AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Definisi dan Jenis-Jenis Penganggaran Daerah

10
RANGKUMAN MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Definisi dan Jenis-Jenis Penganggaran Daerah Oleh: EVI SAMAD 001/PPAk-XIX/2014 PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

description

Berdasarkan Peraturan Pemerintahan No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, pengertian dari Belanja Daerah adalah sebagai berikut:“Belanja daerah adalah semua pengeluaran daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah.”Menurut Indra Bastian (2001 : 70-71) dikatakan bahwa:“sesuatu anggaran yang telah direncanakan denga baik, hendaknya disertai dengan pelaksanaannya dengan tertib dan disiplin, sehingga tujuan atau sasaran dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna.”

Transcript of AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Definisi dan Jenis-Jenis Penganggaran Daerah

RANGKUMAN MATA KULIAHAKUNTANSI SEKTOR PUBLIKDefinisi dan Jenis-Jenis Penganggaran Daerah

Oleh:

EVI SAMAD

001/PPAk-XIX/2014

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

1. Definisi Anggaran DaerahSistem Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintahan No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, pengertian dari Belanja Daerah adalah sebagai berikut:

Belanja daerah adalah semua pengeluaran daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah.

Menurut Indra Bastian (2001 : 70-71) dikatakan bahwa:

sesuatu anggaran yang telah direncanakan denga baik, hendaknya disertai dengan pelaksanaannya dengan tertib dan disiplin, sehingga tujuan atau sasaran dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna.

Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah menganut sistem pengurusan yang sama dengan sistem pengurusan keuangan negara yang pada pokoknya adalah:

a. Pengurusan Administrasi

Yaitu wewenang yang mengadakan tindakan-tindakan dalam rangka penyelenggaraan rumah tangga Daerah yang membawa akibat pengeluaran-pengeluaran yang membebani Anggaran Daerah. Pengurusan ini terdiri dari tindakan otorisator (penandatanganan DP2D) dan tindakan kordinator (penandatanganan SPM)

b. Pengurusan ke Pemegang Saham

Yaitu wewenang untuk menerima, menyimpan, membayar atau mengeluarkan uang dan barang, serta berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah. Pengurusan ini dilaksanakan oleh Pemegang Kas Daerah dan Pemegang Kas. 1. Jenis-Jenis Anggaran Daerah Belanja Daerah adalah semua pengeluaran Pemerintah Daerah pada satu periode anggaran. Secara umum belanja dalam APBD dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Belanja Aparatur Deraha. Belanja Administrasi Umum

Yaitu semua pengeluaran Pemerintah Daerah yang berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan publik. Belanja ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Belanja Pegawai

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk orang/personil yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau dengan kata lain merupakan biaya tetap pegawai. Belanja pegawai meliputi:

Biaya Gaji dan Tunjangan Biaya Perawatan dan Pengobatan

Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia

2. Belanja Barang dan JasaMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk penyedia barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publi. Biaya barang dan jasa meliputi biaya barang habis pakai, biaya jasa kantor, biaya cetak dan penggandaan, biaya langganan, biaya pakaian dinas.3. Belanja Perjalanan DinasMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk biaya perjalanan pegawai dan dewan yang berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Yang terdiri dari: Biaya Perjalanan Dinas Biaya Perjalanan Pindahan

Biaya Pemungutan Pegawai yang Gugur

4. Belanja PemeliharaanMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk pemeliharaan barang daerah yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini terdiri dari:

Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor Biaya Pemeliharaan Rumah Dinasdan Asrama

Biaya Pemeliharaan Meubel Air

Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor

Biaya Pemeliharaan Emplacement Kantor

b. Belanja Operasi dan PemeliharaanMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah yang berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik. Belanja ini dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Belanja PegawaiMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah yang berhubungan dengan aktivitas dengan kata lain merupakan belanja pegawai yang bersifat variabel, meliputi: Honorarium, Upah Lembur, Upah Uang Paket, dan Insentif.

2. Belanja Barang dan Jasa

Merupakan Pengeluaran Pemerintah Daerah untuk penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan pelayanan publik, meliputi: biaya sewa, biaya bahan percontohan.3. Belanja Perjalanan Dinas

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk biaya perjalanan pegawai yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Biaya ini antara lain meliputi biaya perjalanan dinas dalam daerah dan biaya perjalanan dinas luar daerah.4. Belanja PemeliharaanMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk pemeliharaan barang daerah yang mempunyai hubungan langsung dengan pelayanan publik. Terdiri dari biaya pemeliharaan gedung pelayanan umum, biaya pemeliharaan jalan dan jembatan, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya peralatan operasional, pemeliharaan sungai dan saluran/kanal, biaya pemeliharaan museum, biaya pemeliharaan terminal, biaya pemeliharaan kebun dan ternak, biaya pemeliharaan taman, dan biaya pemeliharaan emplacement.c. Belanja Modal

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan pemeliharaan. Belanja Modal dibagi menjadi:1. Belanja Modal Publik

2. Belanja Modal Aparatur

2. Belanja Pelayanan Publika. Belanja Adminstrasi Umum

Yaitu semua pengeluaran Pmerintah Daerah yang berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan publik. Belanja ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Belanja Pegawai

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk orang/personil yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau dengan kata lain merupakan biaya tetap pegawai.2. Belanja Barang dan Jasa

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk penyedia barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik.

3. Belanja Perjalanan Dinas

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk pemeliharaan barang daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik.

b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan

Merupakan semua pengeluaran Pemerintah Daerah yang berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik. Meliputi:

1. Belanja pegawai

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah yang berhubungan dengan aktivitas dengan kata lain merupakan belanja pegawai yang bersifat variabel,2. Belanja Barang dan Jasa

Merupakan Pengeluaran Pemerintah Daerah untuk penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan pelayanan publik.

3. Belanja Perjalanan Dinas

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk biaya perjalanan pegawai yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik4. Belanja Pemeliharaan

Merupakan pengeluaran Pemerintah Daerah untuk pemeliharaan barang daerah yang mempunyai hubungan langsung dengan pelayanan publik.

c. Belanja ModalMerupakan pengeluaran Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah belanja yang bersifat aparatur.

3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuntungan

Merupakan Pengalihan uang dari Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga tanpa adanya harapan untuk mendapatkan pengembalian imbalan maupun keuntungan dari pengalihan uang tersebut, meliputi:a. Bantuanb. Dana Perimbangan

c. Dana Cadangan

4. Belanja Tidak Disangka

Adalah pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk membiayai kegiatan-kegiatan tak derduga dan kejadian-kejadian luar biasa.3. Zero Base Budgeting

Anggaran tak tersisa atau Zero Based Budgeting adalah sistem anggaran yang didasarkan pada perkiran kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi pada tahun yang bersangkutan. Konsep anggaran tak bersisa dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggaran tradisional. Sebagian kelemahan anggaran sistem anggaran tradisional itu sendiri antara lain:

1. Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang.

2. Pendekatan inkremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.

3. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.

4. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan.

5. Dan sebagainya.

Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep anggaran tak bersisa disini dapat mengkhilangkan inkrementalisme dan line-item, karena anggaran diasumsikan dimulai dari nol. Penyusunan angaran yang bersifat inkremental mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran pada tahun depan, yaitu dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. Sedangkan pada sistem ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini juga. Dengan ZBB, seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali (dimulai dari nol lagi). Item anggaran yang sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan dapat dihilangkan dari struktur anggaran, atau mungkin muncul item yang baru.