Analisa Resep Kelompok c
-
Upload
anggie-nurmalasari -
Category
Documents
-
view
283 -
download
2
Transcript of Analisa Resep Kelompok c
ANALISA RESEP 1
KELENGKAPAN RESEP
Sesuai Ketentuan
Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt
diganti dengan kop instansi (poliklinik)
Superscriptio Nama, alamat,
nomor izin klinik
lengkap Alamat dan no. Izin klinik tidak
dicantumkan, karena dpt diganti dengan kop
instansi (poliklinik)
Tempat dan
tanggal penulisan
resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -
Nama, umur,
alamat pasien
Tidak Alamat pasien tidak lengkap
Inscriptio R/1 Tidak - BSO tiap-tiap obat seharusnya dituliskan
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Putri Mataram, 6/6-13
R/ B complex no X
R/ Vitamin C no X R/ Amoksisilin no X
m.f.pulv. no X∫ 3 d d I
R/ Paracetamol syr no I∫ 3 d d I C
Pro : AgungUmur : 5 tahunAlamat : Cakranegara
sebelum nama bahan obat
- Dosis amoksilin seharusnya dicantumkan
- Ketiga obat tersebut seharusnya tidak
boleh dipuyer
R/2 Tidak - Cara pemberian seharusnya I cth (sendok
plastik) bukan C (sendok makan)
Subcriptio R/1 Tidak -
Paraf/Tanda
tangan
R/1 TidakSeharusnya ada paraf dokter
R/2 Tidak
ANALISA RESEP
Obat
1. Dosis Obat
a. Dosis obat dalam resep
R/1
Pada resep tersebut tidak disebutkan BSO masing-masing obat, untuk obat
amoksisilin dosis obat yang akan digunakan tidak dicantumkan. Namun pada resep
ini seharusnya antara vitamin dan amoksisilin tidak dipuyer karena merupakan obat
simptoms dan obat causal.
R/2
Parasetamol sirup (1 sendok makan, 15 ml)
Untuk resep ini untuk penggunaannya, tidak dicantumkan sediaan dosis yang tersedia
di pasaran. Dilihat dari sediaan generik yang ada di pasaran untuk parasetamol sirup
yakni, 120 mg / 5 ml maka seharusnya cara pemberian obat dengan sentok plastik
(cth) bukan dengan sendok makan (C). Sedangkan untuk pemberian obatnya berupa
sirup, untuk anak usia 5 tahun, pemilihannya sudah tepat.
b. Dosis obat seharusnya
R/1
Amoksisilin untuk anak di bawah 10 tahun sebaiknya 125 – 250 mg setiap 8 jam,
pemakaian 3 x sehari
R/2
Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam / hari,
maksimum 4 dosis / 24 jam
2. Jadwal pemberian
Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan
Amoksisilin 3x sehari Setiap 8 jam Seharusnya tidak
dipuyer bersama
vitamin.
Parasetamol 3x sehari,
maksimum
4 dosis / 24
jam
Setiap 4-6 jam Sehusnya
diberikan dengan
sendok plastik
(cth) sesuai
bentuk sediaan di
pasaran
Vitamin Boleh diberikan
ataupun tidak.
3. Interaksi obat
– Pada R/1 tidak terdapat interaksi antara kedua kombinasi obat dan vitamin, walaupun
sebenarnya kombinasi obat dan vitamin tersebut tidak boleh jika dipuyer
– Tidak terdapat interaksi antara obat pada R/1 dan R/2.
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMAlamat
Dr. Putri Mataram, 6/6-13
R/ B complex no X paraf
R/ Vitamin C no X parafR/ Amoksisilin ds 125 fl no I
∫ 3 d d II cth parafR/ Paracetamol syr no I
∫ prn 3 d d II cth paraf
Pro : AgungUmur : 5 tahunAlamat : Cakranegara
ANALISA RESEP 2
KELENGKAPAN RESEP
Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter Tidak No. SIP tidak dicantumkanSuperscriptio Nama, alamat,
nomor izin klinik
Tidak Alamat dan no. Izin klinik tidak dicantumkan
Tempat dan tanggal penulisan resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -Nama, umur, alamat pasien
Tidak Alamat pasien tidak lengkap
Inscriptio Obat 1 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat tidak dicantumkan
Obat 2 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat tidak dicantumkan
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Cantik Mataram, 1/6-13
R/ GG no IIIDMP no IIIParasetamol no IIIKotrimoksazol no III
m.f.pulv no XIIS 3ddI pulv
Pro : AnitaUmur : 3 tahunAlamat : dasan agung
Obat 3 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan
Obat 4 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan
Signatura Resep Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan
Paraf/Tanda tangan
Resep TidakSeharusnya ada paraf dokter
ANALISA RESEP
Obat
1. Dosis Obat
Dosis obat pertama
GG (Glyceryl Guaiacolate) no III
Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan
untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga
dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Glyceryl Guaiacolate ada beberapa
sediaannya yaitu kapsul dan larutan. Bentuk sediaan tablet dengan dosis, 50 mg atau
100 mg untuk setiap tablet. Sirup dengan dosis 100mg/5ml . Untuk dosis pada anak-
anak yaitu 2-6 tahun : liquid/syrup, dosis secara oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam;
dosis maksimum 600 mg/hari
Obat kedua
DMP (dextrometorphan) no III
Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan
untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga
dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Dekstrometorfan HBr terdapat
sediaan tablet 15 mg, sirup 10mg/5 ml dalam botol 60 ml. Anak-anak 1mg/kgBB/hari
(dibagi dalam 3-4 dosis).
Obat ketiga yaitu
Parasetamol no III
Pada obat ini juga tidak dicantumkan satuan berat obat dan bentuk sediaan obat,
parasetamol memilki berbagai bentuk sediaan obat seperti Paracetamol
Tablet : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg. Paracetamol Sirup 125 mg/5
ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 125 mg. Paracetamol
Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 160 mg.
Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung
Parasetamol 250 mg dan parasetamol suppositoria. Dosis untuk anak-anak, yaitu
Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari. Paracetamol Sirup 125 mg/5
ml Anak usia 2 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar (5mL), 3 – 4 kali sehari.
Obat keempat yaitu
Kotrimoksazol no III
Pada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan
untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan
Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan
Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet
forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800
mg.Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40
mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu – 6 bulan :
120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia
6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2
kali sehari.
Pada resep racikan ini juga tidak rasional untuk diracik karena kotrimoksazole merupakan
antibiotik yang sudah ditentukan lama pemberian obatnya dan obat-obat antibiotik harus
diminum secara habis sedangkan untuk paracetamol, gg dan dmp merupakan pengobatan
simptomatik, sehingga tidak rasional untuk diracik. Pada resep juga terdapat gg dan dmp dimana
gg merupakan ekspektoran dan dmp merupakan antitusif tidak rasional juga untuk diracik
karena fungsi obatnya berbeda. Selain itu juga pada resep tidak dicantumkan bentuk sediaan
obatnya, karena obat yang bisa diracik itu memiliki beberapa macam syarat yaitu :
Obat tidak bersalut
Kemudian tidak boleh mencampurkan obat dengan jadwal minum yang
berbeda (t ½ berbeda)
Untuk polifarmaka; tidak boleh mengkombinasikan obat simptomatik dengan
obat kasusal. Contohnya antibiotik dengan obat-obatan simptomatik
Tidak boleh mencampurkan obat yang memilki jadwal minum sama yaitu
misalnya 3 kali sehari tetapi waktunya berbeda misalnya ada yang sebelum
makan dan ada yang setelah makan
Tidak boleh mencampur senyawa oksidan dengan vitamin C
Tidak boleh mengkombinasikan obat dengan efek yang berbeda
Sehingga pada resep racikan di atas karena tidak rasional maka dibuat terpisah saja, karena pada
resep tersebut terdapat dua macam obat batuk yaitu gg dan dmp, maka dipilih salah satunya
sesuai dengan keluhan pasien, misalnya untuk batuk berdahak diberikan GG. Untuk anak-anak
terutama dibawah 6 tahun sebaiknya diberikan sediaan sirup. Sehingga kita dapatkan 3 resep
obat yaitu GG, Parasetamol dan Kotrimoksazole.
2. Interaksi obat
Awalnya terjadi ketidakcocokan antara dmp dan GG, namun setelah kita keluarkan DMP
dari resep maka tidak akan terjadi reaksi obat dari parasetamol, kotrimoksazole dan GG
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Cantik Mataram, 1 Juli 2013Sip.xxxxxxx
R/ syr Glyceryl Guaiacolate ml 60 lag IS.p.r.n 2 d.d C plastik 1/2
paraf
R/ Syr Paracetamol ml 60 lag 1S.p.r.n 3.d.d.C plastik 1
paraf
R/ Syr Kotrimaoksazol ml 60 lag 1S 2d.d C plastik I a.c
Paraf
Pro : AnitaUmur : 3 tahunAlamat : jalan xxxx Dasan agung
ANALISA RESEP 3
KELENGKAPAN RESEP
Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak
Keterangan
Identitas dokter Tidak No. SIP tidak dicantumkanSuperscriptio Nama, alamat,
nomor izin klinikTidak Alamat dan no. Izin klinik tidak dicantumkan
Tempat dan tanggal penulisan resep
Lengkap -
Simbol R/ Lengkap -Nama, umur, alamat pasien
Tidak Alamat pasien tidak lengkap
Inscriptio R/1 Tidak - BSO seharusnya dituliskan sebelum nama bahan obat
R/2 Tidak - BSO seharusnya dituliskan sebelum nama bahan obat
R/3 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan
Signatura R/1 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika diperlukan saja (signa pro re nata)
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Ganteng Mataram, 1/6-13
R/ Diaform tab no XS 3 dd I
R/ Loperamid 4 mg no X
S 3 dd I
R/ Kotrimoksazol no XS 3 dd I
Pro : Tn. SugengUmur : 16 tahunAlamat : Unram
R/2 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika diperlukan saja (signa pro re nata)
R/3 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan
Paraf/Tanda tangan
R/1 TidakSeharusnya ada paraf dokter
R/2 TidakR/3 Tidak
ANALISA RESEP
Obat
3. Dosis ObatDosis obat dalam resepR/1Diaform no Xs. 3 da IPada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 550 mg kaolin dan 20 mg pectin, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu) yakni jika masih diare tiap BAB. Dosis obat seharusnya untuk dewasa 2,5 tablet tiap diare maksimal 15 tablet dalam 24 jam.
R/2Loperamid no. Xs. 3 da IPada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu) yakni jika masih diare tiap BAB.. Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 2 mg, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dosis obat seharusnya : Diare akut dewasa awal 2 tablet diikut 1 tablet tiap BAB. Diare kronik awal seperti diare akut. Diberikan sampai didapatkan fesesnya padat/hari. Maksimal 8 tablet perhari.
R/3Kotrimoksazols. 3 da IPada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan non forte sulfamethoxazole 400 mg, trimetoprim 80 mg, sedangkan table forte sulfametoxazole 800 mg, trimetoprim 160 mg. Dosis dewasa dan anak > 12 tahun 2-3 tablet hari.
4. Jadwal pemberian
Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan
Diaform - Tiap BAB - Maksimal 15 tablet dalam 24 jam.
Loperamid - Tiap BAB - Maksimal 8 tablet perhari
Kotrimoxazol 3x sehari Setiap 8 jam Diberikan segera sesudah makan.
5. Interaksi obat– Pada obat antibiotik kotrimoxazol tidak memiliki interaksi dengan obat antidiare,
kombinasi ini sesuai karena antibiotik yang bertujuan menghambat bakteri dan pengurangan jumlah keluarnya cairan dari dalam tubuh untuk mencegah terjadi dehidrasi.
– Obat anti diare diaform bekerja sebagai absorben yang berfungsi menyerap cairan, sedangkan loperamid bekerja dengan anti motilitas dan anti sekresi. Pada penggunaan klinis, obat antidiare cukup hanya dengan satu saja, tidak efektif jika digunakan 2 obat antidiare bersamaan.
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013
R/ Tab Diaform no XS.p.r.n t.d.d I
paraf
R/ Tab Kotrimoxazol ... mg no XS t.d.d I a.c
paraf
Pro : SugengUmur : 16 tahunAlamat : UNRAM
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013
R/ Tab Loperamid no XS.p.r.n t.d.d.d I
paraf
R/ Tab Kotrimoxazol ... mg no XS t.d.d I a.c
paraf
Pro : SugengUmur : 16 tahunAlamat : UNRAM
PENULISAN RESEEP : dapat dpilih satu resep dibawah ini yakni loperamid dengan kotrimoxazol atau diaform dengan kotrimoxazol.
ANALISA RESEP 4
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM
Nama : dr. Ganteng
SIP. No : 021/21/21/DINKES
Praktek : Jln Pendidikan no 37 Mataram, Telp: (0370) 653666
Mataram, 17 juni 2013
R/ Tab Demacolin no.X
s.t.d.d.tab 1.d.c
paraf
R/ Tab Salbutamol 4 mg no.X
s.t.d.d.tab 1 d.c
paraf
R/Tab Captopril 25 mg no.XX
s.b.d.d.tab 1 d.c.
paraf
Pro : Tu Aladin
Usia : 40 th
SOAL KASUS 1
Penulisan Resep untuk Kasus di Atas
Seorang ibu hamil, 30 tahun datang memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Ibu tersebut mengeluh, dalam 1 minggu terakhir ini sering sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD: 160/100 mmHg, N: 86x/menit, edema tungkai (-). Sejak mengetahui dirinya hamil, pasien rajin memeriksakan kandungannya. Pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria (+), glukosa urine (-). Oleh dokter yang merawatnya, pasien ini diberikan obat antihipertensi dan analgetik.
dr. CantikSIP No: 300/123/UP/DINKES
Praktek:
Jl. Sakura Raya G no. 12 BTN SWETA,
Telp: (0370) 674010
Mataram, 15 Juni 2013
R/ Tab Nifedipine mg 10 No. XIV
S.t.d.d. Tab. I
paraf
R/ Tab Paracetamol mg 500 No. XI
S.p.r.n. t. d. d. Tab. I
paraf
Pro : Hani
Umur : 30 tahun
Seorang balita umur 16 bulan diantar oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB encer
sejak tadi malam disertai dengan muntah. Dari anamnesa diketahui BAB encer lebih dari 8
kali sehari disertai dengan lendir dan bau amis. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan
umum agak lemah, mata sedikit cekung, bibir kering dan turgor lambat. Dokter kemudian
memberikan penatalaksanaan berupa oralit dan zink.
SOAL KASUS 2
Daftar masalah :
- Anamnesis :
o Balita umur 16 bulan
o BAB encer sejak tadi malam lebih dari 8 kali sehari
o BAB disertai lendir dan bau amis
o muntah
- Pemeriksaan fisik
o keadaan umum agak lemah
o mata sedikit cekung
o bibir kering
o turgor lambat
- Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih
cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi
dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan
rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam
- Penatalaksanaan yang diberikan : oralit dan zink
- Tujuan pemberian :
o Oralit : Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur. Oralit saat ini
yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah,
yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang
terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita
tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat
pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat
dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
o Zink : Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase),
dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan
hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang
mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI,
2011). Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan
berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat
anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
o Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan
No Nama Obat Cara Kerja Obat Tujuan Pemberian Dosis dan cara penggunaan
1. Zink menstabilkan struktur
membran dan
memodifikasi fungsi
membran dengan cara
berinteraksi dengan
oksigen, nitrogen dan
ligan sulfur
makromolekul
hidrofilik serta
aktivitas antioksidan.
Zink melindungi
membran dari efek
agen infeksius dan
dari peroksidasi lemak
dengan meningkatkan
pembentukan
immunoglobulin A
sekretori
Untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
dapat dilakukan
mulai dari rumah
tangga dengan
memberikan oralit
osmolaritas rendah,
dan bila tidak
tersedia berikan
cairan rumah tangga
seperti air tajin, kuah
sayur.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari
walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc :
Larutkan tablet dalam 1 sendok
makan air matang atau ASI,
sesudah larut berikan pada anak
diare
a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10
mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20
mg) per hari selama 10 hari.
2. Oralit Oralit merupakan
cairan yang terbaik
bagi penderita
diare untuk
mengganti cairan
yang hilang.
Untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
dapat dilakukan
mulai dari rumah
tangga dengan
memberikan oralit
osmolaritas rendah,
dan bila tidak
tersedia berikan
cairan rumah tangga
Umur Jumlah
oralit
yang
diberikan
tiap BAB
Jumlah
oralit yang
disediakan
di rumah
< 12
bulan
50-100
ml
400
ml/hari ( 2
bungkus)
1-4
tahun
100-200
ml
600-800
ml/hari
seperti air tajin, kuah
sayur, air matang.
( 3-4
bungkus)
> 5
tahun
200-300
ml
800-1000
ml/hari (4-
5 bungkus)
Dewasa 300-400
ml
1200-2800
ml/hari
Pemberian oralit untuk anak usia 1-4 tahun :
100-200 ml dalam sekali minum setiap setelah anak BAB
Oralit di larutkan satu bungkus langsung dalam kurang lebih 100 ml air
Dalam satu sachet oralit mengandung 100 ml
Pemberian zinc untuk anak-anak pasca diare:
Dosis zinc untuk anak-anak 10-20 mg setiap harinya
Zinc dapat diberikan 10-14 tablet
Zinc diminum satu tablet sehari
Setiap satu tablet mengandung 20 mg zinc
Penulisan Resep untuk Kasus di Atas
Dr. xxxx
DSP/50005/03.P/75BJl. xxxx – Mataram, Telp. xxxx
Dr. Putri Mataram, 13 Juni 2013
R/ sachet oralit no. XX
s.ad.lib paraf
R/ tab zinc 20 mg no.XIV
S 1 dd 1 paraf
Pro : bayi XUmur : 16 bulanAlamat : Cakranegara