Pengolahan

Strata 1: Tanaman Pelindung Kopi/ Kakao (Jati emas) Strata 2: Tanaman kopi / kakao Strata 3: Tanaman Pakan Strata 4: Sapi Kereman

MINI PLANT MINI PLANT OLAHAN OLAHAN PAKAN LIMBAH

CLUSTER TATANIAGA PUSAT INFORMASI PASAR

SHOW-ROOM

Page 28: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

28

(6). Kawasan Industri Gula Mini Milik Masyarakat (KIGUMAS), di wilayah Gondanglergi dan sekitarnya, terdiri atas:

1. Cluster Pabrik Gula Mini (PGM, 100-150 TCD) 2. Kelompok tani tebu lahan kering dan Koperasinya 3. Cluster ALSINTAN 4. Cluster Sekolah Lapang Agribisnis Tebu

KIGUMAS Kawasan Industri Gula Mini Milik Masyarakat: Gondanglegi:

Cluster Pabrik Gula Mini (PGM, setara 150 ton tebu sehari)

KSP CLUSTER Tebu POKTANI

lahan kering Koperasi

Cluster Cluster ALSINTAN Tataniaga

CLUSTER PENGOLAHAN

PUPUK ORGANIK

Page 29: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

29

(7). Kawasan Pertanian Terpadu (KAPET) Pagelaran-Gedangan-Bantur.

KAPET Kawasan Pertanian Terpadu Pagelaran-Gedangan-Bantur

Komoditi unggulannya Salak Suwaru (SS1)

KSP Sistem empat strata CLUSTER Strata 1: Tanaman Pelindung PENANGKAR (Jati emas) BIBIT Strata 2: Tanaman Salak / Pisang / Pepaya Strata 3: Jagung

Tanaman Pakan Cluster Strata 4: Sapi Kereman MINI-PLANT Pengolahan Pakan & Limbah

CLUSTER CLUSTER PASAR BUAH PKMT SHOWROOM (Pusat Kreasi Makanan Tradisional)

SUPERMARKET PASAR INDUK BUAH

Page 30: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

30

(8). Kawasan Industri Perlebahan Milik Masyarakat (KILEMAS), di wilayah

Bantur dan sekitarnya, dengan komponen utamanya: 1. Pusat Pembibitan / Produksi RATU-Lebah 2. Kawasan Tanaman Pakan Lebah 3. Kawasan Budidaya Lebah 4. Mini-Plant Pengolahan Madu

KAWASAN INDUSTRI PERLEBAHAN MILIK MASYARAKAT (KILEMAS)

KECAMATAN BANTUR DAN SEKITARNYA

Pusat Pembibitan / Produksi RATU-Lebah

Kawasan Kawasan Tanaman Budidaya Pakan Lebah Lebah

Mini-Plant Pengolahan

Madu

Page 31: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

31

(9). Kawasan Industri Pengolahan Bahan Mineral Milik Masyarakat (KIPBERMAS), dengan komoditi unggulannya aneka sumberdaya mineral - mulia.

KIPBERMAS: Kawasan Industri Pengolahan Bahan Mineral Milik Masyarakat

Produk unggulannya aneka sumberdaya mineral

mulia:

BATU-GAMPING KAOLINIT PASIR BESI

ZEOLIT Dll.

Page 32: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

32

(10). Kawasan Industri Pengolahan Tapioka Milik Masyarakat (KITAPMAS), dengan produk unggulannya olahan ubikayu: seperti Tepung, chips, dan gula sirup

KITAPMAS (Kawasan Industri Pengolahan Tapioka Milik Masyarakat)

Produk unggulan olahan ubikayu:

Tepung Tapioka Gaplek & derivasinya

Gula sirup Pakan Ternak Pupuk organik

Page 33: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

33

(11). Cluster Fasilitas Air bersih yang mengolah air hujan, air permukaan dan air bumi, yang menyatu dengan Bangunan Serbaguna Karangkates dan Sengguruh.

CLUSTER FASILITAS AIR BERSIH

Air Air hujan permukaan

Air bumi

Bangunan Serbaguna Karangkates dan

Sengguruh, Dampit

Page 34: KONSEP PENGEMBANGAN EKOWISATA MALANG SELATAN POROS ... · PDF filePOROS SENDANGBIRU GONDANGLEGI Oleh: Sri Sulastri Hasyim Soemarno ... Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan

34

DAFTAR PUSTAKA

Brower, D.J. dan D.S. Carol. 1984. Coastal Zone Management as Land Use Planning. National Planning Association. Washington D.C.

Chapman, V.J. (ed.). 1977. Wet Coastal Ecosystems. Ecosystems of the World. Vol. 1. Elsevier Scientific Publishing Co., New York.

Clark, J.R. 1976. Coastal Ecological Considerations for Management of the Coastal Zone. The Conservation Foundation. Washington D.C.

Clark, J.R. 1983. Coastal Ecosystem Management: A Technical Manual for the Conservation of Coastal Zone Resources. The Conservation Foundation. Florida, USA.

Clark, J.R. 1985. Coastal Resources Management: Development Case Studies. Research Planning Institute. South Carolina.

Clark,J.R., J. Bantz, dan J.A.Zinn. 1980. Coastal Environmental Management: Guidelines for Conservation of Resources and Protection Against Storm Hazards. Washington, D.C.

FAO. 1982. Management and Utilization of Mangroves in Asia and Pasific Region. Environmen Paper #3. Rome. FAO.

Hamilton, L. S. and S.C. Snedaker (eds.). 1984. Handbook for Mangrove Area Management. E-W Environment and Policy Institute, Honolulu, Hawaii.

Ilyas Baker dan Pramuk Kaeoniam. 1986. Manual of Coastal Development Planning and Management for Thailand. The UNESCO MAB and COMAR Programmes. Regional Office for Science and Technology for Southeast Asia, Jakarta 10002, Indonesia.

Knox, G.A. dan T.Miyabara. 1984. Coastal Zone Resource Development and Conservation in Southeast Asia. UNESCO and East-WestCentre, Hawaii.

Snedaker,S.C. dan C.D. Getter. 1985. Coastal Resources Management Guidelines, Coastal Publication No.2. Research Planning Institute, Inc. In Cooperation with NPS, USDI, USAID, Washington D.C..

Sorenson, J.C., S.T. McCreary, dan M.J. Hersman. 1984. Institutional Arrangements for Management of Coastal Resources. Coastal Publication No. 1. Washington D.C.