SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

98
Hubungan Antara Verbal Abuse Orangtua Dengan Perilaku Agresif Anak Usia Sekolah di SD Negeri 060891 Medan SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Page 1: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Hubungan Antara Verbal Abuse Orangtua Dengan Perilaku Agresif

Anak Usia Sekolah di SD Negeri 060891 Medan

SKRIPSI

Oleh

Sulastri Telaumbanua

131101047

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lembar pengesahan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Judul : Hubungan Antara Verbal Abuse Orang tua dengan Perilaku Agresif Anak Usia Sekolah di SD Negeri No.060891 Medan.

Nama peneliti : Sulastri Telaumbanua NIM : 131101047 Program : Sarjana Keperawatan (S. Kep) Tahun : 2017

ABSTRAK

Verbal abuse yang dilakukan orang tua terhadap anak akan berdampak pada perkembangan anak, sosoialisasi anak dan juga perilaku anak. Apabila anak terus menerus mendapatkan perlakuan verbal abuse, anak akan menirukan kekerasan yang sama dan mempraktekkanya di lingkungan dia berada.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah di SD Negeri No.060891 Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden. Insrumen yang digunakan berupa kuesioner yang mencakup data demografi, verbal abuse orang tua dan perilaku agresif anak. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas verbal abuse orang tua yang dialami anak dalam kategori ringan sebanyak 51 anak (68%). Perilaku agresif anak dalam kategori ringan sebanyak 50 anak (66.7%). Hasil perhitungan dengan person product moment antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak didapatkan (r) = 0.849 dengan nilai signifikan p-value = 0.00. disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah. Diharapkan orang tua seharusnya tidak melakukan Verbal abuse kepada anak karena akan mengarahkan anak pada perilaku-perilaku yang agresif dan akan merugikan anak itu sendiri. Kata Kunci :Verbal Abuse Orang tua, Perilaku Agresif, Anak Usia Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Page 4: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Universitas Sumatera Utara

Page 5: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran dan kemudahan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik yang berjudul “Hubungan Antara

Verbal Abuse Orang tua dengan Perilaku Agresif Anak Usia Sekolah di SD Negeri

No.060891 Medan”.

Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga menyadari banyaknya hambatan serta

kendala dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Setiawan, S.Kep,Ns., M.Kep Selaku dekan Fakultas Keperawatan USU dan

sebagai dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan selama proses

perkuliahan

2. Sri Eka, S.Kep, Ns., M.Kep sebagai wakil dekan I dan selaku dosen Fakultas

Keperawatan

3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, M.Kep sebagai wakil dekan II

4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep,M.Kep,Sp.Mat. sebagai wakil dekan III.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

5. Wardiyah Daulay, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing skripsi yang

bersedia memberikan waktu dan arahan sampai pada penelitian selesai.

6. Achmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS dan Rehk Sonya Erienh, S.Kep., Ns., M.Kep

selaku penguji 1 saya yang telah menguji dan memberikan masukan guna

penyempurnaan skripsi ini.

7. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji 2 yang telah menguji

dan memberikan masukan guna penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh dosen di departemen Fakultas Keperawatan yang telah memberikan

pembelajaran kepada penulis selama kuliah di departemen ini, serta jajaran staf

kepegawaian administrasi Fakultas Keperawatan USU

9. Kedua orangtua penulis, Ayahanda Bazisokhi Telaumbanua dan Ibunda Ameria

Zendrato tercinta. Telah banyak berkorban baik secara materil maupun moril,

kasih sayang, perhatian, kepedulian telah penulis terima dari balita hingga

sekarang penulis bisa menyelesaikan sarjana dengan baik.

10. Pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Terimakasih buat dukungan, kerjasama dan doanya.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dalam

menambah ilmu pengetahuan.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2017

Penulis

Sulastri Telaumbanua

Universitas Sumatera Utara

Page 7: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

DAFTAR ISI

Halaman

HalamanJudul ................................................................................................ i Halaman Pengesahan ..................................................................................... ii Abstrak ............................................................................................................ iii Prakata ............................................................................................................ v DaftarIsi .......................................................................................................... vii Daftar Skema .................................................................................................. x DaftarTabel .................................................................................................... xi BAB 1 Pendahuluan ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. ...... 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4 1.3 TujuanPenelitian .............................................................................. 4

1.3.1TujuanUmum .......................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 4

1.4 ManfaatPenelitian ........................................................................... 4 1.4.1 BagiPendidikan Keperawatan ................................................ 4 1.4.2 BagiPelayanan Keperawatan ................................................. 4 1.4.3 Bagi Penelitian Keperawatan ................................................ 5

BAB 2 TinjauanPustaka ................................................................................ 6

2.1 Konsep Anak Usia Sekolah ............................................................. 6 2.1.1 Defenisi Anak Usia Sekolah ................................................... 6 2.1.2 Tahap Tahapanak Usia Sekolah ............................................ 6 2.1.3 Keterampilan yang dimiliki Anak Usia Sekolah .................... 7 2.1.4 Ciri-ciri Anak Usia Sekolah............................................. ...... 8 2.1.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah....................... ....... 8 2.1.6 Aktualisasi Diri Anak Usia Sekolah................................ ....... 9 2.1.7 Tumbuh Kembang.......................................................... ........ 10 2.1.7.1 Pengertian ................................................................... 10 2.1.7.2 Tahap-tahap Tumbuh Kembang ................................. 11 2.1.7.3 Masalah pada Anak Usia Sekolah ............................. 13

2.2 Perilaku Agresif ................................................................................ 14 2.2.1 Defenisi Perilaku Agresif ...................................................... 14 2.2.2 Penyebab Perilaku Agresif .................................................... 15 2.2.3 Dampak Perilaku Agresif ....................................................... 23 2.2.4 Bentuk Perilaku Agresif ......................................................... 24

2.3 Verbal Abuse .................................................................................... 24 2.3.1 Defenisi Verbal Abuse............................................................ 24 2.3.2Karakteristik Verbal Abuse .................................................... 25

Universitas Sumatera Utara

Page 8: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

2.3.3 Bentuk Verbal Abuse ............................................................. 26 2.3.4 Dampak Verbal Abuse............................................................ 37 2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Verbal Abuse .......... 29

BAB 3 KerangkaPenelitian .......................................................................... 33

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 33 3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 33 3.3 Defenisi Opersaional ........................................................................ 34

BAB 4 MetodePenelitian................................................................................ 35 4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 35 4.2 Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ........................................... 35

4.2.1 Populasi .................................................................................. 35 4.2.2 Sampel ................................................................................... 35 4.2.3 Tehnik Sampling..................................................................... 35 4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 35 4.4 Pertimbangan Etik ............................................................................ 36 4.5 Instrumen Penelitian ........................................................................ 36 4.5.1 Data Demografi ...................................................................... 37 4.5.2 Kuesioner verbal Abuse Orangtua .......................................... 37 4.5.3 Kuesioner Perilaku Agresif ................................................... 38 4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................. 39 4.6.1 Validitas Instrumen................................................................. 39 4.6.2 Reliabilitas Instrumen ............................................................. 40 4.7 Rencan Pengumpulan Data .............................................................. 40 4.8 Analisa Data..................................................... ............................... 41 BAB 5 Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 43 5.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 43

5.1.1 Analisis Univariat ................................................................... 43 5.1.1.1 Karakteristik Demografi ............................................ 43

5.1.1.2 Deskripsi verbal abuse orang tua ............................... 44 5.1.1.3 Deskripsi perilaku agresif anak .................................. 46

5.1.2 Analisis Bivariat ..................................................................... 47 5.1.2.1 Hubungan antara verbal abuse orang tua dengan

perilaku agresif anak usia sekolah ............................. 47 5.2 Pembahasan ...................................................................................... 48

5.2.1 Gambaran demografi responden ............................................. 48 5.2.2 Gambaran verbal abuse orang tua ......................................... 50 5.2.3 Gambaran perilaku agresif anak ............................................. 52 5.2.4 Hubungan verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak... 56

Universitas Sumatera Utara

Page 9: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 59 6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 59 6.2 Saran ................................................................................................. 59 6.2.1 Pendidikan Keperawatan ........................................................ 59 6.2.2 Pelayanan Keperawatan .......................................................... 60 6.2.3 Penelitian Keperawatan .......................................................... 60 DaftarPustaka ................................................................................................. 61 Lampiran Lampiran 1. Inform consent Lampiran 2. Instrumen Penelitian Lampiran3. Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 4. Uji Normalitas Lampiran 5. Master Tabel Lampiran 6. Hasil Univariat Lampiran 7. Hasil Bivariat Lampiran 8. Lembar Persetujuan Validitas Lampiran 9. Surat Persetujuan Etik Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Lampiran 11. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 12. Rincian Taksasi Dana Lampiran 13. Daftar Riwayat Hidup

Universitas Sumatera Utara

Page 10: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

DAFTAR SKEMA

Skema Judul Halaman Skema3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 33

Universitas Sumatera Utara

Page 11: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 34 Tabel 4.8 Kriteria Penafsiran Korelasi ............................................................. 42 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ........... 43 Tabel 5.2 Deskripsi verbal abuse orang tua ..................................................... 45 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi indikator verbal abuse orang tua ..................... 45 Tabel 5.4 Deskripsi perilaku agresif anak ........................................................ 46 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi perilaku agresif anak ....................................... 46 Tabel 5.6 Hasil uji Hipotesis ............................................................................ 47

Universitas Sumatera Utara

Page 12: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan

orang tua. Masa usia sekolah merupakan masa tenang atau masa latent, di mana

apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung

terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006). Tumbuh kembang anak usia

sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas masa depan, karena

periode ini dapat menentukan keberhasilan tumbuh kembang anak (Mansur &

Budiarti, 2014).

Wong (2008), menjelaskan bahwa pertumbuhan sebagai suatu peningkatan

ukuran dan jumlah pertumbuhan anak, sedangkan perkembangan lebih

menekankan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling

rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan

pembelajaran. Anak tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, anak

memerlukan lingkungan yang kondusif yang memungkinkan anak untuk

berkembang secara optimal. Sebagai bagian dari kecerdasan anak, kecerdasan

emosi juga penting untuk dikembangkan pada anak sejak dini. Fenomena saat ini

banyak anak mengalami child abuse yang merupakan suatu kekerasan yang dapat

terjadi dilingkungan keluarga, komunitas, sekolah maupun tempat bermain. Child

abuse merupakan hal yang dianggap biasa bagi masyarakat dan orangtua

Universitas Sumatera Utara

Page 13: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar, menganggap kekerasan

adalah bagian dari mendisiplinkan anak.Diantara bentuk-bentuk kekerasan, yang

paling sering dialami oleh anak-anak adalah emotional abuse dimana bentuk

umumnya adalah verbal abuse (Huraeroh, 2012).

Verbal abuse merupakan kekerasan dengan menggunakan kata-kata kasar,

seperti memfitnah, intimidasi, menakuti dengan kata-kata, menghina atau

membesarkan kesalahan anak. Keyakinan masyarakat saat ini menganggap hal

seperti bicara kasar merupakan hal yang wajar (Sutikno, 2010).Banyak orangtua

tidak mengetahui dampak psikologis yang akan ditimbulkan ketika melakukan

verbal abuse terhadap anak.Noh & Talaat (2012), dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa verbal abuse memiliki efek psikologis yang lebih luas

dibandingkan dengan bentuk kekerasan lainnya yang langsung berdampak pada

perkembangan anak, sosoialisasi anak dan juga perilaku anak.Faktor yang

mempengaruhi terjadinya verbal abuse adalah pengalaman orangtua, keluarga,

status ekonomi yang rendah, sosial budaya dan lingkungan. Apabila anak terus

menerus mendapatkan perlakuan verbal abuse, anak akan mennirukan kekerasan

yang sama dan mempraktekkanya di lingkungan dia berada (Soetjiningsih, 2002).

Kekerasan yang dilakukan anak merupakan praktek perilaku

agresif.Bentuk perilaku agresif yang dilakukan anak merupakan bentuk perilaku

yang didapat anak dari orang tua dan lingkungan. Anak akan mempraktekkan

perilaku tersebut seperti melakukan verbal abuse, menyerang secara fisik,

pelanggaran terhadap milik orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhiperilaku

Universitas Sumatera Utara

Page 14: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

anak diantaranyafaktor biologik, faktor lingkungan sosial seperti rumah, sekolah

dan lingkungan sekitar, tayangan kekerasan,danfaktor imitasi. Faktor imitasi,

yaitu suatu kecenderungan untukmeniru tingkah laku orang lain yang dibentuk

dan ditentukan oleh pengamatannyaterhadapperilakuorang lain, seperti melihat

orangtua berperilakutidak baikseperti (berkata kasar dan melakukan tindakan

kekeraasan)maka anak akan melakukan hal yang sama dan mempraktekkanya

disekolah maupun dilingkungan rumah (Rahman, 2013). Diusia ini, anak

seharusnya dihadapkan pada kehidupan yang tenang, bersahabat, dan penuh

kreativitas.Tumbuhnya perilaku agresif menunjukkan lemahnya pendidikan dalam

membentuk kepribadian anak.Dalam hal ini peran orang tua sangat penting untuk

mengarahkan anak pada perilaku yang positif (Andina, 2014).

SD Negeri No.060891 Medan, merupakan sekolah negeri yang berlokasi

di Jl. Jamin Ginting No.303, Kecamatan Medan Baru. Dilingkungan sekolah

tersebut, terdapat SD Negeri lain yang berlokasi satu tempat, yaitu SD Negeri No.

060885 dan SD Negeri No. 060895. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan

oleh peneliti ditemukan bahwa ada siswa yang melakukan perilaku agresif verbal

(mengejek, memanggil teman dengan sebutan lain, berbicara kasar), hal ini

menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut sebagian besar berperilaku agresif.

Berdasarkan dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Hubungan antara Verbal Abuse Orangtua dengan Perilaku Agresif Anak Usia

Sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana hubungan antara verbal abuse orangtua dengan perilaku agresif anak

usia sekolahdi SD Negeri No. 080691 Medan.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penlitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

verbal abuseorangtua dengan perilaku agresifanak usia sekolah di SD Negeri No.

080691 Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasikan gambaran verbal abuse orangtua

b. Mengidentifikasikan gambaran perilaku agresif anak usia sekolah di SD

Negeri No. 080691 Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi

khususnya mahasiswa dalam upaya mengendalikan verbal abuse orang tua dalam

upaya mencegah terjadinya perilaku agresif.

1.4.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

perawat berhubungan dengan klien yang latar belakang budaya dan sifatnya yang

berebeda. Perbedaan ini menuntut perawat untuk mengenali perasaan dirinya

Universitas Sumatera Utara

Page 16: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

maupun orang lain dalam hal ini klien dan keluarganya, sehingga perawat secara

profesional akan bersikap asertif.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Data yang diperoleh dapat menjadi dasar atau data yang mendukung untuk

penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak Usia Sekolah

2.1.1 Definisi anak usia sekolah

Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan

belas tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan

khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak usia

sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6 - 12 tahun,

yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak

dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan

dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.Usia sekolah

merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan

penyesuaian diri padakehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu

(Wong, 2008).

2.1.2 Tahap – tahap Anak Usia Sekolah

Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gangage), di mana

anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga, kerjasama

antara teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar (Gunarsa, 2006). Dengan

memasuki SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak dalam kematangan

sekolah, tidak saja meliputi kecerdasan dan ketrampilan motorik, bahasa, tetapi

juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya,

Universitas Sumatera Utara

Page 18: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-

emosinya (Gunarsa, 2006).

Pada masa anak sekolah ini, anak-anak membandingkan dirinya dengan

teman-temannya di mana ia mudah sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan

dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan

tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa yang

perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan masyarakatnya dan ia berhasil

mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi sekolahnya, akan timbul

motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain perkataan terpupuklah”industry”

(Gunarsa, 2006).

2.1.3 Kererampilan yang di miliki Anak Usia Sekolah

Gunarsa (2006), dengan memasuki dunia sekolah dan masyarakat,

anak-anak dihadapkan pada tuntutan sosial yang baru, yang menyebabkan

timbulnya harapan-harapan atas diri sendiri (self-expect-action) dan aspirasi-

aspirasi baru, dengan lain perkataan akan muncul lebih banyak tuntutan dari

lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya ingin dipenuhi.

Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini meliputi antara lain

:Keterampilan menolong diri sendiri (self-help skills) : misalnya dalam hal mandi,

berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu ditolong lagi;

Ketrampilan bantuan sosial (social-help skills): anak mampu membantu dalam

tugas-tugas rumah tangga seperti : menyapu, membersihkan rumah, mencuci dan

sebagainya; Keterampilan sekolah(school-skills) : meliputi penguasaan dalam hal

Universitas Sumatera Utara

Page 19: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

akademik dan non akademik; Keterampilan bermain (play- skills) : meliputi

ktrampilan dam berbagai jenis permainan seperti main bola, mengendarai sepeda,

catur, bulutangkis dan lain-lain.

2.1.4 Ciri Anak Usia Sekolah

Hurlock E.B. (2015), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis

memberikanberbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan

ciri-ciri pentingdari periode anak usiasekolah. Label yang digunakan oleh orang

tua sebagai ciri anak usia sekolah yaitu masa yang menyulitkan. Pada masa ini

anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi oleh teman-

teman sebaya daripada oleh orang tua dananggota kelompok lainnya. Kebanyakan

anak, terutama laki-laki, kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab

terhadap pakaian dan benda-benda miliknya sendiri, maka orangtua memandang

periode ini sebagai usia tidak rapi, dimana cenderung tidak memperdulikan dan

ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan.Sekalipun ada

peraturankeluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-

barangnya,hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua

mengharuskanmelakukannya dan mengancam dengan hukuman.

2.1.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah

Tugas–tugas perkembangan anak sekolah dasar menurut Hurlock E.B.

(2015), adalah sebagai berikut :Mempelajari keterampilan fisik yang dipelukan

untuhpermainan-permaianan yang umum; Membangun sikap yang sehat

mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedangtumbuh; Belajar menyesuaikan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

diri dengan teman-teman seusianya; Mulai mengembangkan peran sosial pria atau

wanita yang tepat; Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk

membaca, menulis danberhitung; Mengembangkan pengertian-pengertian yang

diperlukan untuk kehidupan sehari-hari; Mengembangkan hati nurani, pengertian

moral, tata dan tingkatan nilai; Mengembangkan sikap terhadap kelompok-

kelompok social dan lembaga-lembaga; Mencapai kebebasan pribadi.

2.1.6 Aktualisasi Diri Anak Usia Sekolah

Aktualisasi diri adalah proses menjadi dirisendiri dan mengembangkan

sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasidiri akan dibantu atau

dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalammasa anak-anak.

Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidupseseorang.

Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalamipergeseran

aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Ritandiyono & Retnaningsih, 2006).

Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami

bahwa ada eksistensi atau hambatan lain tinggal (indwelling) didalam (internal)

atau di luar (eksternal) keberadaannya sendiri yang mengendalikan perilaku dan

tindakannya untuk melakukan sesuatu.

Faktor internal merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam

diri seseorang, yang meliputi: Ketidaktahuan akan potensi diri; Perasaan ragu dan

takut mengungkapkan potensi diri, sehingga potensinya tidakdapat terus

berkembang. Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali

dandimaksimalkan.Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita

Universitas Sumatera Utara

Page 21: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

mengetahuipotensi yang ada dalam diri kita kemudian mengarahkannya kepada

tindakan yangtepat dan teruji(Ritandiyono & Retnaningsih, 2006).

Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri

seseorang, seperti:Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi

potensi diriseseorang karena perbedaan karakter. Pada kenyataannya

lingkunganmasyarakat tidak sepenuhnya menuunjang upaya aktualisasi diri

warganya; lingkungan masyarakat berpengaruh terhadapupaya mewujudkan

aktualisasi diri.Aktualisasi diri dapat dilakukan jikalingkungan

mengizinkannya.Lingkungan merupakan salah satu faktor yangmempengaruhi

terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu,baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosio-psikologis.Pola asuhkeluarga dalam pembentukan

aktualisasi diri anak sangatlahbesar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang

ikut berpengaruh dalamproses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam

keluarga yang mempunyaiperanan penting dalam pengaktualisasian diri adalah

praktik pengasuhan anak(Ritandiyono & Retnaningsih, 2006).

2.1.7 Tumbuh Kembang Anak

2.1.7.1 Pengertian

Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel

seluruhbagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis

protein-proteinbaru; menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara

keseluruhan atau sebagian.Perkembangan (development) adalah perubahan secara

berangsur-angsur danbertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

meluasnya kapasitasseseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau

kedewasaan (maturation), danpembelajaran (learning) (Wong, 2008).

Hidayat & Musrifatul (2012) dalam proses tumbuh kembang anak

terdapatperistiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa tersebut merupakan

kejadian yangada dalam setiap organ tubuh. Pada proses pertumbuhan terjadi

perubahan dalambesar, jumlah, dan ukuran ditingkat sel maupun organ.

Sedangkan pada prosesperkembangan terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi

kematangan organ mulaidari aspek fisik, intelektual, dan emosional.

Perkembangan secara fisik yang terjadiadalah bertambah sempurnanya fungsi

organ mulai dari tingkat sel hingga organtubuh.Perkembangan intelektual dapat

ditunjukkan dari kemampuan secara simbolmaupun abstrak seperti berbicara,

bermain, berhitung, membaca dan lain-lain.Sedangkan perkembangan emosional

dapat dilihat dari perilaku sosial di lingkungan anak.

2.1.7.2 Tahap-tahap tumbuh kembang

Tahapan tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi:

tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa pranatal mulai

embrio(mulai konsepsi -8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta

masapascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun),

masaanak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun); Tahap tumbuh kembang

usia 6 tahun ke atas, terdiri atas masa sekolah (6-12 tahun) dan masa remaja (12-

18 tahun); Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Berdasarkan pembagiantahapan perkembangan anak, ada dua masa

perkembangan pada anak usia sekolah,yaitu pada usia 6-9 tahun atau masa kanak-

kanak tengah dan pada usia 10-12 tahunatau masa kanak-kanak akhir. Setelah

menjalani masa kanak-kanak akhir, anakakan memasuki masa remaja. Pada usia

sekolah, anak memiliki karakteristik yangberbeda dengan anak-anak yang usianya

lebih muda. Perbedaan ini terlihat dariaspek fisik, mental-intelektual, dan sosial-

emosial anak (Gunarsa, 2006).

Perkembangan yang dialami anak pada masa usia sekolah yaitu anak

sudah mulai mandiri, beberapa masalah sudah dapat di selesaikan sendiri dan anak

sudah mampu untuk menunjukan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada,

rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud.

Perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, moral dan spiritual sudah

menunjukan kematangan (Hidayat & Musrifatul, 2012).

Apabila anak usia sekolah menghadapi kegagalan maka sering kali

dijumpai reaksi kemarahan dan kegelisahan. Selain perilaku tersebut, manusia

sudah memiliki perilaku agresif dari bayi, dilanjutkan pada masa pra sekolah,

masa usia sekolah, remaja hingga dewasa. Namun, ditemukanya “periode kritis”

dimana perilaku agresif ini menjadi kecendrungan yang dapat bertahan hingga

dewasa. Masa tersebut adalah masa usia sekolah dan masa remaja. Pada masa usia

sekolah, perilaku agresif dapat menjadi kenakalan kronis pada saat masa remaja.

Dengan melihat perilaku anak pada saat usia 8 tahun, maka dapat diketahui

seberapa agresif anak tersebut pada saat dewasa (Holmes, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

2.1.7.3 Masalah pada anak usia sekolah

Pada anak-anak usia sekolah dasar, umumnya berada dalam proses

perkembangan yang berlangsung dengan cepat dalam aspek fisik, emosional,

intelektual dan sosial. Dalam tahap perkembangan tersebut, tak jarang anak

mengalami hambatan atau bahkan melakukan perilaku yang keliru yang dapat

merugikan mereka, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku yang

dicerminkan dapat berupa perilaku yang positif dan perilaku yang negatif. Salah

satunya yaitu berupa perilaku kenakalan. Kenakalan pada anak dimaknai sebagai

suatu bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma – norma yang hidup di

tengah masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma itu dianggap sebagai

anak yang cacat social dan kemudian masyarakat menilai cacat tersebut dianggap

sebagai sebuah kelainan sehingga perilaku mereka pun disebut dengan kenakalan.

Pada umumnya kenakalan atau istilah lain deliquency merupakan produk

konstitusi defektif dari mental dan emosi- emosi, yaitu mental dan emosi anak

muda yang belum matang (labil) dan jadi rusak (defektif) sebagai akibat proses

pengondisian oleh lingkungan yang buruk.

Siswa di Sekolah Dasar (SD) akan mengalami masalah-masalah yang

berkenaan dengan: perkembangan individu; perbedaan individu dalam hal:

kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan,

kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-pola, dan tempo perkembangan,

ciri-ciri jasmaniah dan latar belakang lingkungan; kebutuhan individu dalam hal:

memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 25: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain,

merasa bagian dari kelompok, rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk

memperoleh kemerdekaan diri; penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku;

masalah belajar.

Perilaku yang sering terjadi pada anak adalah perilaku agresif.Perilaku

agresif secara psikologi cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang

dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat.

Perilaku ini terjadi pada masa perkembangan, karena pada masa inilah seorang

anak sudah mulai merasa ingin mengetahui dan ingin melakukan sesuatu yang dia

inginkan walaupun tanpa dia sadari sesuatu yang dia lakukan itu dapat berdampak

negatif pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain (Hurlock E.B. 2015).

2.2 Perilaku Agresif

2.2.1 Defenisi Perilaku Agresif

Perilaku agresif selalu dipersepsikan sebagai kekerasan terhadap pihak

yang dikenai perilaku tersebut baik verbal maupun nonverbal yang dengan

sengaja ditujukkan untuk melukai orang lain baik secara fisik maupun nonfisik

(Anantasari, 2006).

Baron & Byrne (2005) perilaku agresif adalah tingkah laku individu

yang ditunjukan untuk melukai atau memcelakakan individu lain yang tidak

menginginkan datangnya tingkah laku tesebut. Ada 4 faktor tingkah laku yaitu ;

tujuan untuk melukai atau memcelakakan, individu menjadi pelaku,, individu

yang menjdi korban dan ketidakinginan korban menerima tingkah laku si pelaku.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Videbeck (2008) perilaku agresif sama dengan permusuhan, yang

dibedakan menjadi dua yaitu agresif verbal dan agresif fisik. Agresif verbal adalah

emosi yang diungkapkan melalui kata-kata yang melecehkan, tidak adanya

kerjasama, pelanggaran aturan atau norma, atau perilaku mengancam. Agresif

fisik merupakan perilaku menyerang atau melukai orang lain atau mencakup

perusakan properti. Secara keseluruhan Videbeck beranggapan bahwa perilaku

agresif itu ditunjukkan untuk menyakiti atau menghukum orang lain atau

memaksa seseorang untuk patuh.

2.2.2 Penyebab Perilaku Agresif

Perilaku agresif banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

menstimulus kejadiannya, antara lain:

2.2.2.1 faktor biologis

Pengaruh faktor biologis lazimnya besifat menyeluruh, artinnya dapat

menmpengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya

tahan terhadap stres (Coleman, 1980).Mutadin (2002) menyatakan bahwa ada

beberapa faktor biologis yang dapat mempengaruhi perilaku agresif individu,

diantaranya adalah gen, sistem otak, dan kimiah darah.

Berbagai penelitian telah mencoba menelaah tentang keberadaan gen

dalam pengaruhnya terhadap perilaku agresif. Konrad Lorenz seorang ahli etiologi

yang mempelajari gejala sosial pada binatang.Dan menyatakan bahwa tingkah

laku agresif adalah perwujudan dari instink agresif yang dibawa sejak lahir dan

berasal dari kebuthan untuk melindungi diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Selain itu berbagai ahli penelitian berpendapat bahwa kecenderungan

berperilaku agresif merupakan bagian sifat bawaan genetika individu. Hal ini

dinyatakan bahwa individu-individu yang berhubungan secara genetika memiliki

kecenderungan agresif yang satu sama lain lebih serupa dibanding individu-

individu yang tidak berhubungan secara genetis (Krahe, 2005).

Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresif menunjukkan dapat

memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresif.Pada

hewan sederhana, marah dapat hambat atau ditingkatkan dengan merangsang

sistem limbik (daerah yang menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga

muncul hubungan timbal balik antara kenikmatan dan kekejaman (Mutadin,

2002).

Selain itu videbeck (2008) juga beranggapan bahwa serotonin

merupakan inhibitor utama pada perilaku agresif. Jadi, apabila kadar serotonin

didalam tubuh rendah maka akan menyebabkan peningkatan perilaku agresif.

Selain itu peningkatan aktivitas dopamine dan norepinefrin di otak dikaitkan

dengan peningkatan perilaku yang impulsive.Kerusakan terjadi pada sistem

limbik, lobus frontal, dan lobus temporal otak dapat mengubah kemampuan

individu untuk memodulasi agresi sehingga timbul perilaku agresif.

Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor

keturunan) juga dapat mempenngaruhi perilaku agresif.Dalam suatu eksperimen

ilmuwan menyuntikan hormon testosteron pada tikus dan beberapa hewan lainya

(testosteron merupakan hormon androgen utama yang memberikan ciri kelamin

Universitas Sumatera Utara

Page 28: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

jantan),maka tikus-tikus tersebut berkelahi semakin sering dan lebih kuat

(Mutadin, 2002).

2.2.2.2 Faktor Psikologis

Perilaku agresif yang muncul pada individu berkaitan erat dengan rasa

marah yang terjadi dalam diri individu.(Taylors, 2009) perilaku agresif dapat

muncul dengan sebab-sebab sebagai berikut:Adanya serangan dari orang lain

yaitu individu akan secara refleks memunculkan sikap agresif terhadap seseorang

yang secara tiba-tiba menyerang atau menyakiti baik dengan perkataan (verbal)

maupun dengan tindakan fisik; Terjadinya frustrasi dalam diri seseorang.Frustrasi

adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Ketika individu

mengalami frustasi maka akan dapat memunculkan kemarahan yang dapat

membangkitkan perasaan agresif; Ekspektasi pembalasan atau motivasi untuk

balas dendam yaitu ketika individu yang marah mampu untuk melakukan balas

dendam, maka rasa marah akan semakin besar dan kemungkinan untuk

melakukan agresi juga bertambah besar; Kompetisi yaitu Agresi yang tidak

berkaitan dengan keadaan emosional, tetapi mungkin muncul secara tidak sengaja

dari situasi yang melahirkan suatu kompetisi. Secara khusus merujuk pada situasi

kompetitif yang sering memicu pola kemarahan, pembantahan dan agresi yang

tidak jarang bersifat destruktif.

Buss &Perry (1992) mengatakan bahwa secara umum perilaku agresif

dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor personal dan faktor situasional.

Faktor personal meliputi karakter bawaan individu yang menentukan reaksi

Universitas Sumatera Utara

Page 29: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

individu tersebut ketika menghadapi situasi tertentu. Sementara itu, faktor

situasional mencakup fitur-fitur atau hal-hal yang terjadi di lingkungan yang juga

mempengaruhi reaksi individu terhadap suatu peristiwa. Faktor personal dan

faktor situasional dapat diuraikan sebagai berikut:Faktor Personal yaitu:Sifat.

Sifat tertentu dapat menyebabkan seseorang lebih agresif dari orang lain.

Misalnya, individu yang memiliki sifat pemcemburu akan lebih agresif; Jenis

kelamin laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan perilaku agresif yang

berbeda. Laki-laki terbukti lebih banyak terlibat tindakan agresif dibandingkan

perempuan, dan pilihan agresi antara laki-laki dan perempuan terbukti berbeda.

Perempuan lebih memilih agresi tidak langsung dan laki-laki lebih banyak terlibat

pada perilaku agresif langsung; Individu yang memiliki keyakinan bahwa dirinya

mampu melakukan tindakan agresif lebih mungkin memilih melakukan tindakan

agresif ketimbang individu yang tidak yakin bahwa dirinya dapat melakukan

tindakan agresif; Sikap adalah evaluasi umum seseorang terhadap diri mereka

sendiri, orang lain, objek-objek ataupun isu-isu tertentu. Sikap positif terhadap

perilaku agresif terbukti mempersiapkan individu untuk melakukan tindakan

agresif. Sebaliknya, sikap negatif terhadap perilaku agresif terbukti mencegah

seseorang untuk melakukan tindakan agresif; Nilai adalah keyakinan mengenai

apa yang harus dan sebaiknya dilakukan. Nilai yang dianut seseorang

mempengaruhi keputusannya untuk melakukan perilaku agresif. Contohnya,

orang yang menganut nilai bahwa kekerasan itu diperbolehkan untuk mengatasi

konflik interpesonal lebih berperilaku agresif untuk menyelesaikan konfllik yang

Universitas Sumatera Utara

Page 30: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

dihadapinya; Tujuan Jangka Panjang juga mempengaruhi kesiapan individu untuk

terlibat dalam perilaku agresif. Misalnya, tujuan beberapa anggota geng adalah

dihormati dan dihargai. Tujuan inilah mewarnai persepsi, nilai-nilai, dan

keyakinan anggota geng mengenai pantas atau tidaknya melakukan tindakan

tertentu, dan akhirnya mempengaruhi keputusan anggota geng untuk terlibat

dalam perilaku agresif. Faktor situasional yaitu: pertama petunjuk untuk

melakukan tindakan Agresif (Aggressive Cues). Aggressive Cues adalah objek

yang menimbulkan konsep-konsep yang berhubungan dengan agresi dalam

memori; kedua Provokasi. Provokasi dapat mencetuskan agresi, karena provokasi

itu oleh pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon

agresif untuk meniadakan bahaya yang diisyaratkan oleh ancaman itu. Dalam

menghadapi provokasi yang mengancam, para pelaku agresi cenderung berpegang

pada prinsip bahwa daripada diserang lebih baik mendahului menyerang, atau

daripada dibunuh lebih baik membunuh.Provokasi mencakup hinaan, ejekan,

sindiran kasar, serta bentuk agresif verbal lainnya, agresi fisik, dan gangguan-

gangguan yang menghambat pencapaian suatu tujuan atau sejenisnya; ketiga

Frustrasi. Frustrasi terjadi ketika individu menemui hambatan untuk mencapai

tujuan. Seseorang yang mengalami frustrasi terbukti lebih agresif terhadap agen

yang menyebabkan terhalang pencapaian tujuan, ataupun pada pihak-pihak yang

sebenarnya tidak bertanggungjawab atas gagalnya pencapaian tujuan; keempat

Rasa Sakit dan Ketidaknyamanan. Kondisi-kondisi fisik lingkungan yang

menyebakan ketidaknyamanan dapat meningkatkan perilaku agresif. Lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

yang bising, terlalu panas, ataupun berbau tidak sedap terbukti meningkatkan

perilaku agresif. Kelima Obat-obatan. Penggunaan obat-obatan atau zat-zat

tertentu seperti kafein atau alkohol terbukti meningkatkan perilaku agresif secara

tidak langsung. Individu yang berada dibawah pengaruh obat-obatan atau zat-zat

tertentu akan mudah terprovokasi, mudah merasa frustasi, dan mudah menangkap

petunjuk untuk melakukan kekerasan dibandingkan individu yang tidak

menggunakan obat-obatan tertentu. Keenam Insentif. Pada dasarnya individu

memiliki kecenderungan untuk selalu menginginkan yang lebih banyak sehingga

ada banyak objek yang dapat digunakan sebagai insentif yang dibesrikan pada

seseorang untuk melakukan tindakan agresif. Perilaku agresif dapat dimediasi

dengan memberikan imbalan berupa hal yang dianggap berharga oleh pelaku.

2.2.2.3 Faktor Psikososial

Anantasari (2006), menjabarkan beberapa jenis faktor psikososial yaitu:

pertama trauma di masa kanak-kanak (psikoligis) adalah pengalaman yang

menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan

luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang

dialami pada masa kanak-kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa

dewasa, lebih-lebih bila trauma tersebut tidak pernah disadari oleh lingkungan

sosial anak dan dicoba disembuhkan; kedua deprivasi parental adalah tiadanya

kesempatan untuk mendapatkan rangsangan emosi dari orangtua, berupa

kehangatan, kontak fisik, rangsangan intelektual, emosional dan sosial; Hubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

orangtua-anak yang patogenik. Hubungan tidak serasi antara orangtua dan anak,

akan menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.

Coleman (1980), ada tujuh macam pola hubungan orangtua-anak yang

besifat patogenik yaitu: Penolakan: menelantarkan secara fisik, tidak

menunjukkan cinta dan kasih sayang, tidak menunjukkan perhatian dan minat dan

prestasi anak, menghukum secara kejam dan sewenang-wenang, tidak

meluangkan waktu bersama anak, tidak menghargai hak dan persaan anak,

memperlakukan atau menyiksa anak secara kejam; Overproteksi dan sikap serba

mengekang. Bentuknya antara lain mengawasi anak secara berlebihan, melindungi

anak dari segala resiko, menyediakan berbagai kemudahan hidup secara

berlebihan, mengambilkan segala keputusan bagi anak, menerapkan aturan-aturan

yang ketat, sehingga membatasi otonomi dan kebebasan anak; Menuntut secara

tidak realistik. Memaksakan anak agar memenuhi standar yang sangat tinggi

dalam segala hal, sehingga menimbulkan rasa tak mampu pada anak; Bersikap

terlalu lunak pada anak (over-permissive) dan memanjakan.Perlakuan ini dapat

menjadikan anak egois, serba menuntut, dan sebagainya; Disiplin yang

salah.Penanaman disiplin yang terlalu keras atau terlalu longgar oleh orangtua.

Yang terpenting adalah memberikan rambu-rambu dan bimbingan sehingga anak

tahu apa yang dianggap baik atau buruk serta apa yang diharapkan atau tidak

diharapkanya; Komunikasi yang kurang atau komunikasi yang irasional. Orangtua

yang terlalu sibuk mungkin kurang menyediakan kesempatan untuk

berkomunikasi dengan anak. Atau mungkin tersedianya waktu dan kesempatan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

untuk berkomunikasi, namun pesan-pesan saling disalahtafsirkan karena

disampaikan secara tidak jelas, dengan cara pesan verbal dan pesan nonverbal

saling bertentangan, atau dari pihak orangtua dengan cara melecehkan pendapat

anak; Teladan buruk dari pihak orangtua. Orangtua memberikan teladan yang

tidak baik kepada anak, misalnya ayah pemabuk, berperan buruk, pemarah, dan

jika marah mengeluarkan kata-kata kotor, besikap kejam dan memukul. Ketiga

Masyarakat. Setiap orang sangat akrab dengan lingkungan masyarakat dimana ia

bertempat tinggal. Anak sebagai anggota masyarakat selalu mendapt pengaruh

masyarakat dan lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung

(Videbeck 2008).

Dalam teori sosialnya, Behrman et all (2000), menyatakan bahwa

pergaulan modern, rusaknya nilai kegotongroyongan secara umum, dan kelainan

sosial baik secara individu maupun kelompok besar dapat mengakibatkan agresif

pada anak dan remaja.

Antasari (2006), perilaku agresif tidak hanya timbul karena menonton

tindakan kekerasan di televisi ataupun melihat perkelahian dilingkungan

rumahnya, tetapi juga karena seseorang menjadi korban kekerasan dari salah satu

bahkan kedua orangtuanya. Dia juga menjelaskaan proses dari perilaku agresif,

yaitu :

1) Anak meniru perilaku agresif yang dilihatnya, atau adanya imitasi. Hal ini

terjadi karena seorang anak memiliki kecenderungan yang besar sekali untuk

meniru.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

2) Pembentukkan kerangka pikir anak bahwa perilaku agresif adalah hal yang

lumrah bahkan perlu dilakukan. Hal ini terjadi ketika orangtua sering memaki,

sehingga anak cenderung menganggap makian sebagai hal yang lumrah dan

melakukan hal yang sama kepada orang lain.

3) Kekerasan yang dilihat atau yang dialami anak secara terus menerus akan

memmbentuk pola pikir pada anak bahwa lingkungan sekitarnya bukanlah tempat

yang aman baginya. Sehingga anak ini akan cenderung curiga dan menyebabkan

timbulnya perilaku agresif.

4) Anak yang mengalami kekerasan terus menerus cenderung memiliki harga

diri rendah. Harga diri rendah menimmbulkan sikap negatif dan menguranngi

koping saat frustasi. Hal ini yang menimbulkan kecenderungan berperilaku agresif

pada anak.

2.2.3 Dampak perilaku agresif

Dampak utama dari perilaku agresif adalah anak tidak mampu berteman

dengan teman sebaya atau lingkungan. Padahal dengan hal ini, perilaku agresif

akan semakin ditampilkan karena mereka tidak dapat diterima oleh teman-

temannya. Perilaku agresif akan berpengaruh terhadap dirinya sendiri dan orang

lain, seperti: dampak bagi dirinya sendiri yaitu akan dijauhi oleh teman-temannya

dan memili konsep diri yang buruk, anak akan dicap sebagai anak yang nakal

sehingga membuatnya merasa kurang aman dan kurang bahagia; Dampak bagi

orang lain (lingkungan), yaitu dapat menimbulkan ketakutan bagi anak-anak lain

dan akan tercipta hubungan sosial yang kurang sehat dengan teman sebayanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Selain itu, dapat menggangu ketenangan lingkungan karena biasanya anak yang

berperilaku agresif memiliki kecenderungan merusak sesuatu yang disekitarnya.

2.2.4 Bentuk perilaku agresif

Hamalik (2007) mengelompokkan perilaku agresif menjadi 4 bagain

yaitu :

1. Agresif secara fisik yaitu agresif dengan melakukan penyerangan kepada

orang lain dengan cara memukul, mendorong, meludahi, menendang, dan

menggigit.

2. Agresif dengan benda yaitu agresif yang dilakukan dengan menyerang

benda-benda atau melampiaskan kemarahan atau kesalahan dengan cara

membanting pintu dan memukul tembok ataupun benda lainya.

3. Agresif secara verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan kata-kata yang

bertujuan untuk menyakiti orang lain dengan cara mengejek, memaki, memaksa,

membentak, dan menakut-nakuti.

4. Agresif menyerang hak orang lain yaitu agresif yang dilakukan dengan

cara mengambil barang orang lain secara paksa.

2.3 Verbal Abuse

2.3.1 Defenisi Verbal Abuse

Verbal abuse atau biasanya disebut dengan emotional abuse adalah

tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosioanal yang

merugikan. Wujud konkret kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah;

penggunaan kata-kata kasar, penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

orang didepan orang lain atau di depan umum, melontarkan ancaman dengan kata-

kata (Suyanto, 2013).

Verbal abuse terjadi ketika ibu sedang sibuk dan anaknya meminta

perhatian namun si ibu malah menyuruh anaknya untuk “Diam” atau “jangan

menangis” atau bahkan mengeluarkan kata-kata “kamu bodoh”, “kamu cerewet”,

“kamu kurang ajar”, “kamu menyebalkan”, atau yang lainya. Kata-kata seperti

itulah yang dapat diingat oleh anak, bila dilakukan secara berlangsung oleh ibu

(Rakhmat, 2007). Tidak hanya seorang ibu yang bisa melakukan verbal abuse,

seorang ayah pun bisa melakukan verbal abuse ketika ia merasa kesal. “anak

jadah pakai kuping mu untuk mendengarkan nasihat orangtua. Muak aku melihat

perangai mu itu...” adalah contoh verbal abuse ketika seorang ayah merasa kesal

karena nasihatnya tidak di dengarkan oleh anaknya (Sutikno, 2010).

2.3.2 Karakteristik verbal abuse

Anderson (2011) membagi karakteristik dari verbal abuse menjadi

tujuh, yaitu:

1) Verbal abuse sangat menyakitkan dan selalu mencela sifat dan

kemampuan.

2) Verbal abuse dapat bersifat terbuka seperti luapan kemarahan atau

memanggil nama dengan sebutan tidak baik dan tertutup seperti ungkapan atau

komentar tajam yang menyakiti korban.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

3) Verbal abuse merupakan manipulasi dan mengontrol. Komentar yang

merendahkan mungkin terdengar sangat jujur dan mengenai sasaran. Tetapi

tujuanya adalah untuk memanipulasi dan mengontrol.

4) Verbal abuse merupakan perlakuan jahat secara diamm-diam. Verbal

abuse menyusutkan rasa percaya diri seseorang.

5) Verbal abuse tidak dapat diprediksikan. Pada kenyataanya tidak dapat

diprediksikan merupakan satu dari beberapa karakteristik verbal abuse yang

sangat signifikan. Hal ini dapat melalu mencaci maki, merendahkan, dan

komentar menyakitkan.

6) Verbal abuse mengekspresikan pesan ganda. Tidak ada kesesuaian antara

tujuan dari ucapan kasar dan bagaimana perasaannya. Sebagai contoh mungkin

terdengar sangat jujur dan baik jika mengucapkan apa yang salah dengan

seseorang.

7) Verbal abuse selalu meningkat sedikit demi sedikit, meningkat dalam

intensitasnya, frekuensi dan jenisnya. Verbal abuse mungkin dimulai dengan

merendahkan dengan tersembunyi seperti bercanda.

2.3.3 Bentuk verbal abuse

Sutikno (2010) merincikan bentuk-bentuk verbal abuse yang sebagai

berikut:

1) Memfitnah, tindakan ini dapat berupa ucapan kebencian kepada anak.

2) Intimidasi, bisa berupa berteriak, menjerit, mengancam anak, dan

menggertak anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

3) Menakuti, tindakan ini dapat dicontohkan seperti: menakuti anak,

memaksa dengan intimidasi, dan menempatkan anak di tempat yang berbahaya.

4) Menghina atau membesar-besarkan kesalahan anak, tindakan ini dapat

berupa mencaci maki, mencemooh nama panggilan, menirukan, dan melabelkan

anak dengan kata bodoh.

2.3.4 Dampak verbal abuse

Tindak kekerasan yang dialami anak-anak sesungguhnya adalah

perlakuan yang senantiasa berdampak jangka panjang, dan menjadi mimpi buruk

yang tidak pernah hilang dari benak anak yang menjadi korban (Suyanto,

2013).Verbal abuse sangat berpengaruh pada anak terutama perkembangan

psikologisnya, berikut merupakan dampak-dampak psikologis akibat kekerasan

verbal menurut( Soetjiningsih, 2002) diantaranya yaitu:

1) Gangguan emosi

Terdapat beberapa gangguan emosi pada korban kekerasan orangtua,

seperti terhambatnya perkembangan konsep diri yang positif, lambat dalam

mengatasi sifat agresif, gangguan perkembangan hubungan sosial dengan orang

lain, termasuk kemampuan untuk percaya diri.Beberapa anak menjadi agresif dan

bermusuhan dengan orang dewasa, sedangkan yang lainya menjadi menarik

diri/menjauhi pergaulan. Anak suka ngompol, perilaku aneh, hiperaktif, kesulitan

belajar, gagal sekolah, sulit tidur, temper tantrum dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

2) Konsep diri rendah

Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya jelek, tidak

dicinta, tidak dikehendaki, muram dan tidak bahagia, dan tidak mampu

menyenangi akitfitas.

3) Agresif

Anak yang mendapat perlakuan salah lebih agresif terhadap teman

sebayanya.Sering tindakan agresif tersebut meniru tindakan orangtua mereka atau

mengalihkan perasaan agresif kepada teman sebayanya sebagai miskinya konsep

diri.

4) Hubungan sosial

Pada anak-anak dengan gangguan hubungan sosial sering kurang dapat

bergaul dengan teman sebayanya atau dengan orang-orang dewasa.Mereka

mempunyai teman sedikit dan suka mengganggu orang dewasa, misalnya dengan

melempari batu atau perbuatan-perbuatan kriminal lainnya.Rakhmat (2007) dapat

pula timbul kepribdian sociopath atau antisocial personality disorder.Penyebab

utama dari kepribadian ini adalah emotional child abuse yang dalam bentuk

umumnya sering disebut juga verbal abuse.Perilaku ini dapat terlihat sering bolos,

mencuri, berbohong, bergaul dengan orang jahat, kejam dengan orang jahat,

prestasi sekolah yang buruk.

5) Bunuh diri

Tindakan kekerasan pada anak akan menyebabkan stres mental yang

dialami oleh anak. Stres mental ini apabila tidak tertangani maka akanberkembang

Universitas Sumatera Utara

Page 40: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

menjadi percobaan bunuh diri sehingga akan menyebabkan perilaku bunuh diri

oleh anak.

6) Akibat lain

Akibat lain dari perlakuan salah, anak akan melakukan hal yang sama

dikemudian hari terhadap anak-anaknya kelak. Hal ini dipertegas oleh Rakhmat

(2007) bahwa semua tindakan kekerasan kepada anak-anak akan direkam dalam

bawah sadar dan akan dibawa hingga dewasa dan cenderung akan menjadi agresif.

Bahkan setelah mereka menjadi orangtua sifat tersebut masih melekat dan mereka

melakukan hal yang sama kepada anak mereka sehingga terlahir pula anak yang

bersifat agresif.

2.3.5 Faktor yang mempengaruhi terjadinya verbal abuse

Soetjiningsih (2002), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

orang tua melakukan verbal abuse diantaranya:

1) Faktor pengetahuan orangtua

Orang tua tidak mengetahui atau mengenal sedikit informasi mengenai

kebutuhan perkembangan anak, misalnya usia anak belum memungkinkan untuk

melakukan sesuatu tetapi dipaksa untuk melakukannya dan ketika anak belum

mampu melakukanya orang tua menjadi marah.

2) Faktor pengalaman

Orang tua yang waktu kecilnya mendapat perlakuan salah merupakan

situasi pencetus terjadinya kekerasan pada anak. Semua tindakan kepada anak–

anak akan direkam dalam bawah sadar mereka dan akan dibawa sampai kepada

Universitas Sumatera Utara

Page 41: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

masa dewasa, dan terus sepanjang hidupnya. Anak yang mendapat perlakuan

kejam dari orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif

melahirkan anak agresif, yang pada giliranya akan menjadi dewasa yang menjadi

agresif.

3) Faktor keluarga

Faktor keluarga ini meliputi karakteristik anak, karakteristik orang tua

dan keluarga. Kakrakteristik anak yang diinginkan, lahir prematur, anak yang

memiliki fisik yang berbeda (cacat), mental berbeda (retardasi mental),

temperamen berbeda (sukar), tingkah laku berbeda (hiperaktif), dan angkat/tiri

berperan dalam orangtua melakukan kekerasan pada anaknya. Karakteristik

orangtua dan keluarga yang juga turut berperan terhadap terjadinya kekerasan

pada anak seperti; orang tua yang agresif dan impulsif, keluarga hanya dengan

satu orang tua, orang tua yang dipaksa menikah saat belasan tahun sebelum siap

secara emosional dan ekonomi, dan perkawainan dengan saling mencederai

pasanganya dalam perselisihan.

4) Faktor ekonomi

Sebagian besar kekerasan dalam rumah tangga terjadi karena dipicu

faktor kemiskinan, dan tekanan hidup atau tekanan ekonomi, pengangguran, PHK,

dan beban lain kian memperparah kondisi itu. Faktor kemiskinan dan tekanan

hidup yang semakin meningkat disertai dengan kemarahan/kekecewaan pada

pasangan karena ketidakberdayaan dalam mengatasi masalah ekonomi

menyebabkan orangtua mudah sekali meluapkan emosi, kemarahan, kekecewaan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

dan ketidakmampuannya kepada orang terdekatnya.Anak sebagai makhluk yang

lemah, rentan, dan dianggap milik orangtua, anak paling mudah menjadi

sasaran.Faktor ekonomi inni juga meliputi ketimpangan sosial.Kita menemukan

bahwa para pelaku juga korban kekerasan kebanyakan berasal dari kelompok

sosial ekonomi yang rendah.Karena tekanan ekonomi, orangtua mengalami stres

berkepanjangan.Orangtua menjadi sangat sensitif dan mudah marah.Kelelahan

fisiknya tidak memberinya kesempatan untuk bercanda dengan anak-anak.Maka

terjadilah kekerasan emosional.Pada saat tertentu orangtua bisa meradang dan

membentak anak dihadapan banyak orang, sehingga terjadilah verbal abuse.

5) Faktor sosial budaya

Faktor sosial budaya ini meliputi nilai/norma yang ada dimsyarakat,

hubungan antara manusia, kemajuan zaman yaitu pendidikan, hiburan, olahraga,

kesehatan dan hukum.Norma sosial mempengaruhi tindakan orangtua melakukan

verbal abuse karena pada masyarakat tidak ada kontrol sosial pada tindakan

kekerasan anak-anak.Sedang nilai-nilai sosial disini adalah dalam artian hubungan

anak dengan orang dewasa berlaku seperti hierarki sosial di masyarakat.

6) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi tindakan kekerasan pada

anak.Lingkungan hidup dapat meningkatkan beban terhadap perawatan anak.Dan

juga munculnya masalah lingkungan yang mendadak turut berperan untuk

timbulnya kekerasan verbal.Televisi sebagai suatu media yang paling efektif

dalam menyampaikan berbagai pesan-pesan pada masyarakat luas berpotensial

Universitas Sumatera Utara

Page 43: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

tinggi untuk mempengaruhi perilaku kekersan yang dilakukan orangtua. Televisi

merupakan media yang paling dominan pengaruhnya dibanding majalah maupun

surat kabar.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Variabel independen variabel dependen

Verbal abuse orangtua: Perilaku agresif anak:

Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian

3.2 Hipotesa

Berdasarkan kerangka konsep tersebut peneliti mendapatkan suatu

hipotesa penelitian yaitu “Ada hubungan antara Verbal Abuse orangtua dengan

Perilaku Agresif Anak Usia Sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan.

1) Memfitnah

2) Intimidasi

3) Menakuti

4) Menghina atau

membesarkan kesalahan

anak

1. Agresif secara fisik.

2. Agresif dengan benda.

3. Agresif secara verbal

4. Agresif menyerang hak orang

Universitas Sumatera Utara

Page 45: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

3.3 Defenisi Operasional

3.1 Tabel Defenisi Operasional

Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Kategori Skala ukur

Perilaku verbal abuse orang tua Perilaku agresif verbal

Tindakan atau perbuatan yang dapat menyakiti anak secara psikis yang berupa kekerasan dalam bentuk ucapan atau lisan yang berbentuk memfitnah, intimidasi, menakuti, menghina, yang dilakukan orangtua. Agresif secara verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan kata-kata yang bertujuan untuk menyakiti orang lain dengan cara mengejek, memaki, memaksa, membentak, dan menakut-nakuti.

Menghitung skor dari pernyataan tentang perilaku verbal abuse orangtua menggunakan skala Guttman (1) Ya (0)Tidak pernah Menghitung skor dari pertanyaan tentang perilaku agresif pada anak usia sekolah menggunakan skala Guttman (1)Ya (0)Tidak

Kuesioner perilaku verbal abuse orangtua berisi12 pertanyaan dengan skor tertinggi 12 (duabelas) dan skor terendah 0 (nol) Kuesioner perilaku agresif pada anak usia sekolah berisi 20 (dua puluh) pertanyaan dengan skor tertinggi 20 (dua puluh) dan skor terendah 0 (nol)

Verbal abuse ringan: 0-6 Verbal abuse berat: 7-12 Perilaku agresif ringan : 0-10 Perilaku agresif berat : 11-20

Skala Ordinal Skala Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 46: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain penelitian deskriptif.

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I, II, III, IV, V dan

VI di SD Negeri No. 060891 Medan yang berjumlah 75 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi di SD Negeri No.

060891 Medan.

4.2.3 Teknik Sampling

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Setiadi, 2007).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, dimana

jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 sampai pada bulan

Juni 2017 untuk pengambilan data awal dan penelitian akhir di SD Negeri No.

060891 yang beralamatkan di Jl. Letjend Jamin Ginnting No.303 Medan. Adapun

Universitas Sumatera Utara

Page 47: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

alasan pemilihan lokasi karena berdasarkan fenomena yang terjadi di SD Negeri

No. 060891 Medan dan juga lebih mudah dijangkau oleh peneliti.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komisi etik

penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dengan memperhatikan aspek-aspek etika penelitian yang meliputi: Informed

Consent, anonimity dan Confidentiality dengan uraian sebagai berikut:

1) Informed consent: Sebelum dilakukan pengumpulan data, setiap siswa-

siswi terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan responden (informed

consent) setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan pelaksanaan

penelitian. Untuk siswa-siswi kelas 1 dan 2, dalam pelaksanaan Bapak

A.Rachman Gultom S.pd selaku guru di sekolah tersebut dan teman saya Min

Arlin Manutune ikut serta dalam membantu menjelaskan isi kuesioner dan

mengarahkan siswa-siswi tersebut untuk pengisian informed consent.

2) Anonimity: Kuesioner yang dibagikan kepada siswa-siswi memberikan

jaminan terhadap indentitas diri dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner yang akan dibagikan

untuk diisi jawaban oleh responden.

3) Confidentiality:Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

4.5 Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket

dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu:

4.5.1 Kuesioner Data demografi

Kuesioner data demografi bertujuan untuk mengidentifikasikan

karakteristik responden meliputi nama (inisial), umur, jenis kelamin, kelas,

pekerjaan orangtua.

4.5.2 Kuesioner perilaku verbal abuse orangtua

Kuesioner perilaku verbal abuse orangtua bertujuan untuk

mengidentifikasikan pengalaman perilaku verbal abuse yang pernah dilakukan

oleh orangtua pada anak sehingga menyebabkan perilaku agresif pada anak dan

kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dari bentuk verbal

abuse orang tua menurut Sutikno (2010). Kuesioner verbal abuse orangtua

menggunakan skala Guttman dengan duabelas pertanyaan dengan pilihan Ya

bernilai satu (1) dan Tidak bernilai nol (0). Nilai tertinggi diperoleh adalah dua

belas (12) dan nilai terendah adalah nol (0).

Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal, dimana

nilai panjang/lebar kelas interval antara kategori didapatkan dengan menggunakan

rumus statistik (Wahyuni 2011) yaitu:

𝑃𝑃 =𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘𝐵𝐵𝑅𝑅𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘

Keterangan:

P : Panjang kelas

Universitas Sumatera Utara

Page 49: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Rentang kelas : Selisih nilai tertinggi dan terendah

Banyak kelas : Banyaknya kategori dalam kuesioner

Bila menggunakan rumus tersebut maka didapatkan hasil dengan rentang

kelas 12 dan banyak kelas 2 sehingga P = 6. Maka didapatkan interval verbal

abuse orang tua adalah:

0-6 : verbal abuse ringan

7-12 : verbal abuse berat

4.5.3 Kuesioner perilaku agresif

Kuesioner perilaku agresif anak bertujuan untuk mengidentifikasikan

bentuk perilaku agresif yang dilakukan anak secara verbal yang diukur

berdasarkan 5 aspek verbal yaitu mengejek, memaki, memaksa, membentak, dan

menakut-nakuti. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan dari bentuk

perilaku agresif anak dalam bentuk verbal menurut teori Hamalik (2007).

Kuesioner perilaku agresif menggunakan Skala Guttman dengan duapuluh

pertanyaan dan pilihan Ya bernilai satu (1) dan Tidak bernilai nol (0). Nilai

tertinggi yang dapat di peroleh adalah dua puluh (20) dan nilai terendah adalah

nol (0).

Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal, dimana

nilai panjang/lebar kelas interval antara kategori didapatkan dengan menggunakan

rumus statistik (Wahyuni 2011) yaitu:

𝑃𝑃 =𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘𝐵𝐵𝑅𝑅𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘𝑅𝑅𝑘𝑘

Universitas Sumatera Utara

Page 50: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Keterangan:

P : Panjang kelas

Rentang kelas : Selisih nilai tertinggi dan terendah

Banyak kelas : Banyaknya kategori dalam kuesioner

Bila menggunakan rumus tersebut maka didapatkan hasil dengan rentang

kelas 20 dan banyak kelas 2 sehingga P = 10. Maka didapatkan interval perilaku

agresif anak adalah:

0-10 : Perilaku agresif ringan

11-20 : Perilaku agresif berat

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan atau dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kuesioner ini dibuat

sendiri oleh peneliti dan telah di validasi oleh, Bapak Walter, Ns, M.Kep,

Sp.Kep.J. Suatu instrumen dikatakan valid jika nilai Content Validity Index (CVI)

mencapai 0,70. Hasil uji validitas yang didapat adalah kuesioner hubungan verbal

abuse memiliki nilai CVI = 1 dan kuesioner perilaku agresif anak memiliki nilai

CVI = 1 sehingga instrumen yang digunakan peneliti telah valid.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen pengukuran mengacu kepada kemampuanya untuk

mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Suatu instrumen dikatakan

reliabel apabila koefisiennya bernilai >0.70 ( Polit& Beck, 2012). Instrumen telah

di ujikan kepada 30 responden di SD Negeri No. 060885 yang beralamatkan di Jl.

Letjend Jamin Ginting N0.303 Medan. Penghitungan uji reliabilitas dilakukan

dengan teknik komputerisasi dengan menggunakan analisa Kuder Richardson-21

(KR 21) untuk item yang nilainya berskala 1 (satu) dan 0 (nol) dan memiliki

jumlah soal yang genap sehingga didapatkan nilai instrumen 1 yaitu 0.78 > 0.70

dan untuk instrumen ke 2 yaitu 0.88 >0.70 maka instrumen dinyatakan reliabel.

4.7 Pengumpulan Data

Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada

tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada

institusi pendidikan (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera

Utara), kemudian permohonan izin yang telah diperoleh dikirimkan ke tempat

penelitian (SD Negeri No.060891 Medan).Setelah mendapatkan izin peneliti

melaksanakan pengumpulan data penelitian.Peneliti menentukan responden yang

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan

calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan pada calon responden tentang

tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner. Dalam hal ini peneliti di bantu

oleh Bapak A.Rachman Gultom S.pd selaku guru di sekolah tersebut untuk

menjelaskan kepada calon responden kelas 1, 2 dan juga dibantu oleh teman saya

Universitas Sumatera Utara

Page 52: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Min Arlin Manutune, kemudian responden diminta untuk mendatangani surat

persetujuan. Kemudian responden diminta unutuk mengisi kuesioner yang

diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang

tidak dimengerti.Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka

seluruh data dikumpulkan untuk di analisa.

4.8 Analisis Data

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis variabel-variabel yang ada secara

deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya.Analisis

univariat ini dilakukan pada tiap-tiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini

analisis yang digunakan untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel yaitu

perilaku verbal abuse yang dilakukan oleh orangtua dan perilaku agresif anak usia

sekolah.

4.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel

bebas (independen) yaitu verbal abuse orangtua dengan variabel terikat

(dependen) yaitu perilaku agresif anak dengan menggunakan uji statistik korelasi

produk moment pearson atau biasa disebut pearson r. Nilai r berkisar antara -1

sampai +1 untuk menunjukkan derajat hubungan antara kedua variabel tersebut,

dan untuk menentukan hubungan yang signifikan antara kedua variabel maka

dilakukan pengamatan terhadap nilai signifikan (P) dimana p<0,05. Untuk

menafsirkan hasil pengujian statistik tersebut digunakan kriteria penafsiran yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 53: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

penafsiran korelasi. Untuk menafsirkan korelasi digunakan kriteria sebagai

berikut:

Tabel 4.8. Kriteria Penafsiran korelasi

Nilai r Penafsiran

Diatas -0.5 Korelasi negatif tinggi Hubungan negatif dengan interprestasi kuat.

-0.3 sampai -0.5 Korelasi negatif sedang Hubungan negatif dengan interprestasi memadai.

-0.1 sampai -0.3 Korelasi negatif rendah Hubungan negatif dengan interprestasi lemah.

0 Tidak ada korelasi/hubungan

0.1 sampai .30 Korelasi positif rendah Hubungan positif dengan interprestasi lemah

0.30 sampai 0.50 Korelasi positif sedang

>0.50 Korelasi positif kuat

Universitas Sumatera Utara

Page 54: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan

mengenai hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak

usia sekolah di Sd Negeri No.060891 Medan dengan melibatkan 75 responden.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibawah ini menguraikan karakteristik data demografi

responden, verbal abuse orang tua, perilaku agresif anak dan hubungan antara

verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah.

5.1.1 Analisis Univariat

5.1.1.1 karakteristik demografi responden

Karakteristik demografi responden mencakup usia, jenis kelamin, kelas

pekerjaan orang tua dan pendidikan terakhir orang tua. Hasil penelitian mengenai

karateristik demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Data Demogarafi Anak Usia Sekolah

di SD Negeri No.060891 Medan (n=75)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Usia 6 tahun 8 10,7 7 tahun 8 10,7 8 tahun 13 17,3 9 tahun 6 8 10 tahun 11 14,7 11 tahun 16 21,3 12 tahun 13 17,3

Universitas Sumatera Utara

Page 55: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 40 53,5 Perempuan 35 46,7 Kelas kelas 1 10 13,3 kelas 2 9 12 kelas 3 15 20 kelas 4 8 10,7 kelas 5 20 26,7 kelas 6 13 17,3 Pekerjaan Orang tua Ayah Wiraswasta 60 80 Dll. 15 20 Ibu Ibu rumah tangga 61 81,3 Wiraswasta 11 14,7 Dll. 3 4

Berdasarkan data yang diperoleh, usia terbanyak berada pada usia 11 tahun

yaitu 16 anak (21,3%). Jenis kelamin anak terbanyak laki-laki sebanyak 40 anak

(53,3%). Jumlah anak terbanyak terdapat di kelas 5 yaitu sebanyak 20 anak

(26,7%). Pekerjaan orang tua anak didapat, pekerjaan ayah terbanyak sebagai

wiraswasta sebanyak 60 anak (80,0%) dan pekerjaan ibu terbanyak ialah ibu

rumah tangga sebanyak 61 anak (81,3%).

5.1.1.2 Deskripsi Verbal Abuse Orang tua

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri No.060891 Medan,

nilai verbal abuse orang tua diperoleh berdasarkan jumlah dari jawaban

responden terhadap perilaku verbal abuse orang tua. Dapat dilihat pada tabel 5.2

dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi dan Persentase Verbal Abuse Orang tua (n=75)

Perilaku verbal abuse Frekuensi (f) Persentase % Ringan 51 68 Berat 24 32 Total 75 100

Pada analisis distribusi frekuensi responden berdasarkan verbal abuse

orang tua, di temukan bahwa 24 anak (32%) mendapatkan verbal abuse berat dari

orang tua dan 51 anak (68%) mengalami verbal abuse ringandari orang tua

mereka. Padahal verbal abuse menjadi faktor resiko terjadinya perilaku agresif

pada anak usia sekolah.

Distribusi masing-masing indikator verbal abuse orang tua dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi masing-masing indikator verbal abuse orang tua(n=75)

No Indikator Verbal Abuse Ya Tidak f % F %

1 Memfitnah anak 22 29,3 53 70,7 2 Intimidasi anak 37 49,3 38 50,7 3 Menakuti anak 32 29,3 43 70,7 4 Menghina atau membesarkan

kesalahan anak 24 32 51 68

Berdasarkan dari tabel diatas, menunjukkan bahwa verbal abuse orang tua

yang banyak di alamai oleh anak adalah verbal abuse dengan cara mengintimidasi

anak dengan frekuensi 37 (49,3%), verbal abuse dengan cara menakuti anak yang

Universitas Sumatera Utara

Page 57: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

dialami sebanyak 32 anak (29,3%), verbal abuse dengan cara membesarkan

kesalahan anak yang dialami sebanyak 24 anak (68%), dan memfitnah anak

dialami sebanyak 22 anak (29,3%).

5.1.1.3 Deskripsi perilaku agresif anak usia sekolah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri No.060891 Medan,

menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki perilaku agresif dalam bentuk

verbal.Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku agresif verbal ringan sebanya 50

anak (66.7%), dan perilaku agresif berat sebanyak 25 anak (33.3%).

Tabel 5.4. Deskripsi perilaku agresif anak usia sekolah (n=75)

Perilaku agresif anak usia sekolah Frekuensi (f) Persentase (%) Ringan 50 66.7 Berat 25 33.3 Total 75 100

Distribusi frekuensi masing-masing indikator perilaku agresif anak usia

sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tiap indikator perilaku agresif dalam bentuk

agresif verbal (n=75)

No Indikator perilaku agresif anak Ya Tidak F % F %

1 Mengejek 32 42,7 43 57,3 2 Memaki 29 38,7 46 61,3 3 Memaksa 17 22,7 58 77,3 4 Membentak 25 33,3 50 66,7 5 Menakut-nakuti 28 37,3 47 62,7

Universitas Sumatera Utara

Page 58: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Berdasarkan dari tabel diatas, menunjukkan bahwa anak usia sekolah

berperilaku agresif dalam bentuk verbal. Perilaku agrresif verbal yang paling

banyak dilakukan oleh anak sekolah adalah mengejek sebanyak 32 anak (42,7%),

memaki sebanyak 29 anak (38,7%), menakuti teman sebanyak 28 anak (37,3%),

membentak teman sebanyak 25 anak (33,3%), memaksa teman sebanyak 17 anak

(22,7%).

5.1.2 Analisis Bivariat

5.1.2.1 Hubungan verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak

Sebelum menentukan uji korelasi untuk mengidentifikasikan hubungan

verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data dengan metode Skewness dan Kurtosis.Dari hasil uji di dapat

bahwa variabel verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak terdistribusi

normal. Sehingga uji yang digunakan untuk menganalisis kedua variabel tersebut

adalah uji korelasi product moment pearson. Hasil yang di peroleh dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 5.6.

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Antara Verbal abuse Orang tua

dengan Perilaku Agresif Anak Usia Sekolah (n=75)

Variabel 1 Variabel 2 r p Keterangan

Verbal Abuse Orang tua

Perilaku Agresif Anak

.849 0,00 Korelasi positif kuat

Universitas Sumatera Utara

Page 59: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Berdasrkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai sig.<0,05 (sig.=0,00)

maka Ha di terima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara verbal abuse

orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah. Nilai r hitung yang di

hasilkan sebesar 0,849 menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat antara

kedua variabel.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini menggunakan deskripsi korelasi yang bertujuan untuk

mengidentifikasikan hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku

agresif anak usia sekolah di SD Negeri No.060891 Medan. Penelitian ini

melibatkan 75 responden yang merupakan siswa-siswi SD Negeri No.060891

Medan.

5.2.1 Gambaran karakteristik responden di SD Negeri No.060891 Medan

Karakteristik dari responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis

kelamin, kelas, pekerjaan orang tua. Gambaran umum dari 75 anak usia sekolah

dalam penelitian ini sebagian besar berusia 11 tahun yaitu sebanyak 16 anak

(21,3%). Usia 10-12 tahun disebut sebagai masa kanak-kanak akhir. Pada usia

sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dimana anak memperoleh

dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan

dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Wong, 2008). Dan masih dalam

tahap aspek perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, moral dan spiritual

(Hidayat & Musrifatul, 2012).Apabila anak usia sekolah menghadapi kegagalan

maka sering kali dijumpai perilaku agresif. Perilaku agresif ini menjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 60: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

kecendrungan yang dapat bertahan hingga dewasa. Pada masa usia sekolah,

perilaku agresif dapat menjadi kenakalan kronis pada saat masa remaja. Dengan

melihat perilaku anak pada saat usia 8 tahun, maka dapat diketahui seberapa

agresif anak tersebut pada saat dewasa.

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-

laki sebanyak 40 anak (53.3%). Ditinjau dari suatu kelompok, anak laki-laki lebih

sering dan lebih kuat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan jenis kelamin

mereka, misalnya marah, dibandingkan dengan emosi yang dianggap lebih sesuai

bagi perempuan yaitu takut dan cemas dan kasih sayang (Santrock, 2007).

sehingga dari teori tersebut terlihat bahwa laki-laki lebih mudah marah, artinya

laki-laki lebih beresiko terhadap perilaku agresif. Perilaku agresif pada laki-laki

relatif menetap sejak masa prasekolah sampai pada masa remaja. Berbeda dengan

perempuan yang kurang menunjukkan perilaku tersebut pada usia lebih tua

(Behrman et all, 2000).

Mayoritas kelas pada penelitian ini adalah kelas 5 sebanyak 20 anak

(26.7%) dan kelas 3 sebanyak 15 anak (20%). Penelitian ini dilakukan mulai dari

kelas 1 sampai kelas 6. Dari hasil tentang verbal abuse orang tua kelas yang

paling banyak mengalami perilaku tersebut adalah kelas 6 dan kelas yang paling

banyak melakukan perilaku agresif adalah kelas 5.

Pekerjaan orang tua responden yaitu ayah mayoritas wiraswasta sebanyak

60 anak (80%), dan pekerjaan ibu mayoritas ibu rumah tangga sebanyak 61 anak

(81%).Hal ini menunjukkan bahwa bahwa para pelaku juga korban kekerasan

Universitas Sumatera Utara

Page 61: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

kebanyakan berasal dari kelompok sosial ekonomi yang rendah.Karena tekanan

ekonomi, orangtua mengalami stres berkepanjangan.Orangtua menjadi sangat

sensitif dan mudah marah.Kelelahan fisiknya tidak memberinya kesempatan

untuk bercanda dengan anak-anak.Maka terjadilah kekerasan emosional.Pada saat

tertentu orangtua bisa meradang dan membentak anak dihadapan banyak orang,

sehingga terjadilah verbal abuse.

5.2.2 Gambaran verbal abuse orang tua di SD Negeri No.060891 Medan

Verbal abuse atau biasanya disebut dengan emotional abuse adalah

tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosioanal yang

merugikan. Wujud konkret kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah;

penggunaan kata-kata kasar, penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan anak

didepan orang lain atau di depan umum, melontarkan ancaman dengan kata-kata

(Bagong Suyanto, 2013).Verbal abuse terjadi ketika ibu sedang sibuk dan

anaknya meminta perhatian namun si ibu malah menyuruh anaknya untuk “Diam”

atau “jangan menangis” atau bahkan mengeluarkan kata-kata “kamu bodoh”,

“kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”, “kamu menyebalkan”, atau yang lainya.

Kata-kata seperti itulah yang dapat diingat oleh anak, bila dilakukan secara

berlangsung oleh ibu (Rakhmat, 2007). Tidak hanya seorang ibu yang bisa

melakukan verbal abuse, seorang ayah pun bisa melakukan verbal abuse ketika ia

merasa kesal. “anak jadah pakai kuping mu untuk mendengarkan nasihat

orangtua. Muak aku melihat perangai mu itu...” adalah contoh verbal abuse ketika

Universitas Sumatera Utara

Page 62: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

seorang ayah merasa kesal karena nasihatnya tidak di dengarkan oleh anaknya

(Sutikno, 2010).

Fenomena tentang kekerasan pada anak terbukti pada penelitian ini yaitu

didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 75 anak usia sekolah

dalam penelitian ini terdapat 51 anak (68%) yang medapatkan verbal abuse ringan

dan 24 anak lain (32%) mendapatkan verbal abuse berat dari orang tua. Dari hasil

penelitian menunjukkan angka ini masih terlihat sangat tinggi dan dapat dilihat

bahwa verbal abuse merupakan salah satu jenis kekerasan yang masih sering di

alami oleh anak-anak. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Munawati (2011)

tentang hubungan verbal abuse dengan perkembangan kognitif anak usia

prasekolah di RW 04 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Depok Tahun 2011 dengan

subyek 98 responden ibu yang mempunyai anak usia prasekolah didapatkan hail

63.3 % (62 responden) menunjukkan adanya tindakan verbal abuse. Hal ini

menegaskan bahwa orangtua memang biasa melakukan verbal abuse kepada

mereka baik disadari ataupun tidak disadari oleh mereka.

Sebagian besar orang tua lebih sering mengungkapkan kekerasan dan

kemarahan mereka dengan cara memfitnah anak, mengintimidasi anak, menakuti

anak, menghina atau membesarkan kesalahan anak. Dari ke empat bentuk tersebut

didapatkan bahwa 37 anak (49.3%) mendapatkan perlakuan intimidasi dari orang

tua. Angka ini termasuk angka terbesar bila dibandingkan dengan bentuk yang

lainnya. Intimidasi merupakan tindakan yang dilakukan bisa berupa berteriak,

menjerit, mengancam anak, dan menggertak anak (Sutikno 2010). Hal ini

Universitas Sumatera Utara

Page 63: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

menunjukkan bahwa orang tua beranggapan bahwa tindakan berteriak menjerit

dan menggertak anak merupakan hal yang biasa dilakukan dan tindakan yang

ampuh untuk mendidik anak membuat anak patuh, namun ternyata tindakan ini

berdampak buruk pada psikologis anak.

Tindakan yang sering juga dilakukan oleh orang tua yaitu menakut-nakuti

anak. Menakuti merupakan tindakan yang dapat dicontohkan seperti: menakuti

anak, memaksa dengan intimidasi, dan menempatkan anak di tempat yang

berbahaya (Sutikno, 2010). Dari hasil penelitian didaptkan bahwa 32 anak

(29.3%) mendapatkan perlakuan seperti itu. Dampak apabila anak mendapatkan

perlakuan seperti itu, anak akan mengalami hambatan dan gangguan dalam

bereksplorasi akibat dari rasa takut, kemampuan berpikir, tingkah laku dan

kegiatan belajar anak akan terganggu di karenakan anak lebih fokus kepada

bagaimana cara mengatasi rasa takut tersebut.

Tindak verbal abuse dalam bentuk memfitnah didapatkan bahwa 22 anak

(29.3%) mendapatkan perlakukan seperti itu dan tindakan verbal abuse dengan

bentuk menghina atau membesarkan kesalahan anak didapatkan bahwa 24 anak

(32%) mendapatkan perlakuan seperti itu. Ucapan-ucapan bernada menghina atau

membesarkan kesalahan anak akan di rekam dalam pita memori anak, makin lama

makin bertambah dan di rasa berat, sehngga aakhirnya anak memiliki citra diri

yang negatif. Anak yang mendapat perlakuan tersebut merasa dirinya jelek, tidak

dicinta, tidak dikehendaki, muram dan tidak bahagia, dan tidak mampu

menyenangi akitifitas (Soetjoeningsih, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 64: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

5.2.3 Gambaran Perilaku Agresif Dalam Bentuk Verbal

Untuk mendapatkan data tentang siswa-siswi yang berperilaku agresif,

maka peneliti bertanya kepada setiap wali kelas tentang data siswa yang sering

bermasalah. Tujuan peneliti menanyakan hal tersebut untuk mencocokkan antara

kuesioner yang diberikan dengan jawaban responden. Sehingga siswa yang

menjawab kuesioner dengan tidak sebenar-benarnya, maka peneliti bertanya

secara langsung serta memberikan kuesioner yang baru untuk di isikan kembali.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh didapatkan bahwa siswa-siswi SD

Negeri No. 060891 Medan berperilaku agresif ringan sebanyak 50 anak (66.7%)

dan berperilaku agresif berat sebanyak 25 anak (33.3%). Hal ini terlihat pada nilai

tertinggi kategorik perilaku agresif dalam bentuk verbal yaitu agresif verbal

mengejek sebanyak 32 anak (42.7%). Mengejek dalam kamus besar bahasa

indonesia (KBBI) adalah mengolok-olok (menertawakan, menyindir) untuk

menghinakan (mempermainkan dengan tingkah laku). Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa-siswi tersebut melontarkan kata-kata verbal berupa

mengejek untuk menyakiti perasaaan teman ataupun untuk kesenangan sendiri. Ini

membuktikan anak tersebut pernah mendapatkan serangan verbal dari orang lain

berupa mengejek. Perilaku agresif verbal mengejek dapat timbul akibat situasional

seperti Provokasi.Karena provokasi itu oleh pelaku agresi dilihat sebagai ancaman

yang harus dihadapi dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang

diisyaratkan oleh ancaman itu.Dalam menghadapi provokasi yang mengancam,

para pelaku agresi cenderung berpegang pada prinsip bahwa daripada diserang

Universitas Sumatera Utara

Page 65: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

lebih baik mendahului menyerang, atau daripada dibunuh lebih baik

membunuh.Provokasi mencakup hinaan, ejekan, sindiran kasar, (Buss & Perry,

1992).

Perilaku agresif verbal memaki sebanyak 29 anak (38.7%). Memaki dalam

kamus besar bahasa indonesia (KBBI) (2010), yaitu mengucapkan kata-kata keji,

tidak pantas, kurang adat untuk menyatakan kemarahan atau kejengkelan. Hal ini

terjadi jika individu merasakan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang

merupakankondisi-kondisi fisik lingkungan yang menyebakan dapat

meningkatkan perilaku agresif.Lingkungan yang bising, terlalu panas, ataupun

berbau tidak sedap dapat membuat individu berperilaku agresif. Dan juga apabila

individu tersebut dihadapakan pada suatu perisitiwa ataupun hal yang sangat luar

biasa dan tidak pernah dilihat, maka individu tersebut akan berprerilaku agresif

verbal.

Perilaku agresif verbal menakut-nakuti sebanyak 28 anak (37.3%). Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2010), menakut-nakuti adalah berusaha

menjadikan takut akan sesuatu dengan berbagai cara. Perilaku agresif verbal

membentak sebanyak 25 anak (33.3%).Membentak dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah memahari dengan suara keras, menghardik.agresif verbal

memaksa sebanyak 17 anak (22.7%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

siswa-siswi sering berperilaku agresif verbal terhadap teman maupun orang lain.

Psikologis individu dalam kenyataan juga memiliki peranan untuk

memunculkan perilaku agresif.Perilaku agresif yang muncul pada individu

Universitas Sumatera Utara

Page 66: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

berkaitan erat dengan rasa marah yang terjadi dalam diri individu.(Taylors, 2009),

perilaku agresif dapat muncul dengan sebab-sebab sebagai berikut:Adanya

serangan dari orang lain yaitu individu akan secara refleks memunculkan sikap

agresif terhadap seseorang yang secara tiba-tiba menyerang atau menyakiti baik

dengan perkataan (verbal).Frustrasi adalah gangguan atau kegagalan dalam

mencapai tujuan. Ketika individu mengalami frustasi maka akan dapat

memunculkan kemarahan yang dapat membangkitkan perasaan agresif;

Ekspektasi pembalasan atau motivasi untuk balas dendam yaitu ketika individu

yang marah mampu untuk melakukan balas dendam, maka rasa marah akan

semakin besar dan kemungkinan untuk melakukan agresi juga bertambah besar;

Kompetisi yaitu Agresi yang tidak berkaitan dengan keadaan emosional, tetapi

mungkin muncul secara tidak sengaja dari situasi yang melahirkan suatu

kompetisi.

Buss & Perry (1992) mengatakan bahwa secara umum perilaku agresif

dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor personal dan faktor

situasional.Faktor personal meliputi karakter bawaan individu yang menentukan

reaksi individu tersebut ketika menghadapi situasi tertentu.Sementara itu, faktor

situasional mencakup fitur-fitur atau hal-hal yang terjadi di lingkungan yang juga

mempengaruhi reaksi individu terhadap suatu peristiwa. Faktor personal dan

faktor situasional dapat diuraikan sebagai berikut:Faktor Personal yaitu:Sifat.

Sifat tertentu dapat menyebabkan seseorang lebih agresif dari orang lain.

Misalnya, individu yang memiliki sifat pemcemburu akan lebih agresif.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

5.2.4 Hubungan Antara Verbal Abuse Orang tua Dengan Perilaku Agressif Anak

Hasil uji korelasi pearson product moment pada penelitian hubungan

antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah di SD

Negeri No. 060891 Medan diperoleh bahwa nilai r hitung yang di hasilkan adalah

sebesar 0.849 dan nilai signifikan (p) yang diperoleh adalah 0.00 jika

dibandingkan dengan nilai α = 0.05 dimana p < α maka hipotesis alternatif (Ha)

awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara verbal

abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah diterima. Dengan

demikian Ho yaitu yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah ditolak.

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara verbal

abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah. Hasil penelitian ini

menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri

Kuspartianingsih (2012) tentang hubungan antara verbal abuse orang tua dengan

perilaku agresif pada remaja di SMA Negeri 129 Jakarta. Hasil penelitian tersebut

mengatakan bahwa dari hasil cross tabel terlihat bahwa dari remaja yang

mendapatkan verbal abuse dari orang tua lebih cenderung berperilaku agresif

berat.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif remaja.

Anantasari (2006) mengatakan bahwa kekerasan yang dialami oleh anak,

baik secara langsung maupun tidak langsung, cenderung mendorong munculnya

Universitas Sumatera Utara

Page 68: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

kekerasan atau perilaku agresif oleh anak. Behrrman et all (2002) mengatakan

bahwa perilaku kemarahan dan agresif atau hukuman yang kasar yang dari orang

tua dapat ditiru oleh anak bila mereka tersakiti baik secara fisik maupun

psikologis karena secara tidak langsung mereka juga mengajari anaknya

menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan konflik.

Hasil yang sama juga dilakukan oleh Suryanignsih & Anggraini (2004)

tentang hubungan kekerasan orang tua terhadap anak dengan perilaku agresif

dengan subyek siswa SMP Negeri 2 Ungaran. Dalam penelitian tersebut

didapatkan hasil bahwa semakin tinggi kekerasan orang tua terhadap anak maka

semakin tinggi pula perilaku agresif anak.Dimana salah satu jenis kekerasan yang

di teliti dalam penelitian ini yaitu verbal abuse.

Rakhmat (2007) mengatakanbahwa semua tindakan kekerasan kepada

anak-anak akan direkam dalam bawah sadar dan akan dibawa hingga dewasa dan

cenderung akan menjadi agresif.Soetjiningsih (2002) mengatakan bahwa Anak

yang mendapat perlakuan salah lebih agresif terhadap teman sebayanya.Sering

tindakan agresif tersebut meniru tindakan orangtua mereka atau mengalihkan

perasaan agresif kepada teman sebayanya sebagai miskinya konsep diri.Gangguan

hubungan sosial sering kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya atau

dengan orang-orang dewasa.Mereka mempunyai teman sedikit dan suka

mengganggu orang dewasa.

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian diatas, maka verbal abuse orang

tua harus dicegah, karena akan berdampak buruk pada anak-anak sehingga timbul

Universitas Sumatera Utara

Page 69: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

perilaku agresif salah satunya agresif verbal. Dampak lain dari tindakan verbal

abuse orang tua terhadap anak, yaitu anak mengalami gangguan emosi, konsep

diri yang rendah, hubungan sosial terganggu. Anak yang berperilaku agresif tidak

mampu berteman dengan orang lain sehingga perilaku agresif tersebut akan terus

di tampilkan untuk mendapatkan perhatian dari temannya karena mereka tidak

dapat diterima oleh temanya.

Sebagai penutup dari pembahasan, peneliti berpendapat bahwa verbal

abuse orang tua dapat menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku

agresif kepada anak. Apabila kedua masalah ini tidak segera ditangani, maka

orang tua yang berperilaku agresif akan melahirkan anak yang agresif pula dan

akan menjadi turun temurun.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan terhadap 75 siswa di SD Negeri N0.060891

Medan menggambarkan bahwa verbal abuse orang tua dalam kategori ringan

sebanyak 51 anak dan perilaku agresif anak dalam kategori ringan sebanyak 50

anak dan verbal abuse orang tua dalam kategori berat sebanyak 24 anak dan

perilaku agresif dalam kategorik berat sebanyak 25 anak.

Hasil uji korelasi pearson product moment diperoleh bahwa terdapat

hubungan antara verbal abuse orang tua dengan perilaku agresif anak usia sekolah

di SD Negeri No.0060891 Medan.

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan Keperawatan

Penelitian mengharapkan institusi keperawatan khususnya mahasiswa

untuk tidak memiliki perilaku agresif dalam bentuk verbal ataupun verbal abuse

karena sebagai calaon perawat yang akan terjun ke masyarakat harus mempunyai

cara bicara yang baik dan benar. Serta menunjukkan sikap sebagai seorang

pelajar.

6.2.2 Pelayanan Keperawatan

Peneliti menyarankan agar perawat sebelum melakukan tindakan

intervensi sebaiknya terlebih dahulu memahami kondisi emosional klien

Universitas Sumatera Utara

Page 71: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

khususnya anak-anak untuk lebih mengetahui cara melakukan intervensi yang

baik.

6.2.3 Penelitian Keperawatan

Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti tentang

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi verbal abuse orang tua secara

mendetail.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

DAFTAR PUSTAKA

Anantasari.(2006). Menyikapi perilaku agresif anak. Yogyakarta: kanisius Anderson, K. (2011). Verbal Abuse. Di unduh pada tanggal 30 September 2016

dari http://www.probe.org/site/c.fdKEIMNsEoG/b.4218331/k.977B/Verbal-Abuse.html

Andina, E. (2014). Budaya Kekerasan antar Anak di Sekolah dasar.Pusat pengkajian, pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.Jurnal Kesejahteraan Volume. 5, No.09

Asmadi.(2008). Konsep Dasar keperawatan. Jakarta:EGC Baron, R.A., & Byrne, Donn (2005).Psikologi Sosial.Jakarta: Erlangga Behrman et al. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Ed.15 Vol.1. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.2000. Buss, A.H., & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire.Journal of

Personality and Social Psychology. Tersedia: www.scribd.com Coleman, J.C., Butcher, S.N., Carson, R.C. (1980). Abnormal Phsychology And

Modern Life, Sixth Edition, Scoot, Foresman and Company. Gunarsa, S.D. (. 2003).Psikologi perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hamalik, O. (2007). Psikologis Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Algesindo. Herlina.(2010). Minat Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat A. A. & Musrifatul Uliyah.(2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia

(KDM), Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetisi. Surabaya: Health Books Publising.

Holmes, R.M., Liden, S. And Shin, L (2013).“Children’s Thingking Style, Play, and Academic Perfomance”. American Journal Of Play.5, (2), 219-238

Huraeroh.A. (2012).Kekerasan terhadap anak. Bandung: Nuasa Cendekia. Hurlock, E.B. (2015). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan E.d. 5. Jakarta: Erlangga. Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI). (2010). Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Belajar Kuspartianingsih, S. (2012).Hubungan Antara Verbal Abuse Orang tua Dengan

Perilaku Agresif Pada Remaja Agresif Di SMP Negeri 129 Jakarta.Skripsi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mansur, H. & Budiarti, Temu.(2014). Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Maslow, A. (2003). Motivasi dan kepribadian. Jakarta: Midas Surya Grafindo.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Munawati, (2011).Hubungan Verbal Abuse Orang tua Dengan Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Prasekolah Di RW 04 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Depol. Skripsi.jakarta. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Mutadin, Z. (2002). Faktor penyebab Perilaku Agresif.Artikel.http://e-psikologi.com diakses tanggal 10 November 2016.

Noh. C. H.,& Talaat. W. I. (2012). Verbal Abuse On Children: does it amount to child abuse under tge malaysian law? Asian social science volume.8, no.6, 1-2.

Rahman.A A. (2013). Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers Rakhmat.J. (2007).Psiologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ritandiyono & Retnaningsih.(2006). Seri Diktat Kuliah. Aktualisasi Diri. Jakarta:

Universitas Gunada Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Jakarta: Graha Imu Soetjiningsih.(2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC Supartini, Y. (2004). Buku ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Suryaningsih, W. & Retno Angrgraini (2004).Hubungan Kekerasan Orang tua

Dengan Perilaku Agresif Pada Siswa SMP Negeri 2 Ungaran.Manuskrip. Semarang. Universitas Islam Sultan Agung.

Sutikno, R.B. (2010). The Power 4q For HR And Company Development. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Suyanto, B. (2013). Masalah Sosial Anak. Bandung: Prenada Media Taylor, E. Shelley, dkk. (2009). Psikkologi Sosial.Edisi 12. Jakarta: Kencana Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. Penerbit

Kedokteran EGC Wong D. L., (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Alih bahasa sunarsono,

Agus dkk. Edisi 6 volume 1. Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara

Page 74: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 1.

LEMBAR PENJELASAN

Saya, Sulastri telaumbanua, mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan

S1 Ilmu Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saat

ini sedang menjalankan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Verbal abuse

Orangtua dengan Perilaku Agresif anak Usia Sekolah di SD Negeri No. 060891

Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

verbal abuse orangtua dengan perilaku agresif.Oleh karena itu, saya

mengharapkan Saudara untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.Saya

mengharapkan jawaban yang sebenar-benarnya dan kerjasama dari Saudara.

Informasi yang anda berikan akan digunakan hanya untuk kepentingan

penelitian ini dan tidak akan disebarluaskan ataupun digunakan untuk tujuan yang

merugikan Anda sebagai partisipan. Identitas Anda akan dirahasiakan dan tidak

akan dipublikasikan dalam bentuk apapun. Kerahasiaan data Saudara akan

dijamin sepenuhnya.

Demikian informasi ini saya sampaikan.Atas perhatian dan kesediaan

Saudara untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, ……………….2017

Peneliti, Responden

Sulastri Telaumbanua (…………………………)

Universitas Sumatera Utara

Page 75: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA VERBAL ABUSE ORANGTUA

DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR SITI HAJAR MEDAN

BAGIAN I

(digunakan untuk menggali data personal responden)

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama 2. Isilah indetitas/data personal 3. Isilah pertanyaan dengan sejujur-jujurnya 4. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.

No. Responden : (di isi oleh peneliti)

Nama : (Inisial huruf nama depan)

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Kelas :

Alamat :

Data Orangtua

Pekerjaan : 1. Ayah :

2. Ibu :

Pendidikan Terakhir : 1. Ayah :

2. Ibu :

Universitas Sumatera Utara

Page 76: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAGIAN II

KUESIONER PERILAKU VERBAL ABUSE ORANGTUA

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengann teliti 2. Pertanyaan ini tentang pengalaman yang kamu alami selama ini 3. Setiap pertanyaan diisi dengan pengalaman yang pernah kamu rasakan dengan

sejujur-jujurnya, yaitu: 1) Ya (Y) : Apabila pernah mendapatkan perilaku seperti itu. 2) Tidak T) : Apabila tidak pernah mendapatkan perilaku seperti itu

4. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia. 5. Pilihlah hanya satu jawaban.

No. PERTANYAAN Y T

1. Orang tua pernah menuduh saya mencuri uang

2. Orang tua pernah menuduh saya memukul asik/orang lain

3. Orang tua saya pernah mengucapkan kata benci kepada saya

4. Orang tua pernah berteriak dengan suara keras dan kasr memanggil saya

5. Orang tua saya pernah mengancam akan meninggalkan saya jika saya tidak berhenti menangis

6. Orang tua saya pernah membentak saya ketika saya berbuat salah

7. Orang tua saya pernah menakuti-nakuti saya jika saya tidak mau mandi

8. Orang tua saya pernah menakut-nakuti jika saya tidak mau makan

9. Orang tua saya pernah memaksa saya membantu pekerjaannya ketika saya mau kesekolah

10. Orang tua saya pernah memanggil saya dengan sebutan”Anak Kurang Ajar”

11. Orang tua saya pernah membandingkan saya dengan orang lain

12 Orang tua saya pernah menyebut saya dengan nama binatang

Universitas Sumatera Utara

Page 77: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

BAGIAN III

KUESIONER PERILAKU AGRESIF PADA ANAK

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengann teliti 2. Pertanyaan ini dibawah ini tentang perilaku yang pernah kamu lakukan 3. Setiap pertanyaan diisi dengan pengalaman yang pernah kamu rasakan dengan

sejujur-jujurnya, yaitu: 1. Ya : Apabila pernah berperilaku / melakukan hal seperti itu. 2. Tidak : Apabila tidak pernah berperilaku/melakukan hal seperti itu.

4. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia. 5. Pilihlah hanya satu jawaban.

NO PERTANYAAN Y T

1. Saya pernah mengatakan kata “BODOH” kepada orang lain jika sedang berbicara.

2. Saya pernah menjuluki teman-teman atau orang lain dengan nama binatang

3. Saya suka mengejek teman atau orang lain yang memiliki masalah pada fisiknya.

4. Jika teman atau orang lain melakukan kesalahan, saya pernah mengejeknya dengan kata kasar.

5. Saya memaki jika orang lain membuat perasaan saya jengkel dan kesal.

6. jika sedang marah, saya suka berbicara dengan kasar.

7. Jika melihat sesuatu yang aneh atau luar biasa saya mengucapkan kata kotor

8. Saya pernah mengucapkan kata kotor jika sedang bercerita yang seru kepada teman

9. Dalam keadaan apapun saya selalu mendesak teman atau orang lain dengan kasar

10. Jika keinginan saya tidak di penuhi, saya pernah memaksa dengan kata-kata kasar

11. Saya pernah memaksa teman-teman untuk memberikan contekan kepada saya

12. Saya suka memaksa teman/orang lain untuk memberikan uang kepada saya

Universitas Sumatera Utara

Page 78: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

13. Jika sedang bermain, saya suka membentak teman-teman

14. Saya suka membentak teman jika berbuat salah

15. Jika meminta sesuatu kepada teman saya pernah memintanya dengan cara membentak.

16. Saya pernah menyuruh teman dengan kasar seperti orang yang berkuasa

17. Saya pernah manukt-nakuti teman jika sedang berjalan ditempat gelap.

18. Saya pernah mengancam teman jika tidak menuruti keinginan saya.

19. Saya pernah menakut-nakuti teman yang ketahuan melakukan kesalahan.

20. Saya pernah menakuti teman/orang lain yang lebih lemah dari saya.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 3

JADWAL PENELITIAN

No Aktivitas Penelitian Sept-2016 Okt-2016 Nov-2016 Des-2016 Jan-2017 Feb-2017 Mar-2017 Apr-2017 Mei-2017 Jun-2017 Jul-2017 Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 PengajuanJudul 2 Menyusun Bab 1 3 Menyusun Bab 2 4 Menyusun Bab 3 5 Menyusun Bab 4 6 Menyusun Kuesioner 7 Menyerahkan Proposal 8 Ujian sidang Proposal 9 Revisi Proposal

10 Uji etik penelitian 11 Uji Reliabilitas 12 Analisis hasil uji reliabilitas 13 Revisi instrumen 14 Pengumpulan data 15 Analisa Data 16 Pengajuan Sidang Skripsi 17 Ujian Sidang Skripsi 18 Perbaikan laporan akhir 19 Mengumpulkan Skripsi

Universitas Sumatera Utara

Page 80: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Verbal abuse Perilaku Agresif

N 75 75 Normal Parametersa Mean 1.32 1.33

Std. Deviation .470 .475 Most Extreme Differences

Absolute .432 .425 Positive .432 .425 Negative -.248 -.253

Kolmogorov-Smirnov Z 3.743 3.684 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 a. Test distribution is Normal.

Universitas Sumatera Utara

Page 81: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 5

Master Tabel Verbal Abuse Orang tua

Kode JK Usia Kelas Pekerjaan

P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 total Ayah Ibu

1 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 2 2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 4 2 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 5 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 9 6 1 2 1 2 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 7 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 8 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 9 1 1 1 2 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6

10 2 1 1 2 2 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 11 2 2 2 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 12 2 2 2 1 2 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 13 2 2 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 14 1 2 2 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 15 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 17 2 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 7 18 2 3 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 19 2 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 20 1 3 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7 21 1 3 3 2 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7

Universitas Sumatera Utara

Page 82: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

22 2 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 23 1 3 3 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 24 2 3 3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 7 25 1 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 2 3 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 1 3 3 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 28 2 3 3 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 1 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 30 2 4 3 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 31 1 4 3 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 32 1 4 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 2 4 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 1 4 3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3 35 2 4 4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 36 1 5 4 1 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 37 2 5 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 38 1 5 4 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 39 2 5 4 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 40 1 5 4 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 41 1 5 4 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 42 1 5 4 1 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 7 43 2 5 5 2 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 44 2 5 5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 45 1 5 5 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 46 1 5 5 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 47 2 6 5 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 48 2 6 5 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 49 1 6 5 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 50 2 6 5 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8

Universitas Sumatera Utara

Page 83: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

51 2 6 5 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 52 2 6 5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 53 1 6 5 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 54 2 6 5 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 55 1 6 5 1 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 5 56 1 6 5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 57 2 6 5 1 3 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 58 1 6 5 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 59 1 6 5 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 60 2 6 5 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 61 1 6 5 1 3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 9 62 1 6 5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9 63 2 7 6 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 4 64 1 7 6 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 65 1 7 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 10 66 1 7 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 8 67 1 7 6 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 68 2 7 6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 4 69 1 7 6 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4 70 2 7 6 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 71 1 7 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10 72 2 7 6 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 73 1 7 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 8 74 1 7 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 75 2 7 6 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6

Universitas Sumatera Utara

Page 84: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Master Tabel Perilaku Agresif Anak

Kode

JK

Usia

Kelas

Pekerjaan A 1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A 9

A 10

A 11

A 12

A 13

A 14

A 15

A 16

A 17

A 18

A 19

A 20 total Aya

h Ibu

1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 9 2 2 1 1 1 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 3 2 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 9 4 2 1 1 2 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 5 1 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 8 6 1 2 1 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 7 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 3 9 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 11

10 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 11 2 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 12 2 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 2 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 1 2 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 15 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 17 2 3 2 1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 11 18 2 3 2 1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 19 2 3 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20 1 3 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 11 21 1 3 3 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 11 22 2 3 3 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Universitas Sumatera Utara

Page 85: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

23 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 24 2 3 3 1 2 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 13 25 1 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 2 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 1 3 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 2 3 3 2 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 29 1 3 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 30 2 4 3 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 11 31 1 4 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 14 32 1 4 3 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 33 2 4 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 1 4 3 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 5 35 2 4 4 1 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 7 36 1 5 4 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4 37 2 5 4 1 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4 38 1 5 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 39 2 5 4 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 40 1 5 4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 41 1 5 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 1 5 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13 43 2 5 5 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 44 2 5 5 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10 45 1 5 5 2 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 46 1 5 5 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 47 2 6 5 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 2 6 5 1 2 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 10

Universitas Sumatera Utara

Page 86: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

49 1 6 5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 9 50 2 6 5 2 2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 11 51 2 6 5 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 14 52 2 6 5 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 11 53 1 6 5 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 54 2 6 5 1 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 10 55 1 6 5 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 56 1 6 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 10 57 2 6 5 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 1 6 5 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 59 1 6 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 60 2 6 5 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 9 61 1 6 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 14 62 1 6 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 11 63 2 7 6 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 6 64 1 7 6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 13 65 1 7 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 66 1 7 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18 67 1 7 6 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 9 68 2 7 6 1 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 9 69 1 7 6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7 70 2 7 6 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 71 1 7 6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 72 2 7 6 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 8 73 1 7 6 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 11 74 1 7 6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 13 75 2 7 6 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2

Universitas Sumatera Utara

Page 87: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 6

Tabel Frekuensi Demografi

Statistics

usia jenis kelamin kelas pekerjaan ayah pekerjaan ibu

N Valid 75 75 75 75 75

Missing 0 0 0 0 0

Mean 9.39 1.47 3.77 1.20 1.23

Median 10.00 1.00 4.00 1.00 1.00

Mode 11 1 5 1 1

Std. Deviation 2.006 .502 1.681 .403 .509

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 6 tahun 8 10.7 10.7 10.7

7 tahun 8 10.7 10.7 21.3

8 tahun 13 17.3 17.3 38.7

9 tahun 6 8.0 8.0 46.7

10 tahun 11 14.7 14.7 61.3

11 tahun 16 21.3 21.3 82.7

12 tahun 13 17.3 17.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 40 53.3 53.3 53.3

perempuan 35 46.7 46.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 88: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Kelas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kelas 1 10 13.3 13.3 13.3

kelas 2 9 12.0 12.0 25.3

kelas 3 15 20.0 20.0 45.3

kelas 4 8 10.7 10.7 56.0

kelas 5 20 26.7 26.7 82.7

kelas 6 13 17.3 17.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

pekerjaan ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid wiraswasta 60 80.0 80.0 80.0

Dll 15 20.0 20.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

pekerjaan ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ibu rumah tangga 61 81.3 81.3 81.3

wiraswasta 11 14.7 14.7 96.0

Dll 3 4.0 4.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 89: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Deskripsi Frekuensi Verbal Abuse Orang tua

Statistics

verbal abuse orang tua tingkat

N Valid 75 75

Missing 0 0

Mean 4.59 1.32

Median 4.00 1.00

Mode 2 1

Std. Deviation 2.978 .470

Tingkat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ringan 51 68.0 68.0 68.0

berat 24 32.0 32.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

verbal abuse orang tua

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 8.0 8.0 8.0

1 7 9.3 9.3 17.3

2 11 14.7 14.7 32.0

3 7 9.3 9.3 41.3

4 9 12.0 12.0 53.3

5 4 5.3 5.3 58.7

6 7 9.3 9.3 68.0

7 8 10.7 10.7 78.7

8 6 8.0 8.0 86.7

9 8 10.7 10.7 97.3

10 2 2.7 2.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 90: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Deskripsi Frekuensi Perilaku Agresif Anak

Statistics

perilaku agresif anak tingkat

N Valid 75 75

Missing 0 0

Mean 6.95 1.33

Median 7.00 1.00

Mode 0 1

Std. Deviation 5.309 .475

tingkat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ringan 50 66.7 66.7 66.7

berat 25 33.3 33.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

perilaku agresif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 11 14.7 14.7 14.7

1 3 4.0 4.0 18.7

2 10 13.3 13.3 32.0

3 2 2.7 2.7 34.7

4 5 6.7 6.7 41.3

5 3 4.0 4.0 45.3

6 3 4.0 4.0 49.3

7 2 2.7 2.7 52.0

8 2 2.7 2.7 54.7

9 6 8.0 8.0 62.7

10 4 5.3 5.3 68.0

11 9 12.0 12.0 80.0

12 1 1.3 1.3 81.3

Universitas Sumatera Utara

Page 91: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

13 6 8.0 8.0 89.3

14 4 5.3 5.3 94.7

15 1 1.3 1.3 96.0

17 1 1.3 1.3 97.3

18 1 1.3 1.3 98.7

20 1 1.3 1.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 92: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Uji Hipotesis

Correlations

verbal abuse

orangtua

perilaku agresif

anak

verbal abuse orangtua Pearson Correlation 1 .849**

Sig. (2-tailed) .000

N 75 75

perilaku agresif anak Pearson Correlation .849** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara

Page 93: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 8

Universitas Sumatera Utara

Page 94: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 9

Universitas Sumatera Utara

Page 95: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 10

Universitas Sumatera Utara

Page 96: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 11

Universitas Sumatera Utara

Page 97: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 12

Rincian BiayaPenelitian

Nama : Sulastri Telaumbanua NIM : 131101047 Judul :Hubungan Antara Verbal Abuse Orangtua dengan Perilaku Agresif

Anak Usia Sekolah di SD Negeri No. 060891 Medan, Adapun rincian biaya penelitian ini adalah sebagai berikut: TabelRincian biaya penelitian

Nama Jumlah Hargasatuan Total

Penelusuran literatur dari internet 3 Rp.10.000 Rp. 30.000.00 Pembelian buku 1 Kondisional Rp.150.000,00 Pencetakan litertur dari buku 2 Kondisional Rp. 100.000,00

Fotocopi literatur dari buku 8 Kondisional Rp. 100.000,00

Pencetakan proposal awal 5 Rp. 18.000,00 Rp.90.000.00 Pencetakan dan jilid revisi proposal 6 Rp. 20.000,00 Rp.120.000,00

Total Rp.270.000.00

2. PelaksanaanPenelitian

Nama Jumlah HargaSatuan Total

Perbanyak inform consent 75 Rp125,00 Rp.8.625,00 Perbanyak lembar persetujuan 69 Rp125,00 Rp.8.625,00 Perbanyak kuisioner 111 Rp125,00 Rp.13.875,00 Snack dan sourvenir 69 Rp5.000,00 Rp.345.000,00

Total Rp.31.125,00 3. PersiapanSidangHasil

Pencetakan Skripsi 3 Rp40.000,00 Rp.120.000,00 Penggandaan dan penjilidan skripsi 6 Rp65.000,00 Rp.390.000,00 CD 1 Rp10.000,00 Rp.10.000,00

Total Rp.520.000.00

4. Transportasi Rp.20.000.00

Total BiayaKeseluruhan Rp.1.372.250,00

Universitas Sumatera Utara

Page 98: SKRIPSI Oleh Sulastri Telaumbanua 131101047

Lampiran 13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Sulastri Telaumbanua Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, tanggal Lahir : Tuhemberua Ulu, 16 Agustus 1995 Warna Negara : Indonesia Status : Belum menikah Agama : Kristen Protestan Alamat : Jln. Pembangunan no.70 Medan Telepon : 0852-6171-3047 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Empat Gunungsitoli (2001-2007)

2. SMP Swasta Pembda 1 Gunungsitoli(2007-2010)

3. S MA Negeri 3 Gunungsitoli (2010-2013)

4. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(2013-sekarang)

Universitas Sumatera Utara