ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1...

67
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN FRESTEA (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor) RINDA CIPTA YUNIVA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1...

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN

PEMBELIAN FRESTEA

(Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor)

RINDA CIPTA YUNIVA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

ii

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Frestea

(Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor) adalah benar karya

saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa

pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Rinda Cipta Yunivia

NIM H34100140

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

ii

ABSTRAK

RINDA CIPTA YUNIVIA. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Frestea (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1

Institut Pertanian Bogor). Dibimbing oleh RACHMAT PAMBUDY.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik

konsumen yang melakukan pembelian Frestea, untuk mengidentifikasi proses

pengambilan keputusan pembelian konsumen Frestea, menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Frestea

dan menganalisis sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh

Frestea. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji

reliabilitas, analisis deskriptif, analisis multiatribut Fishbein dan analisis faktor.

Karakteristik konsumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jenis

kelamin, usia, daerah asal, tempat tinggal, pengeluaran per bulan dan sumber

dana. Berdasarkan analisis multiatribut Fishbein, nilai sikap konsumen terhadap

Frestea sangat baik dengan skor sebesar 211.81. Berdasarkan hasil analisis faktor

terdapat tiga faktor yang terbentuk seperti faktor pengaruh lingkungan sekitar dan

sosial, faktor psikologis, dan faktor perbedaan individu.

Kata kunci: analisis faktor, Frestea, multiatribut Fishbein, keputusan pembelian

ABSTRACT

RINDA CIPTA YUNIVIA. Analysis of Factors Influencing Consumers’ Behavior

Towards Buying Decision of Frestea (Study Case of Students of Bachelor Degree

of Bogor Agricultural University. Supervised by RACHMAT PAMBUDY.

The purpose of this research were to identify the consumer characteristics

that purchase Frestea, to identify consumer buying decision process of Frestea, to

analyze the factors that influence consumer decision making in purchasing

Frestea and to analyze consumers’ attitude towards Frestea’s attributes. The

methods used in this research were validity test, reliability test, descriptive

analysis, multiatribute Fishbein analysis and factor analysis. Consumer

characteristics used in this study consist of gender, age, region of origin, place of

residence, spending per month and source of fund. Based on the multiatribute

Fishbein analysis, the value of consumer attitudes toward Frestea is excellent

with a score of 211.81. Based on factor analysis, three factors were formed such

as factor that influences the surrounding environment and social, psychological

factor and factor of individual differences.

Keywords: buying decision, factor analysis, Frestea, multiatribute Fishbein

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

iii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN

PEMBELIAN FRESTEA

(Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor)

RINDA CIPTA YUNIVIA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

iv

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

v

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ialah perilaku

konsumen, dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Frestea (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1

Institut Pertanian Bogor).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Rachmat Pambudy, MS

selaku dosen pembimbing, kepada Ibu Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen

penguji utama dan Bapak Rahmat Yanuar, SP, MS selaku dosen penguji komisi

akademik atas segala bimbingan, nasihat dan saran yang telah diberikan.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik serta seluruh

keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada seluruh responden atas kesediaannya untuk mengisi kuesioner

penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para sahabat, para

teman sebimbingan dan teman-teman Agribisnis 47.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Rinda Cipta Yunivia

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Penelitian Terdahulu 6 KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7 Kerangka Pemikiran Operasional 13

METODE PENELITIAN 15

Lokasi dan Waktu Penelitian 15 Jenis dan Sumber Data 15 Metode Pengumpulan Data 15

Metode Penentuan Responden 16

Metode Pengolahan dan Analisis Data 17 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 22

Sejarah Perusahaan 22

Visi, Misi dan Moto Perusahaan 23 HASIL DAN PEMBAHASAN 25

Karakteristik Responden 25

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 28 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk Frestea 35

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan Pembelian

Frestea 35 Implikasi Manajerial 42

SIMPULAN DAN SARAN 44

DAFTAR PUSTAKA 45

LAMPIRAN 47

RIWAYAT HIDUP 54

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

viii

DAFTAR TABEL

1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga 2012 (dalam ton) 1

2 Pertumbuhan penjualan Frestea untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya

(dalam %) 3

3 Populasi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor 15

4 Sampel mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor 16

5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 25

6 Karakteristik responden berdasarkan usia 25

7 Karakteristik responden berdasarkan asal daerah 26

8 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal saat ini 26

9 Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran tiap bulan 27

10 Karakteristik responden berdasarkan sumber dana 27

11 Sebaran alasan/motivasi memilih untuk mengonsumsi Frestea 28

12 Sebaran manfaat yang didapat setelah mengonsumsi Frestea 29

13 Sebaran media informasi yang digunakan responden Frestea 29

14 Sebaran fokus perhatian responden berdasarkan infomasi yang

didapatkan 30

15 Sebaran pengaruh promosi kepada responden 30

16 Sebaran atribut Frestea yang dipertimbangkan oleh responden 31

17 Sebaran atribut teh siap minum selain Frestea yang dipertimbangkan

oleh responden 31

18 Sebaran individu yang paling mempengaruhi responden 32

19 Sebaran keputusan pembelian Frestea 32

20 Sebaran tempat membeli Frestea 32

21 Sebaran kepuasan responden terhadap Frestea 33

22 Sebaran alternatif pilihan apabila Frestea tidak tersedia 33

23 Sebaran tanggapan yang akan dilakukan responden apabila Frestea

mengalami kenaikan harga 34

24 Waktu terakhir pembelian Frestea 34

25 Sebaran tanggapan mengenai kenaikan harga yang masih ditolerir 34

26 Sebaran pembelian kembali Frestea 35

27 Skor kepercayaan (bi) responden terhadap Frestea 36

28 Skor kepentingan (ei) responden terhadap Frestea 37

29 Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein terhadap konsumen 38

30 Ringkasan nilai MSA 40

31 Ringkasan nilai Communalities 40

32 Pembagian variabel kedalam faktor yang terbentuk 42

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

ix

DAFTAR GAMBAR

1 Konsumsi teh siap minum di Indonesia (juta liter) 2

2 Kerangka pemikiran operasional 13

3 Struktur organisasi kantor penjualan CCBI di Bogor 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepercayaan 47

2 Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan 47

3 Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor-faktor 48

4 KMO and Bartlett’s test 48 53

5 Anti-image matrices 49 54

6 Communalities 50 55

7 Total variance explained 50 55

8 Scree plot 51 56

9 Component matrix 51 56

10 Rotated component matrix 52 57

11 Component transformation matrix 52 57

12 Component plot in rotated space 53 58

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan
Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian

di Indonesia. Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor

perkebunan. Sub sektor perkebunan memiliki peran yang amat penting dalam

perekonomian Indonesia karena menyediakan bahan baku untuk sektor industri,

menyerap tenaga kerja dan sebagai penghasil devisa. Salah satu komoditas yang

dihasilkan pada sub sektor perkebunan di Indonesia adalah teh.

Total produksi teh di Indonesia dari tahun 2009 hingga ke 2011 mengalami

penurunan kemudian dari tahun 2011 ke 2012 kembali terjadi peningkatan. Hal

tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor, misalnya usia tanaman teh yang

sudah tua sehingga produksi teh yang dihasilkan menjadi berkurang atau

berkurangnya luas lahan yang digunakan untuk menanam teh sehingga produksi

teh menjadi berkurang. Teh merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan

untuk sektor industri sehingga komoditas ini bernilai tinggi. Salah satu industri di

Indonesia yang membutuhkan teh sebagai salah satu bahan bakunya adalah

industri minuman ringan.

Tabel 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga 2012 (ton)

Bulan Tahun

2009 2010 2011 2012

Januari 8 800 8 200 7 780 8 290

Februari 7 900 7 400 6 890 7 710

Maret 8 500 9 700 8 860 9 180

April 9 300 9 100 8 420 8 740

Mei 10 300 9 700 8 660 9 110

Juni 8 500 8 800 8 540 8 640

Juli 8 400 7 700 7 380 7 480

Agustus 8 100 7 600 6 920 7 120

September 7 900 7 700 7 690 7 450

Oktober 10 000 8 400 7 810 7 910

November 9 700 7 800 7 770 8 540

Desember 10 000 7 900 8 400 8 440

Total 107 400 100 100 95 100 98 600

Sumber: BPS 2014 (data diolah)

Perkembangan industri minuman ringan (softdrink) di pasar Indonesia

mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Perkembangan industri minuman

ringan berjalan seiring dengan peningkatan tren konsumsi masyarakat yang

menginginkan minuman ringan yang praktis untuk diminum dan mudah untuk

dibawa. Konsumsi minuman ringan di Indonesia juga semakin meningkat karena

bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Selain itu, perubahan gaya hidup

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

2

masyarakat terhadap produk minuman yang lebih praktis juga semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya trend urbanisasi serta dukungan daya beli

masyarakat Indonesia setelah kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan

primer terpenuhi.1

Salah satu industri minuman ringan dimana teh menjadi bahan bakunya

serta mengalami peningkatan konsumsi ialah teh siap minum (ready to drink

tea/rtd tea). Data pada Gambar 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 hingga

2010, konsumsi teh siap minum di Indonesia mengalami peningkatan.

Euromonitor memprediksi dalam jangka waktu 5 tahun kedepan (tahun 2011

hingga 2015), konsumsi teh siap minum di Indonesia akan terus mengalami

peningkatan hingga menebus angka lebih dari 2 juta liter per tahun sehingga dapat

dikatakan bahwa pasar teh siap minum masih terbuka.

Gambar 1 Konsumsi teh siap minum di Indonesia (juta liter)

13271439

15541672 1792

19142048

2191

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Asumsi tingkat pertumbuhan minimal tanpa mempertimbangkan tingkat inovasi baik

dalam jenis, kemasan, merek maupun harga.

Sumber: Euromonitor 2011

Pada umumnya, teh siap minum yang beredar di Indonesia dapat

dikategorikan berdasarkan jenis kemasan yang digunakan, yaitu: teh dalam

kemasan botol kaca, teh dalam kemasan botol plastik, teh dalam kemasan gelas

plastik, teh dalam kemasan kaleng, teh dalam kemasan karton dan teh dalam

kemasan karton yang bisa dibuka dan ditutup kembali penutupnya. Diantara

keenam kemasan teh siap minum tersebut, kemasan botol plastik merupakan

kemasan yang paling praktis untuk digunakan karena dengan menggunaan

kemasan botol plastik, konsumen dapat membawa dan meminum teh siap minum

tersebut dimanapun dan kapanpun yang konsumen inginkan.

Salah satu produk teh siap minum dalam kemasan botol plastik yang

terkenal di Indonesia ialah Frestea. Frestea merupakan produk dari Coca Cola

Bottling Indonesia (CCBI) yang merupakan salah satu produsen dan distributor

minuman ringan terkemuka di Indonesia. Frestea diluncurkan pertama kali di

Indonesia pada tahun 2002 dan hingga kini tidak pernah berhenti untuk terus

1http://www.indonesiafinancetoday.com/read/16932/Pasar-Minuman-Ringan-Capai-Rp-294-

Triliun-di-2012 [diakses tanggal 1 April 2014]

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

3

melakukan inovasi produk.2 Sejak tahun 2009, Frestea telah berhasil menguasai

12% pangsa pasar minuman ringan Indonesia dan menjadi urutan pertama dalam

produk teh siap minum yang dikemas dalam botol plastik. Dominasi produk teh

siap minum di Indonesia masih di dominasi oleh produk isi ulang atau dalam

kemasan botol kaca sehingga Frestea masih memiliki peluang dalam

mengembangkan bisnisnya di segmen produk teh siap minum dalam kemasan

botol plastik.3 Sebelum Frestea diluncurkan, banyak teh siap minum yang

dikemas dalam kemasan botol kaca seperti teh botoh Sosro. Teh siap minum

dalam botol kaca tidak praktis untuk digunakan karena konsumen harus

menghabiskan minuman tersebut ditempat dimana konsumen membelinya.

Penggunaan kemasan botol plastik lebih praktis untuk digunakan karena

konsumen dapat membawa dan meminum teh siap minum tersebut sesuka hati

konsumen.

Data pada Tabel 2, menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan Frestea

mulai tahun 2011 hingga 2013 ialah positif (mengalami peningkatan) untuk

wilayah Jakarta, Cibinong, Bogor, Rangkasbitung, Serang dan Tangerang.

Peningkatan pertumbuhan penjualan yang sangat tinggi terjadi di wilayah

Cibinong dan Bogor dengan persentase peningkatan lebih dari 20%. Pada wilayah

Cikarang dan Ciputat, pertumbuhan penjualan Frestea ialah negatif (mengalami

penurunan). Persentase penurunan pada kedua wilayah tersebut dapat dikatakan

masih rendah karena kurang dari 10%.

Tabel 2 Pertumbuhan penjualan Frestea untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya

(dalam %)

Wilayah Tahun Pertumbuhan

Rata-Rata 2011- 2012 2012- 2013

Jakarta 5.30 6.61 5.95

Cibinong 8.44 32.50 20.47

Bogor 2.37 25.79 14.08

Cikarang 28.24 20.26 24.25

Rangkasbitung 14.92 15.97 15.44

Serang 20.45 24.69 22.57

Tangerang 10.86 22.47 16.66

Ciputat 22.85 19.64 21.25 Sumber: Coca Cola Bottling Indonesia 2014 (data diolah)

Bogor merupakan kota dengan arus urbanisasi yang cukup tinggi dimana

salah satu penyebab arus urbanisasi tersebut karena banyak perguruan tinggi yang

berada di Bogor misalnya Institut Pertanian Bogor, Universitas Pakuan,

Universitas Ibnu Khaldun dan lain-lain. Diantara semua perguruan tinggi yang ada

di Bogor, Institut Pertanian Bogor merupakan perguruan tinggi dengan jumlah

mahasiswa terbesar. Pada umumnya, mahasiswa IPB berasal dari Pulau Jawa

2http://coca-colaamatil.co.id/products/index/40.44.107/frestea [diakses tanggal 1 April 2014]

3 http://www.pelita.or.id/baca.php?id=64133 [diakses tanggal 1 April 2014]

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

4

maupun luar Pulau Jawa bahkan ternyata ada mahasiswa IPB yang berasal dari

luar Indonesia.

Pada umumnya, mahasiswa merupakan tipe konsumen yang yang menyukai

kepraktisan suatu produk serta memiliki mobilitas yang tinggi sehingga teh siap

minum dalam kemasan botol plastik menjadi salah satu minuman ringan yang

sering dikonsumsi. Konsumen yang menjadi target pasar Frestea ialah pria dan

wanita dengan usia mulai dari 16 tahun hingga 29 tahun sehingga mahasiswa

Institut Pertanian Bogor termasuk kedalam kriteria usia tesebut. Teh siap minum

selain praktis untuk dibawa dan diminum kapanpun merupakan alternatif

minuman ringan pelepas dahaga selain air mineral, minuman berkarbonasi dan

susu UHT yang biasanya juga digemari oleh mahasiswa.

Perumusan Masalah

Meningkatnya konsumsi minuman ringan terutama di industri teh siap

minum yang terjadi di pasar Indonesia membuktikan bahwa pasar teh siap minum

Indonesia masih belum berada dalam kondisi jenuh.Kondisi tersebut mengindikasi

bahwa pasar teh siap masih mampu terus bertumbuh dan berkembang.

Peningkatan konsumsi teh siap minum terjadi karena tren konsumsi masyarakat

yang menginginkan teh siap minum yang praktis untuk dibawa dan dikonsumsi

dimanapun dan kapanpun yang konsumen inginkan sehingga terciptalah teh siap

minum dalam kemasan botol plastik. Salah satu produk minuman teh siap minum

kemasan botol plastik yang dikonsumsi di Indonesia ialah Frestea.

Konsumen yang menjadi target pasar Frestea ialah pria dan wanita dengan

usia mulai dari 16 tahun hingga 29 tahun sehingga mahasiswa termasuk kedalam

kategori konsumen yang menjadi target pasar Frestea. Mahasiswa merupakan

salah satu tipe konsumen yang menyukai kepraktisan suatu produk serta memiliki

mobilitas yang tinggi karena adanya kegiatan baik terjadi di dalam kampus

maupun di luar kampus sehingga banyak mahasiswa terlihat membawa minuman

ringan yang dikemas dalam botol plastik seperti teh siap minum untuk menunjang

kegiatan yang mereka lakukan tersebut. Demi memenuhi permintaan konsumen

tersebut, terlihat di berbagai minimarket dan warung yang berada di sekitar IPB

baik yang di dalam kampus maupun diluar menyediakan Frestea.

Sebelum adanya teh siap minum kemasan botol plastik, kemasan yang

digunakan adalah botol kaca. Penggunaan botol kaca tidak terlalu praktis karena

konsumen harus menghabiskan isi teh tersebut di tempat dimana konsumen

membeli teh siap minum tersebut. Selain Frestea, produsen teh siap minum

lainnya pun juga mengemas produk mereka dengan kemasan botol plastik

sehingga persaingan di pasar teh siap minum pun menjadi semakin sulit. Akibat

terjadinya persaingan tersebut, Frestea dituntut untuk dapat mengembangkan serta

mempertahankan posisinya melalui inovasi produk agar tidak tersaingi dengan

produsen teh siap minum lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila produsen

Frestea mampu mengetahui atribut-atribut produk yang disukai dan diinginkan

konsumen serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk

membeli Frestea dan sikap konsumen terhadap atribut Frestea sehingga produsen

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

5

dapat bertindak sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan permasalahan

yang telah dijelaskan diatas, maka dirumuskan:

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang melakukan pembelian Frestea?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Frestea?

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian Frestea?

4. Bagaimana sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki

Frestea?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijelaskan,

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen yang melakukan pembelian

Frestea.

2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian konsumen

Frestea.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen dalam pembelian Frestea.

4. Menganalisis sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh

Frestea.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan,

yaitu:

1. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pemahaman,

penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang telah penulis

dapatkan selama masa perkuliahan.

2. Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Produsen Frestea, hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan

kepada produsen dalam mengetahui faktor-faktor dan atribut-atribut

produk yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian

Frestea.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan di Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor,

Jawa Barat. Responden untuk penelitian ini ialah mahasiswa strata 1 IPB. Fokus

penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi

proses pengambilan keputusan pembelian, menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Frestea dan

menganalisis sikap konsumen terhadap atribut Frestea. Obyek penelitian ini ialah

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

6

teh siap minum merek Frestea dalam kemasan botol plastik. Alat analisis yang

digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis faktor dan analisis

multiatribut Fishbein.

TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen ialah faktor psikografis, faktor demografis dan

sikap, faktor ilmu pengetahuan, faktor sumber informasi (Hidayat 2010), faktor

psikologis, faktor psikografis, faktor kepercayaan pribadi, faktor sosial ekonomi,

faktor pengaruh lingkungan dan nilai (Dwinada 2012), faktor pengaruh

lingkungan dan gaya hidup, faktor perbedaan individu, faktor proses pembelajaran

konsumen (Rayendratama 2012), faktor karaktersiktik individu, faktor

pengetahuan tentang produk dan kepribadian serta faktor sumber informasi

(Roswitasari 2012), faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor

psikologis (Amaliah 2012). Dari kelima penelitian tersebut menunjukkan bahwa

faktor psikografis, faktor psikologis, faktor pribadi, faktor lingkungan dan faktor

sumber informasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen yang sering diteliti.

Hasil kelima penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa karakteristik

konsumen yang diteliti memiliki kesamaan yaitu jenis kelamin, usia, dan

pengeluaran per bulan (Hidayat 2010, Amaliah 2012 Dwinada 2012,

Rayendratama 2012, dan Roswitasari 2012). Karakteristik konsumen lainnya yang

juga diteliti adalah tempat tinggal, klasifikasi pekerjaan dan penerimaan tiap bulan

(Hidayat 2010), status pernikahan, pendidikan terakhir, klasifikasi pekerjaan,

status pekerjaan, profesi, dan pendapatan per bulan (Dwinada 2012), asal daerah

dan pendapatan per bulan (Rayendratama 2012), asal daerah (Roswitasari 2012)

serta jumlah anggota keluarga (Amaliah 2012).

Penelitian ini akan menganalisis tentang variabel yang membentuk pada

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mengacu pada teori

yang dikemukakan oleh Armstrong dan Kotler (2011) terdiri atas faktor budaya,

faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Teori ini juga dipakai pada

penelitian yang dilakukan oleh Amaliah (2012). Karakteristik konsumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pengeluaran per bulan,

sumber dana dan asal daerah. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini

yaitu analisis deskriptif, analisis faktor dan analisis multiatribut Fishbein.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

7

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsumen

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau

jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut

YLBHI/Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (2007), pengertian

konsumen dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu dari aspek akses informasi, aspek

pertanggungjawaban produsen, aspek ruang lingkup konsumen.

Pada aspek akses informasi, konsumen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

konsumen terinformasi dan konsumen tidak terinformasi. Ciri-ciri konsumen

terinformasi ialah berpendidikan, status ekonomi sosial menengah ke atas dan

secara finansial dapat mengakses bantuan hukum komersial. Ciri-ciri konsumen

tidak terinformasi ialah kurang berpendidikan, status ekonomi sosial menengah ke

bawah dan tidak dapat memperjuangkan hak-haknya sendiri sehingga perlu

bantuan dari lembaga yang memberikan jasanya tanpa biaya apapun.

Pada aspek pertanggungjawaban produsen, konsumen dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu konsumen dalam arti sempit dan konsumen dalam arti luas.

Konsumen dalam arti sempit adalah konsumen hanya terbatas pada pihak-pihak

yang melakukan transaksi semata. Konsumen dalam arti luas adalah konsumen

yang tidak hanya terbatas pada pihak-pihak yang melakukan transaksi tetapi juga

termasuk korban dari sebuah transaksi/peristiwa. Pada aspek ruang lingkup

konsumen konsumen, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsumen sebagai

pengguna dan konsumen sebagai pemanfaat sumber daya alam baik berupa air,

udara, hutan, dan lain-lain.

Perilaku Konsumen

Menurut Appiah et al (2011), perilaku konsumen adalah proses dan kegiatan

seseorang yang terlibat dalam mencari, memilih, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan atau mengelola produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan

dan keinginannya. Perilaku konsumen menurut Solomon (2011) adalah studi

tentang proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli,

menggunakan atau menghabiskan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk

memuasakan kebutuhan dan keinginan. Menurut Peter dan Olson (2010), perilaku

konsumen melibatkan pikiran dan perasaan yang dialami orang serta tindakan

yang orang tersebut lakukan dalam proses konsumsi. Perilaku konsumen juga

melibatkan segala sesuatu dalam lingkungan yang mempengaruhi pikiran,

perasaan dan tindakan. Termasuk juga komentar dari konsumen lain, iklan,

informasi harga, kemasan, tampilan produk, situs blog dan lain-lain.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

8

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam proses pengambilan keputusan menurut Armstrong dan Kotler

(2011), terdapat empat faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku

konsumen, yaitu budaya, sosial, pribadi dan karakteristik psikologi. Empat faktor

tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor budaya

a. Budaya

Budaya merupakan penyebab paling dasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Setiap grup atau masyarakat memiliki budaya

dan pengaruh budaya dalam perilaku pembelian dapat sangat

bervariasi dari satu negara ke negara lainnya. Kegagalan dalam

menyesuaikan perbedaan budaya dapat menghasilkan pemasaran

yang tidak efektif.

b. Sub budaya

Setiap budaya memiliki sub budaya atau kumpulan orang

dengan nilai sistem bersama yang didasarkan pada pengamalan

hidup dan situasi yang sama. Sub budaya terdiri dari

kewarganegaraan, agama, suku dan daerah geografis.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi dalam masyarakat yang relatif

permanen dan tersusun dimana anggotanya memiliki nilai, minat,

dan perilaku yang hampir sama. Pemasar amat tertarik dengan kelas

sosial karena orang yang berada di kelas sosial tertentu cenderung

untuk menunjukkan perilaku pembelian yang sama.

2. Faktor sosial

a. Grup dan jaringan sosial online

Grup dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Grup terdiri

dari dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan

individu atau tujuan bersama. Jaringan sosial adalah komunitas

dimana orang saling bersosialisasi atau bertukar informasi dan opini

melalui blog, situs, jejaring sosial dan lain-lain.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat mempengaruhi secara kuat perilaku

pembelian seseorang. Keluarga merupakan organisasi konsumen

yang paling penting dalam masyarakat. Pemasar tertarik dengan

peranan dan pengaruh dari suami, istri dan anak-anak terhadap

pembelian barang dan jasa.

c. Peran dan status

Setiap orang termasuk kedalam berbagai grup (keluarga,

organisasi, dan lain-lain). Posisi tiap orang dalam masing-masing

grup dapat dijelaskan baik dari segi peran dan status. Pada

umumnya, orang akan memilih produk yang sesuai dengan peran

dan status yang melekat pada diri orang tersebut.

3. Faktor pribadi

a. Usia dan tahapan siklus hidup

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

9

Orang-orang mengganti barang dan jasa yang mereka beli

selama masa hidup mereka. Selera makanan, pakaian, furnitur dan

rekreasi adalah contoh barang dan jasa yang sering terkait dengan

usia. Pembelian juga dapat dibentuk melalui tahapan dari siklus

hidup keluarga. Pemasar sering menetapkan pasar yang dituju

melalui tahap siklus hidup yang kemudian dikembangkannya produk

dan pemasaran yang sesuai untuk setiap tahapan tersebut.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

dibeli. Pemasar mencoba untuk mengidentifikasi grup-grup

pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata akan barang dan jasa

yang ditawarkan oleh pemasar.

c. Situasi ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi simpanan dan

pilihan produknya. Pemasar melihat trend pada penghasilan pribadi,

tabungan dan bunga bank.

d. Gaya hidup

Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial dan

pekerjaan yang sama belum tentu memiliki gaya hidup yang sama.

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan pada

aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan pola

tindakan dan interaksi yang dilakukan oleh seseorang. Gaya hidup

seseorang dapat digunakan oleh pemasar untuk memahami nilai

konsumen yang berubah dan bagaimana nilai konsumen dapat

mempengaruhi perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian yang berbeda pada tiap orang mempengaruhi

perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu kepada karakteristik

psikologis unik yang membedakan seseorang atau grup. Kepribadian

dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen terhadap

suatu pilihan produk atau merek.

4. Faktor psikologis

a. Motivasi

Motivasi atau dorongan adalah sebuah kebutuhan yang

mengarahkan seseorang dalam mencari suatu kepuasan.

b. Persepsi

Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk sebuah gambaran

yang berarti.

c. Pembelajaran

Pembelajaran dideskripsikan sebagai perubahan pada perilaku

individu yang muncul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui

interaksi dorongan, stimuli, isyarat, tanggpan dan penguatan.

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah sebuah pemikiran deskriptif dimana

seseorang memegang sesuatu. Kepercayaan dapat didasarkan pada

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

10

pengetahuan, opini atau keyakinan dan mungkin emosi. Sikap

mendeskripsikan evaluasi konsisten relatif seseorang, perasaan dan

kecenderungan terhadap suatu obyek atau ide.

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Armstrong dan Kotler (2011) proses keputusan konsumen dalam

melakukan pembelian terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen akan melewati atau membalik

tahapan tersebut. Penjelasan mengenai kelima tahapan dalam proses keputusan

pembelian konsumen ialah sebagai berikut:

1. Pengenalan kebutuhan

Konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan

dapat dipicu oleh stimuli internal atau stimuli eksternal. Pada tahap ini,

pemasar seharusnya meneliti konsumen demi mengetahui kebutuhan

atau masalah seperti apa yang muncul, apa yang mengakibatkan

munculnya kebutuhan atau masalah tersebut, dan bagaimana kebutuhan

atau masalah tersebut menuntun konsumen terhadap suatu produk.

2. Pencarian informasi

Konsumen dapat mendapatkan informasi mengenai suatu produk

dari berbagai sumber. Sumber informasi bisa didapatkan melalui sumber

pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan,

situs resmi produk, kemasan produk, pameran), sumber publik (media

massa, pencarian via internet) dan pengalaman.

3. Evaluasi alternatif

Konsumen akan mengambil sikap terhadap suatu merek produk

setelah melalui beberapa evaluasi. Evaluasti alternatif pembelian

tergantung kepada konsumen dan situasi pembelian. Konsumen akan

menggunakan perhitungan yang teliti dan pemikiran logis tetapi akan

ada juga konsumen yang sedikit mengevaluasi bahkan tidak

mengevaluasi produk sama sekali sehingga proses keputusan pembelian

hanya tergantung pada dorongan dan intuisi.

4. Pembelian

Pada umumnya, konsumen akan membeli produk dengan merek

yang paling disukai tetapi ada dua faktor yang dapat menghalangi niat

pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor

situasional tidak terduga.

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli dan menggunakan produk, akan ada dua

kemungkinan yang akan dirasakan oleh konsumen yaitu puas atau tidak

puas. Jika produk tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan maka

konsumen merasa tidak puas. Jika produk tersebut sesuai bahkan

melebihi dari yang diharapkan maka konsumen merasa puas.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

11

Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo 2003). Menurut Azwar (2005) sikap

adalah suatu bentuk evaluasi/reaksi terhadap suatu obyek, memihak/tidak

memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu

aspek di lingkungan sekitarnya. Menurut Purwanto (1998), sikap tediri dari dua

macam yaitu, sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif dimana kecenderungan

tindakan adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan obyek tertentu. Sikap

negatif dimana kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak

menyukai obyek tertentu.

Komponen Sikap

Menurut Azwar (2005), komponen-komponen sikap terdiri dari tiga

komponen, yaitu: kognitif, afektif dan konatif. Ketiga komponen tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kognitif

Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima

yang selanjutnya diproses sehingga menghasilkan suatu keputusan untuk

bertindak.

2. Afektif

Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu

obyek. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang

dimiliki terhadap suatu obyek.

3. Konatif

Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku

yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang

dihadapinya.

Definisi Produk

Produk menurut Armstrong dan Kotler (2011) adalah sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, diperoleh, digunakan atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Terdapat tiga

tingkatan produk yang dijelaskan oleh Armstrong dan Kotler (2011) yaitu :

1. Manfaat inti (core benefit)

2. Produk sebenarnya (actual product)

3. Produk yang ditambahkan (augmented product)

Klasifikasi Produk

Menurut Armstrong dan Kotler (2011), produk berdasarkan tipe konsumen

yang menggunakan produk dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Produk konsumen (consumer product)

Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen akhir hanya untuk

konsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan lebih dalam

barang dan jasa berdasarkan bagaimana konsumen membeli barang dan

jasa tersebut.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

12

2. Produk industri (industrial product)

Produk yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk

melakukan bisnis. Perbedaan antara produk konsumen dan produk industri

terletak pada tujuan barang atau jasa tersebut dibeli.

Atribut Produk

Atribut produk menurut Armstong dan Kotler (2011) terdiri dari kualitas,

fitur serta gaya dan desain produk:

1. Kualitas produk

Karakteristik dari suatu barang atau jasa yang memiliki kemampuan

untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Kualitas memiliki dampak

langsung terhadap kinerja barang atau jasa sehingga kualitas berhubungan

amat erat terhadap nilai konsumen dan kepuasan.

2. Fitur produk

Produk dapat ditawarkan dengan beranekaragam fitur.mFitur

merupakan alat yang kompetitif dalam mendiferensiasikan produk suatu

perusahaan dengan produk perusahaan kompetitor.

3. Gaya dan desain produk

Cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui gaya dan

desain produk yang berbeda. Desain merupakan konsep yang lebih besar

daripada gaya. Gaya hanya mendeskripsikan tampilan produk semata dan

tidak mempengaruhi kinerja produk tersebut. Berbeda dengan gaya, desain

produk yang baik berkontribusi dalam kegunaan dan juga tampilan produk

tersebut.

Strategi Pemasaran

Bauran pemasaran yang dinyatakan oleh Armstrong dan Kotler (2011)

adalah seperangkat alat pemasaran yang diciptakan oleh suatu perusahaan demi

menghasilkan respon yang diinginkan pada pasar yang dituju. Bauran pemasaran

terdiri dari empat unsur yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi permintaan produk yang dihasilkan. Menurut Mursid (2010)

bauran pemasaran adalah kerangka daripada suatu variabel keputusan pemasaran

dalam setiap perusahaan didalam waktu atau sampai batas waktu tertentu/khusus.

Empat unsur bauran pemasaran yang dikenal dengan nama 4P menurut Armstrong

dan Kotler (2011) yang terdiri dari:

1. Produk (product)

Kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada

pasar yang dituju.

2. Harga (price)

Jumlah biaya yang harus dibayarkan oleh konsumen demi

mendapatkan suatu produk.

3. Tempat (place)

Termasuk segala kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan demi

menghasilkan produk yang tersedia untuk konsumen yang dituju.

4. Promosi (promotion)

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

13

Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menyampaikan manfaat

produk serta membujuk konsumen yang dituju untuk membeli produk

tersebut.

Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan industri minuman ringan di Indonesia semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya permintaaan konsumen. Salah satu produk dari

industri minuman ringan yang mengalami peningkatan adalah teh siap minum.

Teh siap minum yang beredar di Indonesia dapat dikategorikan berdasarkan jenis

kemasan yang digunakan, yaitu: teh dalam kemasan botol kaca, teh dalam

kemasan botol plastik, teh dalam kemasan gelas plastik, teh dalam kemasan

kaleng, teh dalam kemasan karton dan teh dalam kemasan karton yang bisa dibuka

dan ditutup kembali penutupnya. Untuk penelitian ini akan digunakan contoh

produk teh botol plastik yaitu Frestea. Frestea merupakan merek teh siap minum

yang diluncurkan oleh Coca Cola Bottling Indonesia.

Persaingan teh siap minum di Indonesia yang pada awalnya sudah ketat

menjadi semakin ketat. Frestea sebagai salah satu produsen teh siap minum di

Indonesia harus jeli dalam melihat dan memahami keinginan konsumen agar

Frestea dapat mempertahankan posisinya di pasar Indonesia serta tidak tertinggal

dari produsen teh siap minum lainnya. Frestea harus mampu mengetahui secara

tepat perilaku konsumen yang menjadi target pasarnya. Hal-hal yang dapat

dipelajari dari perilaku konsumen Frestea ialah karakteristik konsumen Frestea,

proses pengambilan keputusan pembelian Frestea, faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian Frestea dan sikap konsumen terhadap atribut Frestea.

Penelitian tentang perilaku konsumen Frestea ini menggunakan tiga alat

analisis yaitu analisis deskriptif, analisis faktor dan analisis multiatribut Fishbein.

Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik konsumen yang

meliputi usia, jenis kelamin, pengeluaran, sumber dana, tempat tinggal dan asal

daerah serta proses pengambilan keputusan pembelian. Analisis faktor digunakan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Analisis Multiatribut Fishbein digunakan untuk menganalisis bagaimana

konsumen merangkai kepercayaan terhadap atribut produk sehingga membentuk

sikap tentang produk tersebut. Atribut produk tersebut meliputi: harga produk,

merek produk, kemudahan mengingat, kemasan, ukuran kemasan, keamanan

kemasan, komposisi produk, kehalalan, keamanan isi produk, promosi,

kemudahan memdapatkan produk, variasi rasa, kesesuaian rasa dan aroma. Ketiga

analisis tersebut akan menghasilkan hasil yang ingin dicapai dari dilakukannya

penelitian ini. Bagan aliran kerangka pemikiran secara lebih jelas dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

14

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

Analisis

deskriptif

Analisis

multriatribut

Fishbein

Analisis faktor

Implikasi manajerial

Meningkatnya konsumsi teh siap

minum

Mahasiswa merupakan salah satu

konsumen Frestea

Konsumen menyukai produk teh siap

minum yang praktis

Karakteristik

konsumen dan

proses

pengambilan

keputusan

pembelian

Sikap konsumen

terhadap atribut

produk

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

keputusan

pembelian

Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku

konsumen dalam keputusan

pembelian Frestea

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

15

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Jawa

Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa Institut Pertanian

Bogor merupakan perguruan tinggi terbesar di Bogor. Penelitian ini dilakukan

mulai dari April 2014 hingga Mei 2014.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh

penulis dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil jawaban kuesioner yang diisi

oleh responden kemudian diolah sehingga mendapatkan data yang dapat

diinterpretasi. Kuesioner penelitian ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama

mengenai profil responden yang terdiri dari 8 pertanyaan. Bagian kedua mengenai

proses keputusan pembelian yang terdiri dari 17 pertanyaan. Bagian ketiga

mengenai pengukuran sikap responden yang terdiri dari 26 pertanyaan. Bagian

keempat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

keputusan pembelian yang terdiri dari 13 pertanyaan.

Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis berdasarkan data yang

telah tersedia. Pada penelitiaan ini, data sekunder diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS), PT. Coca Cola Bottling Indonesia, Direktorat Administrasi IPB,

internet serta literatur lainnya. Data sekunder yang digunakan pada penenelitian

ini adalah data produksi teh di Indonesia, data konsumsi teh siap minum di

Indonesia, data pertumbuhan penjualan Frestea, data jumlah mahasiswa strata 1

IPB serta gambaran umum perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh mahasiswa

strata 1 IPB. Kuesioner penelitian disebarkan kepada 30 responden terlebih dahulu

untuk diuji validitas dan uji reliabilitas. Setelah dinyatakan valid dan reliabel,

kuesioner penelitian ini siap untuk disebarkan ke para responden sebanyak 100

orang. Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis berdasarkan data yang

telah tersedia. Pada penelitan ini, data sekunder diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS), PT. Coca Cola Bottling Indonesia, Direktorat Administrasi IPB,

internet serta literatur lainnya.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

16

Metode Penentuan Responden

Penentuan jumlah sampel responden yang akan dilakukan pada penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode qouta sampling dimana sampel

responden dibagi per fakultas yang ada di IPB. Populasi yang digunakan untuk

sampel responden adalah mahasiswa S1 IPB. Jumlah sampel responden yang

dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin (Umar

2000) sehingga nantinya didapatkan jumlah sampel responden yang dibutuhkan

tiap fakultas IPB:

( )

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan yang digunakan 10%

Berdasarkan rumus Slovin, jumlah responden yang akan digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 100 responden.

( )

Tabel 3 Populasi mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor

Fakultas Pria (orang) Wanita (orang) Jumlah

(orang)

Pertanian 836 1177 2013

Kedokteran Hewan 336 492 828

Perikanan dan Ilmu Kelautan 778 933 1721

Peternakan 375 432 807

Kehutanan 812 934 1746

Teknologi Pertanian 995 779 1774

Matematika dan IPA 1149 1715 2864

Ekonomi dan Manajemen 775 1490 2265

Ekologi Manusia 274 1207 1481

Total 6340 9159 15499 Sumber: Direktorat Administrasi Pendidikan IPB 2014

Data pada Tabel 3 kemudian diolah sehingga menghasilkan pembagian

jumlah responden per tiap fakultas. Pembagian responden untuk tiap fakultas

secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

17

Tabel 4 Sampel mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor

Fakultas Jumlah Responden (Orang)

Pertanian 13

Kedokteran Hewan 5

Perikanan dan Kelautan 11

Peternakan 5

Kehutanan 11

Teknologi Pertanian 11

Matematika dan IPA 19

Ekonomi dan Manajemen 15

Ekologi Manusia 10

Total 100 Sumber: Data diolah 2014

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Uji Validitas

Validitas (Umar 2000) menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai

korelasi (r) antar masing-masing pertanyaan dengan skor total. Rumus yang

digunakan untuk menguji validitas dapat dengan menggunakan rumus korelasi

product moment. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung

dengan r-tabel untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini adalah jumlah

sampel (responden). Jika r-hitung > r-tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan

valid.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

18

( ) ( )

√[ ( ) ][ ( ) ]

Keterangan:

r = Korelasi antara X dan Y

n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

Uji validitas kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

korelasi product moment yang perhitungannya menggunakan bantuan SPSS 17.

Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai r pada tabel statistik. Jika

nilai korelasi product moment hitung (nilai r hitung) > nilai r tabel (r tabel =

0.361 untuk n=30 dan α = 5%), maka pertanyaan tersebut dinggap valid. Untuk

menguji semua pertanyaan kuesioner tersebut, kuesioner disebarkan ke 30

responden. Seluruh jawaban 30 responden tersebut kemudian diuji dan hasil yang

didapatkan menyatakan bahwa seluruh pertanyaan kuesioner valid dan selanjutkan

dapat diuji reliabilitasnya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1, 2 dan

3.

Uji Reliabilitas Reliabilitas (Umar 2000) adalah suatu angka indeks yang menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur

harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten

sehingga hasilnya dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas yang

digunakan untuk penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha. Suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60.Metode Cronbach

digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan

rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3,

1-5, atau 1-7. Rumus Cronbach ialah sebagai berikut:

(

)(

2

b

2

t)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

2

b = Jumlah varian butir

2

t

= Varian total

Jumlah varian butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir

kemudian jumlahkan (Umar 2000), seperti yang dijelaskan berikut ini:

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

19

( )

Keterangan :

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

bantuan SPSS 17 dengan melihat nilai Cronbach Alpha, apabila nilai Cronbach

Alpha > 0.60 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan reliabel untuk

digunakan. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai Cronbach Alpha sebesar

0.871 untuk tingkat kepentingan (ei), nilai Cronbach Alpha sebesar 0.898 untuk

tingkat kepercayaan (bi) dan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.907 untuk faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1, 2 dan 3.

Analisis Deskriptif

Untuk mengetahui karakteristik responden dan mengetahui proses

keputusan pembelian konsumen Frestea yang dimulai dari tahap pengenalan

kebutuhan hingga tahap perilaku pasca pembelian dilakukan secara deskriptif

melalui perhitungan persentase jawaban responden. Persentase jawaban responden

dikelompokkan berdasarkan pertanyaan dalam bentuk tabel sederhana.

Perhitungan persentasedapat dirumuskan sebagai berikut:

x 100%

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

Σ ƒi = Total jawaban

Analisis Faktor

Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam

proses keputusan pembelian dianalisis melalui analisis faktor dengan metode

ekstrasi Principal Component Analysis (PCA). Data yang digunakan merupakan

data primer dari pengisian kuesioner konsumen Frestea. Untuk keperluan

perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS 17. Analisis faktor menganalisis

interaksi antar variabel. Semua variabel berstatus sama, tidak ada variabel

independen. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur

hubungan antar variabel maupun antar responden. Analisis faktor juga dapat

digunakan untuk mengurangi data (Simamora 2005).

Menurut Suliyanto (2005), tahapan dalam analis faktor ialah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel yang akan dianalisis.

2. Menguji seluruh variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan

Bartlett’s Test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure of

Sampling Adequacy).

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

20

3. Melakukan proses inti dari analisis faktor yaitufactoring.

4. Melakukan proses rotasi faktor (factor rotation) atau rotasi terhadap

faktor yang telah terbentuk.

5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk khususnya pemberian nama atas

faktor yang terbentuk yang dianggap dapat mewakili variabel anggota

faktor yang terbentuk tersebut.

6. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang

terbentuk telah valid.

Analisis Multiatribut Fishbein

Menurut Bowen dalam Umar (2000), model multiatribut Fishbein berfokus

pada prediksi sikap yang dibentuk seorang terhadap objek tertentu. Model

multiaribut Fishbein memungkinkan para pemasar untuk mendiagnosis kekuatan

dan kelemahan suatu merek produk secara relatif dibandingkan dengan merek

pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek

produk pada atribut-atribut penting.Analisis multiatribut juga memberi pemasar

suatu pedoman untuk mengembangkan strategi pengembangan sikap yang sesuai. Model multiatribut Fishbein terdiri dari tiga model yaitu: the attitude-toward-

object-model, the attitude-toward-behavior-model, dan the theory-of-reasoned-action

model. Model multiatribut Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap

suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen

terhadap atribut-atribut yang dievaluasi (Sumarwan 2003).

Dimana:

Ao = sikap terhadap suatu obyek

bi = kekuatan kepercayaan obyek tersebut memiliki atribut

ei = evaluasi terhadap atribut

n = jumlah atribut yang dimiliki obyek

Model multiatribut Fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu

(Sumarwan 2003):

1. Atribut

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient belief

adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut,

sering disebut sebagai attribute-object beliefs.

2. Kepercayaan

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk

memiliki atribut tertentu. Komponen bi menggambarkan kepercayaan

konsumen terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek atau produk

yang dievaluasinya. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object

attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan

adanya hubungan antara sebuah objek dengan atribut yang relevan.

3. Evaluasi Atribut

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

21

Evaluasi atribut menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi

konsumen. Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau

karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Komponen ei

mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek

tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika

mengevaluasi tingkat kepentingan tersebut.

Bentuk Skala Pengukuran

Dilihat dari bentuk instrumen dan pernyataan yang dikembangkan dalam

instrumen, terdapat berbagai bentuk skala yang dapat digunakan dalam

pengukuran, yaitu: skala Likert, skala Guttman, semantik Differensial, Rating

Scale dan skala Thurstone (Djaali dan Muljono 2007).

1. Skala Likert

Skala Likert ialah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang suatu gejala atau

fenomena. Ada dua bentuk pertanyaan yang menggunakan skala Likert

yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur sikap positif dan bentuk

pertanyaan negatif untuk mengukur sikap negatif. Pertanyaan positif diberi

skor 5,4,3,2, dan 1 sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor

1,2,3,4 dan 5 atau -2, -1,0,1,2.

2. Skala Guttman

Skala Guttman ialah skala yang menginginkan tipe jawaban tegas,

seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif,

tinggi-rendah, baik-buruk dan seterusnya. Pada skala Guttman hanya ada

dua interval yaitu setuju dan tidak setuju. Pengukuran menggunakan skala

Guttman bila orang yang melakukan pengukuran menginginkan jawaban

tegas atas pertanyaan pilihan ganda, skala Guttman dapat juga dibuat

dalam bentuk daftar checklist. Untuk jawaban positif seperti setuju, benar,

ya, pernah dan semacamnya diberi skor 1 sedangkan untuk jawaban

negatif seperti tidak setuju, salah atau tidak, tidak pernah dan semacamnya

diberi skor 0.

3. Semantik Differensial

Skala differensial ialah skala untuk mengukur sikap yang bentuknya

bukan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis

kontinum dimana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan

garis dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau

sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala

semantik differensial adalah data interval. Skala ini biasanya digunakan

untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

4. Rating Scale

Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang

dikemukakan diatas adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan.

Berbeda dengan rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif

(angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam

rating scale, responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang

telah disediakan.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

22

Rating scale digunakan untuk mengukur sikap dan dapat juga

digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena

lingkungan seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi,

pengetahuan, kemampuan dan lain-lain. Hal terpenting dalam rating scale

adalah kemampuan menerjemahkan alternatif jawaban yang dipilih

responden. Misalnya responden memilih jawaban angka 3 tetapi angka 3

oleh orang tertentu belum tentu sama dengan angka 3 bagi orang lain yang

juga memilih jawaban angka 3.

5. Skala Thurstone

Skala Thurstone ialah skala yang disusun dengan memilih butir yang

berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut,

kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat

dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variabel

yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai

relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk variabel yang

hendak diukur.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan

The Coca Cola Company didirikan pada tahun 1892 oleh Asa G. Chandler

di Atlanta. Perusahaan ini merupakan induk dari seluruh perusahan pembotolan

yang memiliki merek dagang Coca Cola di seluruh dunia dengan menyediakan

bahan baku konsentrat. Pada tahun 1893, The Coca Cola Company mulai

membangun pabrik di luar Atlanta. Merek Coca Cola mulai dikenal di Indonesia

pada tahun 1927 ketika De Nederland Indische Mineral Water Fabrieck

(NIMWF) membotolkan Coca Cola untuk pertama kali di Batavia (sekarang

Jakarta). Produksi pertama sebanyak 10 000 krat dengan 25 orang karyawan.

Setelah Indonesia merdeka, NIMWF diambil alih oleh pedagang Indonesia dan

merubah nama perusahaannya menjadi The Indonesian Beverages Ltd. N. V (IBL).

Peralihan tersebut menyebabkan status IBL berubah menjadi perusahaan nasional.

Pertambahan modal serta kerja sama dengan Mitsui Toatsu Chemical Inc.,

Mitsui & Co. Ltd. dan Mikuni Coca Cola Bottling Co. pada tahun 1971 merubah

IBL menjadi PT. Djaya Beverages Bottling Company (PT. DBBC) yang

merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Tahun 1993, saham

PT. DBBC diambil alih oleh Coca Cola Amatil Ltd. sebesar 90%. Coca Cola

Amatil Ltd. adalah perusahaan pembotolan terbesar di kawasan Asia Pasifik yang

beroperasi di 6 negara yaitu Australia, Selandia Baru, Fiji, Indonesia, Papua

Nugini, dan Samoa serta berkantor pusat di Sydney, Australia. Peralihan

kepemilikan saham tersebut menyebabkan nama PT. DBBC berubah menjadi PT.

Coca Cola Amatil Indonesia ( PT.CCAI).

PT. Coca Cola Amatil Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu : PT. Coca Cola

Amatil Indonesia Bottling (PT. CCAIB) dan PT. Coca Cola Amatil Indonesia

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

23

Distribution (PT. CCAID). PT.CCAIB bertugas untuk memproduksi produk

sementara PT. CCAID bertugas untuk memasarkan dan mempromosikan produk

yang diproduksi oleh PT. CCAIB. Pada tahun 2002, PT. CCAIB berubah nama

menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia (PT. CCBI) sedangkan PT. CCAID

berubah nama menjadi PT. Coca Cola Distribution Indonesia (PT. CCDI).

PT. Coca Cola Amatil Indonesia mengoperasikan 9 pabrik pembotolan yang

terletak di Medan, Padang, Lampung, Bekasi, Cikedokan, Bandung, Semarang,

Surabaya dan Denpasar. Seluruh pabrik pembotolan tersebut berada dibawah

arahan PT. Coca Cola Indonesia (PT. CCI). PT. Coca Cola Indonesia merupakan

perusahaan perwakilan dari The Coca-Cola Company yang bertugas untuk

menyuplai bahan baku konsentrat ke seluruh pabrik pembotolan di Indonesia dan

menetapkan seluruh standar bahan baku yang digunakan oleh pabrik. Produk

minuman ringan yang diproduksi oleh PT. CCBI adalah Coca Cola, Diet Coke,

Coca Cola Zero, Sprite, Fanta, Frestea, Minute Maid, Minute Maid Pulpy,

Minute Maid Nutriboost, Aquarius, Powerade, Ades, Schweppes dan A & W.

Tahun 2002, CCAI meluncurkan produk minuman ringan teh siap minum yaitu

Frestea.

Visi, Misi dan Moto Perusahaan

Visi Coca Cola Company ialah “kami memahami bahwa sebagai barang

yang praktis, dunia kami tidak terbatas dan bahwa kami, diri kami, merupakan

variabel kunci dalam mengetahui seberapa banyak yang dapat kami peroleh”. Misi

yang diterapkannya: karyawan terlatih, pelayanan pada pelanggan, produk

bermutu tinggi, dan menjadikan Coca Cola sebagai merek dagang paling terkenal.

Moto perusahaan adalah menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat

dimana seluruh karyawan dengan terampil memproduksi minuman ringan

berkualitas tinggi untuk konsumen, memberikan nilai tambah pada masyarakat

setempat dan meningkatkan investasi.

Sebagai produsen dan distributor minuman ringan berkarbonasi terbesar,

CCBI dan CCDI memiliki komitmen sebagai industri dengan standar dunia yang

senantiasa berorientasi untuk memberikan kepuasan kepada setiap konsumen

dengan memberikan produk dengan kualitas terbaik. Sebagai perwujudan

komitmen tersebut, Coca Cola telah mengadopsi standar sistem manajemen

kualitas dan lingkungan yang berlaku di seluruh jaringan operasi Coca Cola di

dunia termasuk di Indonesia. Wujud dari semua itu, semua pabrik CCBI di

Indonesia telah mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001. Semua jenis

produk yang dihasilkan CCBI juga telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis

Ulama Indonesia (MUI).

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

24

Struktur Organisasi Kantor Penjualan CCBI di Bogor

Gambar 3 Struktur organisasi kantor penjualan CCBI di Bogor

Deskripsi Tugas:

1. Manajer Penjualan: Merencanakan penjualan dan program penjualan,

meningkatkan jumlah pelanggan, mengelola budget penjualan, memonitor

penjualan dan mengevaluasi pencapaian penjualan.

2. Manajer Penjualan Wilayah: Meningkatkan penjualan, mencari tambahan

pelanggan, mengkoordinir sales represantatives dan melaksanakan

program.

3. Koordinator Administrasi Penjualan: Membuat laporan penjualan,

merekap data penjualan, membuat laporan gaji karyawan, membuat

administrasi keuangan.

4. Perwakilan Penjualan: Melaksanakan program penjualan, mengunjungi

pelanggan, merekomendasi pesanan pelanggan, melakukan penjualan

kredit maupun tunai, menata produk dalam toko, menjelaskan program

pemasaran pada pelanggan

Manajer Penjualan

Manajer

Penjualan

Wilayah 1

Manajer

Penjualan

Wilayah 2

Koordinator

Administrasi

Penjualan

Perwakilan

Penjualan

Manajer

Penjualan

Wilayah 3

Manajer

Penjualan

Wilayah 4

Perwakilan

Penjualan

Perwakilan

Penjualan

Perwakilan

Penjualan

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden yang digunakan untuk penelitian ini merupakan mahasiswa S1

Institut Pertanian Bogor yang pernah mengonsumsi Frestea. Pertanyaan yang

digunakan untuk mengetahui karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia,

asal daerah, tempat tinggal saat ini, pengeluaran tiap bulan dan sumber dana.

Karakteristik mahasiswa konsumen teh siap minum Frestea berdasarkan

jenis kelamin, mayoritasnya adalah perempuan sebesar 60% sedangkan laki-laki

adalah sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen perempuan lebih

banyak mengonsumsi teh siap minum Frestea dibandingkan dengan konsumen

laki-laki serta juga menunjukkan bahwa konsumen perempuan menyukai teh siap

minum Frestea yang praktis. Besarnya persentase antara perempuan dan laki-laki

dapat dilihat Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Persentase Mahasiswa (%)

Laki-laki 40

60 Perempuan

Total 100

Karakteristik konsumen teh siap minum Frestea berdasarkan usia adalah 9%

berusia 23 tahun, 24% berusia 22 tahun, 46% berusia 21 tahun, 9% berusia 20

tahun dan 12% berusia 19 tahun. Usia konsumen 21 tahun merupakan usia yang

paling banyak menjadi responden dalam penelitian ini sedangkan konsumen usia

23 tahun dan 20 tahun merupakan konsumen yang sedikit menjadi responden

dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena peneliti hanya mengambil

responden mahasiswa S1 IPB yang pada umumnya berusia antara 18 tahun hingga

23 tahun. Besarnya persentase berdasarkan usia konsumen dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia (tahun) Persentase Mahasiswa (%)

19 12

9

46

24

9

20

21

22

23

Total 100

Karakteristik mahasiswa konsumen teh siap minum Frestea berdasarkan

asal daerah menunjukkan bahwa 80% berasal dari Jawa, 13% berasal dari

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

26

Sumatera, 3% berasal dari Kalimantan, 2% berasal dari Nusa Tenggara, 1%

berasal dari Bali dan 1% berasal dari luar Indonesia, yaitu berasal dari Malaysia.

Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berasal dari Jawa merupakan

konsumen yang paling banyak mengonsumsi teh siap minum Frestea sedangkan

konsumen yang berasal dari Bali dan luar Indonesia merupakan konsumen yang

paling sedikit menjadi konsumen dalam penelitian ini. Besarnya persentase

berdasarkan asal daerah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan asal daerah

Asal Daerah Persentase Mahasiswa (%)

Jawa 80

13

3

2

1

1

Sumatera

Kalimantan

Nusa Tenggara

Bali

Lainnya

Total 100

Karakteristik konsumen teh siap minum Frestea berdasarkan tempat tinggal

saat ini menunjukkan bahwa sebesar 45% bertempat tinggal di kostan, sebesar

29% bertempat tinggal di rumah orang tua, sebesar 22% bertempat tinggal di

rumah sewa/kontrakan, sebesar 3% bertempat tinggal di asrama dan sebesar 1%

bertempat tinggal di kategori tempat tinggal lainnya yaitu di rumah kerabat. Hal

ini menunjukkan bahwa mayoritas responden bertempat tinggal di tempat tinggal

sewaan yang meliputi kostan, rumah sewa/kontrakan dan asrama karena sebagian

besar responden merupakan mahasiswa IPB yang berasal dari luar daerah Bogor.

Besarnya persentase berdasarkan tempat tinggal saat ini dapat dilihat pada Tabel

8.

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal saat ini

Tempat Tinggal Persentase Mahasiwa (%)

Kostan 45

29

22

3

1

Rumah orang tua

Rumah sewa/kontrakan

Asrama

Lainnya

Total 100

Karakteristik mahasiswa konsumen teh siap minum Frestea berdasarkan

pengeluaran setiap bulan terdiri dari 63% memiliki pengeluaran per bulan sebesar

Rp 500 001-Rp 1 000 000, 15% memiliki pengeluaran per bulan sebesar Rp 1 000

001-Rp 1 500 000, 13% memiliki pengeluaran per bulan sebesar < Rp 500 000,

8% memiliki pengeluaran per bulan sebesar Rp 1 500 001-Rp 2 000 000 dan 1%

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

27

memiliki pengeluaran sebesar > Rp 2 000 001. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki

pengeluaran per bulan sebesar Rp 500 001-Rp 1 000 000 serta juga menunjukkan

bahwa dana yang tersedia dan dapat digunakan oleh konsumen sangatlah terbatas.

Besarnya persentase berdasarkan pengeluaran setiap bulan dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran tiap bulan

Pengeluaran Persentase Mahasiswa (%)

< Rp 500000 13

63

15

8

1

Rp 500001 – Rp 1000000

Rp 1000001 – Rp 1500000

Rp 1500001 – Rp 2000000

>Rp 2000000

Total 100

Karakteristik mahasiswa konsumen teh siap minum Frestea berdasarkan

sumber dana menunjukkan bahwa 72% berasal dari orang tua, 17% berasal dari

beasiswa, 4% berasal dari penghasilan sendiri dan 7% berasal dari kombinasi

orang tua, beasiswa dan penghasilan sendiri atau kombinasi orang tua dan

beasiswa atau kombinasi penghasilan sendiri dan orang tua atau kombinasi

beasiswa dan penghasilan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki sumber dana

yang masih berasal dari orang tua, mengingat responden adalah mahasiswa S1

yang pada umumnya belum memiliki penghasilan/pendapatan sendiri. Besarnya

persentase berdasarkan sumber dana dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Karakteristik responden berdasarkan sumber dana

Sumber Dana Persentase Mahasiswa (%)

Orang tua 72

17

4

7

Beasiswa

Penghasilan sendiri

Lainnya

Total 100

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

28

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Armstrong dan Kotler (2011) proses keputusan konsumen dalam

melakukan pembelian tediri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen akan melewati atau membalik

tahapan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini akan dijelaskan proses

pengambilan kepurusan yang dilakukan oleh para responden yang melakukan

pembelian teh siap minum Frestea.

Pengenalan Kebutuhan

Sebelum melakukan pembelian, konsumen mengenali adanya kebutuhan

yang harus dipenuhi. Kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen dapat dipicu

oleh rangsangan (stimuli) internal atau rangsangan eksternal. Motivasi dan

manfaat merupakah salah satu faktor yang mampu mempengaruhi tindakan

seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan hasil penelitian, alasan/motivasi utama konsumen dalam

membeli teh siap minum Frestea adalah Frestea berfungsi sebagai minuman

penghilang rasa haus yang menyegarkan sebesar 63%. Alasan/motivasi kedua

yaitu sebesar 30% karena Frestea mudah diperoleh. Alasan/motivasi ketiga yaitu

sebesar 6% karena mutu produk yang sesuai dan alasan/motivasi keempat yaitu

sebesar 1% karena dorongan promosi/iklan. Hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa motivasi konsumen dalam membeli Frestea adalah Frestea dipercaya

sebagai minuman penghilang rasa haus. Besarnya persentase mengenai

alasan/motivasi konsumen membeli Frestea dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran alasan/motivasi memilih untuk mengonsumsi Frestea

Alasan/Motivasi Persentase

Mahasiswa (%)

Minuman penghilang rasa haus yang menyegarkan 63

30

6

1

Mudah diperoleh

Mutu produk yang sesuai

Dorongan promosi/iklan

Total 100

Selanjutnya adalah mengenai manfaat yang paling diinginkan oleh

konsumen ketika hendak membeli Frestea. Konsumen menyatakan bahwa rasa

haus hilang apabila meminum Frestea yang besarnya ialah 92%. Konsumen yang

setuju bahwa Frestea merupakan bagian dari gaya hidup adalah sebesar 2%.

Kemudian, 3% menyatakan tidak ada manfaatnya dan 3% lainnya menyatakan

bahwa Frestea memiliki rasa yang menyegarkan atau minuman yang mengandung

antioksidan. Berdasarkan hasil jawaban para responden, manfaat dari Frestea

adalah mampu menghilangkan rasa haus yang dirasakan oleh konsumen. Besarnya

persentase mengenai manfaat yang didapat konsumen setelah mengonsumsi

Frestea dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

29

Tabel 12 Sebaran manfaat yang didapat setelah mengonsumsi Frestea

Manfaat Persentase Mahasiswa (%)

Rasa haus hilang 92

Tidak ada manfaatnya 3

Bagian dari gaya hidup 2

Lainnya 3

Total 100

Pencarian Informasi

Setelah konsumen mampu mengenali kebutuhan yang harus dipenuhi,

langkah selanjutnya adalah tahap pencarian informasi. Pada tahap pencarian

informasi, konsumen dapat mendapatkan informasi mengenai produk dari

berbagai sumber yang konsumen percayai. Pencarian informasi penting untuk

dilakukan agar konsumen memiliki pengetahuan terntang suatu produk sehingga

kesalahan konsumen dalam memilih produk dapat diperkecil.

Berdasarkan hasil penelitian, infomasi mengenai Frestea diperoleh dari

media elektronik yaitu sebesar 92%. Selanjutnya, konsumen memperoleh

informasi melalui media cetak sebesar 4% dan 4% lainnya yaitu, informasi berasal

dari keluarga atau teman/kenalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media

eletronik adalah media yang mudah untuk diakses. Besarnya persentase mengenai

sebaran sumber informasi mengenai Frestea dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran media informasi yang digunakan responden Frestea

Media Informasi Persentase Mahasiswa

(%)

Media elektronik (tv, internet, radio dan lain-lain) 92

Media cetak (koran, majalah, brosur dan lain-

lain)

4

Lainnya 4

Total 100

Ketika konsumen hendak mencari infomasi mengenai Frestea, sebesar 54%

menyatakan bahwa fokus utama infomasi yang dicari adalah mengenai rasa

Frestea. Sebesar 12% menyatakan tentang harga, sebesar 10% menyatakan

tentang kemudahan memperoleh, sebesar 7% menyatakan tentang kemasan,

sebesar 8% menyatakan tentang halal dan izin BPOM, sebesar 4% menyatakan

aroma, sebesar 3% menyatakan tentang tanggal kadaluarsa dan sebesar 2%

menyatakan tentang volume. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sangat

memperhatikan rasa Frestea. Besarnya persentase mengenai fokus perhatian

konsumen berdasarkan informasi yang diterima dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

30

Tabel 14 Sebaran fokus perhatian responden berdasarkan infomasi yang

didapatkan

Fokus Perhatian Persentase Mahasiswa (%)

Harga 12

Rasa 54

Kemudahan memperoleh 10

Kemasan 7

Volume 2

Aroma 4

Halal dan izin BPOM 8

Tanggal kadaluarsa 3

Total 100

Selanjutnya yaitu pengaruh promosi kepada konsumen, sebesar 51%

menyatakan bahwa promosi tidak berpengaruh terhadap pembelian Frestea

sedangkan sebesar 49% menyatakan bahwa promosi berpengaruh terhadap

pembelian Frestea. Hal ini menunjukkan bahwa promosi produk Frestea belum

cukup untuk mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian konsumen.

Besarnya persentase mengenai pengaruh promosi dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Pengaruh promosi kepada responden

Pengaruh Promosi Persentase Mahasiswa (%)

Berpengaruh 49

Tidak berpengaruh 51

Total 100

Evaluasi Alternatif

Tahap pengenalan kebutuhan dan pencarian informasi sudah dilalui oleh

konsumen. Selanjutnya, adalah tahap evaluasi alternatif. Pada tahap evaluasi

alternatif, konsumen akan mengevaluasi infomasi yang sudah didapatkan sehingga

nantinya konsumen dapat memiliki berbagai alternatif pilihan. Konsumen akan

menggunakan perhitungan yang teliti dalam mengevaluasi produk yang hendak

dibeli tetapi ada juga konsumen yang sedikit mengevaluasi atau tidak

mengevaluasi produk yang hendak dibeli sama sekali.

Atribut produk yang paling dipertimbangkan oleh konsumen adalah rasa

Frestea yaitu sebesar 45%.Pertimbangan selanjutnya yaitu sebesar 27% adalah

mengenai harga Frestea, sebesar 12% mengenai kemudahan memperoleh, sebesar

8% adalah mengenai izin halal dan BPOM, sebesar 3% mengenai volume dan

aroma serta 1% mengenai kemasan dan tanggal kadaluarsa. Atribut produk yang

sangat dipertimbangkan oleh konsumen adalah rasa. Hal ini sejalan dengan fokus

perhatian konsumen yaitu sama-sama memperhatikan rasa Frestea sehingga dapat

disimpulkan bahwa konsumen sangat memperhatikan rasa Frestea. Besarnya

persentase mengenai atribut Frestea yang dipertimbangakan dapat dilihat pada

Tabel 16.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

31

Tabel 16 Sebaran atribut Frestea yang dipertimbangkan oleh responden

Pertimbangan Atribut Persentase Mahasiswa (%)

Harga 27

Rasa 45

Kemudahan memperoleh 12

Kemasan 1

Volume 3

Aroma 3

Halal dan izin BPOM 8

Tanggal kadaluarsa 1

Total 100

Selanjutnya adalah mengenai konsumsi teh siap minum lainnya selain teh

siap minum Frestea. Semua konsumen yaitu sebesar 100% menyatakan bahwa

konsumen juga mengonsumsi teh siap minum selain merek Frestea. Sebesar 41%

menyatakan bahwa pertimbangan dalam mengkonsumsi teh siap minum bukan

Frestea ialah rasa. Selanjutnya, sebesar 28% mempertimbangkan kemudahan

memperoleh, sebesar 26% mempertimbangkan harga, sebesar 2%

mempertimbangkan kemasan dan volume sebesar 3%. Hal ini menunjukkan

bahwa atribut teh siap minum lainnya yaitu rasa juga dipertimbangkan oleh

konsumen responden teh siap minum Frestea. Besarnya persentase mengenai

atribut teh siap minum selain Frestea yang dipertimbangkan dapat dilihat pada

Tabel 17.

Tabel 17 Sebaran atribut teh siap minum selain Frestea yang dipertimbangkan

oleh responden

Pertimbangan Atribut Persentase Mahasiswa (%)

Harga 26

Rasa 41

Kemudahan memperoleh 28

Kemasan 2

Volume 3

Total 100

Pembelian

Tahap selanjutnya setelah tahap evaluasi alternatif adalah tahap pembelian.

Pada tahap pembelian, konsumen sudah memiliki pengetahuan mengenai produk

yang akan dibeli sehingga konsumen dapat dengan mudah memutuskan apa saja

yang akan dibeli tetapi terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi niat

pembelian dan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor situasional

tidak terduga (Armstrong dan Kotler 2011).

Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 93% menyatakan bahwa yang paling

berpengaruh dalam pembelian teh siap minum Frestea adalah diri sendiri. Sebesar

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

32

6% dipengaruhi oleh teman dan sebesar 1% dipengaruhi oleh keluarga. Hal ini

menunjukkan bahwa dorongan dari diri sendiri berpengaruh dalam pembelian teh

siap minum Frestea. Data persentase mengenai yang paling mempengaruhi secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Sebaran individu yang paling mempengaruhi responden

Individu Yang Mempengaruhi Persentase Mahasiswa (%)

Diri sendiri 93

Keluarga 1

Teman 6

Total 100

Sebesar 61% konsumen menyatakan bahwa pembelian Frestea tergantung

situasi sehingga dapat diartikan bahwa konsumen hendak membeli teh siap

minum hanya saja ada kemungkinan jika Frestea bukan produk teh siap minum

yang ingin dibeli pada saat itu. Sebesar 39% konsumen menyatakan tidak pernah

direncanakan sehingga dapat diartikan bahwa niat konsumen untuk membeli

Frestea timbul secara tidak terduga. Besarnya persentase mengenai keputusan

pembelian Frestea dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Sebaran keputusan pembelian Frestea

Cara memutuskan pembelian Persentase Mahasiswa (%)

Tidak pernah direncanakan 39

Tergantung situasi 61

Total 100

Mayoritas konsumen yaitu sebesar 73% menyatakan bahwa tempat membeli

Frestea adalah di supermarket/hypermarket/minimarket. Sebagian konsumen

lainnya yaitu sebesar 25% menyatakan membeli Frestea di warung dan sebesar

2% menyatakan membeli Frestea di rumah makan/restoran/kafe. Di daerah sekitar

kampus IPB Dramaga terlihat banyak minimarket diletak yang strategis dan

mudah dijangkau sehingga lebih banyak mahasiwa yang membeli di minimarket.

Besarnya persentase mengenai tempat membeli Frestea dapat dilihat pada Tabel

20.

Tabel 20 Sebaran tempat membeli Frestea

Tempat Membeli Persentase Mahasiswa (%)

Supermarket/hypermarket/minimarket 73

Warung 25

Rumah makan/restoran/kafe 2

Total 100

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

33

Perilaku Pasca Pembelian

Tahap yang terakhir dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah

perilaku pasca pembelian. Pada tahapan ini, terdapat dua kemungkinan yang akan

terjadi yaitu konsumen puas atau tidak puas. Jika konsumen puas maka produk

tersebut sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Jika konsumen tidak puas

maka produk tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Sebanyak 91% konsumen menyatakan bahwa konsumen merasa puas

dengan produk teh siap minum Frestea sedangkan 9% konsumen menyatakan

tidak puas dengan produk teh siap minum Frestea. Berdasarkan hasil jawaban

para konsumen tersebut, dapat dikatakan bahwa mayoritas konsumen merasa

puas. Konsumen yang puas tersebut diharapkan menjadi konsumen yang loyal

terhadap teh siap minum Frestea. Besarnya persentase mengenai kepuasan

konsumen dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Sebaran kepuasan responden terhadap Frestea

Tingkat Kepuasan Persentase Mahasiswa (%)

Puas 91

Tidak puas 9

Total 100

Sebanyak 98% konsumen menyatakan bahwa apabila Frestea tidak tersedia

pada saat hendak membeli Frestea, maka akan beralih ke produk teh siap minum

lainnya sedangkan 2% menyatakan tidak akan melakukan pembelian apabila

Frestea tidak tersedia. Besarnya persentase mengenai alternatif pilihan jika

Frestea tidak tersedia dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Sebaran alternatif pilihan apabila Frestea tidak tersedia

Tingkat Kepuasan Persentase Mahasiswa (%)

Beralih ke produk teh siap minum lainnya 98

Tidak melakukan pembelian 2

Total 100

Jika Frestea mengalami kenaikan harga maka sebesar 67% konsumen

responden menyatakan akan beralih ke produk teh siap minum lainnya sedangkan

sebesar 24% konsumen menyatakan akan tetap membeli dan sebesar 9%

konsumen menyatakan tidak akan melakukan pembelian. Besarnya persentase

mengenai tanggapan konsumen apabila Frestea mengalami kenaikan harga dapat

dilihat pada Tabel 23.

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

34

Tabel 23 Sebaran tanggapan yang akan dilakukan responden apabila Frestea

mengalami kenaikan harga

Tanggapan Responden Jika Terjadi

Kenaikan Harga Persentase Mahasiswa (%)

Beralih ke produk teh siap minum lainnya 67

Tidak melakukan pembelian 9

Tetap membeli 24

Total 100

Berdasarkan jawaban konsumen, sebesar 43% menyatakan bahwa terakhir

kali membeli Frestea adalah sekitar seminggu yang lalu. Selanjutnya, sebesar

27% konsumen menyatakan dua minggu yang lalu, sebesar 16% konsumen

menyatakan sebesar sebulan yang lalu dan sebesar 14% menyatakan tiga minggu

yang lalu. Besarnya persentase mengenai waktu terakhir pembelian Frestea dapat

dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Waktu terakhir pembelian Frestea

Waktu Terakhir Pembelian Persentase Mahasiswa (%)

Seminggu yang lalu 43

Dua minggu yang lalu 27

Tiga minggu yang lalu 14

Sebulan yang lalu 16

Total 100

Berdasarkan hasil penelitian, jika kenaikan harga Frestea akan benar-benar

terjadi, sebesar 78% konsumen menyatakan bahwa akan menolerir kenaikan harga

1% hingga 10%. Selanjutnya, sebesar 16% menyatakan tidak akan menolerir

kenaikan harga dan sebesar 6% akan menolerir sebesar 11% hingga 20%.

Besarnya persentase mengenai kenaikan harga yang ditolerir secara jelas dapat

dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25 Sebaran tanggapan mengenai kenaikan harga yang masih ditolerir

Kenaikan Harga Yang Ditolerir Persentase Mahasiswa (%)

1% - 10% 78

11% - 20% 6

Tidak mentolerir kenaikan harga 16

Total 100

. Sebanyak 74% konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki niat

untuk melakukan pembelian berulang sedangkan sebanyak 26% menunjukkan

bahwa mereka tidak memiliki niat untuk melakukan pembelian berulang.

Besarnya persentase mengenai sebaran pembelian kembali dapat dilihat pada

Tabel 26.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

35

Tabel 26 Sebaran pembelian kembali Frestea

Mau Melakukan Pembelian Kembali Persentase Mahasiswa (%)

Ya 74

Tidak 26

Total 100

Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk Frestea

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner dari 100 orang responden, dapat

diketahui penilaian konsumen terhadap atribut produk dalam bentuk skor

kepercayaan (bi) dan skor kepentingan (ei)sehingga akan diketahui skor sikap

konsumen (Ao) terhadap atribut produk Frestea. Atribut produk yang diteliti

berjumlah 13 atribut yaitu harga produk, merek produk, kemudahan mengingat

produk, kemasan menarik, ukuran kemasan, keamanan kemasan, komposisi

produk kehalalan produk, keamanan isi produk, promosi produk, kemudahan

mendapatkan produk, variasi rasa serta kesesuaian rasa dan aroma. Evaluasi

tingkat kepercayaan dan kepentingan diukur dengan menggunakan skala Likert

dengan rentang skor yaitu dari 1 hingga 5.

Analisis Tingkat Kepercayaan

Analisis tingkat kepercayaan dilakukan untuk mendapatkan skor

kepercayaan (bi). Skor kepercayaan menjelaskan besarnya kepercayaan konsumen

terhadap atribut produk yang ada pada produk tersebut. Evaluasi tingkat

kepercayaan diukur dengan menggunakan skala Likert dengan rentang skor yaitu

dari 1 hingga 5. Semakin tinggi skor kepercayaan suatu produk maka semakin

percaya pula konsumen dengan produk tersebut.

Berdasarkan Tabel 27, dapat diketahui bahwa atribut kehalalan produk

merupakan atribut yang paling dipercaya oleh konsumen dengan skor kepercayaan

sebesar 4.48. Hal ini menunjukkan bahwa atribut kehalalan produk merupakan

atribut produk yang paling dipercaya oleh konsumen. Atribut dengan skor

kepercayaan kedua tertinggi adalah keamanan isi produk dengan skor kepercayaan

sebesar 4.23. Atribut keamanan kemasan produk adalah atribut produk dengan

skor kepercayaan tertinggi ketiga dengan skor sebesar 4.13.

Atribut promosi produk merupakan atribut produk yang memiliki skor

sebesar 3.57 sehingga merupakan atribut dengan skor kepercayaan terendah dan

menunjukkan bahwa atribut promosi produk merupakan atribut produk yang

kurang dipercaya oleh konsumen. Atribut merek produk memiliki skor

kepercayaan terendah kedua dengan skor sebesar 3.69. Skor kepercayaan terendah

ketiga dimiliki oleh atribut kemasan dengan skor sebesar 3.72.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

36

Tabel 27 Skor kepercayaan (bi) atribut konsumen Frestea

Atribut Produk

Frekuensi pada setiap nilai skala

Skor

Kepercayaan

(bi) 1 2 3 4 5

Harga produk

terjangkau 0 0 22 45 33 4.11

Merek produk 1 4 33 49 13 3.69

Kemudahan mengingat

produk 0 4 24 60 12 3.80

Kemasan menarik 0 3 34 51 12 3.72

Ukuran kemasan 0 1 27 52 20 3.91

Keamanan kemasan

produk 0 1 19 46 34 4.13

Komposisi produk 0 1 20 52 27 4.05

Kehalalan produk 0 1 6 37 56 4.48

Keamanan isi produk 0 1 13 48 38 4.23

Promosi produk 0 5 45 38 12 3.57

Kemudahan

mendapatkan produk 0 1 31 40 28 3.95

Variasi rasa produk 0 1 32 45 18 3.76

Kesesuaian rasa dan

aroma 0 1 32 45 22 3.88

Analisis Tingkat Kepentingan

Tabel 28 menunjukan hasil evaluasi tingkat kepentingan (ei) terhadap

atribut-atribut Frestea. Dari Tabel 28 dapat diketahui bahwa atribut keamanan isi

produk dengan skor sebesar 4.77 merupakan skor kepentingan tertinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa keamanan isi produk merupakan atribut yang paling penting

dan diinginkan oleh konsumen. Atribut produk yang memiliki nilai skor

kepentingan tertinggi kedua adalah kehalalan produk dengan skor kepentingan

sebesar 4.72. Atribut produk yang memiliki skor kepentingan tertinggi ketiga

adalah keamanan kemasan produk dengan skor sebesar 4.63.

Atribut merek produk memiliki skor kepentingan terendah yaitu sebesar

3.38, hal ini menunjukkan bahwa merek produk merupakan atribut yang

dipandang kurang penting bagi konsumen. Atribut promosi produk memiliki skor

kepentingan terendah kedua dengan skor sebesar 3.41. Skor terendah ketiga

dimiliki oleh atribut kemudahan mengingat produk dengan skor sebesar 3.72.

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

37

Tabel 28 Skor tingkat kepentingan (ei) atribut konsumen Frestea

Atribut Produk

Frekuensi pada setiap nilai skala

Skor

Kepentingan

(ei) 1 2 3 4 5

Harga produk

terjangkau 0 1 12 35 52 4.38

Merek produk 6 10 33 42 9 3.38

Kemudahan

mengingat produk 2 11 20 47 20 3.72

Kemasan menarik 1 6 22 48 23 3.86

Ukuran kemasan 0 2 17 47 34 4.13

Keamanan

kemasan produk 0 0 7 23 70 4.63

Komposisi

produk 0 4 10 35 51 4.33

Kehalalan produk 0 3 4 11 82 4.72

Keamanan isi

produk 0 0 2 19 79 4.77

Promosi produk 1 17 34 36 12 3.41

Kemudahan

mendapatkan

produk

1 3 25 38 33 3.99

Variasi rasa

produk 3 6 24 44 23 3.78

Kesesuaian rasa

dan aroma 0 3 15 34 48 4.27

Keamanan isi produk merupakan atribut yang dinilai paling penting oleh

konsumen ketika memutuskan untuk melakukan pembelian Frestea dengan skor

kepentingan sebesar 4.77. Apabila dilihat dari skor kepercayaan, keamanan isi

produk memiliki skor sebesar 4.23 sehingga atribut keamanan isi produk dinilai

oleh konsumen masih berada dibawah harapan konsumen. Atribut merek produk

merupakan atribut yang dinilai paling tidak penting oleh konsumen apabila

konsumen melakukan pembelian Frestea dengan skor kepentingan sebesar 3.38.

Jika dilihat dari skor kepercayaan, merek produk memiliki skor sebesar 3.69

sehingga atribut merek produk ternyata dinilai lebih baik daripada yang

diharapkan oleh konsumen.

Analisis Sikap Konsumen

Skor sikap secara keseluruhan (Ao) digunakan untuk mengetahui nilai sikap

konsumen secara keseluruhan terhadap suatu produk. Sebelum mendapatkan skor

sikap secara keseluruhan, terlebih dahulu harus dihitung skor sikap tiap atribut.

Skor sikap tiap atribut didapatkan melalui hasil perkalian skor kepercayaan (bi)

dan skor kepentingan (ei) tiap atribut produk. Kemudian, semua skor sikap per

atribut dijumlahkan sehingga mendapatkan hasil skor sikap secara keseluruhan

(Ao).

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

38

Untuk mengetahui sikap konsumen secara keseluruhan termasuk dalam

kategori baik atau tidak baik maka harus dihitung terlebih dahulu skala

intervalnya. Skor maksimum diperoleh dari skor kepercayaan maksimum

dikalikan skor kepentingan maksimum dikalikan jumlah atribut produk, maka

skor maksimumnya adalah 325 (5 x 5 x 13). Skor minimum diperoleh dari jumlah

atribut produk, yaitu 13. Perhitungan skala interval ialah sebagai berikut:

Skala Interval = ( )

Maka, 13 – 75.4: sangat tidak baik

75.5 – 137.9: tidak baik

138 – 200.4: cukup baik

200.5 – 262.9: baik

263 – 325.4: sangat baik

Skor sikap konsumen secara keseluruhan adalah 211.81 yang berada pada

skala interval 200.5 -262.9 sehingga sikap konsumen terhadap Frestea dapat

dikatakan baik. Skor sikap konsumen secara keseluruhan dapat dilihat lebih jelas

pada Tabel 29.

Tabel 29 Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein terhadap konsumen

Atribut Produk

Skor

Kepercayaan

(bi)

Skor

Kepentingan

(ei)

Skor

Sikap

(Ao)

bixei

Harga produk terjangkau 4.11 4.38 18.00

Merek produk 3.69 3.38 12.47

Kemudahan mengingat produk 3.80 3.72 14.14

Kemasan menarik 3.72 3.86 14.36

Ukuran kemasan 3.91 4.13 16.15

Keamanan kemasan produk 4.13 4.63 19.12

Komposisi produk 4.05 4.33 17.54

Kehalalan produk 4.48 4.72 21.15

Keamanan isi produk 4.23 4.77 20.18

Promosi produk 3.57 3.41 12.17

Kemudahan mendapatkan produk 3.95 3.99 15.76

Variasi rasa produk 3.76 3.78 14.21

Kesesuaian rasa dan aroma 3.88 4.27 16.57

∑bixei 211.81

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

39

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan

Pembelian Frestea

Pada penelitian ini terdapat 13 variabel yang akan dianalisis yaitu: budaya

dan sub budaya, kelas sosial, grup dan jaringan sosial online, keluarga, peran dan

status, usia, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, motivasi, persepsi,

pembelajaran, dan kepercayaan dan sikap. Sebelum melakukan analisis faktor

lebih lanjut terdapat asumsi-asumi yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu

(Santoso 2006):

1. Korelasi antarvariabel independen. Korelasi antar variabel independen

harus cukup kuat yaitu > 0.5. Yang dapat dilihat pada nilai KMO dan

Bartlett’s Test of Sphericity.

2. Korelasi parsial. Korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap

variabel lain harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial

dapat dilihat pada Anti-Image Matrices.

3. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), diukur dengan

besaran Bartlett’s Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy

(MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikasi

diantara paling sedikit beberapa variabel.

4. Pada beberapa kasus, asumsi normalitas dari variabel-variabel atau faktor

yang terjadi sebaiknya dipenuhi.

Hasil dari uji KMO yang didapatkan pada penelitian ini dengan

menggunakan adalah sebesar 0.809 dan hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity

dengan nilai Chi Square sebesar 666.452 dengan signifikasi 0.0000 (dapat dilihat

pada Lampiran 4). Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat dikatakan bahwa

variabel tersebut dapat digunakan untuk analisis faktor. Selanjutnya, untuk

melihat korelasi antar variabel independen maka dapat dilihat pada tabel Anti-

Image Matrices yang ditandai dengan huruf a (dapat dilihat pada Lampiran 5).

Nilai yang diperhatikan adalah nilai MSA (Measure Sampling Adequacy).

Menurut Santoso (2006), ketentuan mengenai nilai MSA ialah sebagai berikut:

1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang

lain.

2. MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

3. MSA < 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih

lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

Demi memudahkan pembacaan nilai MSA yang didapatkan pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 30. Nilai MSA semua variabel menunjukkan nilai

MSA > 0.5 sehingga semua variabel ini dapat dianalisis lebih lanjut.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

40

Tabel 30 Ringkasan nilai MSA

Variabel Nilai MSA

Budaya dan sub budaya 0.886

Kelas sosial 0.877

Grup dan jaringan sosial online 0.721

Keluarga 0.744

Peran dan status 0.764

Usia 0.815

Situasi ekonomi 0.838

Gaya hidup 0.852

Kepribadian 0.832

Motivasi 0.740

Persepsi 0.761

Pembelajaran 0.880

Kepercayaan dan sikap 0.875

Langkah selanjutnya ialah melakukan ekstraksi variabel yang ada sehingga

akan terbentuk faktor yang lebih sedikit yang berasal dari variabel yang ada.

Proses ekstraksi variabel tersebut menggunakan metode Principal Component

Analysis (PCA). Hasil yang didapatkan dengan metode PCA berupa nilai

communalities. Pada output SPSS 17 berupa Tabel Communalities (dapat dilihat

pada Lampiran 6), nilai communalities yang terbentuk menunjukkan besarnya

persentase varian suatu variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

Misal, pada variabel keluarga, nilai communalities yang terbentuk adalah sebesar

0.783 yang artinya adalah 78.3% varian dari variabel keluarga dapat dijelaskan

oleh faktor pembentuk. Semakin besar nilai communalities menunjukkan semakin

kuat hubungan dengan faktor yang akan terbentuk. Tabel 31 menunjukan nilai

communalities setiap variabel yang sudah diurutkan dari nilai terbesar hingga nilai

terkecil.

Tabel 31 Ringkasan nilai Communalities

Variabel Nilai Communalities

Keluarga 0.783

Persepsi 0.747

Motivasi 0.742

Grup dan jaringan sosial online 0.733

Pembelajaran 0.704

Kepercayaan dan sikap 0.683

Budaya dan sub budaya 0.667

Situasi ekonomi 0.641

Gaya hidup 0.627

Usia 0.620

Kelas sosial 0.612

Kepribadian 0.532

Peran dan status 0.445

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

41

Tabel Total Variance Explained pada output SPSS 17 (dapat dilihat pada

Lampiran 7) digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor yang terbentuk.

Faktor yang terbentuk harus memiliki nilai eigenvalues ≥ 1. Nilai eigenvalues

menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung ragam

semua peubah yang dianalisis. Berdasarkan hasil output yang dihasilkan, dapat

diketahui bahwa jumlah faktor yang terbentuk terdiri dari tiga faktor, yaitu faktor

pertama memiliki nilai eigenvalues sebesar 5.855, faktor kedua memiliki nilai

eigenvalues sebesar 1.592, faktor ketiga memiliki nilai eigenvalues sebesar 1.089.

Ketiga faktor yang terbentuk ini memiliki nilai total percentage of variance

sebesar 65.669% yang artinya adalah 65.669% dari seluruh variabel dapat

dijelaskan oleh ketiga faktor yang terbentuk tersebut.

Grafik Scree Plot (dapat dilihat pada Lampiran 8) digunakan untuk

menunjukkan tiga faktor yang terbentuk. Pada sumbu vertikal di grafik Scree Plot

merupakan nilai eigenvalue sedangkan pada sumbu horizontal merupakan seluruh

faktor yang dianalisis. Titik-titik yang terbentuk pada grafik kemudian ditarik

garis yang akan mewakili eigenvalue setiap faktor.

Tabel Component Matrix (dapat dilihat pada Lampiran 9) digunakan untuk

mengelompokkan variabel yang telah diekstrak ke dalam bentuk factor loading.

Hasil yang didapatkan menunjukkan korelasi terbesar suatu variabel yang

dianalisis terhadap salah satu faktor yang terbentuk. Factor loading pada tabel

component matrix belum terlihat dengan jelas sehingga perlu dilakukan rotasi agar

factor loading tersebut dapat terlihat jelas terhadap salah satu faktor yang

terbentuk.

Pada Tabel Rotated Component Matrix (dapat dilihat pada Lampiran 10)

menunjukkan bahwa variabel yang telah diekstrasi dan dirotasi sehingga dapat

dengan lebih mudah untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang termasuk

ke dalam faktor-faktor yang terbentuk. Penentuan variabel yang termasuk

kedalam faktor terbentuk dengan cara membandingkan factor loading yang ada

pada baris yang sama. Factor loading terbesar yang ada di baris tersebut akan

dimasukkan kedalam faktor terbentuk dimana nilai factor loading tersebut berada.

Misal, pada baris keluarga, factor loading yang berada di kolom faktor 1 bernilai

0.858, bernilai 0.214 jika berada di kolom faktor 2 dan bernilai – 0.023 jika

berada di kolom faktor 3 maka variabel keluarga dimasukkan kedalam faktor 1

karena memiliki factor loading terbesar yang ada pada baris tersebut.

Pada Tabel Component Transformation Matrix (dapat dilihat pada Lampiran

11), menunjukkan bahwa masing-masing faktor yang terbentuk memiliki korelasi

yang kuat karena masing-masing faktor yang terbentuk memiliki factor loading >

0.5. Gambar Component Plot in Rotated Space menunjukkan letak keseluruhan

variabel pada faktor yang terbentuk (dapat dilihat pada Lampiran 12).

Penamaan terhadap faktor-faktor yang terbentuk pada umumnya dilakukan

dengan dua cara, yaitu menamai faktor yang terbentuk dengan nama yang

mewakili semua variabel yang membentuk faktor yang terbentuk atau dengan

menamai faktor yang terbentuk dengan variabel yang memiliki factor loading

yang tertinggi. Pada penelitian ini, pemberian nama faktor yang terbentuk

berdasarkan nama yang hampir mampu mewakili seluruh variabel yang

membentuk faktor yang terbentuk.

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

42

Tabel 32 Pembagian variabel kedalam faktor yang terbentuk

Faktor Eigenvalue Varian(%) Variabel Factor

Loading

Pengaruh

Lingkungan

Sekitar dan

Sosial

5.855

45.041 Keluarga 0.858

Grup dan jaringan

social online

0.837

Budaya dan sub

budaya

0.676

Kelas social 0.663

Kepribadian 0.545

Peran dan status 0.467

Psikologis 1.592 12.247 Motivasi 0.810

Pembelajaran 0.771

Kepercayaan dan

sikap

0.770

Persepsi 0.759

Perbedaan

Individu

1.089 8.381 Situasi ekonomi 0.757

Gaya hidup 0.709

Usia 0.618

Faktor yang terbentuk pertama dinamakan dengan faktor pengaruh

lingkungan sekitar dan sosial. Faktor pengaruh lingkungan sekitar dan sosial

terdiri dari keluarga, grup dan jaringan sosial online (terdiri dari teman, kenalan

baik berkenalan secara pribadi ataupun melalui jejaring sosial), budaya dan sub

budaya, kelas sosial dan kepribadian. Faktor pertama ini memiliki nilai eigenvalue

sebesar 5.855 dan memiliki varian sebesar 45.041 %.

Faktor yang terbentuk kedua dinamakan dengan faktor psikologis. Faktor

psikologis terdiri dari peran dan status, motivasi, pembelajaran serta kepercayaan

dan sikap. Faktor kedua ini memiliki nilai eigenvalue sebesar 1.592 dan varian

sebesar 12.247%. Faktor yang terbentuk ketiga dinamakan dengan faktor

perbedaan individu. Faktor perbedaan individu terdiri dari situasi ekonomi, gaya

hidup dan usia. Faktor ketiga ini memiliki nilai eigenvalue sebesar 1.089 dan

varian sebesar 8.381%.

Implikasi Manajerial

Strategi pemasaran terdiri dari tiga langkah yaitu segmentasi, targeting dan

positioning (STP). Strategi STP dapat diterapkan apabila produsen mengetahui

karakteristik konsumen. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa karakteristik

mahasiswa yang menjadi konsumen Frestea di IPB, didominasi oleh konsumen

wanita, konsumen berusia 21 tahun, konsumen yang berasal dari berbagai daerah

di Jawa, konsumen yang bertempat tinggal di kostan, konsumen dengan

pengeluaran per bulan sebesar Rp 500 001 – Rp 1 000 000 dan konsumen yang

dananya berasal dari orang tua.

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

43

Berdasarkan hasil penelitian, segmentasi yang dapat dilakukan oleh teh siap

minum Frestea ialah segmentasi demografis yang terdiri dari usia dan profesi,

yaitu usia 21 tahun yang berprofesi sebagai mahasiswa. Targeting teh siap minum

Frestea adalah mahasiswa yang menginginkan minuman penghilang rasa haus

yang menyegarkan dan positioning produk sebagai minuman penghilang rasa

haus. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa motivasi mayoritas

mahasiswa dalam mengonsumsi teh siap minum Frestea adalah sebagai

penghilang rasa haus yang menyegarkan.

Hasil penelitian ini juga dapat dikaitkan dengan bauran pemasaran yang

terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Jika dilihat dari sisi produk,

konsumen menyatakan puas dengan teh siap minum Frestea. Atribut produk

kehalalan produk, keamanan isi produk dan keamanan kemasan produk telah

memiliki nilai yang baik dimata konsumen sehingga ketiga atribut tersebut

hendaknya selalu dijaga oleh produsen. Selanjutnya, produsen Frestea perlu juga

untuk mengetahui varian rasa apa saja yang paling dinginkan oleh konsumen. Hal

ini perlu untuk diketahui karena konsumen yang mengonsumsi teh siap Frestea

menyatakan bahwa rasa dari Frestea mempengaruhi keputusan pembelian.

Pada sisi promosi, jika dilihat dari hasil analisis multriatribut Fishbein

bahwa promosi produk tidak terlalu penting di mata konsumen. Hal ini diketahui

dari hasil analisis multiatribut Fishbein yang mengukur skor sikap konsumen

secara keseluruhan yang ternyata promosi produk memiliki skor terendah. Hampir

seluruh responden menyatakan pernah melihat promosi Frestea yang dilakukan di

media elektronik dengan fokus perhatiannya adalah rasa Frestea tetapi promosi

tersebut belum mampu mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian.

Pada sisi harga, jika dilihat dari hasil analisis multiatribut Fishbein bahwa

harga masih dapat terjangkau karena hasil analisis menghasilkan skor sikap

konsumen secara keseluruhan tertinggi keempat. Produsen Frestea sebaiknya

dapat mempertahankan harga produk yang terjangkau tersebut agar konsumen

tidak beralih ke produk lain. Jika terjadi kenaikan harga sebagian besar konsumen

menyatakan akan beralih ke produk lain serta sebagian lainnya menyatakan akan

tetap membeli Frestea meskipun terjadi kenaikan harga. Batas besarnya kenaikan

harga produk yang ditolerir oleh konsumen adalah sebesar 1% - 10 %.

Pada sisi tempat, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar konsumen membeli Frestea di supermarket/hypermarket/minimarket. Di

daerah sekitar kampus IPB Dramaga terlihat banyak minimarket diletak yang

strategis dan mudah untuk dijangkau sehingga lebih banyak mahasiwa yang

membeli di minimarket daripada di warung. Hampir di setiap minimarket yang

berada di sekitar kampus IPB Dramaga terdapat mesin pendingin yang khusus

menyediakan produk-produk dari CCBI sehingga konsumen yang merupakan

mahasiswa IPB dapat dengan mudah mendapatkan Frestea.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

44

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Karakteristik konsumen teh siap minum Frestea dalam penelitian ini

mayoritas adalah perempuan yaitu sebesar 60% serta mayoritas usia konsumen

adalah 21 tahun sebesar 46%. Hampir semua konsumen dalam penelitian ini

berasal dari daerah Jawa yaitu sebesar 80%. Sebagian besar konsumen, saat ini

bertempat tinggal di kostan yaitu sebesar 45%. Mayoritas pengeluaran setiap

bulan para konsumen adalah sebesar Rp 500 001 – Rp 1 000 000 yang besar

persentasenya adalah 63%. Sumber dana yang digunakan oleh konsumen berasal

dari orang tua yang besarnya adalah 72%.

Proses pengambilan keputusan pembelian teh siap minum Frestea terdiri

dari lima tahap, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, pembelian dan pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan,

motivasi konsumen dalam membeli teh siap minum Frestea sebagai minuman

penghilang rasa haus yang menyegarkan. Manfaat yang dicari oleh konsumen

dalam membeli Frestea adalah agar rasa haus hilang. Pada tahap pencarian

informasi, sumber informasi mengenai Frestea berasal dari media elektronik (tv,

internet, radio dan lain-lain). Fokus perhatian atribut berdasarkan infomasi yang

didapatkan oleh konsumen adalah mengenai rasa Frestea. Menurut konsumen,

promosi tidak berpengaruh terhadap pembelian teh siap minum Frestea.

Pada tahap evaluasi alternatif, atribut produk teh siap minum Frestea yang

dipertimbangkan oleh kosnumen adalah rasa. Selain Frestea, konsumen juga

mengonsumi teh siap minum lainnya dengan atribut produk yang

dipertimbangkan adalah rasa. Pada tahap pembelian, diri sendiri berpengaruh

terhadap pembelian teh siap minum Frestea. Keputusan pembelian teh siap

minum Frestea tergantung situasi dan mayoritas konsumen membeli Frestea di

supermarket/hypermarket/minimarket. Pada tahap perilaku pasca pembelian,

konsumen menyatakan puas dengan teh siap minum Frestea. Mayoritas konsumen

menyatakan apabila Frestea tidak tersedia maka akan beralih ke produk teh siap

minum lainnya. Jika Frestea mengalami kenaikan harga, sebagian konsumen akan

beralih ke produk teh siap minum lainnya. Jangka waktu terakhir pembelian

Frestea oleh sebagian besar konsumen ialah seminggu yang lalu. Apabila Frestea

mengalami kenaikan harga, konsumen masih akan menolerir kenaikan harga

sebesar 1% - 10%. Mayoritas konsumen menyatakan mau melakukan pembelian

kembali Frestea.

Keputusan pembelian teh siap minum Frestea Frestea dipengaruhi oleh tiga

faktor utama yang terbentuk, yaitu faktor pengaruh lingkungan sekitar dan sosial,

faktor psikologis, faktor perbedaan individu. Pada hasil evaluasi kepercayaan (bi)

terhadap atribut Frestea, kehalalan produk memiliki skor tertinggi.Pada hasil

tingkat kepentingan (ei) terhadap atribut Frestea, keamanan isi produk memilik

skor tertinggi. Pada hasil analisis sikap konsumen dapat diketahui bahwa Frestea

dinilai baik oleh konsumen.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

45

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, promosi produk dan merek produk merupakan

atribut yang memiliki nilai sikap konsumen yang kurang baik dimata konsumen

sehingga produsen Frestea harus meningkatkan promosi produk dan merek

produk dengan cara meningkatkan iklan Frestea sehingga konsumen merasa lebih

kenal dengan merek Frestea serta meningkatkan promosi yang dapat disertai

dengan bonus-bonus sehingga konsumen semakin tertarik untuk membeli produk

Frestea. Semakin ketatnya persaingan di industri teh siap minum karena semakin

banyak bermunculan produk teh siap minum merek lain yang menawarkan

keunggulannya masing-masing, mengharuskan Frestea untuk terus menjaga

kepuasan konsumen. Karena konsumen yang merasa tidak puas dapat beralih ke

produk teh siap minum lainnya yang dalam jangka panjang akan memperngaruhi

penjualan Frestea.

DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Rizki. 2010. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan

Pembelian Laptop. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Appiah, R, G, Gloria K. Q. Kwame A. B. 2011. Customer Satisfaction in the

Outdoor Advertising Industry. International Journal of Marketing

Studies.Vol. 3, No.2; (5). Pp 82-91.

Armstrong, Gary dan Philip Kotler. 2011. Marketing An Introduction. Tenth

Edition.New Jersey (NJ): Prentice Hall.

Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia. Yogyakata (ID): Pustaka Belajar.

Dwinada, Frizky. 2012. Analisis Faktor-Faktor Keputusan Pembelian Minyak

Goreng Kemasan Merek Bimoli (Studi Kasus: Rumah Tangga di Kota

Bogor). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Djaali dan Muljono, Pudji. 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta

(ID): Grasindo.

Euromonitor. 2011. Prospek dan Perkembangan Industri Minuman Ringan di

Indonesia. [internet]. [diacu 2014 Maret 3]. Tersedia dari:

http://foodreview.co.id/preview.php?view2&id=56483#.UtMs9NIW33E.

Hidayat, Alvi. 2010. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Sepeda Motor Honda (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian

Bogor). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[IFT] Indonesia Finance Today. 2011. Pasar Minuman Ringan. [internet]. [diacu

2014 Maret 2]. Tersedia dari:

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/16932/Pasar-Minuman-

Ringan-Capai-Rp-294-Triliun-di-2012.

Mursid, M. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi pertama. Jakarta (ID): PT Bumi

Aksara

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID):

Rineka Cipta.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

46

Pelita.2009. Frestea Kuasai 12 Persen Pangsa Pasar Minuman. [internet]. [diacu

2014 Maret 5]. Tersedia dari: http://www.pelita.or.id/baca.php?id=

Peter, Paul J dan Jerry C. Olson. 2010. Consumer Behavior & Marketing Strategy.

Ninth Edition. New York (NY): McGraw-Hill/Irwin.

Purwanto, Heri. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta

(ID): EGC.

Rayendratama, Ray Rahadian. 2012. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses

Keputusan Pembelian Handphone Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa S1

Institut Pertanian Bogor). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Roswitasari, Linda Dwi. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Susu Cair Ultra Milk

(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor).[Skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Santoso, Singgih. 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS

Untuk Statistik Multivariat. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

Simamora, B. 2005.Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta (ID): PT Gramedia

Pustaka Utama.

Solomon, Michael R. 2011. Consumer Behavior.Ninth Edition. New Jersey (NJ):

Prentice Hall.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Jakarta (ID): Ghalia

Indonesia.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia

Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): PT

Gramedia Pustaka Utama.

[YLBHI] Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. 2007. Panduan Bantuan

Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan

Masalah Hukum. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia.

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

47

LAMPIRAN

Lampiran1 Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepercayaan

a. Uji validitas

Atribut r hitung r tabel Validitas

Harga produk terjangkau 0.668 0.361 Valid

Merek produk 0.760 0.361 Valid

Kemudahan mengingat produk 0.578 0.361 Valid

Kemasan menarik 0.663 0.361 Valid

Ukuran kemasan 0.584 0.361 Valid

Keamanan kemasan produk 0.758 0.361 Valid

Komposisi produk 0.734 0.361 Valid

Kehalalan produk 0.676 0.361 Valid

Keamanan isi produk 0.598 0.361 Valid

Promosi produk 0.607 0.361 Valid

Kemudahan mendapatkan produk 0.603 0.361 Valid

Variasi rasa produk 0.763 0.361 Valid

Kesesuaian rasa dan aroma 0.770 0.361 Valid

b. Uji reliabilitas

Lampiran 2 Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan

a. Uji validitas

Atribut r hitung r tabel Validitas

Harga produk terjangkau 0.381 0.361 Valid

Merek produk 0.701 0.361 Valid

Kemudahan mengingat produk 0.737 0.361 Valid

Kemasan menarik 0.667 0.361 Valid

Ukuran kemasan 0.679 0.361 Valid

Keamanan kemasan produk 0.684 0.361 Valid

Komposisi produk 0.487 0.361 Valid

Kehalalan produk 0.548 0.361 Valid

Keamanan isi produk 0.625 0.361 Valid

Promosi produk 0.623 0.361 Valid

Kemudahan mendapatkan produk 0.630 0.361 Valid

Variasi rasa produk 0.668 0.361 Valid

Kesesuaian rasa dan aroma 0.732 0.361 Valid

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

48

b. Uji reliabilitas

Lampiran 3 Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor – faktor

a. Uji validitas

Faktor r hitung r tabel Validitas

Budaya dan sub budaya 0.778 0.361 Valid

Kelas Sosial 0.814 0.361 Valid

Grup dan Jaringan Sosial Online 0.735 0.361 Valid

Keluarga 0.657 0.361 Valid

Peran dan Status 0.732 0.361 Valid

Usia 0.586 0.361 Valid

Situasi Ekonomi 0.458 0.361 Valid

Gaya hidup 0.763 0.361 Valid

Kepribadian 0.680 0.361 Valid

Motivasi 0.623 0.361 Valid

Persepsi 0.767 0.361 Valid

Pembelajaran 0.591 0.361 Valid

Kepercayaan dan Sikap 0.717 0.361 Valid

b. Uji reliabilitas

Lampiran 4 KMO dan Bartlett’s test

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

49

Lampiran 5 Anti-image matrices

Budaya dan

Sub Budaya Kelas Sosial

Grupdan

Jaringan

Sosial Online Keluarga

Peran dan

Status Usia

Situasi

Ekonomi Gaya Hidup Kepribadian Motivasi Persepsi Pembelajaran

Kepercayaan

dan Sikap

Budaya dan

Sub Budaya

,414 -,140 -,066 -,018 ,037 -,164 -,004 -,038 ,020 -,006 ,021 -,006 -,061

Kelas Sosial-,140 ,454 ,033 -,067 -,129 -,036 ,058 -,020 -,082 ,053 -,076 ,031 -,001

Grupdan

Jaringan Sosial

Online

-,066 ,033 ,289 -,203 -,166 ,060 ,049 -,074 -,019 ,055 -,054 ,042 ,025

Keluarga -,018 -,067 -,203 ,308 ,113 -,064 -,007 ,054 -,034 -,066 ,057 -,008 -,062

Peran dan

Status,037 -,129 -,166 ,113 ,517 -,081 -,119 -,014 ,022 -,117 ,085 -,041 -,022

Usia -,164 -,036 ,060 -,064 -,081 ,480 -,102 ,007 -,094 ,093 -,091 -,018 ,089

Situasi

Ekonomi-,004 ,058 ,049 -,007 -,119 -,102 ,615 -,196 -,005 -,014 ,019 -,005 -,095

Gaya Hidup -,038 -,020 -,074 ,054 -,014 ,007 -,196 ,514 -,075 ,065 -,110 -,036 ,043

Kepribadian ,020 -,082 -,019 -,034 ,022 -,094 -,005 -,075 ,485 -,199 ,096 -,015 -,038

Motivasi -,006 ,053 ,055 -,066 -,117 ,093 -,014 ,065 -,199 ,349 -,165 ,001 -,016

Persepsi ,021 -,076 -,054 ,057 ,085 -,091 ,019 -,110 ,096 -,165 ,276 -,118 -,081

Pembelajaran-,006 ,031 ,042 -,008 -,041 -,018 -,005 -,036 -,015 ,001 -,118 ,447 -,155

Kepercayaan

dan Sikap

-,061 -,001 ,025 -,062 -,022 ,089 -,095 ,043 -,038 -,016 -,081 -,155 ,435

Budaya dan

Sub Budaya

.886a -,322 -,192 -,051 ,080 -,368 -,008 -,082 ,044 -,016 ,062 -,014 -,143

Kelas Sosial-,322 .877

a ,092 -,179 -,267 -,076 ,110 -,041 -,174 ,134 -,214 ,070 -,003

Grupdan

Jaringan Sosial

Online

-,192 ,092 .721a -,681 -,429 ,162 ,116 -,192 -,051 ,173 -,192 ,117 ,070

Keluarga -,051 -,179 -,681 .744a ,282 -,167 -,016 ,137 -,089 -,202 ,196 -,021 -,168

Peran dan

Status,080 -,267 -,429 ,282 .764

a -,162 -,212 -,026 ,043 -,276 ,225 -,086 -,046

Usia -,368 -,076 ,162 -,167 -,162 .815a -,187 ,013 -,195 ,228 -,249 -,039 ,195

Situasi

Ekonomi-,008 ,110 ,116 -,016 -,212 -,187 .838

a -,349 -,008 -,029 ,047 -,009 -,184

Gaya Hidup -,082 -,041 -,192 ,137 -,026 ,013 -,349 .852a -,151 ,154 -,293 -,075 ,092

Kepribadian ,044 -,174 -,051 -,089 ,043 -,195 -,008 -,151 .832a -,483 ,262 -,032 -,082

Motivasi -,016 ,134 ,173 -,202 -,276 ,228 -,029 ,154 -,483 .740a -,531 ,003 -,042

Persepsi ,062 -,214 -,192 ,196 ,225 -,249 ,047 -,293 ,262 -,531 .761a -,337 -,234

Pembelajaran-,014 ,070 ,117 -,021 -,086 -,039 -,009 -,075 -,032 ,003 -,337 .880

a -,351

Kepercayaan

dan Sikap

-,143 -,003 ,070 -,168 -,046 ,195 -,184 ,092 -,082 -,042 -,234 -,351 .875a

Anti-image Matrices

Anti-image

Covariance

Anti-image

Correlation

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

50

Lampiran 6 Communalities

Lampiran 7 Total variance explained

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

51

Lampiran 8 Scree plot

Lampiran 9 Component matrix

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

52

Lampiran 10 Rotated component matrix

Lampiran 11 Component transformation matrix

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

53

Lampiran 12 Component plot in rotated space

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan

54

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 23 Juni 1992 di Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ridwan dan

Sudarmi. Penulis mulai menempuh pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak

Melati pada tahun 1997 hingga tahun 1998. Penulis kemudian melanjutkan ke

Sekolah Dasar Negeri Kebon Pala 02 Pagi Jakarta Timur tahun 1998 dan lulus

pada tahun 2004. Pada tahun 2004 hingga tahun 2007, penulis menempuh

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 214 Jakarta Timur. Selanjutnya,

penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 42 Jakarta

Timur pada tahun 2007 dan lulus tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), di Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada masa perkuliahan, penulis

pernah mengikuti berbagai kepanitiaan di Departemen Agribisnis. Penulis pernah

menjadi salah satu peserta dalam acara Sua Raptor pada tahun 2011 yang

diselenggarakan oleh LAWALATA IPB. Penulis juga pernah menjadi salah satu

peserta IGTF (IPB Goes To Field) 2012 di Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang

diselenggarakan oleh LPPM IPB.

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut ... 1 Produksi teh di Indonesia tahun 2009 hingga ... 3 Struktur organisasi kantor penjualan