MORTALITAS (DEMOGRAFI)

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua tanda- tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (World Health Organization). Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat (Budi Utomo, 1985). Data kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan.

description

keperawatan medikal bedah

Transcript of MORTALITAS (DEMOGRAFI)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua

tanda- tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah

kelahiran hidup (World Health Organization).

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen

proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi

rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi

pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi

rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam

jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun

masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor

kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan

masyarakat (Budi Utomo, 1985).

Data kematian sangat di perlukan antara lain untuk proyeksi penduduk

guna perencanaan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan,

fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data

kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap programprogram

kebijaksanaan penduduk. Konsep mortalitas perlu diketahui guna mendapatkan

data kematian yang benar.

1.2 Tujuan

Menganalisis dan mengkritisi jurnal internasional tentang mortalitas di

Pekalongan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.Definisi

Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses

demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses

demografi lainnya adalah kelahiran (fertilitas), dan mobilisasi penduduk. Tinggi

rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi

pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya

tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.Dengan memperhatikan trend dari

tingkat mortalitas di masa lampau dan estimasi perkembangan di masa mendatang

dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.

Yang dimaksud dengan mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda

kehidupan secara permanen, yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup

(Budi Utomo, 1985). Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan “mati” hanya bias

terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada

kalau tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu di mulai dengan lahir hidup (live

birth).

II.3.Konsep Dasar Mortalitas

Peristiwa-peristiwa kematian yang terjadi di dalam Rahim (intra uterin) dan di

luar Rahim (ekstra uterin). Pada masa janin masih dalam kandungan ibu, terdapat

peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai berikut :

a. Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu

b. Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai

pada umur kandungan 28 minggu

c. Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu

sampai waktu lahir.

Selanjutnya kematian bayi di luar Rahim (extra uterin) dibedakan atas :

a. Lahir mati (Still Birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar

dari Rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan

b. Kematian baru lahir (neonatal death) adalah kematian bayi sebelum berumur

satu =bulan

c. Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) adalah kematian bayi setelah

berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun

d. Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga

berumur kurang dari satu tahun

Sumber data mortalitas penduduk di Indonesia adalah registrasi penduduk.Di

Indonesia pelaporan kematian dikerjakan oleh kepala keluarga atau salah satu

anggota keluarga kepada kepala desa. Laporan ini kemudian diteruskan ke kantor

desa pada saat diadakan rapat kepala desa yang biasanya berlangsung seminggu

sekali. Sering terjadi bahwa pelaporan itu tidak dilaporkan oleh kepala keluarga dan

tidak pula diterima oleh kepala desa. Kalau kepala desa pada hari rapat tidak dapat

dating, maka data kematian ini akan dibawa pada rapat berikutnya. Agaknya,

penyimpangan-penyimpangan dalam hal siapa yang melaporkan dan waktu

melaporkannya menyebabkan adanya anka pelaporan yang jumlahnya kurang dari

keadaan sebenarnya (under reporting). Sumber yang lain dari data kematian, adalah

penelitian (Survey). Biasanya penelitian kematian penduduk ini dijadikan satu dengan

penelitian kelahiran (fertilitas) yang disebut dengan penelitian statistic vital

II.3.Ukuran Mortalitas

A. Tingkat Kematian Kasar

Tingkat Kematian Kasar (CDR) didefinisikan sebagai banyaknya

kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan

tahun.Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur

penduduk.Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi

dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Dengan rumus dapat ditulis

sebagai berikut :

Tingkat Kematian Kasar (CDR) = D

Pm x k

Keterangan :

D : jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi penduduk)

Pm : jumlah penduduk pada pertengahan tahun (pada bulan juni/juli)

k : Bilangan konstanta yang biasanya bernilai 1000

Tingkat/angka kematian kasar adalah indicator sederhana yang tidak

memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indicator kematian

yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan

kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan

dari Angka Kelahiran kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk

alamiah.

B. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Adalah tingkat kematian yang memperhitungkan umur dan jenis kelamin,

karena besar kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa factor, antara

lain oleh umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status kawin.

Misalnya seseorang yang berumur 80 tahun umumnya kemungkinan

meninggalnya lebih cepat dibandingkan orang berumur 20 tahun. Orang-orang

yang maju ke medan perang kemungkina lebih besar daripada istripistri mereka

yang menunggu dirumah.

Memperhatikan factor-faktor diatas maka ahli-ahli demografi

mempergunakan ukuran yang lebih spesifik, hanya berlaku untuk kelompok

penduduk tertentu.Ukuran yang paling umum digunakan oleh ahli demografi

adalah Tingkat Kematian menurut umur, atau dalam bahasa inggris disebut

dengan Age Spesific Death Rate disingkat dengan ASDR. Dengan rumus Tingkat

Kematian menurut umur ditulis sebagai berikut :

Jumlah Kematian Kelompok Umur I (ASDRi)=Di

Pmi x k

Keterangan :

Di : jumlah kematian pada kelompok umur i

Pmi : jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i

k : Angka konstanta = 1000

Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu (ASDR) dapat dihitung

dengan rumus :

ASDRi laki-laki = Dilk

Pmilk x k

ASDRi perempuan = DiPr

PmiPr x k

C. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR)

Tingkat Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah

bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Tingkat Kematian Bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

IMR = DoB

xk

Keterangan :

Do : jumlah kematian bayi pada tahun tertentu

B : jumlah lahir hidup pada tahun tertentu

K : bilangan konstanta = 1000

Angka kematian bayi merupakan indicator yang sangat berguna, tidak

saja terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk

keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat tinggal.

Angka kematian bayi tidak hanya merefleksikan besarnya masalah kesehatan

yang bertanggungjawab langsung terhadap kematian bayi seperti diare, infeksi

saluran pernafasan, salah gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik dan kondisi

prenatal, tetapi juga merefleksikan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan

lingkungan dan secara umum tingkat perkembangan social ekonomi masyarakat.

Baik di Negara maju, maupun di Negara yang sedang berkembang, terdapat

hubungan yang terbalik antara tingkat kematian bayi dengan status ekonomi

orang tua.

Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan social ekonomi

masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian

Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan

kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh factor

endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk

mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan

program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi

dan suntikan anti tetanus.

D. Tingkat Kematian Anak

Tingkat Kematian Anak didefinisikan sebagai jumlah kematian anak

berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama

pada pertengahan tahun. Dengan demikian angka kematian anak tidak

menyertakan angka kematian bayi.

Rumus yang dapat digunakan adalah :

Tingkat Kematian Anak 1-4 tahun = ∑kematian anak1−4 th

∑ penduduk1−4 thx k

Keterangan :

∑ kematian anak 1- 4 th = banyaknya kematian anak berusia 1-4th (yang belum

tepat berusia 5 th) pada satu tahun tertentu didaerah tertentu.

∑penduduk 1-4 th = jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun

tertentu didaerah tertentu

k : konstanta, umumnya 1000

dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih

merefleksikan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi

tingkat kesehatan anak. Angka ini tinggi pada keadaan salah gizi, hygiene buruk,

tingginya prevalensi penyakit menular pada anak dan insiden kecelakaan di

dalam atau di sekitar rumah.Dalam menunjukkan tingkat kemiskinan, indicator

ini lebih unggul dibandingkan dengan tingkat kematian bayi. Di Negara-negara

maju, angka kematian anak dapat serendah 0,4 per 1000 anak, tetapi survey di

beberapa kelompok masyarakat di Negara berkembang angka kematian dapat

mencapai setinggi 100 per 1000 anak. Kalau angka kematian bayi sekitar 14 kali

lipat lebih tinggi di Negara berkembang di bandingkan di Negara maju, maka

angka kenatian anak dapat mencapai 250 kali lebih tinggi di Negara berkembang

dibandingkan Negara maju. Perbedaan angka kematian anak antara berbagai

Negara atau kelompok masyarakat menunjukkan adanya perbedaan kondisi

lingkungan social ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan, karena

sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah dengan adanya perbaikan kondisi

social ekonomi.

E. Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (BALITA)

Tingkat Kematian Anak Balita didefinisikan sebagai jumlah kematian

anak usia dibawah lima tahun selama satu tahun per 1000 anak usia yang sama (0-

4) tahun pada pertengahan tahun. Angka ini sekaligus merefleksikan tinggi

rendahnya menggunakan angka kematian bayi belum cukup untuk

menggambarkan tingkat kematian anak pada umur di atas satu tahun, dua

penduduk dengan tingkat kematian bayi yang sama, belum tentu sama dalam hal

angka kematian anak di atas satu tahun. Variasi angka ini, di Negara berkembang

dapat lebih tinggi dari 100, tetapi di Negara maju dapat lebih rendah dari dua.

Rumus yang dapat digunakan adalah :

Tingkat Kematian Balita 0-4 th = = ∑kematian balita0−4 th∑ penduduk balita 0−4 th

x k

Dimana :

∑ kematian balita 0- 4 th = Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang

belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu didaerah tertentu.

∑ penduduk balita 0- 4 th = Jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan

tahun tertentu didaerah tertentu

k = konstanta, umumnya 1000

F. Tingkat/Angka Kematian Ibu

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian

dalam kurun waktu 42 hari sejak teriminasi kehamilan tanpa memandang lamanya

kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada

saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama

dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau persalinan,

yang disebabkan karena kehamilannya, atau pengelolaannya, dan bukan karena

sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai tingginya

AKI akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan

reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman

bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah

kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan system rujukan dalam

penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami dalam

menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan mengurangi Angka Kematian

Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi

AKI = ∑ kematianibu

∑kelahiranhidupx k

Keterangan :

Jumalah kematian ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang

disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan,

pada tahun tertentu, didaerah tertentu.

Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun

tertentu, didaerah tertantu.

Konstanta = 100.000 bayi lahir hidup.

AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel

yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang.Oleh

karena itu kita umumnya digunakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan

pengembangan perencanaan program.

BAB III

Critical Aprraisal Worksheet

Section A : Reference of Article

1. Author[s] and Affiliation[s]:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3532976/pdf/bmjopen-2012-

001399.pdf

Christiana Rialine Titaley,

Michael John Dibley

2. Tittle of Article :

Antenatal iron/folic acid supplements,but not postnatal care, prevents neonatal

deaths in Indonesia: analysisof Indonesia Demographic and HealthSurveys

2002/2003–2007 (a retrospectivecohort study)

3. Journal:

BMJOpen2012;2:e001399. doi:10.1136/bmjopen-2012-001399

4. Volume and Page Number:

Volume (-) page number 11

5. Year of Publication:

2012

Section B : Review the Result's

1. Did the review address a clearly focused question ?

Answer, YES CAN'T TELL NO

Reason:

There were 26 591 live-born singleton infants mostrecently born to each mother

in the prior 5 years, with 219early neonatal deaths and 290 neonatal deaths.

Althoughneonatal deaths decreased from 115 (IDHS 2002/2003)to 104 (IDHS

2007), the proportion of early neonataldeath on thefirst day of life increased from

47% to 50%.

HINT:

'in iirrt can be'focused' ln terms of :

- The PoPulation studied

- The intervention given

- The outcome considered

2. Did the authors looks the right type of paper ?

Answer: YES CAN’T TELL NO

Reason:

Design is primarily usedin this studyis Retrospective cohort study.

HINT:

“The best sort studies'would :

- Address the rewiews questions

- Have an appropriate study design

3. Do you think the important relevant study was included?

Answer: YES CAN’T TELL NO

Reason:

- hen X-K, Wen SW, Yang Q,et al. Adequacy of prenatal care and neonatal

mortality in infants born to mothers with and without antenatal high-risk

conditions.Aust N Z J Obstetr Gynaecol2007;47:122–7\

- atikainen K, Heiskanen N, Heinonen S. Under-attending freeantenatal care is

associated with adverse pregnancy outcomes.BMC Public Health2007;7:268.

- eng L, Dibley MJ, Cheng Y,et al. Impact of micronutrientsupplementation

during pregnancy on birth weight, duration of

- gestation and perinatal mortality in rural western China: double-blind cluster

randomised controlled trial.BMJ 2008;337:a2522.

- aqui AH, Ahmed S, El Arifeen S,et al. Effect of timing of first postnatal care

home visit on neonatal mortality in Bangladesh: a observational cohort study.

BMJ 2009;339:b2826

- ementerian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal

Esensial: Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar (Pocket Book of

Essential Neonatal Health Care Services: Technical Guidlines of Basic Health

Care Serivices). Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan RI, 2010.

- italey CR, Dibley MJ, Roberts CL,et al. Iron and folic acid supplements

and reduced early neonatal deaths in Indonesia.Bull World Health Organ

2010;88:500–8

HINT:

Lookfor:

- Which bibliographfc databases were used

- Follow up from reference lists

- Personal contact with experts

- Search for unpublished as well as published studies

4. Did the review's authors do enougl-r to assess the quality of the included studies?

Answer: YES CAN’T TELL NO

Reason:

Using data from two nationally representative surveys, found no protective effect

of postnatal care services for newborn survival after adjusting for the effects of

iron/folic acid supplements. An increased risk of early neonatal death on the day

of delivery was associatedwith postnatal care services from medical doctors,

which might be related to referral bias. The strongest evidence of a lack of

protective effect of postnatal care for neo-natal deaths was our failure to show any

protective effects for postnatal care delivered on the first day oflife, for

subsequent neonatal deaths in both early and over all neonatal periods.

Despite taking an account of many confounders, animportant limitation was that

mothers were not rando-mised to receive iron/folic acid supplements or post-natal

care so there remains a possibility of residual confounding. Furthermore, our

analyses were limited by the lack of information about components of the post-

natal care delivered.

HINT:

The authors need to consider the rigour of the studies they have identified. Lack

of rigour may affect the studies' results. ("Al! that glisters is not gold" Merchant

of Venice - Act II Scene?)

5. If the results of the review have been combined, was it reasonable to do so?

Answer: YES CAN’T TELL NO

Reason:

Although iron/folic acid supplements have been included in routine antenatal

care, poor adherence to the daily supplementation regime remains a problem in

Indonesia, as shown by the low percentage of pregnant women consuming all of

the recommended 90 tablets.theory of the same research results with existing

theories on the bibliography No. 9 is on ministry of Health Republic of Indonesia.

Indonesia Health Profile 2008

HINT:

Consider whether :

- The results were similar from study to study

- The results of all the included studies are clearly displayed

- The results of the dffirent studies are similar

- The reasons for any variations in results are discussed

6. What are the overall results of the review?

Answer:

Overall review of the a bove result sis Postnatal care services were not associated

with newborn survival. Postnatal care on days 1–7 after birth did not reduce

neonatal death (HR=1.00, 95% CI 0.55 to 1.83, p=1.00) and early postnatal care

on day 1 was associated with an increased risk of early neonatal death (HR=1.27,

95% CI 0.69 to 2.32, p=0.44) possibly reflecting referral of ill newborns. Early

postnatal care on day 1 was not protective for neonatal deaths on days 2–7

whether provided by doctors (HR 3.61, 95% CI 1.54 to 8.45, p<0.01), or by

midwives or nurses (HR 1.38, 95% CI 0.53 to 3.57, p=0.512). In mothers who

took iron/folic acid supplements during pregnancy, the risk of early neonatal

death was reduced by 51% (HR=0.49, 95% CI 0.30 to 0.79, p<0.01).

HINT: Consider

- If you are clear about the review's 'bottom line' results

- What these are (numerically if oppropriate)

- How were the results expressed (NNT, odds ratioetc)

7. How precise are the results?

Answer:

the results of those reviews We found no protective effect of postnatal care

against neonatal deaths in Indonesia. However, important reductions in the risk of

neonatal death were found for women who reported use of antenatal iron/folic

acid supplements during pregnancy.

HINT: Look at the confidence intirvals, if given

8. Can the result be applied to the local population?

Answer: YES CAN”T TELL NO

Reason:

Our findings about the relative impact of postnatal and antenatal iron/folic acid

supplements, on neonatal sur- vival are important for planning interventions to

reduce newborn deaths in Indonesia and other low-income and middle-income

countrie

HINT:

Consider whether :

- The patients covered by the review could be suJficiently different to your

population tacause concern

- Your local setting is likely to differ much from that of the review

9. Were are important outcomes considered?

Answer: YES CAN”T TELL NO

Reason:

I want to know information about the protective effect of postnatal care services

for the survival of newborns after adjusting for the effects of iron / folic acid

supplements. Increased risk of early neonatal death associated with the delivery of

postnatal care services from physicians, which may be related to referral bias. for

subsequent neonatal mortality in both early and during all neonatal period. lack of

information about the components of the post-natal care delivered.

HINT:

Consider whether :

Is there other information you would like to have seen

10. Are the benefits worth the harms and costs?

Answer: YES CAN”T TELL NO

Reason:

In our analyses postnatal care provided no protectionfrom neonatal death in

Indonesia. This indicates the need to revisit the current priority given to postnatal

care as a tool for reducing neonatal deaths and the recommendationto add visits to

postnatal care schedule.Our findings highlight the important role of iron/folic acid

supplementation for reducing the risk of neonatal death and the need for more

investments in this intervention to accelerate reductions in neonatal mortality. Our

findings about the relative impact of postnatal and antenatal iron/folic acid

supplements, on neonatal survival are important for planning interventions to

reduce newborn deaths in Indonesia and other low-income and middle-income

countries. Research is needed to compare the benefits of early and extended use

of iron/folic acid with different timing and frequency of postnatal services to

assess the relative benefit and effectivenessof these services.

HINT:

Consider:

Even if this is not addressed by the review, what do you thin.

BAB IV

PENUTUP

Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses

demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses

demografi lainnya adalah kelahiran (fertilitas), dan mobilisasi penduduk

Konsep Dasar Mortalitas

a. Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu

b. Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai

pada umur kandungan 28 minggu

c. Prematur : kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu

sampai waktu lahir.=

Ukuran yang di gunakan dalam Mortalitas

a. Tingkat Kematian Kasar : Tingkat Kematian Kasar (CDR) didefinisikan

sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada

pertengahan tahun

b. Tingkat Kematian Menurut Umur dan Jenis Kelamin : Adalah tingkat

kematian yang memperhitungkan umur dan jenis kelamin, karena besar

kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain oleh

umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status kawin

c. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR) : adalah

kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia

tepat satu tahun

d. Tingkat Kematian Anak : didefinisikan sebagai jumlah kematian anak

berumur 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama

pada pertengahan tahun

e. Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (BALITA) :didefinisikan

sebagai jumlah kematian anak usia dibawah lima tahun selama satu tahun per

1000 anak usia yang sama (0-4) tahun pada pertengahan tahun.

f. Tingkat/Angka Kematian Ibu : kematian perempuan pada saat hamil atau

kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak teriminasi kehamilan tanpa

memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang

disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena

sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985)

DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, Elok, S.KM., M.Kes. (2014). Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan

Semester VI.Jember

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Research-12251-196202041987011001-

Chapter1.pdf

http://ayonfriday.blogspot.com/2013/04/mortalitas_15.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17422/5/Chapter%20I.pdf

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3532976/pdf/bmjopen-2012-

001399.pdf

MAKALAH

DEMOGRAFI STATISTIK

JURNAL MORTALITAS PENDUDUK DI

INDONESIA

Disusun oleh

NAMA : AISYAH YHUSLIMATUL H.

NIM : 1111011001

DOSEN PEMBIMBING : ELOK PERMATASARI, S.KM., M.Kes.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2014