Aliran progresivisme.docx

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejak awal selalu diarahkan pada upaya-upaya menjadikan manusia sebagai subjek didik memiliki perbaikan- perbaikan dan perubahan-perubahan yang mengarah pada realisasi idealitas manusia. Dalam rangka perwujudan keinginan inilah, maka banyak pemikiran yang ditujukan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang benar-benar akan mendukung pelaksanaan suatu kegiatan kependidikan. Pemikiran-pemikiran dituangkan dalam berbagai aliran filsafat pendidikan. Salah satunya adalah aliran filsafat progresivisme. Aliran filsafat progresivisme merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan modern. Aliran ini memiliki pandangan- pandangan tersendiri terhadap kurikulum, asas belajar dan budaya. Kurangnya pengetahuan saya akan aliran progresivisme, mendorong saya untuk menuliskan makalah ini. Di dalam makalah akan dijelaskan mengenai aliran progresivisme mulai dari sejarah, pengertian, landasan hingga pandangan terhadap kurikulum, asas belajar dan budaya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah: 1. Bagaimana sejarah aliran progresivisme? 2. Apa pengertian aliran progresivisme? 3. Apa landasan filosofis alliran progsresivisme? 4. Bagaiamana asas belajar dalam aliran progresivisme?

Transcript of Aliran progresivisme.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPendidikan sejak awal selalu diarahkan pada upaya-upaya menjadikan manusia sebagai subjek didik memiliki perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahan yang mengarah pada realisasi idealitas manusia. Dalam rangka perwujudan keinginan inilah, maka banyak pemikiran yang ditujukan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang benar-benar akan mendukung pelaksanaan suatu kegiatan kependidikan. Pemikiran-pemikiran dituangkan dalam berbagai aliran filsafat pendidikan. Salah satunya adalah aliran filsafat progresivisme.Aliran filsafat progresivisme merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan modern. Aliran ini memiliki pandangan-pandangan tersendiri terhadap kurikulum, asas belajar dan budaya. Kurangnya pengetahuan saya akan aliran progresivisme, mendorong saya untuk menuliskan makalah ini. Di dalam makalah akan dijelaskan mengenai aliran progresivisme mulai dari sejarah, pengertian, landasan hingga pandangan terhadap kurikulum, asas belajar dan budaya.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:1. Bagaimana sejarah aliran progresivisme?2. Apa pengertian aliran progresivisme?3. Apa landasan filosofis alliran progsresivisme?4. Bagaiamana asas belajar dalam aliran progresivisme?5. Bagaimana pandangan aliran progresivisme terhadap kurikulum?6. Bagaimana pandangan aliran progresivisme terntang budaya?

C. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui sejarah aliran progresivisme2. Untuk mengetahui pengertian aliran progresivisme3. Untuk mengetahui landasan filosofis aliran progresivisme4. Untuk mengetahui asas belajar dalam aliran progresivisme5. Untuk mengetahui pandangan aliran progresivisme tentang kurikulum6. Untuk mengetahui pandangan aliran progresivisme tentang budayaBAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah Aliran ProgresivismeAliran progresivisme telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya secara pesat baru terlihat pada awal abad ke-20, terutama di negara Amerika Serikat. Bahkan pemikiran yang dikembangkan aliran ini sesungguhnya memiliki benang merah yang secara tegas dapat dilihat sejak zaman Yunani kuno, seperti Heraklitos (544-454 SM), Protagoras (480-410 SM), Socrates (469-391 SM) dan Aristoteles (384-322 SM).Aliran progresivisme lahir sebagai protes terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan yang konvensional yang bersifat formalis tradisional yang telah diwariskan oleh filsafat abad ke-19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan manusia-manusia yang sejati. Progresivisme memandang bahwa metodologi pendidikan konvensional yang menekankan pelaksanaan pendidikan melalui pendekatan mental dicipline, passive learning yang telah menjadi karakteristik pendidikan selama ini tidak sesuai dengan watak humanitas manusia yang sebenarnya.Munculnya aliran progresivisme merupakan salah satu jawaban atas berbagai persoalan yang berkenaan dengan problem pendidikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai manusia sejati.Dalam konteks pendidikan, perkembangan progresivisme tidak dapat dilepaskan dari pemikiran Jhon Dewey, yaitu hidup selalu berubah dan selalu menuju pada pemaharuan-pembaharuan. Baginya, aktivitas intelegensi manusia akan lebih menyenangkan jika disentuhkan dengan praktik lain dalam kehidupan ini, yaitu seni. Seorang yang menempatkan imaji seninya dalam titik-titik fokus argumentasinnya, maka ia akan dengan mudah pula mengembangkan dirinya dalam pencarian-pencarian sains. Jhon Dewey juga memangdang bahwa aktivitas intelek manusia baik dalam proses produktivitisnya, konsumsi dan ataupun pada level kritik, keseluruhannya tidak lain adalah sebagai upaya seni.Dalam gerakan perubahan sosial, progresivisme muncul pada tahun 1930-an. Aliran ini memperlihatkan diri melalui upaya kerjasama Jhon L. Childs, George Counts dan Boyd H. Bode, namun kemudian untuk beberapa waku asosiasi pendidikan progresif ini terpaksa dibubarkan. Kegiatan kembali terlihat setelah munculnya tokoh-tokoh kontemporer seperti George Axtelle, Williem O. Stanley, Ernest Bayles, Lawrence G. Thomas dan Frederick C. Neff. Itulah sebabnya mengapa tokoh-tokoh yang terakhir ini yang paling terkenal sebagai tokoh progresivisme.B. Pengertian Aliran progresivisme Progresivisme secara bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekadar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi pendidikan berisi beragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir siswa secara menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah (Muhmidayeli, 2013:151). Dengan kepemilikan kemampuan yang baik, peserta didik akan terampil membuat keputusan-keputusan terbaik untuk dirinya dan orang lain serta dengan mudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Aliran progrivisme berusaha mengembangkan asas progresivisme dalam semua aspek kehidupan manusia, agar manusia dapat survive menghadapi semua tantangan hidup. Aliran progresivisme dinamakan instrumentalisme, eksperimentalisme dan environmentalisme. Dinamakan instrumentalisme karena aliran ini menganggap bahwa kemampuan inteligensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan eksperimentalisme karena aliran ini mempraktikkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori. Dinamakan environmentalisme karena aliran ini menganggap lingkungan hidup dapat mempengaruhi pembinaan kepribadian (Syam, dalam Jalaluddin 2013:78).Aliran progresivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang meliputi: ilmu hayat, antropologi dan psikologi. Ilmu hayat menunjukkan bahwa manusia mengetahui semua permasalahan dalam kehidupan. Antropologi menunjukkkan bahwa manusia mempunyai kebudayaan dan mampu menciptakan budaya. Psikologi menunjukkan bahwa manusia akan memikirkan tentang dirinya, lingkungan, pengalaman, sifat-sifat alam dan mampu menguasai serta mengatur alam.

C. Landasan Filosofis ProgresivismeProgresivisme menganggap bahwa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan berdasarkan tata logis dan sistematisasi berpikir ilmiah. Oleh karena itu, pendidikan bertugas untuk melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya dalam masyarakat.Aliran progresivisme memandang bahwa sesuatu yang riil adalah sesuatu yang dapat dialami dan dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Manusia adalah makhluk fisik yang berevolusi secara biologis, sosial dan psikologis. Sesuai hakikatnya, manusia akan terus mengalami perkembangan secara terus-menerus menuju arah yang lebi baik. Bahkan esensi kemanusiaan tidak lain adalah semangat untuk mengadakan perubahan-perubahan menuju kemajuan-kemajuan hidup. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus berfungsi sebagai wahana penumbuhkembangan daya kreativitas subjek didiknya agar memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai problem diri dan masyarakatnya. Aliran ini bersikap anti pada sikap otoritarianisme dan absolutisme dalam bentuk apapun. Bagi penganut aliran ini, sikap ini sangat tidak menghargai kemampuan dasar manusia yang secara natural akann selalu mampu menghadapi dan memecahkan berbagai kesulitan hidup. Progresivisme berpendapat bahwa akal manusia bersifat aktif dan selalu ingin mencarai tahu dan meneliti, sehingga ia tidak mudah menerima begitu saja suatu pandangan atau pendapat sebelum ia benar-benar membuktikan kebenarannya secara empiris. Ilmu pengetahuan lahir berdasarkan pada pembuktian-pembuktian eksperimentasi di dunia empiris.

D. Asas Belajar dalam Aliran ProgrisivismeFilsafat progresivisme mempunyai konsep bahwa setiap peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan yang bersifat kreatif dan dinamis. Dengan sifat tersebut, peserta didik menjadi individu yang aktif, kreatif dan dinamis untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya. Pendidikan sebagai wahana yang paling efektif dalam melaksanakan proses pendidikan telah berorientasi pada sifat dan hakikat peserta didik sebagai manusia yang berkembang. Usaha-usaha yang dilakukan adalah menciptakan kondisi edukatif, memberikan motivasi-motivasi dan stimuli-stimuli sehingga akal dan kecerdasan peserta didik dapat berfungsi dan berkembang dengan baik. Bagi aliran progresivisme, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar karena sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Filsafat progresivisme menghendaki isi pendidikan dengan bentuk belajar sambil berbuat atau learning by doing (Zuhairini, dalam Jalaluddin 2013:86-87). Dengan kata lain, akal dan kecerdasan harus dikembangkan dengan baik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan pengetahuan (transfer of knowleddge) , melainkan juga berfungsi sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak terampil dan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan merupakan wadah pembinaan dan pendidikan anak-anak didik dalam rangka menumbuhkembangkan seluruh potensi menuju arah yang maksimal. Dalam hal ini, guru harus mengetahui tahap-tahap perkembangan anak didik lewat ilmu psikologi pendidikan sehingga dapat menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan perkembangan psikologi anak. Selain itu, guru juga harus memberikan kebebasan kepada anak didik untuk bersikap dan berbuat sesuai dengan cara dan kemampuannya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan daya kreasi anak. Dengan kata lain, prinsip yang digunakan adalah kebebasan perilaku anak didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan guru sebagai pelayan siswa.

E. Pandangan Progresivisme terhadap KurikulumSikap progresivisme, memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas dan dinamis, yang tercermn dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat eksperimentalis dan adanya rencana dan susunan yang teratur (Jalaludin, 2013:90). Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa progresivisme menginginkan sekolah yang memiliki kurikulum yang bersidfat fleksibel (tidak kaku, tidak menolak peruubahan, tidak terikat oleh doktrin tertentu), luas dan terbuka. Dengan berpijak pada prinsip tersebut, maka kurikulum dapat direvisi dan dievaluasi setiap saat sesuai dengan kebutuhan setempat. Kurikulum dipusatkan pada pengalaman (kurikulum eksperimental) yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan yang kompleks. Untuk itu, manusia memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan demi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia harus belajar dari pengalamannya. Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, tetapi harus terintegrasi dalam unit. Kurikulum dalam progresivisme bersifat eksperimental atau tipe core curriculum. Core curriculum mengandung ciri-ciri integrated curriculum, dengan menggunakan metode problem solving (Zuhairini dalam Jalaludin, 2013:92). Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam penerapan metode problem solving, anak didik dituntuk untuk dapat memfungsikan kecerdasannya dengan jalan dihadapkan pada materi-materi pelajaran yang menantang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut dapat berpikir ilmiah seperti menganalisis, melakukan hipotesis dan menyimpulkan, dan penekanannya terletak pada kemampuan intelektualnya.Melalui proses pendidikan dengan menggunakan kurikulum yang bersifat integrated kurikulum dengan metoe pendidikan belajar sambil berbuat (learning by doing) dan metode problem solving (pemecahan masalah) diharapkan anak didik menjadi maju dan mempunyai kecakapan praktis serta dapat memecahkan problem sosial sehari-hari dengan bijak.

F. Pandangan Progresivisme tentang BudayaKebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam berbagai bentuk dan manifestasinya, sepanjang sejarah dikenal sebagai milik manusia yang tidak kaku (Jalaluddin, 2013:94). Filsafat progresivisme menganggap bahwa pendidikan telah mampu mengubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman, sekaligus membantu manusia menghadapi transisi zaman tradisional untuk memasuki zaman modern.Manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya terus melakukan perubahan. Dengan sifatnya yang dinamis dan kreatif, manusia terus berevolusi meningkatkan kualitas hidup ke arah yang lebih maju. Dengan rangsangan dari lingkungan, terutama lewat pendidikan, potensi manusia untuk berpikir, berkreasi, berbudaya dapat berkembang. Bagi aliran progresivisme, semakin tinggi tingkat berpikir seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat budaya dan peradabannya.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanProgresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekadar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi pendidikan berisi beragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir siswa secara menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiahAliran progresivisme memandang bahwa sesuatu yang riil adalah sesuatu yang dapat dialami dan dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Aliran ini bersikap anti pada sikap otoritarianisme dan absolutisme. Progresivisme berpendapat bahwa akal manusia bersifat aktif dan selalu ingin mencarai tahu dan meneliti, sehingga ia tidak mudah menerima begitu saja suatu pandangan atau pendapat sebelum ia benar-benar membuktikan kebenarannya secara empiris. Dalam asas belajar, prinsip yang digunakan adalah kebebasan perilaku anak didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan guru sebagai pelayan siswa. Kurikulum dalam progresivisme bersifat eksperimental atau tipe core curriculum. Core curriculum mengandung ciri-ciri integrated curriculum, dengan menggunakan metodde problem solving.

B. SaranDiharapkan para mahasiswa sebagai calon pendidik agar lebih meluangkan waktunya untuk membaca tulisan-tulisan mengenai berbagai aliran filsafat pendidikan untuk menambah wawasan.