anafilaktik 1
-
Upload
qurnirestiani -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of anafilaktik 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anestesi adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa nyeri pada
tubuh.1 Anestesi terbagi menjadi dua yaitu anestesi umum atau general dan anestesi
lokal. Anestesi yang biasa digunakan di kedokteran gigi adalah anestesi lokal.
Anestesi lokal merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghambat rasa nyeri
atau sakit pada bagian tubuh tertentu (spesifik).2
Sebelum pelaksanaan tindakan anestesi lokal dan tindakan kedokteran gigi
lain, seorang dokter gigi diwajibkan melakukan anamnesa untuk mendapat informasi
yang lengkap tentang pasien yang akan ditangani. Anamnesa terdiri dari tanya jawab
antara dokter gigi dengan pasien mengenai keluhan penyakit dan hal yang
berhubungan. Salah satu komponen yang harus ditanyakan saat anamnesa adalah
riwayat penyakit sistemik. Penyakit sistemik dapat berupa diabetes melitus,
hipertensi, kelainan darah, penyakit menular, riwayat alergi dan lainnya. Salah satu
penyakit sistemik yang sangat penting dan sangat berbahaya adalah riwayat alergi.
Alergi adalah suatu perubahan reaksi atau respon pertahanan tubuh yang
menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya. Bahan-
bahan penyebab alergi disebut juga dengan alergen. Ada berbagai cara alergen masuk
ke dalam tubuh yaitu melalui saluran pernafasan (alergen inhalatif/ alergi hirup),
alergen kontak, melalui suntikan atau sengatan dan dari makanan.3 Alergi atau yang
biasa disebut hipersensitivitas terbagi menjadi empat tipe yaitu hipersensitivitas tipe I,
II, III dan IV. Salah satu tipe hipersensitivitas yang berbahaya adalah tipe I yang
disebut juga dengan tipe anafilaktik. Hipersensitivitas tipe I merupakan respon umum
tubuh terhadap bahan atau benda asing yang diberikan dan berlangsung secara cepat.
Salah satu efek langsung dari hipersensitivitas tipe I ini adalah syok
anafilaktik. Syok anafilaktik merupakan reaksi yang berpotensi mengancam jiwa
penderita akibat reaksi hipersensitivitas tubuh terhadap benda asing. Gejala yang
terlihat pada penderita syok anafilaktik adalah turunnya tekanan darah atau hipotensi,
takikardi, pembengkakan dan bronchospams.4 Berdasarkan hasil penelitian Wood Et
Al diperoleh prevalensi syok anafilaktik di Amerika secara general adalah sebanyak
1.6% dengan anestesi lokal sebagai salah satu penyebabnya.5 Lalu berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh UK Medicines prevalensi terjadinya anafilaksis akibat
lokal anestesi dari kurang dari 1%6 dan berdasarkan hasil penelitian Cetinkaya
diperoleh prevalensi syok anafilaktik di Turki secara general adalah sebanyak 1%-2%
dengan anestesi lokal menjadi salah satu penyebabnya.7 Walaupun insidensi
terjadinya terlihat rendah, tetapi syok anafilaktik merupakan salah satu reaksi yang
paling berbahaya disetiap tindakan kedokteran gigi. Oleh karena itu, dokter gigi
seharusnya memiliki pengetahuan tentang syok anafilaktik serta cara
penanggulangannya.
Salah satu cara penanggulangan anafilaktik adalah dengan menggunakan
epinefrine. Berdasarkan hasil penelitian Nahid Eskandari diperoleh sebanyak 72.9%
dokter gigi mengetahui bahwa epinefrine sebagai bahan penanggulangan syok
anafilaktik tetapi hanya 20% dokter gigi yang menyimpannya di tempat praktik dan
hanya 10% dokter gigi yang mengetahui dosis yang tepat untuk diberikan kepada
penderita syok anafilaktik.8 Penelitian selanjutnya oleh Cetinkaya diperoleh sebanyak
48.8% doter gigi mengetahui epinefrine sebagai bahan penanggulangan pertama bagi
penderita syok anafilaktik, 55.6% menyimpannya di tempat praktik dan 31.5% yang
mengetahui arah yang tepat untuk menyuntikkan bahan tersebut.7 Dari data-data di
atas dapat ditentukan bahwa pengetahuan dokter gigi terhadap syok anafilaktik masih
kurang dan hal ini dapat menjadi masalah dikarenakan syok anafilaktik ini merupakan
tindakan yang sangat berbahaya dan berlangsung sangat cepat.
Oleh karena itu, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian bagaimana tingkat
pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di Klinik Bedah Mulut RSGMP FKG
USU terhadap syok anafilaktik akibat anestesi lokal.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di Klinik
Bedah Mulut RSGMP FKG USU terhadap syok anafilaktik akibat anestesi lokal?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di
Klinik Bedah Mulut RSGMP FKG USU terhadap syok anafilaktik akibat anestesi
lokal.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Departemen Bedah Mulut dengan adanya hasil penelitian ini,
dapat menambah referensi atau informasi sebagai data
2. Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik dengan adanya hasil penelitian
ini, dapat dijadikan motivasi untuk menambah pengetahuan
3. Bagi peneliti dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan
mendapatkan pengalaman dalam meneliti.