Anak Dengan Gangguan Perilaku Menunjukkan Perilaku Yang Tidak Sesuai Dengan Permintaan

5
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat. Ini yang menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas merupakan salah satu gangguan perilaku pada anak. Gangguan defisit- atensi/hiperaktivitas (ADHD) ditandai oleh rentangnya perhatian yang buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan impulsivitas atau keduanya yang tidak sesuai dengan usia. Untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan harus ada sekurannya 6 bulan, gangguan dalam fungsi akademik atau sosial, dan terjadi sebelum usia 7 tahun. Menurut diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM IV), diagnosis dibuat dengan menegakkan sejumlah gejala dalam bidang inatensi atau bidang hiperaktivitas – impulsivitas atau keduanya. Jadi, seorang anak mungkin memenuhi persyaratan untuk gangguan dengan gejala inatensi satu atau dengan gejala hiperaktivitas dan impulsivitas tetapi bukan untuk inatensi. Beberapa menunjukkan gejala multipel di sepanjang kedua dimensi. Dengan demikian, DSM IV menuliskan tiga subtipe gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas: tipe predominan inatensif, tipe prodominan hiperaktif-impulsif, dan tiga kombinasi. 2,3 Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas telah ditemukan dalam literatur selama bertahun-tahun dengan berbagai istilah. Pada awal tahun 1900-an; anak yang impulsif, terdisinhibisi, dan hiperaktivitas banyak yang diantaranya memiliki cedera neurologis yang disebabkan oleh ensefalitis – dikelompokkan di bawah label “sondroma hiperaktif”. Di tahun 1960-an suatu

description

ah

Transcript of Anak Dengan Gangguan Perilaku Menunjukkan Perilaku Yang Tidak Sesuai Dengan Permintaan

Page 1: Anak Dengan Gangguan Perilaku Menunjukkan Perilaku Yang Tidak Sesuai Dengan Permintaan

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan

permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat. Ini yang menimbulkan kesukaran

dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas merupakan salah satu

gangguan perilaku pada anak. Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas (ADHD) ditandai oleh

rentangnya perhatian yang buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri

hiperaktivitas dan impulsivitas atau keduanya yang tidak sesuai dengan usia. Untuk

memenuhi kriteria diagnostik gangguan harus ada sekurannya 6 bulan, gangguan dalam

fungsi akademik atau sosial, dan terjadi sebelum usia 7 tahun. Menurut diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM IV), diagnosis dibuat dengan

menegakkan sejumlah gejala dalam bidang inatensi atau bidang hiperaktivitas – impulsivitas

atau keduanya. Jadi, seorang anak mungkin memenuhi persyaratan untuk gangguan dengan

gejala inatensi satu atau dengan gejala hiperaktivitas dan impulsivitas tetapi bukan untuk

inatensi. Beberapa menunjukkan gejala multipel di sepanjang kedua dimensi. Dengan

demikian, DSM IV menuliskan tiga subtipe gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas: tipe

predominan inatensif, tipe prodominan hiperaktif-impulsif, dan tiga kombinasi. 2,3

Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas telah ditemukan dalam literatur selama

bertahun-tahun dengan berbagai istilah. Pada awal tahun 1900-an; anak yang impulsif,

terdisinhibisi, dan hiperaktivitas banyak yang diantaranya memiliki cedera neurologis yang

disebabkan oleh ensefalitis – dikelompokkan di bawah label “sondroma hiperaktif”. Di tahun

1960-an suatu kelompok heterogen anak-anak dengan koordinasi buruk, ketidak mampuan

belajar, dan labialitas emosional tetapi tanpa cedera neurologis spesifik digambarkan sebagai

menderita cedera otak minimal. Sejak saat itu hipotesis lain telah diajukan untuk menjelaskan

asal gangguan, seperti kondisi dengan dasar genetik yang mencerminkan tingkat kesadaran

yang abnormal dan kemampuan yang buruk untuk memodulasi emosi. Teori tersebut pada

awalnya didukung oleh pengamatan bahwa medikasi stimulan membantu menghasilkan

atensi yang bertahan dan memperbaiki kemampuan anak untuk memusatkan perhatian pada

tugas yang diberikan. Sekarang ini, tidak ada faktor tunggal yang dianggap menyebabkan

gangguan, walaupun banyak variabel lingkungan dapat menyebabkannya dan banyak

gambaran klinis yang dapat diramalkan adalah berhubungan dengannya. 2

Laporan tentang insidensi ADHD di Amerika Serikat adalah bervariasi dari 2 sampai

20% anak-anak SD. Angka yang lama adalah kira-kira 3-5 % anak-anak SD prapubertas. Di

Inggris insidensi dilaporkan lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat, kurang dari 1%.

Anak laki-laki memiliki insidensi yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, dengan

rasio 3:1 sampai 5:1. Gangguan paling sering ditemukan pada anak laki-laki yang pertama.

Page 2: Anak Dengan Gangguan Perilaku Menunjukkan Perilaku Yang Tidak Sesuai Dengan Permintaan

Orang tua dari anak-anak dengan ADHD menunjukkan peningkatan insidensi hiperkinetis,

sosiopati, gangguan penggunaan alkohol, dan gangguan konversi. Walaupun onset biasanya

pada usia 3 tahun, diagnosis biasanya tidak dibuat sampai anak dalam SD dan situasi belajar

yang terstruktur mengharuskan pola perilaku yang terstruktur, termasuk rentang perhatian

dan konsentrasi yang sesuai dengan perkembangannya. 2

a. Etiologi’ Faktor neurokimiawi

Banyak neurotransmiter telah dihubungkan dengan gejala defisit-atensi dan

hiperaktivitas. Sebagian, temuan adalah berasal dari pemakaian banyak medikasi yang

menimbulkan efek positif pada gangguan. Obat yang paling banyak diteliti dalam terapi

gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, stimulan, mempengaruhi dopamin maupun

norepinerfin, yang menghasilkan hipotesis neurotransmiter yang menyatakan kemungkinan

disfungsi pada sistem adrenergik dan dopaminergik.

Stimulan meningkatkan katekolamin dengan mempermudah pelepasannya dan dengan

menghambat ambilannya. Stimulan dan beberapa obat trisiklik, sebagai contoh, desipramine

(Norpramine) menurunkan 3–methoxy-4-hidroxyphenilglycol (MHPG) urin; yang

merupakan metabolik dari noepinerfin, Clonidine (Catapres), suatu agonis norepinerfin,

adalah berguna dalam mengobati hiperaktivitas. Obat lain yang menurunkan hiperaktivias

adalah obat trisiklik dan inhibitor monoamin oksidase (MAOI). Secara keseluruhan, tidak ada

bukti-bukti yang jelas yang melibatkan satu neurotransmiter tunggal dalam perkambangan

gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, tetapi banyak neurotransmiter mungkin terlibat dalam

proses.

a. Struktur anatomi

Pemeriksaan CT-Scan kepala pada anak dengan ADHD tidak menunjukkan temuan

yang bermakna, penelitian dengan menggunakan Positron Emission Tomography (PET)

menemukan penurunan aliran darah serebral dan kecepatan metabolisme di daerah lobus

frontralis pada anak dengan ADHD dibandingkan dengan kontrol.2

Pemeriksaan brain imaging yang dilakukan pada anak dengan ADHD, didapatkan

pengecilan volume otak yang bermakna pada korteks prefrontal dorsolateral, kaudatus,

palidum, korpus kalosumdan serebelum.3 Rapport dkk dari National Institute of Mental

Health melakukan penelitian pada anak dengan ADHD menggunakan MRI (Magnetic

Resonance Imaging), menyatakan adanya pengecilan lobus perifrontal kanan, nucleus

kaudatus kanan, globus palidus kanan, serta vermis (bagian dari serebelum) jika

dibandingkan dengan anak tanpa ADHD. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu fungsi

bagian – bagian otak di atas adalah meregulasi fungsi perhatian seseorang. Lobus prefrontal

Page 3: Anak Dengan Gangguan Perilaku Menunjukkan Perilaku Yang Tidak Sesuai Dengan Permintaan

dikenal sebagai bagian otak yang terlibat dalam proses editing perliaku, mengurangi

distraktibilitas, membantu kesadaran diri dan waktu seseorang, sedangkan nukleus kaudatus

dan globus palidus berperan dalam menghambat respons otomatik yang datang pada bagian

otak, sehingga koordinasi rangsangan tersebut tetap optimal. Fungsi serebelum adalah

mengatur keseimbangan. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui penyebab dari pengecilan lobus atau bagian otak tersebut.2\

Otak manusia normalnya menjalani kecepatan pertumbuhan utama pada beberapa usia:

3 sampai 10 bulan, 2 sampai 4 tahun, 6 sampai 8 tahun, 10 sampai 12 tahun dan 14 sampai 16

tahun. Beberapa anak mengalami maturasi pertumbuhan secara berurutan dan menunjukkan

gejala ADHD yang tampaknya sementara. Pada beberapa kasus temuan EEG menjadi normal

dengan berjalannya waktu.2