Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas
description
Transcript of Analisa Plafon Pembiayaan, Cash Flow, & Sensitivitas
Analisa Plafon
Pembiayaan, Cash Flow,
& Sensitivitas
Tujuan Instruksional Umum
Peserta dapat memahami secara umum aplikasi plafond,
cash flow, dan sensitivity analysis terhadap industri
Tujuan Instruksional Khusus
Peserta dapat memahami Plafond Analysis, Cash Flow, dan Sensitivity
Analysis pada beberapa
Metode Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan
• Trade Cycle
• Turn Over Period
• Arus Kas
Modal Kerja
• Porsi dari RAB/Harga Pokok Investasi
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Modal Kerja
Trade Cycle (TC)
Perputaran Piutang +
Perputaran Persediaan – Perputaran
Hutang Usaha
Menunjukkan satu siklus usaha
(cash to cash)
Turn Over Period (TOP)
Perputaran Kas + Perputaran
Piutang + Perputaran Persediaan
Menunjukkan satu siklus
periode aset lancar
Kas
Persediaan Piutang
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Modal Kerja
Trade Cycle
ARTO ITO APTO TC
KMK = HPP Proyeksi X TC/365
Pembiayaan Bank = 70% X KMK
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Modal Kerja
Turn Over Period
CTO ARTO ITO TOP
KMK = HPP Proyeksi X TOP/365
Pembiayaan Bank = 70% X KMK
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Modal Kerja
Hitung KMK menggunakan metode TC dan TOP !
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Modal Kerja
Proyeksi Arus Kas
Pembiayaan Bank 70% dari peak defisit cash flow
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
1. Pembayaran pokok dilakukan bila telah ada pembayaran dari bouwheer yang besarnya sesuai dengan prosentasi pembayaran bouwheer.
2. Jika proyek bersifat turn key maka pembayaran pokok adalah 100%.
3. Repayment Capacity dapat langsung terlihat pada cash flow. Jika Saldo akhir (setelah adanya pembayaran pokok dan bagi hasil) adalah positif, berarti Nasabah mampu mengembalikan pembiayaan Bank.
4. Terkait self financing atau kas awal, Cabang wajib menyakini kemampuan self financing Nasabah dan tidak berasal dari hutang pihak lain. Kas awal dapat dilihat dari kas dan bank nasabah atau laba ditahan dan laba tahun berjalan.
Catatan
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Proyeksi Keuangan
KEUANGAN TAHUN
BERJALAN
PROYEKSI PENINGKATAN SALES/PENJUALAN
RENCANA KERJA TAHUN BERIKUTNYA
(ASET TETAP, HUTANG, MODAL, PROFIT)
Asumsi Proyeksi Peningkatan harus WAJAR
Proyeksi Keuangan dilakukan untuk mengetahui tambahan modal kerja yang dibutuhkan oleh Nasabah. Proyeksi Keuangan dibuat berdasarkan past perfomance dan rencana kerja nasabah untuk 1 tahun ke depan.
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Invetasi Tangible Asset
Secara umum porsi pembiayaan investasi yang diatur dalam pedoman
pembiayaan adalah 70% dari harga/RAB tangible asset tersebut.
Kecuali: 1. Pembelian ruko baru, 80% dari harga beli ruko; 2. Pembelian ruko bekas, 75% dari harga beli ruko bekas; 3. Pembelian alat berat baru, 90% dari harga beli; 4. Pembelian alat berat bekas, 75% dari harga beli. Atau produk lainnya yang ditetapkan melalui ketentuan tersendiri. Pemberian fasilitas investasi harus didukung oleh kelayakan investasi berupa:
• NPV = positif
• IRR > dari rate Bank
• Payback periode < jangka waktu pembiayaan
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha
• NPV adalah nilai akumulasi atas arus kas kegiatan operasional dan kegiatan investasi yang didiskontokan pada suatu periode tertentu, untuk dijadikan indikator dalam menilai kelayakan suatu proyek.
• IRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan nilai NPV sama dengan nol (0). Kenapa harus di-diskonto-kan? Karena nilai saat ini lebih berharga dibandingkan dengan nilai masa depan (filosofi dari time value of money). Untuk menilai apakah investasi yang kita tanam hari ini akan sebanding dengan pendapatan di masa depan. Rumus : Nilai saat ini (PV) = nilai masa depan (FV) (1 + r)n r = tingkat diskonto; n = tahun
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
• NPV = PV tahun 1 + PV tahun 2 + ….+ PV tahun ke-n
proceed = arus kas keg. Operasional dan kegiatan investasi
• Nilai NPV dalam prespektif Bank:
– Positif : proyek layak dibiayai
– Negatif: proyek tidak layak untuk dibiayai
• Mencari nilai NPV dapat menggunakan format yang tersedia di microsoft excel. Hal ini untuk memudahkan analis memperoleh nilai yang cepat dan tepat.
NPV = ----------------- + --------------- + …..+ ---------------- - Investments Proceed 1 Proceed 2 Proceed N
(1 + r) (1 + r) (1 + r) 1 2 n
Analisa Kelayakan Usaha – Menghitung NPV
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Nilai IRR
• Menggunakan metode interpolasi, trial & error, formula excel.
• Nilai IRR dalam perspektif bank:
– Jika IRR >= tingkat diskonto, maka layak untuk dibiayai
– Jika IRR <= tingkat diskonto, maka tidak layak untuk dibiayai
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Nilai IRR
Year Proceed D.F (28%) PV Proceed
1 Rp1.750 Jt 0,781 Rp1.366 Jt
2 Rp1.900 Jt 0,610 Rp1.159 Jt
3 Rp2.050 Jt 0,477 Rp 977 Jt
4 Rp2.200 Jt 0,373 Rp 820 Jt
5 Rp2.450 Jt 0,291 Rp 712 Jt
Total PV of Proceeds IDR 5.037.000.000
NPV = Rp5.037 jt – Rp5.000 Jt NPV = Rp37 Jt Positif
C1
Interpolation
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Nilai IRR Find at another DF resulting negative NPV
Year Proceed D.F (29%) PV Proceeds
1 Rp1.750 Jt 0,775 Rp1.356 Jt
2 Rp1.900 Jt 0,601 Rp1.141 Jt
3 Rp2.050 Jt 0,466 Rp 955 Jt
4 Rp2.200 Jt 0,361 Rp 794 Jt
5 Rp2.450 Jt 0,280 Rp 686 Jt
Total PV of Proceeds IDR 4.933.000.000
NPV = Rp4.933 jt – Rp5.000 Jt NPV = - Rp66 Jt Negatif
C2
6. Do interpolation to find df at NPV = 0
28%
29%
? %
Rp5.037 Jt
Rp5.000 Jt
Rp4.933 Jt
IRR = 28% + ----------------------------- (Rp5.037 Jt – Rp5.000 Jt)
(Rp5.037 Jt – Rp4.933 Jt)
IRR = 28,359%
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha – Mencari Payback Period
• Definisi: yaitu periode pengembalian investasi tanpa memperhitungkan tingkat diskonto
Total Investment = Rp5.000.000.000
Proceed year-1 = Rp1.750.000.000 (-)
Rp3.250.000.000
Proceed year-2 = Rp1.900.000.000 (-)
Rp1.350.000.000
Proceed year-3 = Rp2.050.000.000
Surplus Rp 700.000.000
PP at year-3 = (Rp1.350.000.000/Rp2.050.000.000) x 12 months
Conclusion: PP is 2 years 8 months
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha – Menggunakan Excel
1. Isi kegiatan operasional berupa pendapatan dan pengeluaran berdasarkan asumsi yang jelas;
2. Isi kegiatan investasi, sesuai dengan total nilai investasi yang sebagiannya akan dibiayai bank;
3. Isi kegiatan pembiayaan yaitu kas masuk bersumber dari pembiayaan bank dan self financing dan kas keluar berupa pembayaran kewajiban nasabah.
1. Jika telah diperoleh nilai bulanan maka totalkan menjadi 1
tahun;
2. Pada tahun kedua buatkan asumsi kenaikan/tetap sehingga
diperoleh nilai untuk tahun kedua. Begitu berlanjut sampai
dengan jangka waktu pembiayaan berakhir.
3. Nilai pada setiap tahun dipergunakan untuk menghitung NPV,
IRR, dan Payback period.
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Kebutuhan Investasi
Analisa Kelayakan Usaha – Menggunakan Excel
1. Nilai yang dipergunakan
adalah akumulasi arus
kegiatan operasional dan arus
kegiatan investasi;
2. NPV menggunakan format
financial pada excel dengan
memasukkan :
a. rate (senilai floor price atau
ceiling price);
b. Nilai tahun 1 s.d. tahun
terakhir;
c. Nilai investasi
(ditambahkan di akhir
perhitungan).
3. Nilai IRR menggunakan format
financial IRR pada excel
dengan memasukkan nilai
investasi (tahun ke-0) s.d. nilai
akumulasi setiap tahun sampai
tahun terakhir.
Kebutuhan Plafon Pembiayaan
Analisis Sensitivitas adalah metode analisis yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana dampak setiap
perubahan salah satu faktor/variabel, faktor/variabel
lainnya diasumsikan tetap (cateris paribus), terhadap NPV
atau cash flow.
Analisis sensitivitas diperlukan karena setiap kita
melakukan proyeksi keuangan suatu investasi/proyek, kita
dihadapkan pada risiko ketidakpastian.
Pengukuran dapat dilakukan pada satu atau lebih variabel
untuk melihat variabel mana yang paling sensitif terhadap
perubahan yang menghasilkan cash flow atau NPV negatif.
Analisis Sensitivitas
• Analisa Sensitivitas diperlukan karena ada kemungkinan
suatu proyek tidak selalu berjalan dengan rencana.
Perkiraan Biaya dan keuntungan pada tahapan awal
suatu proyek dapat menunjukkan proyek yang
menguntungkan, tapi keuntungan ini bisa terkikis oleh
kenaikan biaya atau penurunan nilai manfaat
(pendapatan).
• Analisis sensitivitas menyediakan sarana untuk
menentukan dampak keuangan dari jenis fluktuasi.
• Dengan memasukkan persentase kenaikan, dapat di
identifikasi dan diantisipasi biaya atau penurunan
pendapatan yang mempunyai dampak keuangan pada
proyek dengan melihat perubahan NPV atau IRR.
Analisis Sensitivitas
22
CASH FLOW FINANCING ANALYSIS
Adalah Suatu Pendekatan Pemberian Fasilitas
Pembiayaan yang didasarkan atas kemampuan
nasabah untuk membayar kembali pembiayaan
yang diterimanya dari Bank/Kreditur
Analisis Cash Flow
23
Definisi
Gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang suatu perusahaan dalam beberapa periode tertentu
Dengan Cash Flow Projection dapat diketahui bagaimana rencana pengembangan/penggunaan dana oleh perusahaan dan keadaan likuiditasnya pada periode tertentu
Analisis Cash Flow
24
Kegunaan
• Menentukan jumlah dan jangka waktu pembiayaan
• Menentukan schedule dan besarnya draw down pembiayaan
• Menentukan besarnya pembiayaan dan jadwal pelunasan
• Melihat kemampuan debitur untuk membayar kembali pembiayaannya (pay back capacity)
Analisis Cash Flow
25
Data-data yang diperlukan:
• NERACA, INCOME STATEMENT (data periodik/tahunan),
untuk menjadi bahan pertimbangan/perbandingan
dalam penyusunan Projected Balance Sheet
• WORK PLAN (terdiri dari Rencana Produksi, Rencana
Penjualan, Rencana Investasi, dll), untuk menjadi dasar
perhitungan rencana penerimaan serta pengeluaran
perusahaan dalam periode proyeksi.
• PROJECTED INCOME STATEMENT, disertai asumsi-asumsi
logic yang relevan atas penyusunan rencana
penerimaan dan pengeluaran
Analisis Cash Flow
26
Secara umum, Susunan Cash flow sekurang-kurangnya terdiri dari :
•Vertikal
Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran, dan Saldo Akhir
•Horisontal
Nomor, Uraian, Periode waktu (mingguan /
perbulan / pertriwulan / pertahun)
Analisis Cash Flow
SELURUH AKTIVITAS KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI SALDO
KAS BAIK PENERIMAAN MAUPUN PENGELUARAN HARUS
DIMASUKKAN SEBAGAI KOMPONEN CASH FLOW
• PENERIMAAN
- Hasil Penjualan Tunai
- Margin Income (Saving, Time Deposits)
- Other Income (hasil penjualan aktiva, penerimaan deviden)
- Penerimaan Piutang/Tagihan
• PENGELUARAN
- Pembayaran Hutang Dagang
- Pembelian (Harga Pokok Penjualan)
- Pembelian Tambahan Bahan Baku (Stock Barang)
- Pembelian Harta Tetap (investasi)
- Pembayaran Hutang Bank
Analisis Cash Flow
YANG BUKAN MERUPAKAN KOMPONEN
CASH FLOW
PENYUSUTAN
Merupakan komponen Non Expenditure.
Pencatatan transaksi/jurnal pembebanan biaya penyusutan adalah Dr. Biaya Penyusutan
Cr. Akumulasi Penyusutan
Menunjukkan bahwa adanya penambahan biaya penyusutan tidak mengkredit R/K Kas, tetapi akumulasi penyusutan
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Merupakan biaya yang diamortisasi (ex : sewa),
karena alokasi biaya tersebut tidak mengurangi kas tetapi mengurangi perkiraan sewa
dibayar dimuka.
Pencatatan transaksi/jurnal pembebanannya adalah
Dr. Biaya Sewa
Cr. Biaya Sewa Dibayar Dimuka
Analisis Cash Flow
29
FORMULASI UMUM
Secara sederhana, penyusunan Projected Cash flow adalah sbb:
Analisis Cash Flow
30
Selanjutnya, penyusunan Cash Flow setelah memasukkan variable
Pembiayaan Bank, dapat digambarkan sebagai berikut :
Analisis Cash Flow
31
Asumsi Dasar Penyusunan Cash Flow
• Penjualan tetap
• Tingkat Harga Penjualan barang selama masa proyeksi tetap
• Produksi tetap
• Pengeluaran/beban usaha tetap
• Tingkat marjin pembiayaan tetap selama masa proyeksi
• Harga Pokok Penjualan tetap
• Tidak terjadi pemogokan buruh serta persediaan bahan baku produksi tetap tersedia
Analisis Cash Flow
32
UNTUK MENGHASILKAN CASH FLOW YANG WAJAR
DAN KONSERVATIF,
Asumsi dasar hendaknya disusun sbb. :
• PENERIMAAN, cenderung konservatif (pesimis), kenaikan
pendapatan diproyeksikan lebih rendah dari yang semestinya
dapat dicapai.
• BIAYA/PENGELUARAN, cenderung lebih agresif (optimis),
kenaikan pengeluaran diproyeksikan lebih tinggi dari yang
seharusnya atau dari tingkat kenaikan yang wajar.
Analisis Cash Flow
33
K E N D A L A
• Tidak tersedia data/laporan keuangan yg sempurna dan
dapat dipercaya
• Informasi nasabah atas penerimaan cenderung terlalu
optimis
• Tidak ada dukungan asumsi yang kuat
• Latar belakang pengetahuan AO yg kurang memadai untuk
memahami konsep CF.
• Program penyusunan CF yg kurang mendukung
kecepatan dan keakuratan CF
Analisis Cash Flow
34
Projected Cash Flow merupakan akibat dibidang keuangan
dari suatu rencana kerja.
Perlu dinilai lebih dahulu bahwa rencana kerja yg disusun
sudah rasional dan achievable.
Adanya perubahan dalam rencana kerja (penjualan atau
pembelian) secara langsung akan mempengaruhi pos-pos
cash flow.
Perlu dilakukan penelaahan yang mendalam atas pos
penerimaan dan pos pengeluaran perusahaan
Analisis Cash Flow
35
Tahapan-Tahapan dalam Penyusunan
Cash Flow
1. Penyusunan Proyeksi Penjualan
2. Penyusunan Proyeksi Penerimaan Kas
3. Penyusunan Proyeksi Pengeluaran Kas
4. Penggabungan Proyeksi Penerimaan dengan
Pengeluaran Kas (Net Efek)
5. Penyusunan Proyeksi Cash Flow
Analisis Cash Flow
36
1. PENYUSUNAN PROYEKSI PENJUALAN
• Penerimaan Penjualan terdiri dari : Penerimaan Penjualan Tunai
dan Penerimaan Penjualan Kredit (hasil penagihan piutang)
• Dasar :
– Realisasi Hasil Penjualan Dimasa Lampau
– Policy/Kebijaksanaan Penjualan, competitions,sales
promotions, Kondisi Ekonomi
> Analisa Pasar, Kapasitas Produksi, Sales Policy
Analisis Cash Flow
37
2. PENYUSUNAN PROYEKSI PENERIMAAN KAS terdiri dari :
• Penjualan Tunai
• Penerimaan Piutang Terealisasi
• Penerimaan Tunai Lainnya (FA, Rent)
Analisis Cash Flow
38
3. PENYUSUNAN PROYEKSI PENGELUARAN KAS
• Harga Pokok Penjualan (HPP)
• Pengeluaran Pembelian Bahan/Stock Barang
• Pengeluaran Upah, OHC, Biaya Penjualan, dan Pengeluaran Operasi lainnya.
• Pengeluaran untuk Marjin & Angsuran Pembiayaan
• Pengeluaran untuk Investasi
• Pengeluaran untuk Deviden
Analisis Cash Flow
4. PENGGABUNGAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
(NET EFEK)
untuk melihat seberapa besar Penerimaan dibandingkan
dengan Pengeluaran.
Net Efek Negatif = Penerimaan lebih kecil dari Pengeluaran
Analisis Cash Flow
5. PENYUSUNAN PROYEKSI CASH FLOW
Analisis Cash Flow
41
1. Trend CF Surplus
2. Trend CF mendekati posisi minimum kas
3. Trend CF dibawah minimum kas (defisit)
= Pembiayaan dapat diberikan karena
Repayment Capacity baik
= Pembiayaan kemungkinan masih dapat diberikan dgn catatan ada tambahan jaminan
= Pembiayaan tidak layak diberikan karena Repayment Capacity kurang baik
ANALISA TREND CASH FLOW (SURPLUS / DEFISIT CASH FLOW)
HASIL ANALISA KEPUTUSAN
Analisis Cash Flow
CASH FLOW OF PROJECT FINANCE
Scope analisa lebih kecil/terbatas
Bersifat temporer (spot project)
Based on RAB / Project Details
Dapat merupakan CF Partial atau Gabungan
Beginning Project
>> diberikan Grace Period
Analisis Cash Flow
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL KERJA based FINANCIAL REPORT
DIDUKUNG DATA FINANSIAL YANG LENGKAP
HITUNG TURN OVER WORKING CAPITAL (CYCLE)
> HISTORIS, TREND
TENTUKAN TARGET/PROJECTED INCOME
HITUNG KEBUTUHAN MODAL KERJA
(DEFISIT DARI EXISTING WORKING CAPITAL)
TETAP PERHITUNGKAN KOMPONEN SELF FINANCING
Analisis Cash Flow
Analisis Sensitivitas
Analisa Sensitivitas Dilakukan untuk lebih meyakinkan analisa
atas kemampuan membayar kembali calon nasabah
• Menurunkan Proyeksi Penjualan
• Menaikkan Proyeksi Pengeluaran
• Menaikkan Proyeksi Penjualan dan Menaikkan Proyeksi
Pengeluaran dgn porsi berbeda
• Menurunkan Proyeksi Penjualan dan Menaikkan Proyeksi
Pengeluaran
Dalam analisa pembiayaan Bank, Sensitivity
Analysis menguraikan sensitivitas kondisi
keuangan nasabah yang antara lain terkait
dengan variabel yang berhubungan dengan
pendapatan, biaya dan pajak, misalnya tingkat
penjualan biaya material, tingkat upah, biaya
utility dan tarif pajak.
Analisis Sensitivitas
Contoh risiko dan faktor/variabel utama yang lazim digunakan pada
analisis sensitivitas dan analisis skenario adalah sebagai berikut:
Risiko Faktor/variabel
yang berubah
Analisis sensitivitas yang dilakukan
Penjualan/pendapatan
menurun akibat
munculnya pesaing baru
atau realisasi penjualan
tidak sesuai proyeksi
Penjualan atau
harga jual
Simulasi cash flow dengan penurunan
penjualan/harga jual sebesar 5%, 10%, 20%,
dst., juga peningkatan sebesar 5%, 10%, 20%,
dst. dan lihat dampaknya terhadap
NPV/Cashflow
Biaya transportasi
(operasional) meningkat
akibat naiknya harga
bahan bakar
Biaya bahan
bakar
Simulasikan peningkatan biaya bahan bakar
sebesar 5%, 10%, 20% dst., juga penurunan
sebesar 5%, 10%, 20%, dst. dan lihat
dampaknya terhadap NPV/Cashflow
Meningkatnya beban
marjin/bagi hasil
pembiayaan bank
Tingkat
marjin/expected
return bagi
hasil
Simulasikan peningkatan tingkat
marjin/expected return bagi hasil sebesar 1%,
2%, 5%, dst., juga penurunan sebesar 1%, 2%,
5%, dst. dan lihat dampaknya terhadap
NPV/Cashflow
Analisis Sensitivitas
Year 0 Year 1-5
Initial investment 1,500
Revenues 6,000
Variables costs (3,000)
Fixed costs (1,791)
Depreciation (300)
Pretax Profit 909
Tax (TC = 34%) (309)
Net Profit 600
Cash flow 900
• NPV calculation (for r = 15%):
• NPV = - 1,500 + 900 3.3522 = + 1,517
Analisis Sensitivitas
• 1. Identifikasi Variabel kunci
• Revenues = Nb engines sold Price per engine
• 6,000 3,000 2
• Nb engines sold = Market share Size of market
• 3,000 0.30 10,000
• V.Cost =V.cost per unit Number of engines
• 3,000 1 3,000
• Total cost = Variable cost + Fixed costs
• 4,791 3,000 1,791
Analisis Sensitivitas
• 2. Siapkan Perkiraan Pesimis, Terbaik dan Optimis
• Variable Pessimistic Best Optimistic
• Market size 5,000 10,000 20,000
• Market share 20% 30% 50%
• Price 1.9 2 2.2
• V.cost / unit 1.2 1 0.8
• Fixed cost 1,891 1,791 1,741
• Investment 1,900 1,500 1,000
Analisis Sensitivitas
• 3. Rekalkulasi Perubahan NPV
• Variable Pessimistic Best Optimist
• Market size -1,802 1,517 8,154
• Market share -696 1,517 5,942
• Price 853 1,517 2,844
• V.cost / unit 189 1,517 2,844
• Fixed cost 1,295 1,517 1,628
• Investment 1,208 1,517 1,903
Analisis Sensitivitas
Untuk mengetahui seberapa jauh
perubahan suatu variabel yang dianggap
sensitif (misalnya harga jual dan harga
bahan baku) terhadap kemampuan
membayar Nasabah atau Debt Service
Coverage Ratio (DSCR)
Analisis Skenario
Contoh:
Berdasarkan pergerakan harga bioetanol selama periode 2005 s/d 2008 dengan
menggunakan analisa statistik, disimpulkan bahwa standar deviasi dari data harga
bioetnaol adalah 0,5107. Dengan menggunakan tabel Z (asumsi tingkat keyakinan
99,99%), dapat diperkirakan harga bioetanol akan bergerak pada kisaran USD 222/KL
(kilo liter) s/d USD 917/KL atau bergerak turun sampai 55% dan naik hingga 83% dari
asumsi harga yang ditetapkan yakni USD 500/KL.
Berdasarkan simulasi yang disusun, pergerakan harga jual turun s/d 10% sudah
menyebabkan NPV negatif sehingga simulasi sensitivitas harga jual ditetapkan
maksimum 10%. Demikian pula halnya dengan sensitivitas harga bahan baku, NPV akan
negatif apabila harga bahan baku meningkat hingga 15%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proyek cukup sensitif terhadap penurunan
arga jual dan peningkatan harga bahan baku. Namun demikian, hal ini dapat diantisipasi
dengan penetapan harga proyeksi tahun 2009 sebesar USD 500/KL yang relatif masih di
bawah harga pasar sebesar USD 587/KL (proyeksi tahun 2009) dan penetapan harga
bahan baku proyeksi tahun 2009 sebesar Rp 463/Kg yang relatif lebih tinggi
dibandingkan harga pasar saat ini yang berkisar antara Rp 400/Kg s/d 450/Kg.
Analisis Skenario
terima kasih