Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

53
Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

description

abcd

Transcript of Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Page 1: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Analisa Plafon

Pembiayaan, Cash Flow,

& Sensitivitas

Page 2: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Tujuan Instruksional Umum

Peserta dapat memahami secara umum aplikasi plafond,

cash flow, dan sensitivity analysis terhadap industri

Tujuan Instruksional Khusus

Peserta dapat memahami Plafond Analysis, Cash Flow, dan Sensitivity

Analysis pada beberapa

Page 3: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Metode Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan

• Trade Cycle

• Turn Over Period

• Arus Kas

Modal Kerja

• Porsi dari RAB/Harga Pokok Investasi

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 4: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Modal Kerja

Trade Cycle (TC)

Perputaran Piutang +

Perputaran Persediaan – Perputaran

Hutang Usaha

Menunjukkan satu siklus usaha

(cash to cash)

Turn Over Period (TOP)

Perputaran Kas + Perputaran

Piutang + Perputaran Persediaan

Menunjukkan satu siklus

periode aset lancar

Kas

Persediaan Piutang

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 5: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Modal Kerja

Trade Cycle

ARTO ITO APTO TC

KMK = HPP Proyeksi X TC/365

Pembiayaan Bank = 70% X KMK

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 6: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Modal Kerja

Turn Over Period

CTO ARTO ITO TOP

KMK = HPP Proyeksi X TOP/365

Pembiayaan Bank = 70% X KMK

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 7: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Modal Kerja

Hitung KMK menggunakan metode TC dan TOP !

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 8: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Modal Kerja

Proyeksi Arus Kas

Pembiayaan Bank 70% dari peak defisit cash flow

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 9: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

1. Pembayaran pokok dilakukan bila telah ada pembayaran dari bouwheer yang besarnya sesuai dengan prosentasi pembayaran bouwheer.

2. Jika proyek bersifat turn key maka pembayaran pokok adalah 100%.

3. Repayment Capacity dapat langsung terlihat pada cash flow. Jika Saldo akhir (setelah adanya pembayaran pokok dan bagi hasil) adalah positif, berarti Nasabah mampu mengembalikan pembiayaan Bank.

4. Terkait self financing atau kas awal, Cabang wajib menyakini kemampuan self financing Nasabah dan tidak berasal dari hutang pihak lain. Kas awal dapat dilihat dari kas dan bank nasabah atau laba ditahan dan laba tahun berjalan.

Catatan

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 10: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Proyeksi Keuangan

KEUANGAN TAHUN

BERJALAN

PROYEKSI PENINGKATAN SALES/PENJUALAN

RENCANA KERJA TAHUN BERIKUTNYA

(ASET TETAP, HUTANG, MODAL, PROFIT)

Asumsi Proyeksi Peningkatan harus WAJAR

Proyeksi Keuangan dilakukan untuk mengetahui tambahan modal kerja yang dibutuhkan oleh Nasabah. Proyeksi Keuangan dibuat berdasarkan past perfomance dan rencana kerja nasabah untuk 1 tahun ke depan.

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 11: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Invetasi Tangible Asset

Secara umum porsi pembiayaan investasi yang diatur dalam pedoman

pembiayaan adalah 70% dari harga/RAB tangible asset tersebut.

Kecuali: 1. Pembelian ruko baru, 80% dari harga beli ruko; 2. Pembelian ruko bekas, 75% dari harga beli ruko bekas; 3. Pembelian alat berat baru, 90% dari harga beli; 4. Pembelian alat berat bekas, 75% dari harga beli. Atau produk lainnya yang ditetapkan melalui ketentuan tersendiri. Pemberian fasilitas investasi harus didukung oleh kelayakan investasi berupa:

• NPV = positif

• IRR > dari rate Bank

• Payback periode < jangka waktu pembiayaan

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 12: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha

• NPV adalah nilai akumulasi atas arus kas kegiatan operasional dan kegiatan investasi yang didiskontokan pada suatu periode tertentu, untuk dijadikan indikator dalam menilai kelayakan suatu proyek.

• IRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan nilai NPV sama dengan nol (0). Kenapa harus di-diskonto-kan? Karena nilai saat ini lebih berharga dibandingkan dengan nilai masa depan (filosofi dari time value of money). Untuk menilai apakah investasi yang kita tanam hari ini akan sebanding dengan pendapatan di masa depan. Rumus : Nilai saat ini (PV) = nilai masa depan (FV) (1 + r)n r = tingkat diskonto; n = tahun

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 13: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

• NPV = PV tahun 1 + PV tahun 2 + ….+ PV tahun ke-n

proceed = arus kas keg. Operasional dan kegiatan investasi

• Nilai NPV dalam prespektif Bank:

– Positif : proyek layak dibiayai

– Negatif: proyek tidak layak untuk dibiayai

• Mencari nilai NPV dapat menggunakan format yang tersedia di microsoft excel. Hal ini untuk memudahkan analis memperoleh nilai yang cepat dan tepat.

NPV = ----------------- + --------------- + …..+ ---------------- - Investments Proceed 1 Proceed 2 Proceed N

(1 + r) (1 + r) (1 + r) 1 2 n

Analisa Kelayakan Usaha – Menghitung NPV

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 14: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Nilai IRR

• Menggunakan metode interpolasi, trial & error, formula excel.

• Nilai IRR dalam perspektif bank:

– Jika IRR >= tingkat diskonto, maka layak untuk dibiayai

– Jika IRR <= tingkat diskonto, maka tidak layak untuk dibiayai

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 15: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Nilai IRR

Year Proceed D.F (28%) PV Proceed

1 Rp1.750 Jt 0,781 Rp1.366 Jt

2 Rp1.900 Jt 0,610 Rp1.159 Jt

3 Rp2.050 Jt 0,477 Rp 977 Jt

4 Rp2.200 Jt 0,373 Rp 820 Jt

5 Rp2.450 Jt 0,291 Rp 712 Jt

Total PV of Proceeds IDR 5.037.000.000

NPV = Rp5.037 jt – Rp5.000 Jt NPV = Rp37 Jt Positif

C1

Interpolation

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 16: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Nilai IRR Find at another DF resulting negative NPV

Year Proceed D.F (29%) PV Proceeds

1 Rp1.750 Jt 0,775 Rp1.356 Jt

2 Rp1.900 Jt 0,601 Rp1.141 Jt

3 Rp2.050 Jt 0,466 Rp 955 Jt

4 Rp2.200 Jt 0,361 Rp 794 Jt

5 Rp2.450 Jt 0,280 Rp 686 Jt

Total PV of Proceeds IDR 4.933.000.000

NPV = Rp4.933 jt – Rp5.000 Jt NPV = - Rp66 Jt Negatif

C2

6. Do interpolation to find df at NPV = 0

28%

29%

? %

Rp5.037 Jt

Rp5.000 Jt

Rp4.933 Jt

IRR = 28% + ----------------------------- (Rp5.037 Jt – Rp5.000 Jt)

(Rp5.037 Jt – Rp4.933 Jt)

IRR = 28,359%

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 17: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Payback Period

• Definisi: yaitu periode pengembalian investasi tanpa memperhitungkan tingkat diskonto

Total Investment = Rp5.000.000.000

Proceed year-1 = Rp1.750.000.000 (-)

Rp3.250.000.000

Proceed year-2 = Rp1.900.000.000 (-)

Rp1.350.000.000

Proceed year-3 = Rp2.050.000.000

Surplus Rp 700.000.000

PP at year-3 = (Rp1.350.000.000/Rp2.050.000.000) x 12 months

Conclusion: PP is 2 years 8 months

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 18: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha – Menggunakan Excel

1. Isi kegiatan operasional berupa pendapatan dan pengeluaran berdasarkan asumsi yang jelas;

2. Isi kegiatan investasi, sesuai dengan total nilai investasi yang sebagiannya akan dibiayai bank;

3. Isi kegiatan pembiayaan yaitu kas masuk bersumber dari pembiayaan bank dan self financing dan kas keluar berupa pembayaran kewajiban nasabah.

1. Jika telah diperoleh nilai bulanan maka totalkan menjadi 1

tahun;

2. Pada tahun kedua buatkan asumsi kenaikan/tetap sehingga

diperoleh nilai untuk tahun kedua. Begitu berlanjut sampai

dengan jangka waktu pembiayaan berakhir.

3. Nilai pada setiap tahun dipergunakan untuk menghitung NPV,

IRR, dan Payback period.

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 19: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Kebutuhan Investasi

Analisa Kelayakan Usaha – Menggunakan Excel

1. Nilai yang dipergunakan

adalah akumulasi arus

kegiatan operasional dan arus

kegiatan investasi;

2. NPV menggunakan format

financial pada excel dengan

memasukkan :

a. rate (senilai floor price atau

ceiling price);

b. Nilai tahun 1 s.d. tahun

terakhir;

c. Nilai investasi

(ditambahkan di akhir

perhitungan).

3. Nilai IRR menggunakan format

financial IRR pada excel

dengan memasukkan nilai

investasi (tahun ke-0) s.d. nilai

akumulasi setiap tahun sampai

tahun terakhir.

Kebutuhan Plafon Pembiayaan

Page 20: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Analisis Sensitivitas adalah metode analisis yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana dampak setiap

perubahan salah satu faktor/variabel, faktor/variabel

lainnya diasumsikan tetap (cateris paribus), terhadap NPV

atau cash flow.

Analisis sensitivitas diperlukan karena setiap kita

melakukan proyeksi keuangan suatu investasi/proyek, kita

dihadapkan pada risiko ketidakpastian.

Pengukuran dapat dilakukan pada satu atau lebih variabel

untuk melihat variabel mana yang paling sensitif terhadap

perubahan yang menghasilkan cash flow atau NPV negatif.

Analisis Sensitivitas

Page 21: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

• Analisa Sensitivitas diperlukan karena ada kemungkinan

suatu proyek tidak selalu berjalan dengan rencana.

Perkiraan Biaya dan keuntungan pada tahapan awal

suatu proyek dapat menunjukkan proyek yang

menguntungkan, tapi keuntungan ini bisa terkikis oleh

kenaikan biaya atau penurunan nilai manfaat

(pendapatan).

• Analisis sensitivitas menyediakan sarana untuk

menentukan dampak keuangan dari jenis fluktuasi.

• Dengan memasukkan persentase kenaikan, dapat di

identifikasi dan diantisipasi biaya atau penurunan

pendapatan yang mempunyai dampak keuangan pada

proyek dengan melihat perubahan NPV atau IRR.

Analisis Sensitivitas

Page 22: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

22

CASH FLOW FINANCING ANALYSIS

Adalah Suatu Pendekatan Pemberian Fasilitas

Pembiayaan yang didasarkan atas kemampuan

nasabah untuk membayar kembali pembiayaan

yang diterimanya dari Bank/Kreditur

Analisis Cash Flow

Page 23: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

23

Definisi

Gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang suatu perusahaan dalam beberapa periode tertentu

Dengan Cash Flow Projection dapat diketahui bagaimana rencana pengembangan/penggunaan dana oleh perusahaan dan keadaan likuiditasnya pada periode tertentu

Analisis Cash Flow

Page 24: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

24

Kegunaan

• Menentukan jumlah dan jangka waktu pembiayaan

• Menentukan schedule dan besarnya draw down pembiayaan

• Menentukan besarnya pembiayaan dan jadwal pelunasan

• Melihat kemampuan debitur untuk membayar kembali pembiayaannya (pay back capacity)

Analisis Cash Flow

Page 25: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

25

Data-data yang diperlukan:

• NERACA, INCOME STATEMENT (data periodik/tahunan),

untuk menjadi bahan pertimbangan/perbandingan

dalam penyusunan Projected Balance Sheet

• WORK PLAN (terdiri dari Rencana Produksi, Rencana

Penjualan, Rencana Investasi, dll), untuk menjadi dasar

perhitungan rencana penerimaan serta pengeluaran

perusahaan dalam periode proyeksi.

• PROJECTED INCOME STATEMENT, disertai asumsi-asumsi

logic yang relevan atas penyusunan rencana

penerimaan dan pengeluaran

Analisis Cash Flow

Page 26: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

26

Secara umum, Susunan Cash flow sekurang-kurangnya terdiri dari :

•Vertikal

Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran, dan Saldo Akhir

•Horisontal

Nomor, Uraian, Periode waktu (mingguan /

perbulan / pertriwulan / pertahun)

Analisis Cash Flow

Page 27: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

SELURUH AKTIVITAS KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI SALDO

KAS BAIK PENERIMAAN MAUPUN PENGELUARAN HARUS

DIMASUKKAN SEBAGAI KOMPONEN CASH FLOW

• PENERIMAAN

- Hasil Penjualan Tunai

- Margin Income (Saving, Time Deposits)

- Other Income (hasil penjualan aktiva, penerimaan deviden)

- Penerimaan Piutang/Tagihan

• PENGELUARAN

- Pembayaran Hutang Dagang

- Pembelian (Harga Pokok Penjualan)

- Pembelian Tambahan Bahan Baku (Stock Barang)

- Pembelian Harta Tetap (investasi)

- Pembayaran Hutang Bank

Analisis Cash Flow

Page 28: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

YANG BUKAN MERUPAKAN KOMPONEN

CASH FLOW

PENYUSUTAN

Merupakan komponen Non Expenditure.

Pencatatan transaksi/jurnal pembebanan biaya penyusutan adalah Dr. Biaya Penyusutan

Cr. Akumulasi Penyusutan

Menunjukkan bahwa adanya penambahan biaya penyusutan tidak mengkredit R/K Kas, tetapi akumulasi penyusutan

BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Merupakan biaya yang diamortisasi (ex : sewa),

karena alokasi biaya tersebut tidak mengurangi kas tetapi mengurangi perkiraan sewa

dibayar dimuka.

Pencatatan transaksi/jurnal pembebanannya adalah

Dr. Biaya Sewa

Cr. Biaya Sewa Dibayar Dimuka

Analisis Cash Flow

Page 29: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

29

FORMULASI UMUM

Secara sederhana, penyusunan Projected Cash flow adalah sbb:

Analisis Cash Flow

Page 30: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

30

Selanjutnya, penyusunan Cash Flow setelah memasukkan variable

Pembiayaan Bank, dapat digambarkan sebagai berikut :

Analisis Cash Flow

Page 31: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

31

Asumsi Dasar Penyusunan Cash Flow

• Penjualan tetap

• Tingkat Harga Penjualan barang selama masa proyeksi tetap

• Produksi tetap

• Pengeluaran/beban usaha tetap

• Tingkat marjin pembiayaan tetap selama masa proyeksi

• Harga Pokok Penjualan tetap

• Tidak terjadi pemogokan buruh serta persediaan bahan baku produksi tetap tersedia

Analisis Cash Flow

Page 32: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

32

UNTUK MENGHASILKAN CASH FLOW YANG WAJAR

DAN KONSERVATIF,

Asumsi dasar hendaknya disusun sbb. :

• PENERIMAAN, cenderung konservatif (pesimis), kenaikan

pendapatan diproyeksikan lebih rendah dari yang semestinya

dapat dicapai.

• BIAYA/PENGELUARAN, cenderung lebih agresif (optimis),

kenaikan pengeluaran diproyeksikan lebih tinggi dari yang

seharusnya atau dari tingkat kenaikan yang wajar.

Analisis Cash Flow

Page 33: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

33

K E N D A L A

• Tidak tersedia data/laporan keuangan yg sempurna dan

dapat dipercaya

• Informasi nasabah atas penerimaan cenderung terlalu

optimis

• Tidak ada dukungan asumsi yang kuat

• Latar belakang pengetahuan AO yg kurang memadai untuk

memahami konsep CF.

• Program penyusunan CF yg kurang mendukung

kecepatan dan keakuratan CF

Analisis Cash Flow

Page 34: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

34

Projected Cash Flow merupakan akibat dibidang keuangan

dari suatu rencana kerja.

Perlu dinilai lebih dahulu bahwa rencana kerja yg disusun

sudah rasional dan achievable.

Adanya perubahan dalam rencana kerja (penjualan atau

pembelian) secara langsung akan mempengaruhi pos-pos

cash flow.

Perlu dilakukan penelaahan yang mendalam atas pos

penerimaan dan pos pengeluaran perusahaan

Analisis Cash Flow

Page 35: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

35

Tahapan-Tahapan dalam Penyusunan

Cash Flow

1. Penyusunan Proyeksi Penjualan

2. Penyusunan Proyeksi Penerimaan Kas

3. Penyusunan Proyeksi Pengeluaran Kas

4. Penggabungan Proyeksi Penerimaan dengan

Pengeluaran Kas (Net Efek)

5. Penyusunan Proyeksi Cash Flow

Analisis Cash Flow

Page 36: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

36

1. PENYUSUNAN PROYEKSI PENJUALAN

• Penerimaan Penjualan terdiri dari : Penerimaan Penjualan Tunai

dan Penerimaan Penjualan Kredit (hasil penagihan piutang)

• Dasar :

– Realisasi Hasil Penjualan Dimasa Lampau

– Policy/Kebijaksanaan Penjualan, competitions,sales

promotions, Kondisi Ekonomi

> Analisa Pasar, Kapasitas Produksi, Sales Policy

Analisis Cash Flow

Page 37: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

37

2. PENYUSUNAN PROYEKSI PENERIMAAN KAS terdiri dari :

• Penjualan Tunai

• Penerimaan Piutang Terealisasi

• Penerimaan Tunai Lainnya (FA, Rent)

Analisis Cash Flow

Page 38: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

38

3. PENYUSUNAN PROYEKSI PENGELUARAN KAS

• Harga Pokok Penjualan (HPP)

• Pengeluaran Pembelian Bahan/Stock Barang

• Pengeluaran Upah, OHC, Biaya Penjualan, dan Pengeluaran Operasi lainnya.

• Pengeluaran untuk Marjin & Angsuran Pembiayaan

• Pengeluaran untuk Investasi

• Pengeluaran untuk Deviden

Analisis Cash Flow

Page 39: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

4. PENGGABUNGAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

(NET EFEK)

untuk melihat seberapa besar Penerimaan dibandingkan

dengan Pengeluaran.

Net Efek Negatif = Penerimaan lebih kecil dari Pengeluaran

Analisis Cash Flow

Page 40: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

5. PENYUSUNAN PROYEKSI CASH FLOW

Analisis Cash Flow

Page 41: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

41

1. Trend CF Surplus

2. Trend CF mendekati posisi minimum kas

3. Trend CF dibawah minimum kas (defisit)

= Pembiayaan dapat diberikan karena

Repayment Capacity baik

= Pembiayaan kemungkinan masih dapat diberikan dgn catatan ada tambahan jaminan

= Pembiayaan tidak layak diberikan karena Repayment Capacity kurang baik

ANALISA TREND CASH FLOW (SURPLUS / DEFISIT CASH FLOW)

HASIL ANALISA KEPUTUSAN

Analisis Cash Flow

Page 42: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

CASH FLOW OF PROJECT FINANCE

Scope analisa lebih kecil/terbatas

Bersifat temporer (spot project)

Based on RAB / Project Details

Dapat merupakan CF Partial atau Gabungan

Beginning Project

>> diberikan Grace Period

Analisis Cash Flow

Page 43: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL KERJA based FINANCIAL REPORT

DIDUKUNG DATA FINANSIAL YANG LENGKAP

HITUNG TURN OVER WORKING CAPITAL (CYCLE)

> HISTORIS, TREND

TENTUKAN TARGET/PROJECTED INCOME

HITUNG KEBUTUHAN MODAL KERJA

(DEFISIT DARI EXISTING WORKING CAPITAL)

TETAP PERHITUNGKAN KOMPONEN SELF FINANCING

Analisis Cash Flow

Page 44: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Analisis Sensitivitas

Analisa Sensitivitas Dilakukan untuk lebih meyakinkan analisa

atas kemampuan membayar kembali calon nasabah

• Menurunkan Proyeksi Penjualan

• Menaikkan Proyeksi Pengeluaran

• Menaikkan Proyeksi Penjualan dan Menaikkan Proyeksi

Pengeluaran dgn porsi berbeda

• Menurunkan Proyeksi Penjualan dan Menaikkan Proyeksi

Pengeluaran

Page 45: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Dalam analisa pembiayaan Bank, Sensitivity

Analysis menguraikan sensitivitas kondisi

keuangan nasabah yang antara lain terkait

dengan variabel yang berhubungan dengan

pendapatan, biaya dan pajak, misalnya tingkat

penjualan biaya material, tingkat upah, biaya

utility dan tarif pajak.

Analisis Sensitivitas

Page 46: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Contoh risiko dan faktor/variabel utama yang lazim digunakan pada

analisis sensitivitas dan analisis skenario adalah sebagai berikut:

Risiko Faktor/variabel

yang berubah

Analisis sensitivitas yang dilakukan

Penjualan/pendapatan

menurun akibat

munculnya pesaing baru

atau realisasi penjualan

tidak sesuai proyeksi

Penjualan atau

harga jual

Simulasi cash flow dengan penurunan

penjualan/harga jual sebesar 5%, 10%, 20%,

dst., juga peningkatan sebesar 5%, 10%, 20%,

dst. dan lihat dampaknya terhadap

NPV/Cashflow

Biaya transportasi

(operasional) meningkat

akibat naiknya harga

bahan bakar

Biaya bahan

bakar

Simulasikan peningkatan biaya bahan bakar

sebesar 5%, 10%, 20% dst., juga penurunan

sebesar 5%, 10%, 20%, dst. dan lihat

dampaknya terhadap NPV/Cashflow

Meningkatnya beban

marjin/bagi hasil

pembiayaan bank

Tingkat

marjin/expected

return bagi

hasil

Simulasikan peningkatan tingkat

marjin/expected return bagi hasil sebesar 1%,

2%, 5%, dst., juga penurunan sebesar 1%, 2%,

5%, dst. dan lihat dampaknya terhadap

NPV/Cashflow

Analisis Sensitivitas

Page 47: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Year 0 Year 1-5

Initial investment 1,500

Revenues 6,000

Variables costs (3,000)

Fixed costs (1,791)

Depreciation (300)

Pretax Profit 909

Tax (TC = 34%) (309)

Net Profit 600

Cash flow 900

• NPV calculation (for r = 15%):

• NPV = - 1,500 + 900 3.3522 = + 1,517

Analisis Sensitivitas

Page 48: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

• 1. Identifikasi Variabel kunci

• Revenues = Nb engines sold Price per engine

• 6,000 3,000 2

• Nb engines sold = Market share Size of market

• 3,000 0.30 10,000

• V.Cost =V.cost per unit Number of engines

• 3,000 1 3,000

• Total cost = Variable cost + Fixed costs

• 4,791 3,000 1,791

Analisis Sensitivitas

Page 49: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

• 2. Siapkan Perkiraan Pesimis, Terbaik dan Optimis

• Variable Pessimistic Best Optimistic

• Market size 5,000 10,000 20,000

• Market share 20% 30% 50%

• Price 1.9 2 2.2

• V.cost / unit 1.2 1 0.8

• Fixed cost 1,891 1,791 1,741

• Investment 1,900 1,500 1,000

Analisis Sensitivitas

Page 50: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

• 3. Rekalkulasi Perubahan NPV

• Variable Pessimistic Best Optimist

• Market size -1,802 1,517 8,154

• Market share -696 1,517 5,942

• Price 853 1,517 2,844

• V.cost / unit 189 1,517 2,844

• Fixed cost 1,295 1,517 1,628

• Investment 1,208 1,517 1,903

Analisis Sensitivitas

Page 51: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Untuk mengetahui seberapa jauh

perubahan suatu variabel yang dianggap

sensitif (misalnya harga jual dan harga

bahan baku) terhadap kemampuan

membayar Nasabah atau Debt Service

Coverage Ratio (DSCR)

Analisis Skenario

Page 52: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

Contoh:

Berdasarkan pergerakan harga bioetanol selama periode 2005 s/d 2008 dengan

menggunakan analisa statistik, disimpulkan bahwa standar deviasi dari data harga

bioetnaol adalah 0,5107. Dengan menggunakan tabel Z (asumsi tingkat keyakinan

99,99%), dapat diperkirakan harga bioetanol akan bergerak pada kisaran USD 222/KL

(kilo liter) s/d USD 917/KL atau bergerak turun sampai 55% dan naik hingga 83% dari

asumsi harga yang ditetapkan yakni USD 500/KL.

Berdasarkan simulasi yang disusun, pergerakan harga jual turun s/d 10% sudah

menyebabkan NPV negatif sehingga simulasi sensitivitas harga jual ditetapkan

maksimum 10%. Demikian pula halnya dengan sensitivitas harga bahan baku, NPV akan

negatif apabila harga bahan baku meningkat hingga 15%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proyek cukup sensitif terhadap penurunan

arga jual dan peningkatan harga bahan baku. Namun demikian, hal ini dapat diantisipasi

dengan penetapan harga proyeksi tahun 2009 sebesar USD 500/KL yang relatif masih di

bawah harga pasar sebesar USD 587/KL (proyeksi tahun 2009) dan penetapan harga

bahan baku proyeksi tahun 2009 sebesar Rp 463/Kg yang relatif lebih tinggi

dibandingkan harga pasar saat ini yang berkisar antara Rp 400/Kg s/d 450/Kg.

Analisis Skenario

Page 53: Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas

terima kasih