akl sap 4

13
Kepailitan merupakannlangkah terakhir yang dapat diambil oleh usaha yang mengalami tekanan keuangan.sebelum langkah ini diambil, manajemen biasanya berupaya keras untuk bekerjasama dengan kreditur perusahaan untuk memenuhi klaimkreditur, sekaligus berupaya untuk memastikan elangsungan usaha perusahaan Tindakan non yudisial Perjanjian formal antar perusahaan dan kreditur merupakan tindakan yang mengikat secara hukum tetapi tidak berada di bawah pengadilan. Perjanjian restrukturisasi hutang Perjanjian antara perusahaan debitur dengan satu atau lebih kreditur merupakan hal yang umum bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan untuk sementara waktu. Pihak debitur dapat mengajukan pepanjangan waktu jatuh tempo hutang, meminta penurunan suku bunga hutang,atau meminta modifikasi persyaratan dalam kontrak hutang. Contoh,kebanyakan bank lebih suka untuk terus bekerja sma dengan satu nasabah yang sedang mengalami kesulitan keuangan untuk sementara waktu ketimbang memaksa nasabah tersebut untuk pailed. Pengalaman menunjukan bahwa bank pada akhirnya akan memperoleh bagian piutang yang lebih besar dan terus memiliki nasabah dimasa depan. Jika mereka membantu pihak debitur dengan kesulian keuangan melalui restrukturisasi utang. Bentuk perjanjian restrukturisasi utang yang lain adalah perjanjian komposisi. Dalam kasus ini, pihak kreditur bersepakat

description

akl

Transcript of akl sap 4

Page 1: akl sap 4

Kepailitan merupakannlangkah terakhir yang dapat diambil oleh usaha yang mengalami

tekanan keuangan.sebelum langkah ini diambil, manajemen biasanya berupaya keras untuk

bekerjasama dengan kreditur perusahaan untuk memenuhi klaimkreditur, sekaligus berupaya

untuk memastikan elangsungan usaha perusahaan

Tindakan non yudisial

Perjanjian formal antar perusahaan dan kreditur merupakan tindakan yang mengikat

secara hukum tetapi tidak berada di bawah pengadilan.

Perjanjian restrukturisasi hutang

Perjanjian antara perusahaan debitur dengan satu atau lebih kreditur merupakan hal yang umum

bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan untuk sementara waktu. Pihak debitur

dapat mengajukan pepanjangan waktu jatuh tempo hutang, meminta penurunan suku bunga

hutang,atau meminta modifikasi persyaratan dalam kontrak hutang. Contoh,kebanyakan bank

lebih suka untuk terus bekerja sma dengan satu nasabah yang sedang mengalami kesulitan

keuangan untuk sementara waktu ketimbang memaksa nasabah tersebut untuk pailed.

Pengalaman menunjukan bahwa bank pada akhirnya akan memperoleh bagian piutang yang

lebih besar dan terus memiliki nasabah dimasa depan. Jika mereka membantu pihak debitur

dengan kesulian keuangan melalui restrukturisasi utang.

Bentuk perjanjian restrukturisasi utang yang lain adalah perjanjian komposisi. Dalam kasus ini,

pihak kreditur bersepakat untuk menerima klien dengan nilai yang lebih rendah dari nilai

pokoknya. Keuntungan bagi pihak kreditur adalah mereka akan segera menerima pembiayaan

tunai dan umumnya menegosiasikan suatu pembayaran tunai yang tersisa.

Manajemen komite kreditur

Melalui manajemen kreditur,kreditur menyetujui untuk membantu pihak debitur dalam

mengelola pembayaran yang paling efisien terhadap klain kreditur. Pembentukan komite kreditur

merupakan tindakan non yudisial yang umumnya diawali dengan rencana penyelesaian yang

diajukan oleh pihak debitur. Rencana penyelesaian ini merupakan dokumen lengkap yang berisi

schedule pembayaran yang menyebutkan utang khusus dan prakiraan pembayaran. Pihak

kreditur kemudian bekerjasama dengan debitur untuk melaksanakan rencana tersebut. Kreditur

Page 2: akl sap 4

dapat memutuskan untuk mengambil alih kendali operasi perusahaan debitur. Pihak kreditur

menujukan seorang trustee untuk mengambil alih tanggung jawab manajemen perusahaan

debitur trustee tersebut memberikan laporan kepada kreditur denan rekomendasi penyelesaian

akhir klain. Pihak trustee juga berupaya untuk menjalankan schedule pembayaran atau

sebaliknya malah merekomendasikan ke pailedtan sebagai alternative terbaik.

Pengalihan aset

Beberapa debitur dalam kesulitan keuangan dapat mengalihkan aset, seperti piutang atau

instrument keuangan lainnya, dalam upaya untuk memperoleh uang tunai. Contoh, debitur

dengan kebutuhan akan uang tunai dapat melakukan anjak piutang usaha dengan nilai diskon dan

kontrak yang dibuat dapat menentukan apakah piutang tersebut dijual bersyarat atau tanpa syarat.

Ketentuan bersyarat berarti pihak debitur harus menerima pengembalian setiap piutang usaha

yang tak tertagih yang sebelumnya dialihkan. Penyerahan kendali berarti aset yang dialihkan

tersebut telah dipisahkan dari pihak yang mengalihkan, dan kemudian pihak penerima

pengalihan memperoleh hak untuk menjanjikan atau menukar aset yang dialihkan, dan bahwa

pihak yang mengalihkan tidak mamiliki kendali efektif terhadap aset yang dialihkan, seperti

melalui perjanjian yang memperbolehkan pihak yang mengalihkan untuk membeli kembali atau

menebus aset yang dialihkan.

Tindakan yudisial

Kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang dilakukan oleh pengadilan niaga

dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan pedoman dalam undang undang kepailitan

No. 37/2004. UU kepailitan ini menyediakan kerangka yang diperlukan untuk pengajuan

kepailitan. Baik debitur maupun kreditur dapat memutuskan bahwa tindakan yudisial merupakan

yang terbaik dalam suatu keadaan tertentu. Pihak debitur dapat mengajukan sebuah petisi

sukarela untuk mendapat perlindungan yudisial dalam bentuk urutan pembebasan dari inisiasi

atau kelanjutan klain hukum yang diajukan kreditur kepada debitur. Cara yang lain adalah pihak

kreditur mengajukan sebuah petisi pemaksaan atas debitur. UU kepailitan memberikan dua

alternative utama berdasarkan perlindungan pengadilan niaga penundaan pembayaran.

Page 3: akl sap 4

Penundaan pembayaraan

Penundaan pembayaran memungkinkan untuk perlindungan legal dari tindakan kreditur selama

periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi perusahaan debitur dan mengembalikan

operasi keperusahaan ketingkat yang menguntungkan umumnya reorganisasi dapat dijelaskan

melalui 4P reorganisasi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan mengajukan petition

kepada pengadilan Negara untuk memperoleh protection dari pada krediturnya. Jika

perlindungan telah diberikan, perusahaan menerima surat perintah pembebasan untuk menunda

melakukan pembayaran atas utang utang sebelum petisi diajukan. Perusahaan masih terus

beroperasi sambil mempersiapkan plan of reorganization yang berfungsi sebagai pedoman

operasi selama masa reorgnisasi. Proceeding tersebut mencakup tindakan tindakan yang terjadi

dari saat diajukan hingga perusahaan menyelesaikan proses reorganisasi. Rencana tersebut harus

mencakup penjelasan lengkap mengenai tindakan yang diharapkan akan dilakukan oleh debitur

selama periode reorganisasi dan bagaimana tindakan tindakan ini akan menjadi kepentingan

terbaik bagi debitur dan kreditur pernyataan pengungkapan dikirim kepada seluruh kreditur dan

pihak pihak lain yang berwenang untuk memberikan suara terhadap rencana reorganisasi.

Pernyataan pengungkapan ini mencakup informasi yang memungkinkan pihak investor atau

kreditur yang rasional untuk membuat pertimbangan berdasarkan informasi mengenai kelayakan

rencana tersebut dan bagaimana rencana tersebut akan mempengaruhi kepentingan keuangan

seseorang dalam perusahaan debitur. Selanjutnya, pengadilan niaga akan mengevaluasi masukan

terhadap rencana yang diperoleh dari kreditur dan pihak lainnya, dan kemudian mengesahkan

atau menolak rencana reorganisasi tersebut. Neraca perusahaan dalam reorganisasi memiliki

beberapa sifat khusus, yaitu:

1. Kewajiban prapetisi yang akan dikompromikan sebagai bagian dari rencana reorganisasi

harus dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang tidak akan dikompromikan.

Kewajiban yang akan dikompromikan mencakup hutang yang tidak dijamin dan utang

lain yang terjadi sebelum perusahaan memasuki tahap reorganisasi. Kewajiban yang tidak

dapat diubah rencana reorganisasi mencakup kewajiban yang dijamin penuh yang tejadi

sebelum proses reorganisasi dan seluruh kewajiban yang terjadi setelah perusahaan

memasukan petisi untuk proses reorganisasi

Page 4: akl sap 4

2. Kewajiban hak harus dilaporkan sebesar perkiraan jumlah yang di pebolehkan oleh

pengadilan niaga. Jika estimasi yang memadai tidak mungkin dilakukan, maka klaim

tersebut harus diungkapkan dalam catatan kaki.

Laporan laba rugi untuk perusahaan dalam reorganisasi memiliki ketentuan khusus sebagai

berikut :

1. jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung dengan reorganisasi, seperti

biaya jasa hukum dan kerugian atas penjualan aset, harus dilaporkan secara terpisah

sebagai pos reorganisasi pada periode terjadinya. Namun demikian, setiap keuntungan

atau kerugian yang berasal dari operasi dalam penghentian,atau pos-pos luar biasa, haru

dilaporkan secara terpisah menurut PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan.

2. Sebagian pendapatan bunga yang diperoleh selama proses reorganisasi merupakan hasil

dari debitur yang tidak diwajibkan untuk melunasi utangnya dan menginvestasikan

sumber daya yang tersedia pada instrument yang menghasilkan bunga.

3. Laba per saham diungkapkan, namun antisipasi perubahan jumlah lebar saham biasa atau

setara saham biasa terjadi sebagai akibat proses reorganisasi harus diungkapkan.

Akuntansi Permuaan Baru

Pelaporan permulaan baru harus digunakan per tanggal konfirmasi rencana reorganisasi

jika 2 kondisi berikut terjadi:

1. Nilai reorganisasi aset dari entitasyang akan muncul sesaat sebelum tanggal

konfirmasi lebih kecil dari pada total seluruh kewajiban dan klaim pasca petisi.

2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum konfirmasi menerima

kurang dari 50% saham dengan hak suara dari entitas yang akan muncul . hali ini

menandakan bahwa pemegang saham lam telah kehilangan kendali atas perusahaan

yang akan muncul.

Akuntansi pemulaan baru menghasilkan entitas pelaporan yag baru. Nilai reorganisasi

merupakan nilai wajar entitas sebelum mempertimbangkan kewajiban dan mendekatijumlah

yang akan dibayar oleh seorang pembeli aset entitas yang berminat. Nilai reorganisasi ini

kemudian dialokasikan untuk aset yang menggunakan alokasi metode nilai dalam PSAK 22,

tentang akuntansi penggabungan usaha. Nilai reorganisasi yang melebihi jumlah yang

Page 5: akl sap 4

dialokasikan terhadap asset berwujud dilaporkan sebagai asset tidak berwujud yang disebut

sebagai nilai reorganisasi melebi jumlah yang dialokasikan pada asset yang dapat din

identifikasi. Kelebihan ini dicatat sesuai dengan PSAK 19 tentang asset tak berwujud.

Perusahaan yang tidak memenuhi persyarata untuk akuntansi prmulaan baru.

Banyak perusahaan yang memutuskan untuk merestrukturisasi operasinya sebagai bagian

dari rencana reorganisasi. Perusahaan – perusahaan tersebut yang tidak memenuhi untuk

akuntansi pemula baru mencatat biaya restrukturisasi,seperti biaya penutupan pabrik dan

pengurangan tenaga kerja, menggabungkan beberapa sisa operasi, dan sebagiannya berdasarkan

PSAK 58 tentang penghentian operasi. Pernyataan ini membolehkan pengakuan kewajiban atas

biaya terkait dengan berhentinya atau aktivitas pelepasan pada saat kewajiban tersebut terjadi,

bukan pada waktu yang lebih cepat pada saat perusahaan melakukan komitmen atas rencana

berhenti. Akuntansi untuk asset jangka panjang dilakukan berdasarkan PSAK 48 , tentang

penurunan nilai asset. Asset tetap dibedakan menjadi 1.) yang akan dimiliki dan digunakan 2.)

yang akan dilepaskan dengan menjual.

Keptusan manajemen untuk melepaskan segmen usaha diperhitungkan sebagai segen

dihentikan berdasarkan PSAK 57. PSAK 54 tidak berlaku untuk restrukturisasi utang bermasalah

dimana pihak debitur menyajikan ulang kewajiban secara umum dibawah pengawasan

pengadilan niaga. PSAK 54 hanya berlaku untuk transaksi restrukturisasi hutang tertentu.

Rencana Reorganisasi

Reorganisasi pada umumnya adalah pengaturan atau perbaikan mengenai susunan kapital suatu

perseroan, biasanya yang meliputi penarikan kembali semua efek yang belum diselesaikan, dan

penggantiannya dengan efek yang baru. Pada khususnya, adalah suatu recapitalization mengenai

suatu perseroan yang jatuh bangkrut, yang menetapkan, bahwa para pemegang saham, pemegang

obligasi, dan para kreditur menyetujui satu sama lain akan menyerahkan kepentingan-

kepentingan dan tuntutan-tuntutannya, dan membentuk suatu perseroan yang baru untuk

menyelesaikan hutang-hutang perseroan yang lama dan melanjutkan usaha-usahanya.

Rencana reorganisasi didasarkan pada prinsip keadilan dan kelayakan. Prinisip keadilan berarti

semua pihak harus diperlakukan secara adil (fair). Prinsip kelayakan berarti rencana tersebut

Page 6: akl sap 4

harus layak (bisa) dilakukan. Sebagai contoh, jika perusahaan mempunyai beban hutang terlalu

tinggi sedangkan kemampuan penjualan sangat kecil, maka reorganisasi tidak layak dilakukan.

Langkah-langkah reorganisasi:

1. Menentukan Nilai Perusahaan

Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah menghitung nilai

perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.

2. Menentukan Struktur Modal yang Baru

Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa

beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap tersebut, total hutang biasanya

akan dikurangi. Jika tidak ada lagi harapan bahwa operasi perusahaan akan berhasil, maka

likuidasi merupakan alternatif satu-satunya yang mungkin dilakukan oleh perusahaan.

Proses demikian dapat dimulai atas permintaan para kreditor karena perusahaan dianggap telah

bangkrut. Orang yang ditunjuk sebagai likuidator menjual seluruh aset perusahaan seharga nilai

realisasinya nanti. Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (1) melalui penyerahan,

yaitu proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan, dan (2) melalui kepailitan formal

berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan khusus.

Undang – Undang Kepailitan dan Likuidasi

Likuidasi dilakukan oleh pengadilan niaga untuk kepentingan kreditur dan pemegang saham.

Maksud dilakukannya likuidasi adalah untuk memaksimalkan jumlah uang neto yang diperoleh

dari penjualan aset debitur. Proses likuidasi seringkali diselesaikan dalam 6 hingga 12 bulan, san

selama periode tersebut, trustee harus menyampaikan laporan secara berkala kepada pengadilan

niaga. Seluruh aspek likuidasi diatur dalam UU nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan

Bagian 1,2 &3.

Ilustrasi Akuntansi dan Pelaporan Trustee

Pada tanggal 31 Desember 20X6, Abimanyu diangkat menjadi pihak trustee untuk

bertanggungjawab atas proses likuidasi PT Induk. Abimanyu akan diperolehkan untuk

menjalankan perusahaan dalam jangka pendek untuk menentukan apakah perusahaan dapat

dijual secara utuh atau sebaliknya terpecah-pecah. Selama waktu tersebut, pihak trustee harus

mengurangi jumlah utang jangka pendek yang dimiliki PT Induk. Jika penjualan secara utuh

tidak menggembirakan, maka Abimanyu diarahkan untuk melikuidasi perusahaan. Abimanyu

Page 7: akl sap 4

menerima aset pada tanggal 31 Desember 20X6 dan melakukan beberapa transaksi selama bulan

Januari 20X7.

Ayat jurnal (4) mencatat pengalihan aset dari PT Induk pada Abimanyu. Abimanyu kemudian

mengakui aset sebesar nilai bukunya seperti yang dilaporkan oleh PT Induk. Piutang usaha

tertanggal “lama” untuk dicatat bahwa ini merupakan badian dari aset yang ditransfer. Kredit

sebesar Rp155.000.000 pada PT Induk –Dalam Posisi sebagai Penerima merupakan kewajiban

trustee. Pada buku PT Induk, akun resiprokal, Abimanyu-Penerimaan merupakan piutang.

Perhatikan, tidak ada kewajiban yang dialihkan. Kewajiban ini tetap ada buku PT Induk karena

merupakan tanggung jawab legal dari PT Induk.

Transaksi trustee dicatat pada cara yang biasa dalam ayat jurnal (5) hingga (8). Perbedaan satu-

satunya adalah perbedaan antar akun “lama” yang merupakan bagian dari aset yang dialihkan

dan akun-akun “baru” yang berasal dari transaksi pihak trustee.

Pihak trustee membayar sebesar Rp20.000.000 dari utang PT Induk dan membayar

Rp10.000.000 untuk wesel bayar yang dijamin sebagian. Dalam ayat jurnal (9), debit sebesar

Rp30.000.000 dibuat untuk akun kewajiban PT Induk-Dalam Posisi sebagai Penerima. PT Induk

membuat ayat jurnal yang berkaitan untuk mengurangi utang usaha dan wesel bayar, dan untuk

mengurangi piutang, Abimanyu-Penerima.

Ayat jurnal sisanya (10) hingga (14) menyelesaikan transaksi, menyesuaikan buku dan menutup

buku pada akhir periode pertama penerimaan. Operasi tersebut menghasilkan laba neto pada

akun penerima dalam buku trustee. Ayat jurnal yang berkaitan dengan buku PT Induk

meningkatkan akun penerima dan akun saldo laba.

Ayat jurnal merupakan dasar laporan realisasi dan likuidasi untuk bulan Januari 20X7. Laporan

ini disampaikan kepada pengadilan niaga untuk menunjukan kondisi terkini proses likuidasi dan

melaporkan tanggung jawab fidusia Abimanyu, sebagai trustee. Laporan realisasi untuk PT

Induk, sebagaimana yang dilaporkan oleh Abimanyu, disajikan pada Figur 17-10.

Ayat jurnal Trustee dan Perusahaan Debitur selama Proses Likuidasi

1. Laporan ini dimulai dengan akuntansi aset yang diterima dari PT Induk dan aset yang

diperoleh pihak trustee. Bagian aset yang direalisasi melaporkan penerimaan hasil penjualan

Page 8: akl sap 4

aset. Sebagai contoh, efek yang dapat dipasarkan dijual dengan Rp9.000.000, yang berarti lebih

besar Rp1.000.000 dari nilai bukunya. Penjualan presediaan juga dilaporkan sebesar jumlah

penerimaan dana secara keseluruhan.

2. Pos-pos pendukung mencangkup beban operasi yang dibayarkan sebesar Rp13.000.000, beban

penerimaan sebesar Rp5.000.000 dan keuntungan neto sebesar Rp4.000.000 sebagai pos

penyeimbang. Penting untuk diperhatikan bahwa alokasi biaya tidak dimaksudkan dalam pos

tambahan. Sebagai contoh, pihak trustee mengakui beban depresiasi sebesar Rp10.000.000,

beban piutang tak tertagih sebesar Rp3.000.000 dan kadaluwarsa aset yang dibayar di muka

sebesar Rp1.000.000.

3. Bagian terakhir laporan ini melaporkan kewajiban. Pihak trustee bertanggungjawab untuk

melikuidasi utang yang ada sebelumnya sebesar Rp 183.000.000 dan telah menimbulkan utang

tambahan sebesar Rp20.000.000 selama bulan berjalan. Total utang sebesar Rp34.000.000 telah

dilikuidasi, sehingga masih terdapat kewajiban sebesar Rp169.000.000 yang harus dilikuidasi.

4. Saldo laporan adalah sebesar Rp503.000.000, yang mengindikasikan seluruh pos yang

dilaporkan.

Pihak trustee memberikan laporan realisasi dan likuidasi kepada pengadilan niaga setiap

bulannya. Selain itu, laporan arus kas yang pendek dibuat untuk meringkas penerimaan kas dan

pengeluaran kas setiap bulannya.