amdal ipa
description
Transcript of amdal ipa
Latar Belakang Masalah
Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah
satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan adanya pasar
sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu
perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari atau didorong oleh faktor
perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi
kebutuhan hidup (kebutuhan pokok). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga
menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan, kekayaan dan martabat.
Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli (Chourmain, 1994 :
231). Pasar merupakan pusat dan ciri pokok dari jalinan tukar-menukar yang menyatukan seluruh
kehidupan ekonomi (Belshaw, 1981:98). Pasar di dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu: penjual,
pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan antara penjual
dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang
masuk ke pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin
berjumpa dengan seseorang guna mendapatkan informasi tentang sesuatu (Majid, 1988: 308).
Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pasar
sudah dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat berlangsungnya transaksi jual beli atau
tukar menukar barang yang telah teratur dan terorganisasi. Hal ini berarti pada masa Jawa Kuno telah
ada pasar sebagai suatu sistem (Nastiti, 2003:13).
Pasar sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-
komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula
diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat kaitannya dengan
kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya ketentuan pajak bagi para pedagang,
adanya pelbagai macam jenis komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi,
transaksi dan adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar.
Menurut Nastiti dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna Abad VIII-IX Masehi dikatakan
bahwa (2003 : 60) :
“Timbulnya pasar tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi memerlukan tempat pengaliran untuk dijual. Selain itu pemenuhan kebutuhan akan barang-barang, memerlukan tempat yang praktis untuk mendapatkan barang-barang baik dengan menukar atau membeli. Adanya kebutuhan-kebutuhan inilah yang mendorong munculnya tempat berdagang yang disebut pasar”.
Alasan inilah yang melatar belakangi manusia membutuhkan “pasar” sebagai tempat untuk
memperoleh barang atau jasa yang diperlukan tetapi tidak mungkin dihasilkan sendiri. Keberadaan
pasar dapat dianggap sebagai pusat perekonomian. Pengertian tradisional menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia adalah bersifat turun temurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pasar tradisional
berkaitan dengan suatu tradisi. Kata tradisi dalam percakapan sehari-hari sering dikaitkan dengan
pengertian kuno atau sesuatu yang bersifat luhur sebagai warisan nenek moyang. Tradisi pada intinya
menunjukkan bahwa hidupnya suatu masyarakat senantiasa didukung oleh tradisi, namun tradisi itu
bukanlah statis. Arti paling dasar dari kata tradisi yang berasal dari kata tradium adalah sesuatu yang
diberikan atau diteruskan dari masa lalu ke masa kini (Sedyawati, 1992 : 181).
Berbicara mengenai tradisi pada dasarnya tidak lepas dari pengertian kebudayaan, karena
tradisi sebenarnya merupakan bagian isi kebudayaan. Karakter suatu kebudayaan banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan alam. Hal ini dapat dimengerti mengingat kebudayan pada dasarnya
merupakan hasil budi manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
hidupnya dari tantangan alam (Subroto, 1985 : 7). Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari
kebudayaannya, dimana kebudayaan yang dipunyai oleh manusia merupakan jembatan antara
hubungan kegiatan manusia dengan lingkungannya. Kebudayaan merupakan alat kontrol bagi
kelakuan dan tindakan manusia.
Pengertian kebudayaan yang lebih detail menurut Parsudi Suparlan adalah keseluruhan
pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat
model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan
menginterprestasikan lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong serta menciptakan
tindakanyang diperlukan (Widiyanto,1997 : 47).
Menurut Koentjaraningrat (2002: 5) kebudayaan mempunyai tiga wujud: pertama, kebudayaan
sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Kedua, kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud kebudayaan yang ketiga adalah sebagai benda-benda hasil karya manusia. Jadi
dengan adanya pasar maka akan terjadi perubahan nilai, gagasan, norma, kepercayaan dan aktivitas
berpola dari manusia dalam masyarakat. Pasar memiliki multi peran, yaitu tidak hanya berperan
sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi pasar juga memiliki fungsi sebagai
tempat bertemunya budaya yang dibawa oleh setiap mereka yang memanfaatkan pasar. Interaksi
tersebut tanpa mereka sadari telah terjadi pengaruh mempengaruhi budaya masing-masing individu
(Depdikbud, 1993 :4).
Pasar tradisional memegang peranan yang amat penting pada masa ini, terutama pada
masyarakat pedesaan. Pasar, pada masyarakat pedesaan dapat diartikan sebagai pintu gerbang yang
menghubungkan masyarakat tersebut dengan dunia luar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar
mempunyai peranan dalam perubahan-perubahan kebudayaan yang berlangsung di dalam suatu
masyarakat. Melalui pasar ditawarkan alternatif-alternatif kebudayaan yang berlainan dari
kebudayaan setempat (Sugiarto, 1986 : 2).
Pasar selain mempunyai peranan dalam aktivitas ekonomi ternyata juga mempunyai peranan
dalam aktivitas sosial. Pernyataan ini dipertegas dalam buku Peranan Pasar pada Masyarakat
Pedesaan Sumatera Barat disebutkan bahwa (Depdikbud,1990 :2) :
“Pasar pada prinsipnya adalah tempat dimana para penjual dan pembeli bertemu. Tetapi apabila pasar telah terselenggara dalam arti para pembeli dan penjual sudah bertemu serta barang-barang kebutuhan sudah disebarluaskan, maka pasar memperlihatkan peranannya bukan hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi tetapi juga sebagai pusat kebudayaan”
Pasar Rau adalah salah satu pasar tradisional yang masih bertahan di Kota Serang berada
didaerah yang strategis keberadaannya masih tetap bertahan ditengah-tengah masyarakat yang terus
berkembang. Pasar merupakan salah satu penyebab adanya pergeseran nilai-nilai tradisional yang
semula masih dipertahankan. Kehadiran pasar setidak-tidaknya telah merubah pola ekonomi
tradisional kepada ekonomi komersial. Salah satu ciri untuk dapat melihat setiap usaha yang
dilakukan oleh masyarakat telah berorientasi kepada untung dan rugi atau diukur dengan uang
(Depdikbud, 1993 :201).
Pasar Rau merupakan pasar induk yang terletak di daerah serang, salah satu pasar yang paling
ramai, yang setiap hari dikunjungi orang dari berbagai penjuru serang bahkan sampai pandeglang dan
anyer. Pasar Rau telah mengalami peremajaan, sehingga terkesan lebih luas, lebih banyak pedagang
dengan bermacam-macam produk yang digolongkan dalam beberapa blok diantaranya pedagang
pakaian, pedagang emas, pedagang barang pecah belah, pedagang ikan dan sayur, juga salon dan
bilyard.
Pasar Rau masih masuk dalam kategori pasar tradisional, area parkir yang ruwet, jalanan yang
becek terutama di blok sayur dan ikan terasa kurang nyaman apalagi bagi orang yang terbiasa
berbelanja di supermarket dan sebagainya. Tapi bagaimanapun juga pasar ini merupakan alternatif
bahkan tujuan utama masyrakat Serang dalam berbelanja kebutuhan pokoknya.
Dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengkaji Pasar Tradisional Rau Trade Center
(RTC) yang ada di Kota Serang . Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Analisis Dampak
Pembangunan Pasar Tradisonal Rau Trade Center (RTC) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
Kota Serang”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan pokok permasalahan dari
studi lapangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Dampak Pembangunan Pasar
Tradisional Rau Trade Center (RTC) terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Serang
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Pembangunan Pasar Tradisional Rau
Trade Center (RTC) terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Serang.
1.4 Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan data tentang dampak Pembangunan Pasar Tradisional Rau Trade Center
(RTC) terhadap Tingkat Ekonomi Masyarakat di Kelurahan … Kota Serang. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dilakukan dengan metode wawancara dengan cara sampel
purposif, yaitu responden yang diwawancara mewakili kelompok-kelompok tertentu di masyarakat
(misalnya tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan para pedagang di pasar Rau Trade
center. Wawancara berkisar antara percakapan non-formal sampai wawancara formal pada waktyu
yang tepat. Selain wawancara, penelitian ini juga berdasarkan pengalaman dan observasi peneliti di
pasar Rau Trade Center di Kota Serang. Informasi umum diperoleh dari literatur tertulis dan artikel-
artikel surat kabar. Selain itu, dokumen-dokumen tentang pembangunan pasar Rau Trade Center
diperoleh dari berbagai sumber.
BAB II
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
2.1 Pendahuluan
Walaupun Pasar Rau merupakan pasar induk yang terletak di daerah Serang, pasar ini juga
merupakan salah satu pasar yang paling ramai dikunjungi ribuan orang setiap hari. Oleh karena itu,
pasar ini banyak diminati berbagai pedagang yang ingin mengundi peruntungan mencari sekantong
receh dan segepok uang kertas di sana. Selain, ramai pembeli, tempat yang diberikan pun luas, dan
strategis.
Berbagai jenis dagangan yang menarik perhatian pembeli dijual di pasar ini. Dari mulai pedagang
bahan pokok sehari-hari, segala jenis pakaian yang sudah jadi ataupun yang masih dalam bentuk
bahan, buah-buahan, emas, perak, sampai pedagang aksesoris pun ada di sini. Oleh karena itu Pasar
Rau ini sangatlah diminati berbagai kalangan, dari kalangan bawah hingga kalangan atas, yang hobi
berbelanja ke pasar tradisional.
Hampir setiap hari Pasar Rau dipadati pengunjung, bahkan seakan tidak ada celah untuk bergerak
sehingga pengunjung saling bersenggolan. Tak jarang kondisi ini disebut pasar senggol. Selain apa
saja yang mereka butuhkan terdapat di pasar Rau ini, Pasar ini pun terkenal namanya di berbagai
penjuru arah di Kota Serang bahkan di Provinsi Banten. Sedangkan tidak hanya bagi para pedagang,
omset yang mereka raih itu meningkat, tapi bagi para supir angkot pun sangatlah menguntungkan.
Karena omset yang mereka raih pun meningkat dari biasanya di hari-hari di Pasar Rau, akibat
ramainya pengunjung yang datang ke Pasar ini. Oleh karena itu, banyak sekali dampak positif yang di
berikan dengan adanya pasar ini etrutam di bidang ekonomi yang sangat besar kontribusinya bagi
masyrakat sekitar kota Serang terutama daerah yang berada dekat dengan keberadaan Kota Serang
seperti kecamatan Serang, Kasemen, Kelurahan Cimuncang, Lopang Banjarsari, Bumi Agung dan
sekitarnya.
Di Pasar Rau, kita bisa memanfaatkan apa pun untuk mencari rezeki. Setiap hari dipadati
pengunjung, jadi tidak usah khawatir tidak bisa mencari peruntungan di pasar ini, asalkan punya trik
yang tepat, meskipun hanya berbentuk pasar tradisional yang identik dengan harga yang lebih murah,
dibandingkan swalayan atau mal, namun pasar ini masih tetap eksis hingga sekarang dan paporit bagi
ibu rumah tangga di Kota Serang dan bentuk manajmen nya pun diperrahanan agar tetap tradisonal
akan tetapi fisik secara vertahap ditingkatkan yang dari tadinya dari ubin semen ditingkatkan menjadi
ubin keramik. Dan pada tahun 2000 bentuk fisik pasar rau dirubah secara total oleh pemerintah
Provinsi Banten, pembangunan kurang lebih selama 3 tahun dankini pasar rau berganti nama degan
nama Rau Trade Center (RTC).
2.2 Perkembangan dan Keberadaan Pasar Rau Kota Serang
Sejak diresmikan dengan nama Rau Trade Center (RTC) oleh Presiden ke lima Megawati
Soekarnoputri pada 22 Agustus 2004 lalu, Pasar Rau semakin terkenal khususnya untuk produk-
produk tekstil.Bukan hanya di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, namun kini
merambah pula ke kalangan atas, karena kini Pasar Rau bukan lagi pasar tradisional. Pasar yang
saat ini berada di daerah administrasi Pemerintah Kota Serang ini telah mengalami banyak
perkembangan sejak didirikan. Sebelum menjadi kawasan pasar, Rau merupakan daerah rawa-
rawa yang tergenang air.
Dari sinilah, Pasar Rau mendapatkan namanya, Pasar Rawa, yang kemudian lebih dikenal
dengan Pasar Rau. Perubahan nama ini pun kemungkinan besar merupakan bentuk arbitrasi dialek
antar para pedagang yang berasal tidak hanya dari Serang, namun juga dari Cilegon, Pandeglang,
Rangkasbitung, Ciruas, Merak, Labuan, Banten Lama, Tanggerang dan Cikande. Pasar Rau awalnya
tergelar di atas lahan seluas 5,7 hektare dengan jumlah pedagang mencapai 4.200 orang. Pasar ini
dibangun pada tahun 1982 sebagai relokasi bagi para pedagang tradisional di Pasar Lama, Kota
Serang. Saat itu kawasan pasar tradisional tersebut akan ditertibkan untuk pembangunan Serang
Plaza. Namun, nyatanya Pasar Lama tetap bertahan hingga hari ini.
Pasar Rau awalnya pula ditetapkan sebagai pasar inpres atau pasar tradisional oleh
Pemerintah Kabupaten Serang kala itu. Kemudian Pasar Rau beralih kategori menjadi pasar induk
dengan pengurangan luas lahan menjadi 4,5 hektare, sebagai akibat dari pelebaran
jalan.Perkembangan setelahnya pun terus terjadi menuruti alur zaman, khususnya ketika Banten
dinobatkan sebagai provinsi. Perubahan akibat otonomi daerah ini tak bisa tidak menyentuh pula
pada masyarakat bawah, termasuk pada keberadaan Pasar Rau sebagai Pasar Induk yang berada
di ibukota provinsi. Alasan inilah yang kemudian mengharuskan Pasar Rau yang masih tradisional
berubah menjadi Pasar Induk Modern. Maka pada 2002, Pemerintah Kabupaten Serang melalui
Dinas Pengelolaan Pasar (DIPPAS) bekerja sama dengan PT Pesona Banten Persada sebagai
pengembang, mulai membangun Rau Trade Center (RTC). Abdul Fareh AM, pengelola RTC
mengungkapkan, pedagang yang beroperasi saat ini berjumlah lima ribuan, terdiri dari pedagang
pakaian dan pedagang basah yang menjual sayur-mayur, buah-buahan, daging dan ikan.
Dengan rincian sekitar 2.300-an pedagang di lantai dasar, 2.200-an pedagang di lantai dua,
dan 700-an pedagang di lantai tiga. Perputaran uang yang terjadi di Pasar yang tak pernah sepi ini
diperkirakan mencapai belasan miliar per hari. Di lantai dasar ada 11 blok dari A hingga K, dengan
rata-rata 185 kios di tiap blok. dan perputaran uang rata-rata perhari sampai Rp 12 miliar.
menurut Fareh saat ditemui di kantornya di lantai 4 gedung RTC. Nominal ini tentunya tak
mengejutkan karena RTC telah menjadi pusat belanja favorit tak hanya bagi warga sekitar Serang
namun juga bagi warga di luar Serang, seperti Pandeglang, Lebak, Tangerang, Cilegon dan bahkan
orang-orang seberang selat Sunda seperti Sumatera. RTC pun dikunjungi tak hanya oleh
masyarakat biasa namun oleh istri para pejabat pemerintahan dan anggota Dewan. Seperti
dituturkan oleh Hend, salah satu pemilik kios pakaian yang menjual pakaian dengan kisaran harga
antara Rp 300.000 hingga Rp. 600.000 per potong, yang memang dikenal karena harga dan
kualitas barangnya yang tinggi.
Omset penjualan tekstil dan bahan pakaian rata-rata Rp 5 juta per hari, omsetnya naik
menjadi Rp 15 juta per hari jika menjelang lebaran puasa dan hari raya idul Fitri. Ada beberapa
kios lain yang memang memilih pasar menengah ke atas dengan kisaran harga pakaian antara Rp
150.000 hingga Rp 600.000. Tak hanya kios pakaian, kios kerudung pun ada yang memilih pasar
ini, dengan harga kerudung bisa mencapai ratusan ribu rupiah per potong. Keberadaan kios-kios
eksklusif ini, tentunya telah menambah nilai RTC sebagai sentra belanja yang lengkap dan punya
kelas.
Tak kalah dengan sentra belanja modern lainnya seperti mal atau departemen store. Karena
merek-merek yang dijajakan pun berkelas seperti Koko Preview milik Itang Yunaz, baju anak
Dannis, dan tas mewah Guess. Hanya saja, kata Abdul Fareh AM, pihaknya belum bisa mengatur
lokasi para pedagang dalam zona-zona yang disesuaikan dengan jenis komoditas yang dijualnya,
sperti zona pedagang kain, zona pedagang kerudung, dan seterusnya. Hal ini memang semestinya
dilakukan sejak awal, untuk memudahkan kedua pihak baik pembeli maupun pedagang, termasuk
penyesuain dengan lahan parkir. Pernah ada orang mengadu kehilangan motor, nyatanya dia lupa
di mana menaruh motornya sendiri. Pihak pengelola maklumi sekali karenapelataranparkir di
PAsar Rau cukup Luas yaitu spenjang bahu jalan dansepanjang bnagunan RTC. Tapi, sebagai
pengelola sebagai penangungjawab akan usahakan untuk bisa membentuk zona-zona itu sesuai
dengan jenis barang yang dijual.
Pihak pengelola pun berharap Pemkot Serang dapat memberikan perhatian yang lebih
terhadap lingkungan di seputar gedung RTC, yang bukan lagi menjadi tanggung jawab pihak
pengelola, seperti jalan dan kios-kios di luar pagar gedung RTC. Pemerintah Kota Serang bisa lebih
peduli khususnya untuk ketertiban jalan dan arus lalu lintas di seputar RTC. Sehingga Pasar Rau
tidak lagi terkesan kumuh dan semerawut sehingga pasar Rau dapat berkontribusi bagi ekonomi
kota serang baik secara seoial dan ekonomi.
2.3 PENDEKATAN KONSEP DAN ANALISIS PENTINGNYA EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL
Pengaruh keberadaan pasar tradisional sangat kuat sehingga selalu terjadi pro-kontra antara para
pelaku bisnis di psar tradisional. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika masuknya ide pasar modern
dalam suatu wilayah atau kota diharapkan akan mampu bisa menyerap banyak tenaga kerja dalam hal
ini dalam porses operangang di asar tradisonal yang terkesan kumuh dan semrawut ini akan tetapi
dengan keberadaan pasar ini tingkat intenstas dan interaksi di pasar tradisional cukup besar dan
merata bagi masyarakat tingkat menengah ke bawah secara rata berpengaruh bagi masyarakat
sekitarnya.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti secara singkat di berbagai belahan RTC menunjukkan
bahwa pasar tradisioanl memerlukan penanganan segera. Dalam hal ini diharapkan bahwa masuknya
paham modern dan perbaikain fisik pasar tradisonal akan mengangkat pamor pasar tradisional
sehingga dapat mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan akan meningkatkan sirkulasi
pendaaptan warga dengan dnya pasar Rau yag lebih bersih dan teratur. Pada awalnya pusat
perbelanjaan atau pasar ini berasal dari pasar-pasar tradisional yang semakin berkembang. Ada
kalanya gedung yang digunakan sebagai pusat perbelanjaan ini dibangun di tengah-tengah kota serang
yang sangat strategis. Hal ini menimbulkan fenomena lain yaitu semakin banyaknya pedagang-
pedagang yang berada di pasar rau yang berjualan di emeparan jalan dan sekitar pasar rau sehingga
keberadaan pedagang kaki lima ini membludak dan tidak dapat terkontrol sehingga kalo siang hari
macet total di bagian utara jalan rau.
Pada prinsip-prinsip dasar yang dipakai setiap masyarakat untuk memutuskan bagaimana cara
terbaik untuk membelanjakannya, termasuk gabungan antara kebutuhan publik dan pribadi,
seharusnya berjalan dengan baik asalkan keputusan tersebut hanya atau terutama mempengaruhi
anggota-anggota masyarakat yang berlaku. Namun diharapkan dengan perbaikan fisik pasar tradisonal
rau akan meningkatkan kualitas pasar dengan tidak meninggalkanciri khas pasar Tradisonal Rau.
Dengan keberdaan pasar tradisonal ini pemerintah harus tanggap dan membuat peraturan-
peraturan perundangan dan berharap mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi
pasar tradisional. Akan tetapi juga tidak mematikan hadirnya pasar-pasar modern. Keberadaan pasar
tradisional dari satu sisi memang banyak memiliki kekurangan seperti lokasinya yang kadang
mengganggu lalu lintas, kumuh, kurang tertata, dan lain-lain. Akan tetapi perlu diingat bahwa pasar
tradisional memegang peran yang cukup penting dalam perekonomian, mengingat bahwa sebagian
besar masyarakat masih mengandalkan perdagangan melalui pasar tradisional. Sehingga sudah
selayaknya pemerintah kota memperhatikan eksistensi pasar tersebut.
Pembenahan terhadap masalah yang muncul dari keberadaan pasar tersebut haruslah segera mencari
solusi yang tepat. Misalnya saja dengan melarang pembangunan pasar-pasar modern yang letaknya
dekat dengan pasar tradisional. Selain itu pemerintah juga memberi tempat atau merelokasi pasar,
seperti pasar buah. Penanganan pasar tradisional tersebut haruslah terprogram oleh pemda untuk
memberikan proteksi terhadap pasar-pasar tersebut yang semakin tergerus oleh kehadiran pasar
modern sehingga pasar tradiosnal akan tetap eksis
Pembenahan pasar tradisional tidak semata-mata untuk melindungi pasar tradisional dengan
masyarakat awamnya. Akan tetapi juga untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun asing. Hal
tersebut merupakan langkah yang cukup bijak mengingat penataan tidak hanya bertujuan untuk
menjaga kelangsungan pasar tetapi juga untuk meningkatkan pemasukan perekonomian. Sehingga
kebijakan tersebut lebih menguntungkan banyak pihak. Akan tetapi untuk pembenahan pasar seperti
Pasar Rau pada tahun 2000 tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena menyangkut tingkat
pendidikan masyarakat lapis bawah yang cenderung rendah. Selain itu pola kebiasaan masyarakat
juga turut menjadi penghambat penataan pasar. Secara normatif solusi yang tepat untuk mengatasi
beberapa permasalahan tersebut adalah dengan menyinergikan pasar tradisional dan tempat
perbelanjaan modern sebagai satu kesatuan fungsional. Kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah
bersifat memberikan solusi kepada pasar-pasar tradisional. Karena pasar tradisional merupakan
merupakan salah satu pilar ekonomi yang cukup potensial untuk meningkatkan perekonomian. Pasar
tersebut mampu memberikan kehidupan bagi perekonomian terutama masyarakat bawah. Pemda juga
diuntungkan dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional menjadi kawasan tujuan wisata.
Pemda dapat meraup pajak lebih besar dari pasar-pasar tersebut.
Sebagaimana ketika orang akan bertamu ke suatu tempat haruslah mengerti norma atau aturan-aturan
yang berlaku baik lisan maupun tulisan karena dengan begitu tuan rumah bisa menyambut dengan
ramah pula, begitu pula jika suatu pasar akan datang dalam suatu wilayah atau kota haruslah
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Tentunya ketika pasar modern akan datang haruslah
melihat keadaan di sekitarnya akankah berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan
datangnya dan perbaikan pasar modern dalam suatu wilayah atau kota haruslah dapat mengubah
perekonomian dalam suatu kota tanpa mengurangi eksistensi pasar tradisional yang notabene sudah
terdahulu berdiri Kota Serang.
2.4 DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR TRADISONAL PASAR RAU
Keberadaan Makro, pasar Rau yang kini dikenla dengan Rau Trade Center (RTC) menimbulkan
dampak postif maupun negatif bagi masyarakat sekitar. Berdasarakan wawancara dengan masyarakat
sekitar ditarik kesimpulan ada dua dampak negatif dominan disamping dampak positif yang
ditimbulkan yaitu banjir dan bau yang tidak sedap.
Aka tetapi penurt hasil pengamatan dan wwnacara singkat bahwa kebrdaanPasrRau sangatbesar bagi
kehidupanekoi Kota serang etrutama bagi Wraga di sekitar Pasar Rau, seperti Kecamatan Serang dan
Kecamatan Kasemen, dampak positif yang dominan itu meliputi:
a. Dampak Positif
1. Meningkatkan perputaran uang di sekitar pasrrau yakni rata-rata mencapai Rp.17 Miliar Perhari.
2. Meningkatkan pendaptan asli daerah di bidang pajak dan retribusi pasar bagi Kota Serang.
3. Banyaknya masyarakat yang terlibat dalam usaha di sekitar pasar sebagai luapan rezeki dari keberadaan
pasar Rau, seperti kawasan Pasar ayam dan kawasan pedangang Wuduk di Cinaggung dan Lopang.
4. Sebagai setra tekstil, buah-buhan, plastic dan pakaian yang berkualitas baik di Provinsi Banten.
5. Perekonomian masyarakat meningkat dibidang perdagangan hal ini sesuai dengan data yang didapat
hampir 76% masyarakat di sekitar Pasar Rau bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar rau.
B. Dampak Negatif
1. Dampak Negatif Berupa Banjir
Jumlah masyarakat yang mengalami kebanjiran akibat keberadaan pasar ini tidak terlalu banyak
sekitar + 15% dari jumlah penduduk yang berada di RTC tetapi walaupun tidak banyak, juga
menimbulkan kerugian bagi mereka. Kerugian tersebut berupa perabotan rumah rusak, dan ada
sebagian rumah mereka yang rusak. Sehingga mereka harus mengeluarkan uang untuk
memperbaikinya. Untuk mengetahui jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh banjir tersebut penulis
melakukan analisa dengan menggunakan metode Willingness To Pay yaitu melakukan wawancara
secara langsung dengan masyarakat yang terkena dampak negatif tersebut.
2. Dampak Negatif Berupa Bau Yang Tidak Sedap
Pasar Rau menimbulkan bau yang tidak sedap yang berasal dari tempat pengolahan limbah pasar ikan
da psar buah yang sudah membusuk akan tetapi tidak langsung ditangani atau dibuang, limbah ini
terkonsetrasi di bagian Timur Pasar Rau dan sering berada di sungai dekat pasar buah-buahan dan
ikan.
3. Dampak Negatif Berupa Kesemerawutan Lalu Lintas
Lalulintas di pasar Rau sangat semerawut terutama di hari-hari biasa kemacetan ini hampir di semua
ruas jalan yang mau masuk ke pasar rau hal ini kurangya pengawasan dari pihak pengatur lalulintas
dan kurangnya lahan parkir bagi mobil.
4. Terbentuknya Lokalisasi terselubung di sekitar Pasar Rau
Dengan mobiltas yang tinggi pasar Rau sangat menarik bagi PSK lokal maupun luar daerah,
banyaknya pedagang dan sopir yang mengirim barang dengan jarak jauh memungkinkan perlunya
tempat singgah sementara. Dan menimbulkan efek manis perkembangan lokalisasi terselubung di
pasar Rau oleh PSK untuk menjajajakan dagangannya bagi pendatang dan pedagang local.
5. Terbentuknya Pemukiman Kumuh di sekitar Pasar Rau
Dengan tingkat perputaran uang yang tinggi di pasar Rau ketertarikan atau mobilitas
masyarakat lebih tinggi berpusat di sekitar pasar terutama di daerah Lopang, Cimuncang, Bumi
Agung, Kasemen dan Cinanggung. Dengan banyaknya permintaan pemukiman adakalany masyarakat
pemilik kontrakan enggan mempertimbangkan kenyaman dan keasrian lingkungn dengan membangun
kotrakan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kenyamanan lingkungan sehingga terkesan
kumuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasar adalah sebagai tempat terjadinya jual beli barang bagi masyarakat merupakan salah satu
cerminan perekonomian dan sosial budaya setiap komunitas di dunia ini. Pasar mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu, dari yang bersifat tradisional menjadi modern. Perkembangan ini
terjadi di kota-kota dunia.
Keberadaan pasar tradisional dewasa ini harus dipertahankan seiring dengan perubahan
pemikiran dan perilaku konsumsi masyarakat. Namun keberadaanya dikuatirkan dapat mempengaruhi
peran pasar tradisional dalam kehidupan masyarakat. Kendatipun keberadaan pasar tradisional tidak
dapat dikesampingkan dalam menopang perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Namun
ternyata keberadaan pasar modern mempengaruhi pendapatan pedagang pasar tradisional. Setelah
adanya pasar modern, pendapatan pedagang jadi berkurang/menurun.
Untuk mempertahankan keberadaan pasar-pasar tradisional beberapa solusi alternatif yang
ditawarkan adalah melakukan pembenahan kualitas pasar-pasar tradisional, terutama yang
menyangkut kebersihan, keteraturan, serta kenyamanan sehingga dapat memenuhi dan melayani
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Disamping itu, perlu ditegakkan peraturan yang mengatur jarak
antara pembangunan pasar modern dengan pasar-pasar tradisional, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih dan persaingan antara pasar modern dengan pasar tradisional yang pada gilirannya dapat
membantu peran pasar tradisioanal dalam perekonomian suatu wilayah.