Analilis Mulok di SMK AF.doc

37
ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM MUATAN LOKAL (Case Study Muatan Lokal Aswaja SMK Al-Falah Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya) Sebagai Tugas Mata Kuliah Kurikulum Muatan Lokal Dr. DeniKurniawan, M.Pd. Disusun oleh, Omay Komarudin NIS. 1302473 PROGRAM STUDY PENGEMBANGAN KURIKULUM

Transcript of Analilis Mulok di SMK AF.doc

Page 1: Analilis Mulok di SMK AF.doc

ANALISIS KEBUTUHAN

KURIKULUM MUATAN LOKAL

(Case Study Muatan Lokal Aswaja SMK Al-Falah Tanjungjaya Kabupaten

Tasikmalaya)

Sebagai Tugas Mata Kuliah Kurikulum Muatan Lokal

Dr. DeniKurniawan, M.Pd.

Disusun oleh,

Omay Komarudin

NIS. 1302473

PROGRAM STUDY PENGEMBANGAN KURIKULUMSEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITA PENDIDIKAN INDONESIA2013

Page 2: Analilis Mulok di SMK AF.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu fungsi kurikulum adalah pewaris budaya, artinya dengan

adanya lembaga pendidikan / sekolah diharapkan dapat mewarisi hal-hal yang

baik yang tersusun dan terencana dengan sistematis dalam kurikulum sekolah

tersebut.Warisan budaya itu bisa berbentuk adat istiadat, bahasa, materi

keagamaan ataupun keterampilan yang sudah menjadi kebiasaan atau cirri khas

daerah tersebut.

Dalam hal warisan dari para nenek moyang atau leluhurnya, salah

satunya adalah faham Ahlussunah Wal Jama’ah atau aswaja yang mempunyai

ciri khusus yaitu sumber pengambilan ilmu dan sumber-sumber pengambilan

yang haq, baik dalam aqidah, ibadah muamalah, prilaku maupun akhlak di

ambil dari kitabullah dan hadits shohih dari rasul, maka tidak ada dari mereka

yang berkata mendahului kitabullah, dan tiada mengambil petunjuk sebelum

petunjuk Rasulullah ( Al-Qur’an :Terjemahan Depag RI ) Dalam kaitan ini

Aswaja menetapkan al-Qur’an, Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber ajaran Islam

yang menjadi rujukan bagi pemahaman keagamaan.

Aswaja dalam tinjauan historis muncul sebagai golongan netral atas

terjadinya fitnah kubro, juga merupakan kelompok yang tidak memihak salah

satu partai pada masa itu, aswaja lebih berorientasi pada kegiatan ilmiyah dan

moderat. (Hadi : 95 ). Dalam kajiannya aswaja menyeimbangkan antara dalil

naqli dan aqli, Permendiknas: 2006 ), hal ini kemudian menjadi pola dasar yang

memunculkan tiga prinsip aswaja yang kita kenal dengan istilah  al-Tawasuth

(tengah-tengah), al-Tawazun (seimbang), al-I’tidal (tengah-tengah).

http://darussholah.net/?pilih=news&aksi=lihat&id=184

Page 3: Analilis Mulok di SMK AF.doc

Dewasa ini terdapat lembaga pendidikan tertentu yang memasukkan

Aswaja dalam muatan kurikulumnya. Terkait hal tersebut, berdasarkan

penjajakan awal di lapangan pada hari selasa tanggal 6 Desember 2013

ditemukan  SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA KAB. TASIKMALAYA

mencantumkan Aswaja sebagai pelajaran wajib muatan lokal. Secara intern

lembaga, gagasan ini muncul sebagai reaksi atas keberadaan kaum terpelajar di

daerah ini yang tidak mampu menyeimbangkan antara keilmuan yang dimiliki

dengan kenyataan sosial dimana mereka berada. Mereka yang unggul dalam

bidang agama cenderung fanatik dan mengharamkan budaya-budaya

dimasyarakat, disisi lain mereka yang unggul dalam bidang sosial jauh dari nilai-

nilai agama. Masing-masing dari mereka cenderung fanatik pada budaya dan

keyakinan sendiri tanpa mempertimbangkan unsur-unsur budaya lain yang ada

disekitarnya.

Hal tersebut dikhawatirkan menjadi stimulus terjadinya dikotomi budaya

yang berdampak pada perpecahan di tengah masyarakat yang memiliki ragam

budaya majemuk seperti masyarakat di sekitar SMK AL-FALAH

TANJUNGJAYA. Peserta didik di SEKOLAH ini hidup ditengah-tengah

masyarakat muslim di satu sisi dan di sisi lain sebagian masyarakatnya masih

kental dengan budaya-budaya leluhur seperti bersihan, sesaji, megengan dan

lain sebagainya yang dilakukan tiap tahun. Selain itu budaya-budaya keislaman

juga banyak sekali kita temukan di sini seperti halaqoh yasinan, sewelasan,

selasan, ritual rebo wekasan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu perlu adanya lembaga pendidikan (dalam hal ini sebagai

tempat pencetak kader penerus) yang dalam proses pembelajarannya

Page 4: Analilis Mulok di SMK AF.doc

menumbuhkan kepedulian pada diri peserta didik terhadap pertumbuhan sosial

budaya masyarakat dimana mereka hidup. Terkait hal tersebut SMK AL-

FALAH TANJUNGJAYA muncul dengan tujuan mencetak kader yang mampu

hidup dalam masyarakatnya. Salah satu usaha menjawab kegelisahan tersebut

adalah dengan di cantumkannya aswaja dalam muatan lokal mata pelajaran di

SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA. Aswaja merupakan mata pelajaran khusus

bagi satuan pendidikan tertentu, oleh karena itu mata pelajaran ini sangat jarang

kita temukan di lembaga-lembaga pendidikan secara umum. Corak pemikiran

Aswaja yang moderat diharapkan nantinya mengilhami para manusia terdidik

alumni SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA untuk bisa memetakan

permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat dengan moderat pula.

Sehingga misi lembaga ini untuk menciptakan insan kamil yang mencintai dan

mengenal agama, bangsa, masyarakat dan kebudayaan benar-benar terwujud

melalui nilai-nilai ajaran aswaja tersebut.

Dalam pembelajarannya mata pelajaran aswaja menjadi mata pelajaran

wajib bagi siswa SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA kelas X. Selain itu

pembelajaran aswaja menitik beratkan pada kepekaan peserta didik terhadap

persoalan-persoalan budaya masyarakat di sekitarnya. Dari sinilah menarik

untuk di teliti terkait adanya pembelajaran aswaja di SMK AL-FALAH

TANJUNGJAYA yang menjadikan realita sosial sebagai bagian kajiannya.

SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA adalah sekolah yang memiliki visi,

”TERAMPIL DAN BERKARAKTER” dengan tujuan siswa mempunyai

kemampuan, pengetahuan agama dan umum, serta ketrampilan untuk

melanjutkan pengabdian di masyarakat. Aswaja adalah salah satu mata pelajaran

Page 5: Analilis Mulok di SMK AF.doc

yang dalam kajiannya merujuk pada al-Qur’an dan sunah serta memiliki karakter

menjaga konsep lama yang maslahah dan mengadopsi konsep baru yang lebih

maslahah.( Mahfudz: :2003) . Dalam tahap pemahamannya menggunakan cara

logis dan rasional, karena mengaitkan materi dengan pengalaman-pengalaman

siswa dalam kehidupan sehari-hari bukan dengan menggunakan dogmatis dan

doktrin tertentu. Dengan demikian Aswaja  adalah salah satu unsur penting

untuk mewujudkan tujuan pembelajaan di SMK Al-Falah Tanjungjaya tersebut

secara moderat.

Diterapkannya pembelajaran Aswaja ini juga mendukung semangat

pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabad dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Page 6: Analilis Mulok di SMK AF.doc

BAB II

TEORI DAN KONSEP MUATAN LOKAL

1. Konsep Muatan Lokal

Menurut Abdullah (2011: 284) muatan lokal adalah program pendidikan

yang isi, dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,

lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan

siswa wajib mempelajarinya. Selanjutnya Mulyasa (2010: 273) mengatakan

bahwa muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi

dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dalam peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi

kurikulum pada lampiran II menyatakan bahwa muatan lokal merupakan bahan

kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran

tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk

pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.

Dari pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa muatan lokal

adalah suatu program pembelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan

berdasarkan kebutuhan, keunikan sekolah dan daerah sekolah itu berada,

sehingga proses, isi dan bahan yang digunakan sesuia dan metode yang

digunakan juga disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

2. Landasan Pelaksanaan Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kebijakan baru dalam pendidikan berkenaan

dengan kurikulum sekolah. Lahirnya kebijakan tersebut dikarenakan hasil

pikiran manusia yang harus didasarkan pada hukum-hukum tertentu sebagai

landasan dalam pengembangannya. Muatan lokal memiliki landasan dalam

pengembangannya:

1. Landasan Yuridis

Landasan yuridisnya adalah UUD 1945, Pancasila, dan Tap MPR nomor

II/1989 tentang GBHN dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan

nasional dan tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UUSPN

nomor 20 tahun 2003 pasa 3 bab II menyatakan bahwa tujuan pendidikan

Page 7: Analilis Mulok di SMK AF.doc

nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

2. Landasan Hukum

Landasan hukum muatan lokal adalah keputusan Mendikbut Nomor. 0412

tahun 1987, yaitu untuk pendidikan dasar, keputusan direktur pendidikan

dasar dan menengah nomor. 173/C/Kep/M/1987, 7 Oktober 1987 tentang

petunjuk pelaksanaan penerapan muatan lokal, UUSPN nomor 2/1989 pasal

13 ayat 1; pasal 37, 38 ayat 1, dan pasal 39 ayat 1, serta PP, nomor 28/1990

pasal 14 ayat 3 dan 4, pasal 27 dan Permen nomor 81A lampiran ke II tahun

2013.

3. Landasan Teori

Landasan teori muatan lokal adalah sebagai berikut

a. Tingkat kemampuan berpikir peserta didik adalah dari yang konkret ke

abstrak. Oleh karena itu, dalam penyampaian bahan kepada siswa harus

diawali dengan pengenalan hal yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini

berdasarkan teori Ausubel (1969) dan konsep asimilasi Jean Piaget

(1972) yang mengatakan bahwa sesuatu yang baru haruslah dipelajari

berdasarkan apa yang telah dimiliki oleh siswa.

b. Pada dasarnya anak-anak usia sekolah memiliki rasa ingin tahu yang

sangat kuat dan besar akan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan

sekitarnya. Oleh karena itu, mereka selalu gembira bila selalu dilibatkan

secara mental, fisik dan sosial dalam mempelajari seuatu. Mereka akan

gembira bila mempelajari sesuatu tentang lingkungannya yang penuh

dengan sumber belajar.

4. Landasan Demokrafis

Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar dari Sabang

sampai Mereoke dan memiliki beraneka ragam budaya, adat istiadad, bahasa,

norma-norma yang mengatur, agama dan kondisi sosial hingga kondisi alam

yang beraneka ragam. Oleh karena itu perlu upaya pelestarian akan nilai-

nilai yang baik yang telah diwariskan oleh nenek moyang tersebut kepada

Page 8: Analilis Mulok di SMK AF.doc

generasi selanjutnya, agar nilai-nilai tersebut tidak menghilang sehingga

menanggalkan idetitas dari bangsa indonesia itu sendiri. Salah satu metode

untuk melestarikan tersebut salah satunya dengan pendidikan yang

memberikan dan menanamkan kepada siswa akan penting mengetahui dan

mengamalkan nilai-nilai yang ada tersebut baik itu berkaitan dengan

lingkungan alam, sosial, budaya, bahasa, dan sebagainya.

3. Tujuan Penerapan Kurikulum Muatan Lokal

Secara umum tujuan penerapan kurikulum muatan lokal adalah untuk

membekali aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada pesera

didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat

sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung

kelansungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional (Depdiknas:

2006). Selanjutnya lebih khususnya tujuan penerapan kurikulum muatan lokal

bagi peserta didik yaitu:

1. Mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya.

2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai

daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat

sekitarnya.

3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan niali-nilai atau norma-

norma aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan

mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang

pembangunan nasional.

4. Menyadari lingkungan dan masalah-masalah yang ada di masyarakat serta

dapat membantu mencari permasalahannya.

Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa tujuan penerapan kurikulum

muatan lokal bagi peserta didik adalah menjadikan sipeserta didiknya

menjadi kenal, tahu akan lingkungan sekitar baik itu lingkungan alamnya,

sosial dan budaya sehingga peserta didik menjadi akrab dengan hal tersebut.

4. Fungsi Muatan Lokal Dalam Kurikulum Nasional

Secara umum fungsi muatan lokal adalah sebagai berikut:

Page 9: Analilis Mulok di SMK AF.doc

1. Fungsi Penyesuaian

Sekolah merupakan lembaga formal yang berada di lingkungan masyarakat,

dari itu program yang dilaksanakan sekolah semestinya harus disesuaikan

dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat dan daerah di mana sekolah

itu berada. Agar output dari sekolah tersebut bisa berdaya guna di

lingkungan dan daerahnya sendiri.

2. Fungsi Integrasi

Siswa merupakan salah satu komponen pendidikan dan juga merupakan

salah satu bagin dari populasi masyarakat. Karena itu, program muatan lokal

harus bisa mendidik sikap dan pribadi siswa agar dapat memberikan

sumbangsih kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya atau befungsi

untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi siswa dengan lingkungan

dan masyarakatnya daerahnya.

3. Fungsi Perbedaan

Setiap siswa memiliki perbedaan, tidak ada diantara seluruh siswa itu sama

baik dalam tingkat kecerdasan, gaya belajar, perkembangan dan sebagainya.

Pengakuan atas perbedaan tersebut memberikan indikasi kepada siswa untuk

diperbolehkannya setiap siswa untuk memilih apa yang sesuai dengan minat,

bakat dan kemampuannya. Muatan lokal adalah suatu program pendidikan

yang bersifat luwes, yaitu program pendidikan yang pengembangannya

disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan kebutuhan siswa,

lingkungan dan daerahnya.

5. Ruang Lingkup Pengembangan Muatan Lokal

Berdasarkan Permen nomor 81A tahun 2013 lampiran II tentang

pedoman pengembangan muatan lokal menyatan bahwa ruang lingkup

pengembangan muatan lokal sebagai berikut:

1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah

Keaadan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang

pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial

ekonomi dan lingkungan sosial kebudayaan. Sedangkan yang dimaksud

dengan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh

masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan

Page 10: Analilis Mulok di SMK AF.doc

peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan

arah perkembangan daerah dan potensi daerah yang bersangkutan. kebutah-

kebutuhan tersebut antara lain seperti:

a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah

b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai

dengan keadaan perekonomian daerah tersebut.

c. Meningkatkan penguasaan bahasa Ingris untuk keperluan siswa dan

untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti pengembangan

potensi parawisata.

d. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal

Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerh, bahasa Ingris,

kesenian daerah, keterampilan, dan kerajinan daerah, adat istiadat dan

pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal

yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang

bersangkutan.

Page 11: Analilis Mulok di SMK AF.doc

BAB III

A.Profil SMK Al-Falah Tanjungjaya

IDENTITAS SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA

2. Alamat Sekolah : Jl. K.H Ahmad Faqih Kebonkalapa Cibalanarik

TanjungjayaKabupaten Tasikmalaya Jawa Barat 46184

Telp. 0265 - 549 380

3. Didirikan / Dibuka : 2008

4. Surat Izin Pendirian Sekolah : 421.5 / 0177 / Disdik / 2008

5. Nomor Statistik Sekolah : 40 2 02 12 16 036

6. Kepemilikan Tanah : Yayasan

a. Status Tanah : Wakaf

b. Luas Tanah : 6,245 m2

7. Status Bangunan : Milik Yayasan

8. Kepala Sekolah

a. Nama : AsepImanRuyani,S.Ag

b. NIP : -

c. Tempat tanggal lahir : Tasikmalaya, 4 April 1974

d. Status : Kepala Sekolah Yayasan

e. Pendidikan Terakhir/Tahun S1 / 1998

f. Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam ( PAI )

g. Surat Keputusan : 07/YAF/Kd.01/VII/2012

BADAN PENYELENGGARA

1. Nama Yayasan / Penyelenggara : Yayasan Al-Falah Kebonkalapa

2. Alamat Yayasan / Lembaga : Komplek Pesantren Al-Falah Kp. Kebonkalapa

RT 03 RW 01 Desa Cibalanarik

Kecamatan Tanjungjaya

Kabupaten Tasikmalaya

Kode POS 46184

Telp. (0265) 549 380, 543 368

3. Susunan Pengurus

Ketua : KH. Engkon Furkon

Sekretaris : Asep Imam Ruyani, S.Ag

Page 12: Analilis Mulok di SMK AF.doc

Bendahara : Tomi Bustomi, S.Pd

4. Akta Notaris : No. 163 tanggal 31 Maret 1999

Kondisi Siswa

NO Tahun

PembelajaranPendaftar Diterima

Jumlah Siswa

SeluruhnyaKeterangan

1

2

3

2010/2011

2011/2012

2012/2013

100

102

104

100

102

104

100

102

104

-

-

-

Jumlah 306 306 306

Potensi lingkungan yang diharapkan mendukung program Sekolah

1. Disiplin dan kerjasama seluruh unsur sekolah dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik

kepada siswa

2. Tersedianya sarana dan prasarana yang optimal

3.Jalinan kerjasama yang sinergis, dinamis dan harmonis antara lingkungan Sekolah dengan

lingkungan masyarakat sekitar

4. Team work yang cerdas dan pemberdayaan seluruh personal Sekolah

Visi, Misi, Tujuan Sekolah

1. Visi Sekolah

Page 13: Analilis Mulok di SMK AF.doc

”Menjadi SMK yang Unggul se-Kabupaten Tasikmalaya sesuai bidang keahlianya

disertai penguasaan bahasa asing yang didasari ahklak mulia sehingga dapat

diterima didunia kerja dan dapat berwirausaha pada tahun 2014”

2. Misi SMK Al-Falah Tanjungjaya

a) Membuat kurikulum yang up to date – sesuai dengan perkembangan jaman sehingga dapat

mengantisipasi permasalahan yang timbul disekelilingnya;

b) Menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan menyenangkan;

c) Menghasilkantamatan yang memilikikekuatanaqidahdanibadah yang benar yang

dibuktikandenganprilakusholehdalamkehidupansehari-hari;

d) Menghasilkantamatanberkompetensitinggisesuaikeahlianya, mampubersaing di

pasartenagakerjanasionaldaninternasional;

e) Mengkondisikan tenaga pendidik dan kependidikan yang professional, ikhlas dan amanah;

f) Membudayakan karakter wirausaha yang dapat menangkap peluang usaha,berani

mengambil resiko,jujur dan inovatif;

g) Menguasai salah satu keterampilan bahasa asing( BahasaArab dan Inggris ) baik standar

conversation maupun TOEIC /TOEFL

h) Menyalurkanbakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler

i) Menyediakan fasilitas pembelajaran yang sesuaidenganstandarsaranaprasarana

j) Meng-anggarkan pembiayaanoperasionalsekolahsesuaidenganstadar yang dibutuhkan

k) Mengupayakan pengelolaan / manajemen yang bersih,kreatif dan inovatif

l) Membuatsistempenilaian yang akuntabel,transparan dan objektif

m) Menyelenggarakanpendidikan dan pelatihandibidangteknologibagimasyarakat.

n) Memupuk Rasa UkhuwahdanKebersamaan

Tujuan Sekolah

SMK Al Falah bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai Bidang Informatika atau

sesuai dengan kompetensi keahliannya yang dilandasi keimanan dan ketakwaan yang kuat,

sehingga dapat terserap di dunia usaha,industri atau instansi dan dapat berwirausaha serta

mampu mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya, dan alam

sekitar dengan prilaku akhlakul karimah.

Tata Nilai

Tata nilaisebagainormaprilakukerja SMK Al Falahadalah:

1. Belajardanmengajarmerupakanamalshalih

2. Bekerjaberdasarkanprinsip professional tinggi

Page 14: Analilis Mulok di SMK AF.doc

3. Melakukanperbaikanmutusecaraberkelanjutan

4. Berusahameningkatkankinerja

5. Menumbuhkansikapkreatif, inovatif, dankompetitif

6. Mengutamakankerjasamadalammembangundanmemelihara system.

Target

SMK Al Falahmenetapkan target hasilpembelajaran;

1. Mulaitahun lulus pertama,keduadanketigalulusan SMK Al Falahdapatditerimabekerja

minimal 20%,30 dan 40% darijumlahsiswakeseluruhan.

2. Padatigatahunpertama, diraihnyaprestasiakademikdan non akademikoleh para

siswapada event kompetisitingkat local dan regional.

3. Terwujudnyakehidupansiswa yang religius di lingkungansekolah yang

ditandaidenganprilakushalih, adab, ikhlas, ukhuwah, sederhana, kreatif, danmandiri.

4. kelas II dankelas III, semuasiswadapatberbicaradenganlancarbahasaInggrisdan Arab di

lingkungansekolah, dalampercakapansehari-hari, diskusi, danpidato.

Target Spesifik

1. BidangPerilakuSholeh

Siswadiharapkandapat :

1. Hapal Al-Qur’an satujuz

2. Melaksanakanibadahsholatberjama’ah, membaca al-qur’andenganbenar

3. MelaksanakansholatdluhadanTahajjud

4. Dapatmempraktekkanibadahpraktissesuaidenganbukupanduanpraktekibadah

5. MempunyaiperilakuIkhlas, tawadlu, tasammuh, sabar,hanifdansemangatruhul jihad yang

tinggi.

6. Hormatpada orang tua, temandan guru

2. KeterampilanBahasaAsing

- Menguasaipercakapansehari-haribaikuntukbidangpekerjaanmaupunpergaulanantarteman

- Menguasaibahasainggrisstandarinternasionalterutama TOEIC ataupun TOEFL.

3.KeterampilanKomputer

- Menguasaidasar computer office ( word, excel, acces, power point )

- Menguasai computer aplikasipercetakan

- Menguasaiperbaikankomponen computer

- MenguasaiStandarkompetensidanKompetensiDasar yang ditetapkankurikulum SMK

- Menguasaikompetensi yang ditetapkanduniausahadandunia industry seperti CISCO,

Microsoft dll.

4.BidangPekerjaan

Page 15: Analilis Mulok di SMK AF.doc

- Padatahunpertama,keduadanketigasiswa SMK Al-Falahditerimasebanyak 10 %,20 dan 30%

terserap di instansidanduniausaha.

5. BIdangWirausaha

- Terciptanyalulusan SMK Al-Falah yang dapatmembukalapanganusahapadatahunpertama,

keduadanketigaadalah 5%, 10% dan 15 %

- Semua siswa menguasai dasar-dasar kewirausahaan dan bermental wirausaha

BAB IV

PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SMK AL-FALAH TANJUNGJAYA

KABUPATEN TASIKMALAYA

Page 16: Analilis Mulok di SMK AF.doc

A. Latar Belakang Pengembangan Muatan Lokal Aswaja Di SMK Al-Falah

Tanjungjaya

Pengembangan muatan lokal merupakan kegiatan kurikulum yang

dikembangkan sesuai dengan ciri khas sekolah dan potensi daerah. Maka SMK

Al-Falah TANJUNGJAYA sebagaimana dipaparkan pada latar belakang

memiih Aswaja ( Ahli Sunnah Wal Jama’ah ) karena adanya keinginan dari guru

khususnya dari lembaga Ma’arif pusat untuk membekali siswa denagn suatu faham

yang moderat, supaya siswa menyikapi permasalahan-permasalhan yang timbul di

masyarakat secara bijak dan tidak begitu saja menyalahkan dan menghukumi ataupun

membenarkan suatu ajaran yang sangat komplek di masyarakat. Selain itu siswa

mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul di masyarakat yang disebabkan oleh

banyaknya kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat yang belum memiliki dasar hukum

dalam syari’ah sehingga masih diperdebatkan oleh masing-masing individu.

Ahlussunah wal Jama’ah adalah suatu faham yang sangat menghargai

persatuan umat serta menghilangkan pertikaian. Ajaran Aswaja sangat seimbang, tidak

ekstrim, lembut, dan tidak kasar sehingga lebih bersifat fleksibel. Sesuai dengan firman

Allah dalam surah Ali-‘Imron ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:[2]

ال� ا و� يع���� م ه ج� ل الل���� ب���� م�وا بح� و�اع�ت�ص���

ذ� ه ع�ل�ي�ك�م� إ وا نع�م�ت� الل��� ر� اذ�ك��� وا و� ق� ر� ت�ف�

وبك�م� ل����� أ�ل�ف� ب�ي�ن� ق� د�اء� ف����� ك�ن�ت�م� أ�ع�����

ك�ن�ت�م� ع�ل�ى ا و� ان��� و� ه إخ� ت�� ت�م� بنع�م� ب�ح� ص���أ� ف�

ا ن�ه��� ذ�ك�م� م أ�ن�ق��� ار ف� ة7 من� الن��� ر� ف��� ا ح� ف� ش�

Page 17: Analilis Mulok di SMK AF.doc

ه ل�ع�ل�ك�م� ه� ل�ك�م� آي�ات���� ذ�لك� ي�ب�ي=ن� الل����� ك�����

ت�د�ون� ت�ه�

Artinya:“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)

bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat

Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Ayat tersebut sesuai dengan semangat yang ada dalam ajaran Aswaja yang

menempatkan agama Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin yang tidak

menginginkan perpecahan diantara umat. Mata pelajaran Aswaja sanagt penting

karena metode berfikir Ahlussunah wal Jama’ah dalam memetakan masalah selalu

mengedepankan sikap moderat sesuai dengan kondisi masyarakat kita yang majemuk.

Konsep ini selaras dengan idiologi kebangsaan Indonesia yang mana budaya

masyarakatnya yang beragam ras, suku, dan adat istiadat dituntut menjunjung

persatuan dan kesatuan demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saling

menghargai antara satu dengan lainnya tanpa harus mempermasalahkan perbedaan

sesuai dengan amanat Bhineka Tunggal Ika.

Diterapkannya pembelajaran Aswaja ini juga mendukung semangat pendidikan

nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia yang menyebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabad dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Page 18: Analilis Mulok di SMK AF.doc

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Latar Belakang Mata Pelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjaya

No Latar Belakang pendidikan Aswaja

Pendidikan Nasional Tujuan

1 Suatu keharusan dari

Lembaga Pendidikan

Ma’arif pusat

( Lembaga Yang

bergerak di bidang

pendidikan dibwah

organisasi NU )

Menyelenggarakan satu

sistem pendidkan Nasional,

yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan

serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa

Di masyarakat siswa

Ma’arif dapat

menerapkan ajaran-

ajaran aswaja yang

dalam fahamnya

langsung merujuk pada

al-Qur’an dan Hadits

2 Banyaknya

kebiasaan-kebiasaan

atau adat istiadat di

masyaakat yang

membutuhkan dasar

hukum

Mencetak kader bangsa

yang demokratis serta

menjunjung tinggi

kesatuan bangsa meskipun

berbeda-beda suku dan

adat istiadat

Siswa dapat

menyelesaikkan

masalah yang timbul di

masyarakat akibat dari

perbedaaan pendapat

dan cara pandang

dengan membekali

siswa dengan pesan-

pesan ibadah melalui

ajaran-ajaran Aswaja

3 Menurunnya

kepedulian kaum

Meningkatnya sumber

Daya Manusia yang peduli

Menciptakan Sumber

Daya Manusia yang

Page 19: Analilis Mulok di SMK AF.doc

terpelajar terhadap

kebudayaan

keagamaan

terhadap masyarakat beriman kepada Allha

berpotensi dan peduli

terhadap lingkungan

mencintai persatuan

dan kesatuan

B. Analisis Tentang Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Aswaja di SMK AL-Falah

Tanjungjaya

Proses pembelajaran Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungja, materi kajiaanya

terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu bidang aqidah/tauhih, syariah/fiqh, dan

tasawuf/akhlak, yang mana ketiganya bersifat fleksibel yang dalam kajiannya

memandang perbedaan dan perdebatan yang berkembang di masyarakat sekitar

seperti halaqoh keislaman dan budaya-budaya leluhur sebagai suatu hal yang harus

disikapi secara bijak. Materi-materi tersebut sesuai dengan teori yang yang

mengatakan bahwa Aswaja dikonotasikan sebagai ajaran dalam Islam yang berkaitan

dengan konsep Akidah, Syariah, dan Tasawuf dengan corak moderat.

Dari materi Aqidah tersebut dapat dilihat bahwa konsep tauhid seperti ke-

Maha Esaan Allah harus dipercayai secara naqliyah tanpa harus diperdebatkan

kebenarannya karena hal tersebut merupakan kebenaran mutlaq dalam Islam. Tetapi

dalam materi tersebut juga tergambar jelas bagaiman Aswaja di SMK Al-Falah

Tanjungjayamenempatkan kemampuan akal manusia dalam menganalisa

permasalahan sehingga ruh ajaran Islam seperti tauhid pun mampu membumi dan

dapat diamalkan sesuai kemaslahatan.

Page 20: Analilis Mulok di SMK AF.doc

Dari data dan teori tersebut dapat dianalisa bahwa mata pelajaran Aswaja

dalam bidang Aqidah di SMK Al-Falah Tanjungjaya menyeimbangkan antara akal, ilmu,

dan filsafat serta logika sebagai sarana pembantu untuk memahami nash

(keseimbangan antara dalil naqli dan aqli) sehingga tidak mudah terjerumus pada sikap

ekstrim. Sehingga secara garis besar materi Aswaja yang diajarkan di SMK Al-Falah

Tanjungjayatelah sesuai dengan ciri instrintik ajaran Aswaja sebagai identitas yaitu

keseimbangan pada dalil naqliyah dan aqliyah.

Dalam bidang Syariah materi pelajaran Aswaja SMK Al-Falah Tanjungjaya lebih

condong pada fiqih Syafi’iyah, tentunya ini sesuai dengan idiologi Ahlussunah wal

Jama’ah yang dalam pengambilan hukum syar’i menggali dalil dari al-Qur’an dan al-

Hadits dengan mengikuti salah satu dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan

Hambali).[9] Dengan hanya mengikuti salah satu dari empat madzhab tersebut bukan

berarti menilai suatu ajaran tertentu dengan penilaian sepihak ataupun tidak

mengakui ajaran madzhab yang lain akan tetapi supaya tidak tercampur antara satu

ajaran dengan ajaran lain dari keempat madzhab tersebut. Sedangkan dalam bidang

tasawuf mengadakan bimbingan jiwa dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah

dengan kegiatan-kegiatan seperti pembersihan hati dan kegiatan keagamaan seperti

yasinan dan kegiatan dzikir lainnya serta berhias diri dengan akhlakul karimah secara

nyata dengan menghilamgkan rasa benci dalam hati sehingga yang tinggal hanyalah

perasaan senang dan gembira mensyukuri atas karunia yang telah diberikan Allah SWT

agar kwalitas ibadah dan keislaman seseorang benar-benar sempurna. Hal ini

membuktikan bahwa materi pembelajaran mata pelajaran Ahlussunah wal Jama’ah di

Madrasah Aliyah Ma’a rif 07 Kasihan semuanya bersifat moderat.

Page 21: Analilis Mulok di SMK AF.doc

Dari segi evaluasi pembelajaran di SMK Al-Falah Tanjungjayaguru mata

pelajaran aswaja menggunakan Ujian Akhir Semester, Ujian Tengah semester,

ditambah dengan ulangan harian. Secara teori evaluasi pembelajaran harus mencakup

pada pengukuran ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik

(prilaku)[10]. Disini penulis menganalisa bahwa evaluasi pembelajaran mata pelajaran

Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjayalebih mengedepankan pada pengukuran aspek

kognitif dan afektif peserta didik yang terbatas pada pengukuran kompetensi secara

tertulis saja sedangkan pada pengamatan pada perubahan prilaku (psikomotorik)

secara nyata masih belum begitu tersentuh.

Metode yang di gunakan guru mata pelajaran Ahlussunah wal Jama’ah di SMK

Al-Falah Tanjungjayaadalah ceramah sebagai pengantar materi yang akan diajarkan

kemudian setelah itu ditambah diskusi yang digunakan sebagai penguat pemahaman

individu peserta didik terhadap materi dan juga dengan strategi keteladanan terhadap

tokoh-tokoh Islam. Dalam proses pembelajaran metode mempunyai fungsi sebagai

pengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk

mencapai tujuan secara cepat.[11] Disini penulis menganalisa bahwa metode

pembelajaran mata pelajaran Aswaja di Madarasah Aliyah Ma’arif mengarah pada

bagaimana individu peserta didik mampu memahami materi pembelajaran Ahlussunah

wal Jama’ah serta mempraktekkan dalam kehidupan secara nyata.

C. Analisis Tentang Kompetensi Pembelajaran Mata Pelajaran Aswaja Terhadap Siswa

SMK Al-Falah Tanjungjaya

Pembelajaran merupakan proses menuju hasil akhir pencapaian kompetensi.

Kompetensi merupakan kemampuan siswa secara utuh yang merefleksikan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik mata pelajaran. Kompetensi

Page 22: Analilis Mulok di SMK AF.doc

harus mengandung rumusan mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan di

dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan

pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar terhadap siswa. Yang

menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan

siswa mata pelajaran. Kebutuhan siswa dapat dilihat dalam kontek sosial dimana

mereka hidup sehingga dapat dipetakan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan

serta diapresiasikan.

Untuk mengetahui kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran Aswaja

di SMK Al-Falah Tanjungjaya terlebih dahulu tentunya penulis identifikasi pola budaya

masyarakat dimana siswa hidup. Masyarakat di lingkungan SMK Al-Falah

Tanjungjayamerupakan masyaratat yang masih kental dengan budaya-budaya leluhur

seperti bersihan, sesaji, megengan dan lain sebagainya yang dilakukan tiap tahun.

Selain itu budaya-budaya keislaman juga banyak sekali kita temukan di sini seperti

halaqoh yasinan, sewelasan, selasan, ritual rebo wekasan dan lain sebagainya. Dari

sekian banyak masyarakat yang hidup ditengah-tengah budaya tersebut sebagian dari

mereka ada yang menganggap budaya-budaya tersebut tabu untuk dicermati secara

mendalam, sebagian lagi meyakini budaya tersebut bagian dari ajaran Islam yang harus

dipertahankan keberaadaanya tanpa harus mencari akar dan dalil kebenarannya, dan

ada juga yang menganggap itu sebagai budaya bid’ah yang harus dihilangkan karena

menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Keadaan seperti ini akan menimbulkan

kebingungan masyarakat sehingga akan muncul anggapan-anggapan tentang benar-

salah pada kelompok tertentu yang nantinya bisa mengakibatkan perpecahan.

Aswaja sebagai manhaj al-fikr menetapkan al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas

sebagai sumber ajaran Islam bagi pemahaman keagamaan yang berkembang di

Page 23: Analilis Mulok di SMK AF.doc

masyarakat sosial dengan sikap moderat. Hal ini membuat para guru SMK Al_falah

Tanjungjaya tertarik untuk mengajarkan Ahlussunah wal Jama’ah kepada siswa supaya

memiliki pemikiran yang moderat sehingga siswa seimbang tidak membenarkan dan

menyalahkan suatu paham secara liar tanpa landasan hukum yang jelas. Selain itu juga

supaya siswa mampu memadukan dan melestarikan ajaran Islam dengan realita

budaya masyarakat dimana mereka hidup. Pola tujuan pembelajaran mata pelajaran

Aswaja di SMK Al-Falah Tanjungjaya tercermin pada prinsip ajaran Aswaja yaitu prinsip

tawasuth (moderat yaitu sikap tengah-tengah tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim

kanan), al-Tawazun (seimbang dalam segala hal termasuk dalam penggunaan dalil ‘Aqli

dan dalil Naqli), al-Tasamuh (Toleran, yaitu sikap toleran terhadap perbedaan

pandangan, terutama dalam masalah-masalah yang bersifat furu’iyah”,[15] di tambah

prinsip keadilan dan demokrasi.

Dengan begitu penulis dapat menganalisis bahwa guru SMK Al-Falah

Tanjungjaya menginginkan anak didiknya menguasai ketiga prinsip pokok Aswaja

ditambah dengan prinsip Keadilan dan Demokrasi sebagai bekal untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang ada di masyarakat secara bijak. Menurut hemat penulis makna

demokrasi dan keadilan yang dimunculkan dalam tujuan kemampuan pembelajaran

mata pelajaran ahlussunah wal Jama’ah di SMK Al-Falah Tanjungjaya merupakan

penjelas dari prinsip Tasamuh yaitu sikap toleran terhadap perbedaan pandangan

dengan tidak menempatkan suatu pandangan tertentu pada sudut pandang yang

sangat subyektif sehingga tercipta persaudaraan yang Islami (Ukhuwah Islamiyah).

Dengan pola tujuan kemampuan pembelajarn tersebut siswa yang dulunya

menganggap budaya keislaman yang berkembang di masyarakat sekitar seperti

yasinan, tahlilan dan lain sebagainya mereka anggap tabu dan ketinggalan zaman,

Page 24: Analilis Mulok di SMK AF.doc

dengan memahami ahlussunah wal Jama’ah siswa menjadi tertarik untuk mengikuti

budaya-budaya tersebut. Dan juga siswa mampu menggali akar kelahiran kegiatan-

kegiatan keagaman dan adat istiadat tersebut sehingga anggapan-anggapan tentang

benar-salah yang memunculkan berdebatan yang tidak jelas dapat dihindari.

Menurut hemat penulis arah kemampuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran Ahlussunah wal Jama’ah di SMK Al-Falah Tanjungjaya Kasihan meliputi

pemahaman materi pembelajaran yang mencakup bidang keagaman dan sosial untuk

selanjutnya dapat dipraktekkan di masyarakat. Disini jelas bahwa kompetensi yang

ingin dicapai meliputi kemampuan pemahanan ajaran-ajaran Ahlussunah wal Jama’ah

secara teoritis serta kemampuan penerapan ajaran-ajaran Ahlussunah wal Jama’ah

secara praktis. Pembelajaran Aswaja membekali siswa untuk menyempurnakan iman,

takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan hidup dalam

memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Asy-Sifa’), 93.

Page 25: Analilis Mulok di SMK AF.doc

Muhammad Abdul Hadi al-Misri, Manhaj dan Aqidah Ahlli Sunah wal Jama’ah menurut pemahaman Ulamak Salaf (Jakarta: gema Insani Press, 1994), 95.

Departemen Pendidkan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,

(Jakarta: Depdiknas, 2006), 1.Idi, Abdullah, 2011, Pengembangan Kurikulum Teori

dan Praktik, Jakarta: AR-Ruzz Media

Mulyasa E, 2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Rosda Karya

Permen nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran II

Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 423.5/Kep 674-Disdik/2006 Tentang Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Serta Panduanpenyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 tahun 2003 Tentang Pemeliharaan

Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah,