Analisis Cluster berdasarkan Tipologi Lingkungan di Kecamatan Gayamsari, Semarang
-
Upload
sally-indah-n -
Category
Engineering
-
view
507 -
download
3
Transcript of Analisis Cluster berdasarkan Tipologi Lingkungan di Kecamatan Gayamsari, Semarang
ANALISIS CLUSTER BERDASARKAN TIPOLOGI LINGKUNGAN DI
KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN 2015
Disusun untuk memenuhi Tugas Metode Analisis Perencanaan (TKP 342)
Oleh :KELOMPOK 3 B
Dhita Mey Diana K 21040113130038Bayu Rizqi 21040113120050Septi Ayuning Tyas 21040113130088Sally Indah N 21040113130096
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang kerapkali mengabaikan
keseimbangan ekologis dan aspek-aspek lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan
penurunan kualitas lingkungan. Kecamatan Gayamsari merupakan salah satu kawasan
perkotaan dengan perkembangan yang pesat. Berdasarkan RTRW Kota Semarang,
Kecamatan Gayamsari termasuk ke dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) V yang memiliki
fungsi sebagai pusat permukiman, perdagangan dan jasa, perguruan tinggi, industri, dan
transportasi. Hal tersebut merujuk kepada pesatnya perkembangan serta pembangunan
Kecamatan Gayamsari.
Pada analisis cluster, kelurahan yang ada di Kecamatan Gayamsari dikelompokan ke
dalam beberapa kelompok berdasarkan sifat kesamaan dan perbedaan yang ada. Terdapat
7 kelurahan yang terdapat pada Kecamatan Gayamsari, yaitu Kelurahan Pendean Lamper,
Gayam Sari, Siwalan, Sambirejo, Sawah Besar, Kaligawe, dan Tambakrejo. Tipologi kualitas
lingkungan di Kecamatan Gayamsari pada akhirnya diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi penelitian-penelitian dan pembangunan kedepannya sehingga kebijakan
yang diterapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan dengat tepat.
Gambar 1.1Peta Administrasi Kecamatan Gayamsari
2
II. METODOLOGI ANALISIS
Metode yang digunakan pada analisis tipologi kualitas lingkungan Kecamatan
Gayamsari ini adalah metode clustering berdasarkan data sekunder yang didapat dari
berbagai sumber, yaitu Badan Pusat Statistik Kota Semarang, RTRW Kota Semarang,
Prodeskel Kemendagri, dan jurnal. Analisis cluster adalah salah satu analisis yang yang
digunakan dalam software SPSS dengan tujuan mengelompokkan obyek berdasarkan
kesamaan karakteristik di antara obyek-obyek yang digunakan. Pengelompokan obyek
tersebut didasarkan kepada:
Kualitas drainase
Kualitas sanitasi
Kualitas persampahan
Kepadatan permukiman
Kondisi perekonomian
Tingkat pendidikan masyarakat
Adapun metode pengelompokan dalam analisis cluster meliputi :
1. Metode Hirarkis
Memulai pengelompokan dengan dua atau lebih obyek yang mempunyai
kesamaan paling dekat. Kemudian diteruskan pada obyek yang lain dan seterusnya
hingga cluster akan membentuk semacam ‘pohon’ dimana terdapat tingkatan (hirarki)
yang jelas antar obyek, dari yang paling mirip hingga yang paling tidak mirip. Alat yang
membantu untuk memperjelas proses hirarki ini disebut dendogram. Dendogram
berguna untuk menunjukkan anggota cluster yang ada jika akan ditentukan berapa
cluster yang seharusnya dibentuk.
2. Metode Non-Hirarkis
Dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah cluster yang diinginkan (dua,
tiga, atau yang lain). Setelah jumlah cluster ditentukan, maka proses cluster dilakukan
dengan tanpa mengikuti proses hirarki. Metode ini biasa disebut “K-Means Cluster”.
Berikut merupakan tipologi kualitas lingkungan Kecamatan Gayamsari berdasarkan metode
Hierarchical Cluster.
3
Gambar 2.1Tipologi Kualitas Lingkungan Kecamatan Gayamsari
III. DATA
Data yang digunakan dalam analisis cluster ini bersifat kualitatif. Data tersebut meliputi
kualitas drainase, sanitasi, persampahan, kepadatan bangunan, perokonian, serta tingkat
pendidikan masyarakat Kecamatan Gayamsari.
4
Tabel III.1Klasifikasi Kondisi Drainase Kecamatan Gayamsari
No Kelurahan Kategori
1 Pandean Lamper Baik
2 Gayam Sari Sedang
3 Siwalan Buruk
4 Sambirejo Baik
5 Sawah Besar Buruk
6 Kaligawe Buruk
7 Tambakrejo BurukSumber : Analisis Kelompok, 2015
Pengelompokan berdasarkan kondisi drainase di Kecamatan Gayamsari dibagi
menjadi 2, yaitu buruk, sedang, dan baik. Hal tersebut didasarkan oleh data kualitatif yang
didapat dari beberapa jurnal dan surat kabar online.
Tabel III.2Kondisi Sanitasi Kecamatan Gayamsari
No Kelurahan Jamban Keluarga Jumlah KKPersentase Jamban
Keluarga (%)Kategori
1 Pandean Lamper 3965 4406 90 Baik
2 Gayam Sari 3322 3573 93 Baik
3 Siwalan 1154 2065 56 Sedang
4 Sambirejo 1800 2072 87 Baik
5 Sawah Besar 1124 2392 47 Sedang
6 Kaligawe 2300 9934 23 Buruk
7 Tambakrejo 2500 2731 91 BaikSumber : Prodeskel Kemendagri, 2014
Pengelompokan berdasarkan kondisi sanitasi di Kecamatan Gayamsari dibagi menjadi
3, yaitu buruk, sedang, dan baik. Hal tersebut didasarkan pada ketersediaan jamban di
masing-masing kelurahan di Kecamatan Gayamsari. Data tersebut digunakan dalam
analisis berdasarkan asumsi bahwa ketersediaan jamban dapat mengindikasikan kualitas
sanitasi di Kecamatan Gayamsari. Berikut klasifikasi kondisi sanitasi tiap kelurahan di
Kecamatan Gayamsari.
23,5% - 46,4% Buruk46,5% - 69,4% Sedang
≥ 69,5% Baik
5
Tabel III.3Kondisi Persampahan Kecamatan Gayamsari
No KelurahanPengelolaan
SampahJumlah TPS
Pengolahan Sampah
1 Pandean lamper Ada 3 Baik
2 Gayam Sari Ada 2 Sedang
3 Siwalan Tidak Ada 1 Buruk
4 Sambirejo Tidak Ada 1 Buruk
5 Sawah Besar Tidak Ada 1 Buruk
6 Kaligawe Ada 2 Sedang
7 Tambakrejo Ada 3 Baik
Pengelompokan berdasarkan kondisi persampahan di Kecamatan Gayamsari dibagi
menjadi 3, yaitu buruk, sedang dan baik. Hal tersebut didasarkan pada ada tidaknya
pengelolaan sampah dan ketersediaan TPS di masing-masing kelurahan di Kecamatan
Gayamsari. Data tersebut digunakan dalam analisis berdasarkan asumsi bahwa adanya
pengelolaan sampah mencerminkan adanya sistem yang baik pada aspek persampahan.
Tabel III.4Kepadatan Bangunan Kecamatan Gayamsari
No Kelurahan Luas Lahan Terbangun Luas TotalKepadatan bangunan
Kategori
1 Pandean Lamper 54,25 93,2 0,58 Tidak padat
2 Gayam Sari 85,5 92,94 0,92 Padat
3 Siwalan 24,5 33,42 0,73 Sedang
4 Sambirejo 87,48 116,88 0,75 Sedang
5 Sawah Besar 31,5 47,67 0,66 Tidak padat
6 Kaligawe 54 66,4 0,81 Padat
7 Tambakrejo 54,16 74,58 0,72 SedangSumber : Prodeskel Kemendagri, 2014
Pengelompokan berdasarkan kepadatan bangunan di Kecamatan Gayamsari dibagi
menjadi 3, yaitu tidak padat, sedang, dan padat. Hal tersebut didasarkan pada hasil bagi
dari luas wilayah dengan luas lahan terbangun di masing-masing kelurahan di Kecamatan
Gayamsari. Berikut klasifikasi kepadatan bangunan tiap kelurahan di Kecamatan
Gayamsari.
0,58 – 0,68 Tidak padat0,69 – 0,79 Sedang
≥ 0,80 Padat
6
Tabel III.5Tingkat Perekonomian Kecamatan Gayamsari
No Kelurahan Sejahtera 3+ (KK) Jumlah (KK)Persentase KK Sejahtera
(%)Kategori
1 Pandean Lamper 720 4406 16,34 Baik
2 Gayam Sari 302 3573 8,45 Sedang
3 Siwalan 332 2065 16,07 Baik
4 Sambirejo 20 2072 0,96 Buruk
5 Sawah Besar 342 2392 14,29 Baik
6 Kaligawe 200 9934 2,01 Buruk
7 Tambakrejo 247 2731 9,04 SedangSumber : Prodeskel Kemendagri, 2014
Pengelompokan berdasarkan aspek perekonomian di Kecamatan Gayamsari dibagi
menjadi 3, yaitu buruk, sedang dan baik. Hal tersebut didasarkan pada jumlah rumah tangga
yang tergolong ke dalam tingkatan keluarga sejahtera 3+ di masing-masing kelurahan di
Kecamatan Gayamsari. Data tersebut digunakan sebagai dasar analisis dengan asumsi
bahwa tingkat kesejahteraan dapat mencermintan kondisi perekonomian masyarakat.
Berikut klasifikasi kondisi perekonomian tiap kelurahan di Kecamatan Gayamsari :
0,9 – 5,8 Buruk5,9 – 10,8 Sedang
≥ 10,9 Baik
Tabel III.6Tingkat Pendidikan Kecamatan Gayamsari
No Kelurahan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA++ Kategori
1 Pandean lamper 3403 3899 7288 Tamat SMA++
2 Gayam Sari 2953 2971 4784 Tamat SMA ++
3 Siwalan 1270 851 1260 Tamat SD
4 Sambirejo 1319 452 1047 Tamat SD
5 Sawah Besar 2245 1295 1734 Tamat SD
6 Kaligawe 1832 1836 1876 Tamat SMA ++
7 Tambakrejo 2292 2281 2037 Tamat SDSumber : Prodeskel Kemendagri, 2014
Pengelompokan berdasarkan jumlah penduduk yang paling banyak menamatkan
tingkat pendidikan di Kecamatan Gayamsari , yaitu Tamat SD, Tamat SMP, dan Tamat
SMA++. Berdasarkan data di atas maka, kelurahan yang mempunyai jumlah penduduk
tamatan SMA++ adalah Pandean Lamper, Gayam sari dan Kaligawe. Sedangkan yang
tamat SD adalah Siwalan, Sambirejo, Sawah besar dan Tambakrejo..
Tabel III.7Rekap Kondisi Berbagai Aspek di Kecamatan Gayamsari
No Kelurahan Kondisi Kondisi Pengolahan Kepadatan Kondisi Tingkat
7
Drainase Sanitasi Sampah BangunanEkonomi
MasyarakatPendidikan
1Pandean Lamper
Baik Baik BaikTidak padat Baik Tamat SMA++
2 Gayam Sari Sedang Baik Sedang Padat Sedang Tamat SMA ++3 Siwalan Buruk Sedang Buruk Sedang Baik Tamat SD4 Sambirejo Baik Baik Buruk Sedang Buruk Tamat SD5 Sawah Besar Buruk Sedang Buruk Tidak padat Baik Tamat SD6 Kaligawe Buruk Buruk Sedang Padat Buruk Tamat SMA ++7 Tambakrejo Buruk Baik Baik Sedang Sedang Tamat SD
Sumber : Prodeskel Kemendagri, 2014
Berikut adalah tampilan setelah diberi value label :
No KelurahanKondisi
DrainaseKondisi Sanitasi
Pengolahan Sampah
Kepadatan Bangunan
Kondisi Ekonomi
Masyarakat
Tingkat Pendidikan
1Pandean Lamper
3 3 3 3 3 3
2 Gayam Sari 2 3 2 1 2 3
3 Siwalan 1 2 1 2 3 1
4 Sambirejo 3 3 1 2 1 1
5 Sawah Besar 1 2 1 3 3 1
6 Kaligawe 1 1 2 1 1 3
7 Tambakrejo 1 3 3 2 2 1
Sumber : Analisis Kelompok, 2105
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hierarchical Cluster
8
Dendogram diatas menunjukkan hasil analisis hirarki yang digunakan untuk
melihat pengklasifikasian atau peng-cluster-an kelurahan-kelurahan di Kecamatan
Gayam Sari ditinjuau dari tipologi lingkungan. Jika dilihat secara umum, kelurahan
dengan kualitas terbaik adalah Kelurahan Pandean Lamper dikarenakan pada
pembagian 2 cluster, 3 cluster, dan 4 cluster Kelurahan Pandean Lamper termasuk ke
dalam cluster 1 dan juga jika dilihat secara detail, kelurahan ini mempunyai kondisi
drainase, kondisi sanitasi, pengolahan sampah yang baik, keapdatan bangunan yang
tidak padat, kondisi ekonomi masyarakat yang baik dan juga didominasi tamatan SMA
++ yang dianggap lebih bisa produktif daripada tamatan SMP dan SD. Kemudian
kelurahan dengan kualitas lingkungan terburuk yang ada di Kecamatan di Gayam Sari
berdasarkan hasil analisis hirarki diatas adalah Kelurahan Kaligawe. Hal ini
dikarenakan pada pembagian ketiga clusters tersebut, kelurahan ini menempati cluster
terakhir dari pembagian tersebut, misalnya pada pembagian 2 cluster kelurahan ini
menempati cluster 2. Penyebab hal tersebut adalah kondisi sanitasi, drainase,
ekonomi masyarakat yang buruk, kepadatan bangunan yang cukup padat, pengolahan
sampah yang belum baik walaupun didominasi tamatan SMA++. Berikut ini adalah
hasil pembacaan dendogram diatas :
Jika dibagi menjadi 2 cluster, maka :
Cluster 1 beranggotakan Kelurahan Pandean Lamper, Kelurahan Gayam Sari,
Kelurahan Siwalan, Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Sawah besar, dan
Kelurahan Tambakrejo dengan kemiripan kualitas lingkungan yaitu kondisi
drainase, kondisi sanitasi, kondisi ekonomi masyarakat, pengolahan sampah,
kepadatan bangunan dan tingkat pendidikan yang cenderung hampir sama.
Cluster 2 anggotanya hanya Kelurahan Kaligawe. Hal ini karena kualitas
lingkungan Kelurahan Kaligawe paling buruk daripada kelurahan lain yang berada
di Kecamatan Gayam Sari. Hal ini dapat diperkuat dengan kondisi drainase,
kondisi sanitasi, kondisi ekonomi masyarakat cenderung buruk dan pengolahan
sampah yang belum baik, walaupun didominasi tamatan SMA++.
Jika dibagi menjadi 3 clusters, maka :
Cluster 1 beranggotakan Kelurahan Pandean Lamper saja karena kelurahan ini
memiliki kualitas lingkungan yang paling baik diantara kelurahan yang ada di
Kecamatan Gayam Sari. Hal ini didukung dengan kondisi drainase, kondisi
sanitasi, kondisi ekonomi masyarakat, pengolahan sampa yang sudah baik,
kepadatan bangunan yang masih jarang dan tingkat pendidikan yang didominasi
tamatan SMA++.
9
Cluster 2 beranggotakan Kelurahan Gayam Sari, Kelurahan Siwalan, Kelurahan
Sambirejo, Kelurahan Sawah besar dan Kelurahan Tambakrejo karena memiliki
kemiripan dalam kualitas lingkungan di Kecamatan Gayam Sari.
Cluster 3 beranggotakan Kelurahan Kaligawe saja dengan kualitas lingkungan
terburuk yang ada di Kecamatan Gayam Sari. Hal ini dikarenakan kondisi
drainase, kondisi sanitasi, kondisi ekonomi masyarakat cenderung buruk dan
pengolahan sampah yang belum baik, walaupun didominasi tamatan SMA++.
Jika dibagi menjadi 4 clusters, maka :
Cluster 1 hanya beranggotakan Kelurahan Pandean Lamper dengan kualitas
lingkungan terbaik di Kecamatan Gayam Sari. Hal ini didukung dengan kondisi
drainase, kondisi sanitasi, kondisi ekonomi masyarakat, pengolahan sampa yang
sudah baik, kepadatan bangunan yang masih jarang dan tingkat pendidikan yang
didominasi tamatan SMA++.
Cluster 2 beranggotakan Kelurahan Gayam Sari, Kelurahan Sambirejo dan
Kelurahan Tambakrejo dengan kualitas lingkungan yang relatif sama. Hal ini
dikarenakan kondisi drainase yang cendrung buruk, kondisi sanitasi yang baik,
pengolahan sampah yang cenderung sudah baik, kepadatan bangunan yang
cenderung padat, kondisi ekonomi masyarakat yang cenderung belum baik serta
tingkat pendidikan yang cenderung masih tamatan SD.
Cluster 3 beranggotakan Kelurahan Siwalan dan Kelurahan Sawah Besar dengan
kemiripan sama dalam kualitas yang lumayan buruk di Kecamatan Gayam sari.
Hal ini dinyatakan dengan kondisi drainase yang masih buruk, kondisi sanitasi
yang belum baik, pengolahan sampah yang masih buruk, kepadatan bangunan
yang cenderung tidak padat, kondisi ekonomi masyarakat yang sudah baik
walaupun tamatanya didominasi SD.
Cluster 4 hanya beranggotakan Kelurahan Kaligawe dengan kulitas lingkungan
terburuk di Kecamatan Gayam Sari. Hal ini dikarenakan kondisi drainase, kondisi
sanitasi, kondisi ekonomi masyarakat cenderung buruk, kepadatan bangunan
padat dan pengolahan sampah yang belum baik, walaupun didominasi tamatan
SMA++.
2. K-Means Cluster
10
Cluster Membership
Case Number Kelurahan Cluster Distance
1 Pandean Lamper 1 .000
2 Gayam Sari 3 1.225
3 Siwalan 2 1.173
4 Sambirejo 2 2.092
5 Sawah Besar 2 1.369
6 Kaligawe 3 1.225
7 Tambakrejo 2 1.696
Berdasarkan tabel cluster membership, dapat diketahui bahwa dalam cluster 1
berisikan kelurahan Pandean lamper. Cluster 2 berisikan 4 kelurahan, antara lain
kelurahan Siwalan, Sambirejo, Sawah Besar dan Tambakrejo. Sedangkan yang
menempati Cluster 3 yakni kelurahan Kaligawe dan Gayamsari. Kolom distance
menunjukkan jarak antara titik kelurahan dengan pusat cluster yang bersangkutan.
Yang terdapat pada tabel di atas, Kelurahan Pandean Lamper memiliki nilai distance
0.00 yang berarti kelurahan tersebut merupakan pusat cluster 1.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan menurut metode yang telah
dilakukan.
Hierarchical Cluster
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat 2 hasil pembagian
cluster, yaitu 3 cluster dan 4 cluster. Pembagian cluster ini dipengaruhi oleh variabel-
variabel yang di input yaitu berdasarkan tipologi lingkungan yaitu kondisi
persampahan, kondisi sanitasi, kondisi drainase, tingkat pendidikan, perekonomian,
dan tingkat kepadatan bangunan. Kecamatan-kecamatan yang memiliki kemiripan
dalam tipologi lingkungan dikelompokkan dalam 4 cluster, cluster tersebut antara lain:
Tabel V.1Hasil Analisis Hierarchical Cluster
No Cluster Anggota Karakteristik
1. Cluster 1Kelurahan Pandean Lamper
Kondisi drainase baik, sanitasi baik, persampahan baik, kepadatan bangunan tidak padat, perekonomian masyarakat baik, tingkat pendidikan relatif tamatan SMA++
2. Cluster 2 Kelurahan Gayam sari, Sambirejo, Tambakrejo
Kondisi drainase relatif buruk, sanitasi baik, persampahan relatif baik, bangunan relatif
11
No Cluster Anggota Karakteristikpadat, perekonomian masyarakat cukup, dominasi tingkat pendidikan tamatan SD
3, Cluster 3Kelurahan Siwalan, Sawah Besar
Kondisi drainase buruk, sanitasi cukup, persampahan buruk, kepadatan bangunan rendah, perekonomian masyarakat baik, dominasi tingkat pendidikan tamatan SD
4. Cluster 4 Kelurahan Kaligawe
Kondisi drainase buruk, sanitasi buruk, pengelolaan sampah sedang, kepadatan bangunan tinggi, perekonomian masyarakat buruk, dominasi tingkat pendidikan tamatan SMA++.
Sumber: Analisis Kelompok, 2015
K-Means Cluster
Tabel V.2Hasil Analisis K-Means Cluster
Cluster Kelurahan KarakteristikCluster-1 Pandean Lamper Kondisi drainase baik, kondisi sosial ekonomi
masyarakat baik, serta tingkat pendidikan tamat
SMA++, kepadatan bangunan tidak padat,
kondisi sanitasi baik dan dengan pengolahan
sampah baik.Cluster-2 Siwalan, Sambirejo,
Kaligawe dan
Tambakrejo
Kelurahan yang memiliki drainase relatif buruk,
kondisi sanitasi relatif baik, kepadatan bangunan
relatif sedang, kondisi sosial ekonomi
masyarakat relatif buruk, serta tingkat pendidikan
rata-rata tamat SD, dengan pengolahan sampah
relatif buruk.Cluster-3 Sawah Besar dan
Gayamsari
Kelurahan yang memiliki drainase relatif buruk,
kondisi sanitasi sedang dan baik, kepadatan
bangunan padat, kondisi sosial ekonomi
masyarakat relatif buruk, serta tingkat pendidikan
tamat SMA++, dengan pengolahan sampah
sedang.Sumber: Analisis Kelompok, 2015
VI. DAFTAR PUSTAKA
Moeleong, Lexy J. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya dalam www.scribd.com Diunduh 25 Maret 2015
12
___. 2011. “Prosedur Penggunaan SPSS,” dalam www.scribd.com Diunduh pada 25
Maret 2015
13
LAMPIRAN
1. Output Hierarchical Cluster
Case Processing Summarya
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
7 100,0% 0 0,0% 7 100,0%
a. Squared Euclidean Distance used
Agglomeration Schedule
Stage Cluster Combined Coefficients Stage Cluster First Appears Next Stage
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2
1 3 5 1,500 0 0 4
2 2 7 7,341 0 0 3
3 2 4 9,587 2 0 4
4 2 3 10,904 3 1 5
5 1 2 13,114 0 4 6
6 1 6 15,499 5 0 0
Cluster Membership
Case 4 Clusters 3 Clusters 2 Clusters
1:Pandean Lamper 1 1 1
2:Gayam Sari 2 2 1
3:Siwalan 3 2 1
4:Sambirejo 2 2 1
5:Sawah Besar 3 2 1
6:Kaligawe 4 3 2
7:Tambakrejo 2 2 1
14
2. Output K-Means Cluster
Initial Cluster Centers
Cluster
1 2 3
KondisiDrainase 3 3 1
KondisiSanitasi 3 3 1
KondisiPersampahan 3 1 2
KepadatanBangunan 3 2 1
KondisiPerekonomian 3 1 1
TingkatPendidikan 3 1 3
Iteration Historya
Iteration
Change in Cluster Centers
1 2 3
1 .000 2.092 1.225
2 .000 .000 .000
a. Convergence achieved due to no or small change in cluster centers. The maximum absolute coordinate change for any center is ,000. The current iteration is 2. The minimum distance between initial centers is 3,606.
15
Final Cluster Centers
Cluster
1 2 3
KondisiDrainase 3 2 2
KondisiSanitasi 3 3 2
KondisiPersampahan 3 2 2
KepadatanBangunan 3 2 1
KondisiPerekonomian 3 2 2
TingkatPendidikan 3 1 3
Distances between Final Cluster Centers
Cluster 1 2 3
1 3.142 3.240
2 3.142 2.574
3 3.240 2.574
Number of Cases in each Cluster
Cluster 1 1.000
2 4.000
3 2.000
Valid 7.000
Missing .000
16