analisa demografi

download analisa demografi

If you can't read please download the document

description

jiobn i km,p'[;

Transcript of analisa demografi

BAB6BAB.1 PENDAHULUAN Latar BelakangPertambahan penduduk menjadi salah satu permasalan yang penting, kususnya bagi Negara berkembang seperti Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan serta distribusi yang terjadi tidak merata. Masalah kependudukan ini ditandai dengan angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi. Beberapa data menyebutkan jumlah penduduk Indonesia sekarang saja sudah mencapai 250 juta, diperkirakan 10 tahun mendapatang akan bertambah sebanyak 50 juta, karena setiap tahun sebanyak lima juta bayi lahir di Indonesia. Diperkirakan pada 2019 bisa mencapai atau menyentuh angka 300 juta jiwa, jika pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) tidak berjalan dengan baik. Kondisi seperti ini dianggap kurang menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Saat ini kalangan pemimpin bangsa Indonesia sangat prihatin atas akan terjadinya ledakan penduduk kedua yang sangat memberatkan Indonesia dengan tingkat kemiskinan penduduk yang masih tinggi. Pada awalnya masalah fertilitas lebih dipandang sebagai masalah kependudukan, dan treatment terhadapnya dilakukan dalam rangka untuk mencapai sasaran kuantitatif. Hal ini sangat jelas dari target atau sasaran di awal program keluarga berencana dilaksanakan di Indonesia yaitu menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi separuhnya sebelum tahun 2000. Oleh karena itu, tidak aneh apabila program keluarga berencana di Indonesia lebih diwarnai oleh target-target kuantitatif. Dari sisi ini tidak dapat diragukan lagi keberhasilannya. Indikasi keberhasilan tersebut sangat jelas, misalnya terjadinya penurunan TFR yang signifikan selama periode 1967 1970 sampai dengan 1994 1997 . Selama periode tersebut TFR mengalami penurunan dari 5,605 menjadi 2,788 (SDKI 1997). Atau dengan kata lain selama periode tersebut TFR menurun hingga lima puluh persen. Bahkan pada tahun 1998 angka TFR tersebut masih menunjukkan penurunan, yaitu menjadi 2,6. Penurunan fertilitas tersebut terkait dengan (keberhasilan) pembangunan sosial dan ekonomi, yang juga sering diklaim sebagai salah satu bentuk keberhasilan kependudukan, khususnya di bidang keluarga berencana di Indonesia.Namun kritik tajam yang sering dikemukakan berkaitan dengan program keluarga berencana adalah masih rendahnya kualitas pelayanan KB (termasuk kesehatan), khususnya dalam level operasional di lapangan. Kritik terhadap kualitas pelayanan (salah satunya tercermin dalam hal cara pemerintah mempopulerkan alat kontrasepsi, misalnya melalui berbagai jenis safari) sejak awal sudah muncul, tetapi hal itu dapat diredam sehingga tidak meluas melalui berbagai cara. Hal tersebut membuat pemerintah perlu melakukan suatu upaya yang dapat meredam terjadinya ledakan penduduk, selain program KB (Keluarga Berencana). Dalam hal ini perlu dilakukan komposisi penduduk, yang merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin. Karena komposisi menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun ke depan. Komposisi menurut umur biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok umur 5 tahun, sedangkan menurut jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan.Memahami komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan salah satu aspek yang penting karena tidak hanya diketahui keadaan penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan sosial, khususnya dalam analisis kependudukan dan umumnya dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, potensi pertumbuhan penduduk ke depan dapat diperkirakan melalui pengamatan dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin ini. Perencanaan untuk penyediaan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan dasar penduduk lainnya juga membutuhkan informasi mengenai komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk perlu diketahui untuk berbagai hal, antara lain :Untuk mengetahui sumber daya manusia yang tersedia atas dasar usia maupun jenis kelamin.Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.Untuk studi komparatif antar daerah.Untuk mengetahui proses demografi.Rumsan MasalahBagaimana piramida penduduk pada wilayah Kecamatan Sumbersari?Bagaimana status demografi pada wilayah Kecamatan Sumbersari?TujuanUntuk mengetahui piramida penduduk pada wilayah Kecamatan Sumbersari.Untuk mengetahui status demografi pada wilayah Kecamatan Sumbersari.ManfaatDapat mengetahui piramida penduduk pada wilayah Kecamatan Sumbersari.Dapat mengetahui status demografi pada wilayah Kecamatan Sumbersari.Bab 2. Tinjauan PustakaANALISA DATAData penduduk yang didapat dari hasil sensus penduduk.registrasi maupun survei, susunannya masih belum teratur sehingga, sukar untuk dibaca, apalagi interpretasi. Untuk itu seluruh data perlu disederhanakan. Menyederhanakan data ke dalambentuk yang mudah dibaca dan interpretasi disebut menganalisa data atau dapat dilukiskan sebagai berikut:Datadiproses (dianalisis)informasiDalam proses ini sering kali digunakan statistik, karena memang salah satu fungsi dari statistik adalah menyederhanakan data.Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variable-variabel tertentu. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat dibuat, misalnya komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa dan agama. sebagai contoh beberapa variable kependudukan dari daftar pertanyaan sensus sampel yang digunakan pada tahun 1990 adalah sebagai berikut. Jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, propinsi tempat tinggal lima tahun yang lalu, dan sebagainya.PIRAMIDA PENDUDUKMerupakan piramid yang menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Komposisi penduduk dan jenis kelamin dapat digambarkan secara visual pada sebuah grafik yang disebut piramida penduduk. Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menggambarkan dua baris yang saling tegak lurus. Yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolute maupun relative.Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk laki-laki.dan bagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, karateristik penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :Ekspansif ; jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. Tipe ini umumnya terdapat pada Negara-negara yang mempunyai angka kelahiran dan angka kemetian tinggi. Tipe ini terdapat pada negara-negara dengan tingat pertumbuhan penduduk yang cepat akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran dan sudah menurunnya tingkat kematian. Contohnya ; Indonesia, Malaysia, Philipina, India dan Costa Rica.Kontruktif ; jika pendidik yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya sedikit. Tipe ini terdapat pada negar-negara di mana tinkat kelahiranturun dengan cepat, dan tingkat kematian rendah. Contoh ; Jepang dan Negara Eropa barat misalnya Swedia.Stasioner ; Jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hamper sama , kecuali pada kelompok umur tertentu. Tentu ini terdapat pada negara-negara yang mempunyai tingakat kelahiran dan tingakat kematian rendah. Tipe ini terdapat pada Negara-negara yang mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian rendah, misalnya terdapat pada Negara-negara Eropa misalnya Jerman.Bab 3. PEMBAHASANAnalisa DemografiPergeseran struktur penduduk dari penduduk muda ke penduduk tua akan berimplikasi terhadap perubahan skala kebijakan, tidak saja di sektor kependudukan tetapi juga di sektor kesehatan, sosial dan bahkan ke sektor ekonomi. Pengkajian terhadap persoalan lansia perlu dilakukan tidak saja berhenti pada pertanyaan seberapa besar jumlah lansia (absolut dan relatif) itu ada, tetapi lebih dalam lagi kepada keberadaan lansia tersebut terhadap berbagai sektor pembangunan, khususnya di suatu daerah. Oleh karena itu, analisa ini bertujuan untuk mengungkap profil penduduk lansia dari segi sosial, ekonomi, demografi dan kesehatan serta berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan yang diikuti.Analisa dilakukan di wilayah RW 08 Lingkungan Sumber Pakem, Kelurahan Kebonsari-Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Analisis data dilakukan dengan persentase.Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1)Komposisi usia penduduk laki-laki: balita 7,31%; anak 32,40%; dewasa 55,05%; lansia 5,22%. Komposisi usia penduduk wanita: balita 7,82%; anak-anak 25,50%, dewasa 60,54%, lansia 4,76%. Dari segi umur sebagian besar masih tergolong umur produktif. 2) Jenis kelamin didominasi oleh lansia wanita sebesar 5,22%. 3) Hampir keseluruhan lansia tinggal bersama anak dan menantunya. Lansia janda tidak ada yang menjadi kepala keluarga, hal ini terkait masalah gender. 4) Para lansia tidak aktif dalam melakukan aktivitas ekonomi (pensiun). 5) Pendidikan tergolong rendah (4,53% TK; 16,94% tamat SD; 14,55% tamat SMP; 45,77% tamat SMA; 2,14% Diploma; 15,27% Sarjana). 6) Aktivitas sosial kemasyarakatan dan keagamaan seperti pengajian, arisan PKK, posyandu, kerja bakti, koperasi simpan-pinjam. 7) Dalam penanganan terhadap penyakit, umumnya penyakit berat pergi ke dokter dan penyakit ringan dengan minum jamu tradisional, atau pergi ke puskesmas.Dimasa depan, kondisi kependudukan Indonesia akan mempunyai lima karakteristik utama yaitu penduduk tua makin banyak, pendidikan makin tinggi, jenis penyakit makin bervariasi, makin banyak penduduk yang tinggal di perkotaan dan makin banyak perempuan yang masuk pasar kerja.Dengan meningkatnya jumlah penduduk tua, hal ini berarti adanya peningkatan kebutuhan terhadap jasa pemeliharaan kesehatan yang berbeda di masa depan dibanding dengan saat ini yang penduduknya masih didominasi oleh penduduk usia muda. Dari segi finansial, menyehatkan bayi dan balita jauh lebih menguntungkan daripada menyehatkan manula, sebab bayi dan balita yang sehat kelak akan memberi hasil ketika mereka menjadi angkatan kerja yang bermutu tinggi. Akan tetapi harapan hidup para manula tidak akan lama dan sering pula mereka tetap tidak bertambah sehat dan tidak meningkatkan produktivitasnya. Namun, bukan berarti para manula ini lalu tidak diperhatikan. Hal ini akan menimbulkan persoalan yaitu bagaimana membiayai mereka. Persoalan Lansia menjadi semakin penting pula seiring dengan terjadinya pergeseran stuktur penduduk suatu negara atau daerah, yaitu dari negara/daerah berstruktur penduduk muda ke negara atau daerah berstruktur penduduk tua. Disamping itu juga perlu disadari bahwa meningkatnya persentase penduduk lanjut usia juga akan membawa implikasi terhadap berbagai sektor pembangunan. Piramida PendudukBAB 4. PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 SaranDAFTAR PUSTAKABagoes Mantra, Ida. 2007. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Lembaga Demografi UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi . Jakarta: UI Press.Plane, D.A. & P.E. Rogerson. 1994. The Geographical Analysis of Population with Application to Planning and Busines s. New York: John Wiley & Sons Inc. Pollard, A.M. 1984. Demography Techniques . Australia: ANU Press.Shyrock, H.S. & J.S. Siegel. 1976. The Methods and Materials of Demography . New York: Academic Press.Spengler, Joseph J. 1956. Demographic Analysis. America: The Free Press of Glencoe.