Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

10
ANALISA KASUS GANGGUAN ELIMINASI Ns. Rian Tasalim Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin

description

gangguan eliminasi

Transcript of Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

Page 1: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

ANALISA KASUS GANGGUAN ELIMINASI

Ns. Rian Tasalim

Prodi Ilmu Keperawatan

STIKES Sari Mulia Banjarmasin

Page 2: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

BACA TERLEBIH DAHULU

• 1 kelas bagi menjadi 4 Kelompok

• Untuk pembagian kasus boleh sistem guncang

• Waktu diskusi kasus selama 60 menit

• Semua kasus akan dipresentasikan di depan kelas

• Jika didalam kasus ada sesuatu data yang kurang, kelompok bisa menambahkan.

• Format diskusi : 1. Analisa data,

2. Diagnosa keperawatan,

3. serta Intervensi prioritas.

Page 3: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

GANGGUAN ELIMINASI Kasus 1

• Keluhan utama klien (Tn. K, 78 tahun) pada saat awal masuk adalah sulit buang air kecil sejak 2 bulan. Keluhan yang Tn.K rasakan seperti: harus mengedan terlebih dahulu bahkan menimbulkan rasa tidak nyaman/nyeri pada daerah kemaluannya, Tn.K juga mengatakan kalau ia sering BAK pada malam hari, walaupun tidak banyak minum pada siang harinya, pancaran kencingnya juga melemah bahkan kadang-kadang menetes. Sifat keluhan tersebut terjadi saat keinginan BAK timbul. Sebelum masuk dalam ruang perawatan RS, klien sudah terlebih dahulu kontrol ke poliklik urologi RSUP Fatmawati.

Page 4: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

Keadaan Umum

• Kesadaran : CM

• TD : 130/80 mmHg

• Nadi : 88 x/mnt

• Nafas : 24 x/mnt

• Suhu : 36.8 C

• GCS : 456

• BB/TB : 64.5 kg / 150 cm

Page 5: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

Data Penunjang

Radiologi: USG Ginjal, Buli-buli dan Prostate:

• Ginjal : Kedua ginjal dalam batas normal

• Vesika urinaria : Besar normal, dinding regular, tak tampak batu

• Prostate : Tampak samar-samar dengan ukuran transversal 4,90 x 4,17 cm; longitudinal 4,76 x 2,99 cm. Taksiran berat ± 31,8 gr. Retensio urin ± 472 cc

Page 6: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

GANGGUAN ELIMINASI Kasus 2

Ny. PF, 52 tahun (48,3 kg), dirawat di ruang bedah wanita karena cedera akibat terjatuh saat turun tangga ketika hendak sholat subuh. Keluarga segera membawa pasien ke rumah sakit. Pasien mengalami fraktur pada bagian paha kanan atas, tidak ada luka terbuka (fraktur tertutup), dan hanya terlihat memar pada bagian yang mengalami fraktur. Besok pagi akan dilakukan operasi dan sudah dilakukan berbagai persiapan. Pasien terlihat kesakitan terutama saat ingin mengubah posisi. Dokter sudah memberikan obat penurun rasa sakit dan antibiotik, serta dianjurkan untuk mengistirahatkan kakinya dengan tidak banyak bergerak. Pada saat perawat mengukur tanda-tanda vital, pasien terlihat meringis dan memegang perut bagian bawah. Saat ditanyakan ternyata pasien ingin BAK. Namun, karena takut menimbulkan rasa sakit kalau menggerakkan kakinya, pasien terlihat ragu-ragu mengemukakannya.

Page 7: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

GANGGUAN ELIMINASI Kasus 3

• Ny. P yang berumur 65 (44,7 kg) tahun mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, serta mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB. Biasanya bisa BAB tiga hari sekali. Sejak saat itu Ny. P tidak pernah menghabiskan porsi makan sehari-harinya. Selain itu, Ny. P mengaku mudah lelah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Page 8: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

Review of System • B1 (Breath) : RR meningkat • B2 (Blood) : denyut jantung meningkat, TD meningkat • B3 (Brain) : nyeri pada abdomen bawah • B4 (Bladder) : normal • B5 (Bowel) : nafsu makan turun, BB turun • B6 (Bone) : normal Hasil pemeriksaan fisik umum • Keadaan umum : lemah • TTV : TD 130/95 mmHg, nadi : 90x/mnt, nafas 23x/mnt, suhu 37 C Pemeriksaan fisik abdomen • Inspeksi : pembesaran abdomen • Palpasi : perut terasa keras, ada impaksi feses • Perkusi : redup • Auskultasi : bising usus tidak terdengar

Page 9: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi

GANGGUAN ELIMINASI Kasus 4

• An. Q (16 tahun) BB 36Kg, mengeluh beberapa kali buang air besar dan perutnya terasa mulas. An. Q juga mengatakan bahwa fesesnya cair. Sehari sebelumnya An. Q mengatakan makan makanan pedas. TD 100/70 mmHg, Nadi 88, Nafas 22 x/mnt dan klien tampak lemas.

Page 10: Analisa Kasus Gangguan Eliminasi