amilum

4
1. Lignoselulosa adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut suatu bahan yang mengandung (utamanya) lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Bahan lignoselulosa adalah komponen penyusun dinding sel tanaman terutama pada bagian batang dan penggunaan istilah lignoselulosa ini lebih banyak mengarah kepada limbah tanaman pertanian atau perkebunan seperti pucuk daun tebu, 2. jerami padi, bonggol jagung, dsb. Pada lignoselulosa, senyawa yang sebetulnya ingin dimanfaatkan adalah hemiselulosa dan utamanya selulosa. Hemiselulosa dan selulosa sebagai polisakarida bisa dipecah menjadi monosakarida (gula sederhana) yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan bahan kimia (glukosa, xilosa, cilitol, furfural, dll), bahan bakar (bioetanol), biopolimer (selulosa dan turunannya), bahan pakan, dan produksi enzim. Ketersediaan bahan lignoselulosa yang melimpah di dunia membuat kajian mengenai pemanfaatan bahan ini menjadi sangat menarik. Lignuselulosa dilihat sangat berpotensi menjadi sumber daya alam terbarukan yang cukup menjanjikan untuk bisa menggantikan bahan bakar fosil dan juga untuk pemanfaatan lainnya. Hemiselulosa dan selulosa pada struktur bahan lignoselulosa terikat (diselubungi) oleh lignin. Struktur lignin sendiri sangat rapat dan kuat sehingga menyulitkan bagi enzim pemecah hemiselulosa dan selulosa untuk bisa masuk ke dalam

description

papan partikel

Transcript of amilum

Page 1: amilum

1. Lignoselulosa adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut suatu bahan yang

mengandung (utamanya) lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Bahan lignoselulosa adalah

komponen penyusun dinding sel tanaman terutama pada bagian batang dan penggunaan

istilah lignoselulosa ini lebih banyak mengarah kepada limbah tanaman pertanian atau

perkebunan seperti pucuk daun tebu,

2. jerami padi, bonggol jagung, dsb. Pada lignoselulosa, senyawa yang sebetulnya ingin

dimanfaatkan adalah hemiselulosa dan utamanya selulosa. Hemiselulosa dan selulosa

sebagai polisakarida bisa dipecah menjadi monosakarida (gula sederhana) yang nantinya

bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan bahan kimia (glukosa, xilosa, cilitol,

furfural, dll), bahan bakar (bioetanol), biopolimer (selulosa dan turunannya), bahan

pakan, dan produksi enzim. Ketersediaan bahan lignoselulosa yang melimpah di dunia

membuat kajian mengenai pemanfaatan bahan ini menjadi sangat menarik. Lignuselulosa

dilihat sangat berpotensi menjadi sumber daya alam terbarukan yang cukup menjanjikan

untuk bisa menggantikan bahan bakar fosil dan juga untuk pemanfaatan lainnya.

Hemiselulosa dan selulosa pada struktur bahan lignoselulosa terikat (diselubungi) oleh

lignin. Struktur lignin sendiri sangat rapat dan kuat sehingga menyulitkan bagi enzim

pemecah hemiselulosa dan selulosa untuk bisa masuk ke dalam dan bekerja memecah

hemiselulosa dan selulosa menjadi gula sederhana. Untuk membantu kerja enzim, maka

terlebih dulu harus dilakukan pretreatment atau perlakuan pendahuluan untuk memecah

atau melonggarkan struktur lignin sehingga enzim dapat masuk ke dalam untuk memecah

hemiselulosa dan selulosa. Selain lignin, faktor lain yang juga dapat menghambat kerja

enzim adalah struktur selulosa itu sendiri. Struktur selulosa terbagi menjadi dua yaitu

crystalline region (struktur selulosa lurus dan rapat) dan amorphous region (struktur

selulosa lebih renggang). Struktur kristalin selulosa adalah salah satu yang dapat

menghambat kerja enzim. Selain merusak struktur lignin, pretreatment juga dapat

mengubah struktur kristalin selulosa menjadi struktur yang lebih renggang (amorph).

3. Gugus yang aktif pada lignin dan selulosa adalah Berbeda dengan selulosa yang

terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola

sama. Gugus aromatik ditemukan pada lignin, yang saling dihubungkan dengan

Page 2: amilum

rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin menghasilkan

senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.

Penggunaan lignin pada saat sekarang dan masa depan merupakan bidang yang luas dan

semakin meningkat kepentingannya. Lignin dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan

kimia karena lignin mempunyai gugus aktif yang dapat direaksikan dengan gugus lain

sehingga menghasilkan senyawa baru dengan struktur dan manfaat berbeda dari struktur

kimia senyawa asalnya. Senyawa baru (turunan lignin) diperoleh dengan melakukan

modifikasi struktur lignin dengan proses lebih lanjut.

Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu senyawa dimer dengan

struktur lignin.Senyawaan lignan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri

dari 2 unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan tertentu. Ikatan khas ini

digunakan sebagai dasar penamaan lignan6. Penggabungan 2 unit fenil propanoid dapat

pula terjadi melalui ikatan selain  membentuk 8-8, yang digolongkan ke dalam neolignan.

Sedangkan jika 2 unit fenil propanoid bergabung melalui atom O, senyawa yang

terbentuk tergolong dalam oxineolignan6.  salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.

Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama

terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohondan semak. Pada batang, lignin

berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon

bisa berdiri tegak.

Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin

sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan pada lignin, yang

saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon.

Proses pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol,

terutama kresol.

cincin  aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan

fenil  propanoid yang paling tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu

suatu  senyawa yang merupakan bangunan dasar lignin. Empat macam asam

hidroksi  sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut

yaitu  asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat5.  Radikal fenoksi dari senyawa ini

umumnya mengalami pengkopelan di  posisi atom C8, membentuk struktur dengan

jembatan 8-8 .

Page 3: amilum

4. Pati kentang mengandung pati sekitar 79,60%, kadar air 19,22% material Nitrogen

0,69% dan 0,33 % ( Bailliere, Tindal and Cox, 1952). Pada dasarnya pati merupakan

polimer glukosa dengan ikatan (1,4) glukosa. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat

dipisahkan dengan air panas. Fraksi yang tidak larut dalam air disebut amilopektin dan

fraksi yang dapat larut dalam air disebut amilosa