ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

137
i ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) DI DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SKRIPSI Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Oleh: PURBA DEBBY ARIMANONDANG 1401035358 AKUNTANSI PEMERINTAHAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2020

Transcript of ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

Page 1: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

i

ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DESA (APBDes)

DI DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Akuntansi

Oleh:

PURBA DEBBY ARIMANONDANG

1401035358

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020

Page 2: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

ii

Page 3: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

iii

Page 4: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

iv

Page 5: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

v

ABSTRAK

Purba Debby Arimanondang. Analisis Transparansi dan Akuntabilitas

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa

Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Dibawah

bimbingan Bapak Agus Iwan Kesuma dan Bapak Indra Suyoto Kurniawan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prinsip. Transparansi dan

Akuntabilitas Pemerintah Desa Jembayan dalam pengelolaan APBDes.

Prngumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan

dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah dengan indikator dari setiap

tahapan pengelolaan APBDes berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Jembayan masih belum

terbuka kepada masyarakat terkait informasi keuangan desa atau belum transparan

kepada masyarakat terkait pengelolaan APBDes. Akuntabilitas pengelolaan

APBDes oleh Pemerintah Desa Jembayan sudah dijalankan dengan baik sesui

dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa.

Kata Kunci : Transparansi, Akuntabilitas, APBDes

Page 6: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

vi

ABSTRACT

Purba Debby Arimanondang. Analysis of Transparency and

Accountability in Management of Village Revenue and Expenditure Budget

(APBDes) in Jembayan Village, Loa Kulu District, Kutai Kartanegara Regency.

Under the guidance of Mr. Agus Iwan Kesuma and Mr. Indra Suyoto Kurniawan.

This study aims to find out how the principle. Transparency and Accountability of

the Jembayan Village Government in the management of the Regional Budget.

Data collection is done by observation, interview and documentation. The

analytical tool used is an indicator from each stage of APBDes management

based on Permendagri Number 113 of 2014.

The results of this study indicate that the Jembayan Village Government is still

not open to the community regarding village financial information or has not been

transparent to the community regarding the management of the APBDes.

Accountability for APBDes management by the Jembayan Village Government

has been well implemented in accordance with Permendagri Number 113 of 2014

concerning Village Financial Management.

Keywords: Transparency, Accountability, APBDes

Page 7: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

segala karunia dan limpahan rahmatNya, yang akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Study pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mulawarman.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Masjaya, selaku Rektor Universitas Mulawarman.

2. Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mulawarman.

3. Iskandar, S.E, M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

4. Dr. Zaki Fakhroni, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

5. Bapak Agus Iwan Kesuma, SE., MA, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Indra

Suyoto Kurniawan selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberi semangat dan

dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Prof. Dr. Hj. Rusdiah Iakandar, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Wali yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

7. Para Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, saran dan masukan demi

perbaikan skripsi ini.

Page 8: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

viii

8. Perangkat Desa serta Masyarakat Desa Jembayan yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu penulis selama penelitian dan atas kesediaannya

menjadi objek penelitian.

9. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, yang

dengan penuh keikhlasan memberikan pelayanan terbaik.

10. Kedua Orang Tua penulis, yaitu Ayahanda Toni Purba dan Ibunda Hotmaida

Pasaribu tercinta serta saudara-saudaraku tercinta Ungkap Wino Sintong

Purba, Jonggi Parulian Purba, dan Putri Damayanti Purba yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat selama ini hingga skripsi ini bisa

terselesaikan.

11. Teman-teman Akuntansi Pemerintahan tahun 2014, teman-teman KKN serta

senior-senior yang telah membantu dan memberi semangat serta bekerjasama

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam skripsi ini, maka dengan

terbuka penulis menerima kritik dan saran guna perbaikan skripsi ini.

Samarinda,

Penulis

Page 9: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

HALAMAN IDENTITAS PENGGUJI .............................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7

2.1. Konsep Pengelolaan Keuangan Desa .................................................... 7

2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ............................................... 9

2.2.1. Pendapatan Desa ....................................................................... 10

2.2.2. Belanja Desa .............................................................................. 11

2.2.3. Pembiayaan Desa ...................................................................... 13

2.3. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dab Belanja Desa ........................ 14

2.3.1. Tahap Perencanaan/ Penganggaran APBDes ............................ 14

2.3.2. Tahap Pelaksanaan APBDes ..................................................... 19

2.3.3. Tahap Penatausahaan APBDes ................................................. 26

2.3.4. Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBDes................ 28

2.4. Transparansi ........................................................................................ 32

2.5. Akuntabilitas ....................................................................................... 33

2.6. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 33

2.7. Kerangka Konseptual .......................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 36

3.1. Definisi Operasional ............................................................................ 36

3.2. Tempat Penelitian ................................................................................ 37

3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 38

Page 10: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

x

3.3.1. Jenis Data .................................................................................. 38

3.3.2. Sumber Data .............................................................................. 39

3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 39

3.5. Alat Analisis ........................................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 48

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian .............................................................. 48

4.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Loa Kulu ................................... 48

4.1.2. Gambaran Umum Desa Jembayan ............................................ 49

4.2. Hasil Analisis Penelitian ..................................................................... 52

4.2.1. Transparansi Pengelolaan APBDes Jembayan .......................... 57

4.2.2. Akuntabilitas Pemerintah Desa Jembayan

dalam Pengelolaan APBDes ...................................................... 60

1. Akuntabilitas dalam Perencanaan/ Penganggaran

APBDes di Desa Jembayan .................................................. 60

2. Akuntabilitas dalam Pelaksanaan APBDes

Di Desa Jembayan ................................................................. 66

3. Akuntabilitas dalam Penatausahaan APBDes

Di Desa Jembayan ................................................................. 68

4. Akuntabilitas dalam Pelaporan dan

Pertanggungjawaban Di Desa Jembayan .............................. 70

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 74

4.3.1. Hasil Implementasi Prinsip Transparansi

Pengelolaan APBDes ................................................................. 74

4.3.2. Hasil Implementasi Prinsip Akuntabilitas

Pengelolaan APBDes ................................................................. 75

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 78

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 78

5.2. Saran .................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

LAMPIRAN .......................................................................................................... 83

Page 11: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 34

Tabel 4.1 Kondisi Desa Jembayan ......................................................................... 49

Tabel 4.2. Visi dan Misi Desa Jembayan ............................................................... 50

Tabel 4.3. APBDes Desa Jembayan Tahun Anggaran 2018 .................................. 52

Tabel 4.4. Rekapitulasi Transparansi Pengelolaan APBDes Jembayan ................ 59

Tabel 4.5 Rekapitulasi Akuntabilitas dalam Tahap Perencanaan .......................... 62

Tabel 4.6. Ketetapan Anggaran Belanja Desa Jembayan ...................................... 65

Table 4.7. Rekapitulasi Akuntabilitas Pelaksanaan APBDes di Desa

Jembayan ............................................................................................... 67

Tabel 4.8. Rekapitulasi Akuntabilitas dalam Tahap Penatausahaan

APBDes di Desa Jembayan ................................................................... 70

Tabel 4.9. Rekapitulasi Akuntabilitas dalam Tahap Pelaporan dan

Pertanggungjawaban APBDes di Desa Jembayan ................................ 73

Page 12: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 35

Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan

Desa Jembayan ................................................................................. 51

Page 13: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

xiii

DAFTAR SINGKATAN

APBDes Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BPD Badan Permusyawaratan Desa

RPJMDes Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

RKPDes Rencana Kerja Pemerintah Desa

RAB Rencana Anggaran Biaya

SPP Surat Permintaan Pembayaran

BKU Buku Kas Umum

Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri

Page 14: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPJMDes .......................................................................................... 84

Lampiran 2. Peraturan Desa Tentang APBDes ...................................................... 87

Lampiran 3. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes ........................................... 97

Lampiran 4. Absensi Penyelenggaraan Musyawarah Desa ................................... 98

Lampiran 5. Surat Permintaan Pembayaran ........................................................... 99

Lampiran 6. Tanda Bukti Pengeluaran Uang ....................................................... 100

Lampiran 7. Pernyataan Tanggungjawab Belanja ............................................... 101

Lampiran 8. Bukti Pencairan SPP ........................................................................ 102

Lampiran 9. Rencana Anggaran Biaya ................................................................ 103

Lampiran 10. Buku Kas Pembantu Pajak ............................................................ 106

Lampiran 11 Buku Kas Umum ............................................................................ 115

Lampiran 12 Buku Bank Desa ............................................................................. 118

Lampiran 13 Gambar Proyek Pembangunan Desa .............................................. 119

Lampiran 14 Daftar Pertanyaan Wawancara ....................................................... 120

Page 15: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak desa sebagai wilayah

pemerintahan terkecil suatu negara. Desa merupakan kelompok sosial yang

berhak berdiri sendiri untuk menentukan arah tindakannya sendiri. Desa

merupakan instansi sosial yang memiliki posisi sangat penting di masyarakat.

Desa merupakan suatu lembaga yang terbentuk dari berbagai macam tradisi, adat

istiadat, kebiasaan yang menjadi hukum yang telah menjadi pedoman dalam

bermasyarakat.

Dalam Permendagri Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, dikatakan

bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum dengan batas-batas wilayah yang

luasnya telah ditentukan dan memiliki kebebasan untuk mengurus dan mengelola

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan denga nasal usul adat istiadat yang

diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan NKRI.

Sedangkan dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, dinyatakan bahwa Desa atau yang disebut dengan

nama lain, merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang memiliki hak otonom untuk mengatur kepentingannya sendiri, dalam hal

pemerintahan.

Melalui UU Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah desa telah diberikan

kebebasan yang lebih besar untuk mengelola keuangan desa yang terdiri dari

Page 16: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

2

Perencanaan, pengenggaran, dan pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dalam

proses pembangunan desa.

Sejauh ini keuangan desa dapat diartikan sebagai semua harta milik desa,

dapat berupa uang ataupun barang dimana kepemiikan tersebut juga dijadikan hak

serta kewajiban. Semua harta milik desa tersebut kemudian akan digunakan untuk

keperluan pemenuhan hak dan kewajiban tersebut. Keuangan desa juga

merupakan bagian dari Keuangan Negara, yang diatur dalam UU Nomor 17

Tahun 2003.

Dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengeolaan

Keuangan Desa, APBDes merupakan agenda keuangan pemerintah desa setiap

tahun. Agenda tersebut dikelola berdasarkan harapan dan kebutuhan masyarakat

dan bagian dari rencana pengelolaan program kerja desa. Partisipasi merupakan

bentuk kedaulatan masyarakat yang menjadikan mereka sebagai awal dan target

pembangunan.

Dengan diterbitkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dimana

Pemerintah Desa memiliki kebebasan yang lebih besar untuk melakukan

perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan keuangan desadalam hal

pelaksanaan pembangunan desa. Hal ini tidak luput dari prinsip pengelolaan

keuangan desa, bahwasanyan keuangan desa dikelola berdasarkan prinsip

transparan, akuntabel dan partisipatif. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya

kecurangan atau penyelewengan dalam pengelolaan keuangan desa.

ADD yang dialokasikan langsung dari APBN dan APBD harus

diinformasikan secara transparan dan jujur atau terbuka kepada masyarakat.

Page 17: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

3

Hal tersebut untuk menghindari terjadinya penyelewengan dana, kecurigaan

publik, dan agar pembangunan yang sedang dikerjakan di desa dapat berlangsung

secara kondusif. Dana Desa pada intinya dipergunakan untuk mensejahterakan

masyarakat, membangun infrastruktur yang dibutuhkan, meningkatkan

perekonomian warga dan pemberdayaan lainnya. Dana Desa merupakan berkah

dan potensi bencana. Pasalnya, jika tidak dikelola dengan baik, dana berjumlah

milyaran tersebut akan berubah menjadi bencana.

Dalam UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dijelaskan bahwa Dana Desa

wajib digunakan untuk 4 (empat) kepentingan utama, yaitu untuk menjalankan

sistem pemerintahan desa, pembangunan infrastruktur desa, pembinaan dan

pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian Pemerintah Desa dituntut untuk

menyelenggarakan pengelolaan pemerintahan yang bersifat akuntabel. Sejalan

dengan itu, aspek transparansi dan partisipasi menjadi 2 (dua) kata kunci penting

dalam penyelenggaraan keuangan desa yang baik.

Partisipasi dari masyarakat merupakan inti dari pelaksanaan pembangunan

sejak perencanaan hingga pertanggungjawaban. Masyarakat menjadi bagian

langsung dari proses tersebut pada lingkup tertentu. Peranan masyarakat

diharapkan dapat memperkuat kemungkinan masuknya agenda-agenda penting

masyarakat berbasis pada data yang dibangun secara kolektif. Kemendes juga

berharap supaya ketika membangun infrastruktur dan pembangunan desa harus

dilakukan melalui padat karya dan tidak diperbolehkan melibatkan pihak ketiga

diluar masyarakat desa itu sendiri, dengan kata lain pembangunan desa tidak

boleh diproyekkan. Artinya, tenaga kerjanya merupakan masyrakat setempat

Page 18: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

4

agar roda perekonomian masyarakat dilingkungan desa tersebut mengalami

perkembangan. Sebab tujuan utama pemberian Dana Desa adalah untuk membuat

masyarakat membuat masyarakat lebih sejahtera dan memajukan seluruh desa di

Indonesia. Hal-hal yang perlu dilaksanakan oleh pemerintah desa dalam

mewujudkan asas transparansi adalah pemberian informasi secara terbuka dan

mudah diakses oleh masyarakat. Seperti pemasangan baliho atau poster yang

memuat informasi mengenai APBDes yang dikelola. Masyarakat juga diminta

untuk peduli terhadap pengelolaan keuangan desa yang dilakukan oleh pemerintah

desa, karena masyarakat diberi wewenang sebagai pengewas pengelola keuangan

desa secara langsung. Serta masyarakat juga harus mengahadiri Musyawarah Desa

yang dilakukan setiap tahunnya.

Mengacu pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan

mengangkat masalah tentang bagaimana penerapan asas transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan APBDes di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu

Kabupaten Kutai Kartanegara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

sejauh mana Pemerintah Desa telah berupaya mewujudkan asas-asas transparansi

dan akuntabilitas pengelolaan APBDes. Peneliti akan mrlihat seperti apa

penerapan asas-asas transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan APBDes

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban. Adapun judul yang diambil untuk penelitian ini adalah

“Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu

Kabupaten Kutai Kartanegara”.

Page 19: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

5

1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka untuk lebih

memperjelas kajian masalah di dalam penelitian ini, peneliti menyusun rumusan

masalah kedalan beberapa pertanyaan berikut:

1. Apakah transparansi dalam pengelolaan APBDes di Desa Jembayan

telah sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa?

2. Apakah akuntabilitas dalam pengelolaan APBDes di Desa Jembayan

telah sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana Pemerintah Desa Jembayan telah

menerapkan prinsip transparansi pengelolaan APBDes berdasarkan

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014.

2. Untuk mengetahui sejauh mana Pemerintah Desa Jembayan telah

menerapkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan APBDes

berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan bagi para akademisi,

agar dapat mengetahui tata kelola APBDes dengan baik dan dapat

Page 20: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

6

memberikan peranan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian ini juga diharapkan bisa mengembangkan konsep terhadap

pemberian kebijakan, agar penerapannya tidak ada perbedaan pendapat antara

pemerintah pusat, daerah desa dan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan pengembangan ilmu

pengetahuan mengenai tata kelola APBDes dan pengaplikasiannya. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak pemerintah desa dalam

hal pengelolaan APBDes yang terbuka (transparan) dan bertanggungjawab

(akuntabel) dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang baik.

Page 21: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan Desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Keuangan Desa pada

dasarnya merupakan bagian dari Keuangan Negara sesuai dengan yang tertulis

dalam UU No. 17 Tahun 2003, Tentang Keuangan Negara.

Dengan disahkannya UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa, tepat ditanggal

15 Januari 2014, regulasi tentang desa mengalami perubahan yang besar. Pada

hakikatnya Undang-Undang tentang desa memiliki tujuan memberikan kebebasan

yang lebih luas untuk desa dalam bidang pengelolaan pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa

atas dasar kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang didasarkan pada gagasan

masyarakat, hak asal usul, tradisi serta adat istiadat setempat.

Pengelolaan Keuangan Desa merupakan seluruh kegiatan Pemerintah Desa

yang terdiri dari kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan pembangunan desa,

kegiatan penatausahaan, pelaporan serta pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan desa. Pemerintah Desa dipimpin oleh Kepala Desa atau yang disebut

dengan nama lain bekerjasama dengan semua perangkat desa yang merupakan

penyelenggara Pemerintahan Desa.

Page 22: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

8

Beberapa prinsip dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan desa yang

telah diatur antara lain:

1) Rancangan APBDes yang berdasarkan program

2) Rancangan APBDes yang berdasarkan pada peran serta masyarakat desa

setempat

3) Keuangan dikelola berdasarkan prinsip akuntabel (bertangguungjawab),

terbuka (transparan), dan responsip (daya tanggap) terhadap prioritas

kebutuhan masyarakat.

4) Memelihara dan mengembangkan pemerintahan, pembangunan serta

kemasyarakatan berupa pengembangan pelayanan dan pemberdayaan

kemasyarakatan.

Ada sejumlah prinsip atau asas yang perlu dipenuhi dan harus dijadikan

pedoman demi terwujudnya efektivitas serta efisiensi dalam penyelenggaraan

pengelolaan keuangan desa. Asas atau prinsip-prinsip yang dimaksud adalah

transparansi (keterbukaan) dan asas akuntabilitas (pertanggungjawaban). Kedua

prinsip tersebut perlu dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan pengelolaan

keuangan desa, agar Dana Desa yang jumlahnya sangat terbatas dapat digunakan

secara efektif dan efisien, ekonomis dan berkeadilan.

Disebutkan dalam Permendagri No.113 Tahun 2014, bahwasanya Kepala

Desa adalah pemegang kekuasaan atas pengelolaan keuangan desa yang juga

mewakili seluruh Pemerintah Desa atas kepemilikan harta atau kekayaan desa

yang dipisahkan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala Desa didampingi

oleh PTPKD (Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa) PTPKD

Page 23: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

9

beranggotakan Sekertaris Desa, Kepala Seksi, dan juuga Bendahara Desa. PTPKD

dibentukmelalui keputusan Kepala Desa.

Coordinator PTPKD adalah Sekertaris Desa. Kepala Seksi bertugas

sebagai pelaksana kegiatan yang sesuai dengan bidangnya. Jabatan Bendahara

Desa diemban oleh staf yang bekerja pada urusan keuangan, Bendahara Desa

mengemban tugas dalam tahap penatausahaan pengelolaan keuangan desa, yaitu

dalam hal penerimaan, penyimpanan, penyetoran/ pembayaran, penatausahaan,

serta mempertanggungjawabkan semua transaksi yang berkaitan dengan APBDes.

2.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Menurut Permendagri No.113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa, APBDes merupakan rencana keuangan yang disusun setiap tahunnya oleh

Pemerintah Desa. Perencanaan APBDes merupakan persoalan pengelolaan opini

dan kebutuhan masyarakat dan bagian dari agenda dan program Pemerintah Desa

dalam kinerjanya.

Sebelum menyusun APBDes harus diawali dengan penyusunan rencana

kerja tahunan. Pendapatan yang diperoleh akan digunakan untuk mendanai

pelaksanaan program-program tersebut. Dalam hal pembangunan, diperlukan

setidaknya 3 (tiga) prinsip berikut:

1) Adanya fasilitas untuk mengembangkan ekonomi produktif

2) Adanya peningkatan serta jaminan pemerataan pembangunan

3) Mendorong pemberdayaan masyarakat

Struktur APBDes menurut Permendagri No.113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, pendapatan dan belanja desa merupakan komponen

Page 24: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

10

utama dalam pengelolaan keuangan desa.

2.2.1. Pendapatan Desa

Pendapatan desa merupakan penerimaan hak desa yang dapat dinilai

dengan uang yang diterima melalui Rekening Desa yang ditransfer setiap

tahunnya tanppa perlu dilakukan pembayaran kembali. Penggunaan pendapatan

desa ini kemudian ditetapkan dalam APBDes APBDes berpedoman dengan

APBD yang telah ditetapkan oleh Bupati, dan APBDes dibetuk oleh Kepala Desa

dan juga anggota BPD.

Pendapatan desa adalah sumber daya yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa. Pendapatan Desa berasal dari PADes, hasil

usaha di desa, bantuan pemerintah pusat, bantuan pemerintah provinsi.

Pemerintah kabupaten serta sumbangan atau hibah.

Adapun dalam Pasal 72 UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa, menyatakan

bahwa sumber-sumber pendapatan desa berasal dari:

a) Pendapatan Asli Desa, yaitu pendapatan yang bersumber dari hasil usaha

desa, hasil aset desa, swadaya (kekuatan) dan peran serta masyarakat, gotong

royong, dan lain-lain Pendapatan Asli Desa.

b) Dana yang dialokasikan langsung dari APBN

c) Bagian dari hasil pajak serta retribusi yang bersumber dari daerah kabupaten/

kota.

d) ADD yang merupakan komponen dari dana perimbangan yang diperoleh

Kabupaten/ Kota.

e) Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/ Kota.

Page 25: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

11

f) Hibah (pemberian secara sukarela) dan sumbangan yang tidak mengikat dari

pihak ketiga.

g) Lain-lain pendapatan desa yang sah.

Alokasi anggaran yang berasal dari APBN dilakukan dengan

mengefektifkan kegiatan yang berbasis desa secara merata dan adil.

Pengalokasian Dana Desa yang berasal dari APBN dihitung berdasarkan jumlah

desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka

kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis. Secara teknis Dana

Desa dari APBN ditransfer melalui APBD kabupaten yang kemudian ditransfer

lagi ke Rekening Desa. Sementara itu bagian dari pajak dan retribusi daerah

ditetapkan minimal 10% dari hasil pungutan pajak dan retribusi daerah. Kemudian

untuk ADD ditetapkan minimal 10% dari dana perimbangan yang diterima

kabupaten/kota dalam APBD setelah dikurangkan dengan Dana Alokasi Khusus

(DAK).

2.2.2. Belanja Desa

Seperti yang tertulis dalam Permendagri No.113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, belanja desa merupakan pengeluaran yang dilakukan

menggunakan rekening desa untuk melaksanakan semua kegiatan kerja desadan

merupakan suatu kewajiban bagi desa dalam jangka waktu 1 (satu) tahun

anggaran yang tidak diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa

disusun berdasarkan belanja langsung dan juga belanja yang bersifat tidak

langsung. Belanja langsung tersusun atas belanja pegawai, belanja barang dan

belanja modal. Belanja yang bersifat tidak langsung terdiri atas belanja pegawai/

Page 26: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

12

Pengehasilan tetap, belanja subsidi, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan belanja

tak terduga. Belanja desa yang disusun di dalam APBDes kemudian digunakan

minimal:

a) 70% untuk mendnai kelangsungan pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa.

b) 30% untuk upah/ gaji dan tunjangan Kepala Desa serta para Perangkat Desa,

operasional pemerintah desa, tunjangan serta operasional BPD dan insentif

RT/RW.

Berdasarkan APBDes, pemerintah desa melaksanakan program yang telah

memperoleh alokasi anggaran. Program yang diajukan untuk memperoleh alokasi

anggaran pada APBDes pada umumnya diturunkan dari dokumen rencana kerja

tahunan desa atau yang sering disebut RKPDes yang merupakn rencana-rencana

kerja desa dalam satu tahun yang berpedoman dari rencana 6 (enam) tahun desa

yang disebut RPJMDes.

Kelompok belanja desa disusun atas kegiatan-kegiatan kerja yang sama

dengan keperluan masyarakat desa, yang telah tertuang dalam dokumen RKPDes.

Jenis-jenis belanja desa antara lain:

a) Belanja Pegawai

b) Belanja Barang dan Jasa

c) Belanja Modal

Page 27: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

13

2.2.3. Pembiayaan Desa

Dalam Permendagri No.113 Tahun 2014, dikatakan bahwa pembiayaan

desa terdiri atas segala penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang dimana

dana tersebut kemudian harus diterima kembali pembayarannya pada tahun yang

sama maupun tahun berikutnya. Pembiayaan desa harus disesuaikan dengan

kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh desa, serta tidak menjadi beban

untuk keuangan desa pada suatu tahun anggaran tertentu.

Pencatatan dalam Buku Rincian Pembiayaan digunakan untuk

mengklasifikasikan semua rincian dari realisasi pembiayaan. Pencatatan tersebut

diperlukan untuk melakukan pencatatan ke dalam Laporan Realisasi APBDes.

Pencatatan harus diterapkan secara benar dan tertib, yaitu pengakuan atas

transaksi terjadi ketika kas diterima/ dikeluarkan dengan dilengkapi bukti-bukti

yang lengkap dan sah.

Berikut ini merupakan kelompok pembiayaan desa:

1) Penerimaan Pembiayaan

a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang berasal dari tahun

sebelumnya.

b) Pencairan Dana Cadangan

c) Hasil dari penjualan kekayaan milik desa yang dipisahkan

2) Pengeluaran Pembiayaan

a) Pembentukan Dana Cadangan

b) Penyertaan Modal Desa

Page 28: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

14

2.3. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

2.3.1. Tahap Perencanaan dan Penganggaran APBDes

Tahan Perencanaan

Perencanaan pembangunan desa adalah tahapan kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan BPD dan unsur

masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya

desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Pemerintah Desa

menyusun perencanaan pebangunan desa sesuai dengan mengacu pada

perencanaan pembangunan kabupaten/ kota. Perencanaan pembangunan desa

meliputi RJMDEs dan RKPDes yang disusun secara berjangka dan ditetapkan

dengan peraturan desa. RPJMDes disusun untuk jangka waktu 6 (enam) tahun

sedangkan RKPDes, disusun untuk jangka waktu 1 tahun. RKPDes merupakan

penjabaran dari RPJMDes dan disusun berdasarkan hasil kesepakatan dalam

musyawarah desa yang dilaksanakan paling lambat pada bulan Juni tahun

anggaran berjalan. RPJMDes ditetapkan dalam jangka waktu paling lambat 3

(tiga) bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa. RKPDes mulai disusun oleh

pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan. Berdasarkan RKPDes yang sudah

disusun tersebut, Sekertaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDes. Sekertaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang

APBDes kepada Kepala Desa dan kemudian Kepala Desa menyampaikan kepada

BPD untuk dibahas dan harus disepakati bersama paling lambat bulan Oktober

tahun berjalan. Raperdes yang telah disepakati kemusdian disampaikan oleh

Kepala Desa kepada Bupati/ Walikota melalui Camat, paling lambat 3(tiga) hari

Page 29: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

15

sejak disepakati untuk dievaluasi. Bupati/ Walikota menetapkan hasil evaluasi

Rancagan APBDes paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya

Raperdes tentang APBDes. Jika Bupati/ Walikota tidak memberikan hasil evaluasi

sampai batas waktu yang ditentukan, maka Raperdes tersebut dapat diberlakukan

sendiri oleh Pemerintah Desa. Jika Bupati/ Walikota memberikan hasil evaluasi,

dan tidak sesuai dengan kepentingan umum ataupun peratura perundang-

undangan, maka Kepala Desa harus melakukan penyempurnaan dalam waktu 7

(tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

a) Penyusunan RPJMDes

Rancangan RPJMDes memuat visi dan misi Kepala Desa, arah kebijakan

pembangunan desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan

pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan

desa, dan pemberdayaan amasyarakat desa.

Adapun tahapan-tahapan dalam penyusunan RPJMDes antara lain seagai

berikut:

1. Pembentukan Tim Penyusun RPJMDes

2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten.

3. Pengkajian keadaan desa.

4. Penyusunan rencana pembangunan desa melalui Musyawarah Desa

(Musdes).

5. Penyusunan rancangan RPJMDes.

6. Penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah

perencanaan pembangunan dea

Page 30: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

16

7. Penetapan RPJMDes

b) Penyusunan RKPDes

Rencana Kerja Pemeritah Desa (RKPDes) merupakan dokumen

perencanaan yang memuat pokok-pokok kebijakan pembangunan di desa dan

mengarahkan pencapaian tujuan, visi dan misi desa. Sehingga dengan RKPDes ini

pembangunan desa sesuai dengan arah dan tujuannya untuk mencapai tujuan

bersama, baik masyarakat, desa, daerah dan negara.

Tujuan RKPDes adalah terwujudnya perecanaan desa dalam usaha

mewujudkan rencana pembangunan jangka menengah desa. dan tercapainya

pemanfaatan potensi desa secara maksimal, efisien, efektif da ekonomis dalam

pembangunan desa menuju desa yang maju, mandiri dan sejahtera.

Penyusunan RKPDes dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:

1. Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa.

2. Pembentukan tim penyusun RKPDes

3. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/ kegiatan

masuk ke desa

4. Pencermatan ulang dokumen RPJMDes

5. Penyusunan Rancangan RKPDes

6. Penyusunan RKPDes melalui musyawarah perencanaan pmbangunan desa

7. Penetapan RKPDes

8. Perubahan RKPDes

9. Pengajuan daftar usulan RKPDes.

Page 31: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

17

Musyawarah desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh BPD,

Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat desa untuk memusyawarahkan hal yang

bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Musyawarah Desa

wajib dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun. Pelaksanaan Musdes dibiayai

dari APBDes. Pelaksanaan Musdes dilakukan dengan Ketua BPD sebagai

pimpinan siding, ketua panitia musdes sebagai moderator, dan sekertaris sebagai

Notulen. Hasil kesepakatan dalam Musdes dituangkan dalam berita acara dan

menjadi pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun RPJMDes.

Tahap Penganggaran

Setelah RKPDes ditetapkan maka dilanjutkan proses penyusunan

APBDes. Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya yang telah ditetapkan

dalam RKPDes dijadikan pedoman dalam proses penganggarannya. APBDes

merupakan rencana anggaran keuangan tahunan pemerintah desa yang ditetapkan

untuk menyelenggarakan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan desa.

Proses penyusunan APBDes adalah sebagai berikut:

1. Pelaksana kegiatan menyampaikan usulan anggaran kegiatan kepada

Sekertaris desa berdasarkan RKPDes yang telah ditetapkan.

2. Sekertaris desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes

(RAPBDes) dan menyampaikan kepada kepala desa

3. Kepala desa selanjutnya menyampaikan kepada BPD untuk dibahas dan

disepakati bersama. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes

disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan antara

Kepala Desa dan BPD.

Page 32: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

18

4. Raperdes tentang APBDes yang telah dsepakati bersama sebagaimana

selanjutnya disampaikan kepada kepala desa kepada Bupati/ Walikota

melalui Camat paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diepakati untuk

dievaluasi.

5. Bupati/ Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDes paling

lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan

Desa tentang APBDes.

6. Peraturan Desa tentang APBDes ditetapkan paling lambat tanggal 31

Desember tahun anggaran berjalan.

Ketentuan penggunaan anggaran belanja desa yang diatur dalam

Permendagri 113 tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Paling sedikit 70% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

a) mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa

b) pelaksanaan pembangunan desa

c) pembinaan kemasyarakatan desa

d) pemberdayaan masyarakat desa.

2. Paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

a) Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa

b) Operasional pemerintah desa

c) Tunjangan dan operasional BPD

d) Insentif RT dan RW.

Page 33: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

19

3. Alokasi Dana Desa (ADD) digunakan untuk membiayai Penghasilan tetap,

operasional pemerintah desa, dan tunjangan dan operasional BPD serta

insentif RT/RW

4. Penggunaan Dana Desa (DD) diprioritaskan untuk membiayai

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.kebutuhan pembangunan

meliputi tetapi tidak terbatas pada kebutuhan primer, pelayanan dasar,

lingkungan,dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

2.3.2. Tahap Pelaksanaan APBDes

Dalam Permendagri nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa, bahwasanya terdapat beberapa prinsip umum yang harus ditaati

yang memcakup penerimaan dan pengeluaran. Prinsip-prinsip tersebu adalah

sebagai berikut:

a) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaak

kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

b) Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan diwilayahnya

maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota.

c) Semua penerimaan dan pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap

dan sah.

d) Bendahara desa dapat menyimpan uang dalam kas desa dalam jumlah tertentu

dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa, dan dan

jumlah uang dalam kas tersebut ditetapkan dalam peraturan Bupati/ Walikota.

Page 34: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

20

e) Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan dengan menggunakan kas tunai

melalui pelaksana kegiatan (panjar kegiatan) dan dengan prsetujuan dari

kepala desa setelah melalui verifikasi sekertaris desa.

Pelaksanaan Penerimaan Pendapatan

Pelaksanaan penerimaan pendapatan adalah proses menerima dan

mencatat pendapatan desa. Pendapatan desa yang bersifat Pendapatan Asli Desa

berasal dari masyarakat dan ligkungan desa, sedangkan pendapatan transfer

berasal dari pemerintah supra desa. pihak yang terkait dalam proses penerimaan

pendapatan adalah pemberi dana (Pemerintah Pusat/Provinsi/ Kabupaten/ Kota)

dan peneriman dana (bendahara desa/ pelaksana kegiatan dll). Ada beberapa

sumber pendapatan desa, antara lain:

a. Pendapatan Asli Desa

Kelompok pendapatan asli desa meliputi hasil usaha, hasil aset,

swadaya, partisipasi dan gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa

yang sah. Seluruh pendapatan yang diterima oleh Bendahara Desa harus

disetorkan ke dalam rekening kas desa. setiap dan harus dilengkapi bukti

yang sah.

b. Transfer Desa

Pendapatan transfer desa berasal dari pemerintah supra desa yang

menyalurkan dana kepada desa sesuai amanat ketentuan yang berlaku atau

bantuan keuangan kepada desa. dana transfer yang akan diberikan kepada

desa telah tertuang dalam APBD Provinsi/Kabupaten/ Kota yang

bersangkutan yang sebelumnya telah diinformasikan kepada desa yaitu 10

Page 35: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

21

(sepuluh) hari setelah KUA/PPAS disepakati kepala daerah dan DPRD.

Besaran alokasi yang diterima desa secara umum ditetapkan dalam bentuk

Keputusan Kepala Daerah tentang penetapan besaran alokasi, misalnya

Keputusan Gubernur/ Bupati/ Walikotatentang Penetapan Besaran Dana

Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak/ Retribusi da Bantuan Keuangan.

Atas alokasi anggaran tersebut selanjutnya dilakukan penyaluran dana kepada

desa secara bertahap sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap tahap penyaluran

memiliki syarat yang telah ditentukan dan diatur dalam Peraturan Kepala

Daerah yang mengacu pada peraturan yang lebih tinggi.

Dana desa ditransfer melalui APBD kabupaten/ kota untuk selanjutnya

ditransfer ke APBDes. Penyaluran dana desa dilakukan dengan cara

pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD, selanjutnya dari kabupaten/ kota

disalurkan ke desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUD ke

rekening desa. peyaluran dana desa dilakukan secara bertahap pada tahun

anggaran berjalan dengan ketentuan:

a) Tahap I pada bulan April sebesar 40%

b) Tahap II pada bulan Agustus sebesr 40%

c) Tahap III pada bulan November sebesar 20%

Penyaluran dana desa setiap tahap dilakukan paling lambat pada

minggu kedua, yang dilakukan paling lambt 7(tujuh) hari kerja setelah

diterima di Kas Daerah. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD

dilakukan dengan syarat:

Page 36: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

22

a) Peraturan Bupati/ Walikota mengenai tata cara pembagian dan

penetapan besaran Dana Desa telah disampaikan kepada Menteri.

b) APBD Kabupaten/ Kota telah ditetapkan.

Alokasi dana desa, bagi hasil pajak dan retribusi daerah, abntuan

keuangan perlu juga diatur mekanismenya. Mekanisme penyeluran beserta

persyaratan untuk dana-dana tersebut lebih lanjut akan diatur dalam

peraturan Bupati/ Walikota.

c. Pendapatan Lain-Lain

Kelompok pendapatan lain-lain meliputi hibah, sumbangan dari pihak

ketiga yang tidak mengikat dan lain-lain pendapatan desa yang sah.

Pelaksanaan penerimaan dari hibah, sumbangan dan lain-lain pendapatan desa

yang sah , berupa Kas dilakukan melalui bendahara desa. Pendapatan yang

diterima dalam bentuk kas tunai oleh bendahara desa harus segera disetorkan

ke Rekening Kas Desa. Pencatatan penerimaan dari hibah, sumbangan dan

lain-lain pendapatan desa yang sah harus disertai dengan bukti yang lengkap

dan sah antara lain kuitansi penerimaan.

Pelaksanaan Pengeluaran / Belanja

Belanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembanguan

yang disepakati dalam musyawarah desa dan sesuain dengan prioritas pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah. Hal tersebut seluruhnya tertuang dlam RKPDes

yang pelaksanaaknnyan akan diwujudkan melalui APBDes. Setelah APBDes

ditetapkan dalam bentuk peraturan desa, program dan kegiatan sebagaimana yang

telah direncanakan baru dapat dilaksanakan. Hal ini dikecualikan untuk belanja

Page 37: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

23

pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang diatur dalam

Keputusan Kepala Desa. Dengan adanya ketentuan dari kepala desa tersebut,

maka belanja pegawai dan operasional dapat dilakukan tanpa perlu menunggu

penetapan APBDes. Pelaksanaan APBDes dilakukan sesuai dengan kewenangan

yang dimiliki oleh desa berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kegiatan awal yang harus dilakukan pada tahap iini meliputi:

a) Penyusunan RAB

Sebelum menyuun RAB, harus dipastikan tersedia data tentang

standar harga barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan. Standar harga tersebut diperoleh melalui survey harga dilokasi

setempat. Dalam hal atau kondisi tertentu, standar harga untuk barang dan

jasa tertentu dapat menggunakan standar harga barang/ jasa yang ditetapkan

pemerintah kabupaten/ kota. Adapun prosedur dan tata cara penyusunan RAB

adalah sebagai berikut:

1) Pelaksana kegiatan (Kepala Seksi) menyiapkan RAB untuk semua

rencana kegiatan.

2) Sekertaris desa memverifikasi RAB dimaksud

3) Kepala Seksi mengajukan RAB yang sudah diverifikasi kepada Kepala

Desa

4) Kepala Desa menyetujui dan mensahkan RAB.

b) Pengadaan barang dan jasa

Berdasarkan RAB yang telah disahkan kepala desa dan rencana teknis

pengerjaan kegiatan di lapangan, Kaur/ Kepala Seksi memproses dan

Page 38: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

24

memfasilitasi pengadaan barang dan jasa guna menyediakan barang/ jasa

sesuai kebutuhan suatu kegiatan yang akan dikerjakan, baik yang dilakukan

secara swakelola maupun oleh pihak ketiga. Pengadaan barang dan jasa diatur

dengan peraturan bupati/ walikota dengan berpedoman pada ketentuan

peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, setiap Bupati/ Walikota

wajib menerbitkan Peraturan Bupati/ Walikota yang mengatur tatacara dan

menggariskan ketentuan pengadaan barang dan jasa di desa.

c) Pengajuan SPP

Pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:

1) Berdasarkan RAB, Pelaksana Kegiatan membuat SPP kepada Kepala

Desa dilengkapi dengan pernyataan tanggungjawab belanja dan bukti

transaksi

2) Sekretaris desa melakukan verifikasi terhadap SPP beserta lampirannya

3) Kepala Seksi mengajukan dokumen SPP yang sudah diverifikasi kepada

Kepala Desa.

4) Kepala Desa menyetuji SPP dan untuk selanjutnya dilakukan

pembayaran.

d) Pembayaran

Prosedur dan tatacara pembayaran ditetapkan sebagai berikut:

1) Kepala Seksi/ Kaur menyerahkan dokumen SPP yang telah disetujui/

disahkan Kepala Desa

2) Bendahara melakukan pembayaran sesuai dengan SPP

Page 39: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

25

3) Bendahara melakukan pencatatan atas pengeluaran yang terjadi

Bendahara desa wajib memungut pajak penghasilah dan pajak lainnya,

wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang

dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

e) Pelaporan akhir pelaksanaan kegiatan

Kepala Seksi/ Kaur/ Pelaksana kegiatan bertanggungjawab terhadap

tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatam

dengan menggunakan Buku Kas Pembantu kegiatan sebagai pertanggungjawaban

pelaksana kegiatan di desa. Buku kas pembantu kegiatan ini berfungsi untuk

mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan

kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

f) Pengerjaan Laporan pengelolaan keuangan desa

Sekertaris desa sebagai Koordinator PPKD bekerjasama dengan Kaur

Keuangan melalui penatausahaan dan menyusun semua bukti-bukti pengeluaran

atas uang yang telah dikeluarkan.

Pelaksanaan Pembiayaan

Pelaksanaan pembiayaan mencakup penerimaan pembiayaan dan

pengeluaran pembiayaan.

a) Penerimaan pembiayaan mencakup SiLPA tahun sebelumnya, pencairan dana

cadangan dan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

b) Pengeluaran pembiayaan diantaranya pembentukan dana cadangan dan

penyertaan modal desa. pembentukan dana cadangan dilakukan setelah

Page 40: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

26

adanya penetapan persetujuan melalui peraturan desa. pembentukan dna

cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri dan penganggarannya tidak

melebihi tahun akhir masa jabatan Kepala Desa. begitu juga halnya dengan

penyertaan modal desa, pelaksanaannya dilakukan setelah mendapat

persetujuan dari BPD.

2.3.3. Tahap Pentausahaan APBDes

Penatausahaan Keuangan Desa adalah kegiatan pencatatan yang

khususnya dilaksanakan oleh Bendahara Desa. Bendahara Desa wajib melakukan

pencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan dan

pengeluaran. bendahara desa melakukan pencatatan secara sistematis dan

kronologis atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi. Bendahara desa wajib

memahami beberapa hal yang menjadi ketentuan pokok dalam penatausahaan,

agar kegiatan penatausahaan berlangsung secara benar dan tertib. Secara ringkas,

ketentuan pokok yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Bendahara desa wajib melakukan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan

maupun pengeluaran.

2) Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang

menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan

kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

3) Kepala Seksi, selaku pelaksana kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan

pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan

mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban

pelaksanaan kegiatan di desa.

Page 41: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

27

Penyetoran langsung melalui bendahara desa oleh pihak ketiga, dilakukan

sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:

a) Pihak ketiga/ penyetor mengisi Surat Tanda Setoran(STS)/ tanda bukti lain.

b) Bendahara desa menerima uang dan mencocokkan dengan STS dan tanda

bukti lainnya.

c) Bendahara desa mencatat semua penerimaan

d) Bendahara desa menyetor penerimaan ke rekening kas desa

e) Bukti setoran dan bukti penerimaan harus diarsipkan secara tertib.

Penyetoran melalui bank oleh pihak ketiga dilakukan sesuai prosedur dan

tata cara sebagai berikut:

a) Bank yang ditunjuk oleh pemerintah desa dalam rangka menyimpan uang dan

surat berharga lainnya yang ditetapkan sebagi rekening kas desa.

b) Penyetor mengisi STS/ tanda bukti lain sesuai ketentuan yang berlaku

c) Dokumen yang digunakanoleh bank meliputi: STS, bukti penerimaan lain

yang sah

d) Penyetor menyampaikan pemberitahuan penyetoran yang dilakukan melalui

bank kepada bendahara desa dengan dilampiri bukti penyetoran/ slip setoran

bank yang sah.

e) Bendahara desa mencatat semua penerimaan yang disetor melalui bank di

Buku Kas Umum dan Buku Pembantu bank berdasarkan bukti penyetoran/

slip setoran bank.

Page 42: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

28

Buku Kas (umum, pajak, pembantu kegiatan, dan bank), dan bukti-bukti

transaksi adalah dokumen resmi milik pemerintah desa. Dokumen dimaksud

berfungsi sebagai sumber data untuk keperluan pemeriksaan/ audit, dan juga

sebagai barang bukti apabila diperlukan dalam proses hukum, dalam hal terjadi

dugaan penyelewengan keuangan, atau tindak pidana lain terkait keuangan desa.

2.3.4. Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBDes

Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan

menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, sebagaimana ditegaskan

dalam asas pengelolaan keuangan desa dapat dipertanggungjawabkan dari

berbagai aspek, yaitu aspek hukum, administrasi, maupun moral. Hal-hal penting

atau prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksankan pelaporan ini, antara

lain:

a) Menyajikan informasi data yang valid, akurat dan terkini

b) Sistematis (mengikuti kerangka pikir logis)

c) Ringkas dan jelas

d) Tepat waktu sesuai kerangka waktu yang telah ditetapkan dalam

Permendagri.

Pelaporan yang dimaksud dalam pengelolaan keuangan desa adalah

penyampaian laporan realisasi/ pelaksanaan APBDes secara tertulis oleh Kepala

Desa) kepada Bupati/ Walikota sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan yang dipilah dalam dua tahap:

a) Laporan Semester Pertama disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/

Walikota paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan.

Page 43: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

29

b) Laporan Semester kedua/ Laporan Akhir disampaikan oleh Kepala desa

kepada Bupati/ Walikota paling lambat pada akhir bulan Januari tahun

berikutnya.

Laporan pertanggungjawaban pada dasarnya adalah laporan realisasi

pelaksanaan APBDes yang disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati/

Walikota setelah tahun anggaran berakhi pada 31 Desember setiap tahun. Laporan

pertanggungjawaban ini harus dilakukan oleh kepala desa paling lambat pada

akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Laporan pertanggungjawaban ini ditetapkan dengan Peraturan Desa

dengan menyertakan lampiran:

a) Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes sesuai form

yang ditetapkan

b) Laporan kekayaan milik desa

c) Laporan program sectoral dan program daerah yang masuk ke desa.

Sejalan dengan prinsip transparansi, akuntabel, dan partisipatif yang

merupakan ciri dasar tata kelola pemerintahan yang baik, maka

pertanggungjawaban tidak hanya disampaikan kepada pemerintah yang

berwenang, tetapi juga harus disampaikan kepada masyarakat, baik langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung, pertanggungjawaban kepada masyarakat

bisa disampaikan melalui musyawarah desa sebagai forum untuk membahas hal-

hal strategis, yang dihadiri BPD dan unsur-unsur masyarakat. Selain itu, laporan

pertanggungjawaban juga dapat disebarluaskan melalui berbagai sarana

Page 44: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

30

komunikasi dan informasi: papan informasi, website resmi pemerintah kabupaten

atau desa.

1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan Realisasi pelaksanaan APBDes disampaikan kepada Bupati/

Walikota melalui camat, terdiri dari:

a. Laporan Semester pertama, disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli

tahun berjalan. Laporan ini menggambarkan realisasi pendapatan, belanja dan

pembiayaan selama I dibandingkan dengan target dan anggarannya.

b. Laporan Semester akhir tahun, disampaikan paling lambat pada akhir bulan

Januari tahun berikutnya. Laporan ini menggambarkan realisasi pendapatan,

belanja dan pemnbiayaan sampai dengan akhir tahun, jadi bersifat akumulasi

himgga akhir tahun anggaran.

2. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan ini setiap akhir tahun anggaran disampaikan kepada Bupati/

Walikota melalui camat terdiri dari pendapatan, belanja,dan pembiayaan yang

telah ditetapkan denga Peraturan Desa. Setelah pemerintah desa dan BPD telah

sepakat terhadap laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes

dalam bentuk peraturah desa, maka Perdes ini disampaikan kepada Bupati/

Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan

pemerintahan desa. Laporan pertanggungjawaban ini disampaikan paling lambat 1

(satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Page 45: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

31

3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

Laporan realisasi penggunaan dana desa disampaikan kepada Bupati/

Walikota setiap semester. Penyampaian laporan ini dilakukan:

a. Untuk Semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun

anggaran berjalan.

b. Untuk Semester II paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun

anggaran berikutnya.

Bupati/ Walikota dapat memberikan sanksi administrasi berupa

pengurangan dana des ajika SiLPAnya tidak wajar (lebih kurang 30%), yang

dikarenakan penggunaan tidak sesuai dengan prioritas atau penyimpanan uang

dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.

4. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan ini merupakan laporan yang disampaikan secara priodik kepada

BPD terhadap pelaksanaan APBDes yang telah disepakati di awal tahun dalam

bentuk Peraturan Desa. laporan ini dilampiri :

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes

tahun anggaran berkenaan

b. Format lapoaran kekayaan milik desa per 31 Desember tahun anggaran

berkenaan

c. Format laporan program pemerintah dan pemerintah daerah yang masuk

ke desa.

Laporan ini disampaikan kepada BPD secara tertulis paling lambat 3(tiga)

bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

Page 46: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

32

2.4. Transparansi

Transparansi (keterbukaan informasi untuk umum) merupakan unsur dari

good governance. Keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan informasi oleh

pemerintah kepada masyarakat terkait pengelolaan keuangan. Dalam pengelolaan

APBDes transparansi merupakan keterbukaan Pemerintah Desa kepada

masyarakat terkait dengan seluruh proses pengelolaan keuangan desa. Semua ini

didasarkan pada pendapat para ahli sebagai berikut:

Menurut Abdul Hafiz Tanjung (2011) transparansi merupakan bentuk

keterbukaan dan kejujuran dari pihak pengelola kepada masyarakat, karena

masyarakat berhak mengetahui seperti apa pertanggungjawaban dari pihak

pengelola tersebut atas semua sumber daya yang telah dititipkan dan dipercayakan

kepada mereka, serta sejauh mana mereka telah menaati Undang-Undang yang

berlaku.

Transparansi merupakan kewajiban bagi para pengelola kepada setiap

pihak yang memiliki kepentingan untuk menyampaikan segala informasi untuk

pengambilan keputusan. Informasi yang disajikan harus lengkap, benar dan tepat

waktu. Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah jangan ada informasi yang

dirahasiakan serta ditunda pengungkapannya.

Pemerintah Desa juga dituntut melakukan pengelolaan keuangan desa

secara transparan agar tujuan utama dapat tercapai, yakni mewujudkan

pemerintahan yang good governance dan clean government.

Page 47: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

33

2.5. Akuntabilitas

Menurut Sujarweni, (2015) salah satu keinginan masyarakat yang harus

dipenuhi adalah pengelolaan pemerintahan yang baik. Salah satunya adalah

akuntabilitas (pertanggungjawaban), yaitu keharusan bagi seorang (pemimpin/

pejabat/ pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas dan juga kewajiban yang

diemban sudah dilaksanakan seperti ketentuan yang berlaku. Akuntabilitas dapat

dilihat melalui laporan yang tertulis yang berisi informasi yang transparan.

Menurut Mardiasmo, (2010) Akuntabilitas Publik merupakan

pertanggungjawaban pemegang amanah kepada pemberi amanah (principal)

terkait segala aktivitas dan program yang sedang berjalan. Dimana

pertanggungjawaban tersebut juga merupakan hak bagi pemberi amanah tersebut.

Organisasi Sektor Publik juga dituntut untuk bertanggungjawab terhadap

masyarakat dan bukan hanya kepada atasan saja. Dengan kata lain, akuntabilitas

juga harus bersifat horizontal bukan hanya bersifat vertikal saja.

Konsep akuntabilitas dalam proses pengelolaan APBDes yaitu

pertanggungjawaban tim pelaksana pengelolaan APBDes atau Pemerinrah Desa

kepada masyarakat. Kemudian dalam Permendagri No.113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, pemegang kekuasaan atas kepemilikan kekayaan

atau harta desa yang dipisahkan adalah Kepala Desa, yang juga memegang

kekuasaan terhadap pengelolaan keuangan desa mewakili Pemerintah Desa.

2.6. Penelitian Terdahulu

Menurut Widiyanti (2017) penelitian terdahulu merupakan acuan untuk

penelitian selanjutnya, yang mana penelitian-penelitian tersebut digunakan untuk

Page 48: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

34

membandingkan hasil penelitian yang sudah dilakukannya. Ada beberapa

penelitian terdahulu yang relevan menjadi landasan dalam penelitian ini yang

dimasukkan ke dalam table 2.1 berikut :

Table 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama, Tahun,

Judul

Penelitian

Variable atau

Fokus Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan dan

Perbedaan

dengan Penelitian

Terdahulu Alfian Hamid

(2016)

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pengelolaan

Alokasi Dana

Desa dalam

Pencapaian Good

Governance

(Studi Empiris di

Kecamatan

Bontomarannu

Kabupaten Gowa)

Mengetahui

bagaimana asas

transparansi dan

akuntabilitas

pengelolaan ADD

untuk mewujudkan

pemerintahan desa

yang baik (Good

Governance)

3 (tiga) Desa di Kecamatan

Bontomarannu sudah

menerapkan asas

transparansi dan

akuntabilitas. Dalam

perencanaan ADD tiga desa

tersebut sudah menerapkan

prinsip transparansi pada

tahap pertanggungjawaban

ADD, di ketiga desa tersebut

belum terjadi

pertanggungjawaban secara

langsung kepada

masyarakat. BPD sebagai

pengawas pengelolaan ADD

yang berfungsi untuk

menetapkan Perdes bersama

Kepala Desa

Persamaan dengan

penelitian terdahulu

terletak pada

penerapan prinsip

transparansi dan

akuntabilitas.

Perbedaannya adalah

yang diteliti pada

penelitian terdahulu,

ADD sedangkan

pada penelitian ini

adalah APBDes,

dimana ADD juga

merupakan unsur

APBDes.

Fitriati (2017)

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pengelolaan

APBDes di Desa

Tempel

Kecamatan Krian-

Sidoarjo

Untuk mengetahui

bagaimana

penerapan asas-asas

pengelolaan

keuangan desa,

yaitu asas

transparansi dan

akuntabilitas

pengelolaan

APBDes

Desa Tempel telah

memenuhi peraturan dan

90% sudah memenuhi

karakteristik transparan dan

akuntabel.

Kemudian terdapat suatu

faktor pendukung seperti

tingginya kepedulian

masyarakat dalam hal

penyaluran aspirasi dalam

perencanaan.

Faktor penghambat ada di

prinsip Akuntabilitas

dimana masih kurangnya

SDM sebagai pengelola

dan kurangnya sumber

dana dalam Pelaksanaan

APBDes.

Persamaan dalam

penelitian ini adalah

sama-sama untuk

meneliti bagaimana

tingkat transparansi

dan akuntabilitas

dalam pengelolaan

APBDes.

Perbedaannya terletak

pada tahun penelitian.

Sumber: Data diolah (2019)

Page 49: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

35

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan atau kaitan

dari beberapa konsep masalah yang akan diteliti. Kerangka konseptual berguna

untuk menghubungkan dan menjelaskan secara luas tentang suatu masalah yang

akan dibahas. Kerangka ini didapatkan melalui konsep ilmu/ teori yang digunakan

untuk landasan penelitian yang diperoleh dari tinjauan pustaka atau dengan kata

lain kerangka konseptual adalah ringkasan dari semua tinjauan pustaka yang

dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.

Kerangka konseptual transparansi dan akuntabilitas pengelolaan APBDes

Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara dapat

digambarkan seperti dibawah ini :

Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan APBDes di Tingkat Desa

Perencanaan/

Penganggaran

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015

Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Untuk Pemerintahan Desa

Pelaporan dan

Pertanggung

Jawaban

Pelaksanaan

Penatausahaan

Page 50: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional

Agar diperoleh gambaran yang jelas dan terperinci mengenai indikator-

indikator dalam objek penelitian makadefinisi operasional berikut ini akan

memberikan uraian mengenai judul yang dipilih oleh penulis dengan batasan-

batasan yang akan dijabarkan secara operasional dalam penelitian berikut ini

sesuai dengan permasalahan yang diangkat sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu

Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Permendagri No.113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, dan

Peraturan Bupati No.35 Tahun 2015 mengenai Pedoman Pengelolaan

Keuangan untuk Pemerintah Desa, merupakan peraturan yang digunakan

pihak Pemerintah Desa Jembayan dalam rangka mengelola keuangan desa.

3. Pengelolaan APBDes merupakan keseluruhan kegiatan desa Jembayan yang

disusun dari tahap perencanaan,tahap pelaksanaan, tahap panetausahaan,

tahap pelaporan serta pertanggungjawaban yang dikelola berdasarkan asas

transparan, akuntablitas, partisipatif serta disiplin anggaran.

4. Pendapatan Desa Jembayan adalah hak desa Jembayan berupa uang yang

diterima melalui rekening desa Jembayan untuk mendanai seluruh kegiatan

desa Jembayan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang telah dianggarkan

dalam APBDes dan Desa Jembayan tidak perlu melakukan pembayaran

Page 51: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

37

Kembali. Untuk setiap pencairan dana dari rekening desa, diperlukan

persetujuan/ tanda tangan oleh Kepala Desa.

5. Belanja Desa Jembayan merupakan semua pengeluaran yang terjadi melalui

rekening kas desa Jembayan. Belanja Desa Jembayan adalah kewajiban desa

dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali

pembayarannya oleh desa. Belanja desa digunakan dalam rangka membiayai

penyelenggaraan kewenangan atau kebebasan desa Jembayan.

6. Transparansi merupakan keterbukaan Pemerintah Desa Jembayan kepada

masyarakat dalam pengelolaan APBDes. Informasi yang disediakan harus

jujur dan tidak boleh dirahasiakan dan ditunda pengungkapannya dari

masyarakat Desa Jembayan.

7. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban Pemerintah Desa Jembayan

kepada masyarakat maupun pihak berkepentingan lainnya atas setiap proses

pengelolaan keuangan desa dalam rangka melaksanakan semua kegiatan desa.

Pertanggungjawaban dari pengelolaan APBDes harus dipenuhi agar tidak

terjadi penyelewengan oleh Pemerintah Desa.

Melalui penelitian ini, peneliti berfokus pada penerapan asas-asas

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan APBDes oleh Pemerintah Desa

Jembayan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban, yang harus sesuai dengan Permendagri No.113 Tahun 2014.

3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian mengenai Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ini dilaksanakan di Desa

Page 52: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

38

Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Di tempat inilah

peneliti memperoleh data, informasi, keterangan, dan hal-hal yang terkait dengan

kepentingan penelitian sekaligus sebagai tempat dilaksanakannya penelitian.

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data Kualitatif.

Penelitian kualitatif ini berbentuk deskriptif dan diperlukan proses analisis yang

bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data. Data yang

didapat melalui hasil pengamatan disertai catatan-catatan hasil wawancara dan

hasil analisis dokumen. Deskripsi dipakai untuk menemukan prinsip-prinsip dan

keterangan yang mengarah pada penyimpulan.

Moleong (2010) mengatakan bahwasanya, penelitian kualitatif sebagai

penelitian yang mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata secara alamiah dan

memanfaatkan metode alamiah. Penelitian kualitatif diharapkan dapat

menghasilkan penelitian berupa uraian yang terperinci mengenai ucapan, tulisan

dan atau perilaku yang bisa diamati dalam suatu konteks tertentu yang dikaji dari

sudut pandang yang utuh dan komprehensif.

Peneliti berupaya untuk melakukan penelitian guna mencari gambaran

atau uraian terkait permasalahan transparansi serta akuntabilitas dalam

pengelolaan APBDes oleh Aparatur Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu

Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil penelitian kemudian akan dideskripsikan

dengan data yang akan didapat dari hasil pengematan langsung (observasi) dan

wawancara bersama perangkat desa dan juga masyarakat desa Jembayan serta

Page 53: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

39

Hasil analisis dokumen.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah subyek darimana

segala data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber

data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari sumber

utamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah

Perangkat Desa Jembayan dan masyarakat.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang valid dan akurat,

pengumpulan data yang utama (untuk mendapatkan data primer) peneliti akan

melaksanakan wawancara secara mendalam. Dalam penelitian mengenai

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan APBDes di Desa Jembayan Kecamatan

Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara, peneliti akan berperan penuh sebagai

observer sekaligus sebagai pewawancara, dengan melakukan wawancara yang

bersifat langsung bersama dengan para pengelola APBDes, serta mencatat semua

kejadian dan data serta informasi yang kemudian digunakan untuk bahan

penulisan hasil penelitian.

Metode pengumpulan data yang dipaki untuk penelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara langsung oleh peneliti

secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dalam melakukan

penelitian ini, peneliti mengambil langkah untuk melakukan observasi secara

Page 54: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

40

langsung dengan memberikan penjelasan awal terhadap pihak-pihak yang

terkait agar mudah memperoleh data. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu

dengan melakukan pengematan terkait data-data APBDes yang telah di dapat

dan bentuk fisik dari segala sesuatu yang sudah dibangun melalui APBDes.

2. Wawancara

Menurut Akbar (2009) mendefinisikan wawancara sebagai proses

tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara

disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut dengan

interviewee.

Sugiyono (2011) mengklasifikasikan wawancara kedalam 3 (tiga)

kategori, yaitu: wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan

wawancara tidak terstruktur. Untuk mengumpulkan data untuk penelitian ini,

peneliti akan melakukan wawancara semistruktur. Peneliti akan melakukan

wawancara dengan informan lebih bebas namun masih dalam kerangka

berpikir akan apa yang menjadi kebutuhan untuk didapatkan, informasi

terkait hal yang ditentukan oleh peneliti.

Narasumber dalam wawancara ini adalah sebagai berikut:

a) SA: selaku Kepala Desa

b) MJ: selaku Sekertaris Desa

c) TH: selaku Kaur Keuangan (Bendahara Desa)

d) R: selaku ketua RT.17

e) MA: selaku masyarakat

f) AS: selaku masyarakat

Page 55: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

41

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dipakai oleh peneliti. Dokumentasi adalah jenis pengumpulan data yang

meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.

dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti antara lain: dokumen yang berkaitan

dengan aturan-aturan dasar yang terkait dengan APBDes. Seperti Undang-

Undang, Peraturan Menteri dan Peraturan Bupati.

3.5. Alat Analisis

1. Indikator Transparansi Pengelolaan APBDes

Indikator transparansi ini diatur di dalam Permendagri Nomor 113 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan juga diatur dalam Peraturan Bupati

Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan untuk Pemerintah Desa. Berikut indikator transparansi hasil

penggabungan kedua regulasi di atas yang telah disederhanakan.

a. Perencanaan pembangunan desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan

setiap lapisan masyarakat, seperti para tokoh masyarakat, tokoh pendidikan,

tokoh agama beserta Pemerintah Desa dan BPD. Melalui penyelenggaraan

Musyawarah Desa setiap tahunnya.

b. Informasi pengelolaan APBDes harus disampaikan secara terbuka kepada

masyarakat dengan media informasi yang mudah diakses dan mudah

dipahami.

Page 56: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

42

c. Tersedianya papan keterangan kegiatan pembangunan disetiap proyek

pembangunan yang sedang dilaksanakan.

2. Indikator Akuntabilitas Pengelolaan APBDes

a. Akuntabilitas dalam Tahap Perencanaan/ penganggaran APBDes

1. Perencanaan (Permendagri Nomor 113 Tahun 2014)

a) Perencanaan pembangunan desa terdiri dari dokumen RPJMDes

dan RKPDes

b) Perencanaan Pembangunan desa dibentuk sesuai dari hasil

kesepakatan bersama antara pemerintah desa, BPD dan masyarakat

dalam Musyawarah Desa yang penyelenggaraannya paling lama

bulan Juni Tahun anggaran berjalan.

c) Pemerintah desa menyusun RKPDes pada bulan Juli tahun

anggaran berjalan dan sudah harus ditetapkan paling lambat bulan

September.

d) Sekertaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDes dan kemudian disampaikan kepada Kepala Desa untuk

dibahas dan disepakati bersama dengan BPD paling lambat pada

bulan Oktober tahun berjalan.

e) Peraturan Desa tentang APBDes ditetapkan paling lambat tanggal

31 Desember tahun anggaran berjalan.

2. Penganggaran (Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No.35 Tahun 2015)

a) Paling sedikit 70% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan

untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan

Page 57: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

43

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa.

b) Paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan

untuk :

1) Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa.

2) Operasional pemerintah desa.

3) Tunjangan dan operasional BPD

4) Insentif RT dan RW, yaitu bantuan kelembagaan yang

digunakan untuk operasional RT dan RW.

c) Penghasilan tetap, operasional pemerintah desa, dan tunjangan dan

operasional BPD serta intensif RT dan RW dibiayai dengan

menggunakan sumber dana dari Alokasi Dana Desa.

d) Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

b. Akuntabilitas dalam Tahap Pelaksanaan APBDes

Berikut ini adalah indikator untuk tahap pelaksanaan APBDes yang diatur

di dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara

Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Untuk

Pemerintahan Desa. Indikator-indikator berikut merupakan gabungan dari kedua

peraturan di atas, dan telah disederhanakan.

Page 58: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

44

1) Semua transaksi yang terkait dengan pelaksanaan kewenangan desa,

harus dilakukan melalui rekening desa, baik penerimaan dan

pengeluaran kas harus memiliki bukti yang lengkap dan sah.

2) Pelaksana kegiatan harus menyusun RAB sebelum mengajukan

pencairan dana untuk melakukan belanja.

3) Berdasarkan RAB, pelaksana kegiatan menyampaikan SPP, dengan

melampirkan pernyataan tanggungjawab belanja dan lampiran bukti

transaksi.

4) Pelaksana kegiatan harus membuat Buku Kas Pembantu untuk

mempertanggungjawabkan semua pengeluaran yang menjadi beban

anggaran belanja kegiatan.

c. Akuntabilitas dalam Tahap Penatausahaan APBDes

Berikut ini adalah beberapa peraturan penatausahaan keuangan

desa y ang diatur dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa.

1) Bendahara Desa mencatat ke dalam BKU untuk Penerimaan maupun

pengeluaran yang bersifat tunai

2) Bendahara melakukan pencatatan ke dalam Buku Bank untuk setiap

transaksi yang bersifat transfer.

3) Bendahara desa wajib mencatat kewajiban perpajakan ke dalam Buku

Pembantu Pajak.

Peraturan di atas juga disempurnakan dengan beberapa indikator

yang di atur dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015

Page 59: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

45

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan untuk Pemerintahan Desa, sebagai

berikut:

1) Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan pengeluaran uang

yang menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban

kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

2) Pembelian barang dan jasa dipertanggungjawabkan dengan

melampirkan:

a) Kwitansi yang sah

b) Nota pembelian barang/ jasa

c) Bukti penyetoran PPn/ PPh ke kas negara.

3) Perhitungan dan mekanisme perlakuan atas PPn/ PPh/ pajak lainnya

didasarkan pada ketentuan perpajakan.

4) Bukti-bukti transaksi pengeluaran kas bank disampaikan kepada PPK

desa untuk dilakukan proses akuntansi dan penyiapan laporan keuangan

setiap hari kerja/ setiap terjadinya pengeluaran.

d. Akuntabilitas dalam Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBDes

Berikut ini indikator untuk tahap pelaporan dan pertanggungjawaban

APBDes yang diambil dari Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa:

1) Kepala desa wajib menyampaikan Laporan Realisasi Pelaksanaan

APBDes semester pertama (Januari-Juni) Kepada Bupati melalui Camat

paling lambat pada akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.

Page 60: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

46

2) Kepala Desa wajib menyerahkan Laporan Realisasi Pelaksanaan

APBDes semester akhir tahun (Juli-Desember) Kepada Bupati melalui

Camat paling lambat pada akhir Januari tahun anggaran berikutnya.

3) Kepala Desa wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban

Realisasi Pelaksanaan APBDes setiap akhir tahun, kepada Bupati setiap

akhir tahun, paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir.

4) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa (semester pertama) wajib

disampaikan kepada Bupati paling lambat pada minggu keempat bulan

Juli tahun anggaran berjalan.

5) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa (semester kedua) wajib

disampaikan kepada Bupati paling lama pada minggu keempat bulan

Januari tahun anggaran berikutnya.

6) Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes harus

disampaikan kepada BPD paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya

tahun anggaran.

Untuk menyempurnakan indikator di atas, ada beberapa indikator yang

diatur dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan untuk Pemerintahan Desa, sebagai berikut:

1) Sekertaris desa menyusun rancanan peraturan desa tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes, kemudian disampaikan

kepada kepala desa untuk dibahas dan disepakati bersama BPD.

2) Jangka waktu pemyampaian rancangan peraturan desa kepada kepala

desa paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Page 61: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

47

3) Peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes wajib

diumumkan kepada masyarakat.

4) Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes

disampaikan kepada Bupati melalui camat paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja setelah peraturan desa ditetapkan.

Page 62: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Loa Kulu

Sebuah wilayah harus memiliki kondisi fisik yang jelas mengenai batasan-

batasan suatu wilayah yang sangat penting yang kemudian akan digunakan untuk

mengetahui keadaan dan potensi yang terdapat di suatu wilayah agar tertentu.

Kecamatan Loa Kulu adalah salah satu kecamatan yang terletak di

Kabupaten Kutai Kartanegara. Kecamatan Loa Kulu berada pada posisi antara

116o

29’ LS. Luas wilayah kecamatan ini adalah 1.405,7 km2 dengan jumlah

penduduk sebesar 59.672 jiwa. Secara administratif , kecamatan Loa Kulu dibagi

menjadi 12 Desa, yaitu Desa Jembayan, Jembayan Dalam, Jembayan Tengah,

Jonggon Desa, Jonggon Jaya, Jongkang, Loa Kulu Kota, Loh Sumber, Lung Anai,

Margahayu, Ponoragan, Rempanga, Sepakat, Sumber Sari dan Sungai Payang.

Potensi di sektor pertambangan batubara di kecamatan Loa Kulu masih

cukup besar sampai sekarang. beberapa perusahaan tambang batubara masih

beroperasi di kecamatan Loa Kulu. Selain dari sektor sektor pertambangan,

Kecamatan Loa Kulu juga memiliki potensi dari sektor perikanan, pertanian dan

perkebun.

Page 63: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

49

4.1.2. Gambaran Umum Desa Jembayan

Desa Jembayan adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Loa

Kulu. Luas wilayah Desa Jembayan adalah 8084 Hektar dengan Koordinat Bujur

116.849796 dan Koordinat Lintang -0.646068. Desa Jembayan berda di

ketinggian 9m di atas permukaan laut.

Berikut kondisi Desa Jembayan secara lengkap:

Tabel 4.1. Kondisi Desa Jembayan

No. Kondisi Uraian

1. Kondisi Geografis Desa Jembayan merupakan salah satu dari 15 desa yang

terletak di Kecamatan Loa Kulu. Topografi Desa merupakan

daratan rendah dan berbukit dengan keadaan lahan:

a) Tanah basah sawah : 650 ha

b) Tanah Kering kebun : 5.387 ha

c) Tanah perkarangan : 2.043 ha

d) Tanah pemakaman : 4 ha

Batas-batas wilayah Desa Jembayan adalah:

a) Sebelah Utara : Desa Loa Kulu Kota dan Loh Sumber

b) Sebelah Selatan: Desa Loa Duri

c) Sebelah Barat : Jembayan Tengah, Jembayan Dalam

d) Sebelah Timur : Desa Bakungan

2.

Kondisi Demografis Secara administratif Desa Jembayan terdiri dari 3 Dusun dan

23 RT dengan

a) jumlah penduduk sebanyak 10.784 Jiwa yang terbagi

atas:

Laki-Laki : 5.721 jiwa

Perempuan : 5.063 jiwa

b) Mayoritas suku : Kutai, Banjar, dan Bugis

c) Mata pencaharian : petani, peternak ikan,pedagang, dll

d) Mayoritas Agama : Islam

3. Kondisi Ekonomi Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat tergantung pada

upaya masyarakat itu sendiri. Sementara pihak Pemerintah

bertindak sebagai motivator guna peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Sumber: Profil Desa Jembayan

Page 64: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

50

Tabel 4.2. Visi dan Misi Desa Jembayan

Visi Misi Membangun Masyarakat Desa Jembayan yang

Sejahtera dan Berkeadilan

a) Meningkatkan perekonomian kerakyatan

b) Meningkatkan pembangunan di segala

bidang

c) Pemerataan infrastruktur

d) Meningkatkan kualitas SDM dan sarana

prasarana kesehatan

e) Meningkatkan Pelayanan masyarakat

f) Meningkatkan peran aktif wanita

g) Peningkatan pembangunan berwawasan

lingkungan

Sumber: Profil Desa Jembayan

Page 65: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber: Profil Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara

KEPALA DESA

SAMSU ARJALI

KAUR

KEUANGAN

RUJIAN NOOR

KASI

PELAYANAN

HERIANTO KAUR

PERENCANAAN

JAINUDDIN

KAUR UMUM

MARJUKI

KASI

KESEJAHTERAAN

JAMLI

KASI

PEMERINTAHAN

SYAHMINAN

SEKERTARIS

DESA

H.M. JUARI

STAF

KARTONO

STAF

MARJONI

STAF

ISHAK

STAF

ANDRIANUS

STAF

ADITIA

STAF

SITI AISYAH

TADU

K. DUSUN II

HERUDI

K. DUSUN I

MARJONI

K. DUSUN III

SAIFUL

ANUWAR

34

Page 66: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

52

4.2. Hasil Analisis Penelitian

Setelah UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa dan Permendagri No.113

Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa disahkan, pengaturan mengenai

desa mengalami perubahan yang signifikan. Dari sisi regulasi, desa bukan lagi

menjadi bagian dari UU No.32 tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.

Pengelolaan keuangan desa merupakan seluruh kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan desa. APBDes merupakan rencana keuangan tahunan oleh Pemerintah

Desa, yang tersusun dari kom. P8inponen pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Semua kegiatan yang dibiayai dari APBDes direncanakan secara transparan

dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, kemudian dievaluasi secara

terbuka, dan seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan . Seluruh dana

dalam APBDes selanjutnya akan digunakan untuk menyelenggarakan

pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa, membina dan

memberdayakan masyarakat desa.

Tabel 4.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Pemerintah

Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai

Kartanegara Tahun Anggaran 2018

KODE

REKENING URAIAN

ANGGARAN

(Rp.)

1 2 3

1. PENDAPATAN

1.2. Pendapatan Transfer 2.963.057.041

1.2.3. Dana Desa 1.215.139.000

1.2.4. Bagi Hasil Pajak dan Retribusi 33.814.537

1.2.5. Alokasi Dana Desa 1.714.103.468

JUMLAH PENDAPATAN 2.963.057.041

2 BELANJA

Page 67: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

53

Tabel 4.3 Sambungan KODE

REKENING URAIAN KETERANGAN

2.1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 904.220.974

2.1.1 Pembayaran Penghasilan Tetap, Tunjangan

dan Operasional 595.668.000

2.1.1.1 Belanja Pegawai 595.668.000

2.1.1.1.1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat 251.400.000

2.1.1.1.1.1 Penghasilan Tetap Kepala Desa 33.000.000

2.1.1.1.1.2 Penghasilan Tetap Sekertaris Desa 21.000.000

2.1.1.1.1.3 Penghasilan Tetap Kepala Seksi 48.600.000

2.1.1.1.1.4 Penghasilan Tetap Kepala Urusan 46.800.000

2.1.1.1.1.5 Penghasilan Bendahara 15.600.000

2.1.1.1.1.6 Penghasilan Tetap Staf Desa 72.000.000

2.1.1.1.1.7 Penghasilan Tetap Kepala Dusun 14.400.000

2.1.1.1.2 Tunjangan Pengelola Keuangan Desa 69.348.000

2.1.1.1.2.1 Tunjangan PKPK Desa 10.800.000

2.1.1.1.2.2 Tunjangan Koordinator PTPK Desa 10.200.000

2.1.1.1.2.3 Tunjangan PTPK Desa 36.000.000

2.1.1.1.2.4 Tunjangan Bendahara 12.348.000

2.1.1.1.4. Tunjangan BPD dan Anggotanya 148.200.000

2.1.1.1.4.1 Ketua BPD 19.800.000

2.1.1.1.4.2 Wakil Ketua BPD 18.000.000

2.1.1.1.4.3 Sekretaris BPD 16.800.000

2.1.1.1.4.4 Anggota BPD 93.600.000

2.1.1.1.6 Tunjangan Uang Makan 126.720.000

2.1.1.1.6.1 Tunjangan Uang Makan Aparatur Desa 79.200.000

2.1.1.1.6.2 Tunjangan Uang Makan BPD 47.520.000

2.1.2 Kegiatan Operasional Kantor Desa 223.652.974

2.1.2.2 Belanja Barang dan Jasa 223.652.974

2.1.3 Kegiatan Operasional BPD 6.900.000

2.1.3.1 Belanja Barang dan Jasa 6.900.000

2.1.4 Kegiatan Operasional RT/RW 27.600.000

Page 68: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

54

Tabel 4.3. Sambungan KODE

REKENING URAIAN KETERANGAN

2.1.4.2 Belanja Barang dan Jasa 27.600.000

2.1.5 Kegiatan Penyelenggaraan Musyawarah Desa 1.500.000

2.1.5.2 Belanja Barang dan Jasa 1.500.000

2.1.6 Kegiatan Perencanaan Pembangunan Desa 3.000.000

2.1.6.2 Belanja Barang dan Jasa 3.000.000

2.1.1.3 Kegiatan Penyusunan dan Penetapan RKP Desa 2.750.000

2.1.1.3.2 Belanja Barang dan Jasa 2.750.000

2.1.1.4 Kegiatan Penyusunan dan Penetapan APBDes 4.200.000

2.1.1.4.2 Belanja Barang dan Jasa 4.200.000

2.1.1.5 Kegiatan Penyusunan LPPD 2.500.000

2.1.1.5.2 Belanja Barang dan Jasa 2.500.000

2.1.1.6 Kegiatan Penyusunan LKPJ Kepala Desa 2.500.000

2.1.1.6.2 Belanja Barang dan Jasa 2.500.000

2.1.2.1 Kegiatan Pengadaan dan Peningkatan Sarana 32.400.000

2.1.2.1.3 Belanja Modal 32.400.000

2.1.2.2 Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintah Lainnya 2.150.000

2.1.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 2.150.000

2.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 1.188.012.152

2.2.2 Kegiatan Pembangunan Jalan/Jembatan Desa 1.108.199.000

2.2.2.3 Belanja Modal 1.108.199.000

2.2.2.3.27 Belanja Modal Pengadaan Jalan Desa 717.082.000

2.2.2.3.27.1 Semenisasi gang gua hiro 105.521.000

2.2.2.3.27.2 Pembuatan Pondasi gang Abadi 124.633.600

2.2.2.3.27.3 Pembuatan Pondasi Jalan Pahlawan 128.669.600

2.2.2.3.27.4 Pengerukan Jln Samapia 55.970.000

2.2.2.3.27.5 Semenisasi gang Yunus 28.932.000

Page 69: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

55

Tabel 4.3. Sambungan KODE

REKENING URAIAN KETERANGAN

2.2.2.327.6 Semenisasi Jalan Menuju Kuburan 88.039.000

2.2.2.3.27.7 Pembuatan Pondasi gang Swarga 4 82.506.800

2.2.2.3.27.8 Semenisasi gang Rapak Indah 102.810.000

2.2.2.3 Belanja Modal Pengadaan Jembatan Desa 391.117.000

2.2.2.3.28.1 Pembuatan Jembatan gang Rambutan 173.645.000

2.2.2.3.28.2 Pembuatan Jembatan gang Hidayat 217.472.000

2.2.3

Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana

Fisik 58.414.941

2.2.3.2 Belanja Barang dan Jasa 12.416.362

2.2.3.3 Belanja Modal 45.998.579

2.2.3.3.22 Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gudang 45.998.579

2.2.3.3.22.1 Pembuatan Gudang Kantor Desa 45.998.579,00

2.2.2.1 Kegiatan Pembangunan Lainnya 21.398.211

2.2.21.3 Belanja Modal 21.398.211

2.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 729.510.698

2.3.1 Kegiatan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban 18.000.000

2.3.1.2 Belanja Barang dan Jasa 18.000.000

2.3.2 Kegiatan Pembinaan Karang Taruna/ Pemuda 12.000.000

2.3.2.2 Belanja Barang dan Jasa 12.000.000

2.3.3 Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan/PKK 12.000.000

2.3.3.2 Belanja Barang dan Jasa 12.000.000

2.3.5 Kegiatan Pembinaan Kerukunan Masyarakat 325.800.000

2.3.5.2 Belanja Barang dan Jasa 325.800.000,00

2.3.5.2.23 Belanja Honorarium/ Insentif Petugas Sosial 313.800.000

Page 70: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

56

Tabel 4.3. Sambungan KODE

REKENING URAIAN KETERANGAN

2.3.6. Kegiatan Pembinaan Lembaga Adat 12.000.000

2.3.6.2 Belanja Barang dan Jasa 12.000.000

2.3.8 Kegiatan Pembinaan LPM 24.000.000

2.3.8.2 Belanja Barang dan Jasa 24.000.000

2.3.9 Kegiatan Pembinaan Posyandu 5.000.000

2.3.9.2 Belanja Barang dan Jasa 5.000.000

2.3.1.1 Kegiatan Pembinaan Lainnya 320.710.698

2.3.1.1.2 Belanja Barang dan Jasa 320.710.698

2.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 186.440.000

2.4.1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat 51.000.000

2.4.2 Kegiatan Peningkatan Kapasitas Lembaga 15.000.000

2.4.2.2 Belanja Barang dan Jasa 15.000.000

2.4.5 Kegiatan Pelatihan Kelompok Tani dan Nelayan 25.000.000

2.4.5.2 Belanja Barang dan Jasa 25.000.000

2.4.6 Kegiatan Pelatihan Teknologi Tepat Guna 44.140.000

2.4.6.2 Belanja Barang dan Jasa 44.140.000

2.4.8. Kegiatan Pemberdayaan Lainnya Sesuai dengan

Kondisi Desa 25.500.000

2.4.8.2 Belanja Barang dan Jasa 25.500.000

2.4.8.2.20 Belanja Barang untuk sarana olah raga 25.800.000

2.5. Bidang Tidak Terduga 29.256.395

2.5.2 Kegiatan Penanggulangan Bencana 29.256.395

2.5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 29.256.395

JUMLAH BELANJA 3.037.440.129

Page 71: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

57

Tabel 4.3. Sambungan KODE

REKENING URAIAN KETERANGAN

3 PEMBIAYAAN

3.1 Penerimaan Pembiayaan 94.203.088

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 94.203.088

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 19.820.000

3.2.2 Penyertaan ModalDesa 19.820.000

JUMLAH PEMBIAYAAN 74.383.088

SISA LEBIH/ (KURANG) PERHITUNGAN ANGGARAN 0

Sumber: Peraturan Desa Jembayan mengenai APBDes tahun2017 (data diolah, 2019)

4.2.1. Transparansi Pengelolaan APBDes di Desa Jembayan.

Transparansi adalah salah satu asas Pengelolaan Keuangan Desa seperti yang

tertulis dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa. Transparansi dapat didefinisikan sebagai keterbukaan informasi

mengemai keuangan desa terhadap setiap pihak yang memiliki kepentingan

seperti, Pemerintah dan Masyarakat. Transparansi dalam pengelolaan APBDes

merupakan tersedianya akses yang terbuka bagi masyarakat desa untuk

mkmendapatkan informasi terkait perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban APBDes. Transparansi sangat penting bagi

pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan untuk menjalankan mandat dari rakyat.

Mengingat pemerintah memiliki kebebasan membuat berbagai keputusan penting

yang akan mempengaruhi orang banyak, pemerintah harus menyediakan informasi

yang lengkap tentang apa yang dikerjakannya.

Berikut beberapa indikator transparansi pengelolaan APBDes menurut

PermendagrI No.113 Tahun 2014 dan hasil wawancara dengan masyarakat,

Ketua RT dan Perangkat Desa.

Page 72: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

58

a) Perencanaan pembangunan desa dilaksanakan dengan mengikutsertakan setiap

lapisan masyarakat, seperti para tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh

agama beserta Pemerintah desa dan BPD.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat desa, yaitu

MA dan AS:

…. Saya sendiri belum pernah ikut rapat sama pemerintah desa atau

musyawarah seperti itu, tidak pernah dapat undangan. Biar aja jadi

urusan pemerintah desa….

….Kami sudah percayakan semua sama pemerintah desa, yang penting

ada pembangunan yang nyata kita sudah senang, kalau diundang

musyawarah juga mungkin sulit untuk ikut karena kita juga sibuk kerja…

Berikut informasi yang didapatkan dari wawancara bersama Ketua RT.17

yaitu R:

…. Setiap tahun ada musyawarah desa, kami sebagai Ketua RT yang

mewakili masyarakat desa. Itulah gunanya kita RT dipilih oleh

masyarakat untuk mewakili mereka dalam berbagai kegiatan di desa.

Semua kebutuhan masyarakat pasti kita sampaikan dalam musyawarah

desa….

Keterangan yang sama juga diperoleh dari hasil wawancara dengan

Sekertaris Desa, yaitu MJ seperti berikut ini:

….Perencanaan Desa itu kita laksanakan dalam musyawarah desa, yang

menghadiri Pemerintah Desa, BPD, RT sebagai perwakilan masyarakat.

Kita gak undang semua karena tidak memungkinkan, jadi lebih baik

diwakili saja oleh RT dan BPD karena mereka juga sudah tau apa yang

dibutuhkan masyarakat

b) Informasi pengelolaan APBDes harus disampaikan secara terbuka kepada

masyarakat dengan media informasi yang mudah diakses dan mudah

dipahami masyarakat.

Page 73: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

59

Berikut ini hasil wawancara dengan masyarakat desa mengenai indikator

transparansi di atas:

…. Kami tidak paham informasi seperti apa, yang jelas kami belum

pernah lihat informasi mengenai keuangan desa, selama ini kita percaya

aja sama pemerintah desa….

…. Saya gak tau kalau itu harus diinformasikan secara terbuka, belum

pernah liat saya. Selama ini taunya keuangan desa itu urusan pemerintah

desa saja….

c) Tersedianya papan keterangan kegiatan pembangunan disetiap proyek

pembangunan yang sedang berjalan.

…. Kalau papan informasi memang ada dipasang di setiap proyek yang

sedang dikerjakan. Karena setau saya itu wajib ada….

….saya perhatikan memang ada dipasang papan informasi itu, supaya kita

tau apa yang sedang dibangun, berapa biayanya, siapa yang mengerjakan

itu ada di papan informasi bangunan saya perhatikan….

Tabel 4.4. Rekapitulasi Transparansi Pengelolaan APBDes di Desa

Jembayan Menurut Permendagri No.113 Tahun 2014

No Indikator Transparansi Menurut

Permendagri No.113 Tahun 2014 Desa Jembayan Keterangan

1. Perencanaan Pembangunan desa

diselenggarakan dengan mengikutsertakan

berbagai lapisan masyarakat, seperti para tokoh

agama, Tokoh pendidikan, tokoh masyarakat,.

Pemerintah Desa melakukan Musyawarah Desa

setiap tahun.

Pemerintah Desa Jembayan

melaksanakan Musyawarah

Desa setiap tahunnya. Yang

dihadiri oleh BPD dan para

ketua-ketuan RT sebagai

perwakilan masyarakat

desa.

Sesuai

2. Informasi pengelolaan APBDes harus

disampaikan secara terbuka kepada masyarakat

dengan media yang mudah diakses dan

dipahami. Contohnya informasi jumlah

pendapatan dan informasi jumlah belanja desa.

Pemerintah Desa tidak

menyediakan informasi

secara terbuka untuk

masyarakat.

Tidak sesuai

3. Tersedianya papan keterangan kegiatan

pembangunan disetiap proyek yang sedang

dilaksanakan

Informasi disediakan

disetiap proyek

pembangunan.

Sesuai

Sumber: Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, data diolah

Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber dan hasil

rekapitulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan transparansi di Desa

Jembayan belum diterapkan dengan baik sesuai dengan Permendagri No.113

Page 74: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

60

Tahun 2014. Karena belum tersedianya informasi yang transparan mengenai

pengelolaan keuangan kepada masyarakat desa.

4.2.2. Akuntabilitas Pemerintah Desa Jembayan dalam Pengelolaan APBDes

Akuntabilitas merupakan keajiban bagi pihak pemegang amanah untuk

mempertanggungjawabkan, menyajikan serta mengungkapkan segala aktivitasnya

dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah

yang memiliki hak dan kebebasan dalam meminta pertanggungjawaban tersebut.

Konsep akuntabilitas pengelolaan APBDes merupakan pertanggungjawaban tim

pengelola APBDes kepada masyarakat maupun Pemerintah diatasnya.

Secara umum pengelolaan keuangan desa harus berpedoman pada

prinsip-prinsip berikut ini:

a) Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif,

teknis dan hukum.

b) Informasi tentang keuangan desa secara transparan dapat diperoleh oleh

masyarakat.

c) Pengelolaan keuangan dilaksanakan dengan prinsip hemat, terarah dan

terkendali.

1. Akuntabilitas dalam Tahap Perencanaan/ Penganggaran APBDes di

Desa Jembayan

Dalam tahap perencanaan perlu menyusun sasaran atau hasil-hasil yang

akan dicapai dari masing-masing program operasional desa. Disamping itu perlu

juga merancang jadwal kegiatan program dalam 1 (satu) tahun. Indikator dalam

Page 75: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

61

tahap perencanaan ini tertulis dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Tahap penganggaran juga penting dalam penyusunan APBDes, dalam

proses penganggaran, digunakan indikator-indikator yang tertulis dalam Peraturan

Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan untuk Pemerintahan Desa. Berikut ini beberapa indikator serta hasil

wawancara terkait perencanaan dan hasil analisis terkait ketentuan penggunaan

anggaran belanja desa jembayan.

1) Perencanaan (Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa)

a) Perencanaan pembangunan desa terdiri dari dokumen RPJMDes dan

RKPDes

…. Kita ada menyusun RPJMDes untuk perencanaan untuk jangka

waktu 6 (enam) tahun. Itu disusun setelah pelantikan Kepala Desa.

RPJMDes itu bisa dibilang program kerja Kepala Desa dalam 1(satu)

priode menjabat. Untuk rencana tahunan itu ada di RKPDes,dan

rencana-rancananya diambil dari RPJMDes….

b) Perencanaan Pembangunan Desa dibentuk sesuai dengan hasil kesepakatan

bersama antara Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat dalam musyawarah

desa yang diselenggarakan paling lambat setiap bulan Juni tahun anggaran

berjalan.

….Setiap tahun pasti kita melaksanakan musyawarah desa, istilahnya

itu Musrenbangdes, kita tampung semua yang dibutuhkan

masyarakat, kita diskusikan mengenai dana dll. Biasanya setiap

pertengahan tahun kita laksanakan Musrenbangdes tahun lalu kita

laksanakan bulan Juli…

Page 76: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

62

c) Pemerintah Desa menyusun RKPDes pada bulan Juli tahun anggaran

berjalan dan sudah harus ditetapkan paling lambat bulan September.

…. Kita menyusun RKPDes lewat dari bulan Juli karena

Musyawarah Desa juga baru kita laksanakan bulan Juli, selesai kita

Musyawarah Desa kita langsung susun RKPDes. Kita buat RKPDes

di bulan Agustus, tapi tetap kita usahakan ditetapkan bulan

September. RKPDes ini kita perlu lampiran Rencana Kegiatan dan

rencana anggaran biaya

d) Sekertaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDes,

kemudian disampaikan kepada kepala desa untuk dibahas dan disepakati

bersama dengan BPD paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

…. Setelah RKPDes ditetapkan, kami langsung menyusun Raperdes

tentang APBDes secepatnya kami kerjakan supaya bisa disahkan

dengan BPD bulan Oktober, supaya untuk proses selanjutnya tepat

waktu juga….

e) Peraturan desa tentang APBDes ditetapkan paling lambat tanggal 31

Desember tahun anggaran berjalan.

….Sebelum ditetapkan jadi APBDes rancangannya tadi

disampaikan dulu kepada Camat, terus disampaikan ke Bupati

untuk dievaluasi. Perlu dievaluasi untuk diperiksa semuanya

apakah sudah sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana, dll. Itu

biasanya ditindaklanjuti dalam 20 (dua puluh) hari setelah berkas

dikirimkan. Kalau dari Kabupaten evaluasinya cepat, kita bisa

menetapkan APBDes sebelum tanggal 31 Desember…

Tabel 4.5. Rekapitulasi Akuntabilitas Pemerintah Desa Jembayan dalam

Tahap Perencanaan APBDes Menurut Permendagri No.113 Tahun

2014

No.

Indikator Tahap Perencanaan

Menurut Permendagri No.113 Tahun

2014

Desa Jembayan Keterangan

1. Perencanaan pembangunan desa terdiri dari

dokumen RPJMDes dan RKPDes

Pemerintah Desa Jembayan

menyusun RPJMDes untuk

rencana kerja dalam jangka

waktu 6 tahun, sesuai

dengan masa jabatan Kepela

Desa dalam 1 periode. Dan

menyusun RKPDes untuk

rencana kerja tahunan yang

disusun dengan berpedoman

dari RPJMDes.

Sesuai

Page 77: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

63

No. Indikator Tahap Perencanaan

Menurut Permendagri No.113

Tahun 2014

Desa Jembayan Keterangan

2. Perencanaan Pembangunan Desa

dibentuk sesuai dengan hasil kesepakatan

bersama antara Pemerintah Desa, BPD

dan masyarakat dalam Musyawarah

Desa yang diselenggarakan paling

lambat setiap bulan Juni tahun anggaran

berjalan.

Pemerintah Desa

Jembayan melaksanakan

Musyawarah Desa,

namun tidak tepat di

bulan Juni.

Tidak Sesuai

3. Pemerintah Desa menyusun RKPDes

pada bulan Juli tahun anggaran berjalan

dan sudah harus ditetapkan paling lambat

bulan September.

Karena Musyawarah

Desa juga dilaksanakan

lewat dari bulan Juni,

maka penyusunan

RKPDes juga lewat dari

waktu yang ditentukan,

namun penetapannya

tetap bulan September.

Sesuai

4. Sekertaris Desa menyusun Rancangan

Peraturan Desa (Raperdes) tentang

APBDes, kemudian disampaikan kepada

Kepala Desa untuk dibahas dan

disepakati bersama dengan BPD paling

lambat bulan Oktober tahun berjalan

Setelah RKPDes di

tetapkan, Pemerintah

Desa secepatnya

menyusun Raperdes di

bulan Oktober

Sesuai

5. Peraturan Desa tentang APBDes

ditetapkan paling lambat tanggal 31

Desember tahun anggaran berjalan.

Perdes tentang APBDes

dievaluasi terlebih dahulu

oleh Bupati dan sebelum

tanggal 31 Desember

sudah ditetapkan

Sesuai

Sumber: Permendagri No.113 Tahun 2014, data diolah

Dari hasil wawancara di atas bersama MJ selaku sekertaris Desa

Jembayan dan hasil rekapitulasi, dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan

APBDes sudah sesuai dengan Permendagri No.113 Tahun 2014, karena telah

memenuhi setiap tahap dalam proses perencanaan. Namun perlu diperhatikan lagi

pelaksanaan musyawarah desa, agar tepat waktu supaya tahapan-tahapan yang

lain juga tepat waktu dan juga telah memenuhi indikator dalam Peraturan Bupati

Kutai Kartanegara Nomor 35 tahun 2015.

2) Penganggaran (Peraturan Bupati Kutai Katanegara Nomor 35 Tahun 2015)

Tabl4.5.Sambungan

Page 78: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

64

Seperti yang tertulis dalam Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2015

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan untuk Pemerintahan Desa, maka

anggaran belanja ditetapkan sebagai berikut:

1) Minimal 70% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat desa.

2) Maksimal 30% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

a. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa.

b. Operasional pemerintah desa.

c. Tunjangan dan Operasional BPD

d. Insentif RT dan RW, yaitu bantuan kelembagaan yang digunakan

untuk operasional RT dan RW.

3) Penghasilan tetap, operasional pemerintah desa, dan tunjangan dan

operasional BPD serta insentif RT dan RW dibiayai dengan

menggunakan sumber dana dari Alokasi Dana Desa.

4) Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan

dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan data APBDes pada Tabel 4.1 diatas, bisa dilihat bagaimana

penggunaan APBDes di desa Jembayan disajikan dalam tabel berikut ini.

Page 79: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

65

Tabel 4.6. Ketetapan Anggaran Belanja Desa Jembayan

No Indikator Penggunaan

Anggaran Belanja Desa

Desa Jembayan Ketarangan

1. Minimal 70% dari seluruh

jumlah anggaran belanja desa

digunakan untuk mendanai

penyelenggaraan

pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan

desa, pembinaan

kemasyarakatan,dan

pemberdayaan masyarakat

desa

Jumlah keseluruhan anggaran

untuk program penyelenggaraan

pemerintahan desa, pembangunan

desa, pemberdayaan masyarakat

dan pembinaan kemasyarakatan

desa Jembayan adalah sebesar

Rp. 3.008.183.824

Artinya jumlah tersebut sebesar

90% (≥ 70%) dari keseluruhan

anggaran belanja.

Sesuai

2. Paling banyak 30% dari

jumlah anggaran belanja desa

digunakan untuk penghasilan

tetap kepala desa dan

perangkat Desa, Operasional

pemerintah desa, tunjangan

dan operasional BPD, insentif

RT/RW

Jumlah keseluruhan anggaran

untuk keempat komponen belanja

tersebut adalah sebesar

Rp. 778.368.000 Jumlah ini sama

dengan 25% (≤ 30%) dari

keseluruhan anggaran belanja

Sesuai

3. Penghasilan tetap, operasional

pemerintah desa, dan

tunjangan dan operasional

BPD serta insentif RT/ RW

dibiayai dengan menggunakan

sember dana dari ADD

Sesuai dengan data Realisasi

APBDes Jembayan tahun 2018

(data pada lampiran) semua

belanja ini dibiayai dari APBDes

Sesuai

4. Penggunaan Dana Desa

diprioritaskan untuk

membiayai pembangunan desa

dan pemberdayaan masyarakat

Sesuai dengan data Realisasi

APBDes Jembayan tahun 2018

(data pada lampiran), dapat dilihat

bahwa pembangunan desa

dibiayai melaui Dana Desa,

sedangkan untuk pemberdayaan

masyarakat desa, sumber dananya

ada 3 (tiga), yaitu Dana Desa,

Alokasi Dana Desa dan SiLPA

tahun 2017. Yang paling banyak

digunakan adalah Dana Desa.

Sesuai

Sumber: Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015, data diolah.

Berdasarkan rekapitulasi ketetapan penggunaan anggaran belanja desa di

atas, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Desa Jembayan telah menyusun

anggaran belanja sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35

Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan untuk Pemerintah Desa.

Page 80: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

66

2. Akuntabilitas dalam Tahap Pelaksanaan Pengelolaan APBDes di Desa

Jembayan

Akuntabilitas terkait pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengelola

dan menggerakkan sumber daya manusia dan dana untuk menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan yang sudah dirumuskan dalam perencanaan sesuai dengan

jadwal yang sudah ditetapkan. Dalam pelaksanaan pengelolaan APBDes, ada

beberapa prinsip umum yang perlu ditaati mencakup penerimaan dan pengeluaran.

Prinsip tersebut diantaranya, bahwa semua penerimaan maupun pengeluaran desa

dilaksanakan melalui Rekening Desa.

Berikut ini beberapa indikator pelaksanaan APBDes sesuai dengan

Permendagri No.113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan untuk Pemerintahan Desa, beserta hasil wawancara dengan

sekertaris desa, MJ selaku Koordinator PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan

Desa).di Desa Jembayan. Indikator-indikator dibawah ini merupakan gabungan

dari kedua peraturan di atas yang telah disederhanakan.

a) Semua transaksi terkait dengan pelaksanaan kewenangan desa, harus

dilakukan melalui rekening desa, baik penerimaan maupun pengeluaran kas

dan harus memiliki bukti yang lengkap dan sah.

…. Kita pakai Rekening Desa untuk pendapatan atau pengeluaran dan

memang harus ada bukti yang lengkap supaya dananya bisa dicairkan,

supaya ada bukti untuk pencatatan….

b) Pelaksana kegiatan harus menyusun RAB sebelum mengajukan pencairan

dana untuk melakukan belanja.

Page 81: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

67

…. RAB itu wajib dibuat sama pelaksana kegiatan sebelum kita

mencairkan dana, diserahkan sama saya, saya periksa, saya verifikasi

lalu saya kasih ke Kepala Desa untuk disahkan. Setelah itu disampaikan

lagi ke pelaksana kegiatan….

c) Berdasarkan RAB, pelaksana kegiatan menyampaikan SPP dengan

melampirkan pernyataan tanggungjawab belanja dan lampiran bukti transaksi.

…. Surat Permintaan Pembayaran itu untuk pencairan dana, tapi

setelah barangnya diterima baru dananya dicairkan…

d) Pelaksana kegiatan harus menyusun Buku Kas Pembantu untuk

mempertanggungjawabkan semua pengeluaran yang menjadi beban anggaran

belanja kegiatan.

…. Buku Kas Pembantu itu untuk pelaksana kegiatan, isinya sesuai

dengan SPP biasanya….

Tabel 4.7. Rekapitulasi Akuntabilitas Pelaksanaan APBDes di Desa

Jembayan Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan

Perbup Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015.

No.

Indikator Pelaksanaan APBDes Menurut

Permendagri No.113 Tahun 2014 dan

Perbup Kutai Kartanegara Nomor 35

Tahun 2015

Desa Jembayan Keterangan

1. Semua transaksi terkait dengan pelaksanaan

kewenangan desa, harus dilakukan melalui

rekening desa, baik penerimaan maupun

pengeluaran kas dan harus memiliki bukti yang

lengkap dan sah.

Desa Jembayan telah

memiliki rekening kas

desa yang digunakan

untuk setiap keperluan

transaksi APBDes

Sesuai

2. Pelaksana kegiatan harus menyusun RAB sebelum

mengajukan pencairan dana untuk melakukan

belanja.

RAB disusun oleh

pelaksana kegiatan,

diverifikasi oleh

Sekertaris Desa dan

disahkan Kepala Desa

untuk kemudian

dikembalikan kepada

pelaksana kegiatan

Sesuai

3. Berdasarkan RAB, pelaksana kegiatan

menyampaikan SPP dengan

Dana dicairkan sebesar

yang tertulis dalam SPP,

dan akan dicaikan ketika

barang diterima

Sesuai

4. Pelaksana kegiatan harus menyusun buku kas

pembantu untuk mempertanggungjawabkan semua

pengeluaran yang menjadi beban anggaran belanja

kegiatan.

SPP disusun oleh

pelaksana kegiatan, Sesuai

Sumber: Permendagri No.113 Tahun 2014, data diolah

Page 82: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

68

Melalui wawancara bersama Sekertaris Desa Jembayan dan hasil

rekapitulasi, dapat disimpulkan, bahwa Pemerintah Desa Jembayan telah

melaksanakan indikator-indikator pelaksanaan APBDes dengan baik, seperti yang

tertulis dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan Perbup Kutai

Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015.

3. Akuntabilitas dalam Tahap Penatausahaan APBDes di Desa Jembayan

Penatausahaan APBDes merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh

Bendahara Desa. Bendahara Desa wajib mencatat seluruh transaksi yang terjadi

berupa penerimaan dan pengeluaran. Bendahara Desa mencatat secara sistematis

dan kronologis atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi. Media

penatausahaan BKU, Buku Kas Pembantu Pajak, Buku Bank desa dan setiap

bulan menyusun laporan pertanggungjawaban bendahara.

Berikut ini beberapa indikator penatausahaan APBDes sesuai dengan

Permendagri No.113 Tahun 2014, beserta hasil wawancara dengan Bendahara

Desa, TH.

a) Bendahara Desa mencatat ke dalam BKU setiap penerimaan maupun

pengeluaran yang bersifat tunai

…. Kita rutin mencatat di BKU pengeluaran atau pemasukan, kita catat

setiap ada transaksi dan setiap bulan dilaporkan ke Kepala Desa dan ke

Sekertaris Desa untuk ditandatangani. Ini juga yang menjadi laporan

bulanan saya ke Kepala Desa….

b) Bendahara melakukan pencatatan ke dalam buku bank untuk setiap transaksi

yang bersifat transfer.

….Buku bank untuk yang transfer. Banyak itu prosedurnya

pencatatannya harus jelas. Kalau untuk penerimaan, nanti ada informasi

dari bank kalau ada dana yang masuk ke Rekening desa, ada berupa nota

Page 83: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

69

kredit baru kita catat ke Buku Bank. Pengeluaran transfer ke pihak ketiga

juga dicatat disitu….

c) Bendahara Desa wajib mencatat kewajiban perpajakan ke dalam Buku Kas

Pembantu Pajak.

…. Pajak wajib kita setor dan kita catat dalam Buku Kas Pembantu

Pajak. Biasanya pajak dari pembelian barang-barang untuk keperluan

pembangunan misalnya. Pokoknya semua transaksi yang kena pajak

kita tulis di Buku Pembantu Pajak….

Hasil wawancara di atas juga telah memenuhi indikator yang diambil

dari Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015, yang digunakan

untuk menyempurnakan peraturan yang ada di dalam Permendagri Nomor 113

Tahun 2014. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

1) Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang

menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban kepada

kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

2) Pembelian barang dan jasa dipertanggungjawabkan dengan melampirkan:

d) Kwitansi yang sah

e) Nota pembelian barang/ jasa

f) Bukti penyetoran PPn/ PPh ke kas negara.

3) Perhitungan dan mekanisme perlakuan atas PPn/ PPh/ pajak lainnya

didasarkan pada ketentuan perpajakan.

4) Bukti-bukti transaksi pengeluaran kas bank disampaikan kepada PPK desa

untuk dilakukan proses akuntansi dan penyiapan laporan keuangan setiap

hari kerja/ setiap terjadinya pengeluaran.

Page 84: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

70

Tabel 4.8. Rekapitulasi Akuntabilitas dalam Tahap Penatau sahaan APBDes

di Desa Jembayan Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014

No.

Indikator Penatausahaan

APBDes Menurut

Permendagri No. 113 Tahun

2014

Desa Jembayan Keterangan

1. Bendahara desa mencatat ke dalam

BKU untuk penerimaan maupun

pengeluaran bersifat tunai.

Pencatatan transaksi

tunai ke dalam BKU

rutin dilakukan setiap

bulan dan dilaporkan

kepada Sekertaris Desa

dan Kepala Desa

Sesuai

2. Bendahara desa mencatat ke dalam

buku bank untuk setiap transaksi yang

bersifat transfer.

Bendahara Desa

Jembayan melakukan

pencatatan ke dalam

Buku Bank terkait

penerimaan dan

pengeluaran transfer.

Sesuai

3. Bendahara desa wajib mencatat

kewajiban perpajakan ke dalam Buku

Kas Pembantu Pajak.

Bendahara Desa

Jmebayan mencatat

kewajiban perpajakan

dalam Buku Pembantu

Pajak

Sesuai

Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014, data diolah

Dari hasil wawancara dengan bendahara desa dan hasil rekapitulasi,

dapat disimpulkan bahwa penetausahaan APBDes telah dijalankan dengan baik

oleh bendahara desa. Kelengkapan berkas-berkas penatausahaan telah dilengkapi

dengan seharusnya, seperti yang diatur dalam Permendagri nomor 113 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Kutai

Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

untuk Pemerintahan Desa.

4. Akuntabilitas dalam Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pengelolaan APBDes di Desa Jembayan.

Tahapan terakhir dari pengelolaan APBDes adalah pelaporan dan

pertanggungjawaban. Yang berperan penting dalam tahap ini adalah kepala desa

Page 85: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

71

sebagaimana yang ditulis dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dikatakan

bahwa kepala desa berkuasa atas pengelolaan keuangan desa, serta menjadi wakil

pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan. kepala desa

juga mengemban tugas yang sangat penting di dalam mengelola keuangan desa,

yaitu menyampaikan laporan kepada Bupati dan BPD, berupa laporan yang

bersifat periodik semesteran dan tahunan.

Berikut ini merupakan indikator pelaporan dan pertanggungjawaban

kepala desa berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan juga pelaporan

serta pertanggungjawaban Kepala Desa Jembayan yang dihasilkan dari

wawancara bersama Kepala Desa Jembayan, yaitu SA.

a) Kepala desa wajib menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDes

semester pertama (Januari-Juni) kepada Bupati melalui Camat paling lambat

pada akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.

…. Jadi laporan realisasi itu ada dua, yang pertama itu untuk

realisasi Januari- Juni karena memang dana yang cair untuk

setengah tahun dulu, kita liat sejauh mana realisasi yang sudah

dijalankan dengan dana yang cair pertama. Wajib kita laporkan itu

bulan Juli supaya untuk dana selanjutnya cepat juga dicairkan.

Kalau kita tidak laporkan kita tidak dapat dana lagi untuk setengah

tahun berikutnya….

b) Kepala desa wajib menyerahkan laporan realisasi pelaksanaan APBDes

semester akhir tahun (Juli-Desember) kepada Bupati paling lambat pada akhir

Januari tahun anggaran berikutnya.

…. Sama juga degan yang semester pertama, kita sampaikan

laporan akhir tahun itu supaya APBDes untuk tahun berikutnya

bisa cair lagi sesuai dengan anggaran yang sudah kita susun. Untuk

yang semester kedua ini laporannya dari Januari- Desember sudah

digabung….

Page 86: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

72

c) Kepala desa wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDes setiap akhir tahun, kepada Bupati, paling lambat satu

bulan setelah tahun anggaran berakhir.

…. Di laporan pertanggungjawaban itu kita laporkan kekayaan

milik desa sampai akhir tahun dan kalau ada program kerja

pemerintah desa yang masuk ke desa kita laporkan, kita sampaikan

laporannya bulan Januari….

d) Laporan realisasi penggunaan dana desa semester pertama (Januari-Juni)

wajib disampaikan kepada Bupati melalui Camat, paling lambat minggu

keempat bulan Juli tahun anggaran berjalan.

…. Laporan penggunaan DD ini agak beda dengan laporan

APBDes, karena akan sampai ke pusat, jadi harus benar-benar

disusunnya. Dana desa ini kan dicairkan dari APBN, jadi

laporannya juga lebih jauh. Kita pasti sampaikan tepat waktu

Kepada Bupati….

e) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa semester kedua (Juli-Desember)

disampaikan kepada Bupati melalui Camat, paling lama pada minggu

keempat bulan Januari tahun anggaran berikutnya.

….Laporan semester II juga harus tepat waktu kita sampaikan ke

Bupati, selanjutnya diteruska sampain ke kementerian keuangan,

karena itu tadi DD kan dari APBN. Perlu tembusan dari gubernur

dan Menteri Desa juga sebelum ke Kementerian Keuangan. Harus

hati-hati sekali dengan DD ini jangan sampai ada

penyelewengan….

f) Laporan pertanggungjawaban realisasi APBDes harus disampaikan kepada

BPD paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

…. Setiap tahun kita sampaikan ke BPD. Jadi laporan ke BPD ini

adalah laporan terkait APBDes yang disepakati pada awal tahun…

Page 87: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

73

Berikut ini beberapa indikator yang diambil dari Peraturan Bupati Kutai

Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015, untuk menyempurnakan indikator dari

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014:

1) Sekertaris desa menyusun rancanan peraturan desa tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes, kemudian disampaikan

kepada kepala desa untuk dibahas dan disepakati bersama BPD.

2) Jangka waktu pemyampaian rancangan peraturan desa kepada kepala

desa paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

3) Peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes wajib

diumumkan kepada masyarakat.

4) Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes

disampaikan kepada Bupati melalui camat paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja setelah peraturan desa ditetapkan.

Tabel 4.9. Rekapitulasi Akuntabilitas dalam Tahap Pelaporan dan

Pertanggungjawaban APBDes di Desa Jembayan Berdasarkan

Permendagri No. 113 Tahun 2014.

No.

Indikator Pelaporan dan

Pertanggungjawaban APBDes

Menurut Permendagri No. 113

Tahun 2014

Desa Jembayan Keterangan

1. Kepala Desa wajib menyampaikan

laporan realisasi pelaksanaan APBDes

semester pertama (Januari-Juni)

Kepada Bupati melalui Camat paling

lambat pada akhir bulan Juli tahun

anggaran berjalan.

Laporan disampaikan tepat

waktu agar dana untuk

semester berikutnya bisa

dicairkan.

Sesuai

2. Kepala Desa wajib menyerahkan

laporan realisasi pelaksanaan APBDes

semester akhir tahun (Juli-Desember)

kepada Bupati paling lambat pada akhir

Januari tahun anggaran berikutnya.

Laporan telah

diakumulasikan

dariawal tahun sampai

akhir tahun dan

disampaikan tepat

waktu.

Sesuai

Page 88: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

74

No. Indikator Pelaporan dan

Pertanggungjawaban APBDes

Menurut Permendagri No. 113

Tahun 2014

Desa Jembayan

Keterangan

3. Kepala Desa wajib menyampaikan

laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDes setiap akhir

tahun, kepada Bupati, paling lambat

satu bulan setelah tahun anggaran

berakhir..

Laporan berisi kekayaan

milik desa per 31 Desember

tahun berkenaan dan laporan

terkait program kerja daerah

yang masuk ke desa.

Disampaikan setiap akhir

tahun dan tepat waktu.

Sesuai

4. Laporan realisasi penggunaan dana

desa semester pertama (Januari-Juni)

wajib disampaikan kepada Bupati

melalui Camat, paling lambat minggu

keempat bulan Juli tahun anggaran

berjalan.

Laporan disampaikan

kepada Bupati melalui

Camat tepat waktu. Sesuai

5. Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Desa semester kedua (Juli-Desember)

disampaikan kepada Bupati melalui

Camat, paling lama pada minggu

keempat bulan Januari tahun anggaran

berikutnya.

Laporan disampaikan tepat

waktu, untuk kemudian

disampaikan ke Kementerian

keuangan dengan tembusan

dari gubernur dan

Kementerian Desa.

Sesuai

6. Laporan pertanggungjawaban Realisasi

APBDes harus disampaikan kepada

BPD paling lambat 3 bulan setelah

berakhirnya tahun anggaran.

Laporan kepada BPD adalah

terkait pelaksanaan APBDes

yang disepakati bersama di

awal tahun

Sesuai

Sumber: Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, data diolah

Dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Jembayan dan hasil

rekapitulasi, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap Pelaporan dan

Pertanggungjawaban APBDes telah dilaksanakan oleh pemerintah DesaJembayan

sesuai dengan indikator-indikator dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1. Hasil Implementasi Prinsip Transparansi Pengelolaan APBDes

Transparansi adalah salah satu asas pengelolaan keuangan desa yang harus

diterapkan oleh Pemerintah Desa dalam pengeloaan keuangan. Dimana informasi

Tabel 4.9. Sambungan

Page 89: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

75

keuangan begitu penting untuk diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat

agar masyarakat juga dapat mengawasi penggunaannya.

Hasil analisis yang telah diperoleh peneliti dari proses wawancara bersama

masyarakat desa, dapat disimpulkan bahwa masyarakat kurang mengetahui

bagaimana pengelolaan APBDes yang dilakukan Pemerintah Desa. Karena

mereka tidak pernah diberikan informasi secara terbuka oleh Pemerintah Desa.

Dalam perencanaan APBDes juga masyarakat mengaku tidak ikut serta

dalam Musyawarah Desa. Karena Pemerintah Desa membuat kebijakan hanya

mengundang para perwakilan masyarakat desa, yaitu BPD dan ketua-ketua RT.

Hal ini sudah sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, meskipun tidak

seluruh lapisan masyarakat yang diundang dalam Musyawarah Desa. Karena RT

dan BPD juga dipilih masyarakat untuk mewakili mereka dalam berbagai

kepentingan.

Untuk proyek pembangunan desa, Pemerintah Desa telah menyediakan

papan informasi di setiap proyek yang sedang dijalankan. Papan informasi

tersebut memuat informasi anggaran, sumber dana dan pengelola proyek. Dalam

hal ini Pemerintah Desa Jembayan telah mematuhi peraturan yang tertulis dalam

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

4.3.2. Hasil Implementasi Akuntabilitas Pengelolaan APBDes

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam

rangka pencapaian tujuan. Akuntabilitas pengelolaan APBDes merupakan

Page 90: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

76

pertanggungjawaban oleh pengelola keuangan desa dalam proses perencanaan,

pelaksanaan,penatausahaan, pelaporan serta pertanggungjawaban APBDes.

Berikut ini disimpulkan hasil analisis Akuntabilitas dari hasil wawancara

yang dilakukan peneliti bersama perangkat desa Jembayan, untuk mengetahui

sejauh mana Akuntabilitas yang telah diterapkan oleh Pemerintah Desa Jembayan

Berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015

Tentang Pedoman Pegelolaan Keuangan Untuk Pemerintahan Desa.

Perencanaan APBDes Desa Jembayan telah dilaksanakan sesuai dengan

Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara

Nomor 35 Tahun 2015. Dari proses penyusunan RPJMDes untuk program kerja

selama 6 tahun, kemudian RKPDes untuk program tahunan yang diambil dari

RPJMDes melalui Musyawarah Desa. Namun dalam pelaksanaan Musyawarah

desa dan penetapan RKPDes serta penetapan Peraturan Desa mengenai APBDes

masih sering terlambat dari waktu yang telah ditentukan dalam Permendagri

Nomor 113 Tahun 2014 dan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35

Tahun 2015.

Tahap Pelaksanaan APBDes di Desa Jembayan yang mencakup

penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan, semua menggunakan rekening kas

desa. Sebelum melaksanakan kegiatan, pelaksana kegiatan terlebih dahulu

mengajukan permintaan pendanaan, yang disertai dengan berkas RAB yang

diverifikasi oleh Sekertaris Desa dan disetujui oleh kepala desa. Pelaksana

kegiatan juga mempertanggungjawabkan pengeluaran dengan membuat buku kas

Page 91: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

77

pembantu sebagai laporan pertanggungjawaban. Pelaksanaan APBDes yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa telah sesuai dengan Permendagri Nomor 113

Tahun 2014 dan juga Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015.

Dalam tahap penatausahaan, yang berperan penuh adalah

Bendahara Desa. Bendahara Desa Jembayan telah menyusun buku kas umum

untuk setiap penerimaan dan pengeluaran yang bersifat tunai. Bendahara desa juga

menyusun buku bank untuk mencatat penerimaan yang bersifat transfer, dan

untuk pembayaran kepada pihak ketiga secara transfer. Untuk penerimaan yang

besifat transfer pihak desa akan menerima pemberitahuan berupa nota kredit dari

pihak bank dan dicatat dalam buku bank. Untuk pengeluaran yang bersifat transfer

harus dilengkapi bukti transaksi yang lengkap dan sah. Bendahara Desa juga

membuat buku kas pembantu pajak untuk mencatat setiap kewajiban perpajakan.

Hal ini sudah sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dan Peraturan

Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015.

Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban dilakukan oleh Kepala Desa.

Laporan ini bersifat periodic dan semesteran dan disampaikan kepada Bupati dan

BPD. Laporan yang disampaikan kepada Bupati adalah Laporan Semesteran

Realisasi Pelaksanaan APBDes, Laporan Pertanggungjawaban Realisasi

Pelaksanaan APBDes, Laporan Realisasi Dana Desa. Sedangkan laporan yang

disampaikan kepada BPD adalah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Realisasi Pelaksanaan APBDes. Laporan disampaikan tepat waktu agar tidak

mengganggu tahapan-tahapan berikutnya.

Page 92: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

78

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

simpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan Akuntabilitas pengelolaan

APBDes di Desa Jembayan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku, yaitu Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa dan juga Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor

35 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Untuk Pemerintah Desa.

Namun dalam hal transparansi, Pemerintah Desa Jembayan belum

melaksanakannya dengan baik, dimana informasi keuangan belum dapat diakses

dengan mudah oleh Masyarakat Desa Jembayan. Hal ini tidak sesuai dengan yang

tertulis di dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

A. Bagi Pemerintah Desa Jembayan, disarankan untuk lebih transparan kepada

masyarakat terkait APBDes dan Realisasi APBDes maupun. Pemerintah Desa

sebaiknya memasang baliho sebagai sarana informasi mengenai pengelolaan

APBDes di Desa Jembayan.

B. Bagi Pemerintah Desa Jembayan, disarankan untuk lebih cekatan dalam

perencanaan keuangan desa terkait pelaksanaan musyawarah desa. Semua

Page 93: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

79

yang menjadi urusan sebelum dilaksanakannya musyawarah desa, diharapkan

bisa diselesaikan secepat mungkin, agar tidak mengganggu jadwal

pelaksanaan musyawarah desa dan tahap-tahap setelahnya.

C. Bagi Masyarakat Desa Jembayan, diharapkan lebih peduli terhadap

pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa, karena

Page 94: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

80

masyarakat juga memiliki tugas untuk mengawasi penyelenggaraan keuangan

desa.

D. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti pengelolaan APBDes

untuk beberapa desa dalam satu Kecamatan. Agar dapat membandingkan

seperti apa pengelolaan APBDes di setiap desa yang berbeda.

Page 95: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

81

81

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Anwar, Misbahul dan Bambang Jatmiko. 2014. Kontribusi dan Peran Pengelolaan

Keuangan Desa Untuk Mewujudkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa yang Transparan dan Akuntabel (Survey pada Perangkat Desa di

Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta), Jurnal Ekonomi 11.

November.

Chaya, Abula .2015.Asas Pengelolaan Keuangan Desa. https:// www .keuangandesa.

info/ 2015/ 12/ asas-pengelolaan-keuangan-desa. html. Diakses tanggal

2 Maret 2018.

Fitriati, 2015. “Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa (APBDesa) di Desa Tempel Kecamatan Krian-

Sidoarjo” [Skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya.

Hamid, Alfian. 2016. “Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Pencapaian Good Governance (Study

Empiris di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa)” [Skripsi].

Makassar. (ID) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Hariyati. 2016 “Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Serta Pengawasan

Terhadap Kinerja pada Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Kota

Samarinda” [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UNMUL.

Samarinda.

Herlianto, Didit.2017. Manajemen Keuangan Desa, Cetakan Pertama. Gosyen

Publishing. Yogyakarta.

Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik. UII Pres. Yogyakarta.

Mas’ud, Arifuddin dkk.2017. Persepsi Pengelola Keuangan Desa dalam

Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Desa di

Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, Jurnal Akuntansi

dan Keuangan II (2) Oktober : 2088-4656

Page 96: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

82

Nasirah. 2016. Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi

Dana Desa (Studi pada Desa Mulyoagung Kecamatan Dau). Jurusan

Akuntansi . Universitas Muhammadiyah Malang.

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 35 Tahun 2015. Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Untuk Pemerintah Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014.

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2015. Tentang Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014. Tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005. Tentang Desa.

Praptoyo, Sugeng. 2015. Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Jurnal Ilmu &

Riset Akuntansi 4 (8).

Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah. 2015. Pengelolaan Keuangan Desa, Edisi

Revisi. Fokusmedia. Bandung.

Sugiyono.2009. Adapun Pengertian Dari Metode Deskriptif Analitis Menurut

Sugiyono. https:// id.scribd.com/doc/306349047/Adapun-Pengertian-

Dari-Metode-Deskriptif-Analisis-Menurut-Sugiyono, diakses tanggal

25 Maret 2018.

.2012.MetodeKualitatif.http://mihsanahmad.blogspot.co.id/201410/

metode-kualitatif.html, diakses tanggal 25 Maret 2018.

Supheni, Indrian. 2016. Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintah Desa Dalam

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes).Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nganjuk XI (2)

1907-7513.

Taufik, Taufeni.2013. Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Sistem Pengelolaan

Keuangan Negara Republik Indonesia. https:// media .neliti.com/

media/publications/8754-ID-pengelolaan-keuangan-desa-dalam-

sistem-keuangan-negara-republik-indonesia.pdf, diakses pada

tanggal 30 Maret 2018.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Page 97: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

83

LAMPIRAN

Page 98: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

84

Lampiran 1

Page 99: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

85

Page 100: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

86

Page 101: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

87

Lampiran 2

Page 102: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

88

Page 103: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

89

Page 104: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

90

Page 105: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

91

Page 106: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

92

Page 107: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

93

Page 108: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

94

Page 109: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

95

Page 110: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

96

Page 111: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

97

Lampiran 3

Page 112: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

98

Lampiran 4

Page 113: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

99

Lampiran 5

Page 114: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

100

Lampiran 6

Page 115: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

101

Lampiran 7

Page 116: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

102

Lampiran 8

Page 117: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

103

Lampiran 9

Page 118: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

104

Page 119: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

105

Page 120: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

106

Lampiran 10

Page 121: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

107

Page 122: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

108

Page 123: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

109

Page 124: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

110

Page 125: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

111

Page 126: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

112

Page 127: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

113

Page 128: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

114

Page 129: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

115

Lampiran 11

91

Page 130: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

116

92

Page 131: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

117

93

Page 132: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

118

Lampiran 12

94

Page 133: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

119

95

Page 134: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

120

Lampiran 13

96

Page 135: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

121

Lampiran 14

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Transparansi

a) Apakah Pemerintah desa melaksanakan musyawarah desa setiap tahun?

b) Apakah pemerintah desa memberikan informasi kepada masyarakat secara

terbuka mengenai APBDes?

c) Apakah ada informasi terkait proses pembangunan suatu proyek yang sedang

dijalankan?

2. Akuntabilitas

a) Tahap Perencanaan

1) Apakah dasar perencanaan APBDes?

2) Kapan musyawarah desa dilakukan?

3) Apa yang dilakukan setelah musyawarah desa dilaksanakan?

4) Apa saja dokumen yang diperlukan dalam perencanaan APBDes?

5) Apakah semua tahapan dalam tahap perencanaan ini telah dilaksanakan

tepat waktu?

b) Tahap Pelaksanaan

1) Apa saja yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan?

2) Dokumen apa saja yang perlu dibuat dalam tahap pelaksanaan?

3) Apakah setiap proses belanja telah dilaksanakan berdasarkan peraturan

yang berlaku?

Page 136: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

122

c) Tahap Penatausahaan

1) Pencatatan apa saja yang dibuat oleh Bendahara Desa/ Kaur keuangan

dalam tahap penatausahaan?

2) Apa yang diperlukan untuk membuat pencatatan dalam tahap

penatausahaan?

3) Apakah Bendahara desa membuat pertanggungjawaban kepada Kepala

Desa setiap bulan?

d) Tahap Pelaporan dan Pertanggungjawaban

1) Kepada siapa kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan

APBDes, realisasi penggunaan dana desa dan laporan

pertanggungjawaban?

2) Apakah kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan

APBDes semester pertama dan kedua/ akhir tahun sesuai dengan jadwal

yang ditetapkan?

3) Apakah laporan pertanggungjawaban realisasi disampaikan tepat waktu?

4) Apakah kepala desa menyampaikan laporan penggunaan dana desa

semester pertama dan akhir tahun sesuai dengan waktu yang ditentukan?

Page 137: ANALISIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ...

123