ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

12
ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR Asriyani Teknik Elektro, D-III Teknik Elektromedik, stikes manadala waluya kendari, indonesia 93231 Abstrak [Alat Terapi Blue Light Menggunakan Sensor Pir]Lampu Terapi Blue Light merupakan alatkesehatan yang berfungsi untuk menurunkan kadar bilirubin pada bayi yang menderita penyakit kuning. Bilirubin yang di maksud disini yaitu adanya fungsi organ dalam tubuh yang belum berfungsi secara normal karena adanya ilfilter yang menyaring panjang gelombang sinar infra merah pasif. Pada sinar lampu Blue Light pada umumnya masih menggunakan tombol manual. Oleh karena itu telah dirancang simulasi lampu terapi secara otomatis. Tujuan dari pembuatan alat ini ini agar mempermudah perawat dalam melakukan terapi tanpa perlu melakukan setingan secara manualAlat ini didesain dengan menggunakan sensor yang akan mendeteksi keberadaan objek yang akan mengirim sinyal ke mikrokontroller dan memerintahkan relay untuk menyalakan lampu terapi secara otomatis dan melakukan terapi pada objek dengan waktu yang telah ditentukan. apabila telah selesai melakukan terapi pada objek, maka lampu blue light akan mati dengan sendrinya secara otomatis.Berdasarkan hasil dari pengujian alat terhadap 10 kali pengujian, diperoleh hasil yang yang sesuai dengan prinsip alat, dimana jarak antara objek dan sensor dekat maka nyala lampu akan cepat merespon, dan apabila jarak antara objek dan sensor semakin jauh maka nyala lampu juga akan lambat merespon ( lambat menyala). Setelah melakukan proses perencanaan, percobaan, pengujian alat, dan pendataan secara umum, dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan sesuai perencanaan. Untuk pengembangan alat diharapkan dapat dikembangkan dengan menambahkan timer untuk pelaksanaan terapy dan menambahkan LCD sebagai display untuk mempermudah penggunaan timer. Kata Kunci :Objek, Driver Relay, Mikrokontroler, Sensor Pir Abstract [Blue Light Therapy Tools Usingg Pir Sensor] Lights Blue Light therapy is a health device that functions to reduce bilirubin levels in babies suffering from jaundice. Bilirubin which means here is the function of organs in the body that have not functioned normally because of the ilfilter which filters the wavelength of passive infrared light. In the light of the Blue Light lamp generally still use the manual button. Therefore, automatic therapy lamp simulation has been designed. The purpose of making this tool is to make it easier for nurses to do therapy without the need to do manual settings This tool is designed using sensors that will detect the presence of objects that will send signals to the microcontroller and instruct the relay to turn on the therapy lights automatically and conduct therapy on objects with a predetermined time. if the therapy has been done on the object, the blue light lamp will automatically die. Based on the results of testing the tool against 10 times of testing, the results obtained are in accordance with the principle of the tool, where the distance between the object and sensor is close so the light will quickly respond, and if the distance between the object and the sensor farther away then the light will respond slowly ( slow on). After carrying out the process of planning, testing, testing tools, and general data collection, it can be concluded that this tool can be used according to planning. The development of tools is expected to be developed by adding a timer for the implementation of the therapy and adding an LCD as a display to facilitate the use of a timer. Keywords : Objects, Driver Relays, Microcontrollers, Pir Sensors Bibliography: 20 (20092018)

Transcript of ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Page 1: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Asriyani Teknik Elektro, D-III Teknik Elektromedik, stikes manadala waluya kendari,

indonesia 93231

Abstrak

[Alat Terapi Blue Light Menggunakan Sensor Pir]Lampu Terapi Blue Light merupakan alatkesehatan yang

berfungsi untuk menurunkan kadar bilirubin pada bayi yang menderita penyakit kuning. Bilirubin yang di maksud

disini yaitu adanya fungsi organ dalam tubuh yang belum berfungsi secara normal karena adanya ilfilter yang

menyaring panjang gelombang sinar infra merah pasif. Pada sinar lampu Blue Light pada umumnya masih

menggunakan tombol manual. Oleh karena itu telah dirancang simulasi lampu terapi secara otomatis. Tujuan dari

pembuatan alat ini ini agar mempermudah perawat dalam melakukan terapi tanpa perlu melakukan setingan secara

manualAlat ini didesain dengan menggunakan sensor yang akan mendeteksi keberadaan objek yang akan mengirim

sinyal ke mikrokontroller dan memerintahkan relay untuk menyalakan lampu terapi secara otomatis dan melakukan

terapi pada objek dengan waktu yang telah ditentukan. apabila telah selesai melakukan terapi pada objek, maka

lampu blue light akan mati dengan sendrinya secara otomatis.Berdasarkan hasil dari pengujian alat terhadap 10 kali

pengujian, diperoleh hasil yang yang sesuai dengan prinsip alat, dimana jarak antara objek dan sensor dekat maka

nyala lampu akan cepat merespon, dan apabila jarak antara objek dan sensor semakin jauh maka nyala lampu juga

akan lambat merespon ( lambat menyala). Setelah melakukan proses perencanaan, percobaan, pengujian alat, dan

pendataan secara umum, dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan sesuai perencanaan. Untuk

pengembangan alat diharapkan dapat dikembangkan dengan menambahkan timer untuk pelaksanaan terapy dan

menambahkan LCD sebagai display untuk mempermudah penggunaan timer.

Kata Kunci :Objek, Driver Relay, Mikrokontroler, Sensor Pir

Abstract [Blue Light Therapy Tools Usingg Pir Sensor] Lights Blue Light therapy is a health device that functions to reduce bilirubin levels in babies suffering from

jaundice. Bilirubin which means here is the function of organs in the body that have not functioned normally

because of the ilfilter which filters the wavelength of passive infrared light. In the light of the Blue Light lamp

generally still use the manual button. Therefore, automatic therapy lamp simulation has been designed. The purpose

of making this tool is to make it easier for nurses to do therapy without the need to do manual settings

This tool is designed using sensors that will detect the presence of objects that will send signals to the

microcontroller and instruct the relay to turn on the therapy lights automatically and conduct therapy on objects with

a predetermined time. if the therapy has been done on the object, the blue light lamp will automatically die.

Based on the results of testing the tool against 10 times of testing, the results obtained are in accordance with the

principle of the tool, where the distance between the object and sensor is close so the light will quickly respond, and

if the distance between the object and the sensor farther away then the light will respond slowly ( slow on). After

carrying out the process of planning, testing, testing tools, and general data collection, it can be concluded that this

tool can be used according to planning. The development of tools is expected to be developed by adding a timer for

the implementation of the therapy and adding an LCD as a display to facilitate the use of a timer.

Keywords : Objects, Driver Relays, Microcontrollers, Pir Sensors

Bibliography: 20 (2009–2018)

Page 2: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Pendahuluan :Pada zaman ini kemajuan

teknologi berkembang sangat pesat,tak

terkecuali dibidang alat-alat kesehatan

dirumah sakit dengan kebutuhan yang ada

dirumah sakit harus ada pelayanan

kesehatan yang layak dengan tingkat

keakurasian dan keamanan yang terjamin.

Untuk memenuhi semua itu maka dibutuhan

suatu tindakan penanganan dalam proses

penyembuhan atau terapi pasien yang

menderita hiperbilirubin dapat ditangani

dengan baik oleh dokter.Kelahiran

premature disebabkan karena adanya

masalah kesehatan ibu dan bayi, maka dari

itu bayi yang lahir premature biasanya dapat

menyebabkan hiperbilirubin.Hiperbilirubin

adalah keadaan dimana terjadi peningkatan

kadarbilirubin>5 mg/dl pada darah,yang

sering ditandai oleh adanya icterus pada

bayi baru lahir, hiperbilirubin sering terjadi

oleh kemampuan hati bayi yang masih

kurang untuk melaksanakan bilirubinyang

terus diproduksi.Maka diperlukan alat yang

dapat membantu pasien dalam proses

penyembuhan penyakit hiperbilirubindengan

memberikan parameter kelayakan alat

tersebut dilakukan setiap alat akan

digunakan untuk pasien yang menderita

penyakithiperbilirubin.(Sari, Ekasari 2017).

Blue light terapi adalah alat terapi

yang digunakan untuk bayi yang menderita

penyakit hiperbilirubinatau biasa disebut

bayi kuning.Dalam hal ini ada bagian organ

hati bayi penderita yang tidak dapat

berfungsi seperti bayi normal. Apabila tidak

cepat ditangani dan kadarbilirubin terlalu

tinggi maka dampaknya akan menyebabkan

penumpukan pada bagian otak dan

menimbulkan gejala gangguan saraf hingga

kematian. Selama menjalani terapi, bayi

harus sering disusui karena ASI efektif

dalam melancarkan proses buang air kecil

dan buang air besar, dan bayi terhindar dari

dehidrasi akibat efek panas sinar biru.

Penggunaan alat ini bayi akan disinari oleh

alat blue light terapi dengan panjang

gelombang tertentu selama beberapa jam

tergantung pada bilirubin pada bayi.

Sejalan dengan perkembangan

teknologi maka penulis merancang alat

terapi bluelightyang dulunya di operasikan

secara manual menjadi suatu alat yang

otomatis. Kekurangan alat tersebut jika

secara manual alat tersebut dioperasikan

masih memakai tombol untuk menyalakan

dan mematikan lampu, dan kelebihan alat

secara otomatislebih mempermudah

operator dalam mengoperasikan alat

tersebut karena tanpa menekan tombol

lampu blue light tersebut akan menyala dan

mati secara otomatis dengan bantuan

sensor.Berdasarkan permasalahan tersebut

Page 3: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

memotivasi penulis untuk membuat atau

merancangalat terapiblue lightmenggunakan

sensor PIR.

Bahan dan Metode :Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan dan perancangan :

No Nama alat Spesifikasi Fungsi alat

1 Thermometer - Alat untuk mengukur suhu

2 Avometer Alat untuk mengukur arus tegangan dan

resistansi

3 Bor PCB - Alat untuk melubangi papan pcb

4 Solder 220-240

Volt, 40W

Alat untuk melelehkan timah

5 Obeng - Alat untuk melepas baut atau skrup

6 Power supply dc

(adaptor) -

Supply tegangan ke rangkaian

7 Atraktor -

Alat yang digunakan untuk menyedot

timah

No Nama Bahan Spesifikasi Fungsi

1. MikrokontrolerAtme

ga 328

Tegangan

:1,8-5,5V

Arus:

0,2mA

Digunakan sebagai otak

dari rangkaian yang mengatur fungsi

kerja dari modul

2. Sensor PIR Pendeteksi adanya gerakan manusia

3. Lampu Blue light Tegangan:

220V

Arus : 2A

Untuk menurunkan kadar bilirubin

didalam darah bayi yang baru lahir

4. Relay -

Untuk mengendalikan On/Off pada daya

listrik

5. Traffo Ballast - Untuk menaikkan tegangan

6. Kabel Jumper

-

Digunakan untuk menghubungkan pin p

ada mikrokontroler ke beberapa rangkai

an pada modul.

7. Timah -

Menghubungkan komponen,PCB dan ka

bel saat perakitan elektronika

8. Resistor -

Menghambat muatan listrik

Page 4: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

1. Perancangan perangkat keras

Dalam perancangan hardware

atau perangkat keras pertama yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah

membuat diagram blok. Fungsi dari

diagram blok sebagai acuan dalam

pembuatan alur sistem kerja hardware.

Gambar 10. Blok diagram

Perancangan alat terapiblue light

menggunakan sensor PIR terdiri dari :

a. Sensor PIR

Sensor PIR sebagai pendeteksi

gerakan mahluk hidup.

b. Mikrokontroler Atmega328

MikrokontrolerAtmega328

digunakan sebagai otak dari

rangkaian yang mengatur fungsi

kerja dari alat.

c. Driver relay

Driver relay digunakan untuk

mengendalikan mati dan menyala

lampu blue light.

d. Lampu blue light

Blue lightuntuk menurunkan kadar

bilirubin di dalam darah bayi yang

baru lahir

Cara kerja blok diagram:

Sensor PIR akan mendeteksi dimana ada

objek atau tidak, selanjutnya jika ada objek

maka sensor akan mengirim sinyal masuk ke

mikrokontroler, dimana mikrokontroler

sebagai control unit yang akan memberi

perintah pada driver relay untuk

menghidupkan dan mematikan lampu blue

light secara otomatis.

Page 5: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

2. Diagram alir

Gambar 11. Diagram alir

Page 6: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Cara kerja diagram alir :

Di mulai dari sensor PIR yang

mendeteksi jika ada makhluk hidup

atau pasien, maka sensor akan

mengirimsinyal ke mikrokontroler dan

mikrokontroler akan

memerintahkanrelay untuk

menghidupkan lampu blue light.

Kemudian jika sensor PIR mendeteksi

tidak ada makhluk hidup atau pasien,

maka akan memutus sinyalyang

dikirimkan dari sensor sebelumnya

yang akan menyebabkan

mikrokontroler memerintahkanrelay

untuk mematikan lampu blue light.

3. Sistem minimum Atmega328

Gambar 12. Rangkaian mikrokontroler Atmega328 dan Sensor PIR

Page 7: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Gambar 13. Driver Relay

Gambar 14. Rangkaian Regulator

Page 8: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Uji Coba Alat

1. Siapkan alat terapi blue light yang sudah

dibuat.

2. Simulasikan apakah alat bekerja dengan

baik, dengan cara memasukan tangan

kedalam box pasien.

3. Amati apakah lampu blue light menyala

otomatis saat memasukkan tangan, dan mati

pada saat tangan diangkat

4. Jika alat tersebut sudah bekerja dengan

benar, maka alat tersebut dapat digunakan,

dan jika alat tersebut belum bekerja dengan

benar, maka alat tersebut perlu dprogram

ulang.

Hasil dan Pembahasan :

A. Pengujian Modul dan Pengambilan

Data

1. Pengujian Modul

Setelah pembuatan modul selesai,

selanjutnya melakukan pengujian alat

dengan melakukan uji coba pada lampu. Hal

ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran

alat dalam melakukan proses perhitungan

dan memastikan tidak ada kesalahan pada

alat, baik dalam rangkaian, maupun

komponen-komponen yang digunakan.

Sebelum melakukan pengujian pada alat,

ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan.

Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan berbagai alat dan bahan

yang digunakan

b. Menyiapkan daftar tabel yang akan

digunakan untuk mencatat data

c. Menyiapkan objek benda mati dan

makhluk hidup yang akan digunakan

d. Melakukan pengecekan pada

komponen-komonen yang akan

digunakan, memastikan semua

terhubung dengan baik

e. Melakukan pengecekan pada trafo,

memastikan tegangan dalam keadaan

stabil

f. Melakukan uji coba

g. Mencatat hasil uji coba pada tabel

2. Pengambilan Data

Adapun data pengamatan dan

pengujian alat terapi Blue Light otomatis

dapat ditampilkan pada tabel berikut :

a. Benda Mati (Boneka)

Tabel 3. Data Pengamatan Pengujian Alat dengan menggunakan benda mati

NO.

JARAK (CM) KONDISI LAMPU

1. 10 cm Mati

2. 20 cm Mati

3. 30 cm Mati

4. 40 cm Mati

5. 50 cm Mati

Page 9: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Pada jarak 10 cm sampai 50 cm kondisi lampu dalam keadan padam, karena tidak ada

objek yang dideteksi oleh sensor

b. Makhluk Hidup ( manusia)

Tabel 4. Data Pengamatan Pengujian Alat dengan menggunakan makhluk hidup

NO JARAK (CM) KONDISI

LAMPU

WAKTU RESET

ON OFF

1. 10 cm Menyala 0,7 detik 2,8 detik

2. 20 cm Menyala 0,7 detik 2,7 detik

3. 30 cm Menyala 2,7 detik 2,6 detik

4. 40 cm Menyala 7,5 detik 3,8 detik

5. 50 cm Menyala 11 detik 3,87 detik

(Sumber: Data Primer. 2018)

pengujian alat menggunakan mahluk

hidup (manusia), dimana dilakukan dengan

jarak yang berbeda-beda, yakni 10cm, 20cm,

30cm, 40cm, dan 50cm, memperoleh

kondisi lampu menyala. Dengan waktu reset

on off berbeda. Pada jarak 10cm dan 20cm,

diperoleh waktu resen on 0,7 detik. Dengan

waktu reset 2,8 detik dan 2,7 detik. Pada

jarak 30cm, diperoleh waktu reset on 2,7

detik dan off 2,6 detik. Untuk jarak 40cm,

diperoleh nilai reset on off 7,5 detik dan 3,8

detik. Dan pada jarak 50cm, diperoleh nilai

reset on dan off 11 detik dan 3,87 detik.

B. Pembahasan

Pada saat On maka supply pada power

supplay akan memberikan tegangan pada

setiap blok rangkaian yang ada pada alat.

Jika semua blok rangkaian sudah

mendapatkan supply tegangan, maka

minimum sistem dan sensor serta driver

relay lampu secara otomatis akan aktif.

Alat terapi Blue Light (lampu biru)

otomatis dilengkapi dengan sensor Pir

adalah suatu alat yang dirancang untuk

mendeteksi adanya makhluk hidup, dan

menggunakan sensor untuk mempermudah

dalam menyalakan dan mematikan lampu

secara otomatis. Alat ini bekerja untuk

mendeteksi adanya objek atau makhluk

hidup (mempumyai panas suhu

tubuh).selama ada manusia atau makhluk

hidup maka lampu blue light akan terus

menyala dan menyinari objek, dan apabila

objek dilepas maka lampu akan mati secara

otomatis.Ketika pengujian pada alat

dilakukan,sensor mendeteksi atau merespon

adanya makhluk hidup dengan jarak yang

telah ditentukan dengan pengujian data

benda mati sebanyak 5kali dan makhluk

hidup sebanyak 5kali.

Page 10: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Alat terapi Lampu biru otomatis yang

telah dirancang memiliki beberapa

kelebihan, dimana alat ini dapat

mempermudah juga seorang perawat untuk

menggunakan dengan hanya menekan

tombol saklar on, kemudian meletakkan

objek atau makhluk hidup didekat sensor

tepatnya 50cm dibawah lampu dan lampu

akan menyala secara otomatis,dan ketika

objek diangkat maka lampunya akan mati

juga secara otomatis.dimana alat ini hanya

bisa mendeteksi makhluk hidup saja seperti

manusia dan hewan yang mempunyai panas

suhu tubuh, dan masih memiliki banyak

kekurangan contohnya tidak memakai timer

dan lcd untuk sebagai display

Lampu Terapi Blue Light merupakan

alat kesehatan yang berfungsi

untukmenurunkan kadar bilirubin pada bayi

yang menderita penyakit kuning.Bilirubin

yang di maksud disini yaitu adanya fungsi

organ dalam tubuh yang belum berfungsi

secara normal karena adanya ilfilter yang

menyaring panjang gelombang sinar infra

merah pasif. Pada sinar lampu Blue Light

pada umumnya masih menggunakan tombol

manual. Oleh karena itu telah dirancang

simulasi lampu terapi secara otomatis.

Dalam bidang kesehatan dan secara

medis alat terapi blue lightini sangat

diperlukan oleh banyak khalangan karena

alat ini salah satu faktor utama untuk

mempercepat penyembuhan pada bayi yang

menderita penyakit hiperbilirubin. Dan

proses penyembuhan terapi cukup

memerlukan waktu yang lama tergantung

dari kadar bilirubin.

Bilirubin terbagi menjadi 2 bagian yaitu

normal dan abnormal. Bayi dikatakan

abnormal jika bayi yang baru saja lahir

berumur kurang dari 24 jam kadar 12mg/dl,

sedangkan bayi normal jika bayi berusia 3

hari.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil perencanaan,

pembuatan modul, penulisan dan analisa

data dapat disimpulkan sebagai berikut ini:

1. Desain alat terapi blue light otomatis

telah berhasil

2. Sensor pir dan driver relay dapat

berfungsi dengan baik sebagai saklar

otomatis dalam mematikan dan

menyalakan lampu blue light

3. Dari hasil pengujian didapatkan hasil

yang sesuai dengan perencanaan alat

4. Adanya keterbatasan dalam

pelaksanaan terapi blue light yaitu

terkadang sensor tidak membaca atau

mendeteksi adanya makhluk hidup

5. Faktor-

faktor yang mempengaruhi pengoper

asian, perencanaan, dan pembuatan.

Saran :

1. Pembuatan body dapat diperbaiki

lagi dengan pola yang lebih indah

dan elegan

2. Menambahkan timer untuk

pelaksanaan terapy dan

menambahkan LCD sebagai display

untuk mempermudah penggunaan

timer

Page 11: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

Ucapan Terima Kasih :

Pada kesempatan ini menghaturkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepadaLd.Muh.Arsyi,ST.,selaku

Pembimbing I dan kepadaRidia Utami

Kasih,SKM,M.Kesselaku Pembimbing II

atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang

telah diberikannya dalam membimbing,

mengarahkan, memberi saran maupun kritik

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini menjadi

lebih baik.

Tak lupa pula Penulis haturkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1 Ketua Yayasan Mandala Waluya

Kendari .

2 Ketua STIKES Mandala Waluya

Kendari.

3 Para Wakil Ketua ( Akademik, Non

Akademik, Kemahasiswaan ) STIKES

Mandala Waluya Kendari.

4 Para Ketua Lembaga (LPPM, LPM)

STIKES Mandala Waluya Kendari.

5 Ketua Prodi Teknik Elektromedik

STIKES Mandala Waluya Kendari.

6 Lembaga Penelitian Daerah Sulawesi

Tenggara

7 Para Tim Penguji masing-masing :

- Ahmad Saleh,S.Farm,Mph.,Apt,

- Muh.Sainal AbidinS.Si.,M.Si,

- Ratna Umi Nurlila, S.Si.,M.Sc

8 Seluruh dosen dan staf/karyawan

STIKES Mandala Waluya Kendari

yang telah banyak membantu Penulis

semasa pendidikan.

9 Kepala Laboearorium Teknik

Elektromedik

Kedua orangtua tercinta yang telah

memberikan dukungan, kasih sayang serta

motivasi. Seluruh teman – teman khususnya

Program Studi Teknik Elektromedik yang

telah memberikan bantuan dan motivasi

kepada Penulis hingga selesainya Karya

Tulis Ilmiah ini.

Daftar Pustaka

Anggraeni, Y. (2016). Hubungan antara

persalinan premature dengan

hiperbilirubin pada neonatus.Jurnal

Kesehatan.Volume 2.

Gagat, Atsaurry, Nabilah, Islam. (2016).

Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan.

Gata, Lestari. (2011). Webcam monitoring

ruangan menggunakan sensor gerak

pir.Jurnal of electrical and

electronis.Volume 2

Indriati, Herawati (2017). Pengaruh

pemberian ASI awal terhadap kejadian

icterus pada bayi baru lahir 0-7

hari.Jurnal kesehatan ibu dan

anak.Volume 2.

Kadir, Abdul. 2016. Simulasi arduino,

Jakarta:gramedia

Kumorowati, B. 2016.Analisis reduksi

intensitas cahaya pada

smartphones.Elektronika Dasar

Nurvianthi Riskayuli, 2018. Mengenal

radiasi sinar biru yang dipancarkan

gawai.Elektronika Dasar.

Prima, A (2013). Perancangan system

keamanan rumah menggunakan sensor

PIR (passive infra red) berbasis

mikrokontroller.Jurnal pendidikan

teknik, Elektro.

Sari, Ekasari.(2017). Hubungan prematuritas

dengan kejadian hiperbilirubin pada

bayi baru lahir.Jurnal kesehatan ibu

dan anak.Volume 2.

Setyawan, B. 2016.proposalBlue

light.Elektronika DasarSlamet.(2009).

Sistem pemantau ruang jarak jauh

dengan sensor passive infrared

Page 12: ALAT TERAPI BLUE LIGHT MENGGUNAKAN SENSOR PIR

berbasis mikrokontroler

AT89S52.Jurnal tekomnika.Volume 7.

Sonni,Laksono. (2009). Perancangan dan

implementasi relay arus lebih sesaat

berbasis microcontroller.Jurnal Teknik

Komputer.Volume 9

Supatmi, Sri.2011. Pengaruh sensor ldr

terhadap pengontrolan lampu.Majalah

Ilmiah Unikom

Susatia, Sumarno, Puspitosari. (2013).

Pengaruh paparan sinar matahari pagi

terhadap penurunan tanda ikterus pada

ikterus neonatorum fisiologis.Jurnal

Kedokteran Brawijaya.Volume 3.

Turang Dao, 2015.Pengembangan sistem

relay pengendalian dan penghematan

pemakaian lampu berbasis

mobile.Elektronika Dasar

Wahyuni Ibrahim, 2012, Mikrokontroller

AVR ATMega 328,

PenerbitInformatika.

Wildian (2013). Sistem otomatis perekaman

video dengan camera cmos 12 led

berbasis mikrokontroler AT89S51

menggunakan sensor PIR ( passive

infrared receiver). Jurnalfisika unand

Volume 2

Yulianah, (2012).Mobilisasi dan imobilisasi

pelaksanaan terapi sinarmenurunkan

bilirubin pada Neonatus

Aterm.Journals, of ners community,

Volume 3.

Zain, A. (2013). Sistem keamanan ruangan

menggunakan sensor PIR dilengkapi

kontrol penerangan pada ruangan

berbasis mikrokontroller ATMega

8535 dan real time clock DS1307.

Jurnal teknologi informasi dan

pendidikan.Volume 6.