Akuntansi Perpajakan 1.ppt

49
AKUNTANSI PERPAJAKAN PENGANTAR IKATAN AKUNTAN INDONESIA - 2010

Transcript of Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Page 1: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PERPAJAKANPENGANTAR

IKATAN AKUNTAN INDONESIA - 2010

Page 2: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

2

PEMBUKUAN DALAM PERSPEKTIF PERPAJAKAN

• Definisi Akuntansi & Akuntansi Perpajakan

• Pembukuan dalam Perspektif Pajak– Pasal 28 UU No. 28 tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

• Stelses Kas dan Stelsel Akrual Dalam Pembukuan

• Siklus Akuntansi

Page 3: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Definisi Akuntansi

“Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative

information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to

be useful in making economic decisions—in making reasoned choices among alternative

courses of action.” (Statement of the Accounting Principles Board No. 4, p. 40)

Page 4: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

4

DEFINISI AKUNTANSI DEFINISI AKUNTANSI PERPAJAKANPERPAJAKAN

Niswonger dan Fees (Accounting Principles, 2007):

Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan kepada penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan (tax compliance).

Page 5: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

5

InvestorsCommunity

Board of DirectorsManagementEmployees

Suppliers

Employees

Creditors

Customers

Analysts

GovernmentGovernment

Major Internal and External Stakeholder Groups

Page 6: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

PENGERTIAN PEMBUKUAN

MELIPUTI Harta Kewajiban Modal Penghasilan dan Biaya Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa

Proses Pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan DATA dan INFORMASI KEUANGAN

Dengan menyusun LAPORAN KEUANGAN (NERACA & LABA RUGI)

Untuk periode Tahun Pajak tersebut

Pasal 1 angka 29 UU KUP

Page 7: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2007 - 2008Pasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. PMK No.01/PMK.03/2007

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA

ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN BRUTO DALAM 1 (SATU) TAHUN >= 1,8

MILIAR

WAJIB PAJAKBADAN

DI INDONESIA

WAJIBMENYELENGGARAKAN

PEMBUKUAN

Page 8: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DSTPasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA

ATAU PEKERJAAN BEBAS, PEREDARAN BRUTO DALAM SATU

TAHUN >= 4,8 MILIAR

WAJIB PAJAKBADAN

DI INDONESIA

WAJIBMENYELENGGARAKAN

PEMBUKUAN

Page 9: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

KEWAJIBAN PEMBUKUAN TAHUN PAJAK 2009 - DSTPasal 28 ayat (1) UU KUP Jo. Pasal 14 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008

KEWAJIBAN PEMBUKAN

Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undang perpajakan menentukan lain (Pasal 28 ayat 7 UU

KUP No.28 Tahun 2007)

Page 10: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUANTETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2007 - 2008

Pasal 28 ayat (2) UU KUP

WP ORANG PRIBADIYANG MELAKUKANKEGIATAN USAHA/

PEKERJAAN BEBAS

YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN NORMA

PENGHITUNGANPENGHASILAN NETO PEREDARAN BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN

KURANG DARI Rp 1.800.000.000,00 (PMK NO. 01/PMK.03/2007)

TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPIWAJIB MELAKUKAN PENCATATAN

WP ORANG PRIBADIYANG TIDAK MELAKUKAN

KEGIATAN USAHAATAU

PEKERJAAN BEBAS

Page 11: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PEMBUKUANTETAPI WAJIB PENCATATAN UNTUK TAHUN 2009 - DST

Pasal 28 ayat (2) UU KUP

WP ORANG PRIBADIYANG MELAKUKANKEGIATAN USAHA/

PEKERJAAN BEBAS

YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DGN MENGGUNAKAN NORMA

PENGHITUNGANPENGHASILAN NETO PEREDARAN BRUTONYA DALAM 1 (SATU) TAHUN

KURANG DARI Rp 4.800.000.000,00 (Ps. 14 ayat (2) UU PPh No.36 Th 2008)

TIDAK WAJIB PEMBUKUAN TETAPIWAJIB MELAKUKAN PENCATATAN

WP ORANG PRIBADIYANG TIDAK MELAKUKAN

KEGIATAN USAHAATAU

PEKERJAAN BEBAS

Page 12: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Harus memperhatikan itikad baik; Mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya; Diselenggarakan di Indonesia; Huruf latin; Angka Arab; Satuan mata uang Rupiah; Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang diizinkan Menteri

Keuangan yaitu bahasa Inggris; Diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan dgn stelsel akrual

atau stelsel kas; Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai

harta,kewajiban, modal, penghasilan & biaya, serta penjualan & pembelian (sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang).

SYARAT PEMBUKUANPasal 28 ayat (3), (4), (5), (7) UU KUP

Page 13: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

PERUBAHAN TAHUN BUKU DAN/ATAU METODE PEMBUKUAN

TAHUN BUKU

METODE PEMBUKUAN,misal : Pengakuan Penghasilan & biaya Metode Penyusutan Aktiva Tetap Metode Penilaian Persediaan

Harus mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak Diajukan sebelum dimulainya tahun buku yang bersangkutan dengan

alasan-alasan perubahan

Pasal 28 ayat (6) UU KUP

PERUBAHAN

Page 14: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

PENGERTIAN PENCATATAN

PENGUMPULAN DATA SECARA TERATURtentang

Peredaran atau penerimaan bruto dan atau;

Penghasilan bruto

SEBAGAI DASAR UNTUK MENGHITUNG JUMLAH PAJAK TERUTANG, (termasuk Penghasilan yg bukan objek pajak

dan atau yg dikenakan pajak yg bersifat final)

Pasal 28 ayat (9) UU KUP

Page 15: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

KEWAJIBAN PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN

BADAN ORANG PRIBADI

Pasal 28 ayat (11) UU KUP

PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG MENJADI DASAR PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN & DOKUMEN LAIN TERMASUK PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK/PROGRAM

APLIKASI ONLINE

SELAMA 10 TAHUNDI INDONESIA

Tempat Kedudukan

Tempat Kegiatanatau

Tempat Tinggal

Page 16: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

KEGIATAN PENCATATANPasal 28 ayat (12) UU KUP dan Peraturan Menkeu

(Keputusan Dirjen Pajak KEP-520/PJ./2000)

1. WP OP YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS YANG DIPERBOLEHKAN MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DENGAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

2. WP OP YANG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS

PENCATATAN WAJIB

DILAKUKAN

SYARAT PENCATATAN

1. PENCATATAN HARUS DIBUAT LENGKAP DAN BENAR 2. DIDUKUNG DENGAN DOKUMEN ; * YANG MENJADI DASAR PENGHITUNGAN PEREDARAN ATAU PENERIMAAN BRUTO DAN ATAU PENGHASILAN BRUTO * PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PAJAK DAN ATAU * PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA FINAL 3. JANGKA WAKTU PENCATATAN MELIPUTI JANGKA WAKTU 12 BULAN MULAI TANGGAL 1 JANUARI SAMPAI DENGAN TANGGAL 31 DESEMBER

Page 17: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Conceptual Framework of Accounting

Objectivesof FinancialReporting

QualitativeCharacteristicsof InformationAccounting

Elementsof FinancialStatements

Recognition and Measurement Concepts

Assumptions Principles Constraints

Page 18: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

PredictiveValue

FeedbackValue

Timeliness

Relevance

Verifiability

Neutrality

RepresentationalFaithfulness

Reliability

DecisionUsefulness

Understandability

Decision Makers

Qualitative Characteristics of Accounting Information

Materiality

Benefits > Cost

Comparability (including Consistency)

Page 19: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

19

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

Prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan

Fungsi akuntansi adalah menyajikan data kuantitatif yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan harus memenuhi tujuan kualitatif: Relevan Dapat dimengerti Daya Uji Netral Tepat Waktu Daya Banding Lengkap

Batasannya: 1) manfaat lebih besar dari beban, 2) Material (cukup berarti).

Page 20: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Assumptions• Economic Entity• Going Concern• Arm’s-Length

Transactions• Monetary Unit• Periodicity

Principles• Historical Cost• Revenue

Recognition• Matching• Full Disclosure

Constraints• Cost-Benefit• Materiality• Industry Practice• Conservatism

Recognition, Measurement, and Reporting

Recognition and Measurement Concepts

Page 21: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

21

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

a) Kesatuan Ekonomi (harus ada pemisahan yg jelas antara perusahaan dengan pemilik);

b) Kesinambungan Usaha (Going Concern) Historical Cost dan Periodisasi;

c) Harga Pertukaran yang Obyektif/Wajar Arm’s-length Price, tidak dipengaruhi hubungan istimewa, tidak ada transfer pricing;

d) Mempertemukan pendapatan dan beban yang paling tepat berdasarkan Stelsel Akrual Untuk tujuan perpajakan, stelsel akrual dan stelsel cash modified (campuran) diakui untuk penghitungan penghasilan dan biaya kena pajak;

e) Konsisten jika ada perubahan metode akuntansi / pembukuan harus diungkapkan dalam laporan keuangan secara fiskal harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

Page 22: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

What About Conservatism?

The concept of conservatism can be summarized as follows: When in doubt, recognize all losses but

don’t recognize any gains.

Page 23: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Recognition, Measurement, and Reporting

MeasurementMeasurement

1. Historical cost

2. Current replacement cost

3. Current market value

4. Net realizable value

5. Present (or discounted) value

Page 24: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Perbandingan SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Keuangan KomersialNO ASPEK SPT TAHUNAN PPh BADAN LAPORAN KEUANGAN1 Pengguna Fiskus Berbagai pengguna (Multi Users)2 Sifat

InformasiRahasia Dapat digunakan oleh umum, khususnya

untuk laporan keuangan listed company.3 Pedoman

PenyusunanUdang-Undang Perpajakan dan Peraturan Pelaksanaannya

Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU): PSAK, Interpretasi PSAK, Peraturan Pemerintah untuk Industri, IFRS, buletin teknis, pedoman atau praktik konvensional, hasil riset dan pendapat ahli.

4 Mata Uang Pelaporan

Wajib dalam Rupiah dan mata uang US$ sepanjang memperoleh izin dari otoritas pajak terkait.

Dapat menggunakan mata uang lain selain Rupiah. Jika laporan keuangan disajikan dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya, laporan keuangan harus lebih dahulu dilakukan remeasurement.

5 Dasar Pencatatan Transaksi

Transaksi dicatat dan dilaporkan apabila memenuhi syarat dan ketentuan perpajakan. Transaksi dicatat dengan mengutamakan hakikat formal atau hukum daripada substansinya.

Transaksi dicatat dengan asas substance over form.

6 Batas Waktu Penyampaian

Disampaikan paling lambat 4 bulan setelah akhir tahun pajak dan dapat melakukan perpanjangan paling lama 2 bulan.

Pasal 66 (1) UU No.40 Tahun 2007 “Perseroan Terbatas”, Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu 6 bulan setelah tahun buku Perseoran berakhir.

Sumber: Marisi P. Purba, Akuntansi Pajak Penghasilan,2009, hal.3-4.

Page 25: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

SIKLUS AKUNTANSI & FISKAL

Dokumen Sumber

Jurnal transaksi Buku Besar

Laporan Keuangan

(Laba Rugi)

Rekonsiliasi Fiskal

SPT Tahunan PPh Badan

Neraca saldo

Koreksi Fiskal

Perbedaan temporer(koreksi positif/negatif)

Perbedaan permanen(koreksi positif/negatif)PSAK 46

Page 26: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILANPEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK

PENGHASILAN:PPh PASAL 21/26PPh PASAL 22PPh PASAL 23PPh PASAL 4(2)

PAJAK PENGHASILAN TAHUN BERJALAN (PPh PASAL 25)

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, BEA PEROLEHAN ATAS HAK TANAH DAN BANGUNAN & BEA METERAI

Page 27: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26

• Saat Terutang PPh Pasal 21/26 (Pasal 21 Peraturan Dirjen Pajak - PER - 31/PJ/2009, 25 Mei 2009):

1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Penerima Penghasilan pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan;

2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 untuk setiap masa pajak;

3) Saat terutang untuk setiap masa pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan.

Page 28: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26Ilustrasi Kasus:Ahmad Zakaria, ber-NPWP, pada tahun 2009 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :Gaji sebulan Rp 2.500.000,00Pengurangan :1. Biaya Jabatan : 5% x Rp 2.500.000,00 Rp 125.000,002. Iuran pensiun Rp 100.000,00

Rp 225.000,00 Penghasilan neto sebulan Rp 2.275.000,00Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 2.275.000,00 Rp 27.300.000,00PTKP setahun- untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00- tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00

Rp 17.160.000,00 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 10.140.000,00PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 10.140.000,00= Rp 507.000,00 PPh Pasal 21 sebulan Rp 507.000,00 : 12 = Rp 42.250,00

Jurnal Akuntansi:1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan:

Biaya Gaji 2.500.000Iuran Pensiun Terutang 100.000PPh Pasal 21 Terutang 42.250Kas dan Bank 2.357.750

2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank:PPh Pasal 21 Terutang 42.250Iuran Pensiun Terutang 100.000

Kas dan Bank 142.250

Page 29: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 21/26Ilustrasi Kasus:Karyawati Ken Prameswari (tidak kawin), ber-NPWP, bekerja pada PT Prabu Kedaton dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan Iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Prameswari membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap bulan.

Perhitungan PPh Pasal 21/bulan:Gaji setahun (12xRp 2.750.000,00) = Rp 33.000.000,00Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 12 x Rp 27.500,00 = Rp 330.000,00Premi Jaminan Kematian12 x Rp 8.250,00 = Rp 99.000,00 Jumlah Rp 33.429.000,00Pengurangan :1. Biaya Jabatan 5% x Rp 33.429.000,00= Rp 1.671.450,002. Iuran pensiun setahun 12 x Rp 50.000,00= Rp 600.000,003. Iuran Jaminan Hari Tua 12 x Rp 55.000,00= Rp 660.000,00 Jumlah Rp 2.931.450,00 Penghasilan neto setahun = Rp 30.497.550,00PTKP- untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00

Penghasilan Kena Pajak Rp 14.657.550,00Pembulatan Rp 14.657.000,00PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 14.657.000,00= Rp 732.850,00

Bagaimana jurnal akuntansi atas PPh Pasal 21 di atas?

Page 30: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Pembahasan:Jurnal Akuntansi:1. Saat pemotongan pajak atas pembayaran gaji setiap bulan:

Biaya Gaji 2.750.000Biaya Asuransi- JKK 27.500Biaya Asuransi- Jaminan Kematian 8.250

Asuransi- JKK Terutang 27.500Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250Iuran Pensiun Terutang 50.000Iuran JHT Terutang 55.000

PPh Pasal 21 Terutang 61.071Kas dan Bank

2.583.929

2. Saat menyetor PPh Pasal 21 ke kas negara dan pembayaran pensiun via bank:PPh Pasal 21 Terutang 61.071Asuransi- JKK Terutang 27.500Asuransi- Jaminan Kematian Terutang 8.250Iuran Pensiun Terutang 50.000Iuran JHT Terutang 55.000

Kas dan Bank 201.821

Page 31: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 22• SAAT TERUTANG PPH PASAL 22 (Keputusan Menteri Keuangan Nomor

254/KMK.03/2001):– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang terutang dan dilunasi bersamaan

dengan saat pembayaran Bea Masuk.– Dalam hal pembayaran Bea Masuk atas impor barang ditunda atau dibebaskan,

maka Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB);

– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun di tingkat Pemerintah Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD), terutang dan dipungut pada saat pembayaran;

– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, terutang dan dipungut pada saat penjualan (industri rokok mulai 1 Januari 2009 tidak ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22, lihat PMK 210/PMK.03/2008);

– Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya, dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order).

Page 32: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 22• Ilustrasi Kasus:

PT Blora adalah produsen semen Empat Roda dan menjual semen kepada PT Jaya, distributor semen, senilai Rp 400.000.000 secara tunai. Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan sebesar 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP).

• Jurnal oleh PT Blora selaku Pemungut PPh 22:– Saat terjadi transaksi:

Kas dan Bank Rp 401.000.000PPh pasal 22 terutang 1.000.000Penjualan 400.000.000

– Saat penyetoran PPh Pasal 22:PPh pasal 22 terutang Rp 1.000.000

Kas dan Bank 1.000.000• Jurnal oleh PT Jaya selaku Pihak yang Dipungut:

– Saat terjadi transaksi:Pembelian Rp 400.000.000PPh pasal 22-Dibayar dimuka 1.000.000

Kas dan Bank 401.000.000– Saat pengkreditan PPh Pasal 22 di PPh Badan terutang akhir tahun:

PPh terutang Rp 1.000.000PPh pasal 22-Dibayar dimuka 1.000.000

Page 33: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

CASE STUDY - PPh PASAL 22

PT EUREKA pada tahun 2009 melakukan transaksi sebagai berikut:•Mengimpor 300 set computer dengan menggunakan Angka Pengenal Impor dengan harga CIF @ US$ 1.000, Bea Masuk 10% dan Bea Masuk Tambahan 5%. Kurs pada saat transaksi 1 US$ = Rp. 9.800,- sedangkan kurs KMK 1 US$ = 9.750,- •Melakukan penyerahan 20 set computer @ Rp22.000.000,- (included PPN) kepada Dispenda DKI Jakarta.Buatlah ayat jurnal yang sesuai dengan transaksi tersebut!

Page 34: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 23• SAAT TERUTANG PPH PASAL 23:

– Ketentuan sebelum 1 Januari 2009:Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan, terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu (Peraturan Pemerintah No.138 Tahun 2000).

– Ketentuan sejak 1 Januari 2009:“Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan….” (Pasal 23 UU Nomor 36 Tahun 2008).

– Note:Selama ini banyak terjadi sengketa antara Wajib Pajak dengan Fiskus dalam hal kapan saat terutang PPh Pasal 23, dimana menurut Undang-undang PPh yang berlaku sekarang PPh Pasal 23 terutang pada saat mana yang lebih dahulu terjadi apakah dilakukan pembayaran atau dibebankan sebagai biaya, sementara sebagian Wajib Pajak memotong PPh Pasal 23 pada saat adanya pembayaran.

Page 35: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Ilustrasi Kasus PPh Pasal 23• PT Naroda meminjam dana sebesar Rp 1 miliar kepada PT ABC, bukan bank, dengan

tingkat bunga 10% per tahun dengan pembayaran tiap tengah tahun (semi annual).• Atas pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp 50 juta tiap semester, maka jurnal yang

terkait:• Bagi PT Naroda (pihak yang membayar):

– Saat pembayaran bunga:Biaya bunga 50.000.000PPh Pasal 23 terutang 7.500.000Kas dan Bank 42.500.000

– Saat menyetor PPh Pasal 23 ke kas negara:PPh Pasal 23 terutang 7.500.000

Kas dan bank 7.500.000• Bagi PT ABC (pihak yang menerima penghasilan bunga):

– Saat pembayaran bunga:Kas dan bank 42.500.000PPh Pasal 23 – Dibayar dimuka 7.500.000Penghasilan bunga pinjaman 50.000.000

– Saat mengkreditkan PPh Pasal 23 ke PPh Badan terutang akhir tahun:• PPh Badan terutang 7.500.000

PPh Pasal 23-dibayar dimuka 7.500.000

Page 36: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Case Study - PPh Pasal 23Transaksi lain yang dilakukan oleh PT EUREKA pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:•Membayar bunga pinjaman kepada Citibank Cabang Jakarta sebesar Rp 50.000.000,-; •Menerima dividen dari PT AULIA sebesar Rp27.000.000,-. PT EUREKA memiliki 10.000 lembar saham dari 100.000 lembar saham yang beredar; •Membayar biaya service kendaraan sebesar Rp1.600.000,- kepada PT Garda Otto dengan perincian penggantian suku cadang Rp1.000.000,- dan jasa service Rp600.000,-; •Membayar tagihan catering dari perusahaan catering Enak Tenan dengan perincian bahan makanan Rp5.000.000,- dan jasa catering Rp. 1.000.000,-; •Pada tanggal 31 Desember 2009 meng-accrued adanya beban bunga yang masih harus dibayar (interest payable) kepada PT Nusantara Abadi sebesar Rp. 7.500.000,- yang akan jatuh tempo pada bulan Maret 2010 serta mengakui adanya sewa mobil dibayar di muka (prepaid rent) sebesar Rp16.000.000,- Buatlah ayat jurnal yang sesuai untuk transaksi tersebut!

Page 37: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 4(2)Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final: a) penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi

dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b) penghasilan berupa hadiah undian; c) penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif

yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

d) penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan; dan

e) penghasilan tertentu lainnya; yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah(Pasal 4 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008).

Page 38: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Ilustrasi Kasus-PPh PASAL 4(2)

PT Aman membayar sewa bangunan sebesar Rp 50.000.000 kepada PT XYZ. Atas sewa bangunan dikenakan PPh final 10%.Jurnal yang terkait dengan transaksi di atas:1)Pihak yang membayar sewa:

Beban sewa bangunan Rp 50.000.000PPh Final –Terutang 5.000.000Kas dan Bank 45.000.000

2) Pihak yang menerima penghasilan:Kas dan Bank Rp 45.000.000Beban PPh Final 5.000.000 not creditable

Penghasilan Sewa Bangunan Rp 50.000.000

Page 39: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Case Study - PPh Pasal 4(2)Pada tahun 2009 PT EUREKA juga melakukan transaksi sebagai berikut:•Membayar sewa gedung sebesar Rp. 24.000.000,- untuk jangka waktu satu tahun pada tanggal 1 September 2009;•Menerima penghasilan bunga deposito dari Bank Mandiri sebesar Rp15.000.000,- pada tanggal 31 Desember 2009;•Melakukan penjualan 10% saham anak perusahaan (PT BAHANA Tbk) di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 November 2010 dengan nilai transaksi sebesar Rp125.000.000,- termasuk gain sebesar Rp35.000.000,-. Buatlah ayat jurnal yang sesuai untuk transaksi tersebut!

Page 40: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 25 Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh

Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan: Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan

Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan

Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,

dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.

Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak.

Pasal 25 ayat (1), (2), (4) UU PPh No.36 Tahun 2008.

Page 41: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN-PPh PASAL 25Tuan Andi, WP OP, memiliki data Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2009 sbb:Pajak Penghasilan Terutang Rp 50.000.000,00Dikurangi:Pajak Penghasilan yang dipotong pemberi Kerja (Pasal 21) Rp15.000.000,00Pajak Penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (Pasal 22) Rp10.000.000,00Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (Pasal 23) Rp 2.500.000,00Kredit Pajak Penghasilan luar negeri (Pasal 24) Rp7.500.000,00 (+)Jumlah kredit pajak Rp35.000.000,00 (-)Selisih Rp15.000.000,00

Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp1.250.000,00 (Rp15.000.000,00 dibagi 12).

1)Jurnal pada saat penyetoran PPh Pasal 25 setiap bulan:PPh Pasal 25-dibayar dimuka Rp 1.250.000Kas dan bank Rp 1.250.000

2) Jurnal pada saat mengkreditkan PPh Pasal 25 di akhir tahun:PPh WP OP -Terutang Rp 15.000.000

PPh Pasal 25-dibayar dimuka Rp 15.000.000

Page 42: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Case Study - PPh Pasal 25Pada tahun 2009 PT EUREKA membayar angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp2.500.000,- setiap bulan dan pada bulan November 2009 selain membayar angsuran PPh Pasal 25, PT EUREKA juga membayar sanksi administrasi dalam Surat Tagihan Pajak PPh Pasal 25 sebesar Rp1.020.000,- (sanksi administrasi sebesar Rp20.000,-) atas kekurangan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 bulan September 2010. Buatlah ayat jurnal yang sesuai untuk transaksi tersebut!

Page 43: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)1) Pencatatan akuntansi yang harus diperhatikan adalah:

Akun PPN Masukan (Value Added Tax – In/VAT-in)Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang dibayar atau dipungut atas terjadinya transaksi pembelian BKP dan JKP.

Akun PPN Keluaran (Value Added Tax – Out/VAT-in)Untuk mencatat besarnya PPN terutang yang wajib dipungut atas penyerahan BKP dan JKP kepada pihak lain.

2)Beberapa kemungkinan transaksi perolehan dan penyerahan BKP/JKP antara lain perolehan secara tunai dan secara kredit, terdapat diskon atau tidak, terjadinya retur barang atau tidak, terjadi penggantian Faktur Pajak yang mengakibatkan pembetulan SPT Masa PPN, kompensasi PPN lebih bayar ke masa berikutnya.

3)Pemahaman saat terutang dan saat paling lambat penerbitan Faktur Pajak, khususnya Faktur Pajak standar menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembukuan terkait dengan PPN secara benar.

Page 44: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Ilustrasi Akuntansi Pajak untuk PPN• PT ABC, telah PKP, melakukan penjualan barang secara tunai, diskon 10%, kepada PT

XYZ dengan harga jual sebesar Rp 100 juta.– Harga jual Rp 100.000.000– Potongan tunai Rp 10.000.000– Jumlah Pembayaran Rp 90.000.000– PPN (10%) Rp 9.000.000

• Potongan harga yang tercantum dalam Faktur Pajak Standar dapat mengurangi dasar pengenaan PPN. Ayat jurnal terkait:

• Bagi PT ABC selaku penjual:Kas Rp 99.000.000Potongan Penjualan 10.000.000

Penjualan 100.000.000PPN Keluaran 9.000.000

• Bagi PT XYZ selaku pembeli:Pembelian-net Rp 90.000.000PPN Masukan 9.000.000

Kas Rp 99.000.000

Page 45: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Ilustrasi Akuntansi Pajak untuk PPN• Masih melanjutkan kasus sebelumnya, jika PT ABC juga melakukan pembelian

barang secara tunai kepada PT FGH dengan harga jual sebesar Rp 88 juta termasuk PPN, maka jurnal terkait:

• Bagi PT ABC selaku pembeli:Pembelian-net Rp 80.000.000PPN Masukan 8.000.000

Kas Rp 88.000.000• Jika pajak keluaran dan pajak masukan PT ABC pada dilaporkan pada

SPT Masa PPN yang sama, maka pencatatan akuntansi untuk menunjukkan selisih kurang atau lebih bayar PPN sebagai berikut:PPN Keluaran Rp 9.000.000PPN Masukan Rp 8.000.000PPN Terutang Rp 1.000.000

• Selanjutnya, penyetoran PPN terutang ke kas negara:PPN terutang Rp 1.000.000

Kas dan Bank Rp 1.000.000

Page 46: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Case Study - Akuntansi Pajak untuk PPNPada akhir tahun 2009 PT EUREKA melakukan transaksi sebagai berikut:• Diekspor sejumlah tekstil ke Nigeria dengan Nilai Ekspor Rp100.000.000,- ;• Diserahkan sejumlah tekstil kepada PT Mega selaku distributor seharga

Rp50.000.000,- secara konsinyasi; • Diserahkan sejumlah tekstil sebagai bahan baku kepada PT Jujur, perusahaan

garmen yang berkedudukan di Kawasan Berikat Nusantara Cakung senilai Rp 75.000.000,-. Faktur Pajak dibuat pada saat penyerahan (atas penyerahan ini PT Jujur mendapat fasilitas PPN yang terutang tidak dipungut);

• Dijual tunai sebuah mesin pabrik senilai Rp150.000.000,- kepada PT Second Line. Mesin tersebut dibeli pada 30 Agustus 2000 seharga Rp 400.000.000,- (PPN Masukan dapat dikreditkan);

• Dikeluarkan dari Pelabuhan Tanjung Priuk sejumlah benang emas yang diimpor dari Malaysia dengan Nilai Impor Rp100.000.000,-. Atas impor ini terutang Bea Masuk 40%;

• Dibeli bahan pewarna dari PT Lembayung Ungu dengan harga Rp25.000.000,- tunai.

Buatlah ayat jurnal yang sesuai dengan transaksi tersebut!

Page 47: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

AKUNTANSI PAJAK: PERLAKUAN BPHTB ATAS PEROLEHAN TANAH & BANGUNAN

(Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-01/PJ.42/2002 )

• BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Undang-undang Pajak Penghasilan;

• BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui penyusutan bangunan tersebut sesuai ketentuan Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan.

Page 48: Akuntansi Perpajakan 1.ppt

Case Study - Akuntansi Pajak untuk PBB dan BPHTB

Pada akhir tahun 2009 PT EUREKA juga melakukan transaksi sebagai berikut:•Membayar Pajak Bumi dan Bangunan tahun 2009 untuk gedung pabrik sebesar Rp15.000.000,- dan gedung kantor sebesar Rp10.000.000,- serta sanksi keterlambatan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp250.000,-;•Membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan untuk gedung pabrik yang baru sebesar Rp20.000.000,-.Buatlah ayat jurnal yang sesuai dengan transaksi tersebut!

Page 49: Akuntansi Perpajakan 1.ppt