analisa-print.docx

5
ANALISA KASUS Pasien An. R, usia 2 tahun, berat badan 13 kg, datang ke RSUAM dengan keluhan buang air besar cair sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit sebanyak >10 kali sehari banyaknya ± 1/2 gelas belimbing setiap kali berak. Buang air besar berupa cairan berwarna putih kekuningan, berlendir dan berbau, namun tidak berdarah. Pasien juga sempat mual dan muntah sebanyak 4 kali berupa cairan bening disertai susu yang diminum pasien. Kemudian badan pasien menjadi panas setelah BAB cair dan muntah, demam dirasakan saat malam hari dan pagi hari, bertambah rewel dan tidak nafsu makan. Pasien kemudian dibawa ke tempat praktek dokter umum namun tidak ada perubahan, lalu pasien dibawa ke RSAM. Dari pemeriksaan fisik didapatkan : Keadaan umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : compos mentis, Nadi : 128x/menit reguler, Pernafasan : 46x/menit, Suhu: 36,7 C, BB: 13 kg, UUB: Datar, keras Mata: tampak cowong, Mulut : bibir kering, thoraks : dalam batas normal, abdomen : BU (+) meningkat, turgor kulit kembali cepat, genitalia : laki-laki, ekstremitas : tidak ada edema, akral hangat Dari hasil laboratorium didapatkan : Feses Rutin : Makroskopis

Transcript of analisa-print.docx

ANALISA KASUS

Pasien An. R, usia 2 tahun, berat badan 13 kg, datang ke RSUAM dengan keluhan buang air besar cair sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit sebanyak >10 kali sehari banyaknya 1/2 gelas belimbing setiap kali berak. Buang air besar berupa cairan berwarna putih kekuningan, berlendir dan berbau, namun tidak berdarah. Pasien juga sempat mual dan muntah sebanyak 4 kali berupa cairan bening disertai susu yang diminum pasien. Kemudian badan pasien menjadi panas setelah BAB cair dan muntah, demam dirasakan saat malam hari dan pagi hari, bertambah rewel dan tidak nafsu makan. Pasien kemudian dibawa ke tempat praktek dokter umum namun tidak ada perubahan, lalu pasien dibawa ke RSAM.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :Keadaan umum: tampak sakit sedang, Kesadaran : compos mentis, Nadi : 128x/menit reguler, Pernafasan : 46x/menit, Suhu: 36,7 C, BB: 13 kg, UUB: Datar, keras Mata: tampak cowong, Mulut : bibir kering, thoraks : dalam batas normal, abdomen : BU (+) meningkat, turgor kulit kembali cepat, genitalia : laki-laki, ekstremitas : tidak ada edema, akral hangatDari hasil laboratorium didapatkan :Feses Rutin : MakroskopisWarna: kuningKonsistensi: padatBau: khasLendir: (-)Darah: (-)

MikroskopisTelur cacing: tidak ditemukanAmoeba: (-)Sel-sel: Eritrosit: 0-1 Luekosit: 1-2 Epithel: PositifSisa makanan : Serat daging: (-) Granuda Amylum: (-) Granuda lemak: (-) Sisa Tumbuhan : (-)

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tersebut, didapatkan diagnosa diare akut dengan dehidrasi ringan sedang yang disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang menyebabkan diare yaitu Rotavirus yang merupakan penyebab utama (70-80%), Enterovirus, dan Adenovirus.

Penentuan derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, seperti berdasarkan gejala, penurunan berat badan, maupun berdasarkan skor yg telah disepakati oleh ahli kesehatan dunia, salah satu skor untuk menentukan derajat dehidrasi yg umum dipakai adalah skor WHO. Skor Maurice King (Derajat Dehidrasi Batasan WHO (World Health Organization).Bagian tubuh yang diperiksaNilai untuk gejala yang ditemukan

012

Keadaan umumSehatGelisah, cengeng, apatisMingigau, koma, atau syok

Kekenyalan kulitNormal Sedikit kurangSangat kurang

MataNormalSedikit cekungSangat cekung

Ubun-ubun besarNormal Sedikit cekungSangat cekung

Mulut Normal Kering Kering dan sianosi

Denyut nadi/menitKuat < 120Sedang (120-140)Lemah > 140

Nilai: 0-2 = ringan3-6 = sedang7-12 = beratDari skor tersebut dapat diketahui derajat dehidrasi pasien pada kasus ini masuk pada derajat ringan-sedang, dimana pasien gelisah, cegen atau bertambah rewel dan peningkatan denyut nadi.

Prinsip penanganan diare membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (tanpa rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan). Penderita diare dengan dehidrasi ringan sedang harus dirawat disarana kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral.

Pasien ini diberikan terapi awal antara lain : IVFD asering (micro) XV gtt/menit Oralit LactoB 2x1 sachet Paracetamol syrup 120mg/5ml 3xcth

Diare dengan derajat dehidrasi ringan-sedang di terapi dengan rencana terapi sebagai berikut :1. Terapi cairanPemberian oralit dalam 3 jam pertama yang banyaknya ialah : 75 mlx BB anakRe-evaluasi derajat dehidrasi anak setelah 3jam, dan tentukan rencana terapi sebelumnya2. Tablet Zinc 20 mg selama 10 hari berturut-turut3. Antibiotik selektif4. Edukasi orangtuaDengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi cairan pada derajat dehidrasi ringan-sedang seharusnya dengan cara pemberian cairan peroral. Namun dengan pertimbangan seperti kemungkinan perburukan derajat dehidrasi serta sulitnya pemantauan pemberian cairan oralit membuat koreksi cairan melalui jalur intravena lebih disukai.Pemberian antibiotik pada pasien ini juga kurang tepat karena sifat diarenya yang tidak menunjukkan seperti diare yang disebabkan oleh bakteri. Pemberian antibiotik pada diare virus tidak memberikan manfaat secara langsung terhadap kesembuhan pasien, namun dapat menjadi profilaksis tehadap infeksi nosokomial di rumah sakit. Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting).Pemberian paracetamol pada pasien untuk mengatasi demam sudah sesuai, paracetamol diberikan selama pasein mengalami demam dengan dosis yg sesuai denagn berat badan pasien (13kg) yaitu 120mg/5ml 3xcth syrup, pemberian dihentikan jika pasien sudah tidak demam.