Akhlak kepada hewan

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam. Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak langsung akan merusak kehidupan manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar, bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan,tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta. Al-Qur’an telah mengingatkan manusia bahwa segala kerusakan yang ada didunia ini akibat dari perbuatan manusia. Manusia serakah yang hanya mementingkan kepentingan dirinya demi mendapatkan kenikmatan dunia . Allah berfirman : Artinya:”Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut disababkan kerena ulah tangan-tangan manusia”(Q.S. Ar-Rum:41) Apa yang disebutkan oleh al-Qur’an pada ayat diatas telah dapat kita lihat sejak dahulu. Kerusakan yang ada di alam seperti global warning adalah salah satu bukti bahwa manusialah yang sebenarnya merusak alam ini. Dan ketika pemanasan global ini semakin parah, barulah manusia sadar dan mencoba untuk memperbaikinya. 1

description

Akhlak kepada hewan

Transcript of Akhlak kepada hewan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangManusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan alam. Dunia yang menjadi tempat tinggal manusia beserta isinya sama-sama makhluk Allah yang selalu memuji asma-Nya. Merusak alam berarti secara tidak langsung akan merusak kehidupan manusia karena manusia sangat bergantung pada alam. Akhlak kepada alam berarti tingkah laku kita kepada lingkungan sekitar, bagaimana kita bisa menjaga apa yang ada disekitar kita baik berupa hewan,tumbuh-tumbuhan, gunung, sungai dan lain sebagainya. Bahkan secara lebih luas, akhlak kepada alam berarti bagaimana cara kita berbuat baik kepada seluruh ciptaan Allah yang ada di alam semesta. Al-Quran telah mengingatkan manusia bahwa segala kerusakan yang ada didunia ini akibat dari perbuatan manusia. Manusia serakah yang hanya mementingkan kepentingan dirinya demi mendapatkan kenikmatan dunia . Allah berfirman :

Artinya:Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut disababkan kerena ulah tangan-tangan manusia(Q.S. Ar-Rum:41)Apa yang disebutkan oleh al-Quran pada ayat diatas telah dapat kita lihat sejak dahulu. Kerusakan yang ada di alam seperti global warning adalah salah satu bukti bahwa manusialah yang sebenarnya merusak alam ini. Dan ketika pemanasan global ini semakin parah, barulah manusia sadar dan mencoba untuk memperbaikinya.Sebagian umat Islam salah memahami doktrin Islam tentang najis besar (najis mughaladzah) yang berasal dari hewan. Kesalahan pemahaman ini mengakibatkan tindakan di luar batas kewajaran terhadap binatang yang dinilai membawa kenajisan, seperti anjing. Padahal Islam mengajarkan sikap lemah lembut terhadap binatang apapun. Kalaupun kita harus membunuh karena mereka karena mengganggu atau memang untuk dimakan, ditetapkan oleh Allah harus dengan cara-cara yang lembut dan kasih sayang, jauh dari penyiksaan.

B. Rumusan Masalah1) Jelaskan Akhlak terhadap Hewan!2) Jelaskan Akhlak terhadap tumbuhan!3) Jelaskan Akhlak terhadap Alam Semesta!

C. Tujuan1) Mengetahui akhlak kepada Hewan2) Mengetahui akhlak kepada Tumbuhan3) Mengetahui akhlak kepada Alam Semesta

BAB IIPEMBAHASAN

A. AKHLAK TERHADAP HEWANSeorang muslim beranggapan bahwa kebanyakan hewan adalah makhluk mulia, maka dari itu ia menyayanginya karena Allah sayang kepada mereka dan ia selalu berpegang teguh kepada etika dan adab berikut ini.1) Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, sebab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :

"Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya)" [HR Al-Bukhari : 2363]

"Barangsiapa yang tidak belas kasih niscaya tidak dibelaskasihi" [HR Al-Bukhari ; 5997, Muslim : 2318]

"Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit" [HR At-Tirmdzi : 1924]

2) Menyayangi dan kasih sayang kepadanya, sebab Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah.

"Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran" [HR Al-Bukhari : 5515, Muslim : 1958] [Redaksi ini riwayat Ahmad : 6223]Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya , dan karena beliau juga telah bersabda. "Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya". Beliau mengatakan hal tersebut setelah beliau melihat seekor burung berputar-putar mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang sahabat" [HR Abu Daud : 2675 dengan sanad shahih]

3) Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya" [HR Muslim : 1955]

4) Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan membuatnya kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu, menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : "Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga di bumi" [HR Al-Bukhari : 3482]

Ketika beliau berjalan melintasi sarang semut yang telah dibakar, beliau bersabda.

"Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb (Tuhan) pemilik api" [HR Abu Daud : 2675, hadits shahih]5) Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena beliau telah bersabda, " Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali" [HR Muslim : 1198]. Juga ada hadits shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan mengutuknya.

6) Boleh memberi wasam (tanda/cap) dengan besi panas pada telinga binatang ternak yang tergolong na'am untuk maslahat, sebab telah diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam memberi wasam pada telinga unta shadaqah dengan tangan beliau yang mulia. Sedangkan hewan lain selain yang tergolong na'am (unta, kambing dan sapi) tidak boleh diberi wasam, sebab ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ada seekor keledai yang mukanya diberi wasam beliau bersabda, "Allah mengutuk orang yang memberi wasam pada muka keledai ini" [HR Muslim : 2117]

7) Mengenal hak Allah pada hewan, yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu tergolong yang wajib dizakati.

8) Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan dzikir kepada Allah. Sebab Allah telah berfirman.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah" [Al-Munafiqun : 9]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah bersabda berkenaan dengan kuda : "Kuda itu ada tiga macam. Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi seseorang menjadi pelindung dan kuda bagi seseorang menjadi dosa. Adapun kuda yang mendatangkan pahala adalah kuda seseorang yang dipangkal untuk fisabilillah, ia banyak berdiam di padang rumput atau di taman. Maka apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang rumput atau di taman itu, maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan. Dan sekiranya ia meninggalkannya lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi, maka jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala kebajikan baginya. Maka dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi pemiliknya. Kuda yang diikat oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta) dan ia tidak lupa akan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala pada leher ataupun punggung kuda itu, maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan kuda yang diikat (dipangkal) oleh seseorang karena kebanggaan, riya dan memusuhi orang-orang Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa baginya" [HR Al-Bukhari : 2371]

B. AKHLAK TERHADAP TUMBUHANDiantara anugrah Allah kepada manusia adalah diciptakanNya tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya. Berikut beberapa cara menyayangi tumbuhan:1. Merawat tanaman Manusia perlu menyayangi tumbuh-tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan seperti daunnya, maupun tumbuh-tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu diberi air sesuai dengan kebutuhannya. Juga merawat tanaman agar tidak dimakan hama, semuanya itu agar tumbuh subur demi kelangsungan hidup manusia.Dan membersihkan rumput-rumput yang tidak berguna (gulma).

2. Tidak merusak dan menebang pohon sembarangan Allah swt. Berfirman dalam Q.S. al-Naziat[79]: 31-32(31)ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (32)dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh[1].Dari ayat tersebut, lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak lingkungan hidup. Usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan. Allah berfirman dalam Q.S. al-Rum[30]: 41, telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sehingga akhirnya, akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir, tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering dibicarakan yaitu global warming sedang mengancam manusia. Dalam Q.S. al-Baqarah[2]: 205, Allah swt. Berfirman yang terjemahnya: dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.

3. Tidak memetik daun, bunga, atau buahnya jika tidak diperlukanTerkadang kita sebagai manusia, dengan sengaja tangan jahil manusia memetik daun, bunga, atau buah yang tidak kita butuhkan. Itu mengakibatkan apa yang kita petik menjadi mubadzir. Untuk itu bagian tumbuhan yang tidak kita butuhkan, hendaknya dibiarkan hidup. Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.

4. Menjaga kebersihan alam (QS.Al Baqarah: 11-12,204-205)Persekitaran yang bersih membolehkan kita menyedut udara yang segar. Udara yang bersih merupakan nikmat yang sangat bernilai kepada kehidupan manusia. Kawasan yang segar dan bersih lazimnya dipenuhi dengan tumbuhan menghijau. Tumbuh-tumbuhan membebaskan oksigen ke udara dan membolehkan badan kita mendapat bekal oksigen sesuai kebutuhan hidup kita.

5. Tidak buang hajat dibawah pohon berbuahJangan buang air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh, di sumber air, di tempat pemandian, di bawah pohon yang sedang berbuah, atau di air yang mengalir ke arah orang-orang yang sedang mandi atau mencuci." (H.R. Muslim, Tirmidzi)

6. Memelihara pohon tanamanManusia boleh saja menebangi pohon-pohon besar untuk keperluan pemuasan hidup, namun perlu adanya kesadaran. Seperti penebangan dengan sistem tebang pilih, penanaman benih-benih muda, dan penanaman kembali hutan yang gundul. Allah swt.

7. Menanam tanaman yang memberikan manfaatPepohonan sangatlah bermanfaat, pohon besar dapat menyimpan banyak cadangan air untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Selain itu tanaman sayuran untuk memasak, bahkan tanaman obat-obatan sebaiknya dibudidayakan.

8. Membayar zakat hasil tanamanDalam Surat Al-Baqarah ayat 267Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah menyuruh umatnya untuk menzakatkan hasil bumi yang dikelolanya, misalnya pertanian, perkebunan, dan sebagainya dengan maksud, agar manusia saling berbagi terhadap sesamanya. Selain itu zakat juga sangat bermanfaat untuk mensucikan harta kita. Dan Allah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin jika mau mengeluarkan sebagian hartanya untuk sesamanya yang kurang mampu.

C. AKHLAK TERHADAP ALAM SEMESTAAlam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain Allah. Allah melalui Al quran mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam semesta beserta isinya.Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan cara melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :1. melarang penebangan pohon-pohon secara liar;2. melarang perburuan binatang secara liar;3. melakukan reboisasi;4. membuat cagar alam dan suaka margasatwa;5. mengendalikan erosi;6. menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai;7. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat;8. memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya.

Manusia di bumi sebagai khalifah, mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik.Allah berfirman : {77}Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al Qashash[28] :77)Adapun akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan adalah sebagai berikut.1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman :

{190}

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran[3] : 190)

2.Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam dan isinya ini untuk manusia. Allah berfirman :

{22}

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al Baqarah[2] : 22)

Musibah yang menimpa manusia pada hakekatnya adalah natijah(peringtatan) dari perbuatannya sendiri. Jadi, sebagai konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu, manusia harus bertanggungjawab. Tanggungjawab di dunia berupa : a) kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan lingkungan itub) memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat berfungsi kembali sesuai tujuan penciptaannyac) membayar ganti rugi, sekiranya perbuatannya itu merugikan negara atau masyarakat. Sedangkan tanggungjawab akhirat, berupa sanksi yaitu dosa dan neraka. Jadi, seorang yang merusak lingkungan, harus diberi sanksi, baik sanksi negara maupun sanksi agama.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANManusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada di langit dan di bumi . hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan memanfaatkan dan memelihara yang ada di sekelilingnya dengan baik. Sebagaimana manusia telah dipilih allah sebagai khalifah dibumi. Dengan menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya manusia tidak boleh melampaui apa yang digariskan oleh Allah.Lingkungan harus diperlakukan dengan baik dan selalu menjaga, merawat, dan melestarikannya dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik merupakan salah satu sikap dari etika.Dan binatang adalah makhluk Allah juga yang harus kita kasihi seperti kepada orang-orang disekitar kita.

B. SARANSebagai muslim yang mengikuti sunnah Rasullullah, seharusnya bisa lebih menyayangi binatang, apalagi kalau itu binatang peliharaan di rumah. Serta menjaga lingkungan atau alam sekitar agar tidak terjadi kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmayadi, Hilman. 2013. Akhlak Rasulullah terhadap Hewan atau Binatang. http://hilmankus.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015.

Al-Jaza'iri , Syaikh Abu Bakar Jabir. 2004. Adab terhadap Hewan. http://almanhaj.or.id. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015.

Anonim. 2012. Adab terhadap Tumbuhan. http://prilla-widyanisa2012.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015.

Anonim. 2014. Akhlak kepada Alam Semesta. http://chusnulnuraeni.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015.

9