AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM...

110
AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM BOGOR DALAM REHABILITASI SANTRI NARKOBA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Inne Tresnayanti NIM: 104051001864 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M./ 1429 H.

Transcript of AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM...

Page 1: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM

BOGOR DALAM REHABILITASI SANTRI NARKOBA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Inne Tresnayanti NIM: 104051001864

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M./ 1429 H.

Page 2: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 06 Juni 2008

Inne Tresnayanti

Page 3: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM BOGOR

DALAM REHABILITASI SANTRI NARKOBA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Inne Tresnayanti NIM: 104051001864

Di Bawah Bimbingan

Drs. M. Lutfi, M.Ag. NIP. 150268782

JURUSAN KOMUNIKSI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKSI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M./1429 H.

Page 4: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM BOGOR DALAM REHABILITASI SANTRI NARKOBA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 18 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta 18 Juni 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota Dr. Arief Subhan, MA Umi Musyarrofah, MA NIP: 150 262 442 NIP: 150 281 980 Anggota Penguji I Penguji II Drs. Sunandar, M. Ag Drs. Wahidin Saputra NIP: 150 273 477 NIP: 150 276 299 Pembimbing Drs. M. Lutfi, M. Ag NIP: 150 268 782

Page 5: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Abstrak

INNE TRESNAYANTI

Dakwah Pondok Pesantren Al-Um Dalam Rehabilitasi Santri Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba atau NAZA, merupakan candu yang membuat keterggantungan kepadanya, dan dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Pecandu Narkoba tidak mampu lagi memfungsikan dirinya secara wajar dalam masyarakat, dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang). Ternyata perkembangan kasus penyalahgunaan Narkoba dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan Dadang Hawari menyatakan jumlah pasien NAZA yang ada dimasyarakat sebanyak 10 kali dari angka resmi. Menyimak fenomena tersebut, banyak elemen masyarakat dan berbagai lembaga yang berupaya mengadakan kegiatan dalam rangka penanggulangan Narkoba, salah satu lembaga yang ikut melaksanakan kegiatan tersebut yaitu Pondok Pesantren Al-Um Bogor, Pondok Pesantren ini adalah wadah pengkajian ilmu agama pada awalnya. Namun, karena kepedulian pimpinan Pondok Pesantren terhadap para korban Narkoba maka beliau menambahkan kegaitan pada Pondok Pesantrennya dengan rehabilitasi korban Narkoba, dengan mengunakan metode non medis (spiritual/keagamaan). Berdasarkan pernyataan di atas maka timbul pertanyaan bagaimana keadaan santi narkoba (objek dakwah) yang berada di Pondok Pesantren Al-Um Bogor? Bagaimana dakwah yang diterapkan (meliputi materi, metode dan media) di Pondok Pesantren Al-Um Bogor? Serta bagaimana keberhasilan dakwahnya? Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menjabarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait mengenai keadaan santri narkoba dan dakwah yang diterapkan serta keberhasilan dakwahnya. Keadaan santri narkoba yang berada di Pondok Pesantren Al-Um yaitu mengalami ketergantungan terhadap Narkoba, cenderung memberontak, susah diatur, suka mencuri uang orang tuanya dan kurangnya pengetahuan akan ajaran agama. Adapun bentuk metode dakwah yang digunakan adalah Al-Mauidzah Hasanah. Sedangkan materi yang diterapkan yaitu mengenai aqidah akhlak, fiqih, tauhid, al-Qur`an dan hadis. Dalam melakukan kegiatannya Pondok Pesantren tersebut menggunakan sebuah media yaitu media lisan, dan hal (perbuatan). Keberhasilan dakwah dalam merehabilitasi santri narkoba dapat dikatakan cukup berhasil hal tersebut dibuktikan dari pernyataan santri narkoba, yaitu mereka bisa kembali normal, menyadari kekeliruannya dan bisa menjalani hidupnya tanpa Narkoba. Dari hasil penelitian ini, bahwa selama santri narkoba berada di Pondok Pesantren Al-Um banyak sekali hal-hal yang didapatkan misalnya dapat mengetahui tentang agama Islam, menyadari akan kekeliruanya mengkonsumsi Narkoba, mendapatkan ketenangan batin dan kedamaian. Selain itu banyak pula perubahan yang mereka rasakan diantaranya mau mengerjakan kewajibannya

Page 6: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

sebagai muslim (solat wajib 5 waktu), lebih dewasa, bisa berfikir secara positif, bisa lebih hormat kepada orang tua intinya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Page 7: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Maha suci Allah SWT yang menganugerahi setiap manusia jalan hidup

yang berbeda-beda. Maha Indah Karunia-Nya yang telah membekali masing-

masing insan dengan potensi yang beraneka ragam. Sang penggenggam hati

manusia dengan kasih sayang-Nya memberikan nikmat yang tak terbatas,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Untaian shalawat dan salam

semoga selalu tercurah keharibaan satu-satunya kekasih Allah, maha guru

kemanusiaan, pembawa risalah terbesar dengan segala keteladanan bagi umatnya,

khotamul anbiya Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta seluruh

umatnya.

Skripsi yang berjudul Dakwah Pondok Pesantren Al-Um Bogor Dalam

Rehabilitasi Santri Narkoba diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan segala macam daya dan upaya yang penulis miliki dalam

menyelesaikan skripsi ini. Namun tak luput dari beberapa pihak yang telah banyak

membantu baik secara moril maupun materil. Dalam kata pengantar ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah

membantu, terutama sekali kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Murodi, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi

Page 8: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

3. Bapak Drs. M. Lutfi, M.Ag. Selaku Dosen pembimbing yang telah dengan

kesabaran dan ketelitiannya serta kesempatan waktunya dalam

memberikan pengarahan kepada penulis hingga mencapai kesuksesan

dalam menyelesaikan skprisi

4. Ibu Umi Musyarrofah, M.A. Selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

5. Kedua Orang Tua Ayahanda Bapak Abdul Rojak dan Ibunda Sumyati

yang telah memberikan dukungan moril serta materil yang tiada terkira,

kesabaran, nasihat dan do’a yang selalu kalian panjatkan untuk anakmu

tercinta di setiap sujudmu.

6. Kepada semua keluarga, terutama untuk kaka perempuan beserta suami,

adik-adik, yang sama-sama berjuang dalam menuntut Ilmu demi

kebahagiaan orang tua, kalianlah yang selalu menjadi penyemangat

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga keponakan "Jasmine"

dan "Adel" yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis disaat

penulis merasa jenuh dalam menyelesaikan skripsi ini .

7. Kepada Bapak. K.H. Bahrum Zaman selaku pimpinan Pondok Pesantren

Al-Um Bogor dan para Ustad yang telah membantu penulis dalam

memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan.

8. Semua dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis dengan semangat jihadnya.

Page 9: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

9. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi serta para staffnya yang telah memberikan kenyamanan

fasilitas pada penulis.

10. My Spesial Person "Pur” yang telah memberikan dukungan serta semangat

kepada penulis thanks for all.

11. Kepada sahabat "Lilis & wiwit", terimakasih atas dukungan serta do,a

yang selalu kalian panjatkan untuk sahabatmu ini, semoga kita diberikan

kesuksesan di dunia dan akhirat amin…..

12. Kepada ustad "Hamdi" terimakasih atas dukungan serta do’anya. Semoga

kebaikan serta keikhlasan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah

SWT.

13. Semua teman-teman di KPI D angkatan 2004, dan teman-teman KKS

2007 (Suzy, Nida, Ulpah, Eka, Dian, Tina, Dede, ba’Yuli, Yusup, Hilmi,

Faisal, Herdi, Yayan, Away, Irfa, Tanjung. Terimakasih atas semangat dan

dukunganya. Love U All

Semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan, keselamatan dan

kesuksesan di dunia maupun di akhirat.

Akhirnya atas saran dan kritiknya sebagai pembangun dan pengembangan

dalam penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan balasan terbaik jasa-jasa mereka, di dunia maupun di

akhirat kelak amin…..

Ciputat, 07-06-2008

Wasalam

Penulis

Page 10: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8

E. Metodologi Penelitian ................................................................. 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Dakwah ...................................................................................... 14

1. Pengertian Dakwah .............................................................. 14

2. Bentuk-bentuk Dakwah ........................................................ 15

3. Fungsi, Tujuan, dan Hukum Dakwah .................................. 17

4. Unsur-unsur Dakwah ........................................................... 21

B. Rehabilitasi ................................................................................. 27

1. Pengertian Rehabilitasi ......................................................... 27

2. Fungsi dan Tujuan Rehabilitasi ........................................... 27

Page 11: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Bentuk dan Tahapan Rehabilitasi ......................................... 29

C. Narkoba ...................................................................................... 32

1. Pengertian Narkoba .............................................................. 32

2. Jenis-jenis Narkoba .............................................................. 34

3. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba ......................... 36

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN AL-UMM BOGOR

A. Sejarah Berdirinya ...................................................................... 38

B. Organisasi dan Pengelolaannya................................................... 40

C. Visi, Misi, dan Tujuannya........................................................... 42

D. Sarana dan Prasarana................................................................... 43

E. Kegiatannya ................................................................................ 44

BAB IV

........................................................................

DAKWAH PONDOK PESANTREN AL-UM

BOGOR DALAM REHABILITASI SANTRI

NARKOBA

A. ............................................................................................P

rofil Subjek ................................................................................. 46

1. Profil Mad’u (Objek Dakwah) ............................................... 46

2. Profil Da’i (Subjek Dakwah) .................................................. 57

B. ............................................................................................T

ahapan-tahan Rehabilitasi Santri Narkoba .................................. 64

Page 12: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

C. ............................................................................................M

ateri Rehabilitasi Santri Narkoba ................................................ 65

D. ............................................................................................M

etode yang digunakan dalam Rehabilitasi Santri Narkoba ......... 68

E..............................................................................................M

edia yang diterapkan dalam Rehabilitasi Santri Narkoba ........... 70

F. .............................................................................................A

nalisis Keberhasilan Dakwah ...................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 72

B. Saran ........................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

LAMPIRAN

Page 13: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin cepat sebagai akibat dari kemajuan

teknologi, indrusteri dan modernisasi secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi kehidupan manusia baik sebagai individu, keluarga, masyarakat

dan bangsa. Salah satu dampak dari kemajuan teknologi dewasa ini antara lain

adalah mempercepat transfer kebudayaan. Kebudayaan Barat dengan cepat

menjalar keberbagai penjuru dunia. Kaum remaja yang merasa sebagai orang

moderen, dan menggandrungi kemajuan teknologi banyak yang menerima begitu

saja kebudayaan Barat yang tidak jarang bertentangan dengan kebudayaan dan

adat istiadat orang Timur dan kebudayaan Islam. Mulai dari kebiasaan meminum-

minuman keras, penyalahgunaan Narkoba dan obat-obatan terlarang yang

dilakukan oleh sebagian remaja Indonesia adalah akibat dari mencontoh pergaulan

yang dilakukan oleh remaja di negara lain.

Pada dasarnya penyalahgunaan Narkotika dan obat-obatan terlarang

lainnya tidak akan menjadi masalah jika tidak mempunyai dampak besar pada

tatanan sosial, keluarga, masyarakat sampai pada tingkat kriminal dengan

gangguan ketertiban dan keamanan. Selain itu penggunaan Narkoba dan minuman

yang mengandung alkohol juga mempunyai dampak terhadap syaraf manusia

yang menimbulkan berbagai perasaan. Sebagian dari Narkoba itu meningkatkan

gairah, semangat, dan keberanian. Sebagian lagi menimbulkan perasaan

mengantuk, yang lain bisa menyebabkan rasa tenang dan nikmat sehingga bisa

Page 14: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

melupakan segala kesulitan, oleh karena efek-efek itulah beberapa remaja

menyalahgunakan Narkoba dan alkohol.

Akan tetapi penggunaan Narkoba dan alkohol dalam dosis yang berlebihan

bisa membahayakan jiwa orang yang bersangkutan. Karena sifat Narkoba dan

alkohol itu antara lain adalah menimbulkan ketergantungan pada pemakainya.

Makin sering ia mengkonsumsi Narkoba atau minuman beralkohol, maka makin

besar ketergantugannya sehingga pada suatu saat tidak bisa melepaskan diri lagi.1

Narkoba merupakan racun yang tidak hanya merusak manusia secara fisik, tetapi

juga merusak jiwa dan masa depannya. Secara fisik semakin lama semakin

ambruk, sedangkan mentalnya sudah terlanjur ketergantungan dan membutuhkan

pemenuhan Narkoba yang semakin tinggi. Jika dia tidak menemukan Narkoba

maka tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan.2

Dr. Belle Woodcomestock mengatakan bahwa Narkoba adalah kampium yang sangat merusak kehidupan manusia. Karena tidak ada jalan yang lebih pendek untuk merusak tubuh, pikiran, dan jiwa manusia dari pada memakai morfin, heroin, cocaine, candu, marijuana, dan lain-lain. Minimal ada sembilan sebab mengapa Narkoba menjadi berbahaya bagi para penggunanya yaitu merusak kemampuan berfikir (syaraf), meniadakan garis pemisah antara yang baik dan yang buruk, menutupi hukum, mempengaruhi nafsu sex, kemiskinan, kehancuran karier, merusak jiwa, merusak lingkungan sosial kemasyarakatan dan kematian tidak wajar.3

Pemaparan diatas menjelaskan bahwa betapa berbahayanya penyalahgunaan

Narkoba bagi diri manusia. Oleh karena itu tidak ada alasan lagi bagi manusia

untuk melakukan atau terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba. Selain berbahaya

dan dapat merusak jiwa seseorang, penggunaan Narkoba dalam islampun sangat

1 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

h. 216-217. 2 Abu al-Gifari, Generasi Narkoba, (Bandung: PT. Mujahid, 2003), cet. ke-3, h. 10. 3 Ahmadi Sofyan, Narkoba Mengincar Anak Anda; Panduan bagi Orang tua, Guru dan

Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2007), cet. Ke-1, h. 8-11.

Page 15: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

diharamkan. Hal ini terbukti karena Narkoba memiliki Mudharat (daya rusak)

yang sangat besar ketimbang manfaat yang didapatkan. Selain haram dalam Islam

penyalahgunaan Narkoba, juga dipahami sebagai perbuatan syetan:

Allah SWT berfirman

☺ ☺

☺ ☺

☺ Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjud”. (Qs Al-Maidah: 90-91)4

Berdasarkan kandungan ayat suci al-Qur’an di atas, jelas bahwa penggunaan

Narkoba hanya akan merugikan pemakainya dan dapat menimbulkan kebencian

dan permusuhan sasama anggota keluarga dan masyarakat. Adapun yang dapat

mengambil manfaat dari Narkoba adalah kalangan medis, yaitu untuk menunjang

upaya pengobatan pasien. Walaupun demikian kenyataannya masih banyak

kalangan umat Islam, terutama remaja Islam yang mengkonsumsinya. Hal ini

dibuktikan dari jumlah pecandu Narkoba yang saat ini menurut kepolisian, sudah

4 Ibid., h. 33-34.

Page 16: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

mencapai angka 2 % dari keseluruhan penduduk Indonesia. Jika penduduk

Indonesia 200 juta jiwa berarti ada 4 juta jiwa pecandu Narkoba di Indonesia.

Padahal data ini seperti diakui kapolri hanya sebagian kecil saja yang berhasil

didata. Sementara data sebenarnya jauh lebih banyak. Seperti halnya gunung es

yang hanya tampak kecil di permukaan sementara yang terpendam di lautan

sungguh besar sekali.5

Menyadari akan bahaya penyalahgunaan Narkoba dan alkohol ini, hampir

semua pemerintah di seluruh dunia mempunyai undang-undang anti narkotika dan

alkohol. Berbagai upaya dan tindakan (oleh aparat pemerintahan dan hukum) telah

dilakukan untuk memberantas sindikat-sindikat pembuat dan pengedar obat

terlarang dan alkohol yang tak berizin. Akan tetapi sampai sekarang

penyalahgunaan zat-zat yang berbahaya ini tidak pernah ditangani dengan tuntas.6

Bahkan bisnis barang haram tersebut juga menembus “dinding-dinding” lembaga

pemasyarakatan tempat para pelaku dihukum. Meskipun sangsi hukum yang

dijatuhkan kepada pelakunya semakin berat, akan tetapi para pelaku bisnis barang

haram tersebut tidak pernah jera.7

Di Indonesia penyalahgunaan Narkoba menjadi perbincangan yang serius

oleh berbagai kalangan. Baik pemerintah, lembaga sosial masyarakat, ormas,

bahkan masyarakat juga turut membicarakan tentang Narkoba. Saat ini, jumlah

penyalahguna Narkoba meningkat drastis. Tidak ada Kabupaten atau Kecamatana

atau Kelurahan yang terbebas dari Narkoba. Bahkan Menurut data WHO jika ada

5 al-Gifari, Generasi Narkoba, h. 11. 6 Sarlito, Psikologi Remaja, h. 26. 7 M. Lutfi, Bimbingan Islam untuk Korban NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif

Lain) Jurnal Kajian Dakwah, Komunikasi dan penyiaran, Vol. X , 2003, h. 155.

Page 17: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

1 kasus maka yang sebenarnya ada 10 kasus di tempat tersebut8. Memperhatikan

fenomena tersebut jelas memprihatinkan betapa kian ke depan Indonesia bukan

semakin maju, malah mundur beberapa langkah ke belakang, masa depan menjadi

taruhan. Kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan Narkoba

sebagai musuh bersama adalah salah satunya jalan yang efektif untuk

membendung peredaran obat terlarang tersebut.

Bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi budak Narkoba, saatnya

mengembalikan mereka kepada aqidah ajaran Islam. Mempertemukan kembali

fitrah mereka sebagai manusia, dengan agama atau menyadarkan mereka

(manusia) supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam

sehingga menjadi orang baik. Menjadikan orang baik itu berarti menyelamatkan

mereka dari kesesatan. Orang yang menjadi budak Narkoba adalah orang yang

tersesat oleh sebab itu manusia sebagai khalifah di bumi ini mempunyai

kewajiban mengingatkan, menyeru dan mengembalikan mereka kejalan yang

diridhai oleh Allah SWT. Sebagai muslim, manusia mempunyai kewajiban

memerangi kemungkaran di muka bumi ini, salah satunya memerangi Narkoba.

Hal tersebut sesuai dengan kewajiban dakwah yaitu melakukan amal ma’ruf dan

nayi munkar.

Perang melawan Narkoba dalam Islam merupakan jihad melawan

kemunkaran. Dan bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi budak Narkoba,

seyogyanya dimasukan ke panti rehabilitasi untuk ditangani dengan terapi yang

efektif. Baik dengan terapi medis maupun non medis (spiritual keagamaan). Salah

satu lembaga yang mempunyai kepedulian terhadap remaja dan korban Narkoba

8 Sofyan, Narkoba Mengincar Anak Anda, h. 1-2.

Page 18: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

adalah Pondok Pesantren Al-Um Bogor, dalam kegiatan rehabilitasinya Pondok

Pesantren ini menggunakan metode non medis (spiritual/keagamaan). Dengan

menanamkan kembali nilai-nilai keislaman (aqidah) yang pernah hilang dari diri

mereka. Pondok Pesantren Al-Um ini adalah Pondok Pesantren salafi pada

awalnya, karena kepedulian pimpinan Pondok Pesantren terhadap remaja akibat

menyalahgunakan Narkoba. Maka Pondok Pesantren ini menambah kegiatannya

dengan panti rehabilitasi korban Narkoba. Pondok Pesantren Al-Um dipimpin

oleh seorang kiai yang tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi, tetapi

memiliki kemampuan/kelebihan dalam pengetahuan agama dibandingkan orang

biasa dan mampu mengobati para pecandu Narkoba dengan metode yang

digunakan. Dengan ilmu yang dimilikinya beliau mampu mendirikan sebuah

Pondok Pesantren sebagai wadah menuntut ilmu agama dan juga panti rehabilitasi

untuk para korban Narkoba. Pondok Pesantren Al-Um Bogor, berlokasi di Jl.

Gunung Batu, Rt/Rw. 01/ 08. Kp. Pagentongan, Desa. Loji, Kec. Bogor Barat,

Kota Bogor.

Dari paparan di atas, penulis tertarik melakukan kegiatan penelitian secara

mendalam, sekaligus dijadikan bahan skripsi, dengan judul Dakwah Pondok

Pesantren Al-Um Bogor Dalam Rehabilitasi Santri Narkoba.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan pokok pemikiran pada latar belakang masalah tersebut, pada

hal ini penulis membatasi pada dakwah Pondok Pesantren al-Um Bogor dalam

Page 19: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

rehabilitasi santri Narkoba. Adapun yang dimaksud Santri Narkoba di sini adalah

para pecandu Narkoba yang berada di Pondok Pesantren al-Um Bogor.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan di atas, maka perumusannya dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan (masalah) yang dihadapi santri Narkoba (objek

dakwah) yang berada di Pondok Pesantren Al-Um Bogor?

2. Apa saja tahapan-tahapan rehabilitasi yang dilakukan oleh Pondok

Pesantren Al-Um dalam merehabilitasi santri narkoba?

3. Bagaimana dakwah yang dilakukan (meliputi materi, metode, dan media)

di Pondok Pesantren Al-Um Bogor?

4. Bagaimana keberhasilan dakwahnya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan dari permasalahan di atas, tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui keadaan (masalah) yang digadapi Santri Narkoba

(objek dakwah).

2. Untuk mengetahui dakwah yang dilakukan (meliputi materi, media dan

metode) di Pondok Pesantren al-Um Bogor,

3. Analisis keberhasilan dakwahnya.

b. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini dikelompokan dalam dua segi yaitu:

Page 20: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

1. Segi Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dalam pengembangan konsep Ilmu Dakwah dan sebagai tambahan

literatur keislaman, sekaligus untuk menambah wawasan bagi para pembaca.

2. Segi Praktis

Kiranya penelitian ini dapat memberikan inpuut bagi praktisi dakwah,

khususnya yang berada di Pondok Pesantren al-Um Bogor, dalam

meningkatkan kwalitas pondok pesantren melalui kegiatan dakwah.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, sebelum penulis mengadakan

penelitian lebih jauh dan kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah,

maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu karya

ilmiah yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Adapun maksud dari penelitian ini untuk mengetahui bahwa permasalahan yang

penulis teliti berbeda dengan yang diteliti sebelumnya.

Setelah penulis mengadakan suatu kajian pustaka, penulis akhirnya

menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan yang akan

penulis teliti. Skripsi tersebut antara lain adalah skripsi karya Wiwin

Wirdaningsih-2004 yang berjudul “Peran Terapi Tarikat Qadariyah

Naqsabandiyah dalam Menyembuhkan Korban Narkotika di Pondok Inabah VII

Pondok Pesantren Suryalaya” dan skripsi karya Anita-2006, yang berjudul

“Upaya Bimbingan Rohani Islam dalam Mewujudkan Kesehatan Mental Korban

Narkoba di BNN Pamardi Siwi Cawang”.

Page 21: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Fokus penelitian pada skripsi karya Wiwin Wirdaningsih memfokuskan

pada penerapan terapi Tariqat Qadariyah Naqsabandiyah dalam upaya

menyembuhkan para korban Narkoba dan pada skripsi karya Anita fokus

penelitiannya pada upaya bimbingan rohani Islam dalam mewujudkan kesehatan

mental pada para korban Narkoba di BNN Pamardisiwi Cawang sedangkan fokus

penelitian yang akan diteliti oleh penulis yaitu pada dakwah Pondok Pesantrn Al-

Um Bogor dalam rehabilitasi santri Narkoba.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini, maka

penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah: tradisi trtentu dalam ilmu pengetahuan yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya9.

2. Penempatan Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Al-Um Bogor. Jl.

Gunung Batu RT 01/08 Kp. Pagentongan Desa. Loji. Kec. Bogor Barat, Kota

Bogor. Adapun waktu penelitian dilakukan pada tanggal 23 Maret sampai dengan

10 Mei 2008.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitin

9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2006), cet. ke-21, h. 4.

Page 22: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dalam hal ini subjek penelitiannya adalah Pondok Pesantren Al-Um

Bogor.

b. Objek Penelitian

Dalam hal ini objek penelitiannya adalah apa yang akan diteliti,

adapun yang akan penulis teliti adalah aktivitas dakwah Pondok

Pesantren Al-Um Bogor dalam rehabilitasi santri Narkoba.

4. Sumber Data

Sumber utama dalam meneliti masalah di atas penulis menggunakan dua

sumber data yaitu:

a. Data primer

Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah subjek

dakwah (da’i), objek dakwah (santri Narkoba), dan pihak-pihak terkait

lainnya.

b. Data sekunder

Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku tertentu

dari berbagai literatur yang berhubungan dengan dakwah, rehabilitasi dan

Narkoba.

5. Teknik Pengumpulan Data.

a. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan dan menganalisis buku-buku dan literatur

lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas untuk mendapatkan

teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar menganalisa hasil penelitian.

b. Observasi

Page 23: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki.10 Dalam penelitian ini

penulis mengamati langsung objek yang akan diteliti, yaitu keadaan (masalah)

yang dihadapi santri narkoba di Pondok Pesantren Al-Um, dakwah yang

diterapkan (meliputi materi, metode dan media) di Pondok Pesantren Al-Um, serta

keberhasilan dakwahnya. Adapun hal-hal yang diperlukan dalam observasi ini

adalah tape recorder, kamera, dan note book yang akan digunakan selama

observasi berlangsung.

b. Wawancara

Wawncara ini ditujukan kepada K.H. Tb Bahrum Zaman selaku

pimpinan Pondok Pesantren Al-Um Bogor, dua orang ustad (pengajar santri

narkoba), dan lima orang santri narkoba, metode ini digunakan untuk melengkapi

data yang dianggap perlu sehingga lebih menyakinkan data yang akan diperoleh

dari sumber lain, dalam hal ini penulis menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.11

Sumber data yang merupkan catatan atau dokumen yang tersedia di Pondok

Pesantren tersebut, bisa termasuk sumber data yang resmi. Dokumentasi ini

digunakan untuk melengkapi data-data hasil penelitian yang didapatkan melalui

observasi dan wawancara.

6. Analisis Data

10 Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Rosdakarya: 2002), h.81. 11 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1998), cet. ke-2, h. 73.

Page 24: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Analisis data merupakan proses penyederhanaan ke dalam bentuk yang

lebih mudah dan diinterpretasikan.12 Setelah penulis menghimpun data-data yang

dibutuhkan sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka selanjutnya penulis

mengolah/menganalisis data-data tersebut:

a. Data dan Informasi yang diperoleh melalui wawancara, penulis

memasukan hasil wawancara tersebut kedalam uraian pembahasan-

pembahasan skripsi ini.

b. Data dan Informasi yang diperoleh melalui observasi dan pengamatan,

dijadikan sebagai tambahan untuk menggambarkan objektivitas dari

proses rehabilitasi di Pondok Pesantren Al-Um Bogor.

c. Data dan Dokumentasi, digunakan sebagai bahan dan kerangka analisis

dalam menimbang dan memperkuat penelitian kedalam skripsi ini.

7. Teknik Penulisan Data

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku

“pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Kemudian dalam penulisan skripsi ini, penulis menguraikan dalam V

(lima) bab dan masing-masing bab akan dibagi menjadi beberapa sub, yaitu

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

12 Masri Singarimbun & Sofian Efendy, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3S, 1989),

cet. ke-1, h. 263.

Page 25: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

BAB II : Seputar Teori Tentang Dakwah, Rehabilitasi, dan Narkoba.

BAB III : Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Um Bogor, Visi, Misi, dan

Tujuannya, Organisasi dan Pengelolaannya, serta kegiatan-kegiatan

(aktifitas) yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Um Bogor.

BAB IV : Membahas Tentang objek dakwah dan subjek dakwah, membahas

tentang keadaan (masalah) yang dihadapi santri narkoba (subjek

dakwah) yang ada di Pondok Pesantren Al-Um, membahas tentang

dakwah yang dilakukan (meliputi materi, metode, dan media) yang

diterapkan Pondok Pesantren Al-Um Bogor dalam habilitasi Santri

Narkoba, serta membahas tentang keberhasilan dakwahnya.

BAB V : Berisi Penutup yang didalamnya dibahas Tentang Kesimpulan dan

Saran.

Page 26: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi (bahasa) kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang

berarti pemanggilan, pengajakan, penyeruan, atau orang yang mengajak13.

Sedangkan secara terminologi (istilah) dakwah memiliki pengertian yang variatif.

Hal ini terbukti dengan banyaknya perbedaan sudut pandang para pakar ilmu

dakwah dalam mendefinisikan makna dakwah. Di antara pendapat-pendapat

tersebut yaitu:

a. Menurut Syeh Ali Mahfuz yang dikutif Abdul Rosyad Saleh dakwah

adalah “mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk,

menyeru mereka berbuat kebijakan dan melarang mereka dari perbuatan

munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat”.14

b. Menurut M. Arif Hakim dakwah adalah “suatu kegiatan ajakan baik

bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya, yang dilakukan secara

sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara

individu maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu

pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap

13 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidayakarya Agung, 1989), h.

128. 14 Abdul. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977),

cet. ke-1, h. 9.

Page 27: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa

adanya unsur-unsur paksaan”.15

c. Menurut Prof. Toha Yahya Omar dakwah adalah “sebagai upaya mengajak

umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat”.16

d. Menurut H.S.M Nasrudin, dalam bukunya Teori dan praktek Dakwah

islamiyah mendefinisikan dakwah sebagai “setiap usaha/ aktivitas dengan

lisan/tulisan dan lainya. Yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil,

manusia lainnya untuk beriman mentaati Allah swt, sesuai dengan garis-

garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah”.17

Dari definisi tesebut di atas, meskipun terdapat perbedaan dalam

perumusan satu sama lain, tetapi dapat artikan bahwa dakwah adalah seruan mulia

yang diwajibkan pada setiap umat Islam dengan tujuan menyeru atau mengajak

kepada jalan yang benar (Islam), mencegah dari perbuatan munkar, menciptakan

kesejahteraan umat, membawa kepada kehidupan yang bahagia di dunia dan

akhirat serta diridhai Allah SWT.

2. Bentuk-bentuk Dakwah

Seorang da’i harus mempunyai berbagai cara dan harus dapat memilih

cara atau bentuk dakwah yang tepat agar dakwahnya tidak sia-sia. Diantaranya

bentuk-bentuk dakwah adalah

a) Dakwah bil-lisan

15 Arif Hakim, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-4, 1997), h. 6. 16 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), cet. ke-5, h. 1. 17 Rosyid Saleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 9.

Page 28: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Ialah dakwah yang penyampaiannya secara lisan antara lain:

1) Qaulun Ma’rufum ialah dengan berbicara dalam pergaulan sehari-hari

yang disertai dengan misi agama, yaitu agama Islam.

2) Mudzakarah ialah mengingatkan orang lain jika berbuat salah, baik

dalam lidah maupun dalam perbuatan.

3) Nasihatuddin ialah memberikan nasehat kepada orang yang telah

dilanda problem kehidupan agar mempu melaksanakan agamanya

dengan baik.

4) Majlis Ta’lim dengan menggunakan buku-buku, kitab dan berakhir

dengan dialog atau tanya jawab.

5) Mujadalah ialah perdebatan dengan menggunakan argumentasi serta

alasan dan diakhiri dengan kesepakatan bersama dengan menarik

kesimpulan18.

b) Dakwah Bil-qalam

Adalah dakwah dengan menggunakan keterampilan menulis berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat

di dalam majalah atau surat kabar, brosur, buletin, buku, dan sebagainya. Dakwah seperti ini dapat dimanfaatkan dalam

waktu yang lebih lama serta jangkauannya luas, disamping itu masyarakat atau suatu kelompok dapat mempelajarinya serta

memahaminya sendiri.19

c) Dakwah Bil-hal

Yaitu dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai

objek dakwah dengan karya subjek serta ekonomi sebagai materi dakwah. Adapun cara melaksanakan dakwah bil hal

adalah sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan berupa dana untuk usaha yang produktif.

2. Pemberian bantuan yang bersifat konsumtif.

3. Bersilaturahmi ke yayasan-yayasan dan panti-panti asuhan dan

18 Adi Sasono, Solusi Islam atas Problematika Umat Ekonomi; Pendidikan dan Dakwah,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 49. 19 Ibid., h. 49.

Page 29: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

4. Pengobatan.20

3. Fungsi, Tujuan, dan Hukum Dakwah.

a. Fungsi atau Kegunaan Dakwah

Dakwah mempunyai fungsi atau kegunaan di dunia dan akhirat. Secara

ringkas adalah sebagai berikut:

Pertama, mendatangkan pertolongan dan bantuan rabbani dalam

perjuangan melawan kebatilan jahiliyah.

Kedua, menggugah dan membangun manusia dari tidur panjangnya

menuju kebangkitan hakiki yang agung bersama Islam.

Ketiga, menegakan hujah kepada orang-orang yang terus menerus berbuat

salah dan dosa.

Keempat, membentuk nasehat umum yang benar dan selamat, nasehat

umum inilah yang mempunyai peranan besar di dalam menjaga dan memelihara

adab, akhlak, dan hak-hak umat serta membentuk kepribadian dalam hidup

bermasyarakat.

Kelima, dakwah akan membuat baiknya perilaku dan istiqamahnya akhlak

manusia.

Keenam, dengan dakwah, manusia akan memperoleh keberuntungan

berupa jumlah dan keridhaan Allah di akhirat.

Ketujuh, dengan dakwah manusia akan terlepas dari siksa di dunia dan

akhirat. Sebaliknya ditinggalkannya kewajiban dakwah akan berakibat

20 Ibid., h. 50.

Page 30: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

tersebarnya kerusakan dan kejelekan yang akan merambah keseluruh wilayah

kehidupan.21

b. Tujuan Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau

pedoman bagi gerak kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh

aktivitas dakwah akan sia-sia.22 Kimosa A. Machfoeld dalam bukunya “Filsafat

Dakwah” mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah “mempertemukan kembali

fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui

kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang

baik”. Menjadikan orang baik berarti menyelamatkan orang dari kesesatan, dari

kebodohan, dari kemiskinan dan dari keterbelakangan. 23

Seperti yang dikutip Syeh Ali Mahfudz, bahwa tujuan dakwah ada lima

perkara yaitu:

1. Menyiarkan tuntutan Islam, membetulkan aqidah dan meluruskan amal

perbuatan manusia, terutama budi pekertinya.

2. Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada keadaan yang baik.

3. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali silaturahmi diantara kaum

muslim.

4. Menolak faham ateisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka bekerja.

21 Sayid Muhamad Nuh, Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam Dakwah, (Solo:

Era Intermedia, 2000), cet. ke-2, h. 33-39. 22 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: PT. Al-Ikhlas, 1983),

h.49. 23 Kimosa A. Machfoeld, Filsafat Dakwah; Ilmu Dakwah dan Penerapannya, (Jakarta: PT.

Bulan Bintang, 2004), h. xii.

Page 31: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

5. Menolak syubhat-syubhat, bid’ah dan khurafat dengan kepercayaan yang

tidak bersumber pada agama dengan mendalami ilmu Usuludin.24

Sedangkan Mohamad Ardani menyatakan bahwa tujuan dakwah terdiri

dari tujuan umum (mayor objektive) dan tujuan khusus (minor objektive).

a). Tujuan Umum Dakwah

Tujuan umum dakwah adalah mengajak manusia (meliputi orang mukmin,

kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai allah SWT agar dapat

hidup bahagia sejahtera di dunia dan akhirat.25

b). Tujuan Khusus Dakwah

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari

pada tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan

seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jelas

kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara yang

bagaimana dan sebagainya secara terperinci. Di bawah ini akan diuraikan tujuan

khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah yaitu:

1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam selalu

meningkatkan taqwanya kepada Allah swt. artinya mereka diharapkan agar

senantiasa mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala

larangannya.

2. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih mualaf.

3. Mengajak umat manusia yang belum beriman untuk beriman dan bertakwa

kepada Allah.

24 Hasanudin, Hukum Dakwah; Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,

(Jakarta: Penerbit. Pedoman Ilmu Jaya, cet. ke-1, 1996), h. 33-34. 25 Mohamad Ardani, Memahami Permasalahan Fiqih Dakwah, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama, 2006), h. 13.

Page 32: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

4. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari

fitrahnya.26

Dari paparan dakwah di atas, maka menurut penulis dakwah memiliki

tujuan yang borientasi kepada prilaku manusia (akhlak). Dakwah akan mencapai

tujuannya jika ajaran Islam yang berupa norma-norma yang menuntun orang agar

berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk dapat direlisasikan dengan sempurna.

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa tujuan dakwah adalah dapat

terlealisasinya ajaran-ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan di dunia ini,

sehingga mendapatkan sisi yang baik berupa kebahagiaan dan kesejahteraan di

dunia hingga akhirat nanti.

c. Hukum Dakwah

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya bagi setiap

muslim. Misalnya amar ma’ruf nahi anil munkar, berjihad, pemberi nasehat dan

sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa syareat atau hukum Islam tidak

mewajibkan bagi umatnya untuk selalu mendapatkan hasil yang maksimal, akan

tetapi usahanyalah yang diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan

kemampuannya.27 Para ulama telah sepakat bahwa melaksanakan dakwah

hukumnya adalah wajib, karena dengan dakwah agama islam telah tersebar

keseluruh plosok dunia hingga sampai ke Indonesia. Sebagaimana firman Allah

SWT dalam al-Qur`an surah Ali Imron/3 :110:

26 Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 54-58. 27 Ibid., h.15-17

Page 33: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

4. Unsur-Unsur Dakwah

Dalam kegiatan dakwah dibutuhkan adanya saling mendukung antara

unsur-unsur dakwah. Adapun unsur-unsur dakwah tersebut yaitu:

a. Subyek Dakwah

Subjek dakwah adalah (ulama, da’i, muballigh) yaitu orang yang

melaksanakan tugas dakwah, pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan/

kelompok pribadi. Subjek dakwah adalah sosok manusia yang mempunyai nilai

keteladanan yang baik (uswatun hasanah) dalam segala hal.28 Seorang da’i haruis

mempunyai bekal yang cukup dalam berdakwah dan harus mampu membimbing

umat untuk memahami realitas, memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan

akhirnya memperbaiki objek dakwah. Berdakwah jika dilihat dari kemampuan

da’i terdiri atas dua macam yaitu:

Pertama, dakwah bersifat individual (fardiyah), yakni seorang muslim melakukan

dakwah seorang diri berdasarkan kakuatan, kemampuan dan ilmunya.

Kedua, dakwah bersifat kelompok (jam’iyah).29

b. Obyek Da’wah

Mad’u dalam isim maf’ul dari da’a, berarti orang yang diajak, atau

dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah obyek dan sekaligus subyek dalam

dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkeculi. Siapapun mereka, laki-laki maupun

28 Rafudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandumg: CV. Pustaka

Setia, 1997), h. 47. 29 Said Bin ali al qahthani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press,

1994), h. 98.

Page 34: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

perempuan, tua ataupun muda, seorang bayi yang baru lahir atupun orang tua

yang menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah Islam, tetapi orang-

orang di luar Islam, baik mereka itu ateis, penganut aliran kepercayaan, pemeluk

agama-agama lain, semua adalah mad’u. Hal ini disebabkan oleh karena misi

kedatangan Islam adalah sebagai rahmatan bagi alam semesta.30 Agar dakwah bisa

dilakukan dengan secara efisien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan. Maka

sudah waktunya dibuat dan disusun stratifikasi sasaran. Berdasarkan tingkat, usia,

tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial ekonomi dan pekerjaan,

berdasarkan tempat tinggal dan lain sebagainya.31

Berdasarkan strata sosial, baik kalangan bangsawan, pembesar, pemuka

kaum ataupun orang-orang lemah, rakyat jelata, semua adalah mad’u dalam

dakwah. Dari segi ekonomi, baik orang kaya raya, konglomerat, sampai pengemis

dan orang-orang gembel yang tidak memiliki kemampuan menghidupi diri

sendiri, semua harus didakwahi, diajak menuju jalan Allah. Orang-orang yang

mapan hidupnya dan tinggal di gedung-gedung mewah, sampai rakyat pinggiran

yang tidak memiliki tempat tinggal semua mad’u dalam dakwah.

Dari tinjauan politik kenegaraan, baik pemerintah, pemegang kekuasaan

eksekutif, yudikatif, ataupun anggota legislatif sampai pada anggota masyarakat

keseluruhan adalah mad’u. Dari segi ideologi, baik yang meyakini sosialisme,

komunisme, feminisme, kapitalisme ataupun penganut ideologi-ideologi lainnya

adalah mad’u yang harus dikenakan dakwah. Pendek kata, semua manusia,

apapun keyakinan hidupnya, ras, bahasa dan bangsa adalah mad’u.32

30 Cahyadi Takariawan, Prinsip-prinsip Dakwah; yang Tegar di Jalan Allah (Yogyakarta:

Izzan Pustaka, 2005), cet. ke-IV, h. 25. 31 Didin Hapidudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998) h. 79. 32 Takariawan, Prinsip-prinsip Dakwah; yang Tegar di Jalan Allah, h. 27.

Page 35: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dari penjelasan di atas penulis memaparkan bahwa objek dakwah adalah

semua menusia tanpa terkecuali. Karena misi kedatangan dakwah adalah sebagai

rahmat bagi alam semesta. Jika dakwah dibatasi hanya pada kalangan tertentu saja

maka Islam tidak akan terlealisir sebagai rahmat bagi alam semesta.

c. Materi Da’wah

Apapun materi dakwah yang hendak disampaikan pada dasarnya bersumber

dari al-Qur`an dan Hadist. Materi dakwah yang akan disampaikan tergantung

pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Materi yang diperlukan untuk satu

kelompok masyarakat belum tentu cocok untuk kelompok masyarakat yang

berbeda. Oleh sebab itu pemilihan materi haruslah tepat, apakah itu untuk

pemuda, mahasiswa, petani, pekerja kasar, pegawai tinggi, juga apakah pendengar

itu heterogen artinya berbagai tingkat dan mutu pengetahuannya ataukah

sejenisnya.33 Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat

diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah keimanan (aqidah)

2. Masalah keislaman (syariyah)

3. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah).34

a) Keimanan (aqidah)

Dalam ajaran Islam, aspek aqidah secara umum termaktub dalam rukun-

rukun iman (arkan al-iman) yang terdiri iman kepada Allah, iman kepada para

malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-Nya, iman kepada

33 M. Sayfa’at Habib, Buku Pedoman Da’wah, (Jakarta: Widjaya, 1982), cet. ke-1, h. 99. 34 Syukir, Dasar-dasar Strategi dakwah., h. 60.

Page 36: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

hari akhir, dan iman kepada qada dan qadar-Nya. Akan tetapi aspek aqidah yang

terpenting adalah tauhid atau mengesakan Allah SWT.35

b) Syari’ah

Kalau aspek aqidah memuat hal-hal yang berkenaan dengan kepercayan,

keyakinan, dan keimanan, maka aspek syari’yah memuat tentang berbagai aturan

dan ketentuan yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya. Secara umum, syari’yah

Islam terdiri dari ‘ubudiyah, mu’amala, jinayah, qadhayah, dan siyasah.36

c) Akhlak

Aspek akhlak dalam bahasa sehari-hari sering disebut etika, moral, budi

pekerti, dan lain-lain. Menurut ajaran Islam, aspek akhlak tidak dapat dipisahkan

dari aspek aqidah, ubudiyah, mu’amalah dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa

aspek akhlak dalam ajaran Islam sangatlah penting dan strategis. Sebab dengan

akhlak manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk37

d. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seseorang dai

(komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan

kasih sayang.38

Adapun bentuk bentuk metode dakwah yaitu:

1. Al-Hikmah yaitu merupakan kemampuan da’i dalam memilih dan

menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u

2. Al-Mauidzatul Hasanah yaitu yaitu ungkapan yang mengandung unsur

bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan,

35 Irfan Hielmy, Dakwah Bil-Hikmah,(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), cet, ke-1, h.73-74. 36 Ibid., h. 82. 37 Ibid., h. 89-90. 38Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, h. 23-24.

Page 37: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

pesan-pesan positif yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan agar

mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.

3. Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan yaitu bertukar pendapat yang dilakukan

oleh dua belah pihak secara sinergis.39

Dalam kegiatan dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan

kondisi mad’u (penerima dakwah) baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan adat

istiadat agar tercapainya keberhasilan dakwah.

e. Media Dakwah

Media atau medium berasal dari bahasa latin yang berarti saluran atau alat

menyalurkan. Dalam pengertian jamak dipakai istilah media sedang dalam

pengertian tunggal dipakai istilah medium.40 Untuk keberhasilan dakwah seorang

da’i memerlukan media dakwah dalam kinerjanya. Terlebih dalam mengantisipasi

perkembangan zaman, saat ini ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat

ditandai dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi. Dalam berdakwah

diperlukan beberapa media sebagai penunjang aktivitasnya. Adapun media

dakwah tersebut yaitu:

1. Media Lisan (dakwah bil-lisan)

Dakwah bil-lisan merupakan komunikasi yang lebih bersifat informatif,

meskipun nilai persuasinya tidak ketinggalan karena tetap mengarah kepada

loyalitas mengikuti ajaran agama, sebab dakwah bil-lisan pada dasarnya

memberikan atau menyampaikan informasi tentang ajaran agama Islam dengan

39 Munzier Suprta & Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakatra: Prenada Media, 2003), h. 11-

20. 40 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung: Armico, 1994

), cet. ke-3, h, 23.

Page 38: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

tujuan agar sasaran dakwahnya berubah persepsinya secara luas tentang ajaran

agama sehingga sanggup menyampaikan kepada orang banyak.

2. Media Tindakan atau Uswatun (dakwah bil-hal)

Dakwah berupa perbuatan memanfaatkan situasi dan kondisi

masyarakat sebagai suatu kegiatan agar tumbuh keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah SWT.41

3. Media Visual

Merupakan bentuk media dakwah yang dapat menyampaikan

dakwahnya melalui pemanfaatan indera penglihatan. Contohnya: majalah, koran.

slide, foto, gambar dan overheand proyektor.

4. Media Audio

Merupakan suatu bentuk media yang dalam penyampaian dakwahnya

melalui pemanfaatan indera pendengaran. Contohnya: radio, tape recorder, dan

telepon.

5. Media Audio Visual

Merupakan suatu media atau alat yang dapat ditangkap dengan

menggunakan penglihatan dan pendengaran. Misalnya televisi dan film.

6. Media Tulisan

Merupakan suatu media yang penyampaian pesan dakwahnya dalam

bentuk tulisan. Termasuk didalamnya koran, majalah, buku, pamflet, brosur, dan

novel.42

41 H. Hasanuddin, Hukum Dakwah;Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakah di Indonesia, h.

42-43. 42 Ardani, Memahami Permaalahan Fiqih dakwah, h. 38.

Page 39: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dari berbagai macam media di atas memiliki sasaran yang sama yaitu

mad’u. Namun, dalam penggunaan media tersebut harus disesuaikan dengan

kondisi dan situasi yang dialami mad’u.

B. Rehabilitasi

1. Pengertian Rehabilitasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia rehabilitasi adalah 1). Pemulihan

kepada kedudukan (kadaan, nama baik) yang dahulu (semula), 2). Perbaikan

anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (msl pasien rumah sakit,

korban bencana) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat di

masyarakat.43 Menurut Prof. Dr. dr. Dadang Hawari Psikiater, yang dimaksud

dengan rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan mengembalikan kondisi para

mantan penyalahguna/ketergantungan NAZA (Narkoba) kembali sehat dalam arti

sehat fisik, psikologik, sosial dan spiritual/ agama (keimanaan). Dengan kondisi

sehat tersebut diharapkan mereka akan mampu kembali berfungsi secara wajar

dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di sekolah/kampus, di tempat

kerja dan di lingkungan sosialnya.44

2. Fungsi dan Tujuan Rehabilitasi

a. Fungsi Rehabilitasi

1. Fungsi preventif (pencegahaan), yakni mencegah timbulnya masalah

seseorang.

43 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 774. 44 Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol dan

Zat Adiktif), (Jakarta: Penerbit FKUI, 2006), edisi ke-2, cet. ke-1, h.132.

Page 40: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

2. Fungsi kuratif/korektif, yakni memecahkan/menanggulangi masalah yang

sedang dihadapi seseorang.

3. Fungsi preventif dan devlopmental, yakni memelihara agar keadaan yang

telah baik tidak menjadi tidak baik kembali, dan mengembalikan keadaan

yang sudah baik untuk menjadi lebih baik.45

b. Tujuan Rehabilitasi

Rehabilitasi bagi para pecandu Narkoba dilakukan dengan maksud untuk

memulihkan dan mengembalikan kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita

yang bersangkutan. Menurut Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, Psikiater hasil yang

diharapkan setelah mereka (pasien, korban) Narkoba dapat kembali sehat dalam

arti:

1. Sehat jasmani/ fisik biologik.

2. Sehat jiwa (psikologik)

3. Sehat sosial (adaptasi)

4. Sehat rohani/ keimanaan spiritual keagamaan.46

Dan diharapkan setelah mereka (korban Narkoba) telah selesai mejalani

program rehabilitasi mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.

2. Memiliki kekebalan fisik maupun mental terhadap NAZA.

3. Memiliki keterampilan.

45 Anurrahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta. UI Press, 2001)

cet. ke-2, h. 2. 46 Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi (Pesantren) MUTAKHIR (Sistem

Terpadu) PASIEN “NAZA” (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lain), (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2004), h.20.

Page 41: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

4. Dapat kembali berfungsi secara wajar (layak) dalam kehidupan sehari-hari

baik di rumah (keluarga), di sekolah/kampus, ditempat kerja maupun di

masyarakat.47

Dari pengertian di atas tujuan rehabilitasi secara umum yakni untuk

membantu individu, mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya, memiliki

jiwa yang kuat dan sehat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

3. Bentuk dan Tahapan Rehabilitasi

a). Bentuk Rehabilitasi

Ada dua macam bentuk rehabilitasi bagi korban pecandu Narkoba yaitu:

1. Rehabilitasi Medis

Yang dimaksud rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pelayanaan

kesehatan secara utuh terpadu melalui pendekatan medis dan sosial agar penderita

yang menderita sindrom ketergantungan dapat mecapai kemampuan fungsional

semaksimal mungkin. Penderita disini selain diberi pengobatan secara medis juga

diberi perhatian akan kepercayaan diri supaya sehat seperti semula.

2. Rehabilitasi Sosial.

Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan dan

pengembangan baik fisik, mental, maupun sosial agar pengguna yang menderita

sindrom ketergantungan dapat melaksanakan fungsi sosial secara optimal dalam

kehidupan masyarakat. Pasien dipulihkan kemampuan fisiknya, mentalnya dibina

seperti diberi ceramah agama, pemahaman tentang obat-obatan terlarang dan

sebagainya, kegiatan sosial dalam lingkungan terbatas misalnya diikutsertakan

47 Ibid.

Page 42: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

melakukan suatu pekerjaan sesuai kemampuan yang bersangkutan, sehingga dari

kegiatan tersebut dapat dijadikan bekal untuk berhubungan dengan kehidupan

masyarakat setelah selesai menjalankan rehabilitasi.48

b). Tahapan Rehabilitasi

Dalam terapi rehabilitasi ini korban Narkoba menjalani tiga pase/tahapan

rehabilitasi yaitu:

1. Terapi Kelompok

Terapi ini berupa pertemuan rutin yang dilakukan untuk mencapi

maksud dan tujuan tersebut di atas, diperlukan program rehabilitasi yang meliputi

rehabilitasi medik, psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.

2. Program Keterampilam dan Olahraga

Pada program ini pasien diberi tugas berupa keterampilan atau olahraga

sesuai dengan program yang diminatinya. Program ini dilakukan pasien disertai

penilaian terhadap kondisi psikis dan emosionalnya dipandu atau dibimbing oleh

social worker atau guru olahraga, dan oleh perawat yang terlatih.

3. Program Selingan Bebas

Program ini diberikan sebagai selingan dari kedua program di atas. Yaitu

acara musik, menonton tv dan olahraga. Ketiga program ini diberikan secara

berselang-seling. Pada saat menjalani program ini pasien tetap dijaga kondisi pisik

dan psikisnya.49

Sedangkan menurut Prof. Dr, dr Dadang Hawari Psikiater bahwa tahapan

rehabilitasi meliputi empat pase yaitu:

48 Ahmad Sanusi Mustofa, Problem Narkotika, Psikotropika dan HIV/AIDS –

Penanggulangannya Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, (Jakarta: Penerbit. Zikrul Hakim, 2002), h. 14.

49 al-Gifari, Generasi Narkoba, h. 44.

Page 43: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

2. Rehabilitasi Medik

Maksud dari rehabilitasi medik ini adalah agar mantan

penyalahguna/ketergantungan NAZA benar-benar sehat secara fisik dalam arti

komplikasi medik diobati dan disembuhkan. Jika diantara peserta rehabilitasi

mengalami cacat fisik maka perlu dilakukan rehabilitasi medik ini agar yang

bersangkutan dapat hidup normal meskipun mengalami kecacatan pada tubuhnya.

3. Rehabilitasi Psikiatrik

Dengan rehabilitasi psikiatrik ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasi

yang semula berprilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan kata lain

sikap dan tindakan anti sosial dapat dihilangkan, sehingga mereka dapat

berasosiasi dengan baik.

3. Rehabilitasi Psikososial

Dengan rehabilitasi psikososial ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasi

dapat kembali adaptif bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya, yaitu di rumah,

di sekolah\kampus dan ditempat kerja. Program rehabiitasi psikososial merupakan

persipan untuk kembali kemasyarakat.

4. Rehabilitasi Psikoreligius

Dengan rehabilitasi psikoreligius ini adalah untuk memulihkan peserta

rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-

masing. Yang termasuk dalam rehabilitasi psikoreligius ini adalah semua bentuk

ritual keagamaan.50

50 Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, h. 134.

Page 44: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

C. Narkoba

1. Pengertian Narkoba (Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang)

Istilah Narkoba atau jenis-jenis Narkotika yang dikenal di Indonesia berasal dari bahasa Inggris “narcoties”, yang berarti “obat bius”. Dalam bahasa Yunani “narcosis” yang berarti “menidurkan”. Dan secara umum dipahami sebagai “suatu zat yang dapat menimbulkan perubahan perasaan, suasana pengamatan atau penglihatan karena zat tersebut mempengaruhi pusat syaraf, sehingga dapat menimbulkan rasa ngantuk yang berlebihan51.

Menurut FA Purwoko (2003), istilah Narkoba adalah singkatan dari

Narkotika, Psikotropika, dan Zat (bahan adkitif) lain. Ini diperejelas dalam UU

No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika: “narkotika adalah zat atau obat yang

berasal dari tanaman ataupun bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis

yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana

terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan

keputusan menteri kesehatan.52.

Menurut Rachman Hermawan. S Narkotika adalah zat yang jika

dimakan, diminum/dimasukan (disuntikan) kedalam tubuh manusia, dapat

mengubah satu atau lebih fungsi dalam badan.53 Sedangkan psikotropika adalah

obat baik alamiah maupun sintesis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif,

melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf yang menyebabkan perubahan khas

pada aktivitas mental dan prilaku. (UU RI No.5. Th 1997)54. Bahan Adiktif

51 M. Lutfi, Bimbingan Islam untuk Korban NAZA: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif

Lainnya, Jurnal Dakwah, Komunikasi & Budaya V, X. No. 2 (Desember 2003), h. 156. 52 Badan Narkotika Nasional, Efektifitas Penaggulangan Narkoba Melalui Sistem Plug in

dalam Materi Pembelajaran pada lembaga Pendidikan Formal, (Jakarta: BNN RI, 2005), h. 28. 53 Rachman Hermawan. S, Penyalahgunaan Narkotika oleh Remaja, (Bandungh: PT.

Cresco, 1980), cet. ke-1, h. 10. 54 Sofyan, Narkoba Mengincar Anak Anda, h. 14.

Page 45: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Lainya adalah zat atau bahan yang tidak termasuk ke dalam golongan Narkotika

atau Psikotropka tetapi menimbulkan ketergantungan seperti alkohol.55

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diartikan bahwa Narkoba

adalah suatu zat yang dapat menurunkan kesadaran juga dapat menimbulakan

gejala-gejala fisik dan mental pada pemakainya, dan jika dikonsumsi secara terus-

menerus akan dapat mengakibatkan terjadinya ketergantungan terhadap jenis

tersebut.

Oleh karena itu tidak ada alasan lagi bagi umat Islam untuk menjadi golongan orang-orang yang menyalahgunakan Narkoba. Bagi orang-orang yang terkena kasus Narkoba yang sudah sangat tergantung, maka perlu diikuti dengan upaya merehabilitasinya. Untuk keperluan tersebut, ada beberapa Pondok Pesantren yang sudah melakukan terapi khusus guna merehabilitasi para korban Narkoba. Di antaranya adalah Pondok Pesantren Islam Tebu Ireng Jombang (Jawa Timur), Pondok Pesantren Inabah Abah Anom Tasik Malaya (Jawa Barat), Pondok Pesantren Al-Ihya (Jakarta)56.

Karena keberhasilan dari beberapa Pondok Pesantren yang melakukan

rehabilitasi pada korban Narkoba dengan metode spiritual keagamaan. Banyak

Pondok Pesantren yang mengadopsi metode tersebut salah satunya adalah Pondok

Pesantren Al-Um (Bogor).

2. Jenis-jenis Narkoba

Ada beberapa jenis kategori zat yang sangat berbahaya bagi tubuh

manusia yang termasuk dalam jenis Narkoba. Narkoba terdiri dari beberapa jenis

yaitu: narkotika (terdiri dari tiga golongan), psikotropika (terdiri dari empat

golongan), dan zat adiktif.

55 Badan Narkitika Nasional Indonesia, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Bagi Pemuda, (Jakarta: BNN RI, 2004), h. 13. 56 Sofyan, Narkoba Mengincar Anak Anda, h. 36-37.

Page 46: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

a. Narkotika

1. Narkotika golongan I Yaitu narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi dan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: Heroin, putaw, Cokain,dan Ganja. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat orang kecanduan karena efeknya sangat kuat. Mempunyai 2 kali kekuatan dari morfin, ditemukan dalam bentuk cairan, serbuk, dan pil, berwarna putih suram. Penggunaanya dengan cara menghirup/menyedot dan bisa disuntikan untuk lebih praktis tetapi setelah dipanaskan terlebih dahulu.

2. Narkotika golongan II

Yaitu narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin.

3. Narkotika golongan III

Yaitu narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan /atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh Codein.

b. Psikotropika

Menurut UU RI No. 5 / 1997, Psikotropika adalah: Zat atau obat, baik alamiah amupun sintesis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada aktifitas mental dan prilaku. Adapun jenis-jenisnya yaitu:

1. Psikotropika golongan I Yaitu Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: Ekstasi.

2. Psikotropika golongan II Yaitu Psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: Amphetamine. Bentuk Amphetamine ada yang bubuk berwarna putih dan keabuan dan ada juga yang berbentuk tablet. Ada dua jenis Amphetamine yaitu:

a. MDM (Methylene dioxy Methamphetamine), istilah yang sering digunakan antara lain: Inex, Ekstas /XTC. Pengemasan zat ini dalam bentuk tablet dan kapsul. b. Metamphetamine Ice, istilah yang sering digunakan adalah: Shabu, SS, ice.

Page 47: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Psikotropika golongan III Yaitu psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan /atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom dan ketergantungan. Contoh: Phenobarbital.

4. Psikotropika golongan IV Yaitu psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi /atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom dan ketergantungan. Contoh: Diazepam, nitrazepan (BK, DUM). c. Zat Adiktif Lain

Yang disebut Zat Adiktif lain adalah: bahan /Zat yang berpengaruh psikotrofit di luar Narkotika dan Psikotroika. Adapun jenis-jenisnya yaitu:

1. Alkohol:

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia. Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi-umbian yang menghasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15%, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehinga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100%. Istilah dalam alkohol ini biasanya disebut: Booze dan Drink. Alkohol mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat /zat itu dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol yaitu: a. Golongan A: Kadar etanol 1-5% (Bir). b. Golongan B: Kadar etanol 5-20% (berbagai minuman anggur). c. Golongan C: Kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson, House,

Johny, Walker).

2. Inhalasi (gas yang dihirup) dan Solven (zat pelarut). Mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Beberapa jenis yang sering disalahgunakan oleh pecandu adalah: Lem, Tiner, Penghapus Cat kuku dan Bensin.

3. Tembakau. Tembakau berbentuk daun yang mengandung nikotin dan dapat mengakibatkan ketergantungan jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus.57

57 Ibid., h. 13-16.

Page 48: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan minuman keras pada

umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu yang dapat

memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan ketenangan,

walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan secara semu. Banyak orang

memakai Narkoba untuk mendapatkan rasa “enak” dan rasa senang akan diri

mereka. Mereka merasa hidup dan percaya diri, tetapi sayangnya, hal ini hanya

terjadi sementara dan sering mengarah pada ketergantungan yang berkepanjangan

bahkan kematian. Sampai sekarang belum ditemukan secara pasti suatu alasan

yang tepat mengapa seseorang menggunakan Narkoba58.

Disinyalir ada beberapa faktor yang menyebabkan atau yang menjadi

alasan awal mengapa para remaja menggunakan Narkoba, antara lain:

a. Memenuhi rasa ingin tahu yang sangat besar dan penasaran hingga berani mencoba.

b. Mengikuti trend agar tidak ketinggalan dari teman-teman yang sudah mencoba lebih dahulu.

c. Sebagai sebuah pelarian dari lingkungan yang kerap mengalami perubahan secara drastis sehingga membuat mereka tidak nyaman dan aman.

d. Suatu bentuk perlawanan terhadap orang tua atau keluarga. e. Komuniaksi yang tidak berjalan dengan baik dalam keluarga sehingga

kurangnya keharmonisan dalam lingkungan keluarga seperti yang mereka idamkan.

f. Mencari kesenangan, iseng, atau untuk mengurangi atau menghilangkan rasa jenuh dan stres dari rutinitas yang dihadapi sehari-hari.

g. Lari dari kebosanan atau kenyataan hidup yang pahit h. Kepercayaan yang salah bahwa pemakaian obat-obatan secara jarang tidak

dapat menyebabkan ketergantungan.59

Beberapa faktor di atas merupakan faktor awal mengapa seseorang

menyalahgunakan Narkoba, faktor lain yang menjadi penyebab seseorang

menyalahgunakan Narkoba dikelompokan sebagai berikut:

58 Ibid., h. 90. 59 Ibid., h. 91.

Page 49: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

1. Faktor Pribadi.

Karena adanya kecacatan/kekurangan dalam dirinya sehingga merasa

terasingkan, tidak diperhatikan dan sebagainya maka keadaan seperti ini akan

memicu kepada perbuatan menyimpang yaitu penyalahgunaan Narkoba.

2. Faktor Keluarga

Apa bila seseorang mendapatkan perlakuan buruk dalam keluarga maka

akan buruk pula yang akan diperlihatkan pada lingkungannya.

3. Faktor Sosial dan Dinamika Perubahanya.

Lingkungan pergaulan menjadi fakor yang sangat besar bagi

penyalahgunaan Narkoba pada seseorang karena didalam lingkungan ini

seseorang terpengaruh ciri kepribadiannya. Adapun lingkungan sosial yang

mendukung terjadinya penyalahgunaan Narkoba yaitu, lingkungan sekolah,

lingkungan teman sebaya, dan lingkungan masyarakat.

Sebelum seseorang menjadi ketergantungan pada Narkoba, akan melalui

beberapa tahapan yaitu, penggunaan coba-coba/eksperimen, penggunaan sosial

atau reaksi, penggunaan situasional, kemudian penyalahgunaan dan akhirnya

ketergantungan.60

60 Ibid., h. 97.

Page 50: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

BAB III

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-UM BOGOR

A. Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Al-Um Bogor didirikan oleh KH. Tb. Bahrum Zaman.

Pada tanggal 17 April 1976. Nama al-Um diambil dari sebuah kitab fiqih yang

dikarang oleh Imam Syafi'i. Pondok Pesantren Al-Um ini didirikan di atas tanah

seluas + 5000 m2 yang terdiri dari empat (4) gedung diantaranya:

1. Gedung induk berupa majelis ta’lim

2. Gedung anak-anak korban narkoba

3. Gedung asrama putra

4. Gedung asrama putri.61

Yang melatarbelakangi didirikannya Pondok Pesantren Al-Um ini adalah

karena terdorong dari rasa kepedulian K.H. Tb. Bahrum Zaman terhadap remaja,

timbul keinginan dalam diri beliau untuk menjaga tunas-tunas bangsa dari

berbagai hal yang dapat merusak moral mereka akibat mencontoh kebiasaan-

kebiasaan yang dilakukan oleh remaja di negara lain, salah satu contohnya yaitu

pergaulan bebas, minum-minuman keras, fashion dan sebagainya. Oleh sesab itu

setiap kali beliau mengisi acara, tema yang beliau angkat lebih banyak masalah

remaja, mengapa demikian karena remaja merupakan pilar kemajuan suatu

bangsa. Oleh sebab itu harus dijaga dan diselamatkan dari berbagai kebudayaan

61 Company Profile Pondok Pesantren Al-Um Bogor, h. 3.

Page 51: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Barat yang tidak jarang bertentangan dengan aqidah Islam dan adat istiadat orang

Timur.62

Anak-anak remaja yang baru memasuki masa peralihan dari anak-anak

kedewasa ini, banyak yang menerima begitu saja kebudayaan Barat tersebut tanpa

memikirkan akibatnya. Oleh sebab itu mereka harus dijaga dan diselamatkan

dengan cara membekali diri para remaja ini dengan pemahaman-pemahaman

ajaran agama (sistem ajaran Tuhan) agar dapat menjauhi hal-hal yang dilarang

oleh agama dan berakhlak terpuji dan dapat diperaktekan dalam kehidupan sehari-

hari. Hal tersebut yang menjadi alasan beliau mendirikan Pondok Pesantren Al-

Um ini. Agar niat tersebut bisa berjalan dengan efektif tentunya saya tidak bisa

melakukannya sendiri, maka saya bekerjasama dengan pihak-pihak yang

mempunyai misi yang sama, untuk mendirikan sebuah yayasan.63

Dengan berjalannya waktu Pondok Pesantren Al-Um mulai dikenal banyak

orang di berbagai wilayah. Dan pada satu saat ada salah seorang teman yang

datang ke Pondok Pesantren ini dan menitipkan anaknya yang salah pergaulan

(seorang pecandu Narkoba), untuk dijaga dengan harapan bisa kembali kejalan

yang benar jalan yang di ridhai Allah SWT. Dengan bekal kepercayan bahwa

Allah maha kuasa dan keyakinan yang kuat bahwa hanya Allahlah yang dapat

menyembuhkan segala macam penyakit, dengan bekal keyakinan yang beliau

miliki, anak tersebut sembuh dan terbebas dari kebiasaannya mengkonsumsi

Narkoba bahkan dia betah dan tinggal di Pondok Pesantren Al-um ini untuk

memperdalam ilmu agama.64

62 Wawancara Pribadi dengan K.h. Tb. Bahrum Zaman. Bogor, 2 Maret, 2008. 63 Ibid. 64 Ibid.

Page 52: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Kabar tersebut terdengar ke masyarakat luas dan orang-orang yang percaya

dengan kemampuan yang beliau miliki, banyak yang menitipkan anaknya yang

menjadi korban Narkoba untuk disadarkan dari kebiasaan buruknya

mengkonsumsi Narkoba. Banyaknya orang yang percaya dengan metode yang

beliau gunakan dalam menyadarkan para pecandu Narkoba. Akhirnya beliau

menambah kegiatan pada Pondok Pesantren ini dengan rehabilitasi korban

Narkoba, adapun metode yang diterapkan adalah metode spiritual/kagaman (non

medis). Dan diresmikan pada tanggal 9 Januari 1989, yang badan hukumnya

terdaftar diakte notaris No. 14, notaris Supiah Nurbaeti SH. Beralamat di Jl.

Durian Raya No. 12/ BlokI Perumnas Bantar Kemang Bogor. 65

B. Struktur Organisasi dan Pengelolaannya

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam

suatu kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama pula.

Susunan ini dibentuk supaya terdapat pembagian kerja, pelimpahan wewenang

dan kewajiban yang jelas antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adapun

struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Um Bogor yaitu:

1. Ketua:

K.H. Tb, Bahrum Zaman

2. Sekertaris:

Achmad Mazhar

3. Bendahara:

65 Wawancara Pribadi dengan K.H. Tb, Bahrum Zaman. Bogor, 23 Maret, 2008.

Page 53: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Ny. Hj. Ii Muzayyanah

4. Staf Pengajar

Ustad. Burhanudin

Ustad Mukhtar

Ustad Harun

Ustad Aep Saepudin.

2. Pengelolaan

Pondok Pesantren Al-Um Bogor dikelola oleh sebuah yayasan yaitu

yayasan Al-Um. Yang status badan hukumnya terdaftar diakte notaris No. 14

tanggal 9 Januari 1989. Notaris Supiah Nurbaiti SH, yang beralamat di Jl. Durian

Raya No. 12/ Blok I Perumnas Bantar Kemang Bogor.

1). Sumber dana

Yayasan Al-Um Bogor memiliki sumber dana dari :

a. Wakaf panitia yayasan.

b. Hasil pemanfaatan kolam ikan milik yayasan.

c. Wakaf/jariyah perorangan.

d. Sumbangan dari organisasi pendidikan Islam.

e. Bantuan pemerintah.

f. Bantuan dari penerbit buku Islam.

g. Sumbangan lain dari semua pihak baik dari dalam maupun dari luar

negeri.66

2). Tenaga pengajar.

66 Company Profile Pondok Pesantren al-Um Bogor, h 3..

Page 54: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Untuk kelas khusus direkrut tenaga pengajar (ustadz) tetap, sedangkan

untuk ceramah-ceramah di majelis ta’lim adalah penceramah/ustadz yang

memenuhi kriteri pada bidangnya. Sedangkan untuk penaggulangan/rehabilitasi

korban Narkoba langsung dipimpin oleh K.H. Tb. Bahrum Zaman dengan

beberapa orang asistennya.67

C. Visi

Sebagai lembaga dakwah dan pusat pengembangan rehabilitasi korban

Narkoba, Pondok Pesantren Al-Um Bogor mengedepankan visi membina manusia

beriman dan bertaqwa, yang tidak hanya cerdas secara intelektual dan emosional,

tetapi juga cerdas secara spiritual. Karena sangat ironis bila seseorang

menghabiskan waktu 25 tahun sekolah/pendidikan umum sejak taman kana-kanak

sampai memperoleh gelar doktor (DR) dalam suatu bidang ilmu duniawi. Tetapi

tidak menyisakan waktunya sedikitpun untuk belajar ilmu agama.68

D. Misi

Guna melaksanakan visi di atas, Pondok Pesantren Al-Um Bogor

mempunyai misi sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengajian-pengajian yang dilaksanakan pada berbagai

majelis ta’lim.

2. Membina ukhuwah islamiyah serta menambah syi'ar agama Islam.

67 Ibid., h.4. 68 Ibid., h. 1.

Page 55: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Melaksanakan pengkajian metode terapi dan rehabilitasi ketergantungan

Narkoba.69

E. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai. Adapun tujuan Pondok

Pesantren Al-Um Bogor adalah

1. Untuk membantu pemerintah dalam pembangunan mental spiritual

keagamaan pada remaja.

2. Membantu pemerintah dalam hal ikut menyelamatkan para generasi muda

dari ancaman berbagai kenakalan salah satunya adalah penyalahgunaan

Narkoba.

3. Mengembalikan generasi muda yang telah kecanduan Narkoba ketengah-

tengah masyarakat, agar dapat berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

4. Membentuk generasi muda yang akhlakul karimah.70

F. Sarana dan Prasarana (Fasilitas).

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat diperlukan untuk

mencapai suatu tujuan, misalnya sarana fisik untuk suatu lembaga pendidikan

adalah gedung-gedung yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan

tersebut.71 Begitu pula dengan Pondok Pesantren Al-Um Bogor. Pondok

Pesantren Al-Um Bogor memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang

69 Ibid., h. 2. 70 Ibid., h.2. 71 Soegarda Poerba Kawatja, et al, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung,

1981), cet. ke-2, h. 320-321.

Page 56: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

proses belajar-mengajar bagi santri salafi dan proses rehabilitasi bagi para korban

Narkoba (santri narkoba). Pondok Psesantren Asl-Um Bogor dibangun di atas

tanah seluas + 5000 m2, dan pada tanah seluas + 5000 m tersebut didirikan empat

(4) buah gedung diantaranya:

1. Gedung induk berupa majelis ta’lim berukuran 8X 12 m2.

2. Gedung asrama anak-anak korban narkotika berukuran 19X9 m2.

3. Gedung asrama putra berukuran 19X9 m2.

4. Gedung asrama putri berukuran 19X9 m2.72

Adapun sarana pendukung lainnya yang ada di Pondok Pesantren Al-Um

Bogor yaitu: pendopo untuk menerima tamu (wali santri), kamar mandi, dapur

umum, ruang makan, ruang belajar, lapangan olahraga, dan tempat hiburan atau

rekreasi. Khusus tempat hiburan dan rekreasi ini hanya digunakan untuk santri

korban narkoba saja. Karena santri narkoba memerlukan hiburan agar mereka

tidak merasa jenuh atau bosan berada di pondok tersebut. Sehingga mereka (santri

narkoba) betah dan nyaman berada di Pondok Pesantren tersebut.73

G. Kegiatannya

Adapun kegiatan-kegiatan yang ada di Psondok Pesantren Al-um Bogor

meliputi:

1. Majelis Ta’lim

Majelis ta’lim ini diisi dengan kehiatan-kegiatan pengajian umum untuk

berbagai tingkatan usia baik laki-laki maupun perempuan. Dan materi

pengajian meliputi: aqidah-akhlak, tauhid, fiqih, al-Qur`an dan hadist. Metode

yang digunakan dalam pengajian ini yaitu metode tanya jawab antara santri

dan pengajar (ustad/ustdj).

72 Campany Profile Pondok Pesantren al-Um Bogor, h. 3. 73 Wawancara Pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman. Bogor, 2 Maret, 2008.

Page 57: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

2. Kelas Khusus

Yang diisi dengan pendidikan khusus yang bertujuan menggembleng para

remaja kearah pemahaman agama Islam, meskipun kelas khusus ini bukan

merupakan madrasah, namun materi pembelajarannya disesuaikan dengan

kebutuhan dan dalam memahami ajaran Islam secara efektif dan menyeluruh.

3. Rehabilitasi Korban Narkoba.

Dalam proses rehabilitasi ini metode yang diterapkan adalah metode non

medis (spiritual/keagamaan) dan terapi yang digunakan adalah menyadarkan

akan kekeliruannya dalam menyalahgunakan Narkoba, yang akan ditanamkan

adalah konsep ajaran Islam secara bijaksana dimulai dengan upaya

mempertebal iman, pelaksanaan ibadah, dan amalan lain sesuai dengan ajaran

Islam.74

74 Company Profile, Pondok Pesantren Al-Um Bogor, h. 2.

Page 58: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

BAB IV

DAKWAH PONDOK PESANTREN AL-UM BOGOR

DALAM REHABILITASI SANTRI NARKOBA

A. Profil Subjek

1. Profil Mad’u (objek dakwah)

Penulis melakukan penelitian pada bulan Maret 2008, selama melakukan

penelitian untuk mengetahui hal-hal atau masalah yang dialami santri narkoba,

langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan wawancara dengan

pimpinan Pondok Pesantren, mengenai latar belakang (masalah) yang dihadapi

santri narkoba di Pondok Pesantren Al-Um. Dari hasil wawancara dapat

diidetifikasi beberapa hal mengenai masalah yang menyebabkan santri narkoba

menyalahgunakan Narkoba, yaitu:

1. Santri narkoba mempunyai kebiasaan mengkonsumsi Narkoba karena

pergaulan yang terlalu bebas, dan tidak dapat dibentengi kecuali

dengan diri sendiri.

2. Akibat teknologi komunikasi dan informasi baik cetak maupun

elektronik yang sangat mudah disajikan dewasa ini, seringkali

menampilkan dan menyuguhkan hasil yang kurang biak, kebanyakan

santri narkoba melihat dan mendengar bahwa kebudayaan orang-orang

yang bebas dan tanpa beban dirasakan menyenangkan dan bisa hidup

tenang.

3. Kurangnya perhatian dari orang tua. Akibat tuntutan era moderen,

seringkali membuat para orang tua mulai bergegas dan lupa akan

Page 59: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

tanggung jawabnya, bahwa ibu dan bapak adalah awal pendidikan bagi

anak-anaknya, tetapi kebanyakan orang tua kurang memberikan

perhatian kepada mereka sehingga mereka melarikan diri kepada

Narkoba.

4. Kurangnya pengetahuan akan agama. Kurangnya pendidikan akan

dasar agama bagi seseorang sangat memungkinkan untuk terjerumus

kepada Narkoba atau kenakalan lain yang melanggar hukum agama

maupun hukum pemerintah. Oleh sebab itu, seseorang harus dibekali

dengan ilmu agama sedini mungkin. Selain itu orang tuapun harus

mampu menerapkan konteks agama dalam kehidupan keluarganya.

Semakin mampu seseorang mengetahui konsep-konsep ajaran

agamanya dan melihat konsep-konsep tersebut dalam bentuk aplikasi

yang dicontohkan oleh orang tuanya maka hal itu akan lebih

menanamkan nilai-nilai keimanannya yang tentunya akan terus

berkembang disanubarinya dan tidak akan luntur dengan apapun yang

buruk misalnya penggunaan Narkoba. Karena, mereka mempunyai

modal yang kuat tentang pengetahuan agama. 75

Dari hasil wawancara tersebut, ternyata ada banyak hal yang menjadi

penyebab santri narkoba terjerumus ke lembah Narkoba, tentunya dari kelima hal

di atas yang menjadi hal istimewa yaitu penanaman nilai-nilai ajaran agama pada

diri seseorang akan dapat menghindarkan mereka dari hal-hal yang dilarang, salah

satunya penyelahgunaan Narkoba. Itulah beberapa poin yang menyebabkan santri

75 Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman. Pimpinan Pondok Pesantren Al-

Um Bogor. Bogor, 30 Maret 2008.

Page 60: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Narkoba yang berada di Pondok Pesantren Al-Um menjadi penyalahguna

Narkoba sejauh ini.

Adapun keadaan santri narkoba yang berada di Pondok Persantren Al-Um

yaitu:

1. Santri narkoba telah kehilangan aqidahnya

2. Cenderung memberontak, tidak pernah mau mendengarkan

perkataan/nasehat orang tuanya.

3. Susah diatur/semaunya sendiri.

4. Suka mencuri uang milik orang tuanya.

5. Tertutup, tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat dan keluarga

kecuali, dengan teman-teman sepergaulannya yang sama-sama

pengguna Narkoba.

6. Memiliki ketergantungan terhadap Narkoba yang cukup parah. 76

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pimpinan Pondok Pesantren

Al-Um, bahwa santri narkoba telah kehilangan aqidahnya, cenderung

memberontak, susah diatur, suka mencuri uang milik orang tuanya, tertutup, tidak

mau bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat dan keluarga kecuali, dengan

teman-teman sepergaulannya yang sama-sama pengguna Narkoba dan memiliki

ketergantungan terhadap Narkoba yang cukup parah. Keadaan yang mereka alami

dikarnakan Narkoba telah merusak kemampuan berfikirnya sehingga mereka tidak

mampu lagi membedakan antara yang baik dan buruk.

76 Ibid.

Page 61: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Selain informasi dari kiai yang begitu berharga bagi penulis. Tentunya

penulis juga membutuhkan informasi dari beberapa orang santri narkoba yang

berada di Pondok Pesantren Al-Um. Guna mendapatkan informasi yang

mendalam, untuk memudahkan penulis dalam memaparkan temuannya dari

pemberi informasi, maka penulis mengistilahkan pemberi informasi ini dengan

“informan”. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan lima santri narkoba,

penulis dapat menguraikan beberapa hal tentang informan tersebut, dan yang

melatarbelakangi mereka datang ke Pondok Pesantren ini serta hal-hal yang telah

mereka dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um.

Mad’u (santri narkoba) yang berada di Pondok Pondok Pesantren Al-Um

Bogor adalah titipan orang tua mad’u, untuk disembuhkkan/disadarkan dari

kekeliruanya mengkonsumsi Narkoba. Agar kelak bisa terbebas dari kebiasannya

mengkonsumsi Narkoba. Selain itu orang tua mad’u juga berharap setelah mereka

selesai menjalani rehabilitasi di Pondok Pesantren Al-Um, dapat menjadi anak

yang baik budi pekerti dan bisa menjalani hidupnya dengan berpegang teguh

kepada ajaran Islam. Dengan kepercayaan yang diberikan orang tua santri kepada

Pondok Pesantren, maka menjadi tanggung jawab para da’i untuk mewujudkan

harapan orang tua santri narkoba tersebut.

Page 62: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Berikut ini adalah hasil wawancara penulis dengan santri narkoba:

Hasil wawancara dengan informan I

Yang melatarbelakangi saya menjadi pengguna Narkoba, karena

terbawa arus pergaulan yang bebas dan coba-coba. Motivasi saya masuk ke

Pondok Pesantren Al-Um, karena saya ingin sembuh dan tersebas dari

kebiasaan mengkonsumsi Narkoba. Selama saya berada di sini, banyak sekali

hal-hal yang saya dapatkan. Misalnya bisa berfikir positif, jadi banyak tahu

tentang ajaran agama Islam, karena semua kegiatan-kegiatan yang diberikan

sesuai dengan aturan agama, misalnya belajar ilmu agama (seperti belajar fiqih,

aqidah-akhlak, al-Qur`an-Hadist dan tauhid), shalat berjamaah, membaca al-

Qur`an, mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, ritual do’a bersama yang

dilakukan setiap malam jum’at, wiridan/zikir setiap setelah selesai

melaksanakan shalat lima waktu, mengikuti kegiatan ceramah di luar Pondok

Pesantren bersama kiai, dan sebagainya. Saya berada di Pondok Pesantren ini

sudah hampir 3 tahun. Adapun metode yang digunakan oleh para da’i dalam

kegiatan belajar ilmu agama yaitu metode tanya jawab, ceramah, dan pemberian

tugas, yang saya suka dari ketiga metode tersebut yaitu metode tanya jawab.

Karena, dengan metode tanya jawab tersebut saya bisa bertanya tentang materi-

materi yang belum saya pahami.77

Ternyata yang melatarbelakangi informan I ini, menjadi pengguna

Narkoba karena pergaulan yang terlalu bebas, motivasinya masuk ke Pondok

Pesantren Al-Um karena kesadaran sendiri ingin sembuh dari kebiasaannya

77 Wawancara Pribadi dengan Ubaidillah, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantre Al-

Um Bogor. Bogor, 13 April 2008.

Page 63: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

mengkonsumsi Narkoba. Setelah berada di Pondok Pesantren Al-Um banyak hal-

hal yang ia dapatkan, misalnya ia bisa berfikir positif, dan banyak mengetahui

tentang ajaran agama Islam semua itu karena kegiatan-kegiatan yang ia ikuti

selama berada di Pondok Pesantren.

Hasil wawancara dengan informan II

Yang melatarbelakangi saya menjadi pengguna Narkoba, karena

pergaulan yang cukup bebas. Motivasi saya masuk ke Pondok Pesantren Al-

Um, karena kesadaran sendiri kasihan sama keluarga saya, anak dan suami.

Banyak sekali perubahan yang saya rasakan selama berada di Pondok Pesantren

ini, diantaranya saya mendapatkan ketenangan batin, kedamaian, bisa lebih

bersemangat dalam menjalani hidup, dan satu hal yang sangat berharga yaitu

saya bisa kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang di ridhai oleh Allah

SWT. Saya bisa menjalankan kewajiban saya sebagai umat muslim misalnya,

melakukan shalat lima waktu dan sebagainya. Dan sekarang saya sadar bahwa

tidak ada untungnya menjadi pengguna Narkoba yang ada hanya tersiksa.

Tersiksa merasakan pengaruh-pengaruh dari Narkoba dan tersiksa dijauhi oleh

lingkungan pergaulan di masyarakat. Hal-hal yang saya dapatkan selama berada

di Pondok Pesantren Al-Um banyak sekali, salah satunya yaitu saya bisa

berfikir positif, dan jadi banyak tahu tentang ajaran agama Islam. Keinginan

saya setelah keluar dari Pondok Pesantren Al-Um yaitu ingin menjadi ibu

rumah tangga yang baik untuk anak dan suami saya dan melanjutkan usaha

saya.78

78 Wawancara pribadi dengan Areta, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren Al-Um,

Bogor, 13 April 2008.

Page 64: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dari pemaparan wawancara dengan informan II ternyata yang

melatarbelakangi informan ini menjadi pengguna Narkoba karena pergaulan yang

terlalu bebas. Motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um karena kesadaran

sendiri dan merasa kasihan terhadap keluarganya, banyak sekali hal-hal yang

didapatkan serta perubahan yang dirasakan selama ia berada di Pondok Pesantren

Al-Um ini, salah satunya menjadi banyak mengetahui tentang ajaran agama Islam

adapun perubahan yang ia rasakan yaitu bisa berfikir positif dan banyak

mengetahui tentang ajaran agama Islam. Harapan ia setelah keluar dari Pondok

Pesantren Al-Um yaitu ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk anak dan

suaminya dan melanjutkan usahanya.

Hasil wawancara dengan informan III

Yang melatarbelakangi saya menjadi penguna Narkoba karena terbawa

arus pergaulan. Motivasi saya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um karena,

kesadaran sendiri, ingin terbebas dari barang haram yang bernama Narkoba,

terbebas dari kebiasaan mengkonsumsinya. Setelah saya masuk ke Pondok

Pesantren ini, ternyata banyak sekali perubahan-perubahan yang saya rasakan

dan banyak juga hal-hal yang saya dapatkan, perubahan yang saya rasakan saya

bisa berfikir lebih positif, lebih bijaksana, lebih dewasa dan saya bisa

menjalankan kewajiban saya sebagai seorang muslim. Adapun hal-hal yang

saya dapatkan selama saya berada di Pondok Pesantren ini yaitu yang pertama,

saya bisa menyadari kekeliruan saya, mengetahui ajaran Islam lebih mendalam,

dan masih banyak yang lainnya. 79

79 Wawancara pribadi dengan Hendra, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren, 13

April 2008.

Page 65: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dari pemaparan wawancara dengan informan III, ternyata yang melatar

belakangi informan ini menjadi pengguna Narkoba yaitu karena pergaulan yang

terlalu bebas, adapun motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um yaitu

karena kesadaran sendiri, ia ingin terbebas dari barang haram yang bernama

Narkoba. Perubahan yang ia rasakan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um

yaitu ia bisa berfikir lebih positif, lebih bijaksana, lebih dewasa dan bisa

menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim adapun hal-hal yang ia

dapatkan yaitu menyadari akan kekeliruannya, dan dapat mengetahui ajaran Islam

lebih mendalam.

Hasil wawancara dengan informan IV

Yang melatar belakangi saya menjadi pengguna Narkoba, karena

merasa nikmat jadi penguna Narkoba. Motivasi saya masuk ke Pondok

Pesantren ini karena kemauan orang tua awalnya, tetapi sekarang saya

menyadari ternyata orang tua saya peduli dan sayang kepada saya, makanya

beliau memasukan saya ke Pondok Pesantren ini untuk disadarkan dan

disembuhkan. Alhamdulillah saya betah dan merasa tenang berada di Pondok

Pesantren ini. Setiap kegiatan-kegiatan yang saya lakukan sesuai dengan aturan

agama. Banyak sekali perubahan yang saya rasakan selama berada di Pondok

Pesantren Al-Um diantaranya, bisa tidur nyenyak, lebih tenang, bisa berfikir

lebih dewasa, bisa lebih hormat kepada orang tua, dan pastinya merasa lebih

dekat dengan Allah. Hal-hal yang saya dapatkan cukup banyak, salah satunya

saya bisa lebih bertaqwa kepada Allah SWT.80

80 Wawancara pribadi dengan Anton, santri narkonba yang ada di Pondok Pesantren, Bogor,

13 April 2008.

Page 66: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dari pemaparan wawancara dengan informan IV, bahwa yang melatar

belakangi ia menjadi pengguna Narkoba yaitu karena ia merasa nikmat menjadi

penguna Narkoba, dan motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um yaitu

karena paksaan dari orang tuanya. Banyak sekali perubahan yang ia rasakan

selama berada di Pondok Pesantren Al-Um diantaranya ia bisa tidur nyenyak,

merasa lebih tenang, bisa berfikir lebih dewasa, lebih menghormati orang tuanya,

dan yang pasti ia merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Adapun hal-hal yang ia

dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-Um salah satunya ia bisa lebih

bertaqwa kepada Allah SWT.

Hasil wawancara dengan informan V

Yang melatar belakangi saya menjadi pengguna Narkoba karena,

kurangnya perhatian dari orang tua, motivasi saya masuk ke Pondok Pesantrn

Al-Um karena, paksaan orang tua walnya, mereka ingin melihat saya hidup

normal seperti anak-anak lainnya tanpa Narkoba. Awalnya memang berat

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan apalagi semua kegiatannya bersifat

kerohanian. Lama-kelamaan akhirnya saya terbiasa dengan semua kegiatan

yang ada di Pondok Pesantren ini, dan saya bisa mengikutinya tanpa ada

paksaan dari siapapun melainkan kesadaran dari diri saya sendiri. Perubahan

yang saya rasakanpun cukup banyak diantaranya, saya bisa menyadari

kekeliruan saya mengkonsumsi Narkoba, lebih dewasa dalam bersikap,

bersikap sopan terhadap orang tua atau yang lebih tua dan masih banyak lagi

Page 67: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

yang lainnya. Adapun hal-hal yang saya dapatkan yaitu, saya bisa mengetahui

dan mempelajari Islam lebih mendalam. 81

Dari pemaparan wawancara dengan informan V, ternyata yang

melatarbelakngi informan ini menjadi pengguna Narkoba yaitu karena kurangnya

perhatian dari orang tuanya, motivasinya masuk ke Pondok Pesantren Al-Um

karena dipaksa oleh orang tuanya, selama ia berada di Pondok Pesantren Al-Um

banyak sekali perubahan yang ia rasakan diantaranya ia bisa menyadari

kekeliruannya mengkonsumsi Narkoba, bisa lebih dewasa dalam bersikap, dan

bisa bersikap sopan terhadap orang tuanya atau kepada yang lebih tua.

Setelah melakukan wawancara dengan kelima informan di atas, ternyata

yang melatarbelakang mereka menjadi pengguna Narkoba sangat beragam.

Diantaranya ada yang karena lingkungan pergaulan, ikut-ikutan teman atau coba-

coba, menganggap nikmatnya menjadi pengguna Narkoba, dan ada juga yang

karena kurangnya perhatian dari orang tuanya. Adapun motivasi mereka masuk ke

Pondok Pesantren Al-Um sangat bervariasi, diantaranya ada yang karena

kesadaran sendiri, karena ingin terbebas dari Narkoba, ada yang karena dipaksa

oleh orang tuanya, dan ada juga yang mengikuti kemauan orang tuanya karena

kasihan. Banyak sekali perubahan yang dirasakan serta hal-hal yang didapatkan

oleh mereka selama berada di Pondok Pesantren Al-Um. Adapun perubahan yang

dirasakan yaitu bisa kembali mengimani Allah dan mau mengerjakan perintah-

Nya serta menjauhi larangan- Nya, bisa bersikap lebih dewasa, berfikir positif,

intinya mereka merasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tentunya, perubahan

81 Wawancara pribadi dengan Ibnu Rajib, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren,

Bogor, 13 April 2008.

Page 68: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

yang mereka rasakan tersebut didorong oleh kesadaran sendiri dan juga karena

mereka mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh Pondok Pesantren.

Adapun kegiatan-kegiatan tersebut yaitu: belajar ilmu agama, shalat berjamaah,

membaca al-Qur`an, konsultasi pribadi, do’a bersama yang dilaksanakan setiap

malam jum’at, mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, mengikuti kegiatan

ceramah di luar Pondok Pesantren bersama da’i, dan melaksanakan wiridan/zikir

setiap selesai shalat 5 waktu. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut santri narkoba

merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Selain itu hal-hal yang didapatkanpun

cukup banyak diantaranya, mereka bisa menyadari akan kekeliruannya

mengkonsumsi Narkoba, jadi lebih tahu tentang ajaran agama (Islam) yang

tadinya hanya sekedar/biasa saja tetapi setelah berada di Pondok Pesantren Al-Um

banyak sekali yang mereka ketahui tentang ajaran agama Islam.

Sebagai mad’u yang tinggal di Pondok Pesantren Al-Um, tentunya mereka

sadar harus mempunyai hubungan yang erat dengan para da’i. Dengan adanya

hubungan erat antara mad’u dengan para da’i maka, mad’u akan merasa dihargai,

disayangi dan diperhatikan dan mereka akan merasa menemukan kembali sesuatu

yang hilang dalam diri mereka, bahkan mereka akan merasa mendapatkan

keluarga baru dan bisa dijadikan sahabat. Hal ini dikatakan oleh salah seorang

mad’u “saking dekatnya kami dengan para da’i kami suka diajak mengikuti

kegiatan ceramah di luar Pondok Pesantren”.82 Terjalinnya hubungan yang erat

antara mad’u dengan para da’i, ternyata banyak sekali manfaat yang dirasakan

oleh mad’u. Misalnya, mereka bisa curhat tentang masalah-masalah yang mereka

82 Wawancara Pribadi dengan Ubaidillah, santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren.

Bogor, 13 April 2008.

Page 69: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

hadapi, mereka juga bisa mengatakan tentang keinginan-keinginan mereka, selain

itu juga mereka menjadi betah tinggal di Pondok Pesantren.83

2. Profil Da’i (subjek dakwah)

Yayasan Al-Um yang mengkhususkan pendidikannya untuk mengkaji

kitab-kitab agama Islam pada awalnya, sekarang dan hampir beberapa tahun ini

mengurusi juga panti rehabilitasi untuk para korban Narkoba, semuanya itu

dilakukan Pondok Pesantren dengan menggunakan azas-azas keislaman sesuai

dengan al-Qur`an dan Hadist Rasulullah SAW. Arah tujuan yang dilakukan

Pondok Pesantren melalui tenaga-tenaga pengajarnya atau da’i memiliki satu visi

dan misi untuk menjaga tunas-tunas bangsa dari kerusakan moral akibat budaya

westrn atau kebaratan. Sehingga para da’i mempunyai tanggung jawab untuk

dapat memenuhi keinginan santri dan untuk menyadarkan atau mengobati santri

narkoba dari kebiasaan mengkonsumsi Narkoba melalui pola dakwah secara

islami.

Secara rinci penulis akan menjabarkan profil da’i yang

mengobati/menyadarkan santri yang ada di Pondok Pesantren Al-Um sebagai

berikut:

1. Da’i I

Latarbelakang pendidikan formal tidak tinggi namun, ia (da’i)

mempunyai pengetahuan ilmu agama dan penguasaan terhadap semua jenis-

jenis ilmu keagamaan yang sangat mapan dan bisa dianggap lebih. Beliau

juga memiliki pengalaman dalam mengurusi lembaga pendidikan Islam,

83 Ibid.

Page 70: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

usianya yaitu + 50 tahun. Motivasi beliau mendirikan Pondok Pesantren ini

yaitu ingin menyelamatkan tunas-tunas bangsa dari budaya westrn salah

satunya penyalahgunaan Narkoba. Tugas beliau berbeda dengan para da’i

lainnya karena, beliau yang bertanggung jawab penuh atas kesembuhan

santri narkoba. Adapun tugas utama beliau adalah menyadarkan santri

narkoba dengan pendekatan individual, menterapi santri narkoba dengan

ramuan-ramuan khusus, memberikan amalan-amalan kepada santri narkoba

untuk membantu proses kesembuhan dan lain-lain. Moto yang beliau

jadikan pedoman adalah “didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang

kuat”. Adapun harapan yang beliau miliki setelah santri narkoba selesai

direhabilitasi yaitu mereka dapat kembali beriman dan bertakwa kepada

Allah, sehat secara jasmani dan rohani, dan dapat beradaptasi dengan

lingkungan sosial baik di rumah, di sekolah dan dimana saja mereka

berada84.

2. Da’i II

Latarbelakang pendidikan beliau berasal dari perguruan tinggi yang

berazaskan Islam, dan memiliki pengetahuan agama yang cukup mapan.

Usia beliau yaitu + 35 tahun. Motivasi beliau menjadi da’i dan bergabung

dengan Pondok Pesantren Al-Um yaitu karena, beliau merasa memiliki

kewajiban sebagai seorang muslim untuk saling tolong-menolong, dan ingin

mengamalkan ilmu yang beliau miliki. Adapun moto beliau adalah “hidup

sehat tanpa narkoba” harapan yang beliau miliki yaitu agar santri narkoba

84 Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman. Bogor, 06 April 2008.

Page 71: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

ini bisa kembali ke jalan yang diridhai Allah SWT, dan dapat kembali hidup

normal seperti sebelumnya.85

3. Da’i III

Latrbelakang pendidikan beliau berasal dari pesantren, tentunya

memiliki pengetahuan agama yang cukup mapan dibandingkan dengan

orang biasa. Usia beliau yaitu + 45 Tahun. Motivasi beliau menjadi da’i dan

bergabung dengan Pondok Pesantren Al-Um yaitu karena rasa kepedulian

terhadap generasi penerus bangsa, dan ingin menyelamatkan para generasi

penerus bangsa ini dari kesesatan yang semakin dalam, intinya merasa

mempunyai kewajiban untuk saling tolong-menolong antar sesama. Adapun

moto yang beliau miliki yaitu “tanpa Narkoba hidup sehat dan bermanfaat”.

Harapan beliau untuk santri narkoba yang telah selesai direhabilitasi yaitu

agar santri narkoba bisa sehat secara fisik, jasmani dan rohani dan dapat

berguna di masyarakat.86

Dari hasil pemaparan wawancara dengan para da’i di atas, ternyata para

da’i yang berada di Pondok Pesantren Al-Um ini memiliki latarbelakang

pendidikan yang bervariatif. Ada yang hanya lulusan pesantren saja, tetapi

menguasai ilmu agama yang cukup mapan bahkan bisa di anggap lebih jika

dibandingkan dengan orang biasa, (mengamalkan ilmu hikmah) dan ada juga

yang berasal dari perguruan tinggi yang berazaskan Islam. Usia para dai antara

35-50 tahun. Adapun motivasi para da’i bergabung dengan Pondok Pesantren

85 Wawancara pribadi dengan Ust. Mukhtar S. Ag. Bogor 21 April 2008. 86 Wawancara pribadi dengan Ust. Burhanudin. Bogor April 21 April 2008.

Page 72: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Al-Um sangat beragam, ada yang karena ingin menyelamatkan para generasi

muda dari pengaruh budaya westrn, menyelamatkan para generasi muda dari

kesesatan yang semakin dalam akibat menyalahgunakan Narkoba dan ada juga

yang karena mempunyai kewajiban untuk saling tolong menolong antar sesama.

Satu hal yang menarik dari Pondok Pesantren Al-Um ini yaitu dalam melakukan

rehabilitasi kepada santri narkoba kiai menggunakan ilmu hiklmah (ilmu

kebatinan), ilmu yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Hal tersebut yang

membuat Pondok Pesantren Al-Um berhasil menyembuhkan dan menyadarkan

santri narkoba.

Adapun tugas-tugas para da’i di Pondok Pesantren Al-Um yaitu:

1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam kepada mad’u.

2. Membentuk kepribadian muslim yang kuat.

3. Menanamkan kembali spirit keimanan dan ketaqwaan dalam jiwa mad’u.

4. Mendidik mad’u untuk beristiqomah dalam menjalankan agama

5. Menenamkan nilai keislaman melalui pendekatan individual.

6. Mengajarkan atau memberikan amalan-amalan yang dapat menyadarkan

santri narkoba dari kebiasaan buruknya mengkonsumsi Narkoba.

7. Menterapi para santri narkoba dengan ramuan-ramuan khusus.87

Dalam menjalankan dakwahnya untuk mengajarkan ilmu agama dan

menyadarkan santri narkoba. Tentunya para da’i mempunyai hubungan yang erat

dengan mad’u. Karena kedekatan emosional akan dapat menjalin rasa

persaudaraan/kekeluargaan sehingga para da’i memiliki kemudahan untuk

menyampaikan materi pelajaran dan dalam menyadarkan santri narkoba dari

87 Wawancara Pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman 06 April 2008.

Page 73: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

kekeliruannya tersebut. Disamping itu juga santri narkoba akan merasa disayangi

dianggap dan dihargai. Dengan demikian mad’u akan merasa nyaman dan betah

tinggal/berada di Pondok Pesantren dan akan timbul kesadaran dalam diri mereka

untuk mengikuti pelajaran yang diberikan oleh para da’i tanpa adanya paksaan

dari orang lain/merasa terpaksa.

Di dalam sebuah Pondok Pesantren, tentunya terdapat kegiatan-kegiatan

yang harus diikuti oleh santri narkoba. Adapun kegiatan-kegiatan yang diberikan

Pondok Pesantren Al-Um adalah mengikuti kegiatan belajar ilmu keagamaan,

mendengarkan siraman rohani (ceramah keagamaan), shalat berjamaah, membaca

al-Qur`an atau surat-surat pendek, dan do’a bersama setiap malam jum’at ba’da

shalat isya.88

1. Kegiatan Belajar-mengajar

Dengan kegiatan ini diharapkan santri dapat mengetahui materi-materi

pelajaran tentang agama, seperti aturan serta hukum-hukum yang diterapkan

dalam Islam. Adapun materi pelajaran yang diberikan adalah fiqih, tauhid, aqidah-

akhlak, dan al-Qur`an-hadist. Ilmu fiqih mempelajari tentang kehidupan manusia

serta hukum-hukumnya, seperti shalat beserta hukum dan tatacaranya, puasa,

zakat, syariah, munakahah, dan sebagainya. Tauhid adalah ilmu yang mempelajari

tentang ketuhanan. Aqidah-akhlak adalah ilmu yang mempelajari tentang

bagaimana tatacara bergaul, berbicara, dan besikap. Sedangkan al-Qur`an-hadist

adalah merupakan pedoman bagi umat muslim untuk itu umat muslim memiliki

kewajiban untuk mempelajarinya serta mengamalkan isi kandungannya.

2. Siraman Rohani

88 Ibid.

Page 74: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dengan kegiatan memberikan siraman rohani ini agar dapat menanamkan

kembali kepada diri santri narkoba tentang ajaran Islam, atau kepercayaan tentang

agama yang hilang dari dirinya. Agama diturunkan kepada umat manusia guna

membuat kestabilan, kedamaian, dan keamanan bagi kehidupan manusia sendiri

oleh karena itu pemahaman suatu masyarakat terhadap ajaran-ajaran atau nilai-

nilai yang terkandung dalam suatu agama sangatlah penting demi mencegah

godaan nafsu, termasuk di dalamnya adalah penyalahgunaan Narkoba. Dengan

pemahaman yang benar terhadap ajaran agama, maka manusia akan mampu

memberikan batasan-batasan dalam dirinya. Oleh sebab itu setelah mereka (santri

narkoba) selesai mengikuti kegiatan ini mereka dapat berfikir secara benar dan

mau menjadikan aturan-aturan yang ada dalam agama sebagai batasan untuk

melakukan hal-hal yang baik dan tidak baik.

3. Shalat Berjamaah

Shalat merupakan suatu aktifitas yang diwajibkan oleh Allah AWT kepada

hambanya, karena mampu mencegah perbuatan keji dan munkar. Shalat

berjamaah tidak dipaksakan kepada para santri narkoba, karena menurut da’i

santri narkoba berbeda dengan santri biasa (salafi) berbeda dari cara berfikir,

bertindak dan sebagainya. Karena efek Narkoba yang ada di dalam tuibuh mereka

membawa perubahan yang negatif baik perasaan, prilaku, ataupun pikiran. Akan

tetapi walaupun shalat berjamaah tidak dipaksakan kepada santri narkoba, santri

narkoba tetap mengikuti kegiatan shalat berjamaah seperti yang dilakukan oleh

santri salafi karena mereka merasa malu dan atas kesadaran yang timbul dari diri

mereka itu, mereka dapat mengikuti kegiatan shalat berjamaah setiap waktu.89

89 Ibid., Bogor, 30 Maret 2008.

Page 75: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

4. Membaca al-Qur`an

Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam karena semua jawaban atas

permasalahan manusia ada didalamnya, selain itu al-Qur`an juga dapat

menyejukan hati dan memberikan ketenangan batin pada santri narkoba, untuk itu

para da’i sangat andil dalam melakukan kegiatan ini, adapun cara

penyampaiannya yaitu da’i yang membacakan ayat-ayat al-Qur`an kemudian

santri narkoba mengikutinya. Banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh santri

narkoba dalam kegiatan membaca al-Qur`an ini. Salah satunya yaitu santri

narkoba yang belum bisa membaca al-Qur`an menjadi bisa/lebih baik dari pada

sebelumnya. Kegiatan membaca al-Qur`an ini juga diselingi dengan mengkaji

tafsiran ayat al-Qur`annya sehingga santri narkoba dapat memahami isi

kandungan ayat tersebut. Dengan demikian santri narkoba akan termotivasi untuk

belajar al-Qu`an lebih dalam lagi .

5. Do’a Bersama

Do’a bersama dilakukan setiap malam jum’at. Dalam melakukan do’a

bersama ini santri narkoba diberi keyakinan bahwa ‘Allah akan mengabulkan

do’a-do’a hambanya’ karna Allah SWT mengatakan bahwa ‘berdo’alah kapadaKu

niscaya akan Ku kabulkan kepadamu’. Dengan keyakinan seperti ini santri

narkoba lebih termotivasi untuk sembuh dan mau meninggalkan kebiasannya

menggunakan Narkoba90.

6. Konsultasi Pribadi

Sebagai hamba Allah manusia memiliki kewajiban untuk saling tolong-

menolong, karena tidak semua permasalahan yang dihadapi manusia mampu

90Ibid.

Page 76: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

diatasi sendiri. Dalam hal ini santri narkoba sangat membutuhkan bantuan dari

da’i, jadi da’i dapat memberikan perhatian dan bantuan dalam menyelesaikan

permasalahan yang dihadapai santri narkoba. Dengan adanya kegiatan ini santri

narkoba sangat terbantu sekali dalam menyelesaikan permasalahannya, selain itu

juga santri narkoba memiliki kesempatan untuk mengungkapkan keinginan-

keinginanya dan masalah-masalah yang dihadapinya. 91

7. Mengikuti Ceramah Keagamaan di Luar Pondok Pesantren Bersama Da’i.

Dalam kegiatan ini da’i sengaja mengajak santri narkoba untuk mengikuti

ceramah keagamaan di luar Pondok Pesantren, tujuannya yaitu agar santri narkoba

mendapatkan pemahaman keislaman sehingga agama benar-benar menjadi terapi

bagi manusia dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Dapat membangkitkan

keimanan yang selama ini hilang, mengembalikan akhlak santri narkoba kepada

akhlak yang mulia. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan agar santri narkoba

dapat mengenal/mempelajari cara berhubungan yang baik dengan anggota

masyarakat, juga sebagai persiapan mereka (santri narkoba) untuk kembali

melakukan aktivitasnya ditengah-tengah masyarakat.92

B. Tahapan-tahapan Rehabilitasi yang Dilakukan dalam Merehabilitasi

Santri Narkoba

Tahapan rehabilitasi yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Al-Um dalam

merehabilitasi santri narkoba yaitu:

1. Mengajak berbicara/mengobrol melalui pendekatan emosional secara individual

2. Memberikan air minum yang sudah diberi do’a-do’a khusus oleh kiai

91 Ibid. 92 Ibid.

Page 77: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Memberi minum air kelapa untuk menetralisir racun yang ada didalam tubuh

4. Dimandikan dengan air yang sudah diberi do’a-do’a khusus

5. Mengikuti kegiatan Pesantren seperti shalat berjamaah. Dan mengaji.

Itulah lima tahapan rehabilitasi yang dilakukan Pondok Pesantren al-Um

kepada santri narkoba yang baru masuk ke Pondok Pesantren Al-Um. Tahapan

rehabilitasi yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Um lebih kepada

psikoreligius karena semua kegiatan-kegiatan yang diberikan kepada santri

narkoba sesuai dengan aturan agama (Islam).

C. Materi yang Diterapkan dalam Proses Rehabilitasi Santri Narkoba.

Materi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan

suatu kegiatan, karena pemilihan materi yang cocok sangat membantu santri

narkoba untuk menyadari akan kekeliruannya menyalahgunakan Narkoba93. Pada

dasarnya pemberian materi yang disampaikan kepada mad’u menyangkut

berbagai hal yang berhubungan dengan tugas dan kewajiban disetiap kehidupan

manusia. Terutama yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban manusia kepada

Tuhan-Nya dan terhadap sesama manusia (habluminallah wa habluminannas).

Karena tugas dan kewajiban merupakan suatu bahan utama di dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari yaitu tugas dan kewajiban sebagai seorang muslim yang

mempunyai norma-norma tertentu. Yaitu menjalankan perintah Allah dan

menjauhi segala larangan-Nya. Yang berarti menjalankan tugas dan kewajiban

sebagai hamba-Nya yaitu beribadah kepada-Nya dan menjalankan segala syari’at

yang diperintahkan-Nya.

93Ibid.

Page 78: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Adapun materi-materi yang diberikan oleh para da’i di Pondok Pesantren

Al-Um adalah “aqidah-akhlak, fiqih, tauhid, al-Qur’an dan hadist.

1. Aqidah-akhlak, aqidah adalah ilmu yang membicarakan tentang

keyakinan, seperti yakin akan adanya hal-hal yang gaib, akhlak adalah

ilmu yang membicarakan bagaimana cara bergaul/berprilaku/berkata di

dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan ajaran agama.

2. Fiqih adalah ilmu yang membicarakan tentang masalah kehidupan

manusia serta hukum-hukumnya seperti shalat, puasa, zakat, munakahah,

syariah dan sebagainya.

3. Tauhid, membicarakan tentang ketuhanan yang bertujuan agar semua

manusia selalu ingat akan kekuasaan Allah SWT.

4. al-Qur`an dan Hadis, merupakan pondasi/tuntunan hidup umat Islam,

karena barang siapa yang benar-benar berpegang teguh kapada keduanya

maka mereka tidak akan tersesat selama-lamanya, untuk itu manusia wajib

mempercayai, memahami dan mengamalkan isi/kandungan yang ada

didalamnya.94

Dalam pemberian materi kepada santri narkoba penggunaan metode yang

tepat sangat membantu dalam mendapatkan hasil/tujuan yang diinginkan. Metode

adalah cara/jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Adapun metode

yang digunakan oleh para da’i dalam memberikan meteri-materi tersebut di atas.

Para da’i menggunakan beberapa metode yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan

metode pemberian tugas.

1. Metode ceramah

94 Ibid.

Page 79: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Adalah salah satu metode yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam

penyampaian dakwahnya, karena metode ceramah ini merupakan dakwah bil-lisan

yaitu suatu metode yang dilaksanakan dengan menggunakan perkataan saja dan

dalam metode ini ciri khas karakteristik bicara seorang penyampai sangat

berpengaruh pada suatu aktivitas dakwah. Metode ceramah yaitu da’i secara lisan

menyampaikan pesan-psannya secara aktif sedangkan mad’u mendengarkan

materi tersebut. Banyak sekali manfaat dari metode ceramah ini karena setelah

mereka mengetahui ajaran tentang Islam mereka mampu melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang diberikan atas kesadaran sendiri, dan prilaku mereka menjadi lebih

baik dari sebelumnya. Yang diharapkan dari metode ceramah ini adalah agar

santri narkoba bisa mengerti akan ajaran Islam secara menyeluruh sehingga dalam

menjalankan kehidupannya mereka mampu menjadikan agama sebagai pondasi

yang kuat dan kokoh saat menghadapi persoalan hidup.95

Dikatakan pula oleh salah seorang da’i “metode ceramah memberikan

banyak manfaat bagi santri narkoba karena dengan metode ini santri narkoba

diberikan pengetahuan keagamaan, dengan demikian mereka dituntut untuk

menjadikan agama sebagai pondasi yang kuat dalam diri mereka. Jadi pada saat

mereka telah selesai direhabilitasi, mereka mampu menahan diri mereka dari

godaan-godaan untuk menggunakan Narkoba lagi di lingkungan mereka

berada”.96

2. Metode Tanya Jawab

Salah satu dari metode yang digunakan para da’i dalam menyampaikan

materi-materi pembelajarannya adalah tanya jawab da’i menyampaikan materi

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada mad’u (santri narkoba) dan kemudian

95 Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman, pimpinan Pondok Pesantren Al-Um Bogor. Bogor, 13 April 2008.

96 Ibid.

Page 80: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

mad’u menjawab, atau sebaliknya mad’u mengajukan pertanyaan dan da’i

menjawab. Dengan metode ini dapat mendorong/memotivasi santri narkoba untuk

bertanya tentang materi-materi yang belum mereka mengerti.

3. Metode Pemberian Tugas.

Yaitu da’i memberikan tugas atau materi-materi yang diberikan seperti,

diberikan tugas untuk menghafal do’a-do’a atau wiridan yang dapat membantu

proses penyembuhan, dan lain-lain. Dalam merehabilitasi santri narkoba, Pondok

Pesantren Al-Um juga menggunakan pendekatan emosional secara individual

dengan cara, memberikan perhatian dan kasih sayang kepada santri narkoba.

Pendekatan emosional secara individual ini dilakukan agar santi narkoba merasa

dihargai/diperhatikan dilindungi, dikasihi dan disayangi. Jika santri narkoba

diasingkan dari pergaulan, dikucilkan dimarahi dan dikasari maka santri narkoba

bukannya malah menyadari kekeliruannya, tetapi justru mereka akan terjerumus

kelembah Narkoba yang semakin parah. Dengan cara pendekatan emosional ini

santri narkoba akan disadarkan dari kekeliruannya itu.97

Dengan pendekatan emosional secara individual ini diharapkan santri

narkoba dapat terbuka dan mau menceritakan masalah-masalah yang dihadapinya,

dengan demikian mereka akan menyedari kekeliruannya, berusaha untuk sembuh

dan terbebas dari Narkoba.

D. Metode yang digunakan dalam Rehabilitasi Santri Narkoba.

97 Ibid.

Page 81: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Metode adalah cara/jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Ada tiga bentuk metode dakwah yaitu “Al-Hikmah, Al-Muidzatul Hasanah, dan

Al-Mudzadalah Bi-al-lati Hiya ahsan”.

1. Al-Hikmah yaitu merupakan kemampuan da’i dalam memilih dan

menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u.

2. Al-Mauidzatul Hasanah yaitu ungkapan yang mengandung unsur bimbingan,

pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan

positif yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan

keselamatan dunia dan akhirat

3. Al-Mudjadalah bi al-Lati Hiya Ahsan adalah bertukar pendapat yang dilakukan

oleh dua belah pihak secara sinergis.

Dalam merehabilitasi santri narkoba Pondok Pesantren Al-Um

menggunakan bentuk metode dakwah Al-Mauidzatul Hasanah yaitu memberikan

nasehat kepada santri narkoba, memberikan bimbingan, pendidikan, dan

peringatan.98 Para da’i dalam melakukan berbagai kegiatan selalu menggunakan

perkatan yang baik, jika santri narkoba salah selalu menasehatinya dengan baik

tanpa menyakiti perasaannya. Selain menggunakan metode tersebut di atas para

da’i juga menggunakan pendekatan personal untuk mengetahui keadaan mad’u

secara mendalam dan memudahkan para da’i dalam memberikan materi

pembelajaran kepada santri narkoba. Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan

cara individual yaitu antara da’i dan santri narkoba (mad’u) langsung bertatap

muka sehingga materi yang disampaikan langsung di terima. Dalam kegiatan

dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan kondisi mad’u (penerima

98 Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman, Bogor, 13 April 2008.

Page 82: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

dakwah) baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan adat istiadat agar tercapainya

keberhasilan dakwah.

E. Media yang diterapkan dalam Rehabilitasi Santri Narkoba.

Seorang da’i atau juru dakwah, dalam menyampaikan ajaran Islam kepada

umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media. Kepandaian untuk memilih

media atau sarana yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah,

terlebih dalam mengantisipasi perkembangan zaman saat ini diman ilmu

pengetahuan berkembang dengan sangat pesat yang ditandai dengan kemajuan

kecanggihan teknologi. Dalam melakukan berbagai kegiatan, para da’i di Pondok

Pesantren Al-Um ini menggunakan media yang sesuai dengan kondisi dan situasi

yang dialami mad’u (santri narkoba). Adapun media yang digunakan oleh para

da’i dalam rehabilitasi santri narkoba di Pondok Pesantren Al-Um ini yaitu

menggunakan media lisan atau ucapan. Seperti pada saat melakukan ceramah,

konsultasi pribadi (pertemuan khusus), media yang digunakan adalah media lisan.

Penggunaan media lisan oleh para da’i di Pondok Pesantren Al-Um ini sesuai

dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para da’i dalam merehabilitasi

santri narkoba.

F. Analisis Keberhasilan Dakwah

Hasil wawancara penulis dengan salah seorang da’i menerangkan bahwa,

penerapan dakwah dalam proses rehabilitasi santri narkoba dapat dikatakan cukup

berhasil. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari kelima santri narkoba yang

telah diwawancarai oleh penulis. Mereka mengatakan selama berada di Pondok

Page 83: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Pesantren Al-Um, mereka bisa menyadari kesalahan/kekeliruanya mengkonsumsi

narkoba, bisa kembali hidup normal seperti yang lainnya, yang terpenting yaitu

mereka sudah bisa sedikit-demi sedikit hidup tanpa bayang-bayang Narkoba.

Karena Pondok Pesantren ini adalah bukan lembaga formal jadi data akurat angka

ataupun persentase tidak ada secara tertulis, namun jika dipresentasikan menurut

salah seorang da’i. Bahwa dalam menangani santri Narkoba dikatakan cukup

berhasil dengan pendekatan dakwah Islam dan pendekatan emosional walaupun

dalam pelaksanaannya terdapat banyak hambatan-hambatan yang dialami.99

Kelima santri narkoba mengatakan bahwa, selama mereka berada di

Pondok Pesantren Al-Um, banyak sekali perubahan-perubahan yang mereka

rasakan. Hal ini membuktikan bahwa metode yang diterapkan Pondok Pesantren

Al-Um dalam merehabilitasi santri narkoba cukup berhasil walaupun dalam

pelaksanaannya banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi. Keberhasilan

metode spiritual/keagamaan yang digunakan Pondok Pesantren Al-Um dalam

merehabilitasi santri narkoba, menimbulkan banyak permintaan dari orang-orang

agar Pondok Pesantren Al-Um juga mau menampung orang-orang yang memiliki

kelainan jiwa (gila) untuk disembuhkan dan disadarkan dengan menggunakan

metode spiritual/keagamaan. Akan tetapi, permintaan tersebut tidak bisa

dikabulkan karena belum adanya fasilitas yang memadai dan dikhawatirkan akan

mengganggu proses belajar-mengajar santri salafi dan juga dapat mengganggu

proses rehabilitasi santri narkoba.100

99 Wawancara Pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman, Bogor, 06 April 2008. 100 Ibid.

Page 84: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisis dan mengadakan penelitian secara langsung di

Pondok Pesantren Al-Um Bogor, mengenai dakwah Pondok Pesantren Al-Um

Bogor dalam rehabilitasi santri narkoba, penulis dapat merumuskan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Keadaan yang dialami santri narkoba di Pondok Pesantren Al-Um Bogor dan

masalah yang melatar belakangi santri narkoba menjadi pengguna Narkoba.

Masalah yang melatarbelakangi santri narkoba menjadi pengguna Narkoba

yaitu karena pergaulan yang terlalu bebas, akibat kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi, kurangnya perhatian dari orang tua, dan kurangnya

pengetahuan akan ajaran agama. Adapun keadaan yang dialami santri narkoba

di Pondok Pesantren Al-Um yaitu: santri narkoba telah kehilangan aqidahnya,

cenderung memberontak, tidak pernah mau mendengarkan nasehat/perkataan

dari orang tuanya, susah diatur, semaunya sendiri, suka mencuri uang orang

tuanya, memiliki ketergantungan kepada narkoba yang cukup parah.

2. Dakwah yang diterapkan melalui (materi, metode, dan media) di Pondok

Pesantren Al-Um.

Page 85: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Dalam merehabilitasi santri narkoba, Pondok Pesantren Al-Um

menerapkan dakwah pada kegiatan rehabilitasinya. Penerapan dakwah

tersebut meliputi tiga unsur dakwah yaitu materi, metode dan media. Materi

yang diberikan antara lain aqidah-akhlak, tauhid, fiqih, dan al-Qur`an-hadist.

Dalam pemberian materi kepada santri narkoba Pondok Pesantren Al-Um

menggunakan metode dan media yang sesuai untuk mencapai keberhasilan

yang diinginkan. Metode yang digunakan dalam pemberian materi oleh para

da’i adalah metode tanya jawab, ceramah dan metode pemberian tugas.

Sedangkan metode yang digunakan dalam merehabilitasi santri narkoba

adalah al-Mauidzahtul Hasanah. Adapun media yang digunakan adalah media

lisan dan ucapan/perbuatan Selain penggunaan metode dan media serta

penerapan materi-materi pada kegiatan rehabilitasinya Pondok Pesantren Al-

Um juga mengunakan sebuah pendekatan, pendekatan tersebut adalah

pendekatan personal secara individual.

3. Analisis keberhasilan dakwah

Penerapan dakwah dalam proses rehabilitasi santri narkoba dapat

dikatakan cukup berhasil. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari kelima

santri narkoba yang telah diwawancarai oleh penulis. Mereka mengatakan

selama berada di Pondok Pesantren Al-Um, mereka bisa menyadari

kesalahan/kekeliruanya mengkonsumsi Narkoba, bisa kembali hidup normal

seperti yang lainnya, yang terpenting yaitu mereka sudah bisa sedikit-demi

sedikit hidup tanpa bayang-bayang Narkoba. Kelima santri narkoba

mengatakan bahwa, selama mereka berada di Pondok Pesantren Al-Um,

banyak sekali perubahan yang mereka rasakan, selain itu banyak pula hal-hal

Page 86: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

yang mereka dapatkan. Salah satu perubahannya yaitu mereka bisa jadi lebih

baik dari sebelumnya, dan salah satu hal yang mereka dapatkan yaitu mereka

jadi mengetahui tentang ajaran agama Islam lebih dalam. Hal ini

membuktikan bahwa metode yang diterapkan Pondok Pesantren Al-Um dalam

merehabilitasi santri narkoba cukup berhasil walaupun dalam pelaksanaannya

banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi.

Pada akhirnya kesadaran santri narkoba yang berada di Pondok Pesantren

Al-Um merupakan akibat dari dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal

yang keduanya dapat diperoleh dengan pendidikan agama sebagai bekal mereka

untuk menjalani kehidupan.

B. Saran-saran

1. Diharapkan dengan adanya santri narkoba di Pondok Pesantren Al-Um ini,

para da’i dapat meningkatkan loyalitasnya sebagai da’i untuk mencapai hasil

yang sempurna sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai/diinginkan.

2. Diharapkan agar Pondok Pesantren Al-Um dapat menambah materi-materi

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan para santri narkoba.

3. Diharapkan agar penggunaan metode yang diterapkan dalam melakukan

rehabiitasi kepada para santri narkoba lebih ditingkatkan lagi, karena

penggunaan metode yang tepat sebagai penunjang keberhasilan yang hendak

di capai dan diharapakn medi yang digunakan oleh Pondok Pesantren Al-Um

dapat diperluas lagi.

4. Dengan keberhasilan yang sudah dicapai oleh Pondok Pesantren Al-Um agar

supaya para da’i dapat menjaga atau meningkatkan mutu Pondok Pesantren

Page 87: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

agar kelak menjadi pusat unggulan pelayanan terpadu terapi dan rehabilitasi

ketergantungan Narkoba di Indonesia.

5. Diharapkan Pondok Pesantren Al-Um melakukan komparasi ke Pondok

Pesantren Suryalaya dan panti rehabilitasi milik Dadang Hawari

6. Diharapkan agar Pondok Pesantren Al-Um dapat menambah media yang

digunakan seperti media audio dan visual.

7. Diharapakan Pondok Pesantren Al-Um menambah kegiatan-kegiatan dalam

proses rehabilitasi seperti menonton acara-acara dakwah, dokumentasi

dampak narkoba dan lain-lain.

Page 88: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ardani, Moh. Memahami Permasalahan Fiqih Dakwah. Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006.

Arifin, Anwar. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung:

Armico, 1994. Badan Narkotika Nasional. Satgas BNN Gerebek PABRIK EKTASI TERBESAR

KETIGA DI DUNIA. Jakarta: BNN RI, 2005. --------------------------------. Efektifitas Penanggulangan Narkoba Melalui Sistem

Plug In dalam Materi Pembelajaran Pada Lemabga Pendidikan Formal, Jakarta, BNN RI, 2005.

Gifari, Abu. Generasi Narkoba. Bandung: Mujahid, 2003. Hakim, Arif M. Bahaya Narkoba, Alkohol: Cara Islam Mencegah, Mengatasi &

Melawan. Bandung: Nuansa, 2004. Hasanuddin, H. Hukum Dakwah; Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di

Indonesia. Jakarta: Penerbit. Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Habib, Syafaat M. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Widjaya, 1982. Hafidudin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Hielmy, Irfan. Dakwah Bil-Hikmah. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002. Hawari, Dadang. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA, (Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif Lain). Jakarta: Penerbit FKUI, 2006. --------------------. Terapi (Detoksifikasi), dan Rehabilitasi (Pesantren)

MUTAKHIR (Sistem Terpadu) PASIEN “NAZA” (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lain), Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia, 2004.

Page 89: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Machfoeld, A Kimosa. Filsafat Dakwah; Ilmu Dakwah dan Penerapannya. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2004.

Muhamad, Nuh Sayid. Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam Dakwah.

Solo: Era Intermedia, 2000. Mulyana, Dedy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosda Karya, 2002. Musthofa, Sanusi Ahmad. Problem NARKOBA-PSIKOTROPIKA dan HIV-AIDS,

Sebuah Tantangan Bagi Generasi Penerus Bangsa dan penaggulangannya Ditinjau dari sudut pandang Al-Quran dan As-Sunnah. Jakarta: Zikrul Hakim, 2002.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosda Karya, 1999. Oemar, Toha Yahya. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya, 1992. Qhatani, Said Bin Ali. Dakwah Islam Dakwah Bijak. Jakarta: Gema Insani Press,

1994. Rafudin dan Abdul Jalil, Maman. Prinsif dan Strategi Dakwah. Bandung: CV..

Pustaka Setia, 1997. Saleh, Abdul Rosyad. Abdul. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: PT. Bulan

Bintang, 1977. Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Remaja Grapindo

Persada, 2004. Sasono, Adi. Solusi Islam atas Problematika Umat Ekonomi; Pendidikan dan

Dakwah. Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Suparta, Munzier dan Hefni, Harjani. Metode Dakwah. Jakarta: Prenada Media,

2003. S. Hermawan, Rachman. Penyalahgunaan Narkotika oleh Remaja. Bandung: PT.

Cresco, 1980. Singarimbun, Masri dan Efendy, Sofian. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta:

LP3S, 1980. Usman, Husaini dan Setiadi Akbar, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi aksara, 1998. B. Jurnal

Page 90: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Lutfi, M. “Jurnal Kajian Dakwah & Komunikasi”. Jakarta: Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Vol, X, 2003.

Company Profile. Pondok Pesantren Al-Um Bogor. C. Wawancara

Wawancara Pribadi dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman, Pimpinan Pondok

Pesantren Al-Um Bogor, Bogor, 2 Maret 2008, pukul 13.00 WIB

-------, 23 Maret 2008, pukul 13.00 WIB

-------, 30 Maret 2008, pukul 13.00 WIB

-------, 06 April 2008, pukul 13.00 WIB

-------, 20 April 2008, pukul 13.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan Ust. Burhanudin, Pengajar santri narkoba di Pondok

Pesantren Al-Um Bogor, Bogor 21 April 2008, pukul 13.00 WIB

Wawancara pribadi dengan Ust. Mukhtar S.Ag, Bogor, Pengajar santri narkoba di

Pondok Pesantren Al-Um Bogor, 21 April 2008, pukul 13.00 WIB

Wawancara Pribadi dengan 5 orang santri narkoba yang berada di Pondok

Pesantren Al-Um Bogor, Bogor 13 April 2008

Page 91: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Nama-nama Santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren Al-Um, Maret

2008

No Nama Usia

1 Areta 37 Th

2 Abdul Rahman 22 Th

3 Hendra 22 Th

4 Anaton 25 Th

5 Sidiq 23 Th

6 Tian 23 Th

7 Yudha Bakti 24 Th

8 Sugiarto 23 Th

9 M. Irfan 22 Th

10 Bagastio 20 Th

11 Meta Ardani 21 Th

12 Rafli 18 Th

13 Gunawan 18 Th

14 Yadi 23 Th

15 Tedi 17 Th

16 Sugandi 20 Th

Page 92: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

17 Saprudin 17 Th

18 Kemal 17 Th

19 Adjat Sudrajat 21 Th

20 Irfan 24 Th

21 Firmansyah 24 Th

22 Suhendar 22 Th

23 Alekx 17 Th

24 Rianto 18 Th

25 Bima Sakti 22 Th

26 Zenal Solam 22 Th

27 Muhidin 23 Th

28 Kefin 24 Th

29 Iwan 20 Th

30 Bima 21 Th

Page 93: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Nama-nama santri narkoba yang ada di Pondok Pesantren Al-Um Juni 2008

No Nama Usia

1 Abdul Rahman 22 Th

2 Hendra 22 Th

3 Anaton 25 Th

4 Sidiq 23 Th

5 Tian 23 Th

6 Tian 23 Th

7 Sugiarto 23 Th

8 M. Irfan 22 Th

9 Bagastio 20 Th

10 Meta Ardani 21 Th

11 Rafli 18 Th

12 Gunawan 18 Th

13 Yadi 23 Th

14 Tedi 17 Th

15 Sugandi 20 Th

16 Saprudin 17 Th

Page 94: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

17 Kemal 17 Th

18 Adjat Sudrajat 21 Th

20 Firmansyah 24 Th

Identitas Responden:

Nama : Ubaidilah (laki-laki), 24 tahun

Pendidikan akhir : Mahasiswa

Alamat : Tanggerang. (Islam)

Pertanyaan/pedoman wawancara, bagi santri narkoba:

1. Tanya: Apa yang melatar belakangi anda menjadi pengguna Narkoba?

Jawab: Awalnya si cuma coba-coba ya....karena pergaulan juga si.

2. Tanya: Apa motivasi anda masuk ke Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Ingin sembuh dan terbebas dari Narkoba.

Page 95: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan para da’i yang ada di Pondok

Pesantren Al-Um?

Jawab: Deket banget, saking deketnya saya suka di ajak pa kiai makan di luar.

4. Tanya: Sudah berapa lama anda berada di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Sudah hampir 3 tahunan.

5. Tanya: Apa saja yang anda dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-

Um?

Jawab: Banyak hal yang saya dapatkan selama berada di Pondok Pesantren ini,

salah satunya saya jadi mengetahui tentang ajaran-ajaran agama Islam.

Karena semua kegiatan-kegiatan yang diberikan sesuai dengan aturan

agama, misalnya belajar ilmu agama (seperti belajar fiqih, aqidah-

akhlak, al-Qur`an-Hadist dan tauhid), shalat berjamaah, membaca al-

Qur`an, mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan, ritual do’a

bersama yang dilakukan setiap malam jum’at, wiridan/zikir setiap

setelah selesai melaksanakan shalat lima waktu, mengikuti kegiatan

ceramah di luar Pondok Pesantren bersama kiai, dan sebagainya.

6. Tanya: Metode apa yang digunakan oleh para da’i dalam mengajarkan ilmu

agama?

Jawab: Metode yang digunakan oleh para da’i dalam kegiatan belajar ilmu

agama yaitu metode tanya jawab, ceramah, dan pemberian tugas.

7. Tanya: Dari ke tiga metode tersebut, metode apa yang paling kamu suka?

Jawab: Ketiga metode tersebut saya suka, tapi yang paling saya suka yaitu

metode tanya jawab. Karena, dengan metode tanya jawab tersebut saya

bisa bertanya tentang materi-materi yang belum saya pahami.

Page 96: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

8. Tanya: Perubahan apa yang anda rasakan selama berada di Pondok Pesantren

ini?

Jawab: Perubahannya banyak banget, saya bisa terbiasa mengerjakan shalat 5

waktu, bisa berfikir positif dan masih banyak yang lainnya.

9. Tanya: Apa keinginan anda setelah keluar dari Pondok Pesantren ini?

Jawab: Pengen ngelanjutin kuliah,terus bisa dibanggain sama orang tua

Identitas Responden:

Nama : Areta (perempuan) 26 tahun.

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Ambon. (Islam)

Pertanyaan/ pedoman wawancara, bagi santri narkoba:

1. Tanya: Apa yang melatar belakang anda menjadi pengguna Narkoba?

Jawab: Pergaulan saya yang lumayan bebas.

2. Tanya: Apa motivasi anda masuk ke Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Kesadaran sendiri, pingin sembuh kasian sama keluarga, anak dan

suami saya.

3. Tanya: Bagaimana hubungan anda denagn para da’i di Pondok Pesantren Al-

Um?

Jawab: Cukup dekat karena para da’i perhatian sekali terutama pa kiai.

4. Tanya: Sudah berapa lama anda berada di Pondok Pesantren Al-Um?

Page 97: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Jawab: Em.....alhamdulillah sudah 1 tahunan lebih.

5. Tanya: Perubahan apa yang anda rasakan selama berada di Pondok Pesantren

Al-Um?

Jawab: Perubahan yang saya rasakan saat ini, saya jadi bisa lebih tenang,

mendapat ketenangan batin, kedamaian, lebih bersemangat dalam

menjalani hidup, dan yang paling penting dapat kembali ke jalan yang

di ridhai Allah.

6. Tanya: Apa saja yang anda dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-

Um?

Jawab: Yang saya dapatkan selama berada di sini banyak sekali, salah satunya

bisa mengetahui tentang ajaran agama Islam lebih mendalam.

7. Tanya: Apa keinginan anda setelah keluar dari Pondok Pesantren Al-Um ini?

Jawab: Jadi ibu rumah tangga yang baik untuk anak dan suami saya. Dan

melanjutkan usaha saya.

Identitas Responden:

Nama : Ibnu Rajib, (laki-laki) 21 tahun

Pendidikan akhir : Pelajar/ SMU

Alamat : Kalimantan. (Islam)

Pertanyaan/pedoman wawancara, bagi santri narkoba:

1. Tanya: Apa yang melatar belakangi anda menjadi pengguna Narkoba?

Jawab: ya... saya merasa nikmat aja jadi pengguna Narkoba.

2. Tanya: Apa motivasi anda masuk ke Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: em.....Ikutin keinginan ortu sih awalnya, tapi sekarang udah lumayan

betah alhamdulillah.

3. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan para da’i di Pondok Pesantren ini?

Jawab: Hubungannya baik, kalo ditanya dekat apa engga ya...cukup deka.

4. Tanya: Sudah berapa lama anda berada di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Sudah hampir satu tahun

Page 98: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

5. Tanya: Perubahan apa yang anda rasakan selama berada di Pondok Pesantren

Al-Um?

Jawab: Perubahan yang dirasain banyak pokonya bisa tidur nyenyak, merasa

lebih tenang, damai, terus bisa ngaji and sholat yang tadinya ga bisa

ngaji and sholat sekarang alhamdulillah deh.

6. Tanya: Apa saja yang anda dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-

Um?

Jawab: Yang saya dapatkan selama berada di Pondok Pesantren ini, banyak

banget yang pasti jadi bisa ngaji and solat, dah gitu jadi banyak tau

tentang Islam.

7. Tanya: Apa keinginan anda setelah keluar dari Pondok Pesantren ini?

Jawab: Keinginan setelah keluar dari sini pastinya nerusin sekolah, biar bisa

jadi orang yang berguna.

Identitas Responden:

Nama : Anton, (laki-laki) 31 tahun.

Pendidikan akhir : SMU

Alamat : Jakarta/Kedoya. (Islam)

Pertanyaan/ pedoman wawancara, bagi para santri narkoba:

1. Tanya: Apa yang melatar belakangi anda menjadi penguna Narkoba?

Jawab: Terbawa arus pergaulan yang bebas.

2. Tanya: Apa motivasi anda masuk ke Pondok Pesantren Al-Um ini?

Jawab: Kesadaran sendiri, pingin sembuh.

3. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan para da’i yang ada di Pondok

Pesantren ini?

Jawab: Dekat sekali, malah suka dia jak makan dirumah makan sama pa kiyai.

Page 99: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

4. Tanya: Sudah berapa lama anda berada di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Udah lama juga kira-kira tiga tahunan lah.

5. Tanya: Perubahan apa yang anda rasakan selama berada di Pondok Pesantren

ini?

Jawab: Ya..perubahannya banyak deh, pastinya bisa lebih baik dari kemarin

aja.

6. Tanya: Apa saja yang anda dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-

Um?

Jawab: Yang saya dapatkan sangat banyak, salah satunya saya bisa lebih

bertaqwa kepada Allah SWT.

7. Tanya: Apa keinginan anda setelah keluar dari Pondok Pesantren ini?

Jawab: Pingin jadi bapak yang baik, terus ngelanjutin usaha saya.

Identitas Responden:

Nama :Hendra, (laki-laki), 24 tahun.

Pendidikan akhir : Mahasiswa, fakultas Hukum.

Alamat : Jakarta, Ps. Minggu (Islam)

Pertanyaan/ pedoman wawancara, bagi para santri narkoba:

1. Tanya: Apa yang melatar belakangi anda menjadi penguna Narkoba?

Jawab: Orang tua saya terlalu sibuk jadi kurang merhatiin saya, akhirnya saya

kebawa sama temen-temen make Narkoba,

2. Tanya: Apa motivasi anda masuk ke Pondok Pesantren ini?

Jawab: Ikutin keinginan ortang tua. Awalnya dipaksa gitu deh.

Page 100: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Tanya: Bagaimana hubungan anda dengan para da’i yang ada di Pondok

Pesantren ini?

Jawab: Hubungan saya dengan para da’i di Pondok Pesantren ini baik dan

sangat dekat.

4. Tanya: Sudah berapa lama anda berada di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Em.....lumayan lama sih, kira-kira ada 2 tahunan lebih gitu deh.

5. Tanya: Perubahan apa yang anda rasakan selama berada di Pondok Pesantren

ini?

Jawab: Banyak sekali perubahan yang saya rasakan selama berada di Pondok

Pesantren Al-Um diantaranya, bisa tidur nyenyak, lebih tenang, bisa

berfikir lebih dewasa, bisa lebih hormat kepada orang tua, dan pastinya

merasa lebih dekat dengan Allah.

6. Tanya: Apa saja yang anda dapatkan selama berada di Pondok Pesantren Al-

Um?

Jawab: Pokonya lebih baik dari kemarin, ngerasa lebih dekat sama Allah.

Perubahan yang paling kecil saja saya jadi gampang tidur dan merasa

tenang.

7. Tanya: Apa keinginan anda setelah keluar dari Pondok Pesantren ini?

Jawab: Ngelanjutin kuliah, ngebahagiain orang tua, and jadi orang yang lebih

baik lagi .

Page 101: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Hasil wawancara dengan K.H. Tb. Bahrum Zaman.

1. Tanya: Apa alasan bapak mendirikan Pondok Pesantren Al-Um ini?

Jawab: Karena kepedulian saya kepada remaja, dan ingin menyelamatkan para

generasi bangsa dari budaya westrn. Saya tidak mau kemajuan teknologi

dan kebuidayaan barat merusak moral generasi remaja.

2. Tanya: Apa tugas bapak di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Tugas bapak menyadarkan santri narkoba dari kekeliruannya,

mengembalikan mereka ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT,

menterapi santri Narkoba dengan ramuan–ramuan khusus.

Page 102: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Tanya: Apa harapan yang bapak miliki setelah santri narkoba keluar dari

Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Harapan bapak yaitu mereka dapat kembali beriman dan bertakwa

kepada Allah , sehat secara jasmani dan rohani, dan dapat beradaptasi

dengan lingkungan sosial baik di rumah, di sekolah dan dimana saja

mereka tinggal.

4. Tanya: Bagaiman hubungan para da’i dengan santri narkoba?

Jawab: Hubungan para da’i dengan santri narkoba dekat sekali, karena

memang keeratan hubungan denagan para da’i sangat di wajibkan.

Untuk memudahkan proses penyembuhan.

5. Tanya: Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para da’i di Pondok

Pesantren Al-Um?

Jawab: Kegiata-kegiatan yang kami lakukan yaitu belajar ilmu agama, shalat

berjamaah, membaca al- Qur`an, do’a bersama yang dilakukan setiap

malam jum’at, konsultasi pribadi, lain-lain.

6. Tanya: Apa saja metode yang digunakan oleh para da’i dalam merehabilitasi

santri narkoba?

Jawab: Metode yang kami gunakan dalam memberikan materi pmbelajaran

kepada santri narkoba adalah tanya jawab, ceramah, dan metode

pemberian tugas.

7. Tanya: Apa saja meteri yang diterapkan dalam mempelajari ilmu agama?

Jawab: Adapun materi yang kami berikan kepada santri narkoba yaitu aqidah-

akhlak, fiqih, tauhid, al-qur`an dan hadist.

Page 103: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Hasil Wawancara dengan Ustd.Mukhtar S.Ag.

1. Tanya: Apa motivasi bapak menjadi da’i di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Motivasi saya menjadi da’i di Pondok Pesantren yaitu karena merasa

mempunyai kewajiban untuk saling tolong-menolog sesama muslim

dan mengamalkan ilmu yang saya miliki.

2. Tanya: Tugas bapak di Pondok Pesantren Al-Um ini sebagai apa?

Jawab: Tugas saya di sini memberikan materi-meteri pembelajaran kepada

santri salafi dan juga santri narkoba.

Page 104: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

3. Tanya: Sejak kapan bapak bergabung dengan Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Udah lama juga, tahun berapa pastinya saya lupa.

4. Tanya: Apa harapan yang bapak miliki untuk santri narkoba?

Jawab: Harapan saya agar santri narkoba ini bisa kembali kejalan yang

diridhai Allah SWT, dan dapat kembali hidup normal seperti

sebelumnya

Hasil Wawancara dengan Ustd. Burhanudin

1. Tanya: Apa motivasi bapak menjadi da’i di Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Karena rasa kepedulian terhadap generasi penerus bangsa, dan ingin

menyelamatkan para generasi penerus bangsa ini dari kesesatan yang

semakin dalam, intinya merasa mempunyai kewajiban untuk saling

tolong-menolong antar sesama

2. Tanya: Tugas bapak di Pondok Pesantren Al-Um ini sebagai apa?

Page 105: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Jawab: Tugas saya di sini yaitu memberikan materi-meteri pembelajaran

kepada santri salafi dan juga santri narkoba.

3. Tanya: Sejak kapan bapak bergabung dengan Pondok Pesantren Al-Um?

Jawab: Cukup lama, dari awal berdirinya Pondok Pesantren saya sudah

menjadi pengajar di sini karena, saya sahabat dekat pa kiai kami

pernah mondok bareng.

4. Tanya: Apa harapan yang bapak miliki untuk santri narkoba?

Jawab: Agar santri narkoba ini bisa sehat secara fisik, jasmani dan rohani dan

dapat berguna di masyarakat.

Nomor :

Lamp :

Hal : Surat keterangan pernah melakukan penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : KH. TB. Bahrum Zaman

Alamat : Jl. Gunung Batu, Rt/Rw 01/08, Kp. Pagentongan, Desa. Loji. Kec.

Bogor Barat, Kota Bogor.

Page 106: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Jabatan : Pimpinan Pondok Pesantren Al-Um Bogor.

Dengan ini menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa:

Nama : Inne Tresnayanti

NIM : 104051001864

Pekerjaan : Mahasiswi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Telah melakuakn penelitian dalam lembaga yang saya pimpin Pondok Pesantren

Al-Um Bogor, untuk keperluan penyelesaian skripsi S-1 yang berjudul. Dakwah

Pondok Pesantren al-Um Bogor dalam Rehabilitasi Santri Narkoba.

Demikian surat ini kami sampaikan agar dapat dipergunakan berbagai pihak

sebagai mana mestinya.

Bogor, 18 Me 2008

KH.Tb.Bahru Zaman

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Yang bertanda tangan di bawah ini, K.H. Tb. Bahrum Zaman

Menerangkan bahwa:

Nama : Inne Tresnayanti

NIM : 104051001864

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Page 107: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Nama tersebut di atas benar-benar telah melakukan wawancara di Yayasan Al-Um

Bogor.

Demikianlah surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan dengan

sebaik-baiknya.

Bogor, 18 Mei 2008.

K.H. Tb. Bahrum Zaman

Page 108: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Nomor :

Lamp :

Hal : Surat keterangan pernah melakukan penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : KH. TB. Bahrum Zaman

Alamat : Jl. Gunung Batu, Rt/Rw 01/08, Kp. Pagentongan, Desa. Loji. Kec.

Bogor Barat, Kota Bogor.

Jabatan : Pimpinan Pondok Pesantren Al-Um Bogor.

Dengan ini menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa:

Nama : Inne Tresnayanti

NIM : 104051001864

Pekerjaan : Mahasiswi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Telah melakuakn penelitian dalam lembaga yang saya pimpin Pondok Pesantren

Al-Um Bogor, untuk keperluan penyelesaian skripsi S-1 yang berjudul. Dakwah

Pondok Pesantren al-Um Bogor dalam Rehabilitasi Santri Narkoba.

Demikian surat ini kami sampaikan agar dapat dipergunakan berbagai pihak

sebagai mana mestinya.

Bogor, 18 Mei

2008

Page 109: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

KH. Tb. Bahrum

Zaman

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Yang bertanda tangan di bawah ini, K.H. Tb. Bahrum Zaman

Menerangkan bahwa:

Nama : Inne Tresnayanti

NIM : 104051001864

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Nama tersebut di atas benar-benar telah melakukan wawancara di Yayasan Al-Um

Bogor.

Demikianlah surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan dengan

sebaik-baiknya.

Page 110: AKTIVITAS DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-UM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17837/1/INNE... · dan sebaliknya menunjukan prilaku “maladaptif” (prilaku menyimpang).

Bogor, 18 Mei

2008.

K.H. Tb. Bahrum

Zaman