AM - evi
-
Upload
marissaevis -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
description
Transcript of AM - evi
Nama : Siti Evi Marissa
NIM : 04011181320114
Analisis Masalah
1. Doni, laki laki 18 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak 9 hari
yang lalu. Doni sudah pernah minum obat penurun panas yang dibeli di warung, tetapi
demam hanya turun beberapa jam kemudian naik lagi. Demam meningkat terutama
saat malam hari dan turun di siang hari tetapi tidak sampai suhu normal.
a. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme demam dalam kasus ini?
Penyebab:
Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang terjadi
sebagai suatu bentuk respon fisiologis tubuh terhadap gangguan yang terjadi
dalam tubuh termasuk penyakit ataupun gangguan termoregulasi. Misalnya
respon normal tubuh terhadap adanya infeksi yaitu keadaan masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun
jamur. Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi virus. Demam bisa juga
disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau
kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun.
Mekanisme:
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh akibat dari peradangan atau
infeksi. Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih
dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit
terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses
peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh
terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya zat toksin (mikroorganisme) kedalam tubuh
kita. Mikroorganisme (MO) yang masuk kedalam tubuh umumnya memiliki suatu
zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO
tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan pertahanan
tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya
(fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tubuh akan mengeluarkan
senjata, berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen IL-1(interleukin
1), TNFα (Tumor Necrosis Factor α), IL-6 (interleukin 6), dan INF (interferon)
(khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi yang bekerja pada pusat
termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Pirogen
endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus
untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat
dapat keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat
yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan memacu pengeluaran prostaglandin
(PGE2). Pengeluaran prostaglandin dibantu oleh enzim siklooksigenase (COX).
Pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus.
Sebagai kompensasinya, hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh
(di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat
tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal.
Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Selain itu vasokontriksi kulit juga
berlangsung untuk mengurangi pengeluaran panas. Kedua mekanisme tersebut
mendorong suhu naik. Adanya proses menggigil ( pergerakan otot rangka) ini
ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Dan terjadilah
demam.
b. Apa ciri-ciri demam?
Seseorang dikatakan demam jika suhu tubuhnya meningkat di atas rentang normal
yaitu 98,6oF (37oC). Bergantung pada penyebabnya, demam biasanya disertai
dengan gejala-gejala seperti berikut:
- Berkeringat
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kehilangan nafsu makan
- Dehidrasi
- Lemas
- Sufebris: 37,5oC – 38,5oC; Febris: 38,5oC - 39,5oC; Hiperpireksia: >40oC
c. Mengapa demam Doni meningkat terutama saat malam hari dan turun di siang
hari tetapi tidak sampai suhu normal?
Demam yang terjadi akibat siklus agen infeksius bersifat remiten yaitu setiap
hari suhu badan dapat turun tetapi tidak pernah mencapai suhu badan yang
normal. Demam terjadi di malam hari karena pada waktu tersebut metabolisme
tubuh telah menurun, sehingga suhu tubuh ikut menurun. Akibatnya, tubuh
mengkompensasi set point “palsu” yang di set oleh bakteri dengan mekanisme
demam.
d. Mengapa setelah minum obat penurun panas demam hanya turun beberapa jam
kemudian naik lagi?
Cara kerja obat penurun panas seperti asetaminofen, asetosal, ibuprofen
adalahbekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan
saraf pusat dengan menurunkan set-point di otak dan membuat pembuluh darah
kulit melebar sehingga pengeluaran panas ditingkatkan, sedangkan obat demam
tifoid seperti kloramfenikol bekerja dengan cara menghambat sintesis protein
bakteri dan mempunyai efek yang kecil terhadap fungsi metabolisme lainnya,
bersifat bakteriostatik dan kadang-kadang bakterisid pada konsentrasi obat yang
tinggi. Pada umumnya bakteri Gram-negatif dihambat oleh konsentrasi 2-5 μg/ml.
Penderita yang mendapat pengobatan dengan kloramfenikol memperlihatkan efek
terapinya setelah beberapa jam pemberian, berupa hilangnya kuman Salmonella
dari darah. Sehingga demam hanya turun beberapa jam yang terjadi pada Doni
yaitu karena kumannya yang belum mati sehingga kembali mengulang mekanisme
set point pada hipotalamus.
Daftar Pustaka
Widyawati, T. 2011. Demam. <http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/
Chapter%20II.pdf>. Diakses pada tanggal 26 agustus 2014.
Kania, Nia. Penatalaksanaan Demam pada Anak.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/penatalaksanaan_demam_pada_anak.
pdf. Diakses pada tanggal 27 agustus 2014.