Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah

9
A. Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi dalam struktur perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan mengenai keuangan negara selalu didasarkan pada undang-undang ini, khususnya dalam bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bunyi pasal 23: ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”. B. Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: - Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi

description

Alternatif - alternatif pembiayaan pemerintah

Transcript of Alternatif alternatif pembiayaan pemerintah

A. Pendahuluan

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi

dalam struktur perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan

mengenai keuangan negara selalu didasarkan pada undang-undang ini, khususnya

dalam bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 mengatur

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Bunyi pasal 23:

ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan

keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan

secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara

diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden,

Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang

lalu”.

B. Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

- Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro

ekonomi

- Kebijaka pendapatan negara

- Kebijakan pembangunan ekonomi

- Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum

- Kondisi dan kebijakan lainnya.

Sumber Pembiayaan negara berasal dari pendapatan pajak dalam negeri

berupa:

- Pendapatan pajak penghasilan

- Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas

barang mewah

- pendapatan pajak bumi dan bangunan

- pendapatan cukai

- pendapatan pajak lainnya

Pendapatan pajak internasional berupa

- Pendapatan bea masuk

- Pendapatan bea luar

Penerimaan negara bukan pajak (PN) berasal dari

- Penerimaan sumber daya alam

Penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi

Penerimaan sumber daya alam non minyak bumi dan gas bumi

- Pendapatan bagian laba BUMN

Pendapatan laba BUMN perbankan

Pendapatan laba BUMN non perbankan

- PNBP lainnya

pendapatan dari pengelolaan BUMN

pendapatan jasa

pendapatan bunga

pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana

korupsi

pendapatan pendidikan

pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi

pendapatan iuran dan denda

- pendapatan BLU (Badan Layanan Umum)

pendapatan jasa layanan umum

pendapatan hibah badan layanan umum

pendapatan hasil kerja sama BLU

pendapatan BLU lainnya

C. Tujuan Pembiayaan Pemerintah

Untuk mencapai tujuan bernegara yaitu menciptakan masyarakat adil

makmur dan sejahtera, pemerintah melakukan pembangunan di segala bidang

sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang yang

telah ditetapkan. Pembangunan tersebut dimaksudkan untuk mendorong

perekonomian dan mencapai target pertumbuhan yang telah direncanakan setiap

tahun.

D. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi

1. fungsi pelayanan umum

2. fungsi pertahanan

3. fungsi ketertiban dan keamanan

4. fungsi ekonomi

5. fungsi lingkungan hidup

6. fungsi perumahan dan fasilitas umum

7. fungsi kesehatan

8. fungsi pariwisata

9. fungsi agama

10. fungsi pendidikan

11. fungsi perlindungan sosial

E. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis

1. belanja pegawai

2. belanja barang

3. belanja modal

4. pembayaran bunga utang

5. subsidi

6. belanja hibah

7. bantuan sosial

8. belanja lain-lain

F. Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan

- asumsi dasar makro ekonomi

- kebijakan pembiayaan

- kondisi dan kebijakan lainnya

G. Alternatif Selain Pajak

- Utang

Pada umumnya penerimaan pajak tidak cukup untuk membiayai

seluruh kegiatan pembangunan yang dirancang untuk mengejar pertumbuhan yang

ditargetkan Oleh karena itu, pemerintah mengupayakan pembiayaan

pembangunan tersebut dari utang. Pinjaman dalam negeri digunakan untuk

membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan

pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum serta kegiatan investasi yang

menghasilkan penerimaan.

Dengan jumlah utang yang semakin besar banyak ekonom yang

memeringatkan pemerintah akan adanya risiko jebakan utang (debt trap) dimana

utang sudah terlalu membebani anggaran Negara untuk membayar angsuran

pokok utang dan bunga. Risiko lainnya terkait dengan tereksposure-nya

pemerintah Indonesia kedalam risiko perekonomian global. IMF dan World Bank

(2001) mengidentifikasi beberapa risiko yang dihadapi suatu Negara terkait

dengan jumlah utang yang besar yaitu :

a) Market Risk

Merupakan risiko yang berkaitan dengan fluktuasi suku bunga, nilai

tukar mata uang, harga komoditas, dan inflasi.

b) Funding Risk

Merupakan risiko ketika pemerintah memerlukan dana untuk

pembiayaan anggaran ataupun roll-over utang pada tingkat yang dapat diterima.

Risiko ini terkait dengan kemampuan pemerintah untuk melakukan pinjaman baru

yang dibutuhkan. Semakin besar jumlah utang (sebagai % dari PDB) yang

dimiiliki suatu Negara semakin besar risiko (kesulitan) pemerintah dalam

mendapatkan pinjaman baru. Risiko lainnya adalah risiko roll-over yaitu risiko

bahwa utang akan diroll-over dengan biaya yang sangat tinggi atau bahkan risiko

utang tidak dapat diroll-over sama sekali. Ketidakmampuan untuk

memperpanjang jatuh tempo utang tersebut dapat menimbulkan krisis utang dan

menimbulkan kerugian ekonomi yang riil.

c) Liquidity Risk

Risiko likuiditas menunjuk ke suatu keadaan dimana volume aset

lancar (kas) menurun dengan cepat karena timbulnya kewajiban pembayaran yang

tidak diantisipasi sebelumnya atau kesulitan dalam memperoleh kas melalui

pinjaman jangka pendek. Pembayaran angsuran pokok utang dan bunga yang

setiap tahun meningkat membawa risiko terhadap likuiditas APBN. Apabila

jebakan utang tidak segera diselesaikan maka akan mengarah ke liquidity trap.

d) Credit Risk

Berkenaan dengan kinerja yang rendah dari peminjam atas

kesepakatan keuangan yang telah dituangkan dalam kontrak. Risiko tersebut

relevan khususnya dalam pengelolaan aset lancar. Risiko kredit juga terkait

dengan penerimaan atas penawaran surat berharga (surat utang) yang diterbitkan

pemerintah ataupun kontrak-kontrak derivatif yang ditutup oleh pemerintah.

Risiko kredit yang tinggi akan menjadikan pemerintah dikenakan premi yang

tinggi pada saat menjual surat utang atau menutup kontrak derivative, sehingga

menjadikan biaya peminjaman (cost of borrowing) lebih tinggi di atas rata-rata

tarif premi pasar.

e) Operational risk.

Meliputi berbagai jenis risiko seperti kemungkinan kesalahan

berbagai tahapan pelaksanaan dan pencatatan transaksi, ketidakcukupan atau

kegagalan pengendalian intern atau kegagalan sistem, risiko reputasi, risiko

hukum, risiko keamanan dan risiko bencana alam yang mempengaruhi aktivitas

pemerintah. Contoh nyata dari risiko operasional adalah adanya pembangunan

fisik yang salah sasaran dan dilaksanakan dengan tidak efisien. Juga risiko dana

pembangunan dari utang yang dikorupsi.

- Modal Asing

Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk

mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang

meningkat perlu diikuti oleh perbankan struktur produksi dan perdagangan. Modal

asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi

struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah

perubahan struktur benar-benar terjadi.

Asumsi dasar yang melatar belakangi hubungan positif antara modal asing dan

pertumbuhan ekonomi :

· Setiap 1$ modal asing akan mengakibatkan kenaikan 1$ impor dan investasi.

Dengan asumsi ini dan ICOR yang stabil dimungkinkan untuk menghitung

dampak modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya menghitung

berapa modal asing yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan

tertentu. Incremental Capital Ouput Ratio (ICOR) atau rasio kenaikan ouput

akibat kenaikan kapital adalah indikator ekonomi makro yang sering digunakan

untuk menilai kinerja investasi di suatu Negara. Kegunaan lainnya adalah untuk

menghitung besarnya investasi yang dibutuhkan agar perekonomian tumbuh

dengan laju yang sudah ditetapkan.

- Dana Perimbang

Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia antara

lain berasal dari Dana Perimbangan yang diterima oleh Indonesia khususnya

daerah Khusus Ibukota dari modal asing. Beberapa daerah yang kaya sumberdaya

alam seperti Aceh, Riau, Kaltim, dan Papua akan dapat menggunakan Dana Bagi

Hasil untuk membiayai belanja pembangunannya sedangkan bagi daerah-daerah

miskin dan tidak memiliki SDA.

- Tabungan Dalam Negeri

Pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan investasi.

Peningkatan investasi pada gilirannya membutuhkan dana pembiayaan yang

berasal dari dalam maupun luar negeri. Dari kedua sumber pembiayaan ini,

sumber dana dalam negeri seyogyanya merupakan sumber pokok pembiayaan.

Terutama dilihat dari konteks pertumbuhan ekonomi jangka panjang, dimana

suatu negara haruslah mendasarkan pembiayaan investasi dari sumber dalam

negeri. Dari berbagai sumber pembiayaan dalam negeri, tabungan domestic

merupakan salah satu faktor penting bagi pembiayaan. Tabungan dalam negeri

dapat bersumber dari tabungan masyarakat/swasta, maupun tabungan pemerintah.

Dalam konteks tabungan domestik, idealnya kedua komponen tersebut harus

dapat ditingkatkan secara sinergis dan bersamaan.

- Investasi

Sebagaimana yang telah di ketahui investasi sangat berpengaruh besar

terhadap pembangunan ekonomi, Semakin banyak investasi dalam negeri semakin

besar pula kesempatan Negara kita untuk membangun ekonomi dalam negeri.