Akmen Chapter 8-17
-
Upload
kartika-sari -
Category
Documents
-
view
209 -
download
1
Transcript of Akmen Chapter 8-17
CHAPTER 8 ACTIVITY BASED COSTING : ALAT BANTU PEMBUATAN KEPUTUSAN
ABC adalah metode perhitungan biaya produksi dan nonproduksi berdasarkan aktivitas
dan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk yang diproses dalam satu periode tertentu. ABC
dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan
keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC biasanya
digunakan sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti sistem biaya yang dipakai oleh perusahaan.
Karakteristik ABC :
Biaya produksi dan nonproduksi dibebankan ke produk
Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk
Ada sejumlah cost pool BOP. Setiap pool dialokasikan ke produk dan objek costing lainnya
dengan menggunakan ukuran khusus aktivitas masing-masing.
Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya
tradisional. ABC menggunakan lebih dari satu jenis cost driver.
Tarif overhead atau tarif aktivitas disesuaikan dengan kapasitas aktivitas, bukan dengan
kapasitas yang dianggarkan.
Tahap Penerapan ABC
1) Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas dan pool aktivitas
Tingkat aktivitas :
Aktivitas tingkat unit dilakukan untuk tiap unit produksi
Aktivitas tingkat batch dilakukan tiap batch diproses, tanpa memperhatikan jumlah
unit
Aktivitas tingkat produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan
tanpa memperhatikan berapa batch atau berpa unit yang diproduksi/dijual.
Aktivitas tingkat pelanggan berkaitan dengan pelanggan khusus, seperti
telepon/komunikasi untuk penjualan, pengiriman katalog, dll.
Aktivitas tingkat pemeliharaan organisasi aktivitas tingkat fasilitas, seperti
kebersihan kantor eksekutif, penyediaan jaringan komputer, dll.
2) Menelusuri BOP secara langsung ke aktivitas dan objek biaya (bila mungkin)
3) Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas
4) Menghitung tarif aktivitas
5) Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran
aktivitas
6) Menyiapkan laporan manajemen
Perbandingan Traditional Costing dan ABC
Traditional Costing ABC
Hanya biaya produksi yang dibebankan ke
produk
Hanya menggunakan satu jenis cost driver
Baik biaya produksi maupun nonproduksi
dibebankan ke produk
Menggunakan lebih dari satu cost driver
Kelebihan ABC
☺ Menghasilkan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat dibanndingkan metode
lain, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk analisis profitabilitas.
Kelemahan ABC
Membutuhkan sumber daya yang besar untuk mengimplementasikan ABC.
ABC akan mengubah aturan main, menimbulkan perubahan dalam organisasi, sehingga
cenderung mendapat perlawanan dari karyawan.
Data ABC dapat dengan mudah disalahartikan dan harus digunakan dengan hati-hati ketika
mengambil keputusan (identifikasi biaya yang relevan dengan keputusan).
CHAPTER 9 PERENCANAAN LABA
Kerangka Dasar Penganggaran
Anggaran (budget) adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber daya
keuangan dan sumber daya lainnya selama satu periode tertentu. Anggaran induk (master budget)
merupakan ringkasan dari rencana perusahaan yang menetapkan target tertentu untuk aktivitas
penjualan, produksi, distribusi, dan pendanaan, biasanya bermuara pada anggaran kas, anggaran
R/L, dan anggaran neraca. Anggaran induk terdiri dari :
Anggaran operasional anggaran penjualan dan anggaran produksi
Anggaran keuangan rincian arus masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara
menyeluruh
Perbedaan perencanaan dengan pengendalian
Perencanaan meliputi perumusan tujuan dan penyusunan berbagai anggaran untuk mencapai tujuan
tersebut. Pengendalian meliputi langkah-langkah yang dilakukan manajemen untuk memperbesar
kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan memastikan
bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sesuai tujuan organisasi.
Manfaat Penganggaran
☺ Sebagai alat komunikasi bagi rencana manajemen kepada seluruh bagian organisasi
☺ Untuk memaksa manajer agar memikirkan dan merencanakan masa depan
☺ Alat alokasi sumber daya
☺ Dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi
☺ Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi
☺ Menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Dasar pemikiran seorang manajer harus dibuat bertanggung jawab atas permasalahan tertentu
dan hanya masalah tersebut saja sehingga manajer dapat melakukan pengendalian pada tingkat yang
signifikan. Akuntansi pertanggungjawaban menempatkan informasi akuntansi atas dasar ukuran
perorangan dengan cara memandang permasalahan (pendapatan dan biaya) dari sudut pandang
pengendalian perorangan.
Memilih Periode Anggaran
Anggaran operasional biasanya mencakup periode satu tahun sesuai dengan tahun pajak
perusahaan. Banyak perusahaan membagi tahun anggarannya menjadi empat kuartal, dan kemudian
dibagi lagi menjadi bulanan. Anggaran berlanjut atau perpetual (continuous budget atau perpetual
budget) adalah anggaran 12 bulanan yang bergerak maju ke bulan berikutnya (atau kuartal
berikutnya) bila bulan/kuartal ini telah berakhir. Dengan kata lain, dilakukan penambahan periode
satu bulan (atau kuartal) pada bagian akhir anggaran.
Self Imposed Budget (Partisipative Budget)
Anggaran yang ditetapkan sendiri atau anggaran partisipatif merupakan pendekatan penganggaran
yang melibatkan seluruh manajer pada segala tingkatan dalam pembuatan estimasi anggarannya
sendiri sehingga merupakan metode penyusunan anggaran yang paling efektif.
Keunggulan Anggaran Partisipatif
Setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim yang pandangan
dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak.
Estimasi anggaran yang dibuat oleh front-line manager seringkali lebih akurat dan andal
dibandingkan dengan estimasi yang dibuat oleh manajer puncak yang kurang memiliki
pengetahuan mendalam mengenai pasar dan operasi harian.
Timbul motivasi yang lebih tinggi bila individu berpartisipasi dalam menentukan tujuan.
Seorang manajer yang tidak dapat memenuhi anggaran yang ditetapkan dari level atas (top-
down budgeting) selalu dapat berkata bahwa anggaran tersebut tidak realistis. Dengan
anggaran partisipatif, alasan semacam ini tidak akan timbul.
Faktor Manusia dalam Penganggaran
Keberhasilan program anggaran juga bergantung pada (1) seberapa jauh manajemen puncak
menerima program anggaran sebagai bagian penting dari aktivitas perusahaan (2) cara manajemen
puncak menggunakan data yang dianggarkan. Program anggarna harus diterima dan didukung
penuh oleh personel yang emmegang posisi penting dalam manajemen. Dalam pelaksanaan
program anggaran, penting bagi manajemen puncak untuk tidak menggunakan anggaran untuk
menekan atau menyalahkan karyawan.
Zero-Based Budgeting
Dalam pendekatan tradisional penganggaran, manajer memulai dengan anggaran tahun lalu dan
menambah sesuai dengan kebutuhan (pendekatan incremental). Sedangkan zero based budgeting
merupakan pendekatan penganggaran dimana manajer dituntut untuk menentukan selulruh
pengeluaran yang dianggarkan, tidak hanya sekedar mengubah anggaran tahun lalu, sehingga dasar
penyusunannya adalah nol.
Anggaran Induk
Anggaran
Penjualan
Anggaran
Persediaan Akhir
Anggaran TKL Anggaran BOP
Anggaran
Produksi
Anggaran
penjualan
Anggaran BB
Anggaran
Laporan R/L
Anggaran
Neraca
Anggaran Kas
CHAPTER 10 STANDARD COST DAN BALANCED SCORECARD
Standar merupakan tolak ukur atau norma dalam pengukuran kinerja. Standar dalam akuntansi
manajemen terkait dengan kuantitas dan cost input yang digunakan dalam produksi barang atau
penyediaan jasa. Standar terdiri dari standar harga/biaya dan standar kuantitas. Standar kuantitas
menentukan berapa banyak input yang dibutuhkan untuk tiap unit produksi. Standar harga/biaya
menentukan berapa yang harus dibayar untuk tiap unit input. Management by exception
penyimpangan dari standar yang dianggap signifikan akan menjadi perhatian manajemen.
Menetapkan Standard Cost
Standar Ideal standar yang dapat dicapai hanya dalam kondisi terbaik
Standar Praktis standar yang ketat, tetapi tetap dapat dicapai
Analisis Selisih (Variance)
Manfaat Standard Cost
Penggunaan standard cost merupakan elemen kunci dalam pendekatan management by
exception, sehingga membantu manajer memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting.
Standar dapat meningkatkan nilai ekonomi dan efisiensi. Standar menjadi tolak ukur yang
dapat digunakan oleh individu untuk mengukur kinerjanya.
Standard cost dapat menyederhanakan pembukuan.
Standard cost sesuai untuk penerapan sistem terintegrasi atas akuntansi pertanggungjawaban.
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) merupakan konsep penilaian kinerja baik finansial maupun nonfinansial,
dengan menggunakan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan.
Ukuran kinerja finansial harus diintegrasikan dengan ukuran kinerja nonfinansial, karena :
☺ Ukuran finansial merupakan indikator jasa, dalam artian melaporkan hasil dari tindakan di
masa lampau. Sebaliknya, ukuran nonfinansial merupakan faktor keberhasilan utama yang
menjadi leading indicator dari kinerja finansial di masa mendatang.
☺ Manajer puncaklah yang umumnya bertanggung jawab atas ukuran kinerja finansial, bukan
para manajer tingkat yang lebih rendah.
Karakteristik BSC – Ukuran Kinerja
Keuangan
Pelanggan
Proses Bisnis Internal
Pembelajaran & Pertumbuhan
CHAPTER 11 ANGGARAN FLEKSIBEL DAN ANALISIS BIAYA OVERHEAD
Anggaran Fleksibel
Karakteristik Anggaran Fleksibel
Anggaran statis dibuat pada awal periode penganggaran dan validitasnya hanya untuk
tingkataktivitas yang direncanakan. Anggaran statis sesuai untuk tujuan perencanaan, namun tidak
sesuai untuk mengevaluasi bagaimana biaya-biaya dikendalikan. Sebaliknya, anggaran fleksibel
memperhitungkan perubahan biaya yang terjadi sebagai akibat dari perubahan aktivitas. Anggaran
fleksibel memberikan estimasi mengenai berapakah biaya yang seharusnya terjadi untuk setiap
tingkat aktivitas dalam rentang tertentu. Pada saat anggaran fleksibel digunakan dalam evaluasi
kinerja, biaya aktual dibandingkan dengan biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas
aktual selama periode tertentu.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilik dasar aktivitas untuk anggaran fleksibel BOP
Harus ada hubungan sebab akibat antara dasar aktivitas dengan BOP variabel.
Dasar aktivitas sebaiknya dinyatakan dalam nilai uang (Rp).
Dasar aktivitas seharusnya sederhana dan mudah dipahami.
Selisih BOP Variabel
Selisih pengeluaran
Selisih efisiensi
Selisih BOP Tetap
Selisih anggaran selisih jumlah BOP aktual dengan jumlah BOP tetap yang dianggarkan
ukuran tingkat BOP tetap yang dikeluarkan dimana pengeluaran BOP tetap tidak
terkendali.
Selisih volume selisih jumlah BOP tetap yang dibebankan ke persediaan dengan jumlah
BOP tetap yang dianggarkan akibat perlakuan BOP tetap yang seolah-olah variabel dan
hal tersebut sulit unutk diinterpretasikan secara jelas.
CHAPTER 12 PELAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI
Kelebihan dan Kelemahan Desentralisasi
Kelebihan Desentralisasi
☺ Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang terlampau
banyak sehingga memiliki kesempatan untuk fokus pada strategi.
☺ Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih rinci dan lebih update
mengenai kondisi setempat.
☺ Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah
membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respon ke pelanggan.
☺ Memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah.
☺ Dapat meningkatkan motivasi manajer tingkat lebih rendah.
Kelemahan Desentralisasi
Manajer tingkat lebih rendah mungkin membuat keputusan tanpa sepenuhnya memahami
gambaran perusahaan secara menyeluruh.
Memungkinkan terjadinya kurang koordinasi diantara manajer.
Manajer tingkat lebih rendah mungkin memiliki tujuan yan gberbeda dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
Mungkin lebih sulit untuk secara efektif menyebarkan ide-ide inovatif.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Karena organisasi terdesentralisasi mendelegasikan tanggung jawab pengambilan keputusan kepada
manajer tingkat lebih rendah, maka diperlukan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang
menghubungkan wewenang pengambilan keputusan manajer tingkat lebih rendah dengan
akuntabilitas berupa hasil dari keputusan yang diambil tersebut. Setiap unit/bagian dalam organisasi
yang manajernya diberikan wewenang dalam pengambilan keputusan dan harus mempertanggung
jawabkan keputusannya disebut pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggunjawaban terdiri dari
pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
Desentralisasi dan Pelaporan Segmen
Desentralisasi yang efektif memerlukan pelaporan segmen. Segmen merupakan bagian atau
aktivitas organisasi yang memuat data biaya, penjualan, atau laba yang diperlukan oleh manajer.
Contoh : divisi perusahaan, wilayah penjualan, departemen pemasaran, dll. Laporan R/L tersegmen
bermanfaat untuk menganalisis profitabilitas segmen dan menguur kinerja manajer segmen. Margin
segmen merupakan ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang suatu segmen, karena hanya
mencakup biaya-biaya yang ditimbulkan oleh segmen tersebut. Margin segmen diperoleh dengan
mengurangkan biaya tetap yang dapat ditelusur (traceable fixed cost) untuk suatu segmen dari
margin kontribusi segmen. Hal ini menunjukkan margin yang tersedia setelah suatu segmen
menutup seluruh biayanya.
Mengevaluasi Kinerja Pusat Investasi – Return on Investment (ROI)
ROI = Laba Operasi Bersih : Rata-rata Aktiva Operasi
Laba operasi bersih laba sebelum bunga dan pajak EBIT
Aktiva operasi aktiva yang dipertahankan untuk penggunaan produktif dalam organisasi.
Rata-rata aktiva operasi (nilai buku awal aktiva – nilai buku akhir aktiva)/2
Setiap peningkatan ROI harus melibatkan minimal salah satu dari hal berikut :
Peningkatan penjualan
Penurunan beban operasi
Penurunan aktiva operasi
Kelebihan ROI
Mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi
Mendorong manajer unutk fokus pada efisiensi biaya
Mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi
Kelemahan ROI
Mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan.
Mendorong manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek daripada jangka panjang.
Laba Residu (Residual Income)
Laba residu = Laba operasi bersih – (rata-rata aktiva operasi x imbal hasil minimum yang diminta)
Economic Value Added (EVA) merupakan adaptasi dari laba residu. Pendekatan laba residu
mendorong manajer untuk membuat investasi yang menguntungkan untuk seluruh perusahaan.
Manajer yang dievaluasi berdasarkan laba residu akan cenderung membuat keputusan yang lebih
baik berkenaan dengan proyek-proyek investasi daripada manajer yang dievaluasi berdasarkan ROI.
CHAPTER 13 RELEVANT COST UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Terkait dengan pengambilan keputusan, ada dua konsep yang menjadi dasar, yaitu
Relevant and Irrelevant Cost
Relevant cost adalah biaya yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Yang termasuk relevant cost adalah diffential cost dan opportunity cost.
Irrelevant cost adalah biaya yang tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Yang termasuk irrelevant cost yaitu sunk cost.
Avoidable and Unavoidable Cost
Avoidable Cost adalah biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya maupun
sebagian dengan memilih salah satu dari alternatif yang tersedia (biaya yang tidak
berulang ketika sebuah keputusan diambil). Avoidable cost pasti relevant cost.
Unavoidable Cost adalah biaya yang tidak dapat dihindari (biaya yang akan terus
berulang/terjadi apapun alternatif yang dipilih dalam pengambilan keputusan).
Unavoidable cost pasti irrelevant cost.
Biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda manajer memerlukan biaya yang berbeda untuk
tujuan yang berbeda. Untuk tujuan tertentu, kelompok biaya tertentu mungkin relevan; untuk tujuan
lain, sekelompok biaya yang lain yang relevan.
Penambahan/Pengurangan Lini Produk dan Segmen Lain
Keputusan Membuat atau Membeli
Pesanan Khusus
Penggunaan Sumber Daya yang Terbatas
Biaya Produk Gabungan dan Pendekatan Kontribusi
Penentuan ABC dan Biaya Relevan
CHAPTER 14 KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Keputusan Penganggaran Modal Khusus
1) Keputusan penurunan biaya
2) Keputusan ekspansi
3) Keputusan pemilihan peralatan
4) Keputusan membeli atau menyewa
5) Keputusan penggantian peralatan
Keputusan penganggaran modal cenderung dibagi menjadi :
Screening decision apakah proyek yang diusulkan memnuhi beberapa standar penerimaa
yang telah ditetapkan sebelumnya
Preference decision pemilihan diantara beberapa pilihan tindakan
Discounted Cash Flow – Net Present Value Method
Jika Net Present Value Maka Proyek Tersebut
Positif Dapat diterima sejauh menjanjikan return yang lebih besar dari
required rate of return
Nol Dapat diterima sejauh menjanjikan return sama dengan required rate
of return
Negatif Tidak dapat diterima sejauh menjanjikan return lebih rendah dari
required rate of return
Discounted Cash Flow – Internal Rate of Return
Faktor internal rate of return = Investasi yang disyaratkan
Arus kas masuk bersih tahunan
Keputusan Penyaringan Penganggaran Modal
Cost of capital sebagai alat penyaringan
Net Present
Value Method
Internal Rate of
Return Method
Cost of capital digunakan sebagai tingkat
diskonto ketika menghitung net present
value suatu proyek. Suatu proyek dengan
net present value negatif akan ditolak
kecuali ada faktor lainnya yang
menyebabkan proyek tersebut diterima
Cost of capital dibandingkan dengan
internal rate of return yang dijanjikan oleh
suatu proyek. Tiap proyek yang memiliki
internal rate of return lebih kecil daripada
cost of capital akan ditolak kecuali ada
faktor lainnya yang menyebabkan proyel
tersebut diterima
CHAPTER 15 COSTINGSERVICE DEPARTMENT : PENDEKATAN ABC
Sebagian besar organisasi memiliki operating department dan service department. Departemen jasa
dialokasikan ke departemen produksi karena beberapa alasan, yaitu :
Mendorong departemen operasi agar menggunakan sumber daya departemen jasa secara
bijaksana
Memberikan data biaya yang lebih lengkap dalam pengambilan keputusan kepada
departemen operasi
Membantu mengukur profitabilitas departemen operasi
Memberikan insentif untuk departemen jasa agar beroperasi secara efisien
Menilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan kepada pihak eksternal
Bila penetapan biaya plus digunkan, maka biaya departemen jasa biasanya dialokasikan ke
departemen operasi.
Alokasi Menggunakan Metode Langsung dan Metode Bertahap
Metode Langsung (direct method)
Metode ini mengabaikan jasa yang diberikan oleh departemen jasa lainnya dan mengalokasikan
seluruh biaya secara langsung ke departemen operasi. Dengan menggunakan metode ini, dasar
alokasi yang berkaitan dengan departemen jasa itu sendiri diabaikan, hanya dasar alokasi yang
berkaitan dengan departemen operasi yang digunakan dalam alokasi.
Metode Bertahap (step method)
Metode ini menyediakan alokasi biaya departemen jasa ke departemen jasa lainnya, juga ke
departemen operasi. Metode ini mengikuti urutan. Urutannya biasanya dimulai dengan
departemen yang memberikan jasa yang paling besar ke departemen jasa lainnya. Dalam
metode ini, sejumlah dasar alokasi yang berhubungan dengan departemen jasa yang biayanya
telah dialokasikan, selalu diabaikan.
Metode Timbal Balik (reciprocal method)
Metode ini memberikan pengakuan penuh terhadap jasa antardepartemen. Metode ini
mengalokasikan biaya departemen jasa dengan dua arah (arah depan dan belakang).
Alokasi Biaya berdasarkan Perilaku Biaya
Biaya tetap dan biaya variabel departemen jasa harus dialokasikan secara terpisah. Biaya variabel
harus dialokasikan sesuai dnegan aktivitas yang memunculkan biaya tersebut. Sedangkan biaya
tetap harus dialokasikan dengan jumlah lump-sum yang ditentukan dimuka menurut kebutuhan
pada periode puncak atau berdasarkan tingkat kebutuhan rata-rata departemen penggunanya dalam
jangka panjang.
CHAPTER 16 BAGAIMANAKAH KINERJA SAYA? LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas menggambarkan arus masuk dan keluar kas & setara kas, baik dari
aktivitas operasional, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan oleh entitas dalam satu
periode tertentu. Secara umum, sumber pemasukan kas meliputi laba bersih, penurunan aktiva,
peningkatan utang, dan peningkatan modal saham. Penggunaan kas meliputi peningkatan aktiva,
penurunan utang, penurunan modal saham, dan dividen. Untuk tujuan pelaporan eksternal, laporan
arus kas harus disusun dengan merinci aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Unsur Laporan Arus Kas
1. Aktivitas Operasional menggambarkan arus kas dari aktivitas pokok bisnis perusahaan,
yang biasanya diwakili oleh perubahan atas rekening-rekening berikut :
Laba bersih
Keuntungan/kerugian non-operasional R/L
Depresiasi, amortisasi, deplesi
Aktiva lancar nonkas neraca
Kewajiban lancar
2. Aktivitas Investasi menggambarkan arus kas dari kegiatan penyertaan harta perusahaan,
baik pada entitas lain maupun entitias sendiri yang berjangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi. Rekening-rekening terkait investasi jangka panjang dan aktiva tetap.
3. Aktivitas Pendanaan menggambarkan arus kas atas kegiatan entitas dalam rangka
memperoleh dan menggunakan modal, baik dari pihak internal maupun eksternal, serta
seluruh konsekuensi dari kegiatan perolehan dan penggunaan modal tersebut (ex : dividen
sebagai konsekuensi dari penerbitan saham). Rekening-rekening terkait utang obligasi,
modal saham, dan dividen tunai.
Tata Cara Penyusunan Laporan Arus Kas
1. Menyusun neraca komparatif, minimal dua periode berturut-turut
2. Menentukan kenaikan/penurunan tiap-tiap rekening dalam neraca komparatif
3. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan rekening sesuai dengan aktivitas
4. Menentukan arus kas bersih dari masing-masing aktivitas
5. Menentukan kenaikan/penurunan kas dengan menjumlahkan saldo kas bersih masing-
masing aktivitas (harus sama dengan kenaikan/penurunan kas di neraca)
6. Menambahkan saldo kas awal atas jumlah kenaikan/penurunan untuk menentukan saldo kas
akhir.
Bentuk Laporan Arus Kas
☺ Direct Method
Menyesuaikan seluruh pos akrual di dalam laporan R/L
Memisahkan arus kas dalam tiap aktivitas menjadi penerimaan dan pengeluaran,
sehingga saldo kas bersih aktivitas ditentukan dengan mengurangkan secara
langsung total penerimaan dengan total pengeluaran.
Rekonsiliasi Arus Kas
Payment
Accrual Basis
(+)
(-) Cash Basis
Penjualan xx Piutang usaha ↓ Piutang usaha ↑ xx Kas dari pelanggan
HPP (xx) Persediaan ↑
Utang dagang ↓
Persediaan ↓
Utang dagang ↑
(xx) Kas untuk pemasok
Beban
Operasional
(xx) Prepaid expense ↑
Accrued expense↓
Prepaid expense ↓
Accrued expense ↑
Depresiasi
(xx) Kas untuk operasional
Pajak (xx) Utang pajak ↓ Utang pajak ↑ (xx) Kas untuk bayar pajak
Laba Bersih xx xx Kas bersih untuk
aktivitas operasional
Ilustrasi melalui Jurnal
Akun Accrual Basis Cash Basis
Depresiasi Biaya depresiasi
Akumulasi depresiasi
No entry
Prepaid Expense Prepaid expense
Cash
Biaya xxx
Kas
Accrued Expense Biaya Gaji (accrued expense)
Utang Gaji
No entry
☺ Indirect Method
Menyesuaikan laba bersih dengan pos akrual guna penentuan kas bersih aktivitas
operasional
Memisahkan ke dalam klasifikasi kenaikan/penurunan rekening dalam tiap aktivitas
AbQori Corporation
Laporan Arus Kas (Direct Method)
Untuk Periode XXX
Aktivitas Operasional
Pemasukan
Kas dari pelanggan xxx
Pengeluaran
Kas untuk pemasok xxx
Kas untuk operasional xxx
Kas untuk bayar pajak xxx (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Operasional xxx
Aktivitas Investasi
Pemasukan
Kas dari penjualan aktiva tetap xxx
Kas dari penjualan investasi jangka panjang xxx xxx
Pengeluaran
Pembelian aktiva tetap xxx
Pembelian investasi jangka panjang xxx (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi xxx
Aktivitas Pendanaan
Pemasukan
Kas dari penerbitan saham xxx
Kas dari penerbitan utang jangka panjang xxx xxx
Pengeluaran
Kas untuk penarikan saham (treasury stock) xxx
Kas untuk pelunasan utang jangka panjang xxx
Kas untuk dividen tunai xxx (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan xxx
Kenaikan/Penurunan Kas xxx
Kas Awal Periode xxx
Kas Akhir Periode xxx
AbQori Corporation
Laporan Arus Kas (Indirect Method)
Untuk Periode XXX
Aktivitas Operasional
Laba Bersih xxx
Penyesuaian
Depresiasi xxx
Keuntungan penjualan aset/inventaris (xx)
Pendapatan dividen (xx)
Kenaikan piutang (xx)
Kenaikan persediaan (xx)
Kenaikan perlengkapan (xx)
Kenaikan biaya ddm (xx)
Kenaikan utang dagang xxx
Kenaikan utang biaya xxx
Kenaikan utang lancar lain xxx
Total penyesuaian xxx
Arus Kas Bersih Aktivitas Operasional xxx
Aktivitas Investasi
Penurunan aktiva tetap xxx
Penurunan investasi jangka panjang xxx
Kenaikan aktiva tetap (xx)
Kenaikan investasi jangka panjang (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi xxx
Aktivitas Pendanaan
Kenaikan utang jangka panjang xxx
Kenaikan modal saham xxx
Penurunan utang jangka panjang (xx)
Penurunan modal saham (xx)
Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan xxx
Kenaikan/Penurunan Kas xxx
Kas Awal Periode xxx
Kas Akhir Periode xxx
Keterangan
Depresiasi merupakan aktivitas nonkas, sehingga tidak tercatat dalam cash basis. Padahal
depresiasi telah tercatat mengurangi laba bersih dalam laporan R/L. Akibatnya Laba/Rugi
dicatat terlalu rendah/tinggi sehingga perlu ditambah/dikurangi dalam penyesuaian.
Keuntungan (gain) mengurangi penyesuaian
1. Karena keuntungan penjualan aset merupakan keuntungan di luar operasional. Jadi
harus dikeluarkan dari arus kas aktivitas operasional
2. Keuntungan.kerugian hanyalah pengakuan selisih antara cost (nilai buku) dengan
harga jual yang sebenarnya tidak terdapat arus kasnya
Pendapatan dividen merupakan pendapatan non-operasional di Laporan R/L. Oleh karena
itu, pendapatan dividen harus dikeluarkan dari arus kas aktivitas operasional
Piutang
Kenaikan piutang menurut accrual basis sekaligus menaikkan penjualan laba ↑
(overstate). Padahal menurut cash basis, tidak ada arus kas. Dengan demikian, dalam
laporan arus kas, kenaikan piutang harus dibatalkan (dikurangkan dari laba bersih dalam
penyesuaian).
Penurunan piutang menurut cash basis berarti ada pelunasan (pembayaran piutang).
Sedangkan menurut accrual basis belum diakui. Sehingga laba menurut accrual basis
terlalu kecil. Dengan demikian, penurunan piutang menambah laba bersih dalam
penyesuaian.
Persediaan
Persediaan ↓ HPP ↑ (overstate) Laba ↓ (understate) maka Laba bersih harus (+)
Persediaan ↑ HPP ↓ (understate) Laba ↑ (overstate) maka Laba bersih harus (-)
Interpretasi Laporan Arus Kas
Seorang analis/manajer harus memberikan perhatian lebih terhadap kas bersih yang tersedia dari
aktivitas operasi karena menjadi ukuran bagaimana kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan kas
secara terus-menerus. Arus kas negatif dari aktivitas operasi menunjukkan adanya masalah
fundamental. Arus kas positif dari aktivitas operasi diperlukan untuk menghindari penjualan aktiva
atau meminjam uang untuk menopang operasional perusahaan sehari-hari.
Dividen dari aktivitas operasional sudut pandang perusahaan sebagai investor yang
menerima dividen
Dividen dari aktivitas pendanaan sudut pandang perusahaan sebagai investee yang
membayar dividen kepada investornya
CHAPTER 17 BAGAIMANAKAH KINERJA SAYA? ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
1) Pembandingan data keuangan perbedaan metode akuntansi diantara berbagai perusahaan
menyulitkan pembandingan data keuangan antarperusahaan.
2) Perlunya melihat informasi selain rasio rasio keuangan memunculkan banyak pertanyaan
dan peluan untuk analisis lebih lanjut, tetapi jarang bisa menjawab pertanyaan dengan
sendirinya. Selain rasio, sumber data lain sebaiknya dianalisis untuk membuat pertimbangan
mengenai masa depan perusahaan.
Teknik Analitis untuk Pembandingan
1) Nilai uang (Rp) dan persentase perubahan pada laporan (analisis horizontal)
2) Laporan common-size (analisis vertikal)
3) Rasio
Ringkasan Rasio Keuangan
Rasio Rumus Keterangan
Persentase laba
kotor
Laba kotor : Penjualan Ukuran umum profitabilitas
Earning per share
(EPS)
(Laba bersih – dividen saham
preferen) : rata-rata jumlah lembar
saham biasa yang beredar
Cenderung memiliki pengaruh terhadap
harga pasar per lembar saham,
sebagaimana terrcermin dalam price
earning ratio
Price earning
ratio (PER)
Harga pasar per lembar saham :
EPS
Suatu indeks apakah saham relatif murah
atau relatif mahal dalam hubungannya
dengan laba saat ini
Dividend payout
ratio
Dividen per lembar saham : EPS Suatu indeks yang menunjukkan apakah
perusahaan membayar sebagian besar
laba sebagai dividen atau
menginvestasikannya kembali secara
internal
Dividend yield Dividen per lembar saham : harga
pasar per lembar saham
Menunjukkan imbal hasil dalam bentuk
dividen tunai yang disediakan oleh
selembar saham
Return on asset
(ROA)
{Laba bersih + [beban bunga x (1-
tarif pajak)]} : rata-rata total aktiva
Ukuran mengenai seberapa baik aktiva
dikelola oleh manajemen
Return on
common equity
(ROCE)
(Laba bersih – dividen saham
preferen) : rata-rata ekuitas saham
biasa
Jika dibandingkan dengan ROA,
mengukur seberapa besar leverage
keuangan menguntungkan atau
merugikan pemegang saham biasa
Nilai buku per
lembar saham
Ekuitas pemegang saham biasa :
jumlah lembar saham biasa yang
beredar
Mengukur jumlah yang akan
didistribusikan kepada pemegang saham
biasa jika semua aktiva dijual pada nilai
yang tercantum di neraca dan jika semua
kreditur telah dibayar
Modal kerja Aktiva lancar – kewajiban lancar Mengukur kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban lancar dengan hanya
menggunakan aktiva lancar
Rasio Lancar
(Current ratio)
Aktiva lancar : kewajiban lancar Uji kemampuan membayar utang jangka
pendek
Acid test ratio (Kas + sekuritas yang dapat
diperdagangkan + piutang lancar) :
kewajiban lancar
Uji kemampuan membayar utang jangka
pendek tanpa tergantung pada persediaan
Perputaran
piutang usaha
Penjualan kredit : rata-rata piutang
usaha
Ukuran kasar mengenai berapa kali
piutang usaha perusahaan dikonversi
menjadi kas dalam satu tahun
Periode rata-rata
pelunasan
piutang
365 hari : perputaran piutang usaha Ukuran rata-rata jumlah hari yang
diperlukan untuk menagih piutang usaha
Perputaran
persediaan
HPP : rata-rata persediaan Ukuran berapa kali persediaan
perusahaan terjual selama setahun
Jumlah hari untuk
menjual
persediaan
365 hari : perputaran persediaan Ukuran rata-rata jumlah hari yang
diperlukan untuk menjual persediaan
Times interest
earned
Laba sebelum beban bunga dan
pajak : beban bunga
Ukuran kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga
Debt to equity
ratio
Total kewajiban : ekuitas pemegang
saham
Ukuran jumlah aktiva yang disediakan
oleh kreditur untuk tiap Rp aktiva yang
disediakan oleh pemegang saham