Analisa Bisnis ZARA

9
Analisis Bisnis Fashion Brand “ZARA”

description

Analisa Bisnis

Transcript of Analisa Bisnis ZARA

Page 1: Analisa Bisnis ZARA

Analisis Bisnis Fashion Brand “ZARA”

Page 2: Analisa Bisnis ZARA

Sejarah Singkat Zara

Bisnis fashion di Indonesia saat ini menjadi industri yang sangat menjanjikan,

karena kebutuhan akan produk fashion ini semakin meningkat. Berawal dari

kebutuhan akan fashion ini maka salah satu brand bernama Zara menjadi salah

satu icon fashion kelas menengah ke atas. Walaupun posisi Zara masih berada di

bawah brand terkenal seperti Dolce & Gabana dan LV, tetapi Zara sudah dapat

memposisikan diri sebagai icon fashion layaknya kedua brand tersebut.

Zara merupakan merek produk fashion dari spanyol yang didirikan oleh Armancio

Ortega di La Coruna, Spanyol. Inspirasi untuk membuka toko pakaian ini muncul

ketika Armancio berada di pelabuhan La Coruna dan melihat sebuah toko

pakaian. Ortega adalah seorang anak seorang pekerja kereta api dan ibunya hanya

seorang pembantu rumah tangga. Ortega harus putus sekolah ketika memasuki

usia sekolah SMA karena tidak memiliki biaya.

Saat usia Ortega menginjak 13 tahun dia bekerja sebagai pengantar baju

pesanan orang orang kaya saat itu. Karena cara kerjanya yang tekun dan cekatan

Ortega diangkat menjadi asisten penjahit dan penghias kain. Saat itulah minat

Ortega pada dunia fashion meningkat. Awal tahun 1960-an kemudian Ortega

dipercaya menjadi manajer di sebuah toko pakaian. Saat itulah Ortega menyadari

peluang bisnis pakaian hanya mampu dibeli oleh orang kaya, sehingga tercetuslah

pemikiran untuk membuat pakaian yang sama dengan yang dibeli oleh orang kaya

tetapi dengan harga yang murah sehingga kalangan menengah mampu membeli

pakaian. Selanjutnya diawali dengan membuat gaun bersama istri keduanya,

Rosalia Mera, pada 1963 ia kemudian mendirikan Confecciones Goa, sebuah

konveksi. Beberapa tahun kemudian, dibukalah toko pertamanya.Toko inilah yang

kemudian menjadi cikal bakal industri mode terkemuka saat ini, Zara.

Toko pertama yang dibuka oleh Ortega ini diberi nama Zorba tada 24 May

1974, di jalan utama kota Coruna, Glacia Spanyol. Ortega memberi nama Zorba

karena terilhami oleh film yang di tontonnya berjudul “Zorba the Greek”. Tetapi

masalah timbul karena dua blok dari toko yang dibukanya tersebut terdapat

Page 3: Analisa Bisnis ZARA

sebuah bar dengan nama sama seperti toko nya, dan pemilik bar tersebut

mempermasalahkan tentang nama itu. Akhirnya pada tahun 1975 Ortega

menemukan Zara untuk menggantikan Zorba.

Kini Zara merupakan perusahaan pakaian spanyol and accessories retailer

berbasis di Arteixo, Galicia da sebagai flagship chain store dari Inditex Group,

fashion group yang juga memegang merek-merek top dari: Massimo Dutti, Pull

and Bear, Uterque, Stradivarius dan Bershka.

Pengembangan Pasar

Pada awalnya Zara dikenal sebagai Toko Fashion berharga rendah dengan

produk mode peniru yang berbiaya rendah dan kebijakan tidak beriklan, lebih

banyak mengeluarkan biaya untuk membuka toko-toko baru sebagi outlet yang

mudah dilihat oleh pelanggannya dengan pemilihan lokasi strategis yang mahal di

sudut-sudut jalan utama kota yang ramai.

Maka dimulai 1980 melalui Porto, Portugal. Ekspansi internasional terus

berlanjut 1989 memasuki Amerika Serikat, 1990 masuk Perancis, 1992 di

Meksiko, 1994 di Yunani, disusul Belgia dan Swedia, terus berlanjut hingga saat

ini lebih di 73 negara di dunia. Semua itu adalah perusahan milik sendiri, kecuali

bila perundang-undangan setempat tidak mengijinkan pemilikan asing, maka

Toko Zara tersebut adalah waralaba.

Mengikuti perkembangan pasar tidak hanya menjual melalui toko tapi E-

market juga dibuka, dan pada 6 september 2010 dibuka Toko Online Zara yang

pertama yang situsnya dimulai dari Spanyol, Inggris, Portugal, Italia, Jerman dan

Perancis enam negara dari lebih 76 negara pemberi kontribusi pendapatan terbesar

bagi Zara dipilih lebih dulu. Untuk negara-negara lainnya Pablo Isla, Chief

Excutive mengatakan mereka menunggu permintaan secara online lebih dulu

sebelum meluncur menuju cyberspace.

Pengembangan Produk

Sebuah artikel di Majalah Business World menulis: “Zara adalah peniru

busana (fashion imitator) yang memusatkan perhatian pada item fashion yang

diinginkan pelanggan dan kemudian segera memberikannya, dari pada

Page 4: Analisa Bisnis ZARA

mempromosikan apa yang diprediksi pasar dan tren musim melalui fashion show

atau saluran yang secara tradisional digunakan industri fashion”

Dengan memanfaatkan kecepatan informasi dan teknologi informasi, Zara

selalu tampil unggul dalam hal mengikuti model dan mode yang baru mulai

tendensi trend pada masa itu, dan dengan kelompok perancang mode yang

dimiliki secara cepat design dibuat hanya dalam beberapa hari di mulai dengan

pemilihan bahan baku, pembuatan sampai distribusi.

Sebuah item akan dimodifikasi sehingga tampil dalam beberapa varian

model item tersebut, ini membuat Zara setiap tahunnya memproduksi lebih dari

11.000 item dalam setahun, sedangkan kompetitor utama hanya memproduksi

2.000 – 4.000 item saja. Banyak rancangan dasar yang membuat item tersebut

selalu tersedia, tapi ada juga rancangan yang hanya memberikan siklus item

hanya empat minggu di toko Zara. Semua informasi tersebut harus setiap saat

dilaporkan oleh para manajer toko sehingga perubahan selera pelanggan yang

selalu berubah-ubah dapat terus diikuti oleh sistem produksi.

Pengembangan Produk dan Distribusi

Setelah sukses di Spanyol, Zara mulai mengembangkan diri keluar negeri

dengan mengubah desain manufaktur dan proses distribusi untuk mengurangi

lead-time dan peka terhadap tren baru sehingga disebut “Instant Fashion” yang

berbasis perbaikan informasi dengan teknologi informasi yang cepat

Zara membangun sistim distribusi terintegrasi secara vertikal dan

mengontrol sebagian besar langkah-langkah supply chain, merancang,

manufakturing dan distribusi produknya yang dimulai dari pabrik yang

pertamanya di La Coruna sebuah kota kecil industri textil di Spanyol pada 1980,

sistem terus dikembangkan sesuai dengan semakin besarnya perusahaan yang

berkembang keseluruh dunia dan pada 1990 menggunakan pendekatan yang

dirancang Toyota Motor Corp. Dikenal Just-in-Time (JIT) yang memungkinkan

self-containment seluruh tahapan bagi proses bahan baku, pembuatan,

pengemasan dan penyimpanan hingga distribusi ke toko-tokonya diseluruh dunia

dalam beberapa hari saja produk sudah tersedia.

50% produk adalah buatan Spanyol, 26% dibuat di seluruh Eropa dan 24%

lainnya dibuat di negara-negara Asia dan Afrika, tidak seperti para pesaing yang

Page 5: Analisa Bisnis ZARA

meng-outsorching produknya, Zara membuat lebih dari separuh produk yang yang

paling modis dan laris di pabrik-pabriknya sendiri, khususnya di Galicia dan

Portugal Utara karena upah tenaga kerja disana lebih murah dibandingkan Eropa

Barat. Sedangkan busana dengan model yang tak kenal musim, seperti yang

berbahan dasar T-shirt, di outsourching kepada pemasok harga murah seperti dari

Asia dan Turki.

Visi Misi

Seiring dengan berjalanan nya bisnis pakaian yang telah mendunia, Zara

memiliki visi dan misi yaitu Zara ingin membantu perkembangan berkelanjutan

masyarakat dan lingkungan secara langsung. Komitmen terhadap lingkungan

merupakan bagian dari kebijakan kelompok Inditex tanggung jawab sosial

perusahaan.

Beberapa tindakan yang dilakukan guna mewujudkan visi dan misi tersebut terkait

dengan toko dan pelanggan yaitu :

1. Mengurangi produksi limbah dan mendorong daur ulang

Gantungan dan tag pengaman yang sudah tidak layak pakai lagi di daur

ulang untuk dijadikan barang berguna berbahan plastic lainnya. Selain itu

juga Zara menggunakan bungkus berupa plastic maupun kardus untuk

bungkusan yang diberikan pelanggan hasil daur ulang, dan dapat di daur

ulang kembali.

2. Meningkatkan kesadaran dan kebiasaan hemat energy diantara

anggota tim

Komunikasi kampanye dan rencana pelatihan khusus multimedia untuk

meningkatkan kesadaran karyawan akan perlunya praktek-praktek

berkelanjutan seperti pemangkasan konsumsi energi, dengan

menggunakan transportasi berkelanjutan atau memodifikasi kebiasaan

perilaku.

Page 6: Analisa Bisnis ZARA

3. Penggunaan Kantong plastic dan kertas Biodegradable

Zara memberikan kantong belanja 90% menggunakan kertas hasil daur

ulang dan dapat didaur ulang. 10% kantong belanja berupa plastic yang

dapat didaur ulang. Semua shopping bag yang digunakan memiliki logo

d2w (yang berarti biodegradable)

4. Penggunaan katalog informasi hasil daur ulang

Katalog informasi berupa produk yang digunakan oleh Zara merupakan

hasil daur ulang. Katalog fashion Zara dicetak diatas FSC atau PEFP

MARK (menjamin sertifikat pengelolaan hutan lestari)

5. Penggunaan Bahan ekologi, seperti katun organic

Zara mendukung para petani ekologis dan menggunakan bahan katun

organic dalam produksi item pilihannya, bias dipastikan 100% katun benar

benar terbebas dari pestisida dan bahan kimia seperti pemutih. Produk-

produk dengan bahan katun organic ini dapat di identifikasi secara mudah

di toko.

6. Menciptakan Sepatu bebas PVC

Zara menciptakan bahan dasar sepatu sepatunya bebas dari bahan PVC

yang tidak dapat diperbaharui.

7. Kebijakan Transportasi

Dalam pengiriman produknya Zara menggunakan kendaraan biodiesel,

yang dapat mengurangi emisi CO2 tiap tahunnya.

8. Perlindungan Hewan

Page 7: Analisa Bisnis ZARA

Semua bahan berbahan dasar kulit hewan, diperoleh dengan cara

melakukan ternak hewan yang akan digunakan bahan pakaian. Sehingga

tidak melakukan pembunuhan pada binatang langka.

Keunggulan ZARA

Bekal sigap, tekun dan kemampuan menangkap keinginan pasar dan

pelayanan maksimal ini menjadi modal dalam menjalankan Zara. Hal yang sangat

menonjol dari perusahaan ini yaitu Zara membuat pakaian berdasarkan

permintaan pelanggannya di seluruh jaringan tokonya, berbeda dengan brand lain

yang menciptakan pakaian untuk tren baru pada musim semi atau musim dingin

dengan membuat pagelaran busana.

Untuk mengetahui kebutuhan pelanggan, Zara menugaskan sekitar 200

designernya di spanyol berkeliling dunia untuk melihat perkembangan tren

fashion di negara lain. Karena hal inilah Zara dapat bertindak cepat dan dengan

sigap mengetahui perubahan pasar fashion dunia. Selain itu di La Coruna,

designer dan ratusan manajer produk selalu melakukan diskusi untuk menentukan

model yang akan dikeluarkan tiap bulannya.

Konsep bisnis yang dijalankan oleh Zara yaitu One stop shopping.

Maksudnya yaitu Zara menyediakan kebutuhan pakaian untuk seluruh keluarga,

yaitu pakaian pria dewasa, wanita dewasa, remaja maupun anak-anak, sehingga

dalam sekali memasuki toko seluruh keluarga dapat mencari pekaian yang

diinginkannya. Selain itu konsep bisnis unik yang digunakan Zara yaitu freshly

baked cloth. Zara menerapkan konsep ini artinya Zara menempatkan produknya

sebagai produk rapuh seperti bahan pangan, yang tidak awet bertahun-tahun.

Sehingga pelanggan akan kembali untuk mendapatkan pakaian baru dengan model

baru secara berkelanjutan.

Kecepatan dan efisiensi merupakan sumber kesuksesan Zara karena setiap

hal dpastikan tetap berada di jalurnya dengan menjadikan Zara sebagai yang

pertama di pasar dengan produk fashion yang up to date. Dengan tingkat turnover

yang tinggi maka akan sangat sulit untuk mendapati produk fashion yang sejenis

di sebuah gerainya di kurang lebih 73 negara untuk bertahan lebih dari satu atau

dua minggu. Dengan produk-produk fashion yang selalu baru tiap harinya dan

Page 8: Analisa Bisnis ZARA

sekitar 11 ribu desain produk dalam setahun, maka konsumen Zara kemudian

menjadi pembeli yang impulsive dan secara rutin berkunjung ke gerai Zara.

Menurut survey yang dilakukan oleh Zara di Spanyol, rata-rata pelanggan Zara

mengunjungi dan berbelanja di gerai Zara adalah sebanya 17 kali dalam setahun.

Strategi pemasaran Zara

Strategi pemasaran produk Zara tidak lagi menggunakan pendekatan

melalu iklan di media televisi dan iklan belanja pada media. Pendekatan yang

dilakukan oleh Zara yaitu dengan kekuatan brand image yang terpercaya dan

kekuatan local retail serta pembuatan gerai yang bersifat kontemporer dan elegan

untuk lebih dekat dan membuat para pelangganya nyaman dalam berbelanja.

Untuk dapat membangun kekuatan merek, Zara selalu berusaha agar

merknya menjadi merk yang paling diinginkan dan dibicarakan khalayak. Brand

Zara sendiri berasal dari kata ‘thara’ yang memiliki arti feminine dan luar

biasa.Selain itu penggunaan logo, symbol, maupun warna yang konsisten disetiao

item yang berhubungan dengan Zara juga menunjukkan tingkat eksklusivitas

merk Zara yang mewakili cerminan pribadi konsumennya dan juga produk yang

dihasilkan.

Cara promosi Zara laiinya adalah dengan memberikan layout ruang atau

gerai secara eksklusif. Setiap gerai dirancang dengan menciptakan atmosfir

khusus yang akan memberikan konsumennya perasaan senang ketika membeli

Zara. Penggunaan window display merupakan cara yang paling efektif dalam

menarik konsumen. Wndow display ini mengalami pergantian setiap 2-3 minggi

sekali. Bagian depan gerai Zara dimaksimalkan dengan menggunakan patung-

patung mannequin yang dibalut pakaian-pakaian dan aksesoris Zara dengan tren

terbaru.

Strategi promosi lainnya yaitu dengan mengadakan program poongan

harga atau diskon. Program ini diawasi ketat oleh kantor pusat di spanyol, mulai

dari besarnya hingga waktu dalam pemberian potongan harga, termasuk adanya

kerjasama dengan pihak ketiga seperti perbankan.

Page 9: Analisa Bisnis ZARA

Pada saat program diskon berlangsung, jumlah konsumen yang berada di

dalam gerai Zara dibatasi jumlahnya. Hal ini dilakukan agar konsumen tersebut

dapat dengan lelasa memilih produk sama dengan ketika tidak diadakan program

potongan harga. Unsur-unsur yang dilakukan oleh Zara mulai dari produksi

hingga promosi menjadi upaya untuk tampil sedekat mungkin dengan pribadi

konsumennya dan meningkatan loyalitas merek Zara.