AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

14
RMK Akuntansi Keuangan II AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN A. DEFINISI Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan. Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu. Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Penghasilan kena paiak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan. Beban paiak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income) adalah jumlah agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode. Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode Kewajiban pajak tanguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak Zulkifli Fachri 1 NAMA : ZULKIFLI FACHRI NPM : A31115716

description

AK

Transcript of AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Page 1: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

A. DEFINISI

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan

dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.

Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa

setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang

dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain

yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat

dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.

Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum

dikurangi beban pajak.

Penghasilan kena paiak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss)

adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan

perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.

Beban paiak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income) adalah jumlah

agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang

diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.

Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas

penghasilan kena pajak pada satu periode

Kewajiban pajak tanguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak

penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya

perbedaan temporer kena pajak

Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan

terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebaga; akibat adanya :

(a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan

(b) sisa kompensasi kerugian

B. PERBEDAAN PERMANEN/TETAP

Perbedaan permanen/tetap terjadi apabila terdapat transaksi yang diakui oleh Wajib

Pajak sebagai penghasilan atau sebagai biaya dalam akuntansi secara komersial yang

diatur dalam SAK. Tetapi, berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan, atas transaksi

tersebut bukan merupakan penghasilan atau bukan merupakan biaya, atau sebagian

merupakan penghasilan atau sebagian merupakan biaya. Hal ini menyebabkan adanya

Zulkifli Fachri 1

NAMA : ZULKIFLI FACHRI

NPM : A31115716

Page 2: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

perbedaan laba total selama masa eksistensi perusahaan yang dihitung menurut

ketentuan perpajakan dan prinsip akuntansi.

Perbedaan permanen positif (laba komersial lebih besar dari laba fiskal) terjadi apabila

ada laba akuntansi yang tidak diakui berdasarkan ketentuan perpajakan. Sebaliknya,

perbedaan permanen negatif (laba komersil lebih rendah dari laba fiskal) terjadi apabila

terdapat pengeluaran sebagai beban laba pembukuan yang tidak diakui menurut

ketentuan perpajakan

C. PERBEDAAN TEMPORER/WAKTU

Perbedaan waktu/temporer terjadi karena adanya perbedaan pengakuan besarnya

waktu secara akuntansi komersial dibandingkan secara fiskal, misalnya dalam

ketentuan masa manfaat dari aset yang akan dilakukan penyusutan atau amortisasi,

metode penilaian persediaan, penyisihan piutang tak tertagih, atau rugi laba selisih kurs.

Perbedaan waktu menyebabkan penghitungan pajak atas jumlah laba yang berbeda

dengan laba menurut pembukuan. Namun, perbedaan itu akan terkoreksi secara

otomatis dikemudian hari. Jadi, tidak ada perbedaan total laba fiskal dan laba komersial.

Perbedaan waktu positif terjadi apabila pengakuan beban untuk tujuan pajak lebih cepat

dari pengakuan beban untuk akuntansi atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak

lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi. Sedangkan

perbedaan waktu negatif terjadi jika ketentuan perpajakan mengakui beban lebih lambat

dari pengakuan beban menurut praktik akuntansi dan mengakui penghasilan lebih cepat

dari pengakuan penghasilan menurut praktik akuntansi.

D. PENGAKUAN DALAM PSAK NO. 46

1. Pengakuan Aset Pajak Kini dan Liabilitas Pajak Kini

Jumlah pajak kini yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah

pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya

melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode-periode tersebut, maka

selisihnya, diakui sebagai aset.

2. Pengakuan Aset dan Liabilitas Pajak Tangguhan

Pengakuan aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan memiliki hal-hal

yang perlu diperhatikan secara cermat. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

2.1 Perbedaan temporer kena pajak

Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak

tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak:

a. dari pengakuan awal goodwill; atau

b. pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang:

Zulkifli Fachri 2

Page 3: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

bukan transaksi penggabungan usaha; dan

pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba fiskal.

2.2 Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan

Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) diakui untuk seluruh perbedaan

temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan perbedaan

temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk

mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang, kecuali aset pajak

tangguhan yang timbul dari:

a. Bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan

b. Pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba

kena pajak (rugi pajak)

Perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan dengan investasi entitas

anak, cabang, dan entitas asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura

bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui.

2.3 Rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan

(unused tax credits)

Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak yang belum

dikompensasi dan kredit pajak yang belum dimanfaatkan apabila besar

kemungkinan laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan

dengan rugi pajak yang belum dikompensasi dan kredit pajak yang belum

dimanfaatkan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan apakah laba kena pajak akan memadai untuk dimanfaatkan dengan

rugi pajak belum dikompensasi atau kredit pajak belum dimanfaatkan:

a. Apakah entitas memiliki perbedaan temporer kena pajak yang cukup

berkaitan pada otoritas perpajakan yang sama dan entitas kena pajak yang

sama, yang akan menghasilkan jumlah kena pajak sehingga rugi pajak

belum dikompensasi atau kredit pajak belum dimanfaatkan dapat digunakan

sebelum masa berlakunya daluwarsa;

b. Apakah memungkinkan bahwa entitas akan mendapat laba kena pajak

sebelum rugi pajak belum dikompensasi atau kredit pajak belum

dimanfaatkan daluwarsa;

c. Apakah rugi pajak dapat dikompensasi timbul dari kasus-kasus yang

teridentifikasi yang hampir tidak mungkin berulang; dan

d. Apakah kesempatan perencanaan pajak tersedia pada entitas yang akan

menghasilkan laba kena pajak pada periode tersebut saat rugi pajak belum

dikompensasi atau kredit pajak belum dimanfaatkan dapat digunakan.

Zulkifli Fachri 3

Page 4: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

2.4 Penilaian kembali aset pajak tangguhan tidak diakui

Entitas menilai kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui pada setiap

periode berjalan. Entitas mengakui aset pajak tangguhan yang tidak diakui

sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan

tersedia untuk dipulihkan. Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian

meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba kena pajak dalam

jumlah yang memadai pada periode masa depan sehingga aset pajak

tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan.

2.5 Investasi pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi dan bagian

partisipasi dalam ventura bersama

Perbedaan temporer timbul apabila jumlah tercatat investasi pada entitas anak,

cabang dan entitas asosiasi atau bagian partisipasi dalam ventura bersama

(yaitu entitas induk atau saham aset neto para investor entitas anak, cabang,

entitas asosiasi atau investee termasuk jumlah tercatat goodwill) berbeda

dengan dasar pengenaan pajak (terkadang sesuai dengan harga perolehannya)

atas modal investasi atau bunga. Perbedaan demikian dapat timbul pada

kondisi-kondisi, misalnya:

a. Adanya laba entitas anak, cabang, entitas asosiasi dan ventura bersama

yang tidak didistribusikan;

b. Perubahan nilai tukar mata uang asing apabila entitas induk dan entitas

anak berada pada negara yang berbeda; dan

c. Pengurangan jumlah tercatat investasi pada entitas asosiasi menjadi jumlah

yang dapat dipulihkan.

3. Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan pajak (DPP) aset menurut PSAK No. 46 adalah jumlah yang

dapat dikurangkan, untuk tujuan fiskal, terhadap setiap manfaat ekonomi

(penghasilan) kena pajak yang akan diterima perusahaan pada saat memulihkan

nilai tercatat aset tersebut. Apabila manfaat ekonomi (penghasilan) tersebut tidak

akan dikenakan pajak maka DPP aset adalah sama dengan nilai tercatat aset. DPP

liabilitas seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 46 adalah nilai tercatat liabilitas

dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan pada masa mendatang.

4. Pengakuan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

Perlakuan akuntansi untuk pengaruh pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal

dari suatu transaksi atau kejadian harus selaras dengan perlakuan akuntansi untuk

transaksi atau kejadian itu sendiri.

Zulkifli Fachri 4

Page 5: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

4.1 Pos-pos yang diakui dalam laporan laba rugi

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada

laporan laba rugi untuk periode, kecuali apabila pajak penghasilan yang berasal

dari:

a. Suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang sama atau

berbeda, di luar laporan laba rugi baik dalam pendapatan komprehensif lain

maupun secara langsung dalam ekuitas; atau

b. Kombinasi bisnis

4.2 Pos-pos yang diakui di luar laporan laba rugi

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi apabila pajak

terkait pada pos-pos tersebut pada periode yang sama atau berbeda, diakui di

luar laporan laba rugi. Oleh karena itu, pada periode yang sama atau berbeda,

pajak kini dan pajak tangguhan terkait dengan pos-pos yang diakui:

a. dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada pendapatan

komprehensif lain

b. langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas

4.3 Pajak tangguhan yang berasal dari kombinasi bisnis

Perbedaan temporer mungkin timbul dari kombinasi bisnis. Sesuai PSAK No. 22

(revisi 2010) tentang kombinasi bisnis, entitas mengakui setiap aset pajak

tangguhan (apabila memenuhi kriteria pengakuan) atau liabilitas pajak

tangguhan sebagai aset dan liabilitas teridentifikasi pada tanggal akuisisi. Oleh

karena itu, aset dan liabilitas pajak tangguhan tersebut mempengaruhi jumlah

goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon yang diakui entitas.

Namun, entitas tidak mengakui liabilitas pajak tangguhan yang ditimbulkan dari

pengakuan awal goodwill.

4.4 Pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi pembayaran

berbasis saham

Entitas yang menerima pengurangan pajak (misalnya jumlah yang dapat

dikurangkan dalam penghitungan laba kena pajak) terkait dengan remunerasi

yang dibayarkan dengan saham, opsi saham atau instrumen ekuitas lain, maka

jumlah pengurangan pajak tersebut dapat berbeda dari beban remunerasi

kumulatif terkait dan mungkin muncul pada periode akuntansi selanjutnya.

Misalnya, dalam hal entitas mengakui beban atas pemakaian jasa pekerja yang

diterima sebagai pembayaran atas opsi saham yang dihibahkan sesuai dengan

PSAK No. 53 (revisi 2010) tentang Pembayaran Berbasis Saham, dan tidak

menerima pengurangan pajak hingga opsi saham dieksekusi dengan

Zulkifli Fachri 5

Page 6: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

pengukuran pengurangan pajak berdasarkan harga saham entitas pada tanggal

eksekusi.

E. PENYAJIAN MENURUT PSAK NO. 46

PSAK No. 46 menyatakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian dalam

laporan keuangan, yaitu:

1. Saling menghapuskan (offset)

Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan

hanya jika:

a. Entitas memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah

yang diakui; dan

b. Entitas berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan

aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak

tangguhan jika dan hanya jika:

a. Entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini

terhadap liabilitas pajak kini; dan

b. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak

penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan atas:

Entitas kena pajak yang sama; atau

Entitas kena pajak berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan

liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan

menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa

depan yang mana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak

tangguhan diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.

2. Beban/penghasilan pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal

Beban/penghasilan pajak terkait dengan laba rugi dari aktifitas normal disajikan

tersendiri pada laporan laba rugi komprehensif. Jika entitas menyajikan komponen

laba rugi pada laporan laba rugi secara terpisah seperti dijelaskan dalam PSAK No.

1 (revisi 2009) tentang penyajian laporan keuangan paragraf 81, maka

beban/penghasilan pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada laporan

keuangan disajikan terpisah.

3. Selisih kurs dari penjabaran aset atau liabilitas pajak tangguhan yang berasal

dari luar negeri

PSAK No. 10 (revisi 2010) tentang pengaruh perubahan kurs valuta asing

mensyaratkan selisih kurs (exchange difference) tertentu diakui sebagai

pendapatan atau beban. Namun, pernyataan tersebut tidak mengatur spesifik

Zulkifli Fachri 6

Page 7: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

apakah selisih kurs harus disajikan pada laporan laba rugi komprehensif. Oleh

karena itu, selisih kurs dari penjabaran aset atau liabilitas pajak tangguhan yang

berasal dari penjabaran laporan keuangan entitas asing boleh dikelompokkan ke

beban/penghasilan pajak tangguhan, jika penyajian seperti itu dianggap paling

bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan.

F. PENGUNGKAPAN DALAM PSAK NO. 46

Unsur-unsur beban/penghasilan pajak menurut PSAk No. 46 mencakup:

1. Beban/penghasilan pajak kini;

2. Penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak kini yang berasal dari

periode sebelumnya;

3. Jumlah beban/penghasilan pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya

perbedaan temporer maupun dari realisasinya;

4. Jumlah beban/penghasilan pajak tangguhan yang berasal dari perubahan tarif

pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru;

5. Jumlah manfaat dari rugi pajak atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang

belum diakui, yang digunakan sebagai pengurang beban pajak kini;

6. Jumlah manfaat dari rugi pajak atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang

belum diakui, yang digunakan sebagai pengurang beban pajak tangguhan; dan

7. Beban pajak tangguhan yang berasal dari penurunan (write-down), atau

penyesuaian kembali (reversal) penurunan periode sebelumnya, dari aset pajak

tangguhan.

Berikut ini merupakan hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah:

1. Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan transaksi-transaksi yang

langsung dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas;

2. Jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen pendapatan

komprehensif lain;

3. Penjelasan hubungan antara beban/penghasilan pajak dengan laba akuntansi satu

sama lain atau kedua bentuk berikut ini:

a. Rekonsiliasi angka antara beban/penghasilan pajak dengan hasil perkalian

laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar

penghitungan tarif pajak yang berlaku; atau

b. Rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang

berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku

pada periode akuntansi sebelumnya;

4. Penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan

dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya;

Zulkifli Fachri 7

Page 8: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

5. Jumlah dan batas waktu penggunaan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,

rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak

diakui sebagai aset pajak tangguhan pada laporan keuangan;

6. Jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan investasi pada

entitas anak, cabang dan perusahaan asosiasi dan bagian partisipasi dalam

ventura bersama atas liabilitas pajak tangguhan yang belum diakui;

7. Berkenaan dengan setiap tipe perbedaan temporer, dan berkenaan dengan setiap

tipe rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan:

a. Jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi

keuangan selama periode penyajian;

b. Jumlah beban/penghasilan pajak tangguhan yang diakui pada laba rugi,

apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aset atau liabilitas

pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan

8. Berkenaan dengan operasi yang dihentikan, beban pajak terkait pada:

a. Keuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; dan

b. Laba atau rugi dari aktivitas normal atas operasi yang dihentikan untuk

periode, bersamaan dengan jumlah periode akuntansi sebelumnya yang

disajikan pada laporan keuangan;

9. Jumlah konsekuensi pajak penghasilan atas dividen pada pemegang saham entitas

yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk

diterbitkan tapi tidak diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan;

10. Jumlah perubahan jika suatu kombinasi bisnis di mana entitas adalah pihak

pengakuisisi yang menyebabkan perubahan pada jumlah diakui untuk aset pajak

tangguhan praakuisisi; dan

11. Jika manfaat pajak tangguhan yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis tidak

diakui pada tanggal akuisisi tetapi diakui setelah tanggal akuisisi uraian kejadian

atau perubahaan keadaan yang menyebabkan manfaat pajak tangguhan harus

diakui.

G. KOREKSI FISKAL

Wajib Pajak orang pribadi yang hanya memperoleh penghasilan dari pemberi kerja dan

penghasilan lainnya yang bukan usaha atau pekerjaan bebas, tidak memerlukan untuk

membuat laporan keuangan (financial statement) sehingga tidak memerlukan

rekonsiliasi fiskal. Namun, Wajib Pajak orang pribadi, badan usaha, dan nonusaha yang

melakukan usaha/pekerjaan bebas harus membuat laporan keuangan, sehingga

sebelum menghitung pajaknya harus melakukan koreksi fiskal terlebih dahulu.

Zulkifli Fachri 8

Page 9: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

1. Pengertian Koreksi Fiskal

Koreksi fiskal merupakan koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya

perbedaan pengakuan metode, masa manfaat, dan umur dalam menghitung laba

secara komersial dengan cara fiskal. Koreksi fiskal terbagi atas dua, yaitu:

a. Koreksi Positif, adalah koreksi yang mengkibatkan pengurangan biaya yang

diakui dalam laporan rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang

berakibat adanya penambahan Penghasilan Kena Pajak. Berikut ini adalah

beberapa transaksi yang dapat mengakibatkan koreksi positif, yaitu:

Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan

untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan.

Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang Penghasilan Kena

Pajak, seperti berikut:

i. Biaya untuk kepentingan pemegang saham.

ii. Pembentukan dana cadangan.

iii. Imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan.

iv. Pembayaran kepada pihak pemegang saham atau pihak yang

mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan yang

melebihi kewajaran.

v. Sumbangan.

vi. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan yang tidak terbagi

atas saham.

Biaya yang diakui lebih kecil. Terdapat berbagai jenis biaya yang

pengakuannya berbeda secara komersial dan pajak, antara lain sebagai

berikut:

i. Penyusutan menurut Wajib Pajak lebih tinggi

ii. Amortisasi menurut Wajib Pajak lebih tinggi

iii. Biaya yang ditangguhkan pengakuannya

Biaya yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.

Biaya yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final.

b. Koreksi Negatif, adalah koreksi fiskal yang berakibat dengan adanya

penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan laba rugi komersial menjadi

semakin besar, atau yang berakibat dengan adanya pengurangan Penghasilan

Kena Pajak. Transaksi-transaksi yang mengakibatkan terjadinya koreksi fiskal

negatif antara lain seperti berikut:

Biaya yang diakui lebih besar, antara lain terjadi pada kegiatan-kegiatan

berikut:

i. Penyusutan menurut Wajib Pajak lebih rendah

Zulkifli Fachri 9

Page 10: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

RMK Akuntansi Keuangan II

ii. Selisih Amortisasi karena amortisasi komersial lebih kecil daripada

penyusutan fiskal

iii. Penghasilan yang ditanggukan pengakuannya

Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang bukan merupakan objek

pajak

Penghasilan yang didapat dari penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final

Zulkifli Fachri 10