Aksep Ispa..

5
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN Riwayat kesehatan: -Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan) - Riwayat penyakit sekarang (kondisi kliensaat diperiksa) - Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang) Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien) -Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien) Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajiansistem pernafasan a. Inspeksi -Membran mukosa hidung -faring tampak kemerahan - Tonsil tampak kemerahan dan edema -Tampak batuk tidak produktif -Tidak ada jaringan parut padaleher - Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping hidung. b.Palpasi - Adanya demam - Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis -Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid c. Perkusi – Suara paru normal (resonance) d. Auskultasi - Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi secret Tujuan : Pasien tidak sesak lagi Kriteria Hasil : Jalan nafas kembali efektif Intervensi : a. ObservasiTTV b. Berikan posisi semi fowler c. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif d. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat-obatan Rasional : a. Untuk mengetahui perkembangan klien dan menentukan pengobatan

description

ispa

Transcript of Aksep Ispa..

B. KONSEP

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Riwayat kesehatan: -Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan)

- Riwayat penyakit sekarang (kondisi kliensaat diperiksa)

- Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang)

Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien)

-Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien) Pemeriksaan fisik difokuskan pada pengkajiansistem pernafasan

a. Inspeksi -Membran mukosa hidung

-faring tampak kemerahan

- Tonsil tampak kemerahan dan edema

-Tampak batuk tidak produktif

-Tidak ada jaringan parut padaleher

- Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping hidung.

b.Palpasi - Adanya demam

- Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis

-Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

c. Perkusi Suara paru normal (resonance)

d. Auskultasi - Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi secret

Tujuan: Pasien tidak sesak lagi

Kriteria Hasil: Jalan nafas kembali

efektif Intervensi: a. ObservasiTTV

b. Berikan posisi semi fowler

c. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif

d. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat-obatan

Rasional :

a. Untuk mengetahui perkembangan klien dan menentukan pengobatan

b. Untuk mengurangi sesak

c. Agar dapat meneluarkan secret yang menyumbat jalan nafas

d. Untuk meringankan sesak

2) Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien tidak merasakan demam

Kriteria Hasil : Suhu tubuh normal berkisar antara 36-37,5 C

Intervensi: a. Observasi tanda-tanda vital (suhu)

b. Beri klien kompres pada kepala/aksila

c. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat seperti pakaian dari bahan katun.

Kolaborasi dengan dokter: -Dalam pemberian terapi, obatantimikrobial

- Antipiretika

Rasional: a. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan dan perawatan selanjutnya

b. Dengan memberikan kompres, maka akan terjadi proses konduksi/ perpindahan panas dengan bahan perantara.

c. Proses hilanganya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat.

d. Untuk mengontrol infeksi pernafasan dan menurunkan panas

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

Tujuan: Setelah dilakukan indakan keperawatan, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

Kriteria Hasil: - Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah pada BB normal.

Klien dapat menoleransi diet yang dianjurkan

- Tidak menunjukkan tanda malnutrisi Intervensi:

a.Pantau kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari.

b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat

c. Berikan penjelasan mengenai pola diet yang baik

d. Kolaborasi: konsultasi ke ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.

Rasional: a.Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan BB dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

b. Untuk menjamin nutrisi adekuat/meningkatkan kalori total

c.Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.

d. Untuk mengetahui jenis diet yang baik diberikan untuk pasien

4) Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatn klien tidaka merasakan nyeri

Kriteria Hasil: Nyeri berkurang sampai tidak merasakan nyeri

Intervensi: a. Observasi skala nyeri

b. Berikan posisi nyaman pada pasien

c. Ajarkan teknik relaksasi

d.Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (steroid oral, IV, dan inhalasi, & analgesik)

Rasionalisasi: a. Identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

b. Dapat mengurangi rasa nyeri

c. Dapat meringankan rasa nyeri

d. Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi/menghambat pengeluaran histamin dalam inflamasi pernafasan. Analgesik untuk mengurangi nyeri.

IMPLEMENTASI

Diagnosa 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi secret

1. Mengukur suhu tubuh, tekanan darah dan nadi

2. Menempatkan posisi pasien pada dengan setengah duduk

3. Memberi contoh pasien untuk dapat mengambil nafas secara dalam dan mengeluaran ecara pelan melalu mulut

4. Memberikan obat sesuai dengan petunjuk dokter dan tepat waktu

Diagnosa 2 : Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi

1. Mengukur suhu tubuh, tekanan darah, dan nadi pasien

2. Mengompres kepala / aksila pasien dengan menggunakan air dingin

3. Memberikan penjelasan kepada klien tentang manfaat menggunakan pakaian berbahan tipis

4.Memberikan obat penurun panas sesuai dengan dosis dan tepat waktu

Diagnosa 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

1. Memantau jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh klien

2. Memberikan snack atau makanan hangat yang disukai klien

3. Untuk menjaga pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam tubuh

4. Pemberian obat inhalator

Diagnosa 4: Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil

1.Menanyakan apakah masih merasanyeri atau tidak

2. Memberikan posisi miring kanan atau kiri

3.Mengajarkan pada klien cara menarik nafas dalam dari hidung dan mengeluarkan secara pelahan dari mulut

4. Memberikan obat sesuai anjuran dokter dan tepat waktu EVALUASI Pasien tidak mengalami sesak karena sumbatan jalan nafas, tidak demam,tidak merasakan nyeri saat bernafas, dan kebutuhan nutriisi pasien terpenuhi dengan baik.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia.

Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peran serta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan. Saran Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia, maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat diprioritaskan. Disamping itu

penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ranuh, IG. G,

Pendekatan Risiko Tinggi Dalam

Pengelolaan Pelayanan Kesehatan

Anak. Continuing Education Ilmu

Kesehatan Anak. FK-UNAIR 1980.

Santosa, G. Masalah Batuk pada

Anak. Continuing Education Anak.

FK-UNAIR. 1980.

____________Gawat Darurat

Dibidang Pulmonologi .Simposium

Gawat Darurat Pada Anak.

Surabaya. 1987. DepKes RI.

Direktorat Jenderal PPM & PLP.

Pedoman Pemberantasan Penyakit

Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA). Jakarta. 1992.

____________Bimbingan

Ketrampilan Dalam

Penatalaksanaan Infeksi Saluran

Pernapasan Akut Pada Anak.

Jakarata, :10 ,1991