Analisis Diksi Dan Gaya Bahasa Dalam Hikayat Sultan Iskandar Muda

download Analisis Diksi Dan Gaya Bahasa Dalam Hikayat Sultan Iskandar Muda

of 7

Transcript of Analisis Diksi Dan Gaya Bahasa Dalam Hikayat Sultan Iskandar Muda

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM HIKAYAT SULTAN ISKANDAR MUDA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menulis sebuah karangan, baik karangan ilmiah maupun karangan nonilmiah. Persayaraan itu antara lain adalah penulis harus mampu memilih kata-kata yang tepat, sesuai, dan lazim digunakan. Disampimg itu, penulis juga harus mengungkapkan maksudnya dengan gaya bahasa yang sesuai dan cocok . Pemilihan kata yang cocok, sesuai,dam lazim dam sebuah tulisan disebut diksi. Diksi mencakup beberapahal , seperti yang dikemukakan oleh Keraf (1985:24) sebagai berikut. Pertama, pilihan kata atau diksi merupakan pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagai mana bentuk pengelompokan kata -kata yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atu pembendaharaan kata bahasa itu sendiri. Diksi mempersoal kan kesanggupan sebuh kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan pendengar atau pembaca dapat merasakan hal yang sama seperti yang dipikirkan oleh

penulis.Oleh sebab itu, persoalan diksi menyagkut masalah pengusaan kosakata. Dengan memiliki kosakata yang katya, akan memudah kan penulis untuk lebih bebas memilih kata yang dianggapnya pali g tepat mewakili pikirannya. Ketepatan, kesesuaian, dan kelaziman pilihankata dalam sebuah kalimat sangat diutamakan. Hal ini disebabkan ketepatan pilihan kata berkitan dengan makna kata yang tepat dalam penggungkapan sebuah gagasan. Kesesuaian yang dimaksud menyangkut kecocokan kata-kata yang dipakai sesuai dengan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarkat pendengar atau pembaca, sedangkdan kelazima berkaitan dengan penggunaan kata-kata di dalam karya sastra sesuai yang digunakan oleh masyarakat pembaca sehingga karya tersebut dapat

dimengerti. Oleh sebab itu, diksi adalah piliha kata yang menyagkut ketepatan, keserasian, dan kelazima penggunaan kata. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan diksi yang baik dalam tulisan akan dapat memudah kan pembaca dalam memahami gagasan yang disampai kan penulis. Sebaiknya, tanpa pengetahuan yang baik tentang diksi, seorang penulis akan sukar meggungkapkan hal yang akan disampaikan. Di samping pentingnya penggunaan diksi dam sebuh tulisan, gaya bahasa juga mempunyai peranan penting karena gaya bahasa adalah bagian dari diksi. Setile (gaya bahasa) ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pilihan kata, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi, dan lain-lain (Nurgiantoro 1998:276). Diksi membahas msalah ketepatan , keserasian, dan kelaziman penggunaan kata, sedangkan gaya bahasa adalah cara atau gaya penulis menggunakan bahasa yang dapat menimbulkan suatu efek dan menjelas kan apa yang bernilai dalam peristiwa yang diceritakan oleh penulis. Gaya bahasa memungkinkankita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampun seseorang. Semangkin baik gaya bahasa seorang semagkin baik pula penilaian orang terhadapnya. Sebaliknya, semangkin buruk gaya bahasa seseorang semangkin buruk pula penilaian yang diberikan kepadanya. Secara sederhana gaya bahasa didefenisikan sebagai ekspresi yang bersifat pribadi terhadapsegala tanggapannya lewat peristiwa yang diubahnya. Jadigaya bahasa yang digunakan oleh penilis dalam karangannya adalah cara penulis penggungkapan fikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakaian bahasa. Dalam karya sastra, khususnya karya fiksi, diksi dan gaya bahasa merupakan dua unsur utama karna dua unsur tersebut dapat memberikan penegasan yang mampu membedakan karya sastra dengan karya nonsastra. Hal ini disebabkan dalm tulisan fiksi, penulis dituntut untuk menghadirkan nilai artistiknya, sebuah tulisan sastra tidakakan berartitanpa nilai tersebut. Untuk mewujudkan sebuah tulisa fiksi yang bernilai artistik tinggi, penulis menggunakan bahasa sebagai sarana menggunakan bahasa sebagai sarana pengugkapan sastra. Adpun bahasa yang digunakan dam sastra adalah bahasa yang cenderung bersifat konotatif atau bahasa yang dimanipulasi oleh pengrabg. Ragam bahasa dalm sastra

ditegaskan Fowler dalam Nurgiantoro (1998:272) sebagai berikaut. Untuk memperoleh evektivitas penggungkapan, bahasa dalam sastra disiasati, dimanipulasi, dan didayagunakan secermat mungkin sehingga tampil dengan sosok yang berbeda dengan bahasa nonsastra. Untuk menyiasati, memanipulasi, dan mendaya gunakan bahasa, penilis takmungkinterlepas dari pemilihan kata-kata (diksi). Hasil dari diksi terlahirlah ungkapan, majas, dan teknik penceritaan yang khas dari pengarang yang kemudian dinamakandengan gaya bahasa. Oleh sebab itu, kehadiran unsur diksi dan gaya bahasadalam sebuah tulisan sastra dapat menjadikan tulsan hadir sebagai karya yang mempunyai nilai artistik tiggi. Hikayat sebagai salah satu karya sastra prosa yang berbicara tentang nilai-nilai kehidupan dan keindahan yang juga menceritakan sebagai keanehan, kesakitan, dan mukjizat dari pelaku utamajuga menggunakan bahasa sebagai sarana pengungkapannya. Adapun bahasa dalam hikayat adalah bahasa yang khas dan terpilih. Hal ini dilakukan supaya hikayat yang biasanya disampaikan kepada penikmat secaralisan atau dibacakan oleh imitator (pembaca hikayat) terdengar indah dan menarik untuk dinikmati oleh penikmat sastra tersebut. Khas bahasa dalam hikayat juga dipengaruhi oleh pilih kata-kata yang tepat dan an serasi yang disebut diksi. Kekhasan itu juga dihasilkan dari gaya-gaya penulisan yang indah yang dapat menciptakan sentuhan indra rasa hti, akal budi, dan angan-angan penikmat. Gayagaya penulisan itu disebut gaya (stile) penulis dalam menggunakan bahasa atau lazim disebut gaya bahasa. Dengan demikian, penggunaan diksi dan gaya bahasa dalam penulisan hikayat sangat penting. Di dalam penulisan hikayat penggunaan diksi dan gaya bahasa sangat berpengaruh terhadap keindahan sebuah hikayat karea keindahan yang menjadikan sebuah hikayat hadir sebagai sebuah karya yang bernilai artistik tinggi. Sebua karya digolongkan kedalam karyasastra yang baik apabila tidak mengandung nilai artistik ataunilai keindahan. Telaah terhadap diksi dan gaya bahasa pada hikayat merupakan bagian dari usaha untuk menambah pengetahuan dan wawasa terhadap ketepatan, keserasian, dan kelaziman penggunaan kata. Kajian ini diharap kan akan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang beberapa aspekgaya bahasa yang digunakan dalam hikayat. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan ajar di sekolah sehingga dapat memperkaya pengetahuan siswa tentang diksi dan gaya bahasa khususnya dalam hikayat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti meneliti penggunaan diksi dan gaya bahasa dalam hikayat. Hikayat yang dimaksud adalah Hikayat Sultan Iskandar Muda.Penulis tertarik terhadap hikayat tersebut karena peneliti melihat masih banyak penggunaan diksi di dalam karya ini yang belum memenuhi tiga bidang persyaratan diksi, yaitu, ketepatan, kesesuaian, dan kelaziman. Selain itu, peneliti ingin mengetahui gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam hikayat ini. Hikayat Sultan Iskandar Muda menggunakan bahasa Aceh yang disesuaikan dengan bahasa hikayat sehingga menimbulkan rima-rima yang sesuai dan selanjutnya terlahirlah baitbait yang indah. Bait-bait tersebut mengandung gaya bahasa. Dengan demikian, penggunaan gaya bahasa dalam hikayat ini sangat beragam. Jadi masalah dalam laporan penelitian ini adalah Telaah Diksi dan Gaya Bahasa dalam Hikayat Sultan Iskandar Muda. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah penggunaan diksi dalam hikayat Iskandar Muda? (2) Bagaimanakah penggunaan gaya bahasadalam hikayat Iskandar Muda?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoeh deskripsi tentang penggunaan diksi dan gaya bahasa dalam Hikayat Sultan Iskandar Muda. Dengan peneliti diksi dan gaya bahasa dalam hikayat akan diketahui kekurangan-kekurangan penggunaan diksidalam Hikayat Sultan Iskandar Muda Menelaahgaya bahasa bertujuan untuk mengetahui ragam gaya bahasa yang digunakan dalam hikayat tersebut.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang diksi dan gaya bahasa dan hikayat, khusus Hikayat Iskandar Muda. Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkat kan pengetahuan dan tanggung jawab mahasiswa, dan sastrawan terhadap sastra Aceh yang merupakan bagian dari kesusastraan nasional. Selain itu, hasil

penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan ajar di sekolah, khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra. E. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks Hikayat Sultan Iskandar Muda, yang ditulis oleh Ishak Peutua Gam, Meureudu kabupaten Pidi pada tahun 1975. Hikayat ini ditulis dalam bahasa aceh menggunakan huruf jawo (tulisan Arab) dan dialihaksarakan oleh Drs. Ramli Harun ke huruf latin. Naskah ini berukuran 19,5 cm x 16 cm, setebal 101 halaman, diterbitkan oleh Departemen Penddikan dan Kebudayaan pada tahun 1985. F. Metode dan Teknik Penelitian a. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu cara kerja dengan menguraikan atau menggambarkan objek penelitian dan menelaah unsur-unsur dalam objek penelitian. Hal ini sesuai yang dikemukakan Ali (1985:120) bahwa tujuan utama metode deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang sutu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Selanjutnya, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan stilistika, yaitu pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa bahasa mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam kehadiran karya sastra. Bahasa tidak dapat dilepas kan dari sastra. Tidak ada bahasa tidak ada sastra. Keindahan karya sastra sebagian besar disebabkan kemampuan penulis mengeksploitasikan kelenturan bahasa sehingga menimbulkan kekuatan dan keindahan. Tidak dapat dimungkiri bahwa bahasa memang merupakan medium sastra. Akan tetapi bahasa yang bagaimana yang dapat menjadi medium sastra? Tentusaja tidak semua bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dapat diterima sebagai bahasa yang mendukung sastra. Bahasa sastra adalah bahasa yang khas, bahasa yang telah dilenturkan oleh pengarang sehingga menghasilkan kesan keindahan dan kehalusan rasa. Pengarang menggunakan kata-kata yang khusus untuk menyatakan perasaan dan pikiran yang khusus,serta untuk meninggalkan kesan sensitivitas yang khusus pula. Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar untuk dipahami, tetapi lebih dari itu adalah keberdayaannya mengusik perasaan dan meniggalkan kesan astetik (Semi, 1993:81)

b. Teknik Penelitian G. Teknik Pengupulan Data Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalm penelitian ini adalah tinjauan kepustakaan dengan teknik dokumentasi, yaitu penelitian dengan memperoleh data dengan objek penelitian melalui buku bacaan. Objek penelitian ini adalah buku Hikayat Sultan Iskandar Muda. Langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini adalah: a. Membaca Hikayat Sultan Iskandar Muda, b. Memuat sinopsis cerita Hikayat Sultan Iskandar Muda, c. Menelaah diksi dalam larik-larik Hikayat Sultan Iskandar Muda, d. Menelaah gaya bahasa dalam bait-bait Hikayat Sultan Iskandar Muda, c. Teknik Pengolahan Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif. Adapun langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. 1) Peneliti membaca dan menjelajahi hikayat terlebih dahulu dengan penuh perhatian dan pemahaman. 2) Mendaftarkan kata-kata, frasa, dan larik yang digunakan di dalam hikayat yang dianggap oleh peneliti sebagai kata, frasa, dan larik yang terpilih 3) Mengklasifikasikan dan menganalisis kata-kata yang telah didaftarkan berdasar kan ketepatan, keserasian, dan kelaziman penggunaannya. 4) Mendaftar kan larik-larik yang mengandung gaya bahasa. 5) Mengklasifikasikan dan menganalisis larik yang mengandung gaya bahasa berdasarkan jenisnya. 6) Menganalisis data. 7) Menyimpulkan hasil analisis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Teuku Imran. 1991. Hikayat Mekuta Alam: Suntingan dan Terjemahan Berserta Telaah Struktur dan Resepsi. Jakarta: Itermasa. Harun, Ramli. 1985. Hikayat Sulatn Aceh Iskandar Muda . Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Keraf, Goris. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Mustakin. 1994. Membina Kemampuan Bahasa. Jakarta: Gramedia. Nurgiantoro, Burhan. 1998. Teori Pengajian Fiksi. Yokyakarta: Gadjah Mada Universitas Press. Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Taringan, Hendri Guntur. 1985. Pengajara Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Wellek, Rene dan Austin Warren, 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.