BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo...

28
36 BAB III GHAIB DALAM AL-QUR’AN A. Ayat-ayat Ghaib dalam al-Qur'an Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat. Tidak diturunkan untuk satu umat atau satu abad, tetapi untuk seluruh umat dan untuk sepanjang masa. Karena itu luas ajarannya sama dengan luasnya umat manusia. Al-Qur’an diwahyukan untuk tujuan khusus yaitu menjadikan kita sadar pada Sang Pencipta, yang mengarahkan kita pada iman dan ibadah dan menata kehidupan individual dan kolektif agar kita mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat. Setelah penulis telusuri dalam al-Qur’an dengan mengutip dari berbagai buku praktis mencari ayat-ayat al-Qur’an, yaitu: Muhammad Fuad dan Abdul Baqi, Mu’jam al-Mufarraz Lafad al-Qur’anul Karim, NA, Baiquni, Syawaqi, RA.Aziz, Indek al-Qur’an Cara Mencari Ayat-Ayat al- Qur’an, ARKOLA, Surabaya, 1996, Afzalurrahman, Indek al-Qur’an, terj. Ahsin W. al-Hafidz, Bina Aksara, Jakarta, 1997, CD Holy Qur’an 30 jus versi Indonesia, M.S Khalil, Kunci-Kunci Untuk Mencari Ayat al-Qur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak 51 ayat-ayat ghaib dalam al-Qur’an. Adapun rincian ayat-ayatnya yaitu: No Tema Surat dan ayat 1 Segala sesuatu yang tidak ada dari kita karena belum terjadi, dan akan terjadi dimasa datang. = as-Sirru (rahasia), = mustatir (tersembunyi). Q. S. an-Naml : 65 Q. S. al-Jîn: 26 Q. S. an-Nahl : 77 Q. S. al-Anbiya : 49 Q. S. Saba’ : 3, 14, 48, 53

Transcript of BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo...

Page 1: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

36

BAB III

GHAIB DALAM AL-QUR’AN

A. Ayat-ayat Ghaib dalam al-Qur'an

Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang

ingin mencapai kebahagiaan di dunia dan akherat. Tidak diturunkan untuk

satu umat atau satu abad, tetapi untuk seluruh umat dan untuk sepanjang

masa. Karena itu luas ajarannya sama dengan luasnya umat manusia.

Al-Qur’an diwahyukan untuk tujuan khusus yaitu menjadikan kita

sadar pada Sang Pencipta, yang mengarahkan kita pada iman dan ibadah dan

menata kehidupan individual dan kolektif agar kita mencapai kebahagiaan di

dunia dan akherat.

Setelah penulis telusuri dalam al-Qur’an dengan mengutip dari

berbagai buku praktis mencari ayat-ayat al-Qur’an, yaitu: Muhammad Fuad

dan Abdul Baqi, Mu’jam al-Mufarraz Lafad al-Qur’anul Karim, NA,

Baiquni, Syawaqi, RA.Aziz, Indek al-Qur’an Cara Mencari Ayat-Ayat al-

Qur’an, ARKOLA, Surabaya, 1996, Afzalurrahman, Indek al-Qur’an, terj.

Ahsin W. al-Hafidz, Bina Aksara, Jakarta, 1997, CD Holy Qur’an 30 jus versi

Indonesia, M.S Khalil, Kunci-Kunci Untuk Mencari Ayat al-Qur’an, Bina

Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak 51 ayat-ayat

ghaib dalam al-Qur’an. Adapun rincian ayat-ayatnya yaitu:

No Tema Surat dan ayat

1

Segala sesuatu yang tidak ada

dari kita karena belum terjadi,

dan akan terjadi dimasa

datang. = as-Sirru (rahasia), =

mustatir (tersembunyi).

Q. S. an-Naml : 65

Q. S. al-Jîn: 26

Q. S. an-Nahl : 77

Q. S. al-Anbiya : 49

Q. S. Saba’ : 3, 14, 48, 53

Page 2: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

37

Q. S. ath-Thûr: 41

Q. S. al-A’raf : 188

Q. S. Maryam : 61, 78

Q. S. al-Baqarah : 44

Q. S. an-Najm: 35

Q. S. Hûd: 31

Q. S. al-An’am: 73

Q. S. al-Maidah: 109, 116

Q. S. az-Zumar: 46

Q. S. al-Jumu’ah: 8

2

Segala sesuatu yang tidak

dapat dilihat oleh mata tetapi

dapat dihadirkan dalam hati

(bersifat batin) = al-majhul

>< tajalli.

Q. S. al-Baqarah : 3

Q. S. Yâsîn : 11

Q. S. al-Mulk : 12

Q. S. al-Fâthir : 18, 38

Q. S. al-Mu’minûn : 92

Q. S. al-Hadid: 25

Q. S. Yusuf: 81

Q. S. Hûd: 123

Q. S. al-Hujurat: 18

Q. S. al-An’am: 59

Q. S. al-Maidah: 94

Q. S. Qaaf: 33

3

Segala sesuatu yang tidak

dapat diketahui karena

terhalang oleh sesuatu.

Q. S. ar-Rôd: 9

Q. S. an-Nahl : 77

Q. S. al-An’am: 50

Q. S. Hasyir: 22

Q. S. at- Taubah: 78, 94 & 105

Q. S. at-Taghabun: 18

Q. S. Sajdah: 6

Page 3: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

38

Q. S. Ali-Imran : 179

4 Segala sesuatu yang pernah

ada atau terjadi dan kita

tidak mengalaminya atau

menyaksikannya >< asy-

Syahadah.

Q. S. Hûd: 49

Q. S. Yusuf: 52, 102

Q. S. al-Kahfi: 22 & 26

Q. S. at-Takwir: 24

Q. S. Yunus: 20

Q. S. al-Qalam: 47

B. Penafsiran Ayat-ayat Ghaib dalam al-Qur'an

Dalam memberikan penafsiran terhadap kata ghaib dalam al-Qu’an,

penulis berusaha untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi ayat-ayat

ghaib sesuai dengan maksud artian yang megarah pada arti tertentu sehingga

akan tersususun secara sistematis. Dalam menjelaskan kata ghaib penulis

sengaja mengambil beberapa kitab tafsir yang kiranya menafsirkan ayat-ayat

yang penulis sebutkan. Adapun klasifikasi dan penjelasan dari ayat-ayat

ghaib tersebut sebagai berikut:

1. Segala sesuatu yang tidak ada dari kita karena belum terjadi, dan akan

terjadi dimasa datang. = as-Sirru (rahasia) = Mustatir (tersembunyi).

Segala hal yang belum nampak atau belum terjadi memang

menjadi misteri bagi kita akan ada atau tidaknya peristiwa itu, dan sering

kali diragukan bahkan ditolak eksistensinya bagi mereka yang tidak

beriman, tetapi berbeda dengan yang beriman, akan selalu meyakini akan

kedatangannya suatu saat karena telah banyak dijelaskan dalam firman

Allah SWT. Diantara beberapa ayat ghaib yang termasuk dalam kategori

ini yang menjelaskan tentang kiamat yaitu:

قل لا يعلم من في السموات والأرض الغيب إلا الله وما يشعرون أيان يبعثون

Artinya: Katakanlah: ”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka

Page 4: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

39

tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan“.1

Ayat di atas sebagai pembatalan terhadap kepercayaan mereka menyangkut pengetahuan tentang yang ghaib yang diakui oleh para penyembah berhala. Kaum musrikin bertanya kepada nabi Muhammad tentang waktu datangnya kiamat, Thahir Ibn ‘Asyur berpendapat bahwa pertanyaan ini timbul akibat kepercayaan mereka bahwa agamawan bahkan nabi mengetahui yang ghaib. Pertanyaan ini ditujukan guna membuktikan bahwa Muhammad bukanlah nabi karena tidak mengetahui

yang ghaib yaitu datangnya kiamat.2

Ayat ini menunjukkan bahwa nabi Muhammad pun tidak

mengetahui yang ghaib kecuali apa yang disampaikan Allah kepada beliau.

Adapun ghaib mutlak datangnya hari kiamat, maka Rasulullah sendiri

menegaskan ketika beliau ditanya oleh malaikat Jibril as. Tentang

waktunya: “Tidak yang ditanya tentang kiamat lebih mengetahui dari yang

bertanya” (HR. Muslim dan lain-lainnya melalui Abdullah Ibn ‘Umar)

Dalam hadis lain nabi bersabda: “Aku diutus sedang waktu

datangnya hari kiamat itu seperti dua ini, sambil memperlihatkan

telunjuknya dan jari tangannya”. Maksudnya ialah jarak waktu antara

kiamat dengan beliau amatlah dekat, meskipun Allah SWT merahasiakan

saat terjadinya hari kiamat, namun Allah SWT telah memberitahukan

kepada nabi Muhammad SAW alamat-alamat atau tanda-tanda sebelum

kaimat terjadi. 3 Maka suatu tanda yang nyata bahwa kiamat itu sudah

dekat ialah kebangkitan nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir

kepada umat manusia.. Maka sesudah itu menyusulah penyempurnaan

kehidupan material, dan apabila segala kesempurnaan itu telah tercapai,

tibalah saatnya kehancuran dan kemusnahan.

1 Q. S. an-Naml/27 : 65 2 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Kelompok VI, Lentera Hati, hlm. 259 3 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Juz. 6, terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani

Pres, Jakarta, 2000, hlm. 63

Page 5: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

40

Rasulullah bersabda mengenai lima kunci yang ghaib sebagaimana

tersebut dalam surat al-An’am ayat 34: “Sesungguhnya Allah hanya pada

sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia lah yang

menurunkan hujan dan yang mengetahui apa yang ada dalam rahim dan

tidak seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan

diusahakan besok. Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui di bumi

mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal”.

Seandainya manusia diberi perangkat untuk mengetahui perkara

ghaib, niscaya gugurlah kekhalifahan di muka bumi ini. Karena mereka

tidak disiapkan untuk menghadapinya kecuali dalam ukuran untuk

menghubungkan ruhnya dengan penciptanya, dan untuk menghubungkan

keberadaanya dengan keberadaan alam semesta ini. Dan seandainya

seluruh perkara ghaib dan apa yang bakal terjadi ditunjukkan kepada

mereka, niscaya mereka tidak akan menggerakkan kaki dan tangannnya

untuk memakmurkan bumi, atau hati mereka akan terus menggoncang

merenungkan apa yang bakal terjadi itu, tanpa hasrat untuk memakmurkan

bumi ini sama sekali.

Ayat ini menurut Thahir Ibn ‘Asyur adalah pengkhususan kepada mereka yang merasa mengetahui yang ghaib dari para dukun, peramal, dan para penyembah berhala. Bahwa tidak ada yang mengetahui yang ghaib melainkan hanya Allah

Dalam surat al-Jîn ayat 26 mengisaratkan mengenai batilnya ramalan, nujum dan sihir sebab pelakunya itu adalah orang-orang yang paling jauh dai keridhaan dan paling dekat dengan kemungkaran. Ar-Razi berkata bahwa Allah tidak memberitahukan keghaiban-Nya yang khusus, yaitu datangnya hari kiamat, dan ada beberapa alasan yang menunjukkan hal itu: 1). Para penganut agama dan kepercayaan telah membuktikan kebenaran ilmu takwil dan tafsir mimpi, dan orang yang menafsirkan mimpi itu terkadang memberitahukan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dimas datang, dan dia pun benar dalam penafsirannya itu. 2)

Page 6: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

41

peramal al-Baghdadiyah yang diboyong oleh Sutan Sinjar Ibnu Malik Syah dari Bagdad ke Khurasan dan ditanyai tentang suatu yang akan datang, telah menyebutkan beberapa hal yang kemudian terjadi sesuai dengan pembicaraanya. 3). Kita menyaksikan diantara para ahli ilham (dan hal itu tidak khusus bagi para wali, tetapi terkadang didapat juga oleh tukang-tukang sihir), orang yang benar dalam pemberitahuannya. Begitu pula hukum-hulum perbintangan seringkali cocok dan sesui dengan apa yang akan terjadi. Apabila yang demikian itu dapat disaksikan dan dirasakan maka pendapat bahwa al-Qur’an menunjukkan yang sebaliknya dapat mendapatkan celaan terhadap al-Qur’anul Karim.

Dijelaskan pula dalam ayat yang lain bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui keghaiban kiamat, yaitu:

بللـه غيو بأقر وه ر أوصح البة إلا كلماعالس را أممض والأرات وومالس ء قديريلى كل شع إن الله

Artinya: “Dan kepunyaan Allahlah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melaikan sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segaa sesuatu”.4

Dikhususkannya penyebutan kebangkitan kiamat diantara perkara-

perkara ghaib disebabkan telah banyak terjadi perdebatan mengenainya

diseluruh zaman dan masa, serta pada banyak umat, lalu banyak manusia

yang mengingkari dan menjadikannya termasuk hal yang tidak mungkin.

Allah menyajikan apa yang tampaknya merupakan keterangan atas

kemungkinan dan kecepatan terjadinya kiamat, sesungguhnya Allah maha

kuasa atas apapun yang Dia kehendaki, tidak ada sesuatupun yang dapat

menolak kehendak-Nya. maka Dia kuasa untuk membangkitkan kiamat

dalam masa yang lebih cepat dari pada kejapan mata.5

Senada dengan ayat ini ialah Q.S. al-Qamar/54: 50, ”Dan perintah

4 Q.S. an-Nahl/16: 77 5 Al-Maraghiy, Juz. 15, op.cit, hlm. 212

Page 7: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

42

Kami hanya satu perkataan seperti kejapan mata”. Dan senada juga

dengan Q.S. Lukman/31: 28, “Tidaklah Allah menciptakan dan

membangkitkan kalian (dari dalam kubur itu), melainkan hanya seperti

(menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja”.

Allah SWT merahasiakan waktunya, agar manusia tidak

menghentikan kegiatan hidupnya. Seharusnya manusia tidaklah perlu

memikirkan kapan hari kiamat itu akan terjadi.6 Sebab hal itu adalah

urusan Allah SWT . Yang pokok bagi mereka menyelaraskan hidup

mereka dengan petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Perkara hari kiamat bagi Allah sangatlah mudah. Mudah atau

sukar, cepat atau lambat itu adalah ukuran manusia. Allah SWT

sesungguhnya sangat kuasa atas segala perkara. Bila Allah SWT

berkehendak atas sesuatu Dia pun berfirman: “Kun” (adalah) maka

terciptalah. Tidak suatupun yang dapat menghalangi kehendak-Nya.

Kalau kehendak Tuhan sudah sampai, sekejap mata semuanya itu

berubah. Bagi kita soal ini besar tetapi bagi Allah SWT masalah ini

sangatlah kecil di hadapan-Nya. Tentang sekejap mata ini dapatlah kita

memikirkannya apabila kita dengar keterangan ahli-ahli tentang kecepatan

perjalanan alam, bagaimana cepatnya peredaran bumi, bagaimana

kecepatan perjalanan cahaya. Kata ahli ilmu alam cakrawala ini semua

yang ada ini beredar dengan cepat sekali, berkembang tidak berhenti-henti,

dan tidak tahu dimana kesudahnanya. Maka Tuhan bersabda bahwa sa’at

atau kiamat akan terjadi dalam sekejap mata.

Sesungguhnya kiamat akan segera datang dan tidak ada yang akan

bisa lari darinya, kemudian disana akan diperlihatkan hal-hal yang ghaib

dan yang nyata, lalu Dia beritakan apa saja yang telah diperbuat ketika

hidup di dunia.

6 Haji Abduil Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 14, op.cit., hlm. 3942

Page 8: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

43

Di dalam ayat yang lain juga diterangkan tentang keghaiban kiamat

sebagaimana dalam surat al-Ambiya ayat 49, di samping percaya kepada

adanya Allah SWT , maka percaya kepada adanya hari kiamat termasuk

dalam objek iman. Tetapi banyak manusia yang mengakui adanya Allah SWT

tetapi tidak mengakuai akan adanya hari kiamat atau hidup sesudah mati. 7

Seseorang yang bertakwa itu bila mendengar berita tentang akan

terjadi hari kiamat mereka jadi gemetar ialah kerena mereka beriman,

mereka percaya kepada Allah SWT , mereka percaya kepada rasul yang

diutus Allah SWT , sebab itu mereka percaya kepada berita yang dibawa

oleh rasul itu. Mereka sangat yakin bahwa kiamat itu pasti akan terjadi,

sebab mustahil seorang rasul membawa berita yang dikarang-karang

sendiri.

Dalam ayat lain juga dinyatakan tentang keghaiban hari kiamat

yaitu dalam firman Allah SWT :

ب لا ويالم الغع كمنأتيي لتبرلى وة قل باعا السأتينوا لا تكفر قـال الـذينيعـزب عنه مثقال ذرة في السموات ولا في الأرض ولا أصغر من ذلك ولا

أكبر إلا في كتاب مبنيArtinya: ”Dan orang-orang kafir berkata “Hari berbangkit itu tidak akan

datang kepada kami”. Katakanlah:”Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, sesunguhnya kiamat itu pasti datang kepadamu”. Tidak ada yang tersembunyi dari kepada-Nya seberat zarohpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melaikan tersebut dalam kitab yang nyata (lauh magfudz)”. 8

7 Sayyid Quthb, Juz. 5, op.cit, hlm. 149

8 Q.S. Saba’/34: 3

Page 9: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

44

Sesungguhnya kedatangan hari kiamat tidak ada yang

mengehuinya, selain Allah SWT Yang Maha Tahu segala yang ghaib,

yang tidak luput dari pengetahuan-Nya sesuatupun di langit dan di bumi,

baik itu dzarrah maupun yang lebih kecil dari itu, atau yang lebih besar

dari padanya, dimana saja dan kemana saja perginya.9 Semua itu telah

terlpelihara dalam kitab yang nyata. Jadi tulang-tulang yang telah hancur

dan daging-daging yang telah bercerai-berai, maka Allah SWT mengetahui

kemana perginya tulang belulang itu, dan kemana tercerai-berainya. Dan

Allah SWT dapat mengembalikannya kembali sebagaimana Dia telah

memulainya pada pertama kali.

Ada segolongan orang-orang kafir mengatakan bahwa kehidupan

akherat yang diberikan Muhammad SAW adalah omong kosong belaka.

Suatu yang tidak mungkin terjadi karena tubuh manusia setelah masuk

kubur dan hancur luluh lantak tak berbekas apalagi setelah berlalu atasnya

masa yang panjang.10 Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada nabi

Muhammad SAW supaya menolak dengan keras anggapan orang-orang

kafir pada saat itu. Allah SWT memerintahkan supaya dia bersumpah

dengan menyebut nama Allah SWT bahwa hari kiamat itu pasti datang.

Hari berbangakit adalah suatu hikmah dan kebijaksanaan Allah

SWT terhadap hamba-hamba-Nya. Suatu hikmah dan kebijaksanaan yang

tidak dipahami oleh orang-orang kafir atau mereka tidak mau

memahaminya. Hikmah dan kebijaksanan itu ialah Allah SWT tidak akan

membenarkan hamba-hamba-Nya untuk berbuat sekehendak hatinya.

Allah SWT telah menjelaskan dengan perantaraan rasul-rasul-Nya bahwa

barang siapa yang berbuat kejahatan atau kezaliman maka akan dibalas

dengan balasan yang setimpal baik di dunia maupun di akherat. Kalau

manusia belum mendapatkan balasan di dunia atas kejahatannya karena

9Al-Maraghiy, Juz. 7, op.cit., hlm. 50

10 Universitas Islam Indonesia, Juz. 22, op.cit, hlm.61

Page 10: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

45

kedududkannya atau kepintarannya menyembunyikan kejahatan itu, maka

balasan pasti akan diterimanya di akherat nanti. Mengingkari hari kiamat

dan hari pembalasan berarti mengingkari hikmah kebijaksanaan Allah

SWT Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.

Kematian juga merupakan hal yang bersifat ghaib yang belum

diketahui bagi orang yang masih hidup, karena dia belum mengalaminya.

Melaui ayat ini Allah menunjukkan keluasan pengetahuaan-Nya tentang

yang ghaib serta ketangguhan kekuasaan-Nya. Firman Allah yang

menunjukkan kematian yaitu:

أم عندهم الغيب فهم يكتبون

Artinya:“Apakan ada pada sisi mereka pengetahuan sesuatu yang ghaib itu mereka menuliskannya?” 11

Dalam hal ini orang-orang musrik menganggap bahwa kematian

nabi Muhammad akan tiba sebelum kematian mereka, hal ini ditujukan

untuk menipu manusia pada waktu itu dan memperdayakan nabi. Yang

akhirnya mereka (orang-orang musyrik) dibinasakan oleh Allah pada

perang Badar.12

Dengan diceritakannya tukang ramal yang berusaha menebak hal-

hal yang ghaib yang sebenarnya mereka tidak mengetahuinya, kalaupun

mereka mengetahuinya karena mendapatkan bisikan dari setan yang selalu

mencuri berita dari langit dengan sepotong-sepotong, sehingga menjadikan

mereka menjadi sesat.13

Sedangkan term ghaib yang mengarah pada artian kematian

dijelaskan juga dalam surat Saba’ ayat 14, pada ayat ini dengan

11 Q.S. ath-Thûr/52: 41 12 Al-Maraghiy, Juz. 7, op.cit., hlm. 62-63

13 Haji Abduil Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 27, op.cit., hlm. 24

Page 11: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

46

memperlihatkan kisah para jin pengikut nabi Sulaiman yang diperintahkan

untuk membuatkan bangunan. Dengan segala ketakutan jin melakukannya

dengan sungguh-sungguh. Ketika mengawasi para jin, nabi Sulaiman

diambil nyawanya oleh Allah, tetapi masih dalam keadaan berdiri karena

ditahan oleh tongkatnya. Dan para jin tetap saja meneruskan pekerjaannya

karena tidak mengetahui kematian tuannya (nabi Sulaiman), dan akhirnya

nabi Sulaiman tersungkur setelah rayap mengerogoti tongkatnya. Tidak

ada yang mengetahui berapa lama nabi sulaiman bertelekan pada

tongkatnya setelah beliau meninggal. Sesungguhnya bangsa jin tidaklah

mengetahui yang ghaib, karena yang ghaib hanyalah hak prerogatif

Allah.14

Dalam surat al-A’raf ayat 188 menjelaskan tentang ketidak

tahuanya nabi Muhammad tentang datangnya kematian, beliau tidak tahu

bila beliau akan meninggal, sehingga lantaran itu beliau tidak

mengumpulkan harta kekayaan banyak-banyak untuk jaminan hidup bagi

anak-anak yang akan ditingalkannya dan beliau tidak mendirikan gedung-

gedung yang indah.15

Dalam beberapa ayat al-Qur’an dijelaskan pula tentang term ghaib

yang mengarah pada artian surga yaitu:

جنات عدن التي وعد الرحمن عباده بالغيب إنه كان وعده مأتياArtinya: “Yaitu surga ‘And yang telah dijanjikan oleh Tuhan yang maha

pemurah kepada hamba-hambanya, sekalipun surga itu tidak tampak. Sesunguhnya surga Allah SWT itu pasti ditepati” 16

Dengan kuatnya iman seseorang menjadikannya yakin dengan

14 Sayyid Quthb, Juz. 4, op.cit, hlm. 644 15 Haji Abduil Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 9, op.cit, hlm.2642 16 Q. S. Maryam/19 : 61

Page 12: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

47

sepenuh hati bahwa ketaatannya di dunia ini tidaklah akan sia-sia. Manusia yakin akan janji Allah yang disediakan kepada hamba Allah, meskipun surga itu tidak tampak. Ghaib dalam ayat ini mengarah pada artian surga, sebagai taman-taman tempat tinggal yang kekal, tidak seperti taman-taman dunia. Allah SWT telah menjanjikannya bagi orang-orang yang bertakwa,

sekalipun mereka tidak menyaksikannya.17

Surga yang dijanjikan-Nya akan menjadi tempat kediaman bagi arang-orang yang bertaubat dan bertakwa, ialah surga ‘Adn. Meskipun surga yang dijanjikan itu tidak dapat dilihat oleh manusia di dunia ini, karena masih dalam alam ghaib dan kapan manusia itu masuk ke dalamnya tidak pula dapat diketahui dengan pasti karena semua itu hanya diketahui oleh Allah. 18

2. Segala sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata tetapi dapat dihadirkan

dalam hati (bersifat batin).

Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh panca indra,

percaya kepada yng ghaib yaitu mengiktikadkan adanya sesuatu “yang

maujud “ yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Beriman kepada

yang ghaib merupakan satu titik tolak kesempurnaan iman manusia.

Puncak dari keimanan kepada yang ghaib adalah iman kepada Allah,

konsep keiman ini dinampakan dengan melaksanakan ibadah shalat dan

menafkahkan zakat.19 Dijelaskan dalam firman Allah:

الذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقناهم ينفقونArtinya: (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang

mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka”. 20

Kata bil ghaib pada ayat di atas adalah Dzat Allah SWT, jadi sifat

17 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 16, op.cit, hlm. 4346

18Al- Maraghiy, Juz. 16, op.cit, hlm. 61 19 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, kelompok 1, Lentera Hati, Jakarta, 2000, hlm. 83

20Q.S. al-Baqarah/2: 3

Page 13: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

48

pertama orang yang bertakwa adalah percaya kepada Allah.21

Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al-Hujurat: 25. Dari Ibnu Umar r.a.

bahwa Rasulallah SAW, bersabda: “Islam didirikan atas lima sendi:

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul

Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan

melaksanakan haji.”(HR Bukhari dan Muslim).22 Penafsiran ini sama

halnya dengan Q. S. al-Mu’minûn : 92. Dalam firman Allah yang lain:

إنما تنذر من اتبع الذكر وخشي الرحمن بالغيب فبشره بمغفرة وأجر كرمي

Artinya: “Sesunguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia”23

Bagi mereka yang mengasah potensi keimanannya sehingga

bersedia secara bersungguh-sungguh mengikuti adz-Dzikr yakni tuntunan

al-Qur’an dan yang takut bercampur harap serta kagum kepada ar-Rahman

Sang Maha Penyayang, mesti Dia ghaib yakni meskipun mereka tidak

melihat-Nya. Mereka itulah yang pantas mendapat maghfirah

pengampunan Ilahi dan ganjaran yang mulia berupa kebahagiaan yang

tidak putus-putusnya.24

Iman kepada yang ghaib adalah pokok dasar kepercayaan kepada

yang ghaib, kalau tidak percaya lagi kepada yang ghaib, berarti runtuhlah

segenap kepercayaan. Anak kunci dari segala yang ghaib adalah Allah.

Enam pokok dari keimanan kepada yang ghaib yaitu: Pertama,

kepercayaan kepada Allah. Kedua, percaya kepada hari kiamat, ketiga,

21 Sayyid Quthb, juz.1, op.cit, hlm. 89 22 Ibnu Katsir, Juz. 4, op.cit, hlm. 76. 23 Q. S. Yâsîn/36 : 11 24 M. Quraish Shihab, Kelompok 1, op.cit, hlm.512

Page 14: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

49

percaya kepada hari pembangkitan (ba’ats), hari perhitungan (hisab), hari

penimbangan (mizan), dan hari menerima ganjaran (jaza’). Keempat,

percaya kepada nabi-nabi yang telah lalu. Kelima, percaya akan adanya

malaikat. Keenam, percaya bahwa baik dan buruk yang terjadi adalah atas

qadha dan qadhar dari Allah.25

Di dalam al-Qur’an selalu bertemu dengan ayat-ayat yang

menyuruh manusia memperhatikan perbuatan Allah, ciptaan Allah, takdir

ketentuan Allah, supaya timbul rasa takut kepada Allah, lalu tunduk

dengan penuh rasa cinta kepada-Nya, dan meskipun Dia ghaib, tidak

tampak oleh mata namun Dia jelas kelihatan oleh hati. Imajinasi tentang

Allah tidaklah dapat diterangkan, tetapi bekas perbuatan dan ciptaan-Nya

dapat menimbulkan keyakinan akan kebesaran-Nya. apabila perasaan ini

telah tumbuh dalam hati niscaya akan terbukalah hari depan yang baik, dan

masa depan yang bahagia.26 Penjelasan dari surat Mulk ayat 12.

Sedangkan dalam surat Fâthir ayat 18 menjelaskan bahwa

peringatan Allah tidak akan berguna bagi kaum Musyrikin tetapi hanya

bermanfaat bagi orang-orang yang takut akan adzab Tuhan yaitu kaum

Muslimin, walaupun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka senantiasa

melaksanakan shalat secara baik dan sempurna.27

Dan tanda-tanda orang yang bertakwa adalah, Pertama, mereka

senantiasa takut kepada azab Allah, walau azab itu tidak tampak oleh

mereka. Kedua, mereka takut akan datangnya hari kiamat, Ketiganya,

mereka yakin dan percaya bahwa Allah selalu mengawasi, memperhatikan

dan mengetahui di mana dan keadaaan bagaimanapun mereka saat itu.

25 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir Al-Azhar, Juz. 29, Pustaka Panji

Mas, Jakarta, 1988, hlm. 2058

26Ibid, hlm. 7542 27 M. Quraish Shihab, Kelompok III, op.cit, hlm. 214

Page 15: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

50

Dalam firman Allah yang lain dijelaskan juga keghaiban yang

berhubungan dengan diri manusia, baik yang berhubungan dengan amal

dan perasaan manusia Seperti diberitakan dalam al-Qur’an menjelaskan

tentang prilaku dan fikiran orang-orang munafik, yang dijelaskan dalam al-

Qur’anul karim yaitu:

لكم منؤن وا لنذرتعقل لا ت همإلي متعجإذا ر كمون إليذرتعي من ا اللهأنبن قدأخباركم وسيرى الله عملكم ورسوله ثم تردون إلى عالم الغيب والشهادة فينبئكم بما كنتم تعملونArtinya: “Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan uzurnya

kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah :”Janganlah kamu mengemukakan uzur, kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahhukan kepada kami beritamu sebenarnya. Dan Allah serta rasulnya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui Yang Ghaib dan Yang Nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.28

Allah mengetahui amal yang ghaib yang tersembunyi yang idak

tampak oleh orang lain dan Allah pun mengetahui keghaiban rahasia hati

ataupun perbuatan yang nyata. Mungkin manusia tidak mengetahui

hakekat yang sebenarnya. Namun Tuhan tetap melihat dan kelak semua

amalan itu baik amalan yang tulus ihklas maupun yang pura-pura, akan

dibuka dipaparkan dihadapan Allah yang mengetahui yang ghaib dan

nyata itu di akhirat.29 Dari ayat sesudahnya (ayat 95) diterangkan bahwa

Allah akan memasukkan mereka (orang-orang munafik) ke dalam neraka

Jahannam atas apa yang telah mereka lakukan.

Menurut pendapat Qatadah, ayat ini turun mengenai Abdullah Ibn

Ubai, dia bersumpah kepada nabi sesudah nabi kembali dari madinah dari

peperangan Tabuk, akan tidak lagi mengikuti nabi dan meminta

28 Q. S. at-Taubah/11: 94

Page 16: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

51

permohonannya (untuk tidak kembali keperang Tabuk), nabi menolak

permohonan tersebut.

Allah memberi tahu bahwa orang-orang munafik akan bersumpah

dengan nama Allah bahwa benar-benar mereka itu mempunyai alasan

(uzur) yang menghalangi mereka turut berjihad, kelak tempat mereka

adalah neraka Jahanam sebagai pembalasan atas sesuatu yang telah mereka

kerjakan.30 Dalam firman Allah yang lain juga diterangkan tentang amal

manusia yang baik maupun yang buruk, yang sebenarnya semuanya

diketahui oleh Allah, keterangan ini dijelaskan dalam surat at-Taubah ayat

105.

Bahwasanya amal-amal manusia akan dilaporkan kepadanya pada

hari kiamat, kepada rosul dan kepada kaum muslimin. Sebagaimana dalam

riwayat Imam Ahmad dari Abi Said, bahwa Rasulullah bersabda:

“Andaikan seseorang diantara kamu berbuat sesuatu di dalam sebuah batu

karang yang padat, tiada berpintu dan berlubang, Allah akan

menampakkan perbuatannya kepada orang-orang, bagaimanapun

keadaanya”. Begitu juga terdapat dalam riwayat Abu Daud dari Jabir Ibnu

Abdullah dan riwayat Imam Ahmad dari Anas.31

Pada surat at-Taubah 78, kata ghaib di sini sama dengan kata siir

yaitu yang tersembunyi atau disembunyikan karena dengan diketahui oleh

pihak lain, sesuatu yang tersembunyi boleh jadi karena tidak disadari oleh

seseorang seperti peristiwa-peristiwa lama yang tertimbun dalam bawah

sadar, sedang yang disembunyikan adalah yang masih disadari dan di

bawah kontrol yang menyembunyikannya. Kata rahasia di sini adalah

sesuatu yang disadari dan disembunyikan sedang yang lebih tersembunyi

adalah yang telah terpendam di bawah sadar sehingga tidak diketahui

29 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 11, op.cit., hlm. 3089

30 Ibnu Katsir, Juz. 2, op.cit., hlm. 123

Page 17: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

52

apalagi dikontrol oleh yang bersangkutan.32

Dalam ayat ini Allah memperingatkan orang-orang munafik bahwa

bagaimanapun pintarnya mereka menyimpan rahasia, dalam hati mereka

dan bagaimanapun liciknya mereka berbisik-bisik menjelekkan orang-

orang yang beriman dan Rasulullah. Sesunguhnya tidak ada yang

tersembunyi bagi Allah sesuatupun juga baik yang di bumi ataupun yang

di langit demikian pula yang tersunyi dalam hati, Allah mengetahui semua

yang tersembunyi.33

Orang-orang munafik akan dikembalikan pada hari kiamat kelak

kepada Tuhan yang mengetahui isi hati kalian, dan apa yang kamu

terangkan, dan dikembalikan kepada Allah yang tidak samar bagai-Nya

segala urusanmu yang batin-batin atau yang lahir-lahir, lalu Dia

memberitahukan hasil amal kalian kepadamu, kemudian Dia beri balasan

kepadamu atas amal tersebut dengan pahala yang baik atau dengan siksa

yang buruk.

Amal mereka akan diperlihatkan pula dihadapan rasul dan kaum

muslimin lainnya kelak di hari kiamat, dengan demikian akan terasingkap

aib mereka, dan akan kelihatan begitu banayaknya kejahatan yang mereka

lalukan dan begitu sedikit amal kabaikan yang diparbuatnya. Dan nantinya

kabaikan akan dibalas dengan pahala kebaikan dan keburukan akan

dibalas-Nya dengan siksaan.

Allah selalu meperhatikan amal manusia baik yang zdahirnya

maupun yang batinnyapun diketahui-Nya. Dan nanti di akherat akan

diberitakan Allah bagaimana mutu amal itu, jujurkah atau curangkah, di

waktu itu tidak bisa bersembunyi lagi. Rosul sebagai manusia dan orang

mu’min kadang-kadang hanya melihat yang kulitnya saja, yang ghaib

mereka tidak tahu. Kadang-kadang ada juga orang mukmin yang

31 Sayyid Quthb, Juz. 2, op.cit., hlm. 135-136 32 Quraish Shihab, Juz. 7, op.cit., hlm.624

33 Universitas Islam Indonesia, Juz. 10, op.cit, hlm.198

Page 18: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

53

memperhatikan, melihat bahwa pekerjaan kita itu tidak ikhlas, tetapi iapun

tidak sanggup membuka mulut mengatakan terus terang. Tetapi di hadapan

Tuhan tidak ada rahasia dan mutu amal itu akan dibukakan.

Sebuah hadis riwayat Imam Ahmad dari Abi Sa’id bahwa

Rasulullah bersabda: “Andaikan seorang diantara kamu berbuat sesuatu di

dalam sebuah batu karang yang padat, tiada berpintu dan berlubang Allah

akan menampakkan perbuatannya kepada orang-orang bagaimanapun

keadaannya”.

Allah mengetahui perasan yang terkandung dalam hati, Maha

Mengetahui rencana apa yang akan mereka lakukan. Allah pulalah yang

mengetahui segala yang tak terlihat oleh panca indra manusia baik yang

ada di langit maupun yang ada di bumi, oleh karena itu hendaklah orang-

orang musyrik merasa takut kepada Tuhan, sebab segala gerak gerik

mereka di bawah pengawasan-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman

Allah yaitu:

سموات والأرض إنه عليم بذات الصدورإن الله عالم غيب ال

Artinya:“Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui segala isi hati”. 34

Perasaan yang ada pada hati manusia dan ghaib bagi orang lain,

tetapi tidak ghaib bagi Allah, baik itu berupa angan-angan yang ada dalam

dada manusia, karena Allah mengetahui segala yang ghaib. Dijelaskan

pada ayat sebelumnya (ayat 37) tentang isi hati orang-orang kafir yang

meminta dikeluarkan dari neraka dan berjanji untuk berbuat baik, dan

Allah mengetahui yang ada pada isi hati.

Seperti dalam firman Allah yang menceritakan tentang keghaiban

kondisi umat nabi Muhammad surat al-Maidah ayat 109, bahwa seorang

rasul hanya mengetahui keadaan lahirnya saja dari keadaan umatnya, tetapi

Page 19: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

54

tidak mengetahui keadaan batin mereka. Meskipun rasul mengetahui yang

lahir tetapi lebih banyak keadan yang ghaib (batin) yang tidak diketahui.

Yang ghaib bisa jadi bertentangan dengan yang lahir sehingga

pengetahuan ini sesungguhnya tidak ada. Karena hanya Engkaulah Yang

Maha Mengetahui Yang Ghaib.35

Disebutkan juga dalam riwayat yang lain, nabi mengatakan: ”Tak

ada pengetahuan kami tentang keadaan dan sikap umat kami yang

sebenarnya, karena walaupun kami mengetahui lahir mereka, tetapi yang

ghaib tidak kami ketahui lebih banyak. Karena sesungguhnya Engkaulah

Yang Mengetahui Perkara Yang Ghaib. Menegaskan bahwa ingat dan

takutlah akan datangnya suatu hari di waktu Allah mengumpulkan para

rasul, yang ditugaskannya menyampaikan ketentuan-ketentuan Allah. Dan

Allah akan menahan para saksi untuk diminta keterangannya.36

Dalam surat at-Taghâbun ayat 18, dijelaskan bahwa Allah

mengetahui yang ghaib tersembunyi, walupun engkau simpan dan

mengetahui pula yang nyata kelihatan. Sebab itu jangan mencari dalih

menyatakan tidak memeiliki harta ketika datang orang yang minta tolong,

padahal memilikinya.37 Sesungguhnya orang yang kaya dan bakhil dalam

sebentar waktu bisa saja dijatuhkan oleh Allah sehingga akan menjadi

miskin. Sesungguhnya tidak ada yang mengetahui semua kebijaksanaan-

kebijaksanaan Allah.38

Dalam surat Sajdah ayat 6, bahwa Allah yang mengatur semua

urusan, yang mengetahui semua yang ghaib dari mata kalian, yaitu berupa

hal-hal yang tersimpan di dalam kalbu dan terpendam di dalam jiwa. Dan

34 Q.S. Fâthir/35: 38

35 Quraish Shihab, Juz. 10, op.cit., hlm.215

36 Universitas Islam Indonesia, Juz. 7, op.cit., hlm.50 37 Ibid, hlm.527

38 Ibnu Katsir, Juz. 4, op.cit, hlm. 548

Page 20: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

55

Dia maha keras pembalasannya terhadap orang-orang yang kafir, yang

menyekutukan-Nya dengan yang lain-Nya, dan yang mendustakan rasul-

rasul-Nya.39

Diantara rasul-rasul, nabi Muhammad SAW dipilih oleh Allah

dengan memberi keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk

menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau daapat menentukan siapa

diantara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik

dan kafir. 40 Penjelasan dalam surat Ali Imran 179.

3. Segala sesuatu yang tidak dapat diketahui karena terhalang oleh sesuatu,

lawan dari hadhir.

Sesuatu yang tidak terlihat ada tetapi sebenarnya ada, ketiadannya

karena terhalangnya pandangan terhadap sesuatu itu. Dalam kategori ghaib

ini diantaranya tentang kandungan rahim. Seperti telah dijelaskan dalam

firman Allah:

عالم الغيب والشهادة الكبري المتعالArtinya: “Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak, yang

Maha Benar lagi Maha Tinggi”.41

Allah memberitahukan kesempurnaan pengetahuaan-Nya sehingga

tidak ada satu perkara pun yang samar bagi-Nya. Allah mengetahui apa

yang dikandung oleh para pengandung dari kaum perempuan dan betina.

Hal ini senada dengan firman Allah, “dan dia mengetahui apa yang ada

dalam rahim-rahim”. Dan senada pula dengan riwayat Ibnu Mas’ud (639)

(Bukhari dan Muslim). Kata ghaib disini telah dijelaskan pada ayat

sebelumnya (ayat 8) yaitu isi kandungan rahim perempuan.

Dalam kategori ini dijelaskan juga tentang keghaiban kondisi alam,

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

39 Al-Maraghiy, Juz. 18, op.cit hlm. 90 40 Departemen Agama, op.cit, hlm. 107

Page 21: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

56

ولله غيب السموات والأرض وما أمر الساعة إلا كلمح البصر أو هو أقرب إن

ء قديريلى كل شع الله Artinya: “Dan kepunyaan Allah lah segala apa yang tersembunyi di langit

dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melaikan sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segaa sesuatu”.42

Dalam surat ini Allah menyatakan kesempurnaan ilmu-Nya tentang

hal-hal yang ghaib dan ke Maha kuasaan-Nya diantara hal-hal yang ghaib

itu, ialah hal-hal yang berada di luar jangkauan indra dan akal pikiran

manusia baik yang ada di langit maupun yangada di bumi.43 Begitu banyak

keghaiban alam yang belum bisa diketahui oleh manusia, manusia baru

mengetahui sedilit. Ketika manusia mampu mengetahui Bulan, masih

banyak planet-planet lain yang belum bisa diketahui oleh manusia. Ketika

manusia mampu menemukan benda baru dari dalam bumi, dan masih

benda-benda dalam bumi yang lain yang belum ditemukan manusia.

Singkatnya masih terbentang luas keghaiban alam yang tidak ataupun

belum diketahui oleh manusia.

Dalam surat al-An’am ayat 53 mendefinisikan Al-ghaib adalah

sesutu yang pengetahuannya ditutup dari manusia, karena ketidak

mungkinannya mereka menjangkau sebab-sebab untuk dapat

mengetahuinya. Ghaib terbagi dalam dua bagian: pertama, ghaib hakiki,

yaitu poerkara yang ghaib dari seluruh mahluk, sampai malaikat sekalipun,

yakni sebagimana dalam surat an-Naml/27: 65. Kedua, ghaib idhafi, yaitu

perkara yang pengetahuannya tertutup dari sebagian mahluk saja, sedang

sebagian lain mengetahuinya. Umpama perkara yang diketahui oleh para

malaikat, seperti perkara alam mereka dan sebagainya. Perkara itu tidak

41 Q.S. ar-Rôd/13: 9 42 Q.S. an-Nahl/16: 77

Page 22: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

57

diketahui oleh manusia.44

Adapun perkara yang diketahui oleh sebagian manusia, karena

mereka dimungkinkan untuk menjangkau dan menggunakan sebab-

sebabnya, tetapi tidak diketahui oleh sebagian yang lain karena ketidak

tahuannya tentang sebab-sebab itu, atau tidak bisa menggunakannya, tidak

termasuk ke dalam umumnya perkara ghaib yang tercantum dalam kitab

Allah. Sebab-sebab ini ada tiga macam: Pertama, yang sifatnya ilmiyah,

seperti daalil-dalil ‘aqli dan ilmiah. Misalkan para ahli eksakta mampu

menyimpulkan terjadinya gerhana matahari dan bulan secara tepat. Kedua,

yang sifatnya praktis, seperti telepon non kawat. Ketiga, yang bersifat

psikis, sepeerti firasat dan ilham.45

Sekalipun sebagian manusia telah diberi pengetahuan tentang yang

ghaib, tetapi pengetahuan itu hanya sedikit bila dibanding dengan

pengetahuan Allah. Seandainya ada yang mengatakan bahwa mereka

mengetahui yang ghaib, maka pengetahuan itu hanyalah merupakan

kulitnya saja, tidak sampai hahekat pada yang sebenarnya.46 Mereka tidak

tahu dengan pasti akibat dan hikmat suatu kajadian.

Bahwa Allah lebih mengetahui apa yang disaksikan oleh hamba

Allah dengan mata-Nya ataupun yang ghaib jauh dari penglihatan-Nya.

Sedang yang dapat disaksikan mata (syahadah) itu sendiri, tidak juga

selengkapnya dapat diketahui oleh manusia, apatah lagi yang ghaib. Dan

yang ghaib jauh lebih banyak jumlahnya dari pada yang nyata. Allah Yang

Maha Besar dan Maha Tinggi yang menguasai dan mengatur seluruh alam

ini. Mahluk betapapun besarnya, atau betapapun kecilnya semuanya adalah

43 Universitas Islam Indonesia, Juz. 14, op.cit, hlm. 428 44 Al-Maraghiy, Juz. 18, op.cit hlm. 218 45 Sayyid Quthb, Juz. 10, op. cit, hlm. 219

46 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 7, op.cit., hlm. 73

Page 23: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

58

milik Allah belaka.47

Dalam Surat al-Hasyir ayat 22 juga dijelaskan bahwa Allah

meliputi segala ruang dan waktu bagi Allah yang ghaib dan yang nyata

sama saja. Sedang bagi kita sabagai mahluk lebih banyak yang ghaib dari

pada yang nyata. Bahkan apa yang disangka nyata bagi kita ternyata ghaib.

Apa yang terpendam dalam bumi apa yang terkandung dalam bintang-

bintang yang bertebaran di langit-langit, ternyata alangkah terbatasnya

pengetahuan manusia dalam alam ini. Sedangkan yang nyata itu ternyata

masih ghaib bagi kita. Kemurahan dan kasih sayang-Nya itulah yang kita

lihat di mana-mana segalanya sesuai dengan bumi ini dan dapat kita

manfaatkan.

4. Segala sesuatu yang pernah ada atau terjadi dan kita tidak mengalaminya

atau menyaksikannya.

Hal-hal yang ghaib yang termasuk dalam kategori ini diantaranya

tentang kisah. Baik kisah para nabi maupun kisahnya orang-orang pilihan

(misalkan; kisah Ashabul Kahfi). Sebagaimana telah dijelaskan dalam

firman Allah:

تلك من أنباء الغيب نوحيها إليك ما كنت تعلمها أنت ولا قومك من قبل هذا قنيتة للماقبإن الع برفاص

Artinya: “Itu adalah berita-berita penting tentang yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahui dan tidak (pula), kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah sesunggguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. 48

Dengan ini dijelaslah, bahwasanya cerita nabi Nuh di dalam al-

Qur’an ini adalah semata-mata wahyu Allah kepada Muhammad. Dan bagi

Muhammad sendiri cerita ini termasuk berita ghaib karena tidak diketahui

47 Ibid, Juz. 13, hlm.3739

48 Q.S. Hûd/11: 49

Page 24: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

59

sebelumnya. Dan cerita yang dibawa oleh ahli kitab dari mulut-kemulut itu

tidaklah semuanya benar karena hanya cerita sepotong-sepotong, dan

cerita yang selengkapnya dengan secara terperinci yaitu cerita yang

diwahyukan oleh Allah kepada beliau.49

Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada nabi Muhammad bahwa

kisah nabi Nuh AS itu dan yang serupa ialah di antra berita-berita penting

yang termasuk dalam soal-soal ghaib yang diwahyukan kepadanya, yang

belum pernah diketahuinya dan belum diketahui oleh kaumnya sebelum

itu, seandainya ada di antara kaumnya yang pernah mendengar, maka

pengetahuan mereka hanya secara global dan samar-samar.50

Kemu’jizatan nabi Muhammad juga diceritakan dalam firman-Nya:

مهو مهروا أمعمإذ أج هميلد تا كنمو كوحيه إليب نياء الغبأن مـن ذلـك يمكرون

Atinya: “Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal kamu tidak berada sisi mereka, ketika kamu memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya”. 51

Kisah-kisah yang telah Allah kisahkan kepadamu (Muhammad),

berupa berita tentang Nuh dan kaumnya, adalah termasuk berita-berita

ghaib yang tak pernah kamu saksikan, sehingga kamu tidak

mengetahuinya, hingga Kami wahyukan kepadamu, lalu Kami wahyukan

49 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 12, op.cit., hlm. 69 50 Universitas Islam Indonesia, al-Qur’an Dan Tafsiranya, Departemen Agama Republik

Indonesia, Jakarta, 1990, Juz. 12, hlm. 521.

51 Q.S. Yusup/12: 102

Page 25: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

60

secara rinci. Boleh jadi nabi Muhammad sudah mengetahui kisah-kisah

tetapi hanya secara garis besarnya saja.52 Kisah nabi Nuh manunjukkan

kebenaran nubuwahnya nabi Muhammad.

Kisah dari saudara Yusuf yang bermufakat hendak membunuh atau

hendak membuanganya jauh-jauh agar hilang dari mata orang tuanya, yang

keputusan akhirnya memasukkannya kedalam sumur. Khabar ini dapat

diketahui oleh nabi Muhammad dengan sempurna dengan melalui wahyu

yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Kisah ini dan semacamnya merupakan salah satu dari cerita

keghaiban yang terdahulu. Diwahyukannya kepada nabi Muhammad

tentang kisah itu, sebenarnya terdapat di dalam pelajaran bagi nabi dan

bagi umatnya. Dan jalan keselamatan bagi mereka dalam kehidupan dunia

dan agamanya.53

Sedangkan di dalam firman Allah yang lainnya diceritakan tentang

kisah Ashabul Kahfi yang dijelaskan dalam surat al-Kahfi ayat 22, bahwa

orang-orang Nasrani berdebat tentang jumlah bilangan para penghuni gua

(Ashabul Kahfi) golongan al-Kaniyah (pengikut Malik) yang mengatakan

tiga orang dan yang keempat anjingnya, golongan Ya’qubiyah yang

mengatakan lima orang yang keenam anjingnya, golongan Nasthuriyah

mengatakan tujuh orang, delapan dengan anjingnya.54

Tidak ada yang mengetahui tentang jumlah mereka, hanya Allah

yang mengetahuinya. Umat nabi Muhammad yang menerka-nerka jumlah

dari Ashabul Kahfi, dan sebenarnya mereka hanya menerka pada sesuatu

52 Al-Maraghiy, Juz. 13, op.cit., hlm.76

53 Sayyid Quthb, Juz. 4, op.cit, hlm. 115

54 Syaikh Ahmad Mushtafa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghi, Juz. 15, terj. Hery Noor Aly, Toha Putra, Semarang, 1987, hlm. 258

Page 26: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

61

yang ghaib.55

Dalam surat al-Kahfi ayat 26, dijelaskan bahwa Allah lebih tahu

mengenai mereka (Ashabul Kahfi) dari pada kalian, sesungguhnya Dia

telah memberitahukan berapa lamakah mereka tinggal di dalam gua. Maka

Dialah Yang Maha Benar yang tidak diliputi dengan keraguan.56

Keterangan ini termasuk perkara yang ghaib yang diberikan oleh Allah

kepada Nabi SAW supaya menjadi mu’jizat bagi beliau. Dan bagi Allah

mengenai hal-hal ghaib yang terdapat di langit dan di bumi, serta keadaan

yang tersembunyi dari langit dan bumi tidaklah tersembunyi bagi Allah,

maka serahkanlah kepada Allah yang mengetahui atas segala yang ghaib.57

Mu’jzat yang diberikan kepada rasul-Nya, tidak termasuk ilmu-

ilmu mereka yang bersifat kasbi, sebab wahyu merupakan satu jenis ilmu

dharuri yang didapati oleh nabi di dalam dirinya ketika Allah

memperlihatkan kepadanya. Apabila wahyu ditahan penurunanya maka

beliau tidak memiliki keluasan atau jalan kasbiyah untuk memperolehnya.

Ringkasnya Allah tidak memberikan ilmu ghaib kepada para nabi atas

dasar bahwa mereka memakainya dari ilmu-ilmu yang mereka peroleh

(ilmu kasbi). Demikian pula Allah tidak memberi mereka keluasan untuk

berbuat terhadap perbendaharaan Allah. Sebab Allah tidak memberikan

kepada mereka, sebagaiamana kepada yang lain, untuk mendapat jalan-

jalan guna mencapai ilmu itu.58

Dalam ayat lain dijelaskan tentang wahyu yang diberikan oleh

Allah kepada para nabi. Sebagaimana dijelaskan dalam firman allah:

55 Ibnu Katsir, Juz. 3, op.cit., hlm.125-126

56 Al-Maraghiy, Juz. 15, op.cit, hlm.265 57 Ibnu Katsir, Juz. 3, op.cit., hlm.128

58 Universitas Islam Indonesia, Juz. 7, op.cit., hlm.137

Page 27: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

62

وما هو على الغيب بضننيArtinya: “Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk

menerangkan yang ghaib”. 59

Yang ghaib ialah kabar-kabar wahyu yang datang dari langit itu.

Maka tidaklah nabi Muhammad SAW itu dapat dituduh bahwa dia

menambah atau mengurangi apa yang diwahyukan, ataupun mengada-

ngadakan yang bukan wahyu dikatakannya wahyu. Yang dimaksud wahyu

pada ayat ini ialah al-Qur’an sebagai wahyu yang didatangkan dari langit

dengan perantaraan Jibril yang amat dipercaya itu.60

Dalam surat al-Qalam ayat 47, menjelaskan tentang penentangan

kaum musrikin yang mendustakan dan menolak adanya al-Qur’an sebagai

wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW.

Kata ghaib yang dimaksud disini adalah wahyu, hanya Allah yang

mengetahui yang ghaib dan hanya dia yang dapat memberikan informasi

tentang ghaib itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya, informasi itulah

yang dinamakan wahyu.61

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidaklah mengetahui

apa yang disembunyikan Allah kecuali Dia memberitahukannya dengan

perantaraan wahyu. Ilmu-Nya meliputi segala yang pernah terjadi, yang

sedang terjadi, dan yang akan terjadi dalam ruang lingkup ciptaan-Nya

ini.62

Mu’jizat yang dimiliki oleh seorang nabi sering kali mendapatkan

pertentangan dikalangan umatnya, karena Allah menurunkan mu’jizat

memang ditujukan untuk meluruskan kesalahan yang dilakukan oleh suatu

59Q.S. at-Takwir/81: 24

60 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Juz. 30, op.cit., hlm, 7912 61 M. Quraish Shihab, Kelompok II, op.cit, hlm. 65

62 Universitas Islam Indonesia, Juz. 22, op.cit., hlm.63

Page 28: BAB III Ghaib 14 romadhan - Perpustakaan UIN Walisongo ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · Ilmu, Surabaya, 1984. Maka penulis menemukan sebanyak

63

umat. Penentangan ini juga terjadi pada umat nabi Muhammad ketika

beliau menunjukkan kebenaran wahyu

Allah menceritakan tentang alasan mereka ketika mengingkari

kenabian Muhammad SAW, karena beliau tidak dituruni ayat kauniyah

(mu’jizat) selain al-Qur’an, sekalipun al-Qur’an itu sendiri sudah memuat

ayat-ayat tentang logika yang cukup menunjukkan atas kenabian dan

risalahnya. Allah menceritakan pula bahwa orang-orang musrik itu,

meminta kepada nabi supaya mendatangkan beberapa bukti (mu’jizat) dan

mereka katakan akan beriman apabila permintaan dikabulkan. Kemudian

Allah mengajarkan cara menjawab pertanyaan orang-orang musrik itu.63

Yang dimaksud dengan ghaib disini adalah mu’jizat.64 Allah

mengetahui bahwa permintaan mereka untuk melihat mu’jizat, bukanlah

dikarenakan mereka ingin agar menyadarkan mereka atau mepertebal iman

mereka, akan tetapi hanya untuk menunjukkan kekerasan kepala mereka

dan keangkuhan dan permusuhan yang sangat. Allah mengetahui bahwa

mereka tidak mungkin beriman walaupun mereka telah melihat mu’jizat

seperti apa yang mereka minta.65Penjelasan ini adalah dari surat Yunus: 20

Karena hanya Engkau semata yang meliputi segala ilmu yang ghaib-

ghaib, baik yang telah ada maupun yang akan ada. Sedangkan ilmu selain-

Mu bersumber dari limpahan-Mu, bukan dari diri nabi sendiri, baik

diperolehnya melalui perasaan, indra dan akal, maupun diperolehnya

sebagai pemberian dari-Mu, melalui wahyu dan ilham.66

63 Al-Maraghiy, Juz.11, op.cit., hlm.159 64 Departemen Agama, al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara

Penerjemah al-Qur’an, 1983, hlm.309 65 Ibnu Katsir, Juz. 2, op.cit, hlm. 192-194

66 Al-Maraghiy, Juz. 6, op.cit, hlm.104