AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS...

53
AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS BANGKOKDAN CALIFORNIADALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN HILDA AWALIAH PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

Transcript of AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS...

Page 1: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS

„BANGKOK‟ DAN „CALIFORNIA‟ DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN

HILDA AWALIAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

Page 2: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS

„BANGKOK‟ DAN „CALIFORNIA‟ DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Hilda Awaliah

11150950000005

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

Page 3: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

ii

Page 4: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

iii

Page 5: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

iv

Page 6: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

v

ABSTRAK

Hilda Awaliah. Aktivitas Biji Pepaya (Carica papaya L.) Varietas „Bangkok‟ dan

„California‟ dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Patogen. Skripsi.

Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020. Dibimbing oleh Nani Radiastuti dan Reno

Fitri.

Buah pepaya ‘Bangkok’ dan ‘California’ banyak dikonsumsi oleh masyarakat,

sehingga biji pepaya berlimpah dan belum dimanfaatkan dengan baik. Biji pepaya

memiliki senyawa metabolit sekunder sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menguji aktivitas antibakteri dan mengetahui kandungan ekstrak biji

pepaya (Carica papaya) dari varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dalam menghambat

pertumbuhan bakteri uji. Simplisia biji pepaya diekstrak menggunakan metode

maserasi. Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby Bauer,

selanjutnya dilakukan uji lanjut yaitu MIC (Minimum Inhibitory Concentration).

Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap bakteri

Escherichia coli, Salmonella sp., dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 20%

berturut-turut, yaitu: 6,64; 6,7; 6,81 mm. Nilai diameter zona hambat pada ekstrak

biji pepaya ‘California’ berturut-turut, yaitu: 6,76; 7,82; 6,69 mm. Nilai MIC pada

konsentrasi 20% ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terdapat pada bakteri E. coli,

sedangkan ekstrak biji pepaya ‘California’ terdapat pada bakteri Salmonella sp.

Ekstrak etanol biji pepaya ‘Bangkok’ memiliki 20 senyawa, sedangkan biji pepaya

‘California’ memiliki 24 senyawa. Ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ dan ‘California’

memiliki senyawa yang berbeda, sehingga pada uji antibakteri menghasilkan zona

hambat yang berbeda. Ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ lebih efektif terhadap bakteri S.

aureus, sedangkan ekstrak biji pepaya ‘California’ lebih efektif terhadap Salmonella

sp.

Kata kunci: Antibakteri; Maserasi; Metabolit sekunder; Simplisia

Page 7: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

vi

ABSTRACT

Hilda Awaliah. The Activity of Papaya Seeds (Carica papaya L.) Varieties of

„Bangkok‟ and „California‟ in Inhibiting the Growth of Pathogenic Bacteria.

Undergraduate Thesis. Biology Study Program. Faculty of Science and

Technology. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2020.

Supervised by Nani Radiastuti and Reno Fitri.

‘Bangkok’ and ‘California’ papaya fruit were consumed by the public, so that papaya

seeds are abundant and have not properly utilized. Papaya seeds have secondary

metabolite compounds as antibacterial. The purpose of this study is to test

antibacterial activity and to identify the extract of papaya seed (Carica papaya) from

varieties of ‘Bangkok’ and ‘California’ in inhibiting the growth of test bacteria.

Simplisia papaya seeds were extracted using maceration method. Antibacterial test

used the Kirby Bauer diffusion method, then the next test was MIC (Minimum

Inhibitory Concentration). The results of inhibition zone diameter from ‘Bangkok’

papaya seed extract against Escherichia coli, Salmonella sp., and Staphylococcus

aureus bacteria at a concentration of 20% respectively, namely: 6.64; 6,7; 6.81 mm.

Inhibitory zone diameter values in ‘California’ papaya seed extract respectively,

namely: 6.76; 7.82; 6.69 mm. MIC value at a concentration of 20% ‘Bangkok’

papaya seed extract was found in E. coli bacteria, while ‘California’ papaya seed

extract was found in Salmonella sp. ‘Bangkok's’ papaya seed ethanol extract has 20

compounds, while ‘California’ papaya seeds has 24 compounds. ‘Bangkok’ and

‘California’ papaya seed extracts have different compounds, so the antibacterial test

results have different inhibitory zones. ‘Bangkok’ papaya seed extract was more

effective against S. aureus bacteria, while ‘California’ papaya seed extract was more

effective against Salmonella sp.

Keywords: Antibacterial; Maceration; Metabolite compounds; Simplisia

Page 8: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga tercurahkan kepada kekasih Allah Nabi Muhammad SAW yang telah

mengantarkan kita dari zaman jahiliyyah menuju jalan terang menderang. Penulis

bersyukur dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Biji Pepaya

(Carica papaya L.) Varietas „Bangkok‟ dan „California‟ dalam Menghambat

Pertumbuhan Bakteri Patogen”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Prodi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dengan

baik tanpa adanya dukungan, kerjasama, bantuan baik moril maupun materil serta

do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Jakarta.

2. Dr. Priyanti, M.Si. selaku Ketua Prodi Biologi serta dosen penguji sidang

Munaqosah yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam

proses penulisan skripsi.

3. Narti Fitriana, M.Si. selaku Sekretaris Prodi Biologi serta penguji sidang

Munaqosah yang telah mencurahkan waktu dan tenaga beliau serta memberikan

kritik dan saran yang membangun dalam proses penulisan skripsi.

4. Dr. Nani Radiastuti M.Si. dan Reno Fitri M.Si. selaku pembimbing I dan

pembimbing II yang telah memberikan pemikiran, saran, dan dorongan kepada

penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

5. Dr. Megga Ratnasari Pikoli M.Si. dan Dina Rahma Fadlilah, M.Si. selaku

penguji seminar proposal dan seminar hasil yang telah memberikan saran dan

kritik yang membangun kepada penulis.

Page 9: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

viii

6. Kepala PLT (Pusat Laboratorium Terpadu), Mba Puji, Kak Amal, Mba Pipit,

Kak Adaw dan semua laboran PLT yang telah membantu berjalannya kegiatan

penelitian.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik yang disebutkan

maupun yang tidak disebutkan, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga semua

kebaikan bapak dan ibu serta teman-teman dapat bermanfaat dan mendapat balasan

yang lebih besar dari Allah SWT. Amiin. Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan

ini masih belum sempurna, namun demikian penulis berharap semoga karya ilmiah

yang sederhana ini bermanfaat bagi pengembang ilmu pengetahuan serta semua pihak

yang memerlukan.

Jakarta, Januari 2020

Penulis

Page 10: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK…………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR……………………..………………………………… vii

DAFTAR ISI………………….……………………………………………… ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...…. xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xiii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………...………………………….. 1

1.2. Rumusan Masalah……………………..………………………….. 3

1.3. Hipotesis…………………………………………………………... 3

1.4. Tujuan……………………………………………………………... 3

1.5. Manfaat Penelitian………………………………………….……... 4

1.6. Kerangka Berfikir……………………………………..…………... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi dan Klasifikasi Pepaya (Carica Papaya L.)………… ... 5

2.2. Kandungan Kimia Biji Pepaya (Carica Papaya L.)……………… 6

2.4. Mikroorganisme Patogen……………………………………..… .. 7

2.4.1. Escherichia coli……………………………………………….. 8

2.4.2. Salmonella sp. ……………………………………………….... 9

2.4.3. Staphylococcus aureus……………………………………….... 9

2.5. Aktivitas Antibakteri…………………………………....………… 10

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat…………………………………………….…. 12

3.2. Alat dan Bahan…………………………………………………… 12

3.3. Rancangan Penelitian……………………………………….……. 12

3.4. Bagan Kerja Penelitian…………………………………...……..... 13

3.5. Cara Kerja………………………………………………………… 14

3.5.1. Pembuatan Media……………………………………………… 14

3.5.2. Peremajaan Mikroorganisme………………………………….. 14

3.5.3. Perhitungan Jumlah Sel……………………………………….. 14

3.5.4. Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.)…………. 15

3.5.6. Uji Aktivitas Aantibakteri Biji Pepaya (Carica Papaya L.)…... 16

3.5.7. Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)……………...… 17

3.5.8. Analisis Senyawa Biji Pepaya dengan GC-MS……………….. 17

3.5.9. Analisis Data…………………………………………………… 18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Aktivitas Antibakteri……………………….………..…….…... 19

4.2. Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)……..……………… 22

4.3. Analisis GC-MS Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.)…..……. 25

Page 11: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

x

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan…………………………………………………..…..… 29

5.2. Saran……………………………………………….…………….… 29

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….....………………... 30

LAMPIRAN………………………………………………………...……… .... 34

Page 12: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai rata-rata zona hambat ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’... 19

Tabel 2. Nilai rata-rata zona hambat ekstrak biji pepaya varietas ‘California’.. 20

Tabel 3. Nilai hasil uji MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’..…...…… 22

Tabel 4. Nilai hasil uji MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘California’.……….. 23

Tabel 5. Kandungan senyawa antibakteri dalam ekstrak biji pepaya varietas

‘California’………………………………………………………....... 25

Tabel 6. Kandungan senyawa antibakteri dalam ekstrak biji pepaya varietas

‘Bangkok’...…………………………………………………………. 26

Page 13: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur kerangka berpikir aktivitas antibakteri biji pepaya varietas ‘Bangkok’

dan ‘California’ ………………………………………………………. 4

Gambar 2. Biji dan serbuk pepaya ‘California’ dari perkebunan rakyat di Bogor.... 6

Gambar 3. Biji dan serbuk pepaya ‘Bangkok’ dari perkebunan rakyat di Sukabumi

………………………………………………………………………… 6

Gambar 4. Bagan alir kerja penelitian uji antibakteri ekstrak biji pepaya ….…...... 13

Page 14: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil uji ANOVA aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya …..…... 34

Lampiran 2. Hasil uji aktivitas ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan

‘California’…….………………………………………………...…. 35

Lampiran 3. Hasil uji MIC ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’…...….. 36

Lampiran 5. Hasil uji MIC ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘California’..……. 36

Lampiran 6. Hasil analisis GC-MS ekstrak etanol biji pepaya varietas

‘Bangkok’…………………………………………………..………. 38

Lampiran 7. Hasil analisis GC-MS ekstrak etanol biji pepaya varietas

‘California’…..…………………………………………………...… 39

Page 15: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pepaya (Carica papaya) varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ merupakan

tanaman holtikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Banyak buah pepaya

varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ yang dikonsumsi menyebabkan ketersediaan biji

yang berlimpah dan belum dimanfaatkan dengan baik (Agustina, 2007). Menurut

Warisno (2003), biji pepaya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional di

antaranya sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, kontrasepsi pria,

dan bahan baku obat masuk angin. Pemanfaatan biji pepaya masih perlu digali

potensinya di antaranya sebagai antibakteri dan pengobatan penyakit. Oleh karena itu,

penelitian ini menggunakan biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ yang

memiliki daging buah berwarna merah dan biji berwarna hitam.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen disebut dengan infeksi (Darmadi,

2008). Antibiotik digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri patogen dan

memperkecil penularan infeksi. Menurut Lecas (2010), penggunakan antibiotik

berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan flora normal dan resisten terhadap

antibiotik. Saat ini mulai dikembangkan penelitian yang dapat memperkecil efek

samping dari penggunaan antibiotik, yaitu dengan mengembangkan penelitian

antibakteri yang berasal dari alam (Taufiq, Yuniarni, & Hazar, 2015). Antibakteri

berasal dari alam salah satunya dapat ditemukan pada biji pepaya. Biji pepaya

memiliki manfaat dalam bidang medis, karena memiliki senyawa metabolit sekunder.

Metabolit sekunder yang terkandung dalam biji pepaya, yaitu: golongan fenol,

terpenoid, alkaloid, dan saponin yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri

(Sukadana, 2008). Senyawa spesifik yang terkandung dalam biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ belum diketahui. Oleh karena itu, pada penelitian ini

dilakukan uji GC-MS untuk mengetahui senyawa organik yang terkandung dalam biji

pepaya.

Page 16: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

2

Jenis pelarut yang digunakan dapat menghasilkan zona hambat berbeda, karena

terdapat perbedaan senyawa metabolit sekunder yang dapat dilarutkan oleh jenis

pelarut tertentu (Maryam, 2017). Menurut penelitian Wardhani & Supartono (2015),

hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol menghasilkan

diameter zona hambat yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak kloroform

terhadap Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Senyawa aktif dalam biji pepaya

bersifat polar yang diekstrak oleh etanol berpotensi sebagai antibakteri. Oleh karena

itu, pelarut yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pelarut etanol 96%.

Penelitian pemanfaatan senyawa antibakteri dengan ekstrak biji pepaya telah

dilakukan Maryam (2017) yaitu menguji senyawa flavonoid dari biji pepaya sebagai

antimikroba terhadap Candida albicans, E. coli, dan B. subtilis. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa biji pepaya memiliki kemampuan dalam menghambat

pertumbuhan E. coli dan B. subtilis, namun tidak memiliki aktivitas antimikroba

terhadap C. albicans. Penelitian lain telah dilakukan oleh Martiasih, Sidharta, &

Atmodjo (2014). Penelitian yang mereka lakukan untuk menguji aktivitas antibakteri

biji pepaya yang didapatkan dari Solo terhadap bakteri E. coli dan Streptococcus

pyogenes. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut pada konsentrasi 1, 5, 25, 50,

75 dan 100% zona hambat yang terbentuk tidak berbeda signifikan. Zona hambat E.

coli berturut-turut, yaitu: 9; 9; 10; 10; 10,5 dan 13,75 mm, sedangkan pada S.

pyogenes berturut-turut, yaitu: 8,5; 9; 9,5; 9,5; 10,5; 11,5 mm sehingga, pada

penelitian ini menggunakan konsentrasi 5, 10, 15 dan 20%, untuk mengetahui

diameter zona hambat rentan antara 5 – 25%.

Penelitian menggunakan varietas pepaya ‘Hawai’ dan ‘California’ telah

dilakukan Tumembow, Wowor, & Tambunan (2018), terhadap penurunan indeks

debris. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pepaya ‘Hawai’ lebih berpengaruh

secara signifikan terhadap penurunan indeks debris anak dibandingkan dengan

pepaya ‘California’. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk identifikasi secara

kualitatif mengenai potensi biji pepaya dari varietas berbeda. Varietas pepaya yang

berbeda diduga memiliki kemampuan antibakteri yang tidak sama terhadap setiap

jenis mikroorganisme.

Page 17: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

3

Penelitian ini menggunakan bakteri E. coli, Salmonella sp., dan Staphylococcus

aureus sebagai bakteri uji. Menurut SNI (2009), bakteri-bakteri tersebut merupakan

bakteri patogen yang sering mengkontaminasi pangan, sehingga menyebabkan

penyakit infeksi seperti diare, salmonellosis, keracunan dan infeksi lainnya.

Kontaminasi bakteri E. coli, Salmonella sp., dan S. aureus mudah terjadi karena

bakteri tersebut banyak ditemukan di dalam tubuh maupun di lingkungan sekitar

manusia dan hewan (Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2007). Kerangka berpikir

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya (C.

papaya) varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dalam menghambat

pertumbuhan bakteri uji?

2. Apakah terdapat perbedaan senyawa yang terkandung dalam ekstrak biji

pepaya (C. papaya) varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ yang berpotensi

sebagai antibakteri?

1.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

Terdapat perbedaan aktivitas ekstrak biji pepaya (C. papaya) varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya (C. papaya)

varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dalam menghambat pertumbuhan bakteri

uji.

Page 18: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

4

2. Mendapatkan informasi perbedaan senyawa yang terkandung dalam ekstrak

biji pepaya (C. papaya) varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ yang berpotensi

sebagai antibakteri.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi manfaat biji pepaya

(C. papaya) varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dalam menghambat bakteri patogen,

sehingga biji pepaya terutama dari varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dapat

dimanfaatkan sebagai antibakteri yang berasal dari alam.

1.5 Kerangka Berfikir

Pepaya varietas ‘Bangkok’ dan

‘California’ banyak dikonsumsi

Ketersediaan biji

pepaya melimpah

Gambar 1. Alur kerangka berpikir aktivitas antibakteri biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’

Adanya perbedaan aktivitas

ekstrak biji pepaya sebagai

antibakteri

Mengandung senyawa

antibakteri dapat diuji dengan

metode difusi cakram

Diketahui aktivitas biji pepaya

dalam menghambat bakteri uji

Biji pepaya dapat

dimanfaatkan untuk

menghambat bakteri patogen

Page 19: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Klasifikasi Pepaya (Carica papaya L.)

Tanaman C. papaya yang berasal dari Amerika Tengah termasuk tanaman perdu

dengan batang tunggal, tidak berkayu, berbentuk silindris, serta memiliki rongga.

Pohon pepaya mempunyai akar yang kuat dan tinggi sekitar 5-10 meter. Pohon

pepaya tidak memiliki cabang, daunnya termasuk daun tunggal dengan ujung yang

meruncing dan tepi yang bergerigi. Biji pepaya memiliki warna yang hitam, bagian

dalamnya keriput dan dilapisi dengan kulit ari berwarna bening yang sifatnya seperti

agar (Martiasih et al., 2014). Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal dan

menyukai buah pepaya karena rasanya yang manis, memiliki manfaat untuk

kesehatan, serta harganya yang cukup terjangkau dibandingkan buah lainnya. Buah

pepaya merupakan salah satu tanaman tahunan sehingga buah pepaya dapat tersedia

setiap saat (Nuswamarhaeni, Phihartini, & Pohan, 1999). Klasifikasi tanaman pepaya,

yaitu Kingdom: Plantae, Filum: Tracheophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo:

Violales, Famili: Caricaceae, Genus: Carica, Spesies: Carica papaya

(ncbi.nlm.nih.gov). Berbagai jenis pepaya banyak ditanam di Indonesia, di antaranya

varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’.

Tanaman pepaya varietas ‘California’ menjadi salah satu jenis pepaya yang

diminati dan ditanam para petani karena keuntungannya menjanjikan. Pepaya varietas

‘California’ memiliki sifat dan ciri khas, yaitu berukuran tidak terlalu besar sekitar

1,5 kg/buah, memiliki kulit tebal, kulit permukaan rata, buah berbentuk lonjong, dan

daging buah berwarna kuning. Varietas pepaya ‘California’ termasuk ke dalam jenis

unggul dan berumur genjah. Biji buah pepaya varietas ‘California’ memiliki warna

yang lebih hitam dibandingkan dengan biji pepaya varietas ‘Bangkok’ (Gambar 2).

Buah pepaya varietas ‘California’ sudah bisa dipanen setelah berumur 8 - 9 bulan.

Pohonnya dapat berbuah hingga mencapai umur empat tahun (Nuswamarhaeni et al.,

1999).

Page 20: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

6

Gambar 2. Biji dan serbuk pepaya ‘California’ dari perkebunan rakyat di Bogor

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Tanaman pepaya varietas ‘Bangkok’ merupakan jenis pepaya yang berasal dari

Thailand. Buah pepaya varietas ‘Bangkok’ memiliki bentuk yang lebih bulat

dibandingkan dengan jenis pepaya lainnya. Pepaya varietas ‘Bangkok’ memiliki ciri

khas utama yaitu: memiliki ukuran buah yang lebih besar dibandingkan dengan

pepaya jenis lain yaitu dengan berat per buah mencapai 3,5 kg. Buah pepaya varietas

‘Bangkok’ memiliki kulit buah yang kasar dan tidak rata (berbenjol-benjol), daging

buah berwarna jingga kemerahan, sedikit keras, serta memiliki rasa yang manis

(Nuswamarhaeni et al., 1999). Pepaya varietas ‘Bangkok’ memiliki biji yang

berukuran lebih besar dibandingkan dengan biji pepaya ‘California’ (Gambar 3).

Gambar 3. Biji dan serbuk pepaya ‘Bangkok’ dari perkebunan rakyat di Sukabumi

(Sumber: Dokumen Pribadi)

2.2 Kandungan Kimia Biji Pepaya (Carica papaya L.)

Tanaman pepaya memiliki berbagai kandungan senyawa aktif secara biologis

pada setiap bagian tubuhnya. Hampir pada seluruh bagian tanaman pepaya dapat

ditemukan kandungan kimia papain kecuali pada akarnya. Papain merupakan enzim

proteolitik yang berfungsi mengkatalisis pemecahan peptida, polipeptida, dan protein

menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Papain merupakan senyawa yang

mm

mm

Page 21: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

7

dapat berperan sebagai antibakteri (Mulyono, 2013). Senyawa yang terkandung

dalam biji pepaya antara lain: fosfotidikolin, kardiolipin, karpain, benzil isotiosinat,

benzil glukosinolat, betasitostenol, caricin, enzim mirosin, papain, kimopapain,

caricain, dan glikosinendolpeptidase yang merupakan proteinase yang sudah banyak

diteliti. Minyak biji pepaya diketahui mengandung asam-asam lemak seperti asam

oleat, asam palmitat, asam linoleat, asam stearat (Martiasih et al., 2014). Oleh karena

itu, manfaat biji pepaya sangat banyak dalam bidang medis.

Biji pepaya mengandung senyawa kimia yang berfungsi sebagai antibakteri

seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri (Taufiq et al., 2015). Biji pepaya selain memiliki kemampuan sebagai

antibakteri juga memiliki manfaat sebagai antifungi. Selain itu, biji pepaya memiliki

kemampuan sebagai antimalaria, antiparasit, melindungi ginjal dari toksin penyebab

gagal ginjal dan dapat membunuh Trichomonas vaginalis (Rachman, 2011). Menurut

penelitian yang dilakukan Sihombing & Saraswati (2018), biji pepaya dapat

mengatasi ketombe yang disebabkan oleh fungi Malassezia furfur.

2.3 Mikroorganisme Patogen

Mikroorganisme patogen dapat menyebabkan infeksi yang menjadi masalah

utama di Indonesia. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu

individu ke individu lain yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti: bakteri,

virus, fungi, dan protozoa. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri di antaranya diare,

peradangan, nekrosis, pembentukan abses (Gibson, 1996). Selain itu, menurut Dewi,

Latifa, Fawwarahly & Kautsar (2016), mikroorganisme yang menyebabkan infeksi

makanan, yaitu: S. aureus, Bacillus cereus, dan Salmonella sp.

Escherichia coli salah satu bakteri yang dapat menyebabkan diare, terutama

terjadi pada bayi dan anak-anak (Syarurachman, 2010). Menurut Hiswani (2003),

diperkirakan di Indonesia 25% penyebab kematian anak balita adalah karena diare.

Salmonella sp., dapat menyebabkan penyakit Salmonellosis dan demam enterik.

Salmonellosis dapat terjadi karena infeksi bakteri terbatas pada epitelium usus,

Page 22: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

8

sedangkan demam enterik terjadi karena infeksi pada seluruh sistem. Transmisi

Salmonella sp., melalui fekal-oral biasanya dari makanan yang sudah terkontaminasi

(Portillo, 2000). Staphylococcus aureus merupakan bakteri dominan penyebab

mastitis subklinis yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat dan

menyebabkan keracunan dalam produk susu fermentasi (Le Marechal, Thiery,

Vautor, & Le Loir, 2011). Menurut John, Frans, & Henny (2017), kontaminasi

makanan oleh bakteri S. aureus disebabkan oleh rendahnya sanitasi dan kebersihan

pada saat proses pengolahan.

2.4.1 Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli selalu terdapat pada saluran pencernaan hewan dan

manusia karena secara alamiah E. coli merupakan salah satu bakteri flora normal

pada tubuh. E. coli memiliki beberapa strain yang biasanya tidak berbahaya dan tidak

menimbulkan suatu penyakit, namun ada beberapa strain dapat juga menimbulkan

penyakit. E. coli yang bersifat patogen dapat menyebabkan infeksi primer pada usus

manusia (diare pada anak) dan infeksi saluran kemih. Bakteri ini banyak ditemukan

dalam saluran pencernaan, tanah, lingkungan akuatik, makanan, air seni dan tinja

(Jawetz et al., 2007).

Escherichia coli merupakan salah satu bakteri gram negatif yang memiliki

bentuk batang pendek dan panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4 - 0,7 μm

dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan

halus dengan tepi yang nyata (Kusuma, 2010). E. coli dapat tumbuh optimal pada

suhu antara 35-37o C, pH 4,4-8,5, serta lebih resisten terhadap asam. Bakteri ini relatif

sensitif terhadap panas sehingga tidak aktif selama pemasakkan makanan (Suardana

& Swarcita, 2009). Klasifikasi bakteri E. coli yaitu Domain: Bacteria, Fillum:

Proteobacteria, Kelas: Gammaproteobacteria, Ordo: Enterobacteriales, Famili:

Enterobactericeae, Genus: Escherichia, Spesies: E. coli (ncbi.nlm.nih.gov).

Page 23: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

9

2.4.2 Salmonella sp.

Salmonella sp., adalah bakteri umum penyebab keracunan makanan di negara

berkembang. Salmonellosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Salmonella sp., (Portillo, 2000). Menurut Jay, Loessner, & Golden (2005),

Salmonella sp., merupakan salah satu bakteri patogen yang biasa mengontaminasi

daging sapi. Bakteri tersebut merupakan penyebab utama penyakit pada makanan di

seluruh dunia (Darmayani, Anita, & Vina, 2017). Salmonella sp., dapat ditemukan

pada bahan pangan yang mengandung protein tinggi sebagai media yang baik untuk

pertumbuhannya (Setiawan, 2008).

Salmonella sp., merupakan bakteri gram negatif, tidak berspora, berbentuk

batang lurus dan dapat bergerak dengan flagel peritrik. Sifat dari bakteri tersebut

yaitu, anaerob fakultatif, dapat tumbuh pada suhu 5-45o

C dengan suhu optimum 35-

37o

C. Salmonella sp., akan berbentuk rantai jika berada pada suhu ekstrim yaitu 4-8o

C atau suhu 45o

C dengan pH 4,4 atau 9,4 (Jawetz et al., 2007). Salmonella sp.,

sensitif pada suhu panas dan tidak tahan pada saat berada dalam suhu lebih dari 70o C

dan pasteurisasi pada suhu 71,1o

C selama 15 menit (Hanes, 2003). Klasifikasi

Salmonella sp., yaitu Kingdom: Bacteria, Divisi: Protobacteria, Kelas:

Gammaproteobacteria, Ordo: Enterobacteriales, Family: Enterobacteriaceae, Genus:

Salmonella, Spesies: Salmonella sp., (ncbi.nlm.nih.gov).

2.4.3 Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen utama bagi

manusia. S. aureus dapat menyebabkan infeksi kulit ringan sampai infeksi sistemik

serta dapat menimbulkan keracunan makanan. Gejala keracunan yang disebabkan S.

aureus yaitu kram perut, muntah-muntah, dan diare (Herlina, Fifi, Aditia, Poppy,

Qurotunnada, & Baharuddin, 2015). Bakteri S. aureus merupakan bakteri gram

positif yang memiliki ciri yaitu membentuk pigmen keemasan, mempunyai ukuran

diameter 0,5-1,5 µm, berbentuk bulat tunggal, berpasangan, berkelompok, terkadang

berantai pendek dan tumbuh pada suhu 6,5-46o C dan pH 4,2-9,3 (Paryati, 2002).

Page 24: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

10

Sifat dari bakteri tersebut adalah non-motil, anaerob fakultatif dan tidak

membentuk spora, sehingga pertumbuhannya dalam makanan dapat dihambat dengan

perlakuan panas. S. aureus tetap menjadi salah satu bakteri patogen yang dapat

menyebabkan keracunan makanan atau foodborne disease, karena S. aureus

mengkontaminasi makanan selama persiapan dan pengolahan. Bakteri tersebut dapat

ditemukan di permukaan kulit, dalam saluran pernapasan, tenggorokan, saluran

pencernaan, serta terdapat pada rambut hewan berdarah panas (John et al., 2017).

Klasifikasi S. aureus yaitu Domain: Bacteria, Kingdom: Bacilli, Ordo: Bacillales,

Famili: Staphylococcaceae, Genus: Staphylococcus, Spesies: S. aureus

(ncbi.nlm.nih.gov).

2.5 Aktivitas Antibakteri

Antibakteri merupakan suatu senyawa yang dapat membunuh ataupun

menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Senyawa antibakteri dapat diperoleh

secara alami maupun melalui modifikasi molekul biosintetik (Madigan, Martinko, &

Parker, 2003). Antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri dikenal

dengan aktivitas bakteriostatik, sedangkan yang bersifat membunuh bakteri dikenal

dengan bakterisida (Santoso & Ranti, 2008). Menurut Jawetz et al. (2007), antibakteri

dapat bekerja secara bakteriostatik maupun bakteriosidal

Salah satu metode pengujian aktivitas antibakteri salah satunya adalah metode

difusi. Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: silinder, lubang dan

cakram kertas (Kusmiyati, 2007). Pengujian aktivitas antibakteri dalam penelitian ini

menggunakan metode cakram kertas kirby bauer. Metode cakram kertas, yaitu

dengan meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat

yang telah diinokulasi dengan bakteri. Hasil aktivitas antibakteri berupa zona bening

yang terbentuk pada sekitar cakram kertas.

Kemampuan ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California' erat

kaitannya dengan peran senyawa bioaktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Menurut (Maryam, 2017), ekstrak biji pepaya mengandung senyawa aktif, yaitu:

alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, triterpenoid dan minyak atsiri. Alkaloid

Page 25: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

11

memiliki kemampuan untuk menghambat kinerja beberapa mikroorganisme dan

mengubahnya menjadi senyawa turunan pepton (Mulyono, 2013). Mekanisme kerja

alkaloid sebagai antibakteri, yaitu dengan cara mengganggu komponen penyusun

peptidoglikan pada sel, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan

menyebabkan kematian sel (Darsana, Besung, & Mahatmi, 2012).

Saponin bekerja dengan mengganggu stabilitas membran sel, sehingga

menyebabkan sel lisis dan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel

seperti protein, asam nukleat dan nukleotida (Darsana et al., 2012). Menurut

Wardhani & Sulistyani (2012), saponin akan mengubah tegangan permukaan dan

mengikat lipid pada sel bakteri, sehingga menyebabkan lipid terekskresi dari dinding

sel sehingga permeabelitas membran bakteri terganggu.

Flavonoid merupakan suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang dapat

ditemukan di alam. Senyawa fenol memiliki sifat efektif menghambat pertumbuhan

virus, bakteri dan jamur (Darsana et al., 2012). Menurut Nuria, Faizatun, & Sumantri

(2009), senyawa aktif flavonoid memiliki kemampuan dalam menghambat

pertumbuhan bakteri. Mekanisme kerja senyawa flavonoid dalam menghambat

pertumbuhan bakteri yaitu dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein

ekstraseluler dan terlarut, sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti

dengan keluarnya senyawa intraseluler dari dalam bakteri.

Selain senyawa-senyawa tersebut, kandungan minyak atsiri dalam biji pepaya

yang memiliki efek antibakteri yaitu senyawa terpenoid (Erindyah & Maryati, 2003).

Menurut Cowan (1999), senyawa terpenoid dapat membentuk ikatan polimer yang

kuat dengan porin (protein transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri,

sehingga porin akan mengalami kerusakan. Rusaknya porin yang merupakan pintu

keluar masuknya senyawa akan mengurangi permeabilitas dinding sel, sehingga

menyebabkan sel bakteri kekurangan nutrien. Sel bakteri yang kekurangan nutrient

akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Martiasih et al.,

2014).

Page 26: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019 - Januari 2020 di PLT (Pusat

Laboratorium Terpadu) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, vortex,

hotplate, stirrer, glinder, timbangan analitik, bunsen, ose bulat, micropippet, cawan

petri, micrometer scrup, korek api, autoklaf, sumbat kapas, labu erlenmeyer, gelas

piala, botol fial, inkubator, label, alat tulis, laminar air flow, GC-MS, tisu, cakram

steril ukuran diameter 6 mm, kertas saring no. 1, batang pengaduk, kertas aluminium,

rotary evaporator, waterbath, pinset, kaca arloji, dan kamera.

Bahan yang digunakan adalah biji pepaya matang varietas ‘Bangkok’ dari

perkebunan rakyat di Sukabumi. Biji pepaya matang varietas ‘California’ dari

perkebunan rakyat di Bogor. Bahan kimia yang digunakan adalah etanol 96%,

DMSO, alkohol 70%, media Nutrient Agar (NA) OXOID, Nutrient Broth (NB)

MERKC, Mueller Hinton Agar (MHA) HIMEDIA, antibiotik Amoxicillin 25 µg dan

akuades steril. Biakan bakteri Escherichia coli (ATCC 25922), Salmonella sp.,

(ATCC 19430) dan Staphilococcus aureus (ATCC 25923) dari Toko online

Bukalapak Mikrobiology Store.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah varietas biji pepaya, yaitu biji pepaya

‘Bangkok’ dan ‘California’. Faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak biji pepaya

terdiri dari 5, 10, 15, dan 20%. Setiap perlakuan dilakukan 3 ulangan dengan kertas

cakram yang berbeda. Bagan alir kerja penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 27: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

13

3.4 Bagan Alir Kerja Penelitian

Gambar 4. Bagan alir kerja penelitian uji antibakteri ekstrak biji pepaya

Biji Pepaya

‘California’

Biji Pepaya

‘Bangkok’

Dikeringkan

Dihaluskan

Ekstraksi Sample

Rotary Evaporator

Waterbath

Uji Antibakteri

Metode Pour Plate

-Staphylococcus aureus

-Salmonella sp.

-Escherichia coli Didapat Zona

Bening

Analisis Data

Dibuat konsentrasi

5, 10, 15, 20%

Uji GC-MS

Pembuatan Media

NA & NB

Preparasi Sampel

Peremajaan

Mikroorganisme

Perhitungan jumlah sel

Pembuatan suspensi

Mikroorganisme

Uji MIC

Page 28: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

14

3.5 Cara Kerja

3.5.1 Pembuatan Media

Media dibuat berdasarkan ketentuan pada label kemasan. Media ditimbang

sesuai dengan kebutuhan dan dilarutkan dalam akuades. Larutan media dilarutkan

dalam labu erlenmeyer 500 mL untuk media padat, sedangkan untuk pembuatan

media cair dilarutkan dalam labu erlenmeyer 200 mL. Selanjutnya, untuk pembuatan

media cair diaduk hingga homogen menggunakan stirrer, sedangkan untuk

pembuatan media padat sambil dipanaskan menggunakan hotplate. Mulut labu

ditutup dengan sumbat kapas dan dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilisasi

selama 15 menit dengan suhu 121o C dengan tekanan 1 atm.

3.5.2 Peremajaan Mikroorganisme

Peremajaan mikroorganisme dilakukan untuk memperbanyak mikroorganisme

uji. Peremajaan mikroorganisme dilakukan dengan cara menginokulasikan 1 ose

biakan murni bakteri E. coli (ATCC 25922), Salmonella sp. (ATCC 19430), dan S.

aureus (ATCC 25923) ke atas permukaan media NA miring. Bakteri kemudian

diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37o

C di dalam inkubator (Torar, Lolo &

Citraningtyas, 2017).

3.5.3 Perhitungan Jumlah Sel

Perhitungan jumlah sel dilakukan untuk mengetahui jumlah sel mikroorganisme

yang akan diuji. Sebanyak masing-masing 1 ose bakteri E. coli, S. aureus, dan

Salmonella sp., diambil dan dimasukkan ke dalam NaCl 9 mL steril, lalu dilarutkan

hingga homogen dengan vortex. Suspensi tersebut dinamakan pengenceran 10-1

.

Suspensi pengenceran sebanyak 1 mL dari 10-1

diambil, lalu dimasukkan ke dalam 9

mL NaCl steril dalam tabung reaksi dan dihomogenkan dengan vortex. Suspensi

tersebut dinamakan pengenceran 10-2

. Cara tersebut dilakukan secara berulang hingga

pengenceran 10-6

.

Page 29: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

15

Perhitungan jumlah sel bakteri ini menggunakan metode pour plate. Tiga

pengenceran terkahir yaitu 10-4

, 10-5

, dan 10-6

diambil masing-masing sebanyak 0,1

mL dengan micropippete untuk ditanam pada cawan petri steril. Media NA steril 12

mL dengan suhu 40o

C dituangkan pada cawan petri yang telah berisi bakteri.

Selanjutnya, media dan bakteri dihomogenkan dengan cara menggoyangkan cawan

petri. Setelah bakteri tersebar merata lalu diinkubasi pada temperatur 37o

C selama 24

jam. Jumlah yang dapat dihitung adalah 30-300 koloni (Pelczar, 2010). Menurut

Hermawan (2007), syarat jumlah sel bakteri yang digunakan untuk uji sensitivitas

suatu zat aktif yaitu 105-10

8 sel/mL, sedangkan usia bakteri yang digunakan pada

penelitian ini yaitu pada fase midlog.

Pada pengujian ini tidak menghitung kurva pertumbuhan terlebih dahulu. Kurva

pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus mengacu pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan Sukandar, Radiastuti, & Utami (2009), sedangkan bakteri Salmonella sp.,

mengacu pada penelitian yang dilakukan Yanuardi (2011). Menurut Sukandar et al.

(2010) fase midlog bakteri E. coli yaitu pada menit ke 450 dan S. aureus pada menit

ke 600. Menurut Yanuardi (2011) fase midlog bakteri Salmonella sp., pada menit ke

480.

3.5.4 Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya)

Biji pepaya sebanyak 5 kg dibersihkan kulit arinya, kemudian dicuci di bawah

air mengalir sampai bersih. Biji pepaya ditiriskan untuk dikeringanginkan dan di

keringkan menggunakan oven dengan suhu 50o

C sampai kering optimal. Sampel

yang telah kering dibuat serbuk dengan menggunakan glinder sampai halus dengan

ukuran yang seragam. Hasilnya dimasukkan ke dalam wadah tertutup (Gunawan &

Mulyani, 2004).

Simplisia biji pepaya yang sudah halus diekstrak dengan cara maserasi. Serbuk

biji pepaya sebanyak 250 g direndam dalam pelarut etanol 96% sebanyak 2000 mL

(1:4) dalam labu erlenmeyer. Rendaman ditutup dengan kertas aluminium sambil

sesekali diaduk. Setelah dibiarkan selama 4 hari, rendaman kemudian disaring

menggunakan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat 1 dan residu. Residu yang

Page 30: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

16

dihasilkan kemudian direndam lagi (remaserasi) dengan etanol 96% sebanyak 1000

mL dalam labu erlenmeyer. Rendaman ditutup dengan kertas aluminium sambil

sesekali diaduk. Setelah 2 hari rendaman kemudian disaring, sehingga menghasilkan

filtrat 2 dan residu. Selanjutnya, filtrat 1 dan filtrat 2 dicampur untuk dievaporasi

menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50o

C dan tekanan 15-20 psi sampai

tidak terdapat tetesan pelarut. Ekstrak kemudian diuapkan menggunakan waterbath,

sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang dihasilkan disimpan dalam

botol fial tertutup sebelum digunakan untuk pengujian (Torar et al., 2017).

3.5.5 Uji Aktivitas Antibakteri Biji Pepaya (Carica papaya)

Bakteri yang telah diremajakan, dibuat suspensi terlebih dahulu sebelum

pengujian antibakteri dilakukan. Sebanyak 1 ose masing-masing bakteri uji

dimasukkan ke dalam 5 mL media NB steril, kemudian dihomogenkan. Selanjutanya

diinkubasi pada suhu 37o

C sampai mencapai fase midlog masing-masing bakteri uji.

Suspensi bakteri yang telah siap digunakan sebanyak 0,1 mL dan media MHA steril

sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian dihomegenkan hingga

tercampur rata.

Stok ekstrak biji pepaya dibuat konsentrasi 5, 10, 15, dan 20% dengan cara

ditimbang sebanyak 0,05; 0,10; 0,15; dan 0,20 g ekstrak biji pepaya. Masing-masing

konsentrasi ditambahkan DMSO hingga volume 1 mL untuk dijadikan stok yang

akan digunakan selama pengujian. DMSO steril digunakan sebagai kontrol negatif

dan antibiotik amoxicillin 25 µg sebagai kontrol positif. Cakram steril berdiameter 6

mm dimasukkan ke dalam masing-masing konsentrasi ekstrak biji pepaya selama 15-

20 menit, kemudian dikeringanginkan agar larutan pengencer menguap. Setelah itu,

cakram diletakkan di atas permukaan media agar yang berisi mikroorganisme uji

secara aseptik di dalam laminar air flow. Biakan kemudian diinkubasi selama 24-48

jam pada suhu 37o

C. Diameter zona bening yang terbentuk di sekitar cakram diukur

menggunakan micrometer scrup (Torar et al., 2017).

Page 31: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

17

3.5.6 Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

Metode MIC digunakan untuk mengetahui konsentrasi minimal dari suatu

larutan yang mampu menghambat mikroorganisme. Ekstrak biji pepaya sebanyak 1

mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah disiapkan. Media NB sebanyak

3,9 mL dan biakan bakteri uji (E. coli, S. aureus, dan Salmonella sp.) sebanyak 0,1

mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing yang telah berisi ekstrak.

Selanjutnya dihomogenkan menggunakan vortex, kemudian diinkubasi selama 24

jam. Sebanyak 10 µL larutan ditanam pada media NA steril dengan metode pour

plate. Larutan yang telah ditanam di media NA diinkubasi selama 24 jam dengan

suhu 37o

C. Setelah diinkubasi selama 24 jam dilakukan pengamatan. Nilai MIC

ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri (Hudaya, Radiastuti,

Sukandar, & Djajanegara, 2014).

Rumus:

Keterangan:

- Nt : Jumlah koloni bakteri yang diinkubasi

- N0: Jumlah koloni bakteri awal

3.5.7 Analisis Senyawa Biji Pepaya dengan GC-MS

Fraksi zona hambat antibakteri ekstrak biji pepaya dianalisis menggunakan Gas

Chromatograpy-Mass Spectroscopy (GC-MS) SHIMADZU QP 2010. Sebanyak

5000µL sampel ekstrak biji pepaya varietas Bangkok dan California diinjeksikan ke

dalam GC dengan kondisi GC yaitu suhu kolom oven 40º C, suhu injektor 210º C,

split ratio 100, serta kondisi MS meliputi ionsource temperature 210º C dan interface

temperature 230º C. Sebelum digunakan GC-MS dikalibrasi terlebih dahulu dengan

memasukkan 1 µL testmix untuk membuktikan bahwa GC-MS telah memenuhi

syarat untuk digunakan (Boes, 2014).

Metode analisis GC-MS yaitu dengan membaca spektra yang terdapat pada

metode GC dan MS yang digabungkan menjadi satu. Spektra GC pada sampel uji

yang mengandung banyak senyawa akan terlihat pada banyaknya puncak dalam

% Penghambat = 100% - (Nt/N0×100%)

Page 32: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

18

spektra GC. Berdasarkan data waktu retansi yang sudah diketahui dari literatur, dapat

ketahui komposisi senyawa yang terkandung dalam sampel yang diujikan.

Selanjutnya, senyawa yang diduga tersebut dimasukkan ke dalam instrument MS

untuk mengetahui massa molekul relatif dari suatu senyawa sampel uji. Hasil akan

terlihat pada grafik yang terbentuk (Ari, Damarpatni, Achmad, & Ni, 2016). Puncak

spektra yang terbentuk dalam grafik dibandingkan kemiripannya dengan waktu

retansi yang sudah diketahui dari literatur.

3.4.5 Analisis Data

Zona hambat yang terbentuk pada uji aktivitas antibakteri dianalisis secara

statistik menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) menggunakan program SPSS

dengan taraf kepercayaan 95%. Hipotesis yang diuji pada penelitian ini yaitu jika

probabilitas kurang dari 0,05 (P˂0,05) maka perlakuan yang diberikan terhadap

bakteri uji berpengaruh nyata, namun apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05

(P˃0,05) maka perlakuan yang diberikan terhadap bakteri uji tidak berpengaruh

nyata. Perlakuan yang menunjukkan perbedaan nyata, kemudian diuji lanjut

menggunakan uji Duncan.

Ho= Perlakuan yang diberikan terhadap aktivitas antibakteri bakteri uji tidak

berbeda nyata.

H1= Perlakuan yang diberikan terhadap aktivitas antibakteri bakteri uji berbeda

nyata.

Keterangan :

Jika P˂ 0,05 Ho ditolak dan H1 diterima.

Jika P˃0,05 Ho diterima dan H1 ditolak.

Page 33: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Aktivitas Antibakteri

Pengujian aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui berapa besar

kemampuan suatu zat dalam menghambat mikroorganisme. Berdasarkan analisis data

menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan (varietas

pepaya dan konsentrasi) terhadap bakteri uji berpengaruh nyata (P˂0,05; Lampiran

1). Hal ini menyebabkan adanya hubungan antara varietas pepaya dan konsentrasi

yang digunakan terhadap diameter zona hambat bakteri uji. Perlakuan konsentrasi

kemudian diuji lanjut menggunakan uji Duncan. Berdasarkan uji Duncan pada

konsentrasi 5% memiliki nilai yang cukup tinggi di antara konsentrasi yang lain,

yaitu 6,90. Perbedaan nilai diameter zona hambat uji aktivitas antibakteri ekstrak biji

pepaya varietas ‘Bangkok’ dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai rata-rata zona hambat ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’

Konsentrasi

%

E.coli (mm) Salmonella sp., (mm) S. aureus (mm)

Rata-rata St. Dev Rata-rata St. Dev Rata-rata St. Dev

5 6,38 0,02 6,46 0,11 6,48 0,15

10 6,46 0,05 6,54 0,05 6,58 0,13

15 6,49 0,01 6,62 0,06 6,63 0,04

20 6,64 0,06 6,70 0,03 6,81 0,02

Kontrol (+) 12,65 0,38 10,67 1,40 10,19 1,25

Kontrol (-) 2,05 3,55 4,10 3,55 2,05 3,55

Keterangan: Perhitungan diameter zona hambat termasuk dengan diameter kertas

cakram (6mm)

Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan ekstrak biji pepaya varietas

‘Bangkok’ pada konsentrasi 5% mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji. Pada

ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ diameter zona hambat tertinggi terdapat pada

bakteri S. aureus, kemudian Salmonella sp., dan E. coli. Diameter zona hambat yang

terbentuk pada konsentrasi 5%, yaitu: S. aureus sebesar 6,48 mm, Salmonella sp.,

sebesar 6,46 mm dan E. coli sebesar 6,38 mm. Diameter zona hambat tertinggi

Page 34: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

20

terdapat pada konsentrasi 20%, yaitu: S. aureus sebesar 6,81 mm, Salmonella sp.,

sebesar 6,70 mm dan E. coli sebesar 6,64 mm (Lampiran 2). Nilai hasil pengujian

ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai rata-rata zona hambat ekstrak biji pepaya varietas ‘California’

Konsentrasi

%

E.coli (mm) Salmonella sp., (mm) S. aureus (mm)

Rata-rata St. Dev Rata-rata St. Dev Rata-rata St. Dev

5 6,34 0,04 7,28 0,12 6,43 0,18

10 6,54 0,08 7,45 0,08 6,48 0,18

15 6,60 0,08 7,61 0,04 6,54 0,12

20 6,76 0,04 7,82 0,09 6,69 0,14

Kontrol (+) 12,65 0,38 10,67 1,40 10,19 1,25

Kontrol (-) 2,05 3,55 4,10 3,55 2,05 3,55

Keterangan: Perhitungan diameter zona hambat termasuk dengan diameter kertas

cakram (6mm)

Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan hal yang sama seperti ekstrak biji

pepaya varietas ‘Bangkok’. Konsentrasi 5% ekstrak biji pepaya varietas ‘California’

sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji. Pada ekstrak biji pepaya varietas

‘California’ diameter zona hambat tertinggi terdapat pada bakteri Salmonella sp.,

kemudian S. aureus, dan E. coli. Diameter zona hambat pada konsentrasi 5%, yaitu:

Salmonella sp., sebesar 7,28 mm, S. aureus sebesar 6,43 mm dan E. coli sebesar 6,34

mm. Diameter zona hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi 20% dengan diameter

hambat terhadap Salmonella sp., sebesar 7,82 mm, S. aureus sebesar 6,69 mm, dan E.

coli sebesar 6,76 mm (Lampiran 2).

Penelitian sebelumnya telah dilakukan Taufiq et al. (2015), menguji ekstrak

etanol biji pepaya terhadap E. coli dan Salmonella typhi. Hasil yang diperoleh pada

konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 10, 15 dan 20% terhadap bakteri E. coli zona hambat yang

diperoleh, yaitu: 1,20; 1,26; 1,30; 1,40; 1,48; 1,57; 1,65 dan 1,85 mm. Hasil zona

hambat yang terbentuk terhadap S. typhi pada konsentrasi 1 sampai 4% pertumbuhan

bakteri tidak terhambat. Pada konsentrasi 5, 10, 15 dan 20% terhadap S. typhi, yaitu:

1,23; 1,42; 1,59 dan 1,72 mm. Hasil uji aktivitas antibakteri pada penelitian ini dan

Page 35: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

21

sebelumnya menunjukkan bahwa diameter zona hambat meningkat sesuai dengan

pertambahan konsentrasi yang diberikan.

Diameter zona hambat yang terbentuk terhadap Salmonella sp., pada ekstrak biji

pepaya varietas ‘California’ memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan

ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’. Ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ pada

konsentrasi 10, 15 dan 20% terhadap E. coli memiliki nilai diameter zona hambat

yang lebih tinggi daripada ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’. Ekstrak biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ terhadap S. aureus memiliki nilai diameter zona hambat yang

lebih besar dibandingkan dengan ekstrak biji pepaya varietas ‘California’. Perbedaan

nilai zona hambat tersebut menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ memiliki kemampuan antibakteri yang berbeda pada

setiap jenis bakteri. Menurut Torar et al. (2017) hal ini dapat disebabkan oleh

resistensi yang berbeda dari setiap jenis bakteri terhadap substansi bioaktif.

Penelitian efektivitas antibakteri sebelumnya telah dilakukan Fitri & Widiyawati

(2017) dari ekstrak herba meniran (Phylanthus niruni). Hasil diameter zona hambat

terhadap Salmonella sp., pada konsentrasi 10%, yaitu 6,3 mm. Pada konsentrasi 10%

ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dihasilkan diameter zona hambat 6,54 mm,

sedangkan pada ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ 7,45 mm. Hal ini

menunjukkan bahwa Salmonella sp., lebih sensitif terhadap ekstrak biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dibandingkan dengan ekstrak herba meniran.

Kontrol positif antibiotik Amoxicillin digunakan untuk membandingkan zona

hambat yang dihasilkan oleh ekstrak biji pepaya. Berdasarkan hasil pengujian

diameter hambat ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ dan ‘Bangkok’ lebih kecil

dibandingkan diameter hambat Amoxicillin. Besarnya zona hambat yang dihasilkan

Amoxicillin tidak sebanding dengan ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan

‘California’. Hal ini disebabkan bahan aktif yang terkandung dalam Amoxicillin

bersifat murni. Amoxicillin merupakan turunan dari penisilin yang mempunyai

spektrum luas, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan

gram negatif. Amoxicillin termasuk antibiotik semisintetik yang mengandung cincin

ꞵ-laktam. Cincin ꞵ-laktam merupakan analog struktural dari L-alanin-D-alanin alami

Page 36: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

22

yang secara kovalen diikat oleh PPP (Protein Pengikat Penisilin) pada situs aktif.

Setelah Amoxicillin terhubung pada PPP, reaksi transpeptidase dapat dihambat,

sehingga dinding sel pecah kemudian bakteri mati (Katzung, 2010).

Kemampuan ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ sebagai

antibakteri erat kaitannya dengan peran senyawa bioaktif yang terkandung dalam biji

pepaya. Menurut Maryam (2017), ekstrak biji pepaya mengandung golongan senyawa

aktif, yaitu: alkaloid, steroid, tannin, flavonoid, saponin, triterpenoid dan minyak

atsiri. Jenis senyawa lebih spesifik golongan tersebut dari biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan

uji GC-MS untuk mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’.

4.2 Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

Pengujian MIC (minimum inhibitory concentration) dilakukan untuk mengetahui

konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji. Konsentrasi

ekstrak yang tidak ditumbuhi bakteri dinyatakan sebagai nilai MIC. Hasil uji MIC

ekstrak biji pepaya varietas Bangkok terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai hasil uji MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’

S. aureus (N0=

9,87×108 Sel/mL)

5 16,2×107 83,18

10 9,5×107 90,14

15 2,67×107 97,23

20 1,67×107 98,27

*)Nilai MIC = konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Jenis Bakteri Uji Konsentrasi

Ekstrak (%)

Jumlah Bakteri (sel/mL)

Inkubasi 24 jam (Nt) % Penghambat

E. coli (N0=

9,87×108 Sel/mL)

5 11,8×107 88,05

10 8,2×107 91,97

15 0,34×107 96,56

20* Tidak tumbuh 100

Salmonella sp.

(N0= 9,87×108

Sel/mL)

5 13,5×107 85,69

10 7,6×107 91,95

15 2,34×107 97,52

20 0,67×107 99,29

Page 37: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

23

Hasil uji MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ pada konsentrasi 20%

terhadap bakteri E. coli sudah didapatkan nilai MIC karena tidak ditemukan adanya

pertumbuhan koloni bakteri. Pada bakteri Salmonella sp., dan S. aureus pada

konsentrasi tersebut belum diperoleh nilai MIC (Lampiran 4). Hal ini menunjukkan

bahwa E. coli lebih sensitif terhadap ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’. Hasil uji

MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai hasil uji MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘California’

Jenis Bakteri Uji Konsentrasi

Ekstrak (%)

Jumlah Bakteri (sel/mL)

Inkubasi 24 jam (Nt) % Penghambat

E. coli (N0=

9,87×108 Sel/mL)

5 17,7×107 82,07

10 14,7×107 85,11

15 2,34×107 97,63

20 1,34×107 98,65

Salmonella sp.,

(N0= 9,87×108

Sel/mL)

5 16,2×107 82,83

10 10,4×107 88,98

15 2,34×107 97,52

20* Tidak tumbuh 100

S. aureus (N0=

9,87×108 Sel/mL)

5 12,9×107 86,61

10 7,2×107 92,53

15 1,34×107 98,61

20 0,34×107 99,65

*)Nilai MIC = konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Nilai MIC ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ pada konsentrasi 20%

terhadap E. coli, dan S. aureus belum diperoleh nilai MIC, sedangkan pada

Salmonella sp., sudah diperoleh nilai MIC (Lampiran 5). Hal ini menunjukkan bahwa

Salmonella sp., lebih sensitif terhadap ekstrak biji pepaya varietas ‘California’. Hasil

dari pengujian MIC sama halnya dengan hasil uji aktivitas antibakteri. Berdasarkan

hasil uji MIC pada Tabel 3 dan 4 biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’

memiliki daya hambat yang berbeda terhadap bakteri uji. Ekstrak biji pepaya varietas

‘California’ lebih efektif terhadap Salmonella sp., sedangkan ekstrak biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ lebih efektif terhadap E. coli dibandingkan dengan bakteri uji

lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kandungan senyawa kimia pada biji

pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Page 38: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

24

Hasil pada Tabel 3 dan 4 diperoleh nilai MIC pada konsentrasi 20% pada bakteri

gram negatif, yaitu E. coli dan Salmonella sp, sedangkan terhadap bakteri gram

positif tidak ditemukan nilai MIC. Mekanisme antimikroba menurut Jawetz et al.

(2007), dikelompokkan menjadi 4, yaitu: penghambatan sintesis dinding sel,

mengganggu fungsi membran sel, penghambatan sintesis protein dan penghambatan

sintesis asam nukleat. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme antibakteri ekstrak biji

pepaya diduga tidak menghambat sintesis dinding sel dan mengganggu fungsi

membran sel bakteri. Ekstrak biji pepaya diduga mengganggu metabolisme bakteri,

seperti: penghambatan sintesis asam nukleat dan sintesis protein. Setiap jenis bakteri

memiliki metabolisme yang berbeda. Oleh karena itu, perbedaan kandungan senyawa

pada biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ dapat menghambat jenis bakteri

yang berbeda.

Pengujian sebelumnya telah dilakukan oleh Hudaya et al. (2014) menggunakan

ekstrak air bunga kecombrang. Penentuan hasil penelitian tersebut dengan mengamati

persen hambat yang terbetuk terhadap bakteri uji. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa S. aureus pada konsentrasi 15% diperoleh persen hambat 95,63%, sedangkan

terhadap bakteri E. coli pada konsentrasi 50% memiliki persen hambat 92,41%. Pada

penelitian ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ terhadap bakteri uji

diperoleh nilai persen hambat yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak air

bunga kecombrang. Persen hambat pada konsentrasi 15% ekstrak biji pepaya varietas

‘Bangkok’ terhadap S. aureus didapatkan nilai 97,23%, sedangkan pada ekstrak biji

pepaya varietas ‘California’ 98,61%. Hasil ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’

terhadap E. coli pada konsentrasi 15% didapatkan nilai persen hambat 96,56%,

sedangkan pada ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ didapatkan nilai persen

hambat 97,63%. Berdasarkan hasil tersebut ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’

dan ‘California’ menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam menghambat S. aureus

dan E. coli dibandingkan dengan ekstrak air bunga kecombrang.

Page 39: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

25

4.3 Analisis GC-MS Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.)

Analisis GC-MS dilakukan untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam

biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’. Hasil GC-MS yang terbentuk pada

puncak spektra dalam grafik dibandingkan kemiripannya dengan waktu retansi yang

sudah diketahui dari literatur, sehingga diketahui jenis senyawa yang terdapat pada

biji pepaya dan persen areanya. Banyaknya senyawa yang terkandung dalam biji

pepaya dapat diketahui dari jumlah puncak spektra pada grafik. Setiap puncak spektra

memiliki angka masing-masing sebagai nomor urutan peak yang akan dibandingkan

kemiripannya dengan literatur. Kandungan senyawa ekstrak etanol biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ yang berperan sebagai antibakteri berdasarkan

hasil analisis GC-MS terdapat pada Tabel 5 dan 6. Penggolongan senyawa hasil GC-

MS didapatkan dari Human Metabolisme Database (http://www.hmdb.ca/).

Tabel 5. Kandungan senyawa antibakteri dalam ekstrak biji pepaya varietas

‘California’

Nama Senyawa Area % Golongan Senyawa

Acetic acid 0.12 Asam karboksilat

Ethanol, 2-butoxy 0,94 Alkaloid

Benzenemethanamine, N-(phenylmethyl) 0,15

9-Oktadecenoic acid (Z) 0,07 Asam lemak tak jenuh

Methyl ester of Benzylcarbamic acid 0,46 Flavonoid

Neophytadiene 0,15

Terpenoid

Phenol, 2,4-bis 0,19

Dodecanoic acid 1,03

4-Nitro-Phenylacetic acid 0,07

3,7,11,15-Tetramethyl-2-hexadecen-1 0,60

Tetradecanoic acid, methyl ester 0,48

Steroid Tetradecanoic acid 0,46

Tetradecanoic acid, ethyl ester 0,23

Hexadecanoic acid, methyl ester 69,72

Asam lemak jenuh Hexadecanoic acid 12,07

Hexadecanoic acid, ethyl ester 0,22

Hexadecanoic acid, 15-methyl-, methyl ester 0,56

Total 87,52

Page 40: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

26

Tabel 5. Kandungan senyawa antibakteri dalam ekstrak biji pepaya varietas

‘Bangkok’

Nama Senyawa Area % Golongan

Ethanol, 2-(2-butoxyethoxy) 0,10 Alkaloid

Phenol, 2,4-bis(1,1-dimethyllethyl) 0,19

2-4-methoxy-6-propylbenzoic acid 1,52 Flavonoid

Methyl ester of Benzylcarbamic acid 0,33

Dodecanoic acid, methyl ester 0,63 Terpenoid

1-Pentadecene 0,25

4-Nitro-Phenylacetic acid 0,13

Tetradecanoic acid, methyl ester 1,86

Asam lemak jenuh

Tetradecanoic acid 0,60

9-Hexadecenoic acid, methyl ester 1,64

Hexadecenoic acid, methyl ester 23,14

Hexadecenoic acid, palmatic acid 44,56

Hexadecenoic acid, ethyl ester 2,02

Hexadecanoic acid, 15-methyl-, methyl ester 1,16

Total 78,13

Berdasarkan hasil analisis GC-MS ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’

dan ‘California’ memiliki kandungan senyawa yang berbeda. Ekstrak biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ memiliki 20 senyawa (Lampiran 6), sedangkan ekstrak biji

pepaya varietas ‘California’ memiliki 24 senyawa (Lampiran 7). Perbedaan senyawa

yang terkandung dalam biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ ini

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi perbedaan kandungan senyawa biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan

‘California’ seperti: suhu, intensitas cahaya, nutrisi, dan hormon.

Berdasarkan tabel 5 dan 6 analisis GC-MS ekstrak biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ memiliki golongan yang berbeda dalam menghambat

bakteri patogen. Ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’ didapatkan 4 golongan

senyawa, yaitu: alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam lemak jenuh. Pada ekstrak

biji pepaya varietas ‘California’ memiliki 7 golongan, yaitu: asam karboksilat,

alkaloid, asam lemak tak jenuh, flavonoid, terpenoid, steroid dan asam lemak jenuh.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maryam (2017),

Page 41: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

27

bahwa biji pepaya mengandung golongan senyawa yang berperan sebagai antibakteri

seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, steroid dan asam lemak.

Ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ berdasarkan hasil

GC-MS memiliki golongan asam lemak dengan jenis yang berbeda. Asam lemak

yang terkandung dalam ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’, yaitu:

tetradecanoic acid methyl ester, tetradecanoic acid, 9-hexadecenoic acid methyl ester,

hexadecenoic acid methyl ester, hexadecenoic acid palmatic acid, hexadecenoic acid

ethyl ester, dan hexadecanoic acid 15-methyl-methyl ester. Asam lemak yang

terkandung dalam ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘California’, yaitu:

hexadecanoic acid methyl ester, hexadecanoic acid, hexadecanoic acid ethyl ester,

hexadecanoic acid 15-methyl-methyl ester, dan 9-Oktadecenoic acid (Z). Perbedaan

jenis asam lemak ini dapat menyebabkan terjadinya perbedaan daya hambat terhadap

pertumbuhan bakteri uji. Menurut penelitian yang dilakukan Muhardi (2009),

beberapa jenis asam lemak seperti: linoleat, arakhidonat, linolenat, miristat, palmitat,

linoleat, kaprat, laurat, miristat, kaprilat, stearat dan elaidat telah terbukti dapat

menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Senyawa yang berperan sebagai antibakteri pada ekstrak etanol biji pepaya

varietas ‘Bangkok’ memiliki 14 senyawa organik dengan persen area 78,13%. Pada

ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘California’ terdapat 17 senyawa organik dengan

persen area 87,52%. Berdasarkan hasil tersebut biji pepaya varietas ‘California’

mengandung lebih banyak senyawa yang berperan sebagai antibakteri. Namun belum

tentu memiliki kemampuan antibakteri yang lebih baik dibandingkan biji pepaya

varietas ‘Bangkok’. Kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen dari

ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ berbeda terhadap setiap

bakteri uji. Hal ini dipengaruhi oleh jenis bakteri yang diujikan dan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak.

Berdasarkan hasil uji GC-MS kandungan ekstrak etanol biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ didominasi oleh senyawa asam heksadekanoat. Asam

heksadekanoat pada biji pepaya varietas ‘Bangkok’ memiliki persen area 44, 56%,

sedangkan pada biji pepaya varietas ‘California’ memiliki persen area 69,72%. Asam

Page 42: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

28

heksadekanoat merupakan golongan senyawa aktif berupa antioksidan yang memiliki

kemampuan sebagai antibakteri (Wali, Tuhaera, & Uar, 2018). Asam heksadekanoat

termasuk ke dalam golongan asam lemak jenuh. Menurut Muhardi (2009), aktivitas

antibakteri asam lemak jenuh yang terdapat dalam tanaman secara umum memiliki

aktivitas yang paling efektif dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh.

Golongan alkaloid yang memiliki peran sebagai antibakteri pada ekstrak biji

pepaya varietas ‘Bangkok’, yaitu ethanol, 2-(2-butoxyethoxy) dan phenol, 2,4-

bis(1,1-dimethyllethyl). Pada ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ ethanol, 2-

butoxy dan benzenemethanamine, N-(phenylmethyl). Alkaloid memiliki kemampuan

untuk menghambat kinerja beberapa mikroorganisme dan mengubahnya menjadi

senyawa turunan bernama pepton (Mulyono, 2013).

Golongan senyawa flavonoid pada ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’

dan ‘California’ berbeda. Senyawa flavonoid pada ekstrak biji pepaya varietas

‘California’ yaitu hanya methyl ester of benzylcarbamic acid. Pada ekstrak etanol biji

pepaya varietas ‘Bangkok’ ada 2 senyawa yaitu 2-4-methoxy-6-propylbenzoic acid

dan methyl ester of benzylcarbamic acid. Menurut Nuria, Faizatun, & Sumantri

(2009), senyawa aktif flavonoid memiliki kemampuan dalam menghambat

pertumbuhan bakteri. Selain itu, senyawa flavonoid pada umumnya bersifat sebagai

antioksidan dan banyak digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-

obatan.

Golongan senyawa terpenoid pada ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘Bangkok’

terdapat 3 senyawa yaitu dodecanoic acid methyl ester, 1-pentadecene dan 4-nitro-

phenylacetic acid. Pada ekstrak etanol biji pepaya varietas ‘California’ terdapat 5

senyawa yaitu neophytadiene, phenol, 2,4-bis, dodecanoic acid, 4-nitro-phenylacetic

acid dan 3,7,11,15-tetramethyl-2-hexadecen-1.

Page 43: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ memiliki aktivitas

antibakteri yang berbeda pada setiap jenis bakteri uji. Hal ini dipengaruhi oleh

senyawa yang terkandung dalam ekstrak biji pepaya dan jenis bakteri yang

diuji. Pengujian MIC pada konsentrasi tertinggi dalam penelitian ini, yaitu

20% ekstrak biji pepaya varietas ‘Bangkok’ hanya terdapat pada bakteri E.

coli, sedangkan pada ekstrak biji pepaya varietas ‘California’ hanya terdapat

pada bakteri Salmonella sp.

2. Biji pepaya varietas ‘Bangkok’ dan ‘California’ memiliki kandungan senyawa

organik yang berbeda. Biji pepaya varietas ‘Bangkok’ memiliki 20 senyawa,

sedangkan biji pepaya varietas ‘California’ memiliki 24 senyawa. Golongan

senyawa yang berperan sebagai antibakteri pada penelitian ini, yaitu: alkaloid,

asam karboksilat, terpenoid, flavonoid, steroid, asam lemak jenuh dan asam

lemak tak jenuh.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol biji pepaya varietas

‘Bangkok’ dan ‘California’ untuk mendapatkan nilai MIC terhadap masing-

masing bakteri uji.

2. Perlu dilakukan uji lanjut ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ dan ‘California’

terhadap mikroorganisme uji yang berbeda sehingga diketahui kemampuan

ekstrak yang lebih efektif terhadap mikroorganisme.

Page 44: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

30

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. (2017). Kajian karakteristik tanaman pepaya (Carica papaya L.) di Kota

Madya Bandar Lampung (Skripsi). Universitas Lampung, Lampung

Ari, K., Damarpatni, G., Achmad, B., & Ni, M.S. (2016). Pengembangan metode

GC-MS untuk penetapan kadar acetaminophen pada spesimen rambut

manusia. Jurnal Biosains Pascasarjana, 18(3), 2-7.

Boes, E. (2014). Analisis, identifikasi precursor dan hasil degradasi senyawa senjata

kimia menggunakan teknik gas chromatography mass spectrometry-electron

ionisasi (GCMS-EI). Jurnal Karya Tulis Ilmiah, 16(1), 1-9.

Cowan, M.M. (1999). Plant products as antimicrobial agents. Clinical Microbiology

Reviews, 12 (4), 564-582.

Darmadi. (2008). Infeksi nosokomial problematika dan terapi. Edisi 4. Jakarta:

Farmakologi dan Fakultas Kedokteran.

Darmayani, S., Anita, R., & Vina. V. (2017). Identifikasi bakteri Salmonella sp., pada

telur yang dijual di pasar Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal

Biogenesis, 5(1), 21-26.

Darsana, I.G.O., Besung, I.N., & Mahatmi, H. (2012). Potensi daun binahong

(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri E. coli secara in vitro. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus, 1(3),

337-351.

Dewi, E.S., Latifa, E.L., Fawwarahly & Kautsar, R. (2016). Kualitas mikrobiologis

daging unggas di RPA dan yang beredar di pasaran. Jurnal Ilmu Produksi

dan Teknologi Hasil Peternakan, 23(03), 379-385.

Erindyah, R.W., & Maryati. 2003. Aktivitas antibakteri minyak atsiri pinus terhadap

S. aureus dan E. coli. Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon, 4(1), 20-24.

Fitri, I., & Widiyawati, D.I. (2017). Efektivitas antibakteri ekstrak herba meniran

(Phylanthus niruni) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp. dan

Propionibacterium acnes. Jurnal Sains dan Teknologi, 6(2), 300-310.

Gibson, J.M. (1996). Mikrobiologi dan patologi modern untuk perawat. Jakarta:

EGC.

Gunawan, D. & Mulyani, S. (2004). Farmakognosi. Swadaya: Jakarta.

Hanes, D. (2003). Nontyphoid Salmonella sp., International Handbook of Foodborne

Pathogens. New York: Marcel Dekker, Inc.

Page 45: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

31

Herlina, N., Fifi, A., Aditia, D.C., Poppy, D.H., Qurotunnada., & Baharuddin, T.

(2015). Isolasi dan identifikasi Staphylococcus aureus dari susu mastitis

subklinis di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pros Seminar Nasional Masy

Biodiversitas Indonesia, 1(3), 413-417.

Hermawan, A. (2007). Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap

pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode

difusi disk. Artikel Ilmiah. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas

Airlangga, Surabaya.

Hiswani. (2003). Diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

kejadiannya sangat erat dengan keadaan sanitasi lingkungan (Skripsi).

Universitas Sumatra Utara, Medan.

Hudaya, A., Radiastuti, N., Sukandar, D., & Djajanegara, I. (2014). Uji antibakteri

ekstrak air bunga kecombrang terhadap bakteri E. coli dan S. aureus sebagai

bahan pangan fungsional. Jurnal Al-kauniyah Biologi, 7(1), 9-15.

Human Metabolisme Database. http://www.hmdb.ca/. Diakses 20 Desember 2019.

Jay, J.M., Loessner, M.J., & Golden, D.A. (2005). Modern food microbiology seventh

edition. USA: Springer Science and Bussiness Media Inc.

Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A. (2007). Medical Microbiology, 23th ed.

Alih Bahasa: Huriwati Hartanto. Jakarta: EGC.

John. E.K., Frans. G.I., & Henny. A.D. (2017) Karakteristik Staphylococcuc aureus

yang di isolasi dari ikan asap nekuhe hasil olahan tradisional Kabupaten

Sangihe. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 20(1), 189-198.

Katzung, B.G. (2010). Farmakologi dasar dan klinik Edisi 10. Jakarta: EGC.

Kusmiyati, & Agustini, N.W.S. (2007). Uji aktivitas antibakteri dari mikroalga

Porphyridium cruentum. Jurnal Biodiversitas, 14(8), 03-12.

Kusuma, S.A.F. (2010). Escherichia coli. http://pustaka.unpad.ac.id. Diakses 4

Oktober 2019.

Lecas, L. (2010). Resistance a major public health problem. Journal Medical

Association, of American.

Le Marechal C., Thiery, R., Vautor, E., & Le Loir, Y. (2011). Mastitis impact on

technological properties of milk and quality of milk products-a review.

Dairy Sci Technol, 9(1), 247-282.

Madigan, M.T., Martinko, J., & Parker. (2003). Brock biology of microorganisms,

10th

ed. New York: Pearson Education, Inc.

Page 46: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

32

Martiasih, M., Sidharta, B.B.R., & Atmodjo, P.K. (2014). Aktivitas antibakteri

ekstrak biji pepaya terhadap Escherichia coli dan Streptococcus pyogenesis

(Skripsi). Fakultas Teknologi Unversitas Atma Jaya,Yogyakarta.

Maryam, S. (2017). Isolasi senyawa flavonoid dari biji pepaya (Carica papaya L) dan

uji aktivitasnya sebagai antimikroba (Skripsi). Universitas Negeri,

Semarang.

Muhardi. (2009). Senyawa dan aktivitas antimikroba golongan asam lemak dan

esternya dari tanaman. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, 14(1),

97-105.

Mulyono, L.M. (2013). Aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya (Carica

papaya L.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal

Ilmiah Surabaya, 2(2), 23-34.

NCBI. http:// ncbi.nlm.nih.gov. Diakses 8 Januari 2020.

Nuria, M.C., Faizatun, A., & Sumantri. (2009). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol

daun Jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap bakteri Staphylococcus

aureus ATCC 25923, Eschrchia coli ATCC 25922 dan Salmonella typhi

ATCC 1408. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 5(2), 26-37.

Nuswamarhaeni, S., Phihartini, D., & Pohan, E.P. (1999). Mengenal buah unggul

Indonesia. Jakarta: Swadaya.

Paryati, S.P.Y. (2002) Patogenesis mastitis subklinis pada sapi perah yang disebabkan

oleh Staphylococcus aureus. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Institute

Pertanian, Bogor.

Pelczar, M.C. (2010). Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Portillo, F. G. (2000). Moleculer and celluler biology of salmonella pathogenesis.

Cancaster, Pennsylvania USA: Techonomic Publishing Company, Inc.

Rachman, I.S. (2011). Uji aktivitas ekstrak biji pepaya terhadap bakteri

Staphylococcus aureus. Jurnal Akademi Farmasi Putra Indonesia, Malang.

Santoso, S., & Ranti, A.L. (2008). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawan, G. (2008). Deteksi bakteri Salmonella sp. pada telur ayam buras di

beberapa pasar traditional wilayah Surabaya Timur (Skripsi). Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya.

Sihombing, M.A., & Saraswati, I. (2018). Uji efektivitas antijamur ekstrak biji

pepaya (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan Malassezia furfur secara

in vitro. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(2), 724–732.

Page 47: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

33

[SNI] Standar Nasional Indonesia.(2009). Batas maksimum cemaran mikroba dalam

pangan. SNI 7388:2009. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Suardana, & Swarcita. (2009). Higiene makanan. Bali: Udayana University Press.

Sukadana, I.M. (2008) Aktivitas antibakteri senyawa golongan triterpenoid dari biji

pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Kimia, 2(1), 15-18.

Sukandar, D., Radiastuti, N., & Utami, S. (2009). Aktivitas antibakteri ekstrak

butanol daun mengkudu (Morinda citrifolia L). Jurnal Kimia Valensi, 5(5),

240-245.

Syaruhrurachman, A. (2010). Buku ajar mikrobiologi kedokteran. Tangerang:

Binarupa Aksara.

Taufiq, S., Yuniarni, U., & Hazar, S. (2015). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol

biji buah pepaya (Carica Papaya L.) terhadap Escherichia Coli dan

Salmonella Typhi. Jurnal Prosiding Penelitian Seminar Penelitian Sivitas

Akademik. Prodi Farmasi, Unisba, 654–661.

Torar, G.M.J., Lolo, W.A., & Citraningtyas, G. (2017). Uji aktivitas antibakteri

ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Pseudomonas

aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi Universitas

Sam Ratulangi, 6(2), 14–22.

Tumembow, S.O., Wowor, V.N.S., & Tambunan, E. (2018). Pengaruh Konsumsi

Buah pepaya 'California' dan pepaya 'Hawai' terhadap penurunan indeks

debris anak. Jurnal e-GiGi (eG), 6(2), 101-106.

Wali, M., Tuharea, M.S., & Uar, N.I. (2018). Senyawa kimia kayu Marsegu (Nauclea

orientalis L). Jurnal Agribisnis Perikanan, 11(2), 70-74.

Wardhani, L.K., & Sulistyani, N. (2012). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat

daun Binahong (Anredera scadens (L.) Moq) terhadap Shigella flexneri

beserta profil kromatografi lapis tipis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2(1),1-16.

Wardhani, R.A.P & Supartono. (2015). Uji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah

rambutan (Naphelium lappaceum L) pada bakteri. Journal of Chemical

Science, 4(1), 47-51.

Warisno. (2003). Budidaya pepaya. Yogyakarta: Kanisius.

Yanuardi, A. (2011). Pendugaan pertumbuhan dan ketahanan Salmonella

Typhimurium pada udang dengan penyimpanan suhu dingin dan

penambahan sodium metabisulfit (Skripsi). Pascasarjana Institut Pertanian,

Bogor.

Page 48: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

34

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji ANOVA Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Pepaya

ANOVA

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Zona_hambat

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected

Model

2.604a 4 .651 4.822 .002

Intercept 3251.270 1 3251.270 24087.083 .000

Jenis_Pepaya 1.414 1 1.414 10.476 .002

Konsentrasi 1.190 3 .397 2.938 .039

Error 9.044 67 .135

Total 3262.918 72

Corrected Total 11.647 71

a. R Squared = .224 (Adjusted R Squared = .177)

Hasil yang diperoleh:

p˂0,05 Ho ditolak dan H1 diterima

Terdapat perbedaan yang nyata antara perbedaan varietas ekstrak biji pepaya

(C. papaya) dan konsentrasi yang digunakan dalam menghambat bakteri uji.

Zona_hambat

Duncana,b

Konsentrasi N

Subset

1 2

Konsentrasi 20% 18 6.5578

Konsentrasi 15% 18 6.6622 6.6622

Konsentrasi 10% 18 6.7511 6.7511

Konsentrasi 5% 18 6.9083

Sig. .141 .061

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .135.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 18.000.

b. Alpha = ,05.

Page 49: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

35

Lampiran 2. Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Biji Pepaya Varietas ‘Bangkok’ dan

‘California’

Jenis

Pepaya

Mikroorganisme

E. coli Salmonella sp. S. aureus

Bangkok

California

Kontrol

Page 50: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

36

Lampiran 3. Hasil Uji MIC Ekstrak Etanol Biji Pepaya Varietas ‘Bangkok’

Konsen

trasi

(%)

Mikroorganisme

E.coli Salmonella sp. S.aureus

5

10

15

20

Page 51: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

37

Lampiran 4. Hasil Uji MIC Ekstrak Etanol Biji Pepaya Varietas ‘California’

Konsen

trasi

(%)

Mikroorganisme

E.coli Salmonella sp. S.aureus

5

10

15

20

Page 52: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

38

Lampiran 5. Hasil Analisis GC-MS Ekstrak Etanol Biji Pepaya Varietas ‘Bangkok’

Peak Area% Nama senyawa Golongan

1 11,19 Benzeneacetonitrile

Benzenoid 2 0,31 Benzeneacetic acid, methyl ester

3 0,18 Benzeneacetic acid

4 0,24 Benzeneacetamide

5 0,10 *Ethanol, 2-(2-butoxyethoxy) Alkaloid

6 0,19 *Phenol, 2,4-bis(1,1-dimethyllethyl)

7 1,52 *2-4-methoxy-6-propylbenzoic acid Flavonoid

8 0,33 *Methyl ester of Benzylcarbamic acid

9 0,63 *Dodecanoic acid, methyl ester

Terpenoid 10 0,25 *1-Pentadecene

11 0,13 *4-Nitro-Phenylacetic acid

12 1,89 Benzaldehyde, 4-hydroxy Aldehid

13 8,04 Octadec-9-Enoic acid Asam lemak tak

jenuh

14 1,86 *Tetradecanoic acid, methyl ester

Asam lemak

jenuh

15 0,60 *Tetradecanoic acid

16 1,64 *9-Hexadecenoic acid, methyl ester

17 23,14 *Hexadecenoic acid, methyl ester

18 44,56 *Hexadecenoic acid, palmatic acid

19 2,02 *Hexadecenoic acid, ethyl ester

20 1,16 *Hexadecanoic acid, 15-methyl-, methyl ester

100.00

*) Golongan senyawa yang berperan sebagai antibakteri

Page 53: AKTIVITAS BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50366...Hasil diameter zona hambat dari ekstrak biji pepaya ‘Bangkok’ terhadap

39

Lampiran 6. Hasil Analisis GC-MS Ekstrak Etanol Biji Pepaya Varietas ‘California’

Peak Area% Nama Senyawa Golongan

1 0.12 *Acetic acid Asam karboksilat

2 0,94 *Ethanol, 2-butoxy Alkaloid

3 0,15 *Benzenemethanamine, N-(phenylmethyl)

4 0,05 Benzeneacetonitrile

Benzenoid 5 0,06 Urea (phenylmethyl)

6 0,09 1,2-Benzenedicarboxylic acid, diundecyl ester

7 0,19 Octanoic acid Asam lemak tak

jenuh

8 0,10 Nonanoic acid

9 0,07 *9-Oktadecenoic acid (Z)

10 0,12 Benzene, (isothiocyanatomethyl) Aldehid

11 0,46 *Methyl ester of Benzylcarbamic acid Flavonoid

12 0,15 *Neophytadiene

Terpenoid 13 0,19 *Phenol, 2,4-bis

14 1,03 *Dodecanoic acid

15 0,07 *4-Nitro-Phenylacetic acid

16 0,60 *3,7,11,15-Tetramethyl-2-hexadecen-1

17 0,48 *Tetradecanoic acid, methyl ester

Steroid 18 0,46 *Tetradecanoic acid

19 0,23 *Tetradecanoic acid, ethyl ester

20 11,86 Methyl Nervonate

Asam lemak

jenuh

21 69,72 *Hexadecanoic acid, methyl ester

22 12,07 *Hexadecanoic acid

23 0,22 *Hexadecanoic acid, ethyl ester

24 0,56 *Hexadecanoic acid, 15-methyl-, methyl ester

100.00

*) Golongan senyawa yang berperan sebagai antibakteri