Algoritma Anamnesis Kejang[1]

10
ALGORITMA ANAMNESIS KEJANG (SEIZURE) PERBEDAAN KEJANG (SEIZURE) DAN SYNCOPE (PINGSAN) 1

description

N

Transcript of Algoritma Anamnesis Kejang[1]

ALGORITMA ANAMNESIS KEJANG (SEIZURE)PERBEDAAN KEJANG (SEIZURE) DAN SYNCOPE (PINGSAN)

INSIDENS EPILEPSI DIBANDING UMUR

Kejadian Non kejang Yang Dapat Mirip Kejang Epilepsi:

Hipoksia: vasovagal syncope, tahan nafas, disritmia jantung; Apnea: reflux gastro-esofogeal; Migrain: vertigo paroksismal, serangan migraine; Metabolik: hipoglukemia, hiponatremia, hipokalsemia; Motorik: koreoatetosis paroksmisal, tic-tic; Tidur : mimpi buruk, mioklonus malam; Psychiatrik: pseudo-seizures (Tangan jatuh pada muka?)

Kejang Simptomatis Akut:

Hipoglukemia; Hiponatremia; Hipokalsemia; Trauma Otak; Keracunan; Meningitis; Ensefalitis; Hypoxia-iskemia; Tumor; Lesi Vaskular

REFERENSI:Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2000

Sastrodiwirjo S, dkk. Kumpulan Kuliah Neurologi. Jakarta: Bagian Neurologi FKUI; 1986

Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC; 2005

PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Buku Panduan Keterampilan Klinik Dasar Modul Saraf-Jiwa Semester 5 Tahun Ajaran 2010/2011. Jakarta: PSPD UIN; 2011KEJANG PARSIAL (FOKAL, LOKAL)

Kesadaran utuh walaupun mungkin berubah; fokus di satu bagian tetapi dapat menyebar ke bagian lain

KEJANG PARSIAL SEDERHANA (11%)

Preiktal: ada aura

Iktal:

*Kesadaran: tetap normal;

*Dapat bersifat: motorik (gerakan abnormal unilateral), sensorik (merasakan, membaui, mendengar sesuatu yang abnormal), autonomik (takikardia, bradikardia, takipnu, kemerahan, rasa tidak enak di epigastrium), psikik (disfagia, gangguan daya ingat);

*Lama kejang: biasanya kurang dari 1 menit.

- Postiktal: sadar

DENGAN GEJALA MOTORIK

Fokal motorik tidak menjalar: kejang terbatas pada satu bagian tubuh saja

Fokal motorik menjalar: kejang dimulai dari satu bagian tubuh dan menjalar meluas ke daerah lain. Disebut juga Epilepsi Jackson

Versif: kejang disertai gerakan memutar kepala, mata, tubuh

Postural: kejang disertai dengan lengan atau tungkai kaku dalam sikap tertentu

Disertai gangguan fonasi: kejang disertai arus bicara yang terhenti atau pasien mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu

DENGAN GEJALA SOMATOSENSORIS ATAU SENSORIS SPESIAL

(Kejang disertai Halusinasi Sederhana Yang Mengenia Kelima Pancaindera dan Bangkitan Yang Disertai Vertigo)

Somatosensoris: timbul rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk jarum

Visual: terlihat cahaya

Auditoris: terdengar sesuatu

Olfaktoris: terhidu sesuatu

Gustatoris: terkecap sesuatu

Disertai vertigo

DENGAN GEJALA ATAU TANDA GANGGUAN SARAF OTONOM

(Sensasi epigastrium, Pucat, Berkeringat, Membera, Piloereksi, Dilatasi Pupil)

DENGAN GEJALA PSIKIS (GANGGUAN FUNGSI LUHUR)

Disfasia: gangguan bicara mislanya mengulang suatu suku kata, kata atau bagian kalimat

Dismensia: gangguan proses ingatan misalnya merasa seperti sudah mengalami, mendengar, melihat, atau sebaliknya tidak pernah mengalami, mendengar, melihat, mengetahui sesuatu. Mungkin mendadak mengingat suatu peristiwa di masa lalu, merasa seperti melihatnya lagi

Kognitif: Gangguan orientasi waktu, merasa diri berubah

Afektif: merasa sangat senang, susah, marah, takut

Ilusi: perubahan persepsi benda yang dilihat tampak lebih ekcil atau lebih besar

Halusinasi kompleks (berstruktur): mendengar ada yang bicara, music, melihat suatu fenomena tertentu dan lain-lain

KEJANG PARSIAL KOMPLEKS (23%)

Dapat terjadi pada semua umur

Pemicu: musik, cahaya berkedip-kedip

Preiktal: ada aura

Iktal:

*Kesadaran: gangguan kesadaran/ perubahan kesadaran;

*Dimulai dengan kejang parsial sederhana; berkembang menjadi perubahan kesadaran yang disertai: gejala motorik, gejala sensorik, otomatisme (mengecap-ngecapkan bibir, mengunyah, menarik-narik baju)

*Bentuk serangan biasanya stereotipik

*Beberapa kejang parsial kompleks mungkin berkembang menjadi kejang generalisata

*Lama kejang: biasanya 1-3 menit.

- Postiktal: sadar (tetapi tidak dapat mengingat apa yang terjadi); tampak bingung

SERANGAN PARSIAL SEDERHANA DIIKUTI GANGGUAN KESADARAN

(Kesadaran Mula-mula baik Kemudian Menurun)

Dengan gejala parsial sederhana: gejala-gejala seperti pada gejala parsial sederhana diikuti dengan menurunnya kesadaran

Dengan automatisme. Automatisme yaitu gerakan-gerakan, perilaku yang timbul dengan sendirinya, misalnya gerakan mengunyah-ngunyah, menelan-nelan, wajah muka berubah seringkali seperti ketakutan, menata-nata sesuatu, memegang-megang kancing baju, berjalan, mengembara tak menentu, berbicara, dan lain-lain

DENGAN PENURUNAN KESADARAN SEJAK SERANGAN

(Kesadaran Menurun Sejak Permulaan Serangan)

Hanya dengan penurunan kesadaran

Dengan automatisme

KEJANG GENERALISATA SEKUNDER PARSIAL (11%)

Preiktal: ada aura

Iktal:

*Kesadaran: gangguan kesadaran/ perubahan kesadaran;

*Dimulai dengan kejang parsial (sederhana atau kompleks) kemudian menjadi bangkitan umum (tonik-klonik, tonik, klonik);

*Lama kejang: biasanya 1-3 menit.

- Postiktal: periode tidak sadar (tidur) yang mungkin berlangsung beberapa menit sampai selama 30 menit (atau selama 1-2 jam), kemudian setelah sadar, pasien mungkin tampak kebingungan, agak stupor, atau bengong; pasien tidak dapat mengingat kejadian kejangnya; dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah, atau langsung sadar dengan keluhan badan pegal-pegal, lelah, nyeri kepala

KEJANG PARSIAL SEDERHANA YANG BERKEMBANG MENJADI BANGKITAN UMUM

KEJANG PARSIAL KOMPLEKS YANG BERKEMBANG MENJADI BANGKITAN UMUM

KEJANG PARSIAL SEDERHANA YANG MENJADI BANGKITAN PARSIAL KOMPLEKS LALU BERKEMBANG MENJADI BANGKITAN UMUM

KEJANG UMUM (GENERALISATA)

Hilangnya kesadaran; tidak ada awitan fokal; bilateral dan simetrik; tidak ada aura

KEJANG ABSANCE (PETIT MAL) (13%)

Hampir selalu terjadi pada anak (4-12 tahun); awitan jarang dijumpai setelah usia 20 tahun

Preiktal: tidak ada aura

Iktal:

*Kesadaran: hilangnya kesadaran secara singkat;

*Sering salah diagnosis sebagai melamun;

*Menatap kosong, kepala sedikit lunglai, kelopak mata bergetar, atau berkedip secara cepat; tonus postural tidak hilang;

*Lama kejang: beberapa detik (5-15 detik; 1/4 -1/2 menit)

- Postiktal: sadar (memulai aktivitas kembali tanpa bingung atau tanpa rasa kehilangan kesadaran sebelumnya)

- Kejang berulang:

Pasien mungkin mengalami 1 atau 2 kali kejang sebulan atau beberapa kali sehari

- Serangan-serangan ini mungkin menghilang setelah pubertas atau diganti oleh kejang tipe lain, terutama kejang tonik-klonik; perubahan ini biasanya mulai terjadi di antara usia 10-13 tahun

A. HANYA PENURUNAN KESADARAN

E. DENGAN AUTOMATISME

F. DENGAN KOMPONEN AUTONOM

B. DENGAN KOMPONEN KLONIK RINGAN

(Gerakan Klonis Ringan Biasanya Dijumpai pada Kelopak Mata Atas, Sudut Mulut, atau Otot-otot Lainnya Bilateral)

C. DENGAN KOMPONEN ATONIK

(Dijumpai Otot-otot Leher, Lengan, Tangan, Tubuh Mendadak Melemas Sehingga Tampak Mengulai)

D. DENGAN KOMPONEN TONIK

(Dijumpai Otot-otot Ekstremitas, Leher, atau Punggung Mendadak Mengejang, Kepala, Badan Menjadi Melengkung ke Belakang, Lengan Dapat Mengetul atau Mengedang)

B hingga F dapat tersendiri atau kombinasi

KEJANG TONIK-KLONIK (19%)

Dapat terjadi pada semua umur; sering dijumpai pada umur di atas balita

Preiktal: tidak ada aura

Iktal:

*Kesadaran: hilangnya kesadaran dengan cepat;

*Pasien mungkin bersuara menangis, akibat ekspirasi paksa yang disebabkan oleh spasme toraks atau abdomen; pasien kehilangan posisi berdirinya; spasme tonik-klonik; inkontinensia urin dan alvi; menggigit lidah; disfungsi autonom (berkeringat, dilatasi pupil, hipersalivasi, takikardia, hipertensi)

*Pada fase tonik/ kaku (20-60 detik), otot-otot berkontraksi dan posisi tubuh mungkin berubah; fase klonik (kira-kira 40 detik) memperlihatkan kelompok-kelompok otot yang berlawanan bergantian berkontraksi dan melemas sehingga terjadi gerakan-gerakan menyentak; mulut berbusa karena hipersalivasi

*Lama kejang: berlangsung 3 sampai 5 menit

Postiktal: periode tidak sadar (tidur) yang mungkin berlangsung beberapa menit sampai selama 30 menit (atau selama 1-2 jam), kemudian setelah sadar, pasien mungkin tampak kebingungan, agak stupor, atau bengong; pasien tidak dapat mengingat kejadian kejangnya; dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah, atau langsung sadar dengan keluhan badan pegal-pegal, lelah, nyeri kepala

Kadang-kadang bangkitan epilepsi terjadi berulang-ulang, penderita belum sadar dari serangan sebelumnya, serangan berikutnya sudah mulai. Hal ini dinamakan status epilepticus

KEJANG TONIK (9%)

Terutama sekali dijumpai pada anak

Preiktal: tidak ada aura

Iktal:

*Kesadaran: hilangnya kesadaran dengan cepat;

*Peningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, kontraksi) wajah dan tubuh bagian atas; fleksi lengan dan ekstensi tungkai; mata dan kepala mungkin berputar ke satu sisi; dapat menyebabkan henti napas;

*Tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya menjadi kaku;

*Lama kejang: 20-60 detik

Postiktal: pasien tidur beberapa lamanya, dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah, atau langsung sadar dengan keluhan badan pegal-pegal, lelah, nyeri kepala

KEJANG KLONIK (9%)

Terutama sekali dijumpai pada anak

Preiktal: tidak ada aura

Iktal:

*Kesadaran: hilangnya kesadaran dengan cepat;

*Tidak ada komponen tonik, hanya terjadi kejang kelojot;

*Gerakan menyentak, repetitif, tajam, lambat, dan tunggal atau multiple di lengan, tungkai, atau torso;

*Lama kejang: kira-kira 40 detik.

Postiktal: pasien tidur beberapa lamanya, dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih rendah, atau langsung sadar dengan keluhan badan pegal-pegal, lelah, nyeri kepala

KEJANG ATONIK (9%)

Terutama sekali dijumpai pada anak

Preiktal: tidak ada aura

Iktal:

*Kesadaran: kesadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar;

*Hilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh (drop attacks); pada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga pasien terjatuh;

*Lama kejang: beberapa detik.

Postiktal: sadar

KEJANG MIOKLONIK (7%)

Dapat dijumpai pada semua umur

Preiktal: tidak ada aura

Iktal:

*Kesadaran: kesadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar;

*Kontraksi mirip-syok mendadak yang terbatas di beberapa otot atau tungkai;

*Terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat kuat atau lemah sebagian otot atau semua otot-otot, sekali atau berulang-ulang;

*Lama kejang: cenderung singkat.

Postiktal: sadar

FAKTOR PRESIPITASI (PENCETUS)

Faktor sensoris: cahaya yang berkdedip-kedip, bunyi-bunyi yang mengejutkan, air panas

Faktor sistemis: demam, penyakit infeksi, obat-obat tertentu misalnya golongan fenotiazin, klorpropamid, hipoglikemia, kelelahan fisik

Faktor mental: stress, gangguan emosi

RIWAYAT PENGOBATAN KEJANG

BangkitanJenis Obat

Fokal/parsial

SederhanaCBZ, PB, PHTCBZ = Karbamazepin

KompleksCBZ, PB, PHT, VALCLON = Klonazepam

Tonik-klonik umum sekunderCBZ, PB, PHT, VALVAL = Asam Valproat

UmumPHT = Fenitoin

Tonik-klonikCBZ, PB, PHT, VALPB = Fenobarbital

MioklonikCLON, VAL

Absens/petit malCLON, VAL

PENYAKIT PENYERTA

(Mencari Etiologi, Terutama Akut)

Idiopatik (68%); sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi idiopatik

Kelainan kongenital otak (20%): atrofi, porensefali, agenesis korpus kalosum

Gangguan metabolik: hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia, keadaan hiperosmolar, hipomagnesemia, hipoksia, dan uremia

*Cari penyebabnya*Riwayat muntah, diare, DM, pengobatan OHO

Infeksi SSP (4%): radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak dan selaputnya, toksoplasmosis

*Gejala infeksi, port d entre, faktor risiko infeksi

*Kejang biasanya merupakan gejala klinis pertama pada abses serebrum

*Infeksi merupakan penyebab sekitar 3% kasus epilepsi didapat

Trauma (5%): kontusio serebri, hematoma subarakhoid, hematoma subdural

*Cari mekanismenya

*Penyebab tersering kejang didapat

*Kejang terjadi paling sering dalam 30 sampai 90 hari pertama setelah cedera kepala

Neoplasma otak dan selaputnya

*Neoplasma (biasanya kronik) bila dicurigai metastasis, cari primernya

*Kausa lain kejang didapat, terutama usia 35 sampai 55 tahun

*Kejang dapat merupakan gejala pada tumor otat tertentu, khususnya meningioma, glioblastoma, dan astrositoma

*Tumor yang terletak supratentorium dan mengenai korteks kemungkinan besar menyebabkan kejang

*Insidensi tertinggi terjadi pada tumor yang terletak di sepanjang sulkus sentralis disertai keterlibatan motorik; semakin jauh tumor dari bagian ini, semakin kecil kemungkinanya menyebabkan kejang

Kelainan pembuluh darah (2%), malformasi, penyakit kolagen

Keracunan: timbal (Pb), kamper (kapur barus), fenotiazin, air

Proses intrakranial (bisa vaskuler, infeksi, neoplasma, trauma): sakit kepala, defisit neurologis, tanda-tanda peninggian TIK

Lain-lain: penyakit darah, gangguan keseimbangan hormon, degenerasi serebral (1%), dan lain-lain

RIWAYAT MASA KANAK

(Terutama Bila Dicurigai Epilepsi)

Riwayat kehamilan dan persalinan

*Cari apakah ada permasalahan

*Infeksi intrauterin/ selama kehamilan

Riwayat kejang demam dan kejang tanpa demam saat kecil

*Paling sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun

*Kejang disebabkan oleh hipertermia yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri

*Kejang berlangsung singkat; pada beberapa kasus, kejang dapat berlanjut melewati masa anak dan anak mungkin mengalami kejang nondemam pada kehidupan selanjutnya

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

(Tergantung Kasus)

Faktor herediter; ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai bangkitan kejang seperti skelrosis tuberosa, neurofibromatosis, angiomatosis ensefalotrigeminal, fenilketonuria, hipoparatiroidisme, hipoglikemia

Faktor genetik; pada kejang demam dan breath hlding spells

Penyebab vaskular

*Cari faktor risiko vaskular: hipertensi, stroke, DM, dislipidemia, dan lain-lain

Penyebab infeksi

*Cari faktor risiko infeksi

*Riwayat kontak (riwayat tertular infeksi dari anggota keluarga yg lain)

Riwayat keganasan dalam keluarga

Riwayat dengan keluhan yang sama pada anggota keluarga

*Kemungkinan herediter

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

(Tergantung Kasus)

Penyebab vaskular

*Cari faktor risiko vaskular: hipertensi, stroke, DM, Dislipidemia, dan lain-lain

*Tanyakan riwayat pengobatannya

Penyebab infeksi

*Cari faktor risiko infeksi

*Post-ensefalitis

Post-traumatik

Riwayat infeksi saluran napas dan saluran cerna sebelumnya

*Bila kemungkinan Guillain Barre Syndrome (GBS)

Riwayat penyakit kronis sebelumnya

*Tanyakan riwayat pengobatannya

Riwayat keganasan

PENYAKIT PENYERTA

(Mencari Etiologi, Terutama Akut)

Insufisiensi serebrovaskular arteriosklerotik dan infark serebrum

*Merupakan kausa utama kejang pada pasien dengan penyakit vaskular

*Meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi orang berusia lanjut

*Infark besar dan infark dalam yang meluas ke struktur-struktur subkorteks lebih besar kemungkinannya menimbulkan kejang berulang

DATA LINGKUNGAN/ SOSIAL/ KEBIASAAN

(Tergantung Kasus)

Faktor risiko vaskular

*Merokok, jarang berolah raga, dan lain-lain

Alkohol, drug user

*Obat yang berpotensi menimbulkan kejang adalah aminofilin, obat antidiabetes, lidokain, fenotiazin, fisostigmin, dan trisiklik

*Penyalahgunaan zat seperti alkohol dan kokain juga dapat menyebabkan kejang

KB, menstruasi/ menopause

*Gangguan keseimbangan hormon dapat menyebabkan kejang

PAGE 2