Alvin Meidiana G.a.p_2461300814_BAB 11
Transcript of Alvin Meidiana G.a.p_2461300814_BAB 11
BAB 11 VALUE FOR MONEY AUDIT
ALVIN MEIDIANA GALANG A.P2461300814
Untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban
publik oleh lembaga pemerintah maka diperlukan
perluasan sistem pemeriksaan, meliputi:
a. Convention audit: financial & compliance audit
b. VFM audit: financial, compliance, & performance
audit.
Performance audit: 3E's audit (economy, efficiency, &
effectiveness audit)
Audit ekonomi & efisiensi disebut
management/operational audit
Audit efektivitas disebut program audit.
KARAKTERISTIK VFM AUDIT
Performance audit pada dasarnya merupakan perluasan audit
keuangan.
Pengertian audit dlm audit keuangan (Malan, 1984): st proses
yg sistematis utk memperoleh & mengevaluasi bukti scr obyektif ttg
asersi atas tindakan & kejadian ekonomi, kesesuaiannya dg standar
yg ditetapkan & kmd mengkomunikasikan hasilnya kpd pihak
pengguna laporan tsb.
Fokus performance audit: pemeriksaan pd tindakan & kejadian
ekonomi yg menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yg diaudit.
Definisi audit kinerja (Malan, 1984) adl st proses sistematis utk
memperoleh & mengevaluasi bukti scr obyektif, agar dpt melakukan
penilaian scr independen atas ekonomi & efisiensi operasi, efektivitas
dlm pencapaian hasil yg diinginkan, & kepatuhan thdp kebijakan,
peraturan & hukum yg berlaku, menentukan kesesuaian kinerja yg
dicapai dg kriteria yg ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kpd
pihak pengguna laporan tsb.
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi mampu
melaksanakan tugas dlm rangka mencapai tujuan pd standar tinggi dg
biaya rendah.
Salah satu hal yg membedakan VFM audit dg conventional audit adl dlm
hal laporan audit.
audit konvensional, hasil audit berupa opini auditor scr independen &
obyektif ttg kewajaran laporan keuangan sesuai dg kriteria standar yg
ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.
VFM audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan
tahapan audit yg dilaksanakan, akan ttp juga dilengkapi dg rekomendasi
utk perbaikan di masa mendatang.
AUDIT EKONOMI & EFISIENSI
1. Ekonomi mpy arti biaya terendah
2. Efisiensi mengacu pd rasio terbaik antara output dg biaya
(input), krn diukur dlm unit yg berbeda maka efisiensi dpt terwujud
ketika dg sumber daya yg ada dpt dicapai output yg maksimal, atau
output ttt dpt dicapai dg sumber daya yg sekecil-kecilnya.
Tujuan audit ekonomi & efisiensi adl utk menentukan
a.apakah st entitas telah memperoleh, melindungi, & menggunakan
sumber daya (spt karyawan, gedung, ruang, & peralatan kantor) scr
ekonomis & efisien;
b.penyebab terjadinya praktik yg tak ekonomis atau tak efisien,
termasuk ketidakmampuan organisasi dlm mengelola sistem
informasi, prosedur administrasi, & struktur organisasi.
The General Accounting Office Standards (1994) menegaskan bhw
audit ekonomi & efisiensi dilakukan dg mempertimbangkan apakah
entitas yg diaudit telah:
a.Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yg sehat
b.Melakukan pengadaan sdm, mutu & juml sesuai kebutuhan pd biaya
terendah
c.Melindungi & memelihara sumber daya yg ada scr memadai
d.Menghindari duplikasi kegiatan yg tanpa atau kurang jelas tujuannya
e.Menghindari pengangguran atau berlebihan sumber daya
f. Menggunakan prosedur kerja yg efisien;
g.Menggunakan sumber daya yg minimum dlm menghasilkan atau
menyerahkan barang/jasa dg kuantitas & kualitas yg tepat;
h. Mematuhi persyaratan peraturan perundangan yg berkaitan dg
perolehan, pemeliharaan, & penggunaan sumber daya
i. Melaporkan ukuran sah & dpt dipertggjwbkan ttg kehematan & efisiensi.
Pd audit ekonomi & efisiensi, ukuran output idealnya
dispesifikasikan oleh organisasi ybs & ukuran tsb digunakan
utk mengukur kinerja manajer.
Auditor hrs mampu menilai apakah output telah dihasilkan dg
biaya yg lebih rendah atau apakah biaya yg terjadi dpt
menghasilkan output yg lebih besar.
Utk mengetahui apakah organisasi menghasilkan output yg
optimal dg sumber daya yg dimilikinya, auditor dpt
membandingkan output yg telah dicapai pd periode ybs dg:
a. Standar yg telah ditetapkan sebelumnya,
b. Kinerja th-th sebelumnya,
c. Unit lain pd organisasi yg sama atau pd organisasi yg berbeda.
Prosedur audit ekonomi & efisienisi meliputi:
1. Perencanaan audit,
2. Mereview sistem akuntansi & pengendalian
interen,
3. Menguj sistem akuntansi & pengendalian interen,
4. Melaksanakan audit, Menyampaikan laporan.
AUDIT EFEKTIVITAS
Efektivitas berkaitan dg pencapaian tujuan. Menurut Audit
Commission (1986), efektivitas berarti menyediakan jasa yg benar
shg memungkinkan pihak yg berwenang utk mengimplementasikan
kebijakan & tujuannya.
Tujuan audit efektivitas (audit program) utk menentukan:
1.tingkat pencapaian hasil/manfaat yg diinginkan
2.kesesuaian hasit dg tujuan yg ditetapkan sblmnya
3.apakah entitas yg diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain
yg memberikan hasil yg sama dg biaya yg terendah.
Tujuan pelaksanaan audit efektivitas/audit program scr rinci adl
a.Menilai tujuan program (baru/sdg berjalan) apakah sdh memadai & tepat;
b.Menentukan tk pencapaian hasil st program yg diinginkan;
c.Menilai efektivitas program dan/atau unsur program scr terpisah;
d.Mengidentifikasi faktor penghambat kinerja yg baik & memuaskan;
c.Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif
pelaksanakan program yg memberi hasil lbh baik & biaya lbh rendah;
f.Menentukan apakah program tsb saling melengkapi, tumpang-tindih atau
bertentangan dg program lain yg terkait;
g.Mengidentifikasi cara utk dpt melaksanakan program tsb dg lebih baik;
h.Menilai ketaatan thdp peraturan yg berlaku utk program tsb;
i.Menilai apakah SPM sudah cukup memadai utk mengukur, melaporkan, &
memantau tk efektivitas program;
j. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yg sah & dpt
dipertggjwbkan mengenai efektivitas program.
Meskipun efektivitas program tak dpt diukur scr langsung, bbrp alternatif utk mengevaluasi pelaksanaan program:
a. Proksi utk mengukur dampak/ pengaruh,
b. Evaluasi oleh konsumen,
c. Evaluasi yg menitikberatkan pd proses bukan pd hasil.
d. Tk komplain & permintaan dr pengguna jasa dpt sbg proksi pengukuran standar kinerja. Evaluasi pelaksanaan program mempertimbangkan hal:
1. Apakah program tsb relevan atau realistis
2. Apakah ada pengaruh dr program tsb,
3. Apakah program telah mencapai tujuan yg telah ditetapkan, &
4. Apakah ada cara yg lebih baik dlm mencapai hasil.
Tiga kategori kegiatan VFM audit scr umum:
1. "By product " VFM work
2. Performance Review
3. An "Arrangement Review"
By~product' VFM Work
a. Pekerjaan VFM audit yg mrp tujuan sekunder biasanya kurang terstruktur
b. Tipe pekerjaan: berupaya utk mencari penghematan dg jalan melakukan sedikit perubahan dlm praktik kerja & memiliki manfaat yg substansial.
An Arrangement Review Pekerjaan VFM audit: utk menjamin bhw klien melakukan tugas
administrasi yg diperlukan utk mencapai VFM berdasarkan peraturan formal yg ada .
Dlm Arrangement Review Auditor dpt: mengecek & menilai keberadaan peraturan formal semacam ini. memberikan gambaran bagi auditor utk mereview kinerja
Performance Review Pekerjaan yg dilakukan utk menilai scr obyektif VFM yg dicapai oleh
klien & membandingkannya dg kriteria (pembanding) yg valid. Penilaian thdp kinerja klien dpt dilakukan dg membandingkan hasil yg
dicapai dg kinerja masa Ialu, target yg ditetapkan sblmnya atau kinerja organisasi sejenis lainnya.
Prasyarat pelaksanaan proses audit kinerja pd organisasi sektor publik:
1. Auditor (orang/lembaga yg melakukan audit), auditee (pihak yg diaudit), recipent (pihak yg menerima hasil audit)
2. Hubungan akuntanbilitas antara auditee (subordinate) & audit recipent (otoritas yg lebih tinggi)
3. Independensi antara auditor & auditee 4. Pengujian & evaluasi ttt atas aktivitas yg mjd tggg jwb auditee oleh
auditor utk audit recipent.
Auditor sbg pihak pertama memegang peran utama dlm audit kinerja krn:
dpt mengakses informasi keu & informasi mnj dr organisasi yg diaudit, memiliki kemampuan profesional & bersifat independen.
Auditee sbg pihak kedua terdiri dr manajemen atau pekerja organisasi yg bertggjwb kpd recipent.
Recipent mrp pihak ke-3 yg menerima laporan yg terdiri dr bbrp kelompok al: tingkatan yg lebih tinggi dlm organisasi yg sama, dewan komisaris, stockholder, masy, & investor scr individual/kelompok.
Utk mjd profesional auditor sektor publik diperlukan beberapa syarat:
Seorang auditor hrs telah diakui dpt melakukan pemeriksaan (audit);
Mpy pemahaman ttg akun yg ada, sesuai dg peraturan yg berlaku serta mentaati perundangan.
Auditor telah diakui kemampuannya dlm melakukan praktik audit.
Auditor hrs dpt memahami apakah klien telah memanfaatkan sumber daya yg dimiliki scr ekonomis, efisien, & efektif.
Seorg auditor hrs mematuhi kode etik yg berlaku.
Seorg auditor hrs dpt melakukan audit dg bertgggjwb, krn terdorong oleh kesadaran bahwa audit yg akan dilaksanakannya pd organisasi sektor publik, terutama utk memenuhi kepentingan masyr
Dua prosedur utama praktik auditing thdp kinerja org scr komprehensif:
management and technical review
special studies.
Management and Technical Review Telaah fungsi mnj scr umum mengenai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian & metoda/teknik yg digunakan oleh entitas utk menentukan apakah:
Rencana yg matang dikembangkan utk mencapai hasil yg diinginkan, Terdpt struktur yg memadai ttg wewenang & tgg jwb mnj, Mnj telah scr jelas mengkomunikasikan ekspektasinya kpd pihak yg
bertggjwb atas operasi, Pelaksanaan diawasi & dievaluasi scr reguler dg kriteria memadai
shg varian dpt dideteksi & dikoreksi tepat pd waktunya. Special Studies Telaah yg diarahkan utk mencapai kesesuaian thdp spesifikasi ttt
sesuai dg permintaan. Contoh special studies mungkin dilaksanakan utk: Penelitian ttg dugaan terjadinya kesalahan/kecurangan, Menilai kecukupan pengendalian internal dlm SIM atau SIA yg
diterapkan, Konsultasi dg mnj berkaitan dg masalah keu khusus atau kinerja, Mengevaluasi penggunaan dana utk kegiatan investasi yg mungkin
berpengaruh thdp operasi organisasi di masa yad.
STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN 1995
Pedoman audit kinerja thdp lembaga pemerintahan di Ind adl SAP yg dikeluarkan BPK th 1995.
SAP mrp standar melakukan audit atas kegiatan pemerintah meliputi pelaksanaan APBN/APBD, pelaksanaan anggaran than BUMN/BUMD, serta kegiatan yayasan yg didirikan oleh pemerintah, BUMN/BUMD atau badan hukum lain yg di dlmnya terdpt kepentingan keu negara atau yg menerima bantuan pemerintah
Standar audit kinerja thdp lembaga pemerintah menurut SAP adl:
1. Standar Umum
a. Staf yg ditugasi utk melaksanakan audit hrs scr kolektif memiliki kecakapan profesional yg memadai utk tugas yg disyaratkan.
b. Dlm semua hal yg berkaitan dg pekerjaan audit, organisasi/lembaga audit & auditor, baik pemerintah maupun akuntan publik, hrs independen (scr organisasi maupun scr pribadi), bebas dr gangguan independensi yg bersifat pribadi & yg di luar pribadinya (ekstern), yg dpt mernpengaruhi independensinya, serta hrs dpt mempertahankan sikap & penampilan yg independen.
c. Dlm pelaksanaan audit & penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya scr cermat & seksama.
2. Setiap organisasi/lembaga audit yg melaksanakan audit yg berdsrkan SAP hrs memiliki SPI yg memadai, & sistem pengendalian mutu tsb hrs di-review oleh pihak lain yg kompeten (pengendalian mutu ekstern).
Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja, terdiri atas lima hal, yaitu:
Perencanaan
Supervisi
Kepatuhan thdp Peraturan Perundangan
Pengendalian Manajemen
Bukti
Standar Pelaporan Audit Kinerja berisi lima hal, yaitu: 1. Bentuk. laporan audit scr tertulis utk mengkomunikasikan hasil
audit. 2. Ketepatan Waktu. menerbitkan laporan yg dpt digunakan scr tepat
waktu oleh manajemen & pihak lain yg berkepentingan. 3. Isi Laporan. Isi laporan audit meliputi:
a. Tujuan, Lingkup, & Metodologi Audit
b. Hasil Audit. melaporkan temuan audit yg signifikan & kesimpulan
c. Rekomendasi.
d. Pernyataan Standar Audit. berdasarkan SAP
e. Kepatuhan thdp peraturan perundangan
f. Ketidakpatuhan thdp peraturan perundangan & penyalahgunaan
wewenang
g. Pelaporan scr lgsg ttg unsur perbuatan melanggar/melawan hukum
h. Pengendalian manajemen
i. Tanggapan pejabat yg bertggjwb
j. Hasil/prestasi kerja yg patut dihargai
k. Hal yg memerlukan penelaahan lebih lanjut
l. Informasi istimewa & rahasia
4. Penyajian Laporan, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas & ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan.
5. Distribusi Laporan oleh organisasi/lembaga audit kpd: pejabat yg berwenang dlm organisasi pihak yg
diaudit, pejabat yg berwenang dlm organisasi pihak yg
meminta audit, termasuk organisasi luar yg memberikan dana, kecuali jika peraturan melarangnya,
pejabat lain yg mempunyai tgg jwb atas pengawasan scr hukum atau pihak yg bertggjwb utk melakukan tindak lanjut berdsrkan temuan & rekomendasi audit, &
pihak lain yg diberi wewenang oleh entitas yg diaudit utk menerima laporan tsb.
AUDIT KINERJA PEMERINTAH DAERAH DLM KONTEKS OTONOMI DAERAH
Tiga aspek utama terciptanya good governance: 1 pengawasan 2 pengendalian/control 3 pemeriksaan/audit Pengawasan mengacu pd tindakan/kegiatan pihak di
luar eksekutif (masyarakat & DPR/DPRD) utk turut mengawasi kinerja pemerintahan.
Pengendalian adl mekanisme yg dilakukan oleh eksekutif utk menjamin dilaksanakannya sistem & kebijakan mnj shg tujuan organisasi tercapai.
Pemeriksaan mrp kegiatan yg dilakukan oleh pihak yg memiliki independensi & memiliki kompetensi profesional utk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah sesuai dg standar kinerja yg ditetapkan.
Perbedaan pd tataran teknis aplikatif pengawasan DPR/DPRD dilakukan pd tahap awal. Pengendalian terutama pd tahap menengah
(operasionalisasi anggaran), yaitu level management control & task control,
Pemeriksaan dilakukail pd tahap akhir. Objek yg diperiksa berupa kinerja anggaran (anggaran
policy), Laporan pertggjwban keuangan yg terdiri atas: Laporan & nota perhitungan APBN/APBD, Neraca, & Laporan aliran kas. Agar tak tjd penyimpangan/penyelewengan yg
disbbkan abuse of power, maka pemberian wewenang diikuti dg pengawasan & pengendalian yg kuat.
Penguatan fungsi pengawasan dilakukan mll: optimalisasi peran DPR/DPRD sbg balance of power
bagi eksekutif, & partisipasi masy scr lgsg/tak lgsg sbg social control. Penguatan fungsi pengendalian dilakukan mll
pembuatan SPI yg memadai & pemberdayaan auditor internal pemerintah.
Pengawasan oleh DPR/DPRD atau masy hrs dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan & pelaporan.
Utk fungsi pemeriksaan diserahkan kpd lembaga pemeriksa yg memiliki otoritas & keahlian professional (BPK, BPKP, atau akuntan publik yg independen).
PERMASALAHAN AUDIT KINERJA
LEMBAGA PEMERINTAH DI INDONESIA Pemberian otonomi & desentralisasi yg luas, nyata, &
bertgggjwb kpd daerah kabupaten/kota membawa konsekuensi perubahan pd pola & sistem pengawasan & pemeriksaan.
Perubahan tsb memberikan dampak pd unit kerja pemda, spt tuntutan utk lebih terbuka, transparan, & bertgggjwb atas keputusan yg dibuat.
Kepercayaan kpd auditor dg memberi peran yg besar utk memeriksa lembaga pemerintahan, mjd bagian proses terciptanya akuntabilitas publik.
Auditor dituntut utk menjaga & meningkatkan profesionalisme, kompetensi, & independensinya.
Peraturan yg terkait Ketetapan No X/MPR/1998 ttg Pokok-pokok Reformasi
Pembangunan dlm Rangka Penyelamatan & Normalisasi Kehidupan Nasional sbg Haluan Negara,
Ketetapan No. XI/MPR/1 998 ttg Penyelenggaraan Negara yg Bersih & Bebas KKN, maka peran & fungsi pengawasan & pemeriksaan mjd sangat strategis.
Tap MPR tsb menggariskan bhw perlu utk "memberdayakan pengawasan oleh lembaga negara, politik & kemasy & meningkatkan keterbukaan pemerintah dlm pengelolaan keu negara utk menghilangkan KKN"
Utk meningkatkan pengawasan & pemeriksaan dlm rangka memberantas praktik KKN, pemerintah bersama DPR kmd mengesahkan UU 28/1999 ttg Penyelenggara Negara yg Bersih & Bebas dr KKN.
Reposisi Lembaga Pemeriksa
Keleluasaan pemda dlm pengelolaan keuangan daerah memungkinkan tjd perpindahan penyelewengan & KKN dr pusat ke daerah, shg perlu optimalisasi fungsi pengawasan oleh DPRD.
Kelemahan audit pemerintahan di Indonesia:
Kelemahan yg bersifat inherent, yaitu
tak tersedianya performance indicator yg memadai utk mengukur kinerja pemda krn output berupa pelayanan publik yg tak mudah diukur
belum adanya Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah yg baku
Kelemahan bersifat structural, yaitu terkait dg masalah struktur lembaga pemeriksa pemerintah pusat & daerah di Indonesia. Permasalahan: banyaknya lembaga pemeriksa fungsional yg overlapping shg menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien & tidak efektif
Agar lembaga audit efisien & efektif, diperlukan reposisi brp pemisahan tugas & fungsi yg jelas dr lembaga pemeriksa pemerintah tsb (auditor internal atau eksternal)
Audit internal adl audit yg dilakukan oleh unit pemeriksa yg mrp bagian dr organisasi yg diawasi. Dlm pemerintah adl Inspektorat Jenderal Departemen, SPI di lingkungan lembaga negara & BUMN/BUMD, Itwilprop, Itwilkab/ltwilko, & BPKP.
Audit eksternal adl audit yg dilakukan oleh unit pemeriksa (yg independen) yg berada di luar organisasi yg diperiksa. Dlm pemerintah adl BPK mrp lembaga yg independen & mrp supreme auditor.
Reposisi tsb diharapkan dpt diikuti dg dihasilkan SAKSP & SAP lebih baik.