Albert Budiyanto Analisis Tingkat Kesehatan

download Albert Budiyanto Analisis Tingkat Kesehatan

of 16

description

kopreasi

Transcript of Albert Budiyanto Analisis Tingkat Kesehatan

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 39

    ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARTIKA KUWERA JAYA

    DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

    14/PER/M.KUKM/XII/2009

    Albert Budiyanto Soleh

    Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Jakarta 13340

    (021) 8564332

    ABSTRAK

    Dalam era Globalisasi, persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama

    cenderung semakin ketat. Oleh karena itu, setiap perubahan yang terjadi harus

    diperhitungkan dan diantisipasi. Demikian halnya dengan para pelaku ekonomi khususnya koperasi, terutama terhadap kinerja keuangan koperasi yang dituntut untuk cepat tanggap dalam mengambil keputusan untuk mencegah hilangnya peluang keuntungan yang ada atau sebaliknya akan mendatangkan kerugian bagi koperasi. Sehubungan dengan hal itu, koperasi harus lebih tangguh dalam menghadapai perubahan dan persaingan yang terjadi didalam lingkungan

    koperasi itu sendiri atau bersaing dengan lembaga keuangan bukan bank lainnya, baik secara nasional, regional, maupun internasional. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Kartika Kuwera Jaya dengan menggunakan peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 14/Per/M.Kukm/Xii/2009. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data tahun 2011. Dari ke tujuh aspek

    penilaian kesehatan koperasi, nilai skor tingkat kesehatan Koperasi Kartika

    Kuwera Jaya secara keseluruhan mendapat nilai skor 76,40 yang artinya Koperasi Kartika Kuwera Jaya tergolong koperasi yang cukup sehat.

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah Dalam era Globalisasi, persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama

    cenderung semakin ketat. Oleh karena itu, setiap perubahan yang terjadi harus diperhitungkan dan diantisipasi. Demikian halnya dengan para pelaku ekonomi

    khususnya koperasi, terutama terhadap kinerja keuangan koperasi yang dituntut untuk cepat tanggap dalam mengambil keputusan untuk mencegah hilangnya peluang keuntungan yang ada atau sebaliknya akan mendatangkan kerugian bagi koperasi. Sehubungan dengan hal itu, koperasi harus lebih tangguh dalam

    menghadapai perubahan dan persaingan yang terjadi didalam lingkungan koperasi itu sendiri atau bersaing dengan lembaga keuangan bukan bank lainnya, baik secara nasional, regional, maupun internasional.

    Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang sangat

    strategis sebagai awal menuju kemandirian. Dalam mewujudkan koperasi yang mandiri, banyak yang harus dihadapi baik masalah intern koperasi seperti permodalan, manajemen, maupun masalah ekstern koperasi seperti mekanisme pasar, campur tangan pemerintah, dan sebagainya.Dari segi kuantitatif

    perkembangan koperasi cukup banyak, namun secara kualitatif belum sepenuhnya menggembirakan. Oleh karena itu, koperasi harus diarahkan pada orientasi strategis dan gerakan koperasi harus menumbuhkan manusia-manusia

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 40

    yang mampu menghimpun berbagai sumber daya terutama dana yang

    dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada.

    Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, artinya bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha atau SHU dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi. Keberadaan koperasi tidak saja

    menguntungkan pada anggota koperasi tetapi juga telah berperan dalam penyerapan tenaga kerja, modal dan teknologi yang lebih baik untuk komunitas dimana koperasi tersebut berada. Untuk mengetahui gambaran tentang koperasi simpan pinjam, maka penulis mencoba untuk menganalisis laporan keuangan yang ada pada Koperasi Kartika Kuwera Jaya. Alat yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan koperasi adalah dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia

    Nomor : 14/Per/M.Kukm/XII/2009. Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha

    Kecil Dan Menengah Republik Indonesia ini mengatur cara penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

    Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengangkat topik tentang kinerja keuangan dengan judul ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI KARTIKA KUWERA JAYA DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA

    KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang, penulis memberikan pembatasan masalah yaitu penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahun

    2011 dan dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

    Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor : 14/per/M.KUKM/XII/2009 yang terdiri dari aspek permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan dan Jatidiri Koperasi. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan maka penulis membuat

    rumusan masalah yaitu : Bagaimana tingkat kesehatan koperasi Kartika Kuwera Jaya tahun 2011 dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor : 14/per/M.KUKM/XII/2009? Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui tingkat kesehatan koperasi Kartika Kuwera Jaya tahun

    2011 dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

    dan Menengah Republik Indonesia nomor : 14/per/M.KUKM/XII/2009

    LANDASAN TEORI

    Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris

    Cooperative. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja, sehingga

    Cooperation berarti bekerja atau berusaha bersamasama. Pengertian koperasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengertian umum dan menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992. Pengertian secara umum : Koperasi adalah suatu

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 41

    perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum

    koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. Sonny Sumarsono, hal 1.

    Pengertian Koperasi menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992 yaitu :

    Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang. Badan Hukum Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan Prinsip koperasi sekaligus sebagai Gerakan Ekonomi Rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Sonny Sumarsono, hal. 1

    Pengertian Koperasi menurut Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan

    berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang Arifin Sitio dan

    Halomoan Tamba, hal. 19

    Asas Koperasi Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan.Asas ini

    sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yang juga menganut tata kehidupan yang berasaskan kekeluargaan dan bekerja sama dan saling

    membantu.Koperasi Indonesia hendaknya menyadari bahwa dalam dirinya terdapat suatu kepribadian Indonesia, sebagai pencerminan dari garis pertumbuhan bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh keadaan dan tempat lingkungan serta suasana waktu sepanjang masa, dengan ciri-ciri Ketuhanan Yang Maha Esa, kekeluargaan dan gotong royong dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

    Dari uraian di atas,maka dapat diketahui bahwa asas koperasi meliputi:

    1. Asas Kekeluargaan yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk bekerja sama dalam koperasi oleh semua untuk semua, dibawah pimpinan pengurus serta penilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.

    2. Asas Kegotong-royongan, yang berarti bahwa pada koperasi terdapat

    keinsyafan dan semangat bekerja sama, rasa bertanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama. Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, hal 23.

    Landasan Koperasi Landasan koperasi merupakan suatu dasar tempat berpijak yang

    memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang

    dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.

    Tentang landasan-landasan koperasi dapat terbagi atas 3 macam yaitu : 1. Landasan Idiil

    Yang dimaksud dengan Landasan Idiil Koperasi adalah landasan yang digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi.Koperasi sebagai

    kumpulan sekelompok orang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh UUD 1945 bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.Jadi tujuannya sama dengan apa yang dicita-citakan oleh seluruh bangsa Indonesia, karena landasan idiil negara Indonesia adalah Pancasila.

    2. Landasan Struktural

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 42

    Yang dimaksud Landasan Struktural Koperasi adalah tempat berpijak koperasi

    dalam susunan hidup bermasyarakat.Tata kehidupan di dalam suatu negara diatur dalam Undang-Undang Dasar.Di Indonesia berlaku Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita suatu bangsa dan karenanya.Koperasi di Indonesia adalah berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945.

    3. Landasan Mental

    Landasan Mental Koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi.Rasa setia telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dulu dan merupakan sifat asli bangsa Indonesia.Sifat ini tercermin dalam bentuk perbuatan dan tingkah laku yang nyata sebagai kegiatan gotong royong.Karena itu dalam koperasi harus tergabung kedua landasan mental di

    atas, yaitu setia kawan dan kesadaran berpribadi sebagai dua unsur yang

    dorong-mendorong, hidup-menghidupi dan awas-mengawasi. Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, hal 24.

    Fungsi Koperasi Fungsi Koperasi Indonesia menurut Undang-undang No.12 Tahun 1967 dirinci sebagai berikut :

    1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.

    2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. 3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi perekonomian

    bangsa Indonesia. 4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat insan masyarakat untuk

    memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam

    mengatur tata laksana perekonomian rakyat.Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, hal 26.

    Sendi-sendi Dasar Koperasi Indonesia Sendi-sendi dasar Koperasi Indonesia terdiri dari : 1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga Negara

    Indonesia. 2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan

    demokrasi dalam ekonomi. 3. Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota. 4. Adanya pembatasan bunga atas modal. 5. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada

    umumnya.

    6. Usaha dan ketata-laksanaannya bersifat terbuka.

    7. Swadaya, swakerta dan swasembada sebagai pencerminan dari pada prinsip dasar : percaya pada diri sendiri. Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, hal. 14.

    Prinsip-prinsip Koperasi

    Prinsip-prinsip koperasi menurut UU.No 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat

    ini di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa

    usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian.

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 43

    6. Pendidikan perkoperasian.

    7. Kerja sama antar koperasi. Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, hal 26.

    Struktur Organisasi Koperasi Secara umum, struktur dan tatanan manajemen koperasi Indonesia dapat

    dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu : 1. Rapat Anggota

    Rapat Anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir.Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan, berwibawa dan menjadi sumber dari segala keputusan atau tindakan yang dilaksanakan oleh perangkat organisasi koperasi dan para

    pengelola usaha koperasi.Segala sesuatu yang telah diputuskan oleh rapat

    anggota harus ditaati dan sifatnya mengikat bagi semua anggota, pengurus, pengawas dan pengelola koperasi.Fungsi dan wewenang yang dimiliki Rapat Anggota sangat menentukan, sehingga menempatkannya pada kedudukan semacam lembaga legislatif pada koperasi.

    2. Pengurus Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat

    anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha.Idealnya pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelolaan koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi.Posisi yang menentukan tersebut merupakan pengejawantahan tugas dan wewenang pengurus, yang ditetapkan dalam undang-undang, Anggaran Dasar/Anggaran

    Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku dan diputuskan oleh Rapat

    Anggota.Pasal 29 ayat (2) . UU.Koperasi no.25 tahun 1992 menyebutkan, bahwa Pengurus merupakan pemegang Kuasa Rapat Anggota.

    3. Pengawas Perangkat koperasi yang ketiga, pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.Pengawas organisasi koperasi

    merupakan suatu lembaga atau badan struktural organisasi koperasi.Pengawas mengemban amanat anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi, keputusan pengurus, serta peraturan lainnya yang berlaku di dalam koperasi.

    4. Pengelola

    Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh

    pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan professional.Karena itu, kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus.Dengan demikian, di sini berlaku hubungan perikatan dalam bentuk perjanjian ataupun kontrak kerja.Jumlah pengelola dan ukuran standar organisasinya sangat tergantung

    pada besarnya usaha yang dikelola.Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, hal 35.

    Jenis-jenis Koperasi Jenis koperasi didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi, jenis-

    jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit dan koperasi produksi. Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada tiga bidang usaha, yang lambat laun bertambah luas sesuai dengan keperluan masyarakat.Berbagai

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 44

    macam Koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki

    kehidupan. Oleh karena banyak macamnya kebutuhan dan usaha untuk memperbaiki kehidupan itu, maka lahirlah pula berbagai macam jenis Koperasi. Dalam garis besarnya sekian banyak jenis Koperasi tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) golongan, yaitu : 1. Koperasi Konsumsi

    Barang konsumsi adalah barang yang diperlukan setiap hari, misalnya:

    barang-barang pangan seperti beras, gula, garam, dan minyak kelapa. Barang-barang sandang seperti kain batik, tekstil dan barang pembantu keperluan sehari-hari seperti : sabun, minyak tanah dan lain-lain. Oleh sebab itu maka Koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari juga disebut Koperasi Konsumsi.

    2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-

    anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos (atau

    bunga) yang ringan. Itulah sebabnya Koperasi ini disebut pula Koperasi Kredit (atau Koperasi Simpan Pinjam).

    3. Koperasi Produksi Koperasi produksi yaitu Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuat dan penjual barang-barang baik yang dilakukan oleh Koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi.

    Contohnya adalah Koperasi Peternakan Sapi Perah, Koperasi Tahu Tempe, Koperasi Pembuatan Sepatu, Koperasi Kerajinan, Koperasi pertanian dan lain-lain.

    4. Koperasi Jasa Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Contohnya adalah Koperasi

    Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Konstruksi Bangunan, Koperasi Jasa

    Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi Perumahan Nasional (Kopernas), Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor, Sertifikan Tanah dan lain-lain.

    5. Koperasi Serba Usaha atau Koperasi Unit Desa (KUD) Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi-koperasi Unit

    Desa (KUD). Satu Unit Desa terdiri dari beberapa desa dalam satu Kecamatan yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi. Untuk satu wilayah potensi ekonomi ini dianjurkan membentuk satu Koperasi yang disebut KUD. Hanya apabila potensi ekonomi suatu kecamatan memungkinnya, maka dapat dibentuk lebih dari satu KUD. Dengan demikian ada kemungkinan satu KUD itu meliputi satu atau beberapa desa saja, tetapi diharapkan agar dapat meliputi semua desa di dalam satu kecamatan. Yang menjadi anggota KUD itu adalah

    orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah

    Unit Desa itu yang merupakan daerah kerja KUD. Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, hal 49.

    Adapun jenis Koperasi menurut jenjang hierarki organisasinya yang dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

    1. Koperasi Primer Koperasi Primer ialah koperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani para anggotanya tersebut. Contohnya adalah KUD di desa-desa, dan Koperasi-koperasi tingkat lainnya.

    2. Koperasi Sekunder

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 45

    Koperasi sekunder yaitu koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum

    Koperasi karena kesamaan kepentingan ekonomis mereka berfederasi (bergabung) untuk tujuan efisiensi dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya. Jenjang penggabungan ini dapat bertingkat-tingkat, atau hanya setingkat saja. Semua itu didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan kelayakan dan efisiensi usaha dan pelayanan kepada para anggota. Contohnya adalah Pusat dan Induk KUD (Koperasi

    Unit Desa) dan Koperasi-koperasi tingkat sekunder lainnya.Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, hal 76.

    Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

    Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada

    para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif

    dan kesejahteraan.Contohnya adalah unit-unit Simpan Pinjam dalam KUD, KSU, Credit Union, Bukopin, Bank Koperasi Pasar dan lain-lain.

    Tujuan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam menurut Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, hal 54 adalah : 1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan

    syarat-syarat yang ringan. 2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur

    sehingga membentuk modal sendiri. 3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari

    pendapatan mereka. 4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu penelitian

    yang dilakukan untuk mengetahui variable mandiri, baik satu variabel atau lebih

    tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain, Sugiono, hal 11.

    Teknik Pengumpulan Data

    Penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu dengan cara Riset Kepustakaan dan Riset Lapangan, yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Riset Kepustakaan (Library Research)

    Penulis memperoleh berbagai teori dan alat analisis yang bersumber dari

    buku-buku, diktat, literatur dan referensi-referensi yang relevan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Teori-teori tersebut disusun menjadi analisis masalah kemudian akan dibandingkan kesamaan data yang diperoleh dengan praktek setelah dilakukan penelitian.

    2. Riset Lapangan (Field Risearch)

    Penulis memperoleh data langsung dari Koperasi Kartika Kuwera Jaya untuk mengumpulkan data, ada dua cara yang dilakukan penulis dalam mengumpulkan data, yakni : a. Observasi

    Yakni riset yang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan data yang diperoleh berupa data yang dibutuhkan penulis untuk objek penelitian dari laporan pertanggung jawaban pengawas dan pengurus pada Rapat

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 46

    Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Kartika Kuwera Jaya untuk periode

    tahun 2011. b. Wawancara (Interview)

    Yakni riset yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada ketua Koperasi Kartika Kuwera Jaya untuk memperoleh data yang lebih akurat.

    Teknik Analisa Data Secara keseluruhan proses analisis data ini dilakukan dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 14/PER/M.KUKM/XII/2009. Peraturan Menteri ini mencakup 24 indikator yang mewakili tentang kondisi keuangan yang terdapat pada Koperasi Kartika Kuwera Jaya yang terdiri dari : 1. Aspek Permodalan

    Terdiri dari :

    a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Terdiri dari : a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan

    b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang diberikan c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan 3. Aspek Manajemen Terdiri dari : a. Manajemen Umum

    b. Kelembagaan

    c. Manajemen Permodalan d Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas 4. Aspek Efisiensi Terdiri dari : a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

    b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor c. Rasio efisiensi pelayanan 5. Aspek Likuiditas Terdiri dari : a. Rasio Kas b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima 6. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

    Terdiri dari :

    a. Rentabilitas asset b. Rentabilitas Modal Sendiri c. Kemandirian Operasional Pelayanan 7. Aspek Jatidiri Koperasi Terdiri dari :

    a. Rasio partisipasi bruto b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA) Penetapan Kesehatan Koperasi

    Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap 7 komponen sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan 7, diperoleh skor keseluruhan. Skor

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 47

    dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan

    USP Koperasi yang dibagi dalam 5 golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP tersebut adalah sebagai berikut:

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Dalam penelitian ini penulis menganalisis kinerja keuangan pada Koperasi Kartika Kuwera Jaya dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor:

    14/per/M.KUKM/XII/2009 yaitu terdiri dari tujuh aspek penilaian yaitu: permodalan, kualiatas aktiva produksi, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian & pertumbuhan dan jatidiri koperasi.

    Permodalan Dalam aspek permodalan terdapat 3 rasio yang digunakan yaitu

    1. Rasio modal Sendiri Terhadap Total Asset

    = Modal Sendiri x 100 % Total Asset = 1.015.043.051,08 x 100 % 1.560.167.066,91 = 65 % 2. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko

    = Modal Sendiri x 100 % Pinjaman diberikan yang beresiko

    = 1.015.043.051,08 x 100 % 3.000.000

    = 33.834,70 % 3. Rasio Kecukupan modal sendiri

    = Modal Sendiri Tertimbang x 100 %

    ATMR = 927.828.201,09 x 100 % 979.657.106,37

    = 94,70

    Dari hasil perhitungan ketiga ratio dalam aspek permodalan maka selanjutnya di lakukan perhitungan bobot dan skor untuk masing-masing ratio dengan hasil sebagai berikut :

    SKOR PREDIKAT

    80 < x < 100 60 < x < 80 40 < x < 60

    20 < x < 40 < 20

    SEHAT CUKUP SEHAT KURANG SEHAT

    TIDAK SEHAT SANGAT TIDAK SEHAT

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 48

    Tabel 1 Hasil Perhitungan Aspek Permodalan

    Berdasarkan hasil pembobotan dan skor terhadap ketiga ratio dalam aspek

    permodalan didapat bahwa hanya Rasio modal Sendiri Terhadap Total Asset yang tidak mendapat nilai maksimum sedangkan kedua rasio yang lain yaitu Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko dan Rasio Kecukupan modal sendiri mendapat skor maksimum yaitu 6 dan 3.

    Kualitas Aktiva Produksi

    Dalam aspek kualiatas aktiva produksi terdapat 4 rasio yang digunakan yaitu : 1. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman

    diberikan Volume pinjaman pada anggota = Piutang Usipa Sekunder + Piutang Usipa

    = Volume pinjaman pada anggota x 100 % Volume pinjaman

    = 890.219.200 x 100 %

    890.219.200 = 100 %

    2. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang diberikan

    = Pinjaman bermasalah x 100 % Pinjaman yang diberikan

    = 3.000.000 x 100 % 890.219.200

    = 0,3 %

    3.Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah = Cadangan Resiko x 100 %

    Pinjaman bermasalah = 317.838.878,22 x 100 %

    3.000.0000 = 10.594.6 %

    4. Rasio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan

    Untuk mencari pinjaman yang beresiko, penulis melakukan wawancara

    kepada pengurus koperasi. Pengurus Koperasi Kartika Kuwera Jaya menetapkan jumlahnya pinjaman bermasalah adalah 10 % dari Jumlah pinjaman yang diberikan kepada anggota koperasi

    = Pinjaman yang beresiko x 100 % Pinjaman yang diberikan

    = 89.021.920 x 100 % 890.219.200

    = 10 %

    Rasio Hasil (%) Nilai Kredit

    Bobot (%)

    Skor

    Rasio modal Sendiri Terhadap Total Asset 65 50 6 3

    Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko

    33.834,70 100 6 6

    Rasio Kecukupan modal sendiri 94,70 100 3 3

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 49

    Dari hasil perhitungan keempat ratio dalam aspek kualitas aktiva produksi maka

    selanjutnya di lakukan perhitungan bobot dan skor untuk masing-masing ratio dengan hasil sebagai berikut :

    Tabel 2 Hasil Perhitungan Aspek Kualitas Aktiva Produksi

    Berdasarkan hasil pembobotan dan skor terhadap keempat ratio dalam aspek

    kualitas aktiva produksi didapat bahwa hanya Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan yang tidak mendapat nilai maksimum yaitu 4 sedangkan ketiga rasio yang lain yaitu Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan , Rasio cadangan resiko terhadap

    resiko pinjaman bermasalah dan Rasio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan mendapat nilai maksimum yaitu 10, 5 dan 5

    Manajemen Dalam penilaian aspek manajemen menggunakan kuesioner yang terdiri dari 5 kompenen yaitu

    1. Manajemen Umum, jawaban ya sebanyak 12 pertanyaan dengan nilai 1

    jawaban ya sebesar 0.25. Berarti skor yang didapat 3 2. Manajemen Kelembagaan, jawaban ya sebanyak 6 pertanyaan dengan nilai 1

    jawaban ya sebesar 0.50. Berarti skor yang didapat 3 3. Manajemen Permodalan, jawaban ya sebanyak 4 pertanyaan dengan nilai 1

    jawaban ya sebsar 0.60. Berarti skor yang didapat 2,40 4. Manajemen Aktiva, jawaban ya sebanyak 10 pertanyaan dengan nilai 1

    jawaban ya sebsar 0.30. Berarti skor yang didapat 3 5. Manajemen Likuiditas, jawaban ya sebanyak 5 pertanyaan dengan nilai 1

    jawaban ya sebsar 0.60. Berarti skor yang didapat 3

    Efisiensi Dalam aspek Efisiensi terdapat 3 rasio yang digunakan yaitu : 1. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

    Beban operasi anggota = beban operasional Partisipasi Bruto = Pendapatan Usipa + Pendapatan Usipa Sekunder + Pendapatan Lain-lain + Pendapatan Unit Toko Partisipasi Bruto = 148.098.900 + 9.252.100 + 1.864.510 + 35.301.793

    = 194.517.303 = Beban operasi anggota x 100 %

    Partisipasi bruto = 58.795.540 x 100 %

    194.517.303 = 30,20 %

    Rasio Hasil (%) Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%)

    Skor

    Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan

    100 100 10 10

    Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan

    0,3 80 5 4

    Rasio cadangan resiko terhadap resiko pinjaman bermasalah

    10.594,60 100 5 5

    Rasio pinjaman yang beresiko terhadap

    pinjaman yang diberikan

    10 100 5 5

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 50

    2. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor

    Beban Usaha = Beban Trans.Pengurus + Beban Alat Tulis Kantor + Beban Insentif Juyar + Beban Lembur + Beban Rapat Dinas + Beban Organisasi + Beban Pajak & /Adm Bank + Beban RAT 2010 (Lihat di Lap.Laba/Rugi bagian beban operasional) SHU Kotor = Total Sisa Hasil Usaha Kotor

    = Beban usaha x 100 %

    SHU kotor

    = 16.037.040 x 100 % 204.152.889.99

    = 7,8 %

    3. Rasio efisiensi pelayanan Biaya karyawan merupakan Jasa Pengurus

    = Biaya karyawan x 100 % Volume pinjaman

    = 11.628.500 x 100 % 890.219.200

    = 1,3 % Dari hasil perhitungan ketiga ratio dalam aspek efisiensi maka selanjutnya di lakukan perhitungan bobot dan skor untuk masing-masing ratio dengan hasil sebagai berikut :

    Tabel 3 Hasil Perhitungan Aspek Efisiensi

    Berdasarkan hasil pembobotan dan skor terhadap ketiga ratio dalam aspek Efisiensi didapat bahwa ketiga Rasio mendapat nilai maksimum yaitu 4, 4 dan 2

    Likuiditas

    Dalam aspek Likuiditas terdapat 2 rasio yang digunakan yaitu : 1. Rasio kas + bank terhadap kewajiban lancar

    Kewajiban Lancar = Jumlah Hutang Jangka Pendek

    = Kas + Bank x 100 % Kewajiban Lancar

    = 483.334.297,18 x 100 % 406.022.754,75

    = 119 %

    2. Rasio pinjaman diberikan terhadap dana yang diterima Dana yang diterima = Simpanan Pokok Anggota + Simpanan Wajib

    Tetap Anggota + Simpanan Wajib Khusus Anggota + Simpanan Wajib Jasa Anggota

    = Pinjaman yang diberikan x 100 % Dana yang diterima

    Rasio Hasil (%) Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%)

    Skor

    Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

    30,20 100 4 4

    Rasio beban usaha terhadap SHU kotor 7,8 100 4 4

    Rasio efisiensi pelayanan 1,3 100 2 2

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 51

    = 890.219.200 x 100 % 551.846.913,87 = 161,3 %

    Dari hasil perhitungan kedua ratio dalam aspek Likuiditas maka selanjutnya di lakukan perhitungan bobot dan skor untuk masing-masing ratio dengan hasil

    sebagai berikut :

    Tabel 4 Hasil Perhitungan Aspek Likuiditas

    Berdasarkan hasil pembobotan dan skor terhadap kedua ratio dalam aspek

    Lukuiditas didapat bahwa Rasio kas + bank terhadap kewajiban lancer tidak mendapat nilai maksimum yaitu 2,5 sedangkan Rasio pinjaman diberikan

    terhadap dana yang diterima mendapat nilai maksimum yaitu 5 Kemandirian dan Pertumbuhan Dalam aspek Kemandirian dan Pertumbuhan terdapat 3 rasio yang digunakan yaitu :

    1. Rasio rentabilitas asset

    SHU Sebelum Pajak = SHU Tahun Buku 2011 yang dibagi Total Aset = Total Aktiva

    = SHU Sebelum Pajak x 100 % Total Aset = 116.285.000 x 100 % 1.560.167.066,91 = 7,4 %

    2. Rasio rentabilitas modal sendiri

    SHU Bagian anggota = Sisa Hasil Usaha Total Modal Sendiri = Jumlah Modal sendiri

    = SHU bagian Anggota x 100 % Total Modal Sendiri

    = 145.357.349,99 x 100 % 1.015.043.051,08

    = 9,3 %

    3. Rasio kemandirian operasional pelayanan Partisipasi Netto = Partisipasi Bruto - SHU

    = Partisipasi Netto x 100 % Beban Usaha + Beban Perkoperasian

    = 49.159.953,01 x 100

    32.370.612 = 151,80 %

    Rasio Hasil (%)

    Nilai Kredit

    Bobot (%)

    Skor

    Rasio kas + bank terhadap kewajiban lancer 119 25 10 2,5

    Rasio pinjaman diberikan terhadap dana yang

    diterima

    161,4 100 5 5

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 52

    Dari hasil perhitungan ketiga ratio dalam aspek kemandirian dan pertumbuhan

    maka selanjutnya di lakukan perhitungan bobot dan skor untuk masing-masing ratio dengan hasil sebagai berikut :

    Tabel 5 Hasil Perhitungan Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

    Berdasarkan hasil pembobotan dan skor terhadap ketiga ratio dalam aspek kemandirian dan pertumbuhan didapat bahwa Rasio rentabilitas asset tidak

    mendapat nilai maksimum yaitu 1,5 sedangkan kedua ratio yang lain yaitu Rasio rentabilitas modal sendiri dan Rasio kemandirian operasional pelayanan

    mendapat nilai maksimum yaitu 3 dan 4

    Jati diri Koperasi Dalam aspek Jati diri Koperasi terdapat 2 rasio yang digunakan yaitu :

    1. Rasio partisipasi bruto Partisipasi Bruto+Pendapatan = Partisipasi Bruto + Bunga Giro + Bunga Deposito + Pendapatan SHU dari Puskopad

    = Partisipasi bruto x 100 % Partisipasi bruto + Pendapatan

    = 194.517.303 x 100

    204.152.889,99 = 95,20%

    2. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)

    Untuk mendapatakan Promosi Ekonomi Anggota dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Manfaat Ekonomi dari Bunga Kredit : 1. Penghematan Beban Kredit Anggota

    a. Partisipasi Bunga Kredit di Koperasi Kartika Kuwera Jaya

    Rp. 890.219.200 X 12 % = Rp.106.826.304

    b. Partisipasi Bunga Kredit di sekitar koperasi Rp. 890.219.200 X 15 %

    =Rp.133.532.880

    Selisih Lebih (x1) Rp. 26.706.576

    2. Kelebihan Balas Bunga Simpanan & Tabungan Anggota

    a. Balas Bunga Simpanan di Koperasi Kartika Kuwera Jaya Rp. 382.303.462 X 0 % = Rp. 0

    b. Balas Bunga Simpanan di sekitar koperasi Rp. 382.303.462 X 3 % = Rp.11.469.103,86

    Selisih kurang (x2) Rp. 11.469.103,86

    Rasio Hasil (%)

    Nilai Kredit

    Bobot (%)

    Skor

    Rasio rentabilitas asset

    7,4 50 3 1,5

    Rasio rentabilitas modal sendiri 9,3 100 3 3

    Rasio kemandirian operasional pelayanan 151,80 100 4 4

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 53

    Jumlah Manfaat Ekonomi Partisipasi Anggota (x1+x2) = Rp. 26.706.576 11.469.103,86 = Rp. 15.237.474,14

    Manfaat Ekonomi dari Pembagian SHU SHU Bagian Anggota Rp.

    69.330.277,28

    Jumlah Partisipasi Ekonomi Anggota : = Manfaat Ekonomi Partisipasi Anggota + SHU Bagian Anggota = Rp. 15.237.474,14 + Rp. 69.330.277,28 = Rp. 84.567.751,42

    Rasio promosi ekonomi anggota (PEA) = Promosi Ekonomi Anggota x 100 % Simpanan Pokok + Wajib

    = 84.567.751,42 x 100

    551.846.913

    = 15,30 % Dari hasil perhitungan kedua ratio dalam aspek jati diri koperasi maka selanjutnya di lakukan perhitungan bobot dan skor untuk masing-masing ratio dengan hasil sebagai berikut :

    Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Aspek Jati Diri Koperasi

    Berdasarkan hasil pembobotan dan skor terhadap kedua ratio dalam aspek Jati diri koperasi didapat bahwa kedua ratio mendapat nilai maksimum yaitu 7dan 3 Rekapitulasi Penilaian Koperasi

    Dari hasil perhitungan aspek Permodalan yang terdiri dari 3 ratio didapat nilai skor 12 dengan nilai maksimum 15, untuk aspek Kualitas Aktiva Produksi dengan 4 ratio didapat nilai skor 24 dengan nilai maksimum 25, untuk aspek Manajemen yang terdiri dari 5 komponen didapat nilai skor 14,4 dengan nilai maksimum 15,

    untuk aspek Efisiensi dengan 3 ratio didapat nilai skor 10 dengan nilai maksimum 10, untuk aspek Likuiditas dengan 2 ratio didapat nilai skor 7,5 dengan nilai maksimum 15 , untuk aspek Kemandirian dan Pertumbuhan dengan 3 ratio

    didapat nilai skor 8,5 dengan nilai maksimum 10, dan aspek Jati diri Koperasi dengan 2 ratio didapat nilai skor 10 dengan nilai maksimum 10. Dari ke tujuh aspek penilaian kesehatan koperasi terdapat 3 aspek yang belum mendapat nilai maksimum yaitu aspek Permodalan, aspek Manajemen, aspek Likuiditas, aspek

    Kemandirian dan Pertumbuhan. Setelah dilakukan perhitungan dan pembobotan maka di dapat Skor total

    perhitungan kesehatan koperasi simpan pinjam dari KOPERASI KARTIKA KUWERA JAYA menggunakan PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL

    Rasio Hasil (%) Nilai Kredit

    Bobot (%)

    Skor

    Rasio partisipasi bruto

    95,20 100 7 7

    Rasio promosi ekonomi anggota (PEA) 15,30 100 3 3

  • ESENSI, Vol.16 No.1 / 2013

    Albert Budiyanto dan Soleh: Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 54

    DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 adalah 76,40. Sesuai dengan perarturan tersebut maka KOPERASI KARTIKA KUWERA JAYA dapat digolongkan sebagai koperasi yang cukup sehat.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan Berdasarkan hasil dari keseluruhan perhitungan dan pembahasan pada bab 5

    dengan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 14/Per/M.Kukm/XII/2009, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesehatan Koperasi Kartika Kuwera Jaya termasuk dalam kategori cukup sehat dengan skor total 76,40.

    Saran

    Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan pada Koperasi Kartika Kuwera Jaya adalah sebagai berikut : 1. Besarnya bunga pinjaman pada tahun 2011 sebesar 1 % per bulan flat atau

    12 % per tahun dirasakan oleh anggota sangat besar sehingga anggota kurang tertarik untuk melakukan peminjaman. Sebaiknya pihak manajemen menurunkan bunga pinjaman agar supaya anggota tertarik untuk melakukan

    pinjaman. 2. Pihak manajemen koperasi tidak memberikan bunga kepada simpanan

    sukarela pada tahun 2011. Sebaiknya pihak manajemen memberikan bunga simpanan sukarela yang besarnya kompetitif dengan bunga simpanan di luar koperasi.

    3. Oleh karena jumlah kas dan bank yang tidak dimanfaatkan sangat besar,

    pihak manajemen koperasi harus berupaya untuk meningkatkan jumlah

    pinjaman yang diberikan kepada anggota sehingga uang tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi koperasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, Penerbit Erlangga,

    2001 Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia,

    Penerbit Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi Teori dan Praktek,

    Penerbit Pustaka Jaya, 1995

    Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 14/PER/M.KUKM/XII/2009

    Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi Teori dan Praktek, Penerbit Graha Ilmu,

    2003

    Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta Bandung, 2001