AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI …
Transcript of AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI …
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI
DANA DESA PADA DESA SEI SUKA DERAS KECAMATAN
SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Auntansi (S.Ak.)
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nama : Riska Karimayuni
NPM : 1605170425
Program Studi : Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
i
ABSTRAK
Nama : Riska Karimayuni
Program Studi : Akuntansi
Email : [email protected]
Berkaitan dengan alokasi dana desa, perlu adanya akuntabilitas dan
transparansi. Akuntabilitas dan transparansi sesuai dengan Permendagri 113
tahun 2014 yang mengatur tentang Tentang Pelaporan Keuangan Desa salah
satunya Laporan realisasi pelaksanaan APBDes semester pertama disampaikan
paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan ke kecamatan hal ini
disebabkan karena masih rendahnya sumber daya manusia kemudian tingkat
pendidikan yang tidak sesuai juga menjadi salah satu faktor Aparatur desa yang
kurang siap dalam pengelolaan alokasi dana desa serta dalam hal transparansi
desa belum mengoptimalkan Sistem Transparansi yang seharusnya diterapkan
dimana tidak ada informasi mengenai jumlah pemasukan atau pengeluaran
mengenai Alokasi Dana Desa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan alokasi dana desa pada desa sei suka
deras. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah kantor desa sei suka deras
serta serta aparatur desa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan data primer dan sekunder, Teknik pengumpulan dilakukan
dengan menggunakan dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif..
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengelolaan alokasi dana
desa dalam pembangunan desa di Desa Sei Suka Deras Secara Keseluruhan
mulai dari akuntabilitas dan transparansi, sudah cukup baik, akan tetapi masih
memiliki cukup banyak kelemahan dan kekurangan. Hal tersebut dibuktikan
dalam pengelolaan alokasi dana desa, pemerintah telah menerapkan prinsip
akuntabilitas, yaitu dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan
pengalokasian dana desa ( musyawarah desa )
Kata kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Pengelolaan Alokasi Dana Desa
ii
ABSTRACT
Name : Riska Karimayuni
Study Program : Akuntansi
Email : [email protected]
Regarding the allocation of village funds, there needs to be accountability and
transparency. Accountability and transparency in accordance with Permendagri
113 of 2014 which regulates About Village Financial Reporting, one of which
is the realization report of the implementation of the first semester APBDes
submitted at the end of July of the current year to the sub-district, this is due to
the low human resources and then the inappropriate level of education. It is
also one of the factors of village apparatuses who are not ready in managing
village fund allocation and in terms of village transparency that has not
optimized the transparency system that should be implemented where there is
no information about the amount of income or expenditure regarding Village
Fund Allocation.
The purpose of this study is to describe the accountability and transparency of
the management of the allocation of village funds to the heavily sei village.
The population in this study is the village office like a swift and the village
apparatus. The sampling technique is done by using primary and secondary
data, the technique of collecting is done by using documentation and
interviews. Data analysis techniques using qualitative descriptive analysis
techniques.
From the results of this study indicate that the management of the allocation of
village funds in village development in Sei Suka Deras Village Overall starting
from accountability and transparency, is quite good, but still has enough
weaknesses and shortcomings. This is evidenced in the management of village
fund allocations, the government has applied the principle of accountability,
namely by involving the community in planning the allocation of village funds
(village deliberations)
Keywords: Accountability, Transparency, Management of Village Fund
Allocation
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT
yang telah memberikan hidayah-Nya untuk memampukan penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “AKUNTABILITAS DAN
TRANSPARANSI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SEI
SUKA DERAS KECAMATAN SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA”
guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Dalam penyelesaiannya proposal ini, mahasiswa mendapatkan banyak
dukungan secara mental dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk yang teristimewa untuk
lelaki kekasih hatiku Ayahanda Ajis, dan yang tersayang Mamakku Heriyani
atas kasih sayang pengorbanan, motivasi dan doa yang di berikan selama ini.
1. Bapak Dr. H. Agus Sani, M.AP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Bapak H. Januri SE.,MM,.M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
iv
3. Ibu Fitriani Saragih SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
4. Ibu Dr Mayasari selaku dosen pembimbun akademik yang telah
membantu mengarahkan penulis hingga ke titik ini.
5. Ibu Dr. Eka Nurmala Sari S.E., M.Si selaku dosen pembimbing penulis
yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis
sehingga proposal dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
6. Seluruh Kepala Desa/Sekretaris Desa, Bendahara Desa dan Aparatur
Desa yang berada di Desa Sei Suka Deras yang telah bekerja sama
dengan penulis dan partisipasinya sehingga proposal ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Sahabat-sahabat cah juang penulis terutama Ikatan Mahasiwa
Muhammadiyah Pimpinan 2018-2019
9. Cah Juang kos-kosan Mbak Mutia, Mbak Bae, Kakak Siroh dan Sirin
Siuci Lestari, Sugianti untuk virus semangat dan senantiasa
membersamai perjuangan ini.
10. Cah juang seperdopingan rela tempur kapan dan dimana pun, Novia
Ersa Putri, Mbak Piljah, Shynta, dkk
11. Adik kandungku Devi Pangesti dan Abangku Angga Hiswanto
Kakakku Eka (Mamak Arkan) serta sepersepupuan yang senantiasa
selalu mensuport penulis.
v
12. Tak lupa penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak
terkait lainnya yang telah membantu penulis dalam melakukan
pembuatan proposal ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat
berguna serta bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi penulis sendiri
dan semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan
senantiasa Allah Ridho. Aamiin ya Mujibassailin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, Agustus 2020
Hormat Penulis,
RISKA KARIMAYUNI
1605170425
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 7
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 7
1.4 Rumusan Masalah...................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 10
2.1 Landasan Teori .......................................................................... 10
2.1.1 Desa ............................................................................... 10
2.1.1.1 Pengertian Desa .................................................. 10
2.1.2 Pendapatan dan Belanja Desa ........................................ 11
2.1.2.1 Pengertian Pendapatan ........................................ 11
2.1.2.2 Belanja Desa ....................................................... 12
2.1.3 Pembiayaan Desa ........................................................... 13
2.1.4 Alokasi Dana Desa ......................................................... 13
2.1.5 Akuntabilitas .................................................................. 15
2.1.5.1 Pengertian Akuntabilitas ..................................... 15
2.1.5.2 Indikator Akuntabilitas ....................................... 15
2.1.6 Transparansi ...................................................................... 17
2.1.6.1 Pengertian Transparansi ...................................... 17
2.1.6.2 Indikator Transparansi ........................................ 19
2.2 Kerangka Konseptual ................................................................ 19
vii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 22
3.2 Definisi Operasional .................................................................. 22
3.2.1 Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa ............. 22
3.2.2 Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa .............. 22
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 23
3.3.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................ 23
3.4 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 24
3.4.1 Jenis Data ..................................................................... 24
3.4.2 Sumber Data ................................................................. 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 25
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... 28
4.1 Deskripsi Data .......................................................................... 28
4.1.1 Gambaran Umum Objek .................................................. 28
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian .......................................... 33
4.1.2.1 Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa...
............................................................................... 33
4.1.2.2 Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa ...
............................................................................... 37
4.2 Pembahasan .............................................................................. 39
4.2.1 Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa .
........................................................................................... 39
4.2.1.1 Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan
Alokasi Dana Desa ............................................ 40
4.2.2 Analisis Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa ..
......................................................................................... 41
4.2.2.1 Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan
Alokasi Dana Desa ............................................ 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 43
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 43
5.2 Saran ......................................................................................... 43
viii
5.2.1 Bagi Desa ....................................................................... 44
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya............................................... 44
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Papan Informasi Desa Sei Suka Deras ....................................... 6
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ................................................................. 20
Gambar 4.1 Demografi Desa Sei Suka Deras ................................................ 30
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Desa Sei Suka Deras .................................. 32
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan Aparatur Desa ............................................. 5
Tabel 1.2 Besaran Alokasi Dana Desa Sei Suka Deras ............................... 5
Tabel 2.1 Indikator Tahap Perencanaa Akuntabilitas ................................. 16
Tabel 2.1 Indikator Tahap Pelaporan Akuntabilitas .................................... 16
Tabel 2.3 Indikator Tahap Pertanggungjawaban Akuntabilitas .................. 16
Tabel 2.4 Indikator Transparansi ................................................................. 18
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian Tahun 2020 .................................. 23
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Akuntabilitas ............................................ 25
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Transparansi ............................................. 26
Tabel 4.1 Sejarah Kepalah Desa Dari Masa ke Masa ................................. 29
Tabel 4.2 Daftar Nama Dusun Desa Sei Suka Deras .................................. 31
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Sei Suka Deras ...................................... 31
Tabel 4.4 Indikator Kesesuaian Akuntabilitas Penatausahaan .................... 34
Tabel 4.5 Indikator Kesesuaian Akuntabilitas Pelaporan ........................... 35
Tabel 4.6 Indikator Kesesuaian Akuntabilitas Pertanggungjawaban .......... 36
Tabel 4.7 Indikator Kesesuaian Transparansi ............................................. 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Akuntansi pemerintahan merupakan salah satu bidang ilmu akuntansi yang
saat ini berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini
dikarenakan adanya tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik atas dana-dana
masyarakat yang dikelola pemerintah, sehingga memunculkan kebutuhan atas
penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintah.
Akuntansi pemerintahan memiliki tiga tujuan pokok yaitu Pertanggungjawaban,
manajerial, dan pengawasan. Pertanggungjawaban yang dilakukan pemerintah
merupakan perwujudan dari penyediaan informasi mengenai setiap tindakan
atau kegiatan dan pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah selama
satu periode. Akuntansi pemerintahan juga harus menyediakan informasi yang
diperlukan dalam proses manajerial, seperti perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kinerja pemerintah. Akuntansi
pemerintahan juga harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh
aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 tentang Desa disebutkan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
an mengurus urusan pemerintah.Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa telah mengatur keuangan Desa dan aset desa dalam rangka
memberikan pelayanan pada masyarakat antara lain yang bersumber dari
pendapatan asli Daearah, adanya kewajiban pemerintah bagi pemerintah dari
2
pusat sampai dengan Kabupaten atau Kota sampai dengan memberikan
Transfer dana bagi desa, Hibah atau Donasi. Salah satu bentuk Transfer dari
pemerintah untuk menunjang pembangunan di Desa adalah Alokasi Dana
Desa(ADD).
Alokasi Dana Desa adalah dana yang diberikan dari desa yang berasal dari
dana perimbangan Pemerintahan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten
atau Kota. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ini digunakan dan di
pertanggungjawabkan oleh Kepala Desa. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ini
digunakan untuk program-program fisik yang berhubungan dengan perkembangan
Desa.
Desa Sei Suka Deras adalah Desa yang pada Tahun 1965 disebut kampung
Deras kemudian Pada Tahun 1980 Dirubah menjadi Desa Sei Suka Deras, Desa
Sei Suka Deras terletak di kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara Provinsi
Sumatera Utara yang merupakan 1 dari 19 Desa dan 1 Kelurahan yang ada
dikecamatan Sei Suka yang mempunyai Jarak 500 m dari ibu kota Kecamatan, 28
Km dari ibukota kabupaten dan 98 Km dari ibu kota provinsi. Desa Sei Suka
Deras terdiri dari 11 Dusun yaitu : Dusun Sawo I, Dusun Sawo II, Dusun Sawo
III, Dusun Sawo IV,Dusun sawo V,Dusun sawo VI,Dusun sawo VII,Dusun sawo
VIII,Dusun sawo IX,Dusun sawo X dan Dusun Sawo XI. Desa Sei Suka Deras
dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Bapak Ponimin,S.Sos. dan Sekertaris
Desa yaitu Awaluddin Purba serta beberapa orang kaur Desa dan 11 orang kepala
Dusun.
Akuntabilitas untuk pelaksanaan Pemerintah yang baik juga diperlukan
adanya unsur Transparansi. Transparansi artinya dalam menjalankan
3
pemerintahan, pemerintah mengungapkan hal-hal yang sifatnya material secara
berkala kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu
masyarakat luas sehingga prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat
untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang
keuangan daerah. Dijelaskan pada Bab 2 Pasal 2 tentang asas pengelolaan
keuangan daerah dalam Permendagri No. 113 tahun 2014, Keuangan desa
dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran. Dengan adanya transparansi menjamin akses
atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan, dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.
Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diartikan
sebagai kewajiban pemerintah daerah untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pelaksanaan pemerintahan di daerah dalam rangka otonomi
daerah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Termasuk dalam pengertian
tersebut akuntabilitas memiliki peran penting dalam untuk menekan
penyimpangan dan penyalahgunaan dalam sumber daya bagi kepentingan Publik
(Jorge & Pattaro)
Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa Sei Suka Deras berpedoman pada
Peraturan Bupati Batu Bara Nomor 73 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa dan Permendagri No. 113 tahun 2014 pasal 2 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-
asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran.
4
Menurut Mardiasmo (2009), menyatakan “Akuntabilitas Publik adalah
kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggung
jawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah
(principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung
jawaban tersebut.”. Akuntabilitas menjadi indikator penting atas kemampuan
pemerintahan dalam memperoleh kepercayaan masyarakat dan menjadi salah satu
parameter dari kuat lemahnya partisipasi masyarakat.
Berdasarkan Indikator
Akuntabilitas sesuai dengan Peraturan Permendagri Nomor 113 Tentang
Pelaporan Keuangan Desa salah satunya Laporan realisasi pelaksanaan APBDes
semester pertama disampaikan paling lambat pada akhir blan Juli tahun berjalan.
Berdasarkan fenomena yang ada dengan mewawancarai salah satu aparatur desa,
Desa melaporkan Laporan realisasi pelaksanaan APBDes semester pertama lebih
dari bulan Juli tahun berjalan ke kecamatan hal ini disebabkan karena masih
rendahnya sumber daya manusia kemudian tingkat pendidikan yang tidak sesuai
juga menjadi salah satu faktor Aparatur desa yang kurang siap dalam pengelolaan
alokasi dana desa di Desa Sei Suka Deras karena para aparatur desa tidak lulusan
dari sarjana ekonomi khususnya akuntansi. Sehingga aparatur desa belum
sepenuhnya paham tentang pengelolaan keuangan desa. Berikut ini adalah daftar
tingkat Pendidikan aparatur desa di Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara :
5
Tabel 1.1
Tingkat Pendidikan Aparatur Desa
Tingkat Pendidikan Jumlah
SMA/sederajat 10
S1 Akuntansi -
S1 lulusan lain 2
Sumber: Sekretaris Desa Sei Suka Deras
Selain Akuntabilitas untuk pelaksanaan pemerintah yang baik juga
diperlukan adanya unsur Transparansi. Sulistiani (2004) menyatakan bahwa
Transparansi dan Akuntabilitas adalah dua kata kunci dalam penyelenggaraan
Pemerintah maupun penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Governance)
Transparansi ditandai oleh apakah kebijakan, regulasi, program, anggaran dan
kegiatan pemerintah harus terbuka pada publik dan salah satu yang diangkat
dalam penelitian ini adalah Alokasi Dana Desa Pada Desa Sei Suka Deras.
Berikut ini adalah daftar besaran Alokasi Dana Desa Sei Suka Deras :
Tabel I.2
Besaran Alokasi Dana Desa Pada Desa Sei Suka Deras
No Besaran ADD Tahun 2019
1 Rp. 529.444.194
Sumber: Bendahara Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka
Berdasarkan tabel I.2 menunjukkan bahwa data diatas berdasarkan
fenomena Transparansi yang didapat dibuktikan dengan hasil wawancara di
Kantor Desa Sei Suka Deras dimana Desa Sei Suka Deras belum mengoptimalkan
Sistem Transparansi yang seharusnya diterapkan dimana tidak ada informasi
mengenai kegiatan pencatatan kas masuk maupun keluar serta adanya papan
informasi mengenai kegiatan yang sedang dijalankan mengenai Alokasi Dana
Desa. Pengelolaan alokasi dana desa harus dilaksanakan dengan prinsip
6
transparan sebagai indikator akuntabilitas dalam pengelolaan alokasi dana desa
sesuai Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu “Kegiatan Pencatatan Kas
masuk maupun keluar dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Serta ada
papan pengumuman mengenai kegiatan yang sedang dijalankan” Ketentuan
tersebut menunjukkan adanya komitmen pemerintah Pemerintah Kabupaten Batu
Bara memberikan dana ADD untuk memberikan stimulasi kegiatan operasional
dan pemerdayaan masyarakat, semua tidak terlepas dari pedoman-pedoman yang
menaungi alokasi dana desa. Berikut ini adalah papan informasi yang ada di desa
sei suka deras :
Gambar 1.1
Papan Informasi Desa Sei Suka Deras
7
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti termotivasi untuk membahas
masalah ini dengan judul “Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Alokasi Dana Desa Pada Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Terjadinya Keterlambatan pelaporan realisasi anggaran Alokasi Dana
Desa.
2. Tidak terdapat papan informasi tentang pengeluaran atau pemasukan
Alokasi Dana Desa dan kegiatan yang sedang dijalankan tentang alokasi
dana desa
1.3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti membatasi kajian penelitian masalah agar tidak
menyimpang dan hanya fokus pada permasalahan yang ada. Oleh sebab itu,
penulis memberi batasan masalah yakni pada tahun 2019. Penelitian ini juga
fokus meneliti tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang tertuang dalam
Permendagri 113 tahun 2014 mencakup Perencanaan, Pelaksanaan,
Penatausahaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pembinaan dan Pengawasan.
Batasan Masalah dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tiga tahapan yakni
Penatausahaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban.
8
1.4. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana Akuntabilitas dan Transparansi Alokasi Dana Desa di Desa Sei
Suka Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara?
2. Bagaimana Meningkatkan Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan
Alokasi Dana Desa Pada Desa Sei Suka Deras di Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis Akuntabilitas Pengelolaan
Alokasi Dana Desa Tahun 2019 Pada Desa Sei Suka Deras di
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis Transparansi Pengelolaan
Alokasi Dana Desa Tahun 2019 Pada Desa Sei Suka Deras di
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.
1.6. Manfaat Penelitian
Bagi penulis, Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran,
menambahwawasan dan gambaran penulis mengenai Alokasi Dana Desa.
9
1. Bagi Desa Sei Suka Deras, Penelitian ini dapat memberikan
pembahasan atas anggaran perusahaan sesuai dengan Peraturan Daerah
yang ada.
2. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
tambahan ilmu serta informasi sebagai bahan pembanding penelitian
lain yang berkaitan dengan masalah Alokasi Dana Desa dan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi maupun sumber informasi untuk
melanjutkan penelitian yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Desa
2.1.1.1 Pengertian Desa
Pengertian desa menurut undang-undang nomor 6 tahun 2014 yang
tertuang dalam pasal 1 (satu) menjelaskan bahwa Desa adalah desa dan desa adat
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat vhukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pemerintah desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat desa sebai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Pemerintahan desa adalah peneyelenggaraan urursan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Permendagri No. 113 Tahun 2014). Pemerintah desa berfungsi sebagai
subsistem dari system administrasi pemerintahan Indonesia, sehingga desa
memiliki kewenangan, dan kewajiban untuk mengatur serta mengelola
kepentingan masyarakat mereka sendiri ( Hehamahua dalam Candra Suyatmiko ).
11
2.1.2. Pendapatan dan Belanja Desa
2.1.2.1 Pengertian Pendapatan
Nurmala Eka (2017:189) Pendapatan merupakan semua Penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dan lancar dalam
periode tahunan anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa
yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
kembali oleh Desa. Pendapatan Desa terbagi atas kelompok:
1) Pendapatan Asli Desa (PADesa)
a) Hasil usaha desa antara lain: hasil Bumdes, tanah kas desa.
b) Hasil aset antara lain: tambatan perahu, pasar desa, tempat
c) Pemandian umum, jaringan irigasi.
d) Swadaya, partisipasi dan gotong royong
e) Lain-lain pendapatan asli.
2) Transfer
Kelompok transfer sebagaimana dimaksud terdiri atas jenis:
a) Dana Desa;
b) Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah
c) Alokasi Dana Desa (ADD); Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan
Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
d) Pendapatan Lain-Lain.
Kelompok pendapatan lain-lain sebagaimana dimaksud terdiri atas jenis:
a) Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan Lain-
12
lain pendapatan Desa yang sah
2.1.2.2. Belanja Desa
Menurut Heni Triastuti (2015:190) Belanja adalah Pengerluaran dari
rekening kas umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
period tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap Belanja
Desa sebagaimana dimaksud meliputi semiua pengeluaran dari rekening desa
yang merupakan kewajiban desa dalam satu tahunan anggaran yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa sebagaimana dimaksud
dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan Desa.
Klasifikasi Belanja Desa sebagaimana dimaksud, terdiri atas kelompok:
1) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang terdiri atas:
a. Belanja pegawai
dan tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan BPD
yang pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.
b. Belanja barang
Belanja barang dan jasa digunakan untuk pembelian/pengadaan barang
yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja barang/jasa
sebagaimana dimaksud antara lain: (a) alat tulis kantor; (b) benda pos; (c)
bahan/material; (d) pemeliharaan; (e) cetak/penggandaan; (f) sewa kantor
desa; (g) sewa perlengkapan dan peralatan kantor; (h) makanan dan
minuman rapat; (i) pakaian dinas dan atributnya; (j) perjalanan dinas; (k)
upah kerja; (l) honorarium narasumber/ahli; (m) operasional Pemerintah
13
Desa; (n) operasional BPD; (o) insentif Rukun Tetangga /Rukun Warga;
dan (p) pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat.
c. Belanja modal.
Belanja modal digunakan untuk pengelaran dalam rangka
pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih
dari 12 bulan
2.1.3. Pembiayaan Desa
Anggaran mempunyai karakteristik, yaitu:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa
tahun.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
d. Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusunan anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
2.1.4. Alokasi Dana Desa
Alokasi Dana Desa atau ADD adalah merupakan dana yang harus
dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian
dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima dari Kabupaten yang
penggunaannya 30% untuk belanja aparatur dan operasional dan 70%
untukbelanja publik dan pemberdayaan masyarakat. Menurut peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pngelolaan Keuangan
Desa pada pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD
14
Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10 %.
Besaran ADD dihitung berdasarkan variabel – variabel Independent utama
meliputi: (a) Kemiskinan; (b) Pendidikan dasar; (c) Kesehatan;dan (d)
Keterjangkauan Desa. Sedangkan variabel independent tambahan terdiri dari
jumlah penduduk.
Untuk mewujudkan pengelolaan Alokasi Dana Desa yang baik Pemerintah
Desa harus menganut prinsip yang telah ditetapkan dalam Permendagri Nomor
113 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa sebagai berikut:
a. Pengelolaan Keuangan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pengelolaan keuangan Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa
tentang APBDesa.
b. Pengelolaan keuangan harus direncanakan, dilaksanakan, diawasi dan
dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh masyarakat desa. dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakatDesa.
c. Pengelolaan keuangan harus menggunakan prinsip hemat, terarah,
mempunyai dampak pada masyarakat, terukur dan terkendali.
d. Pengelolaan keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
Tahap pengolahan Alokasi Dana Desa di atur secara garis besar mulai
dari tahapsan Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan,
Petanggungjawaban dan Pembinaan Dan Pengawasan.
2.1.5. Akuntabilitas
2.1.5.1 Pengertian Akuntabilitas
15
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit
organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dari awal hingga akhir
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik.
Menurut Nasirah (2016) menyatakan “Akuntabilitas juga merupakan
instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada
pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang
digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian
penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan
akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan
efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik dan juga
sebaliknya”
Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa akuntabilitas bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada
masyarakat atas dana yang digunakan pemerintah untuk meningkatkan kinerja
pemerintah dalam peningkatan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
2.1.5.2. Indikator Akuntabilitas
Sesuai Peraturan Permendagri Nomor 113 Tentang Pelaporan Keuangan
Desa beberapa indikator yang dilakukan untuk pengukuran penelitian ini adalah :
Tabel 2.1
Indikator Tahap Perencanaan Akuntabilitas
No. Indikator
1. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.
16
2.
Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara
tertib.
3. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui
laporan pertanggungjawaban.
4. Laporan Pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada
Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Tabel 2.2
Indikator Tahap Pelaporan Akuntabilitas
No. Indikator
1.
Kepala Desa menyampaiakan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa
kepada Bupati/ Walikota berupa laporan semester pertama dan laporan
semester akhir tahun.
2. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa
3. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa semester pertama
disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.
4. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya.
Tabel 2.3
Indikator Tahap Pertanggungjawaban Akuntabilitas
No
Indikator
1.
Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun
anggaran.
2. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri
dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
3. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat
mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu
organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja
individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam rencana
stratejik organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap
17
berpegang pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RJPM) dan Rencana
Kerja pemerintah (RKP).
2.1.6. Transparansi
2.1.6.1. Pengertian Transparansi
Permendagri Nomor 113 tahun 2014, tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa transparan adalah prinsip keterbukaan
yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses
informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Dengan adanya transparansi
menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan, dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.
Menurut Mardiasmo (2009), transparansi berarti keterbukaan (opennses)
pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Transparansi informasi
terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang
relevan dan mudah dipahami. Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan
tugas dan kewenangan, ketersediaan informal kepada publik, proses
penganggaran yang terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independen
mengenai prakiraan fiskal, informasi, dan penjabarannya.
Menurut Andrianto (2007), transparansi publik adalah suatu
keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi
partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber
daya publik. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelenggara harus dapat
diakses secara terbuka dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk
berpartisipasi secara luas di dalamnya.
18
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005,
menjelaskan bahwa transparan adalah memberikan informasi keuangan yang
terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada perundang-undangan.
Transparansi merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka
bagi masyarakat, mulai dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian yang mudah diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan informasi tersebut. Transparansi juga memiliki arti keterbukaan
organisasi dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan
sumber daya publik kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku Transparansi
pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip good governance yang harus
dipenuhi oleh organisasi sektor publik. Dengan dilakukannya transparansi
tersebut publik akan memperoleh informasi yang aktual dan faktual, sehingga
mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk (1) membandingkan kinerja
keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan (2) menilai ada tidaknya
korupsi dan manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban anggaran, (3) menentukan tingkat kepatuhan terhadap
peraturan perundangan yang terkait, (4) mengetahui hak dan kewajiban masing-
masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi sektor publik dengan
masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait (Mahmudi, 2010).
19
2.1.6.2. Indikator Trasnparansi
Menurut Permendagri No.113 Tahun 2014 dalam laporan keuangan
daerah harus transparans sesuai dengan peraturan sebagai berikut :
Tabel 2.4
Indikator Transparansi
No. Indikator
1.
Kegiatan Pencatatan Kas masuk maupun keluar dapat diakses
dengan mudah oleh masyarakat. Serta ada papan pengumuman
mengenai kegiatan yang sedang dijalankan.
2.
Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan
APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan
dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.
3. Laporan Realisasi dan Laporan Pertanggungjwaban Realisasi
Pelaksanaan ADD disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui
camat.
Laporan keuangan daerah dapat dikatakan transparan apabila memenuhi
peraturan berikut yang tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014.
a. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
ADD diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis.
b. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
ADD diinfromasikan dengan media informasi yang mudah diakses oleh
masyarakat antara lain papan pengumuman, radio komunitas dan media
informasi lainnya.
2.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan teoritis antara variabel yang
diteliti. Pendanaan dari setiap kegiatan pembangunan desa, memerlukan biaya
yang terbilang tidak sedikit. Di setiap desa di Indonesia diberikan Alokasi
20
Dana Desa (ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk
pembangunan desa tersebut. Pengalokasian dana oleh Pemerintah Kabupaten
untuk Desa, bersumber dari bagi hasil penerimaan pajak daerah, bagi hasil
penerimaan retribusi daerah, dan bagian dana perimbangan keuangan
pemerintah pusat dan daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten kecuali
Dana Alokasi Khusus.
Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diartikan
sebagai kewajiban pemerintah daerah untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pelaksanaan pemerintahan di daerah dalam rangka
otonomi daerah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang terukur baik dari segi kualitasnya maupun
kuantitasnya. Eka Sari (2015:6) Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi
yang dipakai oleh lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat
pertanggungjawaban kepada publik, sekarang terdapat perhatian besar terhadap
praaktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi
sektor pemerintahan maupun lembaga publik nonpemerintahan. Lembaga publik
mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola secara transparan dan
bertanggungjawab.
Dalam tahap transparansi pemerintah harus menyampaikan kepada
masyarakat agar masyarakat mengetahui seberapa banyak pendapatan dan
pengeluaran pendapatan desa yang berasal dari pajak dan dana transfer, tahap
akuntabilitas tersebut juga harus diungkapkan dalam informasi baik melalui papan
informasi di balai desa ataupun melalui rapat evaluasi dan musyawarah dalam
21
pembangunan desa, namun hal tersebut belum semaksimal mungkin diterapkan
oleh pemerintah desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka.
Alokasi dana desa sepenuhnya ditangani secara swadaya oleh pemimpin
daerah dan juga masyrakat langsung. Oleh sebab itu peneliti lebih memilih
meneliti mengenai program ini karna jika dana dikelola secara jujur dan baik,
maka hasil pembangunan juga terlihat jelas dan juga sebaliknya. Berdasarkan
penjelasan diatas kerangka berfikir konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir konseptual
Pengelolaan ADD Desa Sei Suka Deras
Penatausahaan Pelaporan Pertanggungjawaban
Analisis Akuntabilitas dan Transparansi menggunakan
Permendagri 113 tahun 2014
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Jenis Penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang
dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai dengan
penelitian tuntas.
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1 Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dikelola berdasarkan
prkatik praktik pemerintahan yang baik. Asas–asas pengelolaan keuangan desa
sebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu,
transparan, akutabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin
anggaran. Tujuan utama dari konsep akuntabilitas adalah untuk mengetahui
Pertangungjawaban tim pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
kepada masyarakat, dimana kepala desa sebagai pertanggungjawab utama dan
seluruh anggota organisasi desa yang berperan besar dalam mengelola alokasi
dana desa sesuai dengan bidang kemampuannya masing-masing.
3.2.2 Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Pada pasal 4 ayat 7 peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
No. 113 tahun 2014, tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikatakan
transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untik
23
mengetahui dan mendapatkan akses info seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-
hasil yang dicapai. Transparansi juga memiliki arti keterbukaan organisasi dalam
memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya
publik kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku kepentingan.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di kantor Desa Sei Suka Deras Kecamatan
Sei Suka Kabupaten Batu Bara. Penelitian ini direncanakan di mulai pada bulan
Meret 2020 sampai dengan bulan Juli 2020, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tabel 3.1:
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Penelitian Tahun 2020
Kegiatan
Penelitian
Waktu Penelitian
April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra Riset
Pengajuan
Judul
Pembuatan
Proposal
Bimbingan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengolahan
Data& Analisis
Data
Bimbingan
Skripsi
24
Sidang Meja
Hijau
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data Primer,
yaitu data informasi yang mampu dilakukan penarikan kesimpulan atas data-data
tersebut. Di dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara
langsung kepada Kepala Desa, Sekretaris, dan Bendahara, yaitu pihak yang
kompeten dalam pengelolaan ADD dengan tujuan untuk mengetahui akuntabilitas
dan transparansi pengelolaan alokasi dana desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei
Suka Kabupaten Batu Bara.
3.4.2 Sumber Data
Adapun dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder, Sumber data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara
tidak langsung melalui media perantara. pada umumnya dapat berupa bukti,
catatan, atau laporan historis, majalah, artikel yang telah tersusun dalam arsip baik
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder penelitian ini
diperoleh dari dokumen–dokumen bagian pemerintahan desa di Desa Sei Suka
Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara. Seperti dokumen data
kependudukan, jumlah penduduk, struktur organisasi pemerintahan kuta bakti,
struktur organisasi badan permusyawaratan desa, peta wilayah, anggaran
pendapatan dan belanja desa, dan lain-lain.
25
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dan wawancara.
a. Teknik dokumentasi adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan yang
dimiliki pemerintah desa. Teknik ini dilaksanakan dengan membuat copy
atau pencatatan dari arsip resmi atau asli pemerintah desa. Dokumen yang
diperlukan berupa: Arsip program perencanaan atau RKPDes (Rencana
Kerja Pemerintah Desa).
b. Teknik wawancara pada penelitian ini digunakan untuk cross ceck, jika pada
saat analisis terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak sama antara
tim pengelola ADD dengan masyarakat. Berikut ini kisi-kisi wawancara
sesuai dengan Indikator yang akan diteliti :
Tabel 3.2
Kisi - kisi Wawawancara Akuntabiitas
Keterangan Akuntabilitas
Penatausahaan
1. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.
2. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup
buku setiap akhir bulan secara tertib.
3. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan
uang melalui laporan pertanggungjawaban.
Pelaporan
1. Kepala Desa menyampaiakan laporan realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/ Walikota
berupa laporan semester pertama dan laporan
semester akhir tahun.
2. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi
APBDesa.
3. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa semester
pertama disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Juli tahun berjalan.
1. Kepala Desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir
tahun anggaran.
2. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
26
Pertanggungjawa
ban
APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.
3. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Tabel 3.3
Kisi - kisi Wawawancara Transparansi
TRANSPARANSI
1. Kegiatan Pencatatan Kas masuk maupun keluar
dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Serta
ada papan pengumuman mengenai kegiatan yang
sedang dijalankan.
2. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa diinformasikan
kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media
informasi yang mudah diakses oleh masyarakat.
3. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan ADD disampaikam kepada
Bupati/Walikota melalui camat.
.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
deskriptif kualitatif. Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan
dan studi dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data yang sintetis,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
dan orang lain ( Sugiyono dalam Sri Lestari ).
Menurut Usman dan purnomo dalam Sri Lestari mengatakan bahwa
penelitian deskriptif kualitatif adalah menguraikan pendapat responden apa
adanya sesuai dengan pertanyaan penelitian, kemudian dianalisis dengan kata-
kata melatarbelakangi responden berperilaku seperti itu, direduksi, ditriangulasi,
disimpulkan, dan diverifikasi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
27
dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Penelitian kualitatif
dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Data penelitian kualitatif,
adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek
yang diteliti menjadi lebih luas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk
mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah
perkembangan.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Gambaran Umum Objek
Objek pada penelitian ini adalah Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei
Suka Kabupaten Batu Bara yang menjalankan Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui mengapa Pengelolaan Alokasi Dana
Desa di Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara belum
Akuntable dan Transparans. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data tersebut berupa dokumen–dokumen bagian pemerintahan desa di
Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara. Seperti
dokumen data kependudukan, jumlah penduduk, struktur organisasi pemerintahan
kuta bakti, struktur organisasi badan permusyawaratan desa, peta wilayah,
anggaran pendapatan dan belanja desa, dan lain-lain.
Secara geografis Desa Sei Suka Deras sendiri terletak berbatasan
disebelah timur dengan Kel.Perk.Sipare-pare Kecamatan Sei Suka, disebelah
barat dengan Desa Tanjung Seri dan desa Kandangan Kecamatan Sei Suka,
sebelah utara dengan Desa Simodong dan sebelah selatan dengan Desa Simpang
Kopi Kecamatan Sei Suka dan Kabupaten Simalungun.
Gambaran sejarah perkembangan Sei Suka Deras setelah terbentuk
menjadi Desa dapat dilihat pada tabel 4.1:
29
Tabel 4.1
Sejarah Desa dan Kepala Desa Sei Suka Deras dari Masa ke Masa
TAHUN PERISTIWA
1969-1979
Desa Seisuka Deras di Pimpin oleh Bapak Awalluddin
Damanik dengan masa kepemimpinan selama sepuluh
Tahun.
1979-1980
Setelah berahirnya masa pemerintahan pak Awaliddin
maka Pada tahun 1979 di gantikan oleh
Bpk.Abdurahman Lubis Sebagai Pejabat( Pelaksana
Kepala Desa).
1980-1981
Dan setelah satu tahun berjalan maka diangkatlah Bpk.A
Nasution menjadi pejabat kepala Desa Seisuka Deras
sampai tahun 1981.
1981-1993
Pemilihan Kepala Desa yang berikutnya kembali Terpilih
Bpk.Awaluddin Damanik Menjadi Kepala Desa Seisuka
Deras,Mungkin ini bukti nyata atas kemampuannya
dalam memerintah Desa seisuka Deras.
1993-2001
Desa Seisuka Deras di Pimpin oleh Bapak
Mhd.Azmi,SH,dengan masa kepemimpinan selama lebih
kurang 7 Tahun.
2001-2013
Desa Seisuka Deras di Pimpin oleh Bapak Razali ,dengan
masa kepemimpinan selama lebih kurang 12 Tahun.
2013-2019
Pada tahun 2013 terjadi pemilihan kepala Desa,dari
beberapa Calon Kepala Desa akhirnya terpilihla Bapak
Ponimin,S.sos. memjadi Kepala Desa sampai tahun 2019.
2019
Pada Tahun 2019 bulan juni berakhir masa jabatan
Kepala Desa,Maka Desa Seisuka Deras dipimpin Oleh
Pejabat Kepala Desa yaitu Ibu Umi Kalsum dan berakhir
pada 30 Desember 2019
2020-2025
Pada tahun 2020 Desa Seisuka Deras kembali dipimpin
oleh Bapak Ponimin,S.Sos.yang mana ini membuktikan
kepercayaan masyarakat yang masih tinggi terhadap
pemerintahan Bpk. Ponimin,dan Insyaallah Pemerintahan
ini dapat Berlanjut hingga priode mendatang….Amin..!
RKP Desa Sei Suka Deras
30
Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada Demografi Desa Sei Suka Deras
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.
Gambar 4.1
Demografi Desa Sei Suka Deras
31
Sebelah Timur : Kel.Perk. Sipare-pare, Kecamatan Sei Suka
Sebelah Utara : Desa Simodong Kecamatan Sei Suka
Sebelah Barat : Desa Tanjung Seri dan Desa Kandangan
Sebelah Selatan : Desa Simpang Kopi dan Kabupaten Simalungun
Desa Sei Suka Deras terdiri atas Sebelas (11) Dusun dengan jumlah Kepala
Keluarga (1230) Berikut daftar nama Dusun Desa Sei Suka Deras :
Tabel 4.2
Daftar nama Dusun, Desa Sei Suka Deras
Nama Dusun Nama Kadus Jumlah kk
Dusun Sawo I Tri Saftina Manurung 125
Dusun Sawo II Baharuddin Damanik 152
Dusun Sawo III Margono 107
Dusun Sawo IV Wagimin 114
Dusun Sawo V Anggiat Manurung 77
Dusun Sawo VI Munadi 158
Dusun Sawo VII Sumardi 152
Dusun Sawo VIII Zoel Sinaga 89
Dusun Sawo IX Togap Tambunan 56
Dusun Sawo X Sulasman 98
Dusun Sawo XI Hendri Sari 102
RKP Desa Sei Suka Deras
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pengelompokan Umur.
Penduduk Desa Sei Suka Deras terdiri atas 1230 KK dengan total jumlah jiwa
5083 orang. Berikut perbandingan jumlah penduduk perempuan dengan laki-laki
dan pengelompokan umur.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk di Desa Sei Suka Deras
NO NAMA DUSUN
JENIS KELAMIN PENGELOMPOKAN UMUR
LK PR 0-15 15-65 65 > JLH
PENDUDUK
1
2
3
Dusun Sawo I
Dusun Sawo II
Dusun Sawo III
226
297
201
225
316
204
68
77
61
377
89
79
6
8
6
451
613
405
32
RKP Desa Sei Suka Deras
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan. Desa Sei Suka Deras Memiliki 11 Dusun dan
Kepala Desa mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama BPD
b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa
c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama
BPD
d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan Desa mengenai APB
Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
e. Membina kehidupan masyarakat Desa.
f. Membina perekonomian Desa.
g. Mengkoordinasikan pembangunan Desa secara pertisipatif.
4
5
6
7
8
9
10
11
Dusun Sawo IV
Dusun Sawo V
Dusun Sawo VI
Dusun Sawo VII
Dusun Sawo VIII
Dusun Sawo IX
Dusun Sawo X
Dusun Sawo XI
281
201
395
261
184
95
172
171
305
199
401
275
210
93
184
187
58
59
89
78
53
52
71
69
88
78
96
95
88
78
73
81
7
5
8
9
2
6
7
8
586
400
796
536
394
188
356
358
JUMLAH 2484 2599 735 4276 72 5083
33
Gambar 4.2
Struktur Organisasai Desa Sei Suka Deras
Visi adalah suatu gambaran ideal tentang keadaan masa depan yang
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa
Sei Suka Deras dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-
pihak yang berkepentingan di desa seperti Pemerintah Desa, BPD, Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh perempuan, tokoh pemuda dan masyarakat desa pada umumnya.
Berdasarkan hasil musyawarah bersama Desa maka ditetapkan Visi Desa Sei
Suka Deras adalah : “TERWUJUDNYA MASYARAKAT DESA SEI
SUKA DERAS YANG BERSATU, MAJU, ADIL MAKMUR, BERIMAN,
BERTAQWA, BERKESADARAN HUKUM LINGKUNGAN,
BERPENDIDIKAN DAN BERMORAL ”
Selain penyusunan Visi juga ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar Visi desa dapat tercapai.
BPD
HOTMAN SIMBOLON
Kepala Desa
HOTMAN SIMBOLON
Sekretaris Desa
AWALUDDIN PURBA
Kaur Tata Usaha
MAYA ISMAYATI
Kaur Perenacanaan
ILHAM SYAPUTRA
Kaur Keuangan
RESTU MUNANDAR
Kasi Pemerintahan
NURHAYATI
Kasi Kesejahteraan
ADE AULIA
HISYAM NST
Kasi Pelayanan
MHD. NUGRAHA
Kepala Pelaksana
KEWILAYAHAN / KEPALA DUSUN
Operator Desa
SUGI SRIHARTATI
34
Pernyataan visi ini dijabarkan ke dalam misi agar dapat dioperasionalkan dan
dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan dengan pertimbangan potensi dan
kebutuhan Desa Sei Suka Deras.
Sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Sei Suka Deras
adalah:
a. Mewujudkan tersedianya prasarana dan sarana publik yang memadai.
b. Mendorong kemajuan sektor usaha di Bidang Perkebunan, serta
Peternakan dan Usaha Mikro.
c. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia dan pemahaman
masyarakat atas hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
d. Memberikan Pemahaman tentang pentingya kesehatan dan pemeliharaan
Lingkungan.
e. Menggiatkan kegiatan pembinaan keagamaan, budaya dan olahraga.
f. Mendorong terlaksananya pemerintahan desa yang efektif dan efisien.
g. Mewujudkan Masyarakat yang aman, tentram dan damai.
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
4.1.2.1 Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Akuntabiltias memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan
desa dengan tugas-tugas yang dibebankan dalam rangka meningkatkan nilai dan
kualitas kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Menilai kinerja pemerintah desa
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
35
Akuntabilitas tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan serta
pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan ADD pada desa Sei Suka Dera
pada penerapannya sudah berpedoman pada Permendagri Nomor 113 Tahun
2014. Dimana dalam pengelolaan ADD sudah sesuai prosedur tata cara
pengelolaan ADD dimana melalui tahapan pelaksanaan, penatausahaan, serta
pelaporan dan pertanggungjawaban. Dalam pertanggungjawaban Pemerintahan
Desa terhadap ADD dibuatlah Laporan Realisasi, Laporan Realisasi adalah
bentuk pertanggungjawaban Pemerintahan Desa terhadap pengelolaan Alokasi
Dana Desa yang dilaporankan dua kali dalam setahun atau setiap semester dalam
setahun, namun dalam pelaksanaannya Desa Sei Suka Deras mengalami
keterlambatan dalam pelaporannya yaitu pada bulan September. Laporan
Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa adalah
pertanggungjawaban Pemerintahan Desa terhadap pengelolaan ADD secara
terperinci yang ditunjukan kepada pemberi amanah yang tentunya agar dapat
menjadi lebih transparan dan akuntabel mengenai segala aktifitas yang telah
dilaksanakan terhadap dana tersebut. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa dilaporkan setiap akhir tahun anggaran.
a. Penatausahaan Desa Sei Suka Deras
Permendagri nomor 113 tahun 2014 pasal 35 menyatakan bahwa,
penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa yang wajib melakukan pencatatan
setiap pemasukan dan pengeluaran kas serta melakukan tutup buku setiap akhir
bulan secara tertib. Bendahara Kas bisa menggunakan Buku Kas Umum, Buku
Kas Pembantu Pajak dan Buku Bank guna membantu pencatatannya. Semua hasil
pencatatan dilaporakan melalui Laporan Pertanggungjawaban kepada kepala Desa
36
selaku pemangku kepentingan tertinggi. Laporan Pertanggungjawaban paling
lambat disampaikan pada tanggal 10 (sepuluh) bulan selanjutnya. Dengan
tambahan informasi melalui wawancara kepada beberapa perangkat
pemerintah. berikut hasil analisis yang bias penulis sajikan dalam Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.4
Indikator Kesesuaian Akuntabilitas Penatausahaan
Menurut Pemendagri 113 tahun 2014
Indikator Hasil Wawancara
Keterangan
( S = Sesuai, TS =
Tidak Sesuai, BT =
Belum Terjadi )
1. Penatausahaan
dilakukan oleh
Bendahara Desa
Penatausahaan di Desa SeiSuka
Deras telah dilakukan oleh
Bendahara Desa.
S
2. Bendahara Desa
wajib melakukan
pencatatan setiap
penerimaan dan
pengeluaran serta
melakukan tutup
buku setiap akhir
bulan secara tertib.
Setiap Pemasukan dan
Pengeluaran Kas, Bendahara
selalu mencatat dan melakukan
tutup buku tiap bulan secara
tertib.
S
3. Bendahara Desa
wajib
mempertanggungja
abkan uang melalui
laporan
pertanggungjawaban
.
Laporan Pertanggungjawaban
setiap bulan disampaikan melalui
laporan pertanggungjawaban
bulanan oleh Bendahara.
S
4. Laporan
Pertanggungjawaban
disampaikan setiap
bulan kepada Kepala
Desa dan paling
lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
Bendahara menyampaikan
laporan pertanggungjawaban
setiap bulan kepada Kepala Desa.
S
37
b. Pelaporan Desa Sei Suka Deras
Pelaporan pengelolaan alokasi dana desa secara teknis diatur dalam
Permendagri nomor 113 tahun 2014 pasal 37 dimana kepala desa menyampaikan
laporan realisasi APBDesa kepada bupati/walikota berupa, laporan semester
pertama dan laporan semester akhir. Laporan realisasi semester pertama APBDesa
paling lambat disampaikan pada akhir bulan Juli tahun berjalan dan sementara
laporan semester akhir tahun paling lambat disampaikan bulan Januari tahun
berikutnya.
Tabel 4.5
Indikator Kesesuaian Akuntabilitas Pelaporan
Menurut Pemendagri 113 tahun 2014
Indikator Hasil Wawancara
Keterangan
( S = Sesuai, TS
= Tidak Sesuai,
BT = Belum
Terjadi)
1. Kepala Desa menyampaiakan
laporan realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/
Walikota berupa laporan
semester pertama dan laporan
semester akhir tahun.
Laporan semester
pertama dilaporkan
kepada kepala Desa
melalui Camat.
S
2. Laporan semester pertama
berupa laporan realisasi
APBDesa
Laporan Realisasi
semester pertama berupa
APBDesa.
S
3. Laporan realisasi pelaksanaan
APBDesa semester pertama
disampaikan paling lambat
pada akhir bulan Juli tahun
berjalan.
Laporan Semester I
dilaporkan oleh Kepala
Desa kepada Bupati
melalui camat pada bulan
September
TS
4. Laporan semester akhir tahun
disampaikan paling lambat
pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
Laporan semester akhir
tahun disampaikan pada
bulan desember.
S
38
c. Pertanggungjawaban Desa Sei Suka Deras
Sesuai dengan Peraturan Desa Sei Suka Deras Nomor 1 Tahun 2016
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun Anggaran 2016, bahwa
sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 73 Tahun
2014 tentang APBDesa, Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa Batu Bara
tentang APBDesa dan telah disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Tabel 4.6
Indikator Kesesuaian Akuntabilitas Pertanggungjawaban
Menurut Pemendagri 113 tahun 2014
Indikator Hasil Wawancara
Keterangan ( S = Sesuai, TS
= Tidak Sesuai, BT
= Belum Terjadi )
1. Kepala Desa
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada
Bupati/Walikota
setiap akhir tahun
anggaran.
Kepala Desa sudah
menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi
pelasanaan APBDes kepada
Bupati seiap akhir tahun
anggaran.
S
2. Laporan
pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan
APBDesa terdiri dari
pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
Lapora pertanggungjawaban
realisasipelaksanaan APBDesa
terdiri dari pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
S
3. Laporan
pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan
APDes ditetapkan
dengan peraturan
desa
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes ditetapkan dengan peraturan desa.
S
39
4.1.2.2 Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Transparansi artinya dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya meterial secara berkala kepada pihak-pihak
yang memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu masyarakat luas sehingga prinsip
keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa tersebut.
Transparansi merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan daerah. Dengan adanya transparansi akan menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yaitu informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan, dan pelaksanaan seta hasil yang dicapai.
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh
proses pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh
pihak- pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai
agar dapat dimengerti dan dipantau.(Andrianto, 2007)
40
Tabel 4.7
Indikator Kesesuaian Transparansi Menurut Permendagri113 Tahun 2014
Indikator Hasil Wawancara Keterangan ( S = Sesuai, TS =
Tidak Sesuai, BT =
Belum Terjadi )
1. Kegiatan Pencatatan
Kas masuk maupun
keluar dapat diakses
dengan mudah oleh
masyarakat. Serta ada
papan pengumuman
mengenai kegiatan
yang sedang
dijalankan.
Pencatatan kas masuk dan
keluar tidak bisa diakses
oleh masyarakat, serta
tidak terdapat papan
pengumuman tentang
informasi dana yang
digunakan untuk
menjalankan sebuah
kegiatan.
TS
2. Laporan realisasi dan
pertangungjawab
realisasi pelaksanaan
APBDes
diinformasikan kepada
mayarakat secara
tertulis dan dengan
media informasi yang
mudah diakses oleh
masyarakat
Laporan realisasi dan
laporan pertangjawaban
realisasi pelaksanaan
APBDes belum
diinformasikan kepada
masyarakat secara tertulis
dan dengan media
informasi yang diakses
dengan mudah oleh
masyarakat.
TS
3. Laporan Realisasi dan
Laporan
Pertanggungjwaban
Realisasi Pelaksanaan
ADD disampaikan
kepada
Bupati/Walikota
melalui camat.
Tahun-tahun sebelumnya
sesuai informasi dari
Sekdes Laporan Realisasi
dan Laporan
Pertanggungjawaban
Realisasi Pelaksanaan
ADD disampaikan kepada
Bupati/Walikota melalui
camat.
S
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dari hasil penelitian dan wawancara yang telah diuraikan sebelumnya
maka penulis dapat melihat bahwa penerapan akuntabilitas pengelolaan alokasi
dana desa di desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
sesuai dengan indicator akuntabilitas terutama dalam hal penatausahaan,
41
pertanggungjawaban dan pelaporan pada kantor desa dikatakan sudah cukup baik
namun ada beberapa kelemahan atau kekurangan terkait akuntabilitas dan
transparansi alokasi dana desa. Hal tersebut berdasarkan penjelasan berikut:
1. Dalam pengelolaan ADD pemerintah desa telah menerapkan prinsip
akuntabilitas dengan cukup baik, yaitu dengan Melibatkan masyarakat desa dalam
rapat desa, musyawarah, dan pertanggungjawaban didesa sei suka deras, namun
disisi lain mempunyai kekurangan juga, pihak pemerintah desa hanya melibatkan
masyarakat ketika tahap perencanaan saja. Sehingga menurunkan tingkat
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah Desa dan menimbulkan kecurigaan
kepada pihak aparat desa. Namun pihak pemerintah desa menegaskan akan terus
melakukan sebaik mungkin pembangunan alokasi dana desa.
2. Dalam penerapan akuntabilitas pengelolaan ADD pemerintah desa sudah
cukup mengoptimalkan sebaik mungkin sistem akuntabilitas desa terutama dalam
hal penatausahaan, tetapi dalam pelaporan masih kurang dengan adanya
keterlambatan laporan realisasi pelaksanaan APBDes semester pertama tetapi
dalam hal pertanggungjawaban pemerintah desa sudah mulai optimal dan seiring
dengan banyaknya kerjasama dengan masyarakat yang terus dibangun pemerintah
desa juga sangat menegaskan tingkat akuntabilitas terutama di kantor desa sei
suka deras akan berjalan sesuai dengan undang-undang yang mengatur tentang
ADD.
4.2.1.1 Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab pengambil keputusan kepada pihak yang telah memberi
42
amanah dan hak, kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut
(Mardiasmo, 2009). Tercapainya akuntabilitas publik dibantu dengan adanya
akuntansi sektor publik yang dapat menuntun sebuah perencanaan dan
pengendalian organisasi sektor publik secara efektif dan efisien. Apabila hal ini
dikaitkan dengan pelaksanaan tingkat partisipasi masyarakat di desa melalui
implementasi program alokasi dana desa, maka prinsip akuntabilitas tersebut
secara bertahap sudah mulai diterapkan. Pertanggungjawaban alokasi dana desa
terintegrasi dengan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
sehingga bentuk pertanggungjawabannya adalah pertanggungjawaban pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Penanggungjawab
operasional pengelolaan alokasi dana desa secara keseluruhan adalah kepala desa
selaku tim pelaksana desa.
Menurut pendapat penulis hal yang dapat dijadikan peningkatan dalam
akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa pada desa sei suka deras adalah
terkhususnya kepada Pemerintah Desa sebagai pelaksana pengelola keuangan
desa telah menjalankan proses Akuntabilitas Keuangan Desa dengan cukup baik
namun tetap harus ada kemajuan dan peningkatan dalam pengelolaan keuangan
dan akuntabilitas keuangan desa yaitu dengan mencari inovasi-inovasi baru
melalui studi banding ke desa-desa di daerah luar Kecamatan Sei Suka hal ini
diharapkan biasa menambah pengalaman dan wawasan khususnya para aparatur
di Desa dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan keuangan serta akuntabilitas
Keuangannya. Selanjutnya dapat juga dengan mengadakan agenda rutin yaitu
diklat-diklat dan pelatihan terkait pengelolaan keuangan dan akuntabilitas
keuangan desa.
43
4.2.2 Analisis Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Transparansi sangat penting bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah
dalam menjalankan mandat dari rakyat. Mengingat pemerintah saat memiliki
wewenang mengambil berbagai keputusan penting yang berdampak bagi orang
banyak,pemerintah harus meyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang
dikerjakannya. Berdasarkan hasil wawancara bahwasannya peneliti dengan
pemerintah desa sei suka deras desa belum mengoptimalkan transparansi
berdasarkan Permendagri 113 Tahun 2014 yaitu salah satu indikator transparansi
yaitu adanya pencatatan kas masuk maupun keluar dapat diakses dengan mudah
oleh masyarakat serta adanya papan informasi atau papan pengumuman mengenai
kegiatan yang sedang berlangsung. Berdasarkan hasil survey dan wawancara desa
masih belum mengoptimalkan transparansi pengelolaan alokasi dana desa dengan
tidak adanya papan informasi kas masuk dan keluar serta kegiatan alokasi dana
desa yang sedang berlangsung.
4.2.2.1 Meningkatkan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam penerapan transparansi pengelolaan alokasi dana desa sesuai
dengan pembahasan yang telah dipaparkan pada pembahasan diatas dengan
kurangnya tingkat ketransparanan pada desa dan masih belum mengoptimalkan
indicator transparansi sesuai dengan aturan Permendagri 113 Tahun 2014 maka
menurut penulis hal-hal yang dapat menimgkatkan tingkat transparansi pada
pengelolaan alokasi dana desa agar dapat meningkatan rasa kepercayaan terhadap
masyarakat desa maka pemerintahan desa maupun aparatur desa lebih memahami
44
lagi pedoman-pedoman yang telah ada baik pedoman permendagri maupun aturan
daerah maupun desa dalam mengelola keuangan pengelolaan alokasi dana desa.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
a. Penerapan akuntabilitas dalam pengelolaan alokasi dana desa dikatakan
sudah cukup baik dengan melibatkan masyarakat desa dalam perencanaan
pengalokasian dana desa, dan juga tanggungjawab dalam mengelola dana
desa sesuai dengan aturan Permendagri 113 tahun 2014. Akan tetapi masih
belum optimal, terkhususnya pada akuntabilitas pelaporan dalam hal
laporan realisasi pelaksanaan.
b. Dalam penerapan transparansi pengelolaan ADD pemerintah desa kurang
menerapkan prinsip ketransparan dalam pengelolaaan dana desa, hal
tersebut dikarenakan kurangnya keterbukaan kepada masyarakat dalam
pengelolaan alokasi dana desa dalam pembangunan desa, kemudian masih
banyaknya keterbatasan masyarakat dalam mendapatkan informasi perihal
pengelolaan alokasi dana desa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas,
maka terdapat beberapa saran yang diharapkan akan mampu berguna bagi pihak-
pihak yang berkepentingan yaitu:
46
5.2.1 Bagi Desa
Diharapkan dalam penerapan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
alokasi dana desa dapat terlaksana dengan sepenuhnya, dengan melibatkan
masyarakat dalam musyawarah desa, baik dalam perencanaan ataupun
pelaksanaan, sehingga pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa dapat
terlaksana sesuai dengan mufakat aparat desa dengan aparat desa.
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah objek penelitian dan
variabel-variabel lainnya dengan sektor yang berbeda dan dengan jumlah data
yang lebih banyak agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanto, Dwi Febri., & Kurrohman, Tufik. “Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi
Dana Desa Di Kabupaten Jember”. Jurnal Riset dan Akuntansi Keuangan,
2 (3), 473-485. 2014
Aset, J Riset, A. (2018). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi Kasus pada Kecamatan
Yosowilangun Kabupaten Lumajang). Ekonomi, 10, 105–112.
Azuar Juliandi, Irfan & Saprizal Manurung. 2014 Metode Penelitian Konsep dan
Aplikasi. Medan: UMSU PRESS
Fajri, R., Setyowati, E., & Siswidiyanto. (2015). Akuntabilitas Pemerintah Desa
Pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi Pada Kantor Desa Ketindan,
Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik
(JAP).
Hasman, Rasmah. Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Kecamatan
Kinovaro Kabupaten Sigi. Jurnal Katalogis, Vol. 3 No. 11: 107-117. 2015.
Heny Triastuti. (2015). Akuntansi Sektor Publik.
Justita Dura. (2016). Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi
Dana Desa, Kebijakan Desa, dan Kelembagaan Desa Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Pada Desa Gubugklakah
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang),. Jurnal JIBEKA.
Kholmi, Masiyah. “Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa”. Jurnal
Lestari, S. (2017). Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
(Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Banyudono). Skripsi.
Mahmudi. (2011). Akuntansi Sektor Publik.
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2009.
Mardiasmo. Otonomi Daerah dan dan manajemen keuangan Keuangan Daerah.
Mendina Amrul, A. (2018). Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Transparansi Publik Dan Aktivitas Pengendalian Terhadap Akuntabilitas
Keuangan Pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tanah Datar. Jurnal
riset akuntansi dan bisnis 140-15https://doi.org/10.30596/jrab.v18i2.3308
Muhammadiyah, U., Utara, S., Manajemen, A., Akuntansi, M., & Pendahuluan, I.
(2018). Analisis Akuntabilitas Dalam Kualitas Laporan Keuangan ( Studi
pada BAZNAS Provinsi Sumatera Utara ).
Nahruddin,(2014).Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Dana Desa Di
Desa Pao-Pao Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Otoritas : Jurnal
Ilmu Pemerintahanhttps://doi.org/10.26618/ojip.v4i2.95.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Data
Keuangan Desa.
Sari, E. N. (2012). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Penerapan
Akuntansi Sektor Publik Serta Dampaknya Terhadap Good Governance.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis.
SE. Ak, M. (2017). Analisis Transparansi Dan Akuntabilitas Pelaporan Alokasi
Dana Desa (Studi Kasus Desa Bengkel, Kec. Busungbiu, Kab. Buleleng).
Jimat (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha.
https://doi.org/10.23887/jimat.v7i1.10151
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang RI No. 6 Tahun Tentang Desa 2014.
Widiyanti, Arista. Akuntabilitas dan Transfaransi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
(Studi Pada Desa Sumberejo dan Desa Kandung di Kecamatan Winongan
Kabupaten Pasuruan). Skripsi, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
2017.
Widyanti, R. (2018). Analisis Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Dana
Desa pada Nagari Ulakan Kecamatab Ulakan Tapakis. Lppm Umsb.
Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2002