Analisis Dampak Perceraian Terhadap an Psikis Anak Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Transcript of Analisis Dampak Perceraian Terhadap an Psikis Anak Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
ANALISIS DAMPAK PERCERAIAN terhadap
PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK di KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
SKRIPSIUntuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosiologi pada
Fakultas Ilmu Sosial dengan Minat Utama Sosiologi Lingkungan
OlehS. Yunita Sofiana Dewi
NIM.0811210060
JURUSAN SOSIOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya kasus perceraian yang terjadi di masyarakat maupun dikalangan artis
dewasa ini menarik untuk dikaji. Percerain merupakan kasus yang unik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Kehidupan seperti apakah yang diharapkan anak setelah orang tua meraka
bercerai
2. Apakah ada hubungan antara perceraian orang tua dengan perkembangan
psikis anak
3. Bagaimanakah kehidupan sosial anak setelah orang tua mereka bercerai
4. Dengan cara apakah agar perkembangan psikis anak tidak terganggu dengan
perceraian orang tua mereka
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan adanya penelitian diharapkan dapat mengungkapkan sasaran yang ingin
dicapai. Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui kehidupan anak setelah orang tua mereka bercerai.
2. Untuk mengetahui hubungan antara perceraian orang tua dengan
perkembangan psikis anak.
3. Untuk mengetahui kehidupan sosial anak setelah orang tua mereka bercerai.
4. Untuk mengetahui cara-cara apa saja agar perkembangan psikis anak tidak
terganggu setelah orang tua mereka bercerai.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang ingin dicapai:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam
mendidik anak yang orang tua mereka bercerai
2. Untuk mengembangkan teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan
cara menerapkan teori tersebut dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
3. Sebagai referensi bagi pasangan suami isteri agar sebisa mungkin
menghindari perceraian karena akan berdampak pada perkembangan psikis
anak.
4. Untuk menambah perbendaharaan dan sebagai bahan kajian permasalahan
tentang dampak perceraian terhadap perkembangan psikis anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tenelitian Terdahulu
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian Perceraian
2.2.2 Jenis-Jenis Perceraian
2.2.3 Penyebab Perceraian
2.2.4 Dampak Perceraian
2.2.5 Undang-Undang tentang Perceraian
2.2.6 Prosedur Perceraian
2.2.6.1 Menurut Ketentuan Hukum yang Berlaku
2.2.6.2 Menurut Agama
2.3 Hipotesis
2.4 Definisi Konseptual
2.5 Definisi Operasional
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi:Anak-anak korban perceraian orang tua mereka di Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang
Sampel :Diambil dengan cara purposive artinya dilakukan dengan sengaja oleh
peneliti atas dasar pertimbangan-pertibanga yang dibutuhkan oleh
peneliti dalam penelitiannya.
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Pengumpulan Data
Penelitian sebelumnya
Tinjauan Pustaka
Wawancara
Angket
3.5 Analisis Data
Analisis data adalah cara pengolahan data dengan mempelajari masalah yang ada
mencari sebab dan akibat yang ditimbulkannya serta mencari cara untuk
mengatasi masalah tersebut
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa:
1. Sebagian besar responden tidak menginginkan orang tua mereka
bercerai. Alasan utamanya adalah tukut kehilangan kasih sayang baik
secara spiritual dan material. Selain itu ada sebab lain yaitu:
Takut kekejaman orang tua tiri apabila orang tua kandung
menikah lagi
Bingung memilih antara orang tua laki-laki dan orang tua
perempuan
Tidak mau menyesuaikan diri lagi di tempat tinggal baru
2. Perkembangan psikis anak dapat terganggu dengan adanya perceraian
orang tua misalnya:
Terjadinya guncangan psikis dalan diri anak yang meliputi rasa
sedih, menyesal dan marah. Akibatnya anak-anak tersebut lebih
arogan disetiap tindakannya
Anak akan mengartikan hidupnya tidak berguna karena tidak
mendapat perhatian dari orang tua sehingga mereka cenderung
malas dalam semua aktivitasnya
3. Kehidupan sosial anak setelah perceraian orang tua mereka adalah:
Anak akan bersikap tidak peduli dengan lingkungan karena
mereka berfikir ”Saya tidak butuh orang lain karena saya bisa
melakukannya sendiri”
Sosialisasi dan interaksi ddengan masyarakat kurang
Anak akan mencari dunia mereka yang baru. Misalnya bergabung
dengan perkumpulan-perkumpulan baik bersifat positif maupun
negatif
4. Cara agar perkembangan psikis anak tidak terganggu dengan
perceraian orang tua mereka adalah:
Orang tua harus memberikan kasih sayang dan perhatian kepada
anak meskipun beda tempat tinggal
Sebisa mungkin lingkungan tempat tinggal anak harus baik, baik
secara religi dan sosial
4.2 Pengujian Hipotesis
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada penelitian yang dikakukan dengan menggunakan metode
analisa diketahui bahwa sesungguhnya anak-anak korban perceraian tidak
menginginkan orang tua mereka berpisah. Dan akibat perceraian tersebut secara
tidak langsung akan mengganggu perkembangan psikis anak. Anak akan memiliki
kepribadian yang cenderung arogan dan acuh terhadap lingkungan. Pada akhirnya
anak-anak tersebut mencari lingkungan yang bisa menerima mereka dan memberi
kasih sayang. Dalam lingkungan ini kepribadian anak menjadi baik atau sebaliknya.
Jadi faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan psikis anak adalah kasih
sayang dan perhatian orang tua serta lingkungan tempat tinggal.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab terdahulu, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Anak tidak menginginkan adanya perceraian orang tua mereka
2. Perceraian membuat kepribadian anak menjadi lebih arogan
3. Anak akan mencari kehidupan dan lingkungan baru dimana mereka
mendapat kasih sayang dan perhatian
4. Lingkungan tempat tinggal bisa membantu dalam pembentukan kepribadian
anak
6.2 Saran
Penulis menganjurkan agar perceraian sebisa mungkin dihindari, sebab yang
menjadi korban adalah anak-anak. Sehingga dapat menggangu perkembanga psikis
mereka. Perceraian muncul pasti diawali dengan adanya suatu masalah. Dan disetiap
masalah pasti ada jalan keluarnya. Dalam mengkomunikasikan masalah tersebut
haruslah dengan kepala dingin namun, apabila masalah itu adalah persoalan yang
mendasar dianjurkan untuk mengambil jalan perceraian dengan catatan perceraian itu
dilakukan secara baiak-baik. Apabila pasangan tersebut memiliki anak keduanya
berkewajiban memberikan kasih sayang kepada anakdengan cara apapun sebisa
mereka, memberikan lingkungan tempat tinggal yang baik, dan adanya aturan agar
anak bisa bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.