Agung Wibisono
-
Upload
hikari-ilmi -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Agung Wibisono
8/18/2019 Agung Wibisono
http://slidepdf.com/reader/full/agung-wibisono 1/6
1 Agung Wibisono et al., Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk...
PENDAHULUANBeberapa jenis patogen jamur dapat menjadi faktor pembatas
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai. Jamur R. solani merupakan salah satu patogen penyebab rebah kecambahdan busuk pangkal yang dapat menyebabkan kehilangan hasilkedelai sampai !" #$junaedy% &!!'(.
Rhizoctonia solani merupakan salah satu jenis jamur patogentular tanah #soil borne( yang sulit untuk dikendalikan. Jamur inidapat menghasilkan sklerotia yang mampu bertahan di dalamtanah dalam jangka )aktu lama. *al inilah yang menyebabkan
pengendalian jamur R. solani dengan pestisida kimia kurangefektif +leh karena itu% diperlukan upaya pengendalian R. solaniyang efektif.
,alah satu upaya pengendalian yang aman dan sesuai dengankonsep pertanian organik yang sehat dan ramah lingkunganadalah menggunakan agen pengendali hayati #,u)ahyono danWahyudi% &!! (% di antaranya adalah P. fluorescens. -engendalianhayati menggunakan P. fluorescens telah diteliti efektivitasnya
oleh beberapa peneliti terhadap penekanan penyakit layu padatanaman pisang dan krisan yang disebabkan oleh Fusariumoxysporum #$jatnika% //'(% terhadap -0B # Protocon Like Body (yang disebabkan R. solani pada tanaman tomat serta tanamankentang #1ulya% //23 Aspiras 4 Angela% /'5( dan jugaterhadap -enyakit layu pada tanaman murbei yang disebabkanoleh P. solanacearum #6uraeni% &!!2(.
,ebagai agensia hayati% bakteri P. fluorescens mampumengkoloni dan beradaptasi dengan baik pada akar tanaman. P.
fluorescens menggunakan eksudat akar untuk mensintesismetabolit yang mampu menghambat pertumbuhan dan aktifitas
patogen atau menginduksi ketahanan sistemik tanaman terhadap patogen. -enelitian yang dilakukan oleh *anudin et al #&!!/(menunjukkan setiap isolat P. Fluorescens yang diisolasi dariri7osfer krisan% cabai dan anyelir memiliki daya hambat yang
berbeda beda. *al tersebut diduga P. fluorescens yang diisolasi
dari ri7osfer krisan menghasilkan antibiotik yang lebih banyak
Berkala Ilmiah PERTANIAN . Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
EFEKTIVITAS BEBERAPA ISOLAT Pseudomonas fluorescens UNTUK MENGENDALIKANPATOGEN JAMUR Rhizoctonia solani PADA TANAMAN KEDELAI
ffecti!eness of "ultiple #solates Pseudomonas Fluorescens For $ontrollin% Patho%enic Fun%us Rhizoctonia &olani #n&oy'ean
Agung Wibisono, Ab u! M"#i $, P"ni%"n As&n" Mi&"' #o
Jurusan Agroteknologi% 8akultas -ertanian% Universitas Jember #U6EJ( Jln. 9alimantan :2% Jember 5' &;E<mail = 1ajidhpt>gmail.com
PERTANIAN
ABSTRA(T Rhizoctonia solani is one type of soil borne fungal pathogen )hich are difficult to control. ?his fungus can produces sklerotia )hich can survive in the soil for a long time. +ne of the safe control efforts is to use biological control agents include P. fluorescens . P. fluorescens is able to coloni7e and adapt )ell on the rootsof plants. P. fluorescens using root e@udates to synthesi7e metabolites that could inhibit the gro)th and activity of pathogens or inducing systemic resistance
plant against pathogens. Each isolates of P. fluorescens isolated from different rhi7osfer have different inhibitory effect. ?his study aims to determine the potentialof some isolates P. fluorescens in controlling fungal pathogens R. solani. ?he methods used in this research using t)o steps% first step is in-!itro and ,econdstep is in-!i!o testing. #n-!itro test using a completely randomi7ed design # $( )ith one factor )ith three replications in-!i!o test using a completelyrandomi7ed design # $( t)o factors )ith three replications. ?here are 5 combinations )ith three replications. $ata )ere analy7ed using analysis of variance#A6+CA(% follo)ed by $uncan test D". ?he parameters )ere observed in the in-!itro test is calculating inhibition of P. fluorescens against pathogen R.
solani % )hile the in-!i!o test is calculating incidence of the disease% the intensity of the attacks and the rate of infection. +bservation result in-!itro the mosteffective strains present in P. fluorescens strains #22"(. 6e@t observation result is in-!i!o the best strains of P. fluorescens found in strains :% the valueincidence of disease #&2"(% intensity of attack #&!"(% and rate of infection #!.! D units day(.
K)*+o' s = ,oybean ( P. fluorescens 3 R. solani
ABSTRAK Rhizoctonia solani merupakan salah satu jenis jamur patogen tular tanah #soil borne( yang sulit untuk dikendalikan. Jamur ini dapat menghasilkan sklerotiayang mampu bertahan di dalam tanah dalam jangka )aktu lama. ,alah satu upaya pengendalian yang aman adalah menggunakan agen pengendali hayatidiantaranya adalah P. fluorescens . P. fluorescens mampu mengkoloni dan beradaptasi dengan baik pada akar tanaman. P. fluorescens menggunakan eksudatakar untuk mensintesis metabolit yang mampu menghambat pertumbuhan dan aktifitas patogen atau menginduksi ketahanan sistemik tanaman terhadap
patogen. ,etiap isolat P. Fluorescens yang diisolasi dari ri7osfer yang berbeda memiliki daya hambat yang berbeda beda pula. -enelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi beberapa isolat P. fluorescens dalam mengendalikan patogen jamur R. solani . 1etode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakandua tahap% tahap pertama yaitu uji in-!itro dan tahap kedua yaitu uji in-!i!o . Uji in-!itro menggunakan ancangan Acak 0engkap # A0( satu faktor dengantiga kali ulangan% sedangkan uji in-!i!o menggunakan ancangan Acak 0engkap # A0( dua faktor dengan tiga kali ulangan. ?erdapat 5 kombinasi dengantiga ulangan. $ata dianalisis dengan menggunakan analisis varian #A6+CA(% dan dilanjutkan dengan Uji $uncan D". -arameter yang diamati untuk uji in-!itro yaitu menghitung daya hambat P.fluorescens terhadap patogen R. solani % untuk ujiin-!i!o yaitu menghitung Insidensi penyakit% intensitas serangan danlaju infeksi. *asil pengamatan secara in-!itro strain yang paling efektif terdapat pada P. fluorescens strain #22"(. *asil pengamatan selanjutnya secara #n-!i!o strain lebih efektif terdapat pada P. fluorescens strain : dengan nilai Insidensi -enyakit #&2"(% Intensitas ,erangan #&!"(% dan 0aju infeksi #!.! Dunit hari(.
K)*+o' s = 9edelai ( P. fluorescens 3 R. solani
Ho+ o -i " ). Wibisono A.% A . 1ajid% -. A. 1ihardjo. &! . Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk 1engendalikan -atogen Jamur Rhizoctonia. solani -ada ?anaman 9edelai. Berkala #lmiah Pertanian # (= @@<@@
8/18/2019 Agung Wibisono
http://slidepdf.com/reader/full/agung-wibisono 2/6
/ Agung Wibisono et al., Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk...
daripada P. fluorescens yang diisolasi dari ri7osfer cabai dananyelir.
+leh karena itu% penelitian tentang efektivitas beberapa isolat P. fluorescens untuk mengendalikan patogen jamur R. solani padatanaman kedelai perlu dilakukan% sehingga dapat digunakansebagai dasar pemanfaatan agensia hayati yang lebih efektif danaman lingkungan.
BAHAN DAN METODE Isolasi Patogen. Isolat patogen R. solani diperoleh dari sklerotium
yang terdapat di sekitar pertanamanan kedelai yang terserang penyakitrebah kecamabah. ,elanjutnya sklerotium ditanam pada media Potato
)extrose *%ar #-$A( dan diinkubasikan selama : hari. 1iselium yangtumbuh dipindahkan ke petridish dan disubkultur beberapa kali untuk mendapatkan isolat murni. Identifikasi pertumbuhan miselium patogendilakukan berdasarkan pengamatan mikroskopik dengan mengamatikarakteristik miselium dan percabangan hifa di ba)ah mikroskop#Watanabe% &!!&(.
Peremajaan Bakteri Antagonis. Isolat P. fluorescens diperoleh darikoleksi Ir. Abdul 1ajid 1- yang diremajakan selama & < ' jam padamedia 9ingFs B dan diidentifikasi menggunakan Uji 8luoresensi.
Pembuatan Sus ensi Bakteri Antagonis P. fluorescens. Biakan bakteri P. fluorescens yang berumur ' jam dibuat suspensi dengan caramenambahkan air steril sebanyak ! ml pada biakan bakteri% kemudianmenggesekkan ose pada permukaan media hingga bakteri terangkat darimedia% setelah bakteri terangkat dari media lalu dituangkan ke tabungreaksi dan divorteks selama menit. ,uspensi yang telah jadi disimpanselama @& jam sebelum diujikan.
!ji Antagonisme Bakteri Antagonis Terhada Patogen. -engujian bakteri antagonis P. fluorescens terhadap patogen jamur R. solanidilakukan pada media -$A. 9ertas saring berdiameter !%D cm yang telahdisterilkan dengan autoclave dimasukkan ke dalam suspensi bakteri padamasing<masing perlakuan selama D menit kemudian ditanam pada
petridish yang berisi media -$A. Untuk patogen jamur R. solani cara pengambilannya dilakukan dengan menggunakan cork 'orer berdiameter
!%D cm. 9edua isolat diletakkan seperti pada Gambar :.
-erlakuan 9ontrolGambar . ,ketsa uji antagonis bakteri P. fluorescens 0A
terhadap patogen jamur R. solani 0B secara in-!itro
Pengamatan !ji Antagonisme Secara In"#itro. -engamatanuji antagonisme dilakukan dengan membandingkan diameter
jamur pada saat kontrol dengan jamur yang diberi perlakuan P. fluorscens kemudian dikalikan !!". -engamatan daya hambatdilakukan & *,? dengan selang pengamatan & hari sekali.
9eterangan =H= $aya *ambat #"(A= $iameter koloni R. solani pada kontrol-= $iameter koloni R. solani pada perlakuan
Analisa $ata. $ata yang diperoleh dari hasil pengamatandianalisis menggunakan ancangan Acak 0engkap # A0(% hasil
penelitian selanjutnya dianalisis menggunakan sidik ragam#A6+CA( dan dilakukan Uji duncan dengan taraf D".
Persia an %edia Tanam. 1edia tanam yang digunakandalam penelitian ini adalah campuran dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan = . 1edia dicampurkan hinggamerata kemudian dimasukan kedalam plastik tahan panas untuk sterilisasi. ,terilisasi ini bertujuan untuk mematikan semua jenismikroorganisme didalam media. ,terilisasi media dilakukandengan menggunakan autocla!e pada suhu & o dengantekanan D psi selama :! menit% kemudian didinginkan hinggasuhu ruang. 1edia yang telah steril kemudian dimasukan kedalam plastik polibag ukuran &D @ &D sebanyak bagian & 9gmedia tanam.
Inokulasi Bakteri P. fluorescens. Bakteri P. fluorescensdiinokulasikan dalam bentuk suspensi% suspensi yang telah dibuatdihitung kerapatan bakterinya terlebih dahulu menggunakanmetode pour plate% dengan cara mengencerkan suspensi secaraseri dari ! < hingga ! <5 dengan menambah ml suspensikemudian ditambah / ml air steril dan divorteks selama menit.*asil pengenceran tersebut diambil cc dan dituangkan ke
petridish yang telah berisi media 6A cair% kemudian petridishdiputar secara perlahan untuk mengaduk campuran media 6A
dengan suspensi bakteri. *asil campuran disimpan selama & jamkemudian dihitung jumlah koloni dengan menggunakan colonycounter. umus yang digunakan untuk menghitung cfu=
8U ml K L koloni M faktor pengenceran #Waluyo% &!!'(
9epadatan populasi bakteri yang diinginkan yaitu ! 2 8U ml per polybag% sedangkan faktor pengenceran adalah ! 5 untuk memperoleh jumlah kepadatan populasi yang dinginkan% maka
bakteri antagonis diaplikasikan dengan volume ! ml polybag. Inokulasi Patogen R. solani. Inokulasi patogen R. solani
dilakukan dengan dua tahap pertama meletakkan sklerotium kedalam media sebanyak ! sklerotium. Inokulasi patogendilakukan bersamaan dengan tanam benih. ?ahap kedua membuatsuspensi R. solani menggunakan isolat murni sejumlah D petridishkemudian di campur dengan air D!! ml dan disemprotkan ketanaman kedelai menggunakan sprayer penyemprotan dilakukan
pada ' hari setelah tanam. Penanaman Benih. ,ebelum benih ditanam media tanam
disiram menggunakan gembor hingga lembab untuk memudahkandalam penanaman. Benih yang akan ditanam sebelumnya dibuat
benih berpilen dengan tanah sehingga memudahkan untuk aplikasi penanaman. ,etiap media tanam mendapatkan lima benihdan di tanam di lima titik yang telah ditentukan dengan kedalam
!%D cm. ,etelah penanaman benih diselesaikan selanjutnyamedia disiram kembali untuk merekatkan benih pada media.
Pera&atan Bibit. -era)atan bibit dilakukan dengan cara
penyiraman secara intensif sesuai kebutuhan selama 2 hari setelahtanam agar media tidak kekeringan. ,etelah berumur ' hari penyiraman disesuiakan dengan kebutuhan media dan bibit.9egiatan penyiangan juga dilakukan apabila pada media terdapatgulma pengganggu.
Rancangan Percobaan. ?ahap kedua uji in-!i!omenggunakan ancangan Acak 0engkap # A0( dua faktor dengantiga kali ulangan. Adapun faktor yang diteliti pada uji in-!i!oadalah=8aktor -ertama = #A( -atogen R. solani
A! = ?anpa -atogen R. solaniA = $engan -atogen R. solani
8aktor 9edua = #B( Bakteri AntagonisB! = ?anpa P. fluorescencs
B = P. fluorescencs ,train B& = P. fluorescencs ,train &
Berkala Ilmiah PERTANIAN . Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
8/18/2019 Agung Wibisono
http://slidepdf.com/reader/full/agung-wibisono 3/6
2 Agung Wibisono et al., Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk...
B: = P. fluorescencs ,train :B = P. fluorescencs ,train BD = P. fluorescencs ,train DB5 = P. fluorescencs ,train 5B2 = P. fluorescencs ,train 2
$enah penanaman polybag tanaman kedelai sebagai berikut =A!B!U A B!U: A!BDU&A B5U A B2U& A BDUA B&U: A B:U A!B5UA B U A!B U A B:U&A!B U& A!B!U& A!B:U:A!B5U& A BDU& A!B&UA!BDU A B5U& A!B U&A B U: A!B U: A B2U:A!B2U A!B&U& A B5U:A!B U: A B&U A B!UA!B:U A!B2U& A!B!U:A BDU: A B U& A B&U&A!B&U: A!BDU: A!B UA B!U& A!B5U: A B U&A B:U: A B U A!B2U:A B2U A!B:U& A B U:,etiap plot diisi dengan D benih tanaman kedelai jadi total
tanaman dalam ' plot adalah & ! benih. ?erdapat 5 kombinasidengan tiga ulangan. $ata dianalisis dengan menggunakananalisis varian #A6+CA(% dan dilanjutkan dengan Uji $uncanD".
HASIL Isolasi Patogen 'amur R. solani. *asil isolasi jamur R. solani
memiliki ciri<ciri= tidak membentuk konidia% hifa muda tidak ber)arna%hifa de)asa ber)arna putih hingga coklat kehitaman #Gambar & A(. *ifamemiliki percabangan dengan sudut /! o #Gambar & (. 9umpulan hifamembentuk sklerotia yang mengumpul terpusat pada satu titik danmenyebar dikoloni. Apabila media -$A sudah mulai habis jamur R.
solani akan membentuk sklerotium #Gambar & B(.
Gambar &. Isolat R. solani #A( 9oloni R.solani yang belummembentuk ,klerotium% #B( 9oloni R.solani yangmembentuk sklerotium% # ( -ercabangan hifa R.
solani yang membentuk sudut /! o di ba)ahmikroskop #perbesaran !@ !(.
Peremajaan Bakteri Antagonis P. fluorescens. *asil Isolasi bakteri yang merupakan koleksi Ir. Abdul 1ajid 1- P. fluorescens strain <2 yang memiliki ciri yang khas yaitu berpendar jika disinari oleh sinar UC #Gambar .&(
Gambar :. 9oloni P. fluorescens di ba)ah sinar UC
Taha In"(itro !ji Antagonisme Bakteri P. fluorescensTerhada R. solani. *asil uji antagonisme 2 isolat bakteri P.
fluorescens terhadap R. solani menunjukkan adanya mekanisme penghambatan. 1ekanisme penghambatan yang terjadi dapatdilihat pada #Gambar (.
Gambar . -erbadingan hasil uji antagonisme antara perlakuankontrol #A( sudah memenuhi petridish dan perlakuan
P. Fluorescens #B( terdapat 7ona hambat pada umur 5 hari.
?abel . $aya hambat P. fluorescens terhadap patogen R. solani pada media buatan
9eterangan= -f K P. fluorescens-ada hasil pengamatan daya hambat -erlakuan -f
menunjukkan daya hambat yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
?abel &. *asil perhitungan insidensi penyakit patogen R. solani pada tanaman kedelai.
Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan hasil berbeda nyata pada uji $uncan ?araf D" .
Berkala Ilmiah PERTANIAN . Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
8/18/2019 Agung Wibisono
http://slidepdf.com/reader/full/agung-wibisono 4/6
3 Agung Wibisono et al., Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk...
-engamatan hari ke< ' #?abel &( terdapat tanaman yang matisebanyak D dari total & ! benih yang ditanam. 6ilai insidensitebesar terdapat pada perlakuan A B! #&!"(% dan perlakuanA!B! # :"(% serta A B2 # :"(. -engamatan insidensi penyakithari ke<&' 6ilai kematian tanaman kedelai terbanyak terdapat
pada perlakuan A sebanyak DD tanaman% sedangkan perlakuanA! terdapat &5 tanaman mati. 6ilai insidensi tertinggi terdapat
pada perlakuan A B2 sebanyak 2:".
?abel :. *asil -erhitungan intensitas serangan patogen R. solani pada tanaman kedelai.
Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan hasil berbeda nyata pada uji $uncan ?araf D" .
?abel : menujukkan hasil perhitungan intensitas serangan patogen R. solani pada tanaman kedelai. Intensitas tertinggiterdapat pada perlakuan A B2 sebesar 5:"% dan A!B& sebesar D&"
?abel . *asil perhitungan 0aju infeksi R. solani pada tanaman9edelai
Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan hasil berbeda nyata pada uji $uncan ?araf D" .
-erhitungan laju infeksi tertinggi terdapat pada perlakuanA B& dengan nilai r K !.!25 unit hari% A BD dengan nilai r K!.!2D unit hari% dan perlakuan A!B& dengan nilai r K !.!2:unit hari% sedangkan nilai laju infeksi terendah terdapat pada
perlakuan A!B nilai r K !.!!/ unit hari kemudian A!B! nilai r K!.! ' unit hari dan A!BD nilai r K !.! ' unit hari.
PEMBAHASAN
$ari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil isolasi R. solani memiliki ciri<ciri= tidak membentuk konidia% hifa muda tidak ber)arna% hifa de)asa ber)arna putih hingga coklat kehitaman #Gambar & A(. *ifa memiliki percabangan dengan sudut /! o #Gambar & (.9umpulan hifa membentuk sklerotia yang mengumpul terpusat pada satutitik dan menyebar dikoloni. Apabila media -$A sudah mulai habis
jamur R. solani akan membentuk sklerotium #Gambar & B(. *al tersebutsesuai dengan pendapat Agrios #&!! ( dan Garcia et al. #&!!5( bah)a
jamur R. solani memiliki ciri<ciri= tidak membentuk konidia% hifa mudatidak ber)arna% hifa de)asa ber)arna putih% hingga coklat kehitaman%
panjang hifa '< & Nm% memiliki septa. *ifa biasanya membentuk percabangan dengan sudut /!O . 9umpulan hifa membentuk sklerotiayang mengumpul terpusat pada satu titik dan menyebar dikoloni. Apabilamedia -$A sudah mulai habis jamur R. solani akan membentuk sklerotium. 1enurut Agrios # //2( sklerotium berperan sebagai alat
bertahannya jamur karena memiliki sifat yang sangat tahan terhadaplingkungan yang tidak mendukung.
*asil pengamatan isolat bakteri antagonis yang diperoleh dari koleksi0aboratorium menunjukkan pendaran ber)arna hijau setelah dilakukanuji fluoresensi menggunakan sinar UC. *al ini sesuai dengan ,oesanto#&!!'( yang menyatakan bah)a P. fluorescens mengeluarkan pigmenhijau% merah hijau% merah jambu% dan kuning terutama pada mediumyang kekurangan unsur besi. P . fluorescens membentuk pigmen
berpendar yang dikenal dengan nama fluorescein. Untuk mekanisme penghambatan P. fluorescens menurut 9urnia)an
# //5( dalam 1ihardjo #&!!'( aktifitas bakteri antagonis P. fluorescensdalam menghambat pertumbuhan jamur patogen dalam media biakan
disebabkan oleh kemampuannya untuk mengambil unsur besi dari mediadengan membentuk komplek besi pigmen.
*asil pengamatan daya hambat P. fluorescens terhadap R. solani #?abel ( daya hambat terbesar ditunjukkan pada perlakuan -8 yaitu 22" dan -8 2 " sedangkan perlakuan pf :menunjukkan daya hambat terkecil yakni 5 ". 1enurut B-?-#&!!D( uji daya hambat yang memberikan gambaran kualitas
produk agen hayati sebagai standar produk yang baik adalahmempunyai kemampuan penghambatan P 2!" secara in-!itro .
Walaupun ,train -f terbaik dalam Uji Antagonisme secarain-!itro belum tentu dalam pengaplikasian di lapangmenunjukkan hasil yang sama. *al tersebut sesuai dengan
pendapat ook and Baker # /':( menyatakan bah)a pengujiansecara #n-!itro seringkali memberikan hasil yang berbeda ketikadiaplikasikan di lapang dipengaruhi oleh isolat antagonis yangdigunakan% patogen% dan lingkungan.
-engamatan hari ke< ' #?abel &( terdapat tanaman yang matisebanyak D dari total & ! benih yang ditanam. 6ilai insidensitebesar terdapat pada perlakuan perlakuan A B! #&!"(% dan
perlakuan tanpa A!B! # :"(% serta A B2# :"(. ?ingginya nilaiinsidensi pada perlakuan A B2 dikarenakan kemampuanmenghambat -8 2 belum mampu bersaing dengan R. solani yangdiaplikasikan.
-ada perlakuan insidensi tanpa R. solani dan pengaplikasian R. solani terdapat tanaman mati sebanyak 2". *al yangmenyebabkan terjadinya insidensi pada perlakuan tanpa ,%diduga karena ketika menanam benih terlalu dalam% daya tumbuhdari benih itu sendiri% dan benih tersebut sudah memba)a
penyakit R.solani . 1enurut ,adjad # /'!( $aya berkecambah#viabilitas( dan kekuatan tumbuh #vigor( merupakan salah satu
Berkala Ilmiah PERTANIAN . Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
8/18/2019 Agung Wibisono
http://slidepdf.com/reader/full/agung-wibisono 5/6
4 Agung Wibisono et al., Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk...
komponen dari mutu benih #selain% kemurnian dan kadar air(.Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan dilaboratorium adalah pada kondisi yang optimum. -adahal kondisidi lapang yang sebenarnya sangat beraneka ragam dan jarangdidapati berada pada keadaan yang optimum. 9eadaan suboptimum yang tidak menguntungkan di lapangan tersebut dapatmenambah segi kelemahan benih dan mengakibatkan turunnya
persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhanselanjutnya.
6ilai kematian tanaman kedelai terbanyak terdapat pada perlakuan R. solani sebanyak DD tanaman% sedangkan perlakuantanpa R. solani terdapat &5 tanaman mati. 6ilai insidensitertinggi terdapat pada perlakuan A B2 sebanyak 2:". *altersebut menunjukkan strain P. fluorescens ,train 2 tidak mampumenghambat perkembangan R. solani, kemudian pada perlakuantanpa A B& sebanyak 5!". -enyebab tingginya nilai insidensi
pada perlakuan tanpa A B& dipicu oleh berbagai hal% antara lainspora R.solani ketika dilakukan pengaplikasian secara semprotdiduga mengarah ke plot perlakuan tanpa A B&% dan juga dapatdipicu oleh melemahnya bakteri yang terdapat pada perlakuantanpa A B&% sehingga ketahanan tanaman mulai berkurang.Untuk nilai insidensi terkecil dari perlakuan pakai R. solaniterdapat pada A B: &2" dan A B5 &2"% jika di bandingkandengan perlakuan lain A B: dan A B5 ini memiliki ketahananyang stabil.
*asil perhitungan intensitas serangan patogen R. solani padatanaman kedelai dapat dilihat pada tabel :. Intensitas tertinggiterdapat pada perlakuan A B2 sebesar 5:"% dan A!B& sebesar D&". -enyebab tingginya intensitas serangan pada perlakuanA!B& dikarenakan spora yang disemprot diduga mengarah ke
perlakuan A!B& akibat adanya faktor yang mempengaruhimisalnya angin% serangga% dan manusia menurut Qunasfi #&!!&(
penyebaran sebagian besar jamur patogenik tumbuhan dari suatutumbuhan yang sama bergantung pada kesempatan penyebaranoleh agensia<agensia seperti angin% air% burung% serangga% he)anlain serta manusia. Angin merupakan agensia penyebaran spora
yang paling penting dari sebagian besar jenis jamur% serta angindapat memba)a spora dengan jarak yang jauh. Untuk perlakuanA B2 besarnya nilai insidensi dikarenakan -8 2 yangdiaplikasikan tidak dapat menghambat serangan dari R. solani .-erlakuan yang memiliki nilai intensitas terkecil terdapat pada
perlakuan A!B: '" dan A B: &!".
Gambar . -erbandingan akar dan polong tanaman kedelai yangterserang R. solani dengan yang tidak terserang R.
solani #A( -erakaran tanaman kedelai yang sehat% #B(-erakaran tanaman kedelai yang terserang R. solani %# ( -olong tanaman kedelai yang sehat% #$( -olongtanaman kedelai yang terserang R. solani
Gambar menunjukkan perbedaan pada perakaran tanamankedelai% pada perakaran tanaman kedelai sehat banyak ditemukanrhi7obium dan banyak cabang R cabang akarnya% sedangkan pada
perakaran tanaman kedelai yang terserang tidak ditemukanrhi7obium sama sekali% cabang akar sangat sedikit% dan perakarantampak lemas dan gampang patah. 1enurut Widodo # /'5(
kondisi akar tanaman yang lemas dapat menyebabkan penyumbatan jaringan @ylem% sehingga pengangkutan air danunsur hara ke bagian tanaman terhambat% dan terjadilah kelayuanatau kematian tanaman. -ada polong tanaman kedelai yang sehat)arna polong tampak segar% sedangkan pada polong tanaman yangterserang )arna polong kecoklatan dan kering.
-erhitungan laju infeksi tertinggi terdapat pada perlakuanA B& dengan nilai r K !.!25 unit hari% A BD dengan nilai r K!.!2D unit hari% dan perlakuan A!B& dengan nilai r K !.!2:
unit hari% sedangkan nilai laju infeksi terendah terdapat pada perlakuan A!B nilai r K !.!!/ unit hari kemudian A!B! nilai r K!.! ' unit hari dan A!BD nilai r K !.! ' unit hari.
1enurut +ka # //:( cepat atau lambatnya laju infeksi terjadiapabila tanaman inang yang ditanam adalah tanaman inang yangrentan% patogen sangat agresif% dan cuaca sangat membantu% makadengan cepat patogen tersebut akan menginfeksi tanaman lainyang masih sehat% artinya dalam )aktu relatif pendek penyakitsudah memencar meliputi area yang luas. ,ebaliknya bila yangditanam adalah varietas yang tahan% sifat patogen tidak agresif%cuaca kurang membantu% patogen akan memerlukan )aktu yanglebih lama untuk menginfeksi tanaman<tanaman yang masihsehat.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukandapat disimpulkan bah)a pada uji #n-!itro strain yang paling berpotensidalam menghambat R. solani adalah P. fluorescens strain #22"(%sedangkan uji #n-!i!o P. fluorescens strain : lebih efektif dalammengendalikan R. solani dibandingkan dengan strain lainnya dengannilai insidensi penyakit #&2"(% intensitas serangan #&!"(% dan lajuinfeksi #!.! D unit hari(.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios G6. //2. Plant Patholo%y . Ed ke< . ,an $iego= Academic -ress.
Agrios% G.6. &!! . Plant Patholo%y. 8ifth Edition. alifornia = Elsevier Academic -ress.
ook .J. 4 9.8. Baker. /':. +he Nature and Practice of Biolo%ical $ontrol of Plant Pato%ens . 1innesota= A-, -ress.
$jatnika% I. //'. -engaruh Pseudomonas fluorescens 1igula terhadap patogentisitas Fusarium oxysporum ,chelt pada tanaman krisan. urnal orikultura '# ( = ! < !&!.
$junaedy% A. &!!'. Aplikasi fungisida sistemik dan pemanfaatan mikori7adalam rangka pengendalian patogen tular tanah pada tanaman kedelai# lycine max L. (. m'ryo D #&( = /< D2.
*amid% *. &! !. -ertumbuhan mikroorganisme http/ 00zaif'io. 1ordpress .com023430440350pertum'uhan -mikroor%anisme0 . $iakses padatanggal & 1aret &! .
*anudin% B. 1ar)oto.% +. ,. Guna)an. &!!/. -enapisan beberapa isolat P. fluorescens , Bacillus su'tilis, dan +richoderma harzianum yang bersifat antagonistik terhadap Ralstonia solanacearum pada tanamankentang. urnal *%rikultura &!#:( = /'<&!:.
1ihardjo% -.A. dan A. 1ajid. &!!'. -engendalian penyakit layu pada pisangdengan bakteri antagonis Pseudomonas fluorescens dan Bacillus&u'tilis . urnal Pen%endalian ayati # (= &5<: .
1ulya% 9. //2. -enekanan perkembangan penyakit layu bakteri tomat oleh P. fluorescens -8G:&. urnal ortikultura 2 #&( = 5'D<5/ .
6uraeni% ,. dan 8. Abdul. &!!2 Uji efektivitas bakteri antagonis Pseudomonas fluorescens dan P. putida untuk mengendalikan P. solanacearum penyabab penyakit layu pada tanaman murbei. urnal Perennial :#&(= < '.
+ka% I. 6yoman. //:. Pen%antar pidemiolo%i Penyakit +anaman .Qogyakarta = Gajah 1ada Univ. -ress.
Berkala Ilmiah PERTANIAN . Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
8/18/2019 Agung Wibisono
http://slidepdf.com/reader/full/agung-wibisono 6/6
5 Agung Wibisono et al., Efektivitas Beberapa Isolat Pseudomonas fluorescens Untuk...
,adjad% ,. /'!. Panduan Pem'inaan "utu Benih +anaman 6ehutanan di #ndonesia . I-B. &'D hal.
,oesanto% 0. &!!'. Pen%antar Pen%endalian ayati Penyakit +anaman .Jakarta = -enerbit aja Grafindo -ersada.
,u)ahyono dan Wahyudi% E. &!! . Pen%%unaan Pestisida Na'ati se'a%ailan%kah menu7u Pertanaian 8r%anik . Qogyakarta = 9anisius.
Watanabe% ?. &!!&. Victorial *tlas of &oil and &eed Fun%i "orpholo%ies of $ultured Fun%i and 6ey to &pecies, 2 nd dition . U,A = -ress.
'5p.
Qunasfi. &!!&. Faktor-Faktor yan% "empen%aruhi Perkem'an%an Penyakit dan Penyakit yan% )ise'a'kan 8leh amur . 1edan=Universitas ,umatera Utara -ress..
Berkala Ilmiah PERTANIAN . Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.