amdal ipa

16
Latar Belakang Masalah Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari atau didorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan hidup (kebutuhan pokok). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan, kekayaan dan martabat. Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli (Chourmain, 1994 : 231). Pasar merupakan pusat dan ciri pokok dari jalinan tukar-menukar yang menyatukan seluruh kehidupan ekonomi (Belshaw, 1981:98). Pasar di dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu: penjual, pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin berjumpa dengan seseorang guna mendapatkan informasi tentang sesuatu (Majid, 1988: 308). Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pasar sudah dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat berlangsungnya transaksi jual beli atau tukar menukar barang yang telah teratur dan terorganisasi. Hal ini berarti pada masa Jawa Kuno telah ada pasar sebagai suatu sistem (Nastiti, 2003:13). Pasar sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula diartikan pasar

description

amdal ipa

Transcript of amdal ipa

Page 1: amdal ipa

Latar Belakang Masalah

Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah

satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan adanya pasar

sebagai sarana pendukungnya.  Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu

perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari atau didorong oleh faktor

perkembangan  ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi

kebutuhan hidup (kebutuhan pokok). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga

menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan, kekayaan dan martabat.

Pasar adalah tempat dimana terjadi  interaksi antara penjual dan pembeli (Chourmain, 1994 :

231). Pasar merupakan  pusat dan ciri pokok dari jalinan tukar-menukar yang menyatukan seluruh

kehidupan ekonomi (Belshaw, 1981:98).  Pasar di dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu: penjual,

pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan antara penjual

dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang

masuk  ke pasar akan membeli barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin

berjumpa dengan seseorang guna mendapatkan informasi tentang sesuatu (Majid, 1988: 308).

Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pasar

sudah dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat berlangsungnya transaksi jual beli atau

tukar menukar barang yang telah teratur dan terorganisasi. Hal ini berarti pada masa Jawa Kuno telah

ada pasar sebagai suatu sistem (Nastiti, 2003:13).

Pasar sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-

komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula

diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat kaitannya dengan

kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya ketentuan pajak bagi para pedagang,

adanya pelbagai macam jenis komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi,

transaksi  dan adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar.

Menurut Nastiti dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna Abad VIII-IX Masehi dikatakan

bahwa (2003 : 60) :

“Timbulnya pasar tidak lepas dari kebutuhan ekonomi masyarakat setempat. Kelebihan produksi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi memerlukan tempat pengaliran untuk dijual. Selain itu pemenuhan kebutuhan akan barang-barang, memerlukan tempat yang praktis untuk mendapatkan barang-barang baik dengan menukar atau membeli. Adanya kebutuhan-kebutuhan inilah yang  mendorong munculnya tempat berdagang yang disebut pasar”. 

Alasan inilah  yang melatar belakangi manusia membutuhkan “pasar”  sebagai tempat untuk 

memperoleh barang atau jasa yang diperlukan tetapi tidak mungkin dihasilkan sendiri. Keberadaan

pasar dapat dianggap sebagai pusat perekonomian. Pengertian tradisional menurut Kamus Umum

Bahasa Indonesia adalah bersifat turun temurun. Jadi dapat  disimpulkan bahwa Pasar tradisional

berkaitan dengan suatu tradisi. Kata tradisi dalam percakapan sehari-hari sering dikaitkan dengan

Page 2: amdal ipa

pengertian kuno  atau sesuatu yang bersifat luhur sebagai warisan nenek moyang. Tradisi pada intinya

menunjukkan bahwa hidupnya suatu masyarakat senantiasa didukung oleh tradisi, namun tradisi itu

bukanlah statis. Arti paling dasar dari kata tradisi yang berasal dari kata tradium adalah sesuatu yang

diberikan atau diteruskan dari masa lalu ke masa kini (Sedyawati, 1992 : 181).

     Berbicara mengenai tradisi pada dasarnya tidak lepas  dari pengertian kebudayaan, karena

tradisi sebenarnya merupakan bagian isi kebudayaan. Karakter suatu kebudayaan banyak dipengaruhi

oleh faktor lingkungan alam. Hal ini dapat dimengerti mengingat kebudayan pada dasarnya

merupakan hasil budi manusia dalam usahanya  untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan

hidupnya dari tantangan alam (Subroto, 1985 : 7). Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari

kebudayaannya, dimana kebudayaan yang dipunyai oleh manusia merupakan jembatan antara

hubungan kegiatan manusia dengan lingkungannya. Kebudayaan merupakan alat kontrol bagi

kelakuan dan tindakan manusia.

     Pengertian kebudayaan yang lebih detail menurut Parsudi Suparlan adalah keseluruhan

pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat

model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan

menginterprestasikan lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong serta menciptakan

tindakanyang diperlukan (Widiyanto,1997 : 47).

    Menurut Koentjaraningrat (2002: 5)  kebudayaan mempunyai tiga wujud: pertama, kebudayaan

sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

Kedua, kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam

masyarakat. Wujud kebudayaan yang ketiga adalah sebagai benda-benda hasil karya manusia. Jadi

dengan adanya pasar maka akan terjadi perubahan nilai, gagasan, norma, kepercayaan dan aktivitas

berpola dari manusia dalam masyarakat. Pasar memiliki multi peran, yaitu tidak hanya berperan

sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi pasar juga memiliki fungsi sebagai

tempat bertemunya budaya yang dibawa oleh setiap mereka yang memanfaatkan pasar. Interaksi

tersebut tanpa mereka sadari telah terjadi pengaruh mempengaruhi budaya masing-masing individu

(Depdikbud, 1993 :4).

      Pasar tradisional memegang peranan yang amat penting pada masa ini, terutama pada

masyarakat pedesaan.  Pasar, pada masyarakat pedesaan dapat diartikan sebagai pintu gerbang yang

menghubungkan masyarakat tersebut dengan dunia luar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar

mempunyai peranan dalam perubahan-perubahan kebudayaan  yang berlangsung di dalam suatu

masyarakat. Melalui pasar ditawarkan  alternatif-alternatif kebudayaan yang berlainan dari

kebudayaan setempat (Sugiarto, 1986 : 2).

      Pasar selain mempunyai peranan dalam aktivitas ekonomi ternyata juga mempunyai peranan

dalam aktivitas sosial. Pernyataan ini dipertegas dalam buku Peranan Pasar pada Masyarakat

Pedesaan Sumatera Barat  disebutkan bahwa (Depdikbud,1990 :2) :

Page 3: amdal ipa

“Pasar pada prinsipnya adalah tempat dimana para penjual dan pembeli bertemu. Tetapi apabila pasar telah terselenggara dalam arti para pembeli dan penjual sudah bertemu serta barang-barang kebutuhan sudah disebarluaskan, maka pasar memperlihatkan peranannya bukan hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi tetapi juga sebagai pusat kebudayaan”  

  Pasar Rau adalah salah satu pasar tradisional yang masih bertahan di Kota Serang  berada

didaerah yang strategis keberadaannya masih tetap bertahan ditengah-tengah masyarakat yang terus

berkembang. Pasar merupakan salah satu  penyebab adanya pergeseran nilai-nilai tradisional yang

semula masih dipertahankan. Kehadiran pasar setidak-tidaknya telah merubah pola ekonomi

tradisional kepada ekonomi komersial. Salah satu ciri untuk dapat melihat setiap usaha yang

dilakukan oleh masyarakat telah berorientasi kepada untung dan rugi atau diukur dengan uang

(Depdikbud, 1993 :201).

    Pasar Rau merupakan pasar induk yang terletak di daerah serang, salah satu pasar yang paling

ramai, yang setiap hari dikunjungi orang dari berbagai penjuru serang bahkan sampai pandeglang dan

anyer. Pasar Rau telah mengalami peremajaan, sehingga terkesan lebih luas, lebih banyak pedagang

dengan bermacam-macam produk yang digolongkan dalam beberapa blok diantaranya pedagang

pakaian, pedagang emas, pedagang barang pecah belah, pedagang ikan dan sayur, juga salon dan

bilyard.

    Pasar Rau masih masuk dalam kategori pasar tradisional, area parkir yang ruwet, jalanan yang

becek terutama di blok sayur dan ikan terasa kurang nyaman apalagi bagi orang yang terbiasa

berbelanja di supermarket dan sebagainya. Tapi bagaimanapun juga pasar ini merupakan alternatif

bahkan tujuan utama masyrakat Serang dalam berbelanja kebutuhan pokoknya.

  Dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengkaji Pasar Tradisional Rau Trade Center

(RTC) yang ada di Kota Serang . Oleh karena  itu peneliti mengambil judul “Analisis Dampak

Pembangunan Pasar Tradisonal Rau Trade Center (RTC) Terhadap  Sosial Ekonomi Masyarakat

Kota Serang”.

1.2   Perumusan Masalah

          Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan pokok permasalahan dari

studi lapangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Dampak Pembangunan Pasar

Tradisional Rau Trade Center (RTC) terhadap  Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Serang

1.3   Tujuan Penulisan

          Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Pembangunan Pasar Tradisional Rau

Trade Center (RTC) terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Serang.

1.4   Metodologi Penelitian

Page 4: amdal ipa

          Untuk mendapatkan data tentang dampak Pembangunan Pasar Tradisional Rau Trade Center

(RTC) terhadap Tingkat Ekonomi Masyarakat di Kelurahan … Kota Serang. Peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dilakukan dengan metode wawancara dengan cara sampel

purposif, yaitu responden yang diwawancara mewakili kelompok-kelompok tertentu di masyarakat

(misalnya tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan para pedagang di pasar Rau Trade

center. Wawancara berkisar antara percakapan non-formal sampai wawancara formal pada waktyu

yang tepat. Selain wawancara, penelitian ini juga berdasarkan pengalaman dan observasi peneliti di

pasar Rau Trade Center di Kota Serang. Informasi umum diperoleh dari literatur tertulis dan artikel-

artikel surat kabar. Selain itu, dokumen-dokumen tentang pembangunan pasar Rau Trade Center 

diperoleh dari berbagai sumber.

BAB II

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

2.1 Pendahuluan

       Walaupun Pasar Rau merupakan pasar induk yang terletak di daerah Serang, pasar ini juga

merupakan salah satu pasar yang paling ramai dikunjungi ribuan orang setiap hari. Oleh karena itu,

pasar ini banyak diminati berbagai pedagang yang ingin mengundi peruntungan mencari sekantong

receh dan segepok uang kertas di sana. Selain, ramai pembeli, tempat yang diberikan pun luas, dan

strategis.

       Berbagai jenis dagangan yang menarik perhatian pembeli dijual di pasar ini. Dari mulai pedagang

bahan pokok sehari-hari, segala jenis pakaian yang sudah jadi ataupun yang masih dalam bentuk

bahan, buah-buahan, emas, perak, sampai pedagang aksesoris pun ada di sini. Oleh karena itu Pasar

Rau ini sangatlah diminati berbagai kalangan, dari kalangan bawah hingga kalangan atas, yang hobi

berbelanja ke pasar tradisional.

       Hampir setiap hari Pasar Rau dipadati pengunjung, bahkan seakan tidak ada celah untuk bergerak

sehingga pengunjung saling bersenggolan. Tak jarang kondisi ini disebut pasar senggol. Selain apa

saja yang mereka butuhkan terdapat di pasar Rau ini, Pasar ini pun terkenal namanya di berbagai

penjuru arah di Kota Serang bahkan di Provinsi Banten. Sedangkan tidak hanya bagi para pedagang,

omset yang mereka raih itu meningkat, tapi bagi para supir angkot pun sangatlah menguntungkan.

Karena omset yang mereka raih pun meningkat dari biasanya di hari-hari di Pasar Rau, akibat

ramainya pengunjung yang datang ke Pasar ini. Oleh karena itu, banyak sekali dampak positif yang di

berikan dengan adanya pasar ini etrutam di bidang ekonomi yang sangat besar kontribusinya bagi

masyrakat sekitar kota Serang terutama daerah yang berada dekat dengan keberadaan Kota Serang

Page 5: amdal ipa

seperti kecamatan Serang, Kasemen, Kelurahan Cimuncang, Lopang Banjarsari, Bumi Agung  dan

sekitarnya.

             Di Pasar Rau, kita bisa memanfaatkan apa pun untuk mencari rezeki. Setiap hari dipadati

pengunjung, jadi tidak usah khawatir tidak bisa mencari peruntungan di pasar ini, asalkan punya trik

yang tepat, meskipun hanya berbentuk pasar tradisional yang identik dengan harga yang lebih murah,

dibandingkan swalayan atau mal, namun pasar ini masih tetap eksis hingga sekarang dan paporit bagi

ibu rumah tangga di Kota Serang dan bentuk manajmen nya pun diperrahanan agar tetap tradisonal

akan tetapi fisik secara vertahap ditingkatkan yang dari tadinya dari ubin semen ditingkatkan menjadi

ubin keramik. Dan pada tahun 2000 bentuk fisik pasar rau dirubah secara total oleh pemerintah

Provinsi Banten, pembangunan kurang lebih selama 3 tahun dankini pasar rau berganti nama degan

nama Rau Trade Center (RTC).

2.2 Perkembangan dan Keberadaan Pasar Rau Kota Serang

     Sejak diresmikan dengan nama Rau Trade Center   (RTC)  oleh Presiden ke  lima Megawati 

Soekarnoputri pada 22 Agustus 2004 lalu, Pasar Rau semakin terkenal khususnya untuk produk-

produk tekstil.Bukan hanya di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, namun kini 

merambah pula ke kalangan atas, karena kini Pasar Rau bukan lagi pasar tradisional. Pasar yang 

saat   ini   berada   di   daerah   administrasi   Pemerintah   Kota   Serang   ini   telah  mengalami   banyak 

perkembangan sejak didirikan. Sebelum menjadi kawasan pasar, Rau merupakan daerah rawa-

rawa yang tergenang air. 

Dari   sinilah,   Pasar  Rau  mendapatkan  namanya,  Pasar  Rawa,   yang  kemudian   lebih  dikenal 

dengan Pasar Rau. Perubahan nama ini pun kemungkinan besar merupakan bentuk arbitrasi dialek 

antar para pedagang yang berasal tidak hanya dari Serang, namun juga dari Cilegon, Pandeglang, 

Rangkasbitung, Ciruas, Merak, Labuan, Banten Lama, Tanggerang dan Cikande. Pasar Rau awalnya 

tergelar di atas lahan seluas 5,7 hektare dengan jumlah pedagang mencapai 4.200 orang. Pasar ini 

dibangun pada tahun 1982 sebagai relokasi bagi para pedagang tradisional di Pasar Lama, Kota 

Serang. Saat itu kawasan pasar tradisional tersebut akan ditertibkan untuk pembangunan Serang 

Plaza. Namun, nyatanya Pasar Lama tetap bertahan hingga hari ini.

      Pasar   Rau   awalnya   pula   ditetapkan   sebagai   pasar   inpres   atau   pasar   tradisional   oleh 

Pemerintah Kabupaten Serang kala itu. Kemudian Pasar Rau beralih kategori menjadi pasar induk 

dengan   pengurangan   luas   lahan   menjadi   4,5   hektare,   sebagai   akibat   dari   pelebaran 

jalan.Perkembangan setelahnya pun terus terjadi menuruti alur zaman, khususnya ketika Banten 

dinobatkan sebagai provinsi. Perubahan akibat otonomi daerah ini tak bisa tidak menyentuh pula 

Page 6: amdal ipa

pada masyarakat bawah, termasuk pada keberadaan Pasar Rau sebagai Pasar Induk yang berada 

di ibukota provinsi. Alasan inilah yang kemudian mengharuskan Pasar Rau yang masih tradisional 

berubah menjadi Pasar Induk Modern. Maka pada 2002, Pemerintah Kabupaten Serang melalui 

Dinas   Pengelolaan   Pasar   (DIPPAS)   bekerja   sama   dengan   PT   Pesona   Banten   Persada   sebagai 

pengembang,   mulai   membangun   Rau   Trade   Center   (RTC).   Abdul   Fareh   AM,   pengelola   RTC 

mengungkapkan, pedagang yang beroperasi saat ini berjumlah lima ribuan, terdiri dari pedagang 

pakaian dan pedagang basah yang menjual sayur-mayur, buah-buahan, daging dan ikan. 

           Dengan rincian sekitar 2.300-an pedagang di lantai dasar, 2.200-an pedagang di lantai dua, 

dan 700-an pedagang di lantai tiga. Perputaran uang yang terjadi di Pasar yang tak pernah sepi ini 

diperkirakan mencapai belasan miliar per hari. Di lantai dasar ada 11 blok dari A hingga K, dengan 

rata-rata   185   kios   di   tiap  blok.   dan   perputaran   uang   rata-rata   perhari   sampai   Rp   12  miliar. 

menurut   Fareh   saat   ditemui   di   kantornya  di   lantai   4   gedung  RTC.  Nominal   ini   tentunya   tak 

mengejutkan karena RTC telah menjadi pusat belanja favorit tak hanya bagi warga sekitar Serang 

namun juga bagi warga di luar Serang, seperti Pandeglang, Lebak, Tangerang, Cilegon dan bahkan 

orang-orang   seberang   selat   Sunda   seperti   Sumatera.   RTC   pun   dikunjungi   tak   hanya   oleh 

masyarakat   biasa   namun   oleh   istri   para   pejabat   pemerintahan   dan   anggota   Dewan.   Seperti 

dituturkan oleh Hend, salah satu pemilik kios pakaian yang menjual pakaian dengan kisaran harga 

antara  Rp   300.000  hingga  Rp.   600.000  per   potong,   yang  memang  dikenal   karena  harga   dan 

kualitas barangnya yang tinggi. 

            Omset penjualan tekstil  dan bahan pakaian rata-rata Rp 5  juta per hari,  omsetnya naik 

menjadi Rp 15 juta per hari jika menjelang lebaran puasa dan hari raya idul Fitri. Ada beberapa 

kios lain yang memang memilih pasar menengah ke atas dengan kisaran harga pakaian antara Rp 

150.000 hingga Rp 600.000. Tak hanya kios pakaian, kios kerudung pun ada yang memilih pasar 

ini, dengan harga kerudung bisa mencapai ratusan ribu rupiah per potong. Keberadaan kios-kios 

eksklusif ini, tentunya telah menambah nilai RTC sebagai sentra belanja yang lengkap dan punya 

kelas.

           Tak kalah dengan sentra belanja modern lainnya seperti mal atau departemen store. Karena 

merek-merek  yang  dijajakan  pun  berkelas   seperti  Koko  Preview milik   Itang  Yunaz,  baju  anak 

Dannis, dan tas mewah Guess. Hanya saja, kata Abdul Fareh AM, pihaknya belum bisa mengatur 

lokasi para pedagang dalam zona-zona yang disesuaikan dengan jenis komoditas yang dijualnya, 

sperti zona pedagang kain, zona pedagang kerudung, dan seterusnya. Hal ini memang semestinya 

dilakukan sejak awal, untuk memudahkan kedua pihak baik pembeli maupun pedagang, termasuk 

penyesuain dengan lahan parkir. Pernah ada orang mengadu kehilangan motor, nyatanya dia lupa 

di  mana menaruh motornya  sendiri.  Pihak  pengelola  maklumi   sekali  karenapelataranparkir  di 

Page 7: amdal ipa

PAsar  Rau   cukup   Luas   yaitu   spenjang  bahu   jalan  dansepanjang  bnagunan  RTC.   Tapi,   sebagai 

pengelola sebagai penangungjawab akan usahakan untuk bisa membentuk zona-zona itu sesuai 

dengan jenis barang yang dijual.

             Pihak  pengelola  pun berharap  Pemkot  Serang  dapat  memberikan  perhatian  yang   lebih 

terhadap   lingkungan  di   seputar   gedung  RTC,   yang  bukan   lagi  menjadi   tanggung   jawab  pihak 

pengelola, seperti jalan dan kios-kios di luar pagar gedung RTC. Pemerintah Kota Serang bisa lebih 

peduli khususnya untuk ketertiban jalan dan arus lalu lintas di seputar RTC. Sehingga Pasar Rau 

tidak lagi terkesan kumuh dan semerawut sehingga pasar Rau dapat berkontribusi bagi ekonomi 

kota serang baik secara seoial dan ekonomi.

2.3 PENDEKATAN KONSEP DAN ANALISIS PENTINGNYA        EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL 

    Pengaruh keberadaan pasar tradisional sangat kuat sehingga selalu terjadi pro-kontra antara para

pelaku bisnis di psar tradisional. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika masuknya ide pasar modern

dalam suatu wilayah atau kota diharapkan akan mampu bisa menyerap banyak tenaga kerja dalam hal

ini dalam porses operangang di asar tradisonal yang terkesan kumuh dan semrawut ini akan tetapi

dengan keberadaan pasar ini tingkat intenstas dan interaksi di pasar tradisional cukup besar dan

merata bagi masyarakat tingkat menengah ke bawah secara rata berpengaruh bagi masyarakat

sekitarnya.

         Dalam penelitian yang dilakukan peneliti secara singkat di berbagai belahan RTC menunjukkan

bahwa pasar tradisioanl memerlukan penanganan segera. Dalam hal ini diharapkan bahwa masuknya

paham modern dan perbaikain fisik pasar tradisonal akan mengangkat pamor pasar tradisional

sehingga dapat mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan akan meningkatkan sirkulasi

pendaaptan warga dengan dnya pasar Rau yag lebih bersih dan teratur. Pada awalnya pusat

perbelanjaan atau pasar ini berasal dari pasar-pasar tradisional yang semakin berkembang. Ada

kalanya gedung yang digunakan sebagai pusat perbelanjaan ini dibangun di tengah-tengah kota serang

yang sangat strategis. Hal ini menimbulkan fenomena lain yaitu semakin banyaknya pedagang-

pedagang yang berada di pasar rau yang berjualan di emeparan jalan dan sekitar pasar rau sehingga

keberadaan pedagang kaki lima ini membludak dan tidak dapat terkontrol sehingga kalo siang hari

macet total di bagian utara jalan rau.

          Pada prinsip-prinsip dasar yang dipakai setiap masyarakat untuk memutuskan bagaimana cara

terbaik untuk membelanjakannya, termasuk gabungan antara kebutuhan publik dan pribadi,

seharusnya berjalan dengan baik asalkan keputusan tersebut hanya atau terutama mempengaruhi

anggota-anggota masyarakat yang berlaku. Namun diharapkan dengan perbaikan fisik pasar tradisonal

rau akan meningkatkan kualitas pasar dengan tidak meninggalkanciri khas pasar Tradisonal Rau.

        Dengan keberdaan pasar tradisonal ini pemerintah harus tanggap dan membuat peraturan-

peraturan perundangan dan berharap mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi

Page 8: amdal ipa

pasar tradisional. Akan tetapi juga tidak mematikan hadirnya pasar-pasar modern. Keberadaan pasar

tradisional dari satu sisi memang banyak memiliki kekurangan seperti lokasinya yang kadang

mengganggu lalu lintas, kumuh, kurang tertata, dan lain-lain. Akan tetapi perlu diingat bahwa pasar

tradisional memegang peran yang cukup penting dalam perekonomian, mengingat bahwa sebagian

besar masyarakat masih mengandalkan perdagangan melalui pasar tradisional. Sehingga sudah

selayaknya pemerintah kota memperhatikan eksistensi pasar tersebut.

Pembenahan terhadap masalah yang muncul dari keberadaan pasar tersebut haruslah segera mencari

solusi yang tepat. Misalnya saja dengan melarang pembangunan pasar-pasar modern yang letaknya

dekat dengan pasar tradisional. Selain itu pemerintah juga memberi tempat atau merelokasi pasar,

seperti pasar buah. Penanganan pasar tradisional tersebut haruslah terprogram oleh pemda untuk

memberikan proteksi terhadap pasar-pasar tersebut yang semakin tergerus oleh kehadiran pasar

modern sehingga pasar tradiosnal akan tetap eksis

            Pembenahan pasar tradisional tidak semata-mata untuk melindungi pasar tradisional dengan

masyarakat awamnya. Akan tetapi juga untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun asing. Hal

tersebut merupakan langkah yang cukup bijak mengingat penataan tidak hanya bertujuan untuk

menjaga kelangsungan pasar tetapi juga untuk meningkatkan pemasukan perekonomian. Sehingga

kebijakan tersebut lebih menguntungkan banyak pihak. Akan tetapi untuk pembenahan pasar seperti

Pasar Rau pada tahun 2000 tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena menyangkut tingkat

pendidikan masyarakat lapis bawah yang cenderung rendah. Selain itu pola kebiasaan masyarakat

juga turut menjadi penghambat penataan pasar. Secara normatif solusi yang tepat untuk mengatasi

beberapa permasalahan tersebut adalah dengan menyinergikan pasar tradisional dan tempat

perbelanjaan modern sebagai satu kesatuan fungsional. Kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah

bersifat memberikan solusi kepada pasar-pasar tradisional. Karena pasar tradisional merupakan

merupakan salah satu pilar ekonomi yang cukup potensial untuk meningkatkan perekonomian. Pasar

tersebut mampu memberikan kehidupan bagi perekonomian terutama masyarakat bawah. Pemda juga

diuntungkan dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional menjadi kawasan tujuan wisata.

             Pemda dapat meraup pajak lebih besar dari pasar-pasar tersebut.

Sebagaimana ketika orang akan bertamu ke suatu tempat haruslah mengerti norma atau aturan-aturan

yang berlaku baik lisan maupun tulisan karena dengan begitu tuan rumah bisa menyambut dengan

ramah pula, begitu pula jika suatu pasar akan datang dalam suatu wilayah atau kota haruslah

mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Tentunya ketika pasar modern akan datang haruslah

melihat keadaan di sekitarnya akankah berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan

datangnya dan perbaikan pasar modern dalam suatu wilayah atau kota haruslah dapat mengubah

perekonomian dalam suatu kota tanpa mengurangi eksistensi pasar tradisional yang notabene sudah

terdahulu berdiri Kota Serang.

2.4 DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR TRADISONAL PASAR RAU

Page 9: amdal ipa

Keberadaan Makro, pasar Rau yang kini dikenla dengan Rau Trade Center (RTC) menimbulkan

dampak postif maupun negatif bagi masyarakat sekitar. Berdasarakan wawancara dengan masyarakat

sekitar ditarik kesimpulan ada dua dampak negatif dominan disamping dampak positif yang

ditimbulkan yaitu banjir dan bau yang tidak sedap.

Aka tetapi penurt hasil pengamatan dan wwnacara singkat bahwa kebrdaanPasrRau sangatbesar bagi

kehidupanekoi Kota serang etrutama bagi Wraga di sekitar Pasar Rau, seperti Kecamatan Serang dan

Kecamatan Kasemen, dampak positif yang dominan itu meliputi:

a. Dampak Positif

1. Meningkatkan perputaran uang di sekitar pasrrau yakni rata-rata  mencapai Rp.17 Miliar Perhari.

2.  Meningkatkan pendaptan asli daerah di bidang pajak dan retribusi pasar bagi Kota Serang.

3. Banyaknya masyarakat yang terlibat dalam usaha di sekitar pasar sebagai luapan rezeki dari keberadaan

pasar Rau, seperti kawasan Pasar ayam dan kawasan pedangang Wuduk di Cinaggung dan Lopang.

4. Sebagai setra tekstil, buah-buhan, plastic dan pakaian yang berkualitas baik di Provinsi Banten.

5. Perekonomian masyarakat meningkat dibidang perdagangan hal ini sesuai dengan data yang didapat

hampir 76% masyarakat di sekitar Pasar Rau bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar rau.  

       B. Dampak Negatif

     1. Dampak Negatif Berupa Banjir

Jumlah masyarakat yang mengalami kebanjiran akibat keberadaan pasar ini  tidak terlalu banyak

sekitar + 15% dari jumlah penduduk yang berada di RTC tetapi walaupun tidak banyak, juga

menimbulkan kerugian bagi mereka. Kerugian tersebut berupa perabotan rumah rusak, dan ada

sebagian rumah mereka yang rusak. Sehingga mereka harus mengeluarkan uang untuk

memperbaikinya. Untuk mengetahui jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh banjir tersebut penulis

melakukan analisa dengan menggunakan metode Willingness To Pay yaitu melakukan wawancara

secara langsung dengan masyarakat yang terkena dampak negatif tersebut.

     2. Dampak Negatif Berupa Bau Yang Tidak Sedap

Pasar Rau menimbulkan bau yang tidak sedap yang berasal dari tempat pengolahan limbah pasar ikan

da psar buah yang sudah membusuk akan tetapi tidak langsung ditangani atau dibuang, limbah ini

terkonsetrasi di bagian Timur Pasar Rau dan sering berada di sungai dekat pasar buah-buahan dan

ikan.

     3. Dampak Negatif Berupa Kesemerawutan Lalu Lintas

Lalulintas di pasar Rau sangat semerawut terutama di hari-hari biasa kemacetan ini hampir di semua

ruas jalan yang mau masuk ke pasar rau hal ini kurangya pengawasan dari pihak pengatur lalulintas

dan kurangnya lahan parkir bagi mobil.

                4. Terbentuknya Lokalisasi terselubung di sekitar Pasar Rau

Dengan mobiltas yang tinggi pasar Rau sangat menarik bagi PSK lokal maupun luar daerah,

banyaknya pedagang dan sopir yang mengirim barang dengan jarak jauh memungkinkan perlunya

Page 10: amdal ipa

tempat singgah sementara. Dan menimbulkan efek manis perkembangan lokalisasi terselubung di

pasar Rau oleh PSK untuk menjajajakan dagangannya bagi pendatang dan pedagang local.

                5. Terbentuknya Pemukiman Kumuh di sekitar Pasar Rau

             Dengan tingkat perputaran uang yang tinggi di pasar Rau ketertarikan atau mobilitas

masyarakat lebih tinggi berpusat di sekitar pasar terutama di daerah Lopang, Cimuncang, Bumi

Agung, Kasemen dan Cinanggung. Dengan banyaknya permintaan pemukiman adakalany masyarakat

pemilik kontrakan enggan mempertimbangkan kenyaman dan keasrian lingkungn dengan membangun

kotrakan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kenyamanan lingkungan sehingga terkesan

kumuh.  

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

         Pasar adalah sebagai tempat terjadinya jual beli barang bagi masyarakat merupakan salah satu

cerminan perekonomian dan sosial budaya setiap komunitas di dunia ini. Pasar mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu, dari yang bersifat tradisional menjadi modern. Perkembangan ini

terjadi di kota-kota dunia.

         Keberadaan pasar tradisional dewasa ini harus dipertahankan seiring dengan perubahan

pemikiran dan perilaku konsumsi masyarakat. Namun keberadaanya dikuatirkan dapat mempengaruhi

peran pasar tradisional dalam kehidupan masyarakat. Kendatipun keberadaan pasar tradisional tidak

dapat dikesampingkan dalam menopang perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Namun

ternyata keberadaan pasar modern mempengaruhi pendapatan pedagang pasar tradisional. Setelah

adanya pasar modern, pendapatan pedagang jadi berkurang/menurun.

          Untuk mempertahankan keberadaan pasar-pasar tradisional beberapa solusi alternatif yang

ditawarkan adalah melakukan pembenahan kualitas pasar-pasar tradisional, terutama yang

menyangkut kebersihan, keteraturan, serta kenyamanan sehingga dapat memenuhi dan melayani

kebutuhan masyarakat sehari-hari. Disamping itu, perlu ditegakkan peraturan yang mengatur jarak

antara pembangunan pasar modern dengan pasar-pasar tradisional, sehingga tidak terjadi tumpang

tindih dan persaingan antara pasar modern dengan pasar tradisional yang pada gilirannya dapat

membantu peran pasar tradisioanal dalam perekonomian suatu wilayah.