An Augmented Reality Museum Guide

14
An Augmented Reality Museum Guide ADITYA RIZKI YUDIANTIKA [email protected] www.adityarizki.net Miyashita, dkk. IEEE International Symposium on Mixed and Augmented Reality 2008

description

Presentasi paper berjudul "An Augmented Reality Museum Guide", Miyashita dkk. (2008)

Transcript of An Augmented Reality Museum Guide

Page 1: An Augmented Reality Museum Guide

An Augmented Reality Museum Guide

ADITYA RIZKI YUDIANTIKA

[email protected]

www.adityarizki.net

Miyashita, dkk.

IEEE International Symposium on Mixed and Augmented Reality 2008

Page 2: An Augmented Reality Museum Guide

Pendahuluan

• Lokasi: Museum Louvre (Prancis) di bawahproyek DNP Museum Lab (LDML).

• Tujuan: menggali pengalaman penggunaterhadap inovasi multimedia (AR) dalamsebuah museum.

• Manfaat: menguji pemanfaatan AR sebagaimedia apresiasi karya seni (koleksi bendadalam museum) dan sebagai media pemandu ruang museum.

Page 3: An Augmented Reality Museum Guide

Pendahuluan – Tinjauan Pustaka

• Wagner & Schmalsteig, pernah melakukan studi pengguna AR untuk museum, terutama dalam penggunaan handheld danmobile AR tanpa marker (markerless).

• Bruns mengembangkan SI museum yang berjalan pada mobile phone dengan menggunakan Bluetooth untuk lokalisasi danneural network untuk memetakan objek.

• Bay menggunakan tablet PC dengan mempercepat fitur-fiturAR, tanpa neural network.

• Benhimane melakukan metode identifikasi objek yang lebihakurat. Metode tracking yang berbeda juga dilakukan olehLepetit.

• Reitmayr and Drummond menggunakan metode hybrid tracking, sebuah metode yang populer dalam komunitas AR.

Page 4: An Augmented Reality Museum Guide

Desain Sistem

Page 5: An Augmented Reality Museum Guide

Kebutuhan Sistem (1)

• Sistem apresiasi karya seni (presentation room): menyediakan antarmuka informasi 3D untuk menjelaskan detail benda/objek karyaseni, sistem dapat berjalan secara relatif pada lingkungan yang kurang cahaya, mendukungbanyak sudut pandang.

• Sistem pemandu ruang (guidance system): melakukan pencarian lokasi untuk mengujikeefektifan AR dibandingkan dengan pemetaan 2D atau pemandu audio biasa dalam memandu pengunjung ke point of interest berikutnya.

Page 6: An Augmented Reality Museum Guide

Kebutuhan Sistem (2)

• Perangkat keras

- Presentation room: small industrial camera, LCD screen, cable, PC Station.

- Guidance system: lightweight webcam, laptop Fujitsu FMV Biblo LOOX-P.

• Perangkat lunak: Unifeye SDK

Page 7: An Augmented Reality Museum Guide

Kebutuhan Sistem (3)

Page 8: An Augmented Reality Museum Guide

Evaluasi

• Metode: observasi staf LDML dan wawancarapengguna/pengunjung museum.

• Wawancara pengunjung: April 5th, 2008 to April 30th, 2008 (3 minggu); 350 pengunjung yang datang ke pameran; 330 orang telah mengunjungi sistem AR di dalam ruang presentasi; 25 orang terdaftar untuk menggunakan sistem pemandu; survey aural dilakukan dengan 9 sampel (5 wanita, 4 laki-laki).

Page 9: An Augmented Reality Museum Guide

Evaluasi – Presentation Room (1)

• Observasi LDML

- Tatanan kamera sangat fleksibel ~> memudahkan pengunjung mengamati dari berbagai sudut pandang dan berpindah dengan mudah (dengan cara mengangkat display) untuk mencari informasi tertambah.

- Pelacakan stabil ~> pengunjung dapat berkonsentrasi pada karya seni dan augmentasi tanpa terganggu kompleksitas sistem.

- Pengguna mempunyai kesempatan untuk mengambil gambar screenshot pada momen yang diinginkan. Mereka sangat antusias ketika screenshot tercetak dan masih terpaku saat berpindah ke lokasi lain.

Page 10: An Augmented Reality Museum Guide

Evaluasi – Presentation Room (2)

- Masalah: kemampuan teks yang tertampil ketika animasi terlalu kecil berdasarkan posisi kamera dan jarak dari objek; pada pencahayaan rendah, citra menjadi gelap.

- Sebagian besar pengunjung baru mengalami penggunaanAR untuk pertama kalinya.

- Dalam beberapa kasus, pengguna tidak terlalumementingkan apakah kamera dapat bergerak dengan bebas atau tidak.

- Perangkat AR ini masih dianggap terlalu berat bagi banyak pengguna.

Page 11: An Augmented Reality Museum Guide

Evaluasi – Presentation Room (3)

• Wawancara Pengguna

- Sistem AR membantu pengunjung untuk meneliti detail penting dari sebuah karya seni, melalui tampilan komputer grafis.

- Pengunjung terkejut ketika augmentasi tampak dan berpendapat bahwa ilustrasi sangat mudah untuk dimengerti.

- Pengunjung termotivasi untuk memahami karya seni lebih dekat dan menyukai kesempatan untuk melihat sisi lain karya seniyang dipamerkan, yang secara normal tidak tampak.

- Masalah: pengunjung merasa sulit untuk mengubah gerakan dari sistem monitor AR ke karya seni, saat menahan monitor dengan kedua tangan; citra karya seni yang ditampilkan ke layartidak terlalu jelas, karena kamera dan kurangnya pencahayaan.

Page 12: An Augmented Reality Museum Guide

Evaluasi – Route Guidance (1)

• Observasi LDML Pengguna merasakan surprise dan terkesan ketika

menggunakan sistem pemandu AR ini. Sebagian besar pengguna memberikan ungkapan takjub saat augmentasi tampil pada titik AR yang pertama.

Pengunjung mencoba mengarahkan kamera ke segala penjuru kerena tidak yakin dimana augmentasi akan tampil selanjutnya.

Banyak pengguna yang merasa kesulitan untuk mengingat 6 titik stasiun AR dan kebanyakan lupa melihat stasiun 2 dan 3.

Pengunjung cenderung berhenti bergerak saat augmentasi tampak di depan titik AR dan tidak mengubah posisi kamera ke arah lain sampai animasi berakhir.

Page 13: An Augmented Reality Museum Guide

Evaluasi – Route Guidance (2)

• Wawancara Pengguna Sistem pemandu rute mengesankan pengunjung dan memberikan

pengalaman tersendiri (bahkan untuk mereka yang tidak tertarik pada seni rupa). Beberapa pengunjung takjub melihat citra grafis 3D yang terjadi secara tiba-tiba.

Pengunjung masih asing dengan istilah "AR", tetapi segera paham setelah menggunakan perangkat yang dimaksud.

Cara penyajian informasi dengan menahan dan mengarahkan kamera menunjukkan interaksi yang sederhana dan baik.

Meskipun staf resepsionis pada stasiun 1 sudah menjelaskan seluruh titik stasiun AR, beberapa pengguna tidak yakin dimana AR bisa diperoleh.

Di beberapa stasiun, augmentasi tiba-tiba terlihat dan di beberapa stasiun tidak tampak selama beberapa saat, yang mengakibatkan pengunjung berpikir bahwa AR tidak bekerja pada stasiun tersebut.

Page 14: An Augmented Reality Museum Guide

Kesimpulan

• Sistem AR yang kuat (robust) dapat disajikan ke dalam lingkungan museum. Secara umumpengunjung sepakat dengan penggunaan AR dalammuseum.

• Area tracking terbatas pada stasiun tertentu. Titik-titik yang menawarkan konten AR seharusnya tidak terbatas.

• Pengguna (pengunjung museum) dapat menikmati dua fungsi sistem AR yaitu, sebagai panduan untuk menemukan jalur dalam ruang museum, dan bagaimana memfasilitasi atau memperdalam pengetahuan karya seni.