Gangguan Perilaku & Kecerdasan Pada Anak (Jojor Pres Untan)

32
BEBERAPA JENIS GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH PERILAKU PADA ANAK & REMAJA dr. Jojor Putrini S, SpKJ Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura

description

g

Transcript of Gangguan Perilaku & Kecerdasan Pada Anak (Jojor Pres Untan)

  • BEBERAPA JENIS GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH PERILAKU PADA ANAK & REMAJAdr. Jojor Putrini S, SpKJ

    Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura

  • GANGGUAN BERHUBUNGAN DENGAN ZATPenggunaan alkohol, amphetamin (atau zat mirip amphetamin), kafein, kanabis, kokain, halusinogen, inhalan, nikotin, opioid, phencyclidin, sedatif, hipnotik atau ansiolitik.Beberapa kondisi yang mungkin ada :Intoksikasi akutPenggunaan yang merugikan.Sindrom ketergantungan (kini abstinen, ketergantungan aktif), penggunaan episodik,dsb.Keadaan putus zat.Sering pada anak remaja, namun bisa pada anak-anak.

  • GANGGUAN PERILAKU MENENTANGPrinsipnya : dengan sengaja melakukan hal yang berlawanan terhadap apa yang diinginkan orang dewasa sekitarnya untuk dilakukan.

    Hilang kendali dalam kemarahan, berdebat dengan orang tua/dewasa lainnya, menolak untuk patuh, sengaja mengganggu orang lain, dengki dan balas dendam.

    Gangguan ini dapat/sering disertai dengan gangguan penggunaan zat.

    Biasanya dimulai pada umur 8 tahun, lebih sering pada anak laki-laki, dapat bertahan sampai remaja, bahkan dewasa.

  • GANGGUAN KONDUKSI (GG.TINGKAH LAKU)Prinsipnya : Pola perilaku berulang, menetap, dimana hak dasar orang lain atau norma sosial yang sesuai dengan usianya sengaja dilanggar.

    Berbohong, perkelahian fisik, penggunaan senjata, kejam secara fisik kepada orang lain, binatang, mencuri, menjambret, merampok, memeras, memaksa orang lain utk melakukan aktivitas seksual, sengaja menimbulkan kebakaran & menghancurkan barang milik orang lain, melakukan pemalsuan, melarikan diri berulang-ulang, membolos sekolah, dll.

    Gangguan ini dapat/sering disertai dengan gangguan penggunaan zat.

    Sering ditemukan pada anak remaja, lebih sering pada anak laki-laki.

    Biasanya terjadi pada orang tua dengan riwayat perilaku antisosial dan dan orang tua dengan ketergantungan alkohol/zat lainnya.

  • GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN &/HIPERAKTIVITASPrinsipnya : memiliki kesulitan untuk memusatkan perhatian, hiperaktivitas-impulsivitas atau gabungan semuanya.

    Tidak mampu memusatkan perhatian, gagal menyelesaikan tugas sekolah dan rumah,perhatian mudah teralih oleh stimulus luar yang kecil sekalipun, tampak tidak mendengarkan lawan bicara, gelisah, tidak bisa diam, berlari-lari & memanjat berlebihan, bicara berlebihan, menganggu atau menyela aktivitas orang lain, berbuat iseng kepada orang lain, dsb .

    Gangguan ini sering disertai dengan gg. perilaku menentang.

    Setelah remaja & dewasa sering menjadi pengguna zat.

    Biasanya terlihat sejak usia sekolah, lebih sering pada anak laki-laki, dapat bertahan sampai remaja, bahkan dewasa.

  • BEBERAPA JENIS GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH BELAJAR & KECERDASANPADA ANAK & REMAJA

    dr. Jojor Putrini S, SpKJ

    Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura

  • RETARDASI MENTALDefenisi : suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misal ; kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.

    Terjadi sebelum usia 18 tahun.

    Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.

    Adanya hendaya dalam fungsi adaptif. Pada RM ringan, fungsi adaptif dapat normal bila ada dukungan sosial yang optimal.

  • RETARDASI MENTAL (2)Penyebab termasuk genetik, pemaparan infeksi dan toksin saat prenatal, trauma perinatal, gangguan yang didapat setelah lahir & sosiokultur.

    Beberapa ganguan dapat menyerupai RM, misal anak yang tidak mendapatkan stimulasi yang adekuat, gangguan pada beberapa sistem sensorik khususnya kebutaan, ketulian, gangguan belajar.

    RM ringan seringkali disertai gangguan psikiatrik misalnya gangguan perilaku menentang dan gangguan perkembangan pervasif & ganguan depresi.

  • DERAJAT RETARDASI MENTAL1. Ringan : IQ 50-55 sampai kira-kira 70. Usia prasekolah (0-5) : keterampilan sosial & komunikasi masih baik, sensorimotor mengalami retardasi minimal, masih sulit dibedakan dengan anak normal sampai usia anak lebih tua.

    Usia sekolah (6-20) : dapat belajar keterampilan akademik sampai kelas enam, dapat dibimbing menyesuaikan diri dengan lingkungan.

    Dewasa (>21) : Dapat mencapai keterampilan sosial & kejuruan yang adekuat untuk membiayai minimal diri sendiri, namun memerlukan bantuan dalam menghadapi stres sosial/ekonomi .

  • DERAJAT RETARDASI MENTAL (2)Sedang : IQ 35-40 sampai 50-55. Usia prasekolah (0-5) : masih dapat bicara & belajar berkomunikasi, sensorimotor mengalami retardasi sedang, dapat dilatih menolong diri sendiri, perlu pengawasan.

    Usia sekolah (6-20) : masih bisa latihan keterampilan sosial & pekerjaan sederhana, tidak lebih dari kelas dua SD, dapat belajar pergi sendirian untuk tempat yang sudah dikenal.

    Dewasa (>21) : dapat bekerja sendiri setelah dilatih dan perlu pengawasan. Perlu bantuan dalam kondisi stres sosial /ekonomi ringan.

  • DERAJAT RETARDASI MENTAL (3)Berat : IQ 20-25 sampai 35- 40. Usia prasekolah : (0-5) : perkembangan motorik miskin, kemampuan bicara sangat sedikit, tidak mempunyai keterampilan komunikasi & menolong diri sendiri.

    Usia sekolah (6-20) : dapat dilatih berbicara & belajar komunikasi, dapat dilatih kebiasaan sehat dasar, tidak bisa untuk latihan kejuruan.

    Dewasa ( >21) : berperan sebagian untuk perawatan diri sendiri & perlu pengawasan lengkap.

  • DERAJAT RETARDASI MENTAL (4)1. Sangat Berat : IQ dibawah 20. Usia prasekolah (0-5) : retardasi sangat jelas dalam semua fungsi perkembangan. Memerlukan perawatan & pengawasan terus-menerus.

    Usia sekolah (6-20) : Perkembangan motorik yang minimal, memberi respons minimal. Sulit untuk latihan menolong diri sendiri.

    Dewasa (>21) : memerlukan bantuan perawatan diri sendiri.

  • DISLEKSIA Defenisi : kesulitan belajar spesifik berkaitan dengan penguasaan keterampilan dasar yaitu membaca, mengeja & menulis.

    Angka kejadian cukup tinggi 15% dari anak usia sekolah & 80 % dari seluruh anak yang mengalami gangguan belajar.

    Gejala yang sering dijumpai : sulit mengeja, sulit membedakan huruf b & d, kekurangan atau kelebihan huruf dalam menulis, sulit untuk mengingat arah kiri & kanan, sulit membedakan waktu, tidak mampu mengurutkan/keterampilan organisasi buruk, sulit mengikuti instruksi verbal, sulit berkonsentrasi, sulit berkomunikasi (bahasa kaku & tidak berurutan), kesulitan dalam berhitung terutama soal cerita karena pemahamannya buruk terhadap apa yang dibaca, tulisan sulit dibaca, kurang percaya diri.

    Penatalaksanaan yang paling utama adalah pendekatan dengan multisensory dan edukasi yang tepat terhadap anak & orang tua.

  • GANGGUAN KOORDINASI PERKEMBANGANPrinsip ; Terdapat gangguan dalam kinerja aktivitas sehari-hari yang memerlukan koordinasi motorik secara bermakna menurut usia, terjadi keterlambatan yang nyata dalam pencapaian kemampuan motorik misalnya berjalan, merangkak, duduk, berdiri. Terganggu ketrampilan motorik kasar & halus, tetapi tidak seluruhnya.

    Penyebab belum diketahui ; faktor risiko prematuritas, hipoksia, malnutrisi perinatal & BBLR.

    Prevalensi 6 % pada anak usia sekolah, & lebih sering pada laki-laki.

    Sering mengakibatkan gangguan belajar, sering menyertai GPPH.

  • GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIFTerdapat gangguan yang jelas dalam kemampuan mengekspresikan bahasa lisan dibawah usia mentalnya.

    Memiliki perbendaharaan bahasa yang sangat terbatas, kesalahan dalam membuat kalimat. Perkembangan kosa kata yang terbatas, kesulitan dalam memilih dan mengganti kata-kata yang tepat, gagal dalam menggunakan tata bahasa.

    Prognosis cukup baik.

  • GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIFTerdapat gangguan yang jelas dalam kemampuan untuk mengerti bahasa dibawah rata-rata usia mentalnya.

    Anak tidak mampu memberikan respons terhadap nama-nama benda yang umum pada usia 1 tahun, tidak mampu melakukan identifikasi beberapa obyek yang sederhana pada umur 18 bulan, atau gagal dalam mengikuti instruksi sederhana pada usia 2 tahun.

    Sering bersama-sama dengan gangguan berbahasa ekspresif.

    Prognosis cukup baik.

  • GANGGUAN FONOLOGISKegagalan untuk menggunakan suara bicara yang diharapkan menurut perkembangannya.

    Ciri khas : defek artikulasi terhadap konsonan tertentu, termasuk menghilangkan konsonan, mengganti, dan distorsi fonem. Mis : k diganti dengan t, k diganti dengan m. kakak menjadi tatak. makan menjadi mamam

    Perkembangan fungsi bahasa secara keseluruhan masih normal.

  • GAGAPPengulangan bunyi atau suku kata.Perpanjangan bunyiPemutusan kata tiba-tiba (jeda dalam kata).Circumlocutions (substitusi kata untuk menghindari kata yang sulit).Memproduksi kata-kata dengan ketegangan fisik yang berlebihan.Pengulangan beberapa suku kata, atau kata. Cth: ke-ke-ke-ke-mana?Pria > wanita 4 : 1.Penyebab dihubungkan dengan rasa takut & kecemasanSering pada anak kecil, bisa menghilang saat dewasa.

  • GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIFDefenisi : Kondisi psikiatri dimana keterampilan sosial yang diharapkan, perkembangan bahasa & perilaku tidak berkembang sesuai usia atau hilang pada masa kanak awal.

    Gangguan mempengaruhi perkembangan, bermanisfestasi pada awal kehidupan & menyebabkan disfungsi yang persisten.

    Yang paling banyak dijumpai yaitu Gangguan Autistik/Gangguan Autisme (disebut juga Autisme Infantil).

  • GANGGUAN AUTISMEDitandai dengan gangguan dalam interaksi sosial timbal balik yang berkepanjangan, gangguan dalam berkomunikasi, & adanya pola perilaku yang stereotipik.

    Gejala harus sudah terlihat dalam usia 3 tahun.

    Prevalensi terus meningkat. Saat ini : 15-20 % per 10.000 anak. (10 tahun yang lalu 2- 4 per 10.000 anak). Dengan angka kelahiran di Indonesia 4,6 juta anak pertahun, maka diperkirakan angka autisme bertambah 0,15 % : 6900 anak.

    Data dari Poliklinik Psikiatri Anak & Remaja RSCM pada thn 2004-2005 ; setiap hari ada 6-7 pasien yang didiagnosis Autisme.

  • GANGGUAN AUTISME (2)Laki-laki > 3-5 x dibanding perempuan.Etiologi utama : dasar biologis, dihubungkan dengan lesi neurologis, infeksi rubella. Faktor perinatal ; risiko persalinan, gangguan pernapasan & anemia saat lahir. Faktor genetik. Imunologis : limfosit anak bereaksi dengan antibodi ibu embrio mengalami kerusakan. Teori psikososial : ketidakmampuan ibu dalam berkomunikasi dengan anak, stimulus yang buruk, kekerasan & penolakan terhadap anak (teori ini kurang terbukti), namun beberap anak autisme memberikan reaksi/respons terhadap stresor psikososial , mis : kelahiran adik, pindah rumah gejala semakin berat.

  • Gambaran klinis yang sering tampak pada Autisme : Hendaya kualitas interaksi sosialGangguan komunikasi & bahasa, kontak mata buruk, tidak mampu membangun relasi dengan sebaya.Perilaku & bahasa streotipik, kadang ada kata-kata aneh (bahasa planet).Gangguan tidur & makan.Ketidakstabilan mood & afek.Respons terhadap rangsang sensorik bisa sangat berlebih atau kurang.Hiperaktivitas, agresivitas, tempertantrum, dengan alasan tidak jelas.Bisa terdapat enuresis & enkopresis.70-80 % mengalami RM, 30 % dengan RM ringan, 45 % dengan RM berat.

  • Gambaran klinis yang sering tampak pada Autisme (2) :Beberapa anak menunjukkan kemampuan yang terlalu cepat, misalnya Hiperleksia : kemampuan dini membaca dengan baik (walau tidak mengerti apa yang dibaca), kemampuan mengingat , mengenal alat musik, irama, & daya ingat jangka panjang yang baik.

    Penatalaksanaan sangat kompleks & membutuhkan semua disiplin ilmu yang terkait.

  • GANGGUAN ELIMINASI1. ENKOPRESIS

    Keluarnya feses berulang di tempat yang tidak tepat (pakaian, lantai), bisa tidak disadari atau disengaja, minimal 1x dalam sebulan selama 3 bulan.Usia kronologis sekurangnya 4 tahun.Tidak berhubungan langsung dengan kondisi medis umum.Etiologi : toilet training tidak adekuat, kondisi psikiatrik, misal : kecemasan/ketakutan terhadap faktor tertentu, gg.tingkah laku, hiperaktivitas, peristiwa kehidupan baru (pindah rumah, dapat adik baru, dsb).Konstipasi bisa terjadi karena disengaja atau sekunder akibat defekasi yang nyeri/sakit.

  • GANGGUAN ELIMINASI (2)2. ENURESIS

    Mengeluarkan urin berulang di tempat tidur atau pakaian, 2x seminggu selama minimal 3 bulan berturut-turut.Usia kronologis sekurangnya 5 tahun.Laki-laki : perempuan 3 : 1.Biasanya berhenti sendiri saat remaja/dewasa.Etiologi dihubungkan dengan gg.perkembangan neuromuskular & kognitif, fakt.sosioekonomi, toilet training, fakt. genetik, stresor psikososial (abuse, pindah rumah, sekolah, dll).Penatalaksanaan : toilet training, terapi perilaku. Farmakoterapi merupakan pilihan terakhir (Imipramine/Tofranil).

  • GANGGUAN - GANGGUAN LAIN PADA MASA BAYI, MASA ANAK ATAU MASA REMAJA YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH BELAJAR & KECERDASANPADA ANAK & REMAJA

  • 1. GANGGUAN CEMAS PERPISAHAN (SEPARATION ANXIETY)Prinsip : Adanya kecemasan yang berlebihan & tidak sesuai perkembangan terhadap perpisahan dari rumah atau orang tua.Gejala : takut berlebihan berpisah dengan orang tua/pengasuh, takut/cemas bahwa dirinya/ortu akan mengalami bahaya, enggan/menolak ke sekolah, enggan tidur sendiri, mimpi buruk berulang dengan tema perpisahan. Bisa terdapat keluhan fisik berulang (sakit kepala, sakit perut, dll).

    Minimal terjadi dalam 4 minggu.

    Etiologi : psikososial, pembelajaran dari orang tua, genetik (orang tua yang pencemas).

  • Gangguan Perlekatan reaktif pada masa bayi & masa kanak awal. Harus jelas terbukti karena adanya patologis dari pengasuh.Gangguan mood & bunuh diri pada anak & remaja.Skizofrenia dengan onset masa kanak awal.Kondisi tambahan yang mungkin menjadi perhatian klinis :Intelektual ambang.Masalah akademik.Perilaku antisosial masa kanak atau remaja.Masalah identitas.

  • Gangguan makan pada masa bayi & masa kanak awal.Pika Makan zat yang tidak bergizi,misal : cat, plester, tali, rambut, kain, kotoran, feses, binatang, batu & kertas. Periode 1 bulan, terus-menerus.Bisa merupakan bagian RM atau SkizofreniaOnset 12-24 bulan, dapat berhenti sendiri.

  • Ruminasi Regurgitasi berulang atau mengunyah ulang makanan selama periode 1 bulan.Bukan karena kondisi gastrointestinal atau kondisi medis umum lainnya (bukan karena refleks gastrointestinal).JarangEtiologi : ada gangguan emosi antara ibu-anak.Sering pada usia 3 bulan 1 tahun.Pada remaja & dewasa biasanya karena RM.