PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP … · PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP...

110
PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS V SDI DARUL MU’MININ CILEDUG TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah SatuSyaratMencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Syifa Fauziyah 1111011000089 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP … · PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP...

PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAPPERILAKU SISWA KELAS V SDI DARUL MU’MININ CILEDUG

TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah SatuSyaratMencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Syifa Fauziyah

1111011000089

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016

iv

ABSTRAK

Syifa Fauziyah (NIM: 1111011000089): Pengaruh Pembelajaran AkidahAkhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin Ciledug KotaTangerang

Pembelajaran Akidah Akhlak memiliki pengaruh penting dalam kaitannyadengan pendidikan anak. Kerapkali kemunduran anak di sekolah seringdisebabkan oleh keadaan pembelajaran di sekolah. Melalui pembelajaran akidahakhlak maka akan sangat membantu anak untuk berprilaku yang baik atauberakhlakul karimah. Baik buruknya pembelajaran akidah akhlak turutmempengaruhi terhadap perilaku siswa, karena sekolah ikut serta dalam upayamembentuk karakter seorang anak berdasarkan study penelitian si SDI DarulMu’minin Ciledug Kota Tangerang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antaraPembelajaran Akidah Akhlak terhadap perilaku siswa, seberapa besar kontribusiyang diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki signifikansi atau tidak.

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa perilaku siswa memilikiketergantungan terhadap pembelajaran akidah akhlak. Dari asumsi tersebut, makadiajukan suatu hipotesis bahwa “ semakin efektif pembelajaran akidah akhlak disekolah maka semakin baik perilaku siswa ”. Untuk membuktikan hipotesistersebut, di adakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif, dan teknikpengambilan datanya dilakukan dengan angket dan kuesioner. Sedangkan teknikanalisis datanya melalui analisis regresi.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh hasil bahwa : 1 pembelajaranakidah akhlak mencapai kualifikasi tinggi (skor 4.24); 2 realitas perilaku siswamencapai kualifikasi tinggi (skor 3.96); realitas pengaruh antar keduanya : a)realitas korelasinya termasuk tinggi (skor 0,74); b) kadar pengaruhnya 54,8% danmasih ada 45,2% di pengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhinya; c)hipotesisnya di terima ( thitung 10,3 > ttable 1,98)

v

ABSTRAK

Syifa Fauziyah (NIM: 1111011000089): Pengaruh Pembelajaran AkidahAkhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin Ciledug KotaTangerang

Learning Akidah Akhlak has important influence in relation to the child'seducation. These setbacks in school is often caused by circumstances of learningat school. Through the moral soundness of learning it will be very helpful forchildren to behave is good or berakhlakul karimah. Good bad the moral soundnessof plundering of learning affect against the student behavior, because the schoolparticipated in an attempt to form a child's character is based on a research studythe SDI Darul Mu'minin Ciledug Tangerang.

This research aims to find out whether there is influence between the Moralsoundness of Learning towards student behavior, how big the contributionsprovided, and whether it has significance or not.

In this study it is assumed that the student as a dependency behavior towardslearning moral creed. From that assumption, then proposed a hypothesis that "themore effective learning moral creed at school then the better student behavior". Toprove the hypothesis, in the conduct of research using quantitative methods, andtechniques where data retrieval is done with question form and questionnaire.While its data analysis techniques through regression analysis.

Based on the results of the analysis of the data obtained results that: l).learning moral creed qualify high (score 4.24); 2). Reality of student behavioraccomplishing high qualifications (score 3.96); the reality of influence betweenthe two: a) the reality correlation including high (score 0.74); b) levels ofinfluence 54.8% and still no 45.2% in influence by other factors that affected him;c) whose hypotheses in receive (10.3 thitung > ttable 1.98)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabibbil-a’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT yang

telah memberikan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon

pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa

sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam

tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, makhuk mulia

yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita

pada jalan yang di ridhai Allah SWT. Terimakasih yang teramat banyak kepada

kedua orang tua tercinta Ayahanda Nasril Latief dan Ibunda Rodiyah

Widyaningrat, atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang

telah mengajarkan penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah

mendidik penulis dengan kasih sayang. Semoga kita selalu dikumpulkan dalam

rahmah-Nya di dunia maupun di akhirat. Allahumma ij’alna jam’an hadza jam’an

marhuman wa tafarruqana mim ba’dihi tafarruqan ma’shuman.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka

penulis mengucapkan terima kasih juga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Marhamah Saleh. Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Achmad Gholib, M.Ag Dosen pembimbing yang selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.

vii

5. H. Imam Asy’ari, M.Ag, Kepala Sekolah SDI Darul Mu’minin yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDI Darul

Mu’minin.

6. Adik-adikku tersayang Ahmad Faishal Imaddudin, Shofi Nurul Fathiyyah

dan Gina Rahelia Maqbillah, serta seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan dan mendoakan kepada penulis selama ini.

7. Teruntuk Darojatul Adzkaa, Deri Ardito Satria dan Nisa Colica Sri Rizki

kalian adalah sahabat-sahabat super terimakasih sudah menjadi sahabat

sekaligus pembimbing skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini selesai.

8. Sahabat-sahabat ku Iis Sudiyanti, Huda Tsaniati Zidni, Astrid Brenda

Maharani Chaniago, Nada Rohmah, Nuni Nuraeni Zahro, Fitri Alfiani,

Anila Safitri, serta Sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. Teman-teman PSM UIN Jakarta Opera, Subito, Isaka, Laja, Tehyan,

Mujazz, Gupa, Parda, Lullaby, Gisti, Apis, Adante, Mpo Tira, Guji, Orato,

Senandung, Angelom, Onike, Laning, Miwaltz, Ody, Landu, Tembang,

Sabrin, serta teman-teman PSM yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih sudah memberikan warna yang berbeda dalam proses

pengerjaan skripsi ini, canda, tawa, tangis, serta berbagai pengalaman yang

kita jalani bersama sangat berharga tak ternilai harganya dan akan selalu di

kenang. Saya bangga menjadi bagian dari kalian PSM UIN Jakarta.

10. Teman-teman seperjuangan PAI C 2011yang senantiasa membantu dalam

penyelesaian skripsi ini baik motivasi dan doa dari kalian semua.

11. Adik-adik kelas V SDI Darul Mu’minin yang telah mendukung proses

berjalannya penelitian.

viii

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-

mudahan segala bimbingan, dan bantuan, dan doa yang telah diberikan mendapat

imbalan dari Allah SWT. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca.

Jakarta, 22 Juni 2016

Syifa Fauziyah

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……...……………………… ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ……………………………. iii

ABSTRAK ……………………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………… v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………………. 7

C. Pembatasan Masalah ……………………………………………… 7

D. Rumusan Masalah ………………………………………………… 8

E. Tujuan Penalitian …………………………………………………. 8

F. Kegunaan Penelitian ………………………………………………. 8

BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………. 10

A. Tinjauan Pembelajaran Akidah Akhlak …………………………… 10

1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak …………………....... 10

2. Ruang Lingkup Akidah Akhlak ……………………………….. 14

a. Ruang Lingkup Akidah ……………………………………. 14

b. Ruang Lingkup Akhlak ……………………………………. 15

3. Aspek-aspek Akidah Akhlak ………………………………….. 17

a. Aspek Akidah ……………………………………………... 17

b. Aspek Akhlak ……………………………………………... 17

c. Aspek Adab Islami ………………………………………... 18

x

d. Aspek Kisah Teladan ……………………………………... 18

4. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak ………………………… 19

B. Perilaku Siswa …………………………………………………….. 21

1. Pengertian Perilaku ……………………………………………. 21

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Siswa …………... 23

3. Indikator Perilaku Siswa ………………………………….…… 26

a. Hubungan Manusia dengan Allah …………………………. 26

b. Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia ……………. 30

c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar ……...…………. 34

C. Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadapa Perilaku Siswa .. 37

D. Penelitian yang Relevan …………………………………………… 37

E. Kerangka Berpikir ……………………………………..………….. 39

F. Hipotesis Penelitian ……………………………………………….. 40

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………. 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………...………………… 41

B. Metode Penelitian …………………………………………………. 41

C. Variabel Penelitian ………………………………………………… 42

D. Populasi dan Sample ………………………………………………. 42

E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 42

F. Teknis Analisis Data ………………………………………………. 45

G. Hipotesis Statistik ………………………………………………….. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN ……………...…………………….. 49

A. Profil Darul Mu’minin ……………………………………………… 49

B. Deskripsi Data ……………………………………………………… 51

C. Analisis Regresi Linier Sederhana …………………………………. 70

D. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) ……………………………. 77

E. Hasil Wawancara …………………………………………………… 78

xi

BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 80

A. Kesimpulan …………………………………………………………. 80

B. Saran ………………………………………………………………… 81

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... xiii

LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Guru menguasai materi yang diajarkan ………………………….. 51

Tabel 2 Pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak ……………... 52

Tabel 3 Guru mengajarkan agar selalu menghormati kedua Orang tua …… 52

Tabel 4 Guru menggunakan metode saat belajar …………………………. 53

Tabel 5 Siswa mengerti pelajaran yang disampaikan Guru ………………. 53

Tabel 6 Suasana belajar Aqidah Akhlak …………………………………. 54

Tabel 7 Guru menggunakan metode ceramah ……………………………. 54

Tabel 8 Guru menggunakan metode tanya jawab ……………………….. 55

Tabel 9 Guru memberikan pertanyaan di akhir pelajaran ……………….. 55

Tabel 10 Guru memberikan latihan soal setelah menyampaikan materi ….. 56

Tabel 11 Guru Aqidah Akhlak memberikan tugas pada pertengahan semester.56

Tabel 12 Guru Aqidah Akhlak menilai tugas siswa …………….…………. 57

Tabel 13 Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar ……… 58

Tabel 14 Siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru ……. 58

Tabel 15 Suasana belajar menyenangkan dan tidak membosankan …………. 58

Tabel 16 Daftar jawaban responden untuk Variabel X ……………………… 59

Tabel 17 Siswa langsung melaksanakan sholat ketika adzan berkumandang .. 61

Tabel 18 Siswa mengerjakan sholat Sunnah ………………………………… 61

Tabel 19 siswa malas mengerjakan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan……… 62

xiii

Tabel 20 Siswa mematuhi nasihat orang tua ………………………………… 62

Tabel 21 Siswa membiarkan Orang Tuanya ketika sakit ……………………. 63

Tabel 22 Siswa membantah perkataan orang tua ……………………………. 63

Tabel 23 Jika bertemu dengan Guru siswa memberikan salam ……………... 64

Tabel 24 Siswa membantu temannya ketika mengalami kesulitan ………….. 64

Tabel 25 Siswa membiarkan temannya ketika sedang tidur di kelas ………... 65

Tabel 26 Siswa memarahi temannya yang meminta maaf …………………... 65

Tabel 27 Siswa mengerjakan PR di rumah ………………………………….. 66

Tabel 28 Siswa membuang sampah pada tempatnya …………………….….. 66

Tabel 29 Siswa turut memelihara tanaman agar dapat tumbuh dengan baik ... 67

Tabel 30 Siswa membiarkan tanaman tumbuh tanpa perawatan………….….. 67

Tabel 31 Siswa tidak menyakiti hewan yang ditemui …………………….…. 68

Tabel 32 Siswa mengganggu hewan ………………………………………… 69

Tabel 33 Daftar Jawaban Responden untuk Variabel Y …………………….. 69

Tabel 34 Tabulasi Data Penelitian …………………………………………... 65

Tabel 35 Tabel Variable yang di masukkan …………………………………. 69

Tabel 36 Nilai Korelasi ……………………………………………………… 70

Tabel 37 Table ANOVA …………………………………………………….. 70

Tabel 38 Coefficients ………………………………………………… …….. 71

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

ditinggalkan dalam kehidupan setiap manusia. Hal itu dikarenakan bahwa

dengan pendidikan manusia mampu mengangkat harkat martabat dirinya

menuju kepada peradaban budaya dan pola berfikir yang lebih maju, dinamis

dan ilmiah.

Berkaitan dengan pendidikan yang berlandaskan ketuhanan, pendidikan

Agama Islam merupakan upaya untuk menanamkan ajaran Agama Islam

kepada manusia, salah satunya adalah mempelajari dan menanamkan Akidah

dan Akhlak yang baik agar tercermin pribadi muslim yang baik, selain

dipelajari akhlak tersebut wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Akhlak adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar

memahami ajaran Islam (knowing) terutama dalam aspek Akidah (tauhid) dan

Akhlak, terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam

dalam kehidupan sehari-hari (being) sehingga mencerminkan ajaran Agma

Islam yang Rahmatan lil alamin.1

Ajaran Islam membimbing umat manusia dimulai dengan memperbaiki

akhlak. Apabila akhlak manusia baik, maka keluarga, masyarakat dan

bangsanya akan baik pula. Islam senantiasa mengajarkan agar setiap umat

selalu berusaha memperbaiki akhlak pribadi dan masyarakatnya. Lingkungan

masayarakat yang rusak agar segera di ubah akhlaknya, sehingga perbuatan

dan perilakunya menjadi baik.

1 Khalimi, Pembelajaran Akidah dan Akhlak, (Jakarta: KEMENAG, 2009) h. 51

2

Dalam kehidupan sehari-hari akhlak merupakan hal yang sangat penting

dalam bertingkah laku. Dengan akhlak yang baik seseorang tidak akan

terpengaruh hal-hal yang negatif. Dalam Agama Islam telah diajarkan kepada

semua pemeluknya agar dirinya menjadi manusia berguna untuk dirinya serta

berguna bagi orang lain. Manusia yang berakhlak dapat menghiasi dirinya

dengan sifat kemanusiaan yang sempurna, menjadi manusia yang shaleh

dalam arti yang sebenarnya, selalu menjaga kualitas kepribadiaanya sesuai

dengan tuntunan Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Perhatian terhadap pentingnya akhlak itu semakin kuat, yaitu disaat

manusia dizaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang

serius, kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa yang

bersangkutan. Praktik hidup yang menyimpang dan penyalahgunaan

kesempatan dengan mengambil bentuk perbuatan sadis dan merugikan orang

lain tumbuh subur di wilayah yang tak berakhlak. Korupsi, kolusi,

penodongan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, tawuran antar pelajar

dan warga, dan perampasan hak-hak asasi manusia pada umumnya terlalu

banyak yang dapat dilihat dan disaksikan. Cara mengatasianya bukan hanya

dengan uang, ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus dibarengi dengan

penenangan dibidang mental spiritual (menanamkan akidah yang kuat) dan

akhlak yang mulia.2 Seiring berkembangnya ilmu sains dan teknologi,

membuat manusia terseret ikut tenggelam dalam dunia yang transparan tanpa

rahasia. Manusia dihadapkan pada perubahan cepat dalam berbagai dimensi

kehidupan.3

Banyak hal yang melatarbelakangi perubahan atau kemerosotan perilaku

mental akidah dan akhlaknya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Yang

ironisnya lagi melanda siswa dimana nilai-nilai akhlakul karimah atau akhlak

terpuji sudah sering ditinggalkan seperti adab kepada Allah, orang tua, guru,

teman, makhluk lainnya, kurang sopan, berkata kasar/jorok, berbohong, rasa

2 Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), h. 1573 Zakiah Drajat, Remaja Harapan dan Tantangan , (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 1995)

h.51

3

takut kepada selain Allah yang secara berlebihan dan lain-lain. Pada zaman

sekarang dari sudut akhlak mulia kita mengamati fenomena yang

memprihatinkan. Dihadapan mata kita terpampang realitas yang sering tidak

masuk akal. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur baik pada tingkat individual

maupun sosial, seolah-olah tenggelam. Kemerosotan akhlak di kalangan

masyarakat makin menjadi-jadi.

Menurut Mudzakin Hafidz dalam artikelnya tentang perbedaan siswa

zaman dahulu yaitu di era 90 an kebawah dengan siswa sekarang yaitu di

akhir 90an hingga sekarang. Menurut opininya siswa zaman dahulu seperti:

1. Lebih patuh dan hormat kepada guru dan senantiasa menjaga

kesopanannya.

2. Ketika diberitahu/dinasehati mendengarkannya dengan seksama.

3. Lebih perhatian kepada guru, jika ada guru yang sakit langsung

menjenguknya

4. Ketika diperintah guru langsung mendengarkan dan bahkan malu kalau ke

sekolah sebelum mengerjakan tugas tersebut

5. Siswa dulu menganggap guru adalah orang tua sehingga sangat

menghormatinya, meskipun guru itu kadang keras.

6. Mengganggap hukuman adalah pelajaran dan konsekuensi dari sebuah

kesalahan.

Siswa Sekarang:

1. kurang menghormati guru bahkan cenderung berani

2. Ketika diberitahu/dinasehati tidak langsung mendengar bahkan kadang

membantah

3. Kurang perhatian kepada guru, bahkan lebih senang kalau gurunya tidak

hadir.

4. Ketika diperintahkan guru untuk mengerjakan tugas, menggerutu, kalau

SD ia meminta tolong kepada orang tua/guru kelasnya

5. Tidak malu kalau belum mengerjakan tugas

4

6. Kalau dihukum/diberitahu malah menantang, bahkan tidak jarang jika

dihukum malah senang.

7. Menganggap guru sebagai teman, bukan orang tua. bahkan tak jarang ada

yang panggil bukan sebagai pak guru misalnya dibeberapa sekolah SMA

memanggil dengan gurauan

Dan ada beberapa hal yang mempengaruhi keadaan perilaku siswa seperti

sekarang:

1. Karena arus informasi dan teknologi, sehingga mempengaruhi pemikiran

para siswa.

2. Karena keikhlasan guru mulai luntur, guru sekarang seperti jualan ada

uang ada barang, coba kita perhatikan guru dulu diberi berapapun ia tetap

ikhlas. hal ini mempengaruhi martabat dan kehormatan guru.

3. Guru lebih takut pada orang tua, terutama pada sekolah-sekolah yang

berbiaya mahal, karena disana murid adalah nasabah, sebagaimana

nasabah dalam Bank, yang harus dihormati dan dilayani.

4. Kurangnya sifat keteladanan pada guru, murid dilarang merokok, guru

merokok, murid dilarang mencontek, guru malah memberitahu dll.

5. Guru takut pada hukum dan peraturan secara berlebihan, sehingga

cenderung membiarkan saja ketika siswanya kurang benar. bahkan kadang

guru merasa bingung untuk berbuat ketika salah satu siswanya

berulangkali melanggar.4

Demikian opini yang disampaikan oleh Mudzakin Hafidz berkaitan

dengan keadaan siswa dahulu dan siswa saat ini.

Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental

dalam kehidupan masayarakat. Karena sepintar-pintarnya seorang anak didik

tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik maka tidak dapat mencerminkan

kepribadian yang baik pula. Masalah akhlak merupakan masalah yang penting

4Mudzakin Hafidz, Membandingkan siswa dahulu dan siswa sekarang,https://ideguru.wordpress.com/2010/04/14/membandingkan-perilaku-siswa-dulu-dan-siswa-sekarang/, di akses pada 30 Desember 2015, Jam 00.00 WIB

5

bagi ajaran Islam dan bagi kehidupan umatnya. Akhlak adalah nilai pribadi

dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga

dirinya dihadapan Allah SWT dan masyarakat. Semua itu tidak dapat

dipungkiri perkembangan keduanya merupakan hasil dari pendidikan dan

pengajaran. Pendidikan dan pengajaran sangat dibutuhkkan oleh manusia

karena tanpa pendidikan dan pengajaran manusia bisa terjerumus dalam

jurang kehancuran, serta akan selalu mengedepankan hawa nafsunya saja.

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. sepatutnya manusia harus dapat

mengendalikan diri dari hal-hal yang buruk. Akhlak merupakan sifat yang

meresap dalam jiwa yang mencerminkan prilaku spontan tanpa dibuat-buat.

Seseorang yang berakhlak baik maka ia akan mendapatkan ketenangan,

kebahagiaan dan kemashlahatan baik bagi dirinya maupun orang lain.

Dengan demikian jelas bahwa pembelajaran Akidah Akhlak merupakan

tahap dasar penerapan keyakinan dan juga bagian integral dari sistem

pendidikan nasional.5 Memang pendidikan akhlak di Sekolah bukanlanlah

satu-satunya faktor yang mempengaruhi terhadap tingkah laku siswa. Namun

di samping itu, pendidikan akhlak juga sangat berpengaruh terhadap

perkembangan tingkahlaku siswa. Pendidikan akidah dan akhlak merupakan

dasar dari setiap pendidikan, juga merupakan pondasi serta benteng dari

perkembangan zaman yang tidak lepas dari budaya luar yang menyesatkan.

Maka dari itu, pendidikan Akidah Akhlak mempunyai arti dan peranan

penting dalam pembentukan tingkah laku siswa. Sebab dalam pendidikan

Akidah akhlak ini siswa tidak hanya diarahkan kepada kebahagiaan hidup di

dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan akidah

akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk

tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).

5 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikann, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. 2005) Cet ke-4, h. 174

6

Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus di tunjang dengan

berbagai faktor, seperti guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan sarana

yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkahlaku siswa berjalan

cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor–faktor pendidikan

Akidah Akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin. Dalam hal

ini, lembaga sekolah tidak hanya menyangkut kecerdasan anak semata,

melainkan juga menyangkut tingkah dan perilaku serta kepribadian anak.

Karena melihat pembelajaran Akidah Akhlak penting ditanamkan sejak

dini, maka sekolah merupakan salah satu tempat membina, mempersiapkan

anak didik dan tempat anak bergaul teman sebaya serta tempat berkumpul

para guru. Oleh karena itu, sangat perlu sekali jika pembinaan perilaku

tersebut dilakukan melalaui pembelajaran Akidah Akhlak di sekolah, di

samping dalam kehidupan keluarga, karena pembelajaran Akidah Akhlak

banyak memuat materi-materi yang mengarahkan siswa untuk selalu

bertingkah laku baik dan menjauhkan tingkah laku yang buruk.

Sekolah Dasar Islam Darul Mu’minin adalah salah satu lembaga

pendidikan yang berbasis Islam yang ingin mencetak para siswanya agar

mempunyai akhlak yang mulia karena seseorang yang berakhlak mulia sudah

tentu dilandasi dengan akidah yang kuat. Dalam materi Akidah Akhlak kelas

V SD terutama di sekolah SDI Darul Mu’minin pada materi akidah terdapat

materi kalimat thayyibah, Asmaul Husna, ciri-ciri beriman kepada Allah,

Rasul dan Kitab-Nya. Sedangkan pada materi akhlak terdapat pembelajaran

mengenai akhlak terpuji dan tercela, adab bekerja dan adab kepada orang tua,

dan sifat optimis. Dari penjabaran materi tersebut siswa kelas V SDI Darul

Mu’minin diharapkan dapat mengaplikasikan pembelajaran tersebut kedalam

kehidupan sehari-hari.

Atas dasar alasan tersebut diatas maka penulis mencoba mengangkatnya

dalam bentuk penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Pembelajaran

Akidah Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin

Ciledug Kota Tangerang”, untuk melihat sejauh mana terdapat pengaruh

7

yang signifikan antara pembelajaran Akidah Akhlak dalam upayanya

membentuk perilaku peserta didiknya yang menjunjung tinggi nilai-nilai

akhlakul karimah sebagai akhlak yang terpuji sesuai dengan ajaran agama

islam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah-masalah yang

dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Akidah Akhlak kurang memberikan kontribusi dalam

membentuk perilaku siswa, disebabkan kurangnya pendidikan akhlak yang

diterima siswa

2. Pendidikan agama khususnya pembelajaran Akidah Akhlak kurang

mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat.

3. Karena arus informasi dan teknologi yang begitu bebasnya sehingga

mempengaruhi pemikiran para siswa.

4. Banyaknya siswa yang mempelajari Akidah Akhlak namun belum

terbentuk perilaku yang mencerminkan muslim yang teladan.

5. Perilaku siswa yang telah dilanda problem akan berdampak pada masa

depannya.

C. Pembatasan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah di atas terdapat berbagai penyebab yang

dapat mempengaruhi perilaku siswa. Agar pembahasan skripsi ini tidak terlalu

meluas dan pemabahasannya lebih terarah maka penulis membatasi

peneliatian ini hanya pada penguasaan siswa terhadap materi Akidah Akhlak

yang telah dipelajari di SDI Darul Mu’minin khususnya kelas V, sebagai

berikut:

1. Pendidikan akhlak yang dimaksud adalah penguasaan materi Akidah

Akhlak dalam pengetahuan siswa, pemahaman siswa, penerapan siswa,

pada mata pelajaran akidah kahlak di SDI

8

2. Perilaku siswa yang dimaksudakan adalah setiap gerak-gerik siswa sebagai

hasil belajar materi Akidah Akhlak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin

Ciledug Kota Tangerang?

2. Bagaimana perilaku siswa di SDI Darul Mu’Minin Ciledug Kota

Tangerang?

3. Adakah pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin

Ciledug Kota Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul

Mu’minin Ciledug Kota Tangerang

2. Untuk mengetahui perilaku siswa di SDI Darul Mu’minin Ciledug Kota

Tangerang

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak di SDI

Darul Mu’minin Ciledug Kota Tangerang

F. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian yang menjadi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini berguna untuk:

1. SDI Darul Mu’minin Ciledug Kota Tangerang, dalam mengetahui

pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak terhadap perilaku sisa

9

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para upendidik dalam

menerapkan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pengaruh

terhadap perilaku di SDI Darul Mu’minin Ciledug Kota Tangerang

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pembelajaran Aqidah Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik.1 Dalam pemebelajaran Aqidah Akhlak pembelajaran

yang berisi dapat dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan

dasar peserta didik untuk memahami rukun iman dengan sederhana serta

pengamalan dan pembiasaan berakhlak islami sederhana pula, untuk dapat

dijadikan perilaku dalam sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang

pendidikan berikutnya.

Kata Aqidah secara etimologi berasal dari Bahasa Arab یعقد, عقد, عقیدة

yang berarti menghubungkan ujung sesuatu dengan ujung sesuatu lainnya

sehingga menjadi suatu ikatan yang kuat dan sulit terbuka.2

1 Wikepedia, Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan,https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, diakses pada 23 November 2015, jam 10.24 WIB

2 Khalimi, Pembelajaran Aqidah Akhlak, (Jakarta: DEPAG RI, 2009), h. 123

11

Adalapun secara istilah adalah menurut Sutrisna dan Rafi’udin dalambukunya mengatakan bahwa Aqidah: suatu kesatuan keyakinan yang utuhdan murni dalam hati dan perbuatan yang tersusun mulai yakin akan ke-Esa-an Allah, Malaikat-Nya, Kitab –Nya, Rasul-Nya hari pembalasan danTakdir baik dan buruk semuanya dari Allah. Dan ini merupakan syarattercapainya penghambaan diri dan diterimanya semua amal manusia.3

Sedangkan Syekh Al-Banna menyatakan Aqidah sebagai sesuatu yang

seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang

menjadikannya kepercayaan bersih dari kebimbangan.4 Menurut ahli tafsir

Indonesia M. Quraisy Shihab dalam bukunya Wawasan AlQur’an ia

mengatakan bahwa pokok-pokok Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan

Rasulnya terdapat bab keimanan menyangkut tentang: Tuhan, Kenabian,

takdir, kematian, hari akhir dan keadilan serta kesejahteraan.5 Dengan kata

lain, keyakinan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada

orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan keyataannya yang

tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai

pada singkat keyakinan yang kokoh maka tidak dinamakan aqidah karena.

Dinamakan Aqidah, karena orang mengikat hatinya diatas hal tersebut.

Berdasarkan kutiapan tersebut diatas, maka ayat dapat dijadikan dasar

dalam Aqidah adalah dalam firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadapdirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupunmiskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamumengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jikakamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka

3 Sutrisna & Rafi’udin, Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja, (Jakarta: Pustaka Quantum,2002), h. 33.

4 A. Syihab, Aqidah AkhusSunnah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 15 M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1999), h. 14

12

Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamukerjakan.” (Q.S. An-Nisaa,4:135)

Dari berbagai pendapat diatas mengenai Aqidah, dapat diketahui

bahwa pengertian Aqidah adalah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan

pengertian keimanan, karena pokok-pokok ajaran yang disampaikan sama.

Yaitu mengenai kepercayaan kepada Allah SWT. kepada malaikat-

malaikatnya, kepada kitab-kitabnya, kepada rasul-rasulnya, kepada hari

akhir dan takdir. Dan menurut pendapat lainnya aqidah adalah hal-hal

yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram kepadanya,

sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh keraguan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Akhlak diartikan sebagai

budi pekerti atau kelakuan.6

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud (2004:28) dengan merujuk padapendapat Imam al-Ghazali, mengatakan menurut Bahasa kata al-Khalaq(fisik) dan al-Khuluq (Akhlak) adalah dua kata yang sering dipakai secarabersamaan. Seperti redaksi Bahasa Arab ini, “Fulan husnu al-khalaq waal-khuluq” yang artinya: “seseorang baik lahirnya dan batinnya “ sehinggayang dimaksud al-khalaq adalah bentuk lahirnya. Hal ini karena manusiayang tersusun dari dua unsur fisik dan non fisik. Unsur fisik dapat dilihatoleh mata kepala. Sedangkan unsur non fisik dpat dilihat oleh mata batin.Dimana kedua-duanya membbawa bentuk dan gambaran ada yang burukdan ada pula yang baik. Dan jiwa yang di tangkap oleh mata batin ini lebihtinggi nilainya daripada fisik yang ditangkap dengan mata kepala.7

Menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena

akhlak adalah insting. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah

pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan

atau fitrah yang ada dalam diri manusia. 8 Selanjutnya ada pula pendapat

yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan,

pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Kelompok yang

mendukung pendapat kedua ini umumnya datang dari Ulama-ulam islam

6 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung, Alfabeta, 2012), h.4

7 Ibid, h. 58 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Akhlak TasawufI, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2012,

cet. Ke-11, h. 156

13

yang cenderung pada akhlak seperti Ibnu Maskawih. Menurut Ibnu

Maskawih akhlak adalah perangrai itu adalah keadaan gerakan jiwa yang

mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan

pikiran.9 Dan al-Ghazali juga menjelaskan bahwa akhlak adalah gambaran

dari keadaan di dalam jiwa yang tertanam kokoh (terintenalisasi), dimana

perilaku menyandar padanya dengan gampang dan mudah tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan lagi.10

Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, ada beberapa perkara yangmenguatkan pendidikan akhlak dan meninggikannya. (1) Meluaskanlingkungan fikiran, (2) Berkawan dengan orang yang terpilih, (3)Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan yang berfikiranluar biasa, (4) Mendorong diri agar selalu berperilaku baik, (5)Membiasakan jiwa agar taat, dan memelihara kekuatan penolak sehinggaditerima ajakan baik dan ditolak ajakan buruk.11

Sebagaimana pendapat-pendapat yang berkembang dimasyarakat

bahwa aqidah akhlak adalah suatu hal yang dapat berdiri sendiri maka

penulis mempunyai kesimpulan bahwa antar aqidah dan akhlak dalah

suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Dan hubungannya penulis

dapatkan sebagai berikut:

1) Akidah merupakan pondasi dasar untuk manusia mengerti segala

keyakinan pada suatu yang telah digariskan oleh Allah SWT. Apabila

manusia mengikuti garis-garis tersebut ia tidak akan celaka.

2) Sementara Akhlak yang mempunya arti tingkah laku, watak, tabiat,

moral atau budi pekerti yang dihasilkan secara sadar, dari usaha-usaha

manusia untuk berbuat baik ataupun buruk.

Dari dua analisa diatas, hubungan antara aqidah dan akhlak adalah

apabila manusia beraqidah dengan baik maka dengan aqidah yang kuat

tersebut dapat mempengaruhi perilakunya. Untuk berbuat baik dan buruk

9 Gunawan. loc. cit.10 Jurnal Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2009)Volume

III, h. 211 Ahmad amin, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 65

14

seseorang dapat dipengaruhi oleh kuat lemahnya iman seseorang terhadap

Allah SWT.

Dengan demikian pembelajaran Aqidah Akhlak adalah Agar siswa

memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk

mengamalkan ahlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk

meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allali

SWT, diri sendiri, antar manusia maupun hubungannya dengan alam

lingkungan.

2. Ruang Lingkup Akidah Akhlak

a. Ruang Lingkup Akidah

Akidah Islamiyah bisa disamakan artinya dengan keimanan dan

tauhid. Sayyid Sabiq membagi aqidah islam dalam arti keimanan

menjadi enam bagian:

1) Mengenal kepada Allah.2) Percaya tentang alam gaib yang ada di balik alam semsta ini.3) Mengenal dan memahami kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah

kepada para Rasul.4) Mengenal kepada kisah Rasul-rasul yang di utus Allah.5) Percaya akan berakhirnya seluruh makhluk atau hari akhir.6) Percaya kepada taqdir (Qodho dan Qadar).12

Cak Nur lebih lanjut menyatakan, bahwa ilmu Tauhid menempatiposisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslimin.Hal itu, terbukti dar jenis-jenis penyebutan lain ilmu tersebut, yaitusebutan sebagai ilmu Aqa’id (Ilmu Aqidah-Aqidah, yakni simpulan-simpul [kepercayaan], ilmu Kalam (ilmu tentang firman [Allah]), danilmu Ushul al-Din (Ushuludin, yakni Ilmu pokok-pokok Agama).13

Landasan Akidah Islam adalah beriman kepada Allah, malaikat-

malakat, kitab-kitab, para Rasul, hari akhir, dan beriman kepada Qodho

(takdir), yang baik ataupun yang buruk sebagimana Firman Allah :

12Khalimi, Op.cit. h. 12913 Mahrus, M.Ag, Aqidah, (Jakarta: DIREKTORAT Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI,

2009), h. 5

15

“Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itusuatu kebajikan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah berimankepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,Nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepadakerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, danmenunaikan za kat , dan orang0orang yang menempati janjinyaapabila ia berjanji, dan orangorang yang sabar dalam kesempitan,penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orangyang benar (imannya): dan mereka itulah orang-orang yangbertakwa.” (QS. Al-Baqarah,2:177)

Dengan demikian dalam ruang lingkup Aqidah atau Tauhid

bisa dipahami sebagai ilmu yang mengkaji persoalan keesaan dan

eksistensi Allah berikut seluruh unsur yang tercakup didalamnya:

suatu kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa.

b. Ruang Lingkup Akhlak

Jika defenisi tentang Ilmu akhlak tersebut kita perhatikan dengan

seksama, akan tampak bahwa ruang lingkup pembahasan Ilmu Akhlak

adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian

menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang

baik atau perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak dapat pula disebut

sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah

laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada

perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau

buruk.

16

Ruang lingkup Akhlak dalam pandangan syariat Islam sangat luas.

Akhlak tidak berhenti pada pembahasan masalah etika pergaulan dan

tata sopan santun belaka, tapi mencankup semua pola pikir, selera,

pandangan, sikap, perilaku, kecenderungan, dan keinginan yang ada

pada seseorang. Semua itu masuk dalam kategori akhlak.

Tepatlah ketika Aisyah ra. ditanya tentang Akhlak Rasulullah saw.

beliau menjawab dengan jawaban yang singkat dan padat, “Akhlak

Rasullulah saw. itu adalah Al-Qur’an”. Jadi ruang lingkupnya menjadi

tidak terbatas, karena semua sikap, tindakan, perilaku dan apapun yang

dikerjakan manusia, tidak bisa lepas masalah akhlak. Semua yang

dilakukan dan diajarkan oleh sosok Rasulullah saw. itu menjadi

teladan bagi umatnya. Allah SWT. Berfirman:

“sesungguhnya telah ada pada diri Rasullulah itu suri tauladan yangbaik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allahdan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S.Al-Ahzab, 33:21)

Akan tetapi perbuatan yang bersifat alami, dan perbuatan yang

dilakukan tidak karena senagaja, atau khilaf tidak termasuk perbuatan

akhlak, karena dilakukan atas dasar pilihan.

Dengan memperhatikan keterangan tersebut, kita dapat memahami

bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu

perbuatan yang dilakukan manusia dalam keadaan sadar, kemauan

sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya, bukan

perbuatan pura-pura.

17

3. Aspek-aspek Akidah Akhlak

a. Aspek Akidah

Aspek dalam Akidah (keimanan) meliputi:

1) Kalimat Thoyyibah sebagai materi pembiasaan, yaitu kalimat Laa

ilaaha illallah, basmalah, Alhmadulillah Subhanallah, Allahu

Akbba, ta’awwudz, asslamualaikum, Shalawat, tarji’, Laa haula

wala quwwata illa billah dan istigfar

2) Al-Asma Al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad,

al-Kahliq, ar-Rahman, ar-Rahim, as-Sami’, ar-Razak, al-Mughny,

al-Hamid, asy-Syakur, al-Quddus, ash-Shomad, al-Muhaimin, al-

‘Adhim, al-Karim, al-Kabir, al-Malik, al-Bathin, al-Waly, al-

Mujib, al-Wahab, al-‘Alim, adh-Dhahir, ar-Rasyid, al-Hadi, As-

Salam, al-Mu’min, al-Latif, al-Baqi, al-Bashir, al-Muhyi, al-

Mumit, al-Qowy, al-Hakim, al-Jabbar, al-Mushawwir, al-Qadir,

al-Ghafur, al-Afuww, ash-Shabbur dan al-Halim.

3) Pengenalan terhadap sholat lima waktu sebagai manifestasi Iman

kepada Allah

4) Menyakini Rukun Iman yaitu, Iman kepada Allah, kita Allah,

percaya kepada Malaikat, Iman kepada Rasul, Iman kepada hari

Akhir, percaya Takdir. 14

b. Aspek Akhlak

1) Akhlak Karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada

setiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih,

ramah, sopan santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati,

jujur, rajin, percaya diri, kasih saying, taat, rukun, tolong

menolong, hormat, dan patuh, siddiq, amanah, tabligh, fathonah,

tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan,

optimis, qonaah dan tawakal.

14 Khalimi op.cit. h. 157-199

18

2) Menghindari Akhlak Sayi’ah (madzmumah) secara berurutan

disajikan pada setiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup

kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka,

khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah,

pesimis, putus asa, marah, fasik dan murtad.

c. Aspek Adab Islami

1) Adab terhadap diri sendiri yaitu: adab mandi, tidur, buang air

besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan dan minum,

bersin, belajar, dan bermain.

2) Adab terhadapa Allah yaitu mengaji, adab di masjid, dan adab

beribadah.

3) Adab terhadap sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru,

teman dan tetangga.

4) Adab terhadap lingkungan yaitu kepada binatang, tumbuhan, di

tempat umum dan di jalan.

d. Aspek Kisah Teladan

Aspek kisah teladan, meliputi kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan,

Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad

saw. masa remaja Nabi Muhammad saw. Nabi Ismail, Kan’an,

kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s, Tsa’labah, Mashithah, Ulul

Azmi’ Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul

Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah telada ini

disajikan sebagai penguat terhadap isi materi yaitu Aqidah dan Akhlak,

sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tapi

ditampilkan dalam Kompetensi, tapi ditampilkan dlam Kompetensi

dasar dan Indikator

19

4. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang mulia karena

karunia yang diberikan Allah kepadanya berupa akal pikiran yang

membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak merupakan

mutiara hidup yang mebedakan manusia dengan manusia lainnya. Tanpa

Akhlak, manusia akan kehilangan derajat kemanusiaanya yang mulia dan

akan turun ke derajat binatang, atau bahkan lebih rendah. Sebab dengan

potensi akalnya manusia bias berbuat lebih hina dan lebih jahat daripada

binatang.

Bedasarkan Permenag No. 2 Tahun 2008 tentang tujuan pembelajaran

Aqidah Akhlak adalah: memberikan kemampuan dasar kepada siswa

tentang Aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama

sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

serta berakhlak mulia sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat dan

sebagai warga negara.15

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk

manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan

perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana,

sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain

pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki

keutamaan (al-fadhilah).16

Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas,

merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus

memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala-

galanya.Bedasarkan penegrtian diatas, pada sub bab ini penulis

menghubungkan antara pengertian Aqidah Akhlak denga tujuan

dipelajarinta kedua materi tersebut, baik secara formal di sekolah-sekolah

yang berciri khas kan Islam, ataupun sekolah umum yang memasukan

15 Kementrian Agama RI, 2008, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam MadrasahIbtidaiyah, Jakarta, SKK Kemenag.

16 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2, h.49-57

20

materi Aqidah Akhlak pada bidang studi Agama Islam dan juga secara

kehidupan umum di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita pada

perinsipnya pemabelajaran ataupun penanaman Aqidah Akhlak

mempunyai tujuan untuk membersihkan hati dan perbuatan manusia dari

syirik menyekutukan Allah swt. dan dari sikap teguh kukuh pada

keyakinan dan ajaran-ajaran Allah swt. yang disampaikan Nabi-nabi

beserta Rasulnya, maka akan tercermin sikap positif menjadi tabiat dalam

diri mereka tersebut.

Tujuan Aqidah Akhlak dalam membersihkan hati manusia dari

perbuatan syirik kepada Allah swt. dapat kita lihat dari materi yang

diajarkan pada bidang studi Aqidah Akhlak, sebagai berikut:

a. Pengertian Aqidah Akhlak

b. Kewajiban Manusia

c. Adab pergaulan: dengan masyarakat, dengan orangtua, dengan teman

sebaya, dengan teman yang lebih muda, dengan yang berbeda agama,

dengan makhluk hidup, adab berbicara, adab berpakaian, adab makan

dan minum, serta adab memandang.

d. Sifat-sifat terpuji dan tercela

e. Rukun Iman yang 6 perkara. Berdasarkan pemaparan materi tersebut di

atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran Aqidah

Akhlak adalah membuat hati manusia bersih dari sifat syirik dan

menciptakan manusia sebagai makhluk Allah yang mempunyai sifat

terpuji dan menjauhi sifat tercela.

Akhlak secara umum, mempunya faedah yang signifikan dalam

kehidupan manusia, diantaranya manusia adalah:

a. Meningkatkan derajat manusia.

b. Menuntun kepada kebaikan.

c. Menunjukan manifestasi kesempurnaan iman.

d. Menjadi unsur penolong di hari kiamat kelak.17

17 Didiek Ahmad Supadie, dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), h. 220

21

5. Materi Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas V di SDI Darul Mu’minin

Ada beberapa materi yang di pelajari di kelas V di SDI Darul Mu’minin

yaitu:

Materi Aqidah

a. Kalimat Thayyibah (Alhamdulillah dan Allahu Akbar)

b. Asmaul Husna (Ar-Razaq, Al-Mughni, Al-Fattah, Al-Wahab, dan Asy

Syakur)

c. Ciri-ciri beriman kepada Allah, Rasul dan Kitab

d. Syukur Nikmat

Materi Akhlak

a. Akhlak terpuji (optimis, qana’ah dan tawakal)

b. Akhlak tercela (pesimis, bergantung, serakah/tama’ dan putus asa)

c. Adab bekerja

d. Adab pada orang tua

e. Sifat optimis, teliti, cermat Nabi Sulaiman atau tokoh lain)

f. Tokoh yang berakhlak tercela putus asa/ tama’18

B. Perilaku Siswa

1. Pengertian Perilaku

Menurut bahasa kata perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri

berarti cara berbuat kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan,

kelakuan, cara menjalankan. Dan menurut istilah Perilaku adalah respon

individu terhadapa suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati

dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun

tidak.19

18 Tim Bina Guru, Bina Akidah dan Akhlak, (Jakarta: Earlangga, 2009), h. 5-11919 Wawan dan Dewi, Teori & Pengukurran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia,

(Yogyakarta: Nuha Medika, 2010), h. 49

22

Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai

reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks.20 .Pada

manusia, perilaku operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian

terbesar perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang

diperoleh perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak

(kognitif). Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.21

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah sebuah respon

individu terhadap stimus yang reaksinya bersifat sederhana atau kompleks.

Dan sebagian besar perilaku adalah dibentuk dan dikendalikan oleh pusat

kesadaran atau otak. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu

aktivitas manusia itu sendiri.

Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang

sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan

sebagainya. Bahkan kegiatan internal sperti berpikir, persepsi dan emosi

juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis

dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh

organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak

langsung.

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku

merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan

(respon) dan respons. Ia membedakan adanya 2 respons, yakni:

a. Respondent Respons atau Reflexive Respons

Adalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan

tertentu. Respondent respons (respondent behavior) ini mencangkup

juga emosi respons atau emotional behaviour. Emotional respons ini

timbul karena hal yang kurang mengenakan organisme yang

bersangkutan.

b. Operant Respons atau Instrumental Respons

20 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2013), hal. 1121 Wawan, Op Cit, hal. 50

23

Adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh

perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcement.

Reinforcement adalah proses di mana akibat atau perubahan yang

terjadi dalam lingkungan memperkuat perilaku tertentu dimasa datang.

Misalnya, jika kapan saja kita selalu terseyum kepada orang asing

(yang belum kita kenal sebelumnya) dan mereka terseyum kembali

kepada kita, maka muncul kemungkinan bahwa jika dikemudian hari

kita bertemu dengan orang asing maka kita akan terseyum. Dan

refinforcement atau penguat, bisa bersifat negatif atau positif.22

Oleh sebab itu, perangsang yang demikina itu mengikuti atau

memperkuat suatu perilaku yang telah dilakukan. Apabila seorang anak

belajar atau telah melakukan suatu perbuatan kemudian memperoleh

hadian makan ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi

melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain responnya akan lebih

intensif atau lebih kuat lagi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Siswa

Secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.

Faktor internal dan factor eksternal. Faktor internal yaitu factor yang

berasal dari dir sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari

lingkungan di luar dirinya bahwa dalam tingkah laku organisme tidak

lepas dari pengaruh organisme itu sendiri.23

Setiap perilaku manusia yang bersifat Iradah, mempunyai tujuan

tertentu. Tiap tindakan manusia (suluk) mempunyai pendorong tersendiri

(ba’its).

Manusia sebagai makhluk terbaik ciptaan Allah mempunyai keunikan

dalam berprilaku. Keunikan yang dimaksud dikarenakan adanya

22 Hasan Mustafa, Perilaku Manusia dalam Perspektif Sosiologi, (Jurnal: UNPAR), 27 Januari2012

23 Maila Dinia Husni Rahim, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Diktat Perkuliah2011), hal. 117

24

perpaduan perbedaan fisik dan mental ini yang akan melahirkan perilaku

yang beralasan.

Untuk melahirkan perilaku yang baik yang dapat dirasakan oleh orang

lain dalam berinteraksi memerlukan persiapan fisik dan mental yang

selaras, karena apabila keselarasan tidak terjadi akan menciptakan

ketidakseimbangan antara kesanggupan penghayatan dan kesanggupan

pengalaman agama. Setipa kelakuan dan tindakan manusia berasal dari

sebuah kehendak yang digerakan oleh naluri. Naluri ini merupakan sesuatu

yang dibawa manusia sejak lahir dan merupakan pembawaan asli manusia

sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia

harus menyalurkan nalurinya sesuia dengan norma dan ajaran agama untuk

menghasilkan perilaku yang baik. Apabila manusia menyalurkan nalurinya

dengan salah akan menghasilkan perilaku yang buruk dan akibat yang

merugikan.

Naluri yang menjadi pendorong tingkah laku manusia salah satunya

adalah naluri bertuhan. Yaitu berupa tabiat manusia mencari dan

merindukan penciptanya yang mengaur dan memberikan rahmat

kepadanya, naluri ini disalurkan kedalam hidup beragama.24 Dengan

demikian, kebutuha manusia untuk beragama tidak dapat dihindarkan.

Karena pada dasarnya manusia akan merasakan ada sebuah kekuatan yang

melebihi selain dirinya. Ketika ia sedang berada dalam kesulitan dan

orang-orang yang beriman akan menjalankan perintah Allah secara Kaffah

yang direalisasikan dalam perilaku.

Adapun dengan kebiasaan itu, dimaksudkan dengan perbuatan yang

selalu berulang-ulang sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan. Karena

seseorang ingin mengubah kebiasaan lama dengan sebuah perilaku yang

baru yang lebih baik, tentu akan membutuhkan waktu dalam

pelaksanannya. Hal itu dikarenakan kuatnya pengaruh kebiasaan lama

yang apabila ada perubahan akan menimbulkan reaksi dari dalampribadi

itu sendiri.

24 Hamzah Yaqub, Etika Islam Akhlak Mulia, (Bandung: Dipenegoro, 1996), hal. 59

25

Dalam berprilaku, reaksi yang timbul itu diredam dengan usaha

pemahaman terhadap ajaran Agama, dengan demikian maka kesadaran

pengalamannya dalam hal ini berprilaku akan terlaksana dengan baik juga.

Islam mengajarkan, baik buruk seseorang tergantung hatinya, bila

hatinya baik maka akan baik seluruh perilakunya dan bila hatinya buruk

maka buruk pula seluruh perilakunya. Hati tidak akan terlihat

kebaikannya. Apabila pemiliknya hanya mengikuti hawa nafsunya saja,

hal ini akan menyebabkan hati tertutup dalam menerima pncaran cahaya

kebenaran, sedangkan hati yang selalu dituntun untuk meninggalkan

kegelapan akan menjadi landasan bagi pola tingkah laku yang baik.

Manusia dilahirkan dengan mewarisi sifat-sifat yang diturunkan orang

tuanya, adapun yang diturunkan bukanlah sifat yang dimiliki yang tumbuh

dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat atau pendidikan,

melainkan sifat-sifat bawaan sejak lahir, sifat-sifat ini berupa sifat

jasmaniah dan sifat rohaniah. Orang yang mewarisi kekuatan fisik

tentunya berbeda dengan orang yang tidak memiliki kekuatan fisik dalam

bertindak. Demikian pula orang yang memiliki kekuatan rohaniah dengan

orang yang tidak memiliki kekuatan rohaniah akan memperlihatkan

perbedaan dalam bersikap. Orang yang memiliki kekuatan fisik dan

kesehatan rohani akan memiliki perilaku yang diwujudkan dalam aktifitas

yang energik cerdas dan terkendali.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari lingkungan

sekitarnya, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alam dan

lingkungan pergaulan, orang yang hidup dilingkungan alam yang subur

akan berbeda dengan orang yang hidup dilingkungan yang tidak subur,

orang yang hidup dlingkungan kurang subur akan cenderung lebih bisa

menghadapi kesulitan dan tantang hidup, begitupun dalam kehidupan

pergaulan, setiap lingkungan dimana individu berada akan mempengaruhi

karakter dan perilakunya. Perilaku akan muncul bila lingkungan

pergaulannya mendukung.

26

Dengan gambaran diatas dapat difahami faktor yang memepengaruhi

perilaku pada seseorang meliputi faktor internal dan eksternal. Yang

termasuk kedalam perilau internal adalah manusai sebagai pelaku akhlak,

insting, kehendak dan suara hati. Sedangkan faktor eksternal adalah

mencakup keturunan, pergaulan dan lingkungan.

3. Indikator Perilaku Siswa

Agama islam sebagai agama yang sempurna memiliki seorang Rasul

yang mulia, Rasulullah selain di utus untuk menbarkan ajaran agama islam

beliau juga di utus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Di dalam islam

akhlak atau perilaku di bagi menjadi tiga yang meliputi, hubungan

individu dengan Allah, hubungan individu dengan sesame manusia,

hubungan individu dengan lingkungan.

Perilaku yang religius atau islami sepanjang ajaran agama berkisar

pada perbuatan ibadah, dan akhlak mulia baik secara vertikal maupun

horizontal terhadap sesama makhluk.25

Adapun Indikator perilaku menurut Moh. Ardani dalam bukunyaantara lain sebagai berikut:

a. Hubungan individu dengan Allah diantaranya Shalat dan Shaumb. Hubungan individu dengan sesame manusia antara lain berbuat

baik kepada orang tua, berbuat baik kepada guru, berbuat baikkepada teman, dan berbuat baik kepada diri sendiri.

c. Hubungan individu dengan alam sekitar seperti menjagakebersihan dan memelihara tanaman dan hewan. 26

Berdasarkan pendapat diatas dapat di tentukan bahwa indikator

perilaku siswa yaitu:

a. Hubungan Manusia dengan Allah SWT.

Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia

dalam bentuk sebaik-baik kejadian dan menganugrahkan kedudukan

terhormat pada manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain.

25 M. Hafi, Dasar-dasar Ilmu Jiwa, Surabaya: Usaha Nasional, 1991, Hal. 4826 Moh. Ardani, op.cit. h. 49-57

27

Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir,

kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang

memungkinkan manusia memerankan fungsi sebagai khalifah dan

hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia

memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah

ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus

melaksanakan ketentuan-ketentauan-Nya. Untuk itu, manusia

dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika

manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.

Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan

Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah,

yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah

Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara

seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil

mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan

membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang

tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat

mengejawentahkan prinsip tauhid secara maksimal.

Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran

Islam bersifat timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan

dengan Tuhan dan Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia.

Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka

pengabdian atau ibadah. Dengan kata lain, tugas manusia di dunia ini

adalah beribadah, sebagaimana firman Allah swt:

“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah kepada ku.” (Q.S. Adz-Dzariat, 51:56)

Dari penjelasan dia ats maka wajiblah manusia mengadakan

hubungan kepada Allah yang mencerminkan pemhambaan diri,

28

tunduk, dan menyerahkan semua keputusan di dalam kehidupannya

kepada Allah SWT.

Bukti hubungan manusia dengan Allah dalam ajaran agama

direalisasikan dalam ibadah shalat, shaum dan lainnya.

1) Shalat

Shalat secara Bahasa adalah doa. Adapun secara istilah sholat

adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara’ yang dimulai dari

takbir dan diakhiri dengan salam.27

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua yang wajib dikerjakan

oleh setiap mukallaf. Shalat fardhu sebagai ibadah paling utama

yang banyak mengandung faidah dan hikmah bagi yang

mengerjakannya, diantaranya adalah shalat dapat memberikan

ketenangan jiwa, mencegah dari perbuatana keji dan munkar serta

menjaga kesucian jasmani. Sebagaimana Firman Allah SWT.

dalam surat Al-Ankabut ayat 45.

“Bacalah apa yang diwahyukan keapdamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur’an)dan dirikan shalat. Sesungguhnya Shalat itu mencegahdari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan sesungguhnyamengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dariibadat-ibadat lain) dan Allah mengetahui apa yang kamukerjakan.” (Q.S Al-Ankabut, 29:45)

2) Shaum

Shaum menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu yang

membatalkannya, dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari,

dengan niat dan beberapa syarat.28 Sebagaimana Allah berfirman:

27 M. Hafi Anshari. Op cit. hal. 14928 Ibid, hal. 172

29

“Dihalakan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampurdengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dankamupun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasaanyakamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunikamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurimereka dan ikutilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, makandan minumlah hingga terang bagimu dari benang putih daribenang hitam, yaitu fajar. Kemudian semprnakannlah puasa itusampai datang (malam), (tetapi) janganlah kamu campuri merekaitu, sedang beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allahmenerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya merekabertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah, 1:187)

Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban ummat

Islam sebagai pelaksanaan rukun islam sebagaimana Firman Allah

swt:

“Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasasebagaimana diawajibkan atas orang-orang sebelum kamu agarkamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah, 1:183)

Perintah yang terkandung dalam ayat diatas adalah puasa

Ramadhan itu diwajibkan bagi tiap-tiap mukallaf selama satu

Bulan penuh di bulan Ramadhan, adapun hikmahnya yang dapat

diambil sebagai berikut:

30

a) Disiplin rohani

b) Pembentukan Akhlak Karimah

c) Pengembangan nilai-nilai sosial

d) Penjelasan tentang psikologis manusia yang berpengaruh dalam

kondisi fisiknya.29

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri

tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk

hidup berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain.30 Karena pada

dasarnya, setiap manusia memiliki kemampuan dasar yang berbeda-

beda dan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dijadikan sebagai

alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan hidup.

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang

berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan

manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan

selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan

sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri

manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)

dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai

manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa

berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa

menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa

mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

29 Maila Dinia Husni Rahim, Op Cit, hal. 18730 Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok danPpsikologi Terapan (Jakarta: PT.Balai Pusta, 1999), hal. 4

31

Menurut Yatimin Abdullah dalam bukunya, seorang muslim harusmencintai saudaranya sebagaimana mencintai diri sendiri, maka dariitu akhlak yang harus dikembangkan adalah1) Jangan menyakiti hatinya baik dengan tindakan atau perbuatan;2) Harus bersikap tawadhu (rendah hati);3) Jangan memasuki rumah orang lain tanpa seizinnya;4) Menghormati orang tua dan kasih saying terhadap yang kecil.31

Sebagai seorang muslim harus menjaga perasaan orang lain, tidak

boleh membedakan sikap terhadap seseorang baik dia yang berpangkat

atau rakyat jelata, saling merahasiakan rahasia sesama muslim, tidak

boleh menggemborkan kesalahan orang lain baik lisan maupun tulisan,

harus saling tolong menolong dalam kabaikan dan ketakwaan pada

AllaH SWT. Adapun akhlak sesame manusia dapat diperincikan

sebagai berikut:

1) Akhlak kepada Orang Tua

Sebagai anak wajib, berbakti kepada orang tua, setelah takwa

kepada Allah. Orang tua telah bersusah payah memelihara,

mengasuh, mendidik sehingga menjadi orang yang berguna dan

berbahagia. Karena itu anak wajib menghormatinya, menjunjung

tinggi titahnya, mencintai mereka dengan ikhlas, berbuat baik

kepada mereka, lebih-lebih bila usia mereka lebih lanjut. Jangan

berkata keras dan kasar dihadapan mereka.32

Allah berfirman:

31 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: AMZAH, 2007, Hal.21332 Ibid, Hal. 215

32

“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu janganmenyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibubapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antarakeduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalampemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakankepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentakmereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuhkesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah merekakeduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktukecil.” (Q.S. Al-Isra’ 17:23-24)

2) Akhlak Kepada Guru

Selain kepada Orang tua, seorang anak pun harus berbuat baik

kepada Guru. Guru adalah seorang manusia yang mengabdikan

sebagian hidupnya untuk kepantingan anka didik, diakui atau tidak

jsanya tidak ternilai yakni mendidik siswa sampai tahu segala hal.

Melalui tangan halus dan sikap lemah lembut mereka, siswa yang

tidak tahu apa-apa menjadi tahu, gurulah yang mendidik jiwa,

memelihara otak, menunjukan kepada kebaikan dan kebahagiaan.

Guru mengajarkan anak didiknya menulis, membaca,

mengajarkan aneka pengetahuan, melatih erbagai ilmu

keterampilan, dan lainnya sebagainya. oleh karena itu hendaklah

sepatutnya siswa mentaati, mematuhi, dan menghormati gurunya,

terlebih lagi Guru Agama, karena Guru Agama selain mengajarkan

membaca, menulis, juga telah mengenalkan kepada Allah sang

pencipta alam, mengajarkan kit acara beribadah, menunjukan

segala sifat kesempurnaan dan sifat terpuji.

3) Akhlak Terhadap Teman

Salah satu kewajiban muslim adalah tidak mengganggu

muslim lainnya, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan

orang lain dalam kehidupannya, manusia membutuhkan teman

untuk bergaul dan berbudaya, teman sangat besar berpengaruhnya

bagi seseorang bahkan Rasulullah Saw. pernah mengatakan bahwa

33

untuk mengetahui bagaimana seseorang itu maka lihatlah siapa

temannya, dalam Al-Quran pun Allah SWT. berfirman:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nyadengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat,ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakandiri.” (Q.S. An-Nisaa, 4:36)

4) Akhlak terhadap Diri Sendiri

Manusia mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Islam

melarang manusia mencelakakan dirinya tidak peduli dengan

keadaan diri dan masa depannya, dengan menjaga dirinya dari hal-

hal buruk, itu menandakan manusia sedang mensyukuri karunia

Allah. Berbuat baik kepada diri sendiri ini meliputi aspek jasmani

dan rohani, manusia dilarang membiarkan jasmaninya kotor dan

rusak juga tidak menjaga jasmaninya. Membiarkan diri tidak

bertambah ilmu dan mengikuti hawa nafsu adalah merupakan hal

yang menyebabkan rohani tidak sehat, perintah berbuat baik

terhadap diri sendiri tercantum dalam Al-Qur’an.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dankeluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusiadan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dantidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

34

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.“(QS. At-Tahrim, 66:6)

c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar

Hubungan manusia dengan alamnya mengandung beberapa aspek,

antara lain manusia tidak lepas dari interaksinya bersama

sesama manusia juga dengan hewan,tumbuhan, lingkungan / alam.

Karena aspek-aspek tersbeut sangat berarti bagi manusia, karena

manusia adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri, tanpa bantuan

disekitar lingkungan hidupnya. Selain itu juga manusia diciptakan oleh

Tuhan untuk beribadah sebagaimana mestinya seperti ketentuan yang

telah diberikan Tuhan dalam kitab kepercayaan masing-masing agama.

Sungguh terlalu bila manusia tidak bersyukur atas segala apa yang

diberikan oleh Tuhan, manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka

bumi ini, sebagai penguasa alam semesta, karena diciptakan oleh

Tuhan sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingkan mahluk

hidup lainnya. Manusia dapat bersyukur pada Tuhanya dengan cara

beribadah yang rajin menjauhi segala larangannya dan mentaati segala

perintah- Nya.

Di alam dunia ini kita manusia diciptakan berpasang-pasangan,

ada laki-laki ada perempuan, dan uniknya manusia memiliki sifat

yang beragam, ada yang baik, jahat, pemarah, pemalu, sabar, dan tidak

sabar dalam menghadapi masalah.

Walaupun setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda

namun kita sebagai manusia harus saling menghormati dengan

manusia lainnya, sebab dengan terjalinnya hubungan yang baik antar

manusia dengan manusia, maka akan tercipta ketentraman hidup.

Bayangkan bila manusia di dunia ini tidak saling menghormatidan

mengerti dengan segala kepentingan dan kesibukannya? Mungkin

tidak akan tercipta ketentraman hidup dan dunia ini akan semrawut

dengan ulah manusia.

35

Ketentraman hidup dapat dijalin dengan cara saling berinteraksi

antar manusia,saling menyayangi, saling mencintai. Cara tersebut

dapat dijalankan pada berbagai keadaan, antara lain dalam

bermasyarakat, keluarga dan dalam lingkungan keluarga juga, meski

terkadang sekarang ini sulit untuk menjalin ketentraman hidup

dikarenakan pola pikir manusia yang telah diracuni oleh pola pikir

yang menyimpang.

Lalu hubungan manusia dengan hewan, cara kita sebagai manusia

menghormati binatang dengan cara menyayanginya dan tidak

menyiksanya /membunuhnya bila binatang itu tidak mengganggu.

Ada sebagian manusia yang menyayangi binatang dengan cara

memeliharanya. Binatang tersebut bisa dikategorkan menjadi 2

macam, antara lain binatang yang jinak dan tidak jimak. Kedua

kategori sifat binatang ini sebagian besar ada yang dipeliharaoleh

manusia juga. Binatang juga sangat bermanfaat bagi manusia, selain

dapat dimanfaatkantenaga dan dapat dimakan juga sebagai sarana

penambah kebutuhan untuk konsumsimakanan.

Bila binatanag yang ada disekitar kita tidak disayangi maka dapat

merugikan jiwa manusia sebab secara tidak langsung binatang itu

dapat menyerang dan membunuh kita, terutama seperti harimau, ular,

banteng. Karena kita hidup di dunia ini tidak hanya berdampingan

dengan manusia sajatapi dengan binatang juga.

Hubungan manusia dengan tumbuhan, bayangkan bila dunia ini

tidak ada tumbuhan/pohon, mungkin dunia ini akan begitu gersang dan

panas, tidak ada penahan panas yang membantu mengurangi pantulan

sinar matahari yang menuju ke bumi tempat kita berpijak.

Selain itu tumbuhan juga sebagai penyalur oksigen, karena mereka

juga makhluk hidup, tumbuhan sangat penting perannya dalam

kehidupan manusia.Mungkin bila di dunia ini dan di lingkungan

tempat manusia tidak ada tumbuhan,mungkin tidak akan keindahan

36

yang terlihat dimata kita. Mungkin hanyalah padang pasir yang telihat

dan panas.

Manusia dapat hidup berdampingan dengan tumbuhan dengan cara

memelihara dan melestarikannya. Jangan membakar hutan, karena

dapat terjadi erosi, karena hutan juga sebagai paru-paru dunia. Maka

dari itu tanamilah dunia ini dengan tumbuhan agar terlihat indah

dan asri, maka tumbuhanpun akan memebrikan dampakyang positif

juga untuk kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini.

Kita hidup di dunia in juga berdampingan dengan lingkungan,

lingkungandisini adalah menyangkut alam dunia, yang terbagi menjadi

beberapa aspek; tanah,air, udara beserta benda langit yang mengitari

dunia ini. Bila kita tidak menyayangi mereka maka mereka juga dapat

membahayakan kita. Contohnya air bila kita tidak memanfaatkannya

dengan baik maka akan bisa terjadi banjir, udara saat ini kabarnya

atmosfer kita mulai menipis dikarenakan ulah manusia yang tidak

dapat menghindari pemanasan global/global warning. Pada dasarnya

akhlak yang diajarkar Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari

manusia sebagai khlaifah. Kekhalifahan mengandung arti

pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk

mencapai tujuan penciptaannya. 33Jadi intinya kita harus saling hidup

berdampingan di dunia ini, karena kita mempunyai sifat simbiosis

mutualisme. Sayangilah alam sekitar sebagaimana kita menyayangi

keluarga / pasangan hidup kita. Jangan lupa juga beribadah yang rajin

agar teman tetap menyayangi kita, dan kita kelak nanti dapat menjadi

ahli surga.

33 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan KepribadianMuslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) Cet-2, h. 158

37

C. Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadapa Perilaku

Siswa

Dalam Pendidikan Agama Islam. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha

sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya

meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek

kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku

dan sebagainya.

Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui

pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju

dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak

yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan.

Dalam pembentukan akhlak siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa

dalam pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan

akhlak pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke

arah kehidupan praktis.

Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat memberi

peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih

dapat diyakini secara mutlak.

Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai

peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan

sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah

keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya

sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak

kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapisegala

keinginan-keinginannya yang timbul.

D. Penelitian yang Relevan

1. Efa Sovawati, skripsi tahun 2006 di UIN Jakarta yang berjudul “Hubungan

Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Akhlak Siswa MTs Fatahillah Buncit

Raya Kalibata Pulo”. Hasil penelitian yang diambil dari random sample

38

sebanyak 40 siswa yang terdapat di kelas VII dan Kelas IX MTs Fatahillah

Buncit Raya Kalibata Pulo ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara Pembelajaran Akidah Akhlak terhadap akhlak siswa di MTs

Fatahillah Buncit Raya Kalibata Pulo. Hal tersebut dilihat dari Koefisiean

Korealasi sebesar 0,99 yang terletak pada rentang 0,90-1,00 yang berarti

kolerasi berada pada derajat sangat kuat.

2. Ahmad Amirudin, Skripsi Tahun 2010 di STAIN Salatiga yang berjudul

“Pengaruh Penguasaan Materi Akidah Akhlak Terhadapa Perilaku Ihsan

Siswa (Studi kasus pada siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan

Ampel Boyolali)”. Hasil dari penelitian yang diambil dari 26 siswa yaitu

siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan Ampel Boyolali

kesimpulannya adalah pada umumnya pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak

terhadap Perilaku siswa kelas IV MI Salafiyah Kaligentong kecamatan Ampel

Boyolali dalam tingkatan yang cukup baik yaitu sebesar 61,54%. Dengan

Koefisien Korelasi (Rxy) sebesar 0,575 dengan nilai r table product moment

dengan N=26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388 terbukti nilai r hitung lebih

besar daripada r tabel

3. Sofyan, skripsi tahun 2012 di UIN Jakarta yang berjudul “Pelaksanaan

Shalat Berjamah dalam Pembentukam Akhlak Siswa Kelas VI SDN Kebon

Pala 03 Pagi”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan shalat

berjamah di SDN Kebon Pala 03 pagi secara umum adalah sebuat upaya untuk

mewujudkan pendidikan nasional yakni melalui kegiatan tersebut diharapkan

dapat memperbaiki akhlak siswa, memperkuat keimanan dan ketakwaan siswa

serta memperluas keilmuan siswa. Secara khusus kegiatan shota berjamah ini

bertujuan agar siswa terbiasa mejalankan ibadah secara lebih baik dan benar

terbiasa berakhlak mulia. Pelaksanaan shalat berjamaah yang diterapkan di

sekolah dapat disimpulkan memiliki hubungan dengan pembentukan akhlak

siswa, hal ini dapt dibuktikan dengan nilai korelasi 0,305 dan diterimanya Ha

yang berarti ada pengaruh positif yang signifikan antara pelaksanaan shalat

berjamaah terhadap pembentukan akhlak siswa.

39

Dari ketiga penelitian diatas, penulis dapat menyimpulkan adanya Pengaruh

positif antara Pembelajaran Akidah Akhlak terhadap Perilaku siswa. Perilaku dan

akhlak siswa sangat tepat untuk dijadikan referensi skripsi ini.

E. Kerangka Berpikir

Akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam diri

seseorang, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melalui

pemikiran atau perenungan terlebih dahulu, artinya bahwa perbuatan itu dilakukan

dengan refleks da spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jika sifat yang

tertanam itu darinya muncul perbuatan-perbuatan terpuji menurut rasio dan

syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik (akhlak mahmudah)

sedangkan jika terlahir perbuatan-perbutan buruk maka sifat tersebut dinamakan

dengan akhlak buruk (akhlak mahmudah).

Perhatian terhadap pentingnya kahlak kini muncul kembali, yaitu disaat

manusia zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang

cukup serius, yang kalua dibiarkan akan mengahancurkan masa depan bangsa

yang bersangkutan. Pada realita kehidupan saat ini, dapat dilihat dan dinilai

sendiri bagaimana moral dan perilaku seorang anak terhadap dirinya sendiri dan

orang lain.

Pada hakekatnya pendidikan merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia,

yang dimulai sejak manusia lahir sampai meninggal dunia, bahkan manusia tidak

akan menjadi manusia yang berkepribadian utama tanpa melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan setiap manusia dalam

mencapai hidup yang sesungguhnya.

Begitu pula dengan pendidikan aqidah akhlak di Sekolah Dasar Islam memang

bukan satu – satunya faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku siswa. Namun

disamping itu, pendidikan akhlak juga sangat berpengaruh terhadap perilaku

siswa. Pendidikan aqidah dan akhlak merupakan dasar dari setiap pendidikan,

juga merupakan pondasi serta benteng dari perkembangan zaman yang tidak lepas

dari budaya luar yang menyesatkan.

40

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas maka penelitian ini melibatkan

dua variable yaitu pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah sebagai variable

pertama atau variable bebas, dan perilaku siswa sebagai variable kedua atau

variable terikat. Bedasarkan pemikiran-pemikiran sebelumnya dapat di

identifikasi secara teoritik dan ditarik asumsi perilaku siswa tidak dapat

dilepaskan dari siapa yang memberikan pendidikan. Beranjak dari asumsi dasar

tersebut maka hipotetsis penelitian ini adalah

H0 = Hipotesis nol, tidak Pengaruh antara Pembelajaran Aqidah Akhlak

terhadap Perilaku Siswa Kelas VI SD Islam Darul Mu’minin

Ha = Hipotesis tandingan, terdapat Pengaruh antara Pembelajaran Aqidah

Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas VI SD Islam Darul Mu’minin.

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian:

Penelitian dilakukan di SD Islam Darul Mu’minin yang berlokasi di

Jl. Swadaya III No. 20 A Larangan, Ciledug Kota Tangerang.

2. Waktu Penelitian:

Penelitian ini dilakukan selama 3 (Tiga) bulan terhitung mulai bulan

Januari sampai dengan bulan Maret 2016.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data yang

berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. 1 Pada dasarnya

menguji teori atau konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian

melalui berfikir yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analisi regresi

sederhana yaitu analisis yang dilakukan terhadap satu variabel terikat dan satu

variabel bebas. 2 penelitian yang bertujuan untuk mencari pengaruh antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain.

1 Sugiyono, Statistik Nonparametris untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 1999) h. 42 Fridayana Yudiatmaja, Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi Komputer Statistik

SPSS, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013) h. 5

42

C. Variabel Penelitian

Kata ‘variabel’ berasal dari Bahasa Inggris variable yang berarti ubahan,

faktor tak tetap, atau gejala yang dapat diubah-ubah.3 Variabel yang diteliti

ada dua macam, yaitu variabel X (Independent Variable) dan variabel Y

(Dependent Variable).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable) atau variabel X, yaitu

Pembelajaran Aqidah Akhlak

2. Variabel terikat (Dependent Variable) atau variabel Y, yaitu Perilaku Siwa

SD Islam Darul Mu’minin

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek-objek penelitian sedangkan sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dan sampel adalah bagian

dari populasi yang hendak di teliti dan mewakili karakteristik populasi.

Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel diambil

semuanya. Karena jumlah sample kurang dari 100 responden maka, populasi

pada penelitian ini adalah siswi-siswi kelas V SD Islam Darul Mu’minin yang

sebanyak 91 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan supatu usaha sadar untuk

mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur

standar yang ada.4 Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik

3 Sugiyono, loc. Cit., h. 364 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Cipta, 1998), h.

225

43

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk

mencapai tujuan tertentu.5

Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang menyeluruh

mengenai kondisi objek yang sedang diteliti. Dalam hal ini peneliti

mengadakan observasi langsung yaitu mengadakan pengamatan secara

langsung ke SDI Darul Mu’minin untuk mengamati lingkungan sekolah,

kemudian guru-guru, keadaan siswa, fasilitas yang dimiliki dan Strutur

Organisasi yang dimiliki oleh SDI Darul Mu’minin.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data

yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung

maupun tidak langsung dengan peserta didik. 6 Wawancara bersifat

langsung yaitu data yang akan dikumpulkan langsung diperoleh dari

objek/individu yang bersangkutan, misalnya wawancara dengan guru yang

bersangkutan untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya.

Wawancara yang bersifat tidak langsung yaitu wawancara yang

dilakukan seseorang/objek untuk memperoleh keterangan mengenai orang

lain, misalnya wawancara dengan kepala sekolah untuk memperoleh

keterangan mengenai keadaan guru atau staff/karyawan sebagai

bawahannya. Juga wawancara dapat bersifat insidentil, yaitu apabila

dilakukan sewaktu-waktu bila dipandang perlu. Juga dapat bersifat

berencana pada waktu-waktu yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan Guru Pelajaran

Aqidah Akhlak kelas V SD Islam Darul Mu’minin guna mendapat

informasi tentang upaya yang dilakukan dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak.

5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 1526 Ibid, h. 157

44

3. Angket

Angket yaitu mengumpulkan data dengan cara mengajukan daftar

pertanyaaan tertulis kepada siswa yang telah ditetapkan menjadi responden

sebagai sample penelitian dengan memberikan angket pertanyaan

sebanyak jumlah yang ditentukan, mengenai responden adalah siswa kelas

V SD Islam Darul Mu’minin.

Dalam skala Likert, peserta didik tidak diperintahkan untuk memilih

peryataan-pernyataan yang positif saja, tetapi memilih juga pernyataan-

pernyataan yang negatif. Adapun pengukuran setiap item jawaban atau

variabel-variabel menggunakan sistem skor/ nilai untuk pernyataan positif

dengan Skala Likert sebagai berikut:

a. Bila responden memilih kolom ‘Selalu’ diberi skor : 5

b. Bila responden memilih kolom ‘Sering’ diberi skor : 4

c. Bila responden memilih kolom ‘Kadang-kadang’ diberi skor : 3

d. Bila responden memilih kolom ‘Jarang’ diberi skor : 2

e. Bila responden memilih kolom ‘Tidak Pernah’ diberi skor : 1

Dan skor/ nilai untuk pernyataan negatif dengan Skala Likert sebagai

berikut:

a. Bila responden memilih kolom ‘Selalu’ diberi skor : 1

b. Bila responden memilih kolom ‘Sering’ diberi skor : 2

c. Bila responden memilih kolom ‘Kadang-kadang’ diberi skor : 3

d. Bila responden memilih kolom ‘Jarang’ diberi skor : 4

e. Bila responden memilih kolom ‘Tidak Pernah’ diberi skor : 5

Dan berikut adalah kisi-kisi instrumen angket setelah uji validitas yang

terdiri dari 14 soal untuk angket variable X dan 16 soal untuk variable Y

Tabel 3.1Kisi-Kisi Angket Pembelajaran Aqidah Akhlak

NO Variable Indikator

Variable

Jumlah

Item

No. Item

1. Pembelajaran Tujuan 14 1,2,3,

45

Aqidah

Akhlak

Metode

Pembelajaran

Evaluasi

4,5,6,7,8

9,10,11,12,13,14

2. Perilaku

Siswa

1. Hubungan

manusia

dengan Allah

Sholat

Puasa

2. Hubungan

manusia

dengan

sesama

Orang tua

Guru

Teman

Diri sendiri

3. Hubungan

manusia

dengan alam

tumbuhan

hewan

16

1,2

3,

4,5,6

7

8,9,10

11,12

13,14

15,16

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpresentasikan agar data yang terkumpul

itu dapat dianalisa kemudian diambil kesimpulan.

Setelah data hasil angket terkumpul, maka langkah selanjutnyanya itu

menganalisis data menggunakan rumus Distribusi Frekuensi Relatif

(Persentase). Dalam rumus ini, setiap data dipersentsekan setelah ditabulasi

46

dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban.

Rumus Persentase setiap data adalah:= %Keterangan:

P = Angka persentase

f = Frekuensi

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

Kemudian menggunakan teknik analisis parsial yaitu analisis masing-

masing variabel baik variabel X atau Y secara terpisah diantaranya

menganalisis rata-rata perindikator dengan menggunaka rumus

X =∑

Kemudian menginterpreatsikan kedalam skala lima absolut sebagai berikut

0,50 – 1,50 = sangat rendah

1,51 – 2,50 = rendah

2,50 – 3,50 = sedang

3,51 – 3,50 = Tinggi

4,51 – 5,50 = sangat tinggi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Regresi Linear Sederhana. Analisis ini memberikan hasil apakah antara

variabel-variabel yang sedang diteliti atau sedang dianalisis terdapat hubungan,

baik saling berhubungan, saling mempengaruhi dan sebarapa besar ditingkat

hubungannya.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh antara Pembelajaran

Aqidah Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas V SD Islam Darul Mu’minin,

penulis menggunakan rumus Regresi Linear Sederhana:

1. Rumus Regresi Linier Sederhana :

Y = a + b (x)

47

Dimana : a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Y = Variabel dependen (variabel tak bebas)

X = Variabel Independen (variabel bebas)

2. Mencari rumus a dan b dapat digunakan metode Least Square sebagai

berikut:= Σ − Σ = n Σ − Σ . ΣΣ − (Σ )3. Kemudian mencari koefisien relasi dapat digunakan rumusan koefisien

korelasi Pearson yaitu := (Σ ) − (Σ )(Σ )[ (Σ ) − (Σ ) ] [ ( (Σ ) − (Σ ) ]Keterangan :

Jika r = 0 maka tidak ada hubungan antara kedua variabel

Jika r = (-1) maka hubungan sangat kuat dan bersifat tidak searah

Jika r = (+1) maka hubungannya sangat kuat dan bersifat searah

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilambangkan dengan r2 , merupakan kuadrat

dari koefisien korelasi. Koefisiean ini dapat digunakan untuk menganalisi

apakah variabel yang diduga/diramal (Y) dipengaruhi oleh variabel (X)

atau seberapa variabel independen (bebas) mempengaruhi variabel

dependen (tak bebas).

48

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 7 Setiap hipotesis

mempunyai dua kemungkinan yaitu bisa benar dan bisa salah. Oleh karena itu

sebelum hipotesis di terima atau di tolak maka perlu di adakan penelitian atau

yang di sebut pengujian hipotesis.

Penelitian ini melibatkan dua avariabel yaitu pengaruh pembelajaran

akidah akhlak sebagai variabel bebas dan perilaku siswa sebagai variabel

terikat. Berdasarkan pemikiran pemikiran sebelumnya dapat di identifikasi

secara teoritik dan Tarik asumsi perilaku siswa tidak dapat dilepaskan dari

keseharian siswa-siswanya. Beranjak dari asumsi dasar tersebut maka

hipotesis penelitian ini adalah “semakin baik pemeblajaran akidah akhlak di

sekolah maka semakin baik pula perilaku siswa. dan sebaliknya semakin

buruk pembelajaran akidah akhlak siswa semakin buruk pula perilaku siswa.

Untuk menguji hipotesis tersebut akan di tes hipotesis nol (Ho) yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antar pembelajaran akidah

akhlak terhadap perilaku siswa di sekolah. Secara statistik dengan mendasar

pada taraf signifikansi 5%

Perumusan hipotesis statistik untuk mengetahui Pengaruh antara

Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap Perilaku Siswa Kelas V SD Islam

Darul Mu’minin dengan taraf signifikasi 5% adalah sebagai berikut:

Jika t hitung < t table maka hipotesis nol (Ho) di tolak dan Ha diterima

Jika t hitung > t table maka hipotesis nol (Ho) di terima dan Ha di tolak

Pengujian hipotesis

Jika t.o < t table berarti Ho di terima dan Ha di tolak

Jika t.o > t table Ho di tolak dan Ha di terima

7 Suharsimi arifkunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hal. 229

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SDI Darul Mu’minin1. Sejarah Singkat SDI Darul Mu’minin

Sekolah Dasar Islam Darul Mu’minin merupakan salah satu lembaga

pendidikan sekolah dasar yang bernaung dalam Yayasan Darul Mu’minin.

Awal mula didirikan sekolah ini pada tahun 1998 dan mendapatkan ijin

pendirian dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang

pada tahun 2004 dengan Nomor : 420/1365-Dis-P&K, dengan status

Akreditasi A.

Sekolah ini berdomisili di perumahan Larangan Indah dengan alamat

Jl. Swadaya III No.20 A Rt.004/004 Kecamatan Larangan. Kepala sekolah

yang pertama menjabat disekolah ini adalah Bapak H. Chumaidur

Rahman, S.Ag. yang masa jabatannya dari tahun 1998 - 2004, kemudian

pada tahun 2004 - 2005 Bapak H. Chumaidur Rahman, S.Ag. ini

digantikan oleh Bapak H. Imam Asy’ari, M.Ag. dan mengisi jabatannya

sampai sekarang.

2. Visi dan Misi SDI Darul Mu’minin

a. Visi SD Islam Darul Mu’minin

“Membangun generasi yang berkualitas, berilmu, beramal, dan

bertaqwa kepada Allah SWT, cinta Agama, bangsa dan negara

Republik Indonesia”

50

b. Misi SDI Darul Mu’minin

1) Mengembangkan pendidikan dan mendirikan sekolah-sekolah yang

modern dan berkualitas dengan biaya murah.

2) Mendirikan usaha-usaha yang bersifat sosial.

3) Menggali dana halal dari berbagai pihak untuk di alokasikan

sebagai beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu.

3. Data Guru dan Siswa SDI Darul Mu’minin

Guru di SDI Darul Mu’minin yang dipimpin oleh H.Imam Asy’ari,

M.Ag sebagai Kepala Sekolah berjumlah 39 orang. Dangan rincian Guru

Kelas berjumlah 18 orang Guru Bidang Studi berjumlah 14 orang, Asisten

Kelas Satu berjumlah 3 orang dan dibantu oleh Staf berjumlah 4 orang.

Data siswa SDI Darul Mu’minin keseluruhan berjumlah 571 siswa.

Satu kelas di bagi menjadi tiga kelas yaitu kelas BA, TA dan JA. Dengan

rincian 100 anak di kelas I, 101 anak di kelas II, 97 anak di kelas III, 98

anak di kelas IV, 91 anak di kelas V, dan 84 anak di kelas VI.

4. Kurikulum SDI Darul Mu’minin

a. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum SDI Darul Mu’minin terdiri dari 4 kelompok

mata pelajaran, yaitu:

1) Kelompok mata pelajaran Agama, yaitu: Aqidah Akhlak, Al-

Qur’an, Praktikan Ibadah

2) Kelompok mata pelajaran Umum, yaitu: Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengatahuan

Sosial (IPS), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), TIK, dan Seni

Budaya dan Keterampilan

3) Kelompok mata pelajaran Bahasa, yaitu: Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab

51

B. Deskripsi Data

Data-data penelitian tentang pengaruh pembelajaran Aqidah Akhlak

terhadapa pemnbentukan perilaku siswa di SD Islam Darul Mu’minin

diperoleh melalui obeservasi, wawancara dan angket. Untuk mendapatkan

gambaran mengenai pengaruh pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap perilaku

siswa, maka dapat diketahui dari hasil distribusi. Hasil angket dianalisis

dengan cara diuraikan dalam bentuk tabel presentase. Adapun hasil

pengolahan angket pada teknik deskriptif persentase menggunakan rumus:= %P = Angka persentase

f = Frekuensi

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

Dari angket yang diajukan, dapat diuraikan persentase jawaban 14 item

pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Guru menguasai materi yang diajarkan

Alternatif Frekuensi %

Selalu 73 80,2

Sering 14 15,4%

Kadang-kadang 2 2,2%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang mentakan “selalu” 80,2% siswa yang

menyatakan “sering” 15,4% siswa yang menyatakan kadang-kadang 2,2%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah” 0.

52

Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru guru sering

menguasai materi.

Tabel 4.2

Pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak

Alternatif Frekuensi %

Selalu 24 26,4%

Sering 37 40,7%

Kadang-kadang 24 26,4%

Jarang 6 6.6%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang mentakan “selalu” 26,4% siswa yang

menyatakan “sering” 40,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang 26,4%

kemudian siswa “jarang” 6,6% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah” 0.

Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa tingkat pemahaman

siswa terhadap materi sangat bagus.

Tabel 4.3

Guru mengajarkan agar selalu menghormati kedua Orang tua

Alternatif Frekuensi %

Selalu 66 72,5%

Sering 19 20,9%

Kadang-kadang 5 5,5%

Jarang 0 0

Tidak pernah 1 1,1%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang mentakan “selalu” 72,5% siswa yang

menyatakan “sering” 20,9% siswa yang menyatakan kadang-kadang 5,5%

53

kemudian siswa “jarang” 0% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

1,1%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa guru selalu

mengajarkan siswa agar menghormati orang tuanya.

Tabel 4.4

Guru menggunakan metode saat belajar

Alternatif Frekuensi %

Selalu 50 54,9%

Sering 20 22,0%

Kadang-kadang 17 18,7%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 2 2,2%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang mentakan “selalu” 54,9% siswa yang

menyatakan “sering” 22,0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 18,7%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

2,2%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa guru selalu

menggunakan metode dalam mengajar.

Tabel 4.5

Siswa mengerti pelajran yang disampaikan oleh Guru

Alternatif Frekuensi %

Selalu 30 33,0%

Sering 46 50,5%

Kadang-kadang 14 15,4%

Jarang 1 1,1%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang mentakan “selalu” 33,0% siswa yang

menyatakan “sering” 50,5% siswa yang menyatakan kadang-kadang 15,4%

54

kemudian siswa “jarang” 1,1% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa mengerti

materi yang di sampaikan oleh Guru.

Tabel 4.6

Suasana belajar Aqidah Akhlak

Alternatif Frekuensi %

Selalu 24 26,4%

Sering 26 28,6%

Kadang-kadang 35 38,5%

Jarang 5 5,5%

Tidak pernah 1 1,1%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang mentakan “selalu” 26,4% siswa yang

menyatakan “sering” 28,6% siswa yang menyatakan kadang-kadang 38,5%

kemudian siswa “jarang” 5,5% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”1,1%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

suasana belajar kadang-kadang kondusif.

Tabel 4.7

Guru menggunakan metode ceramah

Alternatif Frekuensi %

Selalu 44 48,4%

Sering 30 33,0%

Kadang-kadang 13 14,3%

Jarang 4 4,4%

Tidak pernah 1 1,1%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 48,4% siswa yang

menyatakan “sering” 33,0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 14,3%

55

kemudian siswa “jarang” 4,4% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

1,1%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru selalu

menggunakan metode ceramah.

Tabel 4.8

Guru menggunakan metode tanya jawab

Alternatif Frekuensi %

Selalu 18 19,8%

Sering 33 36,3%

Kadang-kadang 27 29,7%

Jarang 12 13,2%

Tidak pernah 1 1,1%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 19,8% siswa yang

menyatakan “sering” 36,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang 29,7%

kemudian siswa “jarang” 13,2% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

1,1%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru kadang-

kadang menggunakan metode tanya jawab.

Tabel 4.9

Guru memberikan pertanyaan di akhir pelajaran

Alternatif Frekuensi %

Selalu 6 6,6

Sering 18 19,8%

Kadang-kadang 27 29,7%

Jarang 25 27,5%

Tidak pernah 15 16,5%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 6,6% siswa yang

menyatakan “sering” 19,8% siswa yang menyatakan kadang-kadang 29,7%

56

kemudian siswa “jarang” 27,5% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

16,5%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru selalu

memberikan pertanyaan di setiap akhir pelajaran.

Tabel 4.10

Guru memberikan latihan soal setelah menyampaikan materi

Alternatif Frekuensi %

Selalu 46 50,5%

Sering 27 29,7%

Kadang-kadang 15 16,5%

Jarang 3 3,3%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 50,5% siswa yang

menyatakan “sering” 29,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang 16,5%

kemudian siswa “jarang” 3,3% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru selalu

memberikan latihan soal setelah menyampaikan materi.

Tabel 4.11

Guru Aqidah Akhlak memberikan tugas pada pertengahan semester

Alternatif Frekuensi %

Selalu 36 39,6%

Sering 24 26,4%

Kadang-kadang 20 22,0%

Jarang 11 12,1%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 39,6% siswa yang

menyatakan “sering” 26,4% siswa yang menyatakan kadang-kadang 22,0%

57

kemudian siswa “jarang” 3,3% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru Aqidah

Akhlak sering memberikan tugas pada pertengahan semester.

Tabel 4.12

Guru Aqidah Akhlak menilai tugas siswa

Alternatif Frekuensi %

Selalu 58 63,7%

Sering 22 24,2%

Kadang-kadang 9 9,9%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 63,7% siswa yang

menyatakan “sering” 24,2% siswa yang menyatakan kadang-kadang 9,9%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru Aqidah

Akhlak selalu menilai tugas siswa.

Tabel 4.13

Guru Aqidah Akhlak membimbing siswa yang mengalami kesulitan

belajar

Alternatif Frekuensi %

Selalu 32 35,2%

Sering 39 42,9%

Kadang-kadang 17 18,7%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 1 1,1

Jumlah 91 100%

58

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 35,2% siswa yang

menyatakan “sering” 42,9% siswa yang menyatakan kadang-kadang 18,7%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

1,1%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Guru Aqidah

Akhlak sering membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Tabel 4.14

Siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru

Alternatif Frekuensi %

Selalu 30 33,0%

Sering 38 41,8%

Kadang-kadang 20 22,0%

Jarang 3 3,3%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 33,0% siswa yang

menyatakan “sering” 41,8% siswa yang menyatakan kadang-kadang 22,0%

kemudian siswa “jarang” 3,3% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Siswa sering

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Tabel 4.15

Suasana belajar menyenangkan dan tidak membosankan

Alternatif Frekuensi %

Selalu 45 49,5%

Sering 25 27,5%

Kadang-kadang 18 19,8%

Jarang 3 3,3%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

59

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 49,5% siswa yang

menyatakan “sering” 27,5% siswa yang menyatakan kadang-kadang 19,8%

kemudian siswa “jarang” 3,3% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa suasana kelas

selalu menyenangkan dan tidak membosankan.

Analisis Parsial Variabel X

Tabel 4.16

Daftar jawaban responden untuk

Variabel X

No.Jumlah Siswa yang Menjawab

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah1 73 14 2 2 02 24 37 24 6 03 66 19 5 0 14 50 20 17 2 25 30 46 14 1 06 24 26 35 5 17 44 30 13 4 18 18 33 27 25 159 6 18 27 25 15

10 36 24 20 11 011 58 22 9 2 012 32 39 17 2 113 30 38 20 3 014 45 25 18 3 0

Cara analisis datanya penulis menggunakan rumus sebagai berikut

X =∑

Jika di jelaskan deskripsi angkanya seperti ini

SL=x5 + SR=x4 + KD=x3 + JR=x2 + TP=x1

91

No.Jumlah Siswa yang Menjawab

Jumlah Rata-rataSL SR KD JR TP

1 365 56 6 4 0 431 5.461538

60

2 120 148 72 12 0 352 6.417582

3 330 76 15 0 1 422 5.648352

4 250 80 51 4 2 387 5.758242

5 150 184 42 2 0 378 6.659341

6 120 104 105 10 1 340 6.153846

7 220 120 39 8 1 388 6.10989

8 90 132 81 50 15 368 7.098901

9 30 72 81 50 15 248 5.120879

10 180 96 60 22 0 358 5.89011

11 290 88 27 4 0 409 5.802198

12 160 156 51 4 1 372 6.417582

13 150 152 60 6 0 368 6.43956

14 225 100 54 6 0 385 5.989011

Jumlah 84.96703

Untuk mengetahui rata-rata variabel X jumlah rata-rata tersebut di bagi

20 maka hasilnya adalah 84.96 : 20 = 4.24, angka ini termasuk kategori tinggi

karena berada di interval 3.51 – 4.50. dengan demikian pembelajaran akidah

akhlak siswa dalam termasuk bagus.

Tabel 4.17

Siswa langsung melaksanakan sholat ketika adzan berkumandang

Alternatif Frekuensi %

Selalu 20 22,0%

Sering 13 14,3%

Kadang-kadang 41 45,1%

Jarang 17 18,7%

Tidak pernah 0 0

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 22,0% siswa yang

menyatakan “sering” 14,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang 45,1%

kemudian siswa “jarang” 18,7% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

61

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa kadang-kadang

siswa langsung melaksanakan sholat ketika adzan berkumandang.

Tabel 4.18

Siswa mengerjakan sholat Sunnah

Alternatif Frekuensi %

Selalu 5 5,5%

Sering 9 9,9%

Kadang-kadang 40 44,0%

Jarang 33 36,3%

Tidak pernah 4 4,4

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 5,5% siswa yang

menyatakan “sering” 9,9% siswa yang menyatakan kadang-kadang 44,0%

kemudian siswa “jarang” 36,3% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

4,4%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa kadang-

kadang siswa langsung melaksanakan sholat Sunnah.

Tabel 4.19

Siswa malas mengerjakan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan

Alternatif Frekuensi %

Selalu 0 0%

Sering 0 0%

Kadang-kadang 1 1,1%

Jarang 18 19,8%

Tidak pernah 72 79,1

62

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 0% siswa yang

menyatakan “sering” 0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 1,1%

kemudian siswa “jarang” 19,8% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”79,1%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa tidak pernah malas mengerjakan puasa di Bulan Ramadhan walaupun

terasa berat.

Tabel 4.20

Siswa mematuhi nasihat orang tua

Alternatif Frekuensi %

Selalu 20 22,0%

Sering 34 37,4%

Kadang-kadang 33 36,3%

Jarang 4 4,4%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 22,0% siswa yang

menyatakan “sering” 37,4% siswa yang menyatakan kadang-kadang 36,3%

kemudian siswa “jarang” 4,4% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa

sering mematuhi nasihat orang tua.

Tabel 4.21

Siswa membiarkan Orang Tuanya ketika sakit

Alternatif Frekuensi %

Selalu 0 0%

Sering 1 1,1%

Kadang-kadang 6 6,6%

63

Jarang 15 16,5%

Tidak pernah 69 75,8%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 0% siswa yang

menyatakan “sering” 1,1% siswa yang menyatakan kadang-kadang 6,6%

kemudian siswa “jarang” 15,1% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”75,8%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa tidak pernah membiarkan orang tuanya sakit.

Tabel 4.22

Siswa membantah perkataan orang tua

Alternatif Frekuensi %

Selalu 0 0%

Sering 4 4,4%

Kadang-kadang 15 16,5%

Jarang 40 44,0%

Tidak pernah 32 35,2

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 0% siswa yang

menyatakan “sering” 4,4% siswa yang menyatakan kadang-kadang 16,5%

kemudian siswa “jarang” 44,0% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”32,0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa jarang membantah perkataan orang tua.

Tabel 4.23

Jika bertemu dengan Guru siswa memberikan salam

Alternatif Frekuensi %

Selalu 23 25,3%

Sering 26 28,6%

64

Kadang-kadang 32 35,2%

Jarang 10 11,0%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 25,3% siswa yang

menyatakan “sering” 28,6% siswa yang menyatakan kadang-kadang 35,2%

kemudian siswa “jarang” 11,0% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa

kadang-kadang memberikan salam jika bertemu dengan Gurunya.

Tabel 4.24

Siswa membantu temannya ketika mengalami kesulitan

Alternatif Frekuensi %

Selalu 13 14,3%

Sering 33 36,3%

Kadang-kadang 41 45,1%

Jarang 4 4,4%

Tidak pernah 0 9,9%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 14,3% siswa yang

menyatakan “sering” 36,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang 45,1%

kemudian siswa “jarang” 4,4% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa

kadang-kadang membantu temannya yang sedang kesulitan.

Tabel 4.25

Siswa membiarkan temannya ketika sedang tidur di kelas

Alternatif Frekuensi %

Selalu 9 9,9%

65

Sering 11 12,1%

Kadang-kadang 15 16,5%

Jarang 27 29,7%

Tidak pernah 29 31,9%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 9,9% siswa yang

menyatakan “sering” 12,1% siswa yang menyatakan kadang-kadang 16,5%

kemudian siswa “jarang” 29,7% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”31,9%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa tidak pernah membiarkan temannya tidur di kelas.

Tabel 4.26

Siswa memarahi temannya yang meminta maaf

Alternatif Frekuensi %

Selalu 0 0%

Sering 0 0%

Kadang-kadang 1 1,1%

Jarang 23 25,3%

Tidak pernah 67 73,6%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 0% siswa yang

menyatakan “sering” 0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 1,1%

kemudian siswa “jarang” 25,3% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”73,6%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa tidak pernah memarahi temannya yang meminta maaf.

Tabel 4.27

66

Siswa mengerjakan PR di rumah

Alternatif Frekuensi %

Selalu 35 38,5%

Sering 40 44,0%

Kadang-kadang 14 15,4%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 0 0 %

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 38,5% siswa yang

menyatakan “sering” 44,0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 15,4%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa yang menyatakan “tidak pernah”

0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa sering

mengerjakan PR di rumah.

Tabel 4.28

Siswa membuang sampah pada tempatnya

Alternatif Frekuensi %

Selalu 37 40,7%

Sering 36 39,6%

Kadang-kadang 16 17,6%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 40,7% siswa yang

menyatakan “sering” 39,6% siswa yang menyatakan kadang-kadang 17,6%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa

membuang sampah pada tempatnya.

67

Tabel 4.29

Dimanapun Siswa berada, siswa turut memelihara tanaman agar

dapat tumbuh dengan baik

Alternatif Frekuensi %

Selalu 15 3,3%

Sering 20 22,0%

Kadang-kadang 34 37,4%

Jarang 19 20,9%

Tidak pernah 3 3,3%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 16,5% siswa yang

menyatakan “sering” 22,0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 37,4%

kemudian siswa “jarang” 20,9% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”3,3%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyataka bahwa siswa

kadang-kadang turut memelihara tanaman dimanappun dia berada.

Tabel 4.30

Siswa membiarkan tanaman tumbuh tanpa perawatan

Alternatif Frekuensi %

Selalu 1 1,1%

Sering 9 9,9%

Kadang-kadang 25 27,5%

Jarang 32 35,2%

Tidak pernah 24 26,4%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 1,1% siswa yang

menyatakan “sering” 9,9% siswa yang menyatakan kadang-kadang 27,5%

kemudian siswa “jarang” 35,2% dan siswa yang menyatakan “tidak

68

pernah”26,4%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa jarang membiarkan tumbuh tanpa perawatan.

Tabel 4.31

Siswa tidak menyakiti hewan yang ditemui

Alternatif Frekuensi %

Selalu 47 51,6%

Sering 30 33,0%

Kadang-kadang 12 13,2%

Jarang 2 2,2%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 51,6% siswa yang

menyatakan “sering” 33,0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 13,2%

kemudian siswa “jarang” 2,2% dan siswa ya ng menyatakan “tidak

pernah”0%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa siswa

selalu tidak menyakiti hewan yang ditemuinya.

Tabel 4.32

Siswa mengganggu hewan

Alternatif Frekuensi %

Selalu 2 2,2%

Sering 1 1,1%

Kadang-kadang 17 18,7%

Jarang 35 38,5%

Tidak pernah 36 39.6%

Jumlah 91 100%

Dari hasil tersebut siswa yang menyatakan “selalu” 0% siswa yang

menyatakan “sering” 0% siswa yang menyatakan kadang-kadang 1,1%

69

kemudian siswa “jarang” 25,3% dan siswa yang menyatakan “tidak

pernah”73,6%. Maka dari hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa

siswa tidak pernah memarahi temannya yang meminta maaf.

Analislis Parsial Variabel Y

Tabel 4.33

Daftar Jawaban Responden untuk

Variabel Y

No.Jumlah Siswa yang

Menjawab No. Jumlah Siswa yang Menjawab

SL SR KD JR TP SL SR KD JR TP

1 20 13 41 17 0 2 5 9 40 33 4

4 20 34 33 4 0 3 0 0 1 18 72

7 23 26 32 10 0 5 0 1 6 15 69

8 13 33 41 4 0 6 0 4 15 40 32

11 35 40 14 2 0 9 9 11 15 27 29

12 37 36 16 2 0 10 0 0 1 23 67

13 15 20 34 19 3 14 1 9 25 32 24

15 47 30 12 2 0 16 2 1 17 35 36

Dari data tersebut di atas maka penulis mencoba menetukan nilai rata-rata

untuk variabel Y dengan menggunakan rumau sperti yang telah di jelaskan

pada pembahasan variabel X sebelum pembahasana ini yaitu:

X =∑

Untuk item positif SL=x5 + SR=x4 + KD=x3 + JR=x2 + TP=x1

91

Untuk item negatif SL=x1 + SR=x2 + KD=x3 + JR=x4 + TP=x5

91

Maka hasil yang di peroleh sebagai berikut:

No.Jumlah Siswa yang

Menjawab JumlahRata-rata

SL SR KD JR TP

1 100 52 123 34 0 309 3.3956

4 100 136 99 8 0 343 3.76923

70

7 115 104 96 20 0 335 3.68132

8 65 132 123 8 0 328 3.6044

11 175 160 42 4 0 381 4.18681

12 185 144 48 4 0 381 4.18681

13 75 80 102 38 3 298 3.27473

15 235 120 36 4 0 395 4.35165

Jumlah 30.4505

No.Jumlah Siswa yang

Menjawab Jumlah Rata-rataSL SR KD JR TP

2 5 18 120 132 20 295 3.2417583 0 0 3 72 360 435 4.780225 0 2 18 60 345 425 4.670336 0 8 45 160 160 373 4.0989019 9 22 45 108 145 329 3.615385

10 0 0 3 92 335 430 4.72527514 1 18 75 128 120 342 3.75824216 2 2 51 140 180 375 4.120879

Jumlah 33.01099

Untuk menentukan nilai rata-rata variabel Y, jumlah rata-rata pada tabel

di atas di jumlahkan kemudian di bagi 20 yaitu 30.45 + 33.01 = 63.46 : 20 =

3.96 dan angka indeks ini termasuk kategori tinggi karena berada di interval

3.51 – 4.50. dengan demikian perilaku siswa di sekolah termasuk bagus

karena berada di atas garis interval tinggi.

C. Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Pembelajaran Aqidah

Akhlak terhadap Perilaku siswa Kelas V SDI Darul Mu’minin maka akan di

lakukan uji Regersi. Uji Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan

secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen

(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

71

kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval

atau rasio.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

untuk pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana dapt mengacu pada

dua hal yakni dengan membandingkan t hitung dan t tabel atau dengan

membandingkan bilai signifikan dengan nilai probilitas 0,05.

1. Membandingkan nilai t hitung dan t tabel :

Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, artinya variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat.

Jika nilai t hitung tidak lebih besar dari t tabel, artinya variabel bebas tidaj

berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Membandingkan dengan nilai signifikasi dengan probilitas 0,05

Jika nilai signifikansi tidak lebih dari nilai probilitas 0,05, artinya variabel

bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat

Jika nilai signifikansi lebih dari nilai probilitas 0,05, artinya variabel bebas

tidak berpengaruh secara sigfinikan terhadap variabel terikat.

Selanjutnya adalah melakukan analisis uji regresi dengan SPSS,

dengan terlebih dahulu meyiapkan tabel data.

Tabel 4.34

Tabulasi Data Penelitian

No.

PembelajaranAqidah

Akhlak (X)

PerilakuSiswa

(Y)1 65 70

2 60 70

72

3 62 68

4 56 62

5 60 65

6 56 62

7 67 73

8 58 75

9 62 68

10 56 68

11 56 68

12 56 62

13 65 74

14 58 70

15 56 60

16 62 70

17 58 68

18 65 74

19 64 74

20 60 70

21 58 64

22 68 74

23 65 73

24 60 69

25 64 76

26 68 78

27 64 76

28 62 74

29 58 70

30 62 67

31 67 77

32 64 76

33 60 70

34 68 71

35 60 66

36 66 72

37 62 71

38 58 66

39 58 70

40 63 76

41 60 79

73

42 58 70

43 58 69

44 62 76

45 63 72

46 62 68

47 70 79

48 65 77

49 68 78

50 70 80

51 60 80

52 68 82

53 57 73

54 68 81

55 70 84

56 68 79

57 68 78

58 69 80

59 64 81

60 60 79

61 58 62

62 68 85

63 69 78

64 70 88

65 65 76

66 65 79

67 68 80

68 67 70

69 65 86

70 62 78

71 68 79

72 64 77

73 58 68

74 62 72

75 63 68

76 58 68

77 60 75

78 64 78

79 62 70

80 60 70

74

81 60 74

82 66 77

83 64 72

84 56 64

85 56 66

86 58 72

87 59 65

88 57 65

89 57 74

90 66 72

91 68 78

Jumlah 5688 6638

Setelah melakukan analisis regresi dengan SPSS maka ini hasil yang

didapat

Tabel 4.35

Tabel Variable yang di masukkan

Variables Entered/Removedb

Mo

del

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Pembelajaran

Aqidah Akhlaka. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: perilaku siswa

1. Output bagian pertama (Variabel Entered/removed): tabel diatas

menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan atau dibuang dan metode

yang digunakan. Dalam hal ini variabel yang dimasukkan adalah variabel

nilai Pembelajaran Aqidah Akhlak sebagai predictor dan metode yang

digunakan adalah metode enter.

75

Tabel 4.36Nilai Korelasi

Model Summaryb

Mo

del R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .740a .548 .543 4.004

a. Predictors: (Constant), pengaruhaqidahakhlak

b. Dependent Variable: perilakusiswa

2. Output bagian kedua (Model Summary): tabel diatas menjelaskan besarnya

nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,740. Nilai ini dapat

diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di

kategori kuat.

Melalui tabel ini juga di peroleh nilai R square atau koefisien detrminasi

(KD) yang menunjukan seberapa bahus model regresi yang dibentuk oleh

interaksi variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang di peroleh

adalah 0,548 yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas X memiliki

pengaruh kontribusi sebesar 54,8% terhadap variabel Y (Perilaku Siswa)

dan 45.2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel.

Tabel 4.37Table ANOVA

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression1730.092 1 1730.092

107.93

1.000a

Residual 1426.633 89 16.030

Total 3156.725 90

a. Predictors: (Constant), pengaruhaqidahakhlak

b. Dependent Variable: perilakusiswa

3. Output bagian ketiga (ANOVA): tabel ini di gunakan untuk menentukan

taraf signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan

berdasarkan uji F atau uji nilai signifikansi (Sig.). car yang paling mudah

76

dengan uji Sig., dengan ketentuan, jika nilai Sig. <0,05, maka model

regresi adalah linier dan berlaku sebaliknya. Berdasarkan tabel ketiga,

diperoleh nilai Sig. = 0,000 yang berarti < kriteria signifikan (0,05),

dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian

adalah signifikan artinya regresi linier memenuhi kriteria linieritas.

Tabel 4.38

Coefficients

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.365 6.230 1.343 .183

Pengaruhaqidahakhlak 1.033 .099 .740 10.389 .000

a. Dependent Variable: perilakusiswa

4. Output Bagian Keempat (Coefficients): pada tabel Coefficients, pada

kolom B pada Constant (a) adalah 8,365, sedangkan nilai Pembelajaran

Aqidah Akhlak (b) adalah 1,033, sehingga persamaan regresinya dapat

ditulis :

Y = a + bX atau 8,365 + 1,033

Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan

rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu-satuan.

Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan

penurunan bila b bertanda negative sehingga dari persamaan tersebut dapat

diterjemahkan

1) Konstanta sebesar 8,365 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai

Pembelajaran Aqidah Akhlak maka nilai Partisipasi sebesar 8,365.

2) Koefisien regresi X sebesar 1,033 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 nilai Pembelajaran Aqidah Akhlak maka nilai

partisipasi bertambah sebesar 1,033.

77

D. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel indenpenden (X)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan

berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat

digeneralisasikan). Langkah-langkas pengujian sebagai berikut :

1. Menentukan Hipotesis

Ho : Ada pengaruh secara signifikan antara pembelajaran Aqidah

Akhlak dengan perilaku siswa kelas V SDI Darul Mu’minin

Ha : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara pembelajaran Aqidah

Akhlak dengan perilaku siswa kelas V SDI Darul Mu’minin

2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)

3. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel t hitung sebesar 10,389

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi), dengan derajat

kebebasan (df ) n-k-1

n = jumlah kasus

k = jumlah variabel independen

91 – 2 – 1 = 88

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) maka hasil yang diperoleh

untuk t tabel sebesar 1,987

5. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (10,389 > 1,987) maka Ho ditolak

6. Kesimpulan

Oleh karena nilai t hitung > t tabel (10,389 > 1,987) maka Ho ditolak,

artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara Pembelajaran Aqidah

Akhlak terhadap Perilaku Siswa kelas V SDI Darul Mu’minin

78

E. Hasil Wawancara

Dilihat dari hasil penelitian diatas tentang pengruh pembelajaran Akidah

Akhlak terhadap Perilaku Siswa SDI Darul Mu’minin dengan angka sebesar

54,8%. Dari gambaran angka tersebut mengidentifikasikan bahwa tujuan

pembelajaran Akidah Akhlak sudah tercapai. Hal ini terlihat dari kemauan

yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang

buruk, baik hubungan dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama

manusia maupun alam lingkungannya.

Dari hasil wawancara dengan salah satu Guru Pengajar Akidah Akhlak

yaitu Bapak Ahmad Dahlan, S.Pd.I bahwa bentuk-bentuk pelaksanaan

pendiidkan Aqidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin berbentuk program

pelajaran, pelatihan dan pembinaan, seperti kegiatan belajar mengajar, sholat

dzuhur berjama’ah, tertib mengantri ketika jam makan siang, hafalan hadist-

hadist dan ayat-ayat mengenai perilaku.

Metode pembelajaran yang diterapkan sangat beragam mulai dari

ceramah, Tanya jawab, praktek, demonstrasi, tugas dan yang paling penting

adalah keteladanan

Kemudian beliau menjelaskan ada beberapa perilaku yang dituntut di

sekolah SDI Darul Mu’minin, mulai dai berprilaku sopan terhadap Guru

maupun staf dan juga terhadap sesama murid, kedisiplinan, berpakain rapih,

saling menghormati dan saling tolong menolong.

Ada beberapa hal perilaku yang diajarkan di sekolah SDI Darul Mu’minin

yaitu seperti akhlak dalam berpakaian, adab berbicara kepada guru dan sesama

murid, tertib mengantri ketika jam makan siang, dan datang sekolah tepat pada

waktunya.

Dan terkahir menurut beliau sejauh mana pengaruh pendidikan Akidah

Akhlak terhadap pembentukan perilaku siswa adalah Pendidikan Akidah

Akhlak yang diajarkan di SDI Darul Mu’minin secara tidak langsung sangat

79

mempengaruhi, walaupun dampak yang ditunjukan tidak terlihat tapi anak-

anak sudah paham tentang bagaimana cara berakhlak yang baik.

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis pada bab satu sampai bab empat maka pada

bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang merupakan hasil

penelitian tentang pengaruh pembelajran akidah akhlak terhadap perilaku siswa

yang mana penelitian ini bertempat di SDI Darul Mu’minin, kesimpulannya

adalah:

1. Proses Pembelajaran Akidah Akhlak yang dilakukan SD Islam Darul

Mu’minin sudah berjalan dengan baik, terlihat dari hasil-hasil penelitiaan. Ini

bisa terlihat dari realitas pembelajaran Akidah Akhlak dengan kualifikasi

tinggi yaitu dengan skor 4.24 yang berada di antara interval 3.51 – 4.50.

Keberhasilan ini sesuai dengan cita-cita sekolah yang mau mengahasilkan

siswa berilmu dan berakhlak mulia.

2. Begitu juga dengan perilaku siswa di SDI Darul Mu’minin bisa dikatakan

baik ini terbukti dengan realitas perilaku siswa SDI Darul Mu’minin termasuk

Kualifikasi tinggi dengan skor 3.96 yang berada di antara intervar 3.51-4.50.

3. Realitas pengaruh pembelajaran akidah akhlak terhadap siswa diperoleh hasil

sebagai berikut: pertama, koefisien korelasinya termasuk kategori tinggi

dengan skor 0.74, kedua kadar hubungan pembelajran akidah akhlak terhadap

perilaku siswa 54,8% faktor lain yang turut mempengaruhi perilaku siswa

sebesar 45.2%, dan ketiga, hipotesisnya di terima yaitu semakin bagus

pembelajaran akidah akhlak maka semakin positif pula perilaku siswa di

ketahui t hitung = 10,3 dan t tabel = 1,98 berdasarkan taraf signifikan 5%.

4. Pengaruh pendidikan aqidah akhlak berdasarkan penelitian. Sangat

berpengaruh terhadap pembentukan perilaku siswa. Diantaranya pengaruh

tersebut dapat diidentifikasi dari berbagai faktor antara lain:

80

a. Pembelajaran Aqidah Akhlak membantu siswa menyakini adanya Allah

SWT.

b. Dengan adanya pembelajaran Aqidah Akhlak membantu siswa

berperilaku baik, menghormati orang tua, guru, dan sesama orang lain.

c. Pembelajaran Aqidah Akhlak membuat siswa semakin rajin beribadah

kepada Allah SWT.

5. Respon siswa terhadap pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak adapun indikasi

keberhasilan aqidah akhlak tidak terlepas bagaimana respon siswa dalam

menerima pelajaran Aqidah Akhlak dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Materi aqidah akhlak yang diajarkan oleh guru maka menjadikan faktor

kemajuan pembinaan akhlak.

6. Kekurangan pembelajaran Akidah Akhlak di SDI Darul Mu’minin adalah

Guru kurang menciptakan pemebelajaran yang lebih menarik. Dan para siswa

masih kurang optimal dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dilingkungan

keluarga, sekloah maupun masyarakat.

B. Saran

Dari hasil penelitian itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, untuk

dijadikan bahan masukan dan saran dalam peningkatan perilaku siswa yang baik

di SD Islam Darul Mu’minin.

1. Para guru seyogyanya lebih menciptakan pembelajaran yang lebih menarik

lagi, mengingat bukti yang diperoleh dalam penelitian ini mengenai

pembelajaran Aqidah Akhlak sangat positif. Dan juga para guru diharapkan

ikut berpatisipasi dalam menjalin hubungan komunikasi dengan baik dengan

orang tua murid dalam rangka mengontrol siswa diluar lingkungan sekolah,

guru senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi kepada siswa.

Semua pihak yang ada disekolah atau guru beserta stafnya diharapkan mampu

81

menciptakan lingkungan yang islami, sehingga bisa menjadi suri tauadan bagi

siswanya.

2. Para Siswa SD Islam Darul Mu’minin agar lebih berusaha mengoptimalkan

kegiatan-kegiatan keagamaan baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat karena realitas perilaku siswa SD Islam Darul Mu’minin termasuk

kategori tinggi.

3. Kepala Sekolah bertanggung jawab atas kegiatan belajar SD Islam Darul

Mu’minin, diharapkan lebih memotivasi para guru dalam menerapkan

pendidikan Aqidah Akhlak, sehingga meningkatkan perilaku yang baik bagi

siswa.

xii

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta:AMZAH, 2007

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikirandan Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011

Amin, Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1975

Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002

Anshari, M. Hafi, Dasar-dasar Ilmu Jiwa, Surabaya: Usaha Nasional, 1991

Ardani, Moh, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, Cet ke-2, 2005

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:Cipta, 1998

Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2013

Darajat, Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan , Jakarta: PT. RemajaRosdakarya, 1995

Gunawan, Heri, pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:Alfabeta, 2012

Hafidz, Mudzakin, Membandingkan Siswa Dahulu dan Siswa Sekarang,https://ideguru.wordpress.com/2010/04/14/membandingkan-perilaku-siswa-dulu-dan-siswa-sekarang/, di akses pada 30 Desember 2015, Jam00.00 WIB

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikann, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,Cet ke-4, 2005

Kementrian Agama RI, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam MadrasahIbtidaiyah, Jakarta: SKK Kemenag, 2008

Khalimi, Pembelajaran Aqidah Akhlak, Jakarta: DEPAG RI, 2009

xiii

Mahrus, Aqidah, Jakarta: DIREKTORAT Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI,2009

Mustafa, Hasan, Perilaku Manusia dalam Perspektif Sosiologi, Jurnal: UNPAR,2012

Nata, Abuddin, Akhlak TasawufI, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2012

Rahim, Maila Dinia Husni, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:Diktat Perkuliah, 2011

Sarwono, Wirawan, Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan PsikologiTerapan Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1999

Shihab, M. Quraisy, Aqidah AkhusSunnah, Jakarta: Bumi Aksara, 1998

Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur’an, Jakarta: Mizan, 1999

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2014

Sugiyono, Statistik Nonparametris untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta,1999

Supadie, Didiek Ahmad dkk, Pengantar Studi Islam, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2011

Sutrisna & Rafi’udin, Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja, Jakarta: PustakaQuantum, 2002

Tim Bina Karya, Bina Akidah dan Akhlak, Jakarta: Earlangga, 2009

Wawan dan Dewi, Teori & Pengukurran Pengetahuan, Sikap, dan PerilakuManusia, Yogyakarta: Nuha Medika, 2010

Wikepedia, Pembelajaran dalam Dunia Pendidikan,https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, diakses pada 23 November2015, jam 10.24 WIB

Yaqub, Hamzah, Etika Islam Akhlak Mulia, Bandung: Dipenegoro, 1996

Yudiatmaja, Fridayana, Analisis Regresi dengan Menggunakan AplikasiKomputer Statistik SPSS, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013

Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDI Darul Mu’minin

No. Nama Tempt/TglLahir Tugas Pendidikan

1. H. Imam Asy'ari, M.Ag Jepara, 05 Juli 1963 KepalaSekolah S-2

2. H. Chumaidur Rahman,

S.Ag

Jepara, 18 April 1965 Al-Qur’an S-1

3. Hj. Purwanti, S.Pd. Klaten, 12 Juli1965 Guru Kelas I S-1

4. ArifMutohar, A.Md Jepara, 01 Nopember

1982

KepalaTU D-3

5. Tofik, A.Md Tegal, 09 Oktober

1968

TIK D-3

6. Amirullah, S.H.I Jakarta, 01 September

1978

Guru Kelas IV S-1

7. NenengHasanah, S.Pd.I Tangerang, 07 Juni

1981

Guru Kelas II S-1

8. Ace Saputra Cianjur, 15 Oktober

1962

SBK MAN

9. Dahlan, S.Pd.I Tangerang, 07

Desember 1976

AqidahAkhlak S-1

10. Dina Mufti Zakiyya, S.Pd. Jepara, 08 Desember

1988

Guru Kelas IV S-1

11. Naufatulliza, S.Pd. Jakarta, 05 Nopember

1982

Guru Kelas II S-1

12. Heri Gama Derita Padang Panjang, 05

April 1965

Satpam SLTA

13. Sri Rejeki, SP Yogyakarta, 23 Nop

1975

Guru Kelas II S-1

14. DiyanRipiyani, S.Pd.I Jakarta, 07 Desember

1979

Guru Kelas III S-1

15. Ir. HeruPurbayanto Yogyakarta, 20 Nop

1963

Staf TU S-1

16. Marlinah, S.Pd.I Tangerang, 25 Mei

1986

Guru Kelas I S-1

17. Abdul Jamil Pemalang, 12 Oktober PenjagaSekolah MAN

1963

18. InayatiShifroniyah, S.Hum Jakarta, 08 September

1989

BHS. Arab S-1

19. AkhmadArwani, S.Pd.I Jepara, 05 September

1981

PaktekIbadah S-1

20. Eva Rodipah, S.S. Tasik Malaya, 25

Agustus 1983

Guru Kelas VI S-1

21. Ruslan, S.Sos.I Bima, 31 Mei 1984 Guru Kelas VI S-1

22. Syahrul Anwar, A.Md. Jakarta, 21 Desember

1976

Guru Olah Raga D-3

23. Ahmad ZainiDahlan Jakarta, 09 Nopember

1986

TIK SedangKulia

h S-1

24. Supriwiyadi Kendal 29 Januari

1968

Matematika SPG

25. SeptialitaIsnaini, S.Pd. Jakarta, 27 September

1989

Guru Kelas IV S-1

26. Huda TsaniyatiZidni Jakarta, 21 September

1992

BHS. Arab SedangKulia

h S-1

27. WindiAntika, S.Pd. Tangerang, 23 Agustus

1988

Guru Kelas III S-1

28. FathkurRozak Jepara, 05 Juli 1988 Guru Olah Raga SedangKulia

h S-1

29. LesmyCahayani, S.S.I Jakarta, 19 Juli 1984 Guru Kelas I S-1

30. RizaNurpardiah, S.Pd. Tangerang, 03 April1989

AsistenKelas I S-1

31. Nurlinah, S.Pd.I Tangerang, 30 Mei1979

Guru Kelas III S-1

32. FandriMaryatno, S.Sos.I Bima, 03 Juni 1986 Al-Qur’an S-1

33. FarhanHidayat, ST Cilacap, 12 April 1990 AsistenKelas I S-1

34. UmiSalamah, S.Ag. Kediri, 16 April 1972 PAI

danAqidahAkhlak

S-1

35. LujengWiduri, S.Pd. Pati, 27 Juli 1975 BHS. Inggris S-1

36. HereyPurwanto, S.Pd. Jakarta, 05 April 1989 Guru Kelas V S-1

37. Ike Niawati, S.Pd. Tangerang, 03 Agustus1984

Guru Kelas V S-1

38. Hendrix Ruismawan, S.Pd.I Ciamis, 19 Oktober1988

Guru Kelas V S-1

39. Abdul Aziz Tangerang, 21 Juli1992

AsistenKelas I SedangKulia

h S-1

Data Siswa SDI DarulMu’minin

NO KELAS KETMURID

L P JML

1 I

BA 17 17 34

TA 18 15 33

JA 15 18 33

JUMLAH 50 50 100

2 II

BA 16 18 34

TA 18 15 33

JA 10 24 34

JUMLAH 44 57 101

3 III

BA 17 16 33

TA 16 15 31

JA 20 13 33

JUMLAH 53 44 97

4 IV

BA 16 18 34

TA 12 20 32

JA 14 18 32

JUMLAH 42 56 98

5 V

BA 15 16 31

TA 16 15 31

JA 15 14 29

JUMLAH 46 45 91

6 VI

BA 14 14 28

TA 14 14 28

JA 15 13 28

JUMLAH 43 41 84

ANGKET PENELITIAN TENTANG PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH

AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS 6 SD ISLAM DARUL

MU’MININ

Kuisioner Variebel X memuat tentang Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak

Nama :

Kelas :

Petunjuk : Centang Jawaban yang paling sesuai dengan anda!1. SL : Selalu2. SR : Sering3. KD : Kadang-kadang4. JR : Jarang5. TP : Tidak Pernah

No Pertanyaan SL SR KD JR TP

1 Guru menguasai materi yang akan diajarkan

2 Saya tidak memahami materi pelajaran agama yang

disampaikan oleh guru

3 Guru Aqidah Akhlak menyuruh saya untuk menghormati

orang tua, guru dan teman

4 Guru Aqidah Akhlak menggunakan metode dalam mengajar

Aqidah Akhlak

5 Saya mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru

6 Saya merasa suasana belajar mengajar sangat kondusif

7 Guru Aqidah Akhlak dalam mengajar menggunakan metode

ceramah

8 Guru Aqidah Akhlak dalam mengajar menggunakan metode

Tanya Jawab

9 Guru Aqidah Akhlak memberikan pertanyaan di akhir

pelajaran

10 Guru Aqidah Akhlak memberikan tugas pada pertengahan

semester

11 Guru Aqidah Akhlak menilai tugas siswa

12 Guru Aqidah Akhlak membimbing siswa yang mengalami

kesulitan belajar

13 Siswa mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru

14 Dalam proses kegiatan belajar mengajar tercipta suasana

yang menyenangkan dan tidak membosankan

ANGKET PENELITIAN TENTANG PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH

AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS 6 SD ISLAM DARUL

MU’MININ

Kuisioner Variebel Y memuat tentang Perilaku Siswa

Nama :

Kelas :

Petunjuk : Centang Jawaban yang paling sesuai dengan anda!1. SL : Selalu2. SR : Sering3. KD : Kadang-kadang4. JR : Jarang5. TP : Tidak Pernah

No Pertanyaan SL SR KD JR TP

1 Ketika adzan berkumandang saya langsung mengambil air

wudhu untuk melaksanakan sholat

2 Saya mengerjakan sholat sunnah

3 Karena terasa berat, saya malas berpuasa saat bulan

Ramadhan

4 Saya mematuhi nasihat orang tua

5 Ketika orang tua sakit saya membiarkannya

6 Saya membantah perkataan orang tua

7 saya memberikan salam kepada Guru

8 Ketika teman kesulitan saya membantunya

9 Jika ada teman yang tidur ketika pelajaran berlangsung saya

membiarkannya

10 Jika teman saya meminta maaf saya memarahinya

11 Saya mengerjakan PR di rumah

12 Sampah di buang pada tempatnya

13 Dimana pun saya berada, saya turut memelihara tanaman

agar dapat tumbuh dengan baik

14 Saya membiarkan tanaman tumbuh tanpa perawatan

15 Saya tidak mau menyakiti hewan yang saya temui

16 Saya ganggu hewan yang saya temui