Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari...

15
1 S S S t t t a a a t t t i i i s s s t t t i i i k k k P P P e e e n n n d d d i i i d d d i i i k k k a a a n n n I I I s s s l l l a a a m m m 2 2 2 0 0 0 0 0 0 9 9 9 / / / 2 2 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Akademik 2009-2010 Tahun ini terjadi penambahan jumlah madrasah negeri dikarenakan beberapa madrasah penegerian baru yang di-SK-kan per Januari 2010 baru terdata sekarang. A. Pengantar Pendidikan RA dan Madrasah merupakan satuan pendidikan dibawah naungan Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI. Pendidikan RA dan Madrasah merupakan pendidikan dasar dan menengah yang sangat menentukan standart kualitas sumber daya manusia yang mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, menguasai iptek serta berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT. B Analisis Deskriptif Data 1. Kelembagaan Jenis Data yang didata antara lain RA, MI, MTs dan MA. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Bagian Perencanaan dan Data Setditjen Pendidikan Islam, pada Tahun Pendidikan 2009-2010, secara nasional terdapat sebanyak 23.007 RA, 22.239 MI, 14.024 MTs, dan 5.897 MA yang tersebar di 33 propinsi. Jumlah MIN pada Tahun Pendidikan 2009- 2010 sebanyak 1.675, MTsN sebanyak 1.418, sementara MAN sebanyak 748. Untuk jenjang MI, jumlah MIN pada tahun sebelumnya sebanyak 1.662, terdapat perbedaan MIN sebanyak 13 lembaga, sementara untuk jenjang MTs, jumlah MTsN pada tahun sebelumnya sebanyak 1.384, terdapat perbedaan sebanyak 34 lembaga. Sementara untuk jenjang MA pada tahun sebelumnya sebanyak 735, lembaga. Hal ini disebabkan karena

Transcript of Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari...

Page 1: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

1

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Analisis Deskriptif

Pendidikan RA dan Madrasah

Tahun Akademik 2009-2010

Tahun ini terjadi penambahan

jumlah madrasah negeri

dikarenakan beberapa madrasah

penegerian baru yang di-SK-kan

per Januari 2010 baru terdata sekarang.

A. Pengantar

Pendidikan RA dan Madrasah

merupakan satuan pendidikan dibawah

naungan Direktorat Pendidikan

Madrasah Ditjen

Pendidikan Islam

Kemenag RI. Pendidikan

RA dan Madrasah

merupakan pendidikan

dasar dan menengah

yang sangat menentukan

standart kualitas sumber

daya manusia yang

mampu melahirkan

generasi penerus bangsa yang

berkualitas, menguasai iptek serta

berlandaskan iman dan takwa kepada

Allah SWT.

B Analisis Deskriptif Data

1. Kelembagaan

Jenis Data yang didata antara lain

RA, MI, MTs dan MA. Berdasarkan

data yang berhasil dikumpulkan oleh

Bagian Perencanaan dan Data

Setditjen Pendidikan Islam, pada

Tahun Pendidikan 2009-2010, secara

nasional terdapat sebanyak 23.007 RA,

22.239 MI, 14.024 MTs, dan 5.897 MA

yang tersebar di 33 propinsi. Jumlah

MIN pada Tahun Pendidikan 2009-

2010 sebanyak 1.675, MTsN sebanyak

1.418, sementara MAN sebanyak 748.

Untuk jenjang MI, jumlah MIN pada

tahun sebelumnya sebanyak 1.662,

terdapat perbedaan MIN sebanyak 13

lembaga, sementara untuk jenjang

MTs, jumlah MTsN pada tahun

sebelumnya sebanyak 1.384, terdapat

perbedaan sebanyak 34 lembaga.

Sementara untuk jenjang MA pada

tahun sebelumnya sebanyak 735,

lembaga. Hal ini disebabkan karena

Page 2: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

2

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.1. Jumlah Lembaga RA, MIN, MIS, MTsN, MTsS,

MAN dan MAS Tahun Pelajaran 2009/2010.

Grafik 1.2. Jumlah RA berdasarkan Status Tahun

Pelajaran 2009/2010.

pada tahun ini

terjadi

penambahan

jumlah madrasah

negeri

dikarenakan

beberapa

madrasah

penegerian baru

yang di-SK-kan

per Januari 2010

baru terdata

sekarang.

Bila dilihat secara keseluruhan,

ternyata jumlah lembaga RA, MI, MTs

maupun MA secara pendataan terus

mengalami peningkatan jumlah

lembaga dari tahun ke tahun. Hal ini

dimungkinkan oleh beberapa sebab

diantaranya adalah besarnya

tanggungjawab

masyarakat akan

pentingnya pendidikan.

Pendidikan tidak

melulu harus menjadi

tanggung jawab

pemeritah saja,

melainkan juga

menjadi

tanggungjawab

masyarakat. Hal ini

terbukti dari komposisi

jumlah lembaga antara Negeri dan

Swasta, ternyata lebih dari 85%

lembaga tersebut diselenggarakan

oleh swasta, dalam hal melalui sebuah

yayasan ataupun atas nama

perorngan. Hal ini menunjukkan

betapa pentingnya pendidikan

terutama pendidikan berbasis agama

untuk generasi yang akan datang

untuk menghadapi tantangan global.

Tinjauan untuk RA berdasarkan

statusnya terbagi menjadi Pembina,

Inti, Reguler, Lainnya. Sebanyak 127

atau 0,6% RA berstatuskan Pembina,

Page 3: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

3

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.3. Jumlah MI berdasarkan Akreditasi Tahun

Pelajaran 2009/2010

sebanyak 4.077

atau 17,7%

berstatuskan Inti,

dan sebanyak

7.841 atau

34,1%

berstatuskan

Reguler.

Sementara

sebanyak 10.962

atau 47,6%

berstatuskan

Lainnya. Hanya memang perlu

pengkajian lebih lanjut tentang status

lainnya tersebut, mengingat

keterbatasan formulir yang disebarkan,

status tersebut perlu diuraikan lebih

terinci. Secara keseluruhan masih

banyak status Lainnya yang masih

perlu digali lebih mendalam lagi, atau

informasi sementara yang didapat

ternyata perhatian untuk tata kelola

jenjang RA ini masih perlu perhatian

yang lebih banyak lagi dari lingkungan

Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI,

sehingga pada saatnya nanti tata

kelola lembaga RA jauh lebih baik dan

bermutu lagi, mengingat bahwa

jenjang RA ini sebenarnya merupakan

row input untuk calon-calon siswa MI

yang lebih bermutu.

Berbicara masalah tata kelola,

ternyata untuk jenjang MI, MTs, dan

MA hal yang penting atau perlu

perhatian adalah masalah akreditasi.

Masalah akreditasi ini menjadi penting

karena ini merupakan tolok ukur mutu

lembaga yang bersangkutan.

Berdasarkan data yang masuk ke

Bagian Perencanaan dan Data, untuk

jenjang MI ternyata sebanyak 1.688

atau 7,6% berakreditasi A, sementara

sebanyak 9.088 atau 40,9%

berakreditasi B, dan sebanyak 7.170

atau 32,3% berakreditasi C.

Sementara sebanyak 4.293 atau

19,3% belum terakreditasi baik itu A,

B ataupun C.

Sementara angka untuk akreditasi

jenjang MTs, sebanyak 1.199 atau

8,6% memiliki akreditasi A, 5.757 atau

41,1% terakreditasi B, sementara

sebanyak 3.698 atau 26,3%

terakreditasi C, dana sebanyak 3.368

atau 24,0% belum terakreditasi.

Page 4: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

4

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1. 5. Jumlah MA berdasarkan Akreditasi Tahun

Pelajaran 2009/2010

Grafik 1. 4. Jumlah MTs berdasarkan Akreditasi Tahun

Pelajaran 2009/2010

Untuk jenjang MA, sebanyak 484

atau 8,2% terakreditasi A, 1.879 atau

31,9% terakreditasi B, sementara

sebanyak 1.650 atau 27,9%

terakreditasi C. Sedangkan sebanyak

1.884 atau 31,9% belum terakreditasi

banyak pekerjaan yang harus lebih

ditingkatkan dari Direktorat madrasah

berkaitan dengan akreditasi. Ternyata

secara rerata madrasah di Indonesia

yang memiliki akreditasi A dibawah

10%. Ini tentunya

membutuhkan

manajemen tata

kelola yang baik

sehingga nantinya

akan lebih banyak

madrasah yang

memiliki

akreditasi A,

sehingga dengan

sendirinya akan

membentuk citra madrasah itu sendiri

di masyarakat.

2. Peserta Didik atau Siswa

Jumlah keseluruhan peserta didik

atau siswa berdasarkan masing-

masing jenjang adalah sebanyak

915.315 siswa RA, kemudian sebanyak

3.013.220 siswa MI, sebanyak

2.541.839 siswa MTs, dan sebanyak

917.227 siswa MA.

Sementara komposisi siswa untuk

jenjang MI, MTs

dan MA

berdasarkan

status lembaga,

sebanyak 375.392

siswa MIN,

2.637.828 siswa

MIS, 610.348

siswa MTsN,

1.931.491 siswa

Page 5: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

5

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.6. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA Tahun

Pelajaran 2009/2010

MTsS, 319.499 siswa MAN, dan

sebanyak 597.728 siswa MAS.

Dari paparan diatas nampaklah

bahwa jumlah siswa madrasah swasta

berbanding lurus dengan jumlah

lembaga yang berstatus swasta. Hal ini

menyatakan bahwa kontribusi lembaga

swasta sangat berarti di dunia

pendidikan agama islam. Ini perlu

dicermati agar kualitas atau mutu

lembaga tersebut dapat terus

termonitor.

Komposisi

jumlah siswa

berdasarkan

jenis kelamin,

untuk jenjang

RA sebanyak

460.154 atau

50,3% berjenis

kelamin laki-

laki, sementara

sebanyak 455.161 atau 49,7%

merupakan

siswa

perempuan.

Untuk jenjang

RA ini

perbandingan

jumlah siswa

laki-laki

dengan

perempuan

hampir

seimbang.

Untuk jenjang MI, sebanyak 1.554.253

atau 51,6% siswa laki-laki, dan

sebanyak 1.458.967 atau 48,4%

merupakan siswa perempuan.

Perbandingan siswa laki-laki dengan

perempuan untuk jenjang MI siswa

laki-laki sedikit lebih banyak

dibandingkan dengan siswa

perempuan. Untuk jenjang MTs,

sebanyak 1.249.409 atau 49,2% siswa

laki-laki dan sebanyak 1.292.430 siswa

Page 6: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

6

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.7. Jumlah Siswa RA, MI, MTs, dan MA

berdasarkan jenis kelamin Tahun Pelajaran 2009/2010

perempuan. Untuk jenjang MTs

ternyata jumlah siswa perempuan

sedikit lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah siswa laki-laki.

Sementara untuk jenjang MA sebanyak

413.846 atau 45,1% siswa laki-laki

dan sebanyak 503.381 atau 54,9%

merupakan siswa perempuan.

Ternyata untuk jenjang MA ini mirip

dengan jenjang MTs, jumlah siswa

perempuan lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah siswa laki-laki. Paparan

diatas menunjukan sesuatu yang

menarik akan

tetapi perlu lanjut

dan mendalam,

mengapa selepas

MI, banyak siswa

laki-laki yang

tidak melanjutkan

ke jenjang

berikutnya.

Indikator lain

yang tak kalah

pentingnya untuk

memonitor

perkembangan lembaga pendidikan

adalah nilai rombongan belajar

(rombel) dan Angka Partisipasi Kasar

(APK). Jumlah rombel untuk jenjang

RA adalah sebanyak 47.714 dengan

jumlah siswa sebanyak 915.315 orang,

sehingga diketahui rasio rombel:siswa

sebanyak 1:19. Jumlah rombel untuk

jenjang MI sebanyak 140.585 dengan

jumlah siswa sebanyak 3.013.220

orang, sehingga rasio rombel:siswa

sebanyak 1:21. Untuk jenjang MTs,

jumlah rombel sebanyak 78.648

dengan jumlah siswa sebanyak

2.541.839 orang, rasio rombel:siswa

adalah 1:32. Sementara untuk jenjang

MA, jumlah rombel sebanyak 31.507

dengan jumlah siswa sebanyak

917.227 orang, sehingga rasio

rombel:siswa adalah 1:29.

Sementara komposisi rasio

rombel:siswa berdasarkan status

madrasah negeri maupun swasta

adalah sebagai berikut : untuk MIN

sebesar 1:27; MIS sebesar 1:21; MTsN

sebesar1:35; MTsS sebesar 1:32; MAN

sebesar 1:33; dan MAS sebesar 1:27.

Page 7: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

7

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.8. Nilai APK Tahun Pelajaran 2009/2010

Grafik 1.9. Jumlah Pengulang Tahun Pelajaran 2009/2010

Nilai APK

untuk RA

sebesar 7,51,

sementara

untuk MI

sebesar

11,36, MTs

sebesar 19,50

dan MA

sebesar 7,28.

Dari nilai APK tersebut nampak bahwa

minat masyarakat terhadap madrasah

semakin besar dari jenjang RA sampai

dengan MTs, akan tetapi pada jenjang

MA terlihat turun sangat drastis. Hal ini

perlu dicari terobosan-terobosan yang

lebih inovatif agar nilai jual MA

menjadi semakin baik, sehingga

masyarakat

tertarik

menyekolahkan

anaknya di

tingkat MA.

Indikator

pendidikan

selanjutnya

yang cukup

penting adalah

jumlah siswa

pengulang.

Peningkatan kualitas peserta didik

secara perlu mendapat perhatian

khusus, berdasarkan data yang ada

dapat dipaparkan bahwa secara rata-

rata siswa pengulang untuk jenis

kelamin perempuan lebih kecil di

banding dengan siswa laki-laki. Hal ini

terjadi di tingkat MI, MTs maupun MA

baik itu di madrasah negeri maupun

swasta (lihat Tabel 1.06, Tabel 1.06.1,

dan Tabel 1.06.2).

Berdasarkan data pengulang

yang dipaparkan diatas ternyata

sebagian besar siswa pengulang

adalah siswa laki-laki. Hal ini

Page 8: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

8

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.10. Jumlah Siswa Drop Out Tahun Pelajaran

2009/2010

menunjukan bahwa kualitas siswa laki-

laki perlu mendapat perhatian lebih

khusus lagi, sehingga dimasa yang

akan datang jumlah pengulangnya

bisa lebih diperkecil.

Indikator

pendidikan

selanjutnya

yang perlu

ditinjau adalah

jumlah siswa

drop out (DO).

Secara umum

siswa laki-laki di

jenjang MI,

MTs, MA baik

untuk status

negeri maupun

swasta lebih mendominasi tingkat drop

out siswa dibandingkan dengan siswa

perempuan. Ini mungkin perlu kajian

mengapa hal tersebut terjadi. Ada apa

dengan siswa laki-laki? Hal ini merujuk

pada salah satu judul film yang pernah

populer di Indonesia. Kualitas siswa

laki-laki perlu mendapat perhatian

lebih khusus lagi, sehingga jumlah

angka putus sekolah/drop out bisa

lebih diperkecil. Kemungkinan yang

lain adalah perubahan-perubahan nilai-

nilai dan cara pandang masyarakat itu

sendiri bahwa anak perempuan juga

memerlukan pendidikan sampai

dengan jenjang pendidikan yang lebih

tinggi sehingga sangat berguna untuk

bekal anak tersebut dimasa

mendatang yang penuh dengan

tantangan-tantangan kehidupan.

Berdasarkan diagram atau

grafik 1.10. diatas, ternyata terdapat

fenomena yang menarik dimana

jumlah siswa putus sekolah atau drop

out cenderung tinggi di tingkat MTs.

Hal ini dimungkinkan karena faktor

ekonomi orangtua yang sudah tidak

dapat mendukung untuk pembiayaan

pendidikan siswa yang bersangkutan.

Ini baru dugaan penulis, perlu diteliti

lebih mendalam lagi, faktor-faktor

pemicu timbulnya siswa putus sekolah

di tingkat MTs.

Page 9: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

9

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.11. Latar Belakang Pendidikan Kepala RA

3. Personal Lembaga Pendidikan

3.1. Kepala Lembaga Pendidikan

Jumlah Kepala RA sebanyak

23.007 orang. Dari jumlah tersebut

bila dilihat dari latar belakang

pendidikan atau kualifikasi pendidikan

sebanyak 70,1% atau 16.122 orang

memiliki jenjang pendidikan kurang

dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704

orang berpendidikan S1, dan sisanya

sebanyak 181 orang atau 0,8%

berpendidikan S2.

Dari Grafik diatas terlihat bahwa

masih banyak sekali Kepala RA yang

berlatar belakang pendidikan belum

S1, hal ini perlu perhatian dan

dorongan dari pemerintah agar para

Kepala RA tersebut minimal memiliki

pendidikan minimal S1, dikarenakan

hal ini berkaitan dengan skill individu

tersebut untuk manajemen tata kelola

lembaga agar lebih baik.

Latar Belakang Pendidikan Kepala

MIN sebanyak 272 orang atau 16,2%

berpendidikan kurang dari S1, dan

sebanyak 133 orang atau 7,9%

berpendidikan S2. Sementara sebagian

besar Kepala MIN berpendidikan S1,

yaitu sebanyak 1.270 orang atau

77,8%. Sementara untuk Kepala MIS

sebagian besar berpendidikan kurang

dari S1, yaitu sebanyak 9.800 orang

atau 47,7%, sebanyak 10.371 orang

atau 50,4%

berpendidikan

S1, dan sisanya

sebanyak 393

orang atau 1,9%

berpendidikan

minimal S2.

Untuk lebih

jelasnya lihat

grafik berikut ini

(Grafik 1.12.).

Page 10: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

10

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.12. Latar Belakang Pendidikan Kepala MI

Grafik 1.13. Latar Belakang Pendidikan Kepala MTs

Dari Grafik diatas ternyata

terdapat kondisi atau fenomena yang

menarik. Kondisi tersebut adalah bila

pada MIN, latar belakang pendidikan

Kepala MIN yang belum S1 memiliki

jumlah yang jauh lebih kecil

dibandingkan dengan yang memiliki

latar belakang pendidikan minimal S1.

Kondisi

sebaliknya

terjadi di MIS,

bahwa Kepala

MIS yang

memiliki latar

belakang

minimal S1

jauh lebih

kecil

dibandingkan

dengan yang

berlatar

pendidikan

kurang dari S1.

Ini berarti bahwa

pemerintah harus

lebih

memperhatikan

sektor swasta,

karena hal ini

berkaitan dengan

sumber daya di

MI sektor swasta

jauh lebih besar

daripada MIN, dalam kata lain

pemerintah tidak boleh

“menganaktirikan” sektor swasta,

karena kontribusinya yang begitu

besar di dunia pendidikan islam.

Untuk jenjang MTsN, sebanyak 54

orang atau 3,8% Kepala MTsN masih

Page 11: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

11

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1. 14. Latar Belakang Pendidikan Kepala MA

berlatar belakang kurang dari S1,

sedangkan sebagian besar sudah

berkualifikasi S1 sebanyak 985 orang

atau 69,5%, sedangkan sebanyak 379

orang atau 26,7% berkualifikasi S2.

Sementara untuk MTsS, sebanyak

2.800 orang atau 22,2% berkualifikasi

kurang dari S1, 8.984 orang atau

71,3% berkualifikasi S1, dan

selebihnya sebanyak 820 orang atau

6,5% berkualifikasi minimal S2.

Berdasarkan Grafik diatas, perlu

adanya dorongan dari pemerintah agar

para Kepala MTs yang belum

berpendidikan minimal S1, agar segera

meningkatkan kualifikasinya

mengingat tantangan dunia pendidikan

ke depan jauh lebih besar, sehingga

harus dipimpin oleh seorang individu

yang mumpuni secara skill.

Untuk jenjang MAN, sebanyak 12

orang atau 1,6%

Kepala MAN

berkualifikasi kurang

dari S1, 463 orang atau

61,9% berkualifikasi

S1, dan sebanyak 273

orang atau 36,5%

berkualifikasi minimal

S2. Sementara untuk

MAS sebanyak 582

orang atau 11,3%

berkualifikasi kurang

dari S1, 3.926 orang atau 76,2%

berkualifikasi S1, dan sisanya

sebanyak 641 orang atau 12,5%

berkualifikasi minimal S2.

Secara garis besar kualifikasi

kepala madrasah mengalami

peningkatan, yakni yang tadinya

belum S1, sekarang sudah menjadi S1,

yang sebelumnya S2, sekarang sudah

menjadi S2. Pendek kata hal ini perlu

didorong terus menerus agar kualitas

SDM terutama untuk kepala madrasah

terus meningkat secara kualifikasi

pendidikannya. Diharapkan dengan

semakin tinggi pendidikannya, akan

tercipta SDM yang bermutu sehingga

mampu menjadi manajer yang handal

untuk lembaga-lembaga pendidikan

islam khususnya dan dunia pendidikan

di Indonesia pada umumnya.

Page 12: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

12

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.15. Pendidik RA

3.2. Pendidik

Jumlah Pendidik di jenjang RA

sebanyak 94.769 orang dengan

komposisi berdasarkan kualifikasi

pendidikan, sebanyak 73.455 atau

77,5% berkualifikasi kurang dari S1,

dan sisanya 21.314 orang atau 22,5%

berkualifikasi minimal S1. Sementara

jika dilihat dari Status Kepegawaian,

mayoritas sebanyak 87.503 atau

92,3% berstatus Non PNS. Sementara

hanya sebagain kecil saja yang

berpredikat PNS, yakni sebanyak 7.266

atau 7,7%. Jika ditinjau dari Kategori

jenis kelamin, maka sebanyak 84.803

atau 89,5% berjenis kelamin

perempuan, sementara 9.966 atau

10,5% berjenis kelamin laki-laki. Hal

ini sudah lumrah karena secara

psikologis perempuan lebih dekat

dengan dunia anak-anak usia dini.

Berdasarkan data diatas

nampaknya, Pemerintah melalui

Ditjen Pendis memiliki banyak

pekerjaan antara lain sebisa mungkin

mengkondisikan agar para Pendidk

(Guru) di RA, paling tidak memliki

pendidikan minimal S1. Hal ini

berkaitan dengan pemberian

tunjangan profesi, dimana syarat

untuk mendapatkan tunjangan profesi

adalah pendidikan Pendidik (Guru)

minimal adalah S1 atau D4 dan

mengikuti pendidikan profesi agar

mendapatkan sertifikat pendidikan

(Undang-undang No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, pasal 9).

Untuk Jenjang MI, jumlah

Pendidik (Guru) sebanyak 78.493

orang atau 18,0% berstatus PNS,

sementara sebagian besar berstatus

Non PNS sebanyak 358.650 atau

82,0%. Jika

dilihat

berdasarkan

kualifikasi

pendidikan,

maka

sebanyak

265.787 orang

atau 60,8%

berkualifikasi

kurang dari

S1, sisanya

Page 13: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

13

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.16. Pendidik MI

sebanyak 171.356 orang atau 39,2%

berkualifikasi minimal S1. Sementara

berdasarkan jenis kelamin, maka

sebanyak 207.311 atau 47,4%

berjenis kelamin Laki-laki, selebihnya

sebanyak 229.832 atau 52,6% berjenis

kelamin perempuan. Secara jenis

kelamin untuk level MI, jumlah guru

hampir sama, sehingga disini terlihat

juga kesetaraan atau tidak ada

diskriminasi untuk menjabat sebagai

Guru MI.

Grafik diatas menunjukkan

bahwa masih banyak guru yang belum

menjadi PNS dan juga secara

kualifikasi pendidikan masih banyak

yang belum S1. Hal ini tentunya

menuntut kerja lebih keras lagi dari

aparatur Ditjen Pendidikan Islam untuk

dapat meningkatkan performa

Pendidik di level Madrasah Ibtidaiyah

(MI).

Pendidik jenjang MTs berjumlah

264.195 orang dengan 50.498 orang

atau 19,1% berstatus PNS, sementara

sebanyak 213.697 orang atau 80,9%

berstatus Non PNS. Jika dilihat dari sisi

kualifikasi pendidikan, sebanyak

91.528 orang atau 34,6%

berkualifikasi kurang dari S1, dan

sebanyak 172.667 orang atau 65,4%

berkualifikasi pendidikan minimal S1.

Secara jenis

kelamin untuk

level MTs, jumlah

Pendidik berjenis

kelamin Laki-laki

lebih banyak

dibandingkan

dengan Pendidik

Perempuan,

yakni sebanyak

141.219 atau

53,5% Laki-laki,

dan sebanyak

122.976 atau 46,5% Perempuan.

Page 14: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

14

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.18. Pendidik MA

Grafik 1.17. Pendidik MTs

Grafik diatas melukiskan, bahwa

walaupun secara fakta Pendidik (Guru)

MTs yang berpendidikan minimal S1

lebih banyak dibanding dengan yang

belum S1, namun program untuk

peningkatan kualifikasi Pendidik terus

ditingkatkan agar apa yang

diamanatkan di dalam Undang-undang

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen tercapai dengan baik.

Total Jumlah

Pendidik untuk

jenjang MA

sebanyak 121.907

orang dengan

25.229 orang atau

20,7% berstatus

PNS, sementara

selebihnya

sebanyak 96.678

orang atau 79,3%

berstatus Non PNS.

Kualifikasi

pendidikan Pendidik

untuk tingkat MA

sebagian besar

sudah

berpendidikan

minimal S1 yakni

sebanyak 93.147

orang atau 76,4%,

sementara sisanya

berpendidikan

kurang dari S1 sebanyak 28.760 orang

atau 23,6%. Secara jenis kelamin

kondisi Guru di level MA mirip dengan

level MTs, bahwa Pendidik Laki-laki

lebih banyak dibandingkan dengan

Pendidik Perempuan, yakni sebanyak

67.154 atau 55,1% berjenis kelamin

Laki-laki, sedangkan sebanyak 54.757

atau 44,9% berjenis kelamin

perempuan.

Page 15: Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun ... · memiliki jenjang pendidikan kurang dari S1, sebanyak 29,1% atau 6.704 orang berpendidikan S1, dan sisanya sebanyak 181

15

SSStttaaattt iiissstttiiikkk PPPeeennndddiiidddiiikkkaaannn IIIssslllaaammm 222000000999///222000111000

Grafik 1.19. Pendidik MI, MTs dan MA

Grafik diatas melukiskan, bahwa

walaupun secara fakta Pendidik MA

yang berpendidikan minimal S1 lebih

banyak dibanding dengan yang belum

S1, namun program untuk

peningkatan kualifikasi Pendidik terus

ditingkatkan agar apa yang

diamanatkan di dalam Undang-undang

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen tercapai dengan baik.

Secara keseluruhan masih

banyak pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh Ditjen Pendidikan

Islam, mengingat Program Sertifikasi

tersebut seperti yang diamanatkan di

dalam Undang-undang No. 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen.

Berdasarkan data yang ada, jumlah

Pendidik yang sudah lulus Sertifikat

sebanyak 1.914 untuk jenjang RA,

17.789 untuk jenjang MI, 15.468

orantg untuk jenjang MTs, dan

sebanyak 6.561 orang untuk jenjang

MA. Sehingga secara total jumlah guru

yang sudah tersertifikasi sebanyak

41.732 orang. Namun data tersebut

adalah data yang masuk ke Bagian

Perencanaan dan Data. Kondisi ini

menunjukkan bahwa jumlah tersebut

masih jauh dari harapan, mengingat

jumlah Pendidik yang berpendidikan

minimal S1 sebanyak 21.314 orang

untuk level RA, 171.356

orang untuk level MI,

kemudian sebanyak

172.667 untuk jenjang

MTs, dan sebanyak

93.147 orang untuk

jenjang MA. Jika

dibandingkan dengan

jumlah Pendidik secara

total, meminjam istilah

yang populer yakni

“masih jauh panggang dari api”.

Secara umum berdasarkan grafik

diatas menunjukkan bahwa jumlah

guru yang sudah tersertifikasi ternyata

secara rata-rata kurang dari 11%.

Untuk mensukseskan apa yang

diamanahkan dalam Undang-undang

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, masih diperlukan program-

program dari Ditjen Pendidikan Islam

yang mendukung program sertifikasi

Guru.