Alzheimer

44
BAB I PENDAHULUAN Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses degenerasi yang tidak dapat dihindari. Seluruh sistem, cepat atau lambat akan mengalami degenerasi. Manifestasi klinik, laboratorik dan radiologik bergantung pada organ dan/atau sistem yang terkena. Perubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi otak yang sudah tua harus dibedakan dari perubahan yang disebabkan oleh penyakit yang secara abnormal mengintensifkan sejumlah proses penuaan. Salah satu manifestasi klinik yang khas adalah timbulnya demensia. Penyakit semacam ini sering dicirikan sebagai pelemahan fungsi kognitif atau sebagai demensia. Memang, demensia dapat terjadi pada umur berapa saja, bergantung pada faktor penyebabnya, namun demikian demensia sering terjadi pada lansia. Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial. Disamping itu, suatu diagnosis demensia menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat 1

description

Alzheimer

Transcript of Alzheimer

BAB IPENDAHULUAN

Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses degenerasi yang tidak dapat dihindari. Seluruh sistem, cepat atau lambat akan mengalami degenerasi. Manifestasi klinik, laboratorik dan radiologik bergantung pada organ dan/atau sistem yang terkena. Perubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi otak yang sudah tua harus dibedakan dari perubahan yang disebabkan oleh penyakit yang secara abnormal mengintensifkan sejumlah proses penuaan. Salah satu manifestasi klinik yang khas adalah timbulnya demensia. Penyakit semacam ini sering dicirikan sebagai pelemahan fungsi kognitif atau sebagai demensia. Memang, demensia dapat terjadi pada umur berapa saja, bergantung pada faktor penyebabnya, namun demikian demensia sering terjadi pada lansia.Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial. Disamping itu, suatu diagnosis demensia menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mengharuskan bahwa gejala menyebabkan gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang berat dan merupakan suatu penurunan dari tingkat fungsi sebelumnya. Tipe demensia yang paling sering selain Alzheimer adalah demensia vaskular, yaitu demensia yang secara kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovaskular. Demensia vaskular berjumlah 15-30 persen dari semua kasus demensia. Demensia vaskular paling sering ditemukan pada orang yang berusia antara 60-70 tahun dan lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Hipertensi merupakan predisposisi seseorang terhadap penyakit.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiPenyakit Alzheimer adalah penyebab terbesar terjadinya demensia. Dimana demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. Pasien dengan demensia harus mempunyai gangguan memori selain kemampuan mental lain seperti berpikir abstrak, penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan visuospasial. Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga mempengaruhi aktivitas kerja dan sosial secara bermakna.Demensia merupakan suatu sindrom klinik yang bersifat progresif dan sebagian besar bersifat irreversible yang ditandai oleh suatu gangguan mental yang luas. Gejala demensia seperti kehilangan memori, gangguan berbahasa, disorientasi, perubahan kepribadian, kesulitan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, pengabaian diri, gejala psikiatri dan perilaku diluar karakter.1 Gangguan kognitif yang terjadi cukup mengganggu fungsi sosial ataupun pekerjaan, gangguan ini dapat terjadi karena berbagai proses neurodegenaratif dan proses iskemik.2Definisi lain mengenai demensia adalah hilangnya fungsi kognisi secara multidimensional dan terus-menerus, disebabkan oleh kerusakan organik sistem saraf pusat, tidak disertai penurunan kesadaran secara akut seperti halnya terjadi pada delirium.3

2.2 EpidemiologiPenyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset.Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Di kawasan Asia Pasifik, pada tahun 2005 penderita demensia berjumlah 13,7 juta orang dan menjelang tahun 2050 diprediksikan jumlah ini akan meningkat menjadi 64,6 juta orang. Pada tahun 2005 jumlah kasus baru di kawasan adalah 4,3 juta per tahun. Menjelang tahun 2050 jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 19,7 juta kasus baru pertahun . Prevalensi penyakit Alzheimer menunjukkan peningkatan empat kali lipat pada usia di atas 50 tahun pada 1 : 45 orang Amerika.4 Sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjut berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum diketahui dengan pasti.Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap jenis kelamin.

2.3 Faktor ResikoTerdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan demensia alzheimer diantaranya faktor demografi, termasuk diantaranya adalah usia lanjut, ras dan etnis (Asia, Africo-American), jenis kelamin (pria), pendidikan yang rendah, daerah rural. Faktor aterogenik, termasuk diantaranya adalah hipertensi, merokok cigaret, penyakit jantung, diabetes, hiperlipidemia, bising karotis, menopause tanpa terapi penggantian estrogen dan gambaran EKG yang abnomal, faktor non-aterogenik, termasuk diantaranya adalah genetik, perubahan pada hemostatis, konsumsi alkohol yang tinggi, penggunaan aspirin, stres psikologik, paparan zat yang berhubungan dengan pekerjaan (pestisida, herbisida, plastik), sosial ekonomi, faktor yang berhubungan dengan stroke yang termasuk diantaranya adalah volume kehilangan jaringan otak, serta jumlah dan lokasi infark4.

2.4 EtiologiDemensia mempunyai banyak penyebab, tetapi demensia tipe Alzheimer dan demensia vaskular sama-sama berjumlah 75% dari semua kasus. Penyebab demensia lainnya yang disebutkan dalam DSM-IV adalah penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Parkinson, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan trauma kepala.

2.5 KlasifikasiDemensia dari segi anatomi dibedakan antara demensia kortikal dan demensia subkortikal. Dari etiologi dan perjalanan penyakit dibedakan antara demensia yang reversibel dan irreversibel Perbedaan demensia kortikal dan subkortikalCiriDemensia KortikalDemensia Subkortikal

PenampilanSiaga, sehatAbnormal, lemah

AktivitasNormalLamban

SikapLurus, tegakBongkok, distonik

Cara berjalanNormalAtaksia, festinasi, seolah berdansa

GerakanNormalTremor, khorea, diskinesia

Output verbalNormalDisatria, hipofonik, volum suara lemah

BerbahasaAbnormal, parafasia, anomiaNormal

KognisiAbnormal (tidak mampu memanipulasi pengetahuan)Tak terpelihara (dilapidated)

MemoriAbnormal (gangguan belajar)Pelupa (gangguan retrieval)

Kemampuan visuo-spasialAbnormal (gangguan konstruksi)Tidak cekatan (gangguan gerakan)

Keadaan emosiAbnormal (tak memperdulikan, tak menyadari)Abnormal (kurang dorongan drive)

ContohPenyakit Alzheimer, PickProgressive Supranuclear Palsy, Parkinson, Penyakit Wilson, Huntington.

Dikutip dari Guberman A. Clinical Neurology. Little Brown and Coy, Boston, 1994, 69.Demensia dapat pula diklasifikasikan berdasarkan umur, perjalanan penyakit, kerusakan struktur otak, dan sifat klinisnya.5,6a. Menurut umur Demensia sinilis (>65 tahun) Demensia prasenilis (