Runway Light

download Runway Light

of 29

Transcript of Runway Light

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Optimasi keterkaiatan institusional dapat terwujud apabila antar instansi yang terkait mempunyai keterpautan kepentingan. Salah satu parameter yang di pakai yaitu adanya penerimaan dunia industri terhadap sumber daya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Saat ini masih banyak lulusan perguruan tinggi yang kurang siap terjun dalam dunia industri. Hal ini di karenakan beberapa hal antara lain keterampilan yang dimiliki mahasiswa atau kurangnya pengetahuan mahasiswa terhadap dunia industri. Salah satu solusi yang selama ini sudah diprogramkan oleh Univrsitas Negeri Yogyakarta adalah adanya mata kuliah Praktek Industri (PI) di sebuah perusahaan yang sesuai bidangnya. Praktek Industri adalah salah satu mata kuliah yang berbobot 3 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa yang sudah dapat mengikuti pembekalan Praktek Industri dan menempuh mata kuliah bidang studi minimal 70 SKS. Kemudian dari praktek industry ini di harapkan mahasiswa dapat menimba ilmu pengetahuan sebanyak-sebanyaknya baik di dunia usaha maupun dunia industri serta mencoba menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta merupakan salah satu badan usaha milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan jasa Bandar udara. Dalam pengelolaan dan pengusahaan berbagai jasa Bandar udara tersebut, perusahaan ini didukung oleh berbagai dinas yang menangani berbagai elemen teknis maupun managerial yang handal, salah satunya adalah Dinas Teknik Elektronika dan Listrik.

1

Dinas Teknik Elektronika dan Listrik ini menangani fasilitas navigasi dan radar, audio visual dan computer, listrik serta fasilitas telekomunikasi yang ada di bandara. Fasilitas-fasilitas tersebut merupakan komponen terpenting dalam mendukung kinerja teknis yang berkaitan dengan fasilitas elektronik bandar udara, sehingga tercipta suasana yang aman, nyaman, efektif serta berkualitas pada lingkungan bandar udara bagi seluruh elemen yang ada di bandara mulai dari penumpang, pilot, petugas bandara, pegawai dan masyarakat sekitar sekitar bandara. 1. Alasan pemilihan tempat praktik industri Pemilihan tempat Praktek Industri di tempat ini bagi penulis merupakan suatu pilihan yang tepat karena a. Sesuai dengan jurusan yang diambil oleh penulis yaitu Teknik Elektronika. b. Fasilitas elektronikanya lengkap, up to date, serta berteknologi tinggi seperti tampak pada fasilitas keamanan bandara, navigasi, audio-video, komunikasi dan sebagainya. c. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta merupakan sebuah perusahaan berskala nasional yang mulai merabah ke skala internasional sehingga memiliki sisi managemen yang kuat dan membelajarkan. d. Lokasi Praktik Industri yang mudah dijangkau oleh penulis. 2. Alasan pemilihan bidang yang dipelajari Salah satu fasilitas Elektronika yang ada di Bandar Udara Adisujipto Yogyakarta terdapat fasilitas security dan audio visual, yaitu fasilitas yang digunakan untuk pengaman, serta memberikan informasi dan hiburan untuk pemakai Bandara seperti : Security equipment (X-Ray, Hand Held Metal Detector, Walk Through Metal Detector), Public Adress (Sound System, FIDS). Semua fasilitas tersebut menarik untuk dipelajari, namun karena keterbatasan waktu yang ada serta luasnya ruangh lingkup yang ada,

2

maka dalam praktik industry ini penulis mempelajari tentang system X-Ray yang di fokuskan pada cara kerja dan pengoperasiannya. Karena bagi penulis, hal ini menarik untuk dipelajari. Bagi penulis, hal tersebut merupakan sesuatu yang baru sehingga setelah selesai praktik industry akan didapatkan wawasan dan keterampilan teknologi yang lebih baik. B. Tujuan Praktik Indutri 1. Tujuan Umum Praktik Industri (PI) yang dilaksanakan mahasiswa memiliki tujuan melengkapi pengetahuan teori dan praktek yang telah di peroleh dari bangku kuliah. Adanya perbedaan suasana atau lingkungan kerja antara kampus dengan dunia industry akan mendatangkan masalah yang harus dipecahkan, oleh sebap itu dngan PI mahasiswa dapat mencari solusi atas masalah tersebut. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus Praktik Industri (PI) yang hendak kami capai di PT. (PERSERO) Ankasa Pura 1 Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta adalah : a. Mahasiswa lebih mengenal dan memahami dunia industry dan tekhnologi, sehingga memperoleh ilmu di luar kegiatan akademik. b. Mahasiswa dapat secara langsung melengkapi ilmu yang didapat pada masa kuliah di dunia industri. c. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia industry, seperti masalah manajemen, ketenagakerjaan, system perawatan dan perbaikan pealatan, sitem kontrol proses produksi, keteknologian dan sebagainya. Dari tujuan diatas diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasan keilmuannya untuk peningkatan mutu dan pengembangan teknologi.

3

C. Manfaat Praktik Industri Manfaat Praktik Industri di PT. (PERSERO) Angkasa pura 1 Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta, sangat banyak dan baik bagi praktikan/mahasiswa, universitas dan juga bagi dunia industri. 1. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa dapat mengetahui dunia kerja yang sebenarnya dengan itu mahasiswa akan dapat melakukan adaptasi orientasi mahasiswa dari dunia teoritik menuju ke dunia nyata yang lebih menuntut kemampuan empiris. b. Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi industri, pelaksanaan tugas, dan peralatan yang digunakan dalam industri. c. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang perkembanganperkembangan teknologi baru yang tidak bias didapatkan di bangku perkuliahan. d. Peningkatan bidangnya. 2. Bagi Universitas Adanya suatu penghargaan bagi universitas apabila telah menciptakan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas, dengan begitu bisa dikatakan juga bahwa universitas telah berhasil menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan bisa dikatakan universitas tersebut berkualitas serta untuk mengetahui kompetensi apa saja yang diperlukan oleh dunia usaha / industri. 3. Bagi Industri Dengan adanya Praktik Industri maka pihak industri dapat menjalin kerja sama dengan dunia pendidikan dalam penyedian sumber daya manusia yang siap pakai didunia industri. kompetisi dan profesionalisme mahasiswa di

4

BAB II PROFIL INDUSTRI A. Sejarah Perusahaan dan Perkembangan PT (PERSERO) Angkasa Pura 1 yang ada sekarang didirikan berdasarkan P.P. No. 3 Tahun 1962, dengan nama (PN) Angkasa Pura KEMAYORAN dan mulai aktif beroperasi tanggal 20 Februari 1964. Pada tahun 1965 dirubah menjadi Perusahaan Negara Angkasa Pura sesuai P.P. Nomor 21 Tahun 1965, yang kemudian bentuk badan usahanya ditingkatkan menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura sesuai dengan P.P. Nomor 37 Tahun 1974. Tahun 1986 dirubah menjadi Perum Angkasa Pura 1 sesuai denagn P.P. Nomor 25 Tahun 196. Sejarah singkat Bandar Udara Adisujipto-Yogyakarta 1. Periode tahun 1936-1942 Pelabuhan Udara Adisujipto dulunya dibangun oleh Pemerintah Hindia-Belanda, yang merupakan Pelabuhan untuk Angkatan Perang Belanda. 2. Periode tahun 1942-1945 Pada tahun 1942 Yogyakarta diserbu oleh Tentara Jepang dan Pelabuhan Udara Adisujipto dapat di rebut oleh Tentara Jepang dari Pemerintahan Hindia-Belanda, dan selanjutnya diduduki Angkatan Udara Jepang sampai dengtan bulan Agustus 1945. 3. Periode tahun 1945-1949 Pelabuhan Udara Adisujipto mulai tahun 1945 berada dibawah kekuasaan Pemerintah RI dan merupakan Pelabuahn Udara yang sangat penting karena merupakan Pelabuhan Angkatan Udara untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Akan tetapi pada tahun 1948, Pemerintah Hindia Belanda menyerbu Yogyakarta dalam aksi Polisionel II dan Pelabuhan Udara Adisucipto direbut oleh Angkatan Perang Pemerintah Hindia Belanda lalu

5

dijadikan Pelabuhan Udara Angkatan Udara Pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya pada tahun 1949 direbut kembali oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan dijadikan fasilitas Militer untuk Angkatan Udara. Dalam periode mempertahankan kemerdekaan tahun 1948 Kolonel Penerbangan Putar Bangsa Indonesia yang bernama Adisujipto gugur dan untuk mengenang jasa-jasanya maka pelabuhan Udara yang namanya Maguwo diganti Adisujipto. 4. Periode tahun 1964-1992 Pada tahun 1964 ditjenud denagn Surat Keputusannya dan atas persetujuan Angkatan Udara Indonesia, Pelabuhan Udara Adisucipto Yogyakarta menjadi pelabuhan Udara Gabungan Sipil dan Militer. Ditjenud bertanggung jawab atas pemeliharaan semua fasiltas-fasilitas sipil dan juga bertanggung jawab atas pemeliharaan Runway, Drainage, Taxi Way Sipil dan Apron. Perlu diketahui semenjak tahun 1959, Pelabuhan Udara Adisucipto dijadikan unttuk Akademik Angkatan Udara (AAU) Republik Indonesia. Pada tahun 1972 dilakukan perluasaan terminal Sipil yang pertama dengan pemasangan VASI, Approach Light (ALS) dan radio Beacon, dan tahun 1977 dilakukan perluasaan terminal lagi karena volume penerbangan makin meningkat. Fasilitas-fasiltas Pelabuhan Udara Sipil terletak disebelah utara Runway dekat ujung timur, sedangkan fasilitas-fasilitas Angkatan Udara RI terletak dibagian selatan dan utara Runway yang berupa Hanggar Utama, Komplek Akademik Angkatan Udara juga terdapat Perumahan Pegawai AAU. 5. Periode tahun 1992 Bandara Adusucipto-Yogyakarta secara resmi masuk kedalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I mulai tanggal 1 April 1992 sesuai dengan PP no. 48 tahun 1992 dan semenjak tanggal 2 januari 1993

6

statusnya dirubah menjadi PT. (PERSERO) Angkasa Pura 1 Cabang Bandar Udara Adisucipto sesuai Peraturan Pemerintah no.5 tahun 1992. 6. Periode tahun 1994 sampai sekarang Manajemen Bandar udara Polonia-Medan diberikan pada PT. (PERSERO) Angkasa Pura II, karena kebijakan pemerintah pada PT. (PERSERO) Angkasa Pura I untuk mengelola Bandar Udara dibagian timur yaitu : a. Bandar Udara Ngurah Rai-Bali (tahun 1980) b. Bandar Udara Juanda-Surabaya (tahun 1985) c. Bandar Udara Hasanudin-Ujunga Pandang (tahun 1987) d. Bandar Udara Sepinggan-Balikpapan (tahun 1987) e. Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak (tahun 1990) f. Bandar Udara Sam Ratulangi-Manado (tahun 1990) g. Bandar Udara Adisucipto-Yogyakarta (tahun 1992) h. Bandar Udara Syamsudin Noor-Banjarmasin (tahun 1992) i. Bandar udara Adisumarmo-Surakarta (tahun1992) j. Bandar Udara Selaprang-Lombok (tahun 1995) k. Bandar Udara Pattimura-Ambon (tahun 1995) l. Bandar Udara El Tari-Kupang (1999) B. Misi, Visi dan Tujuan Perusahaan 1. Misi Perusahaan a. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I adalah perusahaan penyelenggaraan jasa pemandu lalu lintas penerbangan, penyedia dan penyelengaraan fasilitas bandara, serta konsultasi kebandaraan yang dapat diandalkan dikawasan Asia Pasifik. b. Menciptakan standar efesiensi yang menjadi ukuran bagi perusahaan sejenis di Indonesia dan memberikan pelayanan dengan Indonesia. Sehingga sekarang secara keseluruhan PT. (PERSERO) Angkasa Pura I mempunyai 13 cabang Bandar Udara,

7

kualitas tinggi kepada perusahaan penerbangan, penumpang, mitra usaha dan masyrakat pengguna jasa lainnya. c. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I menjalankan usaha dengan komitmen untuk terus tumbuh secara wajar, engan tetap berusaha menjadi partner pemerintahan dalam peningkatan ekonomi nasional, tanggap terhadap lingkungan sekitar bandara dan menjadikan karyawan sebagai aset perusahaan yang dapat mengembangkan kompetensi dibidang kebandaraan. 2. Visi Perusahaan a. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I menjadi perusahaan yang dapat diandalkan oleh perusahaan penerbangan, mitra kerja, pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan karyawan, sejajar dengan perusahaan sejenis dikawasan Asia Pasifik. b. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I menjadi perusahaan yang efesien, proaktif, mengandalkan systemdan prosedur yang selalu komit terhadap kualitas pelayanan. 3. Tujuan Perusahaan PT. (PERSERO) Angkasa Pura I adalah BUMN yang mempunyai tugas pokok menyediakan Bandar Udara yang memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya transportasi udara. Tujuan pengusahaan jasa Bandar Udara adalah agar dapat memberikan jasa Bandar Udara dengan kualitas yang baik melalui berbagai cara yang baik, antara lain mengutamakan keamanan, keselamatan, arus lancar yang meliputi penumpang, barang dan jasa lainnya, disamping memupuk keuntungan. Dengan demikian akan dapat memberikan sumbangan tehadap pencapaian tujuan Negara, dalam mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, sesuai dengan tugas pokok Bandar Udara, pencapaian tujuan pengusahaan diwujudkan melalui

8

peningkatan kinerja operasional sehingga kualitas pelayanan dapat terjaga. Tugas pokok PT. (PERSERO) Angkasa Pura I adalah menyelenggarakan : a. Pelaksanaan pelayanan opersional keselamatan lalu lintas udara. b. Pelaksanaan pelayanan operasi komersial. c. Pengusahaan dan pengembangan jasa fasilitas dan peralatan Bandar Udara. d. Penyediaan dan pemeliharaan fasiltas dan peralatan Bandar Udara. e. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan. f. Pengawasan Inteen. C. Jenis Usaha dan Sarana Perusahaan Jenis usaha yang akan dilakukan perusahaan tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Jasa pelayanan Aeronautika : a. Jasa Pelayanan pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (JP4U) b. Jasa Pelayanan penumpang pesawat udara (JP3U) c. Jasa Pelayanan penerbangan d. Jasa pelauyanan Aeronautika lainnya 2. Jasa Pelayanan Non Aeronautika : a. Jasa fasilitas counter b. Jasa penyewaan ruang dan tanah c. Jasa advertensi d. Jasa pelayanan dan pengunjung Bandar Udara e. Jasa Parkir kendaraan f. Jasa penyedian listrik, air dan telepon g. Jasa pelayanan non aeronautika lainnya Bandar Udara dan pengelolaan

9

D. Sasaran 1. Sasaran Umum Objek sasaran program kerja PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Udara Internasional Adisucipto-Yogyakarta adalah seluruh lapisan masyarakat, baik itu yang berkecimpun didalam dunia pendidikan maupun dunia kerja yang ingin menyimpkan diri di era global. 2. Sasaran Khusus Objek sasaran program kerja PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Adisucipto - Yogyakarta adalah semua komponen didalam perusahaan tersebut yang terlibat pada program kerja untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik. 3. Sasaran Spesifik Sasaran ini merupakan suatu pengembangan untukl meyiapakan PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta yang professional dan handal dalam persaingan. E. Struktur Organisasi Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta akan diuraikan dibawah ini :

10

GENERAL MANAGERAIRPORT DUTYMANAGER

(ADM)

MNGR KOMERSIAL& PENGEMBANGAN USAHA

MANAGER OPERASI

MANAGER TEKNIK

MNGR KEU & ADM

ASMAN KOMERSIAL

ASMAN APP/ADCASMAN KOMPONEN & RANGTIKA

ASMAN TEKNIK UMUM

ASMAN PERSONALIA & UMUM

ASMAN PENGEMB. USAHA & PEMASARAN

ASMAN TEKNIK PERALATAN

ASMAN AKUTANSI & ANGGARAN

ASMAN KESELAMATAN & KEAMANAN

ASMAN TEK. ELEKTRONIKA &LISTRIK

ASMAN PERBENDAHARAAN & PKBL

ASMAN PELAYANAN BANDARA

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Internasional AdisujiptoYogyakarta Pimpinan tertinggi di PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisucipto-Yogyakarta adalah General Manager mempunyai tugas antara lain : 1. Melaksanakan pemberian jasa pelayanan operasi lalu lintas udara 2. Pelayanan jasa Bandar Udara 3. Pemeliharaan fasilitas Bandara dan tugas lain sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan oleh direksi PT. (PERSERO) Angkasa Pura I. Dibawah General Manager dari struktur organisasi diatas dapat kita lihat bahwasanya managemen perusahaan dibagi menjadi beberapa

11

divisi. Adapun tugas dari divivsi - divisi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Airport Duty Manager (ADM) Airport Duty Manager yang terdiri sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang, merupakan pelaksanaan tingkat pertama di luar jam kerja kantor dan pada hari-hari libur dalam menanggulangi permasalahan operasional Bandar Udara yang mempunyai tugas secara bergantian dengan mengkoordinasikan kegiatan opersi lalu lintas udara, operasi Bandar Udara, komersial, teknik dan keuangan. Airport Duty Manager (ADM) dalam melakukan tugasnya bertanggung jawab kepada general manager. 2. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha Divisi komersial dan pengembangan usaha mempunyai tugas yang bgerkaitan dengan peningkatan pendapatan usaha serta melakukan penagihan (invoicing) dan pungutan bidang aeronautika dan non aeronautika. Divisi ini dibagi menjadi 2 yaitu Dinas Komersial serta Dinas Pengembangan Usaha dan Pemasaran. 3. Devisi Operasi Devisi Operasi mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan operasi keselamatan lalu-lintas udara di Aerodrome Traffic Zona, Control Zone, Terminal Control Area dan pelayanan bantuan operasi penerbangan, komunikasi penerbangan, kegiatan operasi darat penerangan dan komunikasi umum, pengamanan, ketertiban umum, pertolongan kecelakaan penerbangan, pemadam kebakaran, dan sejenisnya. a. Fungsi Divisi Operasi Divisi Operasi menyelenggarakan tugas : 1) Penyimpan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi keselamatan lalu lintas udara di Aerodrome Traffic Zone, Control Zone dan Terminal Control Area.

12

2) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan bantuan operasi penerbangan, dan pelayanan penerbangan aeronautika, serta penerangan dan komunikasi. 3) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan operasi darat, pengaman dan ketertiban umum dilingkungan kerja Bandar Udara serta pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran. b. Pembagian Devisi Divisi Operasi terdiri dari : 1) Dinas Aerodrome dan Approach Control (ADC dan APP) Asisten Divisi ini mempunyai tugas melakukan kegiatan pengendalian dan pemanduan lalu lintas udara di Aerodrome Traffic Zone dan terminal Control Area yang menjadi tanggung jawabnya serta menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan. 2) Dinas Komunikasi Penberbangan dan Pelayanan Penerangan Aeronautika Asisten Devisi ini mempunyai tugas melakukan pemberian informasi melalui hubungan antara stasiun komunikasi penerbangan didarat dengan pesawat udara dan antara stasiun komunikasi penerbangan di darat, menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan, melakukan pengumpulan, penyebaran data informasi aeronautika untuk keselamatan, serta penerangan dan komunikasi umum. 3) Dinas Operasi Darat Asisten Divisi ini mempunyai tugas melakukan pengaturan ketertiban dan kelancaran kegiatan pelayanan sisi udara (air side), sisi darat (land side), penggunaan terminal dan fasilisitasnya, penertiban melakukan pengamanan kerja Bandar umum Udara dan dan dilingkungan

13

melakukan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat dilingkungan kerja Bandar Udara. 4) Dinas Pertolongan Kecelakaan Pesawat dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Asisten Divisi ini mempunyai tugas untuk menangani masalah terjadinya kecelakaan pesawat maupun kebakaran serta melakukan tindakan secepat mungkin untuk mengambil langkah pertolongan terhadap kejadian tersebut, sehingga korban lebih banyak lagi dapat terhindari. 4. Divisi Teknik Divisi teknik mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan pemeliharaan dan perbaikan fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan Bandar Udara, mekanikal dan air, kendaraan bermotor, alat-alat besar, kegiatan perbengkelan serta fasilitas komunikasi, navigasi dan radar, audio visual dan computer, listrik serta melakukan dan membantu pembangunan/investasi sesuai dengan perlimpahan wewenang yang diberikan oleh Direksi. a. Fungsi Divisi Teknik Divisi teknik mempunyai tugas : 1) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan dan perbaikan serta melakukan dan membantu pembangunan / investasi fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan Bandar Udara dan fasilitas lingkungan. 2) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan fasilitas mekanikal dan air, listrik, kendaraan bermotor, alat-alat besar dan menyelenggarakan kegiatan perbengkelan listrik. serta melakukan dan membantu pembangunan / investasi fasilitas mekanikal dan air serta

14

3) Penyiapan dan pelakasanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan serta melakukan dan membantu pembangunan / investasi fasilitas telekomunikasi, navigasi, serta audio visual dan computer. b. Pembagian Divisi Teknik 1. Dinas Teknik Umum Dinas Teknik Umum mempunyai tugas melakukan pemeliharaan dan perbaikkan fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan Bandar Udara serta melakukan dan membantu pembangunan / investasi fasilitas bangunan. 2. Dinas Teknik Peralatan Dinas Teknik Peralatan mempunyai tugas melakukan pemeliharaan dan perbaikan fasilitas mekanikal dan air, listrik, kendaraan bermotor, alat-alat besar dan menyelenggarakan perbengkelan. 3. Dinas Teknik Elektronika dan Listrik Dinas Teknik Elektronika dan Listrik mempunyai tugas melakukan pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi, navigasi dan radar, audio visual dan computer, listrik serta peralatan elektronika dan listrik lainnya. 5. Divisi Keuangan dan Administrasi Divisi keuangan dan administrasi mempunyai tugas menyiapkan dan melakukan kegiatan dibidang ketatausahaan dan personalia, akutansi, keuangan dan anggaran serta administrasi perlengkapan dan pergudangan. a. Fungsi Keuangan dan Administrasi Divisi keuangan dan administrasi mempunyai fungsi : 1) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan personalia 2) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan akutansi

15

3) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan keuangan dan anggaran 4) Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan perlengkapan dan pergudangan b. Pembagian Divisi Keuangan dan Administrasi Divisi Keuangan dan Administrasi terdiri dari : 1) Dinas Personalia dan Umum Dinas ini mempunyai tugas melakukan kegiatan ketatausahaan, kerumah tanggan, kehumasan, protokoler, pengangkutan, pengumpulan dan pengolahan data serta laporan, ketatausahaan personalia, kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja personalia serta rencana pengadaan dan penyediaan barang. 2) Dinas Akutansi dan Anggaran Dinas ini mempunyai tugas melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hal akutansi dan anggaran. 3) Dinas Perbendaharaan dan PKBL Dinas ini mempunyai tugas melakukan kegiatan administrasi perlengkapan dan pergudangan. F. Tata Kerja 1. Mereka yang ada dalam lingkungan keluarga besar PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Adisujipto-Yogyakarta dalam menyelenggrakan tugas pokok perusahaan, General Manager, Air Port Duty Manager (ADM), para Manager dan Asisten Maneger, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, Sinkronisasi baik dalam linkungan masing-masing maupun dengan satuan organisasi lain diluar perusahaan sesuai dengan tugas pokok masing-masing. 2. Kepala satuan organisasi dilingkungan Kantor Cabang PT. (PERSERO) Angkasa Pura I bertanggung jawab memimpin dan

16

mengkoordinasikan bimbingan, 3. Kepala

bawahan

masing-masing bagi

serta

memberikan tugas Cabang serta PT.

petunjuk-petunjuk organisasi

pelaksanaan Kantor

pengendalian produktifitas dan effisiensi kerja. satuan dilingkungan (PERSERO) Angkasa Pura I wajib mengikuti dan mematuhi petunjukpetunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing, menyiapkan laporan tepat pada waktunya dan menyiapkan masukan untuk pengembangan PT. (PERSERO) Angkasa Pura I. 4. Setiap laporan yang diterima oleh General Manager dan Kepala satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut serta petunjuk-petunjuk kepada bawahan. 5. Karyawan atau pegawai dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan-satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. 6. Kepala satuan organisasi kantor pusat dalam melakukan tugas pemantuan, pengendalian dan pengawasan berkewajiban memberikan penilaian atas pelaksanaan tugas satuan-satuan organisasi kantor cabang PT. (PERSERO) Angkasa Pura I sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dapat mengusulkan saran-saran perbaikan kepada kepala cabang melalui direksi. G. Sarana Pendukung 1. Fasilitas Elektronika dan Listrik a. Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan, terdiri dari : 1) Komunikasi lalu lintas penerbangan (Aeronautical Mobil Sewrvice/AMS) 2) VHF A/G Communication (ADC, APP, VHF-ER) 3) Komunikasi antar stasiun penerbangan (Aeronautical Fixed Sewrvice/AFS) terdiri dari : Komunikasi suara HF SSb, Direct Speech dan komunikasi data : AMSC, TTY

17

4) Fasilitas transmmisi terdiri dari : Radio link dan VSAT b. Fasilitas Navigasi Udara dan Radar, terdiri dari : 1) Alat bantu pendaratan presisi, terdiri dari : ILS 2) Rambu udara radio, terdiri dari : DVOR/DME, TDME, dan NDB 3) Surveilance, terdiri dari : PSR, SSR c. Fasilitas Elektronika Bandara, terdiri dari : 1) Fasilitas otomasi, yang digunakan untuk menunjang otomasi opersional Bandara seperti : ADGS, RDPS, FIS 2) Komunikasi darat, yaiut fasilitas komunikasi untuk menunjang operasi Bandara baik yang digunakan operator penerbangan maupun otoritas Bandara serperti : PABX, ISGS dan HT / radio mobil 3) Fasilitas Security dan Audio visual, yaitu fasilitas yang digunakan untuk pengamanan, serta memberikan informasi dan hiburan untuk pemakai Bandara seperti : Security equipment (X-Ray, Hand Held Metal Detector, Walk Through Metal Deector), Public Adress (Sound System, FIDS) d. Fasilitas Listrik, terdiri dari : 1) Elektro mekanikal dengan peralatan yang terdiri dari : AC GARBARATA dan PLUMBING 2) Power Suplly, terdiri dari : GENSET, UPS 3) Visual Aids / Alat Bantu pendaratan visual, terdiri dari : VASI, RAPI, R/W Light, T/W Light, Apron Light, Approach Light (MALS, PALS CAT I, II, III) dan T/H Light 2. Pelayanan Jasa Angkutan Udara a. Pelayanan Keselamatan Penerbangan 1) ATC (Air Traffic Control) / Pemandu LLU Pelayanan ATC (Air Traffic Control) bertujuan untuk :

18

Mencegah tabrakan antara pesawat terbang dan antara pesawat terbang dengan rintangan yang ada pada daerah pergerkan pesawat di udara. Menjaga agar penerbangan dapat lancer dan teratur. Untuk mengetahui dimana diperlukan pelayanan ATC, perlu kami jelaskan sedikit tentang pembagian wilayah udara diatas bumi ini. Wilayah dalam pelayanan penerbangang dibagi menjadi dua jenis yaitu : o Controler Air Space (Wilayah udara yang di awasi dan diatur) o Uncontrol Air Space (wilayah udara yang diawasi tapi tidak diatur) Untuk menentukan wilayah udara tersebut dilihat dari banyaknya pergerakan yang ada pada wilayah udara itu. Apabila memang pergerkan pesawat sudah padat diperlukan pengaturan maka wilayah udara tersebut ditetapkan sebagai CONTROLED AIR SPACE, sebaliknya bila wilayah udara tersebut SPACE. Pada CONTROLED AIR SPACE, penerbangan terkontrol akan mendapatkan pelayanan ATC Service, Flight Information Service dan Altering Service. Penerbangan pada wilayah tersebut akan diatur oleh petugas pemandu LLU (Controler). Segala pergerakan pesawat harus mengikuti instruksi yang diberikan atau minta ijin dulu apabila tidak dapat mengikuti atau sengaja ingin menyimpang dari instruksi tersebut kecuali dalam keadaan Emergency dalam hal ini pesawat boleh menyimpang dari instruksi namun segera melapor tentang keadaannya dan tindakan yang akan dilakukan. Pada UNCONTROLLED AIR SPACE, penerbangan akan dapat 19 pergerakan pesawatnya belum memerlukan pengaturan, akan ditetapkan sebagai UNCRONTROLED AIR

pelayanan Flight Information Service dan Altering Service. Pada kondisi UNCONTROLLED AIR SPACE penerbangan boleh berbuat apa saja yang dikehendaki karena semua resiko diserahkan pada pesawat itu sendiri. 2) Sistem Kerja Pemandu LLU Unit teknisi penerbangan menyiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan pelayanan terhadap penerbangan pemandu LLU mempergunakan terkait (telepon peralatan dll) serta untuk alat berkomunikasi bantu navigasi, (Radio yang Transceiver), dengan pesawat dan dengan unit-unit lain yang kesemuannya akan disediakan oleh unit teknisis penerbangan. b. Bantuan Operasi Penerbangan (Flight Assistance Servise) Tugas pokok dari dinas bantuan operasi penerbangan adalah : 1) Menyelenggarakan pelayanan komunikasi / perhubungan tetap (Aeronautical Fixed Service / AFS) : Mengadakan komunikasi antar stasuin penerbangan didarat, guna tukar menukar berita penerbangan untuk kelancaran dan keselamatan penernbangan. Berita tersebut dikirim / diterima melalui peralatan Radio SSB atau melalui AMSC (Automatic Massage Switching Center) Jenis berita yang dikirim / diterima antara lain : Berita rencana keberangkatan, kedatangan, penundaan, dan pembatalan pesawat. Berita dan NOTAM (Notice To Air Man). Dinas perhubungan tetap (AFS) di Bandara (keterangan : Adisujipto-Cengkareng menggunkan fasilitas VSAT dan komunikasi Adisujipto-Cilacap menggunkan SSB) 2) Menyelenggarakan pelayanan komunikasi / perhubungan bergerak (Aeronautical Mobile service/AMS) : 20

Menyelenggarakan hubungan radio antara stasuin pesawat terbang dengan stasiun penerbangan didarat atau antar pesawat terbang yang berada diluar pengontrolan petugas ATC (Air Traffic Controlled) Pada Bandara Adisujipto tidak ada dinas perhubungan bergerak (AMS), karena semua pergerakan pesawat sudah terkontrol oleh Dinas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Service) 3. Dinas Penerbangan Aeronautika (Aeronautika Information Serice / AIS) Tugas pokok dinas penernagan Aeronautika adalah memberikan data dan informasi teknik operasional yang diperlukan para operator penerbangan / penerbangan untuk kelancaran penerbangan dan menyiapakan Flight plan. Data yang perlu diberikan oleh penerbangan adalah : a. Mengenai data cuaca untuk route yang akan dilalui. b. Keadaan Bandara dan peralatannya. 4. PKP-PK Tugas pokokdari PKP-PK melaksanakan tugas pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan mpemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat di lingkungan kerja Bandara. PKP-PK fungsinya penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pertolongan kecelakaan penerbangan dan penyiapan pemberian pelayanan untuk penaggulangan keadaan gawat darurat di lingkungan kerja Bandar Udara. 5. Pelayanan Operasi Bandara. a. Pelayanan pengaturan / penempatan pesawat udara Pelayanan / penempatan pesawat udara di Bandara Adisujipto meliputi pesawat-pesawat schedule dan non schedule yaitu untuk 21

pesawat jenis B-737, F-100, F-70, ATP. Perusahaan-perusahaan yang beropersi di Bandar Adisujipto adalah : PT. Garuda Indonesia, PT. Merpati Nusantara Airlines, PT. Pelita Air Service, PT. Mandala Airlines, PT. Wing Air, PT. Lion Air. Semua kegiatan penerbangan si Bandara ataupun kawasan sekitarnya harus mengikuti peraturan yang berlaku pada peraturan keselamatan penerbangan sipil (Civil Aviation Safety Regulation CASB), dokumen amnexes dari konvensi serta petunjuk dari instruksi yang diberikan oleh Menara Pemandu Lalu Lintas Udara (Aerodrome Control Tower). b. Pelayanan Penumpang Calon penumpang yang akan berpergian harus terlebih dahulu harus merencanakan perjalannya kapan, kemana tujuannya. Sehingga memudahkan pelayanan perusahaan penerbangan untuk dapat semaksimal mungkin pelayanan ini diberikan. Pengangkut atau agennya wajib mencatat nama dan alamat calon penumpang pesawat udara dengan bukti kenal diri. Hanya calon penumpang pesawat udara dengan bukti kenal diri. Hanya calon penumpang yang mempunyai tiket keberangkatan dan pemegang ijin masuk yang sah diijinkan masuk kedaerah lapor diri (chek in), pada saat lapor diri semua di check calon penumpang dicocokkan dengan buktti kenal diri. c. Pelayanan kargo, barang dan pos Terhadap calon penumpang, bagasi dan bagasi kabin dilakukan pemeriksaan oleh petugas Security Bandara yang berwenang baik secara fisik maupun menggunakan alat Bantu. Setiap bagasi yang telah diperiksa sebagaimana yang dimaksud diatas harus disegel oleh petugas Bandara yang berwenang dengan label security / security chek. Pada saat lapor diri pengangkut mencatat, jumlah paket yang dibawa oleh calon penumpang pada saat itu pula diberikan tanda terima oleh pengangkut. Jumlah bagasi setiap

22

calon penumpang tidak boleh lebih dari 2 (dua) kilo jika lebih diangkut sebagai bagasi. 6. Pelayanan Teknik Penerbangan a. Fasilitas Telekomunikasi dan Navigasi 1) Fasilitas Telekomunikasi, antara lain : VHF transmitter dan receiver ADC dan APP Berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam bentuk voice antara menara pengontrol (ADC & APP) dengan pesawat udara dengan frekuensi radio / VHF yang telah ditentukan (frekuensi penerbangan yaitu antara 118 MHz s/d 135 MHz) dalam rangka memandu pesawat terbang dalam penerbangannya, untuk VHF TX/RX ADC bekerja di 122.4 MHz, sedangkan untuk VHF APP bekerja difrekuensi 123.4 MHz. Communication recorder Berfungsi untuk merekam komunikasi antara menara pengontrol (ADC dan APP) dengan pesawat udara selama penerbangan berlangsung. AMSC (Automatic Massage Switching Centre) Berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam bentuk voice antar Bandara (point to point) yang dikhususkan engenai berita-berita penerbangan dengan frekuensi HF. 2) Fasilitas Navigasi antara lain : DVOR (Doppler Very High Frequency Omni Radio Range) Berfungsi sebagai rambu-rambu udara menggunakan frekuensi radio untuk memberikan petunjuk kepada pesawat terbang yang berupa : - Letak suatu Bandara (DVOR Station) berupa coding tertentu - Letak / posisi (Azimuth) pesawat terbang terhadap suatu Bandara (DVOR Station) 23

DME (Instrumen Landing System) Berfungsi sebagai rambu-rambu yang menggunakan frekuensi radio untuk memberikan informasi jarak (NM) antara pesawat terbang ke suatu Bandara (DME Station) ILS (Instrument Landing System) Berfungsi sebagai alat bantu pendaratan pesawat terbang secara instrument (berupa frekuensi radio) terutama pada saat cuaca buruk, kabut, hujan lebat sehingga pendaratan secara visual tidak dapat dilaksanakan. NDB (Non Directional Radio Beacon) Berfungsi sebagai rambu-rambu udara yang menggunakan frekuensi radio untuk membantu pesawat terbang untuk menuju suatu Bandara (Homing) sebagai check point suatu penerbangan berupa coding tertentu (identitas suatu bandara) b. Aviskom (Audio Visual dan Komputer) antara lain : 1) Peralatan security terdiri dari : X-RAY : untuk mendeteksi barang-barang bawaan penumpang. Metal Through : untuk mendeteksi orang / barang yang akan menuju pesawat terbang (ruang tunggu) Explosi Detector : untuk mendeteksi bahan peledak pada barang-barang bagasi, barang bawaaan penumpang 2) Komputer Berfungsi sebagai sarana penunjang administrasi di lingkungan Bandara 3) PAS (Public Adress System) Berfungsi sebagai sarana informasi di lingkungan terminal Bandara untuk penumpang dan umum. 4) PABX / sentral telepon

24

Berfungsi sebagai sarana telekomunikasi di lingkungan Bandara dan diluar Bandara (melalui sentral telepon / PABX). c. Visual Aids System / Airport Lighting System Visual Aids System adalah salah satu fasilitas penunjang bagi pelayanan operasi penerbangan disamping fasilitas navigasi udara dan telekomukasi penerbangan yang diperlukan bagi kelengkapan sebuah Bandara. Menyediakan fasilitas rambu (Beacon) dan isyarat-isyarat sebagai informasi visual pada penerbangan. Terutama pada saat-saat mendarat (Landing) dan tinggal landas (Take off). Informasi visual tersebut diberikan lewat lampu-lampu tanda isyarat yang tata letak dan konfigurasi serta warna dan pancaran cahanya diatur dengan pola-pola tertentu. Visual Aids System lazim disebut juga Airport Lighting System dan tidak hanya diperlukan pada malam hari saja, namun juga pada siang hari waktu cuaca buruk dan setiap waktu atas permintaan penerbang. Sebagai reverensi visual untuk menunjang operasi penerbangan, peralatan dan cara pemasangannya dibakukan menurut suatu standard an rekomondasi yang ditetapkan oleh Internasional Civil Avition Organization (ICAO) yang wajib dipatuhi oleh semua negaara anggotanya. Peralatan-peralatan Visual Aids System adalah sebagai berikut : 1) Rambu Bahaya (Hazard Beacon) Rambu bahaya memancarkan cahaya warna merah dengan intensitas tinggi, secara berkedip (flashing). Dipasang ditempat-tempat yang karena ketinggiannya merupakan bahaya (Hazard). Misalnya : Bukit-bukit, gunung, tebing yang berada disekitar jalur pendaratan dan tinggal landas. 2) Lampu Hambatan (Obstruction Light) Lampu hambatan memancarkan cahaya warna merah secara kontinyu dengan intensitas sedang, dipasang pada bagian-

25

bagian atas bangunan atau gedung-gedung tinggi sekitar Bandara, dalam lingkungan daerah opersi penerbangan. 3) Rambu Suar (Rotating Beacon) Rambu suar memancarkan cahaya berputar warna hijau dan putih silih berganti, dipasang pada bagian-bagian atas objek / bangunan tertinggi dalam bandara, memberikan informasi kepada penerbang yang akan mendarat ke lokasi Bandara yang dituju. 4) Sistem Pendekatan (Approach Lighting System) Sistem pendekatan memancarkan cahaya warna putih cerah secara kontinyu, dengan intensitas yang dapat diatur sesuai permintaan penerbangan agar tidak menyilaukan. System pendekatan ini dipasang pada perpanjangan landasan dengan beberapa jenis konfigurasi yang merupakan sebuah system. Jenis konfigurasi yang lazim dipakai : SALS : Simple Approach Lighting System, panjang konfigurasi 420m, menggunakan 17 buah lampu intensitas sedang. MALS : Medium Intensity Approach Lighting System, Panjang konfigurasi 900m, menggunakan 177 buah lampu intensitas tinggi dan dilengkapi Sequenced Flashing Light (SFL) warna putih yang dipasang pada sumbu konfigurasi yang juga adalah perpanjangan sumbu landasan. 5) Vasis (Visual Approach Slope Indicator System) Memancarkan cahaya warna merah dan putih secara kontinyu, dengan intensitas yang dapat diatur menurut permintaan penerbangan. Dipasang diluar sebelah kiri dan kanan landasan pada bagian ujung landasan yakni zone hinggap (touch done zone) dengan dua konfigurasi yaitu :

26

2 bar / 24 unit lampu, untuk pelayanan pesawat kecil sampai besar Bar 36 unit lampu, untuk pelayanan pesawat berbadan besar. Informasi yang diberikan kepada penerbangan adalah jalur merupakan sebuah jalur bersudut permukaan landasan. Jika waktu pendaratan penerbangan melihat seluruh konfigurasi berwarna putih berarti jalur pendaratan yang diambilnya terlalu tinggi. Jadi penerbang harus berusaha untuk mengemudikan pesawatnya sedemikian rupa agar selalu tampak olehnya konfigurasi vasis sebagian berwarna merah dan sebagian lagi berwarna putih, yang berarti jalur pendaratan yang diambilnya sudah tepat. 6) REILS (Runway End Identification Light System) REILS memancarkan cahaya putih berkedip dengan intensitas tinggi, 60 / 120 kedipan / menit. Dipasang diluar ambang landasan, diluar kedua tepi kiri dan kanan terdiri atas dua buah lampu yang berkedip bersambungan / sinkron dan dipasang hanya pada landasan yang tidak dilengkapi dengan system lampu pendekatan, sebagai kelengkapan tanda ambang landasan. 7) Lampu Ambang (Threshold Light) Lampu ambang memancarkan cahaya hijau secara kontinyu jika dilihat penerbang yang melakukan pendaratan dan memancarakan cahaya merah jika dilihat oleh penerbang yang akan melakukan tinggal landas, dipasang pada garis ambang landasan dan memberikan informasi pada penerbangan pada awal dan akhir landasan. 8) Lampu Landasan (Runway Light) Lampu landasan memancarkan cahaya putih secara kontinyu dengan intensitas tinggi atau sedang, yang masing-masing dapat diatur sesuai dengan permintaan. Dipasang dengan cara 27

tertentu satu sama lain pada tepi kiri dan kanan, sepanjang landasan. Memberikan tuntunan kepada penerbang pada tahaptahap terakhir pendekatan, landasan dan meluncur serta bagi penerbang yang akan melakukan tinggal landas. 9) Lampu Taksi (Taxiway Light) Lampu taksi memancarkan cahaya biru secara kontinyu dengan intensitas rendah dan umumnya tidak dapat diubah-ubah. Dipasang pada jarak tertentu satu sama lain dikiri dan dikanan jalan sepanjang Taxiway. Memberikan tuntunan kepada penerbnag untuk mengemidukan pesawatnya dari landasan ke apron atau sebaliknya. 10) Lampu Apron (Apron Light) Lampuy aproan memancarkan cahaya warna m,erah secara kontinyu dengan intensitas rendah. Dipasang ditepi/apron dengan jarak tertentu satu sama lain. Memberikan informasi batas-batas tempat parker pesawat terbang. 11) Sinyal (Signal) Lampu tanda pendaratan Tee (Illuminated Landing Tee), berbentuk huruf T terbaring, yang memberikan informasi penerbangan dari mana pesawat akan didaratkan. Kantong angin dengan lampu (Illuminated Wind Cone) adalah sebuah kantong angin yang dapat berputar menurut arah angin darat tidak selalu sama dengan arah angin dilapisan-lapisan atasnya. 12) Penerangan apron (Apron Flood Light) Penerangan apron adalah lampu-lampu sorot (Flood Light) umum, untuk menerangi daerah apron bagi pelayanan pesawat, turun naiknya penumpang dan naiknya barang. d. Fasilitas Landasan dan Terminal Sub gugus landasan dan terminal yang berbeda pada dinas teknik umum bertugas memberikan pelayanan dengan melakukan 28

pemeliharaan dan perbaikan landasan, terminal serta tata lingkungan Bandara. Pencapaian pelayanan yang dikehendaki adalah keselamatan, kenyamanan calon penumpang pesawat serta pengunjung Bandara baik didaerah pelataran parker kendaraan, keleluasaan saat check in, kebersihan ruang toilet, kenyamanan menunggu keberangkatan juga kemudahan pilot pesawat dalam mengikuti rambu parker dipelataran parker pesawat. Fasilitas yang dilengkapi antara lain : 1) Landasan Sebutan Dimensi Kekuatan Permukaan 2) Apron : Permuakaan : Aspal Beton Beton Aspal Beton Kapasitas 3) Taxiway : Permukaan Dimensi 4) Terminal : Luas total 5) Ruang chek in : 4.528 m2 (termasuk renovasi 1993) : 520 m2 : Aspal Beton : 105 m x 30 m : (171.5 x 86) m2 (75 x 86) m2 (68.5 x 86) m2 : 09-27 : 2200 m x 45 m : 38 FAXT : Aspal Beton

Tipe B737/DC9 8 unit

6) Ruang tunggu keberangakatan : 785 m2 (420 seat) 7) Ruang eksekutif : 239 m2 8) Ruang kedatangan : 622 m2 9) Peralatan Parkir Kendaraan : Luas Kapasitas : 50267 m2 : 91 mobil + 3 bus

29