air borne disease

31
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Air Borne Disease Airborne disease adalah penyakit yang tersebar ketika tetesan pathogen dikeluarkan ke udara yang disebabkan oleh batuk, bersin, atau berbicara. Penyakit ini mengacu pada setiap penyakit yang disebabkan oleh agen mikrobapatogen ataupun kimia dan ditularkan melalui udara. Air borne adalah Penyebaran unsur penyebab secara aerosol yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Penyebaran tersebut biasanya terjadi melalui udara atau secara kontak langsung. Tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor dan kegiatan pabrik juga dapat mengakibatkan logam- logam berbahaya, virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya bercampur baur dan masuk ke dalam tubuh melalui tarikan napas kita. (dr. Irwin aras) 2.2. Patofisiologi Mekanisme biologis bagaimana polutan udara dapat menyebabkan penyakit: a. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon. b. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH (polyaromatic hydrocarbons). 3

description

makalah air borne disease

Transcript of air borne disease

Page 1: air borne disease

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Air Borne Disease

Airborne disease adalah penyakit yang tersebar ketika tetesan pathogen

dikeluarkan ke udara yang disebabkan oleh batuk, bersin, atau berbicara.

Penyakit ini mengacu pada setiap penyakit yang disebabkan oleh agen

mikrobapatogen ataupun kimia dan ditularkan melalui udara.

Air borne adalah Penyebaran unsur penyebab secara aerosol yang masuk

ke dalam saluran pernapasan. Penyebaran tersebut biasanya terjadi melalui udara

atau secara kontak langsung. Tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap

kendaraan bermotor dan kegiatan pabrik juga dapat mengakibatkan logam-

logam berbahaya, virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya bercampur baur

dan masuk ke dalam tubuh melalui tarikan napas kita. (dr. Irwin aras)

2.2. Patofisiologi

Mekanisme biologis bagaimana polutan udara dapat menyebabkan penyakit:

a. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.

b. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH (polyaromatic

hydrocarbons).

c. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-

enzim yang bekerja dalam tubuh.

d. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan

system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.

e. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung

dan saluran napas.

f. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap

sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel

exhaust particulate.

g. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan

penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.

h. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi

alveolar makrofag pada paru).

3

Page 2: air borne disease

4

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat

menyebabkan terjadinya:

a. Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia

menjadi lambat, bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan

saluran pernafasan.

b. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar.

c. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.

d. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.

e. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel,

sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit.

f. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir

Akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan

bernafas sehingga benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain tidak dapat

dikeluarkan dari saluran pernafasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya

infeksi saluran pernafasan.

2.3. Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan

1. Particulate Matter (PM)

Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan

menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari

diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis

menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang

membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru

(asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien

dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua

sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah

dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas

penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit

jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan

pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik

serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular

endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark

miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang

juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian

Page 3: air borne disease

5

pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan

bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru

bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang

mengganggu aktivitas.

2. Belerang Diokside (SO2)

Gas jernih tak berwarna ini merupakan bagian dari pencemaran udara,

kadarnya sampai 18%. Gas ini baunya menyengat dan amat membahayakan

manusia. Jumlah SO2 karena oksidasi H2S adalah 80% , sisanya 20% lagi

adalah hasil ulah manusia, yakni akibat bahan bakar yang mengandung Belerang

(S), kilang minyak dan letusan gunung berapi. Dari 20% S02 ini yang 16%

adalah akibat pembakaran zat-zat yang mengandung belerang seperti minyak

bumi dan batubara. Inilah yang membayakan kesehatan di kota-kota yang dapat

melumpuhkan dan merusak pernafasan.

3. Karbonmonokdisa (CO)

Karbonmonoksida dibuat manusia karena pembakaran bensin tidak

sempurna dalam kendaraan. Pembakaraan di perindustrian, pembangkit listrik,

pemanas rumah. pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini tidak berwarna

atau berbau, tetapi amat berbahaya. Kadar 10 bpj CO dalam udara dapat

menyebabkan manusia sakit, pengaruh CO serupa dengan pengaruh kekurangan

oksigen. Hemoglobin yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih

tertarik kepada CO. Akan terbentuklah senyawa CO dengan hemoglobin dengan

ikatan kimia yang lebih kuat dari ikatan dengan oksigen. Molekul

karboksihemoglobin ini sangat berbahaya dan untuk beberapa jam tidak dapat

lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Menghisap gas CO yang keluar

dari knalpot mobil di ruang garasi tertutup telah banyak menyebabkan kematian.

Di udara, karbonmonoksida CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit,

hanya sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat

konsentrasi gas CO berkisar antara 10-15 ppm. Karbon monoksida (CO) apabila

terhirup ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi

masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas

CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah (hemoglobin) :

Hemoglobin + CO ———> COHb (Karboksihemoglobin)

Page 4: air borne disease

6

Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil

daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini

menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan

fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.

Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2%

sampai 1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah

dapat seimbang selama kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan

pernafasan tetap konstan.

Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan,

berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang

lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada,

kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler,

serangan jantung sampai pada kematian.

4. Nitrogen oksida (NO, N2O, NO2)

Peran Nitrogen amat penting dalam siklus unsur untuk keseimbangan

alam. Sekitar 78% udara terdiri dari nitrogen dan 20% volume adalah oksigen.

Nitrogen oksida merupakan pencemar. Sekitar 10% pencemar udara setiap tahun

adalah nitrogen oksida. Ada delapan kemungkinan hasil reaksi apabila nitrogen

bereaksi dengan oksigen, yang jumlahnya cukup banyak ialah NO,N20,dan

NO2. Yang menyebabkan pencemaran udara hanyalah NO dan NO2

N20 jumlahnya paling banyak di antara ketiga oksida tersebut. Gas ini

tidak berwarna, tidak bereaksi dengan ozon, oksigen, dan hidrokarbon yang ada

di udara. Konsentrasi N20 berasal dari sumber alam. NO yang ada dalam udara

belum lama diketahui. NO banyak terbentuk dari pembakaran dalam mesin. Zat

ini kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut oleh oksigen atau ozon, lambat

atau cepat, akan menghasilkan NO2.

NO2 merupakan gas beracun, berwarna coklat-merah, berbau seperti asam

nitrat. Pembentukan nitrogen oksida terjadi pada pembakaran batubara, minyak

bumi, gas alam, dan industri kimia seperti pabrik asam nitrat, asam sulfat, dan

sebagainya. NO dan NO2 dapat merusak bagi manusia dan lingkungannya. NO

mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen dalam darah, seperti halnya

dengan CO. Jika NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh

manusia akan terbentuk segera HNO3 yang amat merusak tubuh, karena itulah

Page 5: air borne disease

7

NO2 akan terasa pedih jika mengenai mata, hidung, saluran nafas, dan jantung.

Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.

5. Hidrokarbon

Senyawa ini hanya mengandung unsur hidrogen dan karbon. Pencemar

udara berupa hidrokarbon dihasilkan proses di perindustrian penguapan pelarut

organik, dan pembakaran sampah. Hidrokarbon berperan dalam asap kabut

(asbut) foto kimia dan penyebab kanker. Senyawa benzopirena adalah senyawa

hidrokarbon yang terdapat dalam tembakau. Asap rokok mengandung

mengandung benzopirena yang menyebabkan kanker jantung. Penduduk kota

menghisap benzopirena setiap hari sekitar yang terkandung dalam 7 batang

rokok. Benzopirena yang terdapat di udara kebanyakan disebabkan pembakaran

batubara. Sekitar 10% keluar dari knalpot kenderaan, sedikit dari ter atau aspal

jalan.Dalam udara terdapat sedikitnya lima, senyawa hidrokarbon lain yang

dapat menyebabkan kanker jantung.

6. Ozon (O3)

Ozon adalah gas berwarna biru bening, berbau tajam dan terdapat di udara

lapisan atas. Pada ketinggian 25 km di atas bumi mencapai maksimum. Ozon

diperoleh karena loncatan listrik di udara. Sebagian besar ozon dibentuk di udara

pada ketinggian jauh dari bumi karena aksi sinar ultraviolet kepada oksigen.

Daerah atmosfer ini disebut lapisan ozon yang merupakan pelindung makhluk

hidup di muka bumi. Lapisan ini mengabsorpsi hampir semua sinar ultraviolet

dari matahari. Jika sedikit energi ultraviolet ini sampai ke bumi dan mengenai

kulit kita, maka kita akanterasa terbakar dan dapat menjadi kanker kulit. Kalau

kita langsung melihat matahari maka mata kita kan buta.Karena terhalang

lapisan ozon inilah maka makhluk hidup di muka bumi ini aman.

Jika kita mengemisikan nitrogen oksida (NO dan NO2) ke udara, maka

produksi ozon ikan banyak terjadi dilapisan bawah dari udara. Ozon sebagai

pengoksid yang kuat bereaksi dengan berbagai zat dan beracun bagi makhluk

hidup. Jika konsentrasinya kecil akan menyebabkan sakit pada dada, batuk, dan

radang pada mata.

7. Chloro-fluoro-carbon (CFC)

Mulanya ozon pada bagian atas lapisan udara sangat besar manfaatnya

bagi makhluk hidup di permukaan bumi, seperti yang telah dijelaskan di atas.

Page 6: air borne disease

8

Namun terjadinya penipisan lapisan ozon di stratosfer (10 hingga 15 km di atas

permukaan bumi ) mengakibatkan sinar ultraviolet masuk ke bumi dalam jumlah

yang mengancam kehidupan di bumi. Menurut para ahli, penipisan ini karena

pemakaian berlebiban dan berlanjut senyawa chloro-fluoro-carbon (CFC), yang

banyak digunakan sebagai :

- bahan pendingin pada mesin penyejuk ruangan (AC)

- bahan pengembang pada pembuatan karet

- bahan pembersih pada industri elektronik

- bahan penyemprot pada parfum, minyak rambut, dan lainnya.

Penyelidikan bahkan membuktikan CFC juga menyumbang 15%

terjadinya efek rumah kaca disamping gas karbon dioksida (CO2) metana (CH4)

dan nitrogenokdida (NO dan NO2). Efek rumah kaca yang membuat naiknya

suhu atmosfer (pemanasan Global) menyebabkan cairnya es di kutub hingga

mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Karenanya, tanpa upaya

penyelamatan, diperkirakan dengan naiknya suhu bumi maka beberapa kota di

tepi pantai di dunia akan tergenang.

8. Timbal (Pb)

Di atmosfer di kota -kota aerosol timbal merupakan pencemar yang telah

dikenal. Pencemar ini dihasilkan oleh pembakaran batubara, pabrik-pabrik,

penyemprotan pestisida, pembakaran sampah, dan pembakaran bensin. Untuk

memperoleh bensin dengan oktan tinggi, mak bensin diberi senyawa timbal tetra

etil dan timbal tetra metil. Timbal dan senyawanya mempengaruhi sistem pusat

syaraf. Ciri-ciri kerana timbal ialah pusing kehilangan selera, sakit kepala,

anemia, sukar tidur, lemah dan keguguran. Keracunan timbal yang akut adalah

pingsan dan mati.

9. Fluor dan Asbes

Fluorida adalah senyawa racun jika dalam jumlah besar di udara dalam

bentuk gas atau padatan. Fluorida bersumber pada industri yang mengerjakann

aluminium, baja, pupuk posfat, pabrik kaca, tembikar, dan juga pembakaran

batubara.

Asbes yang terbawa pernafasan akan berkumpul di dalam paru -paru dan

menyebabkan gangguan, sampai tumor dan kanker. Pernah ada larangan

Page 7: air borne disease

9

penggunaan asbes untuk pembangunan rumah karena asbes yang telah tua mulai

rapuh dan membahayakan kesehatan.

10. NOx dan SOx

NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting.

Terbentuk salah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar

fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO

meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung

dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-

penyakit tersebut.

11. Hujan Asam

Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun

belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara

khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan

banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor

kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang

berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap

pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.

Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan

asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya

partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-

paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat

mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat

mengalami kontak langsung dengan kulit.

12. Khlorin

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat

menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas

hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun

yang digunakan pada perang dunia ke-1.

Karena banyaknya penggunaan senyawa khlor di lapangan atau dalam

industri dalam dosis berlebihan seringkali terjadi pelepasan gas khlorin akibat

penggunaan yang kurang efektif. Hal ini dapat menyebabkan terdapatnya gas

pencemar khlorin dalam kadar tinggi di udara.

Page 8: air borne disease

10

Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada

mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru

dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang

bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan.

13. Partikel Debu

Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan

campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang

terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, Dampak partikel debu

terhadap kesehatan dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan

menyebabkan iritasi. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan,

partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga

mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.

Macam-macam penyakit yang disebabkan oleh partikel debu antara lain4:

- Penyakit Silikosis :

Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa

SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu

silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran

beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari

itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat penampang bijih besi, timah putih

dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak

menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar

dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti debu

alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.

Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa

inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau

gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara

cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis

ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ini seringkali tidak

disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang

disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah

sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan

semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan

yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.

Page 9: air borne disease

11

Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu

mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang

ketat . Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan

tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita

sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma

broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya.

Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan

sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat

kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah

bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu –

waktu diperlukan.

- Penyakit Asbestosis :

Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang

mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun

yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada

pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes,

pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.

Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan

gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari

penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan

pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut.

Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan

kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai

mengakibatkan asbestosis ini

- Penyakit Bisinosis :

Penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu kapas

atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu

kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik

tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang

menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok

kursi dan lain sebagainya.

Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-

tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada,

Page 10: air borne disease

12

terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara

psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan

beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang

masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada

bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti

dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan

emphysema.

- Penyakit Antrakosis :

Penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara.

Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada

pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti

pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut

bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan

bakar batubara.

Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit

silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit

antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu

batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga

sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya

disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit

antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit

tuberkolosilikoantrakosis.

Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini

memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak

begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan

komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau

terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis

yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni

dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya.

Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan

kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak

yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan

debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.

Page 11: air borne disease

13

- Penyakit Beriliosis :

Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam

murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan

penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat

menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan

gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat

timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran

berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung

radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.

Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam

bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis

yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis

kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup

udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja

tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut,

penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala

mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu

pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan

pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus – menerus.

14. Timah Hitam

Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan

atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C

pada tekanan atmosfer.Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb

dengan gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein

dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila

tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau

diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan,

konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan

gangguan penglihatan.

15. Oksidan

Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki

sifat sebagai pengoksidasi. Oksidasi adalah komponen atmosfer yang diproses

oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar

Page 12: air borne disease

14

matahari mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh

oksigen.

Dampak dari O3 bagi kesehatan adalah Beberapa gejala yang dapat

diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan

kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai

terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar

1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan

pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan

ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema

pulmonari.

Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan

Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkaniritasi mata tetapi tidak

berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan

iritasi mata.

16. Sulfur Dioksida

Pencemaran oleh sulfur dioksida terutama disebabkan oleh dua komponen

sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida(SO2) dan Sulfur

Trioksida (SO3), dan keduanya disebut Sulfur Oksida (SOx)

Sumber dan distribusi dari Sulfur Dioksida ini adalah berasal dari

pembakaran arang,minyak bakar gas,kayu dan sebagainya. Sumber yang lainnya

adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam

sulfat, industri peleburan baja,dsb. Pengaruh utama polutan Sox terhadap

manusia adalah iritasi sistem pernafasan terutama pada tenggorokan yang terjadi

pada beberapa individu yang sensitif iritasi. SO2 dianggap pencemar yang

berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang

mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

17. Asap Rokok

Partikel dan asap yang keluar dari rokok adalah campuran komplek yang

terdiri dari ribuan bahan kimia, termasuk carcinogens. Di daerah perkotaan dan

negara berkembang jumlah perokok semakin meningkat, oleh karena itu hal

tersebut merupakan ancaman yang besar. Para ilmuan memperkirakan bahwa,

untuk pertama kalinya jumlah kematian yang disebabkan karena merokok di

negara berkembang sama dengan di negara yang maju. Kesimpulannya adalah

Page 13: air borne disease

15

bahwa pada tahun 2000, setengah dari 4.8 juta kematian yang disebabkan karena

merokok terjadi di negara yang miskin. Anak-anak yang menjadi perokok pasif

di dalam rumah merupakan masalah yang besar. Merokok Juga dapat

menyebabkan gangguan janin, impotensi, kanker paru-paru dll.

18. Asap Masakan (dari dapur dan restoran)

Penelitian menemukan bahwa menghirup asap pada saat memasak sama

dengan perokok pasif menghirup 6 batang rokok. Meskipun proporsi wanita

perokok di Cina sangat sedikit, tingkat kematian wanita karena penyakit paru-

paru sangat tinggi. Para pakar kesehatan mensinyalir adanya hubungan yang

kuat dengan terhirupnya asap masakan dan minyak goreng pada saat memasak.

19. Bakteri , Virus, dan Jamur

Ditemukan hidup di Penyejuk Ruangan: Gedung Perkantoran, Rumah

Sakit, Rumah Tinggal, dsb. Sangat penting membersihkan filter system penyejuk

ruangan secara teratur, baik penyejuk yang tersentralisasi maupun unit-unit yang

berdiri sendiri. Kotoran-kotoran di unit-unit penyejuk ruangan akan

menyebabkan tumbuhnya Mikro Organisme yang akan mencemari ruangan

melalui saluran-saluran AC pada saat penyejuk dinyalakan. Banyak kasus asma

saat ini yang berhubungan erat dengan alergi terhadap Mikro Organisme ini.

Beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur

yang menular melalui udara5 :

• Difteri

Difteri adalah infeksi dari bakteri Corynebacterium diphtheriae dan secara

umum berefek pada hidung dan tenggorokan. Bakteri ini menyebar melalui

udara dan pemakaian barang pribadi bersama-sama. C. diphtheriae

menghasilkan toksin di dalam tubuh yang menghasilkan lapisan tipis berwarna

kelabu atau hitam pada hidung, tenggorokan dan saluran udara yang juga

berefek pada jantung dan system saraf.

• FluH.Infasif

Flu H. infasif , atau penyakit Hib, adalah infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Haemophilus influenzae type b (Hib), yang menyebar ketika seseorang

yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara.

Page 14: air borne disease

16

• Campak

Campak adalah penyakit system pernafasan yang sangat menular yang

disebabkan virus yang menyebar melalui udara pada saat penderita batuk atau

bersin. Gejala awal dari campak adalah demam ringan, yang disertai batuk,

hidung berair dan mata merah berair. Jika campak berkembang, penderita akan

mengalami demam dan ruam kulit berwarna merah atau merah kecoklatan.

• Pertusis

Batuk rejan, itulah pertusis. Jika kita menjumpai seseorang yang

mengidapnya, menjauhlah. Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi pernafasan

yang sangat menular yang disebabkan bakteri Bordetella pertussis. Batuk akan

menyebarkan bakteri dan bisa berlangsung selama semenit atau lebih, sampai

menyebabkan anak berwarna ungu atau merah dan kadang-kadang muntah.

Lebih parah lagi, akan menyebabkan kurangnya oksigen di otak. Orang dewasa

yang mengidap pertusis biasanya berupa batuk pendek.

• Tuberkulosis

Tubercolosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh manusia

melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru. Dari paru-paru bakteri tersebut

menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem

saluran limfe, saluran napas (bronchus) atau menyebar langsung ke bagian-

bagian tubuh lainnya. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi

juga anak-anak.

Penyakit ini banyak ditemukan di negara miskin dan berkembang di dunia.

Asia Tenggara termasuk salah satu daerah penyebaran TBC yang paling tinggi,

sementara di Indonesia, penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu

untuk golongan penyakit infeksi.

Gejala penyakit TBC yaitu batuk yang tak kunjung sembuh lebih dari 2

minggu, batu darah banyak berkeringat pada malam hari, demam, serta berat

badan yang menurun drastis

• Pneumonia

Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru

disebabkan oleh bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae

yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri ini sering

Page 15: air borne disease

17

ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga

dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi

pembuluh darah yang amat fatal. Penyakit pneumonia ini banyak ditemukan di

daerah yang sistem sanitasinya buruk..

Gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan

biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas,

dan badan terasa lemas.

• Penyakit Legionaire’s

Penyakit ini disebabkan oleh Legionaire, yang berkembang biak dalam

AC, penyakit ini terutama menyerang paru-paru, dengan gejala batuk, sesak,

penyakit ini banyak menyerang orang yang bekerja dalam ruangan berAC

• SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

Etiologi : Corona virus.

Penularan : Kontak langsung membran mukosa (mata, hidung, dan

mulut) dengan droplet pasien yang terinfeksi. Selain itu prosedur aerosolisasi di

Rumah Sakit (intubasi, nebulisasi, suction dan ventilasi) dapat meningkatkan

resiko penularan SARS.

• Flu Burung

Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang

disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus influenza H5N1 memiliki sifat

dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30

hari pada 0°C. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran

pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam

jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran

unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh

saluran napas manusia.Secara umum virus H5N1 tidak menyerang manusia,

dalam beberapa kasus tertentu virus mengalami mutasi lebih ganas sehingga

dapat menyerang manusia.

Gejala klinis penyakit ini sangat mirip dengan gejala flu biasa ( stadium

awal sulit diditeksi ),antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, nyeri

otot, sakit kepala, dan lemas. Namun, dalam waktu singkat penyakit ini dapat

menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan (pneumonia). Jika tidak

Page 16: air borne disease

18

dilakukan penanganan segera, pada banyak kasus penderita akan meninggal

dunia.

20. Pencemaran Udara karena bahan-bahan kimia (Rumah dan

Perkantoran)

Wewangian dan bau dari produk Rumah tangga seperti insektisida,

detergent, pengharum ruangan, obat nyamuk, bahan-bahan penata rambut,

perekat, cairan koreksi, kalsium karbonat, dll seringkali tidak sehat, bahkan bisa-

bisa dapat menyebabkan kanker.

2.4. Pencegahan

A. Pencegahan atau perbaikan pencemaran udara yang berbentuk gas :

1. Absorbsi .

Melakukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan

konsentrasi yang cukup tinggi. Biasanya absorbennya air, tetapi kadang-

kadang dapat juga tidak menggunakan air (dry absorben).

2. Adsorbsi .

Mempergunakan kekuatan tarik-menarik antara molekul polutan dan zat

adsorben. Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat

menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben antara lain Karbon Aktif dan

Silikat.

3. Kondensasi .

Dengan kondensasi dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai titik

kondensasi, terutama dikerjakan pada polutan gas yang bertitik kondensasi

tinggi dan penguapan yang rendah (Hidrokarbon dan gas organik lain).

4. Pembakaran .

Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas

Hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa

Karbon Dioksida dan air. Adapun proses pemisahannya secara fisik

dikerjakan bersama-sama dengan proses pembakaran secara kimia.

5. Reaksi kimia .

Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan Belerang.

Membersihkan gas golongan Nitrogen, caranya dengan diinjeksikan Amoniak

yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang

Page 17: air borne disease

19

mengendap. Untuk menjernihkan golongan Belerang dipergunakan copper

oksid atau kapur dicampur arang.

Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat

dilakukan melalui enam konsep.

1. “Membersihkan” (Scrubbing).

Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada

berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.

2. Menggunakan filter.

Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter.

Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat

semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan

dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.

3. Mempergunakan presipitasi elektrostatik.

Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya, sebab langsung ke butir-butir

partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik sehingga

presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan ditampung di

dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang telah dibersihkan

4. Mempergunakan kolektor mekanis.

Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi

keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan

gaya sentripetal yang memakai siklon.

5. Program langit biru.

Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran udara

yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan yang

dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi (baca: kendaraan

bermotor), yaitu: Pertama, mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar

disel dan premium pembakarannya kurang sempurna sehingga terjadi

polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru, hal ini dikaitkan dengan

penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang memberikan hasil

pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin kendaraan. Mesin dengan

bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas. Ketiga, memasang

alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.

6. Menggalakan penanaman pohon.

Page 18: air borne disease

20

Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan

penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab

tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan

oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan

kehadiran oksigen.

Bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk

mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat

menetralkan zat pencemar udara dan mengurangi penyerapan logam berat

melalui sistem pencernaan kita. Dan yang paling penting pemerintah hendaknya

komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa timbal.

B. Pencegahan penyakit bawaan udara dari bakteri, virus, maupun jamur :

• Influenza

1. Membiasakan mencuci tangan (higiene perorangan).

2. Vaksinasi.

• SARS

1. Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien SARS.

2. Isolasi penderita.

3. Menggunakan masker, memakai jubah dan sarung tangan sehingga dapat

melindungi dari droplet pasien SARS.

• Flu Burung

1. Isolasi penderita.

2. Mengatur jarak antara peternakan unggas dengan rumah.

3. Vaksinasi unggas.

4. Segera melaporkan jika ada unggas yang mati tiba-tiba.

5. Mengubur unggas yang mati.

6. Mencuci tangan setelah kontak dengan unggas.

7. Memasak unggas sampai matang benar.

• TBC

1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin

2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air

sabun)

3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan

4. Menghindari udara dingin

Page 19: air borne disease

21

5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam

tempat tidur

6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari

7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga

mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain

8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein

• Dipteri dan Pertusis

1. Vaksinasi.

2. Higiene perorangan

2.5. Distribusi

Rendahnya ekonomi dan sebagian besar penduduk Indonesia berada

dibawah garis kemiskinan (adanya rumah kumuh) menyebabkan sirkulasi udara

di tiap rumah tidak baik, sehingga satu orang yang sakit dapat dengan cepat

menularkan kepada anggota keluarga yang lain. Selain itu pendidikan dan

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan masih rendah

dapat dilihat dari kebiasaan hidup yang tidak sehat (merokok). Dengan

banyaknya asap pabrik dan asap kendaraan bermotor menyebabkan pencemaran

udara makin meningkat sehingga kualitas udara menjadi menurun.

Udara tersedia bebas dialam, selain mengandung oksigen dan nitrogen,

udara juga mengandung banyak zat-zat yang berbahaya bagi tubuh akibat

adanya pencemaran. Oksigen yang terkandung dalam udara sangat dibutuhkan

oleh tubuh namun yang terhirup oleh tubuh manusia tidak hanya oksigen

melainkan terdapat juga gas-gas seperti Pb,CO, SO2, NO2 dan bakteri bahkan

virus yang kesemuanya dapat menjadi sarana tersebarnya penyakit melalui

udara.