Akutansi hotel

19
Akutansi Hotel Dosen : Hj. Fitrah, SE.Ak,MM.

Transcript of Akutansi hotel

  1. 1. Hotel adalah : sebagian bangunan yang digunakan untuk pelayanan kamar, makanan dan minuman serta rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersil. Dalam hal ini, usaha Hotel adalah : Usaha jasa pelayanan atau disebut Hospitality Service. Setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan hal-hal diluar kebiasaan sehari-sehari, dimana makan, minum, tidur, dan lain-lain kadang ingin dilakukan diluar rumah. Maka, manusia menciptakan apa yang disebut Hotel atau Restoran, karena orang yang membutuhkan rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan yang biasa dilakukan sehari-hari di Rumah. Pelayanan Kamar Makanan Minuman Rekreasi 1
  2. 2. Sehubungan dengan hal tersebut : Di satu pihak ada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan; Dan dilain pihak ada masyarakat penjual jasa pelayanan. 1. Fasilitas Fasilitas yang Memadai 2. Pengelolaan secara Profesional 3. SDM yang terampil untuk melayani 2 Sebagai penjual jasa, Hotel harus menyediakan 3 Hal yaitu:
  3. 3. Industri Perhotelan bertaraf Internasional di Indonesia dapat dikatakan dimulai sejak dioperasikannya Hotel Indonesia pada 5 Agustus 1962, setelah pengoperasian Hotel Indonesia, menyusul beberapa Hotel yang bertaraf Internasional di Yogyakarta, Pelabuhan Ratu dan Bali. Kini dengan berlalunya waktu, Industri perhotelan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Konsekuensinya, Pemerintah mengatur industri ini, salah satunya dengan klasifikasi Bintang dan Non Bintang. Industri perhotelan merupakan bagian dari industri Pariwisata yang memiliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek Ekonomi dimana dapat memberikan konstribusi yang berarti untuk perekonomian terutama untuk Pajak Penghasilan, Pajak pembangunan, Pajak Bumi dan Bangunan. Disamping itu, dengan keberadaan suatu Hotel maka akan terjadi transaksi ekonomi antara Hotel sebagai pihak yang memerlukan bahan makanan dan Minuman dan keperluan operasional lainya dengan para rekan. 3
  4. 4. Hotel memberikan peluang yang berarti: Contoh Hotel Klasifikasi Bintang Tiga dengan 100 kamar misalnya akan memberikan 170 orang untuk bekerja di Hotel, ini berarti bahwa jumlah 170 orang ini akan memberikan kesejahteraan bagi keluarga yang disekitarnya. Selain sisi positif Hotel juga berpotensi untuk: Memberikan tekanan pada lingkungan fisik tempat beroperasinya, dengan kata lain harus diupayakan sedemikian rupa agar operasional Hotel memberikan tekanaan seminimal mungkin pada lingkungan fisiknya (oleh limbah cair dan padat yang dihasilkan oleh Hotel dari kegiatan operasionalnya). 4
  5. 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001 Tertanggal 31 September 2001 Pasal 1 adalah: Bangunan yg disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainya dengan dipungut bayaranya, termasuk bangunan lainya yang menyatu dikelola dan dimilki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Hotel merupakan bangunan yg menyediakan jasa kamar untuk jangka pendek, makanan, minuman dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan pembayaran dari para tamu. 5
  6. 6. Tujuan pengklasifikasian Hotel adalah: Menciptakan persaingan yang sehat memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu; Memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi Hotel; Dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu. HOTEL DIKLASIFIKASIKAN DLM 5 GOLONGAN KELAS, yaitu: 1. Satu Bintang 2. Dua Bintang 3. Tiga Bintang 4. Empat Bintang 5. Lima Bintang 6
  7. 7. Ada 3 Klasifikasi menurut Melati: 1. Melati satu 2. Melati dua 3. Melati tiga Perbedaan Klasifikasi Bintang dengan Melati adalah : Tingkat layanan, fasilitas hotel dan administrasi; Secara historis Hotel melati adalah losmen yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel bintang diterapkan oleh pemerintah; Diperlukan klasifikasi agar mutu layanan hotel melati meningkat; Fasilitas dan layanan hotel melati lebih terbatas dibandingkan dengan hotel berbintang; Harga kamar yang ditawarkan sewajarnya lebih rendah dari pada hotel berbintang. 7
  8. 8. Pengklasifikasi Hotel dapat dilihat dari beberapa sisi: Jumlah kamar yang dimiliki Lokasi Hotel Jenis Tamu Lama tinggal tamu Masa Operasional Jenis layanan yang di tawarkan. 8
  9. 9. Bila Dikaji Jumlah Kamar yang Dimiliki, maka Hotel Dapat Diklasifikasikan menjadi: 1. Hotel Kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar 2. Hotel Sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar 3. Hotel Menengah, dengan jumlah kamar sampai dengan 300 kamar 4. Hotel Besar, dengan jumlah kamar sampai dengan lebih dari 300 kamar 9
  10. 10. Dari sisi Lokasi, Hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Hotel Bandara (airport hotel), terletak dekat Bandara 2. Hotel di tengah Kota (City Hotel), lokasi ditengah kota 3. Hotel Komersial (commercial hotel) lokasi hotel di pusat bisnis 4. Hotel Pantai (beach Hotel), lokasi ditepi pantai 5. Hotel Stasiun (railway hotel), dekat dengan stasiun kereta api 6. Hotel jalan raya (highway Hotel), dekat dengan jalan bebas hambatan 7. Hotel Pelabuhan (Harbour hotel) berdekatan dengan pelabuhan laut 8. Hotel Pegunungan (mountain Hotel) lokasi hotel berdekatan didaerah pegunungan. 10
  11. 11. Tujuan kedatangan Tamu dapat dibedakan; 1. Untuk Bisnis 2. Untuk pemeliharaan kesehatan 3. Liburan 4. Kompetisi Olah raga 5. Tugas kedinasan 11
  12. 12. Bila dikaji dari rerata lama tamu maka hotel dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Transiet Hotel : Bila rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari, maka hotel ini diklasifikasikan sebagai transiet hotel. 2. Residential Hotel : Bila rerata tamu tinggal tamu untuk jangka waktu yang lama maka hotel ini diklasifikasikan sebagai residential hotel. 12
  13. 13. Bila dikaji dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan menjadi : 1. Hotel Musiman (seasonal hotel) : di negara-negara yang memiliki 4 (empat) musim, hotel hanya beroperasi pada musim tertentu. Misalnya, hanya beroperasi pada musim dingin, yaitu melayani tamu yang berolahraga ski. 2. Beroperasi sepanjang tahun (all year round) : hotel yang beroperasi sepanjang tahun. Di Indonesia lazimnya hotel beroperasi sepanjang tahun karena cuaca memungkinkan untuk kegiatan operasional hotel. 13
  14. 14. Dikaji dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi : 1. Deluxe hotel : memberikan layanan yang lengkap dan istimewa kepada tamunya. Layanan yang luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan kemampuan serta kompetensi karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan layanan untuk para tamunya. 2. Ekonomi hotel : memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya untuk layanan kamar; demikian pula, harga kamar yang ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan oleh hotel kepada tamunya juga terbatas. 14
  15. 15. Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk dengan kekhasan sebagai berikut : 1. Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati makanan direstoran, makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu. Produk minuman campuran diproduksi di depan tamu ketika berada di bar. 2. Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh tamu. 3. Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan dikompensasikan dengan penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar yang tidak terjual hari ini, tidak dapat dikompensasikan dengan penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan hari ini hilang. Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam sebelumnya tidak dapat dikompensasikan dengan penjualan jasa kamar pada malam berikutnya. 15
  16. 16. 4. Tamu sebagai konsumen harus datang langsung ke lokasi hotel untuk menikmati produk hotel. 5. Mutu layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan oleh karyawan yang berbeda, atau akan menghasilkan mutu yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi mutu, selalu diadakan inspeksi mutu produk sebelum dijual kepada tamu. Misalnya, sebelum kamar siap ditawarkan kepada tamu, diadakan inspeksi atau pengendalian mutu oleh penyedia bagian Tata Graha. 16
  17. 17. 6. Hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk membuat citra hotel menjadi kasat mata. Memberikan seragam kepada keryawan merupakan salah satu upaya agar citra hotel menjadi kasat mata. 7. Mudah ditiru/diduplikasi oleh pesaing. Bila suatu hotel menawarkan kamar suite plus pluge pool dan spa, maka hotel lain dengan mudah memberikan produk yang sama. Produk yang ditawarkan oleh satu hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing karena tidak ada hak paten untuk produk yang ditawarkan kepada pelanggannya. 17